12
114 IDEOLOGI PASANGAN KHOFIFAH–EMIL DALAM DEBAT PEMILIHAN KEPALA DAERAH (PILKADA) JAWA TIMUR 2018 THE IDEOLOGICAL DEBATE OF THE GOVERNOR-ICE GOVERNOR OF EAST JAVA 2018 FROM THE CANDIDATE PAIR KHOFIFAH INDAR PRAWANSA-EMIL DARDAK Irine Cyntia Firdasari, Esti Junining, Nurul Chojimah Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya IAIN Tulungagung [email protected] Abstract Debate is one of the political discourses which contains many ideological expressions in it. The purpose of this study is to find out the ideological debate of the Governor - Vice Governor of East Java 2018 from the candidate pair Khofifah Indar Prawansa - Emil Dardak. The data source is from the website www.youtube.com. The research data are the result of the first, the second and the third debate transcript. The data analysis technique uses Van Dijk’s critical discourse analysis method and coding techniques from Miles and Huberman, then explained in qualitative descriptive. The finding of the research found in the form of the ideology of the pair of Khofifah - Emil is conservative ideology. This research proves that lexical and linguistic styles repetition are the appropriate linguistic aspects to find the ideology of candidates in the discourse of political debate. Suggestions for future readers and researchers so that this research is expected to be able to become a reference and can develop research that will be examined. Keywords: ideology, debate, critical discourse analysis Abstrak Debat merupakan salah satu wacana politik yang mengandung ungkapan–ungkapan ideologi politik di dalamnya. Tujuan dari penelitian ini, adalah untuk mengetahui ideologi debat Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur 2018 dari pasangan calon Khofifah Indar Prawansa dan Emil Dardak. Sumber data ini diambil dari laman www.youtube.com. Data penelitian ini adalah hasil transkrip debat pertama, debat kedua, dan debat ketiga. Teknik analisis data menggunakan metode analisis wacana kritis milik Van Dijk dan teknik coding dari Miles dan Huberman kemudian dijelaskan secara deskriptif kualitatif. Temuan penelitian berupa ideologi pasangan Khofifah dan Emil yakni ideologi konservatif. Penelitian ini membuktikan bahwa gaya bahasa repetisi dan leksikal merupakan aspek linguistik yang tepat untuk menemukan ideologi para kandidat dalam wacana debat politik. Saran untuk peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat menjadi referensi dan dapat dikembangkan pada penelitian serupa, tetapi pada aspek yang berbeda. Kata Kunci : ideologi, debat, analisis wacana kritis

IDEOLOGI PASANGAN KHOFIFAH–EMIL DALAM DEBAT …

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IDEOLOGI PASANGAN KHOFIFAH–EMIL DALAM DEBAT …

114

Kadera Bahasa, Volume 11, Nomor 2, Edisi Agustus 2019

IDEOLOGI PASANGAN KHOFIFAH–EMIL DALAM DEBATPEMILIHAN KEPALA DAERAH (PILKADA) JAWA TIMUR 2018

THE IDEOLOGICAL DEBATE OF THE GOVERNOR-ICE GOVERNOROF EAST JAVA 2018 FROM THE CANDIDATE PAIR KHOFIFAH INDAR

PRAWANSA-EMIL DARDAK

Irine Cyntia Firdasari, Esti Junining, Nurul ChojimahFakultas Ilmu Budaya, Universitas BrawijayaFakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya

IAIN [email protected]

AbstractDebate is one of the political discourses which contains many ideological expressions in it. The purpose of this study is tofind out the ideological debate of the Governor - Vice Governor of East Java 2018 from the candidate pair KhofifahIndar Prawansa - Emil Dardak. The data source is from the website www.youtube.com. The research data are theresult of the first, the second and the third debate transcript. The data analysis technique uses Van Dijk’s criticaldiscourse analysis method and coding techniques from Miles and Huberman, then explained in qualitative descriptive.The finding of the research found in the form of the ideology of the pair of Khofifah - Emil is conservative ideology. Thisresearch proves that lexical and linguistic styles repetition are the appropriate linguistic aspects to find the ideology ofcandidates in the discourse of political debate. Suggestions for future readers and researchers so that this research isexpected to be able to become a reference and can develop research that will be examined.

Keywords: ideology, debate, critical discourse analysis

AbstrakDebat merupakan salah satu wacana politik yang mengandung ungkapan–ungkapan ideologi politikdi dalamnya. Tujuan dari penelitian ini, adalah untuk mengetahui ideologi debat Gubernur dan WakilGubernur Jawa Timur 2018 dari pasangan calon Khofifah Indar Prawansa dan Emil Dardak. Sumberdata ini diambil dari laman www.youtube.com. Data penelitian ini adalah hasil transkrip debat pertama,debat kedua, dan debat ketiga. Teknik analisis data menggunakan metode analisis wacana kritis milikVan Dijk dan teknik coding dari Miles dan Huberman kemudian dijelaskan secara deskriptif kualitatif.Temuan penelitian berupa ideologi pasangan Khofifah dan Emil yakni ideologi konservatif. Penelitianini membuktikan bahwa gaya bahasa repetisi dan leksikal merupakan aspek linguistik yang tepat untukmenemukan ideologi para kandidat dalam wacana debat politik. Saran untuk peneliti selanjutnya,penelitian ini dapat menjadi referensi dan dapat dikembangkan pada penelitian serupa, tetapi padaaspek yang berbeda.

Kata Kunci : ideologi, debat, analisis wacana kritis

Page 2: IDEOLOGI PASANGAN KHOFIFAH–EMIL DALAM DEBAT …

Irine Cyntia Firdasari, Esti Junining, Nurul ChojimahIdeologi Pasangan Khofifah–Emil dalam Debat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur 2018

115

PENDAHULUANPersiapan pesta demokrasi Indonesia sudah

terlaksana. Undang-Undang Pemilu Nomor 7 yangdisahkan pada tahun 2017 menyatakan bahwamasyarakat memilih calon legislatif DPR, DPD,dan DPRD, memilih kepala daerah baik bupati,wali kota hingga gubernur tahun 2018 secaraserentak. Namun, penetapan pemilihan tersebutdisesuaikan dengan kebutuhan daerah. Artinya,dapat dilakukan pemilihan kepala daerah atauanggota legislatif jika masa jabatan satu periodeatau setara lima tahun telah berakhir. pemilihankepala daerah serentak tahun ini juga menjadipesta demokrasi besar di pulau Jawa. Jawa Barat,Jawa Tengah, dan Jawa Timur, selain melakukanpemilihan bupati dan wali kota juga telah meng-alami momen pemilihan gubernur dan wakilgubernur untuk periode 2019—2024.

Tahapan penyelenggaraan pemilihan kepaladaerah telah dimulai dari tanggal 31 Juli 2017 danberakhir pada 9 Juli 2018. Prosedur dimulai daritahapan syarat dukungan pasangan calon, pen-daftaran pasangan calon, masa kampanye, laporanaudit dana kampanye, hingga rekapitulasi hasilperhitungan suara. Di antara tahapan-tahapantersebut yang paling ditunggu oleh khalayak adalahtahapan kampanye dan debat. Berdasarkan datadari laman resmi Komisi Pemilihan Umum tahun2018 (https://infopemilu.kpu.go.id/), tahapankampanye yang sesuai dengan jadwal KPU mulaitanggal 15 Februari—23 Juli 2018. Selain meng-hadirkan kampanye terbuka dan tertutup ada jugamomen debat calon. Kedua momen tersebutmerupakan momen paling meriah dalam pestapemilu. Debat pemilu merupakan ajang sakral bagimasing-masing calon kandidat untuk mempromo-sikan keunggulan diri. Debat menjadi salah satubentuk sosialisasi yang dianggap dapat memberi-kan gambaran nyata para kandidat pemimpin bagipara pemilihnya (Kartika, 2014). Debat sebagaiajang menunjukkan kemampuan berpendapat,

menyampaikan solusi terkait permasalahan yangdibahas, serta ajang penyampaian ide, gagasankandidat untuk meyakinkan para pemilih bahwaia adalah orang yang tepat untuk dipilih.

Salah satu pasangan calon yang mengkutipemilihan gubernur dan wakil gubernur di JawaTimur 2018, yakni pasangan Khofifah dan EmilDardak. Khofifah merupakan seorang politisiperempuan yang cemerlang dalam karier politik.Wanita asli Jawa Timur ini juga merupakanseorang Nahdliyin atau anggota Nahdlatul Ulamasehingga memiliki cukup kekuatan politik maupunkaderisasi berbasis NU di Jawa Timur. Begitu jugadengan Emil Dardak meskipun kelahiran Jakarta,tetapi dari silsilah keluarga masih tetap dari ke-turunan yang memiliki pengaruh besar diNahdlatul Ulama.

Mengkaji wacana tentunya menggunakan pen-dekatan analisis wacana kritis. Dalam tahapannya,kajian secara linguistik harus dan penting. Dalamanalisis aspek linguistik, tentunya banyak kom-ponen yang dapat dipilih, baik dari segi gaya ba-hasa pemilihan leksikal, koherensi, bentuk kalimat,maupun semantik. Gaya bahasa atau style adalahupaya pemanfaatan bahasa guna menyampaikanpesan penutur atau penulis (Siswono, 2014:27).Melalui bahasa yang digunakan penutur ataupenulis dapat berkreasi, mengimprovisasinya.Kreasi atau improvisasi tersebut dapat berupa peng-gunaan bahasa yang tidak dijumpai secara umum,dan berpotensi tersampaikan secara tidak langsungatau berpotensi disampaikan secara langsung,sehingga akan dimunculkan pula bentuk-bentuk danciri-ciri bahasa yang berbeda antar penuturnya.Siswono (2014), menjelaskan bahwa gaya bahasasetiap penutur pasti berbeda. Setiap penutur pastimemiliki gaya bahasa serta pola berbicara yang me-nunjukkan ciri khas diri dari penutur. Gaya bahasasebagai pendukung bentuk komunikasi manusiadalam meyakinkan orang lain atau masyarakatterkait argumen yang dibentuknya.

Page 3: IDEOLOGI PASANGAN KHOFIFAH–EMIL DALAM DEBAT …

116

Kadera Bahasa, Volume 11, Nomor 2, Edisi Agustus 2019

Penelitian yang relevan dengan gaya bahasa,yakni dari Subahnan (2017) yang berfokus padapenggunaan gaya bahasa pada wacana kampanyepemilu tahun 2014. Gaya bahasa yang ditemukan,yakni metafora, personifikasi, metonemia, aso-siasi, antonomasia, hiperbola, eifemisme, para-frasis, repetisi, paralelisme, inversi, pleonasme,ironi, sinisme, sarkasme, paradoks, kontradiksi,dan okupasi. Kesimpulan hasil penelitian olehSubahnan (2017), yaitu gaya bahasa tersebutmenginterpretasikan wacana untuk penguatanideologi, mengonkretkan hal yang abstrak, menga-burkan maksud, menjelaskan sesuatu, dan meng-ajak rakyat atau massa untuk mendukung visi misiatau program. Perbedaan gaya bahasa yang diguna-kan oleh penelitian ini adalah penggunaan gayabahasa berdasarkan teori Keraf (2010) difokuskanpada gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat.Peneliti berpendapat bahwa jenis gaya bahasa ter-sebut sudah cukup dijadikan data untuk menguat-kan pencarian ideologi.

Aspek linguistik yang sering digunakan dalampenelitian analisis wacana kritis, yaitu pemilihanleksikal (lexical choices). Menggunakan pemilihanleksikal cenderung lebih mudah dalam penemuanideologi. Terdapat hasil penelitian sebelumnyayang juga mengangkat penelitian tentang pemi-lihan leksikal (lexical choices). Penelitian Ramana-than (2017) yang berjudul “Lexis in Political Ideason Twitter” menganalisis unsur leksikal padakampanye elektrik di Malaysia serta menggunakananalisis wacana kritis Fairclough sebagai metodeanalisisnya. Perbedaan dengan penelitian ini ter-letak pada objek. Selain itu, metode yang diguna-kan oleh penulis untuk menganalisisnya adalahteori Van Dijk. Dengan mengetahui alasan dasarpenggunaan gaya bahasa repetisi dan leksikal,maka rumusan masalah penelitian ini, yaknimencari ideologi pasangan Khofifah dan EmilDardak.

LANDASAN TEORI

Gaya BahasaAsal mula nama gaya bahasa adalah stilus,

lambat laun stilus kemudian berubah menjadi style.Dalam perkembangannya, pemahaman style kinidisejajarkan dengan gaya bahasa. Siswono (2014),menjelaskan gaya bahasa atau style adalah peman-faatan bahasa untuk menyampaikan pesan, namundalam upayanya itu penutur dapat berkreasimelalui bahasa yang digunakannya, kreasi tersebutdapat berupa penggunaan yang bahasa yang tidaksebagaimana lazimnya, berpotensi tersampaikansecara tidak langsung atau secara langsung, se-hingga akan dimunculkan pula bentuk-bentuk danciri-ciri bahasa yang berbeda antarpenuturnya.Penelitian ini berfokus kepada gaya bahasa ber-dasarkan struktur kalimat.

Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimatmerupakan struktur sebuah kalimat yang diguna-kan sebagai landasan dalam gaya bahasa ini. Bagai-mana tempat sebuah unsur kalimat yang dipen-tingkan dalam kalimat tersebut? (Siswono,2014:37).

Pengklasifikasian dilakukan secara rinci,yakni klimaks, antiklimaks, paralelisme, antitesis,dan repetisi. Klimaks adalah konstruksi paragrafdalam suatu kalimat bagian-bagiannya tersusunsecara naik, sedangkan antiklimaks adalah se-baliknya yakni suatu kalimat yang konstruksi danbagian-bagiannya tersusun secara turun. Paralelis-me adalah pemakaian kata atau frasa yang men-duduki fungsi yang sama dalam bentuk gramatikalyang sama (Keraf, 2010:126). Antitesis merupa-kan gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan dengan menggunakankata atau kelompok kata yang berlawanan (Keraf,2010:126). Repetisi merupakan pengulangandiksi, frasa atau kalimat yang diimbangi nadapenekanan untuk menunjukkan pentingnya bagiantersebut (Keraf, 2010: 127).

Page 4: IDEOLOGI PASANGAN KHOFIFAH–EMIL DALAM DEBAT …

Irine Cyntia Firdasari, Esti Junining, Nurul ChojimahIdeologi Pasangan Khofifah–Emil dalam Debat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur 2018

117

LeksikalPenelitian ini menitikberatkan pada jenis

denotasi dan konotasi. Pembatasan ini dilakukanagar lebih mudah dalam menganalisis dan sebagaipengantar linguistik untuk menemukan ideologidalam wacana debat. Seperti yang telah dijelaskanbahwa pemilihan leksikal dibagi menjadi dua,yakni makna denotasi dan makna konotasi. Maknadenotasi ialah suatu kata yang maknanya tidak me-ngandung tambahan-tambahan. Makna konotasitidak sama dengan makna denotasi. Makna kono-tasi, yakni suatu kata yang mengandung arti lebihatau arti tambahan-tambahan yang didalamnyaterdapat nilai-nilai emosional dari penutur.(Keraf:28, 2010). Nilai emosional dimaksudkanagar pendengar (lawan bicara) dapat timbul pera-saan memahami, senang—tidak senang, setuju—tidak setuju, sedih—tidak sedih, dan sebagainyayang berkaitan dengan emosional manusia.

IdeologiIdeologi yang merupakan ide, gagasan, pikiran,

atau konsep juga memiliki jenis-jenis. Secarapenggunaannya, William (dalam Eriyanto, 2008)mengklasifikasikan ideologi menjadi tiga ranah,yaitu sebagai berikut.a. Ideologi sebagai sebuah sistem kepercayaan

yang dimiliki oleh kelompok atau kelastertentuMenurut Eriyanto (2008), ideologi sebagaiperangkat sikap dibentuk dan diorganisasikanke dalam bentuk yang koheren. Dengan me-lihat sikap yang dibangun, dapat disimpulkanbahwa ideologi tersebut masuk ke dalamkategori ideologi apa, misalnya komunis,kapitalis, borjuis, dan sebagainya. Namun,meskipun ideologi di ranah ini terlihat sepertisikap seseorang, tetapi ideologi tidak dimak-nai berdasarkan apa yang terjadi dalamindividu sendiri, melainkan apa yang diterimadi masyarakat.

b. Ideologi sebagai sebuah sistem kepercayaanyang dibuatEriyanto (2008) menjelaskan bahwa ideologiadalah ide palsu atau kesadaran palsu. Sepe-rangkat kategori yang dibuat dalam kesadaranpalsu sekelompok yang berkuasa (dominant)menggunakannya untuk mendominasi ke-lompok lain yang tidak dominan. Karenakontrol kelompok dominan menggunakanperangkat ideologi yang disebarkan ke dalammasyarakat, maka akan membuat kelompokyang terdominasi melihat fenomena itu tampaknatural. Akhirnya ideologi tersebut diterimasebagai suatu kebenaran.

c. Ideologi sebagai proses umum produksimakna dan ideIstilah ideologi sebagai proses umum pro-duksi makna dan ide tersebut digunakanuntuk menggambarkan produksi makna.Suatu wacana yang berusaha mengngolahkata dan kalimat untuk membuat pemberi-taan atau pelabelan tertentu, mengarah ataucondong berpihak ke salah satu pihak (domi-nan atau tidak dominan). Setelah disebarkanke masyarakat umum atau kelompok lain, disinilah ideologi itu akhirnya berhasil untukmemproduksi makna dan ide. Keberhasilanitu, selain secara linguistik dapat terlihatdalam pengolahan kata atau kalimat dariwacana, juga produksi makna dan ide yangakhirnya berhasil menjadi mindset atau meng-ubah mindset yang dipercayai masyarakatsebagai kebenaran.

Pemilihan Kepala daerah Jawa TimurPemilihan umum kepala daerah (pemilukada

atau pilkada) merupakan agenda wajib lima tahunsekali. Dalam pemilihan umum kepala daerah, diantaranya memilih anggota DPRD, calon bupatidan wakil bupati, calon wali kota dan wakil walikota hingga calon gubernur dan calon wakil

Page 5: IDEOLOGI PASANGAN KHOFIFAH–EMIL DALAM DEBAT …

118

Kadera Bahasa, Volume 11, Nomor 2, Edisi Agustus 2019

gubernur. Dalam ajang pemilukada 2018 ini, JawaTimur juga mendapat giliran dalam menentukankepala daerahnya untuk periode 2019—2024serta menjadi agenda pesta demokrasi terbesar diwilayah Provinsi Jawa Timur.

Analisis Wacana KritisKajian analisis wacana kritis merupakan me-

tode yang digunakan untuk mengupas ideologiyang biasanya terjadi antara pihak dominan(powerfull) dan pihak yang dominan (powerless).Agenda utama analisis wacana kritis yakni meng-ungkap bagaimana kekuasaan didominasi danketidaksetaraan dipraktikkan, direproduksi dandilawan oleh teks tertulis ataupun perbincangandalam konteks sosial dan politik.

Penelitian ini menggunakan metode analisiswacana kritis Van Dijk (2001). Konsep inti darimodel analisis wacana kritis Van Dijk, yakni men-cari ideologi dengan analisis wacana (linguistik)yang dikombinasikan dengan kajian multidisiplineryang lain. Dalam metode ini terdapat tiga dimensi,yaitu dimensi teks, dimensi kognisi sosial, sertadimensi konteks sosial.

METODE PENELITIANSumber data penelitian ini berupa rekaman

debat sesi 1, sesi 2, dan sesi 3 pemilihan GubernurJawa Timur. Debat sesi 1, 2, dan 3 telah dilak-sanakan pada tanggal 10 April 2018, 8 Mei 2018,dan 23 Juni 2018. Peneliti mengunduh datatersebut dari laman www.youtube.com channel Cable

News Network Indonesia karena lebih mudah dantidak ada perbedaan atau pengeditan tertentu daripihak publisher video sehingga data masih samaseperti saat siaran langsung. Proses transkripsi di-lakukan sendiri oleh peneliti. Peneliti mentrans-kripsi dialog dari video secara penuh tanpa adapemotongan, pengeditan diksi, frasa, dan kalimat.Sumber data untuk dimensi kognisi sosial berupaartikel laman berita online yang memuat tentangaspek-aspek yang menjadi informasi tambahandalam analisis dimensi kognisi sosial. Sumber datauntuk dimensi konteks sosial berupa video daridebat dan artikel berita online terkait pemilihankepala daerah calon gubernur dan wakil gubernurJawa Timur 2018. . Data dari penelitian ini adalahujaran-ujaran yang diungkapkan oleh kandidatKhofifah dan Emil Dardak yang mengandungideologi.

PEMBAHASAN

Temuan Gaya Bahasa RepetisiBerdasarkan hasil analisis, peneliti menemu-

kan gaya bahasa repetisi, tetapi tidak ditemukanklimaks, antiklimaks, paralelisme, dan antitesis.Repetisi adalah pengulangan bunyi, kata, sukukata, atau kalimat yang dianggap penting untukdiberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai(Milandari, 2017). Selanjutnya, repetisi yangditemukan pada ujaran-ujaran dari pasanganKhofifah dan Emil Dardak disusun dalam Tabel1.

Page 6: IDEOLOGI PASANGAN KHOFIFAH–EMIL DALAM DEBAT …

Irine Cyntia Firdasari, Esti Junining, Nurul ChojimahIdeologi Pasangan Khofifah–Emil dalam Debat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur 2018

119

Terdapat 16 repetisi yang ditemukan dan beri-kut merupakan pemaparan repetisi yang diklasifi-kasikan dalam 4 golongan, yakni repetisi berdasar-kan bunyi, kata atau diksi, frasa dan kalimat.Jabaran klasifikasi repetisi dari ujaran Khofifahdan Emil sebagai berikut.1. Repetisi berdasarkan bunyi:

· “Kami berharap bahwa dari SMK-SMKyang ada, kalau kami ingin bahwa SMK-SMK tertentu memiliki ruang untuk bisalangsung diserap tenaga kerja luar biasa,SMK-SMK perhotelan dan pariwisata.”

· “Tiap pembangunan yang kita lakukanharus memberikan nuansa pro pure, projob, pro growth, pro environment.”

Kata SMK-SMK dan pro merupakan peng-ulangan kata dan bunyi yang sama. Terdapatpenekanan pada kata itu sehingga masukklasifikasi repetisi berdasarkan bunyi.

2. Repetisi berdasarkan kata atau diksi:· “Maka Jawa Timur butuh pemimpin

yang kuat, butuh pemerintahan yang

kuat, butuh rakyat yang kuat.”· “Maka sektor wisata salah satu andalan-

nya. terutama yang punya basis danpotensi wisata yang bagus, maka akanada penguatan di situ. Penguatan bagianperhotelan, bagian kepariwisataan, iniharus menjadi fokus di dalamnya. Ter-utama adalah sektor pariwisata, sektorIT, dan sektor perhotelan.”

· “Jadi, kalau bicara soal kemiskinan,coba dicek angka yang terakhir. Malahpenurunan kemiskinan kita ini hampirbisa melebihi penurunan kemiskinan diprovinsi.”

· “Nah, yang kedua, yang kedua soalpengangguran. Jadi, tahun 2015 ituangka pengangguran itu ada di atas 4%.Yaitu bahwa kami punya tingkatpengangguran di sekitar 4% an. Artinya,kalau kita merujuk ke situ, sebenarnyapengangguran turun.”

· “Kalau kontrubusi 13% tadi itu berartiada nelayan di dalamnya. TPI-TPI

No. Klasifikasi Repetisi 1. Repetisi Berdasarkan Bunyi SMK-SMK 2. pro pure, pro job, pro growth, pro environtment. 3. Repetisi Berdasarkan Kata atau Diksi Kuat 4. Wisata 5. Kemiskinan 6. Pengangguran 7. Nelayan 8. Repetisi Berdasarkan Frasa Nafas membangun 9. Jalin matra 10. GTT dan PTT 11. Belum benar-benar 12. Kita ingin 13. Kita berharap 14. Online system 15. Bottom up participation 16. Repetisi Berdasarkan Kalimat Rakyat tidak akan kuat kalau dia

Tabel 1Klasifikasi Repetisi dari Khofifah-Emil (Paslon 1)

Page 7: IDEOLOGI PASANGAN KHOFIFAH–EMIL DALAM DEBAT …

120

Kadera Bahasa, Volume 11, Nomor 2, Edisi Agustus 2019

tempat pelelangan ikan sekitar daerah-daerah nelayan dan dermaga-dermaga disitu ada nelayan kita ingin itu akanterbangun infrastrukturnya.”

Dari repetisi kuat, wisata, kemiskinan, pengang-guran, dan nelayan merupakan repetisi kataatau diksi. Hal ini karena mereka terdiri atassatu kata atau diksi yang kemudian diucapkansecara berulang dan terdapat penekanan saatpengucapan kata tersebut.

3. Repetisi berdasarkan frasa:· “Nafas membangun Jawa Timur adalah

nafas membangun pengembanganbudaya dan peradaban bangsa. Nafasmembangun Jawa Timur adalah nafasmembangun pengembangan budaya danperadaban bangsa.”

· “Saya ingin menyampaikan selama inioleh Pak De Karwo mereka diberikanprogram Jalin Matra. Menurut peren-canaaanya, Jalin Matra akan berakhirpada anggaran 2018. Saya ingin me-nyampaikan kepada masyarakat JawaTimur dan perempuan kepala rumahtangga kurang mampu di Jawa Timur,kita ingin menyiapkan format baru JatimSatya.”

· “Guru hari ini memang kebutuhanuntuk memberikan suport bagi terutamabagi GTT dan PTT. Kalau GTT danPTT rasanya saya hari ini sudah melihatanggaran dari APBD 2018 sudah bisadialokasikan.. Kita berharap bahwa darialokasi anggaran untuk guru-guru GTT,guru-guru PTT, ada terutama untuksekolah-sekolah swasta, mereka perluadanya training secara khusus berkala.”

· “Tetapi sampai hari ini sebenarnyamereka belum benar-benar survive ,

belum benar-benar stabil, belum benar-benar lepas landas, karena itu tadiinvestor itu walaupun valuasinya tinggi,tetapi itu hanya berdasarkan vorkas nilaimasa depan bukan berdasarkan.”

· “Kita ingin bahwa para petani men-dapatkan proteksi ketika panen. Kitaingin bahwa infrastruktur tidak hanya didaerah-daerah ring 1,tapi daerah-daerahlingkar selatan. Kita ingin ada kapal-kapal ekspres ditambah, kita ingin adarumah sakit apung yang bisa mem-berikan fasilitas untuk daerah-daerahkepulauan.”

· “Kita berharap bahwa kontribusi JawaTimur dari PDRB yang kedua terbesarsetelah DKI. Tapi kita berharap bahwapertumbuhan yang tinggi itu juga akandiikuti oleh IPM yang tinggi pula. Kitaberharap bahwa kebersamaan kita akanmengantarkan, membangun Jawa Timurbersama-sama mewujudkan baldhatuntayyibun wal ghafur.”

· “Tetapi bahwa di antara proses-prosesyang sudah satu atap di atas proses yangsudah online system. Kami inginmenyampaikan bahwa pelayanan satuatap dengan online system ini harusmemberikan garansi pada calon investorbahwa pemerintah, baik provinsi mau-pun kabupaten kota ini harus berseiring.Nanti ada izin-izin lain ini yang harusdijadikan komitmen bersama bahwaonline system dan satu atap layanan harusdijadikan bagian dari penguatan pe-cepatan pensejahteraan masyarakatJawa Timur.”

· “Musrembang ini kan sebetulnyadiasumsikan bottom up participation. Nah,kalau bottom up participation itu semua

Page 8: IDEOLOGI PASANGAN KHOFIFAH–EMIL DALAM DEBAT …

Irine Cyntia Firdasari, Esti Junining, Nurul ChojimahIdeologi Pasangan Khofifah–Emil dalam Debat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur 2018

121

diikuti, elemen-elemen strategi semuadiikutsertakan, maka ini akan menjadibagian dari penguatan di mana mulai dariperencanaan IGUnya sudah menjadireferensi.”

Frasa adalah gabungan dari dua kata ataulebih yang bersifat nonpredikatif atau tidakberhubungan dengan predikat. Pada frasanafas membangun, jalin matra, GTT dan PTT,belum benar-benar, kita ingin, kita berharap, onlinesystem dan satu atap, dan bottom up participationmerupakan gabungan dua kata atau lebih.Pengucapan dilakukan secara berulang be-berapa kali dan oleh penutur dilakukan pene-kanan sehingga frasa ini tergolong repetisifrasa.

4. Repetisi berdasarkan kalimat:· “Rakyat tidak akan kuat kalau dia

miskin, betul? Rakyat tidak akan kuatkalau dia bodoh, betul? Rakyat tidakakan kuat kalau dia sakit-sakitan,betul?”

Kalimat merupakan satuan dari bahasaberupa kata atau rangkaian kata yang berdirisendiri serta menyatakan makna lengkap.Ujaran bergaris bawah di atas dapat diklasi-fikasikan sebagai kalimat karena terdapatsubjek, predikat, dan objek. Pengulangan danpenekanan kalimat tersebut sama meskipunperbedaanya hanya pada kata di belakang-nya.

Temuan Leksikal pada Ujaran Khofifah danEmil Dardak

Subbab ini menjabarkan temuan leksikal de-notatif dan konotatif dari ujaran-ujaran Khofifahdan Emil Dardak. Terdapat 9 leksikal denotatifyang dijabarkan sebagai berikut.1. Leksikal Deno-tatif

Data 1 Leksikal Denotatif pada UjaranKhofifah dalam Debat 1

“Saya ingin menyampaikan kepada kitasemua jikalau masyarakat Jawa Timurmemberikan mandat kepada kami, sayadan Mas Emil, saya ingin menegosiasikandengan pemerintah pusat bahwa BOSseyogyanya juga berlaku untuk madrasah-madrasah diniyah.”

Data 1 merupakan leksikal denotatif karenamenunjukkan bagaimana sistematika kebijakanpolitik dari pemerintahan yang dilakukan Khofi-fah cenderung bernegosiasi dengan pemerintahpusat untuk pengeluaran anggaran.

Data 2 Leksikal Denotatif pada Ujaran EmilDardak dalam Debat 1

“Dengan konsep cobional branding, yaituupaya untuk bagaimana wirausaha baruini tidak kesulitan kalau dia mau jualbarangnya melaui jalur retail modern ataujalur retail yang lebih massal maka ini bisameningkatkan minat untuk wirausaha.”

Leksikal Data 2, yakni cobional branding. Inimerupakan program solusi dari Emil Dardakdalam debat tema “kesejahteraan rakyat” denganberwirausaha sistem combional branding dalampemasarannya.

Data 3 Leksikal Denotatif pada Ujaran EmilDardak dalam Debat 1

“Melalui Millenial Job Center, kita akanmembangun profesi-profesi di era Millenialini atau di era digital ini dengan konsepmembangun jam terbang membanguncredibility.”

Data 3, yakni Millenial Job Center. Ini merupa-kan jabaran program kedua, Jatim Kerja untukmengatasi pengangguran di Jawa Timur demimenyejahterakan rakyat Jawa Timur.

Page 9: IDEOLOGI PASANGAN KHOFIFAH–EMIL DALAM DEBAT …

122

Kadera Bahasa, Volume 11, Nomor 2, Edisi Agustus 2019

Data 4 Leksikal Denotatif pada UjaranKhofifah dalam Debat 2

“Penguatan Poktan dan Gapoktan men-jadi penting, supaya proses untuk bisamemproteksi terutama harga pada saatpanen itu betul-betul bisa terkawal.”

Data 4, 5, data 6 leksikal denotatif jabarandengan program ke-6 Jatim Agro, Poktan danGapoktan merupakan hal yang diperlukan untukpenguatan pertanian.

Data 5 Leksikal Denotatif pada UjaranKhofifah dalam Debat 2

“Stabilitas harga produk pertaniannyastabil, bahkan ditingkatkan. Kita inginbahwa infrastruktur tidak hanya didaerah-daerah ring 1, tapi daerah-daerahlingkar selatan, daerah-daerah kepulauanjuga mendapatkan prioritas. Kita inginada kapal-kapal ekspres ditambah, kitaingin ada rumah sakit apung yang bisamemberikan fasilitas untuk daerah-daerahkepulauan.”

Leksikal kepulauan menunjukkan pasanganKhofifah-Emil juga memprioritaskan aspek nela-yan.

Data 6 Leksikal Denotatif pada Ujaran EmilDardak dalam Debat 2

“Dengan adanya PERMAINSURI atau(Pelayanan Informasi Super Koridor),kita akan memberikan informasi padapetani komoditas yang ditanam baiknyaapa.” Daerah-daerah kepulauan jugamendapatkan prioritas. Kita ingin adakapal–kapal ekspres ditambah, kita inginada rumah sakit apung yang bisa mem-berikan fasilitas untuk daerah-daerahkepulauan.”

Leksikal PERMAINSURI merupakan strategiprogram untuk memajukan pertanian demi mem-pertahankan ekonomi pangan di Jawa Timur serta

meningkatkan fasilitas dan pembangunan diwilayah kepulauan serta pesisir di Jawa Timur.

“Jadi, artinya kata kunci prioritas adalahmenyesuaikan dengan rencana pengem-bangan wilayah yang ada di sini. Kepulauanjuga mendapatkan prioritas. Kita inginada kapal-kapal ekspres ditambah, kitaingin ada rumah sakit apung yang bisamemberikan fasilitas untuk daerah-daerah kepulauan.”

Data 7 Leksikal Denotatif pada Ujaran EmilDardak dalam Debat 2

Data 7, 8, 9 menunjukkan leksikal denotatifjabaran program ke 8, “Jatim Amanah.” Leksikaldenotatif menyesuaikan dari data 7 tersebut me-nunjukkan dalam perencanaan pembangunanekonomi yang akan dilakukan Khofifah dan Emilpasti menyesuaikan dengan pegembangan wilayahdi Jawa Timur.

Data 8 Leksikal Denotatif pada UjaranKhofifah dalam Debat 3

“Kami menyampaikan bahwa SLRT(Sistem Layanan Rujukan Terpadu) inilahyang kami ingin persembahkan kepadamasyarakat Jawa Timur, jika kamiKhofifah dan Emil mendapatkan mandatdan terpilih menjadi Gubernur dan WakilGubernur.”

Data 8 SLRT (Sistem Layanan Rujukan Ter-padu) merupakan leksikal denotatif yang menun-jukkan dan ditawarkan sebagai cara tepat untukmengatasi pelayanan publik di Jawa Timur.

Data 9 Leksikal Denotatif pada UjaranKhofifah dalam Debat 3

“Saya rasa Pergub itu harus sesuatu yangsegera diterbitkan, supaya ada payunghukum bagi siapa pun yang ingin mem-berikan layanan-layanan sosial.”

Page 10: IDEOLOGI PASANGAN KHOFIFAH–EMIL DALAM DEBAT …

Irine Cyntia Firdasari, Esti Junining, Nurul ChojimahIdeologi Pasangan Khofifah–Emil dalam Debat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur 2018

123

Data 9 pergub merupakan leksikal denotatifyang merupakan singkatan dari peraturan gubernuruntuk meningkatkan layanan pemerintah kepadamasyarakat. Khofifah berpendapat dengan di-terbitkannya pergub untuk perlindungan bagi siapapun yang ingin memberikan pelayanan sosialkepada masyarakat.

2. Leksikal KonotatifLeksikal konotatif merupakan leksikal yang

memiliki makna tersembunyi atau makna implisit.Leksikal konotatif juga telah ditemukan, berikutdatanya:

“Hari ini, kita punya PDRB di Jawa Timur1.800 Triliun. Kita punya APBD 29,8Trilyun. Artinya, bahwa hanya 3,5% dariPDRB itu yang akan dikelola oleh Peme-rintah Provinsi Jawa Timur. Kita inginmembagi kue itu, supaya rakyat sejahtera,rakyat sehat, dan rakyat terdidik.”

Data 10 Leksikal Konotatif pada UjaranKhofifah dalam Debat 1

Data 10, leksikal konotatif ini mengungkap-kan pola pikir dan pola kebijakan Kofifah dalamsistem pemerintahan saat menjadi gubernur.Dalam hal ini yang dimaksud kue dalam leksikaltersebut adalah anggaran. Hal tersebut merupakankebijakan politik. Khofifah lebih cenderung me-makai cara konsolidasi anggaran dengan parapenguasa atau pihak terkait untuk memudahkanjalannya program.

Data 11 Leksikal Konotatif pada UjaranKhofifah dalam Debat 2

“Kami ingin menyampaikan bahwapelayanan satu atap dengan online systemini harus memberikan garansi pada caloninvestor bahwa pemerintah, baik provinsimaupun kabupaten kota ini harus ber-seiring.”

Data 11 menunjukkan bahwa pelayanan satuatap yang dimaksud adalah administrasi segala

aspek harus terkoordinasi, terpusat dalam satusistem terpadu agar dirasakan makin mudah danrakyat atau investor tidak bingung.

“Saya ingin menyampaikan, investordalam dan luar negeri harus diberikankarpet merah. Artinya mereka adalah veryimportant person dalam artian konsolidasiseluruh proses pemerataan kue pem-bangunan,”

Data 12 Leksikal Konotatif pada UjaranKhofifah dalam Debat 2

Data 12 mempunyai pengertian karpet merahsebagai jalan khusus untuk kelompok atau indi-vidu yang memiliki peranan penting dalam suatuacara. Hal ini yang dimaksudkan Khofifah untukmemberikan jalan utama atau memprioritaskanpara investor untuk berinvestasi ke Jawa Timur.

“Dalam Jatim Amanah kami berduaKhofifah dan Emil ingin menghadirkanProvinsi Jawa Timur yang efektif, untukmensinergikan berbagai kebijakan danprogram pemerintahan pusat.”

Data 13 Leksikal Konotatif pada UjaranKhofifah dalam Debat 3

Data 13 merupakan nama program ke-8Khofifah. Program yang ingin menciptakan biro-krasi, sistem pelayanan yang lebih baik, serta me-nyelenggarakan pemerintahan yang bersih, efektif,dan antikorupsi.

Pembahasan Ideologi Khofifah dan EmilDitemukan sebanyak 16 gaya bahasa repetisi.

Keseluruhan repetisi tersebut diklasifikasikandalam empat golongan, repetisi bunyi, repetisi kataatau diksi, repetisi frasa dan repetisi kalimat.Leksikal yang paling banyak ditemukan pada isidebat kedua pasangan calon ini adalah leksikaldenotatif. Penelitian ini menemukan sepuluhleksikal denotatif pada ujaran pasangan calonKhofifah dan Emil.

Page 11: IDEOLOGI PASANGAN KHOFIFAH–EMIL DALAM DEBAT …

124

Kadera Bahasa, Volume 11, Nomor 2, Edisi Agustus 2019

Berdasarkan langkah analisis wacana kritisVan Dijk ditemukan gaya bahasa repetisi danleksikal. Gaya bahasa itu sebagai langkah awaluntuk mencari ideologi dengan memerhatikandimensi kognisi sosial dan konteks sosialnya. Padaujaran pasangan calon Khofifah dan Emil gayabahasa dan leksikal yang ada menunjukkan idedan gagasan dari setiap pertanyaan yang diberikanpanelis. Ide dan gagasan tersebut muncul karenadipengaruhi oleh kognisi sosial mereka berduayang juga merupakan kader Nahdlatul Ulama(NU) atau nahdliyin. Hal itu terlihat dari frasaJatim amanah, nafas membangun, kue. Dimensikognitif dari latar belakang kandidat juga darifaktor partai pendukung. Salah satu partai pendu-kung pasangan calon ini adalah demokrat, sehinggamuncul istilah pro pure, pro job, pro growth, proenvironment. Kemudian dimensi konteks sosialyang memengaruhi ujaran ini adalah faktor per-tanyaan dari panelis yang disesuaikan dengantema pada masing-masing debat pertama, keduadan ketiga. Karena debat ini bersistem tanya jawabdari panelis sehingga ujaran-ujaran yang munculadalah ide atau gagasan sesuai dengan pertanyaanyang diberikan oleh panelis. Berdasarkan teoriideologi dari Raymond William (Eriyanto 2008),ideologi pasangan Khofifah dan Emil secara teorimasuk ke dalam kategori ideologi sebagai sebuahsistem kepercayaan yang dimiliki oleh kelompokatau kelas tertentu.

Secara lebih rinci jenis ideologi yang diterap-kan berupa ideologi konservatif. Ideologi konser-vatif secara filsafatnya adalah perubahan meski-pun tidak selalu sebuah kemajuan. Perubahannyasecara bertahap tanpa harus mengubah struktursosial politik yang sudah ada. Sistem pemerintah-annya antara demokratis dan otoriter. Hal inidapat diamati bahwa banyak ujaran yang mengan-dung kepemimpinan sosok dirinya, bahwa dialahpasangan yang lebih baik untuk Gubernur danWakil Gubernur periode itu. Leksikal denotatif

“pergub” pada debat ketiga, dapat diamati bahwagaya kepemimpinan Khofifah sedikit otoriter,terstruktur, tersistem. Selain itu, dari solusi kreatifyang ditawarkan pasangan ini juga banyak inovasidan baru, dalam artian pendekatan teknologi.

PENUTUPMenggunakan gaya bahasa repetisi dan pemi-

lihan leksikal merupakan aspek linguistik yangtepat dalam penelitian analisis wacana kritis ter-utama mencari ideologi. Hasil penelitian di-temukan bahwa idelogi pasangan Khofifah danEmil Dardak dikategorikan sebagai ideologi kon-servatif. Konservatif merupakan perubahan mes-kipun tidak selalu sebuah kemajuan. Perubah-annya secara bertahap tanpa harus merubah struk-tur sosial politik yang sudah ada. Sistem pemerin-tahannya antara demokratis dan otoriter.

Fokus penelitian ini adalah hanya pada pen-carian ideologi. Untuk peneliti selanjutnya, jikaingin meneliti objek yang sama, maka diharapkandapat meneliti dengan mengangkat aspek yang laindan tidak sebatas mencari ideologi.

DAFTAR PUSTAKAEriyanto. (2008). Analisis Wacana Kritis. Pengantar

Analisis Teks Media. Yogyakarta: PT. LKiSPelangi Aksara Yogyakarta.

Haryatmoko. (2016). Critical Discourse Analysis(Analisis Wacana Kritis). Landasan Teori, Meto-dologi, dan Penerapan. Jakarta: PT RajagrafindoPersada.

Kartika, R. (2014). Debat Capres.Analisis Isi danFungsi. Jakarta: DCSC.

Keraf, G. (2010). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta:PT Ikrar Mandiriabadi.

Milandari, B. D. (2017). “Penggunaan GayaBahasa dalam Debat Calon Gubernur danWakil Gubernur DKI Jakarta Periode 2017—2022 .” Seminar Nasional Bahasa dan Sastra

Page 12: IDEOLOGI PASANGAN KHOFIFAH–EMIL DALAM DEBAT …

Irine Cyntia Firdasari, Esti Junining, Nurul ChojimahIdeologi Pasangan Khofifah–Emil dalam Debat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur 2018

125

dalam Konteks Global (hal. 1-12). Jember:E-Journal Universitas Jember.

Miles, M., Huberman, dkk. (2014). Qualitative DataAnalysis, A Methods Sourcebook Edition 3.United States of America: SAGEPublications, Inc.

Ramanathan, R., dkk. (2017). “Lexis in PoliticalIdeas on Twitter.” International Journal of AppliedLinguistics & English Literature, 332-352.

Siswono. (2014). Teori dan Praktik. Diksi, GayaBahasa, dan Pencit raan. Yogyakarta:Deepublish Publisher.

Soyomukti. (2013). Komunikasi Politik.KudetaPolitik Media, Analisa Komunikasi Rakyat danPenguasa. Malang: Intrans Publishing.

Subahnan. (2017). “Pendayagunaan Gaya Bahasadalam Wacana Kampanye.” Jurnal Wacana,82-93.

Umum, K. P. (2018).Portal KPU. Diambil kembalidari https://infopemilu.kpu.go.id/portalKPU: https://infopemilu.kpu.go.id/portalKPU.diakses 2018, Maret 25.

Wodak, R., & Meyer, M. (2001). Methods of CriticalDiscourse Analysis. London: SAGE PublicationLtd.

Youtube.(2018). Full-Debat Publik 1 Pilgub Jatim2018;Khofifah-Emil & Gus Ipul-Puti oleh CNN– YouTube. Diambil kembali dari Youtube:www.youtube.com. Diakses 16 April 2018.

Youtube.(2018). Full-Live! Debat Publik II PilgubJatim 2018;Khofifah-Emil &

Gus Ipul-Puti oleh CNN- YouTube. Diambil kembalidari Youtube: www.youtube.com. Diakses 20Juni 2018.