80
HUMANISME DALAM PUISI-PUISI TAUFIQ ISMAIL Skripsi Diajukan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Strata Satu Disusun Oleh MILA ASTUTI 1111033100021 PROGRAM STUDI AQIDAH & FALSAFAT ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

HUMANISME DALAM PUISI-PUISI TAUFIQ ISMAIL

Skripsi Diajukan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Strata Satu

Disusun Oleh

MILA ASTUTI

1111033100021

PROGRAM STUDI AQIDAH & FALSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat
Page 3: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

iii

Page 4: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat
Page 5: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

v

Abstrak

Mila Astuti (1111033100021)

Humanisme dalam Puisi Taufiq Ismail

Taufiq Ismail seorang penyair yang sangat peka sejarah, karena

semasa pengalaman hidupnya menunjukkan keterlibatan penuh di dalamnya.

Setiap karya puisinya memiliki makna kritik sosial maupun pesan moral kepada

pemerintah maupun masyarakat di negeri ini. Salah satunya adalah pesan

kemanusiaan. Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

abstrak. Akan tetapi humanisme merupakan kajian falsafi dan dapat

diimplementasikan pada ranah sosial. Salah satunya Taufiq Ismail membuat karya

puisi yan bermuatan pesan memanusiakan manusia (humanisme).

Beberapa puisi menunjukkan nilai-nilai moral dan keadilan yang kembali

pada dimensi kemanusiaan. Kedua unsur tersebut merupakan yang diajarkan pada

falsafat Islam. Hal tersebut menunjukkan corak humanisme universal. Dengan

demi kian humanisme bagi Taufiq Ismail merupakan pemikiran memanusiakan

manusia melalui prinsip ajaran Islam.

Kata kunci : Taufiq Ismail, moral, keadilan.

Page 6: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim

Puja dan puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat

dan hidayah-Nya penulis dapat menyelsaikan skripsi ini. Salawat serta salam

tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabatnya.

Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak

terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini,

baik berupa dorongan moral maupun materil. Karena penulis yakin tanpa bantuan

dan dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan

skripsi ini.

Di samping itu, izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Drs. Nanang Tahqiq, MA, yang telah meluangkan waktun untuk

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Ketua Jurusan Aqidah dan Falsafat Islam Ibu Dra.Tien Rohmatin, MA dan

Serketaris Jurusan Aqidah dan Falsafat Islam Bapak Dr. Abdul Hakim

Wahid, S.Ag. MA, beserta seluruh stafnya.

3. Dekan Fakultas Ushuluddin Bapak Prof. Dr. Masri Mansoer, MA, serta

pembantu dekan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas ushuluddin yang telah memberikan ilmunya

kepada penulis, semoga bapak dan ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan

Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat di kemudian

hari.

Page 7: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

vii

5. Bapak pemimpin beserta staf Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakultas

Ushuluddin, atas segala kemudahan yang diberikan kepada penulis untuk

mendapatkan referensi yang mendukung penyelesain skripsi ini.

6. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial penulis haturkan

dengan rendah hati dan rasa hormat kepada orang tua penulis yang tercinta,

Ayahanda Ahmad dan Ibunda Enong Ipah serta adik penulis, yang dengan segala

pengorbanan tak akan pernah penulis lupakan atas jasa-jasa mereka. Doa restu,

nasihat dan petunjuk dari mereka kiranya merupakan dorongan moral yang paling

efektif bagi kelanjutan studi penulis hingga saat ini.

7. Kawan-kawan Mahasiswa UIN khususnya kawan-kawan seperjuangan Jurusan

Aqidah dan Falsafat Islam 2011, Ines, Meli, Angga dan Awam. Trio sekawan,

Ai, Tasya, Alfi. Kawan dekat, Aisyah, Titin, Neneng, Eka dan Okta, yang selalu

memberikan support kepada penulis.

8. Seseorang terdekat dan terkasih, suami dari penulis: Ace Haerudin, yang slalu

mendukung penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan pahala dari

rahmat Allah SWT. Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak. Amin ya Rabbal a’llamin.

Page 8: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PESERTA SIDANG ................................................. iv

ABSTRAK ................................................................................................................ v

KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah ..................................................... 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 11

D. Kajian Pustaka ......................................................................................... 12

E. Metodelogi Penelitian ............................................................................. 13

BAB II BIOGRAFI TAUFIQ ISMAIL

A. Latar Belakang Keluarga ......................................................................... 16

B. Latar Belakang Intelektual ..................................................................... 18

C. Karya-Karya ............................................................................................ 25

BAB III DIMENSI HUMANIS

A. Pengertian Humanisme ........................................................................... 27

B. Humanisme dalam Falsafat ..................................................................... 30

C. Humanisme dalam Puisi ......................................................................... 36

D. Hubungan antara Humanisme dan Puisi ................................................. 37

BAB IV HUMANISME DALAM PUISI TAUFIQ ISMAIL

A. Moral ....................................................................................................... 41

B. Keadilan .................................................................................................. 50

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................. 58

B. Saran-Saran ............................................................................................. 59

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 40

LAMPIRAN .............................................................................................................. 64

Page 9: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI

Vokal Panjang

Arab Indonesia Inggris

ā ā آ

ī ī ٳى

ū ū ٲو

Arab Indonesia Inggris Arab Indonesia Inggris

ṭ ṭ ط a a ا

ẓ ẓ ظ b b ب

‘ ‘ ع t t ت

gh gh غ ts th ث

f f ف j j ج

q q ق ḥ ḥ ح

k k ك kh kh خ

l l ل d d د

m m م dz dh ذ

n n ن r r ر

w w و z z ز

h h ه s s س

’ ’ ء sy sh ش

y Y ي ḍ ḍ ص

h H ة ṣ ṣ ض

Page 10: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di zaman saat ini persoalan kemanusiaan semakin banyak dan semakin

kompleks. Ironisnya, ilmu pengetahuan dan teknologi, yang pada hakikatnya

bertujuan untuk memberi solusi atas masalah hidup manusia, ternyata banyak

memberi andil bagi munculnya persoalan-persoalan humanisme.1

Humanisme adalah istilah umum untuk berbagai jalan pikiran yang berbeda

yang memfokuskan dirinya ke jalan keluar umum dalam masalah-masalah atau

isu-isu yang berhubungan dengan manusia. Di dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia dikemukakan pengertian istilah humanisme sebagai berikut: (a) aliran

yang bertujuan menghidupkan rasa kemanusiaan dan mencita-citakan pergaulan

hidup yang lebih baik; (b) aliran yang menganggap manusia sebagai obyek studi

yang terpenting; dan (c) aliran zaman Renaisans yang menjadikan sastra klasik

(dari bahasa Latin dan Yunani) sebagai dasar seluruh peradaban manusia.2

Lorens Bagus, di dalam Kamus Filsafat mengemukakan bahwa humanisme

merupakan sebuah falsafat yang menganggap individu sebagai sumber nilai

terakhir, dan mengabdi pada pemupukan perkembangan kreatif serta

1 Kasdin Sihotang, Filsafat Manusia: Upaya Membangkitkan Humanisme (Yogyakarta:

Kanisius 2017),h.1. 2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:balai

Pustaka, 1994), h.361.

Page 11: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

2

perkembangan moral individu secara rasional dan berarti tanpa acuan pada

konsep-konsep tentang yang adikodrati.3

Humanisme muncul pada saat kebangkitan Renaissaince, karena pada zaman

tersebut lebih dikenal dengan zaman kebangkitan falsafat yang menggugat otoritas

gereja. Pada masa tersebut, kelas gereja menguasai ilmu pengetahuan, sementara

rakyat dibiarkan bodoh. Maka dengan Renaissaince, pemahaman ilmu secara

falsafi mengubah kepemilikan ilmu dari semula hanya milik kaum tertentu,

menjadi milik semua orang, siapa pun.4

Memahami pengertian humanisme tidak mudah, karena banyak tokoh yang

mendefinisikan menurut pandangannya masing-masing. Namun dari banyak

definisi di atas dapat diambil persamaan bahwasannya humanisme adalah gerakan

yang menghargai kebebasan, martabat manusia serta kemampuannya untuk

belajar mengembangkan seluruh kebudayaan.

Konten humanisme Barat menjelaskan humanisme yang lebih mengutamakan

rasio/ akal yang menyakini dan menjadikan diri manusia sendiri sebagai pusat,

dan segala sesuatu berpusat kepadanya dan tidak mengakui kekuatan lain selain

kekuatan manusia itu sendiri. Namun humanisme dalam Barat juga terdapat

berbagai perbedaan penafsiran, mulai dari humanisme Yunani, Abad Pertengahan

dan Abad humanisme modern.

Pada masa Yunani klasik manusia dipandang sebagai semata-mata makhluk

kodrati, maka pada Abad Pertengahan citra manusia tidak sebatas kodrati,

melainkan juga makhluk adikodrati, imanen dan trasenden. Citra manusia yang

3 Lorens Bagus, Kamus Filsafat, cet .3 ( Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002), h.295.

4 Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani, Filsafat Umum: Dari Metodelogi sampai

Teosof (Bandung: Pustaka Setya,2008), h. 247.

Page 12: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

3

pada awalnya sebagai faber mundi (pekerja atau penciptaan dunianya sendiri), lalu

berkembang menjadi imago dei (the image of God, makhluk Ilahi, citra Tuhan).

Namun secara umum ia hanya berangkat dari pertimbangan kodrati manusia,

seperti manusia haruslah menjadi manusia yang baik.

Humanisme Abad Pertengahan memaknai manusia sebagai makhluk yang

kodrati dan adikodrati, sebab manusia tidak hanya harus baik di depan manusia

saja, akan tetapi baik dalam pandangan agamanya. Berbeda dari humanisme

Yunani dan Abad Pertengahan, humanisme modern memaknai manusia sebagai

manusia sepenuhnya. Tidak ada perbedaan memanusiakan manusia dengan alasan

pintar, baik dan sebagainya.5

Humanisme dalam pandangan falsafat Islam, sebagaimana hal yang berlabel

“Islam”, berakar pada al-Qur’ān dan ḤadĪts. Sebagaimana ditegaskan oleh Seyyed

Hossein Nasr, bahwa falsafat Islam adalah (bersifat) Islam bukan hanya

dibudidayakan di Dunia Islam dan dilakukan oleh kaum Muslim, melainkan

karena falsafat Islam menjabarkan prinsip-prinsip dan menimba inspirasi dari

sumber-sumber wahyu Islam, serta menangani banyak permasalahan dengan

sumber-sumber tersebut kendatipun ada klaim-klaim yang berlawan dari para

penentangnya.6

Dari hal ini dipahami bahwa humanisme Islam berbeda dari humanisme

modern di Barat yang terlepas dari aspek teologis dan transendental.Humanisme

Islam dipahami sebagai suatu konsep dasar kemanusiaan yang tidak berdiri dalam

5 Zulfan Taufik, Ilusi dan Harapan Pembacaan Humanisme Ali Shari’ati (Jakarta:Impressa

Publishing, 2012), h. 29-30. 6 Seyyed Hossein Nasr.”Al-Qur’an dan Ḥadist sebagai Sumber dan Ispirasi Filsafat Islam”,

dalam Ensiklopedi Filsafat Islam, ed. Seyyed Hossein Nasr dan Oliver Leaman, terj. Tim

Penerjemah Mizan (Bandung: Penerbit Mizan, 2003), vol 1, h. 36.

Page 13: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

4

posisi bebas. Hal ini mengandung pengertian bahwa makna atau penjabaran arti

”memanusiakan manusia” harus selalu terkait secara teologis.

Secara keseluruhan humanisme Islam memuliakan manusia di atas “lima hak

dasar” atau “lima prinsip umum” yang disebut al-kulliyat al-khams (lima hak-hak

dasar). Lima prinsip ini merupakan tujuan utama beragama. Kelima prinsip ini

adalah: (a) menjaga kebebasan beragama (ḥifẓ al-dῑn), (b) menjaga keselamatan

jiwa (ḥifẓ al-nafs), (c) menjaga kebebasan berpikir (ḥifẓ al-‘aql), (d) menjaga

kelestarian keturunan (ḥifẓ al-nasl), dan (e) menjaga keabsahan materi (ḥifẓal-

māl).7

Dalam khasanah intelektual, humanisme sebagai istilah sering dipercakapkan

dalam berbagai konteks, terutama konteks falsafat, pendidikan, dan

kesusasteraan.8 Hal ini menjadi bukti bahwa para humanis memiliki hubungan

cenderung erat dengan para pendahulu mereka di Abad Pertengahan yang disebut

dengan dictatores. Melalui pengaruh humanisme, maka menjadi pengaruh studi

humanistik sehingga membuka mata kuliah baru berupa puisi (poetry) di berbagai

universitas Italia.9 Oleh karena bidang sejarah digolongkan ke dalam kategori

prosa, maka bidang tersebut menjadi bagian dari studi retorika dalam puisi.

Berbicara mengenai masalah sastra atau karya sastra, acapkali akan

berhadapan dengan kenyataan dan pengungkapan sebagai apresiasi. Hal itu

disebabkan karya sastra adalah ungkapan seseorang yang sadar akan diri dan

keadaan jamannya, bertolak dari kenyataan sekitarnya.10

Sastra merupakan

7 Nur Kholis, Humanisme Islam, Jurnal Isti’dal Vol.1, 2014, h.1.

8 Davies, Tony. Humanism (London dan New York: Routledge, 1997), h.24

9 Ganang Dwi Kartika, Humanisme Dalam Konteks Filsafat. Jurnal Penelitian Humaniora, h.4

Page 14: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

5

rekaman mengenai semua hal yang terjadi di dalam kehidupan. Sebagai ciptaan

para pengarang, sastra merupakan ungkapan isi hati atau perasaan mereka

mengenai situasi yang ada di lingkungan sekitar, misalkan kehidupan religius,

keadaan ekonomi, sosial masyarakat, maupun kritikan terhadap politik yang

berlaku di negara ini. Oleh karena itu, kita dapat menyebut bahwa sastra adalah

rekaman pengalaman dan tingkah laku manusia yang dituangkan dalam bentuk

tulisan.

Menurut Soeratno, sastra dapat dipahami sebagai satu bentuk kegiatan

manusia yang tergolong pada karya seni yang menggunakan bahasa sebagai

bahan.11 Hal ini sangat jelas bahwa melalui media bahasa, baik menggunakan

bahasa keseharian maupun bahasa kiasan, karya sastra memiliki nilai estetika

tersendiri yang membedakannya dari tulisan yang lain.

Sastrawan memunyai cara tersendiri dalam menuangkan ide atau gagasan

kreatifnya, ada yang mengungkapkannya lewat puisi, drama, prosa cerita, atau

karya-karya sastra yang lain. Hal tersebut tergantung pada minat atau bakat yang

dimiliki sastrawan. Puisi adalah salah satu karya yang memiliki bentuk dan sifat

khas sehingga berbeda dari karya sastra yang lain. Unsur-unsur tersebut berupa

emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan panca indera, susunan kata,

kata-kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur.12Dengan

kekhasannya, puisi dapat dianalisis dengan menautkan berbagai macam

pembentuk struktur puisi. Meskipun demikian, orang tidak akan dapat

11

Jabrohim, Metodologi Penelitian Sastra (Yogyakarta: PT. Hanindita Graha Widia

Yogyakarta, 2001), h.10. 12

Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,

1995), h.7.

Page 15: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

6

memahami puisi secara sepenuhnya tanpa mengetahui dan menyadari bahwa

puisi itu karya estetis yang bermakna, yang memunyai arti, bukan hanya sesuatu

yang kosong tanpa makna.13

Perkembangan perpuisian di Indonesia memiliki pengaruh besar. Hal tersebut

terjadi karena Indonesia lahir dari sebuah puisi yang ditulis secara bersama-sama

oleh kaum muda Indonesia, yakni Sumpah Pemuda.14 Berdasar pada Sumpah

Pemuda itulah para sastrawan dari berbagai wilayah Nusantara menulis karya

sastra dalam Bahasa Indonesia.

Perjalanan perpuisian Indonesia dapat kita lihat dari perjalanan

sejarahnya.Ada beberapa pokok-pokok perjalanan puisi yakni terdiri dari 2

bagian. Pertama perkembangan perpuisian Indonesia modern diawali dari

Angkatan Pujangga Baru, yang melibatkan juga Angkatan 45 dan era 60-an dapat

dikatakan sebagai puisi realis yang berbicara tentang keindividualan, pemikiran-

pemikiran pribadi untuk menyugesti pembaca, serta pandangan hidup si penyair

terhadap realita yang tidak sesuai dengan apa yang dinginkannya. Kedua,

perkembangan perpuisian Indonesia modern yang dirunut menurut perjalanannya

adalah puisi surealis. Puisi surealis itu sendiri merupakan penggambaran alam

bawah sadar. Dan dari titik inilah penempatan pengarang di dalam karya-karyanya

sudah dapat dilepaskan.15

13

Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, h. 3. 14

Jamal D. Rahman dkk, 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh (Jakarta:

Kepustakaan Populer Gramedia, 2014), h.xvii 15

Feni Efendi. “Perkembangan perpuisian Indonesia”, html://

www.Tanamanfeni.blogspot.com, artikel diakses pada hari Rabu, 26 Oktober 2016, pukul 13.00.

Page 16: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

7

Pemaparan di atas menjelaskan bahwa Indonesia merupakan bangsa yang kaya

akan karya sastra dalam sepanjang sejarah. Bahkan banyak tokoh sastra di

Indonesia yang memiliki pengaruh dan dampak cukup luas melalui karya sastra,

gagasan, pemikiran, kiprah dan tindakannya dalam dinamika kehidupan sastra,

dinamika kehidupan intelektual, sosial, politik, dan kebudayaan Indonesia. Salah

satu tokoh sastra yang memiliki pengaruh tepatnya di periode 60- an adalah

Taufiq Ismail.

Taufiq Ismail seorang penyair yang dapat menghasilkan beragam karya

puisi, mulai dari yang liris, simbolis, lugas, kontekstual, parodi, naratif, deskriptif,

argumentatif sampai provokatif.16 Dalam bersastra, karya Taufiq memang tidak

pernah lepas dari muatan politik.Bahkan Taufiq selalu membenturkan isu budaya,

pendidikan, ekonomi dan sosial dengan hiruk-pikuk yang berbau politik.17

Puisi bagi Taufiq adalah nyanyian, di mana ia ingin bernyanyi sampai akhir

hayatnya nanti. Puisi adalah cinta, yang keluasannya berbatas cakrawala. Puisi

adalah tangisan, jika kesedihan tak tertahankan. Puisi adalah kutukan, ketika

napas zaman sudah membusuk. Puisi adalah permohonan, yang senantiasa

dipanjatkan kepada Tuhan. Berikut ini kutipan tentang puisi menurut Taufiq:

Dengan puisi aku menyanyi

Sampai senja umurku nanti

Dengan puisi aku bercinta

Berbatas cakrawala

Dengan puisi aku mengenang

Keabadian yang akan datang

Dengan puisi aku menangis

Jarum waktu bila kejam mengiris

16

Jamal D. Rahman dkk, 33Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh, h.379. 17

Agung Irawan MN, Pesan Al-Qur’an untuk Sastrawan Esai-esai Budaya dan Agama

(Yogyakarta:Jalasutra, 2013), h. 147.

Page 17: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

8

Dengan puisi aku mengutuk

Nafas zaman yang busuk

Dengan puisi aku berdoa

Perkenankanlah kiranya.

Dari kutipan puisi di atas, Taufiq mencurahkan rasa suka dan duka selama

perjalanan hidupnya ke dalam puisi. Karya di atas merupakan sebagian dari karya

puisi Taufiq. Dari karya tersebut terdapat puisi-puisinya bertema humanisme atau

dapat disebut puisi humanisme.

Dalam konteks humanisme, terdapat beberapa kumpulan puisi Taufiq

Ismail yang memiliki unsur humanisme, yaitu humanisme dalam moral dan

keadilan, tepatnya pada kumpulan puisi MAJOI “Malu (Aku) Jadi Orang

Indonesia”. Dari beberapa puisi yang terdapat di kumpulan puisi MAJOI penulis

memilih beberapa puisi di antaranya adalah: Pertama, puisi berjudul “Malu (Aku)

Jadi Orang Indonesia”; kedua, puisi berjudul “12 Mei, 1998”; ketiga, puisi

berjudul “Ketika Burung Merpati Melayang”; keempat, puisi berjudul,

“Kembalikan Indonesia Padaku”kelima; puisi berjudul “Padamu Negeri” dan

keenam puisi berjudul “Yang Selalu Terapung di atas Gelombang”. Dari beberapa

judul puisi tersebut terwakili beberapa karya puisi Taufiq Ismail lainnya yang

berkenaan dengan humanisme.

Adapun alasan pemilihan beberapa puisi Taufik Ismail adalah pertama,

puisi berjudul “Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia”, ditulis Taufiq pada tahun

1998. Puisi ini memiliki makna yang mewakili politik, ekonomi sosial dan budaya

Indonesia pada Orde Baru- Reformasi. Secara tersurat tema dari puisi ini adalah

kehidupan masyarakat Indonesia pada zaman Orde Baru-Reformasi. Hal ini

Page 18: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

9

menjadi alasan penulis untuk memilih puisi yang berjudul MAJOI, “Malu (Aku)

Jadi Orang Indonesia”.

Taufiq pada bait pertama bagian kedua puisi tersebut, bercerita rasa kecewa

mendalam. “Langit akhlak rubuh” pada kalimat ini seolah-olah sudah tidak ada

lagi pondasi moral yang kuat, Indonesia pada saat itu pun seolah-olah bagaikan

negeri tanpa pondasi, yang mana berdampak ketidakadilan pada rakyat, karena

hukum yang tak tegak.

Kedua, puisi berjudul “12 Mei, 1998” bercerita tentang empat pemuda

yang sedang berjuang menuntut sebuah keadilan, akan tetapi perjuangan empat

syuhada sia-sia dengan prilaku keamanan yang tidak bermoral menghantarkan

mereka ke tanah kubur. Pada puisi ini, Taufiq menunjukkan rasa simpati secara

spesifik terhadap keempat mahasiswa Trisakti yang tertembak mati dalam kobaran

api semangat juang demi mengharapkan kemerdekaan. Maka dari peristiwa

tersebut menjadi alasan penulis memilih puisi berjudul “ 12 Mei, 1998”.

Ketiga, puisi berjudul “Ketika Burung Merpati Sore Melayang”

menggambarkannya langit akhlak dan hukum. Langit akhlak kiasan metafora

mengandung makna budi pekerti bangsa sudah banyak rusak. Kerusakan akhlak

terutama pada pemimpin. Hal ini dapat ditafsirkan dari kiasan langit. Langit

adalah tempat yang tinggi, pemimpin adalah orang yang punya jabatan tinggi.

Keempat, puisi berjudul “Kembalikan Indonesia Padaku” bercerita tentang

sebuah kehidupan sosial bernegara. Puisi ini merupakan ungkapan naluri anak

bangsa yang tergerak hatinya untuk menyuarakan kondisi negara kepada orang

Page 19: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

10

lain. Puisi tersebut mengekspresikan kerisauan terhadap kondisi politik, ekonomi,

sosial dan hukum yang penuh keprihatian.

Pada puisi ini, Taufiq menyampaikan harapan akan perubahan Indonesia

di masa yang akan datang. Puisi ini mengamanatkan agar masyarakat Indonesia

dengan semangat nasionalisme melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dan

pemerintah lebih peduli terhadap negara.

Kelima,“Padamu Negeri” menggambarkan sebuah peristiwa yang amat

perih. Peristiwa tersebut merupakan pembelaan demi keadilan negeri ini. Puisi

“Padamu Negeri” mendeskripsikan realitas secara universal atau global mengenai

peristiwa pada negeri ini, yaitu peristiwa para pejuang negeri ini yang telah

dianiaya bertahun-tahun bahkan dihabisi berkali-kali.

Keenam, pada penggalan bait puisi “Yang Selalu Terapung di atas

Gelombang” di bait pertama sudah jelas seorang yang sebenarnya tidak bersalah

tapi hukum tidak bertindak adil akan kenyataan. Dari karya Taufiq tersebut

penulis dapat menilai bahwasannya terdapat nilai-nilai humanis, yang mana karya

ini dapat disebut puisi humanisme.

Maka dari pemaparan di atas, penulis memandang bahwa penelitian

mengenai humanisme, moral, keadilan dan karya puisi Taufiq menarik untuk

diteliti, karena mengandung nilai baik untuk kenyataan manusia saat ini. Hal

tersebut menjadi latar belakang penulisan skripsi yang berjudul “Humanisme

dalam Puisi-Puisi Taufiq Ismail.

Page 20: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

11

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Penelitian ini berkaitan dengan prinsip humanisme dalam moral dan keadilan.

Penulis membatasi karya puisi Taufiq Ismail dalam antologi puisi Malu (Aku)

Jadi Orang Indonesia, adapun puisi yang akan diteliti merupakan puisi bertema

humanisme di tahun 1998 :

No

Tema-temaHumanisme

Moral Keadilan

1. Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia Kembalikan Indonesia Padaku.

2. 12 Mei,1998. Padamu Negeri.

3. Ketika Burung Merpati sore

melayang.

Yang Selalu Terapung di Atas

Gelombang.

Berawal dari pembatasan masalah tersebut ada beberapa hal yang dijadikan

rumusan masalah oleh penulis untuk mengangkat tema skripsi ini. Rumusan

masalah skripsi ini adalah bagaimana konsep dan prinsip humanisme menurut

Taufiq Ismail ?.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis adalah untuk memerkaya khazanah

intelektual khususnya dalam kajian falsafat, meskipun ada beberapa karya

akademik mengenai Taufiq Ismail telah banyak ditulis oleh para akademisi dan

kalangan lainnya namun penulis tidak menemukan tulisan lain yang membahas

mengenai humanisme dalam puisi-puisi Taufiq Ismail.

Page 21: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

12

Secara terperinci tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui dimensi

humanisme dalam puisi Taufiq Ismail, yang membahas tentang moralitas dan

keadilan. (2) merupakan tugas akhir dalam menyelesaikan perkuliahan di Strata

Satu (S1) Program Studi Aqidah dan Falsafat Islam, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Sedangkan manfaat penelitian ini tidak hanya untuk kepentingan teoritis yang

merupakan keutamaan dalam penelitian ini, akan tetapi juga dapat diambil

sebagai kegunaan praktis. Di bidang akademik teoritis, pada dasarnya penelitian

ini untuk menyikapi tema-tema humanisme dalam puisi Taufiq Ismail, terutama

tentang moralitas dan keadilan. Dengan kata lain, penelitian ini di antaranya ialah

humanisme yang terdapat dalam beberapa puisi Taufiq Ismail sebagai salah satu

solusi permasalahan-permasalahan kemanusiaan saat ini.

D. Tinjauan Pustaka

Sejauh yang penulis telusuri, belum ada skripsi, atau buku yang membahas

mengenai tema humanisme dalam puisi-puisi Taufiq Ismail sebagaimana yang

penulis lakukan dalam skiripsi ini. Memang, penelitian tentang Taufiq Ismail

telah banyak dilakukan oleh akademis lainnya. Penulis jumpai beberapa skripsi

yang membahas mengenai Taufiq Ismail, antara lain:

Pertama, karya akademik yang mengaji beberapa karya puisi Taufiq Ismail,

yaitu karya yang ditulis oleh Syaiful Anwar. Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012 yang berjudul “Analisis

Unsur Intristik dalam Kumpulan Puisi Tirani dan Benteng Karya Taufiq Ismail

Page 22: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

13

karya ini menganalisis unsur intristik (diksi, gaya bahasa, aliterasi, asonasis,

ritme dan rima) pada puisi Tirani dan Benteng karya Taufiq Ismail.

Kedua, terdapat karya akademik yang ditulis oleh Sri Widia Astuti mahasiswi

Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya yang berjudul

“Pemikiran Taufik Ismail tentang Kebebasan Kreativitas, Moralitas Pemimpin

dan Sikap Cendekiawanan (1963-1970)”, membahas tentang sejarah pemikiran

dan kreatifitas Taufiq Ismail.

Sedangkan dari karya akademik yang membahas tentang humanisme terdapat

pada karya Dini Fitriani, mahasiswi Fakultas Ushuluddin jurusan Aqidah Falsafat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015 yang berjudul “Pemikiran

Humanisme Ahmad Syafii Ma’arif”, menjelaskan tentang humanisme,

persaudaraan seiman dan persaudaraan universal.

Karya Awwam Nuryadin mahasiswa Fakultas Ushuluddin jurusan Aqidah

Falsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011 yang berjudul “Humanisme

dalam Lirik Lagu Rhoma Irama”, menjelaskan tentang humanisme dalam lirik

lagu Rhoma Irama, kebangsaan, keislaman, gender dan keadilan.

Dengan membaca karya tersebut, penulis mendapatkan banyak informasi dan

referensi untuk menambah data sekunder dari penelitian yang sedang dikaji.

Namun paparan pembahasan di atas memiliki perbedaan dari garapan penulis.

E. Metodelogi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kepustakaan (library research), dimulai

dengan mengumpulkan data-data yang terkait dengan permasalahan yang dikaji,

Page 23: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

14

baik berupa sumber primer ataupun sumber sekunder. Pencarian data dilakukan

dengan cara membaca, menganalisis karya-karya primer Taufiq Ismail yakni,

Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia, Yayasan Ananda (1998), Horison Sastra

Indonesia, empat jilid meliputi Kitab Puisi (1), Kitab Cerita Pendek (2), Kitab

Nukilan Novel (3), dan Kitab Drama (4) (editor bersama Hamid Jabbar, Agus R.

Sarjono, Joni Ariadinata, Herry Dim, Jamal D. Rahman, Cecep Syamsul Hari,

dan Moh. Wan Anwar, antologi sastra Indonesia dalam program SBSB 2000-

2001, Horison-Kakilangit-Ford Foundation (2002), serta dilengkapi dengan data-

data sekunder, yakni tulisan-tulisan yang membahasa pemikiran Taufiq Ismail.

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan

studi dan telaah terhadap buku, literatur, catatan, dan laporan-laporan yang ada

hubungannya dengan masalah yang dikaji.

Kegiatan studi termasuk ke dalam penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan menggunakan analisis.

Proses dan makna lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif

2. Metodelogi Pembahasan

Metode pembahasan yang dipakai dalam penulisan penelitian ini adalah

metode deskriptif analitik, yaitu dengan cara mengumpulkan data yang dikait

dengan masalah yang diteliti, kemudian dideskripsikan dan dianalisis sehingga

memberikan gambaran tentang permasalahan yang dikaji dengan jelas dan tepat.

3. Metodelogi Penulisan

Penulisan skripsi ini mengacu pada buku Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) yang disusun oleh Tim Penyusun

Page 24: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

15

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh

CEQDA tahun 2007. Adapun transliterasi mengikuti transliterasi yang termuat

dalam jurnal Ilmu Ushuluddin yang diterbitkan oleh HIPIUS (Himpunan Peminat

Ilmu-Ilmu Ushuluddin)

Page 25: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

16

BAB II

BIOGRAFI TAUFIQ ISMAIL

A. Latar Belakang Keluarga

Taufiq Abdul Gaffar Ismail atau lebih dikenal dengan Taufiq Ismail lahir

dari pasangan A. Gaffar Ismail dan Siti Nur Muhammad Nur, tepatnya di

Bukittinggi, 25 Juni 1935.1Ia merupakan budayawan dan sastrawan yang sangat

populer. Taufiq lebih dikenal sebagai seorang sastrawan senior di Indonesia yang

dibesarkan di Pekalongan dalam keluarga guru dan wartawan.

Pada masa-masa kecil, ia tumbuh dan dibesarkan dalam lingkungan santri

di Pekalongan. Ayahnya, Ustadz Ghaffar Ismail merupakan seorang ulama dan

pendiri PERMI (Persatuan Muslim Indonesia). Namun pada saat itu ia menjadi

seorang tahanan politik, diasingkan ke Jawa Tengah dan akhirnya menetap di

Pekalongan sebagai guru agama Islam. Bagi Taufiq, ayahnya merupakan

inspirator hebat dalam kehidupannya, karena dari ayahnya ia banyak memelajari

ilmu agama terutama dalam membaca dan memahami ayat-ayat suci al-Qur’ān.

Menjadi sastrawan merupakan cita-cita Taufiq sejak masa SMA, di

Pekalongan, Jawa Tengah. Hal tersebut terjadi karena kebudayaan membaca yang

pekat di lingkungan keluarga, sehingga memengaruhi Taufiq kecil saat itu. Kala

1

Taufik Ismail, Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia:Seratus Puisi Taufiq Ismail (Jakarta:

Yayasan Ananda,1998), h.156.

Page 26: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

17

itu, ia sudah memulai menulis sajak yang dimuat di majalah Mimbar Indonesia

dan Kisah.2

Kegemaran membaca Taufiq bertambah, ketika ia menjadi seorang

petugas perpustakaan PPI (Pelajar Islam Indonesia), Pekalongan. Ketika ia

menjaga perpustakaan ia banyak membaca beberapa karya penyair legendaris

Indonesia, yaitu: Chairil Anwar, pujangga tetralogi Bumi Manusia Pramoedya

Ananta Toer, sampai William Saroyan dan Karl May. Namun tidak hanya sebatas

membaca buku sastra, ia juga banyak memelajari sejarah, politik dan agama.

Setelah menjadi sarjana dan bekerja, ia menyunting gadis Padang, Esiyati

Yatim,seorang mahasisiwi aktifis organisasi IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

dikaruniai seorang putra, Ibrahim Ismail, yang menyelesaikan sarjana managemen

di sebuah universitas di Amerika Serikat sekaligus bekerja di sana.3

Taufiq Ismail seorang sastrawan nasional yang dianugerahi gelar Datuk

Panji Alam Khalifatullah. Hal ini merupakan suatu kehormatan yang amat besar

bagi Taufiq. Gelar kehormatan dianugerahkan Pangulu nan Sapuluah dari Suku

Koto Sungai Gurah tepatnya di Rumah Gadang suku Koto, Jorong Baruah, Nagari

Padai Sikek, Kecamatan X Koto, Tanah Datar.

Menurut Taufiq, gelar Datuk Panji Alam Khalifatullah mengandung

makna dan amanah yang demikian mendalam. Khalifatullah merupakan

“menjadi wali Allah di muka bumi guna menegakkan panji-panji

kebenaran sesuai dengan tuntunan al-Qur’ān dan Sunnah.Khalifatullah

bukan saja sebagai penghormatan, tetapi juga mengingatkan saya dan kita

semua akan tugas yang diemban selaku hamba Allah, ucapnya.4

2TokohIndonesia.com,http://www.tokohindonesia.com/biografi/artikel/285esklopedia/201

5, malu aku jadi orang Indonesia. Diakses pada hari Sabtu, 30 Mei 2016, pukul 15:36. 3 Miftahul Ajri, https://miftahulajri.wordpress.com/2009/11/23/boigrafi_taufik_ismail/.

Diakses pada hari Senin, 3 April 2017, pukul 15:45. 4 Musriadi Musanif, https://miftahulajri.wordpress.comTaufiq Ismail; Ketika Sastrawan

menjadi Datuk. Diakses pada hari Selasa, 11 April 2017, pukul 23:00.

Page 27: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

18

B. Latar Belakang Intelektual

Taufiq memulai masa-masa pendidikannya, pertama ia masuk sekolah

rakyat di Solo, lalu pindah ke Semarang, Salatiga dan menamatkan sekolah

rakyatnya di Yogyakarta. Ia melanjutkan SMP di Bukittinggi dan SMA di Bogor.

Selesai SMA, ia mendapatkan beasiswa American Field International School

untuk bersekolah di Whitefish Bay High School di Milwaukee, Wisconsin, AS. Ia

merupakan angkatan pertama dari Indonesia. Kemudian ia melanjutkan sekolah di

Fakultas Kedokteran Hewan dan Perternakan UI yang saat ini menjadi IPB.

Semasa mahasiswa, Taufiq Ismail aktif dalam berbagai kegiatan. Ketika di

Amerika, pada liburam musim semi, Taufiq Ismail pernah bekerja di ladang

pertanian campuran, luasnya 100 hektar dengan 100 ekor sapi dan 10.000 ekor

ayam. Hal inilah yang mendorong Taufiq untuk lebih mendalami ilmu

peternakan.5

Semasa kuliah di Universitas Indonesia, ia juga terpilih menjadi Ketua

Senat Mahasiswa FKHP-UI (1960-1961) dan Wakil Ketua DMUI (Dewan

Mahasiswa Universitas Indonesia) (1960-1962).Taufiq, pernah mengajar sebagai

guru bahasa di SMA Regina Pacis, Bogor (1963-1965),guru Ilmu Pengantar

Pertenakan di Pesantren Darul Fallah, Ciampea (1962), dan asisten dosen

Manajemen Peternakan Fakultas Peternakan, Universitas Indonesia Bogor dan

IPB (1961-1964). Pada tahun 1964 ia akan di kirim untuk studi lanjutan ke

Universitas Kentucky dan Florida, akan tetapi hal itu tak terjadi karena ia

5 Miftahul ajri, https://miftahulajri.wordpress.com/2009/11/23/boigrafi_taufik_ismail/.

Diakses pada hari Senin, 3 April 2017, pukul 15:45.

Page 28: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

19

menandatangani Manifes Kebudayaan, yang mana hal itu dinyatakan terlarang

oleh Presiden Soekarno. Bahkan pada tahun yang sama ia kemudian dipecat

sebagai pegawai negeri.

Taufiq bersama Mochtar Lubis, P. K. Oyong, Zaini dan Arief Budiman

mendirikan Yayasan Indonesia, kemudian melahirkan majalah sastra Horison

sejak tahun 1966 sampai saat ini. Dan tidak hanya itu ia merupakan salah seorang

pendiri Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Taman Ismail Marzuki (TIM), dan

Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ) di tahun (1968). Dalam ketiga

lembaga tersebut ia mendapatkan posisi sebagai Sekertaris Pelaksana DKJ, Pj.

Direktur TIM, dan Rektor LPKJ (1968-1978). Pada tahun 1971-1972 dan 1991-

1992 ia mengikuti International Writing Program, University of Jowa, Iowa City,

Amerika Serikat. Ia juga belajar di Faculty of Languange and Literature,

American University in Cairo, Mesir. Namun karena pecah perang, maka ia

pulang sebelum studinya selesai.6

Setelah berhenti dari tugas, Taufiq bekerja di perusahaan swasta, sebagai

Manajer Hubungan Luar PT Unilever Indonesia (1978-1990). Pada tahun 1993 ia

diundang menjadi tamu di Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur, Malaysia.

Sebagai seorang penyair yang baik ia telah membacakan puisinya di berbagai

tempat, baik luar negeri maupun di dalam negeri. Dalam setiap peristiwa yang

bersejarah di Indonesia Taufiq selalu tampil dengan membacakan puisi-puisinya,

seperti peristiwa jatuhnya Rezim Soeharto, peristiwa Trisakti dan peristiwa

pengeboman Bali.

6 Jamal D. Rahman dkk, 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh (Jakarta:

Kepustakaan Populer Gramedia, 2014), h.123.

Page 29: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

20

Sejak tahun 1974, Taufiq memiliki kerja sama yang baik dengan musisi

Indonesia, terutama dengan Himpunan Musik Bimbo (Hardjakusumah

bersaudara), Chrisye, Ian Antono dan Ucok Harahap. Himpunan Musik Bimbo

bersaudara, mengadaptasi sejumlah puisinya menjadi syair lagu dan dinyanyikan

secara merdu. Kerja sama ini hingga tahun 2004 sudah berlangsung selama 30

tahun (dari sekitar 60-70 lirik puitis). Tidak hanya karya puisi, Taufiq pun

menghasilkan karya sebanyak 75 lagu. Kiprah perpuisian Taufiq tidak hanya di

Indonesia, akan tetapi ia pernah mewakili Indonesia baca puisi dan festival sastra

di 24 kota di Asia, Amerika, Australia, Eropa dan Afrika sejak 1970. Bahkan

karya puisi Taufiq telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa, Sunda, Bali,

Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, dan Cina. Pada tahun 1974-1976 ia terpilih

sebagai anggota Dewan Penyantun Board of Trustees AFS International, New

York.7

Ada beberapa kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan oleh Taufiq di

antaranya, Ketua Lembaga Kesenian Alam Minangkabau (1984-1986), Pendiri

Badan Pembina Yayasan Bina Antar budaya (1985). Ketua Lembaga Seni Budaya

Muhammadiyah 1998-1999. Tahun 1996 dan 2000 Taufiq Ismail diminta menjadi

presenter di dalam No.1 Kilometer sebuah acara in depth news di RCTI. Taufiq

Ismail menyampaikannya dalam bentuk puisi. Dan sejak tahun 1985 menjadi

Ketua Yayasan Bina Antar Budaya sampai kini yang bekerja sama dengan badan

beasiswa AFS.8

7 Biogra.com, “Biografi Taufiq Ismail”, www.biografi. Taufiq Ismail.com, diakses pada

hari Senin, 13 Juli 2016, pukul 15.43. 8 Miftahul ajri, https://miftahulajri.wordpress.com/2009/11/23/boigrafi_taufik_ismail/.

Diakses pada hari Senin, 3 April 2017, pukul 15:45.

Page 30: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

21

Taufiq juga membantu LSM Geram (Gerakan Antimadat), pimpinan

Sofyan Ali. Dalam kampanye anti narkoba, ia menulis puisi dan lirik lagu

“Gerang Perang Melawan Narkoba”, “Himne Anak Muda Keluar dari Neraka”

dan digubah Ian Antono. Dalam kegiatan tersebut, ia bersama empat tokoh

masyarakat lain mendapatkan penghargaan dari Presiden Megawati (2002). Saat

ini ia menjadi anggota Badan Pertimbangan Bahasa, Pusat Bahasa dan Konsultan

Balai Pustaka, di samping aktif sebagai redaktur senior majalah Horison.

Bersama dengan Ali Audah dan Goenawan Mohamad menerjemahkan The

Recontruction of Religious Thought in Islam (1964), salah satu karya penting

Mohammad Iqbal. Sedangkan bersama D.S. Muljanto, menyunting bunga rampai

Prahara Budaya (1994) yang merekam gejolak politik kebudayaan pada masa

Orde Lama. Bersama Sutardji Calzoum Bachri, Hamid Jabbar, Amri Yahya dan

Agus Dermawan T. menyunting bunga rampai puisi dan lukisan Ketika Kata

Ketika Warna (1995). Lalu bersama sejumlah sastrawan muda yang menjadi

rekannya di majalah Horison, ia menyunting bunga rampai dari Fansuri ke

Handayani (2001), Horison Sastra Indonesia 1-4 (2002), dan Horison Esai

Indonesia 1-2 (2004).

Tahun 2008 tulisan-tulisannya berupa puisi, cerpen, lakon, esai makalah

dan laporan jurnalistik diterbitkan dalam edisi lengkap yang diberi judul

Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit dan terdiri dari 4 jilid, di mana jilid 1-3

masing-masing tebalnya lebih dari 1000 halaman. Jilid terakhir ini berisi sajak-

sajaknya yang telah dijadikan lirik lagu oleh Bimbo, God Bless, Chrisye dan

Page 31: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

22

lain-lain.9 Sajak-sajak yang bertema relegius ini telah menambah popularitas

Taufiq Ismail sebagai penyair yang terampil dan serba bisa. Sajak-sajak ini

memang khusus ditulis untuk lirik lagu dengan memerhitungkan segala pesan

maupun aspek musikalnya. Tidak semua penyair mampu melakukan pekerjaan

ini.

Taufik Ismail dikenal sebagai salah satu seorang penandatangan Manifes

Kebudayaan. Sajak-sajak perlawanan dan kritik sosial yang ditulisnya dalam

suasana penuh ketegangan politik ketika itu telah memikat hati H.B. Jassin untuk

mengukuhkan sebagai sastrawan Angkatan 66. Dalam pidato keseniannya

berjudul “Sejarum Peniti, Sepunggung Gunung” yang disampaikan di TIM 1995,

Taufiq menjelaskan panjang lebar kenapa menulis sajak-sajak perlawanan dan

kritik sosial, dan alasan memilih bentuk pengucapan yang prosaik atau naratif,

yang menekankan pentingnya komunikasi dengan publik. Bagian dari pidato ini

seakan ingin menjawab berbagai pandangan orang terhadap sajak-sajaknya selama

ini:

Demikian saya ingin berkabar. Saya mau menyampaikan berita,

mendalang dan berkisah lewat puisi saya, kepada pendengar dan pembaca

saya. Ketika menuliskan buram pertama puisi saya, sudah terbayang oleh

saya pendengar acara baca puisi yang akan berbagi nikmat menyimaknya.

Puisi saya terbanyak ditulis dengan kesadaran akan hadirnya audiens. Saya

menolak atau lebih tepatnya tidak menerima penuh bahwa puisi padat dan

minimum kata tapi tak indah serta gagap berkomunikasi, saya memilih puisi

banyak kata tapi cantik, menyentuh perasaan, laju mengalir dan komunikatif.

Puisi saya wajib musikal. Kata-kata harus sedap didengar.Tentu saja kata-

kata itu mengalami ketat seleksi.10

9 Jamal D. Rahman dkk, 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh, h.395.

10 Jamal D. Rahman dkk, 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh, h.396.

Page 32: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

23

Demikian pidato Taufiq yang menjawab beberapa pertanyaan yang

dilontarkan oleh para audiens.

Namun, tidak hanya sebatas itu latar belakang intelektual Taufiq. Setelah

pensiun dari PT. Unilever Indonesia, tepatnya sepulang dari Kairo dan Kuala

Lumpur, Taufiq Ismail mendapatkan sedikit pencerahan batin untuk mengubah

strategi perjuangan kebudayaan. Sudah lama ia merasa prihatin memikirkan

merosotnya kualitas pendidikan dan apresiasi sastra di sekolah, yang tentunya

sangat berdampak pada karakter serta kualitas anak-anak bangsa sekarang maupun

masa yang akan datang. Ia juga merasa sangat prihatin kepada minat baca

masyarakat yang terus menurun dari waktu ke waktu. Usulnya pada menteri

pendidikan agar memisahkan antara pelajaran sastra dan bahasa serta memberikan

porsi yang cukup dalam kurikulum tidak mendapat tanggapan berarti. Taufiq

Ismail merasa bahwa untuk melakukan perubahan di masyarkat tak cukup hanya

menulis karya sastra saja, namun harus ada langkah-langkah konkret yang

mendukung supaya karya-karya sastra tersebut memasyarakat.

Langkah awal yang diambil untuk mewujudkan gagasannya yang terbilang

sederhana, tiba-tiba tergerak hatinya untuk kembali menangani majalah Horison

secara langsung, yang sekian lama dipercayakan pada rekannya Hamsad

Rangkuti.11Setelah merekrut beberapa sastrawan muda sebagai tenaga segar dan

terus menggodok gagasannya tersebut, akhirnya muncul konsep untuk memulai

sebuah gerakan budaya dalam rangka meningkatkan apresiasi sastra. Terdiri 6

program dengan sasaran awal tertuju pada dunia pendidikan, yakni program untuk

11

Taufiq Ismail, Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit, jilid 1 (Jakarta: Horison,

2008), h. 50.

Page 33: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

24

meningkatkan minat membaca buku, kemampuan mengarang dan apresiasi sastra,

khususnya bagi siswa dan guru sekolah serta mahasiswa dari fakultas keguruan.

Berikut ini adalah daftar program tersebut:

Sisipan Kaki langit

Pelatihan Membaca, Menulis dan Apresiasi Sastra (MMAS)

Program Sastrawan Bicara, Siswa Bertanya (SBSB)

Program Sastrawan Bicara, Mahasiswa Membaca (SBMM)

Lomba Mengulas Karya Sastra (LMKS) dan Lomba Menulis Cerita

Pendek (LMCP)

Sanggar Sastra Siswa Indonesia (SSSI)12

Tahun 2009 Taufiq Ismail mendirikan Rumah Puisi di tanah

kelahirannya, antara kota Padang panjang dan Bukittinggi, tempatnya di kampung

Aie Angek yang diapit gunung Singgalang dan Merapi. Rumah Puisi adalah

obsesi lain dari penyair yang berdarah Minang ini untuk berbakti pada tanah

kelahirannya.13 Salah satu program Rumah Puisi adalah mengundang sastrawan

untuk berkarya untuk tinggal dan berkarya di sana. Setiap sastrawan diundang

untuk tinggal satu bulan. Selain menulis dan berinteraksi dengan lingkungan

sekitar, mereka juga berkewajiban untuk meberikan ceramah dan diskusi

mengenai sastra pada sejumlah guru, siswa, mahasiswa dari berbagai sekolah

maupun perguruan tinggi. Perguruan residensi ini konon diilhami program

penulisan kreatif di University of Iowa yang pernah diikutinya. Di antara

sastrawan yang pernah diundang pada tahun pertama program ini adalah Ahmad

Tohari, D. Zawawi Imron, Joni Ariadinata dan Acep Zamzam Noor.

12

Suminto A Sayuti, Taufiq Ismail: Karya dan Dunianya (Jakarta: Grasindo, 2005), h.

78. 13

Suminto A Sayuti, Taufiq Ismail: Karya dan Dunianya, h. 60.

Page 34: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

25

C. Karya-karya

Berikut ini beberapa karya Taufiq Ismail sejak tahun 60-an:

1. Tirani, Birpen KAMI Pusat, 1966.

2. Benteng, Litera, 1966.

3. Puisi-Puisi Sepi, 1971.

4. Kota, Pelabuhan, Ladang, Angin Dan Langit, 1971.

5. Buku Tamu Museum Perjuangan, 1972.

6. Sajak Ladang Jagung, Pustaka Jaya, 1974.

7. Kenalkan, Saya Hewan (Sajak Anak-Anak), Aries Lima, 1976.

8. Puisi-Puisi Langit, Yayasan Ananda, 1990.

9. Tirani dan Benteng, Yayasan Ananda, 1993.

10. Prahara Budaya, Mizan, 1995.

11. Ketika Kata Ketika Warna, Yayasan Ananda 1995.

12. Seulawah: Antologi Sastra Aceh, 1995.

13. Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia, Yayasan Ananda, 1998.

14. Dari Fansuri ke Handayani, Horison-Kaki Langit-Ford Foundation,

2001.

15. Horison Sastra Indonesia, Horison-Kaki Langit-Ford Foundation, 2002.

16. Katrastopi Marxisma, Leninisma, Maoisme dan Narkoba, Yayasan

Ananda, 2004.

Karya terjemahan:

1. Banjour Tristesse ( novel karya Francoise Sagan, 1960).

2. Cerita tentang Atom (karya Mau Freeman, 1962).

3. Membangun Kembali Pikiran Agama dalam Islam (bersama Ali Audah

dan Goenawan Mohamad), Tintamas (1964).14

Karya Bibliografi

1. Taufiq Ismail,Praha Budaya: kilas-balik ofensif Lekra/PKI dkk,

kumpulan dokumen pegolakan sejarah. Bandung: Mizan, 1995.

2. Taufiq Ismail, Vernite Mne Indoneziyu (Kembalikan Indonesia Padaku),

terj: Victor Pogadaev. Moskow:Klyuch-C, 2010.

Anugerah Dan Penghargaan Sastra

1. Anugrah Seni dari Pemerintah RI (1970).

2. Cultural Visit Award dari Pemerintah Australia (1977).

3. South East Asia Write Award (SEA Write Award) dari Kerajaan

Thailand (1994).

14

Biogra.com, “Biografi Taufiq Ismail”, www.biografi. Taufiq Ismail.com, diakses

pada hari Senin, 13 Juli 2016, pukul 15.43.

Page 35: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

26

4. Penulisan Karya Sastra Terbaik dari Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan (1994).

5. Sastrawan Nusantara dari Negeri Johor, Malaysia (1999).

6. Doctor Honoris Causa dari Universitas Negeri Yogyakarta.

Page 36: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

27

BAB III

DIMENSI HUMANIS

A. Pengertian Humanisme

Humanisme adalah sebuah kata yang mengandung sejarah sangat kompleks

dan mencangkup kemungkinan konteks serta makna yang luas. Oleh karena itu,

makna kata tersebut perlu ditelusuri dari persfektif etimologis, terminologis, dan

historis. Humanisme secara etimologis terdiri dari dua kata, human dan isme.

Kedua kata tersebut berasal dari bahasa Latin, yaitu humanus yang berarti

manusia, dan ismus yang berarti faham atau aliran.1

Berawal dari makna etimologi humanisme di atas, di dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia dikemukakan pengertian istilah humanisme sebagai berikut: (a)

aliran yang bertujuan menghidupkan rasa kemanusiaan dan mencita-citakan

pergaulan hidup yang lebih baik; (b) aliran yang menganggap manusia sebagai

obyek studi yang terpenting; dan (c) aliran zaman Renaisans yang menjadikan

sastra klasik (dari bahasa Latin dan Yunani) sebagai dasar seluruh peradaban

manusia.2 Lorens Bagus, di dalam Kamus Filsafat mengemukakan bahwa

humanisme merupakan sebuah falsafat yang menganggap individu sebagai

sumber nilai terakhir, dan mengabdi pada pemupukan perkembangan kreatif serta

perkembanganmoral individu secara rasional dan berarti tanpa acuan pada konsep-

konsep tentang adikodrati.3

1 Hasan Shadily,ed. “Humanisme”, dalam Ensiklopedi Indonesia (Jakarta: Ichtiar Baru Van

Hoeve, 1992), vol.3, 1350. 2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai

Pustaka, 1994), h. 361. 3 Lorens Bagus, Kamus Filsafat, cet .3 ( Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002), h.

295.

Page 37: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

28

Humanisme dalam pengertian Ethical Humanism adalah sebuah gerakan

kemanusiaan yang secara luas memiliki perhatian khusus kepada

perikemanusiaan, yang memerjuangkan kaum minoritas, sebagaimana uraian

berikut:

Ethical Humanism is any kind of movement where the interses of humanity

as such are preponderant. Thus, the Society for Ethical Culture, the

variouse, pasifistic movements, which lead fights for minorities may all be

called humanistic movements, considered from this point of view, al most all

religious movements automatically contain humanistic elements.4

Humanisme etika adalah bagian dari pergerakan yang bersifat

kepentingan kemanusiaan sebagai pengaruh besar. Maka dari itu, etika

kebudayaan untuk masyarakat memiliki berbagai corak pergerakan pasif,

dengan memerjuangkan kepemimpinan untuk kaum minoritas. Semua

menyebutnya dengan pergerakan penganut paham humanisme, yang

memertimbangkan beberapa pandangan sebagian besar dari pergerakan

religius yang menjadi unsur-unsur isi penganut paham humanisme dengan

sendirinya.

Memahami pengertian humanisme tidak mudah, karena banyak tokoh yang

mendefinisikan menurut pandangannya masing-masing. Namun dari banyak

definisi di atas dapat diambil persamaan bahwasannya humanisme adalah gerakan

yang menghargai kebebasan, martabat manusia serta kemampuannya untuk

belajar mengembangkan seluruh kebudayaan.

Secara istilah, hingga kini humanisme mengalami proses penafsiran sejak

akhir abad keempat belas dan kelima belas. Terdapat tiga tahap penafsiran

atasnya, yakni: pertama, kata humanismus diciptakan pada tahun 1808 oleh ahli

pendidikan Jerman F. J. Niethammer yang dimaksudkan untuk menunjukkan

tekanan pengajaran, yang lebih tertuju pada karya-karya klasik berbahasa Latin

4 Hauma, Humanism, The Word Univercity Encyclopedia Unbridge, vol.6 Publisher

Company, Inc. Washington, t.th, h.125.

Page 38: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

29

dan Yunani di sekolah-sekolah menengah yang dilawankan dengan tuntutan yang

semakin meluas terhadap pendidikan yang lebih mengedepankan segi praktisnya

dan berorientasi pada ilmu pengetahuan atau sains.5

Istilah humanismus itu sendiri diturunkan dari istilah humanista yang

diciptakan pada puncak kejayaan zaman Renaissance untuk memberi predikat

kepada para profesor humanisme di universitas-universitas Italia. Kata humanista

sendiri diturunkan dari sebuah istilah yang lebih tua lagi, yakni humanities atau

studia humanitatis yang digunakan untuk mengacu pendidikan liberal arts dengan

menggunakan karya-karya pengarang-pengarang Romawi klasik seperti Cicero

dan Gellius. Pada pertengahan abad kelima belas istilah studia humanitatis

dipakai untuk menunjuk bidang-bidang studi yang berbeda-beda, meliputi tata

bahasa, retorika, sejarah, puisi, dan falsafat moral. Studi dalam bidang-bidang ini

biasanya dilakukan dengan membaca dan menafsirkan karya-karya pengarang-

pengarang klasik yang cukup standar, terutama yang berbahasa Latin dan sedikit

banyak dalam bahasa Yunani.6

Dengan penjelasan tersebut telihat bahwa pengertian humanisme begitu

berkaitan dengan berbagai macam hal. Humanisme dalam kerangka Renaissance

bukanlah sebuah sistem falsafat, meskipun gerakan tersebut memiliki berbagai

paham falsafatnya sendiri, melainkan merupakan program budaya dan bercorak

pendidikan. Jika kurikulum humanisme hanya mencakup satu bidang falsafat,

yakni falsafat moral, itu disebabkan oleh adanya kecenderungan di masa

5 Bambang Sugiharto, Humanisme dan Humaniora: Relevansinya Bagi Pendidikan

(Yogyakarta: Jalasutra, 2008), h.2-5. 6 Ganang Dwi Kartika, “Humanisme dalam Konteks Filsafat”,Jurnal Filsafat, Vol. 1,

No.1, 24 Maret 2013,h. 5.

Page 39: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

30

Renaissance dahulu untuk memelajari falsafat sebagai ilmu yang sekunder dan

pada umumnya terbatas pada bidang etika. Berbeda halnya dengan karya-karya

para humanis di bidang terjemahan, komentar atas karya pengarang klasik, puisi,

pidato, surat-surat serta karya-karya yang menyangkut sejarah, tata bahasa dan

retorika mereka tulis dalam jumlah yang amat banyak.

B. Humanisme dalam Falsafat

Humanisme berada dalam setiap rentetan waktu dan pemikiran. Dari zaman

klasik (Yunani), renaissance, modern hingga postmodern. Selain itu humanisme

secara umum juga berada dalam falsafat Barat maupun Islam. Atas dasar ini

penulis merumuskan dalam konteks falsafat Barat dan Islam, serta menuliskan

secara historis perkembangan pemikiran humanisme.

Dalam konteks sejarah falsafah Barat, pemikiran Yunani dianggap sebagai

cikal bakal segala pemikiran yang berkembang hingga saat ini. Oleh karena itu, di

masa klasik failasuf Yunani telah mengangkat pembahasan humanisme. Pada

masa Yunani Klasik, humanisme mewujudkan pada paideia, yaitu merupakan

sebuah sistem pendidikan yang memiliki visi tentang manusia ideal, yakni

manusia yang mengalami keselarasan jiwa dan raga pada masa Helenistik.7

Pada masa Yunani klasik manusia dipandang sebagai semata-mata makhluk

kodrati, maka pada Abad Pertengahan citra manusia tidak sebatas kodrati,

melainkan juga makhluk adikodrati, imanen dan transenden. Citra manusia yang

pada awalnya sebagai faber mundi (pekerja atau penciptaan dunianya sendiri), lalu

berkembang menjadi imago dei (the image of God, makhluk Ilahi, citra Tuhan).

7 Thomas Hidya Tjaya. Humanisme dan Skolastisisme: Sebuah Debat (Yogyakarta:

Kanisius, 2004), h.6.

Page 40: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

31

Namun secara umum humanisme hanya berangkat dari pertimbangan

kodrati manusia, seperti manusia haruslah menjadi manusia yang baik.

Humanisme Abad Pertengahan memaknai manusia sebagai makhluk yang kodrati

dan adikodrati, sebab manusia tidak hanya harus baik di depan manusia saja, akan

tetapi baik dalam pandangan agamanya. Berbeda dari humanisme Yunani dan

Abad Pertengahan, humanisme modern memaknai manusia sebagai manusia

sepenuhnya. Tidak ada perbedaan memanusiakan manusia dengan alasan pintar,

baik dan sebagainya.8

Penulis menyimpulkan bahwa, humanisme konteks falsafah Barat memiliki

perbedaan konsep. Humanisme Yunani Klasik yang bertumpu pada akal budi

manusia, sebagai satu-satunya jalan bagi pengetahuan manusia dalam rangka

hidupnya. Sedangkan sepanjang Abad Pertengahan humanisme konteks falsafat

Barat tertuju pada Allah dan kehidupan akhirat. Dalam pendapat Thomas

Aquinas:

Kehendak manusia memang mengalami kemerosotan tajam tetapi dalam

segi intelektual tidak. Intelektual kemanusian tetap bersifat otonom. Hal

tersebut terbukti dengan adanya teologi kodrati yang tidak seutuhnya

bergantung pada persoalan pewahyuan Allah melalui Kitab suci.9

Dari sini dapat dipahami bahwa semua humanisme, dapat dipandang

sebagai suatu upaya intelektual yang gigih untuk memaknai kemanusiaan dan

keterlibatan manusia di dalam dunianya. Humanisme dapat berkarakter Kristen,

Yahudi, Muslim, Hindu, Buddha, atau juga agnostik bahkan ateis sekalipun.

Karena itu seseorang yang mengaku menganut salah satu dari itu, bisa saja jadi

8 Zulfan taufik. Ilusi dan Harapan, h. 29-30.

9 Bertrand Rusell. Sejarah Filsafat Barat Kaitannya dengan Kondisi Sosio –Politik

Zaman Kuno hingga Sekarang (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, tt), h.154.

Page 41: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

32

humanis atau antihumanis, tergantung pada bagaiman ia mengaitkan keimanannya

dengan persoalan-persoalan kemanusian.

Masa perkembangan dan kemajuan Islam, melahirkan beberapa tokoh

ternama yang sampai saat ini karya-karyanya masih dijadikan referensi dalam

sebuah penelitian. Di antara tokoh-tokoh tersebut adalah, Abu Sulaiman al

Sijistani (w.983 M), seorang filosofi humanis islam, al-Rummani, al-Syaimari dan

Abu Hayyan al-Tauhidi.10

Abu Hayyan al-Tauhidi merupakan tokoh utama dalam

dunia sastra yang terkenal dengan salah satu karya besarnya berjudul al-imta‟ wa

al-Mu‟nisah. Abu Hayyan al-Tauhidi terkenal sebagai tokoh humanisme Islam

klasik, gelar itu mengutip dan perkataan Abu Hayyan al-Tauhidi “al-insan asykala

alahi al-insan” (sungguh, manusia sering membuat kesulitan bagi manusia

lainnya).

Falsafat Islam sebagaimana hal lainnya yang berlabel “ Islam”, berakar pada

al- Qur‟ān dan Hadῑts. Sebagaimana ditegaskan oleh Seyyed Hossein Nasr, bahwa

falsafat Islam adalah (bersifat) Islam bukan hanya dibudidayakan di Dunia Islam

dan dilakukan oleh kaum Muslim, melainkan karena falsafat Islam menjabarkan

prinsip-prinsip dan menimba inspirasi dari sumber-sumber wahyu Islam, serta

menangani banyak permasalahan dengan sumber-sumber tersebut kendatipun ada

klaim-klaim yang berlawan dari para penentangnya.11

10

George Abraham Maksidi, Cita Humanisme Islam : Panorama Kebangkitan Intelektual

Islam dan Budaya Islam dan Pengaruhnya terhadap Renaisans Barat ( Jakarta, Serambi: 2005),

h.401.

11

Seyyed Hossein Nasr.”Al-Qur‟ān dan HadĪts sebagai Sumber dan Inspirasi Filsafat

Islam”, dalam Ensiklopedi Filsafat Islam, ed. Seyyed Hossein Nasr dan Oliver Leaman, terj. Tim

Penerjemah Mizan (Bandung: Penerbit Mizan, 2003), vol 1, h. 36.

Page 42: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

33

Dari hal ini dipahami bahwa humanisme Islam berbeda dari humanimse

modern di Barat yang terlepas dari aspek teologis dan transendental. Humanisme

Islam dipahami sebagai suatu konsep dasar kemanusiaan yang tidak berdiri dalam

posisi bebas. Hal ini mengandung pengertian bahwa makna atau penjabaran arti

”memanusiakan manusia”, harus selalu terkait secara teologis.

Pandangan humanis membuat orang sadar kembali tentang harkat martabat,

dan kemampuan manusia sebagai makhluk rohani. Islam memiliki pandangan

yang unik dan komprehensif tentang humanisme. Pandangan Islam mengenai

nilai-nilai kemanusiaan diawali dengan semangat pembebasan melalui konsep

tauhid, yaitu pembebasan manusia dari segala sesuatu selain kepada Allah.

Menurut pendapat Nurcholish Madjid, Islam memiliki konsep dari pembebasan

tauhid.12

Hal tersebut mengandung sebuah pengertian bahwa makna penjabaran

memanusiakan manusia itu harus terkait secara teologis. Dalam konteks al-Qur‟ān

memandang manusia sebagai wakil Allah di Bumi, untuk mengfungsikan

kekhalifahannya. Allah telah melengkapkan manusia dengan intelektual dan

spritual. Manusia memiliki kapasitas kemampuan dan pengetahuan untuk

memilih, karena itu kebebasan merupakan pemberian Allah yang paling penting

dalam upaya mewujudkan fungsi kekhalifahannya.

Marcel A. Boisard berpendapat bahwa Islam lebih dari sekedar ideologi,

karena Islam merupakan humanisme transendental yang diciptakan masyarakat

khusus dan melahirkan suatu tindakan moral yang sukar untuk ditempatkan dalam

12

Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban: Sebuah Telaah Kritis tentang

Masalah Keimanan, Kemanusiaan dan Kemoderenan (Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina. Cet.

Ke-3, 1995.), h.72.

Page 43: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

34

rangka yang dibentuk oleh falsafat Barat. Humanisme tidak mengesampingkan

monoteisme yang sebenarnya dan memungkinkan untuk memerkembangkan

kebajikan.13

Secara keseluruhan, humanisme Islam memuliakan manusia di atas “lima

hak dasar” atau “lima prinsip umum” yang disebut al-kulliyat al-khams (lima hak-

hak dasar). Lima prinsip ini merupakan tujuan utama beragama. Kelima prinsip

ini adalah: (a) menjaga kebebasan beragama(ḥifẓ al-dῑn),(b) menjaga keselamatan

jiwa (ḥifẓ al-nafs), (c) menjaga kebebasan berpikir (ḥifẓal-‘aql), (d) menjaga

kelestarian keturunan (ḥifẓ al-nasl), dan (e) menjaga keabsahan materi (ḥifẓal-

māl).14

Dari Lima prinsip di atas terdapat beberapa kalangan humanis Islam lebih

mengutamakan jiwa manusia. Sikap tersebut terlihat dari Hasan Hanafi dan

Abdurrahman Wahid sebagai berikut: Pertama, ḥifẓal-nafs, yaitu melindungi hak-

hak dasar kemanusiaan bagi keselamatan jiwa dan raga. Kedua, ḥifẓ al –dῑn, yakni

perlindungan kemanusiaan bagi keselamatan keyakinan. Seseorang tidak dapat

dipaksa untuk mengikuti suatu keyakinan, tetapi boleh berkeyakinan menurut

pilihannya sendiri dalam hal agama. Ketiga, ḥifẓ al-‘aql, yakni terjaminnya hak

dasar berupa kebebasan dalam berpikir dan berpendapat, termasuk mengenai

pemahaman keagamaan. Keempat, ḥifẓ al-nasl, yaitu perlindungan hak dasar

dalam kesucian berketurunan dan keselamatan keluarga dan kelima, ḥifẓ al-mal,

yaitu perlindungan terhadap hak dasar kepemilikan harta benda dan profesi.

13

Marcel A Boisard, Humanisme dalam Islam terj. H.M. Rasjidi (Jakarta: Bulan

Bintang, 1982.) h. 151.

14

Nur Kholis, “Humanisme Islam”, Jurnal Isti’dal Vol.1, 2014,h.1.

Page 44: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

35

Dengan kata lain, humanime Islam adalah perlindungan hidup, agama, rasio,

keturunan, dan harta atas dasar-dasar ajaran Islam.15

Dalam kategorisasi seorang failasuf Islam modern, M. Arkoun berpendapat

bahwa humanisme Islam terbagi dalam tiga bentuk. Pertama, humanisme literer.

Humanisme ini membangun pola pikir berdasarkan literatur atau teks, yang

lazimnya juga didukung oleh kekuasaan beserta ideologinya. Konsekuensinya,

karakter humanisme ini tidak mampu obyektif juga historis dan tidak kontekstual.

Rujukan hanya semata literer menjauhkan pemahaman dari latar historis dan

personal ril keadaan manusia.

Kedua, humanisme religius. Humanisme ini merupakan sebuah konsepsi

yang mengukur kesalehan seseorang dari parameter esoterik-mistik (tasauf) untuk

melawan tradisi humanisme literer yang ortodoks. Humanisme religius lebih

mengandalkan aspek intuitif secara subyektif dalam pengalaman keagamaan

seseorang dari ketergantungan teks. Sistem birfānῑ menjadi basis epistemologis

dalam mewujudkan akhlaq karimah dan meyakini sebuah kebenaran. Namun

demikian, menurut Fazlur Rahman yang perlu menjadi catatan di sini adalah

terabaikannya persoalan kemanusiaan karena humanisme religius lebih banyak

bersifat eskapistik, yakni perlarian agamis dari permasalahan dunia dan massa

yang tertindas.16

Ketiga, humanisme falsafi. Humanisme ini memberikan otonomi yang besar

kepada manusia untuk mengoptimalkan kecerdasan akal. Berbeda dari humanisme

literer yang terlalu tekstualis-literalis yang mengakibatkan sisi-sisi historis-

15

Nur Kholis, “Humanisme Islam”, Jurnal Isti’dal Vol.1, 2014, h.1 16

Fazlurrahman, Islam, terj.Ahsin Muhammad (Bandung: Penerbit Pusaka 1989), h.

376-378.

Page 45: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

36

antropologis tersisihkan. Sedangkan humanisme religius yang meskipun telah

mengoptimalkan spritualitas manusia namun seringkali mengabaikan sisi sosio-

kulural-politis kehidupan ril manusia. Dengan demikian, humanisme falsafi

dengan episteme burhānῑ terbagi menjadi tiga wilayah. Pertama, profanitas dunia

yang sekuler, kedua, humanitas manusia antropologis-historis, dan ketiga Tuhan

yang teologis.17

Ketiga kategori M. Arkoun tentang humanisme memiliki perbedaan yang

jelas. Sebagaimana apa yang awal sebaiknya dalam wilayah mufakkar “yang

terpikirkan, menurut pengikut madzhab tekstualis dianggap wilayah lā mufakkar

fĪ“ yang tidak terpikirkan”. Wacana yang awalnya interpertable dan kontekstual

menjadi wacana yang dogmatis-sakral dan semata-mata teologis serta harus

diterima tanpa adanya cadangan. Hal ini yang disebut Arkoun sebagai taqdĪs al-

afkār al-dĪniyyah (sakralisasi pemikiran keagamaan) yang dalam konteks ini

menjadi tantangan humanisme.

C. Humanimse dalam Puisi

Dalam khasanah intelektual, humanisme sebagai istilah sering

dipercakapkan dalam berbagai konteks, terutama konteks falsafat, pendidikan, dan

kesusasteraan.18Berdasarkan data-data sejarah, para humanis pada umumnya

adalah orang-orang profesional di sekolah dan di universitas, misalnya sebagai

ketua jurusan tata bahasa dan retorika di masing-masing intitusi mereka.

Hal ini menjadi bukti bahwa para humanis memiliki hubungan cenderung

erat dengan para pendahulu mereka di Abad Pertengahan yang disebut dengan

17

Tony Davies, Humanism (London: Routledge, 2008), h. 65-68. 18

Tony Davies, Humanism ( London dan New York: Routledge, 2008), h.24

Page 46: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

37

dictatores. Melalui pengaruh humanisme, maka menjadi pengaruh studi

humanistik sehingga membuka mata kuliah baru berupa puisi (poetry) di berbagai

universitas Italia.19

Oleh karena bidang sejarah digolongan ke dalam kategori

prosa, maka bidang tersebut menjadi bagian dari studi retorika dam puisi.

Pada awal abad ke-15 menjadi perkembangan baru dengan

ditambahkannya falsafat moral di antara puisi dan retorika. Para humanis pun

mengepalai bidang bahasa dan kesusasteraan Yunani yang dianggap sebagai

inovasi abad ke -15. Ekspansi studi humanistik ke dalam bidang-bidang baru

tersebut menandai bahwa lahirnya sebutan baru terhadap bidang studi yang makin

luas tersebut dengan sebutan “studi kemanusiaan” the humane studies” atau studi-

studi yang dianggap sebaiknya dilakukan oleh seorang manusia “study

humaniora”.20Ini merupakan hal baru, pada dasarnya mencangkup bidang-bidang

studi yang sudah ada sebelumnya, yakni: studi tata bahasa, retorika, puisi, sejarah

dan falsafat moral.

D. Hubungan antara Humanisme dan Puisi

Berbicara mengenai masalah sastra atau karya sastra, acapkali akan

berhadapan dengan kenyataan dan pengungkapan sebagai apresiasi. Hal itu

disebabkan karya sastra adalah ungkapan seseorang yang sadar akan diri dan

keadaan jamannya, bertolak dari kenyataan sekitarnya.21Di samping itu karya

sastra mampu berbicara dengan bahasanya tatkala seluruh instrumen formal

kenyataan dibungkam. Salah satu karya sastra yaitu terdapat pada puisi. Ruang

19

Ganang Dwi Kartika, “Humanisme Dalam Konteks Filsafat”. Jurnal Penelitian

Humaniora, h.4 20

Ganang Dwi Kartika, “Humanisme dalam Konteks Filsafat”. Jurnal Penelitian

Humaniora, h.5.

Page 47: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

38

yang dimilikinya menghadirkan diri pengarang untuk berkecimpung

menghasilkan produksi sejarah sekaligus menghidupkan karyanya ketika

berhadapan dengan pasar. Dedikasi inilah yang kemudian melahirkan berbagai

teori kesasteraan.

Pada Abad ke-15 merupakan gerbang awal bagi hubungan humanisme dan

puisi. Karena ini menjadi pengaruh bagi studi humanitas dalam era Renaissance.

Kondisi tersebut disebabkan para pakar humanis di sekolah menengah kemudian

melanjutkan studi profesional mereka di universitas. Hal ini pun akhirnya

menghasilkan karya-karya falsafi dengan gaya humanis.

Pengaruh studia humanitatis dalam era Renaissance semakin

berkembang luas hingga ke dalam studi sains. Kondisi demikian dimungkinkan

karena di samping studi humanistik ini makin populer, juga disebabkan karena

banyak pakar-pakar di sekolah menengah kemudian melanjutkan studi profesional

mereka di universitas-universitas. Bertolak dari perkembangan baru tersebut, para

humanis akhirnya menyadari bahwa studi falsafat secara mendalam perlu

ditambahkan ke dalam studia humanitatis.22

Oleh karena itu, Nicolaus Cusanus

(1401-1464), Pico della Mirandola (1463-1494), di antaranya, menghasilkan

karya-karya falsafi dengan gaya humanis. Salah satu pidato terkenal tentang

“Martabat Manusia” yang disampaikan oleh Pico della Mirandolla. Dalam bagian

pendahuluan dari pidato mengenai martabat manusia, Pico mengutip seorang

Saracen:

22

Ganang Dwi Kartika, “Humanisme Dalam Konteks Filsafat”. Jurnal Penelitian

Humaniora, h.5.

Page 48: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

39

Bapak-bapak hadirin yang terhormat, saya telah membaca dalam

berbagai karya orang Arab, bahwa ketika Abdullah si arab ditanya tentang

apakah yang menakjubkan di atas panggung dunia, ia menjawab bahwa

tidak ada sesuatu pun untuk dilihat yang lebih menakjubkan selain manusia

(nibil spectari home admirabilus).23

Sebagian pendahuluan pidato Pico menggunakan nama Abullah tentu saja

tidak cukup untuk mengenal muslim yang dikutip Pico. Namun dapat mengira-

ngira bahwa yang ia maksudkan boleh jadi adalah Ibn Qutaybah (w.276 H/889

M), yang nama pertamanya adalah ´Abdullāh, seorang humanioris kondang yang

karya-karyanya dipublikasikan secara luas di dunia Islam, baik di bagian Barat

dan Timur.

Perkembangan baru itu mendorong pemahaman baru yang membingungkan

banyak orang sehubungan dengan kemunculan klaim yang menyamakan

humanisme dengan semua atau sebagian besar falsafat Renaissance. Studi atas

karya-karya kesusasteraan klasik membawa dampak lain, yaitu studi atas falsafat-

falsafat klasik, seperti Epikurianisme dan skeptisisme klasik, yang diadopsikan ke

dalam ajaran Kristen.

Yang menjadi ciri khas temuan periode Renaissance adalah pemberian

tekanan pada persoalan martabat manusia dan keberadaan yang istimewa manusia

di tengah alam semesta sebagai hasil dari konsep dan program studia

humanitatis. Semangat demikian itu ditemukan dalam karya-karya Petrarch dan

Giannozzo Manetti, di antaranya. Terhadap hasil yang demikian ini para humanis

juga memeroleh pengaruh dari para Bapa Gereja. Kekhasan lain sebagai hasil dari

23

George Abraham Maksidi, Cita Humanisme Islam : Panorama Kebangkitan Intelektual

Islam dan Budaya Islam dan Pengaruhnya terhadap Renaisans Barat ( Jakarta, Serambi: 2005),

h.481.

Page 49: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

40

studia humanitatis pada masa Renanissance adalah diungkapkannya keunikan

konkret perasaan, pendapat dan pengalaman pribadi, yang oleh Burckhardt

diistilahkan sebagai „individualisme.’

Mendekati akhir abad ke-15 perkembangan lain terjadi di Eropa Utara

dalam bentuk masuk pengaruh humanisme melalui para pedagang, imam Katolik,

para dosen dan mahasiswa universitas dalam hal tradisi oratori lisan. Sebelum hal

itu terjadi, Eropa Utara tidak memiliki tradisi sebagaimana yang berlaku di Italia.

Dengan demikian, gagasan-gagasan humanistik pada umumnya menyebar luas

dari Italia ke Eropa Utara. Meskipun pengaruh datang dari Utara melalui berbagai

profesi, akan tetapi bukan berarti Eropa Utara sama sekali tidak tersentuh oleh

humanisme. Terdapat pula sedikit humanis Eropa Utara yang menjadi humanis

karena mereka, guru-gurunya, pernah studi di Italia dan kembali ke negara mereka

dengan semangat untuk menyebarkan „pendidikan yang baik‟ (good learning) dari

negara Eropa Selatan tersebut. Akibat dari penyebaran tersebut lahirlah humanis-

humanis terkenal di Eropa Utara, seperti Robert Gaguin (1423-1501) di Prancis,

Conrad Celtis (1459-1508) di Jerman, dan Thomas Linacre (1460-1524) dan

William latimer (1460-1545) di Inggris, Desiderius Erasmus dari Rotterdam

(1467-1536) serta Antonio de Nebrija (1444-1522) di Spanyol.24

Mereka disebut

para humanis Kristen sebab mereka memandang studi humanistik sebagai bagian

esensial dari pembaruan religius dan memusatkan diri pada karya-karya “kafir”

24

Ganang Dwi Kartika, “Humanisme Dalam Konteks Filsafat”. Jurnal Penelitian

Humaniora, h.5.

Page 50: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

41

maupun Kristen kuno sebagai sumber inspirasi. Di antara para humanis tersebut

di atas, Erasmus-lah yang paling terkenal.

Akhirnya, yang tak kalah penting untuk diungkapkan disini adalah ada

pengaruh humanisme dalam reformasi program dan kurikulum di sekolah-sekolah

menengah. Sebagai pendidik profesional atau guru sekolah, para humanis kelak

menanamkan pengaruh humanisme kepada orang-orang yang paling terdidik

dalam zaman renaissance. Ide-ide yang diperoleh dari guru-guru humanis tersebut

untuk selanjutnya dibawa ke dalam lingkungan yang lebih luas, yakni kehidupan

publik dan kehidupan sesuai dengan profesi mereka.

Page 51: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

41

BAB IV

HUMANISME DALAM PUISI TAUFIQ ISMAIL

Humanisme menurut Taufiq Ismail merupakan aspek dasar kemanusiaan

yang dapat dilihat dalam ruang kehidupan. Manusia menulis sastra, bagi Taufiq

tak hanya menyusun untaian kata tapi mengungkapkan pikiran, yaitu terbaru dan

menyampaikan realitas sosial melalui puisi. Taufiq Ismail menyatakan bahwa:

Puisi sarat nilai moral, inteligensi dan estetika. Puisi masuk dalam setiap

ruang kehidupan.1

Pernyataan di atas secara tidak langsung menyatakan bahwa humanisme

berbicara tentang nilai aspek dasar kemanusiaan. Dengan menjunjung tinggi nilai

moral, inteligensi dan estetika dalam puisi, maka kita dapat mengetahui seberapa

besar orang tersebut memahami arti humanisme. Oleh karena itu perlu

menganalisis secara mendalam pandangan Taufiq Ismail tentang hakikat manusia.

Dalam bab III telah dijelaskan bahwa pendapat beberapa humanisme

golongan falsafat Barat & Islam. Pada dasarnya di golongan falsafat Barat

terdapat tiga konsep berberda di antaranya: Humanisme Yunani Klasik yang

bertumpu pada akal budi manusia, sebagai satu-satunya jalan bagi pengetahuan

manusia dalam rangka hidupnya. Humanisme pada abad pertengahan tertuju pada

Allah dan kehidupan akhirat. Humanisme modern memaknai manusia sebagai

1 https://Nasional.Tempo.co/read/870773/saat-sma-Taufik-Ismail-wajib-menulis-108-

karangan-dalam -3-tahun, diakses pada hari Rabu, 28 Februari 2018, pukul: 13.00.

Page 52: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

42

manusia sepenuhnya. Tidak ada perbedaan memanusiakan manusia dengan alasan

pintar, baik dan sebagainya.

Golongan falsafat Islam berpendapat bahwa humanisme Islam

memuliakan manusia di atas “lima hak dasar” atau “lima prinsip umum” yang

disebut al-kulliyat al-khams (lima hak-hak dasar). Lima prinsip ini merupakan

tujuan utama beragama. Kelima prinsip ini adalah: (a) menjaga kebebasan

beragama (ḥifẓ al-din), (b) menjaga keselamatan jiwa (ḥifẓ al-nafs), (c) menjaga

kebebasan berpikir (ḥifẓ al-„aql), (d) menjaga kelestarian keturunan (ḥifẓ al-nasl),

dan (e) menjaga keabsahan materi (ḥifẓ al-„māl).2

Namun tidak hanya itu dalam katagori seorang failasuf Islam modern, M.

Arkoun berpendapat bahwa humanisme Islam terbagi menjadi tiga bentuk.Yaitu,

humanisme literer, humanisme religius dan humanisme filosofis. Dalam

pandangan epitisme burhānῑ terbagi menjadi tiga wilayah. Pertama, profanitas

dunia yang sekuler, kedua, humanitas manusia antropologis-historis, dan ketiga

Tuhan yang teologis.3

Atas dasar penjelasan di atas penulis menglasifikasikan poin-poin

humanisme dalam puisi Taufiq Ismail menjadi dua bagian, yaitu moral dan

keadilan. Kedua tema tersebut merupakan aspek humanisme yang disesuaikan

dengan puisi Taufiq Ismail yang dijadikan sampel untuk diteliti.

A. Moral

Pada dasarnya setiap puisi selalu berorentasi pada hal-hal yang bersifat

membangun melalui pesan moral. Karena dalam puisi diyakini mengandung nilai-

2 Nur Kholis, “Humanisme Islam”, Jurnal Isti‟dal Vol.1, 2014, h.1.

3 Tony Davies, Humanism, (London: Routledge, 2008), h. 65-68.

Page 53: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

43

nilai moralitas yang dapat dijadikan bahan perenungan sekaligus menjadikan

kaidah pendamping dalam menjalankan kegiatan kehidupan. Tiap karya fiksi

masing-masing mengandung dan menawarkan pesan moral, tentunya banyak

sekali jenis dan wujud ajaran moral yang dipesankan.4

Kata moral selalu mengacu pada baik-buruk manusia sebagai manusia.

Bidang moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari segi kebaikannya

sebagai manusia. Norma-norma moral adalah tolak ukur untuk menentukan betul-

salahnya sikap dan tindakan manusia dilihat dari segi baik-buruknya sebagai

manusia dan bukan sebagai manusia dan bukan sebagai pelaku peran tertentu dan

terbatas.

Ciri sastra yang baik, setidaknya ada tiga macam norma atau nilai yang

menjadi ciri, yaitu: norma estetika, sastra dan moral. Karya Sastra disebut

memiliki nilai moral apabila menyajikan, mendukung dan menghargai nilai

kehidupan yang berlaku.5Moral dalam puisi biasanya mencerminkan pandangan

hidup pengarang yang bersangkutan, pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran,

dan hal itu yang ingin disampaikannya kepada pembaca. Moral dalam puisi dapat

dipandang sebagai amanat. Dalam pendapat Herman J. Waluyo, ia mempertegas

bahwa:

Tujuan atau amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk

menciptkan puisinya. Amanat tersirat di balik kata-kata yang tersusun,

juga di balik tema yang terungkapkan.6

4 Burhan Nurgiyantoro, Teori pengkajian fiksi (Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, 1995), h.324. 5 Depdiknas, Buku Praktis Bahasa Indonesia (Jakarta:Depdiknas, 2003), h.181.

6 Herman J. Waluyo, Teor dan apresiasi puisi (Jakarta: Erlangga, 1991), h. 64.

Page 54: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

44

Di balik kegelisahan kolektif yang menjadi topik MAJOI karya Taufiq

Ismail, menyimbolkan banyak pengalaman hidup yang sangat berharga untuk

membangun moral bangsa yang lebih baik. Hampir semua puisi Taufiq Ismail

hakikatnya menekankan tentang moralitas.Menurut pendapat Kuntawijoyo di kata

pengantar dalam buku MAJOI, puisi-puisi Taufiq Ismail adalah puisi hati nurani.7

Jadi dapat diyakini, dalam kumpulan puisi MAJOI, karya Taufiq Ismail

kaya akan nilai-nilai moralitas yang sangat menarik untuk direnungkan. Nilai

moral itu sendiri dapat mencakup masalah, yang boleh dikatakan bersifat tak

terbatas. Ia dapat mencakup seluruh persoalan hidup dan kehidupan, seluruh

persoalan yang menyangkut harkat dan martabat manusia. Sebagai seorang

sastrawan, Taufiq Ismail memiliki karya puisi bertema moral cukup banyak.

Wujud nilai moralitas diantaranya yaitu, nilai moralitas demokrasi, nilai moralitas

cinta tanah air, nilai moralitas keagamaan dan religius, nilai moralitas sosial, dan

nilai moralitas pendidikan.8

Penulis memilih tiga puisi berjudul “Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia”,

“12 Mei,1998” dan “Ketika Burung Merpati Sore Melayang”, sebagai simbol

humanisme yang berorentasi pada nilai-nilai kemanusiaan. Wujud nilai moralitas sosial

yang diungkap dalam bait puisi “Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia” adalah sebagai

berikut:

Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak

Hukum tak tegak, doyong bederak-derak

Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lembu Tun Rajak,

7 Taufiq Ismail, Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia Seratus Puisi Taufiq Ismail (Jakarta,

Yayasan Indonesia,1998), h. v. 8 http:// mashudismada. Wordpress.com/2009/04/04/ nilai moral dibalik simbol dalam

Malu Aku Jadi Orang Indonesia, diakses pada hari Rabu, 28 Februari 2018, pukul: 13.40.

Page 55: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

45

Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza

Berjalan aku di Dam, Champs Elysees dan Mesopotamia

Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata

Dan kubenamkan topi baret di kepala

Malu aku jadi orang Indonesia.

Puisi di atas merupakan bagian kedua dari penggalan puisi MAJOI. Akan

tetapi puisi ini ditulis kembali oleh Taufiq pada bagian keempat. Wujud nilai

moralitas sosial tepatnya diungkapkan pada kalimat “Langit akhlaq rubuh, di atas

negeri berserak-serak, Hukum tak tegak, doyong berderak-derak”. Hal ini

merupakan bagian yang ditekankan oleh Taufiq, yang mana dengan puisi di atas

Ia menyampaikan bahwa keadaan negeri ini yang penuh kecurangan.

Pada bagian III puisi MAJOI, Taufiq memertegas kembali simbol nilai

moralitas sosial yaitu:

Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor

satu,

Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi berterang-terang

susah cari tandingan,

Di negeriku dibakar pasar pedagang jelata supaya berdiri pusat

Belanja modal raksasa,

Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah

Ciumlah harum aroma mereka punya jenazah, sekarang

Saja sementara mereka kalah, kelak perencanaan dan

Pebunuh itu di dasar neraka oleh satpam akhirat akan

Diinjak dan dilunyat lumat-lumat.9

Pada kalimat “Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan

syahidah”. Mengingatkan kita pada masa Order Baru, yaitu Udin merupakan nama

9 Taufiq Ismail, Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia Seratus Puisi Taufiq Ismail (Jakarta,

Yayasan Indonesia,1998), h.19.

Page 56: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

46

panggilan akrab seorang wartawan yang memiliki nama lengkap Fuad Muhammad

Syafruddin. Seorang wartawan Surat Kabar Harian Bernas terbit di Yogyakarta yang

menjadi tumbal di rezim Orde Baru. Udin dihilangkan karena tulisannya mengusik

penguasa kala itu Bupati Bantul Sri Roso Sudarmo, tentara berpangkat kolonel.10

Marsinah merupakan buruh wanita dibunuh pada tahun 1993. Ia tewas sangat

mengenaskan. Marsianah memimpin aksi pekerja PT Catur Putra Surya untuk

mendapatkan kenaikan gaji. Namun aksi itu membuat perusahaan panas. Gaji memang

naik, namun akhirnya Marsinah dan teman-temannya harus berurusan dengan aparat

kodim.11

Menurut paparan di atas telah membuktikan bahwa Taufiq berusaha

mengungkapkan selama perjalanan karya di masa Orde Baru. Dalam buku

Foundations of the Metaphysics of Moral (1785) Kant menyatakan:

Bertindaklah sedemikian sehingga engkau memerlakukan kemanusiaan,

entah dalam dirimu sendiri atau orang lain, sebagai tujuan dan bukan

sebagai sarana.12

Dengan kata lain, dalam puisi MAJOI Taufiq berusaha untuk

menggambarkan keadaan negeri saat itu sangat tidak ada unsur kemanusiaan.

Akan tetapi Taufiq berusaha untuk menegakkan nilai moralitas sosial seperti hal

yang dinyatakan oleh Kant. Dengan puisi MAJOI Taufiq berusaha untuk

memberikan gambaran kepada penikmat karyanya agar mengubah nilai-nilai

kemanusiaan yang lebih baik.

10

http:// www. Merdeka.com /peristiwa/kisah-pembunuhan-wartawan-udin-17-tahun-

masih-gelap.html, diakses pada hari Kamis, 24 Juli 2018, pukul. 10.26. 11

http:// www. Merdeka.com /peristiwa/ini-kronologi-hilangnya-marsinah-hingga-

ditemukan –tewas.html., diakses pada hari Kamis, 24 Juli 2018, pukul. 11.00. 12

Jame Rachels, Filsafat Moral (Yogyakarta: KANSIUS, 2004), h. 235.

Page 57: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

47

Namun tidak hanya demikian, Taufiq memertegas kembali wujud nilai

moralitas dengan berpendapat bahwa:

Di negeri kita yang masih belum makmur-makmur juga, meriah dengan

penyelenggaraan festival korupsi, berantakan dalam birokrasi, ada sebagian

kecil anak-anak muda yang peduli keadilan sosial memang tak jemu-jemu

dibina dan ditempa dalam bentuk hasutan dan penipuan halus oleh tokoh-

tokoh gigih KGB (Komunis Gaya Baru).13

Pernyataan di atas merupakan secara tidak langsung sangat erat

hubunganya dengan kritik sosial, perlawanan dan masalah kecurangan yang

dilakukan oleh penguasa kala itu.

Puisi “MAJOI” didukung puisi dengan judul “12 Mei, 1998” melalui

pendekatan historis menulusuri arti dan makna bahasa bagaimana yang ditulis

penyair memiliki hubungan antara puisi yang bertema moral lainnya.

Relevansinya sebagai dokumen sosial. Adapun lebih jelasnya berikut kutipannya.

Mengenang Elang Mulya, Hery Hertanto,

Hendriawan Lesmana dan Hafidhin Royan

Empat syuhada berangkat pada suatu malam, gerimis air mata

tertahan di hari keesokan, telinga kami lekapkan ke tanah kuburan

dan simaklah itu sedu-sedan

Kartu mahasiswa telah disimpan dan tas kuliah turun dari bahu.

Mestinya kalian jadi insinyur dan ekonomi abad dua puluh satu,

Tapi malaikat telah mencatat indeks prestasi kalian tertinggi di

Trisakti bahkan di seluruh negeri, karena kalian berani

mengukir alphabet pertama dari gelombang ini dengan

darah arteri sendiri,

13

Taufiq Ismail, Sesudah 50 Tahun Gagalnya Kudeta PKI (Jakarta:Republika, 2015), h.

24.

Page 58: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

48

Menurut pendapat Y.B. Mangunwijaya dalam karyanya:

Kehadiran unsur keagamaan dan religius dalam sastra adalah suatu

keberadaan sastra itu sendiri. Bahkan, sastra tumbuh dari sesuatu yang

bersifat religius. Pada awal mula segala sastra adalah religius.14

Pada kalimat “Empat syuhada berangkat pada suatu malam”, yang

berarti saksi kebenaran (dalam Islam), merupakan simbol pahlawan penegak

kebenaran. Moralitas keagamaan dan religius yang harus dibangun adalah

pentingnnya berjuang menegakkan kebenaran, ikhlas, hanya semata-mata karena

Allah.

Pada kalimat “Mengenang Elang Mulya, Hery Hertanto, Hendriawan

Lesmana dan Hafidhin Royan”. Merupakan mengenang kembali sejarah dari

empat mahasiswa Universitas Trisakti yang tewas ditembak peluru aparat

keamanan saat menggelar aksi unjuk rasa menuntut Soeharto mundur dari

jabatan presiden pada Mei 1998.15

Hal menunjukkan bahwa karya Taufiq

berusaha untuk menggambarkan peristiwa perjuangan para mahasiswa Trisakti

dalam gelar aksi. Dan ini menujjukan bahwa puisi Taufiq mengandung sisi nilai

moral sosial. Karena berusaha mengungkapkan sejarah pada masa tersebut.

Dilanjutkan dengan bait puisi berikiut:

Merah Putih yang setengah tiang ini, merunduk di bawah garang

Matahari, tak mampu mengibarkan diri karena angin lama

bersembunyi,

Tapi peluru logam telah kami patahkan dalam doa bersama, dan kalian

pahlawan bersih dari dendam, karena jalan masih

jauh dan kita perlukan peta dari Tuhan.

14

Burhan Nurgiyantoro, Teori pengkajian fiksi, h. 234. 15

https;//news.okezone.com/read/ detik-detik-elang-mulya-lesmana-sebelum-tewas-

ditembak, diakses pada hari Kamis, 24 Juli 2018, pukul. 11.16.

Page 59: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

49

“Peluru logam telah kami patahkan dalam doa bersama, dan kalian”,

menyimbolkan bahwa hidup dan mati adalah milik Allah. Peluruh logam

sebenarnya hanya sebuah perantara, dan bukan penentu kematian. Moralitas

agama dan religius adalah keputusan Allah, sehingga jangan takut berjuang untuk

sesuatu yang benar, karena Allah senantiasa akan melindungi.

“……kita perlukan peta Tuhan “, menyimbolkan pentingnya mohon

petunjuk kepada Tuhan, karena kebenaran menurut manusia belum tentu berarti

kebenaran menurut Tuhan.

Dalam pendapat Taufiq menyatakan bahwa, moralitas abadi adalah

yang merujuk agama.16

Pendapat ini menjadi bukti bahwa di antara karya-karya Taufiq yang

memiliki nilai moralitas paling utama adalah nilai moralitas keagamaan dan

religius.

Selanjutnya penulis mengambil puisi yang berjudul “Ketika Burung

Merpati Sore Melayang” yang menggambarkannya langit akhlak dan hukum.

Langit akhlak kiasan metafora mengandung makna budi pekerti bangsa sudah

banyak rusak. Kerusakan akhlak terutama pada pemimpin. Hal ini dapat

ditafsirkan dari kiasan langit. Langit adalah tempat yang tinggi, pemimpin adalah

orang yang punya jabatan tinggi. Dalam pendapat Burhan Nurgiyanto bahwa:

Banyak karya sastra yang memperjuangkan nasib rakyat kecil yang

menderita, nasib rakyat kecil yang memang perlu dibela, rakyat kecil yang

seperti dipermainkan oleh tangan-tangan kekuasaan, kekuasaan yang kini

lebih berupa kekuatan ekonomi.17

16

Taufiq Ismail, Sesudah 50 Tahun Gagalnya Kudeta PKI, h. 29. 17

Burhan Nurgiyantoro, Teori pengkajian fiksi, h. 335.

Page 60: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

50

Pendapat Burhan di atas mewakili karya Taufiq yang berjudul “Ketika

Burung Merpati Sore Melayang”. Salah satu karya yang memiliki wujud moralitas

sosial, berikut di bawah ini penggalan bait puisi:

Langit akhlak telah roboh di atas negeri

Karena akhlak roboh, hukum tak berdiri

Karena hukum tak tegak, semua jadi begini

Pada kalimat “Langit akhlak telah roboh di atas negeri” merupakan

metafora yang berarti akhlak pemimpin sudah tidak ada lagi ketika menjalankan

roda pemerintah. Karena hukum akhlak sudah tidak ada, bahkan cermin nilai

kemanusiaan pun hilang sehingga hukum pun sudah tidak digunakan lagi untuk

menegakkan kebenaran dan keadilan. Hal ini menunjukkan bahwa Taufiq punya

keterlibatan rasa yang dirasakan oleh rakyat kecil dan mewujudkan nilai moralitas

yang tekandung dalam puisi.

Namun tidak hanya sekedar wujud nilai sosial, penggalan bait puisi

“Ketika Burung Merpati Sore Melayang” memiliki nilai moralitas cinta tanah air,

berikut di bawah ini penggalan bait puisi:

Negeriku sesak adegan tipu-menipu

Bergerak ke kiri, dengan maling kebentur aku

Bergerak ke kanan, dengan perampok ketabrak aku

Bergerak ke belakang, dengan pencopet kesandung aku

Bergerak ke depan, dengan penipu ketagor aku

Bergerak ke atas, di kaki pemeras tergilas aku18

Pada kalimat “Negeriku sesak adegan tipu-menipu” menggambarkan

pejabat menjadi orang yang berkuasa. Menyimbolkan bahwa pentingnya menjaga

keamanan negeri ini. Sebagai perwujudan cintah tanah air, maka moralitas yang 18

Taufiq Ismail, Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia Seratus Puisi Taufiq Ismail, h.7.

Page 61: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

51

dibangun adalah pentingnya mengedepankan keselamatan bangsa dan tanah air

secara luas daripada kepentingan individu atau golongan.

Nilai moral dalam puisi, karya sastra pada umumnya dapat berupa pesan

yang berkaitan dengan hubungan antara sesama, hubungan sosial. Masalah-

masalah yang berupa hubungan antar manusia itu dapat berwujud: kesetiaan, cinta

kasih (keluarga, sesama maupun tanah air), dan lain-lain yang melibatkan

interaksi antar manusia.19

B. Keadilan

Puisi memiliki peranan yang kuat membangung visi kehidupan manusia.

Karena disadari atau tidak, puisi berkaitan dengan atau tidak, puisi selalu

berkaitan dengan bagaimana menghadapi masa dean dan menciptakan masa

depan, sebagai hasil dari pendalaman terhadap realitas konterporer untuk

merasakan realitas kehidupan dan mengetahui kemana arah tujuan.

Penyair yang hidup dalam kungkungan penjajahan, akan menggambarkan

dan meneriakkan puisinya dengan tutur kata menggebu atau sebaliknya lemah dan

putus asa. Penyair yang hidup pada masa pembangunan, akan bertutur tentang

pembangunan, sebagaimana penyair yang berada dalam romantika kehidupan,

maka ia akan membuat puisi-puisi romantik.20

Masalah keadilan dan kekuasaan selalu menjadi topik yang relevan untuk

dibicarakan, jika terjadi kesenjangan yang semakin jauh antara lapisan atas dan

bawah. Hal ini yang memotivasi manusia dan kelompoknya berusaha melawan

19

Burhan Nurgiyantoro, Teori pengkajian fiksi, h.326. 20

Muhammad Khoirul Ummam, “Representasi Kekuasaan Orde Baru Pada Kumpulan

Puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia Karya Taufiq” , NOSI, vol.5, 2017,h.3.

Page 62: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

52

dengan berbagai cara. Keadilan merupakan unsur yang terkandung dalam

humanisme. Keadilan pada dasarnya mencakup persoalan kebebasan, etika

termasuk persoalan persamaan. Akan tetapi yang menjadi titik fokus keadilan

adalah nilai-nilai kebebasan serta etika yang termuat dalam humanisme. Selain itu

keadilan merupakan bentuk konsepsi abstrak dan harus direalisasikan dalam

bentuk kasih sayang yang nyata. Dalam Islam keadilan merupakan motivasi

keagamaan yang esensial dan alturisme sebagai pokok susunan sosial. Wujud

konkritnya seperti persamaan antara praktik sosial dan lahirlah serta persamaan

reaksi kemanusiaan yang spontan.

Taufiq Ismail membuat beberapa karya yang bertema keadilan. Setiap

karyanya memiliki corak yang mengekspresikan bentuk kerisauan terhadap

kondisi politik, ekonomi, sosial, dan hukum yang terjadi pada sistem kehidupan di

Indonesia. Penulis akan menjelaskan lebih detail mengenai konsep humanisme

dalam pendekatan keadilan, penulis mengambil tiga puisi yang bertema

“Kembalikan Indonesia Padaku”, “Padamu Negeri” dan “ Yang Slalu Terapung di

atas Gelombang”. Ketiga puisi tersebut dianggap memuat unsur humanisme

keadilan yang lebih besar dibandingkan puisi lainnya.

Puisi pertama yang akan dianalisis adalah puisi yang bertema “Kembalikan

Indonesia Padaku” Puisi tersebut terdiri tiga bait dengan komposisi tiga bait

memiliki empat baris. Secara mendetail, di bawah ini merupakan kutipan

langsung puisi:

Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut

yang menganga,

Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat,

sebagai warna putih dan sebagian hitam,

Page 63: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

53

Yang menyala bergantian,

Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong

siang malam

dengan bola yang bentuknya seperti telur angsa,

Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam

Karena serratus juta penduduknya,

Kembalikan Indonesai padaku21

Pada kalimat “Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam,

Karena serratus juta penduduknya, kembalikan Indonesia padaku”, terdapat

pesan atau nasihat memiliki kesan yang tertangkap oleh penulis setelah membaca

puisi tersebut. Bagi penulis pesan atau nasihat penyair ingin sampaikan adalah

harapan akan perubahan Indonesia di masa yang akan datang. Puisi ini

mengamanatkan agar masyarakat Indonesia dengan semangat nasionalisme

melakukan perubahan kearah yang lebih baik dan pemerintah lebih bersikap

peduli dan adil terhadap masyarakat dan negara ini. Taufiq berpendapat bahwa:

Kumpulan puisi Malu Aku Jadi Orang Indonesia mengungkap

topik utang Indonesia , korupsi, suap, keserakahan penguasa indoktrinasi,

kecurangan pemilu dan pengingkaran Undang-Undang Dasar.22

Pendapat di atas secara tidak langsung menceritakan bahwa karya Taufiq

Ismail pada umumnya merupakan puisi yang berisi kritikan sosial seperti halnya

puisi “Kembalikan Indonesia Padaku”. Kritik sosial muncul sesuai dengan

keadaan yang sedang berlangsung di Indonesia. Hal tersebut merupakan menuntut

unsur humanisme keadilan.

Selanjutnya penulis mengambil puisi yang bertema “Padamu Negeri”.Puisi

tersebut menggambarkan sebuah peristiwa yang amat perih.Peristiwa tersebut

21

Taufiq Ismail, Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia Seratus Puisi Taufiq Ismail, h. 87. 22

Taufiq Ismail, Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia Seratus Puisi Taufiq Ismail, h. 23.

Page 64: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

54

merupakan pembelaan demi keadilan negeri ini. Puisi “Padamu Negeri”

mendeskripsikan realitas secara universal atau global mengenai peristiwa pada

negeri ini, berikut kutipan puisi langsungnya:

Al-Fatihah untuk Amir Biki

Dan semua yang masuk bumi

Di ladang-ladang pembantaian

Berserakan di negeri ini

Aceh, Priok, Lampung, Nipah, Haur Koneng,

Santa Cruz, Irian Jaya, Banyuangi dan mana lagi.

Puisi di atas menjelasakan bahwa bacaan “Al-fatihah” tertuju untuk para

pejuang negeri ini yang telah dianiaya bertahun-tahun bahkan dihabisi berkali-

kali.Hal ini menunjukkan untuk menutut suatu nilai keadilan demi negeri ini

diawali dengan peristiwa perih yang terjadi di Aceh, Priok, Lampung, Nipah,

Haur Koneng, Santa Cruz, Irian Jaya, Banyuangi. Dengan demikian puisi

memiliki konsep humanisme tentang keadilan. Pada bait kedua dibaris empat

belas berbunyi sebagai berikut:

Jiwa raga cuma pada Tuhan kami beri

Sesudah itu terserah Dia sendiri

Apa akan dibagikanNya juga pada negeri23

Taufiq berpendapat disebuah kutipan wawancara via media online, sebagai

berikut:

Taufiq mengatakan, jiwa raga adalah pemberian Allah sang Maha

Pencipta dan karenanya patut dikembalikan kepada Allah, bukan yang

lain.24

23

Taufiq Ismail, Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia Seratus Puisi Taufiq Ismail, h. 35 24 http://kumparan.com/@kumparannews/Taufiq Ismail dan Padamu Negeri, diakses

pada hari Rabu, 23 Mei 2018, pukul 02:01.

Page 65: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

55

Kutipan di atas mendeskripsikan pengalaman yang dialami oleh Taufiq

bahwa melalui puisi yang dimaksudkan persoalan pada negeri ini dan nilai

keadilan universal. Dengan kata lain sebuah nilai keadilan seorang manusia pada

jiwa raga adalah ketetapan yang diberikan oleh Allah bukan pada yang lain.

Pada puisi yang ketiga penulis mengambil tema “Yang Selalu Terapung di

Atas Gelombang”.Puisi ini menggambarkan suatu realita strata sosial antara

masyarakat biasa dengan pemerintah. Puisi ini pula merupakan salah satu karya

puisi narasi Taufiq.

Di suatu kesempatan Taufiq Ismail pernahmenyampaikan kata penutup

pada buku MAJOI:

Puisi saya adalah puisi berkabar.Dalam merebut komunikasi, puisi

saya harus ada subtansinya sebagai kabar, mesti cerdas dan musikal sedap

didengar.

Subtansi puisi saya adalah angan-angan, kenyataan, kepekaan,

kepekakan, kekenyangan, kelaparan, nyeri, seri, cinta, keasyikan,

penindasan, penyesalan, kecongkakan, kebebalan, tekad, ketidakpastian,

kelahiran, maut, kefanaan, ke Yang Gaiban. Semua berbaur dibalik lensa

luarbiasa lebar tempat kita bersama membaca panorama kehidupan masa

kini dan sejarah masa lalu lewat sudut pandang berbeda.25

Penulis berpendapat bahwa disetiap karya puisi Taufiq terdapat nilai

subtansi yang dalam dari segi tata bahasa. Puisi yang bertema “Yang Selalu

Terapung di Atas Gelombang” merupakan puisi narasi, berikut bagian bait puisi :

Seseorang dianggap tak bersalah, Sampai dia dibuktikan hukum bersalah.

Di negeri kami, ungkapan ini terdengar begitu indah.

Kini simaklah sebuah kisah,

Seseorang pegawai tinggi,

Gajinya sebulan satu setengah juta rupiah,

Di garasinya ada Honda metalik, Volvo hitam,

BMW abu-abu, Porsche biru dan Mercedes 25

Taufiq Ismail, Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia Seratus Puisi Taufiq Ismail, h. 202.

Page 66: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

56

Merah.

Anaknya sekolah di Leiden, Montpelier dan

Savannah.

Rumahnya bertebaran di Menteng, Kebayoan

dan

Macam-macam rumah indah,

Setiap semester ganjil,

Isteri terangnya belanja di Hongkong dan

Singapura

Setiap semester genap,

Isteri gelap libuan di Eropa dan Afrika,

Pada kalimat “Seseorang dianggap tak bersalah, Sampai dia dibuktikan

hukum bersalah”, ini amat jelas bahwa penyair ingin menunjukkan kepada

pembaca “bagaimana penyair kala itu sebagai objek” (rakyat yang merasa

tertindas). Sehingga hal ini menunjukkan wujud kritik sosial yang menuntut

sebuah keadilan.

Dilanjutkan dengan bait berikutnya:

Seseorang, dianggap tak bersalah, sampai dia dibuktikan hukum bersalah.

Di negeri kami, ungkapan ini terdengar begitu indah. Bagaimana

membuktikan bersalah, kalau kulit tak dapat dijamah. Menyentuh tak bisa

dari jauh, memegang tak dapat dari dekat,26

Pada puisi di atas penyair memberikan kritikan kepada pemerintah yang

kala itu hukum tebang pilih, yakni tajam ke bawah tumpul ke atas. Dalam kalimat

“kalau kulit tak dapat dijamah”, merujuk kepada penguasa yang kebal hukum.

Pada dasarnya kulit merupakan bagian dari anggota tubuh yang mudah luka.

Penyair dalam puisi ini menggambarkan bagaimana kondisi pada rezim

Orde Baru bertindak ortoriter, menindas dan mengintimidasi.27 Pada bait pertama

dan terakhir kata yang selalu digunakan adalah “takut”. Kata takut ini sengaja

26

Taufiq Ismail, Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia Seratus Puisi Taufiq Ismail, h. 9-10. 27

Muhammad Khoirul Ummam, “Representasi Kekuasaan Orde Baru Pada Kumpulan

Puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia Karya Taufiq”, NOSI, vol.5, 2017, h.11.

Page 67: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

57

digunakan penyair bertujuan sebagai bentuk kritikan maupun ungkapan jika pada

masa itu keamanan tidak lagi menjadi prioritas pemerintah. Kelompok satu

dengan lainnya saling menekan. Akan tetapi pada puncaknya kekuatan sejati tetap

berada di tangan mahasiswa (rakyat). Terbukti tumbangnya rezim Orde Baru pada

tahun 1998 yang kala itu dimotori oleh perlawanan dan gerakan mahasiswa.

Rasa tulus yang tercurahkan pada setiap karya puisi yang berharap ada

suatu keadilan ditegakkan. Penyair menyatakan bahwa:

“Saya merindukan perdamaian total yang indah sedemikian. Saya ingin

dua utas rantai yang merentang ke tanah air,….”28

.

28

Taufiq Ismail, Sesudah 50 Tahun Gagalnya Kudeta PKI, h.60.

Page 68: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

58

Bab V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Taufiq Ismail merupakan salah satu sastrawan yang cinta akan dunia sastra.

Baginya menulis merupakan tak hanya menyusun untaian kata tapi

mengungkapkan akan apa yang ada dalam pikiran. Sehingga dari sebuah

pemikiran menjadi sebuah bait karya puisi.

Kumpulan puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia, merupakan bukti karya

Taufiq yang mengungkap tentang nilai moralitas dan nilai keadilan yang

merupakan bagian aspek dasar kemanusiaan “humanisme”. Konsep dasar Taufiq

Ismail memahami humanisme bahwa Tuhan merupakan pusat kebenaran

manusia. Dalam pemikiran humanisme, pandangan tersebut sama dengan

humanisme falsafi dalam wilayah Tuhan yang teologis.

Oleh karena itu melalui karya sastra, Taufiq Ismail menciptakan puisi yang

memunyai nilai humanisme. Prinsip humanisme dalam puisi Taufiq Ismail

menyuarakan nilai moral dan keadilan yang berdampak pada gerakan sosial.

B. Kritik dan Saran

Humanisme yang dijelaskan oleh Taufiq Ismail yang diajukan peneliti

terdapat beberapa kekurangan. Dalam moral, puisi MAJOI dalam puisi ini

berbentuk narasi panjang. Diawal puisi MAJOI merupakan suatu cerita yang

berbeda pada karya sastrawan lain. Sehingga untuk menemukan sebuah makna

puisi yang bermuatan humanisme terlihat minim.

Page 69: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

59

Saran untuk peneliti selanjutnya adalah meninjau kembali mengenai

impliksi dan signifikasi puisi Taufiq Ismail. Jika puisi Taufiq Ismail berperan

secara signifikasi di masyarakat Indonesia, perlu diuji dan diuktikan secara

konkrit dampak wilayah di masyarakat. Seperti apa gerakan masyarakat yang

dilatarbelakangi oleh puisi-puisi Taufiq Ismai.

Page 70: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

60

DAFTAR PUSTAKA

Abraham, George Maksidi, Cita Humanisme Islam : Panorama Kebangkitan

Intelektual Islam dan Budaya Islam dan Pengaruhnya terhadap Renaisans

Barat ( Jakarta, Serambi: 2005), h.481.

Boisard, Marcel A, Humanisme dalam Islam terj. H.M. Rasjidi, Jakarta: Bulan

Bintang, 1982.

Bagus, Lorens, Kamus Filsafat, cet .3. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2002.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka, 1994.

Davies, Tony, Humanism. London dan New York: Routledge, 1997.

Hakim, Atang Abdul dan Saebani, Filsafat Umum: Dari Metodelogi sampai

Teosop. Bandung: Pustaka Setya,2008.

Ismail, Taufiq, Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia: Seratus Puisi Taufiq Ismail,

Jakarta: Yayasan Ananda,1998.

Ismail, Taufiq, Sajak Ladang Jagung, Jakarta: Pustaka Jaya, 1973.

Ismail, Taufiq, Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit, jilid 1, Jakarta: Horison,

2008.

Ismail, Taufiq, Sesudah 50 Tahun Gagalnya Kudeta PKI, Jakarta: Republika:2015

Jabrohim, Metodologi Penelitian Sastra ,Yogyakarta: PT. Hanindita Graha Widia

Yogyakarta,

Kasdin, Sihotang , Filsafat Manusia:Upaya Membangkitkan Humanisme.

Yogyakarta: Kanisius 2017.

MN, Agung Irawan, Pesan Al-Qur’an untuk Sastrawan Esai-esai Budaya dan

Agama, Yogyakarta: Jalasutra, 2013.

Madjid, Nurcholish, Islam Doktrin dan Peradaban: Sebuah telaah kritis tentang

masalah keimanan, kemanusiaan dan kemoderenan, Jakarta: Yayasan

Wakaf Paramadina. Cet. Ke-3, 1995.

Nasr,Seyyed Hossein,”Al-Qur’an dan Ḥadist sebagai Sumber dan Ispirasi Filsafat

Islam”, dalam Ensiklopedi Filsafat Islam, ed. Seyyed Hossein Nasr dan

Page 71: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

61

Oliver Leaman, terj. Tim Penerjemah Mizan .Bandung: Penerbit Mizan,

2003.

Pradopo, Rachmat Djoko, Pengkajian Puisi, Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 1995.

Sayuti, Suminto A, Taufiq Ismail: Karya dan Dunianya, Jakarta: Grasindo, 2005.

Sugiharto, Bambang, Humanisme dan Humaniora: Relevansinya Bagi

Pendidikan, Yogyakarta: Jalasutra, 2008.

Taufik, Zulfan, Ilusi dan Harapan Pembacaan Humanisme Ali Shari’ati.

Jakarta:Impressa Publishing, 2001.

Tjaya, Thomas Hidya, Humanisme dan skolastisisme. Sebuah Debat, Yogyakarta:

Kanisius, 2004.

Rahman ,Jamal D. dkk, 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh, Jakarta:

Kepustakaan Populer Gramedia, 2014.

Rusell, Bertrand, Sejarah Filsafat Barat Kaitannya dengan Kondisi Sosio –

Politik Zaman Kuno hingga Sekarang, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, tt.

Rahman, Fazlur, Islam, terj.Ahsin Muhammad, Bandung:Penerbit Pusaka 1989.

Rachels, Jame, Filsafat Moral, Yogyakarta: KANSIUS, 2004.

Sumber dari Jurnal

Kholis, Nur, “Humanisme Islam”, Jurnal Isti’dal Vol.1, 2014.

Kartika, Ganang Dwi, “Humanisme Dalam Konteks Filsafat”. Jurnal Penelitian

Humaniora, Vol.01, Maret 2014.

Khoirul Ummam, Muhammad ,“Representasi Kekuasaan Orde Baru Pada

Kumpulan Puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia Karya Taufiq” , NOSI,

vol.5, 2017.

Shadily, Hasan ed, Humanisme”, dalam Ensiklopedi Indonesia, Jakarta;Ichtiar

Baru Van Hoeve, 1992 vol.3, 1350.

Hauma, Humanism, The Word Univercity Encyclopedia Unbridge, vol.6

Publisher Company, Inc. Washington, t.th.

Nasr, Seyyed Hossein, “Al-Qur’an dan Hadis sebagai Sumber dan Ispirasi Filsafat

Islam”, dalam Ensiklopedi Filsafat Islam, ed. Seyyed Hossein Nasr dan

Page 72: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

62

Oliver Leaman, terj. Tim Penerjemah Mizan (Bandung: Penerbit Mizan,

2003), vol 1.

Sumber dari Internet

Feni Efendi, “Perkembangan perpuisian Indonesia”,

html://www.Tanamanfeni.blogspot.com, artikel diakses pada hari Rabu, 26

Oktober 2016, pukul 13.00.

TokohIndonesia.com,http://www.tokohindonesia.com/biografi/artikel/285esklope

dia/ 2015, malu aku jadi orang Indonesia. Diakses pada hari Sabtu, 30 Mei

2016, pukul 15:36.

MiftahulAjri,https://miftahulajri.wordpress.com/2009/11/23/boigrafi_taufik_isma

il/. Diakses pada hari Senin, 3 April 2017, pukul 15:45.

Musriadi Musanif, “Ketika Sastrawan menjadi Datuk”,

https//miftahulajri.wordpress.comTaufiq Ismail, Diakses pada hari Selasa,

11 April 2017,pukul 23:00.

Biogra.com, “Biografi Taufiq Ismail”, www.biografi. Taufiq Ismail.com, diakses

pada hari Senin, 13 Juli 2016, pukul 15.43.

http://kumparan .com/@kumparannews/Taufiq Ismail dan Padamu Negeri,

diakses pada hari Rabu, 23 Mei 2018, pukul 02:01.

https://Nasional.Tempo.co/read/870773/saat-sma-Taufik-Ismail-wajib-menulis-

108-karangan-dalam -3-tahun, diakses pada hari Rabu, 28 Februari 2018,

pukul: 13.00.

Page 73: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

63

A. Lampiran 1

Puisi- puisi Taufiq Ismail

(Puisi-puisi berdasarkan data list penulis)

1. Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia

2. 12 Mei,1998

3. Ketika Burung Merpati Sore Melayang

4. Kembalikan Indonesia Padaku

5. Padamu Negeri

6. Yang Selalu Terapung di Atas Gelombang

1. MALU (AKU) JADI ORANG INDONESIA

Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga

Ke Wisconsin aku dapat beasiswa

Sembilan belas lima enam itulah tahunnya

Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia

Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia

Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda

Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya,

Whitesfish Bay kampong asalnya

Kagum dia pada revolusi Indonesia

Dia Mengarang tentang pertempuran Surabaya

Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama

Dan kecil-kecilan aku nara sumbernya

Dadaku busung jadi anak Indonesia

Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy

Dan mendapat Ph.D. dari Rice Univercity

Dia sudah pension perwira tingi dari U.S. Army

Mengapa sering benar aku merunduk kini

II

Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak

Hukum tak tegak, doyong bederak-derak

Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lembu Tun Rajak,

Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza

Berjalan aku di Dam, Champs Elysees dan Mesopotamia

Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata

Dan kubenamkan topi baret di kepala

Malu aku jadi orang Indonesia.

Page 74: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

64

III

Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor

satu,

Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi berterang-terang

susah cari tandingan,

Di negeriku anak laki-laki dan perempuan, kemenakan, sepupu

dan cucu dimanja kuasa ayah, paman dan kakek secara

hancur –hancuran seujung kuku tak perlu malu.

Di negeriku komisi pembelian alat-alat berat, alat-alat ringan,

senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu, dan

peyeum dipotong birokrasi lebih separuh masuk

kantung jas safari,

Di kedutaan anak presiden, anak menteri, anak jendral,

anak sekjen dan anak dirjen dilayai seperti presiden,

mentri, jendral, sekjen dan dirjen sejati, agar

orangtua mereka bersenang hati,

Di negeriku perhitungan suara pemilihan umum sangat-

Sangat-sangat-sangat-sangat jelas penipuan besar-

Besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan,

Di negeriku khotbah, surat kabar, majalah, buku dan

Sandiwara yang opininya bersilang tak habis dan tak

Putus dilarang-larang,

Di negeriku dibakar pasar pedagang jelata supaya berdiri pusat

Belanja modal raksasa,

Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah

Ciumlah harum aroma mereka punya jenazah, sekarang

Saja sementara mereka kalah, kelak perencanaan dan

Pebunuh itu di dasar neraka oleh satpam akhirat akan

Diinjak dan dilunyat lumat-lumat,

Di negeriku keputusan secara agak rahasia dan tidak

Rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli, kabarnya

Dengan sepotong SK suatu hari akan Bursa Efek

Jakarta secara resmi,

Di negeriku rasa aman taka da karena dua puluh pungutan, lima

Page 75: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

65

Belas ini-itu tekanan dan sepuluh macam ancaman,

Di negeriku telpon banyak disadap, mata-mata kelebihan kerja,

Fotokopi gossip dan fitnah bertebaran disebar-sebar,

Di negeriku sepakbola sudah naik tingkat jadi pertunjukkan terror,

Penonton antarkota Cuma karena sebagian kecil

Bangsa kita tak pernah bersedia menerima skor

Pertandingan yang disetujui bersama,

Di negeriku rupa sudah diputuskan kita terlibat Piala

Dunia demi keamanan antarbangsa, lagi pula Piala

Dunia itu Cuma urusan negara-negara kecil karena Cina,

India, Rusia dan kita tak turut serta, sehingga cukuplah

Indonesia jadi penonton lewat satelit saja,

Di negeriku ada pembunuhan, penculikan dan penyiksaan rakyat

terang-terangan di Aceh, Tanjung Priuk, Lampung, Haur

Koneng, Nipah Santa Cruz, Irian dan Banyuwangi, ada pula

pembantahan terang-terangan ang merupakan dusta

terang-terangan di bawah cahaya surya terang-terangan,

dan matahari tidak pernah dipanggil ke pengadilan sebagai

saksi terang-terangan.

Di negeriku budi pekerti mulia di dalam kitab masih ada, tapi dalam

kehidupan sehari-hari bagai jarum menyelam di

tumpukan jerami selepas menuai padi.

IV

Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak

hukum tak tegak, doyong bederak-derak

berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lembu Tun Rajak,

Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza

berjalan aku di Dam, Champs Elysees dan Mesopotamia

di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata

dan kubenamkan topi baret di kepala

Malu aku jadi orang Indonesia.

2. 12 MEI, 1998

Mengenang Elang Mulya, Hery Hertanto,

Hendriawan Lesmana dan Hafidhin Royan

Page 76: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

66

Empat syuhada berangkat pada suatu malam, gerimis air mata

tertahan di hari keesokan, telinga kami lekapkan ke tanah kuburan

dan simaklah itu sedu-sedan.

Mereka anak muda pengembara tiada sendiri, mengukir reformasi

karena jemu deformasi, dengarkan saban hari langkah sahabat-

sahabatmu beribu menderu-deru,

Kartu mahasiswa telah disimpan dan tas kuliah turun dari bahu.

Mestinya kalian jadi insinyur dan ekonomi abad dua puluh satu,

Tapi malaikat telah mencatat indeks prestasi kalian tertinggi di

Trisakti bahkan di seluruh negeri, karena kalian berani

mengukir alphabet pertama dari gelombang ini dengan

darah arteri sendiri,

Merah Putih yang setengah tiang ini, merunduk di bawah garang

Matahari, tak mampu mengibarkan diri karena angin lama

bersembunyi,

Tapi peluru logam telah kami patahkan dalam doa bersama, dan kalian

pahlawan bersih dari dendam, karena jalan masih

jauh dan kita perlukan peta dari Tuhan.

3. KETIKA BURUNG MERPATI SORE MELAYANG

Langit akhlak telah roboh di atas negeri

Karena akhlak roboh, hukum tak berdiri

Karena hukum tak tegak, semua jadi begini

Negeriku sesak adegan tipu-menipu

Bergerak ke kiri, dengan maling kebentur aku

Bergerak ke kanan, dengan perampok ketabrak aku

Bergerak ke belakang, dengan pencopet kesandung aku

Bergerak ke depan, dengan penipu ketagor aku

Bergerak ke atas, di kaki pemeras tergilas aku

Kapal laut bertenggelam, kapal udara berjatuhan

Gempa bumi, banjir, tanah longsor dan orang kelaparan

Kemarau panjang, kebakaran hutan berbulan-bulan

Jutaan hektar jadi jerebu abu-abu berkepulan

Bumiku demam berat, menggigilkan air lautan

Page 77: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

67

Lalu berceceran darah, berkumpulan asap dan berkobaran api

Empat syuhada melesat ke langit dari bumi Trisakti

Gemuruh langkah, simaklah, diseluruh negeri

Beribu bangunan roboh, dijarah dalam huru-hara ini

Dengan jeritan berates orang berlarian dikunyah api

Mereka hangus-arang, siapa dapat mengenal lagi

Bumiku sakit berat, dengarlah angina menangis sendiri

4. KEMBALIKAN INDONESIA PADAKU

Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut

yang menganga,

Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat,

sebagai warna putih dan sebagian hitam,

Yang menyala bergantian,

Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong

siang malam

dengan bola yang bentuknya seperti telur angsa,

Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam

Karena serratus juta penduduknya,

Kembalikan Indonesai padaku

Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang pelan-pelan

tenggelam

Lantaran berat bebannya kemudian angsa-angsa

berenang-renang di atasnya,

Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut

yang menganga,

dan di dalam mulut itu ada bola-bola lampu 15 wat,

sebagian putih dan sebagian hitam, yang menyala

bergantian,

Hari depan Indonesia adalah angsa-angsa putih

yang berenang- renang

sambal main pingpong di atas pulau Jawa yang

tenggelam

dan membawa seratus juta bola lampu 15 wat ke

dasar lautan,

Kembalikan Indonesia padaku

Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong

siang malam

dengan bola yang bentuknya seperti telur angsa,

Page 78: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

68

Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat,

Sebagian berwarna putih dan sebagian hitam,

yang menyala bergantian,

Kembalikan Indonesia padaku

5. PADAMU NEGERI

Al-Fatihah untuk Amir Biki

Dan semua yang masuk bumi

Di ladang-ladang pembantaian

Berserakan di negeri ini

Aceh, Priok, Lampung, Nipah, Haur Koneng,

Santa Cruz, Irian Jaya, Banyuangi dan mana lagi

Kami dianiaya bertahun-tahunn berkali-kali

Ramai dibunuh dan dihabisi

Usai kami dibantai janda-janda kami disakiti

Tak bisa melawan desa kami dibakari

Panah mustahil tandingan senjata api

Seperti rabies anjing dalam api demi

Sebutlah seberapa nama kota lokasi propinsi

Kubur di mana maklumat tak diberi

Hidup kami berganti nyeri dan ngeri

Mengenang satu malam ratusan ditembaki

Mengingat bertahun ribuan dihabisi

Jadi setiap menyanyikan lagu ini

Tiba pada dua baris terakhir sekali

Jiwa raga cuma pada Tuhan kami beri

Sesudah itu terserah Dia sendiri

Apa akan dibagikanNya juga pada negeri

6. YANG SELALU TERAPUNG DI ATAS GELOMBANG

Seseorang dianggap tak bersalah, Sampai dia dibuktikan hukum bersalah.

Di negeri kami, ungkapan ini terdengar begitu indah.

Kini simaklah sebuah kisah,

Seseorang pegawai tinggi,

Gajinya sebulan satu setengah juta rupiah,

Di garasinya ada Honda metalik, Volvo hitam,

BMW abu-abu, Porsche biru dan Mercedes

Merah.

Page 79: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

69

Anaknya sekolah di Leiden, Montpelier dan

Savannah.

Rumahnya bertebaran di Menteng, Kebayoan

dan

Macam-macam rumah indah,

Setiap semester ganjil,

Isteri terangnya belanja di Hongkong dan

Singapura

Setiap semester genap,

Isteri gelap libuan di Eropa dan Afrika,

Anak-anaknya pegang dua pabrik,

Tiga apotik dan empat biro jasa.

Saudara sepupu dan kemenakannya

Punya limatook onderdil,

Enam biro iklan dan tujuh pusat belanja,

Ketika rupiah anjlok terpelosok,

Kepleset macet dan hancur jadi bubur,

Dia ketawa terbahak-bahak

Karena depositonya dalam dolar Amerika

Semua.

Sesudah matahari dua kali tenggelam di langit barat,

Jumlah rupiahnya melesat sepuluh kali lipat,

Krisis semakin menjadi-jadi, di mana-mana orang

Antri,

Maka seratus kantong plastic hitam dia bagi-bagi

Isinya masing-masing lima genggam beras,

Empat cangkir minyak goreng dan tiga bungkus mie cepat-saji.

Peristiwa murah hati ini diliputi dua menit di kotak televisi,

Dan masuk berita koran Jakarta halaman lima pagi-pagi sekali,

Gelombang mau datang, datanglah gelombang,

Setiap air bah pasang dia senantiasa

Terapung di atas banjir bandang.

Banyak orang tenggelam tak mampu timbul lagi,

Lalu dia berkata begini,

“Yah, masing-masing kita rejekinya kan sendiri-sendiri,”

Seperti bandul jam tua yang bergoyang kau

Lihatlah:

Kekayaan misterius mau diperiksa,

Kekayaan tidak jadi diperiksa,

Kekayaan mau diperiksa,

Page 80: HUMANISME DALAM PUISI PUISI TAUFIQ ISMAIL - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40618/2/MILA... · Hal ini menjadi bukti bahwa tidak hanya pemikiran yang bersifat

70

Kekayaan tidak diperiksa,

Kekayaan harus diperiksa,

Kekayaan tidak jadi diperiksa.

Bandul jam tua Westminter,

Tahun empat puluh satu diproduksi,

Capek bergoyang begini, sampai dia berhenti

Sendiri.

Kemudian ide baru datang lagi,

isi formulir harta benda sendiri, harus terus terang tapi,

dikirimkan pagi-pagi tertutup rapi, karena soal ini soal sangat pribadi,

Selepas itu suasana hening sepi lagi, cuma ada bunyi burung perkutut

sekali-sekali,

Seseorang, dianggap tak bersalah, sampai dia dibuktikan hukum bersalah. Di

negeri kami, ungkapan ini terdengar begitu indah. Bagaimana membuktikan

bersalah, kalau kulit tak dapat dijamah. Menyentuh tak bisa dari jauh,

memegang tak dapat dari dekat,

Karena ilmu kiat, orde datang dan orde berangkat, dia akan tetap saja selamat,

Kini lihat, di patio rumahnya dengan arsitektur Mediterania, seraya menghirup the

nasgitel dia duduk menerima telpon dari istrinya yang sedang tur di Venezia

sesudah menilai tiga proposal, dua diskusi panel dan sebuah rencana rapat

kerja,

Sementara itu simaknya lagu favorit My Way, senandung lama Frank Sinatra

yang kemarin baru meninggal dunia, ditingkah lagu burung perkutut sepuluh

juta dari sangkar tergantung di atas sana dan tak habis-habisnya di layar kaca

jinggel Piala Dunia,

Go, go, go, ale ale ale……..