17
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Penelitian Terdahulu Hidayat (2013) melakukan penelitian tentang analisis produksi dan pendapatan petani padi anggota P3A dan non P3A di kota dan Kabupaten Bogor. Penelitian yang dilakukan oleh Hidayatberfokus pada sistem irigasi yang digunakan oleh petani padi dan pendapatan usahatani padi. Petani yang berada di kota Bogor terdapat petani yang mengikuti anggota P3A dan non P3A, dimana respoden yang di analisis yaitu 55 responden terdiri dari 25 petani anggota P3A dan 30 petani non anggota P3A. Faktorfaktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi padi yaitu benih, pupuk dan air. Namun, penggunaan faktor faktor produksi kedua kelompok usahatani belum efisien secara ekonomi karena rasio antara Nilai Produk Marjinal (NPM) dan Biaya Korbanan Marjinal (BKM) tidak sama dengan satu. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis regresi Cobb-Douglass.Nilai yang diperoleh NPM dan BKM yaitu untuk benih 0,38 dan air 0,04. Pendapatan usahatani petani padi yang mengikuti anggota P3A memperoleh pendapatan sebanyak Rp. 16.091.074 selama tiga kali masa tanam, sedangkan untuk petani yang tidak mengikuti anggota P3A pendapatan yang diperoleh yaitu sebesar Rp. 10.460.002 selama dua kali masa tanam. Efisiensi usahatani petani anggota P3A dan non P3A dapat dilihat pada analisis Return Cost Ratio, yang mana analisis ini didasarkan pada R/C ratio atas biaya total. Berdasarkan data yang diperoleh nilai R/C rata-rata untuk anggota P3A selama satu tahun yaitu 2,26, sedangkan nilai R/C ratarata untuk petani anggota non P3A yaitu 1,55. Keuntungan yang diperoleh petani anggota P3A mengalami peningkatan sebesar 2,26 setiap satu rupiah input yang dikeluarkan, sedangkan keuntungan yang diperoleh petani non P3A yaitu meningkat sebesar 1,55 setiap satu rupiah yang dikeluarkan. Basmah (2013) melaksanakan penelitian tentang produksi dan pendapatan padi semi organik dan anorganik serta anggota dan non anggota koperasi kelompok tani di Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/5094/3/BAB II.pdf · 2020. 10. 27. · 9 analisis regresi linier berganda faktor yang mempengaruhi produksi

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/5094/3/BAB II.pdf · 2020. 10. 27. · 9 analisis regresi linier berganda faktor yang mempengaruhi produksi

7

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Penelitian Terdahulu

Hidayat (2013) melakukan penelitian tentang analisis produksi dan

pendapatan petani padi anggota P3A dan non P3A di kota dan Kabupaten

Bogor. Penelitian yang dilakukan oleh Hidayatberfokus pada sistem irigasi

yang digunakan oleh petani padi dan pendapatan usahatani padi. Petani yang

berada di kota Bogor terdapat petani yang mengikuti anggota P3A dan non

P3A, dimana respoden yang di analisis yaitu 55 responden terdiri dari 25

petani anggota P3A dan 30 petani non anggota P3A. Faktor–faktor produksi

yang berpengaruh nyata terhadap produksi padi yaitu benih, pupuk dan air.

Namun, penggunaan faktor – faktor produksi kedua kelompok usahatani

belum efisien secara ekonomi karena rasio antara Nilai Produk Marjinal

(NPM) dan Biaya Korbanan Marjinal (BKM) tidak sama dengan satu. Alat

analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis

regresi Cobb-Douglass.Nilai yang diperoleh NPM dan BKM yaitu untuk

benih 0,38 dan air 0,04. Pendapatan usahatani petani padi yang mengikuti

anggota P3A memperoleh pendapatan sebanyak Rp. 16.091.074 selama tiga

kali masa tanam, sedangkan untuk petani yang tidak mengikuti anggota P3A

pendapatan yang diperoleh yaitu sebesar Rp. 10.460.002 selama dua kali

masa tanam. Efisiensi usahatani petani anggota P3A dan non P3A dapat

dilihat pada analisis Return Cost Ratio, yang mana analisis ini didasarkan

pada R/C ratio atas biaya total. Berdasarkan data yang diperoleh nilai R/C

rata-rata untuk anggota P3A selama satu tahun yaitu 2,26, sedangkan nilai

R/C rata–rata untuk petani anggota non P3A yaitu 1,55. Keuntungan yang

diperoleh petani anggota P3A mengalami peningkatan sebesar 2,26 setiap

satu rupiah input yang dikeluarkan, sedangkan keuntungan yang diperoleh

petani non P3A yaitu meningkat sebesar 1,55 setiap satu rupiah yang

dikeluarkan.

Basmah (2013) melaksanakan penelitian tentang produksi dan

pendapatan padi semi organik dan anorganik serta anggota dan non anggota

koperasi kelompok tani di Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor.

Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Page 2: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/5094/3/BAB II.pdf · 2020. 10. 27. · 9 analisis regresi linier berganda faktor yang mempengaruhi produksi

8

produksi usahatani padi dan membandingkan pendapatan usahatani padi

semiorganik dan anorganik. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian

adalah menggunakan analisis fungsi produksi Cobb-Douglas dan diestimasi

dengan menggunakan metode Ordinary Least Squares. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa fungsi produksi padi semiorganik dan anorganik telah

memenuhi kriteria dengan memperoleh nilai R-squermasing–masing sebesar

0.82 dan 0.86. pendapatan usahatani yang diperoleh dalam penelitian yaitu

sebesar Rp 1.508.999.08 per hektar per musim tanam dan Rp -596.330.05

per hektar per musim tanam. Hal ini menunjukkan pendapatan usahatani

padi semiorganik lebih besar dibandingkan dengan usahatani padi

anorganik.

Mustofa (2016) melakukan penelitian tentang analisis faktor – faktor

yang mempengaruhi produksi dan pendapatan usahatani kunyit. Tujuan dari

penelitian ini yaitu mengulas faktor–faktor yang berpengaruh pada faktor

produksi dan pendapatan usahatani kunyit. Selama proses penelitian jumlah

sampel yang diambil yaitu 31 petani dan metode penentuan respoden

dilakukan secara acak, kemudian dihitung menggunakan rumus slovin

dengan tingkat kesalahan 15%, penentuan tingkat kesalahan tersebut sudah

dilakukan uji normalitas sehingga memperoleh hasil terdistribusi normal.

Metode analisis yang digunakan yaitu metode analisis usahatani dan analisis

faktor–faktor yang mempengaruhi produksi dan pendapatan petani,

sedangkan alat analisis yang digunakan yaitu analisis linear berganda . Hasil

yang diperoleh dari analisis usahatani dari petani yang membudidayakan

kunyit dengan menggunakan biaya tetap yaitu Rp 537.227,00/ha dalam satu

kali musim tanaman, untuk biaya pajak lahan yang dikeluarkan oleh petani

yaitu Rp 141.120,00/ha dan untuk biaya penyusustan Rp 396.107,00/ha

dalam musim tanam. Biaya variabel yang diperlukan oleh petani yaitu Rp

8.964.33,0/ha dengan menggunakan rincian keperluan biaya benih, pupuk

dan biaya tenaga kerja dalam satu musim. Secara keseluruhan biaya

usahatani yang dikeluarkan oleh petani kunyit yaitu Rp 9.501.760,00/ha

dalam satu musim tanam. Pendapatan rata – rata yang diterima oleh petani

yaitu sebesar Rp 28.456.013,00/ha dalam satu musim tanam. Berdasarkan

Page 3: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/5094/3/BAB II.pdf · 2020. 10. 27. · 9 analisis regresi linier berganda faktor yang mempengaruhi produksi

9

analisis regresi linier berganda faktor yang mempengaruhi produksi

usahatani kunyit secara signifikan yaitu luas lahan dan jumlah tenaga kerja.

Utomo (2014) tentang produksi dan pendapatan usahatani padi

petani anggota dan non anggota kelompok tani. Tujuan dalam penelitian ini

yaitu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi petani

anggota dan non anggota kelompok tani, membandingkan tingkat

pendapatan petani padi anggota dan non anggota kelompok tani. Teknik

pengumpulan data yang dilakukan yaitu melalui metode Purposive

Sampling dengan menggunakan kuisoner sebagai alat bantu, jumlah

responden yang digunakan dalam penelitian yaitu 77 orang. Metode

pengolahan data dengan menggunakan alat analisis fungsi produksi Cobb-

Douglass dan analisis pendapatan. Hasil penelitian yang diperoleh

menunjukkan faktor produksi benih, pupuk kandang, tenaga kerja wanita

dalam keluarga, tenaga kerja wanita luar keluarga dan keanggotaan

kelompok tani berpengaruh nyata dalam produksi padi. Hasil analisis

pendapatan menunjukkan bahwa pendapatan anggota kelompok tani lebih

tinggi dibandingkan non anggota kelompok tani, yang mana nilai R/C Ratio

biaya total sebesar 2.15.

Khaerizal (2008) melakukan penelitian tentang analisis pendapatan

dan faktor–faktor produksi usahatani komoditas jagung hibrida dan bersari

bebas (lokal). Penelitian ini menganalisis tentang penggunaan benih jagung

dengan varietas hibrida dan berseri bebas dan pendapatan usahatani petani

jagung. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwasannya usahatani

jagung di desa Saguling tergolong masih rendah. Faktor–faktor yang

mempengaruhi produksi jagung yaitu luas lahan, pemilihan jenis benih,

dosis penggunaan pupuk, obat-obatan, manajemen serta penggunaan tenaga

kerja. Analisis pendapatan usahatani untuk biaya yang dikeluarkan oleh

petani jagung hibrida yaitu Rp. 4.436.853,29 sedangkan untuk petani jagung

berseri bebas yaitu Rp. 4.223.101,54. Penerimaan petani jagung hibrida

yaitu Rp. 7.174.295,27 dan petani jagung berseri bebas yaitu Rp.

5.141.328,22. Untuk pendapatan petani secara tunai bagi petani jagung

hibrida yaitu sebesar Rp. 3.216.827,05, sedangkan untuk pendapatan tunai

Page 4: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/5094/3/BAB II.pdf · 2020. 10. 27. · 9 analisis regresi linier berganda faktor yang mempengaruhi produksi

10

petani jagung berseri bebas yaitu sebesar Rp. 1.317.523,72. Berdasarkan

perhitungan yang didapatkan selama proses usahatani yaitu untuk petani

hibrida lebih menguntungkan dari pada petani jagung berseri bebas. Salah

satu alasannya yaitu bahwasannya nilai R/C biaya total usahatani jagung

sebesar 1,62, sedangkan untuk petani jagung berseri bebas sebesar 1,22.

Berdasarkan uraian penelitian terdahulu, untuk perbedaan antara

penelitian yang akan dilaksanakan dengan penelitian terdahulu yaitu

komoditas, alat analisis dan lokasi penelitian. Penelitian terdahulu

komoditas yang digunakan dalam penelitian yaitu komoditas padi, jagung

dan kunyit, namun untuk penelitian yang dilakukan penulis menggunakan

komoditas biji kangkung. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu analisis regresi berganda sedangkan penelitian terdahulu menggunakan

alat analisis Cobb-Douglass. Keunggulan dari analisis regresi berganda

dalam penelitian ini yaitu untuk menelaah hubungan antara dua variabel

atau lebih, terutama untuk menegtahui variasi dari beberapa variabel

independen mempengaruhi variabel dependen dalam satu fenomena yang

komplek. Persamaan yang dimiliki dalam penelitian ini dengan penelitian

terdahulu yaitu sama-sama menganalisis faktor produksi dan pendapatan

usahatani.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Tinjauan Tentang Tanaman Kangkung

1. Pengertian Kangkung

Kangkung merupakan salah satu jenis sayuran yang sangat popular

bagi rakyat Indonesia dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena

rasanya yang gurih. Tanaman kangkung termasuk kelompok tanaman

sayuran semusim, berumur pendek dan tidak memerlukan areal yang luas

untuk membudidayakan, sehingga memungkinkan untuk dibudidayakan

pada daerah perkotaan yang umumnya mempunyai lahan perkarangan

terbatas. Selain rasanya yang gurih, gizi yang terdapat pada sayuran

kangkung cukup tinggi, seperti vitamin A, B, dan C serta berbagai mineral

Page 5: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/5094/3/BAB II.pdf · 2020. 10. 27. · 9 analisis regresi linier berganda faktor yang mempengaruhi produksi

11

terutama zat besi yang berguna bagi pertumbuhan badan dan kesehatan

(Haryanto, 2009).

Tanaman kangkung (Ipomoea sp) adalah sayuran yang dapat

ditanam di tanam di perairan (kolam, sawah, rawa, dan parit) maupun di

darat. Sesuai dengan habitatnya, tanaman kangkung terdapat dua varietas

yaitu kangkung darat dan kangkung air. Kangkung air merupakan tanaman

yang tumbuh pada tempat yang basah/berair. Kangkung darat merupakan

tanaman yang tumbuh di tegalan/lahan kering (Nazaruddin, 2000).

Kangkung darat (Ipomoea reptans) merupakan tanaman sayuran

yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan memiliki sifat yang khas di

daerah tropis, yang mana tanaman kangkung digemari oleh masyarakat.

Berdasarkan keputusan menteri pertanian nomor 511/Kpts/PD.310/9/2006

menyatakan bahwa tanaman kangkung darat merupakan tanaman sayur yang

diprioritaskan di Negara Indonesia, karena konsumsi kangkung darat

semakin tinggi. Kangkung darat merupakan tanaman yang mudah ditanam

daerah kering dan tanaman kangkung mempunyai daya adaptasi yang

mudah di lingkungan manapun, selain itu tanaman kangkung mudah

dipelihara, dan memiliki masa panen yang cukup singkat (Suratman et al.,

2000).Di Indonesia terdapat beberapa macam tanaman kangkung darat

seperti aksesi 511 yang berasal dari Bekasi, aksesi 504 berasal dari

Bengkulu, aksesi 512 berasal dari Cikampek dan lain sebagainya. Ciri-ciri

dari tanaman kangkung darat yaitu memiliki tipe tumbuh yang tegak,

memiliki warna daun hijau, memiliki batang yang bulat, dan juga memiliki

bunga yang berbentuk terompet sekaligus bunga berwarna putih

(Kusandryani dan Luthfy, 2006). Gambar tanaman kangkung dapat dilihat

pada gambar 1.

Page 6: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/5094/3/BAB II.pdf · 2020. 10. 27. · 9 analisis regresi linier berganda faktor yang mempengaruhi produksi

12

Gambar 1. Tanaman Kangkung

(Sumber : Alpian dan Arham 2013)

2. Syarat Tumbuh Tanaman Kangkung

Wahyudi (2010) mengemukakan bahwa tanaman kangkung tumbuh

pada tipe tanah lempung, sampai lempung berpasir, gembur, dan

mengandung bahan organik serta lokasi yang terbuka dan memperoleh sinar

matahari langsung, masih bisa ditanam di tanah rawa yang drainase airnya

tidak lancar. Kangkung darat dapat tumbuh di daerah yang memiliki iklim

panas dan dapat tumbuh optimal pada suhu 25-30°C (Palada dan Chang,

2003). Tanaman kangkung pada umumnya tumbuh di daerah yang memiliki

garis lintang seperti Thailand Uatara, Vietnam, dan Hongkong sebagai

sayuran musim panas (Emilia dan Ainun, 1999 dalam Selviningsih, 2006).

Jumlah curah hujan yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan

tanaman kangkung berkisaran antara 500-5000mm/tahun (Aditya,

2009).Tanaman kangkung dapat tumbuh di daerah yang memiliki ketinggian

1-2.000 m dpl dan dapat tumbuh di tanah yang gembur dan subur. Tanaman

kangkung darat dapat ditanam dengan kedalaman30 cm dan memiliki jarak

antar tanaman yaitu 30 cm (Nazaruddin, 2000).

2.2.2 Tinjauan Tentang Kelompok Tani

1. Sejarah Pembentukan Kelompok Tani

Kelompok tani yang pertama kali di dunia muncul di Amerika

Serikat, tepatnya di Negara Bagian Californnia. Pada tahun 1922 dua orang

petani, John C. Tyler dan Thomas E. Leavey berpikir bahwa masyarakt

Page 7: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/5094/3/BAB II.pdf · 2020. 10. 27. · 9 analisis regresi linier berganda faktor yang mempengaruhi produksi

13

petani dan peternak di pedesaan juga berhak mempunyai akses terhadap

asuransi dari perusahaan asuransi dan koperasi. Semula pada tahun 1920-an

petani dan peternak di Amerika Serikat berhak atas asuransi premium dan

saling menggadaikan asuransi untuk memperoleh harga yang tidak mahal.

Sejak itu Tyler dan Leavy bergabung untuk mendirikan perusahaan asuransi

bagi petani, peternak dan masyarakat pedesaan lain. Ide awal dari kelompok

tersebut adalah memudahkan akses terhadap suatu kebijakan yang penting

bagi petani, peternak dan pekerja perdesaan yaitu asuransi, pinjaman, dan

keringanan harga sarana produksi. Pesan dari keberadaan dan fungsi

kelompok tani di California pada dasarnya menjadi mediator bagi petani

individu untuk mengakses kemudahan dari suatu kebijakan di suatu Negara.

Saat ini kelompok yang semula berjumlah dua orang telah menjadi sebuah

perusahaan asuransi besar negara bagian California dengan nama Farmer

Insurance Group (Wikipedia, 2011 dalam Nuryanti dan Dewa, 2011).

2. Pengertian Kelompok Tani

Menurut Sadjad (2010) mengungkapkan bahwa pembentukan

kelompok tani merupakan proses pewujudan pertanian yang terkonsolidasi

sehingga bisa berproduksi secara optimal dan efisien. Sebab dengan

pertanian terkonsolidasi dalam kelompok tani, pengadaan saran produksi

dan penjualan hasil bisa dilakukan sacara bersama. Volume sarana produksi

yang dibeli dan volume hasil yang dijual menjadi lebih besar, sehingga

biaya pengadaan per satuan sarana dan pemasaran per satuan hasil menjadi

lebih rendah. Darajat (2011) mengemukakan bahwa kelompok tani

merupakan salah satu upaya pemberdayaan petani untuk meningkatkan

produkvitas, pendapatan dan kesejahteraan petani.

Kelompok tani merupakan organisasi yang dapat dikatakan

berfungsi dan ada cara nyata, disamping berfungsi sebagai wahana

penyuluhan dan penggerak kegiatan anggotanya. Beberapa kelompok tani

juga mempunyai kegiatan lain yaitu gotong royong, usaha simpan pinjam

dan arisan kerja untuk kegiatan usahatani (Hermanto, 2007). Kelompok tani

merupakan kumpulan petani yang terikat secara non formal dan dibentuk

atas dasar kesamaan, kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial,

Page 8: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/5094/3/BAB II.pdf · 2020. 10. 27. · 9 analisis regresi linier berganda faktor yang mempengaruhi produksi

14

ekonomi, sumber daya), keakraban dan keserasian, serta mempunyai

pimpinan untuk mencapai tujuan yang sama (Naiggolan, 2014).

2.2.3 Tinjauan Tentang Analisis Usahatani

1. Keragaan Usahatani

Tujuan keragaan usahatani yaitu untuk menggambarkan kondisi

aktual usahatani yang sedang dijalankan melalui beberapa indikator

diantaranya:

a. Volume Produksi

Rahim dan Hastuti (2008) mengemukakan bahwa produksi dapat

dinyatakan sebagai suatu perangkat prosedur dan kegiatan yang tengah

terjadi dalam penciptaan komoditas berupa kegiatan usahatani maupun

usaha lainnya.

b. Penggunaan Input

Penggunaan input berperan dalam produksi dan pengolahan faktor-

faktor produksi dalam bentuk fisik. Penggunaan input produksi dapat dilihat

secara nyata bentuk hubungan perbedaan jumlah dari faktor produksi yang

dapat digunakan untuk memperoleh sejumlah produksi.

c. Penerimaan

Penerimaan usahatani menurut Soekartawi (2002) adalah perkalian

antara produksi yang diperoleh dengan harga jual produk. Penerimaan

usahatani dapat berupa nilai material yang diterima oleh petani dari hasil

penjualan komoditas yang telah diproduksi sebelumnya. Secara sistematis

penerimaan dapat ditulis:

TR = P x Q

Keterangan:

TR = total penerimaan

P = harga

Q = jumlah produksi

d. Pendapatan

Pendapatan menurut Soekartawi (2002) adalah selisih antara

penerimaan dan keseluruhan biaya yang telah dikeluarkan oleh petani dalam

Page 9: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/5094/3/BAB II.pdf · 2020. 10. 27. · 9 analisis regresi linier berganda faktor yang mempengaruhi produksi

15

berusahatani. Pendapatan ini menjadi indicator penting yang menentukan

keberhasilan petani dalam melaksanakan kegiatan usahatani. Pendapatan

merupakan hasil dari suatu usahatani yang mana hasil tersebut berasal dari

hasil bruto(kotor) dengan hasil produksi yang dinilai dengan satuan uang,

yang kemudian dikurangi dengan biaya produksi dan pemasaran sehingga

memperoleh pendapatan bersih dari usahatani (Mubyarto, 2003). Secara

sistematis pendapatan dapat ditulis:

π = TR –TC

Keterangan:

π = pendapatan usahatani

TR = total penerimaan

TC = total biaya

e. Biaya Usahatani

Biaya usahatani merupakan semua biaya pengeluaran yang

diperlukan dalam usahatani untuk menghasilkan suatu produk dalam satuan

periode produksi. Biaya produksi atau usahatani adalah semua biaya yang

digunakan, baik itu dalam bentuk benda maupun jasa selama proses

produksi berlangsung. Biaya adalah sebagai kompensasi yang diterima oleh

para pemiliki faktor-faktor produksi atau biaya-biaya yang dikeluarkan oleh

para petani dalam proses produksi, baik secara tunai maupun tidak tunai

(Daniel, 2002). Biaya usahatani dapat dikategorikan menjadi empat yaitu:

1) Biaya tetap

Biaya tetap merupakan biaya yang dikelurakan dalam proses

produksi, namun biaya tetap yang dikeluarkan tidak habis dalam satu masa

produksi. Besarnya biaya tetap tidak bergantung pada jumlah output yang

dihasilkan dan biaya tersebut tetap harus dikeluarkan meskipun kegiatan

produksi tidak berjalan.

2) Biaya variabel

Page 10: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/5094/3/BAB II.pdf · 2020. 10. 27. · 9 analisis regresi linier berganda faktor yang mempengaruhi produksi

16

Biaya variabel merupakan biaya yang besarnya bergantung pada

jumlah produksi. contohnya yaitu pupuk, benih, pestisida, dan upah tenaga

kerja.

3) Biaya tunai

Biaya yang benar–benar dikeluarkan oleh petani dalam menjalankan

usahatani. Biaya tunai dari biaya tetap dapat berupa pajak tanah dan pajak

air, sedangkan untuk biaya tunai dari biaya variabel yaitu berupa biaya

pupuk, benih, dan upah tenaga kerja.

4) Biaya non tunai

Biaya non tunai merupakan biaya yang tidak benar–benar

dikeluarkan oleh petani dalam melaksanakan usahatani, namun biaya

tersebut masih tetap diperhitungkan.

2. Analisis Pendapatan Usahatani

Usahatani adalah cara memanfaatkan dan memadukan sumberdaya

yang terbatas untuk mencapai manfaat yang maksimal (Suratiyah, 2009).

Usahatani adalah suatu kegiatan ekonomi yang ditunjukan untuk

menghasilkan output (penerimaan) dengan input fisik, tenaga kerja, dan

modal dalam proses produksinya. Biaya usahatani adalah sebagai jumlah

uang yang dibayarkan untuk pembelian input usahatani.

Menurut Boediono (2002) penerimaan petani dipengaruhi dari hasil

produksi yang telah dihasilkan. Setiap penambahan hasil produksi maka

akan meningkatkan penerimaan yang diperoleh para usahatani. Penerimaan

adalah hasil yang berasal dari penjualan output yang telah dihasilkan oleh

petani. Formulasi pendapatan usahatani yang lebih jelas dapat dilihat berikut

ini:

y Y) – (Px X)

keterangan:

= Tingkat pendapatan usahatani (Rp)

TR = Total penerimaan usahatani (Rp)

TC = Total pengeluaran usahatani (Rp)

Page 11: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/5094/3/BAB II.pdf · 2020. 10. 27. · 9 analisis regresi linier berganda faktor yang mempengaruhi produksi

17

Py = Harga Output (Rp)

Y = Jumlah output (ton)

Px = Harga input (Rp)

X = Jumlah input (kg, kg/liter, m2)

2.2.4 Tinjauan Tentang Analisis Faktor Produksi

Faktor produksi sangat menentukan besar kecilnya produksi yang

akan diperoleh. Menunjang keberhasilan pembangunan pertanian,

ketersediaan bahan baku pertanian secara kontinyu sangat diperlukan seperti

bibit, pupuk, air, pestisida dan tenaga kerja.Faktor produksi merupakan

faktor yang mutlak diperlukan dalam proses produksi, produksi tidak dapat

berjalam apabila tidak terdapat bahan-bahan yang dapat digunakan dalam

proses produksi. faktor produksi merupakan semua unsur yang dapat

menopang usaha penciptaan nilai atau membesarkan nilai dari suatu barang

tersebut (Daniel, 2002).

Rahim dan Hastuti (2008) mengemukakan bahwa faktor–faktor

produksi yang mempengaruhi produksi usahatani yaitu:

1. Lahan pertanian

Lahan pertanian adalah salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

produksi pertanian. Secara umum semakin luas lahan yang digarap, maka

semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan. Nilai lahan pertanian

dipengaruhi beberapa hal yaitu kesuburan tanah, aksesibilitas terhadap pasar

dan pusat pelayanan, topografi, status kepemilikan lahan, dan faktor

lingkungan.

2. Tenaga kerja

Tenaga kerja adalah salah satu faktor penting dan perlu

diperhitungkan dalam proses produksi. terbatasnya jumlah tenaga kerja

berakibat mundurnya waktu penanaman, sehingga mempengaruhi

pertumbuhan tanaman, produktivitas, dan kualitas output. Upah tenaga kerja

tergantung pada jenis kelamin, kualitas tenaga kerja, umur tenaga kerja, dan

lama wajtu bekerja.

3. Modal

Page 12: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/5094/3/BAB II.pdf · 2020. 10. 27. · 9 analisis regresi linier berganda faktor yang mempengaruhi produksi

18

Modal adalah syarat mutlak berlangsungnya kegiatan usahatani.

Modal berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi dua macam yaitu modal

tetap dan modal tidak tetap. Modal tetap adalah modal yang dapat

digunakan dalam berkali–kali proses produksi, contohnya tanah, bangunan,

dan mesin produksi. Modal tidak tetap adalah modal yang hanya dapat

digunakan dalam satu kali proses produksi, misalnya pupuk dan bibit.

4. Pupuk

Pupuk adalah nutrisi bagi tanaman. Pupuk sangat dibutuhkan

tanaman untuk mencapai proses pertumbuhan dan perkembangan yang

optimal. Pemberian pupuk dengan dosis yang tepat dapat meningkatkan

produksi dan kualitas output. Pupuk terbagi menjadi dua jenis yaitu pupuk

organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal

dari penguraian sisa–sisa tanaman dan binatang, contohnya pupuk kandang,

pupuk hijau, dan pupuk kompos. Pupuk anorganik adalah pupuk yang

mengandung bahan kimia, contohnya pupuk urea, TSP, KCL, dan NPK.

5. Pestisida

Pestisida dibutuhkan tanaman untuk mencegah serta membasmi

hama dan penyakit. Pestisida ada yang bersifat organik dan anorganik.

Pestisida organik terbuat dari bahan alami seperti tumbuhan sehingga tidak

merusak unsur dan kandungan hara dalam tanah. Pestisda anorganik terbuat

dari bahan kimia, jika digunakan dengan dosis yang melebihi standar juga

dapat menimbulkan pencemaran (tanah, air, dan udara), yang berdampak

buruk terhadap kesehatan, dan merusak ekosistem lingkungan.

6. Benih

Benih yang digunakan dalam proses menentukan kualitas dan

keunggulan dari suatu komoditas. Benih yang unggul menghasilkan

produksi dengan kualitas yang baik. Semakin unggul benih, semakin tinggi

produksi yang dihasilkan.

7. Teknologi

Penggunaan teknologi dapat menciptakan rekayasa perlakuan

tanaman dan mencapai tingkat efisiensi yang tinggi. Penggunaan teknologi

dalam pertanian misalnya adalah tanaman padi yang hanya dapat dipanen

Page 13: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/5094/3/BAB II.pdf · 2020. 10. 27. · 9 analisis regresi linier berganda faktor yang mempengaruhi produksi

19

dua kali dalam setahun, tetapi dengan adanya teknologi dapat dipanen

menjadi tiga kali dalam setahun.

8. Manajemen

Peran manajemen penting dalam pertanian. Peran manajemen dalam

pertanian adalah dalam hal perencanaan (planning), pengorganisasian

(organizing), pengendalian (controlling), dan evaluasi (evaluation).

2.2.5 Tinjauan Tentang Analisis Fungsi Produksi

Fungsi produksi adalah sebagai hubungan teknis antara input dengan

output, yang mana hubungan ini menunjukkan output sebagai fungsi dari

input. Menurut Soekartawi (2003) Fungsi produksi yaitu suatu hubungan

fisik antara peubah yang dijelaskan dan peubah menjelaskan. Fungsi

produksi menurut Daniel (2004) adalah fungsi yang menunjukkan hubungan

antara hasil fisik (output) dengan faktor – faktor produksi (input). Dalam

regresi berganda fungsi produksi dapat dituliskan dengan:

Y = f(X1,X2,...............,X3)

Keterangan:

Y = Hasil produksi (output)

X1.......X3 = Faktor – faktor produksi (input)

Menurut Masyhuri (2007) dalam ekonomi produksi terdapat

beberapa hal yang perlu dalam fungsi produksi yaitu:

1. Fungsi produksi dapat membuat produsen dan peneliti mengetahui

seberapa besarnya kontribusi dari masing-masing input terhadap output,

baik itu secara bersamaan maupun secara individual.

2. Fungsi produksi dapat mengetahui alokasi penggunaan input dalam

memproduksi suatu output secara optimal.

3. Fungsi produksi dapat menghubungkan antar faktor produksi dan

hubungan antar faktor produksi dapat lebih muda dimengerti.

Produksi output dihasilkan oleh bekerjanya dari beberapa faktor –

faktor input yang terdiri dari bibit, pupuk, petisida, tenaga kerja dan lain -

lain. Untuk menggambarkan peran masing – masing faktor input terhadap

produksi output, maka salah satu faktor input di anggap sebagai variabel

Page 14: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/5094/3/BAB II.pdf · 2020. 10. 27. · 9 analisis regresi linier berganda faktor yang mempengaruhi produksi

20

(berubah) sedangkan untuk faktor input lainnya dianggap konstan (tetap).

Dalam bentuk grafik fungsi produksi merupakan kurva melengkung dari kiri

ke kanan atas yang setelah sampai titik tertentu kemudian berubah arah

sampai titik maksimum dan berbalik turun kembali. Untuk gambar

hubungan fungsional produksi output dengan faktor input menurut Dewi et

al., (2012) dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Hubungan Antara kurva TPP, MPP, APP dan daerah elastisitas

produksi

Keterangan:

1. Kurva TPP (Total Physical Product) adalah kurva yang menunjukkan

tingkat produksi total pada berbagai tingkat penggunaan input variabel

(input-input lain yang dianggap tetap).

2. Kurva MPP (Marginal Physical Product) adalah kurva yang

menunjukkan tambahan (kenaikan) dari TPP, yaitu ΔTPP atau ΔY yang

disebabkan oleh penggunaan tambahan satu unit input variabel.

3. Kurva APP (Average Physical Product) adalah kurva yang

menunjukkan hasil rata-rata per unit variabel pada berbagai tingkat

penggunaan input.

Page 15: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/5094/3/BAB II.pdf · 2020. 10. 27. · 9 analisis regresi linier berganda faktor yang mempengaruhi produksi

21

2.2.6 Tinjauan Tentang Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi merupakan salah satu alat analisis yang digunakan

menganalisis data berupa statistik, yang mana alat analisis ini sering

digunakan untuk mengkaji suatu hubungan antara beberapa variabel

independen dengan variabel dependen (Kutherst et al., 2004). Adapun

bentuk umum dari model analisis regresi beganda dengan variabel bebas

yang mana seperti persamaan berikut ini:

Yi = βo+ β1X1 +β2X2 +......+βn + Xn + ԑ

Keterangan:

Yi = variabel tidak bebas

βo, β1, β2,......, βn = parameter

X1, X2,.....,Xn = variabel bebas

ԑi = eror

1. Asumsi – asumsi model regresi linier berganda

Asumsi-asumsi yang terdapat pada model regresi linier berganda

menurut Gujarati (2003) yaitu terdiri dari:

a. Model regresi adalah linier dalam parameter.

b. Nilai rata-rata dari error adalah nol.

c. Variansi dari error adalah konstan (homokedastisitas).

d. Tidak terjadi autokolerasi pada error.

e. Tidak terjadi multikolinearitas pada variabel bebas.

f. Error berdistribusi normal.

2. Pelanggaran –pelanggaran terhadap asumsi regresi linier berganda

Dalam melakukan uji analisis regresi berganda terdapat beberapa

pelanggaran yang sering terjadi pada asumsi-asumsinya, pelanggaran

tersebut adalah:

a. Multikolinearitas

Menurut Gujarati (2003) multikolinearitas merupakan suatu

hubungan linier antar variabel bebas dalam suatu model regresi linier

berganda. Dimana hubungan linier antara variabel bebas dapat terjadi

Page 16: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/5094/3/BAB II.pdf · 2020. 10. 27. · 9 analisis regresi linier berganda faktor yang mempengaruhi produksi

22

apabila bentuk hubungan liniertersebut tidak sempura dan hubungan linier

tersebut dapat dikatakan tidak sempurna. Data analisis dapat dikatakan

multikolinearitas apabila :

1) Penaksiran OLS masih bersifat BLUE, tetapi mempunyai variansi dan

kovariansi yang besar sehingga sulit mendapatkan taksiran yang tepat.

2) Akbiat penaksiran OLS mempunyai variansi dan kovariansi yang besar

menyababkan interval estimasi akan cenderung lebih lebar dan nilai

hitung statistic uji t akan kecil, sehingga membuat variabel bebas secara

statistic tidak signifikan mempengaruhi variabel tidak bebas.

3) Walaupun secara individu variabel bebas tidak berpengaruh terhadap

variabel tidak bebas melalui uji t, tetapi nilai koefisien determinasi (R2)

masih bisa relatif tinggi.

Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dalam model regresi

dapat dilihat pada nilai variance inflation factor (VIF) dan toleran dengan

ketentuan jika nilai VIF melebihi angka 10 maka terdapat multikolinearitas

dalam model regresi tersebut. Apabila nilai toleransi sama dengan 1, maka

tidak terjadi multikolinearitas dalam model regresi.

b. Heterokedastisitas

Heterokedastistas merupakan variansi dari error model regresi yang

tidak konstan atau varians antar error yang satu dengan varians error yang

lainnya (Widarjono, 2007). Adapun dampak adanya heterokedastisitas

dalam suatu model regresi yaitu meskipun estimator OLS masih linier dan

tidak bias, namun tidak lagi memiliki varians yang minimum dan

menyebabkan perhitungan standard error metode OLS tidak bias dipercaya

kebenarannya. Selain itu interval estimasi maupun pengujian hipotesis yang

didasarkan pada distribusi t maupun f tidak bisa lagi dipercaya untuk

evaluasi regresi.

Akibat dari dampak heterokedastisitas dapat menyebabkan estimator

OLS tidak menghasilkan estimator yang BLEU dan hanya menghasilkan

estimator OLS yang linier unbiased estimator (LUE). Salah satu cara yang

dapat digunakan untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dalam model

regresi yaitu dengan menggunakan metode Glejser, Glejser merupakan

Page 17: II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Penelitian Terdahulurepository.ub.ac.id/5094/3/BAB II.pdf · 2020. 10. 27. · 9 analisis regresi linier berganda faktor yang mempengaruhi produksi

23

seorang ahli ekonometrika dan mengatakan bahwa nilai varias variabel

error model regresi tergantung dari variabel bebas. Menurut Widarjono

(2007) menyatakan bahwa apabila nilai uji F yang diperoleh tidak signifikan

maka dapat dikatakan tidak terdapat heterokedastisitas.

c. Autokolerasi

Autokolerasi adalah terjadinya korelasi antar satu variabel error

dengan variabel error lainnya. Autokolerasi sering kali terjadi apabila data

time series dan dapat juga terjadi pada data cross section tetapi jarang

terjadi. Adapun dampak yang dimiliki oleh autokolerasi dalam model

regresi yaitu sama dengan dampak dari heterokedastisitas. Akibat adanya

dampak tersebut dalam model regresi menyebabkan estimator OLS tidak

menghasilkan estimator yang BLUE dan hanya menghasilkan estimator

OLS dan LUE (Widarjono, 2007).

Untuk mengetahui adanya autokolerasi dalam model regresi linier

berganda dapat dilakukan dengan menggunakan Durbin-Watson. Deteksi

autokolerasi pada model regresi linier berganda dengan menggunakan

metode Durbin-Watson adalah seperti berikut ini:

1) 0 < d > dL = menolak hipotesis nol, ada autokolerasi positif

2) dL ≤ d ≤ du = daerah keragu-raguan, tidak ada keputusan

3) du ≤ d ≤ 4 – du = menerima hipotesis nol, tidak ada autokolerasi

positif/negative

4) 4 – du ≤ d ≤ 4 –dL = daerah keragu-ragua, tidak ada keputusan

5) 4 – dL ≤ d ≤ 4 = menolak hipotesi nol, ada autokorelasi positif

d. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang dihasilkan

dalam penelitian terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat

dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan menggunakan p-p plot normal

regression standardized residual, dimana sebaran data dapat mengikuti arah

garis diagonal, yang artinya semua variabel bebas terdistribusi secara

normal.