41
i HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI KELAS XII DI SMAN 1 KASIHAN BANTUL SKRIPSI Diajukan Sebagai salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarata Disusun Oleh: NINA HERLIANA 2213124 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2017

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN …repository.unjaya.ac.id/2088/2/NINA HERLIANA_2213124_pisah.pdf · yaitu: fobia spesifik, fobia sosial, gangguan panik, dan gangguan

  • Upload
    vutuyen

  • View
    225

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

i

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN

NASIONAL DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI

KELAS XII DI SMAN 1 KASIHAN BANTUL

SKRIPSI

Diajukan Sebagai salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarata

Disusun Oleh:

NINA HERLIANA

2213124

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA

2017

ii

iii

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan

Tingkat Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional dengan Siklus Menstruasi Pada

Siswi Kelas XII di SMAN 1 Kasihan Bantul”.

Penyusunan skripsi merupakan syarat untuk mencapai gelar serjana S1

Keperawatan di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini

dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak, dan pada

kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan

setulus-tulusnya kepada:

1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

2. Tetra Saktika Adinugraha, M.Kep., Sp.Kep., MB selaku Ketua Prodi Ilmu

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta.

3. Yanita Trisetyaningsih, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen penguji laporan

penelitian yang telah memberikan masukan.

4. Agus Warseno, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen Pembimbing yang telah

banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan kepada penulis

dalam penyusunan laporan penelitian.

5. Kepala sekolah SMAN 1 Kasihan Bantul yang memberikan izin bagi saya

untuk melakukan studi pendahuluan.

6. Siswi SMAN 1 Kasihan Bantul yang telah bersedia menjadi responden peneliti.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,

atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis

semoga penelitian ini berguna bagi semua.

Penulis

v

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii

PERNYATAAN .......................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................ iv

DAFTAR ISI ............................................................................................... v

DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix

INTISARI .................................................................................................... x

ABSTRACK ................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5

E. Keaslian Penelitian........................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecemasan .................................................................................... 8

B. Menstruasi ..................................................................................... 13

C. Ujian Nasional .............................................................................. 18

D. Kecemasan pada Peserta UN Kelas XII ........................................ 19

E. Siklus Menstruasi Siswi Kelas XII Menghadapi UN ................... 19

F. Kerangka Teori ............................................................................. 20

G. Kerangka Konsep .......................................................................... 21

H. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian .................................................................... 22

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 22

C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 22

D. Variabel Penelitian ........................................................................ 24

E. Definisi Operasional ..................................................................... 25

F. Alat dan Metode Pengumpulan Data.......................................... .. 26

G. Validitas dan Reliabilitas .............................................................. 28

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ......................................... 28

I. Etika Penelitian ............................................................................. 32

J. Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ............................................................................. 36

B. Pembahasan ................................................................................... 39

vi

C. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................... 44

B. Saran ............................................................................................. 45

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perubahan Hormonal Siklus Menstruasi ..................................... 16

Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................... 25

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Kecemasan..................................... 27

Tabel 3.3 Interpretasi Korelasi Contingency Coefisient............................... 31

Tabel 4.1 Usia dan Kelas Siswi Kelas XII SMAN 1 Kasihan Bantul......... 36

Tabel 4.2 Tingkat Kecemasan Menghadapi UNBK Siswi kelas XII

SMAN 1 Kasihan Bantul............................................................... 37

Tabel 4.3. Siklus Menstruasi Siswi Kelas XII SMAN 1 Kasihan Bantul...... 38

Tabel 4.4. Hubungan Tingkat Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional

Berbasis Komputer Dengan Siklus Menstruasi Pada Siswi Kelas

XII SMAN 1 Kasihan Bantul........................................................ 38

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka teori ...................................................................... 20

Gambar 2.2 Kerangka konsep .................................................................. 21

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Jadwal Penelitian

Lampiran 2 Form Seleksi Calon Responden

Lampiran 3 Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 4 Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 5 Kuesioner Tingkat Kecemasan

Lampiran 6 Kuesioner Siklus Menstruasi

Lampiran 7 Hasil Penelitian

Lampiran 8 Lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran 9 Surat ijin Penelitian

x

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN

NASIONAL DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI

KELAS XII DI SMAN 1 KASIHAN BANTUL

Nina Herliana1, Agus Warseno

2

INTISARI

Latar Belakang : Pubertas pada remaja perempuan ditandai dengan menarche

yaitu mendapatkan mensturasi pertama. Menstruasi adalah pendarahan secara

periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium.

Salah satu faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah gangguan

psikososial, seperti kecemasan. Jumlah individu yang menderita gangguan

kecemasan mencapai 5% dari jumlah penduduk. Gejala kecemasan sangat

mempengaruhi siklus menstruasi karena adanya rangsangan stressor psikososial

mengakibatkan jaringan saraf di otak memberikan sinyal bahaya. Kecemasan bisa

timbul saat menghadapi ujian nasional.

Tujuan : Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan

menghadapi ujian nasional dengan siklus menstruasi pada siswi kelas XII di

SMAN 1 Kasihan Bantul.

Metode : Merupakan penelitian Kuantitatif non eksperimental dengan metode

korelasi rancangan cross sectional. Total sampel dalam penelitian ini sebanyak 59

menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan

kuesioner Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A).

Hasil : Tingkat kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswi kelas XII di

SMAN 1 Kasihan Bantul sebagian besar termasuk kategori sedang sejumlah

50,8% dan siklus menstruasinya sebagian besar berubah yaitu 57,6%. Hasil uji

contingency coefficient dengan nilai p = 0,002 < 0,05 dan termasuk keeratan

sedang dengan nilai 0,449.

Kesimpulan : Terdapat hubungan antara tingkat kecemasan menghadapi ujian

nasional dengan siklus menstruasi pada siswi kelas XII di SMAN 1 Kasihan

Bantul.

Kata Kunci : Tingkat Kecemasan, Siklus Menstruasi, Ujian Nasional

1Mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

2Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

xi

THE CORRELATION BETWEEN THE RATE OF ANXIETY IN FACING

NATIONAL EXAMINATION AND THE MENSTRUAL CYCLE OF

GRADE XII FEMALE STUDENTS AT SMA N 1 KASIHAN BANTUL

Nina Herliana1, Agus Warseno2

ABSTRACT

Background: Puberty in adolescents is indicated by the menarche, which is

known as the first menstrual period of an individual. Menstruation is a periodic

and cyclic discharge of blood from the uterus, followed by the desquamation of

endometrium. One of the factors affecting menstrual cycle is psychosocial

disorder, such as anxiety. The number of individuals who suffer from anxiety has

reached 5% out of the total population. Anxiety symptom has a strong influence

on the menstrual cycle due to the psychosocial stressor stimulation which causes

the nervous membranes to give vulnerability warning in the brain. Anxiety might

occur during the national examination.

Purpose: This study is to find out the correlation between the rate of anxiety in

facing the national examination and the menstrual cycle of grade XII female

students at SMAN 1 Kasihan Bantul.

Method: This study was a non-experimental qualitative with cross-sectional

correlation method. Simple random sampling was used in this study, of which

there were 59 students as the total sample. Data gathering was using the

questionnaire of Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A).

Result: The rate of anxiety in facing the national examination experienced by the

grade XII female students of SMAN 1 Kasihan Bantul is categorized as medium

in majority which is 50,8%, the menstrual cycle is predominantly turning into

57,6%. The result of the contingency coefficient is p value = 0,0002 < 0,05, which

is considered as medium proximity with value 0,449.

Conclusion: There is a correlation between the rate of anxiety in facing the

national examination and the menstrual cycle of grade XII female students at

SMAN 1 Kasihan Bantul.

Key Words: Rate of Anxiety, Menstrual Cycle, National Examination

1 Student of Nursing Study Program at STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

2 Lecturer of Nursing Study Program at STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan berbunyi negara wajib

menyediakan informasi dan edukasi kesehatan termasuk kesehatan reproduksi

bagi remaja agar dapat hidup sehat dan bertanggung jawab. Masa remaja

merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, meliputi

semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa

dewasa (Kusmiran, 2011). Menurut World Health Organization (WHO)

batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun, sedangkan menurut Survei

Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007, remaja adalah

laki-laki dan perempuan yang belum kawin dengan batasan usia meliputi 15-

24 tahun (Wijaya, 2009). Menurut Kusmiran (2011) Golongan umur ini

penting dalam perjalanan kehidupan manusia karena menjadi jembatan antara

masa kanak-kanak yang bebas menuju masa dewasa yang menuntut tanggung

jawab. Remaja perempuan mengalami masa pubertas lebih cepat

dibandingkan laki-laki. Pubertas pada remaja perempuan ditandai dengan

menarche yaitu mendapatkan mensturasi (haid) pertama (Wong, 2008).

Menurut Kusmiran (2011), menstruasi atau haid ialah perdarahan

secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi)

endometrium. Siklus menstruasi biasanya dimulai pada wanita berusia 12-15

tahun (menarche) yang terus berlanjut sampai usia 40-50 tahun (menopouse)

tergantung pada berbagai faktor, seperti kesehatan wanita, status nutrisi, dan

berat badan tubuh (Satria, 2014). Siklus menstruasi idealnya teratur setiap

bulan dengan rentang waktu antara 21-35 hari setiap kali periode menstruasi

(Ulum, 2016). Siklus menstruasi yang normal secara fisiologis

menggambarkan organ reproduksi cenderung sehat dan tidak bermasalah,

sistem hormon yang baik ditunjukan dengan sel telur yang terus diproduksi

dan siklus menstruasinya teratur (Nurlaila, 2015).

Siklus menstruasi yang tidak teratur menunjukan adanya gangguan

pada sistem metabolisme dan hormonal dampaknya yaitu jadi lebih sulit

2

hamil (infertilitas), siklus menstruasi yang memendek kurang dari 21 hari

(polimenore) dapat menyebabkan wanita mengalami unovulasi (tidak

melepaskan sel telur) karena sel telur tidak terlalu matang sehingga sulit

untuk dibuahi, siklus menstruasi yang memanjang atau lebih dari 35 hari

(oligomenore), bahkan tidak menstruasi selama 3 bulan (amenore)

menandakan sel telur jarang sekali diproduksi atau wanita mengalami

ketidaksuburan yang cukup panjang (Nurlaila, 2015). Hipotalamus

mengendalikan siklus menstruasi yang menjadi sumber utama pengatur

kelenjar hipofisis anterior melalui jalur hormonal (satria 2014). Penelitian

Ulum (2016) menunjukkan bahwa 15 responden (20,5%) mengalami

polimenorea, 48 responden (65,8%) memilik siklus menstruasi normal, 10

responden (13,7%) mengalami oligomenrea.

Siklus menstruasi yang normal, kadar estrogen dan progesteron

darah menurun, kadar hormon ovarium yang rendah dalam darah ini

menstimulasi hipotalamus untuk mengeksresi Gonadotropin Realising

Hormone (GnRH). Sebaliknya GnRH menstimulasi sekresi Folikel

Stimulating Hormone (FSH). FSH menstimulasi perkembangan folikel de

graaf ovarium dan produksi estrogennya. Kadar estrogen mulai menurun dan

GnRH hipotalamus memicu hipofisis anterior untuk mengeluarkan

Luteinizing Hormone (LH). LH mencapai puncak pada sekitar hari ke-13 atau

ke-14 dari siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi fertilisasi dan implantasi ovum

pada masa ini, korpus luteun menyusut, oleh karena itu kadar estrogen dan

progesteron menurun, maka terjadi menstruasi (Bobak, 2009). Hipotalamus

dan korteks serebri mempunyai pengaruh terhadap mood atau suasana hati

wanita yang dapat berubah sejalan dengan siklus menstruasi (Manuaba,

2010). Salah satu faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah

gangguan psikososial, seperti kecemasan (Kusmiran, 2011).

Kecemasan merupakan perubahan mood (suasana hati) atau

gangguan alam perasaan ditandai dengan perasaan takut dan khawatir yang

mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi (Satria, 2014).

Gangguan kecemasan merupakan suatu gangguan yang memiliki ciri-ciri

3

kecemasan atau ketakutan yang tidak realistik, irrasional dan tidak dapat

secara intensif ditampilkan dalam cara-cara yang jelas. Fitri fauziah &

julianty widuri (2007) membagi gangguan kecemasan dalam beberapa jenis,

yaitu: fobia spesifik, fobia sosial, gangguan panik, dan gangguan cemas

menyeluruh.

Jumlah individu yang menderita gangguan kecemasan mencapai 5%

dari jumlah penduduk, dengan perbandingan antara wanita dan pria 2 banding

1, dan diperkirakan antara 2%-4% penduduk suatu saat mengalami gangguan

cemas (Hawari, 2011). Lebih banyak wanita yang mengalami kecemasan

dibandingkan laki-laki (Sunaryo, 2011). Penelitian Saryono (2016)

menunjukkan tingkat kecemasan menghadapi ujian nasional wanita lebih

banyak mengalami cemas yaitu dengan jumlah 20 responden (34,5%),

dibandingkan dengan pria yang hanya 7 responden (8,6%).

Pada tahun 2017 ini pemerintah melalui Kemendikbud kembali akan

mengadakan ujian nasional berbasis komputer atau yang biasa disebut

UNBK, namun tidak semua sekolah bisa melaksanakannya. Tujuan

penyelenggaran ujian nasional adalah menilai pencapaian kompetensi lulusan

secara nasional pada mata pelajaran tertentu. Ketika orang menganggap ujian

nasional sebagai situasi yang berpotensi merugikan, membahayakan, atau

mengancam dirinya, maka akan muncul yang disebut kecemasan

(Komalasari, 2010). Gejala kecemasan sangat mempengaruhi siklus

menstruasi karena adanya rangsangan stressor psikososial mengakibatkan

jaringan saraf di otak memberikan sinyal bahaya (Suryono, 2016).

Penelitian Devi (2012), Penelitian ini menunjukkan siklus

menstruasi yang teratur sebanyak 36,6%, mahasiswi yang mempunyai tingkat

kecemasan sedang sebagian besar mengalami siklus menstruasi yang teratur

sebanyak 24,4% dan mahasiswi yang mempunyai tingkat kecemasan berat

sebagian besar mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur 14,46%. Ujian

nasional bagi sebagian siswa sering dirasakan sebagai stressor yang dapat

menimbulkan kecemasan (Suryono, 2016).

4

Studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan januari yaitu 3 bulan

sebelum ujian nasional (UN) terhadap 10 siswi kelas XII di SMAN 1 Kasihan

Bantul mendapatkan 8 siswi mengalami gejala kecemasan yang menunjukan

4 mengalami gejala cemas, susah tidur, sukar berkonsentrasi dan kepala

pusing sementara 4 lainnya mengalami gejala cemas, firasat buruk,gelisah,

terbangun pada malam hari, merasa lemas dan tidak tenang. Sedangkan siswi

yang menyatakan siklus menstruasinya memanjang 4 siswi dan siklus

menstruasinya memendek atau mengalami 2 kali menstruasi dalam sebulan

berjumlah 3 siswi, serta 3 siswi mengatakan siklus menstruasinya teratur, dari

10 siswi tersebut 7 diantaranya siklus menstruasinya berubah dan 3

diantaranya siklus menstruasinya tidak berubah. Penelitian tentang tingkat

kecemasan menghadapi ujian akhir nasional dengan siklus menstruasi masih

jarang dilakukan dan di SMAN 1 Kasihan Bantul belum pernah dilakukan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang

Hubungan Tingkat Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional dengan Siklus

Menstruasi pada Siswi Kelas XII SMAN 1 Kasihan Bantul.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana hubungan tingkat kecemasan

menghadapi ujian nasional dengan siklus menstruasi pada siswi kelas XII di

SMAN 1 Kasihan Bantul ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui hubungan tingkat kecemasan menghadapi ujian nasional dengan

siklus menstruasi pada siswi kelas XII di SMAN 1 Kasihan Bantul.

5

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui tingkat kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswi

kelas XII di SMAN 1 Kasihan Bantul.

b. Diketahui siklus menstruasi pada siswi kelas XII di SMAN 1 Kasihan

Bantul.

c. Diketahui keeratan hubungan antara tingkat kecemasan menghadapi

ujian nasional dengan siklus menstruasi pada siswi kelas XII di SMAN

1 Kasihan Bantul.

D. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi yang dapat memberikan

informasi mengenai hubungan tingkat kecemasan menghadapi UNBK

dengan siklus menstruasi sehingga dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuan dalam bidang keperawatan komunitas.

2. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan untuk

mengembangkan program kesehatan peduli remaja (PKPR) yang

dijalankan oleh puskesmas.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi bagi sekolah

responden untuk dapat dijadikan upaya preventif terkait gangguan

kesehatan yang bisa ditimbulkan karena kecemasan.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai rujukan atau data

dasar bagi peneliti lain yang akan meneliti tentang tingkat kecemasan dan

siklus menstruasi.

E. Keaslian Penelitian

1. Ulum (2016), melakukan penelitian tentang hubungan antara tingkat stres

dengan siklus menstruasi pada mahasiswi fisioterapi Universitas

Hasanuddin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

antara tingkat stres dengan siklus menstruasi. Metode yang digunkan

adalah survey analitik, pendekatan cross sectional, teknik purposive

sampling dan menggunakan uji statistik sperman rho. Hasil penelitian

6

menunjukkan bahwa 20 orang (27,4%) memiliki tingkat stres normal, 30

orang (41,4%) memiliki stres tingkat ringan, 17 orang (23,3%) memiliki

stres tingkat sedang, dan 6 orang (8,2%) memiliki stres tingkat berat; 15

orang (20,5%) mengalami polimenorea, 48 orang (65,8%) memiliki siklus

menstruasi normal, 10 orang (13,7%) mengalami oligomenrea. nilai

korelasi korelatif (r) sebesar -0,339 (0,25 < r < 0,5) dan nilai p sebesar

0,003(p < 0,05) yang berarti ada hubungan signifikan antara tingkat stres

dengan siklus menstruasi mahasiswi fisioterapi Universitas Hasanuddin.

Persamaan dalam penelitian ini adalah variabel dependen, metode

penelitian, pendekatan waktu, sedangkan perbedaannya adalah variabel

independen, desain penelitian, lokasi penelitian, tehnik sampel, instrumen

penelitian dan uji statistik.

2. Suryono (2016), melakukan penelitian tentang hubungan pola koping

dengan tingkat kecemasan kelas XII yang akan menghadapi ujian nasional

di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui pola koping dengan tingkat kecemasan. Penelitian

menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross

sectional. Sampel penelitian diambil dengan teknik purposive sampling,

dianalisis menggunakan uji spearman rank. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa wanita lebih banyak mengalami cemas yaitu dengan jumlah 20 responden

(34,5%), dibandingkan dengan pria yang hanya 7 responden (8,6%). Pada tingkat

kecemasan yang mengalami tidak cemas didapatkan pria dengan jumlah 11

responden (18%), sedangkan wanita dengan jumlah 22 responden (38,9%).

analisis data menunjukan nilai r -0,322 berarti semakin adaptif pola koping

semakin tidak cemas, dan sebaliknya semakin maladaptif pola koping maka

semakin cemas dengan kekuatan korelasi lemah. Nilai p value sebesar 0,014 hal

ini berarti terdapat hubungan signifikan antara pola koping dengan tingkat

kecemasan siswa kelas XII yang akan menghadapi ujian nasional di SMA

Muhammadiyah 1 Surakarta. Persamaan dalam penelitian ini adalah

pendekatan waktu, sedangkan perbedaannya adalah variabel independen,

dan dependen, metode penelitian, desain penelitian, lokasi penelitian,

tehnik sampel, instrumen penelitian, uji statistik.

7

3. Devi (2012), melakukan penelitian tentang hubungan antara tingkat

kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswa D3 kebidanan tingkat

3 Universitas Muhammadiyah Semarang. Hasil penelitian menunjukan

adanya hubungan tingkat kecemasan dengan pola menstruasi. Tujuan

penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan

dengan pola menstruasi. Penelitian menggunakan metode deskriptif

analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian diambil

dengan teknik proporsional random sampling. data dianalisis

menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan siklus

menstruasi yang teratur sebanyak 36,6% (15 responden), mahasiswi yang

mempunyai tingkat kecemasan sedang sebagian besar mengalami siklus

menstruasi yang teratur sebanyak 24,4% (10 responden) dan mahasiswi

yang mempunyai tingkat kecemasan berat sebagian besar mengalami

siklus menstruasi yang tidak teratur 14,46% (6 responden) dengan p-value

0,007 < 0,05. Persamaan dalam penelitian ini adalah variabel independen

dan dependen, metode penelitian, pendekatan waktu, instrumen penelitian,

sedangkan perbedaannya adalah metode penelitian, lokasi penelitian,

tehnik sampel, uji statistik.

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran umum lokasi penelitian

SMAN 1 Kasihan atau biasa disebut SMAN Tirtonirmolo adalah

sekolah yang berada dikawasan kabupaten Bantul Utara daerah perbatasan kota

tepatnya ada di jalan Bugisan selatan Yogyakarta. SMAN 1 Kasihan berdiri

pada tahun 1978. Fasilitas yang dimiliki oleh SMA Negeri 1 Kasihan

Yogyakarta, antara lain: Lab komputer, Lab biologi, Lab bahasa, Lab kimia,

Lab multimedia, Lab IPS, Perpustakaan/warnet, Ruang pramuka, Ruang

kapela, Masjid, Ruang UKS, Padepokan seni, Green House, Parkir, Ruang

cetak, Koperasi, kantin, serta Lapangan olahraga.

Menghadapi ujian nasional pihak sekolah mengadakan jam tambahan

setelah jam pelajaran sekolah berakhir dan pelaksanaan try out. Pada ujian

nasional tahun ajaran 2010-2011 SMAN 1 Kasihan mendapat peringkat ke-3

seprovinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Karakteristik Responden

Variabel pengganggu yang tidak dikendalikan antara lain Berat Badan, Diet

Vegetarian, Gangguan Endokrin, dan Gangguan Pendarahan. Berdasarkan

hasil penelitian yang dilakukan terhadap 59 responden, karakteristik

berdasarkan usia dan kelas siswi kelas XII SMAN 1 Kasihan Bantul

ditampilkan dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1. Usia dan Kelas Siswi Kelas XII SMAN 1 Kasihan Bantul

Karakteristik

Responden

Kategori

Frekuensi

(n)

Persentase

(%)

Usia 16 Tahun 10 16.9

17 Tahun 44 74.6

18 Tahun 5 8.5

Kelas MIPA 48 81,4

IPS 11 18,6

Sumber : data primer 2017

37

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa karakteristik responden

berdasarkan usia siswi kelas XII SMAN 1 Kasihan Bantul, sebagian besar

adalah responden termasuk dalam kategori usia 17 tahun yaitu sebanyak 44

responden (74,6%). Karakteristik responden berdasarkan kelas siswi kelas XII

SMAN 1 Kasihan Bantul, sebagian besar adalah responden termasuk dalam

kategori MIPA yaitu sebanyak 48 responden (81,4%).

3. Analisis Univariat

a. Tingkat Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Siswi Kelas XII SMAN 1

Kasihan Bantul

Karakteristik responden berdasarkan tingkat kecemasan menghadapi

ujian nasional murid kelas XII SMAN 1 Kasihan Bantul dapat dilihat pada

tabel 4.2.

Tabel 4.2 Tingkat Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Siswi Kelas

XII SMAN 1 Kasihan Bantul

Kategori Frekuensi (n) Persentase (%)

Tidak Ada Kecemasan 9 15.3

Kecemasan Ringan 11 18.6

Kecemasan Sedang 30 50.8

Kecemasan Berat 9 15.3

Total 59 100.0

Sumber : data primer 2017

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa karakteristik responden

berdasarkan tingkat kecemasan menghadapi ujian nasional siswi kelas XII

SMAN 1 Kasihan Bantul, sebagian besar adalah termasuk kategori

kecemasan sedang yaitu sebanyak 30 responden (50,8%).

b. Siklus Menstruasi Siswi Kelas XII SMAN 1 Kasihan Bantul

Karakteristik responden berdasarkan siklus menstruasi siswi kelas XII

SMAN 1 Kasihan Bantul ditampilkan dalam tabel 4.3

38

Tabel 4.3. Siklus Menstruasi Siswi Kelas XII SMAN 1 Kasihan Bantul

Kategori Frekuensi (n) Persentase (%)

Tidak Berubah 25 42.4

Berubah 34 57.6

Total 59 100.0

Sumber : data primer 2017

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa karakteristik responden

berdasarkan siklus menstruasi siswi kelas XII SMAN 1 Kasihan Bantul,

sebagian besar responden termasuk kategori siklus menstruasi berubah yaitu

sebanyak 34 responden (57,6 %).

4. Analisa Bivariat

Analisa bivariat pada tahap ini diteliti “Hubungan Tingkat Kecemasan

Menghadapi Ujian Nasional Dengan Siklus Menstruasi Pada Siswi Kelas XII

SMAN 1 Kasihan Bantul” dengan menggunakan uji contingency coefficient

ditampilkan dalam tabel 4.4

Tabel 4.4 Hubungan Tingkat Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Dengan Siklus

Menstruasi Pada Siswi Kelas XII SMAN 1 Kasihan Bantul

Siklus Menstuasi

r

p Tingkat Kecemasan Tidak

Berubah

Berubah Total

F % F % F %

Tidak Ada Kecemasan 9 15.3 0 0.0 9 15.3

0,449

0,002 Kecemasan Ringan 4 6.8 7 11.9 11 18.6

Kecemasan Sedang 10 16.9 20 33.9 30 50.8

Kecemasan Berat 2 3.4 7 11.9 9 15.3

Total 25 42.4 34 57.6 59 100

Sumber: Data Primer 2017

Tabel 4.5 menyatakan bahwa responden dengan jumlah tertinggi

sebanyak 20 responden atau 33,9% termasuk kategori tingkat kecemasan

39

sedang dan mengalami siklus menstruasi berubah. Responden terendah

sebanyak 2 responden atau 3,4% memiliki kecemasan berat namun siklus

menstruasinya tidak berubah. Hasil uji contingency coefficient, ada hubungan

tingkat kecemasan menghadapi ujian nasional berbasis komputer dengan

siklus menstruasi pada siswi kelas XII SMAN 1 Kasihan Bantul, dengan nilai

p = 0,002 < 0,05 dan termasuk keeratan sedang dengan nilai 0,449 serta arah

hubungan + (positif) yang artinya semakin responden memiliki kecemasan

berat maka siklus menstruasi kemungkinan berubah dan semakin responden

tidak mengalami kecemasan maka siklus menstruasi kemungkinan tidak

berubah.

B. Pembahasan

1. Tingkat kecemasan siswi kelas XII SMAN 1 Kasihan Bantul

Tabel 4.2 menunjukan bahwa 59 responden mengalami kecemasan dengan

tingkatan berbeda yaitu kecemasan berat 9 responden (15,3%), kecemasan

sedang 30 responden (50,8%), kecemasan ringan 11 responden (18,6%) dan

tidak ada kecemasan 9 responden (15,3%). Sebagian besar responden

mengalami kecemasan sedang yaitu 50,8%. Berbeda dengan peneliti

sebelumnya Walasary (2015) yang menemukan siswi dengan tingkat

kecemasan menghadapi ujian nasional di SMA Negeri 5 Ambon sebagian besar

mengalami kecemasan ringan sejumlah 55,0%.

Kecemasan dapat ditimbulkan karena berbagai penyebab, tetapi secara

umum kecemasan ditimbulkan oleh bahaya yang terdapat dalam diri manusia

sendiri yaitu stimulus internal atau keadaan berbahaya dari luar yang

ditafsirkan lain dan adanya persepsi dari realitas lingkungannya (Nur Isnaeni,

2010).

Menurut Kisnayawati (2012), kecemasan dibagi 4 tingkatan yaitu

kecemasan ringan dikaitkan dengan individu menjadi waspada, lapangan

persepsi luas, dapat memotivasi individu untuk belajar dan mampu

memecahkan masalah-masalah secara efektif. Kedua kecemasan sedang

40

menjadikan individu hanya fokus pada pikiran yang menjadi perhatianya.

Ketiga kecemasan berat berati mengakibatkan lapangan persepsi individu

sangat sempit perhatian hanya pada detail yang kecil (spesifik) dan tidak dapat

berpikir tentang hal-hal yang lain. Keempat kecemasan berat sekali atau panik

mengakibatkan individu kehilangan kendali diri, tidak bisa melakukan apa pun

meskipun dengan perintah.

Menurut Saryono (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan

yaitu potensi stressor, maturitas, keadaan fisik, selisih usia, jenis kelamin,

pengetahuan, sosial ekonomi, ancaman terhadap integritas fisik dan ancaman

terhadap sistem diri. Dari ke 14 item kuesioner tingkat kecemasan, ada item

atau gejala yg banyak dialami responden yaitu gangguan tidur yang terdiri dari

sub item sukar tidur, terbangun malam hari, dan tidak nyenyak saat tidur.

Tidak semua orang yang mengalami stressor psikososial akan menderita

gangguan cemas, hal ini tergantung pada struktur kepribadian. orang dengan

kepribadian pencemas lebih rentan menderita gangguan cemas, atau dengan

kata lain orang dengan kepribadian pencemas resiko untuk menderita gangguan

cemas lebih besar dari orang yang tidak berkepribadian pencemas

(Prawirohardjo, 2008).

2. Siklus Menstruasi Siswi Kelas XII SMAN 1 Kasihan Bantul

Tabel 4.3 menunjukan bahwa sebagian besar responden (57,6%)

mempunyai siklus menstruasi berubah dan selebihnya (42,4%) mempunyai

siklus menstruasi yang tetap atau tidak berubah. Besarnya jumlah responden

yang mempunyai siklus menstruasi berubah sesuai dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan Mugiati (2015) menemukan 53,46% responden

yang mengalami menstruasi berubah.

Menstruasi adalah suatu proses alami seorang perempuan yaitu proses

deskuamasi atau meluruhnya dinding rahim bagian dalam (endometrium) yang

keluar melalui vagina bersamaan dengan darah (Wiknjosastro, 2010). Siklus

menstruasi berkisar antara 21–35 hari (Wiknjosastro, 2010). Hanya 10 – 15 %

wanita yang memiliki siklus 28 hari dan lebih dari 35 hari. Jarak antara siklus

yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarche dan sesaat

41

sebelum menopause (Ali, 2010). Setiap wanita mempunyai siklus haid yang

berbeda, ada banyak faktor yang berperan di dalam siklus haid ini. Beberapa

diantaranya adalah faktor fisik, emosi yang berlebihan dan tekanan dari luar

diri ketegangan dan kejadian-kejadian yang bersifat psikologis semuanya dapat

mempengaruhi pusat otak (Proverawati, 2009).

Siswi yang mengalami stres atau kecemasan menghadapi UNBK

berpengaruh pada kegagalan produksi folikel stimulating hormon (FSH-LH)

pada hipotalamus sehingga mempengaruhi gangguan produksi estrogen dan

progesteron yang menyebabkan adanya perubahan siklus menstruasi

(Rahmawati, 2012). Menurut pendapat Prawirohardjo (2008),

Ketidakseimbangan FSH atau LH menyebabkan kadar estrogen dan

progesteron tidak normal. Biasanya gangguan menstruasi yang sering terjadi

adalah siklus menstruasi tidak teratur atau jarang dan perdarahan yang lama

atau abnormal, termasuk akibat sampingan yang ditimbulkannya, seperti nyeri

perut, pusing, mual atau muntah.

Menstruasi yang tidak teratur dapat disebabkan oleh faktor psikis, seperti

cemas, stres, depresi, dan lain-lain yang dapat mempengaruhi kerja hormon.

Apabila hormon estrogen terganggu, siklus menstruasi bisa menjadi tidak

teratur (Roswendi, 2011). 50% wanita mengalami suatu tahap berupa perasaan

yang tidak menyenangkan disebut sindroma pra menstruasi. Pada umumnya

manifestasi dari produksi hormon progesterone di akhir dari siklus haid. Hal

yang berperan dalam perubahan pola menstruasi yang terjadi pada wanita

antara lain adalah faktor fisik, emosi yang berlebihan dan tekanan dari luar diri.

Ketegangan dan kejadian-kejadian yang bersifat psikologis semuanya dapat

mempengaruhi pusat otak. Walaupun masa haid secara tradisi normal dan

teratur serta banyakya perdarahan relatif sama, namun perbedaan dapat terjadi

(Saryono, 2009).

Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Mesarini BA (2013)

menyatakan bahwa siklus menstruasi yang berubah-ubah sering terjadi pada

wanita dikarenakan faktor psikis seperti cemas, stres yang membuat menstruasi

tidak teratur.

42

3. Hubungan Tingkat Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Dengan

Siklus Menstruasi Pada Siswi Kelas XII SMAN 1 Kasihan Bantul

Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa ada hubungan tingkat kecemasan

menghadapi ujian nasional berbasis komputer dengan siklus menstruasi pada

siswi kelas XII SMAN 1 Kasihan Bantul, dengan p = 0,002 < 0,05 dan

termasuk keeratan hubungan sedang dengan nilai 0,449. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa kecemasan menghadapi ujian nasional dapat

mempengaruhi ada tidaknya perubahan siklus menstruasi. Hasil penelitian ini

di dukung oleh Pradiptaningtias (2013) yang menemukan ada hubungan tingkat

kecemasan menghadapi ujian nasional dengan siklus menstruasi pada siswi

kelas XII SMA Primagama Demak Ijo.

Kecemasan merupakan gejala yang sering terjadi ketika mendekati UN,

secara psikologis merupakan hal yang wajar. Kecemasan adalah keadaan

dimana seseorang mengalami perasaan gelisah atau cemas dan aktivitas sistem

saraf otonom dalam berespon terhadap ancaman yang tidak spesifik (Ratih,

2012). Kondisi dimana siswi akan menghadapi UN menimbulkan dampak baik

secara fisik maupun psikologi, solusi yang bisa dilakukan untuk mencegah

terjadinya gangguan siklus menstruasi yaitu mengurangi stres dengan

menggunakan mekanisme koping yang baik (Mugiati, 2015).

Pada keadaan cemas terjadi aktivasi pada amygdala pada sistem limbik.

Sistem ini akan menstimulasi pelepasan hormone dari hipotalamus yaitu

corticotropic releasing hormone (CRH). Hormon ini secara langsung akan

menghambat sekresi GnRH hipotalamus dari tempat produksinya di nukleus

arkuata. Proses ini kemungkinan terjadi melalui penambahan sekresi opioid

endogen. Peningkatan CRH akan menstimulasi pelepasan endorfin dan

adrenocorticotropic hormone (ACTH) ke dalam darah. Peningkatan kadar

ACTH akan menyebabkan peningkatan pada kadar kortisol darah. Pada wanita

dengan gejala amenore hipotalamik menunjukkan keadaan hiperkortisolisme

yang disebabkan adanya peningkatan CRH dan ACTH. Hormon-hormon

tersebut secara langsung dan tidak langsung menyebabkan penurunan kadar

GnRH, dimana melalui jalan ini maka kecemasan menyebabkan gangguan

43

siklus menstruasi. Dari yang tadinya siklus menstruasinya normal menjadi

oligomenorea atau polimenorea.

Gejala klinis yang timbul tergantung pada derajat penekanan pada GnRH.

Gejala-gejala ini umumnya bersifat sementara dan biasanya akan kembali

normal apabila kecemasan yang ada bisa diatasi, panjang pendeknya siklus

menstruasi ini dipengaruhi oleh usia, berat badan, aktivitas fisik, tingkat

kecemasan, genetik dan gizi (Satria, 2014). Pada penelitian ini terdapat siswi

yang mengalami kecemasan berat tetapi menstruasinya tidak berubah,

kemungkinan karena faktor genetik.

Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sherly (2009)

menyatakan bahwa salah satu penyebab umum pola siklus haid yang tidak

teratur atau berhenti sementara adalah ketegangan emosional atau gangguan

psikis.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan mengalami keterbatasan yaitu :

1. Keterbatasan waktu karena saat pengambilan data bersamaan dengan

sosialisasi mempromosikan salah satu Universitas yang ada di Yogyakarta

kepada seluruh murid SMAN 1 Kasihan Bantul.

2. Pada saat pengisian kuesioner responden duduk bersebelahan dan

memungkinkan terjadi contek-mencotek pengisian kuesioner.

3. Data yang didapatkan terbatas sehingga tidak dapat menginterpretasikan

faktor apa yang menyebabkan data yang didapat berbeda atau aneh.

44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan korelasi yang telah

dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Tingkat kecemasan menghadapi ujian nasional siswi kelas XII SMAN 1

Kasihan Bantul, sebagian besar adalah termasuk kategori kecemasan sedang

yaitu sebanyak 30 responden (50,8%).

2. Siklus menstruasi siswi kelas XII SMAN 1 Kasihan Bantul, sebagian besar

adalah responden adalah termasuk kategori berubah yaitu sebanyak 34

responden (57,6 %).

3. Ada hubungan tingkat kecemasan menghadapi ujian nasional berbasis

komputer dengan siklus menstruasi pada siswi kelas XII SMAN 1 Kasihan

Bantul, dengan nilai p = 0,002 < 0,05 dan termasuk keeratan sedang dengan

r = 0,449.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan

saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah SMAN 1 Kasihan Bantul

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

hubungan tingkat kecemasan menghadapi UN dengan siklus menstruasi

sehingga dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang

promosi kesehatan.

2. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan untuk

mengembangkan program kesehatan peduli remaja (PKPR) yang dijalankan

oleh puskesmas.

3. Bagi Siswi SMAN 1 Kasihan Bantul

Hasil penelitian ini terdapat gangguan pola tidur pada responden, sebaiknya

siswi kelas XII yang menghadapi UNBK mampu menurunkan

kecemasannya dengan berpikir positif dan belajar dengan giat sehingga pola

tidurnya tidak terganggu atau melakukan teknik relaksasi sebelum tidur.

4. Bagi Peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan meneliti faktor-faktor lain yang

berhubungan dengan siklus mentruasi pada siswi SMA.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M., Ansori, M. (2010), Psikologi Remaja,PT Bumi Aksarah, Jakarta.

Andriyani. (2011),Hubungan Status Gizi Dengan Siklus Menstruasi Pada Remaja

Putri Kelas X Di SMA PGRI 4 Denpasar, Jurnal Universitas Udayana,

Diakses 28 januari 2017, <http://www.slideshare.net>

Arikunto, S. (2010),Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,Rineka Cipta,

Jakarta.

Arimbi. (2012),Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Tingkat Dispepsia

Menjelang Ujian Nasional Pada Siswa Kelas IX Di SMP Negeri 1

Banyudono Boyolali,Jurnal Universitas Muhammadiyah Surakarta,Diakses

28 januari 2017, <http://www.eprints.ums.ac.id>

Atika. (2011),Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kecemasan Orang Tua

akan keselamatan remaja,Jurnal Universitas Islam Negri Jakarta,Diakses

17 maret 2017, <http://www.repository.uinjkt.ac.id>

Azwar, S. (2012),Metode Penelitian,Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Bobak, I.M. (2009),Buku Ajar Keperawatan Maternitas,Edisi 5,EGC, Jakarta.

Brunner and Suddarth. (2013),Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,EGC,

Jakarta.

Depkes RI. (2015),Kebijakan Perubahan Ujian Nasional,Diakses 20 oktober

2016,< http://mustafatope.files.wordpress.com>

Devi, S.E., Mifbakhuddin., Mulyanti, L. (2012),Hubungan Tingkat Kecemasan

Dengan Pola Menstruasi Pada Mahasiswa D3 Kebidanan Tingkat 3

Universitas Muhammadiyah Semarang, Jurnal Universitas Muhammadiyah

Semarang, Diakses 21 oktober 2016,

<http://download.portugalgaruda.org>

Fauziah, F., and Widuri, J. (2007),Psikologi Abnormal Klinis Dewasa,Universitas

Indonesia (UI-Press), Jakarta.

Ghozali, I. (2013),Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS,Badan

penerbit BPFE, Yogyakarta.

Hawari, D. (2011),Manajemen Stres Cemas dan Depresi,Edisi Kedua,Cetakan

kedua,Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

Hidayat, A. (2011),Metode penelitian kesehatan paradigma kuantitatif,Health

Books publishing, Surabaya.

Himawan, R. (2010),Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Lamanya Menstruasi

Pada Mahasiswa Tingkat III Prodi DIII Keperawatan Yang Sedang

Menghadapi Ujian Akhir Program,Jurnal Stikes Muhammadiyah Kudus,

Volume 2,Diakses 27 januari 2017, <http://e-journal.stikesmuhkudus.ac.id>

Kisnayawati, R. (2012), Gambaran Tingkat Kecemasan Remaja Putri Terhadap

Ketidakteraturan Menstruasi di SMA hang tuah 2 sidoarjo, Perpus NWU,

Diakses 12 juli 2017, <http://perpusnwu.web.id>

Kusmiran, E. (2011),Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita,Salemba

Medika, Jakarta

Komalasari, G and Herdi. (2010). Coping Skill Untuk Mengatasi Kecemasan

Menghadapi Ujian Nasional Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri Di

Provinsi DKI Jakarta,Jurnal wordpress,Diakses 22 oktober 2016,

<http://bkpemula.files.wordpress.com>

Linda, V and Walsh. (2012),Buku Ajar Kebidanan Komunitas,EGC, Jakarta.

Listian, A. (2015),Hubungan Indeks Tubuh Terhadap Siklus Menstruasi Pada

Mahasiswi Tingkat III Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten

Muna, Diakses 18 maret 2017, <http://www.slideshare.net>

Lianawati, E. (2008),Hubungan Antara Religiusitas Dengan Kecemasan

Menghadapi Ujian nasional (UN) Siswa kelas 3 SMA Pramita

Tangerang,Jurnal Universitas Islam Negri Jakarta,Diakses 28 januari 2017,

<http://repository.uinjkt.ac.id>

Manuaba, IBG. (2010),Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Untuk

Pendidikan Bidan,EGC, Jakarta.

Mesarini BA, Astuti VW. (2013),Stres dan Mekanisme Koping terhadap

Gangguan Siklus Menstruasi Terhadap Remaja Putri, jurnal STIKES, Di

akses 20 juli 2017, <http://puslit2.petra.ac.id>

Mugiati. (2015),Hubungan Antara Stres Dengan Perubahan Pola Menstruasi Pada

Mahasiswi Kebidanan Tanjungkarang,Jurnal Kebidanan, Diakses 23 juli

2017, <http://journal.ummgl.ac.id>

Nevid, J.S., Rathus, S.A., Beverly, G. (2005),Pengantar Psikologi Abnormal,

Erlangga, Bandung.

Notoatmodjo, S. (2012),Metodelogi Penelitian Kesehatan,Rineka Cipta, Jakarta

Nugroho, N. (2010),Perbedaan Tingkat Kecemasan Siswa Kelas XII Yang

Mengikuti Bimbingan Belajar Dengan Yang Tidak Mengikuti Bimbingan

Belajar Dalam Menghadapi UN di SMAN 2 Sragen,Diakses 26 januari 2017

<http://digilib.uns.ac.id>

Nur Isnaeni, Desty. (2010),Hubungan Antara Stres Dengan Pola Menstruasi Pada

Mahasiswa D IV Kebidanan Jalur Reguler Universitas Sebelas Maret

Surakarta,Universitas Sebelas Maret, Di akses 15 juli 2017,

<http://jurnal.uns.ac.id>

Nurlaila., Hazanah, S., Shoufiah, R. (2015),Hubungan Stres Dengan Siklus

Menstruasi Pada Mahasiswa Usia 18-21 Tahun. Jurnal Husada Mahakam.

Vol 3: hal 452-521,Diakses 18 oktober 2016,

<http://husadamahakam.files.wordpress.com>

Nursalam. (2015),Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,Edisi 4,Salemba

Medika, Jakarta

Pinasti, Sekar. (2012),Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Siklus Menstruasi

Pada Siswi Kelas 2 Di SMAN 1 Kendal,Diakses pada 17 maret 2017

<http://jurnal.unimus.ac.id>

Polit, D.F., and Beck, C.T. (2012),Essentials of nursing research: Appraising

evidence for nursing practice (8th ed), Wolters Kluwer Health, Lippincott

Williams & Wilkins, Philadelphia.

Pradiptaningtias, V.,(2013),Hu.bungan Tingkat Kecemasan Menghadapi Hasil

UAN Dengan Siklus Menstruasi Pada Siswi Kelas XII SMA Di Lembaga

Belajar Primagama Demak Ijo Sleman,SKRIPSI.

Prawirohardjo. (2009),Ilmu Kandungan,Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo, Jakarta

______ (2008), Ilmu Kandungan Edisi Kedua Cetakan IV, Yayasan Bina Pustaka,

Jakarta.

Proverawati A., & Misaroh S. (2009), Menarche: Menstruasi pertama penuh

makna,Nuha Medika, Yogyakarta.

Rahmawati. (2012),Hubungan Tingkat Stres Dengan Ketidakteraturan Siklus Haid

Pada Mahasiswi Prodi D III Kebidananan Tingkat II Stikes Muhammadiyah

Klaten, Jurnal Stikes Mukla , Diakses 25 juli 2017,

<http://ejurnal.stikesmukla.ac.id>

Ratih, N.K. (2012), Hubungan Tingkat Kecemasan Terhadap Koping Siswa

SMUN 16 Dalam Menghadapi Ujian nasional,Jurnal Universitas Indonesia,

Diakses 27 januari 2017, <http://lib.ui.ac.id>

Roswendi AS. (2011), Hubungan stres psikologis dengan siklus menstruasi pada

siswi di SMA 5 Cimahi,Stikes A Yani Cimahi, Di akses 17 juli 2017,

<http://stikesayani.ac.id>

Rochman, K.L. (2010),Kesehatan Mental,Fajar Media Press, Purwokerto.

Saryono. (2008),Biokimia Reproduksi,Mitra Cendekia Press, Yogyakarta.

Satria,S., Kiswati, Amrullah, EA. (2014). Hubungan Antara Tingkat Kecemasan

Dengan Siklus Menstruasi Pada Siswi Kelas XI Jurusan Akuntansi SMK 1

Pancasila Umbulu Jember. Jurnal kesehatan dr. Soebandi. Volume

3,Halaman 140-147,Diakses 20 oktober 2016,

<http://jurnal.stikesdrsoebandi.ac.id>

Sherly, Octaria. (2009), Siklus Haid, SindromPra-Haid, Serta Gangguan Haid

Dalam Masa Reproduksi, Jurnal Bidan, Di akses 28 juli 2017,

<http:bidan2009.com>

Sherwood, L. (2011),Fisiologi Manusia,Edisi 6,EGC, Jakarta.

Sugiyono. (2015),Statistika Untuk Penelitian,Alfabeta, Bandung.

Sukarni, I., Wahyu. (2013),Buku Ajar Keperawatan Maternitas,Nuha Medika,

Yogyakarta

Sunaryo. (2011),Psikologi untuk perawatan,EGC, Jakarta.

Suryono, I.H. (2016). Hubungan Pola Koping Dengan Tingkat Kecemasan Siswa

Kelas XII Yang Akan Menghadapi Ujian Nasioanl di SMA Muhammadiyah

1 Surakarta,Jurnal Muhammadiyah Surakarta,Diakses 21 oktober 2016,

<http://eprints.ums.ac.id>

Stuart, G.W. (2007),Buku Saku Keperawatan Jiwa,EGC, Jakarta.

Townsend, M.C. (2009), Psychiatric Mental Health Nursing: Concepts of care in

evidence based practice, F.A. Davis, Philadelphia.

Ulum, Nahdliyatul.(2016),Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Siklus

Menstruasi Pada Mahasiswi Fisioterapi Universitas Hasanuddin,Jurnal

Universitas Hasanudin, diakses 25 oktober 2016,

<http://repository.unhas.ac.id>

Wijaya. (2009), Pelayanan kesehatan peduli remaja,Diakses 20 oktober 2016,

<http://www.infodokterku.com>

Walasary, S., (2015),Tingkat Kecemasan Pada Siswa Kelas XII SMAN Negeri 5

Ambon Dalam Menghadapi Ujian Nasional,SKRIPSI.

Wiknjosastro, Hanifa. (2010),Ilmu Kandungan,Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo, Jakarta.

Wong, D.L. (2008),Buku Ajar Keperawatan Pediatrik,Edisi 6,Volume 1,Cetakan

1,EGC, Jakarta.

LAMPIRAN

Kuesioner Tingkat Kecemasan

Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

Inisial : ....................................

Umur : ....................................

Kelas : ....................................

Instruksi: kuesioner ini terdiri dari 14 kelompok gejala kecemasan, berikanlah

tanda (√ ) pada kolom yang disediakan sesuai dengan yang dialami

responden. Cara menjawab:

Ya = jika hal tersebut terjadi

Tidak = jika hal tersebut tidak terjadi.

Penilaian: 0 = tanpa gejala (tidak ada gejala sama sekali)

1 = gejala ringan (satu gejala dari pilihan yang ada)

2 = gejala sedang (separuh dari gejala yang ada)

3 = gejala berat (lebih dari separuh gejala yang ada)

4 = gejala berat sekali (semua gejala ada)

No Pertanyaan Ya Tidak Skor

Perasaan cemas

1 Cemas

2 Firasat buruk

3 Takut akan pikiran sendiri

4 Mudah tersinggung

Ketegangan

5 Merasa tegang

6 Lesu

7 Tidak bisa istirahat

8 Mudah terkejut

9 Mudah menangis

10 Gemetar

11 Gelisah

Ketakutan

12 Takut pada gelap

13 Takut pada orang asing

14 Takut ditinggal sendiri

15 Takut pada binatang besar

16 Takut pada keramaian lalu lintas

17 Kerumunan orang banyak

Gangguan tidur

18 Sukar tidur

19 Terbangun malam hari

20 Tidak nyenyak

21 Bangun dengan lesu

22 Banyak mimpi-mimpi

23 Mimpi buruk

24 Mimpi menakutkan

Gangguan kecerdasan

25 Sukar konsentrasi

26 Daya ingat menurun

27 Daya ingat buruk

Perasaan depresi

28 Hilangnya minat

29 Kesenangan pada hobi berkurang

30 Sedih

31 Bangun dini hari

32 Perasaan berubah-ubah

Gejala somatik (otot)

33 Nyeri otot

34 Kaku

35 Kedutan otot

36 Gigi gemerutuk

37 Suara tidak stabil

Gejala somatik (sensorik)

38 Tinitus (telinga berdenging)

39 Penglihatan kabur

40 Muka merah atau pucat

41 Merasa lemas

Gejala kardiovaskuler

42 Takikardi (denyut jantung

>100x/menit)

43 Berdebar- debar

44 Nyeri dada

45 Perasaan seperti mau pingsan

Gejala respiratori

46 Rasa tertekan di dada

47 Perasaan tercekik

48 Sering menarik napas

49 Napas pendek/ sesak

Gejala gastrointestinal

50 Perut melilit

51 Gangguan pencernaan

52 Perasaan terbakar di perut

53 Mual

54 Muntah

55 Buang air besar lembek

56 Sulit buang air besar (konstipasi)

Gejala urogenital

57 Sering buang air kecil

58 Tidak dapat menahan air seni

59 Tidak datang bulan

60 Darah haid berlebihan

Gejala otonom

61 Mulut kering

62 Muka merah

63 Mudah berkeringat

64 Pusing atau sakit kepala

Tingkah laku pada wawancara

65 Gelisah

66 Tidak tenang

67 Muka tegang

68 Jari gemetar

69 Muka merah

Total skor =

Keterangan :

<14 : Tidak ada kecemasan

14-20 : Kecemasan ringan

21-27 : Kecemasan sedang

28-41 : Kecemasan berat

42-56 : Kecemasan berat sekali

KUESIONER SIKLUS MENSTRUASI

Instruksi : Berikanlah tanda (√ ) pada kolom yang disediakan sesuai dengan yang

dialami responden.

Inisial : ....................................

Umur : ....................................

Kelas : ....................................

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah menjelang UNBK siklus menstruasi anda

berubah ?

Keterangan :

Ya : Siklus menstruasi responden berubah

Tidak : Siklus menstruasi responden tidak berubah