If you can't read please download the document
Author
rahaspeaks
View
654
Download
31
Embed Size (px)
sistem hukum indonesia
masuk
Oleh Rio Rahadian Tri Arthi Bagja
41809095 41808808
sistem hukum indonesia
menu
Menurut Prof. MoeljantoHukum Pidanaadalah bagian dari keseluruhan hukum yg berlaku di suatu negara, yang mengadakan dasar-dasar dan aturan untuk:
1)
Criminal Act l Menentukan perbuatan-perbuatan manayang tidak boleh dilakukan, yang dilarang, dengan disertai ancaman atau sanksi berupa pidana tertentu bagi barangsiapa melanggar larangan tersebut;
1 dan 2Hukum Pidana
2)
Criminal Liability l Menentukan kapan dan dalam hal-hal
apa kepada mereka yang telah melanggar laranganlarangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimana yang telah diancamkan;
Materil 3Hukum Pidana
3)
Criminal
l Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat dilaksanakan apabila ada orang yang disangka telah melanggar larangan tsb.
Procedure
Formil
menu
Hukum pidanaHukum pidana Hukum pidana
materilBerisikan peraturan tentang : Perbuatan yang diancam dengan hukuman; mengatur pertanggungan jawab terhadap hukum pidana;hukuman yang akan dijatuhkan terhadap orang-orang yang melanggar peraturan
formilMerupakan sejumlah peraturan yang mengandung cara-cara negara mempergunakan haknya dalam mengadili serta memberi putusan terhadap seseorang yang diduga melakukan tindakan pidana
menu
Menurut Andi Hamzah
Zaman VOC Zaman Belanda Zaman Jepang
Zaman Kemerdekaan
menu
Zaman VOC Zaman Belanda
Statuten van Batavia Hukum Belanda Kuno Asas-asas hukum Romawi Di daerah lainnya berlaku hukum adat misalnya pepakem cirebon
Dualisme dalam hukum pidana 1. Putusan Raja Belanda 10/2/1866 (S.1866 no.55) untuk Orang Eropa 2. Ordonnantie 6 Mei 1872 (S.1872) untuk Orang Indonesia & Timur Asing Unifikasi Wetboek van Strafrech tvoor Nederlandsch Indie 1. Putusan Raja Belanda 15/10/1915 Berlaku 1/1/1918 2. Putusan Raja Belanda 4/5/1917 (S.1917 no. 497) : mengatur peralihan dari H. Pidana lama H. Pidana baru.
menu
Zaman Jepang
1. 2. 3. 1.
WvSI masih berlaku Osamu Serei (UU) No. 1 Tahun1942, berlaku7/3/1942 H. Pidana formil mengalami banyak perubahan UUD 1945 Ps. II Aturan Peralihan Segala Badan Negara dan Peraturan yang ada masih berlaku selama belum diadakan yang baru menurut UUD ini UU No. 1 Tahun1946 : Penegasan tentang Hukum Pidana yang berlaku di Indonesia Berlaku di Jawa-Madura (26/2/1946) PP No. 8 Tahun1946 : Berlaku di Sumatera UU No. 73 Tahun1958 : Undang-undang tentang menyatakan berlakunya UU No. 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana untuk seluruh wilayah RI dan mengubah Kitab Undang-undang Hukum Pidana
2.
Zaman Kemerdekaan
3. 4. 5.
.
KUHP (beserta UU yang merubah & menambahnya) UU Pidana di luar KUHP Ketentuan Pidana dalam Peraturan perundangundangan non-pidana
menu
menu
1. Buku I : Ketentuan Umum (ps 1 ps 103)Pasal 103 berisi Ketentuan-ketentuan dalam Bab I sampai Bab VIII buku I juga berlaku bagi perbuatan-perbuatan yang oleh ketentuan perundang-undangan lainnya diancam dengan pidana, kecuali jika oleh undang-undang ditentukan lain
2. Buku II : Kejahatan (ps 104 488) 3. Buku III : Pelanggaran (ps 489 569)
menu
With victim Adalah delik yang dilakukan dengan adanya korban
Without victim Adalah delik yang dilakukan tanpa adanya korban
menu
1. Azas teritorial atau wilayah 2. Azas nasionalitas aktif atau personalitas 3. Azas nasionalitas pasif atau perlindungan 4. Azas universalitas
menu
1. Hukuman pokok Hukuman mati Hukuman penjara Hukuman kurungan Hukuman denda
2. Hukuman tambahan Pencabutan beberapa hak tertentu Perampasan barang-barang tertentu Pengumuman putusan hakim
sistem hukum indonesia
menu
Menurut Van Bemmelen:Hukum acara pidana mempelajari peraturanperaturan yang diciptakan oleh negara, karena adanya dugaan terjadi pelanggaran UU pidana. Peraturan tsb mengatur serangkaian kegiatan yg terdiri dari: 1. Negara melalui alat-alatnya menyidik kebenaran. 2. Menyidik pelaku perbuatan pelanggaran UU Pidana 3. Mengambil tindakan-tindakan yang perlu guna menangkap, atau kalau perlu menahannya. 4. Mengumpulkan bahan-bahan bukti yang diperoleh pd penyidikan guna dilimpahkan kepada hakim dan membawa terdakwa kepada hakim tersebut. 5. Hakim memberi putusan tentang terbuktitidaknya perbuatan yg dituduhkan kepada terdakwa, dan jika terbukti maka menjatuhkan pidana atau tindakan tata tertib. 6. Upaya hukum untuk melawan putusan tersebut. 7. Melaksanakan putusan tentang pidana dan tindakan tata tertib itu
menu 1. Mencari dan menemukan kebenaran. 2. Pemberian putusan oleh hakim. 3. Pelaksanaan putusan
menu
Asas legalitas. Asas keseimbangan. Asas praduga tak bersalah (presumption of innocent). Asas ganti rugi dan rehabilitasi. Asas unifikasi. Asas peradilan cepat, sederhana, dan biaya ringan. Asas oportunitas. Asas pemeriksaan pengadilan terbuka untuk umum.
Untuk mencari dan mendapatkan atau setidak-tidaknya mendekati kebenaran materiil yaitu kebenaran yg selengkap-lengkapnya dari suatu perkara pidana dengan menerapkan ketentuan hk acara pidana secara jujur dan tepat, dengan tujuan untuk mencari siapakah pelaku yang dapat didakwakan melakukan suatu pelanggaran dan selanjutnya meminta pemeriksaan dan putusan dari pengadilan guna menemukan apakah terbukti bahwa suatu tindak pidana telah dilakukan dan apakah orang yg didakwakan tersebut dapat dipersalahkan
menu
menu
Prinsip pembatasan penahanan. Prinsip penggabungan pidana dengan tuntutan ganti rugi. Prinsip diferensiasi fungsional. Prinsip saling koordinasi.
menu
Penyelidikan Penyidikan Pelimpahan ke kejaksaan Persidangan Putusan Upaya hukum Eksekusi
sistem hukum indonesia