142
HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI KONTROL PERILAKU DAN PENGETAHUAN TERHADAP INTENSI PELAPORAN KECELAKAAN KERJA PERAWAT RAWAT INAP TULIP DAN MELATI DI RUMAH SAKIT X KOTA BEKASI TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M) Disusun Oleh : SEKAR WIGATI SUPRAPTO 1112101000062 PEMINATAN KELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2017 M

HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI KONTROL

PERILAKU DAN PENGETAHUAN TERHADAP INTENSI PELAPORAN

KECELAKAAN KERJA PERAWAT RAWAT INAP TULIP DAN MELATI

DI RUMAH SAKIT X KOTA BEKASI TAHUN 2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M)

Disusun Oleh :

SEKAR WIGATI SUPRAPTO

1112101000062

PEMINATAN KELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438 H / 2017 M

Page 2: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

i

Page 3: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

ii

Page 4: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

iii

Page 5: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

iv

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Skripsi, Maret 2017

Sekar Wigati Suprapto, NIM: 1112101000062

Hubungan Sikap, Norma Subjektif, Persepsi kontrol perilaku, dan

Pengetahuan Terhadap Intensi Pelaporan Kecelakaan Kerja Perawat Rawat

Inap Tulip dan Melati Di Rumah Sakit X Kota Bekasi Tahun 2016

(xxi + 120 halaman, 6 tabel, 3 bagan, 4 lampiran)

ABSTRAK

Pelaporan kecelakaan kerja merupakan upaya untuk mengetahui kejadian kecelakaan kerja beserta penyebabnya sehingga dapat digunakan untuk melakukan pencegahan kecelakaan berulang. Kecenderungan pekerja dalam melaporkan kecelakaan kerja masih rendah. Hal ini juga dijumpai di Rumah Sakit X Kota Bekasi tercatat hanya 2 dari 20 perawat yang melaporkan kecelakaan kerja yang dialami. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional bertujuan untuk mengetahui hubungan sikap, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku, dan pengetahuan terhadap intensi pelaporan kecelakaan kerja. Sampel pada penelitian ini berjumlah 52 perawat di rawat inap tulip dan melati Rumah Sakit X Kota Bekasi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober – Desember 2016 dengan menggunakan instrumen kuesioner. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 46,2% perawat memiliki intensi pelaporan kecelakaan kerja lemah dan diketahui bahwa variabel sikap, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku, dan pengetahuan memiliki hubungan dengan intensi pelaporan kecelakaan kerja. Untuk meningkatkan intensi perawat, pihak rumah sakit sebaiknya melakukan evaluasi dan pengembangan prosedur pelaporan kecelakan kerja yang berlaku, serta memberikan sosialisasi dan pelatihan prosedur pelaporan kecelakaan kerja.

Kata Kunci : Intensi Pelaporan Kecelakaan Kerja, Sikap, Norma Subjektif,

Persepsi kontrol perilaku, Pengetahuan

Daftar Bacaan : 78 (1969 – 2015)

Page 6: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

v

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

DEPARTEMENT OF PUBLIC HEALTH

OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH CONCENTRATION

Undergraduate Thesis, March 2017

Sekar Wigati Suprapto, ID Number: 1112101000062

The Associations of Attitude, Subjective Norm, Perceived Behavioral Control

and Knowledge toward Nurses Work Accident Report Intention in Inpatient

Rooms Tulip and Melati X Hospital Bekasi City Year 2016

(xxi + 120 pages, 6 tables, 3 pictures, 4 attachments)

ABSTRACT

Accident report was an attempt to find out scene of an accident work and

the cause so that could be used as the prevention of the accident repeated. A

tendency workers in reporting accident is still low. It is also found in the hospital

X the city of Bekasi we can see that only 2 of 20 nurses who report accidents that

happened.

This research using cross sectional design the purpose was to determine the

associations of attitude, subjective norms, behavioral control perception and

knowledge toward nurses work accident report intention. The sample of this study

was 52 nurses in inpatient rooms tulip and melati, X Hospital Bekasi City. The

research is done in Oktober – Desember 2016 by using quationnaire. Chi square

test was used as bivariate statistical test.

The study results found that 46,2% nurses had weak work accident report

intention and bivariate analysis results showed there are the associations of work

accident report intention toward attitude, subjective norms, perceived behavioral

control and knowledge.

To increase the intention about reporting the work accident, the hospital

should evaluate and develop the procedure of work accident report, socialize the

and training procedure regarding work accident report.

Keywords: Intention, Attitude, Subjective Norm, Perceived Behavioral Control,

Knowledge

Reading Lists: 78 (1969 - 2015)

Page 7: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Diri

Nama : Sekar Wigati Suprapto

Tempat,Tanggal Lahir : Jakarta, 14 Desember 1994

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Pernikahan : Belum Menikah

Tinggi Badan : 160 cm

Alamat : Jl. Pinus Raya AG 2 No. 16 RT. 004 RW. 021 Reni

Jaya, Pamulang Barat, Pamulang, Tangerang Selatan

No. Telp / HP : 021-7415773 / 08561115026

Email : [email protected]

Pendidikan Formal

2012 - Sekarang : Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,

Program Studi Kesehatan Masyarakat, Peminatan

Keselamataan dan Kesehatan Kerja (K3), Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

2009 – 2012 : SMA Negeri 6 Tangerang Selatan

2006 – 2009 : SMP Negeri 1 Pamulang

2000 – 2006 : SD Negeri 3 Pamulang

Pengalaman Organisasi

2005 : Anggota Pramuka SD Negeri 3 Pamulang

2006 : Anggota Basket SMP Negeri 1 Pamulang

2006 : Anggota PASKIBRA SMP Negeri 1 Pamulang

2009 – 2010 : Ketua Tari Tradisional SMA Negeri 6 Tangerang

Selatan

2010 – 2011 : Anggota Palang Merah Remaja (PMR) SMA Negeri 6

Tangerang Selatan

Page 8: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

vii

2012 – 2014 : Sekretaris Pengembangan Sumber Daya Manusia

(PSDM) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Program

Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

2013 – 2014 : Sekretaris Human Resources Development (HRD)

Forum Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (FSK3)

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta

2014 – 2015 : Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Program Studi

(HMPS) Kesehatan Masyarakat Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

2014 – 2015 : Anggota Information and Technology (IT) Forum Studi

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (FSK3) Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Keanggotaan

Panitia, Rapat Kerja Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Program Studi

Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

Panitia, Seminar Nasional RUU Tenaga Kerja Kesehatan Tahun 2013

Panitia, Orientasi Pengenalan Akademik dan Kebangsaan (OPAK)

Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013, Tahun 2014 dan Tahun 2015

Panitia, Rapat Kerja Forum Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(FSK3) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2013

Panitia dan Peserta, Training Awareness OHSAS 18000:1 & PP NO.50

Tahun 2012 Forum Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (FSK3)

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

Page 9: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

viii

Panitia, Entrepreneur Festival 2014 Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)

Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

Panitia, Saman Festival Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS)

Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

Panitia, Pekan Seni dan Olahraga (PSO) Himpunan Mahasiswa Program

Studi (HMPS) Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

Panitia, Kesmas Untuk Negeri (KUN) Himpunan Mahasiswa Program

Studi (HMPS) Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

Panitia, Seminar Pengembangan Profesi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Program Studi Kesehatan Masyarakat FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2015

Volunteer, Gerakan Masyarakat VI Dreamdelion Sehat Tahun 2016

Volunteer, Gerakan Masyarakat VII Dreamdelion Sehat Tahun 2016

Training, Seminars, Certification, and other

2012 Talkshow Nasional Peringatan Hari AIDS se-Dunia

2012 di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ciputat

2012 Seminar Pengembangan Profesi “Toward Universal

Health Coverage and Equity” di FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Ciputat

2013 Pelatihan Manajemen Data di FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Ciputat

2013 Seminar Pengembangan Profesi “Ribuan Anak

Terancam HIV-AIDS, Let’s Prevent Mother to Child

Transmission” di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ciputat

Page 10: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

ix

2013 Seminar Pengembangan Profesi “Kesiapan

Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional 2014” di

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ciputat

2013 Seminar Pengembangan Profesi “Be Smart and Healthy

with Social Media Networking” di FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Ciputat

2013 Seminar Pengembangan Profesi “From Trash To

Treasure” di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ciputat

2014 Seminar Nasional Kesehatan Masyarakat “Upaya

Menghadapai Tantangan Kesehatan Masyarakat

Indonesia Post MDGs: Healthy People – Healthy

Environment” di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ciputat

2014 Pelatihan Analisis Data Univariat dan Bivariat di FKIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ciputat

2014 SKM Jakarta Summit 2014 di Gedung II BPPT Jakarta

2014 Training SMK3 Based on OHSAS 18001 & PP No.50

Tahun 2012 di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ciputat

2014 Workshop “Safety In The Process Industries” di FKIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ciputat

2014 Workshop “Ergonomics In The Work Place” di FKIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ciputat

2014 Seminar Kewirausahaan Entrepreneur Festival 2014 di

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ciputat

2014 Seminar Pengembangan Profesi “Optimalisasi

Pemenuhan Regulasi Prasarana Perlintasan Kereta Api

Demi Stabilitas Transportasi Nasional” di FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Ciputat

2014 Seminar Pengembangan Profesi “Have Your Perfect

Weight with a Proper Diet” di FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Ciputat

Page 11: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

x

2014 Seminar Pengembangan Profesi “Let’s be Smart :

Sukseskah Peringatan Pesan Bergambar Pada Bungkus

Rokok Diterapkan di Indonesia ?” di FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Ciputat

2014 Seminar Pengembangan Profesi “Menstrual and Pre-

Menstrual Syndrome” di FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Ciputat

2014 Seminar Pengembangan Profesi “Human Health Impact

and What Mosquitoes Responses to Climate Change” di

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ciputat

2015 Kajian Ilmu Keselamatan Konstruksi (Lifting Crane) di

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ciputat

2015 Workshop “Management Of Fire Safety” di FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Ciputat

2015 Workshop “Risk Assessment In The Work Place” di

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ciputat

2015 Seminar Pengembangan Profesi “Combat The

Neglected Tropical Disease Towards a Filariasis-Free

Country by 2020” di FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Ciputat

2015 Seminar Pengembangan Profesi “Are You Selective

Eater ? Be Careful To Obesity !” di FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Ciputat

Page 12: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

xi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahi Robbil ‘Aalamiin, Puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Hubungan Sikap, Norma

Subjektif, Persepsi kontrol perilaku dan Pengetahuan Terhadap Intensi Pelaporan

Kecelakaan Kerja Perawat Rawat Inap Tulip dan Melati di Rumah Sakit X Kota

Bekasi Tahun 2016” dengan baik. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan

kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini merupakan hasil dari penelitian yang dilaksanakan penulis pada

Oktober – Desember 2016 di salah satu rumah sakit di kota Bekasi. Skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat.

Dalam penulisan ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan

dukungan berupa doa, motivasi, dan bimbingan. Penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Allah SWT, atas segala kemudahan, berkah, nikmat dan kasih sayang yang

diberikan-Nya.

2. Keluarga tercinta, Ayah Suprapto, Ibu Sri Budiningsih, Mas Banyu Ageng

Wahyu Utomo, Mas Tirto Agung Anugerah Wicaksono, Mbak Oktifiliana

Setyaningrum, Kak Stia Permatasari Rahmawulan, Mbah Uti Warikem yang

selalu mendoakan, memberikan dukungan dan semangat yang tidak pernah

putus serta menjadi motivasi penulis untuk lulus secepatnya.

Page 13: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

xii

3. Pembimbing Skripsi, Ibu Fase Badriah, M.Kes, Ph.D dan Ibu Dr. Iting

Shofwati, S.T, M.KKK yang telah membimbing dan memberikan saran serta

dukungan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. H. Arief Sumantri,

M.Kes.

5. Kepala Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Ibu Fajar Arianti, SKM, M.Kes, PhD serta para dosen Kesehatan

Masyarakat yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat.

6. Kepala Instalasi K3LRS Rumah Sakit X Kota Bekasi dr. Ratna serta Staff

Instalasi K3LRS Ibu Tria, Ibu Heni, Ibu Hesti dan Ibu Nunung yang telah

membantu penulis selama pengumpulan data di lapangan.

7. Perawat Rawat Inap Tulip dan Melati Rumah Sakit X Kota Bekasi yang telah

bersedia menjadi responden penelitian penulis.

8. Chairmate SMA penulis, Yudha Puspa Yunita yang saling mendoakan,

menyemangati dan berjuang bersama-sama untuk mendapatkan gelar masing-

masing.

9. Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa

Syahidah, dan Putri Dewi Riani yang saling memberikan semangat, saling

membantu, saling mendoakan dan saling menguatkan.

10. Sistah nunggu dijodohin sistah nunggu jodoh sistah jombs soon halal

(Aamiin yaa Allah) Nurazizah, Ika Nur Syafitriany, Nova Elyanti, Devina

Koesnatasha Alvionita dan Farras Putri Arianti yang menjadi tempat diskusi

dalam hal apapun mulai dari kuliah, nikah, jodoh, skripsweet, penelitian,

kecantikan dan banyak hal lainnya.

11. Teman-teman katiguys 2012 Ayu Sajida Da’ad Arini, Eka Ari Nuryanti,

Rahfita Ferdinah, Ofin Andina Permata Sari, Elsya Ristia, Anis Rohmana

Malik, Rr.Putri Annisya Affriany Prasetyo, Widyanfri Wira Pratama Saputri,

Atthina Ayu Mustika, Lilis Yuliarti, Alviral Muhamad Dangkua, Richard

Wahyu Pratama, Nova Riski Prakoso, Yaumi Khairi Azhari Lubis, Agin

Darojatul Aghnia, Ahmad Faiz, Tsabit Al Mutawally, dan Nizar Fathul Khoir

Page 14: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

xiii

yang pastinya selalu memberikan semangat, dukungan, doa dan menjadi

“saingan” positif untuk menyelesaikan skripsi ini.

12. Isyah Indah Sari dan Septia Putri Arofi yang selalu nanya “kapan sidang

kak?”, “kalo sidang bilang aku yaa kak” sehingga membuat penulis jadi

semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

13. HMPS Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tantri, Dedek

Lifa, Najma, Aqil, Dinda, Ridho, Aini, Gilang, Bila, Warda, Ayu fhyta, Rifqi,

Ana, Anda, Mitha, Anya, Upi, Dharma, Narita, FM, Icus, Ojan, Piyul, Rina,

Maul, Sanni, Ukhty, Nindy, Mira, Evi, Jule, Esma, Mutia, Upil, Bocil,

Ignace, Megas, Agung, Riska, Zasmi dan Ario (maaf kalo ada yang terlewat)

yang telah memberikan semangat, kenangan manis dan pengalaman seru.

14. Teman-teman seperjuangan Kesehatan Masyarakat Angkatan 2012 yang tidak

bisa disebutkan satu persatu.

15. Serta siapa pun yang turut mendoakan dan memberikan dukungan kepada

penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, dengan doa dan harapan bahwa

segala kebaikan yang mereka berikan dapat bermanfaat bagi penulis. Penulis

menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat berbagai kekurangan

dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun agar kelak dapat menjadi lebih baik. Semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat dalam perkembangan ilmu Keselamatan dan Kesehatan

Kerja dan bermanfaat bagi seluruh pembacanya. Aamiin aamiin ya Rabbal

‘Alamin.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta, Februari 2017

Sekar Wigati Suprapto

Page 15: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

xiv

DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN ........................ Error! Bookmark not defined.

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI ................... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PERNYATAAN ................................... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................... xi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiv

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xviii

DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xix

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xx

DAFTAR ISTILAH ............................................................................................. xxi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 7

1.3 Pertanyaan Penelitian .................................................................................... 8

1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 9

1.4.1 Tujuan Umum ........................................................................................ 9

1.4.2 Tujuan Khusus ....................................................................................... 9

1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 10

1.5.1 Manfaat bagi Rumah Sakit X Kota Bekasi .......................................... 10

1.5.2 Manfaat bagi Perawat Rumah Sakit X Kota Bekasi ............................ 11

1.5.3 Manfaat bagi Peneliti Selanjutnya ....................................................... 11

Page 16: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

xv

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 12

2.1 Intensi .......................................................................................................... 12

2.1.1 Teori Intensi ......................................................................................... 12

2.1.2 Aspek-Aspek Intensi ............................................................................ 16

2.1.3 Pengukuran Intensi ............................................................................... 16

2.2 Determinan Intensi ...................................................................................... 17

2.2.1 Sikap ..................................................................................................... 17

A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap ........................................... 20

B. Pengukuran Sikap ................................................................................. 22

2.2.2 Norma Subjektif ................................................................................... 22

A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Norma Subjektif .......................... 23

B. Pengukuran Norma Subjektif ............................................................... 24

2.2.3 Persepsi kontrol perilaku ...................................................................... 24

A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi kontrol perilaku (Persepsi

kontrol perilaku) ........................................................................................ 27

B. Pengukuran Persepsi kontrol perilaku (Persepsi kontrol perilaku) ...... 27

2.2.4 Pengetahuan ......................................................................................... 29

A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ................................ 30

B. Pengukuran Pengetahuan...................................................................... 31

2.3 Pelaporan Kecelakaan Kerja ....................................................................... 32

2.3.1 Tujuan Pelaporan Kecelakaan Kerja .................................................... 34

2.3.2 Manfaat Pelaporan Kecelakaan Kerja .................................................. 36

Page 17: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

xvi

2.3.3 Prosedur Pelaporan Kecelakaan Kerja ................................................. 36

2.3.4 Tata Cara Pelaporan Kecelakaan Kerja ................................................ 37

2.4 Kerangka Teori............................................................................................ 38

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ................. 39

3.1 Kerangka Konsep ........................................................................................ 39

3.2 Definisi Operasional.................................................................................... 40

3.3 Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 41

BAB IV METODE PENELITIAN ....................................................................... 42

4.1 Desain Penelitian ......................................................................................... 42

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 42

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................. 42

4.3.1 Populasi ................................................................................................ 42

4.3.2 Sampel .................................................................................................. 42

4.4 Instrumen Penelitian.................................................................................... 44

4.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner .............................................. 47

4.5 Manajemen Data ......................................................................................... 49

4.6 Analisa Data ................................................................................................ 50

4.6.1 Analisis Univariat................................................................................. 50

4.6.2 Analisis Bivariat ................................................................................... 50

BAB V HASIL PENELITIAN ............................................................................ 52

5.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian .......................................................... 52

5.2 Gambaran Intensi Pelaporan Kecelakaan Kerja .......................................... 53

5.3 Gambaran Determinan Faktor Intensi Pelaporan Kecelakaan Kerja .......... 54

Page 18: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

xvii

5.4 Hubungan Determinan Faktor Terhadap Intensi Pelaporan Kecelakaan kerja

........................................................................................................................... 55

BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................... 59

6.1 Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 59

6.2 Intensi Pelaporan Kecelakaan Kerja Perawat Rawat Inap Tulip dan Melati

Rumah Sakit X Kota Bekasi ............................................................................. 59

6.3 Hubungan Sikap dengan Intensi Pelaporan Kecelakaan Kerja Perawat

Rawat Inap Tulip dan Melati Rumah Sakit X Kota Bekasi .............................. 66

6.4 Hubungan Norma Subjektif dengan Intensi Pelaporan Kecelakaan Kerja

Perawat Rawat Inap Tulip dan Melati Rumah Sakit X Kota Bekasi ................ 71

6.5 Hubungan Persepsi kontrol perilaku dengan Intensi Pelaporan Kecelakaan

Kerja Perawat Rawat Inap Tulip dan Melati Rumah Sakit X Kota Bekasi . 75

6.6 Hubungan Pengetahuan dengan Intensi Pelaporan Kecelakaan Kerja

Perawat Rawat Inap Tulip dan Melati Rumah Sakit X Kota Bekasi ................ 79

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 83

7.1 Simpulan ..................................................................................................... 83

7.2 Saran ............................................................................................................ 83

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 86

LAMPIRAN .......................................................................................................... 94

Page 19: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ............................................................................. 40

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Besar Sampel ........................................................... 43

Tabel 4.2 Uji Reliabilitas Kuesioner ..................................................................... 48

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Intensi Pelaporan Kecelakaan Kerja Perawat Rawat

Inap Tulip dan Melati Rumah Sakit X Kota Bekasi Tahun 2016 ......................... 54

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Determinan Faktor Intensi Pelaporan Kecelakaan

Kerja Perawat Rawat Inap Tulip dan Melati Rumah Sakit X Kota Bekasi Tahun

2016 ....................................................................................................................... 54

Tabel 5.3 Hubungan Determinan Faktor dengan Intensi Pelaporan Kecelakaan

Kerja Perawat Rawat Inap Tulip dan Melati Rumah Sakit X Kota Bekasi Tahun

2016 ....................................................................................................................... 56

Page 20: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

xix

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Theory Planned Behavior .................................................................... 15

Bagan 2.2 Kerangka Teori .................................................................................... 38

Bagan 3.1 Kerangka Konsep ................................................................................. 39

Page 21: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

xx

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I ....................................................................................................... 95

LAMPIRAN II .................................................................................................... 104

LAMPIRAN III ................................................................................................... 107

LAMPIRAN IV ................................................................................................... 115

Page 22: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

xxi

DAFTAR ISTILAH

ABC : Affect, Behavior, and Cognition

AIDS : Acquired Immuno Deficiency Syndrome

APD : Alat Pelindung Diri

BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

HBV : Hepatitis B Virus

HCV : Hepatitis C Virus

HIV : Human Immuno Deficiency Virus

ILO : International Labour Organization

K3 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja

K3L : Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan

K3LRS : Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Rumah Sakit

K3RS : Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit

NSC : National Safety Council

PAK : Penyakit Akibat Kerja

P2K3 : Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat

RSUPN : Rumah Sakit Umum Pusat Daerah

SDM : Sumber Daya Manusia

WHO : World Health Organization

Page 23: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

1

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit adalah organisasi kesehatan yang memberikan pelayanan

kesehatan dalam upaya perbaikan status kesehatan bagi masyarakat. Rumah sakit

tidak hanya sebagai sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat untuk

mendapatkan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan, namun rumah sakit juga

merupakan tempat kerja yang unik dan kompleks (Rahayuningsih, 2011). Rumah

sakit memiliki potensi bahaya yang cukup banyak diantaranya bahaya biologi,

bahaya kimia, bahaya ergonomi, bahaya fisik, bahaya psikososial, bahaya

mekanik, bahaya listrik dan bahaya yang ditimbulkan dari limbah rumah sakit

(Ivana dan Jayanti, 2014). Penularan penyakit dapat terjadi di rumah sakit dimana

semua orang berkumpul dengan berbagai macam keadaan dan berbagai macam

penyakit mulai dari pasien, pengantar maupun tenaga kerja rumah sakit itu sendiri

(Ristiono dan Niwardi, 2010).

Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan rumah sakit yang paling

sering berinteraksi dengan pasien dalam berbagai macam keadaan. Perawat

diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu serta

diselenggarakan sesuai dengan standar dan etika pelayanan profesi. Di samping

itu, dalam menjalankan tugas atau pekerjaannya melayani pasien, perawat dituntut

untuk dapat melindungi diri dari bahaya-bahaya potensial risiko kecelakaan,

terpajan dan terinfeksi (tertular) dari pasien maupun dari tempat kerja. Pada

Page 24: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

2

kondisi seperti ini perawat memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit akibat

kerja (PAK) dan kecelakaan kerja dibanding dengan pekerja lain (Salikuna, 2011).

Kecelakaan kerja merupakan salah satu permasalahan yang melekat dalam

dunia industri tidak terkecuali rumah sakit. Hasil laporan National Safety Council

(NSC) tahun 2008 menunjukkan bahwa kasus kecelakaan yang sering terjadi di

Rumah Sakit adalah tertusuk jarum suntik dan terkilir (20%), tergores/terpotong

(16%), luka bakar (7%) dan penyakit infeksi (5%). Secara global, data WHO

menunjukkan dari 35 juta pekerja kesehatan terdapat 3 juta pekerja terpajan

patogen darah (virus HBV, virus HCV, dan virus HIV/AIDS), terjadi 15.000

kasus HBV, 70.000 kasus HCV dan 100 kasus HIV dan lebih dari 90% kasus ini

terjadi di negara berkembang (Reda dkk, 2010). Rata-rata risiko transmisi virus

melalui blood-borne pada kecelakaan tertusuk jarum suntik yaitu 30% untuk virus

Hepatitis B, 3% untuk virus Hepatitis C, dan 0,3% untuk virus HIV (Weston,

2008). WHO mengestimasikan bahwa sekitar 2,5% petugas kesehatan di seluruh

dunia menghadapi pajanan HIV dan sekitar 40% menghadapi pajanan virus

Hepatitis B dan Hepatitis C (Sadoh dkk, 2006).

Selain itu, di Indonesia angka kecelakaan kerja pada perawat masih cukup

tinggi hal ini dapat terlihat pada berbagai hasil penelitian kecelakaan kerja yang

telah banyak dilakukan. Pada tahun 2000, di RSUPN Ciptomangunkusumo

Jakarta terjadi 9 kasus kecelakaan kerja yang berisiko terpajan HIV dari pasien

pada 7 perawat, 1 dokter dan 1 petugas laboraturium (Panggabean, 2008).

Penelitian yang dilakukan Hermana di RSUD Kabupaten Cianjur pada tahun 2010

menyebutkan bahwa jumlah perawat yang mengalami luka tusuk jarum suntik dan

Page 25: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

3

benda tajam lainnya cukup tinggi yaitu 61,34% (Hermana, 2010). Hasil penelitian

yang dilakukan terhadap perawat perintologi di RSUD Tugurejo Semarang dalam

satu tahun terakhir adalah perawat yang mengalami kecelakaan kerja tertusuk

jarum suntik tertinggi sebanyak 14 kali (Kurnia, 2013).

Di RSUP Fatmawati insiden tertusuk jarum suntik pada perawat mencapai

1,75% pada bulan Mei 2014. Hasil survei November 2014, dalam rentang tahun

2009 sampai tahun 2011, terdapat 2 orang perawat di Ruang Interna menderita

penyakit Hepatitis, diduga tertular dari pasien (Tukmana, 2015). Pada penelitian

Maria dkk (2015) tentang kejadian kecelakaan kerja perawat di Rumah Sakit PW

Malang berdasarkan tindakan tidak aman diketahui bahwa sebanyak 45 perawat

mengalami kecelakaan kerja yang mengakibatkan gangguan muskuloskeletal dan

terjadi 2 kasus needle stick injury (tertusuk jarum suntik) selama tahun 2014. Di

RSUD Dr. Moewardi selama periode Januari – Agustus 2015 terjadi 9 kasus

tertusuk jarum suntik.

Perawat menjadi salah satu tenaga kesehatan yang paling rentan tertular

virus HIV dan Hepatitis B dari penggunaan jarum suntik yang tidak aman. Hasil

pencatatan dan laporan oleh pihak penanggung jawab mutu pelayanan dan etik di

bidang keperawatan RSUD Provinsi Kepulauan Riau Tanjung Uban bahwa sejak

November 2007 – 2011 tercatat 1 perawat menderita HIV dan 5 perawat terinfeksi

Hepatitis B akibat tertusuk jarum suntik (Yulita, 2013). Sedangkan penelitian

yang dilakukan Lukman Hakim Tarigan, menemukan pada tahun 2013 terdapat

7000 tenaga kesehatan yang terinfeksi Hepatitis B dan sekitar 4.900 diantara

Page 26: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

4

tenaga kesehatan yang terinfeksi tersebut disebabkan karena kecelakaan tertusuk

jarum suntik sedangkan sisanya tertular dari penderita lain (Manafe, 2014).

Dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

menyatakan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas

keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan meningkatkan

produksi serta produktivitas nasional dan pada pasal 3 menyebutkan kewajiban

pengusaha/pengurus dalam persyaratan keselamatan kerja salah satunya yaitu

untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan. Pelaporan kecelakaan kerja perlu

dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan

kerja. Pelaporan kecelakaan kerja bertujuan untuk menemukan mengapa

kecelakaan terjadi, penyebabnya, dimana terjadinya, kapan, siapa atau apa yang

menjadi korban dan sebagainya, selanjutnya dapat diupayakan agar tidak terjadi

kecelakaan yang sama atau yang lebih parah (Dewanti, 2012).

Kejadian tertusuk jarum suntik pada perawat harus segera dilaporkan

kepada pimpinan sarana pelayanan kesehatan untuk segera dilakukan pengobatan

dan pencegahan setelah pajanan agar tidak terinfeksi (tertular) dan untuk

mencegah kecelakaan kerja tersebut terulang kembali. Namun kesadaran pekerja

terhadap pelaporan kecelakaan kerja masih cukup rendah, hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan Wardhani (2008) di PT. Astra Nissan Diesel Indonesia

menyatakan bahwa tingkat kesadaran pekerja masih perlu diperbaiki karena

pelaksanaan pelaporan tidak didukung dengan pengetahuan dan sikap yang baik.

Hasil penelitian Sulistiani (2015) di Rumah Sakit X dan Y Jakarta menyatakan

persepsi positif pelaporan kesalahan medis pada tenaga kesehatan masih rendah

Page 27: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

5

yaitu kurang dari 50%. Semua kategori kecelakaan harus dianggap penting, baik

kategori kecil, sedang, parah, tidak ada satupun kejadian dan kecelakaan yang

boleh diabaikan meskipun kejadian atau kecelakaan tersebut masuk kedalam

kategori nyaris celaka atau kecelakaan ringan.

Intensi yang kuat diperlukan untuk meningkatkan perilaku perawat

melaporkan kecelakaan kerja. Intensi merupakan kecenderungan seseorang untuk

berperilaku atas dasar kepercayaan dan keyakinan akan kemampuan yang dimiliki

untuk berperilaku tersebut. Intensi dapat ditingkatkan dengan harus tahu terlebih

dahulu apa arti dan manfaat dari perilaku tersebut bagi dirinya. Perawat harus

memiliki pengetahuan, sikap, norma subjektif dan persepsi kontrol perilaku yang

positif terhadap pelaporan kecelakaan kerja. Intensi pelaporan kecelakaan kerja

yang rendah akan menghambat tindakan pencegahan infeksi dan pencegahan

kecelakaan kerja sehingga mengakibatkan kecelakaan kerja terjadi berulang,

risiko perawat terinfeksi atau tertular dari pasien lebih besar sehingga dapat

mempengaruhi kinerja perawat.

Rumah Sakit X Kota Bekasi merupakan rumah sakit rujukan pertama

pasien umum maupun pasien BPJS di Kota Bekasi sehingga selalu ramai pasien,

rata-rata sebanyak 13.344 pasien per tahun di rawat inap Rumah Sakit X Kota

Bekasi. Pasien dengan jumlah yang banyak memungkinkan risiko kecelakaan

kerja pada perawat rawat inap lebih sering terjadi. Berdasarkan data kecelakaan

kerja Rumah Sakit X Kota Bekasi diketahui angka kejadian kecelakaan kerja

cukup rendah yaitu pada tahun 2013 tercatat 1 kasus tertusuk jarum suntik, tahun

2014 tercatat 3 kasus tertusuk jarum suntik, tahun 2015 tercatat 2 kasus tertusuk

Page 28: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

6

jarum suntik, dan pada Januari – Maret 2016 tercatat 4 perawat mengalami

kecelakaan kerja tertusuk jarum suntik. Namun hasil studi pendahuluan yang

dilakukan pada 26 perawat ruang rawat inap tulip dan melati di Rumah Sakit X

Kota Bekasi diketahui 20 perawat yang pernah mengalami kecelakaan kerja baik

tertusuk jarum suntik, mengampul obat maupun terkena percikan cairan tubuh

pasien, hanya 2 perawat yang melaporkan kejadian kecelakaan kerja tersebut dan

18 perawat tidak melaporkan kejadian kecelakaan kepada manajemen yang

artinya angka kejadian kecelakaan kerja yang tercatat belum menunjukkan angka

kejadian kecelakaan kerja yang sesungguhnya. Rawat inap tulip merupakan rawat

inap untuk pasien bedah berdasarkan data kecelakaan yang tercatat memiliki

angka kecelakaan kerja yang paling banyak dibandingkan dengan rawat inap

lainnya sedangkan rawat inap melati merupakan rawat inap untuk pasien anak

yang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kecelakaan kerja karena sering

kali saat melakukan infus, pengambilan darah maupun tindakan keperawatan

lainnya anak-anak tidak bisa diam sehingga memungkinkan risiko perawat

tertusuk jarum suntik lebih tinggi dibandingkan dengan rawat inap lainnya namun

berdasarkan data kecelakaan tidak pernah tercatat satu kecelakaan pun yang

pernah terjadi di rawat inap melati.

Kecelakaan kerja yang tidak dilaporkan akan berdampak pada

penghambatan pencegahan infeksi, penghambatan pencegahan kecelakaan

sehingga terjadi kecelakaan kerja berulang, rendahnya keselamatan dan kesehatan

pekerja, penurunan produktivitas kerja dan juga citra rumah sakit. Perawat yang

Page 29: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

7

tidak melaporkan kecelakaan kerja berisiko besar tertular infeksi atau penyakit

oleh pasien dan juga dapat menularkan kepada pasien yang lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

Kecelakaan kerja merupakan hal yang selalu melekat pada industri rumah

sakit. Kejadian tertusuk jarum suntik, tergores benda tajam, terpeleset/terjatuh,

dan terkena percikan cairan tubuh pasien adalah kejadian kecelakaan yang sering

terjadi pada perawat. Namun, berdasarkan data dari latar belakang diketahui

intensi pelaporan kecelakaan kerja pada perawat di Indonesia masih rendah. Di

ruang rawat inap tulip Rumah Sakit X Kota Bekasi diketahui dari 9 orang yang

pernah mengalami kecelakaan kerja baik tertusuk jarum suntik, terluka saat

mengampul obat maupun terkena percikan cairan tubuh pasien, 8 orang tidak

melaporkan kejadian kecelakaan kepada manajemen dan di ruang rawat inap

melati Rumah Sakit X Kota Bekasi diketahui dari 11 orang yang pernah

mengalami kecelakaan kerja baik tertusuk jarum suntik, terluka saat mengampul

obat maupun terkena percikan cairan tubuh pasien, 10 orang tidak melaporkan

kejadian kecelakaan kepada manajemen.

Masih sedikitnya perawat yang melaporkan kecelakaan kerja yang dialami

karena tidak mengetahui jenis kecelakaan kerja yang harus dilaporkan,

menganggap luka kecil/ringan, menganggap sebagai sesuatu hal yang biasa dan

luka tidak terasa perih/sakit diduga menjadi alasan perawat tidak melaporkan.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait hubungan

sikap, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku, dan pengetahuan terhadap

Page 30: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

8

intensi pelaporan kecelakaan kerja perawat rawat inap tulip dan melati di Rumah

Sakit X Kota Bekasi Tahun 2016.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran intensi pelaporan kecelakaan kerja perawat rawat inap

tulip dan melati di Rumah Sakit X Kota Bekasi Tahun 2016 ?

2. Bagaimana gambaran sikap pelaporan kecelakaan kerja perawat rawat inap

tulip dan melati di Rumah Sakit X Kota Bekasi Tahun 2016 ?

3. Bagaimana gambaran norma subjektif pelaporan kecelakaan kerja perawat

rawat inap tulip dan melati di Rumah Sakit X Kota Bekasi Tahun 2016 ?

4. Bagaimana gambaran persepsi kontrol perilaku pelaporan kecelakaan kerja

perawat rawat inap tulip dan melati di Rumah Sakit X Kota Bekasi Tahun

2016 ?

5. Bagaimana gambaran pengetahuan pelaporan kecelakaan kerja perawat

rawat inap tulip dan melati di Rumah Sakit X Kota Bekasi Tahun 2016 ?

6. Apakah ada hubungan sikap dengan intensi pelaporan kecelakaan kerja

perawat rawat inap tulip dan melati di Rumah Sakit X Kota Bekasi Tahun

2016 ?

7. Apakah ada hubungan norma subjektif dengan intensi pelaporan kecelakaan

kerja perawat rawat inap tulip dan melati di Rumah Sakit X Kota Bekasi

Tahun 2016 ?

8. Apakah ada hubungan persepsi kontrol perilaku dengan intensi pelaporan

kecelakaan kerja perawat rawat inap tulip dan melati di Rumah Sakit X

Kota Bekasi Tahun 2016 ?

Page 31: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

9

9. Apakah ada hubungan pengetahuan dengan intensi pelaporan kecelakaan

kerja perawat rawat inap tulip dan melati di Rumah Sakit X Kota Bekasi

Tahun 2016 ?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan sikap, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku,

dan pengetahuan terhadap intensi pelaporan kecelakaan kerja perawat rawat inap

tulip dan melati di Rumah Sakit X Kota Bekasi Tahun 2016.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran intensi pelaporan kecelakaan kerja perawat rawat

inap tulip dan melati di Rumah Sakit X Kota Bekasi Tahun 2016.

2. Diketahuinya gambaran sikap pelaporan kecelakaan kerja perawat rawat

inap tulip dan melati di Rumah Sakit X Kota Bekasi Tahun 2016.

3. Diketahuinya gambaran norma subjektif pelaporan kecelakaan kerja

perawat rawat inap tulip dan melati di Rumah Sakit X Kota Bekasi Tahun

2016.

4. Diketahuinya gambaran persepsi kontrol perilaku pelaporan kecelakaan

kerja perawat rawat inap tulip dan melati di Rumah Sakit X Kota Bekasi

Tahun 2016.

5. Diketahuinya gambaran pengetahuan pelaporan kecelakaan kerja perawat

rawat inap tulip dan melati di Rumah Sakit X Kota Bekasi Tahun 2016.

Page 32: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

10

6. Diketahuinya hubungan sikap dengan intensi pelaporan kecelakaan kerja

perawat rawat inap tulip dan melati di Rumah Sakit X Kota Bekasi Tahun

2016.

7. Diketahuinya hubungan norma subjektif dengan intensi pelaporan

kecelakaan kerja perawat rawat inap tulip dan melati di Rumah Sakit X

Kota Bekasi Tahun 2016.

8. Diketahuinya hubungan persepsi kontrol perilaku dengan intensi pelaporan

kecelakaan kerja perawat rawat inap tulip dan melati di Rumah Sakit X

Kota Bekasi Tahun 2016.

9. Diketahuinya hubungan pengetahuan dengan intensi pelaporan kecelakaan

kerja perawat rawat inap tulip dan melati di Rumah Sakit X Kota Bekasi

Tahun 2016.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat bagi Rumah Sakit X Kota Bekasi

1. Dapat dijadikan bahan masukan terkait pelaksanaan pelaporan kecelakaan

kerja.

2. Dapat dijadikan bahan masukan untuk evaluasi pelaksanaan pelaporan

kecelakaan kerja.

3. Dapat dijadikan bahan masukan untuk perencanaan dalam peningkatan

pelaksanaan pelaporan kecelakaan kerja.

Page 33: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

11

1.5.2 Manfaat bagi Perawat Rumah Sakit X Kota Bekasi

1. Sebagai masukan dalam pencegahan terjadinya kecelakaan kerja berulang.

2. Sebagai masukan dalam meningkatkan kesadaran pelaporan kecelakaan

kerja.

3. Sebagai masukan dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja.

1.5.3 Manfaat bagi Peneliti Selanjutnya

1. Sebagai data dasar untuk referensi penelitian selanjutnya yang berkaitan

dengan pelaporan kecelakaan kerja.

2. Sebagai bahan perbandingan dalam melakukan penelitian yang terkait

dengan intensi pelaporan kecelakaan kerja.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswi peminatan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) program studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta untuk mengetahui determinan intensi pelaporan kecelakaan

kerja perawat rawat inap tulip dan melati Rumah Sakit X Kota Bekasi. Penelitian

ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif analitik cross

sectional yang bertujuan untuk menggambarkan variabel-variabel penelitian dan

melihat hubungan variabel dependen dan variabel independen dalam penelitian.

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Penelitian ini akan

dilaksanakan di Rumah Sakit X Kota Bekasi pada bulan Oktober – Desember

2016.

Page 34: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

12

2 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Intensi

Intensi merupakan prediktor utama dalam menentukan perilaku. Intensi

adalah jembatan antara sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku terhadap

perilaku sebenarnya. Menurut Ajzen (2005) intensi merupakan indikai seberapa

keras seseorang berusaha atau seberapa banyak usaha yang dilakukan untuk

menampilkan suatu perilaku. Menurut Schiffman dan Kanuk (2007) intensi adalah

hal yang berkaitan dengan kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu

tindakan atau berperilaku tertentu. Hal ini diperjelas oleh Warshaw dan Davis

(dalam Landry, 2003) yang menyatakan bahwa intensi adalah tingkatan dimana

seseorang memformulasikan rencana untuk menunjukkan suatu tujuan masa

depan yang spesifik atau tidak, secara sadar. Berdasarkan beberapa pegertian

intensi diatas, dapat disimpulkan bahwa intensi adalah kecenderungan seseorang

untuk melakukan suatu perilaku atas dasar kepercayaan dan keyakinan terhadap

suatu hal maupun kemampuan diri sendiri.

2.1.1 Teori Intensi

A. Teori Reasoned Action

Menurut teori Reasoned Action (Ajzen dan Fishbein, 1969), pembentukan

intensi merupakan fungsi dari dua determinan yang menjadi prediktor penentu

dalam memunculkan intensi berperilaku, yaitu determinan pertama adalah faktor

yang bersifat pribadi dan determinan kedua adalah faktor yang bersifat sosial.

Faktor yang bersifat pribadi yaitu sikap terhadap perilaku tertentu yang

Page 35: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

13

merupakan sikap terhadap keyakinan-keyakinan dan evaluasi positif atau negatif

individu terhadap perilaku yang diminati atau yang akan dipilih untuk

ditampilkan. Faktor yang bersifat sosial yaitu norma subjektif yang merupakan

persepsi seseorang terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan

suatu perilaku (Rosdiana, 2011).

Teori Reasoned Action merupakan model yang memfokuskan pada

variabel-variabel sosial-kognitif sebagai determinan-determinan perilaku

kesehatan. Teori ini menegaskan peran dari “niat” seseorang dalam menentukan

apakah sebuah perilaku akan terjadi. Perilaku mengikuti niat dan tidak akan

terjadi perilaku tanpa adanya niat. Teori Reasoned Action merupakan teori yang

menghubungkan keyakinan (belief), sikap (attitude), kehendak (intension) dan

perilaku (behavior) (Taylor, 1999).

B. Teori Planned Behavior

Teori tindakan yang direncanakam (Theory of Planned Behavior)

mengemukakan bahwa tindakan manusia dipengaruhi oleh tiga macam faktor,

yaitu keyakinan berperilaku, keyakinan tentang harapan normatif dari orang lain,

dan keyakinan persepsi untuk berperilaku dengan yang memfasilitasi atau

menghambat perilaku (Ajzen, 2005). Berdasarkan perspektif tersebut, maka

keyakinan perilaku menimbulkan sikap positif atau negatif terhadap perilaku

tertentu, keyakinan normatif mengakibatkan terbentuknya persepsi adanya

tekanan sosial untuk melakukan tindakan atau norma subjektif dan persepsi atas

persepsi kontrol perilaku. Kombinasi dari sikap terhadap perilaku, norma

subjektif, dan persepsi kontrol perilaku mengakibatkan terbentuknya intensi

Page 36: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

14

perilaku. Sebagai suatu kaidah umum bahwa sikap yang positif disertai dengan

norma subjektif yang sesuai dan dengan adanya persepsi kontrol perilaku yang

memadai, maka akan menyebabkan kuatnya intensi untuk berperilaku tertentu.

(Machrus dan Purwono, 2010)

Intensi merupakan penentu terpenting dalam perilaku seseorang. Intensi

merupakan indikasi kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu perilaku

dan menjadi anteseden langsung dari perilaku tersebut (Ajzen, 2005). Intensi

merupakan aspek motivasional individu yang mempengaruhi terlaksananya suatu

perilaku. Intensi adalah indikasi mengenai besarnya usaha yang dikeluarkan

individu untuk melakukan suatu perilaku (Ayuningtyas dan Santoso, 2007).

Dalam teori Planned Behavior, ada tiga faktor yang saling berkaitan dalam

membentuk intensi individu untuk bertingkah laku, yaitu sikap (Fishbein & Ajzen,

1980), norma subjektif (Fishbein & Ajzen, 1980), serta perceived behavior

control (Ajzen, 2005). Ketiga faktor ini akan dipengaruhi oleh belief masing-

masing individu. Belief merujuk kepada semua informasi yang dimiliki individu

mengenai suatu objek, yang dalam hal ini adalah suatu perilaku (Fishbein &

Ajzen, 1980). Dalam intensi untuk melakukan tingkah laku, belief berperan

sebagai pembentuk sikap, norma subjektif dan persepsi kontrol perilaku. Fishbein

& Ajzen (1980) mengatakan bahwa individu akan melakukan suatu perilaku jika

ia memiliki intensi untuk melakukan perilaku tersebut.

Page 37: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

15

Teori Planned Behavior dapat digambarkan sebagai berikut.

Intensi dapat berubah karena waktu. Intensi individu untuk menampilkan

suatu perilaku tergantung pada hasil pengukuran sikap dan norma subjektif. Hasil

yang positif mengindikasikan intensi berperilaku. Intensi adalah informasi yang

penting mengenai kecenderungan bahwa menampilkan suatu perilaku tertentu

akan mengarahkan pada suatu hasil yang spesifik. Jika keinginan untuk

bertingkah laku dikatakan sebagai tujuan (goal), maka intensi dianggap sebagai

rencana untuk mencapai tujuan, yaitu melakukan suatu tingkah laku (Ajzen,

2005). Namun memiliki intensi tidak menjamin tujuan akan tercapai (Heckhausen

dan Gollwitzer dalam Gillholm, Erdeus & Garling, 1996).

Neal dan Griffin (2002) berpendapat bahwa hanya ada tiga faktor yang

menentukan perbedaan individu dalam berperilaku yaitu pengetahuan,

kemampuan, dan motivasi. Jika seseorang tidak memiliki cukup motivasi untuk

patuh terhadap peraturan keselamatan atau terlibat dalam aktivitas keselamatan,

Bagan 2.1 Theory Planned Behavior

Page 38: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

16

maka dia tidak akan memilih untuk melakukan tindakan tersebut. Jika seseorang

tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk patuh dengan

peraturan keselamatan dan terlibat dalam aktivitas keselamatan, maka dia tidak

akan mampu bertindak atau beniat untuk mematuhi prosedur keselamatan.

Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan merupakan dasar dalam mengerjakan

sesuatu atau bertindak. Jika pekerja memiliki pengetahuan dan sikap terhadap

iklim keselamatan pada lingkungan kerja, maka pekerja tersebut akan berniat

untuk mematuhi kebijakan prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan.

2.1.2 Aspek-Aspek Intensi

Intensi memiliki 4 aspek yang mendasarinya yaitu target, action, context,

dan time (Surbakti, 2015). Target merupakan sasaran yang ingin dicapai jika

menampilkan suatu perilaku. Misalnya, perilaku melaporkan kecelakaan kerja

untuk tercatatnya kejadian kecelakaan kerja dan pencegahan terjadinya

kecelakaan berulang. Action yang merupakan suatu tindakan yang mengiringi

munculnya perilaku. Misalnya menghubungi bagian K3L untuk melaporkan

kecelakaan kerja yang dialami. Context mengacu pada situasi yang akan

memunculkan perilaku. Misalnya, terdapat prosedur yang mengatur alur

pelaporan kecelakaan kerja. Dan yang terakhir adalah time yaitu waktu munculnya

perilaku. Misalnya, menghubungi bagian K3L saat mengalami kecelakaan kerja.

2.1.3 Pengukuran Intensi

Intensi dapat diukur secara langsung dengan menanyakan subjek untuk

mengindikasikan apakah ia akan menampilkan perilaku yang positif atau negatif

terhadap objek sikap tertentu, situasi dan waktu dimana perilaku tersebut

Page 39: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

17

diwujudkan (Ajzen, 2005). Beberapa cara yang digunakan untuk mengukur

intensi seperti terlihat pada contoh berikut “Saya berniat untuk datang tepat waktu

di kantor, untuk kedisiplinan dalam memenuhi aturan kerja”, “Saya akan mencoba

untuk datang tepat waktu di kantor, untuk kedisiplinan dalam memenuhi aturan

kerja”, atau “Saya merencanakan (plan), untuk datang tepat waktu di kantor,

untuk kedisiplinan dalam memenuhi aturan kerja”. Dari contoh di atas

menunjukkan bahwa pengukuran intensi hendaknya berisikan niat melakukan,

usaha mencoba, dan merencanakan suatu tindakan yang bertujuan (Machrus dan

Purwono, 2010).

Dari hasil berbagai penelitian menunjukkan bahwa intensi, sikap, norma

subjektif, dan persepsi kontrol perilaku memiliki prediksi yang akurat, terkait

dengan perilaku. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dari intensi, sikap,

norma subjektif, persepsi atas persepsi kontrol perilaku akan dapat

berpengaruh/ada hubungan dengan perilaku (Ajzen, 2005).

2.2 Determinan Intensi

2.2.1 Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2012). Newcomb, salah seorang

ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau

kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.

Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu

sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Fitriani, 2011).

Page 40: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

18

Sikap (attitude) adalah istilah yang mencerminkan rasa senang, tidak

senang atau perasaan biasa-biasa saja (netral) dari seseorang terhadap sesuatu.

“Sesuatu” itu bisa benda, kejadian, situasi, orang-orang atau kelompok. Kalau

yang timbul terhadap sesuatu itu adalah perasaan senang, maka disebut sikap

positif, sedangkan kalau perasaan tidak senang, disebut sikap negatif. Kalau tidak

timbul perasaan apa-apa berarti sikapnya netral (Sarwono, 2012).

Sikap dinyatakan dalam tiga domain ABC yaitu Affect, Behavior, dan

Cognition. Affect adalah perasaan yang timbul (senang, tidak senang), behavior

adalah perilaku yang mengikuti perasaan itu (mendekat, menghindar), dan

cognition adalah penilaian terhadap objek sikap (bagus, tidak bagus) (Sarwono,

2012).

Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai

objek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan

memberikan dasar pada orang tersebut untuk membuat respons atau berperilaku

dalam cara tertentu yang dipilihnya (Walgito, 2010). Dengan kata lain bahwa

sikap itu belum merupakan tindakan atau aktivitas, tetapi merupakan suatu

kecenderungan (predisposisi) untuk bertindak terhadap objek di lingkungan

tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek tersebut (Sunaryo, 2014).

Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, akan tetapi harus

ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah laku yang masih tertutup. Secara

operasional pengertian sikap menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi

terhadap kategori stimulus tertentu dan dalam penggunaan praktis sikap sering

kali dihadapkan dengan rangsangan sosial dan reaksi yang bersifat emosional.

Page 41: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

19

Sikap merupakan kesiapan atau kecenderungan seseorang untuk bertindak secara

tertentu, bersifat relatif menetap dan tidak berubah yang menggambarkan rasa

suka atau tidak suka terhadap suatu objek, diperoleh dari hasil belajar atau

pengalaman sendiri maupun orang lain.

Ciri-ciri sikap sebagaimana dikemukakan oleh para ahli, seperti Gerungan

(2009), Ahmadi (2009), Sarwono (2012), Walgito (2010), pada intinya sama,

yaitu :

a. Sikap tidak dibawa sejak lahir, tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan

pengalaman dan latihan sepanjang perkembangan individu dalam

hubungan dengan objek.

b. Sikap dapat berubah-ubah dalam situasi yang memenuhi syarat untuk itu

sehingga dapat dipelajari.

c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan dengan objek sikap.

d. Sikap dapat tertuju pada satu objek ataupun dapat tertuju pada

sekumpulan/banyak objek.

e. Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar.

f. Sikap mengandung faktor perasaan dan motivasi sehingga membedakan

dengan pengetahuan.

Allport dalam Notoatmodjo (2012) menyatakan bahwa sikap mempunyai 3

komponen pokok yaitu :

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).

Page 42: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

20

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total

attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini pengetahuan, berpikir, keyakinan,

dan emosi memegang peranan penting.

Sikap merupakan suatu pandangan, tetapi dalam hal itu masih berbeda

dengan suatu pengetahuan yang dimiliki orang. Pengetahuan mengenai suatu

objek tidak sama dengan sikap terhadap objek itu. Pengetahuan mengenai suatu

objek baru menjadi sikap apabila pengetahuan itu disertai kesiapan untuk

bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap objek itu (Mastini, 2013).

Hasil penelitian Arum dkk (2010) menyatakan bahwa variabel sikap secara

signifikan memprediksi niat seseorang. Hasil penelitian Cheng dkk (2011)

menunjukkan bahwa sikap secara positif mempengaruhi niat berperilaku. Hasil

penelitian Hartoni dan Riana (2015) menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif

dan signifikan antara sikap pekerja proyek kontruksi terhadap intention to comply

pada kebijakan K3L yang diterapkan oleh pihak manajemen konstruksi HK pada

proyek watermark hotel, berupa patuh pada penggunaan APD.

A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap

Pembentukan sikap tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui proses

tertentu, melalui kontak sosial terus menerus antara individu dengan individu-

individu lain di sekitarnya. Dalam hal ini Azwar (2011) menjelaskan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi sikap adalah:

1. Faktor Internal

Faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan, seperti

selektifitas rangsangan dari luar yang dapat ditangkap melalui persepsi. Ada

Page 43: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

21

proses-proses memilih rangsangan, rangsangan mana yang akan didekati dan

rangsangan mana yang harus dijauhi. Pilihan ini ditentukan oleh motif-motif

dan kecenderungan yang berasal dari diri seseorang. Bila mempunyai

kecenderungan memilih maka akan terbentuk sikap positif atau terbentuk

sikap negatif bila kecenderungan itu menolak.

2. Faktor Eksternal

Faktor-faktor yang menentukan seseorang untuk bersikap, terdiri dari:

a) Sifat objek yang dijadikan sasaran.

b) Kewajiban orang yang mengemukakan suatu sikap.

c) Sifat-sifat orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut.

d) Media komunikasi yang di gunakan dalam menyampaikan situasi pada

saat sikap itu terbentuk.

Menurut Walgito (2010) ada 4 hal penting yang menjadi determinan

(faktor penentu) sikap individu, yaitu:

1. Faktor fisiologis

Faktor yang penting adalah umur dan kesehatan, yang menentukan sikap

individu.

2. Faktor pengalaman langsung terhadap objek sikap

Pengalaman langsung yang dialami individu terhadap objek sikap,

berpengaruh terhadap sikap individu terhadap objek sikap tersebut.

3. Faktor kerangka acuan

Kerangka acuan yang tidak sesuai dengan objek sikap, akan menimbulkan

sikap yang negatif terhadap objek sikap tersebut.

Page 44: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

22

4. Faktor komunikasi sosial

Informasi yang diterima individu akan dapat menyebabkan perubahan

sikap pada diri individu tersebut.

B. Pengukuran Sikap

Menurut beberapa ahli, sikap dapat diukur dengan menggunakan suatu alat

yang dinamakan skala sikap. Di antara banyak skala sikap yang dikenal yang

cukup banyak digunakan, yaitu skala sikap dari R. Likert (1932). Skala likert

adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala. Ada dua bentuk

pernyataan yang menggunakan skala likert yaitu bentuk pernyataan positif untuk

mengukur sikap positif, dan bentuk pernyataan negatif untuk mengukur sikap

negatif. Pernyataan positif diberi skor 5,4,3,2, dan 1, sedangkan untuk pernyataan

negatif diberi skor 1,2,3,4, dan 5. Bentuk jawaban skala likert ialah sangat setuju,

setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

2.2.2 Norma Subjektif

Norma subjektif diasumsikan sebagai suatu fungsi dari kepercayaan atau

keyakinan yang secara spesifik seseorang setuju atau tidak setuju untuk

menampilkan suatu perilaku. Kepercayaan-kepercayaan yang termasuk dalam

norma-norma subjektif disebut juga kepercayaan normatif. Seorang individu akan

berniat menampilkan suatu perilaku tertentu jika ia mempersepsi bahwa orang-

orang lain yang penting berpikir bahwa ia seharusnya melalukan hal itu. Orang

lain yang penting tersebut bisa pasangan, sahabat, dokter dsb. Hal ini diketahui

dengan cara menanyai responden untuk menilai apakah orang-orang lain yang

Page 45: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

23

penting tadi cenderung akan setuju atau tidak setuju jika ia menampilkan perilaku

yang dimaksud (Achmat, 2010).

Hasil penelitian Arismunandar (2011) menunjukkan bahwa semakin

meningkat norma-norma subjektif, maka akan semakin meningkatkan niat pekerja

untuk berperilaku. Hasil penelitian Cheng dkk (2011) menunjukkan bahwa norma

subjektif adalah pengaruh paling kuat terhadap terbentuknya niat-niat dari seorang

individu. Hasil penelitian Andika dan Madjid (2012) menunjukkan bahwa sikap,

norma subjektif secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap niat

berperilaku. Hasil penelitian Triastity dkk (2013) menunjukkan bahwa niat-niat

dipengaruhi secara signifikan oleh sikap individu dan norma subjektif. Hasil

penelitian Hartoni dan Riana (2015) menyatakan bahwa norma subjektif

berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat untuk patuh pada objek kebijakan

K3L, berupa penggunaan APD. Semakin tinggi dorongan pihak manajemen untuk

mengharuskan pekerja menggunakan APD, maka pekerja akan semakin berniat

patuh dalam melaksanakan kebijakan K3L berupa penggunaan APD. Semakin

baik keyakinan pekerja dalam menggunakan APD, agar terhindar dari kecelakaan,

maka pekerja proyek akan semakin berniat patuh pada kebijakan K3L dalam

penggunaan APD, di proyek watermark hotel Jimbaran ini.

A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Norma Subjektif

Dalam Theory of Planned Behavior Ajzen (2005), norma subjektif

ditentukan oleh adanya keyakinan normatif dan keinginan untuk mengikutinya.

Adapun yang dimaksud dengan keyakinan normatif yaitu keyakinan seseorang

bahwa individu atau kelompok tertentu setuju atau tidak setuju bila dia melakukan

Page 46: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

24

tingkah laku tersebut. Individu dan kelompok tertentu ini disebut juga referent.

Referent adalah orang atau kelompok sosial yang berpengaruh bagi individu, baik

itu orangtua, pasangan (suami/istri), teman dekat, rekan kerja atau yang lain,

tergantung pada tingkah laku yang dimaksud. Norma subjektif tidak hanya

ditentukan oleh adanya keyakinan normatif yang dipengaruhi orang yang

dianggap penting tetapi juga kekuatan yang dimiliki orang yang dianggap penting

tersebut terhadap individu dan seberapa jauh individu akan mengikuti pendapat

orang yang dianggap penting tersebut.

B. Pengukuran Norma Subjektif

Norma subjektif dapat diukur secara langsung dengan meminta responden

untuk mengukur bagaimana kebanyakan orang yang penting bagi mereka akan

setuju terhadap perilaku yang dilakukan. Beberapa pertanyaan yang dapat

dirumuskan, untuk mendapatkan pengukuran norma subjektif. Ilustrasinya adalah

sebagai berikut “Kebanyakan orang yang penting bagi saya, berpikir bahwa saya

sebaiknya datang tepat waktu di kantor, untuk kedisiplinan dalam memenuhi

aturan kerja” atau “Saya menyetujui bahwa orang (penting) dalam hidup saya

mempunyai pendapat, bahwa saya lebih bernilai jika datang tepat waktu di kantor,

untuk kedisiplinan dalam memenuhi aturan kerja” (Machrus dan Purwono, 2010).

2.2.3 Persepsi kontrol perilaku

Persepsi merupakan proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian

objektif dengan bantuan indera (Chaplin, 2002). Persepsi kontrol perilaku adalah

persepsi mengenai kemudahan atau kesulitan dalam melakukan perilaku dan

diasumsikan merefleksikan pengalaman di masa lalu dan antisipasi mengenai

Page 47: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

25

halangan (Ajzen, 2005). Persepsi kontrol perilaku adalah fungsi dari control

beliefs, yaitu beliefs mengenai faktor-faktor yang mempermudah atau

mempersulit dilaksanakannya suatu perilaku dan persepsi mengenai kekuatan

faktor-faktor tersebut.

Persepsi kontrol perilaku ditentukan oleh dua faktor yaitu control beliefs

(kepercayaan mengenai kemampuan dalam mengendalikan) dan perceived power

(persepsi mengenai kekuatan yang dimiliki untuk melakukan suatu perilaku).

Persepsi kontrol perilaku mengindikasikan bahwa motivasi seseorang dipengaruhi

oleh bagaimana ia mempersepsi tingkat kesulitan atau kemudahan untuk

berperilaku tertentu. Jika seseorang memiliki control beliefs yang kuat mengenai

faktor-faktor yang ada akan memfasilitasi suatu perilaku, maka seseorang tersebut

memiliki persepsi yang tinggi untuk mampu mengendalikan suatu perilaku.

Sebaliknya, seseorang tersebut akan memiliki persepsi yang rendah dalam

mengendalikan suatu perilaku jika ia memiliki control beliefs yang lemah

mengenai faktor-faktor yang menghambat perilaku. Persepsi ini dapat

mencerminkan pengalaman masa lalu, antisipasi terhadap situasi yang akan

datang, dan sikap terhadap norma-norma yang berpengaruh disekitar individu

(Achmat, 2010).

Persepsi kontrol perilaku menunjukkan suatu derajat dimana seorang

individu merasa bahwa tampil atau tidaknya suatu perilaku yang dimaksud adalah

di bawah pengendaliannya. Orang cenderung tidak akan membentuk suatu intensi

yang kuat untuk menampilkan suatu perilaku tertentu jika ia tidak percaya bahwa

ia memiliki sumber atau kesempatan untuk melakukannya meskipun ia memiliki

Page 48: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

26

sikap yang positif dan ia percaya bahwa orang-orang lain yang penting baginya

akan menyetujuinya. Persepsi kontrol perilaku dapat mempengaruhi perilaku

secara langsung atau tidak langsung melalui intensi (Achmat, 2010).

Hasil penelitian Ajzen (2002) dan Andreanto (2013) menyatakan bahwa

persepsi kontrol perilaku yang dirasakan memiliki implikasi motivasional pada

niat. Individu yang percaya bahwa dirinya tidak memiliki sumber daya untuk

melaksanakan perilaku tertentu, cenderung tidak membentuk intensi yang kuat

untuk melaksanakannya, walaupun individu tersebut memiliki sikap yang

menyenangkan terhadap perilaku tersebut. Hasil penelitian Arum dkk (2010)

menyatakan bahwa persepsi kontrol perilaku yang dirasakan, secara signifikan

memprediksi intensi. Menurut Huda dkk (2012), persepsi kontrol perilaku

memiliki sebuah pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel intensi.

Hasil penelitian Abadi dkk (2012) menunjukkan bahwa intensi secara positif

sangat dipengaruhi oleh persepsi kontrol perilaku yang dirasakan oleh individu

tersebut.

Hasil penelitian Hartoni dan Riana (2015) menyatakan bahwa persepsi

kontrol perilaku berpengaruh positif dan signifikan terhadap intention of comply.

Persepsi kontrol perilaku yang mengacu pada persepsi individu pekerja proyek

konstruksi terhadap kemudahan atau kesulitan dalam melaksanakan kebijakan

prosedur K3L, seperti kemampuan pekerja menggunakan APD dan adanya

ketersediaan fasilitas APD bagi pekerja. Semakin pekerja merasa mampu untuk

menggunakan APD, maka pekerja tersebut akan semakin berniat untuk patuh

dalam menggunakan APD di proyek tersebut. Semakin meningkat atau cukup

Page 49: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

27

ketersediaan fasilitas APD di proyek tersebut, maka pekerja akan semakin berniat

untuk patuh dalam menggunakan APD.

A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi kontrol perilaku (Persepsi

kontrol perilaku)

Persepsi kontrol perilaku dibentuk oleh dua aspek, yaitu : keyakinan

individu tentang kehadiran kontrol yang berfungsi sebagai pendukung atau

penghambat individu dalam bertingkah laku dan persepsi individu terhadap

seberapa kuat kontrol tersebut untuk mempengaruhi dirinya dalam bertingkah

laku, apakah kontrol tersebut dapat memfasilitasi atau menghalangi timbulnya

perilaku (Surbakti, 2015). Persepsi kontrol perilaku biasanya juga dipengaruhi

oleh informasi dari orang kedua tentang perilaku, dengan mengobservasi

pengalaman dari rekan-rekan dan teman, serta faktor lainnya yang meningkatkan

atau menurunkan persepsi tentang kesulitan dalam perwujudan perilaku tertentu.

Semakin banyak sumber yang dibutuhkan dan kesempatan yang ia miliki, dan

lebih sedikit penghalang atau penghambat yang mereka antisipasi, semakin baik

perceived behavioral control (Rosdiana, 2011).

B. Pengukuran Persepsi kontrol perilaku (Persepsi kontrol perilaku)

Menurut Ajzen (2005), persepsi kontrol perilaku dapat diukur melalui dua

cara, yaitu dengan mengukur keyakinan-keyakinan individu tentang kemampuan

dan kesempatan yang dimiliki untuk menampilkan tingkah laku tertentu. Cara

kedua adalah dengan mengukur secara langsung kontrol yang dimiliki individu

dalam menampilkan tingkah laku tertentu. Untuk mengetahui pengaruh persepsi

kontrol perilaku terhadap tingkah laku secara tidak langsung, yaitu melalui

Page 50: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

28

intensi, maka yang akan digunakan adalah pengukuran dengan cara pertama

melalui keyakinan-keyakinan individu tentang faktor-faktor yang menghambat

dan mendorong untuk melakukan tingkah laku. Pengukuran langsung persepsi

kontrol perilaku dapat dilakukan dengan cara lain, yaitu menanyakan responden

apakah mereka yakin bahwa mereka sanggup untuk mewujudkan perilaku yang

diminatinya.

Pengukuran persepsi kontrol perilaku harus dapat menangkap kepercayaan

orang/subjek penelitian, bahwa ia mampu melakukan suatu tindakan tertentu

disebabkan memiliki faktor internal dan eksternal yang memadai. Beberapa cara

memang disadari dibuat atau dikerjakan dengan cukup sulit, yaitu untuk dapat

mencerminkan bahwa subjek mampu atau dapat melakukan tindakan. Cara

semacam ini diharapkan dapat menangkap persepsi responden tentang

kemampuannya melakukan suatu tindakan (Machrus dan Purwono, 2010). Dalam

hal ini Ajzen menyatakan responden meyakini bahwa ia memiliki kemampuan

untuk melakukan tindak tertentu (Ajzen, 2005). Contoh pernyataan sebagai

berikut “Bagi saya datang tepat waktu di kantor, untuk kedisiplinan dalam

memenuhi aturan kerja, dalam satu bulan, adalah tidak mungkin” atau “Jika saya

mau, saya dapat datang tepat waktu di kantor, untuk kedisiplinan dalam

memenuhi aturan kerja tiap hari dalam satu bulan”.

Sangat mungkin atau tidak mungkin bagi subjek, untuk melakukan

tindakan tertentu (terkait dengan personal resources and environment). Sangat

benar, jika subjek mau, subjek dapat melakukan tindakan tertentu (terkait

personal resources and environment). Cara yang lain berisikan kemampuan

Page 51: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

29

kontrol perilaku yaitu kemampuan mengontrol perilaku atau mengendalikan

perilaku untuk mencapai tujuan. Seberapa besar kontrol/pengendalian diri, agar

perilaku terfokus pada perilaku tertentu, seberapa tinggi pengendalian diri, agar

suatu perilaku tertentu tidak terlewatkan, dan subjek dapat melakukan tindakan

(Machrus dan Purwono, 2010).

2.2.4 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu terutama melalui mata dan

telinga. Bila seseorang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai suatu

bidang tertentu dengan lancar, baik secara lisan maupun tertulis maka dapat

dikatakan mengetahui bidang tersebut. Sekumpulan jawaban verbal yang

diberikan orang tersebut dinamakan pengetahuan (Notoatmodjo, 2012).

Sebagaimana uraian diatas dapat dikatakan bahwa pengetahuan adalah

informasi yang dimiliki seseorang sebagai hasil proses penginderaan mengenai

suatu objek tertentu dengan cara mengingat atau mengenal informasi yang ada

pada objek tersebut, merupakan bagian tingkah laku yang termasuk domain

kognitif tingkat pertama.

Pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Pada waktu penginderaan sampai

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian

dan persepsi terhadap objek. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Fitriani, 2011)

Page 52: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

30

A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012) menjelaskan bahwa pengetahuan

dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.

1. Faktor internal

a. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu usaha dasar untuk

menjadi kepribadian dan kemampuan didalam maupun diluar sekolah

dan berlangsung seumur hidup.

b. Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang

tinggi terhadap sesuatu dengan adanya pengetahuan yang tinggi

didukung minat yang cukup dari seseorang sangatlah mungkin untuk

berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan.

c. Pengalaman adalah suatu peristiwa yang dialami seseorang (Middle

Brook, 1974 dalam Azwar, 2011)

d. Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang

tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

2. Faktor eksternal

a. Ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang

berbagai hal. Dalam memenuhi kebutuhan primer ataupun sekunder,

keluarga dengan status ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibanding

dengan keluarga dengan status ekonomi rendah, hal ini akan

mempengaruhi kebutuhan akan informasi termasuk kebutuhan

sekunder.

Page 53: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

31

b. Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai

pemberitahuan seseorang adanya informasi baru mengenai suatu hal

memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap

hal tersebut.

c. Kebudayaan/lingkungan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai

pengaruh besar terhadap pengetahuan kita.

B. Pengukuran Pengetahuan

Dari pengertian pengetahuan yang dikemukakan Bloom dan Skinner,

menunjukkan tingkat pengetahuan yaitu dengan cara orang yang bersangkutan

mengungkapkan apa-apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti atau jawaban baik

secara lisan atau tertulis. Bukti atau jawaban tersebut merupakan reaksi dari suatu

stimulus yang dapat berupa pernyataan lisan maupun tertulis. Seseorang memiliki

pengetahuan yang tinggi apabila mampu mengungkapkan sebagian besar

informasi dari suatu objek dengan benar. Demikian juga bila seseorang hanya

mampu mengungkapkan sedikit informasi dari suatu objek dengan benar maka

dikategorikan berpengetahuan rendah tentang objek tersebut (Dahlawy, 2008).

Pertanyaan yang dapat digunakan untuk pengukuran pengetahuan secara

umum menurut Wawan dan Dewi (2015) dapat dikelompokkan menjadi dua jenis

yaitu :

1. Pertanyaan subjektif misalnya pertanyaan esai.

Pertanyaan esai disebut pertanyaan subjektif karena penilaian untuk

pertanyaan ini melibatkan faktor subjektif dari penilai sehingga hasilnya akan

berbeda untuk masing-masing penilai dari suatu waktu ke waktu lainnya.

Page 54: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

32

2. Pertanyaan pilihan ganda.

Pertanyaan pilihan ganda, betul salah, menjodohkan, disebut pertanyaan

objektif karena pertanyaan-pertanyaan itu dapat dinilai secara pasti oleh

penilai tanpa melibatkan faktor-faktor subjektif dari penilai.

Pengetahuan dapat dilihat dan dinilai dengan menggunakan kuesioner

maupun wawancara. Penilaian berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ada.

Menurut Nursalam (2013) menjelaskan tentang penilaian tingkatan pengetahuan

berdasarkan nilai :

a. Tingkat pengetahuan baik bila skor atau nilai 76–100%

b. Tingkat pengetahuan cukup bila skor atau nilai 56-75%

c. Tingkat pengetahuan kurang bila skor atau nilai < 55%

2.3 Pelaporan Kecelakaan Kerja

Laporan kecelakaan merupakan media komunikasi formal tentang fakta-

fakta penting untuk diketahui oleh orang-orang yang berkepentingan terhadap

peristiwa kecelakaan yang terjadi. Laporan merupakan catatan peristiwa

kecelakaan yang akan digunakan didalam program pengendalian kerugian.

Pencatatan kecelakaan dan cidera penting untuk program pencegahan kecelakaan

yang berhasil dan efisien. Data ini sangat penting guna pencegahan kecelakaan

dengan pendekatan sains (Widhiyastuti, 2009).

Pelaporan kecelakaan kerja harus dicatat dan dilaporkan karena

merupakan persyaratan peraturan perundang-undangan, bukti keabsahan data,

mengukur kinerja, mengenal bahaya di tempat kerja, tindakan koreksi, mengelola

Page 55: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

33

pelaksanaan K3 di tempat kerja, penghargaan K3, penentuan tingkat premi

asuransi, dan bukti otentik dalam pengajuan proses verbal.

Dalam manajemen kerugian menyeluruh, sistem laporan memainkan

peranan penting. Tidak ada suatu kejadian atau kecelakaan yang dapat diabaikan

begitu saja, betapa pun kecilnya. Laporan kecelakaan menyeluruh adalah kegiatan

manajemen yang peka terhadap kerugian. Mungkin akibat sesuatu kecelakaan

dapat di kategorikan “kecil”, “sedang”, atau “parah”. Namun kecelakaan dari

kategori apapun harus dianggap penting oleh manajemen. Kejadian atau

kecelakaan yang tidak dilaporkan akan berkembang seperti kanker dalam tubuh

manusia (Wardhani, 2008).

Menurut Kode Praktis ILO, pelaporan adalah suatu prosedur yang

diterapkan didalam hukum dan peraturan nasional dan praktik di perusahaan, agar

para pekerja melaporkan kepada penyelia mereka, orang yang berkompeten, atau

badan lain yang ditetapkan tentang informasi mengenai setiap kecelakaan kerja

atau gangguan kesehatan yang muncul selama melakukan atau dalam hubungan

dengan pekerjaan, kasus yang diduga penyakit akibat kerja, kecelakaan selama

perjalanan pulang-pergi dan peristiwa atau kejadian berbahaya. Para pekerja dan

wakil mereka harus diberi informasi yang tepat oleh pengusaha mengenai

peraturan untuk pencatatan, pelaporan, dan pemberitahuan informasi tentang

kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Wardhani, 2008).

Peraturan perundang-undangan yang terkait pelaporan kecelakaan kerja

dan penyakit akibat kerja sebagai berikut :

1. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

Page 56: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

34

2. Undang-Undang No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 44 Tahun 2015 tentang

Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan

Kematian

4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER.03/MEN/1998 tentang Tata

Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan

5. Peraturan Menteri Nomor : PER.01/MEN/1981 tentang Kewajiban

Melapor Penyakit Akibat Kerja

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016

tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit

7. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul

Karena Hubungan Kerja

8. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.25/MEN/XII/2008

tentang Pedoman Diagnosis dan Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan

Penyakit Akibat Kerja

9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.432/MENKES/SK/IV/2007 tentang Pedoman Manajemen Kesehatan

dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit

2.3.1 Tujuan Pelaporan Kecelakaan Kerja

Menurut kode praktis ILO (dalam Dewanti, 2012) pelaporan adalah suatu

prosedur yang ditetapkan didalam hukum dan peraturan nasional dan praktik di

Page 57: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

35

perusahaan agar para pekerja melaporkan kepada penyelia mereka, orang yang

berkompeten, atau badan lain yang ditetapkan tentang informasi mengenai :

1. Setiap kecelakaan kerja atau gangguan kesehatan yang muncul selama

melakukan atau ada hubungan dengan pekerjaan.

2. Kasus yang diduga penyakit akibat kerja.

3. Kecelakaan selama perjalanan pulang-pergi.

4. Peristiwa dan kejadian berbahaya.

Para pekerja dan wakil dari mereka harus diberi informasi yang tepat oleh

pengusaha mengenai peraturan untuk pelaporan, pencatatan, dan pemberitahuan

informasi tentang kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Wardhani, 2008). Catatan

wajib atas kejadian yang dipersyaratkan undang-undang dan laporan kecelakaan

harus setiap saat diperiksa dan disimpan untuk jangka waktu sedikitnya selama 3

tahun (Ridley, 2009). Pelaporan kecelakaan kerja bertujuan untuk mengevaluasi

secara objektif kasus kecelakaan kerja, mengevaluasi efektivitas program K3,

menentukan tingkat permasalahan K3 pada unit kerja, analisis kecelakaan kerja

dan PAK (Penyakit Akibat Kerja) terhadap kasus yang spesifik, mendorong

supervisor agar lebih tertarik terhadap K3, menyediakan data dan fakta tentang

masalah K3 kepada P2K3, dan mengukur efektivitas penggunaan alat-alat K3.

Tujuan utama dilakukan pencatatan dan pelaporan kecelakaan kerja adalah

untuk menemukan mengapa kecelakaan terjadi, penyebabnya, dimana terjadinya,

kapan, siapa atau apa yang menjadi korban dan sebagainya, selanjutnya dapat

diupayakan agar tidak terjadi kecelakaan yang sama atau yang lebih parah

(Dewanti, 2012).

Page 58: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

36

2.3.2 Manfaat Pelaporan Kecelakaan Kerja

Sistem pelaporan kecelakaan memiliki peranan penting. Manfaat laporan

kecelakaan adalah meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan dengan

lengkapnya data kecelakaan, menjelaskan sumber kecelakaan dan memberikan

informasi pada safety committee baik unsafe action maupun unsafe condition,

menilai keefektifan program keselamatan, memperbaiki prosedur operasi,

memperbaiki kerugian yang lebih besar, mengetahui kesalahan manajemen, dan

mencegah terulang lagi (Dewanti, 2012).

2.3.3 Prosedur Pelaporan Kecelakaan Kerja

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.03/MEN/1998

tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kesehatan pasal 2 menyebutkan

bahwa pengurus atau pengusaha wajib melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi di

tempat kerja dipimpinnya dan wajib melaporkan tertulis kepada Kepala Kantor

Departemen Tenaga Kerja setempat dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam

(Pasal 3). Disamping itu pengurus diwajibkan memberitahukan kecelakaan.

Pekerja mempunyai tanggung jawab atas perbuatan-perbuatan ke arah pencegahan

kecelakaan, harus melaporkan kepada supervisor dan meminta pertolongan

pertama dari supervisor untuk setiap luka betapa pun kecilnya, melaporkan

kondisi/peralatan/perbuatan yang kurang selamat dan menganggap rapat-rapat K3

sebagai bagian dari tugasnya.

Setiap perusahaan memiliki alur dan prosedur masing-masing terkait

pelaporan kecelakaan kerja namun secara umum alur dan prosedur pelaporan

kecelakaan kerja sebagai berikut jika terjadi kecelakaan kerja segera melapor ke

Page 59: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

37

unit kerja, departemen SDM dan departemen K3, selanjutnya membuat laporan

kecelakaan kerja secara menyeluruh lalu disampaikan ke manajemen perusahaan,

dinas tenaga kerja, dan perusahaan asuransi.

2.3.4 Tata Cara Pelaporan Kecelakaan Kerja

Pengurus atau pengusaha wajib melaporkan setiap kasus kecelakaan yang

terjadi di tempat kerja. Jenis kecelakaan yang dilaporkan antara lain kecelakaan

kerja yang menimbulkan kematian, sakit akibat kerja, cidera (memerlukan

perawatan dan pengobatan, hilang kesadaran, mengalami hambatan

kerja/gerakan), kebakaran, peledakan, keracunan, pencemaran lingkungan, dan

kejadian bahaya lainnya. Semua kecelakaan dan kejadian-kejadian yang

berbahaya perlu dilaporkan kepada pihak supervisor dan supervisor harus

mengambil langkah-langkah antara lain: memberikan bantuan pengobatan bagi

yang terluka atau cedera, memperbaiki kondisi yang berbahaya, dan mengisi

laporan kecelakaan. Selanjutnya pihak supervisor memberikan laporan singkat

kepada pihak manager secepat mungkin, laporan disampaikan kepada dinas

tenaga kerja setempat dalam waktu 2 x 24 jam, dan laporan dapat disampaikan

secara lisan sebelum dilaporkan secara tertulis. Setelah kejadian kecelakaan

serius, kondisi dibiarkan untuk tidak disentuh (bila memungkinkan), sambil

menunggu penyelidikan selanjutnya.

Page 60: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

38

2.4 Kerangka Teori

Berdasarakan teori yang telah dijelaskan pada bab tinjuan pustaka, maka

kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada teori Ajzen

(2005) yaitu Theory of Planned Behavior dapat digambarkan seperti pada Bagan

2.2

Sumber : Ajzen, 2005

Bagan 2.2 Kerangka Teori

Page 61: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

39

3 BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sikap, norma

subjektif, persepsi kontrol perilaku, dan pengetahuan terhadap intensi pelaporan

kecelakaan kerja perawat rawat inap tulip dan melati di Rumah Sakit X Kota

Bekasi Tahun 2016, sehingga variabel yang diteliti dalam penelitian adalah

intensi, sikap, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku dan pengetahuan.

Penelitian ini menggunakan teori Planned Behavior, hal ini dikarenakan teori

Planned Behavior sudah mengalami pengembangan dari teori sebelumnya yaitu

teori Reasoned Action dengan ditambahkan persepsi kontrol perilaku sehingga

dapat menggambarkan proses pembentukan niat. Niat dibentuk oleh sikap, norma

subjektif, persepsi kontrol perilaku dan pengetahuan. Persepsi kontrol perilaku

mengindikasikan keyakinan seseorang tentang kesulitan atau kemudahan untuk

berperilaku. Niat tidak akan terbentuk jika tidak ada keyakinan tentang kesulitan

atau kemudahan untuk melakukannya meskipun mempunyai sikap positif dan

dukungan positif norma subjektif.

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Sikap

Norma Subjektif

Persepsi kontrol perilaku

Pengetahuan

Intensi Pelaporan Kecelakaan Kerja

Page 62: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

40

3.2 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Cara Ukur

Alat Ukur

Hasil Ukur Skala

Variabel Dependen 1. Intensi

Pelaporan Kecelakaan Kerja

Niat atau kecenderungan perawat untuk melaporkan jika mengalami kecelakaan kerja

Penyebaran kuesioner

Kuesioner 1. Lemah : total skor < 30 (median) 2. Kuat : total skor > 30 (median)

Ordinal

Variabel Independen 1. Sikap Tanggapan atau respon perawat terhadap pelaporan

kecelakaan kerja Penyebaran kuesioner

Kuesioner 1. Negatif : total skor < 79 (median) 2. Positif : total skor > 79 (median)

Ordinal

2. Norma Subjektif

Keyakinan dukungan dari orang lain yang dianggap penting yaitu kepala ruangan, pj shift, teman, dan petugas instalasi K3L untuk melaporkan kecelakaan kerja

Penyebaran kuesioner

Kuesioner 1. Negatif : total skor < 44 (median) 2. Positif : total skor > 44 (median)

Ordinal

3. Persepsi kontrol perilaku

Keyakinan perawat mengenai kemudahan atau kesulitan dalam melaporkan kecelakaan kerja

Penyebaran kuesioner

Kuesioner 1. Negatif : total skor < 64 (median) 2. Positif : total skor > 64 (median)

Ordinal

4. Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui perawat terkait pelaporan kecelakaan kerja meliputi pengertian kecelakaan kerja, jenis kecelakaan kerja, bagaimana cara melaporkan kecelakaan kerja, waktu pelaporan kecelakaan kerja, siapa yang melaporkan kecelakaan kerja, tujuan pelaporan kecelakaan kerja, manfaat pelaporan kecelakaan kerja, dan dampak tidak melaporkan kecelakaan kerja

Penyebaran kuesioner

Kuesioner 1. Kurang : total skor < 54,5 (median) 2. Baik : total skor > 54,5 (median)

Ordinal

Page 63: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

41

3.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep penelitian, maka rumusan hipotesis dalam

penelitian ini sebagai berikut :

1. Ada hubungan antara sikap dengan intensi pelaporan kecelakaan kerja

perawat rawat inap tulip dan melati di Rumah Sakit X Kota Bekasi Tahun

2016.

2. Ada hubungan antara norma subjektif dengan intensi pelaporan kecelakaan

kerja perawat rawat inap tulip dan melati di Rumah Sakit X Kota Bekasi

Tahun 2016.

3. Ada hubungan antara persepsi kontrol perilaku dengan intensi pelaporan

kecelakaan kerja perawat rawat inap tulip dan melati di Rumah Sakit X

Kota Bekasi Tahun 2016.

4. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan intensi pelaporan

kecelakaan kerja perawat rawat inap tulip dan melati di Rumah Sakit X

Kota Bekasi Tahun 2016.

Page 64: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

42

4 BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bersifat deskriftif

analitik cross sectional karena pengumpulan data dan pengukuran variabel

penelitian dilakukan dalam satu waktu tertentu dan mengambarkan variabel

dependen dan variabel independen dalam waktu yang bersamaan. Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah intensi pelaporan kecelakaan kerja dan

varibel independen dalam penelitian ini adalah sikap, norma subjektif, persepsi

kontrol perilaku dan pengetahuan. Desain ini cukup sederhana sehingga sesuai

dengan waktu, dana dan kemampuan peneliti.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di rawat inap tulip dan melati Rumah Sakit X

Kota Bekasi pada bulan Oktober – Desember Tahun 2016.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di rawat inap tulip

dan melati Rumah Sakit X Kota Bekasi berjumlah 52 perawat yang terdiri dari 29

perawat rawat inap tulip dan 23 perawat rawat inap melati.

4.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah semua anggota populasi dijadikan

objek penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling

jenuh yaitu total populasi perawat di rawat inap tulip dan melati.

Page 65: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

43

Perhitungan besar sampel dilakukan dengan menggunakan rumus

sampling uji beda dua proporsi sebagai berikut.

Keterangan :

n : Besar sampel minimal

P : (P1 + P2) : 2

P1 : Proporsi kejadian kesadaran pelaporan kecelakaan kerja rendah dengan

pengetahuan dan sikap kurang baik

P2 : Proporsi kejadian kesadaran pelaporan kecelakaan kerja rendah dengan

pengetahuan dan sikap baik

Z1-α/2 : CI 95% dengan α = 5% (1,96)

Z1-β : 1-β 80% (0,84)

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Besar Sampel Variabel Sumber P1 P2 n n x 2

Sikap Utari, 2009 0,54 0,14 21 42 Norma Subjektif Nurvita, 2015 0,32 0,71 25 50 Persepsi kontrol perilaku Utari, 2009 0,09 0,53 17 34 Pengetahuan Yuliana, 2012 0,56 0,17 23 46

Berdasarkan perhitungan besar sampel diperoleh sampel minimal dalam

penelitian ini adalah 50 responden. Sampel dalam penelitian ini yaitu sampel

jenuh, perawat rawat inap tulip yang berjumlah 29 orang dan perawat rawat inap

melati yang berjumlah 23 orang, sehingga total sampel dalam penelitian ini

berjumlah 52 orang.

Page 66: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

44

4.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk membantu peneliti

dalam melakukan pengumpulan data yaitu lembar kuesioner. Kuesioner

mencakup pertanyaan mengenai identitas responden, pernyataan mengenai intensi,

sikap, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku dan pengetahuan terhadap

pelaporan kecelakaan kerja. Intrumen penelitian ini mengacu pada teori Ajzen

namun penyusunan kuesioner disesuaikan berdasarkan kuesioner-kuesioner pada

penelitian sebelumnya dan penelitian sejenis maupun contoh pernyataan didalam

jurnal Ajzen yang disesuaikan dengan sampel dan tempat penelitian. Adapun

penjelasan mengenai kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini :

a. Identitas Responden

Identitas responden bertujuan untuk mengetahui bagaimana karakteristik

perawat di rawat inap tulip dan melati Rumah Sakit X Kota Bekasi yang

menjadi responden.

b. Intensi Pelaporan Kecelakaan Kerja

Intensi kecelakaan kerja bertujuan untuk mengetahui niat atau kecenderungan

perawat di rawat inap tulip dan melati Rumah Sakit X Kota Bekasi untuk

melaporkan kecelakaan kerja. Intensi pelaporan kecelakaan kerja diukur

dengan menggunakan 18 pernyataan dengan pilihan jawaban ya atau tidak.

Skor pada setiap pernyataan diperoleh langsung dari jawaban yang dipilih

responden. Skor seluruh pernyataan kemudian dijumlahkan. Data yang

didapatkan berdistribusi tidak normal sehingga menggunakan nilai median

untuk pengkategorian. Hasil dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu :

Page 67: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

45

1. Lemah : total skor < nilai median

2. Kuat : total skor > nilai median

c. Sikap terhadap Pelaporan Kecelakaan Kerja

Sikap terhadap pelaporan kecelakaan kerja bertujuan untuk mengetahui

respon perawat di rawat inap tulip dan melati Rumah Sakit X Kota Bekasi

terhadap pelaporan kecelakaan kerja. Sikap terhadap pelaporan kecelakaan

kerja diukur dengan menggunakan 30 pernyataan dengan pilihan jawaban

sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju. Masing-masing

pernyataan dikalkulasikan menggunakan skala Likert dengan skor 1 - 4 (1 =

sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = setuju, 4 = sangat setuju). Skor pada

setiap pernyataan diperoleh langsung dari jawaban yang dipilih responden.

Skor seluruh pernyataan kemudian dijumlahkan. Data yang didapatkan

berdistribusi tidak normal sehingga menggunakan nilai median untuk

pengkategorian. Hasil dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu :

1. Negatif : total skor < nilai median

2. Positif : total skor > nilai median

d. Norma Subjektif

Norma subjektif bertujuan untuk mengetahui adakah dukungan dari orang

lain yang dianggap penting oleh perawat rawat inap tulip dan melati Rumah

Sakit X Kota Bekasi untuk melaporkan kejadian kecelakaan kerja. Norma

subjektif diukur dengan menggunakan 16 pernyataan dengan pilihan jawaban

sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju. Masing-masing

pernyataan dikalkulasikan menggunakan skala Likert dengan skor 1 - 4 (1 =

Page 68: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

46

sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = setuju, 4 = sangat setuju). Skor pada

setiap pernyataan diperoleh langsung dari jawaban yang dipilih responden.

Skor seluruh pernyataan kemudian dijumlahkan. Data yang didapatkan

berdistribusi tidak normal sehingga menggunakan nilai median untuk

pengkategorian. Hasil dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu :

1. Negatif : total skor < nilai median

2. Positif : total skor > nilai median

e. Persepsi kontrol perilaku (Perceived Bahavioral Control)

Persepsi kontrol perilaku bertujuan untuk mengetahui keyakinan kemampuan

perawat rawat inap tulip dan melati Rumah Sakit X Kota Bekasi untuk

melaporkan kejadian kecelakaan kerja. Persepsi kontrol perilaku diukur

dengan menggunakan 24 pernyataan dengan pilihan jawaban sangat tidak

setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju. Masing-masing pernyataan

dikalkulasikan menggunakan skala Likert dengan skor 1 - 4 (1 = sangat tidak

setuju, 2 = tidak setuju, 3 = setuju, 4 = sangat setuju). Skor pada setiap

pernyataan diperoleh langsung dari jawaban yang dipilih responden. Skor

seluruh pernyataan kemudian dijumlahkan. Data yang didapatkan

berdistribusi tidak normal sehingga menggunakan nilai median untuk

pengkategorian. Hasil dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu :

1. Negatif : total skor < nilai median

2. Positif : total skor > nilai median

Page 69: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

47

f. Pengetahuan terhadap Pelaporan Kecelakaan Kerja

Pengetahuan terhadap pelaporan kecelakaan kerja bertujuan untuk

mengetahui tingkat pengetahuan perawat di rawat inap tulip dan melati

Rumah Sakit X Kota Bekasi terhadap pelaporan kecelakaan kerja.

Pengetahuan terhadap pelaporan kecelakaan kerja diukur dengan

menggunakan 20 pernyataan dengan pilihan jawaban benar atau salah.

Masing-masing pernyataan dikalkulasikan dengan menjumlahkan skor

jawaban yang benar. Skor pada setiap pernyataan diperoleh langsung dari

yang jawaban yang dipilih responden. Data yang didapatkan berdistribusi

tidak normal sehingga menggunakan nilai median untuk pengkategorian.

Hasil dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu :

1. Kurang : total skor < nilai median

2. Baik : total skor > nilai median

4.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

A. Uji Validitas

Uji validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terdapat di lapangan

(tempat penelitian) dan data yang dilaporkan oleh peneliti (Lapau, 2013).

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa

yang ingin diukur, kuesioner yang disusun harus mengukur apa yang ingin diukur.

Uji validitas dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 30 perawat di

salah satu rumah sakit di daerah Jakarta yang memiliki karakteristik yang sama

dengan tempat penelitian.

Page 70: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

48

Pada variabel dengan pilihan jawaban skala likert dinyatakan valid jika

nilai r hitung > nilai r tabel (0,361) dan pada variabel dengan 2 pilihan jawaban

menggunakan skala guttman dinyatakan valid jika perawat dapat mengerjakan

kuesioner dengan waktu yang tidak terlalu lama dan memahami seluruh

pertanyaan dalam kuesioner (Wiley&Sons, 2005). Dari hasil uji validitas

diketahui bahwa dari 138 pernyataan terdapat 47 pernyataan yang dinyatakan

tidak valid (tabel uji validitas dapat dilihat pada lampiran II). Untuk beberapa

pernyataan yang tidak valid akan dihapus dari kuesioner karena masih dapat

terwakili oleh pernyataan yang lain dan untuk beberapa pernyataan yang tidak

valid lainnya hanya dilakukan perubahan redaksi pernyataan pada kuesioner.

B. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah ketepatan atau tingkat presisi suatu ukuran atau alat

pengukuran (Lapau, 2013). Uji reliabilitas dilakukan dengan membandingkan

nilai r hasil. R hasil yaitu nilai Cronbach’s Alpha pada tabel Realiability Statistics.

Kuesioner dinyatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,6. Nilai reliabilitas

dari masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel 4.2. Berdasarkan hasil uji

reliabilitas, diketahui bahwa semua variabel cukup reliabel karena memiliki nilai

Cronbach’s Alpha > 0,6.

Tabel 4.2 Uji Reliabilitas Kuesioner

No Variabel Nomor Pertanyaan

Alpha Coefficient

Keterangan

1. Intensi B1 – B18 0.771 Reliabel 2. Sikap C1 – C30 0.796 Reliabel 3. Norma Subjektif D1 – D16 0.880 Reliabel 4. Persepsi Kontrol Perilaku E1 – E24 0.771 Reliabel 5. Pengetahuan F1 – F20 0.700 Reliabel

Page 71: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

49

4.5 Manajemen Data

Manajemen data adalah pengolahan data agar memenuhi syarat untuk

dianalisis sehingga menghasilkan suatu informasi dengan melalui proses coding,

editing, entry dan cleaning.

a. Data Coding

Data Coding adalah proses pemberian kode pada setiap jawaban dalam

kuesioner untuk memudahkan dalam memasukan data (data entry).

Pengkodean dilakukan pada semua variabel baik variabel dependen (intensi

pelaporan kecelakaan kerja) maupun variabel independen (sikap, norma

subjektif, persepsi kontrol perilaku dan pengetahuan). Proses ini dilakukan

sejak awal pembuatan kuesioner, yaitu :

No. Variabel Kode A1 – A9 Identitas Responden -

B1 – B18 Intensi Lemah = 1 Kuat = 2

C1 – C30 Sikap Negatif = 1 Positif = 2

D1 – D16 Norma Subjektif Negatif = 1 Positif = 2

E1 – E24 Persepsi kontrol perilaku Negatif = 1 Positif = 2

F1 – F20 Pengetahuan Kurang = 1

Baik = 2

b. Data Editing

Data Editing adalah proses pengecekan kuesioner untuk melihat kelengkapan

data apakah semua pertanyaan sudah terisi atau masih terdapat pertanyaan

yang belum diisi atau missing. Data editing dilakukan langsung sesaat setelah

kuesioner dikembalikan oleh responden. Hal ini bertujuan jika ditemukan

Page 72: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

50

missing didalam jawaban kuesioner maka peneliti dapat langsung

mengklarifikasi kepada responden.

c. Data entry

Data entry adalah proses memasukkan data ke dalam software komputer

untuk memudahkan proses pengolahan data secara statistik.

d. Data Cleaning

Data Cleaning adalah proses pemeriksaan data kembali setelah di-entry untuk

memastikan kelengkapan data dan tidak ada kesalahan saat memasukkan data

ke dalam software komputer. Setelah data lengkap dan tidak ada kesalahan

maka data dapat diolah dan dianalisis lebih lanjut.

4.6 Analisa Data

4.6.1 Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan distribusi frekuensi

dalam bentuk proporsi dan persentase dari masing-masing variabel penelitian baik

variabel dependen yaitu intensi pelaporan kecelakaan kerja dan variabel

independen yaitu sikap, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku dan

pengetahuan.

4.6.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel

dependen dengan variabel independen. Analisis bivariat yang dilakukan terhadap

dua variabel yang diduga memiliki hubungan. Dalam penelitian ini analisis

bivariat dilakukan untuk mengetahui adakah hubungan antara sikap, norma

subjektif, persepsi kontrol perilaku dan pengetahuan terhadap intensi pelaporan

Page 73: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

51

kecelakaan kerja. Analisis pada penelitian ini yaitu variabel sikap, norma

subjektif, persepsi kontrol perilaku dan pengetahuan pelaporan kecelakaan kerja

dengan intensi pelaporan kecelakaan kerja, maka uji statistik yang digunakan uji

chi-square (X2). Uji chi-square dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel

kategorik dengan variabel kategorik yaitu sikap, norma subjektif, persepsi kontrol

perilaku dan pengetahuan dengan intensi pelaporan kecelakaan kerja. Dengan

menggunakan aplikasi software komputer. Dalam penelitian ini derajat

kemaknaan yang digunakan sebesar 5% sehingga variabel dependen dan variabel

independen dinyatakan ada hubungan yang bermakna jika nilai p < 0,05 dan

variabel dependen dan variabel independen dinyatakan tidak ada hubungan yang

bermakna jika nilai p > 0,05.

Page 74: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

52

5 BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

Rumah Sakit X adalah rumah sakit negeri kelas B dengan Badan Layanan

Umum Daerah penuh. Rumah Sakit X mampu memberikan pelayanan kedokteran

spesialis dan subspesialis terbatas. Rumah Sakit X juga merupakan rumah sakit

rujukan dari kabupaten dan pasien BPJS di Kota Bekasi. Rumah Sakit X ini

memiliki visi menjadi rumah sakit yang unggul dengan pelayanan bermartabat

dan misi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan kesehatan

rujukan dan terjangkau oleh masyarakat, melindungi kesehatan masyarakat

dengan menjamin tersedianya pelayanan bermutu, dan menciptakan tata kelola

rumah sakit yang baik. Untuk mewujudkan visi dan misi, rumah sakit memiliki

pelayanan penunjang non medis salah satunya yaitu instalasi K3LRS untuk

keselamatan dan kesehatan kerja sehingga tenaga kerja dapat memberikan

pelayanan yang bermutu dan aman untuk pasien dan keluarga.

Rumah Sakit ini memiliki pelayanan rawat jalan yang terdiri dari 23

poliklinik dan 4 instalasi, rawat inap dengan 312 tempat tidur, penunjang medis

dan penunjang non medis serta memiliki 934 tenaga kerja yang terdiri dari 95

dokter, 303 perawat, 43 bidan, 34 farmasi, 40 keteknisian medis, 36 tenaga

kesehatan lainnya, dan 383 tenaga non kesehatan. Rata-rata setiap tahunnya

terdapat 235.675 pasien yang berobat rawat jalan, 13.344 pasien yang berobat

rawat inap, dan 26.194 pasien ke IGD.

Page 75: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

53

Rawat inap tulip dan melati merupakan pelayanan rawat inap di Rumah

Sakit X. Rawat inap tulip adalah kamar rawat inap untuk pasien bedah dan rawat

inap melati adalah kamar rawat inap untuk pasien anak-anak. Total perawat dari

kedua rawat inap tersebut berjumlah 52 orang dengan perawat pada rawat inap

tulip berjumlah 29 perawat dan pada rawat inap melati berjumlah 23 perawat,

sebagian besar perawat berjenis kelamin perempuan yaitu 42 orang perawat dan

sisanya sebanyak 10 orang berjenis kelamin laki-laki. Rata-rata usia perawat 31

tahun dengan lama kerja yang paling baru selama 1 tahun dan yang paling lama

30 tahun sebagai perawat. Kebanyakan dari perawat merupakan lulusan dari D3

sebanyak 43 perawat dan S1 sebanyak 9 perawat. Dari 52 perawat yang bertugas

di rawat inap tulip dan melati hanya sebagian kecil yang sudah pernah mengikuti

pelatihan terkait K3RS yaitu sebanyak 3 perawat dan 49 perawat lainnya belum

pernah mengikuti pelatihan terkait K3RS.

5.2 Gambaran Intensi Pelaporan Kecelakaan Kerja

Intensi pelaporan kecelakaan kerja diukur melalui pernyataan-pernyataan

terkait tanda-tanda kecenderungan untuk melaporkan atau tidak melaporkan

kecelakaan kerja. Uji statistik univariat berskala ordinal dilakukan untuk

mengetahui distribusi frekuensi intensi pelaporan kecelakaan kerja. Hasil

distribusi frekuensi intensi pelaporan kecelakaan kerja dikelompokkan ke dalam

dua kategori, yaitu intensi pelaporan kecelakaan kerja lemah dan intensi pelaporan

kecelakaan kerja kuat.

Page 76: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

54

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Intensi Pelaporan Kecelakaan Kerja Perawat Rawat Inap Tulip dan Melati Rumah Sakit X Kota Bekasi Tahun 2016

Variabel Kategori Frekuensi Persentase

Intensi Lemah 24 46,2 % Kuat 28 53,8 %

Total 52 100 %

Berdasarkan Tabel 5.1 diketahui bahwa dari 52 responden penelitian

sebanyak 24 perawat (46,2%) memiliki intensi pelaporan kecelakaan kerja yang

lemah dan sebanyak 28 perawat (53,8%) memiliki intensi pelaporan kecelakaan

kerja yang kuat.

5.3 Gambaran Determinan Faktor Intensi Pelaporan Kecelakaan Kerja

Determinan faktor yang diteliti dalam penelitian ini yaitu sikap, norma

subjektif, persepsi kontrol perilaku, dan pengetahuan. Uji statistik dilakukan untuk

mengetahui distribusi frekuensi. Hasil distribusi frekuensi dikelompokkan dalam

dua kategori yaitu negatif dan positif untuk variabel sikap, norma subjektif, dan

persepsi kontrol perilaku, kurang dan baik untuk variabel pengetahuan.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Determinan Faktor Intensi Pelaporan Kecelakaan Kerja Perawat Rawat Inap Tulip dan Melati Rumah Sakit X

Kota Bekasi Tahun 2016

No. Variabel Kategori Frekuensi (n = 52)

Persentase

1. Sikap Negatif 24 46,2 % Positif 28 53,8 %

2. Norma Subjektif Negatif 24 46,2 % Positif 28 53,8 %

3. Persepsi kontrol

perilaku Negatif 21 40,4 % Positif 31 59,6 %

4. Pengetahuan Kurang 21 40,4 %

Baik 31 59,6 %

Page 77: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

55

1. Gambaran Distribusi Frekuensi Sikap

Berdasarkan Tabel 5.2 diketahui bahwa dari 52 responden penelitian

sebanyak 24 perawat (46,2%) memiliki sikap negatif dan sebanyak 28 perawat

(53,8%) memilki sikap positif.

2. Gambaran Distribusi Frekuensi Norma Subjektif

Berdasarkan Tabel 5.2 diketahui bahwa dari 52 responden penelitian

sebanyak 24 perawat (46,2%) memiliki norma subjektif negatif dan sebanyak 28

perawat (53,8%) memiliki norma subjektif positif.

3. Gambaran Distribusi Frekuensi Persepsi Kontrol Perilaku

Berdasarkan Tabel 5.2 diketahui bahwa dari 52 responden penelitian

sebanyak 21 perawat (40,4%) memiliki persepsi kontrol perilaku negatif dan

sebanyak 31 perawat (59,6%) memiliki persepsi kontrol perilaku positif.

4. Gambaran Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan

Berrdasarkan Tabel 5.2 diketahui bahwa dari 52 responden penelitian

sebanyak 21 perawat (40,4%) memiliki tingkat pengetahuan kurang dan sebanyak

31 perawat (59,6%) memilki tingkat pengetahuan baik.

5.4 Hubungan Determinan Faktor Terhadap Intensi Pelaporan Kecelakaan

kerja

Analisis bivariat adalah analisis yang menunjukkan hubungan antara satu

variabel dependen dengan satu variabel independen yang dianalisis dengan uji

chi-square (X2). Hasil analisis bivariat pada penelitian ini diketahui bahwa semua

variabel independen yaitu sikap, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku dan

Page 78: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

56

pengetahuan memiliki hubungan dengan intensi pelaporan kecelakaan kerja

(Pvalue < 0,05).

Tabel 5.3 Hubungan Determinan Faktor dengan Intensi Pelaporan Kecelakaan Kerja Perawat Rawat Inap Tulip dan Melati Rumah Sakit X

Kota Bekasi Tahun 2016

No. Variabel Kategori Intensi Total

(n = 52) OR

P value

Lemah Kuat (95% CI) n % n % n %

1. Sikap Negatif 20 83,3% 4 16,7% 24 100% 30,000

(6,643 – 135,477) 0,000

Positif 4 14,3% 24 85,7% 28 100%

2. Norma Subjektif Negatif 19 79,2% 5 20,8% 24 100% 17,480

(4,395 – 69,516) 0,000

Positif 5 17,9% 23 82,1% 28 100%

3. Persepsi kontrol

perilaku Negatif 15 71,4% 6 28,6% 21 100% 6,111

(1,797 – 20,779) 0,006

Positif 9 29% 22 71% 31 100%

4. Pengetahuan Kurang 15 71,4% 6 28,6% 21 100% 6,111

(1,797 – 20,779) 0,006

Baik 9 29% 22 71% 31 100%

1. Hubungan antara Sikap dengan Intensi Pelaporan Kecelakaan Kerja

Berdasarkan Tabel 5.3 diketahui bahwa dari 52 responden penelitian,

perawat dengan sikap negatif dan memiliki intensi pelaporan kecelakaan kerja

lemah sebanyak 20 dari 24 perawat (83,3%) dan perawat dengan sikap positif dan

memiliki intensi pelaporan kecelakaan kerja lemah sebanyak 4 dari 28 perawat

(14,3%). Dari hasil uji statistik, diperoleh nilai probabilitas (Pvalue) sebesar 0,000

pada alpha 5% terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan intensi

pelaporan kecelakaan kerja dan nilai OR sebesar 30,000 (95% CI ; 6,643 –

135,477), artinya perawat yang memiliki sikap negatif dapat meningkatkan risiko

intensi lemah 30 kali dibandingkan dengan perawat yang memiliki sikap positif.

Page 79: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

57

2. Hubungan antara Norma Subjekif dengan Intensi Pelaporan Kecelakaan

Kerja

Berdasarkan Tabel 5.3 diketahui bahwa dari 52 responden penelitian,

perawat dengan norma subjektif negatif dan memiliki intensi pelaporan

kecelakaan kerja lemah sebanyak 19 dari 24 perawat (79,2%) dan perawat dengan

norma subjektif positif dan memiliki intensi pelaporan kecelakaan kerja lemah

sebanyak 5 dari 28 perawat (17,9%). Dari hasil uji statistik, diperoleh nilai

probabilitas (P value) sebesar 0,000 pada alpha 5% terdapat hubungan yang

signifikan antara norma subjektif dengan intensi pelaporan kecelakaan kerja dan

nilai OR sebesar 17,480 (95% CI ; 4,395 – 69,516), artinya perawat yang

memiliki norma subjektif negatif dapat meningkatkan risiko intensi lemah 17,4

kali dibandingkan dengan perawat yang memiliki norma subjektif positif.

3. Hubungan antara Persepsi kontrol perilaku dengan Intensi Pelaporan

Kecelakaan Kerja

Berdasarkan Tabel 5.3 diketahui bahwa dari 52 responden penelitian

perawat dengan persepsi kontrol perilaku negatif dan memiliki intensi pelaporan

kecelakaan kerja lemah sebanyak 15 dari 21 perawat (71,4%) dan perawat dengan

persepsi kontrol perilaku positif dan memiliki intensi pelaporan kecelakaan kerja

lemah sebanyak 9 dari 31 perawat (29%). Dari hasil uji statistik, diperoleh nilai

probabilitas (P value) sebesar 0,006 pada alpha 5% terdapat hubungan yang

signifikan antara persepsi kontrol perilaku dengan intensi pelaporan kecelakaan

kerja dan nilai OR sebesar 6,111 (95% CI ; 1,797 – 20,779), artinya perawat yang

memiliki persepsi kontrol perilaku negatif dapat meningkatkan risiko intensi

Page 80: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

58

lemah 6,1 kali dibandingkan dengan perawat yang memiliki persepsi kontrol

perilaku positif.

4. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Intensi Pelaporan

Kecelakaan Kerja

Berdasarkan Tabel 5.3 diketahui bahwa dari 52 responden penelitian

perawat dengan tingkat pengetahuan kurang dan memiliki intensi pelaporan

kecelakaan kerja lemah sebanyak 15 dari 21 perawat (71,4%) dan perawat dengan

tingkat pengetahuan baik dan memiliki intensi pelaporan kecelakaan kerja lemah

sebanyak 9 dari 31 perawat (29%). Dari hasil uji statistik, diperoleh nilai

probabilitas (P value) sebesar 0,006 pada alpha 5% terdapat hubungan yang

signifikan antara tingkat pengetahuan dengan intensi pelaporan kecelakaan kerja

dan nilai OR sebesar 6,111 (95% CI ; 1,797 – 20,779), artinya perawat yang

memiliki pengetahuan kurang dapat meningkatkan risiko intensi lemah 6,1 kali

dibandingkan dengan perawat yang memiliki pengetahuan baik.

Page 81: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

59

6 BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang dapat mempengaruhi

hasil penelitian. Adapun keterbatasan penelitian yaitu :

1. Pertanyaan pada kuesioner belum mencakup seluruh kejadian kecelakaan

kerja yang harus dilaporkan karena berdasarkan hasil studi pendahuluan

kecelakaan kerja yang pernah terjadi hanya tertusuk jarum suntik, terluka saat

mengampul obat, dan terkena cairan tubuh pasien sehingga pertanyaan pada

kuesioner hanya terkait kecelakaan kerja yang pernah terjadi di tempat

penelitian, pada variabel intensi belum mencakup sistem pelaporan

kecelakaan kerja, sebaiknya pernyataan pada kuesioner mencakup

keseluruhan kejadian kecelakaan kerja termasuk juga sistem pelaporan

kecelakaan kerja.

2. Penyebaran kuesioner tidak dapat dilakukan langsung oleh peneliti kepada

seluruh responden karena terkendala izin yang diberikan rumah sakit

sehingga ada potensi bias informasi pada saat pengisian kuesioner dan

kualitas jawaban kuesioner tergantung kejujuran dari responden karena

bentuknya bersifat pengakuan, subjektif dan tidak dapat dilakukan observasi.

6.2 Intensi Pelaporan Kecelakaan Kerja Perawat Rawat Inap Tulip dan

Melati Rumah Sakit X Kota Bekasi

Pelaporan kecelakaan kerja adalah prosedur yang diterapkan agar pekerja

melaporkan setiap kejadian kecelakaan kerja yang terjadi ataupun gangguan

Page 82: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

60

kesehatan yang dialami selama melakukan atau dalam hubungan pekerjaan (ILO,

2008). Pelaporan kecelakaan kerja bertujuan untuk mengetahui kronologi, sumber

kecelakaan, siapa yang mengalami kecelakaan, pajanan atau penyebab terjadinya

kecelakaan, dan kondisi tempat kerja saat terjadi kecelakaan sehingga dapat

diupayakan agar kecelakaan kerja tidak terjadi berulang (Dewanti, 2012). Data

kecelakaan kerja yang tercatat belum sepenuhnya menggambarkan kecelakaan

kerja yang terjadi sebenarnya. Kejadian kecelakaan kerja digambarkan seperti

fenomena gunung es dimana kejadian kecelakaan kerja yang tercatat hanya

terlihat sedikit dari kecelakaan kerja yang sesungguhnya terjadi. Hal ini

menunjukkan bahwa masih banyak pekerja yang tidak melaporkan kejadian

kecelakaan kerja.

Dalam buku Practical Loss Control Leadership mengemukakan alasan

tidak melaporkan kecelakaan kerja dikarenakan takut dihukum, takut pelayanan

medis, hal yang wajar dan bukan merupakan hal yang serius (Bird dkk, 1990).

Ada juga beberapa alasan pekerja tidak melaporkan kecelakaan kerja karena tidak

mau proses kerja berhenti atau berubah, takut mendapat reputasi yang buruk, takut

dianggap tidak disiplin dan tidak mengerti pentingnya laporan. Selain itu, intensi

seseorang juga berpengaruh terhadap pelaporan kecelakaan kerja yang rendah

(Wardhani, 2008).

Intensi diasumsikan menggambarkan faktor internal yang mempengaruhi

perilaku, intensi mengindikasikan seberapa kuat seseorang untuk mau mencoba

berperilaku dan seberapa banyak usaha yang dilakukan untuk berperilaku (Ajzen,

1991). Semakin kuat intensi untuk berperilaku maka akan semakin kuat perilaku

Page 83: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

61

tersebut akan terwujud. Intensi untuk berperilaku tertentu dapat terwujud perilaku

yang direncanakan hanya jika perilaku tersebut di bawah kontrol kehendaknya

(Ajzen, 1991). Misalnya ketika mengalami kecelakaan kerja maka seseorang itu

dapat memutuskan apakah mau melaporkan atau tidak melaporkan kejadian

kecelakaan kerja tersebut.

Sebelum terjadinya suatu perilaku, ada hal yang menjadi prediktor utama

dalam menentukan perilaku, yaitu intensi. Perilaku yang nampak dari seseorang

ditentukan oleh intensi yang mendasari perilaku tersebut. Intensi menunjukkan

seberapa besar seseorang memiliki keinginan untuk melakukan suatu hal atau

memunculkan perilaku. Menurut Schiffman dan Kanuk (2007) intensi adalah hal

yang berkaitan dengan kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan

atau berperilaku tertentu. Dapat disimpulkan, intensi adalah kecenderungan

seseorang untuk melakukan suatu perilaku atas dasar kepercayaan dan keyakinan

terhadap suatu hal maupun kemampuan diri sendiri.

Intensi seseorang dipengaruhi oleh beberapa komponen, yaitu kepentingan

sebuah perilaku, waktu kapan harus dilakukan, dan situasi saat terjadi. Intensi

dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku dan

pengetahuan (Yogatama, 2013). Secara umum, apabila sikap dan norma subjektif

menunjukkan ke arah positif serta semakin kuat kontrol yang dimiliki, akan lebih

besar kemungkinan seseorang untuk melakukan perilaku tersebut (Ajzen, 1991).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di rawat inap tulip dan melati

Rumah Sakit X Kota Bekasi diketahui bahwa dari 52 perawat yang menjadi

responden penelitian sebanyak 28 perawat (53,8%) memiliki intensi pelaporan

Page 84: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

62

kecelakaan kerja yang kuat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa 28

perawat dari 52 perawat yang menjadi responden penelitian ingin melaporkan

kecelakaan kerja yang dialami atau dilihatnya. Sebagian besar perawat ingin

melaporkan kecelakaan kerja karena merasa suatu kewajiban yang harus

dilakukan dan merupakan salah satu upaya untuk pencegahan agar kecelakaan

kerja tidak terjadi berulang. Namun tidak sedikit juga perawat yang tidak ingin

melaporkan kecelakaan kerja karena merasa bukan suatu kewajiban yang harus

dilakukan, merasa hanya luka kecil tidak sampai harus ditangani dokter, dan

merupakan hal yang wajar terjadi dialami perawat.

Hal ini akan berdampak negatif kepada kinerja dan pelayanan yang

diberikan. Kecelakaan kerja yang tidak dilaporkan akan menghambat pencegahan

infeksi dan pengobatan sehingga dapat menurunkan kinerja perawat dan tidak

dapat memberikan pelayanan secara optimal. Selain itu, pihak manajemen atau

dalam hal ini instalasi K3LRS tidak mengetahui jika terjadi kecelakaan kerja

sehingga tidak dapat mengetahui bagaimana kronologis kecelakaan, apa yang

menjadi penyebab kecelakaan, dimana terjadi kecelakaan, dan siapa saja yang

menjadi korban. Hal ini akan menghambat pencegahan terjadinya kecelakaan

kerja yang pada akhirnya membuat kecelakaan kerja terjadi berulang.

Kecelakaan kerja seperti tertusuk jarum suntik, terluka saat mengampul

obat, terkena darah pasien dan terkena urine pasien dianggap hal yang wajar

dialami perawat. Kecelakaan kerja tersebut tidak menimbulkan kesakitan maupun

luka serius sehingga tidak perlu dilaporkan, hanya jika kejadian tertusuk jarum

suntik yang sudah digunakan kepada pasien baru akan dilaporkan. Hal ini

Page 85: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

63

menunjukkan pengetahuan perawat kurang terkait pelaporan kecelakaan kerja

membuat sikap perawat menjadi negatif terhadap pelaporan kecelakaan kerja.

Selain itu, dukungan dari orang yang dianggap penting dan orang-orang

yang berada di lingkungan perawat juga berpengaruh terhadap intensi pelaporan

kecelakaan kerja. Dimana dukungan dari staff instalasi K3LRS, penanggung

jawab shift, kepala ruangan dan teman sesama perawat dibutuhkan untuk

mendorong intensi pelaporan kecelakaan kerja. Kebanyakan persepsi dari perawat

bahwa prosedur pelaporan kecelakaan kerja cukup sulit dan menghambat

pekerjaan yang sedang dilakukan, sehingga membuat perawat lebih memilih

untuk tidak melaporkan kecelakaan kerja.

Setiap jenis kecelakaan kerja yang terjadi harus dilaporkan baik yang

mengakibatkan luka parah maupun tidak. Jenis kecelakaan kerja di rumah sakit

yang harus dilaporkan adalah tertusuk jarum suntik, terjatuh, terpeleset, terluka

saat mengampul obat, terkena cairan tubuh pasien, dan lain sebagainya.

Kecelakaan adalah kejadian yang tak diduga dan tidak dikehendaki yang

mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah diatur (Sulaksono dan Santoso,

2004).

Jenis kecelakaan kerja yaitu terjatuh, tertimpa benda jatuh, tertumbuk atau

terkena benda terkecuali benda jatuh, terjepit, gerakan yang melebihi kemampuan,

pengaruh suhu tinggi, terkena arus listrik, kontak dengan bahan berbahaya atau

radiasi dan kecelakaan yang menimbulkan kesakitan maupun bahaya lainnya

(ILO, 1980). Itu artinya kejadian tertusuk jarum suntik, terluka saat mengampul

Page 86: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

64

obat, dan terkena cairan tubuh pasien juga merupakan kecelakaan kerja yang

harus dilaporkan.

Terluka saat mengampul obat memang tidak menimbulkan luka yang

parah namun jika tidak dilakukan pengobatan atau pencegahan infeksi maka akan

berisiko perawat tertular infeksi dari pasien atau bahkan menularkan infeksi dari

pasien satu ke pasien yang lainnya. Sama halnya ketika perawat terkena cairan

tubuh pasien seperti urine maupun darah, terkena cairan tubuh pasien bagi

perawat merupakan hal yang wajar dan tidak menimbulkan kesakitan sama sekali.

Namun salah satu cara penularan infeksi dapat melalui cairan tubuh pasien.

Penularan infeksi dapat secara langsung maupun tidak langsung.

Penularan infeksi secara langsung dapat melalui droplet, urine, darah maupun

cairan tubuh pasien yang lainnya. Penularan infeksi secara tidak langsung dapat

melalui perantara vektor, benda mati maupun udara (Kozier, 2010). Hal ini

menunjukkan bahwa perawat yang terkena cairan tubuh pasien akan berisiko

tertular infeksi yang diderita pasien dan bahkan dapat menularkan infeksi tersebut

ke pasien lainnya.

Pelaporan kecelakaan kerja memiliki peranan yang penting dalam

manajemen kerugian keseluruhan. Suatu kecelakaan kerja mengakibatkan

kerugian dapat dikategorikan kecil, sedang atau parah. Namun, kejadian

kecelakaan kerja yang mengakibatkan kerugian dalam kategori apapun tetap harus

dianggap penting dan dilaporkan (Wardhani, 2008).

Dalam hasil penelitian ini, perawat yang memiliki intensi pelaporan

kecelakaan kerja lemah dengan sikap negatif (83,3%), perawat yang memiliki

Page 87: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

65

intensi pelaporan kecelakaan kerja lemah dengan norma subjektif negatif (79,2%),

perawat yang memiliki intensi pelaporan kecelakaan kerja lemah dengan persepsi

kontrol perilaku negatif (71,4%) dan perawat yang memiliki intensi pelaporan

kecelakaan kerja lemah dengan pengetahuan kurang (71,4%), artinya perawat

yang memiliki sikap, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku yang negatif serta

pengetahuan yang kurang cenderung tidak akan melaporkan kejadian kecelakaan

kerja yang dialami.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sejenis sebelumnya, hasil penelitian

Triastity dkk (2013) menunjukkan bahwa niat-niat dipengaruhi secara signifikan

oleh sikap individu dan norma subjektif. Hasil penelitian Andika dan Madjid

(2012) menunjukkan bahwa sikap, norma subjektif secara simultan berpengaruh

secara signifikan terhadap niat untuk berperilaku.

Intensi pelaporan kecelakaan kerja dipengaruhi oleh sikap seseorang

terhadap suatu objek, norma subjektif yang diterima dari orang-orang yang

dianggap penting, persepsi akan kemampuan untuk melakukan suatu perilaku dan

pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu, peningkatan intensi perawat dalam

pelaporan kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan merubah sikap negatif

seseorang menjadi sikap positif, dukungan dari orang yang dianggap penting,

meyakinkan akan kemampuan yang dimiliki dan meningkatkan pengetahuan.

Karena intensi dipengaruhi oleh 4 hal tersebut maka perlu dilakukan sosialisasi

terkait prosedur pelaporan kecelakaan kerja yang berlaku dan pelatihan tentang

pelaporan kecelakaan kerja seperti ;pentingnya pelaporan kecelakaan kerja,

bagaimana dampak jika kecelakaan kerja tidak dilaporkan dan bagaimana

Page 88: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

66

prosedur melaporkan kecelakaan kerja. Sosialisasi itu bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan sehingga dapat mempengaruhi sikap dan persepsi

kontrol perilaku perawat terhadap pelaporan kecelakaan kerja.

Penyebaran kuesioner dalam penelitian ini tidak dilakukan secara langsung

oleh peneliti hal ini dikhawatirkan dapat menimbulkan bias karena kualitas

jawaban sangat bergantung dengan kejujuran responden sehingga dapat

berdampak pada hasil penelitian. Selain itu, pernyataan yang terdapat dalam

kuesioner belum mencakup keseluruhan kejadian kecelakaan kerja dan sistem

pelaporan kecelakaan kerja. Oleh karena itu, untuk mengatasi kelemahan dalam

penelitian ini peneliti menanyakan nomor telepon yang dapat dihubungi, sehingga

peneliti dapat menguhubungi responden untuk memastikan jawaban responden

bila masih terdapat jawaban yang kosong atau jawaban ganda dan sebaiknya

penyebaran kuesioner dilakukan secara langsung oleh peneliti dan pernyataan

kuesioner lebih lengkap mencakup keseluruhan kejadian kecelakaan kerja dan

sistem pelaporan kecelakaan kerja.

6.3 Hubungan Sikap dengan Intensi Pelaporan Kecelakaan Kerja Perawat

Rawat Inap Tulip dan Melati Rumah Sakit X Kota Bekasi

Sikap adalah evaluasi terhadap kepercayaan mengenai objek perilaku

secara spesifik, evaluasi dan kecenderungan seseorang yang relatif konsisten

untuk bereaksi atau merespon suatu objek sikap. Sikap menentukan penilaian

seseorang untuk menyukai atau tidak menyukai terhadap objek sikap tersebut

(Yogatama, 2013). Sikap terhadap perilaku adalah derajat penilaian atau

kepercayaan positif atau negatif seseorang terhadap suatu perilaku. Sikap ini

Page 89: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

67

ditentukan oleh kepercayaan seseorang mengenai konsekuensi positif atau negatif

dari melakukan suatu perilaku, ditimbang berdasarkan hasil evaluasi dari

konsekuensi berperilaku tersebut.

Menurut Fishbein & Ajzen (1996) salah satu faktor penentu sikap adalah

keyakinan. Begitu individu membentuk keyakinan terhadap suatu tingkah laku,

secara otomatis individu membentuk sikap terhadap tingkah laku tersebut,

keyakinan individu dikaitkan dengan beberapa ciri atau atribut tertentu dan

dievaluasi. Jika individu yakin bahwa dengan menampilkan suatu tingkah laku

tertentu akan membawa hasil yang positif bagi dirinya, maka dengan

menampilkan tingkah laku itu akan dianggap sebagai suatu yang menyenangkan.

Di dalam teori Planned Behavior (Ajzen, 2005), sikap secara langsung

mempengaruhi intensi. Keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu

dipengaruhi apakah seseorang memiliki penilaian positif (bermanfaat, penting,

menyenangkan, mudah, dan sebagainya) atau memiliki penilaian negatif

(mengganggu, tidak penting, buruk, dan sebagainya).

Pengaruh sikap terhadap intensi perawat dalam melaporkan kecelakaan

kerja dapat dilihat dari pandangan perawat mengenai manfaat, keuntungan dan

kepercayaan terkait pelaporan kecelakaan kerja. Perawat meyakini dan menilai

secara positif bahwa dengan melaporkan kecelakaan kerja yang terjadi akan

mencegah terjadinya kecelakaan kerja berulang dan dapat memberikan pelayanan

yang optimal.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di rawat inap tulip dan melati

Rumah Sakit X Kota Bekasi diketahui bahwa dari 52 perawat yang menjadi

Page 90: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

68

responden penelitian sebanyak 24 perawat (85,7%) memiliki intensi kuat dan

sikap positif dengan nilai probabilitas sebesar 0,000. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa sikap berpengaruh signifikan terhadap intensi pelaporan

kecelakaan kerja perawat. Kemudian, hasil uji keeratan hubungan menunjukkan

bahwa perawat yang memiliki sikap positif 30 kali memungkinkan memiliki

intensi lemah dibandingkan dengan perawat yang memiliki sikap negatif (dapat

dilihat pada Tabel 5.3).

Sebagian besar perawat yang memiliki sikap positif terhadap pelaporan

kecelakaan kerja yaitu ingin atau berniat untuk melaporkan jika mengalami atau

melihat kecelakaan kerja. Rata-rata perawat menganggap bahwa kecelakaan kerja

harus dilaporkan baik tertusuk jarum suntik, terluka saat mengampul obat, terkena

darah pasien maupun terkena urine pasien. Pelaporan kecelakaan kerja merupakan

langkah untuk mencegah kejadian kecelakaan terjadi berulang dan kewajiban

seluruh perawat. Oleh karena itu, sebagian besar perawat ingin melaporkan

kejadian kecelakaan kerja yang dialami atau dilihatnya.

Sikap perawat berupa evaluasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu

menunjukkan penilaian positif pada pelaporan kecelakaan kerja, dilihat dari sisi

kebiasaan, kemudahan dan anggapan cenderung baik dan berdampak positif pada

intensi pelaporan kecelakaan kerja. Semakin baik dan positif pandangan sikap

perawat terhadap pelaporan kecelakaan kerja, maka perawat semakin berniat

untuk melaporkan kecelakaan kerja.

Jika dilihat berdasarkan data kecelakaan kerja dan wawancara saat studi

pendahuluan menunjukkan hasil yang berbeda. Data kecelakaan kerja

Page 91: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

69

menunjukkan kecelakaan kerja yang tercatat tidak tergolong banyak dan saat

dilakukan wawancara tidak sedikit perawat yang tidak ingin atau tidak berniat

untuk melaporkan jika mengalami atau melihat kecelakaan kerja. Rata-rata

perawat menganggap bahwa kecelakaan kerja yang harus dilaporkan hanya ketika

jarum suntik sudah digunakan atau terinfeksi pasien. Kecelakaan kerja seperti

terluka saat mengampul obat, terkena darah pasien maupun terkena urine pasien

yang tidak menimbulkan kesakitan, luka parah atau membutuhkan penanganan

dokter tidak perlu dilaporkan karena dianggap hal yang wajar dialami seorang

perawat. Oleh karena itu, tidak sedikit perawat tidak ingin melaporkan kejadian

kecelakaan kerja yang dialami atau dilihatnya.

Penilaian atau pandangn perawat terhadap kejadian terkena cairan tubuh

pasien baik urine maupun darah bukan merupakan kejadian kecelakaan kerja yang

harus dilaporkan. Terkena cairan tubuh pasien baik urine maupun darah

merupakan hal yang wajar dialami dan tidak menimbulkan kesakitan ataupun

kerugian sehingga tidak perlu dilaporkan. Selain itu, menurut perawat bahwa

melaporkan kecelakaan kerja hanya menambah beban pekerjaannya saja karena

harus mengisi format pelaporan dan melakukan pemeriksaan berkala. Hal ini yang

menyebabkan sebagian besar perawat memilih untuk tidak melaporkan

kecelakaan kerja selama tidak menimbulkan kesakitan atau luka yang parah. Jika

perawat menganggap kecelakaan kerja adalah suatu hal yang wajar dan pelaporan

kecelakaan kerja hanya menambah beban pekerjaannya, maka perawat tersebut

tidak berniat untuk melaporkan kecelakaan kerja.

Page 92: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

70

Pembentukan sikap dipengaruhi oleh informasi yang dimiliki atau

diterima, pandangan atau penilaian terhadap suatu objek, dan pengalaman

seseorang (Walgito, 2010). Informasi yang diterima merupakan hasil dari “tahu”

setelah penginderaan seseorang terhadap suatu objek yang disebut pengetahuan

(Notoatmodjo, 2012). Informasi yang dimiliki atau diterima yang tidak sesuai

akan mempengaruhi pengetahuan seseorang yang dapat menimbulkan sikap

negatif (Walgito, 2010).

Perubahan sikap negatif perawat dalam pelaporan kecelakaan kerja dapat

dilakukan dengan sosialisasi terkait prosedur pelaporan kecelakaan kerja,

pelatihan terkait pentingnya pelaporan kecelakaan kerja, tujuan dan manfaat

pelaporan kecelakaan kerja. Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan keterampilan, sehingga mampu meningkatkan kompetensi

individu (Soebiyono, 2013). Pelatihan yang dilakukan untuk memberikan

informasi terkait keseluruhan pelaporan kecelakaan kerja yang sesuai dengan apa

yang seharusnya, sehingga dapat mempengaruhi pengetahuan perawat terkait

pentingnya pelaporan kecelakaan kerja.

Pengetahuan yang baik dapat mempengaruhi sikap perawat. Jika perawat

tahu akan pentingnya pelaporan kecelakaan kerja dan dampak yang ditimbulkan

jika tidak melaporkan kecelakaan kerja maka akan merubah pandangan atau

penilaian perawat terhadap pelaporan kecelakaan kerja itu sendiri yang pada

akhirnya juga merubah sikap perawat menjadi positif terhadap pelaporan

kecelakaan kerja. Selain itu, untuk membentuk dan mengubah sikap dapat

Page 93: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

71

dilakukan dengan perubahan sikap melalui suatu kejadian yang dilakukan

berulang sehingga menjadi kebiasaan (Sarwono, 2012).

6.4 Hubungan Norma Subjektif dengan Intensi Pelaporan Kecelakaan Kerja

Perawat Rawat Inap Tulip dan Melati Rumah Sakit X Kota Bekasi

Norma Subjektif adalah evaluasi terhadap kepercayaan mengenai harapan

dan pengaruh orang-orang di sekitar (Yogatama, 2013). Norma subjektif

ditentukan oleh hubungan antara kepercayaan seseorang tentang setuju atau tidak

setujunya orang lain maupun kelompok yang penting bagi seseorang tersebut

(Fausiah dkk, 2013). Norma subjektif adalah persepsi individu bahwa kebanyakan

orang-orang yang penting bagi dirinya mengharapkan individu untuk

menampilkan atau tidak menampilkan tingkah laku tertentu. Orang-orang ini

dijadikan sebagai acuan untuk mengarahkan tingkah laku seseorang lainnya.

Norma subjektif ditentukan oleh persepsi mengenai harapan individu atau

kelompok yang berarti bagi dirinya dan motivasi individu untuk memenuhi

harapan orang yang sangat penting bagi dirinya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di rawat inap tulip dan melati

Rumah Sakit X Kota Bekasi diketahui bahwa dari 52 perawat yang menjadi

responden penelitian sebanyak 23 perawat (82,1%) memiliki intensi kuat dan

norma subjektif positif dengan nilai probabilitas sebesar 0,000. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa norma subjektif berpengaruh signifikan dengan intensi

pelaporan kecelakaan kerja perawat. Kemudian, hasil uji keeratan hubungan

menunjukkan bahwa perawat yang memiliki norma subjektif positif 17,4 kali

Page 94: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

72

memungkinkan memiliki intensi kuat dibandingkan dengan perawat yang

memiliki norma subjektif negatif (dapat dilihat pada Tabel 5.3).

Norma subjektif yang cenderung baik dan semakin tinggi berupa

keyakinan perawat mengenai harapan staff instalasi K3LRS, penanggung jawab

shift, kepala ruangan dan teman sesama perawat, maka akan dapat menampilkan

perilaku untuk melaporkan kecelakaan kerja. Perilaku terwujud atas intensi kuat

yang mendasarinya. Semakin tinggi dorongan dari penanggung jawab shift,

kepala ruangan dan teman sesama perawat dalam mengingatkan perawat untuk

melaporkan kecelakaan kerja, maka perawat semakin berniat untuk melaporkan

kecelakaan kerja. Semakin baik keyakinan perawat akan pentingnya pelaporan

kecelakaan kerja, maka perawat akan semakin berniat untuk melaporkan

kecelakaan kerja.

Pada kecelakaan kerja terluka saat mengampul obat, terkena urine pasien

dan terkena darah pasien, sebagian besar perawat yang menjadi responden

termasuk didalamnya kepala ruangan, penanggung jawab shift dan teman sesama

perawat memiliki pandangan yang sama, penilaian yang sama, dan sikap yang

sama bahwa kejadian kecelakaan tersebut perlu dilaporkan karena merupakan

kewajiban. Hal itu yang membuat staff instalasi K3LRS, kepala ruangan,

penanggung jawab shift dan teman sesama perawat seringkali mengingatkan

untuk segera melaporkan kecelakaan kerja yang terjadi atau yang dialami.

Sehingga membuat kecenderungan perawat ingin melaporkan kejadian kecelakaan

kerja tersebut.

Page 95: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

73

Terdapat perbedaan antara hasil penelitian dengan hasil awal penelitian.

Saat dilakukan wawancara pada awal penelitian diketahui kurang lebih setengah

dati total perawat yang menjadi responden memiliki pandangan yang sama,

penilaian yang sama, dan sikap yang sama bahwa kejadian kecelakaan tertusuk

jarum suntik, terluka saat mengampul obat, terkena urine pasien dan terkena darah

pasien tidak perlu dilaporkan karena merupakan hal yang wajar dialami oleh

perawat. Sehingga kepala ruangan, penanggung jawab shift dan teman sesama

perawat seringkali tidak mengingatkan untuk segera melaporkan kecelakaan kerja

yang terjadi atau yang dialami. Hal ini membuat kecenderungan perawat tidak

ingin melaporkan kejadian kecelakaan kerja tersebut dan hanya ingin melaporkan

kejadian kecelakaan kerja tertusuk jarum suntik yang sudah digunakan kepada

pasien.

Norma subjektif sebagai penentu intensi yang berada di posisi kedua

dalam teori planned behavior diasumsikan sebagai fungsi dari kepercayaan

seseorang bahwa individu atau kelompok tertentu menyetujui atau menolak

melakukan sebuah perilaku atau bahwa kelompok sosial yang menjadi rujukan

terlibat atau tidak terlibat didalam perilaku tertentu tersebut. Untuk banyak

perilaku, acuan penting yang biasanya ada ialah orang tua, pasangan, teman dekat,

rekan kerja atau dalam penelitian ini adalah kepala ruangan, penanggung jawab

shift, staff instalasi K3LRS dan teman sesama perawat.

Umumnya, seseorang yang percaya bahwa kebanyakan dari orang yang

mereka harus patuhi berpikir ia seharusnya melakukan sebuah perilaku akan

memandang bahwa hal tersebut menjadi tekanan sosial dan sebagai keharusan

Page 96: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

74

bagi dirinya untuk melakukan perilaku tersebut. Sebaliknya, orang yang percaya

bahwa kebanyakan orang yang menjadi acuannya dan ia patuhi akan tidak setuju

dengan perwujudan perilaku dirinya, akan memiliki norma subjektif yang

menekan mereka untuk menghindari perwujudan dari perilaku tersebut (Priaji,

2011).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sejenis sebelumnya bahwa

semakin meningkat norma-norma subjektif, maka akan semakin meningkatkan

niat pekerja untuk berperilaku (Arismunandar, 2001). Hasil penelitian Cheng dkk

(2011) menunjukkan bahwa norma subjektif adalah pengaruh paling kuat terhadap

terbentuknya niat-niat dari seorang individu.

Norma subjektif merupakan persepsi atau kepercayaan seseorang bahwa

orang lain yang dianggap penting berpikir bahwa ia seharusnya melakukan hal itu

(Achmat, 2010). Oleh karena itu, orang yang dianggap penting harus memiliki

sikap positif dan pengetahuan yang baik terhadap pelaporan kecelakaan kerja

sehingga dapat menunjukkan dukungan untuk melaporkan kecelakaan kerja

tersebut.

Perubahan norma subjektif dapat dilakukan dengan merubah sikap atau

pandangan orang-orang yang dianggap penting terhadap pelaporan kecelakaan

kerja. Sikap dapat dibentuk dan dipengaruhi jika memiliki pengetahuan yang baik

terhadap pelaporan kecelakaan kerja. Pengetahuan bisa didapatkan dengan

sosialisasi, pelatihan maupun media sebagai bentuk persuasif. Sikap positif

terhadap pelaporan kecelakaan kerja yang dimiliki orang-orang yang dianggap

penting akan mengingatkan perawat untuk melaporkan kejadian kecelakaan kerja

Page 97: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

75

sebagai bentuk salah satu dukungan pada perawat sehingga mempengaruhi

pandangan perawat bahwa orang-orang yang dianggap penting ini mengharapkan

perawat untuk melaporkan kecelakaan kerja.

6.5 Hubungan Persepsi kontrol perilaku dengan Intensi Pelaporan

Kecelakaan Kerja Perawat Rawat Inap Tulip dan Melati Rumah Sakit

X Kota Bekasi

Persepsi kontrol perilaku merupakan bagian penting dalam teori planned

behavior dan mempengaruhi intensi atau perilaku. Persepsi kontrol perilaku

mengacu pada persepsi seseorang tentang kemudahan atau kesulitan untuk

melakukan perilaku tertentu (Ajzen, 1991). Persepsi kontrol perilaku yaitu

evaluasi mengenai kemampuan diri seseorang untuk memunculkan perilaku

(Yogatama, 2013). Persepsi terhadap pengendalian perilaku merupakan

keyakinan individu mengenai seberapa besar kontrolnya untuk memunculkan

perilaku yang akan dimunculkannya. Persepsi kontrol perilaku dapat

mempengaruhi perilaku secara langsung dan tidak langsung.

Persepsi kontrol perilaku dalam pelaporan kecelakaan kerja terkait

kemampuan perawat dalam melaporkan kecelakaan kerja ketika ada hambatan

ataupun dukungan dari lingkungan sekitar, prosedur pelaporan maupun alur

pelaporan itu sendiri. Persepsi terhadap kontrol perilaku didefinisikan sebagai

persepsi atau fungsi dari kepercayaan seseorang tentang faktor pendukung dan

atau penghambat untuk melakukan suatu perilaku (Fausiah dkk, 2013). Persepsi

kontrol perilaku adalah persepsi individu yang lebih menekankan atau

mempertimbangkan beberapa hambatan realistis yang ada dalam menampilkan

Page 98: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

76

tingkah laku tertentu (Perwitasari, 2015). Semakin banyak kondisi yang

memfasilitasi (sumber dan kesempatan) yang membuat individu berpikir dan

semakin sedikit hambatan dan rintangan yang diantisipasi, maka semakin besar

persepsi mengenai kontrol terhadap perilaku.

Persepsi kontrol perilaku diasumsikan mempunyai implikasi motivasional

terhadap intensi. Individu meyakini dirinya tidak memiliki kesempatan untuk

menampilkan tingkah laku cenderung memiliki intensi yang rendah meskipun

mereka memiliki sikap yang positif terhadap tingkah laku dan meyakini bahwa

orang-orang yang penting bagi dirinya menyetujui tingkah laku tersebut untuk

ditampilkan.

Kontrol perilaku ditentukan oleh pengalaman masa lalu dan perkiraan

individu mengenai seberapa sulit atau mudahnya untuk melakukan perilaku yang

bersangkutan (Perwitasari, 2015). Persepsi kontrol perilaku menunjukkan suatu

derajat dimana seorang individu merasa bahwa tampil atau tidaknya suatu

perilaku yang dimaksud adalah dibawah pengendaliannya. Orang cenderung tidak

akan membentuk suatu intensi yang kuat untuk menampilkan suatu perilaku

tertentu jika ia percaya bahwa ia tidak memiliki sumber atau kesempatan untuk

melakukannya meskipun ia memiliki sikap yang positif dan ia percaya bahwa

orang lain yang penting baginya akan menyetujuinya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di rawat inap tulip dan melati

Rumah Sakit X Kota Bekasi diketahui bahwa dari 52 perawat yang menjadi

responden penelitian sebanyak 22 perawat (71%) memiliki intensi kuat dan

persepsi kontrol perilaku positif dengan nilai probabilitas sebesar 0,006. Dengan

Page 99: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

77

demikian, dapat disimpulkan bahwa persepsi kontrol perilaku berpengaruh

signifikan dengan intensi pelaporan kecelakaan kerja perawat. Kemudian, hasil uji

keeratan hubungan menunjukkan bahwa perawat yang memiliki persepsi kontrol

perilaku positif 6,1 kali memungkinkan memiliki intensi lemah dibandingkan

dengan perawat yang memiliki persepsi kontrol perilaku negatif (dapat dilihat

pada Tabel 5.3).

Kontrol perilaku yang mengacu pada persepsi individu perawat terhadap

kemudahan dalam melaporkan kecelakaan kerja, seperti mudahnya prosedur

pelaporan, mudahnya format pelaporan, mudahnya alur pelaporan, pentingnya

pelaporan kecelakaan kerja, manfaat dan tujuan pelaporan kecelakaan kerja. Hal

ini berarti bahwa semakin baik atau tinggi kontrol perilaku yang dirasakan

perawat, maka akan semakin meningkatkan niat untuk melaporkan kecelakaan

kerja. Semakin perawat merasa mudah untuk melaporkan, maka perawat tersebut

akan semakin ingin melaporkan kejadian kecelakaan kerja.

Persepsi kontrol perilaku perawat cenderung positif terhadap format

pelaporan, namun cenderung negatif terhadap alur pelaporan. Alur pelaporan

kecelakaan kerja dimulai dari segera bilas dengan air mengalir kemudian lapor ke

wakil K3 ruangan ataupun kepala ruangan selanjutnya melakukan pemeriksaan di

IGD (bila memerlukan tindakan medis), lalu melakukan pemeriksaan

laboraturium. Perawat yang mengalami kecelakaan kerja akan menjalani

pemeriksaan laboraturium sebanyak 3 kali yaitu pada saat kejadian kecelakaan

kerja, 3 bulan pasca kejadian kecelakaan kerja, dan 6 bulan pasca kejadian

kecelakaan kerja. Alur pelaporan yang panjang ini menjadi salah satu hambatan

Page 100: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

78

yang membuat perawat tidak ingin melaporkan kejadian kecelakaan kerja karena

sebagian besar perawat menganggap jika melaporkan akan menganggu dan

menghambat pekerjaannya.

Andreanto (2013) menyatakan bahwa kontrol perilaku yang dirasakan

(percieved behavioral control) memiliki implikasi motivasional pada niat.

Individu yang percaya bahwa dirinya tidak memiliki sumber daya untuk

melaksanakan perilaku tertentu, cenderung tidak membentuk intensi yang kuat

untuk melaksanakannya, walaupun individu tersebut memilki sikap yang

menyenangkan terhadap perilaku tersebut. Kontrol perilaku merupakan suatu

acuan adanya kesulitan atau kemudahan yang ditemui seseorang dalam

berperilaku tertentu. Kontrol perilaku berperan secara tidak langsung

mempengaruhi perilaku yaitu melalui intensi terhadap perilaku (Ajzen, 2005).

Hasil penelitian Arum dkk (2010) menyatakan bahwa kontrol perilaku

yang dirasakan, secara signifikan memprediksi intensi. Menurut Huda dkk (2012),

kontrol perilaku memilki sebuah pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

variabel intensi. Hasil penelitian Abadi dkk (2012) menunjukkan bahwa intensi

secara positif sangat dipengaruhi oleh kontrol perilaku yang dirasakan oleh

individu tersebut.

Persepsi kontrol perilaku mengindikasikan bahwa motivasi seseorang

dipengaruhi oleh bagaimana ia mempersepsi tingkat kesulitan atau kemudahan

untuk berperilaku tertentu. Orang cenderung tidak membentuk suatu intensi yang

kuat jika ia tidak percaya bahwa ia memiliki sumber daya dan kesempatan untuk

melakukannya. Perubahan persepsi kontrol perilaku terkait pelaporan kecelakaan

Page 101: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

79

kerja pada perawat dapat dilakukan dengan meyakinkan perawat bahwa dengan

melaporkan kecelakaan kerja tidak menghambat pekerjaannya dan tidak akan

mengganggu pekerjaannya yaitu menunjukkan bahwa alur pelaporan tidak akan

dipersulit dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Alur pelaporan kecelakaan

seharusnya lebih sederhana seperti perawat yang mengalami kecelakaan kerja

hanya cukup dengan menelepon instalasi K3LRS untuk melaporkan kecelakaan

kerja yang terjadi untuk tahap selanjutnya yang melakukan petugas instalasi

K3LRS seperti mengisi format pelaporan kecelakaan kerja dan membuat laporan

secara tertulis.

6.6 Hubungan Pengetahuan dengan Intensi Pelaporan Kecelakaan Kerja

Perawat Rawat Inap Tulip dan Melati Rumah Sakit X Kota Bekasi

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Dari pengalaman dan penelitian

terbukti bahwa perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari

pada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan (Dewanti, 2012). Pengetahuan

merupakan faktor yang sangat penting dalam membentuk tindakan atau perilaku

seseorang. Intensi secara akurat dapat memprediksi kesesuaian perilaku. Intensi

juga merupakan anteseden pada perilaku yang tampak. Ajzen (2005) juga

mengatakan bahwa korelasi antara intensi dengan perilaku lebih kuat

dibandingkan dengan faktor-faktor anteseden lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di rawat inap tulip dan melati

Rumah Sakit X Kota Bekasi diketahui bahwa dari 52 perawat yang menjadi

responden penelitian sebanyak 22 perawat (71%) memiliki intensi kuat dan

Page 102: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

80

pengetahuan yang baik dengan nilai probabilitas sebesar 0,006. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa pengetahuan berpengaruh signifikan dengan intensi

pelaporan kecelakaan kerja perawat. Kemudian, hasil uji keeratan hubungan

menunjukkan bahwa perawat yang memiliki pengetahuan yang baik 6,1 kali

memngkinkan memiliki intensi lemah dibandingkan dengan perawat yang

memiliki pengetahuan yang baik (dapat dilihat pada Tabel 5.3).

Perawat menganggap bahwa pelaporan kecelakaan kerja harus dilakukan

jika tertusuk jarum suntik, terluka saat mengampul obat, terkena cairan tubuh

pasien, kecelakaan kerja yang mengakibatkan cedera parah maupun ringan,

kecelakaan kerja yang membutuhkan penanganan dokter maupun tidak, dan

kecelakaan kerja yang mengakibatkan luka kecil atau luka besar. Kejadian-

kejadian tersebut merupakan kecelakaan kerja yang harus dilaporkan. Meskipun

terkena cairan tubuh pasien merupakan hal yang wajar dialami oleh perawat,

tetapi mereka mengetahui bahwa hal itu juga merupakan kecelakaan kerja yang

haru dilaporkan. Oleh karena itu, perawat cenderung ingin melakukan pelaporan

kecelakaan kerja.

Namun tidak sedikit juga perawat yang menjadi responden memiliki

anggapan bahwa pelaporan kecelakaan kerja dilakukan hanya jika tertusuk jarum

suntik yang sudah terinfeksi atau yang sudah digunakan kepada pasien dan

kecelakaan kerja yang mengakibatkan cedera parah, jika kejadian kecelakaan

kerja yang terjadi masih dapat ditangani sendiri tanpa harus ke dokter maka

perawat tidak akan melaporkan kejadian kecelakaan kerja tersebut. Sama halnya

seperti terluka saat mengampul obat, terkena darah pasien, maupun terkena urine

Page 103: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

81

pasien tidak dilaporkan karena sebagian besar perawat memang tidak mengetahui

jenis kecelakaan kerja apa saja yang harus dilaporkan dan menganggap

kecelakaan kerja tersebut hal yang wajar. Oleh karena itu, tidak sedikit perawat

cenderung tidak melakukan pelaporan kecelakaan kerja.

Neal dan Griffin (2002) berpendapat bahwa hanya ada tiga faktor yang

menentukan perbedaan individu dalam berperilaku yaitu pengetahuan,

kemampuan, dan motivasi. Jika seseorang tidak memiliki pengetahuan dan

kemampuan yang cukup untuk melaporkan kejadian kecelakaan kerja, maka dia

tidak akan mampu bertindak atau berniat untuk melaporkan kecelakaan kerja.

Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan merupakan dasar dalam mengerjakan

sesuatu atau bertindak. Jika perawat memiliki pengetahuan dan sikap positif

terhadap keselamatan dan kesehatan kerja, maka perawat tersebut akan berniat

untuk mematuhi kebijakan prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan

salah satu contohnya melaporkan kejadian kecelakaan kerja.

Pengetahuan dipengaruhi oleh minat, pengalaman, kebudayaan dan

informasi (Notoatmodjo, 2012). Peningkatan pengetahuan dapat dilakukan dengan

pelatihan terkait pelaporan kecelakaan kerja. Pelatihan merupakan suatu proses

belajar mengajar terhadap pengetahuan dan keterampilan tertentu serta sikap agar

peserta semakin terampil dan mampu mealaksanakan tanggung jawabnya dengan

semakin baik dan sesuai dengan standar (Tanjung, 2003). Pelatihan memberikan

informasi secara keseluruhan terkait pentingnya pelaporan kecelakaan kerja,

tujuan pelaporan kecelakaan kerja, manfaat pelaporan kecelakaan kerja, prosedur

pelaporan kecelakaan kerja, dan dampak yang ditimbulkan jika tidak melaporkan

Page 104: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

82

kecelakaan kerja. Pelatihan yang dilakukan akan mempengaruhi dan menambah

pengetahuan perawat sehingga dapat merubah niat perawat. Seorang perawat yang

sudah mengetahui akan pentingnya pelaporan kecelakaan kerja dan dampak yang

ditimbulkan jika tidak melaporkan kecelakaan kerja akan cenderung berniat untuk

melaporkan kecelakaan kerja.

Page 105: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

83

7 BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 52 perawat rawat

inap tulip dan melati di Rumah Sakit X Kota Bekasi dapat disimpulkan bahwa :

1. Perawat yang memiliki intensi pelaporan kecelakaan kerja yang kuat

berjumlah 28 perawat (53,8%).

2. Perawat yang memiliki sikap positif terhadap pelaporan kecelakaan kerja

berjumlah 28 perawat (53,8%).

3. Perawat yang memiliki norma subjektif positif terhadap pelaporan

kecelakaan kerja berjumlah 28 perawat (53,8%).

4. Perawat yang memiliki persepsi kontrol perilaku positif terhadap

pelaporan kecelakaan kerja berjumlah 31 perawat (59,6%).

5. Perawat yang memiliki pengetahuan yang baik terhadap pelaporan

kecelakaan kerja berjumlah 31 perawat (59,6%).

6. Ada hubungan signifikan antara sikap, norma subjektif, persepsi kontrol

perilaku, dan pengetahuan terhadap intensi pelaporan kecelakaan kerja

perawat.

7.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini maka peneliti mengajukan

saran untuk dipertimbangkan sebagai berikut :

Page 106: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

84

1. Bagi Rumah Sakit

a. Sebaiknya melakukan evaluasi dan pengembangan prosedur yang

sudah ada dan berlaku di rumah sakit karena prosedur yang berlaku

belum mencakup seluruh kejadian kecelakaan kerja yang pernah

terjadi.

b. Sebaiknya memberikan sosialisasi kepada seluruh perawat terkait

prosedur pelaporan kecelakaan kerja yang berlaku di rumah sakit

dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD).

c. Sebaiknya memberikan pelatihan seluruh perawat terkait pelaporan

kecelakaan kerja.

d. Sebaiknya memberikan sanksi kepada perawat yang tidak melaporkan

kejadian kecelakaan kerja.

2. Bagi Instalasi K3LRS

Sebaiknya staff instalasi K3LRS lebih aktif untuk mengingatkan

dan melakukan persuasif agar perawat ingin melaporkan kejadian

kecelakaan kerja.

3. Bagi Perawat

Jika mengalami kecelakaan kerja baik tertusuk jarum suntik yang

sudah dipakai maupun yang akan dipakai, terluka saat mengampul obat,

terkena urine pasien, dan terkena darah pasien harus segera melaporkan ke

penanggung jawab shift atau bagian instalasi K3LRS.

Page 107: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

85

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Melakukan penelitian dengan memperluas populasi dan tempat

sehingga mendapatkan hasil penelitian yang bisa representatif.

b. Melakukan penelitian dengan menggunakan intrumen penelitian yang

lebih komprehensif yaitu mencakup seluruh jenis kecelakaan kerja

yang harus dilaporkan.

Page 108: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

86

DAFTAR PUSTAKA

Abadi., dkk. (2012). Investigate The Customers’ Behavioral Intention to Use

moble BankingBased on TPB, TAM and Perceived Risk (A Case Study in

Meli Bank). International Journal of Academic Research in Bussiness and

Social Sciences. Vol. II No. 10 hal 312 – 322

Achmadi, Umar Fahmi. (2013). Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Achmat, Zakarija. (2010). Theory Of Planned Behavioral Control, Masihkah

relevan ?. (Online) Tersedia:

http://Achmat.staff.umm.ac.id/files/2010/12/Theory-of-Planned-Behavior-

masihkah-relevan.pdf diakses pada tanggal 13 Oktober 2016 Pukul 12.41

Ahmadi, Abu. (2009). Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta

Ajzen, Icek. (1991). The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior

and Human Decision Processes 50. hal 179-211

Ajzen, Icek. (2005). Attitudes, Personality and Behavior (Second Edition). New

York: Open University Press

Ajzen, Icek., dan Martin Fishbein. (1969). The Prediction of Behavioral Intentions

in a Choice Situation. Journal of Experimental Social Psychology. Vol. 5

hal 185-400

Ajzen, Icek., dan Martin Fishbein. (1980). Understanding Attitudes and

Predicting Social Behavior. Engelwood Cliffs, NJ: Prentince Hall, Inc

Ajzen, Icek., dan Martin Fishbein. (1996). The Prediction of Behavioral Intentions

in a Choice Situation. Journal of Experimental Social Psychology. Vol.5

hal 400 – 416

Andika, Manda., dan Iskandarsyah Madjid. (2012). Analisis Pengaruh Sikap,

Norma Subjektif dan Efikasi Diri terhadap Intensi Berwirausaha pada

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala. Skripsi. Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang: Tidak diterbitkan

Andreanto, Anas. (2013). Aplikasi Teori Perilaku Terencana : Niat Melakukan

Physical Exercise (Latihan Fisik) Pada Remaja Di Surabaya. Jurnal Ilmiah

Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol. II No. 2 hal 1 – 12

Page 109: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

87

Arismunandar, Budi Susetyo. (2011). Analisis Variabel yang Berpengaruh

trhadap Niat Beli Konsumen Audio Mobil. Tesis. Program Magister

Manajemen Universitas Diponegoro Semarang: Tidak diterbitkan

Arum, Meilisha Djati., dan Anwar Prabu Mangkunegara. (2010). Peran Sikap,

Norma Subjektif, dan Persepsi Kendali Perilaku dalam Memprediksi

Intensi Wanita Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri. Jurnal

Psikobuana. Vol. I No. 3 hal 162 – 172

Ayuningtyas, Diah Setyowati., dan Guritnaningsih A. Santoso. (2007). Hubungan

Antara Intensi Untuk Mematuhi Rambu-Rambu Lalu Lintas Dengan

Perilaku Melanggar Lalu Lintas Pada Supir Bus Di Jakarta. JPS Vol. 13

No. 01

Azwar S. (2011). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya (Edisi 2). Jakarta:

Pustaka Belajar

Barizqi, Inna Nesyi. (2015). Hubungan Antara Kepatuhan Penggunaan APD

Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Bangunan PT. Adhi

Karya tbk Proyek Rumah Sakit Telogorejo Semarang. Skripsi. Jurusan

Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Negeri Semarang: Tidak terbitkan

Bird, Frank E., dkk. (1990). Practical Loss Control Leadership. Georgia: Institute

Publishing (A Division of International Loss Control Institute)

Cheng, Shih-I., dkk. (2011). Examining Customer Purchase Intentions for

Counterfeit Products Based on a Modified Theory of Planned Behavior.

International Journal of Humanities and Social Science. Vol. I No. 10 hal

278 – 284

Dahlawy, Ahmad Dharief. (2008). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Area Pengolahan PT. ANTAM

Tbk, Unit Bisnis Pertabangan Emas Pongkor Kabupaten Bogor Tahun

2008. Skripsi. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta:

Tidak diterbitkan

Page 110: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

88

Dewanti, Anindyah Prima. (2012). Deskripsi Sistem Pelaporan dan Pencatatan

Kecelakaan Kerja di PT Mekar Armada Jaya Magelang. Laporan Tugas

Akhir. Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret: Tidak diterbitkan

Dewi, Nurvita Puspa. (2010). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan

Kepatuhan Pekerja Dalam Melaksanakan Standar Prosedur Kerja

(Standard Operasional Procedure/SOP Di PT Suzuki Indomobil Motor

Roda 4 Plant Tambun II Bekasi Tahun 2010. Skripsi. Program Studi

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: Tidak diterbitkan

Fausiah dkk, (2013). Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, dan Persepsi kontrol

perilaku Terhadap Intensi Karyawan Untuk Berperilaku K3 Di Unit PLTD

PT PLN (Persero) Sektor Tello Wilayah SULSELBAR (Aplikasi TPB).

Jurnal UNHAS Makassar

Fitriani, Sinta. (2011). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Gerungan, W.A. (2009). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama

Gillholm, Robert., Johan Erdeus., dan Tommty Garling. (1996). The Effect of

Choice on Intention-Behavior Consistency. (Online) Tersedia:

http://www.psy.gu.se/download/gpr969.pdf diakses pada 14 Oktober 2016

pukul 08.48

Hartoni, I Gusti Putu Oka., dan I Gede Riana. (2015). Sikap, Norma Subjektif dan

Persepsi kontrol perilaku Pada Implementasi Keselamatan Kerja :

Dampaknya Terhadap Intention To Comply. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana. Vol.4 Hal.243-264

Hartono, P S., dan Sabri. (2011). Statistik Kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada

Hastono, Sotanto Priyo., dan Luknis Sabri. (2011). Statistik Kesehatan. Jakarta:

Rajawali Pers

Hermana. (2010). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Luka

Tusuk Jarum suntik atau Benda Tajam Lainnya Pada Perawat di RSUD

Page 111: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

89

Kebupaten Cianjur. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia: Tidak diterbitkan

Huda, Nurul., dkk. (2012). The Analysis of Attitudes,Subjectives Norms, and

Behavioral Control on Muzakki’s Intention to Pay Zakkah. International

Journal of Bussiness and Social Science. Vol. III No. 22 hal 271 – 279

Ivana, Azza., dan Siswi Jayanti. (2014). Analisas Komitmen Manajemen Rumah

Sakit Terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada RS Prima

Medika Pemalang. e-Jurnal Kesehatan Masyarakat FKM UNDIP. Vol.2.

Kozier, B dkk. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,

dan Praktik Edisi 7 Volume 2. Penerjemah Pamilih Eko Karyuni dan Dwi

Widiarti. Jakarta: EGC

Machrus, Hawa’im., dan Urip Purwono. (2010). Pengukuran Perilaku

Berdasarkan Theory of Planned Behavior. Insan Vol. 12 No.01

Manafe, Dina. (2014). Jarum suntik Suntik Tak Aman, 7000 Tenaga Kesehatan

Terinfeksi Hepatitis B. (Online), diakses dari

http://www.beritasatu.com/kesehatan/210399-jarum suntik-suntik-tak-

aman-7000-tenaga-kesehatan-terinfeksi-hepatitis-b.html pada tanggal 19

Juli 2016 pukul 10.50

Maria, Silvia., dkk. (2015). Kejadian Kecelakaan Kerja Perawat Berdasarkan

Tindakan Tidak Aman. Jurnal Care. Vol. 3 No. 2

Mastini, I Gst A A Putri. (2013). Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Beban Kerja

dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Irna di

RSUP Sanglah Denpasar. Tesis. Program Studi Ilmu Kesehatan

Masyarakat Program Pascasarjana Universitas Udayana: Tidak diterbitkan

National Safety Council. 2008. Reports On Injuries in America. Di akses

http://www.nsc.org/lrs/injuriesinamerica08.aspx

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan

(Edisi Revisi 2012). Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis

(Edisi 3). Jakarta: Salemba Medika

Page 112: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

90

Nurvita, Dwi. (2015). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan

Pelaporan Bahaya Pada Pekerja Teknisi Unit Maintenance Di PT Pelita

Air Service Area Kerja Pondok Cabe, Tangerang Selatan Tahun 2015.

Skripsi. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta:

Tidak diterbitkan

Panggabean, Rohani. (2008). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Petugas

Laboraturium Terhadap Kepatuhan Menerapkan Standar Operasional

Prosedur (SOP) Di Puskesmas Kota Pekanbaru Tahun 2008. Tesis.

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan: Tidak

diterbitkan

Perwitasari, Inggar Shabirina. (2015). Faktor Intensi Dalam Melakukan Perilaku

Donor Darah Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas

Padjadjaran. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran

Jatinangor : Tidak diterbikan

Priaji, Vita Widyani. (2011). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi

Menabung Di Bank Syariah. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: Tidak diterbitkan

Putriana, Nila., Sofiana Nurchayati dan Sri Utami. (2015). Hubungan Motivasi

Perawat Dengan Kepatuhan Pelaksanaan Pemberian Obat Oral. JOM Vol.

2 No.1

Rahayuningsih, Puji Winarni. (2011). Penerapan Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (MK3) di Instalasi Gawat Darurat RSU PKU

Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol.5

Reda, Ayalu A., dkk. (2010). Standard Precautions: Occupational Exposure and

Behavior of Healthcare Workers in Ethiopia. PloS ONE, 5 (12)

Republik Indonesia. (1970). Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang

Keselamatan Kerja. Jakarta

Republik Indonesia. (1996). Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor:

Per.05/MEN/1996 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja. Jakarta

Page 113: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

91

Republik Indonesia. (1998). Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor:

Per.03/MEN/1998 Tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan

Kecelakaan. Jakarta

Ridley, John. (2009). Kesehatan dan Keselamatan Kerja: Ikhtisar (Edisi 3).

Jakarta: Erlangga

Ristiono, Bambang., dan Niwardi Azkha. (2010). Regulasi dan Penerapan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit di Provinsi Sumatera

Barat. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 4 No.1

Rosdiana, Sheli. (2011). Faktor-Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Intensi

Merokok Pada Remaja. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Islam

Negari Syarif Hidayatullah Jakarta: Tidak diterbitkan

Sadoh, Wilson E., dkk. (2006). Practice of Universal Precautions among

Healthcare Worker. Journal of The National Medical Association, 98 (5):

727 -726

Salikuna, Nur Asmar. (2011). Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan

Keselaatan Kerja Di Rumah Sakit Bersalin Pertiwi Makassar. Biocelebes

Vol.5

Sarwono, Sarlito Wirawan. (2012). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali

Pers

Silalahi, Bennet dan Rumondang B. Silalahi. (1985). Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Institusi Pendidikan dan Pembinaan

Manajemen (IIPM) dan PT. Pustaka Binaman Pressindo

Soekanto, Soerjono. (2006). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Sulistiani, Lany Aprili. (2015). Korelasi Budaya Keselamatan Pasien Dengan

Persepsi Pelaporan Kesalahan Medis Oleh Tenaga Kesehatan Sebagai

Upaya Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit X

Kota Bekasi dan Rumah Sakit Y Tahun 2015. Skripsi. Program Studi

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: Tidak diterbitkan

Page 114: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

92

Sunaryo. (2014). Psikologi Untuk Keperawatan (Edisi 2). Jakarta: Buku

Kedokteran EGC

Surbakti, Ratri Pramuwidyandari. (2015). Peran Sikap, Norma Subjektif, dan

Persepsi kontrol perilaku (PBC) Terhadap Intensi Menggunakan

Homeschooling Sebagai Jalur Pendidikan. Skripsi. Fakultas Psikologi

Universitas Sumatera Utara: Tidak diterbitkan

Trisastity., dkk. (2013). Pengaruh Sikap dan Norma Subjektif terhadap Niat Beli

Mahasiswa sebagai Konsumen Potensial Produk Pasta Gigi Pepsoden.

GEMA Vol. XXV

Tukmana, dkk. (2015). Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perawat dalam

Penanganan Pasien di Rumah Sakit Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka.

Jurnal Ners. Vol. 10 No. 2 Hal. 343-347

Utari, Gineung Cynthia. (2009). Hubungan Pengetahuan, Sikap, Persepsi dan

Keterampilan Mengendara Mahasiswa Terhadap Perilaku Keselamatan

Berkendara (Safety Riding) Di Universitas Gunadarma Bekasi Tahun

2019. Skripsi. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta:

Tidak diterbitkan

Walgito, Bimo. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset

Wardhani, RR Ambar Sih. (2008). Studi Tentang Kesadaran Pekerja Terhadap

Pelaporan Kecelakaan Kerja di PT Astra Nissan Diesel Indonesia Periode

Juni-Juli Tahun 2008. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia: Tidak diterbitkan

Wawan, A., dan Dewi M. (2015). Teori & Pengukuran, Sikap, dan Perilaku

Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika (Numed)

Widhiyastuti, Aryani. (2009). Investigasi dan Pelaporan Kecelakaan Kerja

Sebagai Upaya Untuk Meminimalisir Angka Kecelakaan Kerja di PT

Cola-Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang. Laporan Khusus.

Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret: Tidak diterbitkan

Page 115: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

93

Yogatama, Leo Agung Manggala. (2013). Analisis Pengaruh Attitude, Subjective

Norm, dan Persepsi kontrol perilaku Terhadap Intensi Penggunaan Helm

Saat Mengendarai Motor Pada Remaja Dan Dewasa Muda Di Jakarta

Selatan. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &

Teknik Sipil) Vol.5

Yuliana, Citra. (2012). Kepatuhan Perawat Terhadap Kewaspadaan Standar Di

RSKO Jakarta Tahun 2012. Skripsi. Departemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia:

Tidak diterbitkan

Yulita, Yenni. (2013). Pengaruh Supervisi Model Reflektif Interaktif Terhadap

Perilaku Keselamatan Perawat Pada Bahaya Agen Biologik Di RSUD

Provinsi Kepulauan Riau Tanjung Uban. Tesis. Program Studi Magister

Ilmu Keperawatan Kekhususan Kepemimpinan Dan Manajemen

Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia: Tidak

diterbitkan

Page 116: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

94

LAMPIRAN

Page 117: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

95

LAMPIRAN I HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI KONTROL

PERILAKU DAN PENGETAHUAN TERHADAP INTENSI PELAPORAN KECELAKAAN KERJA PERAWAT RAWAT INAP TULIP DAN MELATI

DI RUMAH SAKIT X KOTA BEKASI TAHUN 2016

Bekasi, Desember 2016 Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i Responden penelitian di Rumah Sakit X Kota Bekasi Dengan Hormat Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Kesehatahan Masyarakat Nama : Sekar Wigati Suprapto NIM : 1112101000062 Yang mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Sikap, Norma Subjektif, Persepsi kontrol perilaku dan Pengetahuan terhadap Intensi Pelaporan Kecelakaan Kerja Perawat Rawat Inap Tulip dan Melati di Rumah Sakit X Kota Bekasi Tahun 2016”. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan sikap, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku, dan pengetahuan terhadap intensi pelaporan kecelakaan kerja perawat rawat inap tulip dan melati di Rumah Sakit X Kota Bekasi Tahun 2016. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat. Penelitian ini dilakukan tidak menimbulkan akibat yang merugikan bapak/ibu/saudara/i sebagai responden, segala informasi yang diberikan akan dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak akan mempengaruhi penilaian kinerja responden. Dengan segala kerendahan hati peneliti memohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan memberikan informasi terkait variabel-variabel penelitian yang terdapat dalam kuesioner ini. Atas perhatian dan kerja sama yang baik saya sebagai peneliti mengucapkan terima kasih. Dengan ini, Saya BERSEDIA ikut serta dalam penelitian ini.

Peneliti Responden

Sekar Wigati Suprapto ( ) NIM. 1112101000062

Page 118: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

96

A. IDENTITAS RESPONDEN No. Responden : ......... (diisi oleh peneliti) Nama : Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan Usia : Tahun Lama Kerja sebagai Perawat : Tahun No. Telepon / HP : Unit Kerja : 1. Rawat Inap Tulip

2. Rawat Inap Melati Pendidikan Terakhir : 1. SMA

2. D3 3. S1 4. S2

Pernah mengikuti pelatihan K3RS : 1. Tidak Pernah 2. Pernah

B. INTENSI PELAPORAN KECELAKAAN KERJA Petunjuk pengisian : Berilah tanda silang (X) pada setiap pernyataan yang anda anggap paling sesuai dengan anda !

No. Pernyataan Tidak (1)

Ya (2)

Diisi oleh peneliti

B1. Saya ingin melaporkan kejadian tertusuk jarum suntik sebagai bentuk partisipasi dalam mencegah kejadian berulang

1 2

B2. Saya ingin melaporkan kejadian terluka saat mengampul obat sebagai bentuk partisipasi dalam mencegah kejadian berulang

1 2

B3. Saya ingin melaporkan kejadian terkena urine pasien sebagai bentuk partisipasi dalam mencegah kejadian berulang

1 2

B4. Saya ingin melaporkan kejadian terkena darah pasien sebagai bentuk partisipasi dalam mencegah kejadian berulang

1 2

B5. Saya tidak ingin melaporkan kejadian tertusuk jarum suntik karena bukan kewajiban

1 2

B6. Saya tidak ingin melaporkan kejadian terluka saat mengampul obat karena bukan kewajiban

1 2

B7. Saya tidak ingin melaporkan kejadian terkena urine pasien karena bukan kewajiban

1 2

B8. Saya tidak ingin melaporkan kejadian terkena darah pasien karena bukan kewajiban

1 2

B9. Saya tidak ingin melaporkan kejadian tertusuk jarum suntik karena hanya mengakibatkan luka ringan

1 2

B10. Saya tidak ingin melaporkan kejadian terluka saat mengampul obat karena hanya mengakibatkan luka ringan

1 2

B11. Saya hanya ingin melaporkan ketika kejadian tertusuk jarum suntik sampai harus ditangani dokter

1 2

Page 119: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

97

No. Pernyataan Tidak (1)

Ya (2)

Diisi oleh peneliti

B12. Saya hanya ingin melaporkan ketika kejadian terluka saat mengampul obat sampai harus ditangani dokter

1 2

B13. Saya ingin melaporkan kejadian tertusuk jarum suntik sekecil apapun

1 2

B14. Saya ingin melaporkan kejadian terluka saat mengampul obat sekecil apapun

1 2

B15. Saya ingin melaporkan kejadian tertusuk jarum suntik karena hal tersebut tidak wajar

1 2

B16. Saya ingin melaporkan kejadian terluka saat mengampul obat karena hal tersebut tidak wajar

1 2

B17. Saya tidak ingin melaporkan kejadian terkena urine pasien karena hal tersebut wajar

1 2

B18. Saya ingin melaporkan kejadian terkena darah pasien karena hal tersebut tidak wajar

1 2

C. SIKAP Petunjuk pengisian : Berilah tanda silang (X) pada setiap pernyataan yang anda anggap paling sesuai dengan anda !

- Sangat Tidak Setuju (1) - Tidak Setuju (2) - Setuju (3) - Sangat Setuju (4)

No. Pernyataan

Sangat Tidak Setuju

(1)

Tidak Setuju

(2)

Setuju (3)

Sangat Setuju

(4)

Diisi oleh

peneliti

C1. Kejadian tertusuk jarum suntik harus selalu dilaporkan

1 2 3 4

C2. Kejadian terluka saat mengampul obat harus selalu dilaporkan

1 2 3 4

C3. Kejadian terkena urine pasien tidak perlu dilaporkan

1 2 3 4

C4. Kejadian terkena darah pasien tidak perlu dilaporkan

1 2 3 4

C5. Pelaporan kejadian tertusuk jarum suntik dapat dilakukan secara lisan

1 2 3 4

C6. Pelaporan kejadian terluka saat mengampul obat tidak dapat dilakukan secara lisan

1 2 3 4

C7. Pelaporan kejadian terkena urine pasien tidak dapat dilakukan secara lisan

1 2 3 4

Page 120: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

98

No. Pernyataan

Sangat Tidak Setuju

(1)

Tidak Setuju

(2)

Setuju (3)

Sangat Setuju

(4)

Diisi oleh

peneliti

C8. Pelaporan kejadian terkena darah pasien tidak dapat dilakukan secara lisan

1 2 3 4

C9. Pelaporan kejadian tertusuk jarum suntik dapat dilakukan secara tertulis

1 2 3 4

C10. Pelaporan kejadian terluka saat mengampul obat dapat dilakukan secara tertulis

1 2 3 4

C11. Pelaporan kejadian terkena urine pasien dapat dilakukan secara tertulis

1 2 3 4

C12. Pelaporan kejadian terkena darah pasien dapat dilakukan secara tertulis

1 2 3 4

C13. Pelaporan tidak dilakukan pada kejadian yang mengakibatkan luka ringan

1 2 3 4

C14. Pelaporan hanya dilakukan pada kejadian yang mengakibatkan luka parah

1 2 3 4

C15. Melaporkan kejadian tertusuk jarum suntik kewajiban seluruh pekerja

1 2 3 4

C16. Melaporkan kejadian terluka saat mengampul obat kewajiban seluruh pekerja

1 2 3 4

C17. Melaporkan kejadian terkena urine pasien bukan kewajiban seluruh pekerja

1 2 3 4

C18. Melaporkan kejadian terkena darah pasien bukan kewajiban seluruh pekerja

1 2 3 4

C19. Melaporkan kejadian tertusuk jarum suntik dapat mencegah hal tersebut terjadi kembali

1 2 3 4

C20. Melaporkan kejadian terluka saat mengampul obat dapat mencegah hal tersebut terjadi kembali

1 2 3 4

C21. Melaporkan kejadian terkena urine pasien dapat mencegah hal tersebut terjadi kembali

1 2 3 4

C22. Melaporkan kejadian terkena darah pasien dapat mencegah hal tersebut terjadi kembali

1 2 3 4

C23. Melaporkan kejadian tertusuk jarum suntik menambah beban kerja

1 2 3 4

C24. Melaporkan kejadian terluka saat mengampul obat menambah beban kerja

1 2 3 4

C25. Melaporkan kejadian terkena urine pasien menambah beban kerja

1 2 3 4

C26. Melaporkan kejadian terkena darah pasien menambah beban kerja

1 2 3 4

Page 121: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

99

No. Pernyataan

Sangat Tidak Setuju

(1)

Tidak Setuju

(2)

Setuju (3)

Sangat Setuju

(4)

Diisi oleh

peneliti

C27. Alur pelaporan mudah dilakukan 1 2 3 4 C28. Alur pelaporan hanya membutuhkan waktu

yang singkat 1 2 3 4

C29. Alur pelaporan mengganggu pekerjaan 1 2 3 4 C30. Alur pelaporan menghambat pekerjaan 1 2 3 4

D. NORMA SUBJEKTIF Petunjuk pengisian : Berilah tanda silang (X) pada setiap pernyataan yang anda anggap paling sesuai dengan anda !

- Sangat Tidak Setuju (1) - Tidak Setuju (2) - Setuju (3) - Sangat Setuju (4)

No. Pernyataan

Sangat Tidak Setuju

(1)

Tidak Setuju

(2)

Setuju (3)

Sangat Setuju

(4)

Diisi oleh

peneliti

D1. Kepala ruangan mengingatkan saya untuk melaporkan ketika saya tertusuk jarum suntik

1 2 3 4

D2. Kepala ruangan mengingatkan saya untuk melaporkan ketika saya terluka saat mengampul obat

1 2 3 4

D3. Kepala ruangan mengingatkan saya untuk melaporkan ketika saya terkena urine pasien

1 2 3 4

D4. Kepala ruangan mengingatkan saya untuk melaporkan ketika saya terkena darah pasien

1 2 3 4

D5. Penanggung jawab shift tidak mengingatkan saya untuk melaporkan kejadian tertusuk jarum suntik yang saya alami

1 2 3 4

D6. Penanggung jawab shift tidak mengingatkan saya untuk melaporkan ketika saya terluka saat mengampul obat

1 2 3 4

D7. Penanggung jawab shift tidak mengingatkan saya untuk melaporkan ketika saya terkena urine pasien

1 2 3 4

D8. Penanggung jawab shift tidak mengingatkan saya untuk melaporkan ketika saya terkena darah pasien

1 2 3 4

Page 122: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

100

No. Pernyataan

Sangat Tidak Setuju

(1)

Tidak Setuju

(2)

Setuju (3)

Sangat Setuju

(4)

Diisi oleh

peneliti

D9. Teman-teman saya mengingatkan saya untuk melaporkan kejadian tertusuk jarum suntik yang saya alami

1 2 3 4

D10. Teman-teman saya tidak mengingatkan saya untuk melaporkan ketika saya terluka saat mengampul obat

1 2 3 4

D11. Teman-teman saya mengingatkan saya untuk melaporkan ketika saya terkena urine pasien

1 2 3 4

D12. Teman-teman saya tidak mengingatkan saya untuk melaporkan ketika saya terkena darah pasien

1 2 3 4

D13. Petugas instalasi K3LRS merespon laporan kejadian tertusuk jarum suntik yang saya laporkan

1 2 3 4

D14. Petugas instalasi K3LRS merespon laporan kejadian terluka saat mengampul obat yang saya laporkan

1 2 3 4

D15. Petugas instalasi K3LRS tidak merespon laporan kejadian terkena urine pasien yang saya laporkan

1 2 3 4

D16. Petugas instalasi K3LRS tidak merespon laporan kejadian terkena darah pasien yang saya laporkan

1 2 3 4

E. PERSEPSI KONTROL PERILAKU Petunjuk pengisian : Berilah tanda silang (X) pada setiap pernyataan yang anda anggap paling sesuai dengan anda !

- Sangat Tidak Setuju (1) - Tidak Setuju (2) - Setuju (3) - Sangat Setuju (4)

No. Pernyataan

Sangat Tidak Setuju

(1)

Tidak Setuju

(2)

Setuju (3)

Sangat Setuju

(4)

Diisi oleh

peneliti

E1. Menurut saya, alur pelaporan yang panjang menghambat saya dalam melaporkan kejadian tertusuk jarum suntik

1 2 3 4

E2. Menurut saya, alur pelaporan yang panjang menghambat saya dalam melaporkan

1 2 3 4

Page 123: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

101

No. Pernyataan

Sangat Tidak Setuju

(1)

Tidak Setuju

(2)

Setuju (3)

Sangat Setuju

(4)

Diisi oleh

peneliti

kejadian terluka saat mengampul obat E3. Menurut saya, alur pelaporan yang panjang

menghambat saya dalam melaporkan kejadian terkena urine pasien

1 2 3 4

E4. Menurut saya, alur pelaporan yang panjang menghambat saya dalam melaporkan kejadian terkena darah pasien

1 2 3 4

E5. Menurut saya, melaporkan kejadian tertusuk jarum suntik tidak mengganggu pekerjaan saya

1 2 3 4

E6. Menurut saya, melaporkan kejadian terluka saat mengampul obat tidak mengganggu pekerjaan saya

1 2 3 4

E7. Menurut saya, melaporkan kejadian terkena urine pasien tidak mengganggu pekerjaan saya

1 2 3 4

E8. Menurut saya, melaporkan kejadian terkena darah pasien tidak mengganggu pekerjaan saya

1 2 3 4

E9. Menurut saya, pengisian format pelaporan kejadian tertusuk jarum suntik mudah

1 2 3 4

E10. Menurut saya, pengisian format pelaporan kejadian terluka saat mengampul obat mudah

1 2 3 4

E11. Menurut saya, pengisian format pelaporan kejadian terkena urine pasien mudah

1 2 3 4

E12. Menurut saya, pengisian format pelaporan kejadian terkena darah pasien mudah

1 2 3 4

E13. Menurut saya, prosedur pelaporan kejadian tertusuk jarum suntik mudah dilakukan

1 2 3 4

E14. Menurut saya, prosedur pelaporan kejadian terluka saat mengampul obat mudah dilakukan

1 2 3 4

E15. Menurut saya, prosedur pelaporan kejadian terkena urine pasien mudah dilakukan

1 2 3 4

E16. Menurut saya, prosedur pelaporan kejadian terkena darah pasien mudah dilakukan

1 2 3 4

E17. Menurut saya, melaporkan kejadian tertusuk jarum suntik membutuhkan waktu yang lama

1 2 3 4

E18. Menurut saya, melaporkan kejadian 1 2 3 4

Page 124: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

102

No. Pernyataan

Sangat Tidak Setuju

(1)

Tidak Setuju

(2)

Setuju (3)

Sangat Setuju

(4)

Diisi oleh

peneliti

terluka saat mengampul obat membutuhkan waktu yang lama

E19. Menurut saya, melaporkan kejadian terkena urine pasien membutuhkan waktu yang lama

1 2 3 4

E20. Menurut saya, melaporkan kejadian terkena darah pasien membutuhkan waktu yang lama

1 2 3 4

E21. Menurut saya, melaporkan kejadian tertusuk jarum suntik menghambat pekerjaan saya

1 2 3 4

E22. Menurut saya, melaporkan kejadian terluka saat mengampul obat menghambat pekerjaan saya

1 2 3 4

E23. Menurut saya, melaporkan kejadian terkena urine pasien menghambat pekerjaan saya

1 2 3 4

E24. Menurut saya, melaporkan kejadian terkena darah pasien menghambat pekerjaan saya

1 2 3 4

F. PENGETAHUAN Petunjuk pengisian : Isilah pernyataan berikut ini dengan memberi tanda silang (X) dan lengkap !

- Salah (1) : jika pernyataan tersebut anda anggap salah - Benar (2) : jika pernyataan tersebut anda anggap benar

No. Pernyataan Salah

(1) Benar

(2) Diisi oleh peneliti

F1. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan kerja

1 2

F2. Tertusuk jarum suntik merupakan kecelakaan kerja 1 2 F3. Terluka saat mengampul obat merupakan kecelakaan

kerja 1 2

F4. Terkena urine pasien bukan merupakan kecelakaan kerja

1 2

F5. Terkena darah pasien bukan merupakan kecelakaan kerja

1 2

F6. Tertusuk jarum suntik merupakan kejadian yang harus dilaporkan

1 2

F7. Terluka saat mengampul obat merupakan kejadian yang tidak perlu dilaporkan

1 2

Page 125: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

103

No. Pernyataan Salah

(1) Benar

(2) Diisi oleh peneliti

F8. Terkena urine pasien merupakan kejadian yang tidak perlu dilaporkan

1 2

F9. Terkena darah pasien merupakan kejadian yang tidak perlu dilaporkan

1 2

F10. Pelaporan kecelakaan kerja adalah media komunikasi tentang fakta penting dalam kejadian kecelakaan yang terjadi

1 2

F11. Pelaporan kecelakaan kerja bertujuan untuk mencegah kecelakaan terulang lagi

1 2

F12. Pelaporan kecelakaan kerja bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran keselamatan kerja

1 2

F13. Pelaporan kecelakaan kerja hanya dilakukan oleh pekerja yang mengalami kecelakaan

1 2

F14. Pelaporan kecelakaan kerja tidak dapat dilakukan oleh pekerja lain yang melihat kejadian kecelakaan

1 2

F15. Pelaporan kecelakaan kerja hanya dapat dilakukan secara tertulis

1 2

F16. Pelaporan kecelakaan kerja harus segera dilakukan paling lambat 1 x 24 jam

1 2

F17. Semua jenis kecelakaan kerja harus dilaporkan 1 2 F18. Kecelakaan kerja yang mengakibatkan luka ringan

tidak perlu dilaporkan 1 2

F19. Hanya kecelakaan kerja yang mengakibatkan cedera parah yang harus dilaporkan

1 2

F20. Pelaporan kecelakaan kerja adalah hal yang penting dalam keselamatan kerja

1 2

Page 126: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

104

LAMPIRAN II

Tabel Uji Validitas Kuesioner

Pernyataan r tabel r hitung Keterangan C1. 0.361 0.219 Tidak Valid C2. 0.361 0.293 Tidak Valid C3. 0.361 0.073 Tidak Valid C4. 0.361 0.352 Tidak Valid C5. 0.361 0.144 Tidak Valid C6. 0.361 0.280 Tidak Valid C7. 0.361 0.129 Tidak Valid C8. 0.361 0.145 Tidak Valid C9. 0.361 0.242 Tidak Valid C10. 0.361 0.097 Tidak Valid C11. 0.361 0.692 Valid C12. 0.361 0.557 Valid C13. 0.361 0.472 Valid C14. 0.361 0.677 Valid C15. 0.361 0.493 Valid C16. 0.361 0.539 Valid C17. 0.361 0.583 Valid C18. 0.361 0.468 Valid C19. 0.361 0.587 Valid C20. 0.361 0.467 Valid C21. 0.361 0.589 Valid C22. 0.361 0.502 Valid C23. 0.361 0.467 Valid C24. 0.361 0.494 Valid C25. 0.361 0.245 Tidak Valid C26. 0.361 0.077 Tidak Valid C27. 0.361 0.184 Tidak Valid C28. 0.361 0.074 Tidak Valid C29. 0.361 0.229 Tidak Valid C30. 0.361 0.180 Tidak Valid C31. 0.361 0.258 Tidak Valid C32. 0.361 0.282 Tidak Valid C33. 0.361 0.643 Valid C34. 0.361 0.452 Valid C35. 0.361 0.696 Valid C36. 0.361 0.781 Valid C37. 0.361 0.666 Valid C38. 0.361 0.642 Valid C39. 0.361 0.482 Valid C40. 0.361 0.685 Valid

Page 127: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

105

D1. 0.361 0.629 Valid D2. 0.361 0.445 Valid D3. 0.361 0.503 Valid D4. 0.361 0.588 Valid D5. 0.361 0.482 Valid D6. 0.361 0.693 Valid D7. 0.361 0.637 Valid D8. 0.361 0.683 Valid D9. 0.361 0.580 Valid D10. 0.361 0.650 Valid D11. 0.361 0.528 Valid D12. 0.361 0.636 Valid D13. 0.361 0.626 Valid D14. 0.361 0.445 Valid D15. 0.361 0.590 Valid D16. 0.361 0.598 Valid E1. 0.361 0.603 Valid E2. 0.361 0.527 Valid E3. 0.361 0.482 Valid E4. 0.361 0.653 Valid E5. 0.361 0.004 Tidak Valid E6. 0.361 0.114 Tidak Valid E7. 0.361 0.163 Tidak Valid E8. 0.361 0.011 Tidak Valid E9. 0.361 0.522 Valid E10. 0.361 0.671 Valid E11. 0.361 0.546 Valid E12. 0.361 0.455 Valid E13. 0.361 0.070 Tidak Valid E14. 0.361 0.243 Tidak Valid E15. 0.361 0.012 Tidak Valid E16. 0.361 0.186 Tidak Valid E17. 0.361 0.095 Tidak Valid E18. 0.361 0.059 Tidak Valid E19. 0.361 0.048 Tidak Valid E20. 0.361 0.086 Tidak Valid E21. 0.361 0.513 Valid E22. 0.361 0.453 Valid E23. 0.361 0.496 Valid E24. 0.361 0.568 Valid E25. 0.361 0.469 Valid E26. 0.361 0.634 Valid E27. 0.361 0.629 Valid E28. 0.361 0.546 Valid

Page 128: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

106

E29. 0.361 0.552 Valid E30. 0.361 0.571 Valid E31. 0.361 0.639 Valid E32. 0.361 0.464 Valid E33. 0.361 0.071 Tidak Valid E34. 0.361 0.173 Tidak Valid E35. 0.361 0.176 Tidak Valid E36. 0.361 0.144 Tidak Valid E37. 0.361 0.237 Tidak Valid E38. 0.361 0.172 Tidak Valid E39. 0.361 0.119 Tidak Valid E40. 0.361 0.084 Tidak Valid

Page 129: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

107

LAMPIRAN III

1. Intensi

Statistics

Total_Intensi

N Valid 52

Missing 0

Mean 29.37

Median 30.00

Mode 32

Std. Deviation 3.731

Minimum 20

Maximum 34

Kat_Intensi

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Lemah 24 46.2 46.2 46.2

Kuat 28 53.8 53.8 100.0

Total 52 100.0 100.0

2. Sikap

Statistics

Total_Sikap

N Valid 52

Missing 0

Mean 80.21

Median 79.00

Mode 74

Std. Deviation 6.875

Minimum 70

Maximum 99

Page 130: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

108

Kat_Sikap

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Negatif 24 46.2 46.2 46.2

Positif 28 53.8 53.8 100.0

Total 52 100.0 100.0

Kat_Sikap * Kat_Intensi Crosstabulation

Kat_Intensi

Total Lemah Kuat

Kat_Sikap Negatif Count 20 4 24

% within Kat_Sikap

83.3% 16.7% 100.0%

Positif Count 4 24 28

% within Kat_Sikap

14.3% 85.7% 100.0%

Total Count 24 28 52

% within Kat_Sikap

46.2% 53.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 24.791a 1 .000

Continuity Correctionb 22.091 1 .000

Likelihood Ratio 27.186 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association

24.315 1 .000

N of Valid Casesb 52

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,08.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 131: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

109

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Kat_Sikap (Negatif / Positif)

30.000 6.643 135.477

For cohort Kat_Intensi = Lemah

5.833 2.314 14.707

For cohort Kat_Intensi = Kuat

.194 .078 .482

N of Valid Cases 52

3. Norma Subjektif

Statistics

Total_Norma

N Valid 52

Missing 0

Mean 45.02

Median 44.00

Mode 40

Std. Deviation 5.710

Minimum 38

Maximum 57

Kat_Norma

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Negatif 24 46.2 46.2 46.2

Positif 28 53.8 53.8 100.0

Total 52 100.0 100.0

Page 132: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

110

Kat_Norma * Kat_Intensi Crosstabulation

Kat_Intensi

Total Lemah Kuat

Kat_Norma Negatif Count 19 5 24

% within Kat_Norma

79.2% 20.8% 100.0%

Positif Count 5 23 28

% within Kat_Norma

17.9% 82.1% 100.0%

Total Count 24 28 52

% within Kat_Norma

46.2% 53.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 19.546a 1 .000

Continuity Correctionb 17.157 1 .000

Likelihood Ratio 20.939 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association

19.170 1 .000

N of Valid Casesb 52

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,08.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Kat_Norma (Negatif / Positif)

17.480 4.395 69.516

For cohort Kat_Intensi = Lemah

4.433 1.952 10.071

For cohort Kat_Intensi = Kuat

.254 .114 .564

N of Valid Cases 52

Page 133: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

111

4. Persepsi Kontrol Perilaku

Statistics

Total_Perceived

N Valid 52

Missing 0

Mean 62.94

Median 64.00

Mode 64

Std. Deviation 5.599

Minimum 54

Maximum 77

Kat_Perceived

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Negatif 21 40.4 40.4 40.4

Positif 31 59.6 59.6 100.0

Total 52 100.0 100.0

Kat_Perceived * Kat_Intensi Crosstabulation

Kat_Intensi

Total Lemah Kuat

Kat_Perceived Negatif Count 15 6 21

% within Kat_Perceived 71.4% 28.6% 100.0%

Positif Count 9 22 31

% within Kat_Perceived 29.0% 71.0% 100.0%

Total Count 24 28 52

% within Kat_Perceived 46.2% 53.8% 100.0%

Page 134: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

112

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 9.055a 1 .003

Continuity Correctionb 7.429 1 .006

Likelihood Ratio 9.301 1 .002

Fisher's Exact Test .004 .003

Linear-by-Linear Association

8.881 1 .003

N of Valid Casesb 52

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,69.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Kat_Perceived (Negatif / Positif)

6.111 1.797 20.779

For cohort Kat_Intensi = Lemah

2.460 1.332 4.543

For cohort Kat_Intensi = Kuat

.403 .197 .821

N of Valid Cases 52

5. Pengetahuan

Statistics

Total_Pengetahuan

N Valid 52

Missing 0

Mean 53.83

Median 54.50

Mode 50a

Std. Deviation 3.021

Minimum 47

Maximum 59

Page 135: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

113

Kat_Pengetahuan

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Negatif 21 40.4 40.4 40.4

Positif 31 59.6 59.6 100.0

Total 52 100.0 100.0

Kat_Pengetahuan * Kat_Intensi Crosstabulation

Kat_Intensi

Total Lemah Kuat

Kat_Pengetahuan Negatif Count 15 6 21

% within Kat_Pengetahuan

71.4% 28.6% 100.0%

Positif Count 9 22 31

% within Kat_Pengetahuan

29.0% 71.0% 100.0%

Total Count 24 28 52

% within Kat_Pengetahuan

46.2% 53.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 9.055a 1 .003

Continuity Correctionb 7.429 1 .006

Likelihood Ratio 9.301 1 .002

Fisher's Exact Test .004 .003

Linear-by-Linear Association

8.881 1 .003

N of Valid Casesb 52

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,69.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 136: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

114

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Kat_Pengetahuan (Negatif / Positif)

6.111 1.797 20.779

For cohort Kat_Intensi = Lemah

2.460 1.332 4.543

For cohort Kat_Intensi = Kuat

.403 .197 .821

N of Valid Cases 52

Page 137: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

115

LAMPIRAN IV

1. Alur Pelaporan Kecelakaan Kerja

Page 138: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

116

2. Prosedur Pelaporan Kecelakaan Kerja

Page 139: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

117

Page 140: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

118

Page 141: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

119

3. Formulir Pelaporan Kecelakaan Kerja

Page 142: HUBUNGAN SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35898/1/Sekar... · Limaku sayang Nurmarani Rachman, Anisa Apriliyani, Nuni Puspa Syahidah,

120