7
IDENTITAS DAN DESKRIPSI MATA KULIAH, SILABUS, DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN AT 311 ARSITEKTUR NUSANTARA PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

IDENTITAS DAN DESKRIPSI MATA KULIAH, · pengertian Arsitektur Nusantara yang terdiri dari arsitektur tradisi besar (grand tradition) dan arsitektur tradisi rakyat (folk tradition),

  • Upload
    lamnhan

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

IDENTITAS DAN DESKRIPSI MATA KULIAH,

SILABUS, DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN

AT 311 ARSITEKTUR NUSANTARA

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

SILABUS PERKULIAHAN No. Dok. FPTK-UPI-SIL– E5151-31-AT311-Rev.02

Nama Mata Kuliah Arsitektur Nusantara Revisi 02

Kode MK AT 311 Tanggal 30 Oktober 2014

FPTK-UPI Kelompok MK Mata Kuliah Keahlian Program Studi Halaman 1 dari 7

Identitas MataKuliah

Nama Mata Kuliah : Arsitektur Nusantara

Kode Mata Kuliah : AT 311

Jumlah SKS : 2 (dua)

Deskripsi Mata Kuliah:

Mata kuliah Arsitektur Nusantara merupakan mata kuliah pilihan yang di dalamnya memiliki

konsentrasi pada pemahaman mahasiswa tentang prinsip-prinsip dasar kekayaan dan

kecerdasan lokal (local genius) beberapa daerah di Indonesia. Mata kuliah ini memiliki fokus

pada arsitektur tradisi rakyat (folk tradition), selain arsitektur tradisi besar (grand tradition).

Di samping itu, mahasiswa juga belajar tentang kebudayaan yang di dalamnya terkandung

tentang hubungan kebudayaan dengan arsitektur, manusia, sistem kosmologi, sakral dan

profan, mitologi, simbol, religi dan ritual serta kearifan lokal (local wisdom) lainnya. Untuk

membekali mahasiswa tentang pendalaman arsitektur daerah, maka mahasiswa diberikan

tugas untuk mengobservasi kampung-kampung tradisional yang ada di Jawa Barat. Observasi

ini bertujuan untuk mengidentifikasikan keanekaragaman arsitektur tradisional yang di

dalamnya terdiri dari: budaya, tradisi, ragam bangunan adat, dan lain lain sebagai bekal dan

bahan untuk bahan penelitian serta praktek profesinya. Hasil observasi akan dipresentasikan

di depan kelas dalam bentuk diskusi dan disarikan dalam bentuk laporan. Oleh karena itu,

aspek penilaian dilakukan tidak hanya pada teori, tetapi juga pada presentasi hasil observasi.

Perkuliahan diselenggarakan melalui pendekatan ekspositori dalam bentuk ceramah dan

tanya jawab yang dilengkapi dengan penggunaan LCD, OHP, dan pendekatan inkuiri yaitu

penyelesaian tugas perorangan secara parsial/terstruktur. Tahapan mahasiswa dalam

penguasaan mata kuliah ini melalui evaluasi proses penyelesaian tugas terstruktur dan

evaluasi Ujian Tengah Semester (UTS) serta Ujian Akhir Semester (UAS).

SILABUS PERKULIAHAN No. Dok. FPTK-UPI-SIL– E5151-31-AT311-Rev.02

Nama Mata Kuliah Arsitektur Nusantara Revisi 02

Kode MK AT 311 Tanggal 30 Oktober 2014

FPTK-UPI Kelompok MK Mata Kuliah Keahlian Program Studi Halaman 2 dari 7

Nuryanto, S.Pd., M.T. Dr. Eng. Beta Paramita, M.T. Dr. Eng. Usep Surahman, M.T.

Dosen Pengampu

Mata Kuliah

Ketua Prodi

Pendidikan Teknik Arsitektur

Ketua Departemen

Pendidikan Teknik Arsitektur

SILABUS

1. Identitas Mata Kuliah:

Nama Mata Kuliah : Arsitektur Nusantara

Kode Mata Kuliah : AT 311

Jumlah SKS : 2 (dua)

Semester : 5 (lima)

Program Studi/Jenjang : Teknik Arsitektur/S1

Dosen/Asisten : Nuryanto, S.Pd., M.T.

2. Kompetensi

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu:

Menyebutkan definisi dan esensi Arsitektur Nusantara (grand dan folk tradition);

Menyebutkan definisi kebudayaan serta hubungannya dengan arsitektur sebagai produk

budaya serta manusia sebagai subjek budaya;

Menyebutkan definisi dan esensi cosmology (sistem pandangan tentang alam semesta);

Menyebutkan definisi dan esensi mythology dan symbol;

Menyebutkan definisi dan esensi sacred dan profane (ruang suci dan tidak suci);

Mengidentifikasi karakteristik arsitektur tradisional yang ada di Indonesia, seperti Sunda,

Jawa, Bali, Toraja, Batak, Papua, dan lain sebagainya;

Mengamati kampung-kampung adat di Indonesia, khususnya di Jawa Barat berdasarkan

karakteristik daerahnya masing-masing;

Mendemonstrasikan hasil pengamatan objek arsitektur tradisional di depan kelas.

SILABUS PERKULIAHAN No. Dok. FPTK-UPI-SIL– E5151-31-AT311-Rev.02

Nama Mata Kuliah Arsitektur Nusantara Revisi 02

Kode MK AT 311 Tanggal 30 Oktober 2014

FPTK-UPI Kelompok MK Mata Kuliah Keahlian Program Studi Halaman 3 dari 7

3. Deskripsi Isi:

Mata kuliah ini Arsitektur Nusantara sangat menekankan pengetahuan dan pemahaman

mahasiswa tentang kearifan lokal dan kecerdasan lokal yang ada di Indonesia melalui

keanekaragaman arsitektur daerahnya. Pengayaan teori tentang mata kuliah ini harus optimal,

karena mahasiswa akan ditugaskan melakukan kunjungan dan pengamatan langsung ke

kampung-kampung adat untuk mengetahui dan menggali keanekaragaman arsitektur

termasuk budaya masyarakat dan menganalisisnya dengan menggunakan teori yang telah

dipelajari sebelumnya. Isi materi mata kuliah Arsitektur Nusantara ini meliputi: dasar-dasar

pengertian Arsitektur Nusantara yang terdiri dari arsitektur tradisi besar (grand tradition) dan

arsitektur tradisi rakyat (folk tradition), kebudayaan, arsitektur sebagai produk budaya,

manusia versus alam (mitis, ontologi, fungsional), kosmologi (studi ruang dan waktu),

mitologi dan simbol, sakral dan profan, arsitektur tradisional Masyarakat Sunda, arsitektur

tradisional Masyarakat Jawa, arsitektur tradisional Masyarakat Bali, arsitektur tradisional

Masyarakat Toraja, arsitektur tradisional Masyarakat Batak, arsitektur tradisional Masyarakat

Papua, serta arsitektur permukiman Kali Code di Jogjakarta. Untuk memperkaya wawasan

tentang arsitektur tradisionalnya, mahasiswa akan diberikan tugas besar untuk melakukan

kunjungan dan mengamati kampung-kampung adat Sunda, seperti Baduy, Naga, Dukuh,

Kuta, Kasepuhan, Pulo, Ciburuy, dan lain-lain untuk dipresentasikan di depan kelas. Tugas

besar tersebut harus diasistensikan sebelum dan sesudah dipresentasikan serta dibuatkan

laporan akhir kepada dosen pengampu.

4. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan : Pembelajaran aktif

Metode : Ceramah, tugas, asistensi

Tugas : Observasi kampung adat (tugas besar kelompok)

Media : LCD Proyektor, film dokumenter

SILABUS PERKULIAHAN No. Dok. FPTK-UPI-SIL– E5151-31-AT311-Rev.02

Nama Mata Kuliah Arsitektur Nusantara Revisi 02

Kode MK AT 311 Tanggal 30 Oktober 2014

FPTK-UPI Kelompok MK Mata Kuliah Keahlian Program Studi Halaman 4 dari 7

5. Evaluasi

1. Ujian Tengah Semester (UTS) : 20%

2. Ujian Akhir Semester (UAS) : 20%

3. Tugas : 50%

4. Kehadiran : 10%

6. Rincian Isi/Topik Perkuliahan

Pertemuan Topik

1 Pengantar Perkuliahan

Pendahuluan:

1. Pengertian dan esensi Arsitektur Nusantara;

2. Grand tradition dan folk tradition;

3. Cara membaca arsitektur;

4. Arsitektur tradisional.

2 Model-model sikap manusia terhadap lingkungan (manusia vs alam):

1. Tahap mitis;

2. Tahap ontologi;

3. Tahap fungsional.

3 Kebudayaan:

1. Pengertian, jenis, fungsi, dan wujud kebudayaan;

2. Arsitektur sebagai produk budaya;

3. Hubungan arsitektur dengan kebudayaan;

4. Proses berarsitektur = proses berbudaya.

4 Kosmologi:

1. Pengertian, jenis, dan fungsi kosmologi;

2. Ragam kosmologi pada masyarakat di Indonesia;

3. Manifestasi kosmologi dalam arsitektur;

4. Sistem orientasi arah (poros bumi)

5 Mitologi dan simbol:

1. Pengertian mitologi dan simbol;

2. Ragam mitologi (mitos) dan simbol pada masyarakat di Indonesia;

3. Manifestasi mitologi dan simbol dalam arsitektur;

4. Antropomorfisme.

6 Religi dan ritual:

1. Pengertian, jenis, fungsi religi dan ritual;

2. Ragam religi dan ritual pada masyarakat di Indonesia;

3. Manifestasi religi dan ritual dalam arsitektur;

4. Tabu dan sajen

SILABUS PERKULIAHAN No. Dok. FPTK-UPI-SIL– E5151-31-AT311-Rev.02

Nama Mata Kuliah Arsitektur Nusantara Revisi 02

Kode MK AT 311 Tanggal 30 Oktober 2014

FPTK-UPI Kelompok MK Mata Kuliah Keahlian Program Studi Halaman 5 dari 7

7 Sakral dan profan:

1. Pengertian, jenis, fungsi sakral dan profan;

2. Konsep ruang (space) dan tempat (place);

3. Klasifikasi simbolik pada ruang sakral dan profan;

4. Manifestasi sakral dan profan pada arsitektur.

8 Ujian Tengah Semester (UTS)

9-10 Arsitektur tradisional Masyarakat Sunda

11 Arsitektur tradisional Masyarakat Jawa

12 Arsitektur tradisional Masyarakat Bali

13 Arsitektur tradisional Masyarakat Toraja

14 Arsitektur tradisional Masyarakat Batak

15 Arsitektur tradisional Masyarakat Papua

16 Ujian Akhir Semester (UAS): Presentasi tugas besar observasi kampung

7. Daftar Pustaka

Adimihardja, Kusnaka (1988): “Tipologi Rumah Tradisional Masyarakat Sunda” (Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat);

Adimihardja, Kusnaka dan Salura, Purnama (1992): “Arsitektur dalam Bingkai

Kebudayaan”, (FORIS, Bandung);

Budhisantoso (1986): “Masyarakat dan Kebudayaan Asmat”, Proyek Inventarisasi dan

Dokumentasi Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Jakarta;

Doxiadis, C.A. (1968): ”Ekistics: An Introduction to The Science of Human Settlement”.

New York: Oxford University Press.

Ekadjati, Edi S. (1995): “Kebudayaan Masyarakat Sunda” (Jakarta, Penerbit:

Djambatan); York: Harcourt & World, Inc.);

Elliade, Mircea (1959): “The Secred and The Profane, The Nature of Religion” (New

Elliade, Mircea (1969): “Images and Symbols, Studies in Religious Symbolism” (New

York: A Search Book: Sheed and Ward);

Gelebet (1978): “Pokok-Pokok Pengarahan Arsitektur Tradisional Bali dalam Rangka

Pengembangan Kepariwisataan” (Dinas Kepariwisataan DT. TK. I Provinsi Bali);

Gelebet (1984): “Arsitektur Tradisional Bali” (Universitas Udayana, Bali);

SILABUS PERKULIAHAN No. Dok. FPTK-UPI-SIL– E5151-31-AT311-Rev.02

Nama Mata Kuliah Arsitektur Nusantara Revisi 02

Kode MK AT 311 Tanggal 30 Oktober 2014

FPTK-UPI Kelompok MK Mata Kuliah Keahlian Program Studi Halaman 6 dari 7

Habraken, N. John (1978): ”General Principles A Bout the Way Built Environment Exist”.

Massachusetts;

Ismunandar, R. K. (1986): “Joglo, Arsitektur Rumah Tradisional Jawa” (Semarang:

Effhar & Dahara Prize);

Koentjaraningrat (1971): “Manusia dan Kebudayaan di Indonesia” (Jakarta, Penerbit:

Djambatan);

Mangunwijaya, Y.B. (1988): “Wastu Citra” (Jakarta: P.T. Gramedia Pustaka Utama);

Milner, B. (ed.) (1978): “Natural Symbols in South East Asia” (London: School of

Oriental and African Studies, University of London);

Nuryanto (2014): “Arsitektur Nusantara”, buku ajar mata kuliah Arsitektur Vernakuler,

Departemen Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK Universitas Pendidikan Indonesia,

Bandung;

Papanek, Victor (1992): “The Lesson of Vernacular Architecture” dalam “Green

Imperative” (New York: Thames and Hudson);

Rapoport, Amos (1969): “House Form and Culture (Englewood Cliff: Prentice Hall Inc.);

Rapoport, Amos (1977): ”Human Aspecs of Urban Form: Towards a Man Environment

Approach to Urban Form and Design”. New York, Oxford University Press.

Rudofsky, R. (1964): “Architecture without Architect” (London: Academy Edition);

Santoso, R.B. (1977): “Rumah Adat Toraja” (Tongkonan), Proyek Rehabilitasi dan

Perluasan Museum Sulawesi Selatan 1977/1978.

Sitanggang, Hilderia (2006): “Arsitektur Tradisional Batak Karo”, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Jakarta.

Tuan, Yi-Fu (1977): “Space and Place: The Perspective of Experience”, University of

Minnesota Press, Minneapolis USA.