7
Corresponding author: Fitri Wahyuni [email protected] Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 3 No 1, May 2020 e-ISSN 2621-296X Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dan Kelengkapan Imunisasi dengan Kejadian ISPA pada Anak Usia 12-24 Bulan Fitri Wahyuni 1 , Ulvi Mariati, Titi Septia Zuriati 1 STIKes Mercubaktijaya Padang, 25146, Sumatera Barat, Indonesia Info Artikel Abstrak Article History: Accepted May 21, 2020 Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018 kejadian ISPA di Indonesia sebesar 4.4% dan diketahui kejadian di provinsi Sumatera Barat mencapai 4.1%. Penyakit ISPA di Puskesmas Lubuk Buaya Padang menjadi penyakit urutan pertama dari 10 penyakit terbanyak pada anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan pemberian ASI eksklusif dan kelengkapan imunisasi dengan kejadian ISPA pada anak usia 12-24 bulan. Jenis penelitian Analitik dengan rancangan Case Control dilakukan diwilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya dimulai tanggal 10 sampai 24 Mei 2019. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling pada kelompok kasus dan dengan metode pencocokan (matching) pada kelompok control dengan perbandingan 1 : 1, total responden pada penelitian ini adalah 78 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian ISPA pada anak usia 12-24 bulan, (ρ value= 0.007 dan OR = 4.018) dan ada hubungan kelengkapan imunisasi dengan kejadian ISPA pada anak usia 12-24 bulan, didapatkan nilai (ρ value = 0.002 dan OR = 5.091). Kesimpulan dari hasil penelitian didapatkan adanya hubungan antara pemberian ASI eksklusif dan kelengkapan imunisasi dengan kejadian ISPA pada anak usia 12-24 bulan diwilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun 2019. Kata Kunci: ASI Eksklusif, ISPA, Kelengkapan Imunisasi Relathionship between Exclusive Breastfeeding and Complete Immunization with Acute Respiratory Infection in Children 12-24 Month’s Years Old Abstract Based on 2018 Riskesdas data, the incidence of ARI (Acute Respiratory Infection) in Indonesia is 4.4%. The incidence of ARI in West Sumatra province reached 4.1%. ARI at the Lubuk Buaya Health Center in Padang is the first of 10 diseases in children. Analytical research with Case Control design was conducted in the working area of the Lubuk Buaya Health Center from 10 to 24 May 2019. Samples were taken by simple random sampling technique in case groups and by matching methods in control groups with a ratio of 1: 1, a total of 78 respondents. The instruments used were questionnaires and observation sheets. The results showed that 52.56% of children who did not receive exclusive breastfeeding did not receive complete immunizations. Bivariate analysis shows there is a relationship between exclusive breastfeeding and the incidence of ARI in children aged 12-24 months, (values ρ = 0.007 and OR = 4.018). There is a correlation between the completeness of immunization with the incidence of ARI in children aged 12-24 months, obtained values (values ρ = 0.002 and OR = 5.091). The conclusion from the results of this study found a relationship between exclusive breastfeeding and completeness of immunization with the incidence of ARI in children aged 12-24 months in the working area of Lubuk Buaya Health Center in 2019. Keyword: Exclusive ASI, ARI, Completeness of Imunization

HubunganPemberianAsiEksklusifdanKelengkapanImunisasid ...Lengkap 28 71,8 13 33,3 0,002 5,091 Lengkap 11 28,2 26 66,7 Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa dari 39 anak yang mengalami

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HubunganPemberianAsiEksklusifdanKelengkapanImunisasid ...Lengkap 28 71,8 13 33,3 0,002 5,091 Lengkap 11 28,2 26 66,7 Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa dari 39 anak yang mengalami

Corresponding author:Fitri [email protected] Ilmu Keperawatan Anak, Vol 3 No 1, May 2020e-ISSN 2621-296X

Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dan Kelengkapan Imunisasi dengan Kejadian ISPA pada

Anak Usia 12-24 Bulan

Fitri Wahyuni1, Ulvi Mariati, Titi Septia Zuriati

1STIKes Mercubaktijaya Padang, 25146, Sumatera Barat, Indonesia

Info Artikel AbstrakArticleHistory:Accepted May21, 2020

Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018 kejadian ISPA di Indonesia sebesar 4.4% dan diketahuikejadian di provinsi Sumatera Barat mencapai 4.1%. Penyakit ISPA di Puskesmas Lubuk BuayaPadang menjadi penyakit urutan pertama dari 10 penyakit terbanyak pada anak. Tujuan penelitianini adalah untuk mengetahui adanya hubungan pemberian ASI eksklusif dan kelengkapan imunisasidengan kejadian ISPA pada anak usia 12-24 bulan. Jenis penelitian Analitik dengan rancangan CaseControl dilakukan diwilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya dimulai tanggal 10 sampai 24 Mei 2019.Sampel diambil dengan teknik simple random sampling pada kelompok kasus dan dengan metodepencocokan (matching) pada kelompok control dengan perbandingan 1 : 1, total responden padapenelitian ini adalah 78 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan lembar observasi.Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian ISPApada anak usia 12-24 bulan, (ρ value= 0.007 dan OR = 4.018) dan ada hubungan kelengkapanimunisasi dengan kejadian ISPA pada anak usia 12-24 bulan, didapatkan nilai (ρ value = 0.002 danOR = 5.091). Kesimpulan dari hasil penelitian didapatkan adanya hubungan antara pemberian ASIeksklusif dan kelengkapan imunisasi dengan kejadian ISPA pada anak usia 12-24 bulan diwilayahkerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun 2019.

Kata Kunci: ASI Eksklusif, ISPA, Kelengkapan Imunisasi

Relathionship between Exclusive Breastfeeding and Complete Immunization with AcuteRespiratory Infection in Children 12-24 Month’s Years Old

AbstractBased on 2018 Riskesdas data, the incidence of ARI (Acute Respiratory Infection) in Indonesia is4.4%. The incidence of ARI in West Sumatra province reached 4.1%. ARI at the Lubuk Buaya HealthCenter in Padang is the first of 10 diseases in children. Analytical research with Case Control designwas conducted in the working area of the Lubuk Buaya Health Center from 10 to 24 May 2019.Samples were taken by simple random sampling technique in case groups and by matching methods incontrol groups with a ratio of 1: 1, a total of 78 respondents. The instruments used were questionnairesand observation sheets. The results showed that 52.56% of children who did not receive exclusivebreastfeeding did not receive complete immunizations. Bivariate analysis shows there is a relationshipbetween exclusive breastfeeding and the incidence of ARI in children aged 12-24 months, (values ρ = 0.007 and OR = 4.018). There is a correlation between the completeness of immunizationwith the incidence of ARI in children aged 12-24 months, obtained values (values ρ = 0.002and OR = 5.091). The conclusion from the results of this study found a relationship between exclusivebreastfeeding and completeness of immunization with the incidence of ARI in children aged 12-24months in the working area of Lubuk Buaya Health Center in 2019.

Keyword: Exclusive ASI, ARI, Completeness of Imunization

Page 2: HubunganPemberianAsiEksklusifdanKelengkapanImunisasid ...Lengkap 28 71,8 13 33,3 0,002 5,091 Lengkap 11 28,2 26 66,7 Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa dari 39 anak yang mengalami

Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 3 No 1, May 2020/ page 10-15

Fitri Wahyuni - Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dan Kelengkapan Imunisasi dengan Kejadian ISPA pada AnakUsia 12-24 Bulan

10

PENDAHULUAN

Perkembangan penyakit pada bayi di duniatahun 2016 dapat dilihat dari beberapa datapenyakit seperti infeksi saluran pernapasanakut (ISPA) 25%, diare 7%, asma 5%,bronkiolitis 5% dan pneumonia 4.5%. Daridata tersebut ISPA merupakan penyakit yangmenyebabkan kematian dan kesakitan tertinggipada anak yaitu sebanyak 4.25 juta setiaptahunnya (UNICEF, 2016 & WHO, 2016).

Kejadian ISPA di Indonesia sebesar 4.4%.Angka kejadian ISPA di provinsi SumateraBarat mencapai 4.1% (Riskesdas, 2018).Kejadian ISPA di kota Padang pada tahun2018 diperkirakan mencapai 20.687 kasus(Dinas Kesehatan Kota Padang, 2018).Berdasarkan data yang didapatkan dariPuskesmas Lubuk Buaya Padang (2019) daribulan Januari sampai bulan Maret 2019 jumlahkunjungan anak usia 12-24 bulan yangmengalami ISPA yaitu 63 orang.

Imunisasi yang tidak lengkap berpengaruh padakejadian ISPA. Imunisasi merupakan salahsatu cara untuk memberikan kekebalanseseorang secara aktif terhadap penyakitmenular. Imunisasi merupakan sistem imunyang spesifik. Imunisasi terdiri dari beberapajenis, yaitu diantarnya, imunisasi BCG,imunisasi DPT, imunisasi polio, imunisasicampak, dan imunisasi Hb-0 (Ariko dan Soffia,2012, dalam Desiyana, 2017).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nuzuladan Yulia (2017), menunjukan bahwa balitadengan riwayat pemberian ASI tidak eksklusifmempunyai kemungkinan 7 kali untukmengalami ISPA dibandingkan dengan balitayang memiliki riwayat pemberian ASIeksklusif. Dengan demikian faktor riwayatpemberian ASI dengan kejadian ISPA padabalita secara statistik menunjukkan hubunganyang signifikan.

Penelitian Agustin, Laelia dan Idaningsih(2018), hasil penelitian menunjukkan bahwaada hubungan antara pemberian ASI eksklusifdengan kejadian ISPA (batuk non pnenumonia)

pada balita di Wilayah Kerja UPTDPuskesmas DTP Maja Kabupaten MajalengkaTahun 2016. Hal ini menunjukkan Prevalensikejadian ISPA lebih besar pada anak yangdiberi ASI tidak eksklusif dibandingkan padaanak yang diberi ASI secara eksklusif.

Maka berdasarkan fenomena diatas penelititertarik untuk mengetahui “HubunganPemberian ASI Eksklusif dan KelengkapanImunisasi dengan Kejadian ISPA pada AnakUsia 12-24 Bulan di Wilayah Kerja PuskesmasLubuk Buaya Padang Tahun 2019.”

METODE

Desain penelitian ini adalah Case Control Study.Populasi yang digunakan dalam penelitian iniyaitu populasi kasus anak usia 12-24 bulanyang mengalami ISPA selama bulan Januarisampai bulan Maret 2019 sebanyak 63 orangdan populasi kontrol anak usia 12-24 bulanyang tidak mengalami ISPA selama bulanJanuari sampai bulan Maret 2019 sebanyak 87orang. Sampel yang digunakan berjumlah 78orang. Sampel kasus 39 sampel kontrol 39dengan perbandingan 1 : 1. Sampel kasusdiambil dengan menggunakan teknik acaksederhana (Simple Random Sampling)Sedangkan sampel pada kelompok kontrol(tidak ISPA) diambil dengan metodepencocokan (Matching) terhadap umur anak.Penelitian dilakukan di Wilayah KerjaPuskesmas Lubuk Buaya Padang.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian iniyaitu berupa kuisioner dan lembar observasi.Kuesioner A berisi tentang data karakteristikresponden yang terdiri dari nomor responden,nama (inisial) ibu, umur ibu, pendidikan ibu,pendapatan keluarga, nama (inisial) anak, umuranak, dan jenis kelamin anak. Kuisoner Buntuk mengukur pemberian ASI eksklusif,kuisioner C untuk mengukur kejadian ISPApada anak usia 12-24 bulan, dan lembarobservasi untuk menilai kelengkapan imunisasi.

Analisis Univariat dalam penelitian ini adalahdistribusi frekuensi pemberian ASI eksklusifpada kelompok kasus dan kontrol, distribusi

Page 3: HubunganPemberianAsiEksklusifdanKelengkapanImunisasid ...Lengkap 28 71,8 13 33,3 0,002 5,091 Lengkap 11 28,2 26 66,7 Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa dari 39 anak yang mengalami

Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 3 No 1, May 2020/ page 10-15

Fitri Wahyuni - Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dan Kelengkapan Imunisasi dengan Kejadian ISPA pada AnakUsia 12-24 Bulan

11

frekuensi kelengkapan imunisasi padakelompok kasus dan kontrol. Dan analisisBivariat menggunakan uji chi Square untukmelihat ada tidak hubungan antara variabeldengan derajat kemaknaan ρ value < 0.05.

HASIL

Tabel 1. Karakteristik Responden KelompokKasus pada Anak Usia 12-24 Bulan di WilayahKerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang tahun

2019 (n=39)Kelompok Kasus Frekuensi

(f)Persentase

(%)Pemberian ASITidak ASI Eksklusif 27 69,2ASI Eksklusif 12 30,8

Kelengkapan ImunisasiTidak Lengkap 28 71,8Lengkap 11 28,2

Berdasarkan tabel 1 diketahui dari 39responden pada kelompok kasus didapatkanlebih dari 69,2% diantaranya anak tidakmendapatkan ASI eksklusif. Tabel 1 jugamenunjukkan 71,8% diantaranya anak tidakmendapat imunisasi lengkap.

Tabel 2. Karakteristik Responden KelompokKontrol pada Anak Usia 12-24 Bulan diWilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya

Padang Tahun 2019Kelompok Kontrol Frekuensi

(f)Persentase

(%)Pemberian ASITidak ASI Eksklusif 14 35,9ASI Eksklusif 25 64,1

Kelengkapan ImunisasiTidak Lengkap 13 33,3Lengkap 26 66,7

Berdasarkan tabel 2 diketahui dari 39responden pada kelompok kontrol didapatkan35.9% diantaranya anak tidak mendapatkanASI eksklusif. Tabel 2 juga menunjukkan33.3% diantaranya anak tidak mendapatimunisasi lengkap.

Tabel 3. Hubungan Pemberian ASI Eksklusifdengan Kejadian ISPA pada Anak Usia 12-24Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk

Buaya Padang Tahun 2019

PemberianASI

Kejadian ISPAρ

valueORISPA

(Kasus)TidakISPA

(Kontrol)� % � %

Tidak ASIEksklusif

27 69,2 14 35,90,007 4,018

ASIEksklusif

12 30,8 25 64,1

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa dari39 anak yang mengalami ISPA lebih banyakterdapat anak yang tidak mendapat ASIeksklusif yaitu sebanyak 69,2%. Sedangkandari 39 anak yang tidak ISPA lebih banyakmendapat ASI eksklusif yaitu sebanyak 64,1%.Dari tabel 3. dapat dilihat bahwa proporsikejadian ISPA lebih tinggi terjadi pada anakyang tidak ASI eksklusif 69.2% dibandingkandengan anak yang ASI Eksklusif 30.8%. Hasiluji statistik didapatkan ρ value = 0,007, yangartinya ada hubungan pemberian ASI Eksklusifdengan kejadian ISPA pada anak usia 12-24bulan di Wilayah Kerja Puskesmas LubukBuaya Padang Tahun 2019.

Tabel 4. Hubungan Kelengkapan Imunisasidengan Kejadian ISPA pada Anak Usia 12-24Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk

Buaya Padang Tahun 2019

KelengkapanImunisasi

Kejadian ISPAρ

valueORISPA

(Kasus)TidakISPA

(Kontrol)� % � %

TidakLengkap

28 71,8 13 33,30,002 5,091

Lengkap 11 28,2 26 66,7

Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa dari39 anak yang mengalami ISPA lebih banyakterdapat anak yang tidak mendapat imunisasilengkap yaitu sebanyak 71,8%. Sedangkan dari39 anak yang tidak mengalami ISPA lebihbanyak mendapat imunisasi lengkap yaitusebanyak 66,7%. Dari tabel 4 dapat dilihatproporsi kejadian ISPA lebih tinggi terjadipada anak yang tidak mendapat imunisasilengkap 71,8% dibandingkan dengan anak yangmendapat imunisasi lengkap 28,2%. Hasil ujistatistik didapatkan nilai ρ value = 0,002, yang

Page 4: HubunganPemberianAsiEksklusifdanKelengkapanImunisasid ...Lengkap 28 71,8 13 33,3 0,002 5,091 Lengkap 11 28,2 26 66,7 Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa dari 39 anak yang mengalami

Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 3 No 1, May 2020/ page 10-15

Fitri Wahyuni - Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dan Kelengkapan Imunisasi dengan Kejadian ISPA pada AnakUsia 12-24 Bulan

12

artinya ada hubungan kelengkapan imunisasidengan kejadian ISPA ISPA pada anak usia12-24 bulan di Wilayah Kerja PuskesmasLubuk Buaya Padang Tahun 2019.

PEMBAHASAN

Pemberian ASI eksklusif

Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwadari 78 responden sebanyak 52.6% anak tidakmendapatkan ASI eksklusif di Wilayah KerjaPuskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun 2019.

Banyaknya anak yang tidak mendapat ASIeksklusif diantaranya dengan karakteristik ibu30.76% dengan status sebagai pekerja, 42.30%dengan status pendapatan keluarga rendah,29.48% dengan tingkat pendidikan rendah26.92% dengan umur >30 tahun, yangmenyebabkan masih rendahnya pengetahuanibu tentang pentingnya ASI eksklusif, ibu yangberangggapan bahwa gizi yang diperoleh dariASI saja tidak mencukupi gizi untuk anaknya,sehingga ibu-ibu yang lebih banyakmemberikan MP-ASI pada anaknya sebelumberumur 6 bulan, sikap dari ibu yang kurangdisaat pemberian ASI kepada anaknya, ibu-ibuyang tidak mau menyusui anaknya karena takutgemuk, dan juga karena ibu-ibu yang tidakmau memberikan ASI-nya karena anaknyayang sering tidak mau menyusui kepada dirinyasehingga diberikan susu tambahan, selain ituibu-ibu dengan pendapatkan keluarga yangrendah, sehingga ibu juga harus membantuperekonimian keluarga yang menyebabkannwaktu untuk anak dalam pemberian ASImenjadi berkurang.

ASI mengandung berbagai zat antimikroba,komponen anti inflamasi dan faktor-faktoryang memberikan perkembangan perlindungankekebalan tubuh. Hal tersebut meningkatkankekebalan tubuh bayi yang belum matang danmekanisme pertahanan melawan agen infeksiselama menyusui. Manfaat yang telahditemukan terkait dengan ASI eksklusif yaitumemberikan perlindungan yangberkepanjangan terhadap infeksi saluran

pernapasan di tahun peratama kehidupan(Tromp, Jong, Raat & Moll, 2017).

Kelengkapan imunisasi

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwadari 78 responden sebanyak 52.6% anak tidakmendapatkan imunisasi lengkap di WilayahKerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun2019. Tidak lengkapnya imunisasi yangdidapatkan anak dengan karakteristik ibudiantaranya 26.92% dengan karakteristikumur >30 tahun, 34.61% dengan tingkatpendidikan menengah, 26.92% dengan statussebagai pekerja hal tersebut disebabkan karenaibu tidak memiliki banyak kesempatan untukmembawa anak ke pelayanan kesehatan terkaitdengan izin dan kesibukan pekerjaan. Selainitu, karena ketidaktahuan orang tua bahwaimunisasi dapat ditunda dan masih tetap bolehdiberikan meskipun jadwal imunisasi telahlewat, masih rendahnya kunjungan ibu kepuskesmas atau tempat pelayanan kesehatanyang lain.

Imunisasi terbagi atas imunisasi dasar yangwajib dan imunisasi yang penting. Sebelumanak berusia di atas dua tahun kelengkapanimunisasi dasar harus dipenuhi. Anak balitadikatakan status imunisasinya lengkap apabilatelah mendapat imunisasi secara lengkapmenurut umur dan waktu pemberian. Adapunanak telah memperoleh lima imunisasi dasarnamun tidak sesuai umur pemberian vaksin.Sebagian besar imunisasi dasar yang diperolehanak tidak tepat waktu adalah imunisasicampak dan polio (Febriani & Hayati, 2014).

Hubungan pemberian asi eksklusif dengankejadian ISPA pada anak usia 12-24 bulan

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa dari39 anak mengalami ISPA sebanyak 69.2%anak tidak mendapatkan ASI Eksklusif dan30.8% anak mendapatkan ASI eksklusif.

Setelah dilakukan uji statistik didapatkan ρvalue = 0.007, yang artinya ada hubungan

Page 5: HubunganPemberianAsiEksklusifdanKelengkapanImunisasid ...Lengkap 28 71,8 13 33,3 0,002 5,091 Lengkap 11 28,2 26 66,7 Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa dari 39 anak yang mengalami

Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 3 No 1, May 2020/ page 10-15

Fitri Wahyuni - Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dan Kelengkapan Imunisasi dengan Kejadian ISPA pada AnakUsia 12-24 Bulan

13

pemberian ASI ekslusif dengan kejadian ISPApada anak usia 12-24 bulan di Wilayah KerjaPuskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun 2019.Perhitungan Odds Ratio (OR) artinya anakyang tidak mendapatkan ASI eksklusif 4 kaliberesiko mengalami kejadian ISPAdibandingkan dengan anak yang mendapatkanASI eksklusif.

Hasil penelitian ini sama dengan penelitianyang telah dilakukan oleh Agustin, Lealia danIdaningsih (2016) tentang hubungan pemberianASI eksklusif dengan kejadian ISPA (batuknon pneumonia) pada balita di Wilayah KerjaUPTD Puskesmas DTP Maja KabupatenMajalengka Tahun 2016, dimana ditemukanbahwa ada hubungan antara pemberian ASIeksklusif dengan kejadian ISPA (batuk nonpnenumonia) pada balita (ρ value = 0,021).Adanya hubungan hal ini dapat disebabkankarena balita yang tidak mendapatkan ASIsecara eksklusif maka sistem kekebalantubuhnya menjadi kurang sehingga akanmudah terserang penyakit atau infeksipernafasan seperti ISPA.

Hasil penelitian ini sama dengan penelitianyang telah dilakukan oleh Rahman dan Nur(2015) tentang hubungan Pemberian ASIEksklusif dengan kejadian penyakit infeksisaluran pernafasan akut pada anak balita diWilayah Kerja Puskesmas Managaisaki,dimana didapatkan ada hubungan yangbermakna antara pemberian ASI Eksklusifdengan kejadian penyakit ISPA (p value =0,013). Hal ini menunjukkan prevalensikejadian ISPA lebih besar pada anak yangdiberi ASI tidak eksklusif dibandingkandengan anak yang diberi ASI secara eksklusif.

ASI merupakan makanan terbaik bagi anakterutama pada bulan-bulan pertama karenadapat mencukupi kebutuhan gizi bayi untuktumbuh kembang dengan normal sampaiberusia 6 bulan. ASI juga kaya akan antibodiyang dapat melindungi bayi dari berbagaimacam infeksi bakteri, virus, dan alergi sertamampu merangsang perkembangan sistemkekebalan bayi (Damanik, 2014).

Sesuai dengan teori Prabu (2009), yangmengatakan bahwa kandungan zat-zat gizi yangdiperoleh pada tahap pertumbuhan danperkembangan anak dipengaruhi oleh umur,keadaan fisik, kondisi kesehatannya, kesehatanfisiologis pencernaannya, tersedianya makanandan pemberian ASI eksklusif. Anak dengangizi yang cukup kecil kemungkinan untukterserang ISPA dibandingkan anak dengan gizikurang.

Hubungan kelengkapan imunisasi dengankejadian ISPA pada anak usia 12-24 bulan

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa dari39 anak yang mengalami ISPA sebanyak71.8% anak tidak mendapatkan imunisasilengkap dan 28.2% anak mendapatkanimunisasi lengkap.

Setelah dilakukan uji didapatkan nilai ρ value= 0.002, artinya ada hubungan kelengkapanimunisasi dengan kejadian ISPA pada anakusia 12-24 bulan di Wilayah Kerja PuskesmasLubuk Buaya Padang Tahun 2019. PerhitunganOdds Ratio (OR) artinya anak yang tidakmendapatkan imunisasi lengkap 5 kali beresikomengalami kejadian ISPA dibandingkandengan anak yang mendapatkan imunisasilengkap.

Hasil penelitian ini sama dengan penelitianyang telah dilakukan oleh Hidayatullah, Helmidan Aulia (2014), tentang hubungan antarakelengkapan imunisasi dasar dan frekuensiinfeksi saluran pernapasan akut (ISPA) padabalita yang datang berkunjung ke puskesmassekip Palembang 2014, dimana ditemukanbahwa ada hubungan yang bermakna antarariwayat imunisasi dasar dan frekuensi ISPApada balita yang datang ke Puskesmas SekipPalembang periode Oktober-Desember tahun2014. Sedangkan nilai Odds Ratio (OR)sebesar 2.161 mengindikasikan bahwa balitadengan riwayat imunisasi dasar tidak lengkapmemiliki risiko untuk sering terkena ISPA2.161 kali lebih besar dibandingkan balitadengan riwayat imunisasi dasar lengkap.

Page 6: HubunganPemberianAsiEksklusifdanKelengkapanImunisasid ...Lengkap 28 71,8 13 33,3 0,002 5,091 Lengkap 11 28,2 26 66,7 Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa dari 39 anak yang mengalami

Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 3 No 1, May 2020/ page 10-15

Fitri Wahyuni - Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dan Kelengkapan Imunisasi dengan Kejadian ISPA pada AnakUsia 12-24 Bulan

14

Hasil penelitian ini sama dengan penelitianyang telah dilakukan oleh M. Amar, Taksandedan Yeole (2015), tentang faktor risiko ISPApada anak balita di rumah sakit pedesaan IndiaTengah dimana ditemukan bahwa, anak yangdiimunisasi lengkap dilindungi dari berbagaimacam infeksi saluran pernapasan sepertidifteri, pertusis dan komplikasi campak. Anak-anak yang tidak diimunisasi lengkap beresikoberkembang infeksi ini. Dalam penelitian ini,hubungan signifikan ditemukan antara ISPAdan imunisasi (p value < 0,005).

Imunisasi sangat berguna dalam menentukanketahanan tubuh anak terhadap gangguanpenyakit. Para ahli kesehatan menyebutkanbahwa di banyak negara, dua penyebab utamatingginya angka kematian pada anak adalahinfeksi dan gangguan gizi. Hal ini dapatdicegah dengan imunisasi yang merupakan halmutlak memelihara kesehatan dan gizi anak(Maryunani, 2010).

Imunisasi merupakan upaya untukmeningkatkan atau menimbulkan kekebalanseseorang secara aktif terhadap penyakit,sehingga bila suatu saat terpajan denganpenyakit tersebut tidak akan sakit atau hanyamengalami sakit ringan. Pemberian imunisasi,akan merangsang terbentuknya antibodi dalamtubuh. Antibodi yang akan dihasilkan olehtubuh sebagai respon dari masuknya vaksin kedalam tubuh adalah respon primer berupapembentukan imunoglobulin M (IgM) yangakan berperan dalam proses opsonin dan lysindan imunoglobulin G (IgG) yang berperandalam proses neutralizing (Hidayatullah, Helmi& Aulia, 2014).

Imunisasi dapat merangsang aktivasi dari sel Bdan sel T memory, sehingga respon imunitasdalam tubuh akan menjadi lebih cepat dan jugadapat memicu aktivasi dari sel T CD8+ yangberperan dalam proses penghancuran virusintraseluler sehingga dapat membatasipenyebaran infeksi atau mengeliminasi patogenyang masuk (Hidayatullah, Helmi & Aulia,2014).

SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukandapat disimpulkan adanya hubungan pemberianASI eksklusif dan kelengkapan imunisasidengan kejadian ISPA pada anak usia 12-24bulan diwilayah kerja Puskesmas Lubuk BuayaPadang Tahun 2019.

REFERENSI

Afriani, T. Adrajati, R & Supardi, S. (2014). Faktor -Faktor yang Berhubungan dengan KelengkapanImunisasi Dasar pada Anak dan PengelolaanVaksin di Puskesmas dan Posyandu Kecamatan XKota Depok. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan.Volume. 17 (2). Hal : 135–142.

Agustin, R, Laelia, L & Idaningsih, A. (2018).Hubungan Pemberian ASI Eksklusif DenganKejadian ISPA (Batuk Non Pneumonia) PadaBalita Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas DtpMaja Kabupaten Majalengka Tahun2016. JurnalKampus Stikes YPIB Majalengka. Volume VII(XIV).

Dinas Kesehatan Kota Padang. (2017). Data kejadianISPA pada balita. Padang: Dinas Kesehatan KotaPadang.

Desiyana, F, Lubis, Z & Nasution E. (2017). HubunganKelengkapan Imunisasi Dengan Kejadian InfeksiSaluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada AnakBalita Di Wilayah Kerja PuskesmasSawitSeberang Kecamatan Sawit Seberang KabupatenLangkatTahun 2017.

Ernawati, Bahktiar & Tahli, T. (2016). PeningkatanPengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu dalamMemberikan ASI Eksklusif Melalui EdukasiKelompok. Jurnal Keperawatan Indonesia volume2 (2). ISSN: 2338-6371.

Febriani, R & Hayati, H. (2014). Kejadian ISPA PadaPeriode Tahun Pertama Kehidupan Anak DiWilayah Kerja Puskesmas Pancoran MAS:Dilihat Dari Pemberian ASI Eksklusif.

Herlayati, W. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungandengan Kelengkapan Imunisasi di Wilayah KerjaPuskesmas Tais Tahun 2018. Journal of Nursingand Public Health. Volume 6 (2).

Heryanto, E. (2016). Hubungan Status Imunisasi, StatusGizi, dan ASI Eksklusif Dengan Kejadian ISPApada Anak Balita di Balai Pengobatan UPTDPuskesmas Sekar Jaya Kabupaten Ogan KomEring Ulu Tahun 2016. Volume 1 (1).

Hidayatullah, L. M, Helmi, Y & Aulia, H.(2014).Hubungan Antara Kelengkapan Imunisasi DasarDan Frekuensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut(ISPA) Pada Balita Yang Datang Berkunjung KePuskesmas Sekip Palembang 2014. JurnalKedokteran Dan Kesehatan, Volume 3(3).

Page 7: HubunganPemberianAsiEksklusifdanKelengkapanImunisasid ...Lengkap 28 71,8 13 33,3 0,002 5,091 Lengkap 11 28,2 26 66,7 Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa dari 39 anak yang mengalami

Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 3 No 1, May 2020/ page 10-15

Fitri Wahyuni - Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dan Kelengkapan Imunisasi dengan Kejadian ISPA pada AnakUsia 12-24 Bulan

15

Juliani, S. Arma, N. (2018). Hubungan Pengetahuan,Sikap, dan Dukungan Tenaga Kesehatan denganKeberhasilan ASI Eksklusif di Wilayah KerjaPuskesmas Darussalam Kecamatan MedanPetisah. Jurnal kebidanan komunitas. Volume 1(3). Hal. 115-124. e-ISSN 2614-7874.

Kementerian Kesehatan RI Riset Kesehatan Dasar(2018). Jakarta: RISKESDAS.

M, Amar, Taksande & Yoele. (2015). Risk factors ofAcute Respiratory Infection (ARI) in under-fivesin a rural hospital of Central India. Journal ofPediatric and Neonatal Individualized Medicine.doi : 10.7363/050105.

Malik, I. Machfoed, I & Mahfud. (2015). CakupanImunisasi Dasar dengan Kejadian ISPA padaBalita Usia 1-3 Tahun di Wilayah PuskesmasWonosari 1 Kabupaten Gunungkidul. JNKI,Volume 3 (1).

Marcdante, K, Kliegmen, R, Jenson, H & Behrman, R.(2013). Ilmu kesehatan anak esensial. Edisi 6.Jakarta : EGC.

Maryunani, A. (2012). Inisiasi Menyusui Dini, ASIeksklusif, dan Managemen Laktasi. Jakarta :Trans Info Media.

Masela, H.R. Kawengian, S & Mayulu, N. (2015).Hubungan Antara Pemberian ASI Ekslusifdengan Riwayat Penyakit Infeksi Pada AnakUmur 1- 3 Tahun di Desa Mopusi KecamatanLolayan Kabupaten Bolang Mongondow Induk.Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 3 (3).

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi penelitiankesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Novidiyanti & Sarwinanti. (2017). Faktor-FaktorPenghambat Pemberian Asi Eksklusif Pada IbuDi Puskesmas Danurejan I Kota YogyakartaTahun 2017.

Nursalam. (2012). Konsep dan penerapan metodologipenelitian ilmu keperawatan. Edisi 2. Jakarta :Salemba Medika.

Nur, F, Febriani, Y & Nugraheni, A. (2017). HubunganAntara Status Imunisasi Dan Infeksi SaluranPernafasan Akut (ISPA) Pada Balita DiPuskesmas Ngoresan Surakarta.

Nuzula, F & Yulia, R. (2017). Faktor Yang BerhubunganDengan Kejadian Ispa Pada Balita Di WilayahKerja Puskesmas Kalibaru KabupatenBanyuwangi.

Oktaviani, I, Hayati, S & Supriayatin, E. (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan KejadianInfeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) PadaBalita Di Puskesmas Garuda Kota Bandung.Jurnal keperawatan. Volume 11 (2).

Pujiani & Rahmawati, M. (2014). Analisis FaktorPemberian ASI Eksklusif. Jurnal Edu Health,Volume 4 (1).

Prihanti, G.S, Rahayu, M.P & Abdullah, M.N. (2016).Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi StatusKelengkapan Imunisasi. Volume 12 (2).

Profil Kesehatan Indonesia (2017). Jakarata:Kementerian Kesehatan RI.

Rahman, A dan Nur, A. (2015). Hubungan PemberianASI Eksklusif Dengan Kejadian Penyakit InfeksiSaluran Pernafasan Akut Pada Anak Balita diWilayah Kerja Puskesmas Managaisaki. JurnalKesehatan Tadulako Volume 1 (1).

Tromp Et All. (2017). Breastfeeding and the risk ofrespiratory tract infections after infancy: TheGeneration R Study. doi : 10.1371.

World Health Statistic (WHO). (2016). Statistical dataon Acute Respiratory Infection (ARI) events ininfants.