Identifikasi Umur & Pembusukan Forensik

  • Upload
    rhlmfs

  • View
    1.022

  • Download
    29

Embed Size (px)

Citation preview

MAKALAH IDENTIFIKASI UMUR dan PEMBUSUKAN

Oleh: Melisa Felisia Intan Felicia Satyarahardja Marsita Lita Rahel MF Sigiro Ika Yunitawati (0710035) (0710040) (0710052) (0610188) (0610099)

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

2011 IDENTIFIKASI UMUR Identifikasi adalah suatu usaha untuk mengetahui identitas seseorang melalui sejumlah ciri yang ada pada orang tak dikenal, sedemikian rupa sehingga dapat ditentukan bahwa orang itu apakah sama dengan orang yang hilang yang diperkirakan sebelumnya juga dikenal dengan ciri-ciri itu. Umur merupakan karakteristik utama yang penting dalam identifikasi, dan perkiraan umur seseorang mempunyai kepentingan dalam forensik. Tulang dan gigi merupakan sumber utama yang dapat memberikan informasi mengenai umur seseorang. Identifikasi umur dapat dibagi menjadi 3 fase, yaitu: 1. Bayi yang baru dilahirkan1 Perkiraan umur bayi sangat penting dikaitkan dengan kasus pembunuhan anak, dalam hal penentuan umur kehamilan, dan viabilitas. Kriteria yang umum dipakai adalah berat badan, tinggi badan, pusat penulangan. Tinggi badan memiliki nilai lebih dalam memperkirakan umur dibanding berat badan. Tinggi badan diukur dari puncak kepala hingga tumit (crown-heel), dapat digunakan untuk memperkirakan umur menurut Haase. Cara lain yaitu dari puncak kepala hingga tulang ekor (crown-rup), digunakan oleh Streeter. Pusat penulangan yang paling bermakna dalam memperkirakan umur adalah pusat penulangan pada bagian distal os femur. Pemeriksaan dengan sinar-X dapat membantu untuk menilai timbulnya epifise dan fusinya dengan diafise. 2. Anak-anak dan dewasa di bawah 25 tahun2 Terjadinya unifikasi pada tulang (epifisis) memberi hasil perkiraan umur. Perkiraan umur dapat ditentukan melalui beberapa sumber: a. Pemeriksaan fisik umum2 Bagian tertentu dari tubuh memberikan perkembangan, yaitu: - Pada pria, rambut pubis biasanya tumbuh pada umur 13 15 tahun, rambut ketiak pada umur 14 16 tahun, kumis dan jenggot pada umur

2

15 17 tahun, dan rambut pada bagian tubuh yang lain pada umur 17 20 tahun. Rambut kepala, kumis, dan jenggot mulai memutih pada umur 40 tahun, sedangkan rambut pubis mulai umur 55. Rambut tubuh yang lain mulai memutih pada umur 60 tahun. - Pada wanita, rambut pubis biasanya tumbuh pada umur 13 14 tahun, rambut ketiak pada umur 14 15 tahun. Rambut kepala mulai memutih pada umur 40 tahun, sedangkan rambut pubis mulai umur 55. Payudara berkembang progresif antara umur 13 20 tahun. Rambut yang memutih dapat juga terjadi pada usia muda akibat herediter, iklim, kesedihan yang ekstrim, penderitaan, syok akibat meninggalnya seseorang, penyakit kronis, malnutrisi, dan ansietas. b. Pemeriksaan gigi Identifikasi umur dapat juga dilakukan melalui metode pemeriksaan gigi. Jenis-jenis metode yang digunakan, yaitu: 1) Metode Schour dan Massler3 Schour dan Massler membuat tabel tentang gambaran pertumbuhan gigi mulai dari lahir sampai dengan umur 21 tahun, yang banyak digunakan dalam ilmu kedokteran gigi klinis khususnya ordontis untuk merencanakan atau mengevaluasi perawatan gigi. Tabel ini biasa digunakan untuk mempelajari gigi geligi dimana yang sudah seharusnya tanggal atau seharusnya sudah tumbuh pada umur tertentu.

3

Gambar 1. Tabel Schour dan Massler4 2) Tabel Gustafson dan Koch3 Pada prinsipnya sama dengan Schour dan Massler, hanya pada tabel Gustaffson untuk setiap gigi ini diberikan perkiraan jadwal yang lebih lengkap, mulai dari pembentukan, mineralisasi, pertumbuhan ke dalam mulut sapai pada penutupan foramen apicalis, sejak dalam kandungan hingga umur 16 tahun.

4

Gambar 2. Tabel Gustafson dan Koch4 3) Metode Gustafson2 Penentuan umur berdasarkan table Gustaffson dan Koch pada umumnya bermanfaat selama gigi masih dalam masa pertumbuhan. Karena setelah masa pertumbuhan gigi tetap selesai, maka pertumbuhan dan perkembangan gigi tidak banyak lagi memberikan bantuan untuk menentukan umur karena kondisinya dapat dikatakan menetap. Untuk memperkirakan umur seseorang setelah masa itu, digunakan 6 metode dari Gustaffson:

Gambar 3. Tabel Gustafson2

5

Gambar 4. Metode Gustafson5 4) Neonatal and Von Ebner Lines Garis-garis incremental Von Ebner dan Neonatal, dapat dilihat pada gigi yang telah disiapkan dalam bentuk sediaan asahan dengan ketebalan 30-40 mikron. Pada gigi susu dan Molar 1 (yaitu gigi-gigi yang ada pada waktu kelahiran), akan ditemukan neonatal line berupa garis demarkasi yang memisahkan bagian dalam email (yang terbentuk

6

sebelum kelahiran) dengan bagian luar enamel (yang terbentuk setelah lahir). Selanjutnya juga akan ditemukan garis-garis incremental Von Ebner yang merupakan transisi antara periode pertumbuhan cepat dan pertumbuhan lambat yang berselang-seling. Jarak rata-rata antara garis ini adalah 4 mikron yang merupakan kecepatan deposisi dentin dalam 24 jam. Apabila pembentukan gigi belum selesai, perhitungan garis Von Ebner dari neonatal line dapat membantu penentuan umur.

Gambar 5. Garis-garis Incremental Von Ebner dan Neonatal6 c. Pemeriksaan radiologi (osifikasi tulang) Tulang rangka manusia berkembang melalui sejumlah pusat osifikasi. Pada minggu 11 12 kehidupan intrauterin terdapat 806 pusat osifikasi, pada saat lahir sekitar 450, dan dewasa hanya sekitar 206 tulang. Waktu munculnya pusat osifikasi dan terjadinya proses unifikasi epifisis dengan

7

diafisis memiliki rangkaian periode tertentu. Namun, terdapat beberapa variasi waktu tergantung ras, jenis kelamin, distribusi geografis, makanan, kebiasaan, status gizi, penyakit tertentu, aktivitas fisik, dan gangguan hormonal dan metabolik. Secara umum, proses osifikasi lebih awal terjadi pada orang Indian daripada orang Barat. Terjadi lebih awal pada wanita daripada pria. Jika ditemukan semua epifisis pada tulang panjang, kemungkinan mayat tersebut sudah berusia lebih dari 25 tahun. Penentuan umur berdasarkan proses osifikasi ini membutuhkan pemeriksaan x-ray siku, pergelangan tangan dan sendi bahu pada ekstremitas atas, lutut dan pergelangan kaki pada ekstremitas bawah.

8

Gambar 6. Skema Osifikasi Tulang Ekstremitas Atas2

Gambar 7. Skema Osifikasi Tulang Ekstremitas Bawah2 3. Dewasa di atas 25 tahun Setelah di atas 25 tahun, perkiraan umur menjadi lebih sulit untuk ditentukan, baik pada yang hidup maupun yang sudah mati. Premature aging bisa timbul akibat penyakit, malnutrisi, penderitaan, dan ansietas. Hal ini sangat sulit untuk menentukan akurasi perkiraan umur bahkan 5 tahun setelah permanen dentisi lengkap dan fusi semua pusat osifikasi tulang panjang2. Osifikasi kartilago hyoid, fusi greater horns of hyoid ke tubuh dan manubrium dan xiphisternum ke corpus sternum, lipping of vertebrae, dsb. mulai terjadi antara usia 40 60 tahun2. Pada bagian perifer kornea dapat ditemukan zona opak yang dapat timbul pada umur di atas 40 tahun, kadang-kadang bentuknya menjadi sirkuler dan

9

lengkap sebelum 60 tahun. Pembentukannya terjadi akibat deposisi lemak yang timbul lebih awal pada pria (45 50 tahun) daripada wanita (55 60 tahun)2. Perkiraan umur dapat dilakukan dengan pemeriksaan tengkorak, yaitu pada sutura. Penutupan pada bagian tabula interna biasanya mendahului tabula eksterna. Sutura sagitalis, coronarius, dan sutura lamboideus mulai menutup pada umur 20-30 tahun. Lima tahun berikutnya terjadi penutupan sutura parieto-mastoid dan sutura squamaeus, tetapi dapat juga tetap terbuka atau menutup sebagian pada umur 60 tahun. Sutura spheno-parietal umumnya tidak akan menutup hingga usia 70 tahun1.

10

PEMBUSUKAN Pembusukan atau dekomposisi meliputi dua proses, yaitu autolisis dan putrefaction. Autolisis adalah perlunakan dan pencairan jaringan tubuh yang terjadi dalam kondisi steril karena proses enzimatik intraseluler, tanpa pengaruh bakteri. Putrefaction proses degradasi jaringan pada tubuh mayat yang terjadi sebagai akibat aktivitas mikroorganisme. Setelah terjadi kematian, bakteri yang normal ada dalam tubuh segera mengadakan invasi ke dalam jaringan, darah adalah medium yang paling baik untuk perkembangan dan pertumbuhan bakteri. Bakteri tersebut terutama datang dari usus besar, dimana Clostridium welchii yang paling dominan. Bila kematian seseorang akibat penyakit infeksi, pembusukan akan berlangsung lebih cepat. Autolisis terjadi karenan adanya aktivitas enzimatik yang berasal dari sel itu sendiri yang dilepaskan setelah terjadi kematian. Sehingga organ-organ yang kaya dengan enzim-enzim akan mengalami proses autolisis lebih cepat daripada organorgan yang tidak memiliki enzim, dengan demikian pankreas akan mengalami autolisis lebih cepat dari pada jantung. Aktivitas enzim yang menyebabkan autolisis dapat dihambat dengan cara menaruh jaringan tersebut dalam suatu tempat yang suhunya sangat rendah sekali, misalnya dalam freezer. Proses pembusukan dipercepat dengan adanya panas, pada suhu lingkungan di atas 200C, misalnya di daerah tropis, pembusukan akan dapat dilihat dalam waktu 24 jam, bila suhu lingkungan sesuai dengan suhu optimal bagi pertumbuhan bakteri, maka pembusukan akan lebih cepat terjadinya. Tanda awal dari pembusukan akan tampak sebagai pewarnaan kehijauan pada daerah perut kanan bawah, di mana usus bedar di daerah tersebut banyak mengandung cairan dan bakteri dan letaknya yang lebih superfisial. Pewarnaan akan menyebar ke seluruh perut dan kemudian ke daerah dada, pada saat ini tercium bau pembusukan.

11

Pada akhir minggu pertama tubuh akan seluruhnya berwarna kehijauan dan di beberapa tempat akan tampak warna merah-ungu. Gambaran pembuluh darah balik akan tampak dengan jelas terutama di daerah bahu, dada bagian atas, perut bagian bawah, dan pada daerah lipat paha. Jika proses pembusukan cepat, gambaran pembuluh balik yang seperti jaring-jaring tersebut akan tampak dalam waktu 24 jam. Warna hijau disebabkan karena reaksi antara H2S (gas pembusukan yang terjadi dalam usus besar) dengan Hb menjadi Sulf-Meth-Hb. Kulit ari kemudian akan dengan mudah terlepas bila tergeser atau tertekan. Dalam minggu kedua akan terbentuk gelembung-gelembung pembusukan yang merupakan kelanjutan dari perubahan kulit ari di atas, gelembunggelembung tersebut berisi cairan berwarna merah kehitaman yang disertai dengan bau pembusukan, yang bila dipecahkan akan tampak kulit pada dasar gelembung tersebut licin dan berwarna merah jambu. Pembentukan gas dalam tubuh akan dimulai pada awal minggu kedua, pembentukan gas tersebut dimulai di lambung dan usus, hal ini menyebabkan perut akan tampak menggelembung dan dindingnya tegang. Adanya tekanan pada perut akibat pembentukan gas tersebut akan menyebabkan keluarnya cairan merha kehitaman dari mulut dan hidung, sebagian berasal dari lambung. Adanya gas dalam jaringan tubuh akan menimbulkan kesan krepitasi, terabanya derik udara bila daerah tersebut diraba. Gelembung pembusukan akan tampak jelas biasanya pada daerah kantung zakar dan buah dada. Setelah tiga atau empat minggu rambut akan mudah dicabut, kuku-kuku akan terlepas, wajah akan tampak menggembung, mata akan tertutup erat oleh karena penggembungan pada kedua kelopak mata, bibir akan menggembung, dan mencucur, lidah akan mrnggembung dan terjulur keluar. Lalat dapat meletakkan telurnya pada lubang-lubang tubuh, dan ini kemudian akan menjadi larva yang tampak banyak berkumpul di daerah mata, hidung, mulut, yang pada umumnya akan mencapai pertumbuhan yang optimal dalam waktu 4 hari. Pembusukan pada alat dalam akan terjadi dan dipengaruhi oleh faktor banyak sedikitnya darah. Kelenjar prostat dan kandung rahim non-gravid paling lama mengalami pembusukan. Lambung akan berwarna coklat-keunguan dalam waktu

12

24 jam, tetapi pad aumumnya dalam waktu 4-5 hari, mukosa saluran pernapasan, endokardium, dam intima pembuluh darah akan berwarna merah-kehitaman. Dalam minggu kedua pembusukan pada jaringan otak, paru-paru, hati, jantung, limpa, dan ginjal akan mudah dikenali. Otak akan melunak, paru-paru menjadi lembek, hati menunjukkan gambaran honey-comb, limpa lunak dan mudah hancur, otot jantung tampak suram dan pucat keunguan. Dengan berlanjutnya proses pembusukan, alat-alat dalam akan menciut tapi masih tetap dapat dikenali. Kelenjar prostat dan rahim paling lama mengalami pembusukan, sehingga pada keadaan tertentu dimana telah terjadi pembusukan lanjut, kedua alat tersebut dapat digunakan untuk menentukan jenis kelamin yang bersangkutan. Rumus Casper menunjukkan perbedaan kecepatan pembusukan pada keadaan lingkungan yang berbeda-beda. Menurut Casper keadaan mayat setelah berada selama 1 minggu di udara terbuka adalah sama dengan 2 minggu di dalam air, dan 8 minggu di dalam kuburan1,7,8.

Gambar 8. Mekanisme Produksi Perubahan Warna pada Pembusukan2

13

DAFTAR PUSTAKA 1. Abdul Munim Idries. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik Edisi Pertama. Binarupa Aksara 2. Vij K. 2005. Textbook of Forensic Medicine and Toxicology Principles and Practises 5th ed. India: Elsevier. 3. Clark, DH. 1992. Practical Forensic Odontology. Great Britain: ButterworthHeinemann Ltd. 4. Meinl, A. 2007. The Application of Dental Age Estimation Methods. http://othes.univie.ac.at/1246/1/Dissertation_Meinl.pdf 5. Zimmerman, MR, Angel JL. 1986. Dating and Age Determination of Biological Materials. Great Britain: Croom Helm Ltd. 6. Chandra Satish, Chandra Shaleen, Chandra M, Chandra N. 2004. Textbook of Dental and Oral Histology with Embryology and MCQs. New Delhi: Jaypee Ltd. 7. Atmadja, DS. 1997. Ilmu Kedokteran Forensik Edisi Kedua. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FKUI 8. DiMaio DJ, DiMaio VJ. 2001. Forensic Pathology 2nd ed. New York: CRC Press

14

15