61
HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA ANAK DI RUMAH SAKIT DETASEMEN KESEHATAN TENTARA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2018 (Skripsi) Oleh ABIMANYU DARMAWAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

  • Upload
    others

  • View
    25

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA

ANAK DI RUMAH SAKIT DETASEMEN KESEHATAN TENTARA

BANDAR LAMPUNG TAHUN 2018

(Skripsi)

Oleh

ABIMANYU DARMAWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA

ANAK DI RUMAH SAKIT DETASEMEN KESEHATAN TENTARA

BANDAR LAMPUNG TAHUN 2018

Oleh

ABIMANYU DARMAWAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Kedokteran

Pada

Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 3: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

Judul Skripsi

NarnaMahasiswa

No. PokokMahasiswa

Program Studi

Fakuttas

HUBUNGAI{ TONSILEKTON{I I}ENGAIYKUALITAS HIDT'P PADA ANAK DI RUMAIISAKIT DETASEMEN KESEHATAI\I TENTARABAI\IDAR LAMPT]NG TAI{T]N 2O1E

Abimanyu Darmawan

151801 I 157

Pendidikm Dokter

Kedokteran

MEI\TYETUJTII

Komisi Pembimbing$dr. Mtktlh Inrnto, S.Ked.,ll{"Kcs., qFIUI-IO dr- Merry Indrh

NIP 197S0227 2003121 002 NIP 19830524

MENGETAITUI

Kedolseran

S.Ked.,Il{.Med. Edr22402

SKM., M,Kes

Page 4: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

Tim Penguji

Ketua

MENGESAHKAI\I

: dn Mukhlis Imantoo S.Kd., ll{.Kes., Sp.IHT-KL

\J\

('$

lVardani, SKM., M.Kes

Tanggal Lulus UjianSkripsi : 04 Juli 2019

w9742 2 00t

Page 5: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

LEMBAR PERNYATAAI\

Dengan ini saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

l. Skripsi dengan judul *H[rBUNGAht TONSILEKTOI{I DENGAI\I

KUALITAS HIDT]P PADA ANAK DI RI]]T{AH SAKIT DETASEMEN

KESEHATAI\I TENTARA BAI\IDAR LAMPITNG TAHIIN 2018' adalah

hasil karya saya sendiri dan bukanmerupakan penjiplakan atau pengutipan atas

karyapenulis lain dengan cara yang tidak sesuai tata etika ilmiah yang berlaku

dalam masyarakat akademik atau yang disebut plagiarisme.

2. Hak intelektual abs karya ihniah ini diserahkan sepenuhnya kepada

Universitas Lampung.

Atas pemyataan ini, apabila di kemudian hari tnrryata ditemukan adanya

ketidakbenaran, syo bersedia menanggung akibat dan sanksi yang diberikan

kepada saya.

Page 6: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Abimanyu Darmawan, dilahirkan di Pringsewu pada hari

Minggu tanggal 9 Desember 1996 sebagai anak kedua dari empat bersaudara dari

pasangan Bapak dr. Rahmat Sukoco, M.Kes dan Ibu Parti Ningsih Dewi, S.S.T.

Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) diselesaikan di TK Baitul Salam

Pringsewu pada tahun 2003. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD

Xaverius Pringsewu pada tahun 2009. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama

(SMP) diselesaikan di SMP Xaverius Pringsewu pada tahun 2012 dan Sekolah

Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SMA Negeri 2 Pringsewu pada tahun

2015.

Pada tahun 2015, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi

Negeri (SBMPTN).

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif sebagai kepala divisi organisasi di

organisasi Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung.

Page 7: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

Kupersembahkan karya sederhana ini

kepada keluargaku tercinta Papa,

Mama, Kakak dan Adikku

Kesuksesan seseorang tidak dapat dinilai dengan angka

Page 8: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

SANWACANA

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih

dan Maha Penyayang. Berkat limpahan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda

Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya, dan

umatnya.

Skripsi dengan judul “Hubungan Tonsilektomi dengan Kualitas Hidup pada Anak

Di Rumah Sakit Detasemen Kesehatan Tentara Bandar Lampung Tahun 2018”

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang baik secara

langsung maupun tak langsung berperan dengan memberikan dukungan,

bimbingan, kritik, dan saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, antara lain

kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas Lampung;

2. Dr. Dyah Wulan S.R. Wardani, SKM., M.Kes., selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung;

Page 9: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

3. dr. Mukhlis Imanto, M. Kes., Sp. THT-KL., selaku Pembimbing I atas

kesediaannya meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk memberikan

bimbingan, ilmu, kritik, saran, nasihat serta memberikan dorongan kepada

peneliti selama penyelesaian skripsi ini;

4. dr. Merry Indah Sari, M. Med. Ed., selaku Pembimbing II atas kesediaannya

meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta selalu memberikan masukan, kritik,

saran dan nasihat yang bermanfaat dalam proses penyelesaian skripsi ini;

5. Dr. dr. TA Larasati, M.Kes., selaku Penguji Utama pada ujian skripsi ini yang

telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta memberikan ilmu,

masukan, kritik dan saran yang bersifat membangun dalam proses

penyelesaian skripsi ini;

6. dr. A. Fauzi, M.Kes, Epid, Sp.OT., selaku Pembimbing Akademik yang telah

banyak memberikan saran akademik hingga akhir semester ini selama penulis

menjalankan studi di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung;

7. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

yang telah membimbing dan berjasa selama penulis menjalankan studinya di

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung;

8. Kedua orang tua saya yang tercinta; Ayahanda dr. Rahmat Sukoco, M.Kes.,

dan Ibunda Parti Ningsih Dewi, S.S.T. yang telah merawat saya dengan penuh

kasih sayang, memberikan pelajaran berharga, dan selalu sabar atas segala

perbuatan penulis. Terima kasih telah menjadi orang tua terbaik yang dimiliki

oleh penulis dan selalu menyebut nama penulis dalam doa yang tidak ada

hentinya hingga bisa sampai pada tahap ini;

Page 10: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

9. Kakakku tercinta dr. Army Setia Kusuma, S.ked yang telah menjadi Kakak

yang baik dan bisa membantu penulis di berbagai macam situasi dalam

menyelesaikan studinya di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung;

10. Seluruh keluarga besar lainnya yang mungkin tidak bisa penulis ucapkan satu

persatu, terima kasih selalu mendoakan dan memberikan dukungan dalam

berbagai macam hal kepada penulis;

11. Febri Nadyanti, yang selalu sabar dan mendoakan penulis agar sukses

kedepannya. Semoga selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT;

12. Seluruh responden Rumah Sakit Detasemen Kesehatan Tentara Bandar

Lampung yang telah membantu terselesaikannya penelitian penulis;

13. Agung Satria, yang telah membantu penulis melakukan penelitian;

14. Sukma, Andhikayuda, Kesumayuda, Thoriq, Reandy, Sany, Farhandika,

Ghalib, Mufid, Ndon, Aslam dan teman-teman lainnya yang telah menemani

hari-hari penulis selama masa perkuliahan;

15. Erwin, Dian, Hassan, Agung, Riski, Reynal, Havi, Tagor, Wisnu, Deska dan

teman-teman lainnya yang telah menemani hari-hari penulis di Sekolah

Menengah Atas;

16. Teman sejawat 2015, ENDOM15IUM yang tidak bias disebutkan satu persatu.

Terima kasih atas segala suka duka, motivasi dan kebersamaannya selama 3,5

tahun ini;

17. Seluruh keluarga Dewan Perwakilan Mahasiswa yang telah membantu

penyelesaian skripsi ini;

Page 11: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

18. Dan semua pihak yang turut berkontribusi dalam penyelesaian skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, terima kasih atas segala

kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan. Akan tetapi, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi kita semua. Semoga segala perhatian, kebaikan, dan keikhlasan yang

diberikan selama ini mendapat balasan dari Allah SWT.

Bandar lampung, Juli 2019

Penulis,

Abimanyu Darmawan

Page 12: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

ABSTRACT

RELATION OF TONSILLECTOMY WITH QUALITY OF LIFE IN

CHILDREN AT THE DETASEMEN KESEHATAN TENTARA

HOSPITAL BANDAR LAMPUNG IN 2018

By

ABIMANYU DARMAWAN

Background: An important requirement of medicine is the assessment of patient

benefit or change in health status resulting from medical or surgical intervention.

Tonsillectomy is a commonly performed surgery in children with chronic

tonsillitis. Its indications and benefits have been documented in the literature but

to the best of our knowledge, there have been no Bandar Lampung studies to

measure the quality of life in children with tonsillectomy.

Objective: The aim of this study is to determine the relationship of tonsillectomy

with quality of life in children at the Hospital Detasemen Kesehatan Tentara

Bandar lampung in 2018.

Methods: This study used 44 respondents who had tonsillectomy and no

tonsillectomy. Primary data was taken using PedsQL questionnaire to measure the

quality of life of children who had tonsillectomy and no tonsillectomy, then

secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy using medical records.

The data is processed and analyzed by the program in the computer.

Results: Data were tested by chi square, then the results were found that most of

tonsillectomy patients have good quality of life with a percentage of 77,3%

compared to those without tonsillectomy with a percentage of 31,8%. Statistically,

the result of bivariate analysis showed the variable had a relation with p

value=0,006 and Odds ratio (OR) 7,286 (CI 95% 1,905-27,861).

Conclusion: There was a relationship between tonsillectomy and quality of life in

children at the Hospital Detasemen Kesehatan Tentara Bandar lampung in 2018.

Keywords: tonsillitis chronic, tonsillectomy, quality of life.

Page 13: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

ABSTRAK

HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA

ANAK DI RUMAH SAKIT DETASEMEN KESEHATAN TENTARA

BANDAR LAMPUNG TAHUN 2018

Oleh

ABIMANYU DARMAWAN

Latar belakang: Persyaratan terpenting dalam pengobatan yaitu penilaian

manfaat pasien atau perubahan status kesehatan yang dihasilkan dari intervensi

medis atau bedah. Tonsilektomi merupakan operasi yang biasa dilakukan pada

anak-anak dengan tonsilitis kronis. Indikasi dan manfaatnya telah di

dokumentasikan dalam literatur, tetapi sejauh pengetahuan peneliti belum ada

penelitian di Bandar Lampung untuk mengukur kualitas hidup pada anak dengan

tonsilektomi.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tonsilektomi

dengan kualitas hidup pada anak di Rumah Sakit Detasemen Kesehatan Tentara

Bandar Lampung Tahun 2018.

Metode: Penelitian ini menggunakan 44 responden yang telah dilakukan

tonsilektomi dan tidak tonsilektomi. Data primer diambil menggunakan kuesioner

PedsQL untuk mengukur kualitas hidup anak yang dilakukan tonsilektomi dan

tidak tonsilekomi, kemudian data sekunder yaitu tonsilektomi dan tidak

tonsilektomi menggunakan rekam medis. Data tersebut diolah dan dianalisis oleh

program di komputer.

Hasil: Data diuji dengan chi square, kemudian didapatkan hasil bahwa sebagian

besar anak yang dilakukan tonsilektomi mempunyai kualitas hidup baik dengan

persentase sebesar 77,3% dibandingkan yang tidak tonsilektomi dengan

persentase sebesar 31,8%. Secara statistik, hasil analisis bivariat menunjukkan

terdapat hubungan dengan p-value = 0,006 dan nilai Odds ratio (OR) adalah 7,286

(IK 95% 1,905-27,861).

Simpulan: Terdapat hubungan antara tonsilektomi dengan kualitas hidup pada

anak di Rumah Sakit Detasemen Kesehatan Tentara Bandar Lampung Tahun

2018.

Kata Kunci: kualitas hidup, tonsilektomi, tonsilitis kronis.

Page 14: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................................ i

DAFTAR TABEL ............................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5

1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................. 5

1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................. 5

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5

1.4.1 Peneliti ............................................................................................. 5

1.4.2 Institusi ............................................................................................. 5

1.4.3 Masyarakat....................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 7

2.1 Tonsil .......................................................................................................... 7

2.1.1 Anatomi Tonsil ................................................................................. 7

2.1.2 Imunologi Tonsil .............................................................................. 10

2.2 Tonsilitis ..................................................................................................... 12

2.2.1 Definisi Tonsilitis ............................................................................. 12

2.2.2 Etiologi ............................................................................................. 13

2.2.3 Patogenesis ....................................................................................... 14

2.2.4 Faktor Risiko Tonsilitis .................................................................... 15

2.2.5 Manifestasi Klinis Tonsilitis ............................................................ 16

2.3 Tonsilektomi ............................................................................................... 17

2.3.1 Definisi Tonsilektomi ....................................................................... 17

2.3.2 Indikasi Tonsilektomi ....................................................................... 18

2.3.3 Kontraindikasi Tonsilektomi ............................................................ 19

2.3.4 Komplikasi ....................................................................................... 20

2.4 Kualitas Hidup ............................................................................................ 20

2.4.1 Definisi Kualitas Hidup .................................................................... 20

2.4.2 Pediatric Quality of Life Inventory (PedsQL) .................................. 21

2.5 Hubungan Tonsilektomi dengan Kualitas Hidup ....................................... 24

Page 15: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

2.6 Kerangka Teori ........................................................................................... 25

2.7 Kerangka Konsep ....................................................................................... 26

2.8 Hipotesa ...................................................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 27

3.1 Desain Penelitian ....................................................................................... 27

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 28

3.3 Subjek Penelitian ....................................................................................... 28

3.3.1 Populasi Penelitian ........................................................................... 28

3.3.2 Sampel Penelitian ............................................................................. 29

3.4 Identifikasi Variabel Penelitian ................................................................. 31

3.3.1 Variabel Bebas ................................................................................. 31

3.3.2 Variabel Terikat ................................................................................ 31

3.5 Definisi Operasional .................................................................................. 31

3.6 Instrumen, Teknik Pengambilan Data, dan Alur Penelitian ...................... 32

3.6.1 Instrumen Penelitian ......................................................................... 32

3.6.2 Teknik Pengambilan Data ................................................................ 34

3.6.3 Alur Penelitian .................................................................................. 34

3.7 Pengolahan dan Analisis Data .................................................................... 35

3.7.1 Pengolahan Data ............................................................................... 35

3.7.2 Analisis Data .................................................................................... 36

3.8 Etika Penelitian ........................................................................................... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 38

4.1 Gambaran Umum Penelitian ..................................................................... 38

4.2 Hasil Penelitian .......................................................................................... 39

4.2.1 Analisis Univariat ............................................................................. 39

4.2.2 Analisis Bivariat ............................................................................... 41

4.3 Pembahasan ............................................................................................... 43

4.3.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia dan Jenis kelamin .............. 43

4.3.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kualitas Hidup ........................... 45

4.3.3 Hubungan Tonsilektomi Dengan Kualitas Hidup ............................ 47

4.4 Kelemahan................................................................................................. 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 52

5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 52

5.2 Saran .......................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 54

LAMPIRAN

Page 16: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Definisi Operasional Variabel ........................................................................... 31

2. Distribusi Frekuensi Usia .................................................................................. 39

3. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin .................................................................. 39

4. Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup ................................................................. 40

5. Hubungan Tonsilektomi dengan Kualitas Hidup pada Anak ............................ 42

Page 17: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Anatomi Tonsil ................................................................................................. 7

2. Kerangka Teori.................................................................................................. 25

3. Kerangka Konsep .............................................................................................. 26

4. Skema Alur Penelitian....................................................................................... 34

Page 18: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Persetujuan Etik

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian

Lampiran 3 Informed Consent

Lampiran 4 Lembar Kuesioner PedsQL

Lampiran 5 Data Penelitian

Lampiran 6 Hasil Analisis Data Penelitian

Lampiran 7 Dokumentasi

Page 19: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tonsilitis kronis merupakan pembengkakan dan peradangan pada tonsil yang

disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A Streptococcus beta hemolitikus,

namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain atau infeksi virus.

Tonsilitis kronis terjadi pada pasien usia berapapun akan tetapi, banyak

ditemui pada anak-anak hingga remaja. Tonsilitis kronis menempati

peringkat kedua tertinggi untuk penyakit Telinga Hidung dan Tenggorokan di

Indonesia. Secara global, tonsilitis yang menjadi masalah kesehatan adalah

tonsilitis kronis yang dapat menyebabkan apneu obstruksi saat tidur dengan

hipoksia ringan sampai berat. Gejala yang dapat ditemui pada anak berupa

mengantuk di siang hari, perhatian kurang, kegelisahan, penurunan fungsi

intelektual, dan berkurangnya prestasi belajar. Hal ini disebabkan oleh infeksi

saluran nafas atas yang tidak mendapatkan terapi yang adekuat (Fakh,

Novialdi & Elmartis, 2016; Nizar, Qamariah & Muthmainah, 2016; Novialdi

& Pulungan, 2012).

Terapi yang sering dilakukan pada tonsilitis kronis adalah tindakan operasi

pengangkatan tonsil atau tonsilektomi yang dilakukan dalam kondisi anastesi

umum untuk mengangkat tonsil palatina secara keseluruhan termasuk

Page 20: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

2

kapsulnya dengan cara diseksi ruang peritonsilar antara kapsul tonsil dan

dinding muskuler (Tanjung & Imanto, 2016). World Health Organization

memperkirakan sebanyak 287.000 anak berusia di bawah 15 tahun

mengalami tonsilektomi (operasi tonsil) dengan atau tanpa adenoidektomi

dan sebanyak 248.000 anak (86,4%) mengalami tonsiloadenoidektomi serta

39.000 lainnya (13,6%) menjalani tonsilektomi saja (Nadhilla & Sari, 2016).

Saat ini di Indonesia belum terdapat data yang bersifat nasional mengenai

kejadian tonsilektomi dikarenakan banyaknya kontroversi dikalangan para

ahli mengenai prosedur tonsilektomi dibandingkan dengan prosedur operasi

pada bidang lain sehingga dibutuhkan penilaian kasus demi kasus untuk

setiap keadaan. Pilihan terapi dengan tonsilektomi dilakukan dengan indikasi

yang tepat sehingga mendapatkan keuntungan yang nyata, mengingat tonsil

sebagai bagian sistem pertahanan tubuh yang menjadi faktor penentu kualitas

hidup pasien tonsilitis terutama setelah melakukan terapi bedah dari

intervensi terapeutik dan pengembalian ke fungsi awal (Nadhilla & Sari,

2016; Tanjung & Imanto, 2016).

Menurut penelitian yang dilakukan di Poliklinik Telinga Hidung dan

Tenggorokan – Kepala Leher Rumah Sakit Umum Daerah Mangusada di

Kabupaten Badung dengan responden 32 orang anak yang berusia 5 sampai

12 tahun yang menderita tonsilitis kronis dan menjalani tonsilektomi lalu

dievaluasi kualitas hidupnya menggunakan instrumen PedsQL memperoleh

peningkatan fungsi aktivitas fisik, perasaan atau fungsi emosional, fungsi

anak di sekolah dan kualitas hidup yang signifikan berdasarkan skor PedsQL

Page 21: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

3

pada anak-anak dengan tonsilitis kronis setelah menjalani prosedur

tonsilektomi (Putra, Rahayu & Limantara, 2017).

Kualitas hidup tonsilitis kronis yang di tonsilektomi lebih baik daripada

tonsilitis kronis yang tidak di tonsilektomi, hal ini didukung oleh peneliti

Goldstein dkk., (2008) di American Academy of Otolaryngology–Head and

Neck Surgery Foundation dengan sampel anak-anak dibawa umur 15 tahun

dengan menggunakan alat istrumen TASHI. Didapatkan hasil adanya

perubahan yang signifikan secara global pada kualitas hidup anak-anak

setelah tonsilektomi. Perubahan tersebut antara lain peningkatan jalan nafas,

penurun infeksi, pengurangan pemanfaatan perawatan kesehatan, peningkatan

makan dan menelan, penurunan biaya perawatan dan peningkatan tingkah

laku.

Tonsilektomi merupakan salah satu tindakan operatif yang sering dilakukan

pada kasus tonsilitis kronis. Studi yang ada menunjukkan bahwa tonsilektomi

dapat membawa manfaat yang signifikan pada kualitas hidup pasien dengan

tonsilitis kronis, dimana manfaat yang ada tampak semakin besar pada pasien

dengan keluhan yang semakin berat. Selain daripada itu, walaupun terjadi

perubahan pada sistem imun post operatif, tonsilektomi tidak memiliki efek

yang terlalu bermakna secara klinis terhadap sistem imun jangka panjang.

Namun, perlu diingat bahwa komplikasi perdarahan adalah komplikasi yang

cukup sering terjadi dan pada sebagian kecil pasien dapat menyebabkan

perlunya operasi ulangan. Maka dari itu, sebelum melakukan tindakan

operatif ini, penting bagi dokter untuk mengevaluasi efek tonsilitis rekuren

Page 22: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

4

terhadap kualitas hidup pasien dan kemudian melakukan seleksi yang adekuat

untuk menentukan pasien mana yang akan mendapatkan manfaat lebih dari

tonsilektomi (Muhaimin, 2010).

Survei yang telah dilakukan dari Rumah Sakit tipe B dan C di Bandar

Lampung didapatkan bahwa jumlah penderita tonsilitis kronis dan

tonsilektomi pada anak terbanyak pada tahun 2018 berada di Rumah Sakit

Detasemen Kesehatan Tentara Bandar Lampung. Pada periode Januari –

Oktober 2018, terdapat 98 anak yang menderita tonsilitis kronis dan

diantaranya terdapat 32 anak yang diindikasikan melakukan tonsilektomi. Hal

ini didukung oleh program pemerintah yaitu Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) Kesehatan yang mengarahkan tindakan minor seperti operasi

tonsilektomi ke Rumah Sakit bertipe C sehingga sampel yang diperoleh

peneliti dapat tercapai.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan tonsilektomi dengan kualitas hidup pada

anak di Rumah Sakit Detasemen Kesehatan Tentara Bandar Lampung Tahun

2018”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka dapat

dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah terdapat hubungan

tonsilektomi dengan kualitas hidup pada anak di Rumah Sakit Detasemen

Kesehatan Tentara Bandar Lampung Tahun 2018?

Page 23: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

5

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan tonsilektomi dengan kualitas hidup pada anak

di Rumah Sakit Detasemen Kesehatan Tentara Bandar Lampung

Tahun 2018.

1.3.2 Tujuan Khusus

Mengetahui gambaran tonsilitis kronis pada anak di Rumah Sakit

Detasemen Kesehatan Tentara Bandar Lampung Tahun 2018.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

a. Dapat mengembangkan pengetahuan di bidang penelitian serta

meningkatkan pengetahuan mengenai hubungan tonsilektomi

dengan kualitas hidup pada anak di Rumah Sakit Detasemen

Kesehatan Tentara Bandar Lampung Tahun 2018.

b. Dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan acuan kepustakaan

untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2 Bagi Institusi

Data dan informasi hasil penelitian ini dapat menjadi informasi dan

masukan bagi institusi dalam upaya meningkatkan kualitas hidup

pada anak yang mengalami tonsilitis di Rumah Sakit Detasemen

Kesehatan Tentara Bandar Lampung.

Page 24: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

6

1.4.3 Bagi Masyarakat

Memberikan informasi serta meningkatkan pengetahuan kepada

masyarakat umum tentang hubungan tonsilektomi dengan kualitas

hidup pada anak.

Page 25: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tonsil

2.1.1 Anatomi Tonsil

Tonsilla lingualis, tonsilla palatina, tonsilla faringeal dan tonsilla

tubaria membentuk cincin jaringan limfe pada pintu masuk saluran

nafas dan saluran pencernaan. Cincin ini dikenal dengan nama cincin

Waldeyer. Kumpulan jaringan ini melindungi anak terhadap infeksi

melalui udara dan makanan. Jaringan limfe pada cincin Waldeyer

menjadi hipertrofi fisiologis pada masa kanak-kanak, adenoid pada

umur 3 tahun dan tonsil pada usia 5 tahun, dan kemudian menjadi

atrofi pada masa pubertas (Paulsen & Waschke, 2013; Jácomo dkk.,

2010).

Gambar 1. Anatomi Cavitas Oris (Paulsen & Waschke, 2013).

Page 26: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

8

Tonsil palatina dan adenoid (tonsil faringeal) merupakan bagian

terpenting dari cincin waldeyer.Jaringan limfoid lainnya yaitu tonsil

lingual, pita lateral faring dan kelenjar-kelenjar limfoid. Kelenjar ini

tersebar dalam fossa Rossenmuler, dibawah mukosa dinding faring

posterior faring dan dekat orificium tuba eustachius (Paulsen &

Waschke, 2013).

Tonsilla palatina adalah dua massa jaringan limfoid berbentuk ovoid

yang terletak pada dinding lateral orofaring dalam fossa tonsillaris.

Tiap tonsilla ditutupi membran mukosa dan permukaan medialnya

yang bebas menonjol kedalam faring. Permukaannya tampak

berlubang-lubang kecil yang berjalan ke dalam “Cryptae Tonsillares”

yang berjumlah 6-20 kripta. Pada bagian atas permukaan medial

tonsilla terdapat sebuah celah intratonsil dalam. Permukaan lateral

tonsilla ditutupi selapis jaringan fibrosa yang disebut kapsula tonsilla

palatina, terletak berdekatan dengan tonsilla lingualis (Moore &

Dalley, 2013).

Adapun struktur yang terdapat di sekitar tonsilla palatina adalah :

a. Anterior : arcus palatoglossus

b. Posterior : arcus palatopharyngeus

c. Superior : palatum mole

d. Inferior : 1/3 posterior lidah

e. Medial : ruang orofaring

Page 27: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

9

f. Lateral : kapsul dipisahkan oleh m. constrictor pharyngis superior

dan A. carotis interna terletak 2,5 cm di belakang dan lateral

tonsilla (Moore & Dalley, 2013).

Adenoid atau tonsila faringeal adalah jaringan limfoepitelial berbentuk

triangular yang terletak pada aspek posterior. Adenoid berbatasan

dengan kavum nasi dan sinus paranasalis pada bagian anterior,

kompleks tuba eustachius telinga tengah kavum mastoid pada bagian

lateral. Terbentuk sejak bulan ketiga hingga ketujuh embriogenesis.

Adenoid akan terus bertumbuh hingga usia kurang lebih 6 tahun,

setelah itu akan mengalami regresi. Adenoid telah menjadi tempat

kolonisasi kuman sejak lahir. Ukuran adenoid beragam antara anak

yang satu dengan yang lain. Umumnya ukuran maksimum adenoid

tercapai pada usia antara 3- 7 tahun. Pembesaran yang terjadi selama

usia kanak-kanak muncul sebagai respon multi antigen seperti virus,

bakteri, alergen, makanan dan iritasi lingkungan (Pandi dkk.,1998).

Fossa tonsil atau sinus tonsil dibatasi oleh otot-otot orofaring, yaitu

batas anterior adalah otot palatoglosus, batas lateral atau dinding

luarnya adalah otot konstriktor faring superior. Pada bagian atas fossa

tonsil terdapat ruangan yang disebut fossa supratonsil. Ruangan ini

terjadi karena tonsil tidak mengisi penuh fossa tonsil. Pada bagian

permukaan lateral dari tonsil tertutup oleh suatu membran jaringan

ikat,yang disebut kapsul. Kapsul tonsil terbentuk dari fasia

faringobasilar yang kemudian membentuk septa (Pandi dkk., 1998).

Page 28: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

10

Vaskularisasi tonsil berasal dari cabang-cabang arteri karotis eksterna

yaitu arteri maksilaris eksterna (arteri fasialis) yang mempunyai

cabang yaitu arteri tonsilaris dan arteri palatina asenden, arteri

maksilaris interna dengan cabang arteri palatina desenden, serta arteri

lingualis dengan cabang arteri lingualis dorsal, dan arteri faringeal

asenden (Klarisa & Fardizza, 2014).

Tonsil merupakan bagian dari sistem limfatik yang berperan dalam

imunitas, bersama dengan tonsil lingual dan tonsil palatine membentuk

cincin Waldeyer selaku agregat limfoid pertama pada saluran

pernapasan. Tonsil akan menghasilkan limfosit dan aktif mensintesis

immunoglobulin saat terjadinya infeksi di tubuh. Tonsil akan

membengkak saat berespon terhadap infeksi (Klarisa & Fardizza,

2014).

2.1.2 Imunologi Tonsil

Tonsil selalu terpapar oleh mikrorganisme yang masuk melalui saluran

nafas dan saluran cerna. Tonsil berfungsi mematangkan sel limfosit B

serta menyebarluaskan sel B terstimulasi menuju jaringan mukosa dan

kelenjar sekretori di tubuh.Tonsil merupakan jaringan limfoid yang

mengandung sel limfosit 0,1-0,2% dari keseluruhan limfosit tubuh

pada orang dewasa. Proporsi limfosit B dan T pada tonsil adalah

50%:50%, sedangkan di darah 55-75%:15-30% (Novialdi & Hafiz,

2011).

Page 29: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

11

Aktivitas imunologi terbesar dari tonsil ditemukan pada usia 3-10

tahun. Pada usia lebih dari 60 tahun Ig-positif sel B dan sel T

berkurang pada semua kompartemen tonsil.Pada tonsil terdapat sistim

imun kompleks yang terdiri atas sel membran, makrofag, sel dendrit

dan APCs (Antigen Presenting Cells) yang berperan dalam proses

transportasi antigen. Dalam tonsil tersebut juga terdapat sel limfosit B,

limfosit T, sel plasma dan sel pembawa IgG.Tonsil merupakan organ

limfatik sekunder yang diperlukan untuk diferensiasi. Tonsil

mempunyai 2 fungsi, yaitu:

a. Menangkap dan mengumpulkan bahan asing dengan efektif

b. Sebagai tempat produksi antibodi yang dihasilkan oleh sel plasma

yang berasal dari diferensiasi limfosit B (Novialdi & Hafiz, 2011).

Awal proses respon imun terjadi ketika antigen memasuki ruang

orofaring mengenai epitel kripti yang merupakan kompartemen tonsil

pertama sebagai barier imunologis. Sel limfoid yang ditemukan dalam

ruang epitel kripti tonsil disusun oleh sel limfosit B dan sel T. Sel T

intraepitel menghasilkan berbagai sitokin antara lain IL-2, IL-4, IL-6,

TNF-α, INF-γ dan TGF-ß (Maharyati & Pawarti, 2015).

Respon imun tonsil tahap kedua terjadi setelah antigen melalui epitel

kripti dan mencapai daerah ekstrafolikuler atau folikel limfoid. Respon

imun berikutnya berupa migrasi limfosit. Migrasi limfosit ini

berlangsung terus menerus dari darah ke tonsil dan kembali ke

sirkulasi melalui sistem limfe. Tonsil berperan tidak hanya sebagai

Page 30: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

12

pintu masuk, tetapi juga sebagai pintu keluar limfosit, beberapa

kemokin dan sitokin. Kemokin yang dihasilkan kripti akan menarik sel

B untuk berperan di dalam kripti (Maharyati & Pawarti, 2015).

2.2 Tonsilitis

2.2.1 Definisi tonsilitis

Tonsilitis ialah penyakit yang paling sering terjadi diantara semua

penyakit tenggorok anak-anak maupun dewasa. Tonsilitis akut

disebabkan bakteri disebut peradangan lokal primer. Setelah terjadi

serangan tonsilitis akut, tonsil akan sembuh bahkan infeksi pada tonsil

tidak dapat kembali. Penyembuhan yang tidak adekuat menyebabkan

peradangan ringan pada tonsil. Peradangan dapat menyebabkan

keluhan tidak nyaman berupa rasa nyeri saat menelan karena sesuatu

yang ditelan menyentuh daerah yang mengalami peradangan (Fakh,

Novialdi & Elmartis, 2016).

Tonsilitis pada anak dan dewasa memiliki sedikit perbedaan, pada

anak paling sering terkena tonsilitis di bagian tonsil faringeal yang

merupakan jaringan di belakang hidung. Pembengkakan biasanya

terjadi setelah anak berusia dua tahun. tonsil faringeal akan

bermasalah ketika membengkak dan menutupi saluran pernapasan.

Dampaknya, tidur jadi tidak nyaman. Bisa juga terjadi susah bernapas

saat tidur. Itulah yang membuat mudah terbangun saat tidur.

Sedangkan pada dewasa umunya terkena tonsilitis di bagian tonsil

palatina dan tidak mungkin terkena tonsilitis pada tonsil faringeal di

Page 31: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

13

karenakan tosil faringeal akan hilang pada anak yang beranjak dewasa,

salah satu faktor pemicu tonsilitis pada orang dewasa adalah merokok

dan pada orang dewasa lebih sering terjadi pembesaran tonsil yang di

akibatkan oleh keganasan (Fakh, Novialdi & Elmartis, 2016; Agren

dkk., 1995; Ramadhan, Sahrudin & Ibrahim, 2017).

Pada tonsilitis kronik juga terjadi penurunan fungsi imunitas dari

tonsil. Penurunan di tunjukan melalui peningkatan deposit antigen

persisten pada jaringan tonsil sehingga terjadi peningkatan regulasi sel-

sel imunokompeten berakibat peningkatan insiden sel yang

mengekspresikan TNF-α, IL-1β, IL-2, IL-6, IL-10, INF-γ, dan IL-8

(Agren dkk., 1995).

Tonsilitis kronis merupakan penyakit yang paling sering terjadi dari

semua penyakit tenggorok yang berulang. Tonsilitis kronis umumnya

terjadi akibat komplikasi tonsilitis akut, terutama yang tidak mendapat

terapi adekuat. Selain pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat,

faktor predisposisi timbulnya tonsilitis kronis lain adalah higien mulut

yang buruk, kelelahan fisik dan beberapa jenis makanan (Tanjung &

Imanto, 2016).

2.2.2 Etiologi

Tonsilitis disebabkan oleh organisme yang bersifat aerob maupun yang

anaerob. Organisme aerob yang paling sering menyebabkan tonsilitis

adalah Streptococcus pyogene (Group A beta- hemolitic streptococcus)

Page 32: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

14

sedangkan organisme anaerob yang berperan adalah fusobacterium

(Nizar, Qamariah & Muthmainah, 2016).

Kebanyakan tonsilitis diduga disebabkan karena kombinasi antara

organisme aerob, anaerob dan virus. Kuman aerob contohnya, Grup A

beta-hemolitik streptococci (GABHS) Group B, C, G streptococcus,

Hemophilus influenza (type b and nonty peable) Staphylococcus

aureus, Haemophilus parainfluenzae, Neisseria species, Mycobacteria

sp. Kuman Anaerob contohnya, Fusobacterium Peptostreptococcuse,

Streptococcus sp. Bacteroides. Virus contohnya, Eipsten-Barr

Adenovirus Influenza A dan B, Herpes simplex, Parainfluenza

(Marbun, 2016).

2.2.3 Patogenesis

Adanya infeksi berulang pada tonsil maka pada suatu waktu tonsil

tidak dapat membunuh semua kuman sehingga kuman kemudian

bersarang di tonsil. Pada keadaan inilah fungsi pertahanan tubuh dari

tonsil berubah menjadi sarang infeksi (fokal infeksi) dan satu saat

kuman dan toksin dapat menyebar ke seluruh tubuh misalnya pada saat

keadaan umum tubuh menurun. Karena proses radang berulang yang

timbul maka selain epitel mukosa juga jaringan limfoid terkikis,

sehingga pada proses penyembuhan jaringan limfoid diganti oleh

jaringan parut yang akan mengalami pengerutan sehingga kripta

melebar. Secara klinik kripta ini tampak diisi oleh detritus. Proses

berjalan terus sehingga menembus kapsul tonsil dan akhirnya

Page 33: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

15

menimbulkan perlekatan dengan jaringan di sekitar fossa tonsilaris.

Pada anak proses ini disertai dengan pembesaran kelenjar limfa

submandibula (Muzio, Barucco & Guerriero, 2016).

Tonsilitis kronis terjadi akibat pengobatan yang tidak tepat sehingga

penyakit pasien menjadi kronis. Faktor-faktor yang menyebabkan

kronisitas antara lain: terapi antibiotika yang tidak tepat dan adekuat,

gizi atau daya tahan tubuh yang rendah sehingga terapi medikamentosa

kurang optimal, dan jenis kuman yag tidak sama antara permukaan

tonsil dan jaringan tonsil (Pandi dkk., 1998)

2.2.4 Faktor Risiko Tonsilitis

a. Kebersihan mulut dan gigi yang buruk

Kebersihan mulut harus dijaga agar mulut tidak menjadi tempat

pembiakan kuman, apabila kebersihan mulut tidak dijaga dan

jarang gosok gigi, kuman streptococcus beta hemolitikus mudah

masuk melalui makanan dan minuman. Kebersihan mulut yang

buruk akan menimbulkan kekambuhan tonsilitis, agar gigi tetap

bersih dari sisa makanan dan bau mulut sebaiknya kebersihan

mulut dijaga dengan cara menggosok gigi pada waktu pagi, sore,

setiap habis makan dan malam hari sebelum tidur (Ramadhan,

Sahrudin & Ibrahim, 2017).

b. Makan tidak higienis

Makanan yang tidak diproses dengan bersih serta tempat

penyimpanan makanan yang terbuka dapat mejadi tempat hidup

Page 34: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

16

oleh kuman. Apabila dikonsumsi terus menerus akan menjadikan

anak mengalami tonsilitis (Ramadhan, Sahrudin & Ibrahim, 2017).

c. Mengkonsumsi Minuman yang didinginkan

Minuman dingin lebih segar dari pada minuman biasa tetapi justru

minuman yang didinginkan malah akan menyebabkan terjadi

vasokonstriksi sehingga pembuluh darah mengecil dan jumlah sel

darah putih berkurang (Ramadhan, Sahrudin & Ibrahim, 2017).

d. Stres

Stres adalah kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang

dalam mencapai suatu hal. Hal ini akan membuat respon negatif

pada neuroendokrin yang mengakibatkan kegagalan fungsi sistem

imun. Sistem kekebalan tubuh sebagai proteksi tubuh dari unsur

luar berupa antigen. Selain itu juga menetralisir dan menyingkirkan

antigen dari tubuh. Tonsila palatine merupakan jaringan limfoepitel

yang berperan penting sebagai sistem pertahanan tubuh. Dimana

jika seseorang mengalami stres akan memicu timbulnya

peradangan pada tonsil (Kvestad dkk., 2005).

2.2.5 Manifestasi Klinik Tonsilitis

Gejala tonsilitis biasanya tidak terlalu berat. Pasien akan mengeluh

sakit yang menusuk saat menelan. Tonsilitis merupakan penyakit yang

paling sering dari semua radang tenggorokan, adapun gejala klinis

pada tonsilitis adalah sebagai berikut:

Page 35: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

17

a. Gejala lokal, yang bervariasi dari rasa tidak enak di tenggorok,

sakit tenggorok, sulit sampai sakit menelan.

b. Gejala sistemis, seperti rasa tidak enak badan atau malaise, nyeri

kepala, demam subfebris, nyeri otot dan persendian.

c. Gejala klinis, seperti tonsil dengan debris di kriptanya (tonsilitis

folikularis kronik), tonsil fibrotis dan kecil (tonsilitis fibrotis

kronis), plika tonsilaris anterior hiperemis dan pembengkan

kelenjar limfe regional (Pandi dkk., 1998).

2.3 Tonsilektomi

2.3.1 Definisi Tonsilektomi

Tonsilektomi didefinisikan sebagai operasi pengangkatan seluruh

tonsil palatina. Tonsilektomi merupakan prosedur operasi yang praktis

dan aman, namun hal ini bukan berarti tonsilektomi merupakan operasi

minor karena tetap memerlukan keterampilan dan ketelitian yang

tinggi dari operator dalam pelaksanaannya. Di Amerika Serikat, karena

kekhawatiran komplikasi, tonsilektomi digolongkan pada operasi

mayor. Di Indonesia, tonsilektomi digolongkan pada operasi sedang

karena durasi operasi pendek dan teknik tidak sulit (Kvestad dkk.,

2005).

Indikasi tonsilektomi dulu dan sekarang tidak berbeda, namun terdapat

perbedaan prioritas relatif dalam menentukan indikasi tonsilektomi

pada saat ini. Dulu tonsilektomi diindikasikan untuk terapi tonsilitis

Page 36: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

18

kronik dan berulang. Saat ini, indikasi yang lebih utama adalah

obstruksi saluran napas dan hipertrofi tonsil (Nadhilla & Sari, 2016).

2.3.2 Indikasi Tonsilektomi

Operasi tonsilitis perlu dilakukan jika memenuhi syarat-syarat berikut:

Indikasi absolut:

a. Tonsil yang besar hingga mengakibatkan gangguan pernafasan,

nyeri telan yang berat, gangguan tidur atau sudah terjadi

komplikasi penyakit-penyakit kardiopulmonal.

b. Abses peritonsiler yang tidak menunjukkan perbaikan dengan

pengobatan.

c. Pembesaran tonsil yang mengakibatkan gangguan pertumbuhan

wajah atau mulut yang terdokumentasi oleh dokter gigi bedah

mulut.

d. Tonsilitis yang mengakibatkan kejang demam.

e. Tonsil yang diperkirakan memerlukan biopsi jaringan untuk

menentukan gambaran patologis jaringan.

Indikasi relatif:

a. Jika mengalami tonsilitis 3 kali atau lebih dalam satu tahun dan

tidak menunjukkan respon sesuai harapan dengan pengobatan

medikamentosa yang memadai.

b. Bau mulut atau bau nafas tak sedap yang menetap pada tonsilitis

kronis yang tidak menunjukkan perbaikan dengan pengobatan.

Page 37: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

19

c. Tonsilitis kronis atau tonsilitis berulang yang diduga sebagai

carrier kuman Streptokokus yang tidak menunjukkan repon positif

terhadap pengobatan dengan antibiotika.

d. Pembesaran tonsil di salah satu sisi (unilateral) yang dicurigai

berhubungan dengan neoplastik (Akgun dkk., 2009).

2.3.3 Kontraindikasi Tonsilektomi

Ada beberapa keadaan yang merupakan kontraindikasi melakukan

pembedahan tonsil karena bila dikerjakan dapat terjadi komplikasi

pada penderita, bahkan mengancam kematian. Keadaan tersebut adalah

kelainan hematologi, kelainan alergi imunologi dan infeksi

akut. Kontraindikasi pada kelainan hematologik adalah anemi,

gangguan pada sistem hemostasis dan leukemia. Pada kelainan alergi-

imunologik seperti penyakit alergi pada saluran pernapasan, sebaiknya

tidak dilakukan tonsilektomi bila pengobatan kurang dari 6 bulan

kecuali bila terdapat gejala sumbatan karena pembesaran tonsil (Mu

dkk., 2013).

Pembedahan tonsil sebagai pencetus serangan asthma pernah

dilaporkan. Tonsilektomi juga tidak dikerjakan apabila terdapat infeksi

akut lokal, kecuali bila disertai sumbatan jalan napas atas.

Tonsilektomi sebaiknya baru dilakukan setelah minimal 23 minggu

bebas dari infeksi akut. Di samping itu tonsilektomi juga tidak

dilakukan pada penyakit-penyakit sistemik yang tidak terkontrol

seperti diabetes atau penyakit jantung pulmonal (Mu dkk., 2013).

Page 38: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

20

2.3.4 Komplikasi

Efek samping dari tonsilektomi adalah post tonsillectomy hemorrhage

(PTH). PTH primer dapat terjadi 24 jam setelah operasi disebabkan

oleh tidak adekuatnya penjahitan/ligasi arteri yang bersangkutan.

Sedangkan PTH sekunder dapat terjadi pada hari ke 5 sampai ke 10

post pembedahan (Nadhilla & Sari, 2016).

2.4 Kualitas Hidup

2.4.1 Definisi Kualitas Hidup

Kualitas hidup menurut World Health Organization (WHO) adalah

persepsi seseorang dalam konteks budaya dan norma yang sesuai

dengan tempat hidup orang tersebut serta berkaitan dengan tujuan,

harapan, standar dan kepedulian selama hidupnya. Kualitas hidup

seseorang merupakan fenomena yang multidimensional. Betapa

pentingnya berbagai dimensi tersebut tanpa melakukan evaluasi sulit

menentukan dimensi mana yang penting dari kualitas hidup seseorang.

Seseorang seringkali berpendapat semua aspek dari kualitas hidup

sama pentingnya. Secara umum terdapat 5 bidang (domains) yang

dipakai utuk mengukur kualitas hidup terkait kuesioner yang di

kembangkan WHO, bidang tersebut adalah sebagai berikut :

a. Kesehatan fisik : kesehatan umum, nyeri, energi, dan vitalitas,

aktivitas seksual, tidur dan istirahat

b. Kesehatan psikologis: cara berpikir, belajar, memori dan kosentrasi

c. Tingkat aktivitas: mobilitas, aktivitas sehari-hari, komunikasi,

kemampuan kerja

Page 39: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

21

d. Hubungan sosial: hubungan sosial, dukungan sosial

e. Lingkungan: keamanan, lingkungan rumah, kepuasan kerja (WHO,

2018).

Terdapat dua komponen dasar dari kualitas hidup yaitu subyektifitas

dan multidimensi. Subyektifitas mengandung arti bahwa kualitas hidup

hanya dapat ditentukan dari sudut pandang klien itu sendiri dan ini

hanya dapat diketahui dengan bertanya pada klien. Sedangkan

multidimensial bermakna bahwa kualitas hidup dipandang dari seluruh

aspek kehidupan seseorang secara holistik meliputi aspek biologi atau

fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan (Carolina dkk., 2018).

2.4.2 Pediatric Quality of Life Inventory (PedsQL)

Kualias hidup adalah konsep tentang suatu kumpulan aktifitas fisik,

psikologik, sosial dan fungsional pada orang yang sehat atau sakit.

Pediatric Quality of Life Inventory (PedsQL) merupakan salah satu

instrumen untuk mengukur kualitas hidup anak dan remaja. PedsQL

mempunyai 2 model yaitu generik dan spesifik. PedsQL didesain

untuk digunakan pada berbagai penyakit anak, instrumen ini

membedakan kualitas hidup anak sehat dengan anak yang menderita

suatu penyakit. Sedangkan PedsQL spesifik dikembangkan untuk

mengukur kualitas hidup spesifik suatu penyakit. Konsep PedsQL

generik adalah menilai kualitas hidup sesuai dengan persepsi penderita

terhadap dampak penyakit. Instrumen ini terdiri dari 23 pertanyaan,

yaitu :

Page 40: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

22

a. Fisik terdiri dari 8 pertanyaan : kesulitan berjalan, kesulitan berlari,

kesulitan olahraga, kesulitan mengangkat benda berat, kesulitan

mandi sendiri, kesulitan mengerjakan pekerjaan di sekitar rumah,

mengalami nyeri atau kesakitan, merasa lemas

b. Emosi terdiri dari 5 pertanyaan : merasa takut atau sangat

ketakutan, merasa sedih, merasa marah, masalah tidur, khawatir

terhadap dirinya

c. Sekolah terdiri dari 5 pertanyaan : sulit kosentrasi, pelupa, susah

mengerjakan tugas sekolah, tidak masuk sekolah karena tidak enak

badan, tidak masuk sekolah karena harus ke dokter

d. Sosial terdiri dari 5 pertanyaan :sulit bergaul dengan teman, anak

lain tidak mau menjadi temannya, diejek oleh anak yang lain, tidak

dapat melakukan hal yang bisa di lakukan oleh temannya, sulit

mengimbangi permainan teman sebayanya.

Dalam kuesioner ini terdiri atas beberapa laporan sesuai kelompok

umur yaitu sebagai berikut:

a. Balita umur 2-4 tahun

b. Anak umur 5-7 tahun

c. Anak umur 8-12 tahun

d. Remaja umur 13-18 tahun

Skala tersebut yaitu sebagai berikut:

a. Skala 0 : tidak pernah

b. Skala 1 : Hampir tidak pernah

Page 41: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

23

c. Skala 2 : Kadang-kadang

d. Skala 3 : Sering

e. Skala 4 : Hampir selalu

Anak yang lebih kecil (5-7 tahun) skala numerikal di ganti dengan

skala wajah terseyum. Orang tua diminta untuk membantu anak yang

lebih kecil (5-7 tahun) untuk mengisi kuesioner dengan memberikan

tanda pada waja tersenyum. Setiap skor yang di terima partisipan

dilakukan tranformasi ke skala 0-100 (0=100; 1=75; 2=50; 3=25; dan

4=0). Skor yang makin tinggi menunjukan kualitas hidupnya baik.

Penghitungan skor dari 23 item adalah rerata dari semua jumlah

jawaban nilai item dibagi banyak item yang di jawab dari subskala fisis

dan psikososial. Skor fisis adalah rerata jumlah jawaban semua aspek.

Skor kesehatan psikososial dihitung dengan cara menjumlahkan nilai

item yang dijawab terkait dengan skala emosi, sosial, dan fungsi

sekolah yang dibagi dengan banyaknya item yang di jawab.

Didasarkan dari penilaian PedsQL sebelumnya, maka nilai yang baik

>70 (anak sehat memiliki skor sekitar 83 dengan nilai terendah 70),

sedangkan anak dengan penyakit memiliki skor <70 (rerata nilai 60

sampai dengan <70). Untuk analisis data jika lebih dari 50% item

dalam skala tidak diisi, skala skor tidak boleh dihitung sebaliknya jika

50% atau lebih item telah diisi skala skor boleh dihitung (Varni &

Emeritus 2017; Varni, Seid & Kurti, 2001).

Page 42: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

24

2.5 Hubungan Tonsilektomi dengan Kualitas Hidup

Tonsil sebagai sumber infeksi (focal infection) dapat menyebabkan reaksi

atau gangguan fungsi pada organ lain. Hal ini dapat terjadi karena kripti

tonsil dapat menyimpan bakteri. Tonsil yang terpajan infeksi bakteri dan

virus dapat menjadi sumber autoantibodi terhadap sejumlah sistem organ.

Tonsilitis yang disebabkan oleh virus atau bakteri dapat menghasilkan

berbagai antigen yang dapat memacu imunitas seluler maupun imunitas

humoral (Darwin, 2006).

Penurunan fungsi imunitas pada tonsilitis berdampak pada status kesehatan

anak, hal ini dinyatakan oleh Serres dkk., (2000) bahwa anak yang menderita

tonsilitis kronik mempunyai status kesehatan yang lebih rendah daripada

anak yang sehat. Oleh karena itu, tindakan yang sering dilakukan untuk

menangani tonsilitis adalah operasi tonsilektomi. Tindakan ini dapat

menyebabkan perubahan pola kuman yang hidup di tenggorokan, yaitu

terjadinya penurunan jumlah kuman anaerob setelah tonsilektomi

dibandingkan dengan jumlah kuman aerob (Barrak, Nasir & Baker, 2010).

Selain itu, studi pengamatan sebelum dan sesudah operasi dibandingkan

dengan kontrol yang dilakukan oleh Goldstein dkk., tahun 2002, melaporkan

bahwa kelainan perilaku dan emosional yang ditemukan pada anak dengan

sleep disorder breathing preoperasi mengalami perbaikan setelah dilakukan

operasi. Pengamatan tersebut juga menunjukkan bahwa nilai dari pengukuran

standar perilaku mempunyai hubungan yang bermakna dengan nilai survei

kualitas hidup.

Page 43: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

25

2.6 Kerangka Teori

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak di teliti

: Mempengaruhi

Gambar 2. Kerangka Teori Hubungan Tonsilektomi dengan Kualitas Hidup pada Anak

di Rumah Sakit Detasemen Kesehatan Tentara Bandar Lampung Tahun 2018 (Nizar,

Qamariah & Muthmainah, 2016; Ramadhan, Sahrudin & Ibrahim, 2017; WHO, 2018;

Kvestad dkk., 2005).

Fisik Emosi Sosial

Kulitas Hidup

Pendidikan

Tonsilektomi

Tonsilitis

Tonsilitis Kronis Tonsilitis Akut

Kualitas Hidup

Page 44: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

26

2.7 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3. Kerangka Konsep Hubungan Tonsilektomi dengan Kualitas Hidup pada

Anak di Rumah Sakit Detasemen Kesehatan Tentara Bandar Lampung Tahun 2018.

2.8 Hipotesa

Berdasarkan kerangka penelitian di atas maka dapat diturunkan hipotesis

penelitian ini adalah terdapat hubungan tonsilektomi dengan kualitas hidup

pada anak di Rumah Sakit Detasemen Kesehatan Tentara Bandar Lampung

Tahun 2018.

Tonsilektomi Kualitas Hidup

Page 45: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan observasi analitik dengan

rancangan case control. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif atau

menelusur ke belakang kejadian tonsilitis kronis dengan tonsilektomi dan

tonsilitis kronis tanpa tonsilektomi, dengan membandingkan antara kelompok

kejadian kasus (pasien dengan tonsilektomi) dan kelompok kontrol (pasien

tanpa tonsilektomi) berdasarkan kualitas hidupnya.

Tonsilitis

kronis dengan

tonsilektomi

Kualitas

hidup (+)

Kualitas

hidup (-)

Kualitas

hidup (+)

Kualitas

hidup (-)

Populasi

Tonsilitis

kronis tanpa

tonsilektomi

Page 46: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

28

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Detasemen Kesehatan Tentara

Bandar Lampung pada bulan Desember 2018 - Januari 2019.

3.3 Subjek Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini yaitu pasien anak tonsilitis kronis yang

berkunjung di poli THT-KL Rumah Sakit Detasemen Kesehatan

Tentara Bandar Lampung pada bulan Januari 2018 – 30 November

2018.

Kriteria inklusi yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Pasien anak dengan tonsilitis kronis pada 1 Januari 2018 – 30

November 2018 di Rumah Sakit Detasemen Kesehatan Tentara

Bandar Lampung yang berdomisili di Bandar Lampung dan

Pringsewu.

b. Pasien yang sudah dilakukan tonsilektomi pada 1 Januari 2018- 30

November 2018 di Rumah Sakit Detasemen Kesehatan Tentara

Bandar Lampung yang berdomisili di Bandar Lampung dan

Pringsewu.

c. Usia 5-12 tahun.

Page 47: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

29

Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah:

a. Riwayat pernah menderita abses peritonsil.

b. Pasien dengan pembesara tonsil yang dicurigai keganasan

(neoplastik).

c. Pasien anak dengan kelainan hematologi.

d. Pasien yang tidak bersedia menjadi responden dan sulit dihubungi.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus

analitik kategorik tidak berpasangan. Rumus sebagai berikut:

√ √

Keterangan:

n1 = n2 = Besar sampel kasus dan kontrol

Zα = Derivat baku alpha = 1,96; dengan α = 5% atau 0,05

Zβ = Derivat baku beta = 0,84; dengan β = 20% atau 0,2

P1 = Proporsi terpapar pada kelompok kasus yang diteliti yaitu

0,571 (Gupta, Vaid & Singh, 2013).

P2 = Proporsi terpapar pada kelompok kontrol yang diteliti yaitu

0,171 (Gupta, Vaid & Singh, 2013).

Q2 = 1– P2

= 1 – 0, 171

= 0,829

Page 48: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

30

P1-P2 = Selisih proporsi pajanan minimal yang dianggap bermakna,

ditetapkan sebesar 0,4

Q1 = 1 – P1

= 1 – 0,571

= 0,429

P = (P1 + P2)/2

= (0,429+ 0,571)/2

= 0,5

Q = 1 – P

= 1 – 0,5

= 0,5

Dengan memasukkan nilai-nilai di atas pada rumus, diperoleh:

√ √

√ √

Berdasarkan hasil perhitungan sampel minimal didapatkan sampel

sebesar 22 responden untuk masing-masing kelompok kasus dan

kontrol. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan

teknik Purposive Sampling dimana peneliti menentukan pengambilan

sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan

tujuan peneliti.

Page 49: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

31

3.4 Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu:

3.4.1 Variabel Bebas (Independen)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tonsilektomi.

3.4.2 Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas hidup.

3.5 Definisi Operasional

Untuk memudahkan pelaksanan penelitian ini dan penelitian tidak terlalu luas

maka dibuat definisi operasional sebagai berikut:

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil ukur Skala

Tonsilektomi Operasi

pengangkatan

seluruh tonsil

palatina

(Kvestad

dkk., 2005).

Rekam

Medik

Analisis rekam

medik.

(0: Tonsilitis

kronis yang

tidak

tonsilektomi dan

1: tonsilitis

kronis yang

tonsilektomi).

0: Tidak

tonsilektomi

1:

tonsilektomi.

Kategorik

Kualitas

Hidup

Kualias

hidup adalah

konsep

tentang suatu

kumpulan

aktifitas fisik,

psikologik,

sosial dan

fungsional

pada orang

yang sehat

atau sakit

(Varni &

Emeritus

2017; Varni

dkk., 2001).

Kuesioner

PedsQL

Setiap jawaban

pada kuesioner

diberi skor yang

hasilnya dibagi

menjadi 2

kategori.

(0: kualitas

hidup kurang

baik) dan (1:

kualitas hidup

baik).

0-69:

kualitas

hidup

kurang baik.

70-100:

kualitas

hidup baik.

Kategorik

Page 50: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

32

3.6 Instrumen, Teknik Pengambilan Data, dan Alur Penelitian

3.6.1 Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini digunakan alat-alat sebagai berikut:

a. Rekam Medis

b. Lembar informed consent

c. Kuesioner PedsQL Generik Core Scale Skor versi 4.0

Pada penelitian ini yang di gunakan kuesioner laporan anak,

instrumen kuesioner ini terdiri dari 23 pertanyaan, yaitu :

1. Fisik (8 pertanyaan)

2. Emosi (5 pertanyaan)

3. Sekolah (5 pertanyaan)

4. Sosial (5 pertanyaan)

Dalam kuesioner ini terdiri atas beberapa kelompok umur, yaitu :

1. Anak umur 5-7 tahun

Kuesioner ini ditanyakan kepada partisipan dan respon

berdasarkan 3 skala yang ditandai dengan besar nilai sesuai

dengan masalah dari masing-masing item yang dirasakan

responden, skala tersebut antara lain:

a. Skala wajah tersenyum : Sama sekali bukan masalah diberi

skor 100

b. Skala wajah datar : Kadang-kadang diberi skor 50

c. Skala wajah sedih : Masalah besar diberi skor 0

Page 51: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

33

Kemudian skor dari setiap pertanyaan dijumlahkan dan dibagi

dengan 23 pertanyaan.

2. Anak umur 8-12 tahun

Kuesioner ditanyakan kepada partisipan dan respon

berdasarkan 5 skala yang ditandai dengan besar nilai sesuai

dengan masalah dari masing-masing item yang dirasakan

responden, skala tersebut antara lain:

a. Skala 0 : Tidak pernah diberi skor 100

b. Skala 1 : Hampir tidak pernah diberi skor 75

c. Skala 2 : Kadang-kadang diberi skor 50

d. Skala 3 : Sering diberi skor 25

e. Skala 4 : Hampir selalu diberi skor 0

Kemudian skor dari setiap pertanyaan dijumlahkan dan dibagi

dengan 23 pertanyaan. Interpretasi kuesioner untuk umur 5-7

tahun dan 8-12 tahun sama, maka nilai 70-100 menandakan

kualitas hidup yang baik sedangkan nilai 0-69 menandakan

kualitas hidup yang kurang baik (Varni & Emeritus, 2017;

Varni, Seid & Kurtin, 2001).

Page 52: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

34

3.6.2 Teknik Pengambilan Data

a. Mendata penderita tonsilitis kronik dan tonsilektomi.

b. Memilih subjek berdasarkan kriteria inklusi kemudian sampel

c. ditentukan dengan metode purposive sampling.

d. Melakukan informed consent kepada subjek yang akan diteliti,

e. menjelaskan penelitian dan meminta izin.

f. Mewawancari subjek dengan kuesioner PedsQL Generic Core

Scale 4.0.

g. Mengumpulkan semua data yang telah diperoleh dari hasil

kuesioner.

h. Menganalisis data.

3.6.3 Alur Penelitian

Gambar 4. Skema Alur Penelitian.

Survei pendahuluan dan pembuatan proposal

Seminar proposal

Mengurus ethichal clearance

Perizinan dan pengambilan data di bagian

Poliklinik THT-KL Rumah Sakit Detasemen Kesehatan

Tentara

Pengolahan data

Interpretasi hasil penelitian

Page 53: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

35

3.7 Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1 Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data akan diolah

dengan bantuan program statistik komputer melalui tahapan sebagai

berikut;

a. Editing

Kegiatan untuk memeriksa kembali kebenaran data yang sudah

diperoleh agar segera dilakukan perbaikan.

b. Coding

Kegiatan pemberian kode numerik (angka) atau mengkonversikan

data yang dikumpulkan selama penelitian ke dalam yang cocok

untuk keperluan analisis. Biasanya dalam pemberian kode dibuat

daftar kode dan artinya dalam satu buku untuk memudahkan

kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.

c. Entri data

Kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam

database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi

sederhana.

d. Tabulasi

Hasil pengolahan data dimasukkan ke dalam tabel distribusi.

e. Verifikasi

Pemeriksaan secara visual terhadap data yang dimasukkan ke

dalam komputer.

Page 54: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

36

f. Output komputer

Hasil data yang telah dianalisis oleh komputer kemudian dicetak.

3.7.2 Analisis Data

Analisis penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat.

a. Analisis univariat

Analisis univariat yang dilakukan pada tiap variabel bertujuan

untuk mendeskripsikan karakteristik setiap variabel. Pada

umumnya dalam analisa ini hanya menghasilkan distribusi

frekuensi dari tiap variabel.

b. Analisis bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui

hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan

menggunakan uji statistik. Uji statistik yang digunakan adalah uji

Chi Square tabel 2 x 2 yaitu uji non parametris karena data yang

digunakan adalah data kategorik. Uji ini terpenuhi dengan syarat

tidak ada nilai expected yang kurang dari lima, apabila tidak

memenuhi maka analisis yang digunakan adalah uji Fisher Exact

tabel 2 x 2. Kemaknaan perhitungan statistik menggunakan

program komputer dengan kesalahan tipe I yaitu sebesar 5%,

berarti jika p value ≤0,05 maka terdapat hubungan antara variabel

bebas dan variabel terikat.

Page 55: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

37

3.8 Etika Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan setelah melalui persetujuan oleh Komisi Etik

Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung dengan No: 253/UN26.18/PP.05.02.00/2019. Pelaksanaan di

lapangan dilakukan melalui informed consent mengenai kerahasiaan

informasi yang diberikan oleh responden dan semua tindakan yang dilakukan

dalam penelitian ini bersifat sukarela. Responden telah menandatangani

persetujuan menjadi responden dan dapat mengundurkan diri apabila tidak

bersedia menjadi responden.

Page 56: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Terdapat hubungan tonsilektomi dengan kualitas hidup pada anak di

Rumah Sakit Detesemen Kesehatan Tentara Bandar Lampung tahun 2018

dengan nilai p = 0,006.

b. Gambaran pasien tonsilitis kronis di Rumah Sakit Detasemen Kesehatan

Tentara Bandar Lampung Tahun 2018 mayoritas berusia 8-12 tahun

dengan proporsi (67%) dan berjenis kelamin perempuan sebanyak

(56,8%). Sebagian besar pasien tonsilitis yang melakukan tonsilektomi

mempunyai kualitas hidup yang baik dengan proporsi (77,3%)

dibandingkan dengan yang tidak melakukan tonsilektomi (31,8%). Aspek

yang paling menonjol pada anak yang menjalani operasi tonsilektomi

untuk kualitas hidup yang baik yaitu aspek emosi sebanyak (95,5%).

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan yakni sebagai berikut:

Page 57: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

53

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran orang tua

bahwa tonsilitis kronis yang dilakukan operasi tonsilektomi dapat

memperbaiki kualitas hidup pada anak menjadi lebih baik.

b. Disarankan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai aspek kualitas hidup terhadap tonsilektomi.

Page 58: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

DAFTAR PUSTAKA

Agren, Anderson U, Nordlander B, Nord CE, Linde A, Ernberg, dkk. 1995.

Upregulated local cytokin productoin in reccurent tonsillitis compared with

tonsil hypertrophy. Otolaryngol. 115(5):689-696.

Akgun D, Seymour FK, Qayyum A, Crystal R, Frosh A. 2009. Assessment of

Clinical Improvement and Quality of Life Before and After Tonsillectomy.

The Journal of Laryngology & Otology. 12(3):199-202.

Barrak H, Nasir Z, Baker. 2010. The effect of tonsillectomy on the throat microba:

a comparative study of the pre and post operative throat swabs. EJENTAS.

11:26-30.

Carneiro LEP, Neto GCR, Camera MG. 2009. Adenotonsillectomy effect on the

life quality of children with adenotonsillar hyperplasia. Intl Arch

Otorhinolaryngol. 13(3):270-6.

Carolina A, Arias A, Alzate PJ, Javier H, Schmalbach E. 2018. Construct and

criterion validity of the pedsql 4.0 instrument (Pediatric Quality of Life

Inventory) in Colombia. International Journal of Preventive Medicine.

8(57):1-7.

Darwin E. 2006. Imunologi & infeksi. Padang: Andalas University Press. Fakh MI, Novialdi, Elmartis. 2016. Karakteristik pasien tonsilitis kronis pada

anak di bagian THT-KL RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan

Andalas. 5(2):436-437.

Franco RA, Rosenfeld RM, Rao M. 2002. Quality of life for children with

obstructive sleep apnea. Otolaryngology Head and Neck Surgery.

123(1):11-16.

Ghiyasi S, Naderpour M, Raouf F, Sabermarouf B. 2014. Adenotonsillectomy and

its effect on the quality of life in adult patients. Advances in Bioscience and

Clinical Medicine. 2(2):77-83.

Page 59: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

55

Goldstein NA, Fatima M, Campbell TF, Rosenfeld RM. 2002. Child behavior and

quality of life before and after tonsillectomy and adenoidectomy. Arch Oto

HNS. 128(7):770-5.

Goldstein NA, Stewart MG, Witsell DL, Hannley MT, Weaver EM, Yueh B, dkk.

2008. Quality of life after tonsillectomy in children with recurrent tonsillitis.

Otolaryngology Head and Neck Surgery.138(1):9 -16.

Gupta N, Vaid L, Singh PP. 2013. Impact of tonsillectomy on quality-of-life in

children: our experience. Indian Journal of Clinical Practice. 24(6):545-546

IDAI. 2013. Dampak Penyakit Kronis Terhadap Remaja. Edisi 3. Jakarta: Penerbit

Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Jacomo AL, Akamatsu FE, Andrade M, Margarido NF. 2010. Pharyngeal

Lymphatic Ring: Anatomical Review. Journal of Morphological Sciences.

27(1):47-49.

Kutluhan A, Bozdemir K, Ugras S. 2008. The treatment of tongue haemangioma

by plasma knife surgery. Singapore Med Journal. 49(11):312-314.

Klarisa C, Fardizza F. 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Edisi 4. Jakarta:

Penerbit Media Aesculapius FKUI.

Kvestad E, Kvaerner KJ, Roysamb E, Tambs K, Harris JR, Magnus P. 2005.

Heritability of recurrent tonsilitis. Arch Otolaryngol Head Neck Surg.

131(5):383-387.

Maharyati R, Pawarti RD. 2015. Sistem Imun Mukosa Traktus Respiratorius Atas.

Journal UNAIR.

Marbun ME. 2016. Diagnosis, Tata Laksana dan Komplikasi Abses Peritonsil.

Journal Kedokteran Meditek. 22(60):110-120.

Mita DN. 2017. Analisis faktor risiko tonsillitis kronik [thesis]. Semarang:

Universitas Muhammadiyah Semarang.

Moore K, Dalley A. 2013. Anatomi berorientasi klinis edisi kelima jilid 3.

Dialihbahasakan oleh Hartanto H. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Muhaimin T. 2010. Mengukur kualitas hidup anak. Jurnal Kesehatan Masyarakat

Nasional. 5(2):51-58.

Mu CS, Cheng, Chiang YPR, Sung CT. 2013. Concise indications for

adenoidectomytonsillectomy in children with obstructive sleep apnea

syndrome. Journal Compilation. 20(3):132-137.

Page 60: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

56

Muzio DF, Barucco M, Guerriero F. 2016. Diagnosis and treatment of acute

pharyngitis/tonsillitis: a preliminary observational study in General

Medicine. Journal Medical and Pharmacological Sciences. 45(4):140-147.

Nadhilla NF, Sari MI. 2016. Tonsilitis kronik eksaserbasi akut pada pasien

dewasa. J Medula Unila. 5(1):107-112.

Nizar M, Qamariah N , Muthmainah N. 2016. Identifikasi bakteri penyebab

tonsilitis kronik pada pasien anak di bagian THT RSUD Ulin Banjarmasin.

Jurnal Berkala Kedokteran UNLAM.12(2):197-204.

Novialdi N, Pulungan MR. 2012. Mikrobiologi tonsilitis kronis. Jurnal

Kesehatan Andalas. 15(5): 117-125.

Novialdi, Hafiz A. 2011. Pengaruh tonsilektomi terhadap kadar interferon-γ dan

tumor necrosis factor-α pada pasien tonsilitis kronis. Jurnal Kesehatan

Universitas Andalas [Internet] [diunduh 9 desember 2018]. Tersedia dari:

http://tht.fk.unand.ac.id.

Palandeng ACT, Tumbel REC, Dehoop J. Penderita tonsillitis di Poliklinik THT-

KL BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Januari 2010 – Desember

2012. Jurnal e-Clinic. 2(2):1-5.

Pandi PS, Iskandar N, Hendarmin H, Hadiwikarta A, Munir M, Soetirto I,

Rusmarjono, dkk. 1998. Buku ajar ilmu penyakit telinga hidung

tenggorokan. Edisi 3. Jakarta: Penerbit FKUI.

Paulsen F, Waschke J. 2013. Sobotta atlas anatomi manusia kepala, leher, dan

neuroanatomi Jilid 3. Edisi 23. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Putra AE, Rahayu L, Limantara E. 2017. Differences in pediatrics quality of life

(peds-ql) test in children before and after adenotonsillectomy in 2016.

Biomedical & Pharmacology Journal. 10(2):959-967.

Ramadhan F, Sahrudin, Ibrahim K. 2017. Analisis faktor risiko kejadian tonsilitis

kronis pada anak usia 5-11 tahun di wilayah kerja puskesmas puuwatu kota

kendari tahun 2017. JIMKESMAS. 2(6):1-8.

Randel A. 2011. AAO-HNS Guidelines for Tonsillectomy in Children and

Adolescents. American family physician. 84(4):566-573

Rusmarjono, Soepardi. 2011. Buku ajar telinga hidung tenggorokan. Edisi 6.

Jakarta: Penerbit FKUI.

Serres LM, Derkay C, Astley S, Deyo RA, Rosenfeld RM, Gates GA. 2000.

Measuring quality of life in children with sleep disorders. Arch Otolaryngol

Head Neck Surg. 126:1423-9.

Page 61: HUBUNGAN TONSILEKTOMI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …digilib.unila.ac.id/57827/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-07-19 · secondary data were tonsillectomy and no tonsillectomy

57

Seshamani M, Vogtmann E, Gatwood J, Gibson BT, Scanlon D.2014. Prevalence

of complications from adult tonsillectomy and impact on health care

expenditures. General Otolaryngology. 150(4):21-26.

Shah M, Imran A. 2008. Tonsillectomy: Quality-Of-Life Improvement In School

Going Children. Journal Professional Med. 34(2):155-159.

Shalihat AO, Novialdi, Irawati L. 2013. Hubungan umur, jenis kelamin dan

perlakuan penatalaksanaan dengan ukuran tonsil pada penderita tonsilitis

kronis di bagian tht-kl Rsup Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013. Jurnal

Kesehatan Andalas. 4(3):786-794.

Skevas T, Klingman C. 2010. Measurring quality of life in adult patient with

chronic tonsillitis. The Opo Otorinhology Journal University of Heidelberg

Germany. 10(4):34-39.

Sugiyono. 2009. Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Serpero LD, Gozal LK, Dayyat E, Goldman JL, Kim J, Gozal D. 2009. A mixed

cell culture model for assessment of proliferation in tonsillar tissues from

children with obstructive sleep apnea or recurrent tonsillitis. Rhinological

and Otological Society.199:1005-1010.

Tanjung FF , Imanto M. 2016. Indikasi Tonsilektomi pada laki‐laki usia 19 tahun

dengan tonsilitis kronis. Jurnal Medula Unila. 5(2):22-24.

Varni JW, Emeritus. 2017. Scaling and scoring of the pediatric qualitty of life

inventtory pedsql. Mapi Research Trust [Internet] [diunduh 20 oktober

2018]. Tersedia dari: https://www.pedsql.org.

Varni JW, Seid M, Kurti PS. 2001. PedsQL™ 4.0: Reliability and validity of the

pediatric quality of life inventory™ version 4.0 generic core scales in

healthy and patient populations. Medical Care. 39(8): 800-812.

Venekamp RP, Hearne BJ, Chandrasekharan D, Blackshaw H, Lim J, Schilder

AG. 2015. Tonsillectomy or adenotonsillectomy versus non-surgical

management for obstructive sleep-disordered breathing in children.

[Internet] [diunduh 24 Juni 2019]. Tersedia dari:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/.

WHO. 2018. WHOQOL : Measuring Quality of life. [internet]: World Health

Organization, [diunduh 14 Desember 2018]. Tersedia dari:

https://www.who.int/healthinfo/survey/whoqol-qualityoflife/en/.