18
Ibadah 500 Tahun SIANG MALAM Belum Menjamin Surga 19 Oktober 2011 pukul 21:15 Saudaraku, ternyata amal baik yang dilakukan siapapun selama 500 tahun siang malam tetap tidak dapat menjamin masuknya surga bagi hamba yang bersangkutan. Mengapa? Mari kita perhatikan & renungkan! م ي ج ر ل ا ن ط ي ش ل ا ن م له ال ب وذ ع ا م ي ج ر ل ا ن م ح ر ل له ا م الس بDalam sebuah Hadits Riwayat Shahih Muslim yang cukup panjang, Diriwayatkan dari Muhammad Bin Mukadir, dan juga diriwayatkan oleh Jabir, Rasulullah datang kepada kami, lalu Rasulullah Muhammad SAW bersabda: ”Baru saja Jibril datang kepadaku tadi, Jibril berkata: ”Hai Muhammad, Demi Allah: ”Bahwasanya ada seseorang melakukan ibadah kira-kira lima ratus tahun diatas puncak sebuah gugung yang luas, panjangnya 30 X 30 hasta, dan lautan yang melingkar di sekitarnya seluas 4000 farsakh dari setiap penjuru, di bawah gunung tersebut terdapat sumber air jernih kira-kira satu jari lebarnya, dan terdapat pula pohon buah delima yang sengaja disediakan oleh ALLAH untuknya dimana setiap hari mengeluarkan buahnya satu biji. Setiap sore sesudah berwudlu, buah tersebut diambil dan dimakan, kemudian dia melakukan shalat seraya berdo’a mohon diambil nyawanya ditengah tengah melakukan sujud, agar tubuhnya tidak tersentuh Bumi atau yang lainnya, hingga ia bangkit di hari kiamat tengah bersujud kepada ALLAH. Maka permohonannya dikabulkan ALLAH, karena itu setiap kami lewat (naik-turun Langit) pasti dia tengah bersujud.”

Ibadah 500 Tahun SIANG MALAM Belum Menjamin Surga

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kisah tentang orang yang terus beribadah

Citation preview

Page 1: Ibadah 500 Tahun SIANG MALAM Belum Menjamin Surga

Ibadah 500 Tahun SIANG MALAM Belum Menjamin Surga19 Oktober 2011 pukul 21:15

Saudaraku, ternyata amal baik yang dilakukan siapapun selama 500 tahun siang malam tetap tidak dapat menjamin masuknya surga bagi hamba yang bersangkutan. Mengapa? Mari kita perhatikan & renungkan!

الرجيم الشيطن من بالله أعوذ

الرحيم الرحمن الله بسم

Dalam sebuah Hadits Riwayat Shahih Muslim yang cukup panjang, Diriwayatkan dari Muhammad Bin Mukadir, dan juga diriwayatkan oleh Jabir, Rasulullah datang kepada kami, lalu Rasulullah Muhammad SAW bersabda:

”Baru saja Jibril datang kepadaku tadi, Jibril berkata:

”Hai Muhammad, Demi Allah: ”Bahwasanya ada seseorang melakukan ibadah kira-kira lima ratus tahun diatas puncak sebuah gugung yang luas, panjangnya 30 X 30 hasta, dan lautan yang melingkar di sekitarnya seluas 4000 farsakh dari setiap penjuru, di bawah gunung tersebut terdapat sumber air jernih kira-kira satu jari lebarnya, dan terdapat pula pohon buah delima yang sengaja disediakan oleh ALLAH untuknya dimana setiap hari mengeluarkan buahnya satu biji.

Setiap sore sesudah berwudlu, buah tersebut diambil dan dimakan, kemudian dia melakukan shalat seraya berdo’a mohon diambil nyawanya ditengah tengah melakukan sujud, agar tubuhnya tidak tersentuh Bumi atau yang lainnya, hingga ia bangkit di hari kiamat tengah bersujud kepada ALLAH. Maka permohonannya dikabulkan ALLAH, karena itu setiap kami lewat (naik-turun Langit) pasti dia tengah bersujud.” 

Lanjut Jibril:”Kami temukan tulisnya (ceritanya) di lauhil mahfudz, bahwa: ia akan dibangkitkan kelak dihari kiamat dalam keadaan masih tetap bersujud dan diajukan kepada ALLAH, FirmanNya:”Masukkanlah hamba-Ku ini ke sorga karena Rahmat-Ku.” Tetapi hamba itu menjawab: ”Melainkan karena amalku semata.”

Lalu ALLAH menyuruh Malaikat untuk menghitung semua amalnya dibanding nikmat pemberianNya, dan ternyata setelah penotalan amal keseluruhan selesai, dan dimulai dengan menghitung nikmatnya mata saja sudah melebihi pahala ibadahnya sepanjang 500 tahun, padahal nikmat-nikmat yang lain-lainnya jauh lebih besar dan berharga.

Lalu ALLAH berFirman: ”Lemparkan ia ke dalam Neraka.” Kemudian Malaikat membawanya dan akan dilemparkan ke dalam Neraka, tetapi di tengah perjalanan menuju Neraka, ia menyadari kekeliruannya dan menyesal seraya berkata:”Ya ALLAH, masukkanlah aku ke surga karena Rahmat-Mu.”

Page 2: Ibadah 500 Tahun SIANG MALAM Belum Menjamin Surga

Akhirnya Firman-Nya kepada Malaikat:”Kembalikanlah ia.”

Lalu ditanya ia:”Siapakah yang menciptakan kamu dari asalnya (tiada)?.”

Jawabnya:”Engkau ya ALLAH.”

Lalu hal itu dikarenakan amalmu ataukah Rahmat-Ku?.”

Jawabnya:”Karena Rahmat-Mu.”

Siapakah yang menguatkanmu beribadah selama lima ratus tahun?.”

Jawabnya lagi:”Engkau ya ALLAH.”

“Dan siapakah yang menempatkan kamu diatas Gunung dikelilingi lautan di sekitarnya, dikaki Gunung tersebut memancar sumber air tawar, dan tumbuh pohon delima yang buahnya kau petik setiap sore, padahal menurut hukum adat, delima hanya berbuah sekali dalam setahun, lalu kau minta mati dalam keadaan bersujud, siapa yang melakukan itu semua?.”

Jawabnya:” Engkau ya ALLAH.” FirmanNya:”Maka sadarlah kamu, bahwa itu semua adalah semata karena Rahmat-Ku, dan sekarang Aku masukkan kamu ke surga semata karena Rahmat-Ku.”

Kemudian Jibril berkata:”Segala-galanya dia alam ini bisa terjadi/ada, semua hanya karena rahmat ALLAH  semata.”

Mengapa ini semua bisa terjadi? Bukankah hamba itu sudah sedemikian rajinnya beribadah?Dari sini, ada beberapa pelajaran yang dapat kita ambil, diantaranya:1. Jangan terjebak dengan sombong / bangga / menyebut-nyebut / mengungkit amal kita

Kita semua tahu bahwa Iblis tadinya ialah golongan jin yang berhasil menjadi pemimpin para Malaikat dahulu kala. Banyak tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh para malaikat namun dapat diselesaikan oleh Iblis. Sekian juta tahun lamanya mengabdi & berprestasi hingga akhirnya perlahan menduduki jabatan tinggi sampai menjadi pemimpin para Malaikat. NAMUN, semua itu hancur lebur karena Iblis merasa LEBIH BAIK dibanding manusia.

Dalam beberapa ayat Qur'an:

QS.7 A'raaf:12. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (hormat) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".

QS.38 Shaad:76. Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah".

 

Page 3: Ibadah 500 Tahun SIANG MALAM Belum Menjamin Surga

2. Agar kita merasa kurang beramal dan tetap terus beramal

Seseorang yang sudah merasa cukup amal maka sadar atau tidak maka dia menjadi agak kendur beramalnya karena sudah merasa kurang perlu beramal lagi

3. Lupakan amal baikmu, ingatlah dosamu

Ibarat pepatah: lupakanlah kebaikanmu, ingatlah kesalahanmu, karena engkau tidak tahu apakah amalmu diterima atau tidak dan engkau pun tak tahu dosamu sudah diampuni atau belum.

4. Sadar bahwa semua amal apapun yang telah kita lakukan maka tidak akan pernah dapat menebus nikmat yang telah Allah berikan pada kita.

Dalam sebuah Hadits:

Para Sahabat bertanya: Ya Rasul, jika aku telah mencukupi SEMUA kebutuhan orang tuaku, apakah itu berarti aku telah membalas jasanya?Rasulullah Muhammad SAW bersabda: Tidak, sekali-kali kamu tidak akan pernah dapat membalas jasa kedua orang tuamu.

JIKA MEMBALAS JASA PADA ORANG TUA SAJA KITA TIDAK AKAN PERNAH MAMPU, LALU DAPATKAH KITA MEMBALAS JASA YANG TELAH ALLAH BERIKAN PADA KITA???

5. Yang 500 Tahun ibadah siang puasa malam shalat tiap hari dengan kwalitas ibadah yang luar biasa saja belum tentu masuk surga, lalu bagaimana dengan kwantitas yang sedikit dan juga kwalitas shalat yang sedemikian rupa? Badannya shalat, namun pikiran melayang kemana-mana? Dzikir saja jarang apalagi puasa sepanjang ratusan tahun? Beranikah menjamin surga bagi kita pribadi?

6. Lalu bagaimana yang tidak pernah shalat? Aurat terbuka? Tidak berkerudung? Gosip sana-sini? Ganggu pasangan orang lain melalui Facebook? Browsing gambar & Film tidak karuan? Download ini & itu? Mubadzir waktu, tenaga? Mari saudaraku kita sama-sama mengingati sesama insan

Mari, tetaplah dalam harap dan cemas pada Allah.

Berharap agar amal diterima, agar dosa diampuni, namun cemas karena kurang amal, amal tidak diterima dan dosa tidak diampuni.

Page 4: Ibadah 500 Tahun SIANG MALAM Belum Menjamin Surga

Manusia itu seakan-akan dikepung oleh 99 macam sebab kematianjika kesemua itu gagal mengenainyadia pasti tidak bisa mengelak dari usia tua(HR Tirmidzi)Allah seolah ingin mengabarkan kepada kita bahwa yang namanya kematian itu bisa mendatangi kita kapan saja dan dimana saja.makanya Allah itu sangat benci kepada orang tua yang masih bermaksiat, Kenapa? karena kesempatan hidupnya tinggal menunggu usia tuanya berakhir...bagi yang muda jangan merasa aman dulu orang tua itu tinggal satu penyebab kematianya sementara anak muda itu 99 kali penyebab kematian,,,,

Umur 40 tahun menurut Islam

Ketika Al-Qur’an menyebut sesuatu di dalam ayat-ayat-Nya, tentu ada yang sangat penting atau perlu diperhatikan terhadap sesuatu tersebut. 

Demikian juga ketika Al-Qur’an memberikan apresiasi tersendiri terhadap tahapan manusia kala mencapai usia 40 tahun yang disebutkan di dalam ayatnya secara eksplisit. Allah swt. berfirman,

أشكر أن أوزعنى رب قال سنة أربعين وبلغ أشده بلغ إذا ى حتترضاه صالحا أعمل وأن والدي وعلى علي أنعمت تى ال نعمتك

المسلمين من ى وإن إليك تبت ى إن تى ي ذر فى لى وأصلحApabila dia telah dewasa dan usianya sampai empat puluh tahun, ia berdoa, “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shaleh yang engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim.” (Q.S. al-Ahqâf: 15)

Menurut para pakar tafsir, usia 40 tahun disebut tersendiri pada ayat ini, karena pada usia inilah manusia mencapai puncak kehidupannya baik dari segi fisik, intelektual, emosional, karya, maupun spiritualnya. Orang yang berusia 40 tahun benar-benar telah meninggalkan usia mudanya dan beralih menapaki usia dewasa penuh. Apa yang dialami pada usia ini sifatnya stabil, mapan, kokoh. Perilaku di usia ini karenanya akan menjadi ukuran manusia pada usia-usia berikutnya.

Page 5: Ibadah 500 Tahun SIANG MALAM Belum Menjamin Surga

Doa yang terdapat dalam ayat tersebut tentu dianjurkan untuk dibaca oleh mereka yang berusia 40 tahunan. Apalagi mereka yang usianya di atasnya. Di dalamnya tampak terkandung uraian berbagai gejala orang yang berusia 40 tahun, yaitu:

nikmat yang sempurna telah diterimanya dan diterima oleh orang tuanya, kecenderungan diri untuk beramal yang positif, rumah tangga yang beranjak harmonis, kecenderungan diri bertaubat dan kembali kepada Sang Pencipta, dan ketegasannya mendeklarasikan diri sebagai pemeluk agama Islam.

Pada ayat yang lain, Allah swt. berfirman,

ذير الن وجاءكم ر تذك من فيه ر يتذك ما نعمركم أولم

Apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam tempo yang cukup untuk berpikir bagi orang-orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepadamu pemberi peringatan? (Q.S. Fâthir: 37)

Menurut Ibnu Abbas, Hasan al-Bashri, al-Kalbi, Wahab bin Munabbih, dan Masruq, yang dimaksud dengan “umur panjang dalam tempo (tenggang waktu) yang cukup untuk berpikir” dalam ayat tersebut tidak lain adalah kala berusia 40 tahun.

Mengapa umur 40 tahun begitu penting?

Dalam tradisi Islam, usia manusia diklasifikasikan menjadi 4 (empat) periode, yaitu 1) periode kanak-kanak atau thufuliyah, 2) periode muda atau syabab, 3) periode dewasa atau kuhulah, dan 4) periode tua atau syaikhukhah. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menyebut periode kanak-kanak itu mulai lahir hingga baligh, muda mulai dari usiabaligh sampai 40 tahun, dewasa usia 40 tahun sampai 60 tahun, dan usia tua dari 60-70 tahun.

Usia 40 tahun dengan demikian adalah usia ketika manusia benar-benar meninggalkan masa mudanya dan beralih menapaki masa dewasa penuh yang disebut dengan usia dewasa madya (paruh baya) atau kuhulah. Hal ini sesuai dengan pendapat pakar psikologi seperti Elizabet B. Hurlock, penulis “Developmental Psychology”. Katanya, “masa dewasa awal” atau “early

Page 6: Ibadah 500 Tahun SIANG MALAM Belum Menjamin Surga

adulthood” terbentang sejak tercapainya kematangan secara hukum sampai kira-kira usia 40 tahun. Selanjutnya adalah masa setengah baya atau “middle age”, yang umumnya dimulai pada usia 40 tahun dan berakhir pada usia 60 tahun. Dan akhirnya, masa tua atau “old age” dimulai sejak berakhirnya masa setengah baya sampai seseorang meninggal dunia.

Nuansa kejiwaan yang paling menarik pada usia 40 tahun ini adalah meningkatnya minat seseorang terhadap agama (religiusitas dan spiritualisme) setelah pada masa-masa sebelumnya minat terhadap agama itu boleh jadi kecil sebagaimana diungkapkan oleh banyak pakar psikologi sebagai “least religious period of life”.

Oleh karena itu, dengan berbagai keistimewaannya, maka patutlah jika usia 40 tahun disebut tersendiri di dalam al-Qur’an. Dan karenanya, tidaklah heran jika para Nabi diutus pada usia 40 tahun. Nabi Muhammad saw. diutus menjadi nabi tepat pada usia 40 tahun. Begitu juga dengan nabi-nabi yang lain, kecuali Nabi Isa as. dan Nabi Yahya as., mereka diutus menjadi nabi ketika usia mereka genap 40 tahun.

Di banyak negara ditetapkan, untuk menduduki jabatan-jabatan elit yang strategis, seperti kepala negara, disyaratkan bakal calon harus telah berusia 40 tahun. Masyarakat sendiri tampak cenderung baru mengakui prestasi seseorang secara mantap tatkala orang itu telah berusia 40 tahun. Soekarno menjadi presiden pada usia 44 tahun. Soeharto menjadi presiden pada umur 46 tahun. J.F. Kennedy 44 tahun. Bill Clinton 46 tahun. Paul Keating 47 tahun. Sementara Tony Blair 44 tahun.

Apa keistimewaan usia 40 tahun?

Salah satu keistimewaan usia 40 tahun tercermin dari sabda Rasulullah saw.,

وإذا ، حسابه تعالى الله خفف سنة أربعين بلغ إذا المسلم العبدسنة سبعين بلغ وإذا ، إليه اإلنابة تعالى الله رزقه سنة ين ست بلغ

حسناته تعالى الله ت ثب سنة ثمانين بلغ وإذا ، ماء الس أهل ه أحبوما ذنبه من تقدم ما الله غفر سنة تسعين بلغ وإذا ، ئاته سي ومحا

الله أسير ماء الس فى وكتب ، بيته أهل فى تعالى الله وشفعه تأخرأحمد – اإلمام رواه أرضه فى

Page 7: Ibadah 500 Tahun SIANG MALAM Belum Menjamin Surga

Seorang hamba muslim bila usianya mencapai empat puluh tahun, Allah akan meringankan hisabnya (perhitungan amalnya). Jika usianya mencapai enam puluh tahun, Allah akan memberikan anugerah berupa kemampuan kembali (bertaubat) kepada-Nya. Bila usianya mencapai tujuh puluh tahun, para penduduk langit (malaikat) akan mencintainya. Jika usianya mencapai delapan puluh tahun, Allah akan menetapkan amal kebaikannya dan menghapus amal keburukannya. Dan bila usianya mencapai sembilan puluh tahun, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan dosa-dosanya yang belakangan, Allah juga akan memberikan pertolongan kepada anggota keluarganya, serta Allah akan mencatatnya sebagai “tawanan Allah” di bumi. (H.R. Ahmad)

Hadits ini menyebut usia 40 tahun paling awal, dimana isinya bermakna bahwa orang yang mencapai usia 40 tahun dan ia tetap memiliki komitmen terhadap penghambaan kepada Allah swt. sekaligus memiliki konsistensi terhadap Islam sebagai pilihan keberagamaannya, maka Allah swt. akan meringankan hisabnya. Perhitungan amalnya akan dimudahkan oleh Allah swt. Ini merupakan suatu keistimewaan tersendiri, karena dihisab, diteliti secara detail, diinterogasi secara berbelit-belit, merupakan suatu tahapan di akhirat yang sangat sulit, pahit, lama, dan mencekam tak ubahnya disiksa, betapa pun siksa yang sebenarnya belum dilaksanakan.

Orang yang usianya mencapai 40 tahun mendapatkan keistimewaan berupa hisabnya diringankan. Boleh jadi ini karena untuk mencapai usia 40 tahun dengan tingkat penghambaan dan keberagamaan yang konsisten tentulah membutuhkan proses perjuangan yang melelahkan.

Tetapi, umur 40 tahun merupakan saat harus waspada juga. Ibarat waktu, orang yang berumur 40 tahun mungkin sudah masuk ashar. Senja. Sebentar lagi maghrib. Sahabat Qotadah, tokoh generasi tabiin, berkata, “Bila seseorang telah mencapai usia 40 tahun, maka hendaklah dia mengambil kehati-hatian dari Allah ‘azza wa jalla.”

Bahkan, sahabat Abdullah bin Abbas ra. dalam suatu riwayat berkata, “Barangsiapa mencapai usia 40 tahun dan amal kebajikannya tidak unggul mengalahkan amal keburukannya, maka hendaklah ia bersiap-siap ke neraka.”

Nasihat yang diungkap oleh dua sahabat besar tersebut memberikan pengertian bahwa manusia harus mulai bersikap waspada, hati-hati, dan mawas diri dalam aktivitas pengabdiannya kepada Allah swt. manakala usianya telah mencapai 40 tahun. Ia ditekankan

Page 8: Ibadah 500 Tahun SIANG MALAM Belum Menjamin Surga

untuk meningkatkan atau setidak-tidaknya mempertahankan amal kebajikan yang telah dibiasakannya pada usia-usia sebelumnya. Tidak justru “tua-tua keladi”, makin tua dosanya makin menjadi-jadi. Secara keras, Ibnu Abbas ra. mengingatkan manusia yang berumur 40 tahun dan amal kebajikannya masih kalah dibanding dengan amal keburukannya, maka hendaklah ia bersiap-siap ke neraka.

Atas dasar ini, penduduk Madinah dahulu yang didominasi oleh para sahabat Nabi Saw. ketika usia mereka telah mencapi 40 tahun, mereka konsentrasi beribadah. Mereka mulai memprioritaskan hari-harinya untuk aktivitas ibadah. Kesibukan mencari materi mereka kurangi dan beralih memfokuskan diri pada kegiatan yang bersifat non-materi, dalam rangka memobilisasi bekal sebanyak-banyaknya bagi kehidupan setelah mati. Hal yang sama dilakukan oleh penduduk Andalusia, Spanyol.

Imam asy-Syafi’i tatkala mencapai usia 40 tahun, beliau berjalan seraya memakai tongkat. Jika ditanya, jawab beliau, “Agar aku ingat bahwa aku adalah musafir. Demi Allah, aku melihat diriku sekarang ini seperti seekor burung yang dipenjara di dalam sangkar. Lalu burung itu lepas di udara, kecuali telapak kakinya saja yang masih tertambat dalam sangkar. Komitmenku sekarang seperti itu juga. Aku tidak memiliki sisa-sisa syahwat untuk menetap tinggal di dunia. Aku tidak berkenan sahabat-sahabatku memberiku sedikit pun sedekah dari dunia. Aku juga tidak berkenan mereka mengingatkanku sedikit pun tentang hiruk pikuk dunia, kecuali hal yang menurut syara’ lazim bagiku. Di antara aku dan dia ada Allah.”

Syeikh Abdul Wahhab asy-Sya’rani dalam kitab “al-Bahr al-Maurûd” menyatakan, “Kita memiliki keterikatan janji manakala umur kita telah mencapai 40 tahun, bahwa kita harus melipat alas tidur kecuali bila terkuasai (yakni, kantuk berat datang dan tak bisa dihindari), kita tidak boleh alpa dari keberadaan kita sebagai para musafir ke negeri akhirat di setiap detak nafas, sehingga kita tidak merasa memiliki kenyamanan sedikit pun di dunia. Kita harus melihat sedetik nafas dari umur kita setelah usia 40 tahun sebanding dengan 100 tahun dari umur sebelumnya. Begitulah. Pasca usia 40 tahun, tidak ada rehat bagi kita, tidak lagi berebutan atas suatu jabatan (kursi), tidak juga merasa senang dengan sedikit pun dari dunia. Semua itu karena sempitnya usia pasca 40 tahun. Tidaklah pantas orang yang berada di ujung kematian berlaku lalai, lupa, santai, dan bermain-main.”

Lantas, apa yang harus kita lakukan ketika menginjak usia 40 tahun? Beberapa yang disebutkan Ahmad Syarifuddin dalam bukunya ini adalah:1. Meneguhkan tujuan hidup2. Meningkatkan daya spiritualisme

Page 9: Ibadah 500 Tahun SIANG MALAM Belum Menjamin Surga

3. Menjadikan uban sebagai peringatan4. Memperbanyak bersyukur5. Menjaga makan dan tidur6. Menjaga konsistensi dan kontinuitas

Jika ada yang mengatakan bahwa: Life began at forty, saya cenderung berpendapat bahwa kehidupan yang dimaksud adalah kehidupan religius, kehidupan yang berfokus dan konsentrasi untuk persiapan menuju negeri akhirat. Karena bagaimanapun, statemen Helen Rowland itu belum selesai. Lanjutnya, … but so do fallen arches, rheumatism, faulty eyesight, and the tendency to tell a story to the same person, three or four times. Kehidupan memang dimulai umur 40 tahun, tetapi pada saat itu kita juga mulai cekot-cekot, reumatik, rabun, dan kecenderungan pikun.

Karena itu, agaknya syair Ali bin Abi Thalib ra. ini bisa dijadikan renungan,

يالي # الل تمحقه العمر فنصف عاما ين ست الفتى عاش إذاشمال # أو يمين فى أيقضى يدرى ليس يمضى العمر وربع

والعيال # ر فك بالت وشغل وشيب أمراض العمر وربعJika seorang pemuda dikaruniai usia 60 tahun, maka separuh usianya habis oleh tidur di malam hari. Sementara seperempat usianya berlalu tanpa diketahui, apakah dijalankan ke kanan atau ke kiri. Seperempat usianya yang lain dimangsa oleh sakit, uban, dan kesibukan mengurus keluarga.

Jika umur kita pada kenyataannya lebih banyak yang kita habiskan untuk sesuatu yang tidak berguna, maka kiranya kini saatnya untuk tidak lagi menyia-nyiakan waktu yang tersisa. Sebagaimana sahabat Abdullah bin Umar r.a. pernah menceritakan hadits dari Rasulullah Saw. yang perlu dicamkan berkaitan dengan hal ini.

Rasulullah Saw. memegang kedua pundakku dan bersabda, “Jadilah di dunia seakan-akan kamu orang asing (perantau) atau pengembara (musafir).” Abdullah bin Umar ra. berkata, “Jika berada di waktu sore, jangan menanti waktu pagi. Jika berada di waktu pagi, jangan menanti waktu sore. Pergunakanlah (rebutlah) masa sehatmu (dengan amal-amal shaleh) untuk bekal (antisipasi) masa sakitmu dan masa hidupmu untuk bekal (antisipasi) masa matimu.” (H.R. Bukhari).

Semoga kita digolongkan hamba-Nya yang mampu mengisi umur kita dengan sebaik-baiknya sehingga meringankan hisab kita besok di akhirat. Amin.

Page 10: Ibadah 500 Tahun SIANG MALAM Belum Menjamin Surga

sumber : http://bahtiarhs.net

NABI MUSA DAN AHLI IBADAH Diposkan oleh arti hidup on Rabu, 28 November 2012

Suatu ketika Nabi Musa di tengah perjalanan bertemu dengan seorang ahli ibadah yang sedang ber-uzlah menjauhkan diri dari keramaian. Ketika melihat Nabi Musa mendekatinya, sang abid mendekat dengan penuh semangat. Wahai Nabi Allah, pasti engkau suka berkomunikasi dengan Allah. Tolong tanyakan kepada Allah, di surga tingkat berapa nanti aku ditempatkan di akhirat? kata sang abid penuh yakin.

Wahai hamba Allah, bagaimana engkau bisa memastikan dirimu akan masuk surga? kata Nabi Musa dengan heran.

Bagaimana tidak, wahai Nabi Allah. Aku mengasingkan diri dari keramaian sudah selama empat puluh tahun. Aku telah meninggalkan segala-galanya. Selama itu aku tidak pernah melakukan perbuatan dosa. Aku hanya berdzikir dan beribadah kepada Allah. Aku menjaga makanan haram, dengan tidak aku makan kalau tidak dari daun-daun yang langsung jatuh ke pangkuanku. Aku tidak minum kalau bukan air hujan. Tidak pastikah aku masuk surga?

Nabi Musa kemudian melanjutkan perjalanannya. Di Bukit Sina, ia berkomunikasi dengan Allah. Ya Allah, di tengah perjalananku aku bertemu dengan seorang hamba-Mu. Dia ingin tahu di surga tingkat berapakah gerangan tempatnya nanti? Jawab Allah: Wahai Musa, sampaikan kepadanya bahwa tempatnya di neraka. Nabi Musa terkejut.

Ia pun kembali menemui sang abid. Melihat Nabi Musa datang, sang abid dengan penuh semangat menemuinya. Ia ingin cepat mengetahui di surga tingkat berapa tempatnya kelak di akhirat. Di surga ke berapa tempatku nanti? Katakan secepatnya, wahai Nabi Allah! kata sang abid seraya mengguncang-guncang bahu Nabi Musa.

Sabar wahai sahabatku. Kabar yang kuterima tempatmu nanti di neraka.

Page 11: Ibadah 500 Tahun SIANG MALAM Belum Menjamin Surga

Bagaimana mungkin wahai Musa. Ibadah empat puluh tahun diganjar dengan neraka? Tidak mungkin. Pasti engkau salah dengar. Tolong engkau kembali lagi kepada Allah, tanyakan di surga ke berapa tempatku kelak.

Nabi Musa kembali. Di tengah perjalanan ia bergumam sendirian, Iya ya, aku akan memastikan.

Ya Allah, hambamu ingin kejelasan, apa benar tempatnya kelak di neraka? tanya Nabi Musa kepada Allah sekali lagi.

Allah Swt Menjawab, Aku tadinya memang akan menempatkannya di neraka. Aku menciptakan manusia bukan untuk egoistis, Aku menciptakan manusia sebagai khalifah dan untuk saling membantu sesamanya menuju jalan-Ku.

Abid tadi bukan mendekatkan dirinya kepada-Ku. Ia melarikan diri dari realitas kehidupan yang nyata. Hanya memikirkan amal untuk dirinya sendiri.

Pada saat engkau berjalan menuju ke sini, abid itu tersungkur sujud, ia menangis sejadi-jadinya. Ia memohon kepada-Ku kalau benar dirinya kelak akan ditempatkan di neraka maka jadikanlah dirinya agar tubuhnya diperbesar sebesar neraka Jahanam, supaya tidak ada orang lain yang masuk ke dalamnya selain hanya dirinya.

Kesalehan individu identik dengan hubungan seseorang secara pribadi kepada Allah swt. Ia melakukan ibadah yang pahalanya hanya untuk dirinya sendiri, tetapi manfaat ibadah yang dilaksanakannya tidak dirasakan secara langsung dan berkaitan dengan kepentingan orang banyak dijalan Allah SWT.

Pada suatu hari Rasulullah Saw bersabda kepada para sahabatnya: Kamu kini jelas atas petunjuk dari Robbmu, menyuruh kepada yang maruf, mencegah dari yang mungkar dan berjihad di jalan Allah. Kemudian muncul di kalangan kamu dua hal yang memabukkan, yaitu kemewahan hidup yang mengakibatkan lupa diri dan kebodohan. Kamu beralih kesitu dan berjangkit di kalangan kamu cinta dunia. Kalau terjadi yang demikian kamu tidak akan lagi beramar maruf, nahi mungkar dan berjihad di jalan Allah. Di kala itu yang menegakkan Al Quran dan sunnah, baik dengan sembunyi maupun terang-terangan tergolong orang-orang terdahulu dan yang pertama-tama masuk Islam. (HR. Al Hakim dan Tirmidzi)

Walaupun sudah beribadah selama ratusan tahun, ternyata Allah memutuskan laki-laki ahli ibadah itu harus masuk neraka. Walau sedih, laki-laki tersebut tetap ikhlas dan justru karena keikhlasannya menerima neraka, ia justru mendapat surga.

Kisahnya.Suatu saat, Nabi Musa as sedang berjalan-jalan melihat keadaan umatnya. Tak lama kemudian, beliau memutuskan untuk singgah ke sebuah tempat yang biasa digunakan untuk shalat bagi masyarakat setempat. Di tempat itu, Nabi Musa as melihat seseorang sedang beribadah dengan khusyuknya.

Nabi Musa as penasaran, siapakah laki-laki yang sudah menarik perhatiannya itu. Nabi Musa pun akhirnya menanyakan perihal tersebut kepada warga setempat. Menurut beberapa warga, orang tersebut adalah orang yang ahli ibadah.

Page 12: Ibadah 500 Tahun SIANG MALAM Belum Menjamin Surga

Nabi Musa a.s. kagum melihat orang tua renta yang masih tetap khusyuk beribadah. Dengan segera, Nabi Musa as mendekatinya dan menyapa,"Wahai hamba AAllah, apa yang hendak engkau pinta dari Allah sehingga engkau begitu khusyuk dalam beribadah," sapa nabi Musa a.s.

"Wahai Nabiyullah, umurku lebih dari 500 tahun dan aku telah 350 tahun beribadah kepada Allah tanpa melakukan dosa sedikitpun," kata ahli ibadah yang sudah tua itu.

"Subhanallah, apa yang kamu harapkan dari ibadahmu yang sedemikian lama itu?" tanya Nabi Musa a.s lagi."Aku hanya ingin tahu, di surga manakah Allah SWT akan meletakkan aku kelak di akhirat?" kata ahli ibadah itu."Apakah sudah engkau temukan jawabannya?" tanya Nabi Musa a.s."Belum Nabi, tolong sampaikan pertanyaanku ini kepada Allah SWT," pinta ahli ibadah itu.

Ikhlas.Karena kagum dengan ibadah yang dilakukan orang tersebut, Nabi Musa as akhirnya mengabulkan permintaan ahli ibadah itu. Nabi Musa as kemudian bermunajat memohon kepada Allah SWT agar memberitahukan kepadanya dimana umatnya ini akan ditempatkan di akhirat kelak.Allah SWT berfirman,"Wahai Musa, sampaikanlah kepadanya bahwa Aku akan meletakkannya di dasar neraku-Ku yang paling dalam."

Meski dengan berat hati, Nabi Musa as tetap mengabarkan kepada orang tersebut apa yang telah Allah Firmankan kepadanya. Saat ahli ibadah itu mendengarkan perkataan Nabi Musa, ahli ibadah itu terkejut. Ia kaget atas apa yang dikatakan oleh Nabi Musa as. Dengan perasaan sedih, ia pun beranjak dari hadapan Nabi Musa as.

Pada malamnya, ahli ibadah itu terus menerus berfikir mengenai keadaan dirinya. Walaupun sedih, tapi ia ikhlas atas takdirnya. Ia tidak ingin menuntut apa-apa atas ibadahnya yang sudah 300 tahun itu. Namun, tiba-tiba terlintas di pikiran mengenai saudara-saudaranya, teman-temannya dan orang lain yang mana mereka baru beribadah selama 100 tahun, 200 tahun dan mereka yang belum beribadah sebanyak dirinya. Ahli ibadah itu berfikir, dimana kelak mereka akan di tempatkan. Ia merasa iba pada mereka, mungkin saja tempat mereka juga di neraka.

Masuk Surga.Keesokan harinya, ia menjumpai Nabi Musa a.s kembali. Ia kemudian berkata,"Wahai Nabi Musa as, aku rela kalau Allah SWT memasukkan akau ke dalam neraka-Nya, akan tetapi aku meminta satu permohonan. Aku mohon agar setelah tubuhku ini dimasukkan ke dalam neraka, maka jadikanlah tubuhku ini sebesar-besarnya sehingga seluruh pintu neraka tertutup oleh tubuhku dan tidak akan ada seorangpun yang akan masuk ke dalamnya karena tubuhku menutupi pintu neraka," pintanya.

Page 13: Ibadah 500 Tahun SIANG MALAM Belum Menjamin Surga

Nabi Musa as. lalu menyampaikan permohonan orang itu kepada Allah SWT. Setelah mendengar apa yang disampaikan oleh Nabi Musa as, maka Allah SWT berfirman,"Wahai Musa, sampaikanlah kepada umatmu itu bahwa sekarang Aku akan menempatkannya di surga-Ku yang paling tinggi."

Karena keikhlasan ahli ibadah itu, akhirnya ia mendapatkan surga. Nabi Musa as pun memberitahukan kabar ini kepada ahli ibadah yang sudah tua itu. Begitu mendengar berita yang menyenangkan itu, si ahli ibadah langsung bersyukur kepada Allah SWT. Ia semakin meningkatkan kualitas ibadahnya dengan ikhlas di sisa hidupnya.

Page 14: Ibadah 500 Tahun SIANG MALAM Belum Menjamin Surga

Kisah Nabi Musa Dengan Ahli Ibadah dan Pencuri4 Mei 2013 pukul 13:54Di zaman Nabi Musa AS ada seorang hamba Allah yang kerjanya hanya amencuri. Sudah 40 tahun dia mencuri.Pada suatu hari, dia terlihat Nabi Musa AS sedang berjalan. Terlintas di hatinya untuk berjalan bersama Nabi Musa. Katanya, "Kalau aku dapat berjalan bersama Nabi Musa, mudah-mudahan ada juga berkatnya untuk aku".Tetapi setelah difikirkannya semula, dia tidak jadi melaksanakan niatnya itu. Dia berkata, "Aku ni pencuri. Manalah aku layak pencuri seperti aku ini berjalan bersama dengan seorang nabi". Sejurus kemudian, dia terlihat pula seorang abid berlari-lari anak mengejar Nabi Musa AS dari belakang. Lelaki itu adalah si abid yang telah beribadat secara istiqamah selamah 40 tahun dan dikenali oleh semua orang. Si pencuri berkata di dalam hatinya, "Baik aku berjalan bersama si abid ini, mudah-mudahan ada baiknya juga untuk aku".Lantas si pencuri menghampiri si abid dan meminta kebenaran untuk berjalan bersamanya.  si abid terkejut dan terus merasa takut. Dia berkata di dalam hatinya, "Celaka aku kalau si pencuri berjalan bersamaku, takut nanti rusak segala amalan dan kebaikanku selama ini".Si abid terus berjalan cepat supaya si pencuri tadi tidak dapat mengikutnya. Namun si pencuri tadi terus mengikut si abid kerana mahu tetap bersamanya. Akhirnya kedua-dua mereka sampai serentak kepada Nabi Musa AS. Nabi Musa AS terus berpaling dan bersabda kepada mereka berdua, "Aku baru sahaja dapat wahyu dari Allah Taala supaya memberitahu kamu berdua bahawa segala amalan kamu telah dimansuhkan oleh Allah." Maka terkejutlah si abid dan si pencuri tadi.Berbahagialah si pencuri kerana segala dosa mencuri selama 40 tahun telah diampunkan oleh Allah Taala. Tetapi malang dan berita duka bagi si abid kerana segala amalan dan ibadahnya selama 40 tahun ditolak dan tidak diterima oleh Allah SWT.Rupa-rupanya si pencuri itu walau pun kerjanya mencuri, tetapi dia tidak suka akan perbuatannya itu. Dia mencuri karena ditimpa kemiskinan dan memikul tanggungan yang banyak. Namun masyarakat ketika itu sungguh angkuh dan sombong. Manakala si kaya pula enggan membantu orang fakir dan miskin.Oleh itu dia mencuri kerana terpaksa. Setiap kali dia mencuri, dia amat rasa bersalah dan berdosa. Jiwanya terseksa dan menderita. Selama 40 tahun dia menanggung rasa berdosa itu dan selama itulah juga jiwanya parah menanggung derita. Selama 40 tahun itu jugalah hatinya merintih sedih, meminta belas kasihan, memohon keampunan Allah dan mengharapkan kasih sayangNya.Sebaliknya si abid pula, dia teramat yakin bahawa ibadahnya mampu menyelamatkannya. Dia malahan yakin ibadahnya akan dapat membeli syurga. Setiap kali dia beribadah, dia merasa dirinya bertambah baik, dan setiap kali dia beribadah dia merasakan dirinya bertambah mulia.Selama 40 tahun di abid ini mendidik hatinya supaya merasa lebih baik dan lebih mulia hinggakan dia merasakan dirinya tidak layak bergaul dengan orang yang tidak sepertinya, yang dirasakan hina dan banyak dosa. Dia merasakan dia hanya layak berjalan bersama para Nabi.

Maha Suci Allah SWT yang mengetahui segala isi hati manusia, yang tidak melihat amalan zahir semat-mata tetapi apa yang terkandung di dalam hati manusia. Sesungguhnya Allah meilai hambaNya berdasarkan amalan yang benar-benar ikhlas, bukan amalan yang dilakukan sekadar

Page 15: Ibadah 500 Tahun SIANG MALAM Belum Menjamin Surga

untuk menunjuk-nunjuk dan untuk mendapat perhatian dan pujian manusia. Kepunyaan Allah lah tiap segala sesuatu. Syurga dan neraka itu, Allah jua yang Maha Menentukan.

Wallahu'alam