4
70 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN PENGGUNAAN ALAT PARA SANGGING BERDASARKAN KARAKTERISTIK PARA SANGGING DI PROVINSI BALI 2010 S. A Putri Dwiastuti 1 , I G A A Pt. Swastini 2 , MM Nahak 3 Abstract. Cutting teeth ceremony is a religious ritual that must undergo by every Hindu people but most especially by those who are entering teenage year. This teaching consists of values education and knowledge which is needed as the person grows up to the level of teen age year as an instrument in the development phase of a child (Arwati, 2006). It is believed that through the cutting of teeth ceremony the three elements of Hindu religion are united, namely: tradition, culture and religion. On the moment of cutting ceremony, the teeth that are being cut are six teeth which is located in the front upper jaw. According to Widayanti (2010), from the 85 respondent who have complain after experiencing the teeth being cut, all of them had given more than one complain and about 30.58% was experiencing three complains, and only 2.35% was experiencing six complains, hence. This research would like to know the relationship of the knowledge degree of sangging about healthy teeth and mouth with the utilizing the tools based on the characteristic sangging in the Province of Bali 2010. This research used descriptive method with cross sectional design. The research population is covering the whole sangging are in Bali. The data gathered will be analyzed by using the univariate statistic namely: frequency, mean and to know the correlation between two variables used Rank Spearman Correlation test. The result of this research has shown that the degree of knowledge about teeth and mouth health is very varied. The average of the knowledge degree is in enough criteria. The relation between the knowledge degree of teeth and mouth health with utilizing sangging’s tools by using the Rank Spearman Correlation test has shown that: there is a significant relationship. Keywords: sangging, degree of knowledge about teeth and mouth health, utilizing sangging’s tools 1,2,3 Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Denpasar Ajaran ini mengandung nilai-nilai pendidikan budi pekerti yang sedang dibutuhkan pada masa remaja sebagai sarana dalam pembentukan kepribadian anak (Arwati,2006). Upacara potong gigi ini merupakan bersatunya tiga unsur yaitu unsur adat, budaya dan agama. Saat upacara potong gigi, gigi yang dipotong adalah enam gigi di rahang atas yang dilakukan oleh seorang yang mempunyai profesi sebagai sangging. Sangging adalah profesi yang diterima secara turun temurun, tanpa pelatihan, sampai saat ini tanpa pantauan dari persatuan umat PHDI. Bali sangat kental dengan budaya, dan Gigi merupakan salah satu organ tubuh yang mempunyai banyak fungsi yaitu: fungsi estetik, fonetik dan mastikasi. Fungsi gigi berbeda- beda sesuai dengan anatominya. Anatomi gigi dapat berubah oleh karena beberapa sebab, antara lain oleh karena proses karies, fraktur akibat benturan dengan benda keras atau trauma akibat potong gigi (mesangih) (Nuryani, 1997). Menurut ajaran agama Hindu, upacara potong gigi adalah merupakan ritual keagamaan yang harus dilaksanakan khususnya bagi umat Hindu yang telah menginjak masa remaja.

hubungan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan

  • Upload
    docong

  • View
    259

  • Download
    14

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: hubungan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan

70

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUTDENGAN PENGGUNAAN ALAT PARA SANGGING BERDASARKAN

KARAKTERISTIK PARA SANGGING DI PROVINSI BALI 2010

S. A Putri Dwiastuti1, I G A A Pt. Swastini2, MM Nahak3

Abstract. Cutting teeth ceremony is a religious ritual that must undergo by everyHindu people but most especially by those who are entering teenage year. Thisteaching consists of values education and knowledge which is needed as the persongrows up to the level of teen age year as an instrument in the development phase ofa child (Arwati, 2006). It is believed that through the cutting of teeth ceremony thethree elements of Hindu religion are united, namely: tradition, culture and religion.On the moment of cutting ceremony, the teeth that are being cut are six teeth whichis located in the front upper jaw. According to Widayanti (2010), from the 85respondent who have complain after experiencing the teeth being cut, all of themhad given more than one complain and about 30.58% was experiencing threecomplains, and only 2.35% was experiencing six complains, hence. This researchwould like to know the relationship of the knowledge degree of sangging abouthealthy teeth and mouth with the utilizing the tools based on the characteristicsangging in the Province of Bali 2010. This research used descriptive method withcross sectional design. The research population is covering the whole sangging arein Bali. The data gathered will be analyzed by using the univariate statistic namely:frequency, mean and to know the correlation between two variables used RankSpearman Correlation test. The result of this research has shown that the degree ofknowledge about teeth and mouth health is very varied. The average of the knowledgedegree is in enough criteria. The relation between the knowledge degree of teeth andmouth health with utilizing sangging’s tools by using the Rank Spearman Correlationtest has shown that: there is a significant relationship.

Keywords: sangging, degree of knowledge about teeth and mouth health, utilizingsangging’s tools

1,2,3 Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Denpasar

Ajaran ini mengandung nilai-nilai pendidikanbudi pekerti yang sedang dibutuhkan padamasa remaja sebagai sarana dalampembentukan kepribadian anak(Arwati,2006). Upacara potong gigi inimerupakan bersatunya tiga unsur yaitu unsuradat, budaya dan agama. Saat upacara potonggigi, gigi yang dipotong adalah enam gigi dirahang atas yang dilakukan oleh seorang yangmempunyai profesi sebagai sangging.Sangging adalah profesi yang diterima secaraturun temurun, tanpa pelatihan, sampai saatini tanpa pantauan dari persatuan umat PHDI.Bali sangat kental dengan budaya, dan

Gigi merupakan salah satu organ tubuh yangmempunyai banyak fungsi yaitu: fungsi estetik,fonetik dan mastikasi. Fungsi gigi berbeda-beda sesuai dengan anatominya. Anatomi gigidapat berubah oleh karena beberapa sebab,antara lain oleh karena proses karies, frakturakibat benturan dengan benda keras atautrauma akibat potong gigi (mesangih)(Nuryani, 1997).Menurut ajaran agama Hindu, upacarapotong gigi adalah merupakan ritualkeagamaan yang harus dilaksanakankhususnya bagi umat Hindu yang telahmenginjak masa remaja.

Page 2: hubungan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan

71

upacaranya, yang membuat Bali terkenal dimancan negara. Sesuatu yang dapatdibanggakan, selain dapat menunjangpendapatan daerah. Salah satu upacara yangsangat unik adalah potong gigi, jadikelangsungan dan kelestariannya perludiperhatikan. Saat ini perekonomian danintelektual masyarakat semakin meningkat,ada kemungkinan kebudayaan ini hilang hanyakarena orang Bali ingin potong gigi sehat,sedangkan potong gigi oleh sanggingmenimbulkan keluhan. Di beberapa daerahsudah ada masyarakat datang ke dokter gigiuntuk melangsungkan potong gigi. MenurutWidayanti (2010), dari 85 responden yangmengalami keluhan setelah potong gigitesebut, semuanya mengalami lebih dari satumacam keluhan dan terbanyak (30,58%)mengalami tiga macam keluhan dan hanya duaorang (2,35%) yang mengalami enam macamkeluhan. Oleh karena itu peneliti inginmengetahui hubungan tingkat pengetahuantentang kesehatan gigi dan mulut denganpenggunaan alat para sangging berdasarkankarakteristik para sangging di Provinsi Bali2010.

Metode

Penelitian ini dilakukan di Provinsi Bali dandilaksanakan selama lima bulan yakni dariJuni sampai dengan Oktober 2010. Populasipenelitian ini adalah seluruh sangging yangada di Bali, sampel penelitian ini dilakukandengan dua cara yaitu: pada seluruh sanggingyang ada di Provinsi Bali dilakukan dengannon proporsional sampling karena jumlahsangging di provinsi Bali tidak diketahui danpengambilan sampel di setiap Kabupatendilakukan dengan convenient sampling,dengan jumlah sampel 110 orang. Jenis datayang dikumpulkan adalah data primer. Datatentang latar belakang pendidikan dan lamamenjadi sangging dilakukan denganwawancara kemudian dicatat pada lembarwawancara. Untuk mendapatkan data tingkatpengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulutdilakukan dengan memberikan lembaran tes

dengan jumlah soal sebanyak 15 pertanyaan,dan jawaban langsung disilang pada lembaransoal. Ketepatan penggunaan alat parasangging dilakukan wawancara danobservasi dengan panduan wawancara danmemberikan panthoom kepada respondenuntuk memperagakan penggunaan alat – alatpotong gigi yang dimiliki oleh respondenData yang telah terkumpul selanjutnyadianalisis secara statistic univariate yaitu:frekuensi dan persentasi. Sedangkan untukmenganalisis hubungan antara tingkatpengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulutdengan penggunaan alat oleh para sanggingdilakukan dengan uji Rank SpearmanCorrelation.

Hasil Penelitian

Subyek penelitian diambil dari sangging diProvinsi Bali dengan rincian dari Singaraja tigaorang, Karangasem tiga orang, Bangli 10orang, Denpasar 19 orang, Badung 12 orang,Tabanan 30 orang, Gianyar 20 orang,Klungkung tiga orang dan Negara 10 orangdengan jumlah total 110 orang responden.Berdasarkan hasil pengamatan dan analisisdata hubungan tingkat pengetahuankesehatan gigi dan mulut dengan penggunaanalat para sangging berdasarkan karakteristikpara sangging di Provinsi Bali 2010 sebagaiberikut: tingkat pengetahuan tentang kesehatangigi dan mulut para sangging yang paling tinggisangat baik adalah sangging dengan tingkatpendidikan S3 (100%), S1 paling banyakcukup 50%, D3 cukup 66,7%, D2 sangatbaik 33,3%, SLTA cukup 31,6%, SLTPcukup dan gagal masing-masing 30,8%, SDcukup 36,7%. Hal ini sesuai denganpernyataan Meliono, Irmayanti, dkk (2007)bahwa pengetahuan dipengaruhi olehbeberapa faktor diantaranya: Pendidikan:karena pendidikan adalah sebuah prosesmengubah sikap dan tata laku seseorang ataukelompok dan juga usaha mendewasakanmanusia melalui upaya pengajaran danpelatihan maka jelas dapat dikerucutkan visipendidikan yaitu mencerdaskan manusia.

SAP Dwiastuti, IGAAP Swatini, MM Nahak (Hubungan Tingkat Pengetahuan...)

Page 3: hubungan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan

72

Media: media yang secara khusus didesainuntuk mencapai masyarakat yang sangat luas.Jadi contoh dari media massa ini adalahtelevisi, radio, koran, dan majalah.Keterpaparan informasi: Pengertian informasimenurut Oxfoord English Dictionary adalah“ that of which one is apprised or told:intelligence, news”. Kamus lain menyatakanbahwa informasi adalah sesuatu yang dapatdiketahui. Namun ada pula menekankaninformasi sebagai transfer pengetahuan.Tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigidan mulut para sangging berdasarkan lamamenjadi sangging, 0-10 tahun tingkatpengetahuannya yang paling banyak adalahcukup (34,4%), 11-20 tahun sangat baik(35%), 21-30 tahun cukup (46,7%), 31-40tahun cukup dan gagal sama- sama (37,5%)sedangkan yang lebih dari 50 tahun cukup(100%). Data tersebut diatas sangatbervariasi, lama menjadi sangging tidakmenjamin tingkat pengetahuan tentangkesehatan gigi dan mulut. Menurut Melionodan Irmayanti, dkk (2007) untukmeningkatkan pengetahuan dapat dilakukandengan melakukan tranfer ilmu /penyuluhuhandan penyuluhan diberikan kepada semuasangging tanpa melihat lama menjadisangging.Nilai rata-rata tingkat pengetahuan tentangkesehatan gigi dan mulut sangging di ProvinsiBali 2010, diperoleh nilai rata-rata 65,34dengan katagori cukup. Salah satu yang dapatdilakukan untuk meningkatkan tingkatpengetahuan khususnya tentang kesehatan gigidan mulut menurut Meliono, Irmayanti, dkk(2007) dapat didapatkan melalui informasi dimedia seperti koran, televisi, radio danketerpaparan informasi atau transferpengetahuan melalui pelatihan.Hubungan antara tingkat pengetahuan tentangkesehatan gigi dan mulut dengan penggunaanalat para sangging di Provinsi Bali 2010menunjukkan ada hubungan, yang sangatlemah dengan nilai r 203, Ü=0,03 dengantingkat kebermaknaan 0,05 (tabel 1)

Pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulutsangat penting diketahui oleh para sanggingkarena gigi merupakan subyek yangdiperlakukan, apabila seseorangmemperlakukan suatu subyek tapi orang itutidak mengetahui bagaimana sifat, fungsi danefek dari perlakuan tersebut maka dapatdipastikan akan timbul masalah. Pada kasusini rasa ngilu pada potong gigi bisa terjadikarena pemotongan gigi melebihi lapisan/struktur yang paling tebal namanya email yangtebalnya kira-kira dua milimeter, apabilamelebihi dari batasan tersebut pasti akan ngilukarena lapisan didalamnya lebih lembut danada serabut-serabut saraf didalamnya yangmenyebabkan reaksi ngilu (Nuryani, 1997).Bisa juga terjadi kerena getaran saat potonggigi, yang mana gigi mempunyai jaringan yangmenyangga sehingga gigi tersebut bisa kuatdidalam mulut yang disebut jaringanpenyangga. Jaringan penyangga tersebutterdiri dari serabut-serabut apabiladigerakkan terlalu keras serabut-serabuttersebut bisa putus sehingga gigi tersebut bisagoyang atau berputar. Pada hasil pengamatanpeneliti terhadap sangging bagaimana posisitangan beliau saat melakukan tugas beliaupotong gigi, dan didukung oleh foto-fotopotong gigi di openlibrary.org/../upacara-potong-gigi, sangan bervariasi selain itu belumada protap yang mengatur hal tersebut, inilahyang yang memicu timbulnya masalah diatas.

Jurnal Skala Husada Volume 10 Nomor 1 April 2013 : 70 - 73

Page 4: hubungan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan

73

dengan nilai r 203 dan Ü= 0,03 dengansignificancy 0,05Melihat hasil di atas maka sangging sebagaiinsan yang mengemban tugas yang sangatmulia seyognyalah mau menambah wawasanuntuk menimba ilmu dari media informasi (TV,radio, surat kabar) dan terbuka untukmengikuti pencerahan demi kelancaran tugasdan memaksimalkan hasil yang didapatkandan meminimalkan keluhan yang terjadi.Instansi kesehatan adalah instansi yangbertanggung jawab akan status kesehatan diwilayahanya, terdiri dari orang-orang yangpaham akan kesehatan sehingga tidaklahberlebihan kalau mau membagikan ilmunyakhususnya tentang kesehatan gigi dan mulutkepada para sangging melalui tranfer ilmupengetahuan (penyuluhan) baik secaraperorangan maupun kelompok.Mengingatpentingnya upacara mesangih yang penuhdengan makna spiritual, Parisada sabagaiwadah umat Hindu bisa membuat acuan atauprotap pelaksanaan potong gigi danpencerahan pada para sangging yangmemenuhi syarat kesehatan gigi sehingga hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi.

Daftar Pustaka1. Arwati, NM., S., 2006, Upacara

Manusa Yadnya, Milik PerpustakaanDaerah, Denpasar: t.p.

2. Kerta Yasa, 2008, PinanditaSangging, Surabaya: Paramita.

3. Meliono, Irmayanti, dkk., 2007,Pengetahuan, (online), avalable: “http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahua.

4. Notoatmodjo, S., 2002, MetodelogiPenelitian Kesehatan, Jakarta: RinekaCipta.

5. Nuryani, S., 1997, Anatomi / FisiologiGigi, Surabaya: Akademi KesehatanGigi.

6. Pustaka Manik Geni, 2010, UpacaraManusa Yadnya, (online), avalible:w w w b a b a d b a l i . c o m / / . . /mepandes.htm.

7. Sudarsana I.B. Putu, 2008, MaknaUpacara Potong Gigi, Bali: PanakonPublishing

Tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigidan mulut didapat dari hasil tes yang dijawaboleh para responden. Tes yang dipergunakandianalisis setiap butir soal maka ditemukanbahwa butir soal nomor 14 paling banyaksalah 73,6%, ini sangat sesuai kerena hal inilahyang menyebabkan timbulnya masalah diatas(gigi goyang, mutar bahkan bisa rontok).Analisis butir soal tentang kemampuan parasangging ditemukan butir soal nomor empatpaling banyak salah 68,2%, hal ini sangatsesuai karena pada butir tersebut ditanyakansaat dilakukan tindakan apa yang diasahdipegang? Menurut Nuryani (1997) gigidisangga oleh jaringan penyangga, yang manajaringan tersebut terdiri dari serabut-serabutyang halus apabila digerakkan terlalu kerasatau gerakannya tidak terkontrol serabut-serabut tersebut bisa putus sehingga gigigoyang atau berputar bahkan bisa rontok.Penelitian ini memiliki beberapa kelemahanyang menyebabkan hasil yang diharapkankurang maksimal seperti: jumlah populasitidak bisa didapat karena tidak ada data yangmenunjang sehingga sampel kamimenggunakan covinient jadi sangat lemahuntuk mewakili sampel. Dalam penelitian initidak dapat dibuktikan tentang adanyakeluhan post penggunaan alat sanggingkarena saat penelitian peneliti hanyamenggunakan model (phantoom).

Kesimpulan dan Saran

Tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigidan mulut sangging cukup (35,5%),berdasarkan latar belakang tingkatpendidikan sangging didapatkan tingkatpendidikan S3 yang mempunyai tingkatpengetahuan sangat baik 100%. Tingkatpengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulutberdasarkan lama menjadi sangging sangatbervariasi. Rata-rata tingkat pengetahuantentang kesehatan gigi dan mulut adalahcukup. Hubungan antara tingkat pengetahuantentang kesehatan gigi dan mulut denganpenggunaan alat para sangging dilakukanmenunjukkan ada hubungan, sangat lemah

SAP Dwiastuti, IGAAP Swatini, MM Nahak (Hubungan Tingkat Pengetahuan...)