38
II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi dan manejemen semakin bertambah rumit. Organisasi dan manejemen adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dimana organisasi merupakan alat bagi manejemen untuk mencapai tujuan perusahaan. Agar suatu organisasi dapat berjalan dengan baik maka perlu diperhatikan prinsip organisasi sebagai berikut : 1. Pembagian tugas pekerjaan. Adalah keharusan mutlak tanpa itu kemungkinan terjadinya tumpang tindih menjadi amat besar. Dengan adanya pembagian tugas maka mempermudah pengawasan oleh atasan. 2. Koordinasi. Yaitu suatu usaha mengarahkan kegiatan organisasi agar tercapai tujuan organisasi sebagai keseluruhan. Menurut pola hubungan kerja, tanggung jawab dan wewenang, maka bentuk-bentuk organisasi itu dapat di bedakan atas : 1. Bentuk organisasi garis 2. Bentuk organisasi t'unMy i mu l J

II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

II. LANDASAN TEORI

1. PEHGERTIAN ORGANISASI

Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi dan manejemen semakin bertambah rumit. Organisasi dan manejemen adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dimana organisasi merupakan alat bagi manejemen untuk mencapai tujuan perusahaan.

Agar suatu organisasi dapat berjalan dengan baik maka perlu diperhatikan prinsip organisasi sebagai berikut :1. Pembagian tugas pekerjaan. Adalah keharusan mutlak

tanpa itu kemungkinan terjadinya tumpang tindih menjadi amat besar. Dengan adanya pembagian tugas maka mempermudah pengawasan oleh atasan.

2. Koordinasi. Yaitu suatu usaha mengarahkan kegiatan organisasi agar tercapai tujuan organisasi sebagai keseluruhan.

Menurut pola hubungan kerja, tanggung jawab dan wewenang, maka bentuk-bentuk organisasi itu dapat di bedakan atas :1. Bentuk organisasi garis2 . Bentuk organisasi t 'unMy i m u l J

Page 2: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

8

3. Bentuk organisasi garis dan staff

1.1.1 Organisasi Garis. Pada jenis organisasi ini, garis bersama dari kekuasaan dan tanggung jawab bercabang pada setiap tingkat pimpinan dari yang teratas sampai yang terbawah. Setiap atasan mempunyai sejumlah bawahan tertentu dan masing- masing memberi pertanggung jawaban tugasnya kepada atasan tersebut. Disini seseorang hanya bertanggung jawab kepada satu orang atasan saja. Oleh karena itu setiap atasan di tuntut berpengetahuan yang serba guna sebab ia tidak memiliki perabantu ahli. Pada organisasi garis ada keburukanya antara lain :1. Seluruh organisasi terlalu bergantung kepada satu

orang sehingga kalau orang itu tidak mampu, seluruh organisasi akan teracam kehancuran.

2. Adanya kencenderungan pimpinan bertindak secara sewenang-wenang.

3. Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas. Struktur organisasi garis ditunjukan Gambar 1.1

Ganbar 1.1 Struktur Organisasi Garis

Page 3: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

9

1.1.2 Organisasi Fungsionil. Dimana pimpinan tidak mempunyai bawahan yang jelas, sebab setiap atasan berwenang memberi komando kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubunganya dengan fungsi atasan tersebut.Bentuk organisasi fungsionil mengandung beberapa kebaikan yaitu :1. Pembidangan tugas-tugas jelas.2. Spesialisasi karyawan dapat di kembangkan dan di

gunakan semaksimal mungkin.3. Digunakan tenaga-tenaga ahli dalam berbagai

bidang, sesuai dengan fungsi-fungsinya.Di samping kebaikan-kebaikan tersebut, terdapat beberapa keburukannya yaitu :1. Para karyawan telah mementingkan bidangnya,

sehingga sukar dilaksanakan koodinasi.Organisasi fungsionil dapat di lihat pada Gambar

1 . 2

Ganbar 1.2 Organisasi Fungsionil

1.1.3 Organisasi Garis Dan Staff. Pada umumnya

Page 4: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

10

organisasi ini dianut oleh organisasi besar, daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang-bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit dengan jumlah karyawan yang banyak. Pada bentuk organisasi garis dan staff, terdapat satu atau beberapa orang staff. Staff yaitu orang yang ahli dalam bidang tertentu, yang tugasnya memberi nasehat dan saran dalam bidangnya kepada

pejabat pirapinan di dalam organisasi tersebut. Kebaikan dari organisasi ini yaitu :1. Dapat digunakan oleh setiap organisasi besar.2. Pengambilan keputusan yang sehat lebih mudah

dapat diambil, karena adanya staff ahli.Keburukannya yaitu :1. Karena karyawan tidak lagi saling mengenal,

solidaritas sukar diharapkan.2. Karena rumit dan komplexnya, susunan organisasi,

koordinasian kadang-kadang sukar diterapkan.Organisasi garis dan staff dapat dilihat pada Gambar

1.3

Ganbar 1.3 Organisasi Garis Dan Staff

Page 5: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

11

2. JENIS PROSES PRODUKSI

Secara umum jenis proses produksi dapat di bedakanmenjadi dua golongan :a. Proses produksi terus menerus ( Continuous Process ).

Proses ini ditandai dengan aliran bahan baku yang selalu tetap atau mempunyai pola yang selalu sama sampai produk selesai dikerjakan. Jenis proses ini biasanya untuk membuat produk secara massa atau dalam jumlah yang besar

b. Proses produksi terputus-putus ( Intermittent process ). Dalam proses ini aliran bahan baku sampai produk jadi tidak memiliki pola yang pasti atau selalu berubah-ubah. Antara produk jadi yang satu dengan produk jadi yang lain bisa berbeda-beda . Jenis proses ini biasanya digunakan untuk melayani pesanan yang bisa berbeda-beda dalam hal jumlah, kualitas, disain maupun harganya.

3. PROSES PRODUKSI

Dalam menjalankan proses produksi, perusahaan inimenggunakan mesin-mesin sebagai berikut :1. Mesin potong pipa.2. Mesin potong miring.3. Mesin las CO2 .4. Las Flame.5. Pengecatan.

Page 6: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

12

3.1 Mesin Potong PioaMesin potong yang digunakan di perusahaan ini adalah mesin potong piring gesek. Pada mesin potong piring gesek dilengkapi dengan sebuah cakram potong amplas sehingga penampang yang akan dipotong akan terpotong setebal cakram. Keuntungan dari mesin potong ini dibanding dengan mesin potong lain yaitu :1. Waktu pengerjaan yang singkat.2. Ketepatan ukuran pemotongan.3. Sayatan yang licin dan bersih.Selain itu mesin ini dilengkapi dengan motor, sabuk (belt) serta tuas operasi. Dimana daya motor harus memadai dan kelonggaran sabuk akan mempengaruhi putaran pada cakram . Mesin potong ini dapat dilihat pada Gambar 2.1

Ganbar 2.1 Mesin Potong Pipa

Page 7: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

13

Mesin potong pipa di perusahaan ini tersedia 2 unit, dimana potong pipa 1 digunakan untuk memotong :- Supitan atas (kiri) dengan panjang 467 tin- Supitan bawah (kiri) dengan panjang 400 mm- Supitan atas (kanan) dengan panjang 467 mm- Supitan bawah (kanan) dengan panjang 400 ram Diameter pipa luar 20 mm dan diameter dalam 18 mm. potong pipa 2 digunakan untuk memotong :- Cagak sadel dengan panjang 470 mm- Palang bawah dengan panjang 575 mm- Palang atas dengan panjang 520 mmDiameter pipa luar 30 mm dan diameter dalam 28 mm. - Cara pengerjaan potong pipa :Pipa besi dengan diameter dan ketebalan tertentu yang berupa lonjoran dengan panjang (6000 mm) diletakkan pada meja yang panjang. Pipa lonjoran diletakkan diatas catok mesin potong, kemudian supitan atas (kiri) sebagai mal dihimpitkan secara sejajar untuk menentukan ukuran panjang pipa yang akan dipotong. Setelah itu catok dikeraskan kemudian . tuas operasi diturunkan perlahan-lahan sehingga cakram potong amplas akan mengkikis pipa tersebut dan pipa akan terpotong. Demikian pula dilakukan cara yang sama untuk memotong supitan bawah (kiri), supitan atas (kanan), supitan bawah (kanan).

Page 8: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

3.2 MflfiLin Potong hiringHesin ini terdiri dari rangka mesin yang nenopang sebuah landasan dan sebuah stempel. Landasan ini digunakan untuk meletakkan benda kerja yang akan dipotong miring. Stempel yang bergerak lurus bolak balik terhadap landasan ini digerakkan oleh sebuah sumber tenaga berupa motor.

14

Ganbar 2.2 .Hesin Potong Miring

Page 9: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

15

4 67 CO ors i

m z .

Ganbar diatas adalah contoh gambar pipa potongmiring supitan atas . Adapun tujuan dari potong miring ini, agar pipa dapat tersambung dengan pipa yang akan disambung dengan baik.Mesin potong miring di perusahaan ini ada 4 (Gambar 2 . 2 ) .

Pada landasan diletakan matras yang diikat denganbaut dan bentuk matras dapat dilihat dibawah ini :

Pandangan atas

- £

Sedangkan bentuk stempel sebagai berikut

w4 -

r

Page 10: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

16

Mesin potong miring 1 digunakan untuk :- potong miring supitan atas (kanan)- potong miring supitan atas (kiri)Mesin potong miring 2 digunakan untuk :- potong miring supitan bawah (kanan)- potong miring supitan bawah (kiri)Mesin potong miring 3 digunakan untuk :- potong miring palang atasMesin potong miring 4 digunakan untuk :- potong miring palang bawah Cara pengerjan potong miring :Pipa yang hendak dipotong miring diletakan dimatras kemudian pedal ditekan kebawah dengan kaki, sehingga sebuah sumber tenaga untuk menggerakan mekanisme yang menyebabkan penumbuk bergerak turun kebawah menuju landasan dan pipa akan terpotong miring. Potong miring dilakukan pada kedua u.jjung dari pipa tersebut.

3.3 Mesin Las CO2

Pengelasan adalah penyambungan dua buah logam sejenis atau tidak sejenis dengan mencairkan (memanaskan) logam tersebut diatas atau dibawah titik leburnya dan disertai logam pengisi. Las CO2

adalah pengelasan elektrode logam yang meleleh yang dilindungi oleh gas CO2 . Pada mesin las CO2 dimana kawat elektroda tergulung didalam mesin las dan

Page 11: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

apabila handel pengelasan ditekan tombolnya, maka kawat elektroda akan keluar dari ujung alat las CO2 . Proses las CO2 dan mesin las CO2 dapat dilihat dibawah ini.

17

Ganbar 2.3a Proses Las CO2

Ganbar 2.3 Mesin Las CO2

Page 12: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

18

3.4 L as E la n fe

Flame welding banyak dipakai pada kehidupan sehari- hari yang sering disebut dengan las karbit. Pada pengelasan dengan nyala oxyacetylen dilakukan dengan membakar bahan bakar gas dengan oksigen sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencairkan logam induk dengan logam pengisi. Sebagai bahan bakar digunakan gas acetylen.

Nyala las dan unit

Ganbar 2.4a Perlengkapan Las Flane

Page 13: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

19

Nyala hasll pembakaran dalam las oxyacetylen dapat berubah-ubah tergantung dari perbandingan antara gas oksigen dan gas acetylen seperti ditunjukan dalam gambar 2.4Nyala oxyacetylen ada 3 macam yaitu :1. Nyala Acetylen lebih.

- Bila Acetylen yang digunakan melebihi dari pada jumlah untuk mendapatkan nyala netral maka diantara kerucut dalam dan luar akan timbul kerucut nyala baru yang berwarna biru. Didalam bagian nyala ini terdapat kelebihan gas Acetylen yang menyebabkan terjadinya karburasi pada logam cair. Nyala acetylen lebih digunakan untuk pengelasan dan pemotongan.

2. Nyala Netral.- Nyala ini terjadi bila perbandingan antara

oksigen dan Acetylen sekitar satu. Nyala terjadi atas kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan kerucut yang berwarna biru bening. Nyala netral digunakan dalam pengelasan baja.

3. Nyala Oksigen lebih.- Bila gas oksigen lebih pada jumlah yang di

perlukan untuk menghasilkan nyala netral maka nyala menjadi pendek dan berwarna,kerucut dalam berubah dari putih bersinar menjadi ungu. Bila nyala ini digunakan untuk mengelas maka akan terjadi proses oksidasi pada logam cair.

Page 14: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

Nyala oksigen lebih digunakan dalam pengelasan kuningan dan perunggu.

Nyala Acetylen dan nyala oksigen tidak dapat di gunakan untuk mengelas baja, karena nyala oksigen akan membakar logam dan nyala Acetylen akan menyebabkan penambahan carbon pada logam.

(a ) N yala M cdJea

lebLh (N y a la ktrburiusl)

(b ) N yala ketral

(e) N yala kbUL(N yala okaU aal)

Ganbar 2.4 Nyala oxyacetylen

3.5 EEHGECATAN

Untuk pengecatan hasil ' produksi perusahaan ini, pengecatan dilakukan dalam suatu ruangan. Dimana didalam ruang pengecatan dilengkapi dengan sebuah tiang penyangga yang berfungsi untuk mel'etakan benda kerja. Tiang penyangga terbuat dari besi pejal yang diletakan secara permanen tegak lurus terhadap lantai, dimana diameter tiang 30 mm, panjang 1140 mm Pada ketinggian 1000 mm diletakan sebuah plat besi

K erucut antara

K erucut d a lam | K erucut luar

K fru cu t luar (biru beniny)

K erucut d alam (pendek dan ungu)j K erucut luar (pendek)

Page 15: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

21

dengan keteba]an 10 mm, diameter luar 50 mm dan diameter dalam 30 mm dilas pada tiang tersebut agar tidak bergerak. Konstuksi tiang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Perlengkapan lainnya berupa kompressor dan spray gun. Pada alat spray gun dilengkapi trigger dan tabung cat. Apabila trigger ini kita tekan maka cat yang berada didalam tabung akan terhisap keluar dalam bentuk partikel / butiran cat.Cara pengecatan :Benda (rangka) yang akan di cat diletakari cl i tiang tersebut. Setelah itu dilakukan penyemprotan cat pada seluruh rangka dengan niemutar benda (rangka) tersebut. Adapun tujuan memutar benda kerja ke kanan

Page 16: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

22

dan kekiri agar memudahkan untuk mengecat bagian- bagian yang akan dicat.

Slang compressor

Ganbar 2.5 Spray Gun

4. FUNGSI PRODUKSI

Secara umum fungsi produksi adalah bertanggung jawab atas pengolahan bahan baku dan penolong / pembantu menjadi barang jadi atau jasa yang akan memberikan hasil pendapatan bagi perusahaan untuk melaksanakan suatu sistim.

Bermacam-macam kegiatan yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi ini, dapat dilakukan oleh banyak bagian yang ada, terutama di perusahaan besar dan dapat di lakukan oleh satu atau beberapa orang saja terutama di

Page 17: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

23

perusahaan kecil. Ada empat raacam fungsi produksi yangutama yaitu :1. Manufacturing2. Engineering3. Planning and control4. Support

4.1 ManufacturingDimana kelompok ini meliputi fungsi-fungsi yanglangsung berhubungan dengan proses pembuatan hasilproduksi. Fungsi-fungsi tersebut adalah :1. Penerimaaan. Bertanggung jawab atas penerimaan

bahan yang masuk ke pabrik. Fungsi ini menerima bahan dan kemudian mengajukan contoh untuk di periksa oleh bagian inspection. Penerimaan bertanggung jawab penuh atas jumlah yang di terima.

2. Penyimpanan. Bertanggung jawab atas penyirapanan bahan-bahan sampai saat diperlukan oleh produksi. Dan atas penyimpanan produk jadi sampai saat di- kirimkan ke marketing.

3. Transportasi. Bertanggung jawab atas pemindahan bahan-bahan dalam pabrik.

4. Produksi. Bertanggung jawab atas perubahan bahan baku menjadi produk jadi yang ekonomis dan memenuhi syarat yang diinginkan.

Page 18: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

4.2 EngineeringKelompok ini . meliputi fungsi-fungsi yang bersangkutan dengan aspek-aspek teknis dari produksi, yang terdiri dari :1. Perencanaan produk. Bertanggung jawab atas

pengembangan produk baru atau modifikasi produk lama.

2. Perencanaan proses. Bertanggung jawab atas pengembangan proses yang efisien untuk memproduksi produk-produk yang telah di kembangkan oleh product design.

3. Perencanaan peralatan. Bertanggung jawab atas pengembangan alat-alat yang memungkinkan produk akan diproduksi dengan raenggunakan mesin-mesin atau fasilitas produk yang tesedia.

4. Pengaturan teknik pabrik. Bertanggung jawab atas pengaturan lokasi fasilitas produksi, design dan instalasi fasilitas baru.

5. Perkiraan biaya . Bertanggung jawab atas penaksiran besarnya ongkos-ongkos yang mungkin terjadi dalam proses produksi.

4.3 Planning And ControlKelompok ini meliputi fungsi-fungsi yang berhubungan dengan perencanaan dan pengendalian produksi, ongkos dan kwalitas. Termasuk dalam kelompok ini adalah fungsi-fungsi :

Page 19: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

25

1. Perencanaan produksi dan pengendalian proses. Bertanggung jawab atas pembuatan ramalan-ramalan /rencana-rencana produksi, jadwal-jadwal produksi , penentuan jumlah persediaan bahan dan pemesanan bahan.

2. Pengendalian kwalitas. Bertanggung jawab atas kwalitas bahan, kwalitas produk dalam proses ( produk setengah jadi ) dan kwalitas produk akhir sesuai dengan syarat-syarat yang sudah ditentukan

3. Pengendalian b.iaya. Bertanggung jawab untuk menetukan biaya produksi yang sebenarnya serta membandingkannya dengan anggaran dan mencari sebab-sebabnya apabila timbul ketidak cocokan antara kenyataan dengan rencaria.

4. Pengendalian prosedur-prosedur dalam menetapkan standard operasi.

4.4 SupportKelompok ini meliputi fungsi-fungsi yang mendukungdan tidak langsung berhubungan dengan produksi.Kelompok ini meliputi :1. Pengadaan atau pembelian. Bertugas untuk membeli

bahan-bahan yang diperlukan dalam jumlah dan kwalitas yang memadai serta dengan harga yang serendah-rendahnya. Fungsi inipun bertanggung jawab untuk menjaga agar pengiriman atau penerima an bahan-bahan yang dipesan terjadi sesuai dengan

Page 20: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

26

jadwal yang di tentukan.2. Kepegawaian. Bertanggung jawab atas penerimaan,

latihan dan penempatan pegawai. Fungsi ini harus selalu memperhatikan bahwa perusahaan memiliki pegawai dengan jumlah dan keahlian yang memadai.

3. Pemeliharaan pabrik. Bertanggung jawab atas perawatan berkala dan perbaikan atas kerusakan- kerusakan pada fasilitas pabrik, karena dengan kerusakan pada mesin produksi dapat mengakibatkan mundurnya jadwal produksi.

5. PEHGUMPULAN DATA

Desain produk yang akan dibuat sangatlah diperlukandata yang terkait dengan desain produk yang dibuat seperti1. Gambar kerja2. Operation process chart

5.1 Ganbar KerjaDimana gambar kerja ini menggambarkan bentuk atau benda yang akan dibuat dengan tujuan untuk mempermudah orang yang akan mengerjakan benda tersebut.

5.2 Operation Process ChartAdalah alat yang sangat penting didalam pelaksanaan study mengenai operasi manufacturing dalam suatu

Page 21: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

sistim produksi. Untuk keperluan pembuatan peta proses ini maka American Society Of Mechanical Engineers (ASME) telah dibuat beberapa simbol standard yang menggambarkan macam / jenis aktifitas. Simbol standard dapat dilihat pada Gambar 2.6

27

Ganbar 2.6 Sinbol Standard

Page 22: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

28

6. STUDY PENGUKURAN KERJA

Aktivitas pengukuran kerja biasanya diaplikasikan pada industri manufacturing yang memiliki karakteristik kerja yang berulang-ulang. Suatu pekerjaan akan dikatakan diselesaikan secara efisien apabila waktu penyelesaiannya berlangsung paling singkat. Untuk menghitung waktu baku penyelesaian pekerjaan guna memilih alternatif metode kerja yang terbaik, maka perlu diterapkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik pengukuran kerja. Pengukuran waktu kerja ini berkaitan dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu standard yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerj aan.

Waktu standard ini merupakan waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat kemampuan rata- rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Disini sudah meliputi kelonggaran waktu yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi pekerjaan yang harus diselesaikan tersebut. Dengan demikian maka waktu standard yang dihasilkan dalam’aktivitas pengukuran kerja ini akan dapat digunakan sebagai alat untuk membuat rencana penjadwalan kerja yang menyatakan berapa lama suatu kegiatan itu harus berlangsung dan berapa output yang akan dihasilkan serta berapa pula jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Pada garis besarnya teknik-teknik pengukuran waktu kerja ini dapat dikelompokkan kedalam 2 bagian, yaitu :

Page 23: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

29

pengukuran waktu kerja secara langsung dan pengukuran waktu kerja secara tidak langsung. Cara pertama disebut demikian karena pengukurannya dilakukan secara langsung yaitu ditempat dimana pekerjaan yang diukur dijalankan. Dua cara yang termasuk didalamnya adalah cara pengukuran kerja dengan menggunakan jam henti (stop watch time study) dan sampling kerja (work sampling).

Sebaliknya cara tidak langsung melakukan penghitungan waktu kerja tanpa si pengamat harus berada ditempat pekerjaan yang diukur. Disini aktivitas yang dilakukan hanya melakukan perhitungan waktu kerja dengan membaca tabel-tabel waktu yang tersedia asalkan mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen pekerjaan atau elemen- elemen gerakan. Cara ini bisa dilakukan dalam aktivitas data waktu baku (standard data) dan data waktu gerakan (predetermined time sistem). Didalam tugas akhir ini penetapan waktu kerja dilakukan dengan menggunakan stop watch. Waktu standard ini sarigat diperlukan terutama sekali untuk :- man power planning (perencanaan kebutuhan tenaga kerja).- estimasi biaya-biaya untuk upah karyawan /pekerja.- penjadwalan produksi dan penganggaran.- perencanaan sistem pemberian bonus dan insentif bagi

karyawan/pekerja yang berprestasi.- indikasi keluaran yang mampu dihasilkan oleh seorang

pekerj a .

Page 24: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

30

6.1 CABA-PEHGIIKURAN PAN PENCATATAN WAKTU KEBJAPada pengukuran waktu secara berulang-ulang (repetitive timing), kadang-kadang disebut sebagai snap back metod. Disini jarum penunjuk stop watch akan selalu dikembalikan lagi ke posisi nol pada setiap akhir dari elemen kerja yang diukur. Setelah dilihat dan dicatat waktu kerja diukur kemudian tombol ditekan lagi dan segera jarum penunjuk •bergerak untuk mengukur elemen kerja berikutnya. Demikian seterusnya sampai akhir dari elemen tombol ditekan lagi untuk mengembalikan jarum ke nol. Dengan cara yang demikian maka data waktu untuk setiap elemen kerja yang diukur akan dapat dicatat secara langsung. Dengan melihat data waktu setiap elemen secara langsung maka pengamat akan bisa segera mengetahui variasi data waktu selama proses kerja berlangsung untuk setiap elemen kerja. Variasi yang terlalu besar dari data waktu yang diukur merupakan gejala terjadinya ketidak telitian pengukuran yang bisa diakibatkan oleh kesalahan membaca atau menggunakan stop watch .

6.2 MEHETAPKAH JUHLAH SIKLUS KERJA YAHG.HARU£J3IiiKI]JiWaktu yang diperlukan untuk melaksanakan elemen- elemen kerja pada umumnya akan sedikit berbeda dari siklus ke siklus kerja. Sekalipun operator bekerja pada kecepatan normal dan uniform, tiap-tiap elemen dalam siklus yang berbeda tidak selalu akan bisa

Page 25: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

31

diselesaikan dalam waktu yang persis sama. Variasi dari nilai waktu ini bisa disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu diantaranya bisa terjadi karena perbedaan didalam menetapkan saat mulai atau berakhirnya suatu elemen kerja yang seharusnya dibaca dari stop watch.Aktivitas pengukuran kerja pada dasarnya adalah merupakan proses sampling. Konsekwensi yang diperoleh adalah bahwa semakin besar jumlah siklus kerja yang diamati maka akan semakin mendekati kebenaran akan data waktu yang diperoleh. Semakin kecil variasi atau perbedaan data waktu yang ada, jumlah pengamatan/pengukuran yang harus dilakukan juga akan cukup kecil, sebaliknya semakin besar variabilitas dari data waktu pengukuran akan menyebabkan jumlah siklus kerja yang diamati juga akan semakin besar agar bisa diperoleh ketelitian yang dikehendaki.Ruraus-rumus berikut ini akan memberikan cara yang sederhana untuk mengevaluasi kesalahan atau penyimpangan terhadap nilai waktu rata-rata dari suatu elemen kerja untuk sejumlah siklus pengukuran/pengamatan. Disini diasumsikan bahwa variasi nilai waktu dari satu siklus pengamatan ke siklus pengamatan yang lainnya adalah disebabkan oleh faktor-faktor yang serba kebetulan (chance factor). Standard error dari harga rata-rata untuk

Page 26: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

32

setiap elemen kerja (standard error of the mean)

dimana :

6 x = penyimpangan standard dari distribusi rata- rata.

6 ' = penyimpangan standard dari populasi untuk elemen kerja yang ada.

N = jumlah pengamatan untuk elemen kerja yang diukur.

Penyimpangan standard dinyatakan dengan tanda 6 (sigma). Secara definisi hal ini dinyatakan sebagai

The root-mean square deviation of the observed reading from their average " , yang dinyatakan dalam formula berikut :

dapat dinyatakan dalam rumus :

6 '6 x

\pT

( xi- X )2 + ( X2-X )2 + + ( X n - X ) 2

6 N N

N

Page 27: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

33

Dimana :x = data waktu yang dibaca oleh stop watch

untuk tiap-tiap individu pengamatan. x = harga rata-rata (mean) dari semua data

waktu yang dibaca stop watch per elemen kerj a .

2 x̂ = jumlah semua data waktu yangdibaca/diukur.

karena :2 x; V V"

x = ------------f maka diperoleh :N

6 =N

\ N 2 x? - ( 2 x̂ ):

Dengan mengkombinasikan formula-formula yang ada ini maka diperoleh :

N— \[7 2 X;2 ( 2 x- )2

6 x

Page 28: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

dimana :N = jumlah pengamatan yang dilakukan.N ' = jumlah pengamatan yang harus dilakukan supaya

standard deviasinya berdistribusi rata-rata. Untuk menetapkan berapa jumlah observasi yang seharusnya dibuat (N ') maka disini harus diputuskan terlebih dahulu berapa tingkat kepercayaan (confidence level) dan derajat ketelitian (degree of accuracy) untuk pengukuran kerja ini. Didalam aktivitas pengukuran kerja ini biasanya akan diambil 95 % confidence level dan 5 % degree of accuracy. Hal ini berarti bahwa sekurang-kurangnya 95 dari 100 harga rata-rata dari waktu yang dicatat/diukur suatu elemen kerja akan memiliki penyimpangan tidak lebih dari 5 %. Dengan demikian formula diatas dapat dituliskan lagi sebagai berikut :

0.05 x = 2 6 x atau 0.05 2 6 xN

0.05 2N

nU T 7

240

N '

dimana :

Page 29: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

35

N ' = jumlah pengamatan / pengukuran yang seharusnya dilaksanakan.

6.3 AHALISA/TEST KESERAGAMAN DATASelain kecukupan data harus dipenuhi dalam pelaksanaan time study maka yang tidak kalah pentingnya adlah bahwa data yang diperoleh haruslah juga seragam. Test keseragaman data perlu kita lakukan terlebih dahulu sebelum kita menggunakan data yang diperoleh guna menetapkan waktu standard. Test keseragaman data bisa dilaksanakan dengan cara visual dan/atau mengaplikasikan peta control (control chart).Test keseragaman data secara visual dilakukan secara sederhana, mudah dan cepat. Disini kita hanya sekedar melihat data yang terkumpul dan seterusnya mengidentifikasikan data yang terlalu " ekstrim Yang dimaksud dengan data ekstrim disini ialah data yang terlalu besar atau terlalu kecil dan jauh menyimpang dari trend rata-ratanya. Data yang terlalu ekstrim ini sewajarnya kita buang jauh-jauh dan tidak dimasukkan dalam perhitungan selanjutnya. Peta kontrol adalah suatu alat yang tepat guna mengetest keseragaman data dan/atau keajegan data yang diperoleh dari hasil pengamatan.

6.4 PEHYESUAIAH WAKTU DEHGAH-BATIMG.PERFORMANCE

Page 30: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

Bagian yang paling penting tetapi justru yang paling sulit didalam pelaksanaan pengukuran kerja adalah kegiatan evaluasi kecepatan atau tempo kerja operator pada saat pengukuran kerja berlangsung. Kecepatan, usaha, tempo ataupun performance kerja semuanya akan menunjukkan kecepatan gerakan operator pada saat bekerja. Aktivitas untuk menilai atau mengevaluasi kecepatan kerja operator ini dikenal sebagai " Rating PerformanceDengan melakukan rating ini diharapkan waktu kerja yang diukur dapat " dinormalkan " kembali. Ketidak normalan dari waktu kerja ini diakibatkan oleh operator yang bekerja secara kurang wajar yaitu bekerja dalam tempo atau kecepatan yang tidak sebagaimana mestinya. Suatu saat dirasakan terlalu cepat dan disaat lain malah terlalu lambat. Rating adalah satu persoalan penilaian yang merupakan bagian dari aktivitas pengukuran kerja dan untuk menetapkan waktu baku penyelesaian kerja tidak bisa tidak faktor penilaian (lebih cenderung bersifat subyektif) terhadap tempo kerja operator ini harus dibuat. Untuk menormalkan waktu kerja yang diperoleh dari hasil pengamatan, maka hal ini dilakukan dengan mengadakan penyesuaian yaitu dengan cara mengalikan waktu pengamatan rata-rata dengan faktor penyesuaian/rating "p". Harga dari rating faktor ini adalah sebagai berikut :

Page 31: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

37

- apabila operator dirasakan bekerja terlalu cepat yaitu bekerja diatas batas kewajaran (normal) maka rating faktor ini akan lebih besar dari pada satu ( p > 1 atau p > 100 % ).

- apabila operator bekerja terlalu lambat yaitu bekerja dengan. kecepatan dibawah kewajaran(normal ) maka rating faktor akan lebih kecil dari pada satu ( p < 1 atau p < 100 % ).

- apabila operator bekerja secara normal atau wajar maka rating faktor ini diambil sama dengan satu ( p = 1 atau p = 100 % ). Untuk kondisi kerja dimana operasi secara penuh dilaksanakan oleh mesin maka waktu yang diukur dianggap merupakan waktu yang normal.

Guna melaksanakan pekerjaan secara normal maka dianggap bahwa operator tersebut cukup berpengalaman dan pada saat bekerja melaksanakannya tanpa usaha- usaha yang berlebihan sepanjang hari kerja, menguasai cara kerja yang ditetapkan, dan menunjukkan kesungguhan dalam menjalankan pekerjaan- nya. Dalam tugas akhir ini digunakan Westinghouse system rating sebagai cara penentuan rating operator, didalam system ini ada empat faktor yang dipertimbangkan dapat mempengaruhi performance manusia yaitu : kecakapan (skill), usaha (effort), kondisi kerja (working condition) dan kemantapan (consistency) dari operator didalam melaksanakan

Page 32: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

kerjanya. Untuk menormalkan waktu yang ada maka hal ini dilakukan dengan jalan mengalikan waktu yang diperoleh dari pengukuran kerja dengan jumlah ke empat rating faktor yang dipilih sesuai dengan performance yang ditunjukkan oleh operator tersebut. Tabel 2. untuk performance rating tersebut dapat dilihat dibawah ini :

38

Tabel 2. Performance Rating

SKILL EFFORT

+ 0,15 A1 Superskill + 0,13 A1 Superskill+ 0,13 A2 + 0,12 A2+ 0,11 B1 Excelent + 0,10 B1 Excelent+ 0,08 B2 * + 0,08 B2+ 0,06 Cl Good + 0,05 Cl Good+ 0,03 C2 + 0,02 C2

0,00 D Average 0,00 D Average- 0,05 El Fair - 0,04 El Fair- 0,10 E2 - 0,08 E2- 0,16 FI Poor - 0,12 FI Poor- 0,22 F2 - 0,17 F2

CONDITION CONSISTENCY

+ 0,06 A Ideal + 0,04 A Ideal+ 0,04 B. Excelent + 0,03 B Excelent+ 0,02 C Good + 0,01 C Good

0,00 D Average 0,00 D Average- 0,03 E Fair - 0,02 E Fair- 0,07 F Poor - .0,04 F Poor

6.5 MENETAPKAN WAKTU LQNGGAR DAM WAKTU STANDARDWaktu normal untuk suatu elemen suatu operasi kerja adalah semata-mata menunjukkan bahwa seorang operator yang 'berkualifikasi baik akan bekerja menyelesaikan pekerjaan pada kecepatan/tempo kerja

Page 33: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

39

yang normal. Walaupun demikian pada prakteknya kita akan melihat bahwa tidaklah bisa diharapkan operator tersebut akan mampu bekerja secara terus menerus sepanjang hari tanpa adanya istirahat sama sekali. Disini kenyataannya operator akan sering menghentikan kerja dan membutuhkan waktu-waktu khusus untuk keperluan seperti personal needs, istirahat melepas lelah, dan alasan-alasan lain yang diluar kontrolnya. Waktu longgar yang dibutuhkan ini bisa diklasifikasikan menjadi : personal allowance, fatique allowance, dan delay allowance. Waktu baku yang akan ditetapkan harus mencakup semua elemen- elemen kerja dan ditambah dengan kelonggaran- kelonggaran yang perlu. Dengan demikian maka waktu baku adalah sama dengan waktu normal kerja ditambah dengan waktu longgar.

6.5.1 PERSONAL ALLOWANCE. Pada dasarnya setiap pekerja . haruslah diberikan kelonggaran waktu untuk keperluan yang bersifat kebutuhan pribadi. Jumlah waktu longgar untuk kebutuhan personil dapat ditetapkan dengan jalan melaksanakan aktivitas time study sehari kerja penuh atau dengan metoda sampling kerja Meskipun jumlah waktu longgar untuk kebutuhan personil yang diperlukan ini akan bervariasi tergantung pada individu pekerjanya dibandingkan dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, akan

Page 34: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

40

tetapi kenyataannya untuk pekerjaan-pekerjaan yang berat dan kondisi kerja yang tidak enak akan menyebabkan kebutuhan waktu untuk personal ini lebih besar lagi.

6.5.2 FATIQUE ALLOWANCE. Kelelahan fisik manusia bisa

disebabkan oleh beberapa penyebab diantaranya adalah karena kerja yang tnembutuhkan pikiran banyak dan kerja fisik. Masalah yang dihadapi untuk menetapkan jumlah waktu yang diijinkan untuk istirahat melepas lelah ini sangat sulit dan kompleks sekali. Disini waktu yang diperlukan untuk keperluan istirahat akan sangat tergantung pada individu yang bersangkutan, interval waktu dari siklus kerja dimana pekerja akan memikul beban kerja secara penuh, kondisi lingkungan fisik pekerjaan, dan faktor-faktor lainnya. Pekerjaan-pekerjaan yang relatif ringan mungkin tidak memerlukan periode waktu istirahat. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang berat, problem kebutuhan untuk melepaskan lelah sudah banyak berkurang karena disini sudah raulai diaplikasikan penggunaan peralatan atau mesin yang serba mekanis dan/atau otomatis secara besar-besaran, sehingga mengurangi peranan manusia. Sebagai konsekuensinya maka kebutuhan waktu longgar untuk istirahat melepaskan lelah ini dapat pula dihilangkan.

6.5.3 DELAY ALLOWANCE. Keterlambatan atau delay bisa

Page 35: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

41

disebabkan oleh faktor-faktor yang sulit untuk dihindarkan tetapi juga bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang sebenarnya masih bisa untuk dihindari. Keterlambatan yang terlalu lama tidak akan dipertimbangkan sebagai dasar untuk menetapkan waktu baku. Untuk setiap keterlambatan yang masih bisa dihindarkan seharusnya dipertimbangkan sebagai tantangan dan sewajarnya dilakukan usaha-usaha keras untuk mengeliminir delay semacam ini. Macam dan lamanya keterlambatan untuk suatu aktivitas kerja dapat ditetapkan dengan teliti dengan melaksanakan aktivitas time study secara penuh ataupun bisa juga dengan kegiatan sampling kerja. Waktu standard yang akan ditetapkan harus mencakup semua elemen-elemen operasi kerja dan ditambah dengan kelonggaran- kelonggaran yang diperlukan. Dengan demikian waktu standard adalah sama dengan waktu normal ditambah dengan allowance time (yang merupakan prosentase dari waktu normal). Dengan demikian dapat dirumuskan sebagai berikut :

WS = WN + ( WN x % allowance ) ...... ( 1 )atau

100 %WS = WN x ---------------------

100 % - % allowance( 2 )

Page 36: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

42

7. KAPASITAS HESIN.

Ruiuus untuk kapasitas mesin :T0 x N x Bp = -------------

WtDimana :P = Jumlah produk yang dihasilkan oleh masing-masing mesin

per periode waktu kerja (produk/hari).T8 = Waktu operasi mesin yang tersedia (menit/hari).N = Jumlah mesin untuk operasi produksi (unit).E = Faktor efisiensi kerja mesin yang disebabkan oleh

adanya set up, break down, repair atau hal-hal lain yang menyebabkan terjadinya idle. Harga yang umum diambil dalam hal ini berkisar antara 0.6 - 0.7

Wt = Total waktu pengerjaan yang dibutuhkan untuk proses operasi produksi yang diperoleh dari hasil time study (menit/produk).

8. PERENCANAAN PRODUKSI.

8.1 Pexhitungan__Juilah Produk .Yang Harus__Dibuat Oleh Masing-Hasing lahapan ErosesRumus yang digunakan :

Pgj p = -------------------------------

( 1 - Pd )

Page 37: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

43

Dimana :Jp = Jumlah produk yang harus dibuat (produk/hari). Pg = Jumlah produk yang dikehendaki (produk/hari).Pd = Prosentase kerusakan .

8.2 Pembeban HesinRumus yang digunakan :

Pm = Jp x WtDimana :Pm = Pembebanan mesin (menit/hari).Jp = Jumlah produk yang harus dibuat (produk/hari). Wt = Total waktu pengerjaan yang dibutuhkan untuk

proses operasi produksi yang diperoleh dari hasil time study (menit/produk).

8.3 Pexhitungan Junlah MesinRumus untuk jumlah mesin :

Wt x JpN = ----------

T0 x EDimana :N = Jumlah mesin untuk operasi produksi (unit).Wt = Total waktu pengerjaan yang dibutuhkan untuk

proses operasi produksi yang diperoleh dari hasil time study (menit/produk).

Jp = Jumlah produk yang harus dibuat (produk/hari). T8 = Waktu operasi mesin yang tersedia (menit/hari) .

Page 38: II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI dipisahkan ... · II. LANDASAN TEORI 1. PEHGERTIAN ORGANISASI Bila sebuah perusahaan semakin bertambah besar, maka persoalan organisasi

44

E = Faktor efisiensi kerja mesin yang disebabkan oleh adanya set up, break down, repair atau hal-hal lain yang menyebabkan terjadinya idle. Harga yang umum diambil dalam hal ini berkisar antara 0.6 - 0.7

8-4 Pen.iadwalan.-ProduksiBanyak Sekali penggunaan jadwal-jadwal produksi dengan peta. Kebanyakan peta penjadwalan produksi didasarkan pada peta Gantt. Peta ini dapat menggambarkan penugasan-penugasan. Disini dapat dilihat contoh peta Gantt.

■enitm s i d 60 120 180 240 300 360 420

Potong pipa 1

Potong pipa 2

Potong airing 1

Potong airing 2

Potong airing 3

Potong airing 4

Lai bagian 1

us tagian

Las bagian 3

Pengecatan