68
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR ... TAHUN ... TENTANG PEMERIKSAAN KESEHATAN PELAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pelaut merupakan kelompok pekerja yang rentan terhadap risiko kesehatan yang disebabkan oleh kondisi dan aspek kelautan yang serba berubah secara bermakna; b. bahwa untuk melindungi hak-hak kesehatan pelaut perlu adanya pedoman pemeriksaan kesehatan pelaut yang terstandar; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pemeriksaan Kesehatan Pelaut;

hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR ... TAHUN ...

TENTANGPEMERIKSAAN KESEHATAN PELAUT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa pelaut merupakan kelompok pekerja yang rentan terhadap risiko kesehatan yang disebabkan oleh kondisi dan aspek kelautan yang serba berubah secara bermakna;

b. bahwa untuk melindungi hak-hak kesehatan pelaut perlu adanya pedoman pemeriksaan kesehatan pelaut yang terstandar;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pemeriksaan Kesehatan Pelaut;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1962 tentang Karantina Laut (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2373);

2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Page 2: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);

3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849);

5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

6. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);

7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2000 tentang Kepelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3929);

9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 232);

MEMUTUSKAN:Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEMERIKSAAN

KESEHATAN PELAUT.

-2-

Page 3: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:1. Pelaut adalah setiap orang yang mempunyai

kualifikasi keahlian atau keterampilan sebagai awak kapal.

2. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.

3. Pemeriksaan Kesehatan Pelaut adalah pemeriksaan dan penilaian terhadap kesehatan siswa Pelaut, calon Pelaut, atau Pelaut, yang akan bekerja sebagai awak Kapal berupa pemeriksaan fisik, jiwa, laboratorium, radiologi, dan pemeriksaan penunjang lainnya.

4. Fasilitas Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Pelaut adalah fasilitas pelayanan kesehatan atau institusi tempat pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan Pelaut.

5. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.

6. Buku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut.

7. Sertifikat Kesehatan Pelaut adalah bukti tertulis yang berisi keterangan kelaikan untuk kerja (fit to work) yang dikeluarkan oleh Fasilitas Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Pelaut.

8. Direktur Jenderal adalah direktur jenderal yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang pelayanan kesehatan.

-3-

Page 4: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

9. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.

BAB IIPENYELENGGARAAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 2(1) Setiap Pelaut yang akan bekerja harus memenuhi

standar kesehatan yang berlaku secara internasional.(2) Untuk memenuhi standar kesehatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan pemeriksaan kesehatan.

(3) Selain Pelaut sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemeriksaan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga dilakukan kepada siswa Pelaut.

Bagian KeduaJenis Pemeriksaan

Pasal 3(1) Pemeriksaan Kesehatan Pelaut meliputi:

a. pemeriksaan prakerja;b. pemeriksaan kesehatan rutin/berkala;c. pemeriksaan kesehatan untuk kepentingan

pendidikan, pelatihan, penugasan khusus, atau peningkatan jabatan yang lebih tinggi;

d. pemeriksaan kesehatan banding; dane. pemeriksaan kesehatan untuk kembali kerja (return

to work).(2) Pemeriksaan prakerja sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf a dilakukan pada saat akan bekerja pertama kali di Kapal.

-4-

Page 5: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

(3) Pemeriksaan Kesehatan Pelaut rutin/berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan paling lama 2 (dua) tahun sekali untuk perpanjangan sertifikat kesehatan Pelaut.

(4) Pemeriksaan Kesehatan Pelaut untuk kepentingan pendidikan, pelatihan, penugasan khusus, atau peningkatan jabatan yang lebih tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilaksanakan paling lama 2 (dua) bulan sebelum mengikuti pendidikan, pelatihan, penugasan khusus, atau peningkatan jabatan yang lebih tinggi.

(5) Pemeriksaan Kesehatan Pelaut banding sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dilakukan berdasarkan keberatan atas hasil pemeriksaan kesehatan tidak laik kerja yang dikeluarkan Fasilitas Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Pelaut.

(6) Pemeriksaan Kesehatan Pelaut untuk kembali kerja (return to work) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dilaksanakan setelah Pelaut selesai menjalani pengobatan dan dinyatakan sembuh oleh tenaga kesehatan yang berwenang.

Pasal 4(1) Pemeriksaan Kesehatan Pelaut sebagaimana dimaksud

dalam dalam Pasal 3 ayat (1) meliputi:a. pemeriksaan fisik;b. pemeriksaan jiwa;c. pemeriksaan laboratorium; d. pemeriksaan radiologi; dan e. pemeriksaan penunjang lainnya.

(2) Pemeriksaan fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a paling sedikit meliputi anamnesa, fisik diagnostik, pemeriksaan mulut dan rahang, pemeriksaan penglihatan, dan pemeriksaan pendengaran.

-5-

Page 6: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

(3) Pemeriksaan jiwa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b paling sedikit meliputi intelegensia, dan pemeriksaan psikologik lain apabila dianggap perlu.

(4) Pemeriksaan laboratorium sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c paling sedikit meliputi pemeriksaan darah rutin, urin rutin, dan pemeriksaan lain atas indikasi medis.

(5) Pemeriksaan radiologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d paling sedikit meliputi foto rotgen thorax.

(6) Pemeriksaan penunjang lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e paling sedikit meliputi rekaman elekrokardiografi dan pemeriksaan spesialistik lain atas indikasi medis.

(7) Pemeriksaan Kesehatan Pelaut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat dalam Buku Kesehatan Pelaut.

Bagian KetigaFasilitas Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Pelaut

Pasal 5(1) Pemeriksaan Kesehatan Pelaut dilaksanakan pada

Fasilitas Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Pelaut berupa: a. klinik utama atau rumah sakit yang ditetapkan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; atau

b. balai kesehatan yang memiliki tugas dan fungsi di bidang kesehatan pelayaran pada kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang transportasi.

(2) Pemeriksaan Kesehatan Pelaut banding dilaksanakan pada rumah sakit dengan klasifikasi kelas A atau kelas B.

Pasal 6

-6-

Page 7: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

(1) Untuk dapat ditetapkan sebagai Fasilitas Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Pelaut, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. memiliki izin operasional sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan;b. ketenagaan; danc. sarana, prasarana, dan peralatan.

(2) Persyaratan ketenagaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b paling sedikit meliputi dokter yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan kelautan, perawat, radiografer, ahli teknologi laboratorium medik, dan tenaga kesehatan lain sesuai kebutuhan.

(3) Sarana, prasarana, dan peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c sesuai dengan standar sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 7(1) Permohonan penetapan sebagai Fasilitas Pelayanan

Pemeriksaan Kesehatan Pelaut ditujukan kepada kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang transportasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Untuk melakukan penilaian terhadap permohonan penetapan sebagai Fasilitas Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Pelaut sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibentuk Tim Teknis Terpadu.

(3) Tim Teknis Terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas unsur kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan, kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang transportasi, dinas kesehatan provinsi, dan dinas kesehatan kabupaten/kota.

Bagian Keempat

-7-

Page 8: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

Tata Cara Pemeriksaan

Pasal 8(1) Permohonan Pemeriksaan Kesehatan Pelaut diajukan

oleh perusahaan, pemberi kerja, atau Pelaut/calon Pelaut yang bersangkutan kepada pimpinan Fasilitas Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Pelaut dengan disertai kelengkapan administratif dan keterangan yang menjelaskan maksud keperluan.

(2) Kelengkapan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. kartu tanda pengenal;b. buku Pelaut, bila yang bersangkutan berstatus

Pelaut;c. kartu pemeriksaan kesehatan/kartu berobat; dand. hasil pemeriksaan terdahulu, bila yang

bersangkutan pernah mengalami pemeriksaan sebelumnya.

Pasal 9(1) Permohonan Pemeriksaan Kesehatan Pelaut banding,

diajukan oleh perusahaan, pemberi kerja, atau Pelaut/calon Pelaut yang bersangkutan kepada Komite Kesehatan Pelaut yang dibentuk oleh Menteri.

(2) Komite Kesehatan Pelaut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas unsur organisasi profesi bidang kesehatan kelautan, asosiasi Pelaut, kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan, kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang transportasi, dan kementerian/lembaga terkait.

(3) Komite Kesehatan Pelaut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menunjuk rumah sakit tempat Pemeriksaan Kesehatan Pelaut banding.

Pasal 10

-8-

Page 9: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

(1) Pemeriksaan Kesehatan Pelaut dilakukan oleh tim yang terdiri atas dokter yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan kelautan, perawat, radiografer, ahli teknologi laboratorium medik, dan tenaga kesehatan lain sesuai kebutuhan.

(2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh dokter yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan kelautan.

(3) Tim pemeriksa kesehatan Pelaut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibantu oleh tenaga non kesehatan.

Pasal 11(1) Tim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10

menetapkan tanggal dan tempat pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dalam surat panggilan.

(2) Pemeriksaan Kesehatan Pelaut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan kriteria kesehatan Pelaut.

Pasal 12(1) Hasil Pemeriksaan Kesehatan Pelaut berupa kesimpulan

sehat atau tidak sehat untuk bekerja di Kapal sebagai awak Kapal yang terdiri atas laik kerja (fit to work) atau tidak laik kerja (unfit to work).

(2) Hasil Pemeriksaan Kesehatan Pelaut yang menyatakan laik kerja (fit to work) atau tidak laik kerja (unfit to work) harus dikeluarkan paling lama 2 (dua) hari setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan.

Pasal 13(1) Hasil Pemeriksaan Kesehatan Pelaut disampaikan

secara tertulis kepada pemohon dan bersifat rahasia.(2) Hasil Pemeriksaan Kesehatan Pelaut banding

disampaikan kepada Komite Kesehatan Pelaut paling lambat 1 (satu) bulan sejak hasil pemeriksaan diterbitkan.

-9-

Page 10: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

(3) Berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Komite Kesehatan Pelaut menetapkan keputusan untuk menerima atau menolak banding.

(4) Keputusan Komite Kesehatan Pelaut sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan keputusan terakhir dan bersifat mengikat.

Pasal 14(1) Pelaut yang dinyatakan laik kerja (fit to work)

berdasarkan hasil Pemeriksaan Kesehatan Pelaut diberikan Sertifikat Kesehatan Pelaut yang ditandatangani oleh ketua tim dan dicatat dalam rekam medis.

(2) Hasil Pemeriksaan Kesehatan Pelaut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga dituliskan dalam Buku Kesehatan Pelaut dengan melampirkan hasil Pemeriksaan Kesehatan Pelaut.

Pasal 15(1) Blanko Sertifikat Kesehatan Pelaut dan Buku Kesehatan

Pelaut dicetak oleh direktorat jenderal yang mempunyai tugas dang fungsi di bidang transportasi laut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Untuk mendapatkan blanko Sertifikat Kesehatan Pelaut dan Buku Kesehatan Pelaut sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pimpinan Fasilitas Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Pelaut mengajukan permohonan kepada direktur jenderal yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang transportasi laut sesuai dengan kebutuhan.

Pasal 16(1) Pelaut yang dinyatakan tidak laik kerja (unfit to work)

secara permanen berdasarkan hasil Pemeriksaan Kesehatan Pelaut diberikan surat keterangan tidak laik kerja (unfit to work) sebagai Pelaut, yang ditandatangani oleh ketua Tim.

-10-

Page 11: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

(2) Pelaut yang dinyatakan tidak laik kerja (unfit to work) secara temporer berdasarkan hasil Pemeriksaan Kesehatan Pelaut diberikan surat rujukan untuk pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut.

Bagian Kelima Pelatihan

Pasal 17

(1) Untuk memiliki kompetensi dalam Pemeriksaan Kesehatan Pelaut, dokter harus mengikuti pelatihan.

(2) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan di lembaga pelatihan yang terakreditasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bekerja sama dengan organisasi profesi.

(3) Kurikulum dan modul pelatihan disusun bersama oleh Pemerintah Pusat dan organisasi profesi.

(4) Dokter yang telah mengikuti pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan sertifikat.

(5) Sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat mengikuti pelatihan kembali setelah masa berlaku habis.

Bagian KeenamEvaluasi Mutu

Pasal 18

(1) Untuk menjamin ketepatan dan ketelitian hasil Pemeriksaan Kesehatan Pelaut yang dilaksanakan oleh Fasilitas Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Pelaut, dilakukan evaluasi mutu.

(2) Evaluasi mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

-11-

Page 12: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

a. audit pelayanan pemeriksaan kesehatan; danb. peningkatan kompetensi tenaga manajerial,

administrasi, dan teknis.

Pasal 19(1) Audit pelayanan pemeriksaan kesehatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf a meliputi audit internal dan audit eksternal.

(2) Audit internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh petugas dari pelayanan pemeriksaan kesehatan bersangkutan.

(3) Audit eksternal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pihak lain yang terkait.

Pasal 20(1) Peningkatan kompetensi tenaga manajerial,

administrasi dan teknis sebagimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf b dapat dilakukan dengan cara konsultasi, magang, dan/atau pendidikan dan pelatihan.

(2) Konsultasi dan magang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan pada Fasilitas Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Pelaut yang kemampuannya lebih tinggi.

(3) Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian KetujuhPengaturan Lebih Lanjut

Pasal 21Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan Pemeriksaan Kesehatan Pelaut tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Perturan Menteri ini.

BAB III

-12-

Page 13: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pasal 22(1) Setiap Fasilitas Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan

Pelaut harus melakukan pencatatan penyelenggaraan Pemeriksaan Kesehatan Pelaut.

(2) Pencatatan penyelenggaraan Pemeriksaan Kesehatan Pelaut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat:a. daerah asal Pelaut, calon Pelaut, atau siswa Pelaut;b. jumlah Pelaut yang dilakukan pemeriksaan

kesehatan;c. jumlah Sertifikat Kesehatan Pelaut dan Buku

Kesehatan Pelaut yang dikeluarkan; dand. gambaran tentang hasil pemeriksaan dan status

kesehatan berupa kelaikan kerja (fit to work), dan tidak laik kerja (unfit to work).

(3) Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dilaporkan secara berkala kepada Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang transportasi, dengan tembusan kepada Menteri.

(4) Contoh pencatatan dan pelaporan tercantum dalam Formulir 2 sampai dengan Formulir 4 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB IVPEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 23(1) Menteri, menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang transportasi, gubernur, dan bupati/walikota, bersama-sama melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemeriksaan Kesehatan Pelaut dalam Tim Teknis Terpadu.

-13-

Page 14: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

(2) Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat melibatkan organisasi profesi dan asosiasi terkait.

(3) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk: a. meningkatkan kualitas pelayanan Pemeriksaan

Kesehatan Pelaut; danb. meningkatkan tanggung jawab dan peran serta

institusi/lembaga terkait dalam memelihara kesehatan Pelaut.

(4) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:a. monitoring dan evaluasi; dan/ataub. bimbingan teknis.

(5) Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, Menteri, menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang transportasi, gubernur, dan bupati/walikota, sesuai kewenangan masing-masing dapat memberikan sanksi administratif berupa:a. peringatan tertulis;b. penghentian sementara kegiatan; dan/atauc. rekomendasi dan/atau pencabutan penetapan

sebagai Fasilitas Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Pelaut.

BAB VKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 24(1) Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, klinik

utama dan rumah sakit yang telah ditetapkan sebagai Fasilitas Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Pelaut tetap dapat menyelenggarakan pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Pelaut berdasarkan Peraturan Menteri ini.

(2) Klinik utama dan rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus menyesuaikan dengan ketentuan

-14-

Page 15: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

Peraturan Menteri ini paling lambat dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.

BAB VIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 25Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal ....

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA,

NILA FARID MOELOEK

Diundangkan di Jakartapada tanggal

DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGANKEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

-15-

Page 16: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR

LAMPIRANPERATURAN MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIANOMOR ... TAHUN ...TENTANGPEMERIKSAAN KESEHATAN PELAUT

PENYELENGGARAAN PEMERIKSAAN KESEHATAN PELAUT

A. PENDAHULUANUndang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

menyatakan upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaannya.

Data Badan Pusat Statistik tahun 2015 menunjukan bahwa terdapat 128,3 juta angkatan kerja di Indonesia yang tersebar di berbagai pekerjaan dengan permasalahan kesehatan yang ditimbulkan akibat kerja dan akibat hubungan kerja ataupun kecelakaan kerja. Masalah kesehatan tersebut disebabkan adanya interaksi antara pekerja dengan alat, metode, proses, dan lingkungan kerja.

Indonesia merupakan negara kepulauan dimana terdapat lebih dari dua juta orang setiap hari berada dan bekerja di laut, diantaranya 250.000 Pelaut tersebut bekerja di kapal berbendera asing dan sekitar 35.000 orang Pelaut merupakan anggota Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) (BNP2TKI, 2013).

Pelaut adalah pekerja yang memiliki karakter dan sifat pekerjaan yang berbeda dengan industri sektor lain. Pelaut merupakan kelompok pekerja yang rentan terhadap kesehatan karena kondisi dan aspek

-16-

Page 17: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

kelautan yang serba berubah secara bermakna. Oleh karena itu, upaya perlindungan kesehatan dan keselamatan Pelaut telah diatur sesuai dengan sistem keselamatan internasional perkapalan dan perlindungan lingkungan yang telah diadopsi oleh International Maritime Organization (IMO).

Untuk  memastikan hak-hak para Pelaut di seluruh dunia dilindungi dan memberikan standar pedoman bagi setiap negara dan pemilik kapal untuk menyediakan lingkungan kerja yang nyaman bagi Pelaut, International Labour Organization (ILO) menyelenggarakan konvensi Maritim Labour Convention (MLC) 2006 pada tahun 2006 di Genewa, Swiss.

Konvensi MLC 2006 menghasilkan regulasi dan standar 5 topik sebagai berikut: 1. kebutuhan minimal Pelaut untuk bekerja di kapal (minimum

requirement for seafarers to work);2. kondisi dan persyaratan kepegawaian (condition of employment);3. fasilitas akomodasi, makanan, dan rekreasi (acomodation,

recretional fascilities, food and catering);4. pencegahan dan perawatan penyakit dan kesejahteraan sosial

(health protection, medical care, welfare and social securities protection); dan

5. kepatuhan peraturan dan hukum (compliance and enforcement).Konvensi MLC 2006 mengamanahkan untuk menyusun regulasi

yang mengatur tentang prosedur pemeriksaan kesehatan bagi Pelaut serta Medical Certificate yang diakui oleh otoritas yang berkompeten.

Pemerintah Republik Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dan menjamin hak-hak dasar yang dimilikinya dengan tetap memperhatikan perkembangan industri pelayaran nasional dan internasional. Komitmen tersebut dicapai dengan meratifikasi Maritime Labour Convention, 2006 dengan Undang-Undang Nomor 15 tahun 2016 tentang Pengesahan Maritime Labour Convention, 2006 (Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006)

Untuk menindaklanjuti ratifikasi MLC 2006 serta terselenggaranya pelayanan kesehatan Pelaut, perlu disusun pedoman penyelengaraan pemeriksaan kesehatan Pelaut sebagai acuan bagi lintas program dan lintas sektor terkait.

-17-

Page 18: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

B. JENIS PEMERIKSAAN KESEHATAN PELAUT1. Anamnesa (wawancara)

a) Autonamnesa pada pemeriksaan pertama;b) Pelaksanaan dilakukan dengan cara mengisi formulir daftar

isian riwayat kesehatan.

2. Fisik Diagnostik a. Pengukuran

1) Tinggi 2) badan (dalam cm);3) Berat badan (dalam kg)4) nilai 0,49 kg ke bawah dihilangkan, nilai 0,50 kg ke atas

dibulatkan;5) Lingkar dada: normal, selisih inspirasi dengan expirasi 5-6

cm;6) Tekanan darah;7) Nadi: dilakukan pula “exercise tolerance” (ETT) :

a) Denyut nadi seseorang di hitung selama 15 detik dalam keadaan berdiri tegak;

b) Orang tersebut kemudian menempatkan 1 kakinya pada dudukan kursi dengan ketinggian 38 cm dari lantai, sedangkan kakinya yang lain tetap berada di lantai. Kemudian ia mengangkat badannya dari lantai, sampai kedua kakinya berada diatas dudukan kursi dimaksud, sedangkan badannya harus dalam keadaan tegak lurus.Hal ini harus dilakukan berulang-ulang secara teratur dengan frekuensi 20 kali dalam 1 menit (60 detik). Selama naik turun, orang tersebut diperkenankan berpegangan pada sandaran kursi tersebut;

c) Setelah selesai, denyut orang tersebut dihitung pula selama 15 detik dalam keadaan berdiri tegak;

d) Orang itu berdiri terus selama 45 detik berikutnya, pada akhir mana denyut nadinya di hitung lagi selama 15 detik. Pada saat ini, denyut nadi orang tersebut seharusnya sama atau lebih rendah dari denyut nadi yang di hitung pada saat permulaan;

-18-

Page 19: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

e) Harus diperhitungkan timbulnya gejala sesak (dyspone = D) pada orang tersebut.

Contoh :Nadi : 72 – 100 – 68 : D - ; ETT = baik

92 – 140 – 100 : D + ; ETT = cukup84 – 124 – 120 : D + + ; ETT = kurangD = gejala sesak yang terlihat 1 menit setelah melakukan exercise.

b. Inspeksi 1) Sikap dan keadaan tubuh keseluruhan;2) Kulit :

a) Warna;b) Morphologi; danc) Kelainan-kelainan.

3) Muka a) Ekspresi wajah;b) Telinga;c) Hidung;d) Mulut (pemeriksaan gigi khusus); dane) Mata (pemeriksaan pancaindera penglihatan khusus).

4) Leher a) Fleksibilitas;b) Kelenjar-kelenjar; danc) Pulsasi pembuluh darah.

5) Dada dan punggung a) Bentuk dan simetri; danb) Frekuensi pernafasan.

6) Abdomen a) Bentuk;b) Peristaltik; danc) Kelainan-kelainan.

7) Genitalia dan pirenium a) Penyakit kelainan dan bekasnya;b) Kelenjar inguinal; danc) Haemorroid.

8) Extremitas atas dan bawah

-19-

Page 20: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

a) Gerakan;b) Kelainan;c) Varices; dand) Bentuk extremitas bawah.

c. Palpasi 1) Kepala :

a) Depresi; danb) Benjolan.

2) Leher :a) Kaku; danb) Benjolan.

3) Dada dan punggung :a) Ictus cordis;b) Pulsasi; danc) Thrill.

4) Abdomen :a) Pembesaran hati dan limpa;b) Benjolan-benjolan; danc) Defence musculair dan nyeri tekan.

5) Daerah Genitalia :a) Kelainan-kelainan; danb) Kelenjar inguinal.

d. Perkusi 1) Dada dan punggung :

a) Suara pekak (dullness) pada paru-paru; danb) Atas-batas jantung.

2) Abdomen :a) Batas-batas dari alat-alat dalam rongga perut;b) Meteorismus; danc) Ascites.

e. Auskultasi 1) Dada dan punggung :

a) Suara pernafasan; danb) Suara jantung.

2) Abdomen :Abdomen.

f. Pemeriksaan sistem saraf

-20-

Page 21: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

1) Gerak dan langkah :a) Koordinasi; danb) Disfungsi.

2) Sikap: Romberg test3) Extremitas atas :

a) Kekuatan/tonus;b) Pergerakan sendi-sendi; danc) Nose finger test.

4) Extremitas bawah :a) Kekuatan/tonus;b) Pergerakan sendi-sendi; danc) Heel knee test.

5) Urat-urat saraf otak :Pemeriksaan terhadap adanya paresa/paralisa.a) N. Optikus, N. Okulomotorius & N. Auditus diperiksa

pada pemeriksaan :(1) Mata; dan(2) THT.

b) N. Olfaktorius : diperiksa pada pemeriksaan hidung;c) N. Facilis dan N. Trigeminus : fungsi motorik dan

sensorik muka diperiksa :(1) Menutup mata; dan(2) Meniup.

d) N. Glossopharyngeus dan N. Vagus diperiksa dengan melihat :(1) Fungsi palatum; dan(2) Fungsi pharynx (reflex muntah).

e) N. Assesorius diperiksa dengan :Menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan.

f) N. Hypoglosus diperiksa dengan cara menyuruh mengeluarkan lidah.

6) Refleks :a) Deep (dalam) seperti biceps dan lutut; danb) Superficial (permukaan) seperti abdominal dan

plantar.

-21-

Page 22: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

7) Perhatikan pula adanya gerkan-gerakan Pathologik seperti Tics, menggigit kuku dan sebagainya.

3. Pemeriksaan Mulut dan Rahang a. Inspeksi

1) Warna :a) Gigi, untuk mengetahui gigi :

(1) Vital/non vital; dan(2) Hypo/hyperplasia email.

b) Gingiva, untuk mengetahui keracunan :(1) Logam; dan(2) Obat-obatan.

c) Sel lendir/kelainan;d) Bentuk gigi congenital/herediter missal Hutchinson

disease;e) Jumlah gigi permanen yang ada;f) Jumlah titik kontak pada occlusie central;g) Ada dan macam prothesa;h) Malposisi berat/Eruptie diffisilis;i) Adanya diastema gigi depan;j) Kelainan lidah/frenulum;k) Fistula; danl) Tumor.

b. Perkusi Keadaan jaringan periodontium gigi.

c. Palpasi 1) Jaringan lemak mulut :

a) Keras;b) Lunak; danc) Ping pong ball phenomena (pada osteomyelitis).

2) Rahang :a) Kelainan temporo mandibular joint;b) Deformitas; danc) Mekanisme buka/tutup mulut.

d. Sondage 1) Caries gigi :

a) Superficialis;

-22-

Page 23: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

b) Media;c) Profunda; dand) Gangren pulpae.

2) Perforasi dan fistula.e. Radiologis

Dapat dilakukan pemeriksaan radiologis bila dianggap perlu berdasarkan indikasi-indikasi untuk mengetahui/menentukan :1) Keadaan jaringan periodontal;2) Keadaan jaringan periapical; dan3) Gigi-gigi impacted.

4. Pemeriksaan Psikologik a. Intelegensia :

1) Taraf kecerdasan;2) Logika; dan3) Daya tangkap.

b. Pemeriksaan psikologik lain apabila dianggap perlu :1) Faktor-faktor :

a) Argumentasi;b) Hitung menghitung;c) Bahasa (verbal);d) Tehnik (mekanik);e) Pandang ruang;f) Penyerapan bentuk; dang) Kecakapan tangan.

2) Kepribadian :a) Penampilan diri;b) Penyesuaian diri;c) Kreativitas/inisiatif;d) Stabilitas emosi;e) Motivasi;f) Spontanitas;g) Kepercayaan diri; danh) Ketekunan.

3) Pemeriksaan Kejiwaan oleh Dokter Ahli Penyakit Jiwa.Titik berat pada wawancara dengan menggunakan formulir daftar isian pemeriksaan psikiatri.

-23-

Page 24: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

Pemeriksaan tersebut di bawah ini dilakukan untuk mencari indikasi apakah perlu yang bersangkutan dirujuk ke dokter ahli penyakit jiwa (psikiater).a) Sikap

(1) Sikap kooperatif;(2) Sikap apathis;(3) Sikap bermusuhan; dan(4) Sikap curiga.

b) Cara berbicara : lancar atau gagapc) Tingkah laku :

(1) Hyperaktif ;(2) Hypoaktif ; dan(3) Gelisah.

d) Kontak psikis dan perhatianDaya kemampuan individu untuk mengadakan hubungan mental dan emosional dengan orang lain dalam jangka waktu yang cukup.

e) Keadaan affektif Suasana perasaan yang sifatnya agak mantap dan biasanya berlangsung untuk waktu yang lama.

f) Hidup emosi(1) Stabilitas dan Liabilitas; dan(2) Pengendalian.

g) Keadaan dan fungsi intelek(1) Daya ingat;(2) Orientasi; dan(3) Kemampuan mengeluarkan pendapat.

h) Kelainan persepsi(1) Illusi; dan(2) Hallusinasi.

i) Keadaan proses berpikir(1) Mutu :

– Jelas;– Meloncat-loncat;– Inkoherent;– Terhalang; dan– Terhambat.

-24-

Page 25: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

(2) Psyche :– Fobia misal : claustrophobia, aerophobia,

dan lain-lain;– Obsesi;– Kompulsi;– Perasaan rendah diri; dan– Perasaan berdosa.

j) Kelainan mental yang didapat(1) Psikosa;(2) Neurosa;(3) Psikosomatik;(4) Kelainan kepribadian; dan(5) Retardasi mental.

5. Pemeriksaan penglihatan :a. Pemeriksaan tajam penglihatan;b. Pemeriksaan defisiensi warna; danc. Pemeriksaan faali mata.

6. Pemeriksaan pancaindera pendengaran :a. Pemeriksaan tajam pendengaran;b. Pemeriksaan organis alat pendengaran; danc. Pemeriksaan alat keseimbangan (vestibulair).

7. Pemeriksaan Laboratoriuma. Darah :

1) Hb;2) Lekosit;3) Hitung jenis;4) Laju endap darah; dan5) WR/VDRL.

b. Urine :1) Urine;2) Reduksi;3) Urobilin;4) Bilirubin; dan5) Sedimen.

-25-

Page 26: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

c. Tinja :1) Telor cacing; dan2) Amuba.

d. Pemeriksaan atas indikasi :1) Fungsi hati;2) Ureum/Uric acid;3) Protein;4) Gula darah; dan5) Cholesterol dan Triglycerida.

8. Pemeriksaan Radiologi :a. Foto x-ray dengan ukuran 30 x 40 cm, minimal dengan ukuran

mass chest survey foto yaitu 70 x 70 cm;b. Kualitas foto harus :

1) Simetris;2) Batas foto adalah costa XII belakang pinggir bawah;3) Kedua sinus tampak penuh;4) Exposure harus memadai sehingga terlihat intervertebral

spaces thoracal I, II dan III; dan5) Dibuat dalam keadaan inspirasi dalam dan yang diperiksa

menahan nafas.

9. Pemeriksaan/Rekaman EKGa. Dalam keadaan istirahat.

Bila akan dilakukan pemeriksaan dengan pembebanan fisik (master step test, treadmill, ergocycle) maka jarak antara makan dengan test harus 3 jam.

b. Perekaman yang dilakukan adalah hantaran I, II, III, avR, avL, avF, V1 s/d V6 (bila ada indikasi s/d V9).

c. EKG dengan pembebanan boleh dilakukan bila tidak ada kontra indikasi seperti :1) Ischemia;2) Infark akut;3) LBBB; dan4) Wolff – parkinson – white syndrome.

-26-

Page 27: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

10. Pemeriksaan Spesialistik lain, dikerjakan atas indikasi :a. BMR dan lain-lain;b. Pemeriksaan EEG, EMG dan pemeriksaan system saraf lain;c. Pemeriksaan chirurgis; dand. Pemeriksaan gynecologis.

C. PENENTUAN BATASAN KELAIKAN KERJA PELAUT (FIT TO WORK)Batasan laik kerja berdasarkan penyakit dan kriteria kesehatan

Pelaut meliputi: 1. Penilaian tingkat kesehatan/batasan penetapan fit berdasarkan

penyakita. Penyakit Menular

1) Penyakit gastrointestinal (saluran pencernaan) dengan dehidrasi berat; tidak sehat sementara sampai mendapat pengobatan.

2) Penyakit infeksi lain; tidak sehat sementara atau tidak sehat sampai batas waktu tertentu.

3) Tuberkulosis paru; sertifikasi sehat dapat diberikan setelah dinyatakan sembuh oleh dokter spesialis paru.

4) Penyakit seksual menular; tidak sehat sementara pada semua kasus dengan infeksi akut.

5) AIDS dinyatakan tidak sehat permanen.b. Neoplasma maligna termasuk Leukimia; tidak sehat permanenc. Kelainan endokrin dan metabolik

1) Diabetes melitus, baik tipe I (membutuhkan insulin) maupun tipe II (tidak membutuhkan insulin) dinyatakan tidak sehat sementara.

2) Hipertiroid dan hipotiroid.Tidak sehat sementara atau permanen, sesuai keadaan.

3) Hipopituitari tidak sehat permanen.4) Kelainan imunologi tidak sehat permanen.

-27-

Page 28: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

d. Kelainan darah1) Defisiensi imona humoral (misal: globulinemia),

dinyatakan tidak sehat permanen.2) Haemofilia; tidak sehat permanen.3) Anemia; tidak sehat sementara bila belum diketahui

penyebabnya.e. Kelainan jiwa

1) Riwayat psikotik2) Gangguan penyesuaian diri3) Alkoholisme kronik4) Riwayat ketergantungan obat terlarang/psikotropika

dalam 5 tahun terakhir5) Takut ditempat tinggiKelainan jiwa yang meliputi angka (1) sampai dengan angka (5) Semua tergolong tidak sehat permanen

f. Kelainan Sistem Saraf Pusat1) Riwayat epilepsi2) Penyakit susunan saraf pusat (misalnya stenosis multiple,

penyakit parkinson)3) Narkolepsi.Semua tergolong tidak sehat permanen.

-28-

Page 29: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

g. Gangguan penglihatan Standar Minimum Penglihatan sesuai dengan Standar

STCW Bagian A-1/9, antara lain standar penglihatan internasional bagi Pelaut, standar dan tabel dibawah ini dapat dipakai sebagai standar minimum penglihatan bagi Pelaut dalam pengoperasian kapal.

Dokter yang melakukan pemeriksaan dapat menentukan standar yang berbeda dengan standar pada tabel berdasarkan evaluasi kesehatan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang melaksanakan pekerjaan di kapal. Namun bila tajam penglihatan dengan bantuan pada salah satu mata lebih rendah dari standar, maka tajam penglihatan yang lain harus sedikitnya 0,2 lebih tinggi dari pada standar yang tercantum pada tabel. Tajam penglihatan tanpa bantuan pada mata yang lebih baik harus sedikitnya 0,1.

Bagi yang berkaca mata atau menggunakan lensa kontak harus mempunyai cadangan kaca mata di kapal. Bila dibutuhkan penggunaan alat bantu penglihatan agar memenuhi standar penglihatan, harus dicantumkan pada sertifikat dan ditandatangani (disahkan). Mata Pelaut harus bebas dari penyakit. Setiap kelainan patologis yang permanen atau progresif tanpa menunjukkan tanda-tanda kesembuhan akan dijadikan alasan untuk menyatakan tidak sehat

-29-

Page 30: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

-30-

Page 31: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

Notes :1 Nilai yang digunakan sampai nilai desimal di kartu Snellen 2 Setidaknya ditemukan satu mata yang didapatkan nilai yang direkomendasikan pada salah satu mata untuk mengurangi penyakit penyerta pada mata yang tidak terdeteksi3 Penilaian ini berdasarkan Rekomendasi Internasional untuk Buta Warna pada Trasnportasi yang disusun oleh the Commision Internationale de I’Eclairage (CIE-143-2001 termasuk versi setelahnya).4 Subjek harus dinilai oleh dokter Spesialis Mata. Subjek harus dinilai oleh spesialis Mata apabila ada temuan klinis yang ditemukan saat dilakukan pemeriksaan awal.5 Personel yang berhubungan dengan mesin harus memiliki penglihatan penglihatan gabungan minimal 0,46 CIE standard buta warna 1 atau 27 CIE standard buta warna 1, 2 atau 3

h. Pendengaran dan Keseimbangan Pendengaran :1) Suara berbisik tidak terdengar dalam jarak 2 m.2) Setiap perforasi gendang telinga yang tidak dapat ditutup.3) Setiap peradangan kronis telinga tengah yang tidak dapat

diobati.

-31-

Page 32: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

Ganguan penderangaran dan keseimbangan pendengaran pada angka (1) sampai dengan angka (5) semua tergolong tidak sehat permanen.Ketajaman pendengaran1) Hasil pemeriksaan tajam pendengaran dengan alat

audiometri adalah normal.2) Pemeriksaan tajam pendengaran dengan cara Rinne

adalah positif. 3) Pemeriksaan tajam pendengaran dengan cara Weber

adalah Lateralisasi negatif.

4) Pemeriksaan tajam pendengaran dengan cara Schwabach adalah normal atau memenjang.

Standar minimum pendengaran untuk pekerja dek dan mekanik di kapal seperti terlampir dibawah ini:

Jika gangguan pendengaran lebih besar dari 40 dB pada frekuensi yang ditentukan dalam Tabel, maka harus menunjukkan kemampuan untuk menggunakan radio. Dan Dalam hal ini pemohon harus lulus tes wawancara lebih lanjut.

i. Gangguan BicaraGangguan bicara yang berat tergolong tidak sehat permanen.

j. Kelainan Sistem Pernapasan1) Asma; tidak sehat sementara sampai mendapat

pengobatan.2) Bronkitis kronis dan atau empisema.3) Pneumotorak.4) TumorAngka (2) sampai dengan angka (4) tergolong tidak sehat permanen.

-32-

Page 33: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

k. Kelainan Gigi dan Mulut1) Infeksi mulut atau gigi2) Kerusakan gigiSemua tergolong tidak sehat sementara sampai mendapat pengobatan.

l. Kelainan Kardiovaskuler1) Kelainan katup jantung dan kelainan kongenital jantung.2) Patologik aritmia.3) Penggunaan alat pacu jantung.4) Aneurisma aorta.5) Gangguan myocardium.6) Riwayat CPA, TIA.Angka (1) sampai dengan angka (6) tergolong tidak sehat permanen.7) Hipertensi dengan tekanan diastolik >105 mm Hg pada

pemeriksaan berulang.8) Angina pektoris.9) Penyakit Buerger, Raynaud.Angka (7) sampai dengan angka (9) tergolong tidak sehat sementara.

m. Kelainan Sistem Pencernaan1) Ulkus peptikum sejak usia muda.2) Penyakit usus kronis.3) Gejala kelainan hati, batu atau radang kandung empedu.4) Pankreatitis kronis.Semua tergolong tidak sehat permanen.

n. Kelainan Sistem Saluran Kemih dan Kelamin.1) Semua kelainan ginjal2) Kelainan sistem saluran kemih dan kelamin yang tidak

dapat diperbaiki / diobati3) Kelainan ginekologi yang dapat mengganggu pekerjaan,

hidrokel besar, berulangSemua tergolong tidak sehat permanen.

o. Kelainan KulitKelainan kulit yang kerap berulang dalam bentuk hebat atau mengganggu pekerjaan tergolong tidak sehat permanen.

-33-

Page 34: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

p. Kelainan Sistem Rangka dan PersendianKelainan sistem rangka dan persendian tergolong tidak sehat permanen.

q. Pemeriksaan PsikologisKemampuan Umum1) Taraf kecerdasan2) Kesiagaan MentalKepribadian1) Kemandirian2) Stabilitas emosional3) Kepercayaan diri4) VitalitasSikap Kerja1) Tempo kerja2) Daya tahan terhadap stres3) Tanggung jawab4) Pengambilan keputusan5) Kerja sama

Kesimpulan : Memenuhi syarat/ tidak memenuhi syaratStandar : 1 – 2 Sangat kurang/ sangat rendah

3 – 4 Kurang/ Rendah5 – 6 Cukup/ Sedang7 – 8 Baik/ Tinggi9 - 10 Sangat baik/ Sangat tinggi

2. Kriteria Kesehatan Pelauta. Rumus Kesehatan UGDL.Ps

Dokter penguji harus memperhatikan hubungan antara hasil pemeriksaan kesehatan dengan kemampuan fisik dan mental yang diperlukan oleh Pelaut atau calon Pelaut untuk pelaksanaan tugasnya.

Untuk kepentingan ini, maka pemeriksaan fisik dan mental dibagi dalam 5 (lima) kelompok :1) U – Kapasitas fisik dan mental

Kelompok ini terutama menyatakan keadaan tubuh pada umumnya yang dipengaruhi oleh keadaan

-34-

Page 35: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

fisik/organik dan keadaan mental/psikiatrik yang berkaitan dengan : umur, bentuk tubuh, tinggi, berat, koordinasi otot-otot badan, fungsi gigi geligi, cara berbicara, tingkah laku, kontak psikik, perhatian dan lain-lain, kecuali yang termasuk b sampai dengan e berikut ini.

2) G – Anggota badan atas dan anggota badan bawahKelompok ini terutama menyatakan keadaan fungsi

tangan, lengan bawah dan atas, tulang belakang (cervical sampai dengan lumbal). Serta menyatakan fungsi kaki, tungkai, pinggul, sendi-sendi dan tulang belakang bagian sacral.

3) D – Alat pendengaran dan alat keseimbangan (vestibular)Kelompok ini menyatakan tajam pendengaran dan

kelainan organik dari alat pendengaran dan keseimbangan (vestibular).

4) L – PenglihatanKelompok ini menyatakan tajam penglihatan dan

kelainan organik dari alat penglihatan.5) Ps – Psikologi

Kelompok ini menyatakan tingkat kecerdasan, logika, dan daya tangkap.

b. Pengelompokan Tingkat Kesehatan Pelaut Berdasarkan UGDpls1) Tingkat I = Baik

Tidak ada kelainan/penyakit sama sekali atau kalau ada, kelainan tersebut adalah sangat ringan atau tidak berarti sehingga masih memenuhi persyaratan medis untuk Pelaut/Calon Pelaut.

2) Tingkat II = CukupMempunyai kelainan/penyakit ringan yang tidak

mengganggu fungsi tubuh keseluruhan sehingga masih memenuhi persyaratan medis untuk menjadi Pelaut.

3) Tingkat III = Kurang

-35-

Page 36: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

Mempunyai kelainan/penyakit yang akan mempengaruhi fungsi tubuh keseluruhan akan tetapi masih dapat atau tidak menghalangi Pelaut/Calon Pelaut melakukan tugas-tugas yang terbatas sebagai Pelaut.

4) Tingkat IV = Kurang SekaliMempunyai kelainan/penyakit berat yang akan

mengganggu fungsi tubuh keseluruhan, sehingga tidak lagi memenuhi persyaratan minimal untuk diterima sebagai Pelaut.

c. Penggolongan Hasil Pengujian Kesehatan PelautDalam penggunaan Rumus Kesehatan UGDL Ps, tingkat

kelompok dibagi dalam 4 (empat) tingkat (sesuai dengan butir 2 (dua) di atas). Dengan menggunakan Rumus UGDL Ps sebagai petunjuk dapat ditentukan Nilai Kemampuan calon Pelaut atau Pelaut.

Seorang calon Pelaut atau Pelaut dengan Tingkat Kesehatan I untuk semua Kelompok dianggap mempunyai kemampuan fisik dan mental yang tinggi. Tingkat-tingkat atau kombinasi I dan II mempunyai kemampuan fisik dan mental cukup baik untuk melakukan tugas sebagai Pelaut.

Apabila terdapat Tingkat Kesehatan III untuk salah satu atau semua kelompok maka ia dianggap mempunyai kelainan fisik dan mental sedemikian rupa sehingga tidak akan dapat melakukan tugasnya dengan baik. Calon Pelaut/ Pelaut dengan tingkat ini, sebenarnya tidak lagi memenuhi persyaratan medis untuk menjadi Pelaut dan karenanya hanya dapat melakukan tugas-tugas terbatas.

Tingkat Kesehatan IV untuk salah satu kelompok, berarti bahwa Calon Pelaut/Pelaut tidak dapat diterima atau dipertahankan sebagai Pelaut. Rumus kesehatan UGDL Ps sesuai Tingkat Kesehatan tiap-tiap kelompok digolongkan menurut Nilai Kemampuan sebagai berikut:1) Nilai Kemampuan I = Cakap untuk semua bidang

pekerjaan di kapal / di laut, yaitu mempunyai tingkat I untuk semua kelompok U, G, D, L, dan

-36-

Page 37: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

PS.2) Nilai Kemampuan II = Cakap untuk beberapa bidang

tertentu saja di kapal / di laut, yaitu mempunyai tingkat II untuk satu kelompok atau lebih sebagai tingkat terendah sesuai dengan daftar pembagian tugas pada butir 5 (lima).

3) Nilai Kemampuan III

= Cakap untuk beberapa bidang tertentu saja di kapal / di laut, yaitu mempunyai tingkat III untuk satu kelompok atau lebih sebagai tingkat terendah sesuai dengan daftar pembagian tugas pada butir 5 (lima).

4) Nilai Kemampuan IV

= Tidak cakap untuk semua bidang pekerjaan di kapal / di laut dan sifatnya tetap yaitu mempunyai tingkat IV untuk satu kelompok atau lebih sebagai tingkat terendah.

-37-

Page 38: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

d. Penggunaan rumus UGDL PsAdanya bermacam-macam lingkungan kerja/tugas dan

tanggung jawab sebagai Pelaut, menghendaki persyaratan-persyaratan medis yang berlainan.

Persyaratan tersebut secara minimal bagi Pelaut untuk berbagai tugas ditentukan sebagai berikut:

-38-

Page 39: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

Apabila seseorang yang diuji sedang dalam proses pengobatan/perawatan dokter, hal ini harus dicatat dengan menulis huruf “P” di belakang angka yang menunjukan tingkat dalam kelompok menurut butir 1 (satu). Hal ini berarti bahwa yang bersangkutan digolongkan tidak cakap selama waktu tertentu (maksimum 24 (dua puluh empat) bulan).

Di dalam Surat Keterangan harus dicantumkan bahwa yang bersangkutan masih dirawat/berobat secara teratur selama suatu waktu tertentu dan pengujian pemeriksaan kesehatan ulang harus dilakukan dalam batas tertentu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan terhitung sejak Surat Keterangan Kesehatan diterbitkan.

-39-

Page 40: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

D. ALUR PEMERIKSAAN KESEHATAN PELAUT 1. Pemeriksaan pra kerja, rutin/berkala, pendidikan, pelatihan,

penugasan khusus dan peningkatan jabatan yang lebih tinggi dan return to work

Keterangan: * Konseling VCT wajib dilakukan untuk semua Pelaut, bertujuan

untuk memberikan penjelasan dan persetujuan untuk pemeriksaan yang akan dilakukan

** Tes HIV tidak dilakukan, kecuali dengan persetuan Pelaut yang bersangkutan dengan melalui konseling VCT terlebih dahulu

-40-

Page 41: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

*** Melakukan rujukkan untuk mendapatkan pengobatan apabila hasil pemeriksaan masuk kategori tidak sehat sementara (temporary unfit)

Alur pemeriksaan kesehatan Pelaut dibuat agar calon Pelaut, Pelaut, atau siswa Pelaut dapat mengetahui tahap-tahap pemeriksaan sehingga dapat mempersiapkan diri sesuai urutan pemeriksaan dengan tertib, lancar, dan teratur.

Alur pelayanan pemeriksaan kesehatan Pelaut terpampang di ruang pendaftaran dan dapat jelas terbaca. Prosedur pemeriksaan kesehatan Pelaut dijelaskan sebagai berikut:a. Prosedur pendaftaran: verifikasi identitas dan persyaratan

yang dibutuhkan, menunjukkan dokumen :1) kartu tanda pengenal /tanda identitas Pelaut sebagai

bukti;2) Sertifikat hasil pemeriksaan psikologi (tidak diharuskan);3) buku Pelaut (yang sudah punya);4) kartu berobat; dan 5) hasil pemeriksaan sebelumnya.

b. Setelah pendaftaran, dilakukan pemeriksaan kesehatan sesuai standar oleh tim pemeriksaan kesehatan yang dipimpin oleh dokter yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan Pelaut. Prosedur pemeriksaan meliputi pemeriksaan fisik, jiwa, laboratorium dan radiologi.

c. Pada proses pemeriksaan fisik dilakukan oleh dokter yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan Pelaut dan dilakukan penilaian mengunakan intrumen yang sesuai standar.

d. Prosedur konseling VCT dilakukan bersamaan dengan pemeriskaan fisik dengan maksud memberikan penjelasan dan persetujuan pemeriksaan yang akan dilakukan.

e. Pemeriksaan laboratorium dilakukan pengambilan sampel dan pemeriksaan oleh tenaga analis laboratorium lalu hasil pemeriksaan disampaikan dalam lembar tertulis kepada dokter umum yang berkompeten atau dokter yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan Pelaut

f. Pemeriksaan radiologi, untuk prosedur pengambilan foto Rongent Thorax dilakukan oleh radiografer, dan hasil foto terlebih dahulu dibaca oleh Spesialis radiologi dan selanjutnya

-41-

Page 42: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

di berikan kepada dokter umum yang berkopeten atau dokter yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan Pelaut.

g. Hasil pemeriksaan dicatat dalam rekam medis dan diberikan kepada pimpinan tim pemeriksaan kesehatan pelaut (dokter yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan Pelaut) untuk menetapkan calon pelaut/pelaut dinyatakan fit (laik) atau unfit (tidak laik) untuk bekerja di kapal.

h. Rekam medis disimpan oleh Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemeriksaan Kesehatan Pelaut sebagai bukti rekaman catatan medis. Contoh rekam medis Pemeriksaan Kesehatan pelaut tercantum dalam formulir 1.

i. Jika calon pelaut/pelaut tersebut dinyatakan fit to work (laik untuk bekerja sebagai pelaut di kapal), selanjutnya dilakukan penerbitan Sertifikat Kesehatan Pelaut dan Buku Kesehatan Pelaut.

j. Blanko sertifikat kesehatan pelaut dan buku kesehatan pelaut dicetak oleh direktorat jenderal yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang transportasi laut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

k. Pimpinan fasilitas pelayanan pemeriksaan kesehatan pelaut mengajukan permohonan kepada direktur jenderal yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang transportasi laut sesuai dengan kebutuhan untuk mendapatkan blanko sertifikat kesehatan pelaut dan buku kesehatan pelaut.

l. Bagi Pelaut yang unfit permanen diberikan surat keterangan tidak laik bekerja sebagai pelaut/di kapal yang di tandatangani oleh ketua tim pemeriksa kesehatan pelaut.

m. Bagi Pelaut yang unfit temporer diberikan surat rujukan untuk pemeriksaan lebih lanjut dan pengobatan, setelah dinyatakan sembuh bisa meminta Pemeriksaan Kesehatan pelaut lagi.

2. Pemeriksaan Banding Apabila terdapat pihak terkait tidak menerima hasil

pemeriksaan, maka dapat mengajukan banding yang ditujukan kepada Komite Pemeriksaan Kesehatan Pelaut. Adapun alur pemeriksaan banding sebagai berikut:

-42-

Page 43: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

Alur pemeriksaan banding dibuat agar pelaut dapat mengetahui tahap-tahap pengajuan dan proses pemeriksaan banding yang harus dilakukan sehingga tahap urutan pemeriksaan banding bisa berjalan dengan tertib, lancar dan teratur. Prosedur pemeriksaan banding kesehatan pelaut dijelaskan sebagai berikut: a. Permohonan pemeriksaan banding diajukan oleh perusahaan,

pemberi kerja, atau pelaut/calon pelaut yang bersangkutan kepada Komite Kesehatan Pelaut selambat lambatnya 1 (satu) bulan sejak hasil pemeriksaan kesehatan pelaut dikeluarkan.

b. Komite Kesehatan Pelaut selanjutnya menunjuk rumah sakit dengan klasifikasi rumah sakit kelas A atau kelas B dan dinilai mampu melakukan pemeriksaan sesuai dengan kasus banding sebagai tempat Pemeriksaan Kesehatan Pelaut banding.

-43-

Page 44: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

c. Hasil pemeriksaan dari rumah sakit selanjutnya diserahkan kepada Komite Kesehatan Pelaut untuk menetapkan keputusan menerima atau menolak banding

d. Apabila banding pelaut diterima, maka dinyatakan fit to work (laik untuk bekerja sebagai pelaut di kapal), selanjutnya dilakukan penerbitan Sertifikat Kesehatan Pelaut dan Buku Kesehatan Pelaut.

e. Blanko sertifikat kesehatan pelaut dan buku kesehatan pelaut dicetak oleh direktorat jenderal yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang transportasi laut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

f. Pimpinan fasilitas pelayanan pemeriksaan kesehatan pelaut mengajukan permohonan kepada direktur jenderal yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang transportasi laut sesuai dengan kebutuhan untuk mendapatkan blanko sertifikat kesehatan pelaut dan buku kesehatan pelaut.

g. Apabila banding pelaut ditolak, maka dinyatakan unfit to work permanen atau temporer.

h. Pelaut yang unfit to work permanen diberikan surat keterangan tidak laik bekerja sebagai pelaut/dikapal yang di tandatangani oleh ketua tim pemeriksa kesehatan pelaut.

i. Pelaut yang unfit to work temporer diberikan surat rujukan untuk pemeriksaan lebih lanjut dan pengobatan, setelah dinyatakan sembuh bisa meminta Pemeriksaan Kesehatan pelaut kembali.

E. SUMBER DAYA 1. Jenis Tenaga Kesehatan Tim Penguji/Pemeriksa Kesehatan Pelaut

sebagai berikut:No Jenis Tenaga Jumlah

MinimalKualifikasi Minimal

Keterangan

1. Pemeriksaan Fisik dan Jiwaa. Dokter 1 Dokter yang

memiliki kompetensi di bidang kesehatan

Beban kerja dokter pemeriksa adalah 50 pelaut/hari

-44-

Page 45: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

No Jenis Tenaga Jumlah Minimal

Kualifikasi Minimal

Keterangan

kelautan dan/atau

dengan 8 Jam Kerja dan 45 Menit Waktu Istrirahat.

1 Dokter Spesialis yang memiliki kompetensi dibidang kedokteran okupasi

b. Perawat 1 Ahli madya Keperawatan

c. Pemeriksaan Mata

1 D3 refraksionis optisien/ optometris

d. Pemeriksaan Telinga

1 D3 Audiologis

2. Pemeriksaan Laboratoriuma. Dokter 1 Dokter

pesialis Patologi Klinik*

Konsultan pembacaan hasil pemeriksaan Lab denagn sifat tidak mengikat

b. Tenaga Teknis

2 Analis kesehatan AAK / SMAK  

c. Perawat1

D3 Keperawatan  

3. Pemeriksaan Radiologi

b. Dokter 1 Dokter Spesialis Radiologi

Memiliki SIKR dan sebagai konsultan

-45-

Page 46: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

No Jenis Tenaga Jumlah Minimal

Kualifikasi Minimal

Keterangan

pembacaan hasil foto rongent dengan sifat mengikat

c. Radiografer 1 D3 Tehnik Radiologi  

d. Tenaga kamar gelap

1 SLTA atau sederajat

 4. Adminstrasi 2 SLTA atau

sederajat  

2. Kewenangan Tenaga Pemeriksa Kesehatan Pelaut meliputi:a. Penanggung jawab fasilitas pelayanan pemeriksaan kesehatan

pelaut berpendidikan dokter yang mempunyai izin praktik yang masih berlaku di fasilitas pelayanan pemeriksaan kesehatan pelaut tersebut.

b. Tim pemeriksa kesehatan pelaut terdiri dari dokter yang memiliki kompetensi di bidang pemeriksaan kesehatan pelaut, perawat, radiografer, ahli teknologi laboratorium medik, dan tenaga kesehatan lain sesuai kebutuhan.

c. Penanggung jawab untuk pemeriksaan kesehatan pelaut adalah dokter yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan kelautan yang mempunyai izin praktik yang masih berlaku di fasilitas pelayanan pemeriksaan kesehatan pelaut tersebut.

d. Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Dokter Spesialis Radiologi sebagai konsultan pada pemeriksaan laboratorium dan radiologi.

e. Uraian tugas pokok dan fungsi dari semua ketenagaan di fasilitas pelayanan pemeriksaan kesehatan pelaut dibuat dalam bentuk Surat Keputusan dan ditandatangani penanggung jawab fasilitas pelayanan pemeriksaan kesehatan pelaut.

-46-

Page 47: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

F. SARANA DAN PRASARANA

No. Jenis Ruang Pemeriksaan Jumlah Spesifikasi

1. Pemeriksaan Fisik dan jiwa 12. Pemeriksaan Laboratorium 1   

         

a. ruang pengambilan spesimen

1

b. ruang kerja teknis 1 1) Luas ruangan disesuaikan dengan kebutuhan

2) Lantai : a)  tidak porous,

mudah dibersihkan, tahan bahan kimia, warna terang, kedap air, permukaan rata dan tidak licin

b)  Bagian yang selalu kontak dengan air dibuat dengan kemiringan yang cukup ke arah saluran pembuangan air limbah

c)  Pertemuan lantai dengan dinding berbentuk lengkung agar mudah dibersihkan

3) Meja laboratorium

-47-

Page 48: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

No. Jenis Ruang Pemeriksaan Jumlah Spesifikasi

terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, mudah dibersihkan dari bahan kimia.

4) Dinding: dinding permanen, menggunakan cat yang tidak luntur, warna terang. Permukaan dinding harus rata agar mudah dibersihkan, tidak tembus cairan serta tahan terhadap desinfektan. Khusus ruangan teknis semua dinding harus kedap air pada ketinggian 1,5 meter dari lantai dan warna terang.

5) Pintu terbuat dari bahan yang kuat, rapat, dapat mencegah masuknya serangga dan binatang lainnya.

6) Plafon terbuat dari bahan yang kuat, warna terang serta mudah dibersihkan,

-48-

Page 49: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

No. Jenis Ruang Pemeriksaan Jumlah Spesifikasi

tinggi plafon minimal 2,80 m

c. ruang administrasi 1 luas sesuai kebutuhan3.   

Pemeriksaan radiologia. ruang foto 1 Ketebalan dinding

1) Bata merah dengan ketebalan dengan 25 cm (dua puluh lima sentimeter) dan kerepatan jenis 2,2 g/cm2 (dua koma dua gram per sentimeter kubik)

2) Atau beton dengan ketebalan 20 cm (dua puluh sentimeter) atau setara.

b. ruang baca hasil 1c. kamar gelap atau ruang

untuk penempatan Automatic Film processor

1 1) dinding harus licin, kedap air dan berwarna gelap

2) lantai tidak licin, kedap air, tidak bereaksi dengan cairan kimia,dan mudah dibersihkan

3) konstruksi langit-langit :a) Tinggi

minimal 3 m

-49-

Page 50: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

No. Jenis Ruang Pemeriksaan Jumlah Spesifikasi

b) Dilengkapi dengan exhaust fan yang kedap cahaya untuk mengalirkan udara dari dalam keluar kamar gelap

d. Ruang ganti 14. Administrasi    

a. ruang pimpinan 1b. ruang tunggu 1c. ruang administrasi 1d. ruang rekam medik 1e. toilet pasien 1f. toilet karyawan 1

G. PERALATAN

No Jenis Pemeriksaan Alat Jumlah

1. Fisik dan Jiwaa. Visus snellen chart 1 buahb. pemeriksaan mata Senter 1 buahc. tes buta warna ishihara test 1 buahd. pemeriksaan telinga Otoskop 1 buahe. pemeriksaan hidung spekulum hidung 1 buahf. tenggorokan, gigi dan

mulutAlat penekan lidah (tongue spatel)

1 buah

g. paru, jantung abdomen Stetoskop 1 buahh. pemeriksaan reflek

fisiologis dan patologisPalu refleks 1 buah

i. pemeriksaan tekanan Tensi air raksa 1 buah

-50-

Page 51: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

No Jenis Pemeriksaan Alat Jumlah

darahj. pemeriksaan suhu

badanTermometer 1 buah

k. tinggi badan Meteran 1 buahl. berat badan Timbangan 1 buah

2. Laboratoriuma. Darah Rutin

1) kadar Hb Hematology analyzer

2) hitung lekosit Hematology analyzer

3) hitung trombosit Hematology analyzer

4) hitung eritrosit Hematology analyzer

5) hitung jenis lekosit Mikroskop6) laju endap darah Westergreen

7) nilai hematokrit Hematology analyzer

8) golongan darah, ABO, Rh

Aglutinasi

b. Urin Rutin1) warna, bau,

kejernihanMakroskopis

2) bilirubin Carik celup, urin analyzer

3) benda keton Carik celup, urin analyzer

4) berat jenis Carik celup, urin analyzer

5) darah samar Carik celup, urin analyzer

6) glukosa Carik celup, urin

-51-

Page 52: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

No Jenis Pemeriksaan Alat Jumlah

analyzer7) pH Carik celup, urin

analyzer8) protein Carik celup, urin

analyzer9) urobilinogen Carik celup, urin

analyzer10)sedimen Mikroskopis

c. Tes kehamilan Carik celupd. Kimia klinik

1) SGOT Minimal semi automatic chemistry analyzer

2) SGPT Minimal semi automatic chemistry analyzer

3) glukosa Sewaktu Minimal semi automatic chemistry analyzer

4) ureum Minimal semi automatic chemistry analyzer

5) kreatinin Minimal semi automatic chemistry analyzer

e. Serologi1) TPHA -2) VDRL -3) anti HIV Elisa set4) HBs Ag Elisa set

f. NAPZA1) Opiat Carik celup2) Canabis Carik celup

3. Radiologi a. X Ray fixed unit 1 (satu) buah

-52-

Page 53: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

No Jenis Pemeriksaan Alat Jumlah

dengan X ray tube kapasitas 30 – 150 KV dan minimal 100 mAs, kompatible dengan Computed Radiology (CR)

b. Accessories :1) vertical

cassete stand1 (satu)

buah2) X Ray film

Cassete : minimal 35 x 35 cm dengan Intensifying Screen Green Sensitive atau digital radiologi

5 (lima) buah

X Ray marker setotomatik atau manual

1 (satu) set

3) label identitas 1 (satu) unit4) hanger

35 x 35 cm5 (lima) buah

5) X Ray film6) 35 x 35 cm

Type : green sensitive

50 lembar

4. Administrasi a. Meja sesuai kebutuhan

b. Kursi sesuai

-53-

Page 54: hukor.depkes.go.idhukor.depkes.go.id/uploads/rancangan_produk_hukum/RPM... · Web viewBuku Kesehatan Pelaut adalah buku yang berisi catatan mengenai status kesehatan Pelaut. Sertifikat

No Jenis Pemeriksaan Alat Jumlah

kebutuhanc. Lemari sesuai

kebutuhand. telepon/fax 1 (satu)

e. komputer dengan printer

2 (dua) unit

f. internet Tersedia

g. peralatan pendataan biometrik (sistem online)

1 (satu) unit

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA,

NILA FARID MOELOEK

-54-