39
HUBUNGAN TERAPEUTIK DOKTER - PASIEN Berti Nelwan

Hubungan Terapeutik Dokter - Pasien

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ffsddddddddddddddd

Citation preview

HUBUNGAN TERAPEUTIK DOKTER - PASIEN

HUBUNGAN TERAPEUTIK DOKTER - PASIENBerti NelwanPerjanjian antara dokter dengan pasien, berupa hubungan hukum yang melahirkan hak dan kewajiban bagi kedua belah pihak.

Transaksi untuk menentukan atau upaya mencari terapi paling tepat bagi pasien oleh dokter

Objek perjanjian bukan kesembuhan pasien melainkan upaya yang tepat untuk kesembuhan pasienBerlaku dalam Kitab UU Hukum PerdataPasien datang => memeriksa kesehatanPerjanjian terapeutik. 1320 KUHPerdata:- Adanya kesepakatan dari mereka yang saling mengikatkan dirinya- Adanya kecakapan untuk membuat suatu perikatanMengenai sesuatu hal tertentuSuatu sebab yang diperbolehkan

Hukum PerikatanInspanningverbintenisPerjanjian upaya, kedua pihak berjanji berdaya upaya secara maksimal mewujudkan apa yang diperjanjikanResultaatverbintenisPerjanjian bahwa pihak yang berjanji akan memberikan resultaat yaitu hasil yang nyata sesuai dengan apa yang diperjanjikanHubungan HukumConfidensiality: Pasien bersedia memberikan persetujuan tindakan medik (informed consent)Zaakwaarneming: dokter langsung melakukan tindakan medik => dalam kasus kegawatdaruratan (pasal 1354 KHUPerdata).Hak PasienPerawatanMenolak cara perawatan tertentuMemilih tenaga kesehatan dan RSInformasiMenolak perawatan tanpa izinRasa amanPembatasan terhadap pengaturan kebebasan perawatanMengakhiri perjanjian perawatan24 a day visitor rightsMenggugat atau menuntutBantuan hukumMenasehatkan mengenai percobaan oleh tenaga kesehtan atau ahlinyaKewajiban PasienMemberikan informasiMelaksanakan nasehat dokterBerterus terang apabila timbul sengketa medikMemberikan imbalan jasaMemberikan ganti rugi apabila tindakannya merugikan dokter, tenaga kesehatan atau RSHak DokterMemperoleh informasi yang selengkapnya dan sejujurnya bagi kepentingan pasienImbalan jasaIktikad baik dalam melaksanakan transaksi terapeutikMembela diri terhadap tuntutan atau gugatan pasienMemperoleh informed consentKewajiban DokterKodeki, SK Menkes RI No.34/1983:Kewajiban umumKewajiban terhadap penderitaKewajiban terhadap teman sejawatnyaKewajiban terhadap diri sendiriTanggung Gugat Hukum1239 KUHPerdata: penyimpangan dari perjanjian => wanprestasi (ingkar janji atau cedera janji1365, 1366 KUHPerdata: merugikan pasien dan perbuatan melawan hukum walau tanpa hubungan kontraktual => kompensasi materil dan immaterilLord Chief Justice, 1893Di dalam setiap profesi dokter berlaku

norma etika norma hukumPENGERTIAN

Malpractice is mistreatment of a disease or injury through ignorance, carelessness or criminal intent (Sanbar) Criminal malpractice Civil malpractice Ethical malpracticeWorld Medical Association (1992)Medical malpractice involves the physicians failure to conform to the standard of care for treatment of the patients condition, or lack of skill , negligence in providing care to the patient, which is direct cause of an injury to patient

KELALAIANMelakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan orang lain yang sekualifikasi pada suatu keadaan dan situasi yang sama (budi sampurna ) Yang dimaksud dengan kelalaian disini adalah sikap kekurang hati-hati, yaitu tidak melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati-hati melakukannya dengan wajar, atau sebaliknya melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati-hati tidak akan melakukannya dalam situasi tersebut. Kelalaian diartikan pula dengan melakukan tindakan kedokteran dibawah standar pelayanan medik.De minimis noncurat lex, Kelalaian bukanlah suatu pelanggaran hukum atau kejahatan, jika kelalaian itu tidak sampai membawa kerugian atau cedera kepada orang lain dan orang itu dapat menerimanya. Prinsip hukum yang berarti hukum tidak mencampuri hal-hal yang dianggap sepele. Tetapi jika kelalaian itu mengakibatkan kerugian materi, mencelakakan bahkan merenggut nyawa orang lain, maka ini diklasifikasikan sebagai kelalaian berat (culpa lata), serius dan kriminil.

Tolak ukur culpa lata adalah:1. Bertentangan dengan hukum2. Akibatnya dapat dibayangkan3. Akibatnya dapat dihindarkan4. Perbuatannya dapat dipersalahkan

Jadi malpraktek medik merupakan kelalaian yang berat dan pelayanan kedokteran di bawah standar.

WANPRESTASITidak melakukan apa yang disepakati untuk dilakukanMelakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambatMelakukan apa yang dijanjikan tetapi tidak sebagaimana yang diperjanjikanMelakukan sesuatu yang menurut hakikat perjanjian tidak boleh dilakukanYURIDICAL MALPRACTICE Dibagi 3 kategori sesuai bidang hukum yang dilanggar, yakni Criminal malpractice, Civil malpractice dan Administrative malpractice.1. Criminal malpractice

Perbuatan seseorang dapat dimasukkan dalam kategori criminal malpractice manakala perbuatan tersebut memenuhi rumusan delik pidana yakni :a. Perbuatan tersebut (positive act maupun negative act) merupakan perbuatan tercela.b. Dilakukan dengan sikap batin yang salah (mens rea) yang berupa kesengajaan (intensional), kecerobohan (reklessness) atau kealpaan (negligence).

Criminal malpractice yang bersifat sengaja (intensional) misalnya melakukan euthanasia (pasal 344 KUHP), membuka rahasia jabatan (pasal 332 KUHP), membuat surat keterangan palsu (pasal 263 KUHP), melakukan aborsi tanpa indikasi medis pasal 299 KUHP).Criminal malpractice yang bersifat ceroboh (recklessness) misalnya melakukan tindakan medis tanpa persetujuan pasien informed consent.Criminal malpractice yang bersifat negligence (lalai) misalnya kurang hati-hati mengakibatkan luka, cacat atau meninggalnya pasien, ketinggalan klem dalam perut pasien saat melakukan operasi.

Pertanggung jawaban didepan hukum pada criminal malpractice adalah bersifat individual/personal dan oleh sebab itu tidak dapat dialihkan kepada orang lain atau kepada rumah sakit/sarana kesehatan.Pembuktian PidanaAda kewajiban yang timbul karena adanya perjanjianAda pelanggaran terhadap kewajiban (SOP, SPM atau norma lainnya)Ada penyebab. Hubungan sebab akibat => akibat perbuatan dokter merugikan pasienTimbul kerugian. 2. Civil malpractice

Seorang tenaga kesehatan akan disebut melakukan civil malpractice apabila tidak melaksanakan kewajiban atau tidak memberikan prestasinya sebagaimana yang telah disepakati (ingkar janji).

Tindakan tenaga kesehatan yang dapat dikategorikan civil malpractice antara lain:a. Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan.b. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi terlambat melakukannya.c. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi tidak sempurna.d. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak seharusnya dilakukan.

Pertanggung jawaban civil malpractice dapat bersifat individual atau korporasi dan dapat pula dialihkan pihak lain berdasarkan principle of vicarius liability. Dengan prinsip ini maka rumah sakit/sarana kesehatan dapat bertanggung gugat atas kesalahan yang dilakukan karyawannya (tenaga kesehatan) selama tenaga kesehatan tersebut dalam rangka melaksanakan tugas kewajibannya.

3. Administrative malpractice

Dokter tersebut telah melanggar hukum administrasi. Perlu diketahui bahwa dalam melakukan police power, pemerintah mempunyai kewenangan menerbitkan berbagai ketentuan di bidang kesehatan, misalnya tentang persyaratan bagi dokter untuk menjalankan profesinya (Surat Ijin Kerja, Surat Ijin Praktek), batas kewenangan serta kewajiban dokter. Apabila aturan tersebut dilanggar maka dokter yang bersangkutan dapat dipersalahkan melanggar hukum administrasi.

Pembuktian malpraktekapakah benar telah terjadi kelalaian dokter dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang ukurannya adalah lazim dipergunakan diwilayah tersebut. Apakah akibat yang tidak diinginkan tersebut terjadi bukan merupakan resiko yang melekat terhadap suatu tindakan medis tersebut (risk of treatment) karena perikatan dalam transaksi teraputik antara tenaga kesehatan dengan pasien adalah perikatan/perjanjian jenis daya upaya (inspaning verbintenis) dan bukan perjanjian/perjanjian akan hasil (resultaat verbintenis).

Dalam hal dokter didakwa telah melakukan ciminal malpractice, harus dibuktikan apakah perbuatan tersebut telah memenuhi unsur tidak pidanya yakni :

a. Apakah perbuatan (positif act atau negatif act) merupakan perbuatan yang tercelab. Apakah perbuatan tersebut dilakukan dengan sikap batin (mens rea) yang salah (sengaja, ceroboh atau adanya kealpaan).

Sikap Dasar Moral: Beneficience, Non Maleficence, Autonomy, JusticeBUKTI MALPRAKTEKAdanya suatu kewajiban bagi dokter terhadap pasienDokter telah melanggar standar pelayanan medik yang lazim dipergunakanPenggugat telah menderita kerugian yang dapat dimintakan ganti ruginyaSecara faktual kerugian itu disebabkan oleh tindakan dibawah standar

Pembuktian civil malpracticeCara langsung

Oleh Taylor kelalaian memakai tolok ukur adanya 4 D yakni :a. Duty (kewajiban)Dalam hubungan perjanjian dokter dengan pasien, dokter haruslah bertindak berdasarkan1) Adanya indikasi medis2) Bertindak secara hati-hati dan teliti3) Bekerja sesuai standar profesi4) Sudah ada informed consent.

b. Dereliction of Duty (penyimpangan dari kewajiban)

Jika seorang dokter melakukan penyimpangan dari apa yang seharusnya atau tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan menurut standard profesinya, maka dokter tersebut dapat dipersalahkan.

c. Direct Causation (penyebab langsung)

d. Damage (kerugian)Dokter untuk dapat dipersalahkan haruslah ada hubungan kausal (langsung) antara penyebab (causal) dan kerugian (damage) yang diderita oleh karenanya dan tidak ada peristiwa atau tindakan sela diantaranya, dan hal ini haruslah dibuktikan dengan jelas. Hasil (outcome) negatif tidak dapat sebagai dasar menyalahkan dokter. Sebagai adagium dalam ilmu pengetahuan hukum, maka pembuktiannya adanya kesalahan dibebankan/harus diberikan oleh si penggugat (pasien).

2. Cara tidak langsung

Pasien mengajukan fakta-fakta yang diderita olehnya sebagai hasil layanan (doktrin res ipsa loquitur).

Kriteria res ipsa loquitur:a. Fakta tidak mungkin ada/terjadi apabila pelayanan tidak lalaib. Fakta itu terjadi memang berada dalam tanggung jawab dokterc. Fakta itu terjadi tanpa ada kontribusi dari pasien dengan perkataan lain tidak ada contributory negligence.

tanggung gugat dalam transaksi teraputikContractual liability

Tanggung gugat ini timbul sebagai akibat tidak dipenuhinya kewajiban dari hubungan kontraktual yang sudah disepakati. Di lapangan pengobatan, kewajiban yang harus dilaksanakan adalah daya upaya maksimal, bukan keberhasilan, karena health care provider baik tenaga kesehatan maupun rumah sakit hanya bertanggung jawab atas pelayanan kesehatan yang tidak sesuai standar profesi/standar pelayanan.2. Vicarius liability

Vicarius liability atau respondeat superior ialah tanggung gugat yang timbul atas kesalahan yang dibuat oleh dokter yang ada dalam tanggung jawabnya (sub ordinate), misalnya rumah sakit akan bertanggung gugat atas kerugian pasien yang diakibatkan kelalaian dokter sebagai karyawannya.

3. Liability in tort

Liability in tort adalah tanggung gugat atas perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad). Perbuatan melawan hukum tidak terbatas hanya perbuatan yang melawan hukum, kewajiban hukum baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain, akan tetapi termasuk juga yang berlawanan dengan kesusilaan atau berlawanan dengan ketelitian yang patut dilakukan dalam pergaulan hidup terhadap orang lain atau benda orang lain (Hogeraad 31 Januari 1919).

TERIMA KASIH