36
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN HUBUNGAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEYEGAN KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2012 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta Disusun Oleh: Yuliana Dewi Lestari NPM : 1309149 PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDRAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2012

HUBUNGAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ...repository.unjaya.ac.id/1243/2/Yuliana Dewi Lestari... · ASI eksklusif sebanyak 20 bayi (54,1%) dan sebagian besar responden memiliki

  • Upload
    others

  • View
    22

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    HUBUNGAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA

    PUSKESMAS SEYEGAN KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2012

    KARYA TULIS ILMIAH

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta

    Disusun Oleh:

    Yuliana Dewi Lestari NPM : 1309149

    PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

    JENDRAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

    2012

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

      

    iii

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEYEGAN KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2012

    Yuliana Dewi Lestari 1 , Isti Handayaningsih 2, Liberty Barokah3

    INTISARI

    Latar Belakang: Pemberian ASI eksklusif serta proses menyusui yang benar merupakan sarana yang dapat diandalkan untuk tumbuh kembang anak dan untuk membangun SDM yang berkualitas. ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan telah mampu mencukupi kebutuhan nutrisi, termasuk untuk pertumbuhan khususnya penambahan berat badan bayi, karena didalam ASI terdapat sumber gizi yang ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. Berat badan bayi yang berlebihan dan terlalu kurus tidak baik untuk kesehatan bayi karena dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bayi, kegagalan kenaikan berat badan bila tidak diatasi dapat mengakibatkan peningkatan resiko penyakit kronis, berkurangnya fungsi imun, serta dapat menyebabkan kematian bayi bila masalah ini tidak diatasi.. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan praktek pemberian ASI eksklusif dengan peningkatan berat badan bayi. Metode Penelitian: Rancangan penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan retrospektif. Jumlah populasi yang digunakan adalah 74 bayi, dengan jumlah sampel 37 bayi dengan teknik penentuan sampel purposive sampling dan analisis data menggunakan Chi Square dengan tingkat kemaknaan p X2 tabel 3,841 dan nilai signifikansinya p=0,000 < 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa Ha diterima. Kesimpulan : Ada hubungan yang signifikan antara praktek pemberian ASI eksklusif dengan peningkatan berat badan bayi. Responden yang diberikan ASI eksklusif cenderung memiliki peningkatan berat badan normal sebanyak 19 bayi (51,4%). Saran : Berdasarkan kesimpulan maka sebaiknya pemberian ASI eksklusif harus ditingkatkan agar bayi dapat tumbuh dengan normal. Kata Kunci: ASI eksklusif, berat badan. 1 Mahasiswa D III Kebidanan STIKES Achmad Yani Yogyakarta.

    2 Dosen STIKES Achmad Yani Yogyakarta

    3 Dosen STIKES Achmad Yani Yogyakarta

      

    iv

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    EXCLUSIVE BREASTFEEDING PRACTICES RELATIONSHIP WITH INCREASED WEIGHT BABIES AT WORK AREAS SEYEGAN SLEMAN

    DISTRICT HEALTH CENTERS 2012

    Yuliana Dewi Lestari 1 , Isti Handayaningsih 2, Liberty Barokah3

    ABSTRAK

    Background:  Exclusive breastfeeding and proper breastfeeding is a reliable means for child development and to build quality human resources. Exclusive breastfeeding in infants aged 0-6 months has been able to meet the nutritional needs, including weight gain, especially the growth of the baby, because there are sources of nutrients in breast milk is ideal with a balanced composition and tailored to the needs of the growing baby. Excessive weight babies and too thin is not good for baby's health because it can inhibit the growth and development of infants, failure to gain weight if not addressed can lead to increased risk of chronic disease, decreased immune function, and can cause infant death if the problem is not solved. Objectives: Knowing the relationship to the practice of exclusive breastfeeding with infant weight gain. Method: The study design was a retrospective survey of analytic approaches. The population used was 74 baby, with the number of samples 37 samples of baby with the-determination of purposive sampling techniques and analysis of the data used is the analysis using Chi Square bivariabel with significance level of p X2 table value of 3.841 and significance p = 0.000

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    HALAMAN PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak terdapat karya tulis yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya tulis atau pendapat yang pernah atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

    Yogyakarta, Agustus 2012

    Yang menyatakan,

    Yuliana Dewi Lestari

      

    vi

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    V KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul: Hubungan Praktek Pemberian ASI Eksklusif dengan Berat Badan Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Seyegan Kabupaten Sleman.

    Usulan penelitian ini dapat diselesaikan atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada:

    1. dr. I Edi Purwoko,Sp.B., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

    2. Ibu Tyasning Yuni A,S.ST.,M.Kes, selaku Ketua Program Studi Ilmu Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

    3. Ibu Ratih Kumoro Jati,S.SiT.,M.Kes, selaku penguji penyusunan karya tulis ilmiah

    4. Ibu Isti Handayaningsih,S.KM.,MSc, selaku Pembimbing I penyusunan karya tulis ilmiah

    5. Ibu Liberty Barokah,S.SiT, selaku pembimbing II penyusunan karya tulis ilmiah

    6. Dosen-dosen Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta yang telah memberi motivasi dan dukungan sepenuh hati.

    7. Ibu drg Fitri Winarni Handayani, selaku Kepala Puskesmas Seyegan Kabupaten Sleman

    8. Kedua orang tua dan saudara yang selalu memberikan semangat, dukungan dan do’a yang senantiasa mengalir

    9. Teman-teman seperjuangan dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu tersusunnya karya tulis ilmiah ini.

    Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan dan kemudahan, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi semua pembaca.

    Penulis

      

    ix

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii INTISARI ........................................................................................................ iv ABSTRAK ..................................................................................................... . v HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ . vi HALAMAN MOTTO...................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................... viii KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix DAFTAR ISI.................................................................................................... x DAFTAR TABEL............................................................................................ xii DAFTAR DIAGRAM...................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ..................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................ 5 C. Tujuan Penelitian ................................................................. 6 D. Manfaat Penelitian ............................................................... 6 E. Keaslian Penelitian............................................................... 7

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. ASI Eksklusif ....................................................................... 10 B. Peningkatan Berat Badan ..................................................... 17 C. Kerangka Teori..................................................................... 25 D. Kerangka Konsep................................................................. 26 E. Hipotesis............................................................................... 27

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Desain Penelitian.................................................................. 28 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 28 C. Populasi dan Sampel ............................................................ 29 D. Variabel Penelitian ............................................................... 31 E. Definisi Operasional ............................................................ 32 F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ................................... 33 G. Metode Pengolahan dan Analisa Data ................................. 33 H. Etika Penelitian............................................... ..................... 35 I. Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 37

      

    x

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil penelitian...................................................................... 39 B. Pembahasan ......................................................................... 43 C. Keterbatasan peneliti ............................................................ 49

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan............................................................................. 50 B. Saran ...................................................................................... 51

    DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

      

    xi

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian......................................................... 32 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian

    Berdasarkan Praktek Pemberian ASI Eksklusif............................... 41 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian

    Berdasarkan Peningkatan Berat Badan Bayi..................................... 42 Tabel 4.3 Hubungan Praktek Pemberian ASI eksklusif

    dengan peningkatan Berat Badan Bayi............................................ . 42

      

    xii

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    DAFTAR DIAGRAM

    Gambar 2.1 Kerangka Teori ................................................................... 25

    Gambar 2.2 Kerangka Konsep ................................................................ 26

      

    xiii

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

      

    xiv

    DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Pengantar Angket Lampiran 2. Inform Consent Lampiran 3. Angket Lampiran 3. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian Lampiran 4. Time Schedule Penelitian Lampiran 5. Lembar Konsultasi Lampiran 6. Surat Izin Penelitian Lampiran 7. Grafik Pertumbuhan Berat Badan Normal dan Tidak Normal

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Salah satu modal dasar pembangunan Nasional adalah sumber daya manusia.

    Sumber daya manusia yang bermutu dan berkualitas akan mampu meneruskan

    pembangunan menuju manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia

    seluruhnya. Sumber daya manusia yang bermutu dan berkualitas akan berfungsi

    sebagai insan generasi penerus dan generasi mendatang yang bertanggung jawab

    melanjutkan estafet pembangunan. Untuk itu harus diciptakan anak yang berkualitas

    tinggi atau anak yang mempunyai pertumbuhan dan perkembangan optimal (Dinkes

    DIY, 2010).

    Pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal adalah harapan setiap ibu

    sehingga telah sewajarnya ibu memberikan nutrisi yang terbaik sejak anak masih

    bayi. Pemberian air susu ibu serta proses menyusui yang benar merupakan sarana

    yang dapat diandalkan untuk tumbuh kembang anak dan untuk membangun SDM

    yang berkualitas. Seperti kita ketahui, ASI adalah makanan satu-satunya yang paling

    sempurna untuk menjamin tumbuh kembang bayi pada enam bulan pertama (Saleha,

    2009).

    Menurut Barasi (2009) kegagalan kenaikan berat badan bila tidak diatasi

    dapat mengakibatkan peningkatan resiko penyakit kronis, berkurangnya fungsi imun,

    meningkatnya resiko infeksi, gangguan perkembangan kognitif serta dapat

    menyebabkan kematian bayi bila masalah ini tidak diatasi. Anak yang berat badan

    kurang lebih berpotensi menderita komplikasi dan terkena infeksi berat, misalnya

    1

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    2

    penyakit tifus, campak, atau gangguan hati. Laju pertumbuhan berat badan paling

    cepat pada bayi terjadi pada usia 6 bulan pertama dalam kehidupannya, kemudian

    melambat pada usia 6-12 bulan. Perlambatan pertumbuhan berat badan ini salah satu

    penyebabnya adalah pada tahap ini bayi sudah lebih banyak bergerak dan

    pertumbuhannya mengarah ke tinggi badan.

    Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan khususnya berat badan.

    Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah genetik, umur bayi, riwayat kelahiran,

    status gizi, sosial ekonomi dan stimulasi. Pertumbuhan bayi sangat menjadi perhatian

    bagi ibu yang memiliki bayi. Salah satu yang sangat diperhatikan oleh para ibu yang

    mempunyai bayi adalah dari segi berat badan. Semua ibu menginginkan anaknya

    sehat dengan berat badan yang selalu dianggap normal, tidak kegemukan dan tidak

    terlalu kurus (Prasetyono, 2009).

    Gangguan pertumbuhan dapat terjadi pada bayi usia 6-12 bulan apabila tidak

    dilakukan pemantauan dan stimulasi secara dini. Gangguan pertumbuhan atau sering

    disebut gagal tumbuh atau failure to thrive bukanlah suatu diagnosis, tetapi

    merupakan terminologi yang dipakai untuk menyatakan masalah khusus. Istilah

    gagal tumbuh dipakai untuk menggambarkan anak yang tidak dapat tumbuh sesuai

    harapan. Kegagalan bertumbuh atau lebih khusus adalah kegagalan mendapatkan

    kenaikan berat badan. Gangguan pertumbuhan pada umumnya juga sangat

    dipengaruhi oleh kualitas dan jumlah asupan kalori pada anak. Kualitas dan jumlah

    kalori tergantung beberapa hal diantaranya adalah masukan kalori yang tidak

    adekuat, absorpsi (penyerapan) tidak adekuat dan kebutuhan kalori yang meningkat

    (Judarwanto, 2010).

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    3

    ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang

    seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. Seperti pengertian

    ASI itu sendiri adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun

    kuantitasnya. Dengan tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan

    tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan,

    (Roesli, 2005).

    Sebagai tujuan global untuk meningkatkan kesehatan dan mutu makanan bayi

    secara optimal maka semua ibu dapat memberikan ASI eksklusif dan semua bayi

    diberi ASI eksklusif sejak lahir sampai berusia 6 bulan. Setelah berumur 6 bulan bayi

    diberi makanan pendamping yang benar dan tepat, sedangkan ASI dapat diteruskan

    sampai usia 2 tahun atau lebih. Pemberian makanan untuk bayi yang ideal seperti ini

    dapat dicapai dengan cara menciptakan pengertian serta dukungan dari lingkungan

    sehingga ibu-ibu dapat menyusui secara eksklusif (Roesli, 2005).

    ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa

    tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta

    tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan

    nasi tim. Setelah 6 bulan baru mulai diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI).

    ASI dapat diberikan sampai 2 tahun atau lebih (Kristiyansari, 2009).

    ASI memiliki kandungan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi

    bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit.

    Keseimbangan zat-zat gizi dalam ASI berada pada tingkat terbaik. Pada saat yang

    sama, ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan

    sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf. Makanan-makanan tiruan untuk bayi

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    4

    yang diramu menggunakan tekhnologi canggih sekalipun tidak mampu menandingi

    keunggulan makanan ajaib ini. Karena itu amat dianjurkan setiap ibu hanya

    memberikan ASI (eksklusif) sampai bayi berumur 6 bulan (Roesli, 2008).

    ASI diberikan kepada bayi karena mengandung banyak manfaat dan

    kelebihan. Diantaranya adalah menurunkan resiko terjadinya penyakit infeksi,

    misalnya infeksi saluran pencernaan (diare), infeksi saluran pernafasan, dan infeksi

    telinga. ASI juga bisa menurunkan dan mencegah terjadinya penyakit non infeksi,

    seperti penyakit alergi, obesitas, kurang gizi, asma dan eksem. Selain itu ASI dapat

    pula meningkatkan IQ (intelektual quetion) dan EQ (emosional quetion) anak

    (Prasetyono, 2009).

    Komposisi ASI sampai dengan 6 bulan sudah cukup untuk memenuhi

    kebutuhan gizi bayi, meskipun tanpa tambahan makanan atau produk minuman

    pendamping. Kebijakan ini berdasarkan pada beberapa hasil penelitian (evidenve

    based) yang menemukan bahwa pemberian makanan pendamping ASI justru akan

    menyebabkan pengurangan kapasitas lambung bayi dalam menampung asupan cairan

    ASI sehingga pemenuhan ASI yang seharusnya dapat maksimal telah tergantikan

    oleh makanan pendamping. Hal ini juga dapat menyebabkan laju peningkatan berat

    badan bayi dapat menjadi terhambat atau bahkan mengalami kegagalan

    (Sulistyawati, 2009).

    Berdasarkan uraian di atas maka pemberian ASI eksklusif sangat dibutuhkan

    untuk menjaga keseimbangan berat badan bayi. Berat badan bayi yang berlebihan

    tidak baik untuk kesehatannya, begitu juga bila terlalu kurus juga akan menghambat

    pertumbuhan dan perkembangan bayi. Hal ini terjadi karena di dalam ASI telah

    terkandung berbagai zat gizi yang memungkinkan bayi dapat tumbuh normal.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    5

    Pada tahun 2010 jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif di Provinsi D.I.Y

    yaitu 15.765 dengan prosentase 42,4%. Jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif di

    Kabupaten Sleman adalah sebanyak 7961 atau 66,4%. (Dinkes DIY, 2011). Uraian di

    atas menunjukkan bahwa cakupan ASI ekslusif di Daerah Istimewa Yogyakarta,

    termasuk di Kabupaten Sleman masih cukup rendah dan masih jauh dari target

    nasional sebesar 80%.

    Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan tanggal 15 Februari 2012 oleh

    Yuliana Dewi Lestari di Puskesmas Seyegan Kabupaten Sleman terhadap 15 ibu

    melalui wawancara, didapatkan 10 ibu tidak memberikan ASI eksklusif dan 5 ibu

    memberikan ASI eksklusif. Hasil wawancara dari 10 ibu yang tidak memberikan ASI

    eksklusif, terdapat 6 ibu memiliki bayi dengan peningkatan berat badan tidak normal,

    sedangkan 4 ibu memiliki bayi dengan peningkatan berat badan normal. Hasil

    wawancara terhadap 5 ibu yang memberikan ASI eksklusif, semuanya memiliki bayi

    dengan peningkatan berat badan normal. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis

    tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Praktek Pemberian

    ASI Eksklusif dengan peningkatan Berat Badan Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas

    Seyegan Kabupaten Sleman Tahun 2012”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam

    penelitian ini adalah: Apakah ada hubungan praktek pemberian ASI eksklusif dengan

    peningkatan berat badan bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Seyegan Kabupaten

    Sleman Tahun 2012.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    6

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Mengetahui hubungan praktek pemberian ASI eksklusif dengan peningkatan

    berat badan bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Seyegan Kabupaten Sleman

    Tahun 2012.

    2. Tujuan Khusus

    a. Mengetahui praktek pemberian ASI eksklusif pada bayi di Wilayah Kerja

    Puskesmas Seyegan Kabupaten Sleman Tahun 2012.

    b. Mengetahui peningkatan berat badan di Wilayah Kerja Puskesmas

    Seyegan Kabupaten Sleman Tahun 2012.

    D. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut:

    1. Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan

    Untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di asuhan Bayi Baru Lahir

    (BBL), serta pengembangan ilmu mengenai Asi Eksklusif dan berat badan bayi.

    2. Manfaat Bagi Pengguna

    a. Bagi Ibu

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dukungan bagi ibu untuk

    memberikan ASI eksklusif.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    7

    b. Bagi tenaga kesehatan (bidan)

    Meningkatkan peran bidan dalam melaksanakan prakteknya khususnya untuk

    memberikan penyuluhan tentang ASI eksklusif bagi ibu hamil, nifas dan

    menyusui di wilayah binaannya maupun yang berkunjung.

    c. Bagi institusi STIKES A. Yani

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat dioperasionalkan sebagai bahan

    informasi untuk penelitian selanjutnya dan untuk menambah referensi

    perpustakaan STIKES A. Yani.

    d. Bagi peneliti

    Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman baru setelah melakukan

    penelitian tentang ASI eksklusif.

    E. Keaslian Penelitian

    1. Podding (2011) dengan judul Hubungan Persepsi Ibu Tentang Pemberian ASI

    Eksklusif dengan Peningkatan Berat Badan Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas

    Lapadde Kota Parepare. Penelitian menggunakan metode deskriptif korelasi.

    Sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai bayi (0 - 6 bulan)

    yang berkunjung ke Puskesmas Lapadde Kota Parepare yang telah memenuhi

    kriteria sampel yang telah ditentukan, menggunakan quarter sampling dengan

    jumlah responden sebanyak 28 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan

    menggunakan kuesioner tertutup. Analisis data dengan uji Chi Square. Hasil

    penelitian menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara persepsi ibu

    tentang ASI Eksklusif dengan peningkatan berat badan bayi di Wilayah Kerja

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    8

    Puskesmas Lapadde Kota Parepare. Perbedaan penelitian tersebut dengan

    penelitian yang penulis lakukan adalah metode penelitian, pendekatan waktu,

    populasi dan sampel, tempat, waktu, dan variabel penelitian.

    2. Prihartini (2009) dengan judul Perilaku Ibu Menyusui dengan Kenaikan Berat

    Badan Bayi yang diberi ASI Eksklusif. Jenis penelitian ini adalah penelitian

    penjelasan (Explanatory Research) dengan metode penelitian dengan

    pendekatan Cross Sectional Study. Populasi penelitian sebesar 472 ibu

    menyusui, dan sampel penelitian ini adalah sebesar 80 ibu yang melahirkan di

    Rumah Sakit Hermina Pandanaran dipilih secara asidental. Pengumpulan data

    dilakukan dengan menggunakan kuesioner tertutup. Analisis data dengan uji Chi

    Square dan Kendal Tau. Hasil penelitian menunjukan tidak adanya hubungan

    yang signifikan antara perilaku menyusui ibu menyusui dengan kenaikan berat

    badan bayi di Rumah Sakit Hermina Pandanaran. Perbedaan penelitian tersebut

    dengan penelitian yang penulis lakukan adalah metode penelitian, pendekatan

    waktu, populasi dan sampel, cara pemilihan sampel, analisis data, tempat, waktu,

    dan variabel penelitian.

    3. Dewey, 2004 dengan judul What is the Relationship Between Breastfeeding and

    Maternal Weight Change?. Penelitian ini melakukan tinjauan literatur tentang

    dampak menyusui pada penurunan berat badan pasca melahirkan ibu. Enam

    penelitian observasional terhadap perubahan berat badan ibu postpartum, hanya

    satu penelitian yang menunjukkan hubungan dengan menyusui. Dari tujuh studi

    penelitian perubahan berat badan ibu postpartum, enam penelitian menunjukkan

    peningkatan berat badan yang lebih besar pada wanita yang menyusui lebih

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    9

    lama, terutama pada tiga sampai enam bulan postpartum. Para penulis

    menyimpulkan bahwa menyusui tidak meningkatkan berat badan pasca-

    melahirkan, tetapi efeknya relatif kecil dan mungkin tidak terdeteksi dalam studi

    yang tidak memiliki kekuatan statistik yang memadai, memiliki data yang tidak

    tepat pada perubahan berat badan pasca melahirkan atau tidak memperhitungkan

    lama menyusui. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan

    adalah metode penelitian, populasi, sampel, tempat, waktu dan variabelnya.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    39

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil

    1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    Puskesmas Seyegan berdiri tahun 1950 yang beralamat di dusun

    Seyegan, Margokaton, Seyegan, Sleman. Bangunan Puskesmas Seyegan

    mengalami beberapa kali renovasi dan pada tahun 2006 mengalami renovasi

    secara total menjadi bangunan berlantai 2, yang peresmiannya dilakukan oleh

    Bupati Sleman pada tanggal 15 April 2006.

    Luas wilayah Kecamatan Seyegan 2.662,99 ha, terbagi menjadi 5 desa

    yaitu Desa Margodadi, Margoluwih, Margomulyo, Margoagung, dan Desa

    Margokaton, dengan jumlah dusun 67 dusun, Rukun Warga (RW) 124 dan

    Rukun Tetangga (RT) 378.

    Batas-batas wilayah Kecamatan Seyegan adalah :

    - sebelah utara : Kecamatan Tempel dan Kecamatan Sleman

    - sebelah timur : Kecamatan Mlati

    - sebelah selatan : Kecamatan Godean

    - sebelah barat : Kecamatan Minggir.

    Penduduk Kecamatan Seyegan berjumlah 45.513 jiwa yang terdiri dari

    laki-laki 22.293 jiwa dan perempuan 23.220 jiwa dengan kepadatan penduduk

    2.831 jiwa /km2 dan jumlah kepala keluarga (KK) 13.180 orang, jumlah

    Rumah tangga miskin (RTM) 3.214, yang terdiri dari 14.226 jiwa ( 32,63%).

    39

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    40

    Sumber daya manusia (SDM) di Puskesmas Seyegan berjumlah 48

    orang, yang terdiri dari dokter umum sebanyak 3 orang, dokter gigi 2 orang,

    bidan 10 orang, perawat 8 orang, perawat gigi 3 orang, nutrisionist 2 orang,

    analis 2 orang, apoteker/AA 2 orang, psikolog 1 orang, fisioterapi 1 orang,

    sanitarian 1 orang, rekam medik 2 orang, pekarya 4 orang, staf TU 7 orang.

    Masing masing petugas memiliki uraian tugas dan kegiatan sesuai dengan

    tanggung jawabnya. Untuk tenaga bidan ditugaskan di poli KIA yang

    memiliki pelayanan antara lain memberikan pelayanan pemeriksaan ANC

    (Antenatal Care) pada ibu hamil, imunisasi pada bayi, imunisasi TT pada ibu

    hamil, imunisasi TT pada calon pengantin, pelayanan KB, konsultasi, dan

    bidan juga di tugaskan di pelayanan posyandu dengan jumlah posyandu

    sebanyak 69. Puskesmas Seyegan juga menyelenggarakan upaya peningkatan

    gizi yang dilakukan dengan pemberian PMT pada balita gakin, pemantauan

    pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita, tata laksana gizi buruk,

    penanggulangan anemi.

    Jumlah kunjungan di Puskesmas Seyegan pada tahun 2010 sebanyak

    44.153 kunjungan, untuk kunjungan KIA sebanyak 5.400 (12,23%).

    Persentase cakupan kunjungan bayi imunisasi sebanyak 83,21% , persentase

    cakupan kunjungan KB aktif sebanyak 82,8% dan persentase cakupan

    kunjungan ibu hamil K4 sebanyak 96,52%, untuk jumlah kunjungan bayi

    imunisasi dasar pada tahun 2012 rata-rata perbulan sebanyak 70-90 bayi.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    41

    2. Analisis Hasil Penelitian

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 37 responden di

    Puskesmas Seyegan pada bulan Juni 2012 didapatkan hasil sebagai berikut:

    a. Analisa Univariat

    Analisa univariat untuk mengetahui distribusi dan prosentase tiap

    variabel penelitian yaitu praktek pemberian ASI eksklusif dan peningkatan

    berat badan bayi.

    1) Praktek Pemberian ASI Eksklusif

    Distribusi frekuensi variabel penelitian berdasarkan praktek pemberian

    ASI eksklusif di sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

    Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian Berdasarkan Praktek

    Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Seyegan Kabupaten Sleman Bulan Juni Tahun 2012

    Pemberian ASI eksklusif Frekuensi Persen (%)

    ASI eksklusif Tidak ASI eksklusif

    20 17

    54,1 45,9

    Jumlah 37 100,0 (Sumber : Data Primer, 2012)

    Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa dari 37

    responden sebagian besar bayi di beri ASI eksklusif sebanyak 20 orang

    (54,1%) dan bayi yang tidak ASI eksklusif sebanyak 17 orang (45,9%).

    2) Peningkatan Berat Badan Bayi

    Distribusi frekuensi variabel penelitian berdasarkan peningkatan berat

    badan bayi disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    42

    Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian Berdasarkan Peningkatan

    Berat Badan Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Seyegan Kabupaten Sleman Bulan Juni Tahun 2012.

    Peningkatan Berat Badan

    Frekuensi Persen (%)

    Normal Tidak Normal

    25 12

    67,6 32,4

    Jumlah 37 100,0 (Sumber : Data Sekunder, 2012)

    Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa dari 37 responden

    sebagian besar dengan peningkatan berat badan bayi normal sebanyak

    25 bayi (67,6%) dan kelompok tidak normal sebanyak 12 bayi

    (32,4%).

    b. Analisis Bivariat

    Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan variabel

    bebas dengan variabel terikat yaitu praktek pemberian ASI eksklusif

    dengan peningkatan berat badan bayi di wilayah kerja Puskesmas Seyegan.

    Hasil penelitian ini di sajikan dalam tabel 4.5 berikut:

    Tabel 4.5 Tabulasi Silang Hubungan Praktek pemberian ASI Eksklusif dengan Peningkatan Berat Badan Bayi di Wilyah Kerja Puskesmas Seyegan

    Bulan Juni 2012

    Pemberian ASI Eksklusif

    Peningkatan Berat Badan Bayi Jumlah Normal Tidak Normal

    F % F % F % ASI Eksklusif Tidak ASI Eksklusif

    19 6

    51,4 16,2

    1 11

    2,7 29,7

    20 17

    54,1 45,9

    Jumlah 25 67,6 12 32,4 37 100,0 (Sumber : Data Primr, 2012)

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    43

    Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa dari 37

    responden dengan ASI eksklusif dengan peningkatan berat badan normal

    sebanyak 19 bayi (51,4%) dan yang mengalami peningkatan berat badan tidak

    normal hanya 1 bayi (2,7%). Sedangkan responden yang tidak diberi ASI

    eksklusif dengan peningkatan berat badan normal sebanyak 6 bayi (16,2%)

    dan yang mengalami peningkatan berat badan tidak normal 11 bayi (29,7%).

    Secara keseluruhan dari 37 responden sebagian besar diberikan ASI eksklusif

    dengan peningkatan berat badan bayi normal sebanyak 19 responden (51,4%).

    Berdasarkan hasil analisis perhitungan menggunakan rumus chi

    square diperoleh nilai X2 hitung sebesar 14,948 dan nilai X2 tabel sebesar

    3,841 dengan taraf signifikansi 5%, sehingga X2 hitung lebih besar dari pada

    X2 tabel. Sedangakan nilai signifikansi p value yang diperoleh sebesar 0,000,

    nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari taraf kesalahan yaitu 0,05 ,

    dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak artinya ada hubungan praktek

    pemberian ASI eksklusif dengan peningkatan berat badan bayi di Wilayah

    Kerja Puskesmas Seyegan Tahun 2012.

    B. Pembahasan

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara praktek

    pemberian ASI eksklusif dengan peningkatan berat badan bayi. Pengukuran yang

    digunakan adalah hasil pengukuran berat badan bayi pada KMS yang dilihat dari

    peningkatan berat badan bayi pada usia 4-6 bulan. Untuk mengetahui tentang

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    44

    pemberian ASI eksklusif, responden diminta untuk mengisi angket pemberian ASI

    eksklusif.

    1. Praktek pemberian ASI eksklusif

    Praktek pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa

    makanan atau minuman pendamping (termasuk air jeruk, madu, air gula),

    yang dimulai sejak bayi baru lahir sampai dengan usia 6 bulan (Sulistyawati,

    2009).

    Berdasarkan hasil penelitian dari 37 responden sebagian besar bayi

    diberi ASI Eksklusif yaitu sebanyak 20 bayi (54,1%). Dengan adanya

    pemahaman yang baik dan dorongan dari suami dan tenaga kesehatan

    khususnya bidan di Puskesmas Seyegan yang memberikan memotivasi ibu

    untuk memberikan ASI eksklusif setiap kunjungan imunisasi, sehingga dapat

    menumbuhkan kesadaran ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

    Sesuai dengan teori yang ditulis oleh Prasetyono (2009), bahwa pemberian

    ASI eksklusif dapat dipengaruhi oleh pengetahuan, aspek pemahaman atau

    pola fikir, tradisi atau budaya, petugas kesehatan, pekerjaan, dukungan suami

    dan keluarga. Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007) juga menyebutkan

    bahwa kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok,

    yakni faktor perilaku (behaviour causes) dan faktor di luar perilaku (non

    behaviour causes) salah satunya yaitu faktor-faktor pendorong (reinforcing

    factor) yang meliputi faktor sikap dan perilaku petugas kesehatan atau

    petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    45

    2. Peningkatan berat badan bayi

    Peningkatan berat badan merupakan suatu ukuran antropometri yang

    terpenting karena dipakai untuk memeriksa kesehatan anak pada semua

    kelompok umur (Nursalam dkk, 2008). Pada penelitian ini peningkatan berat

    badan bayi diketahui dengan melihat data peningkatan berat badan yang lalu

    pada KMS bayi.

    Berdasarkan hasil penelitian dari 37 responden didapatkan bahwa

    sebagian besar responden dengan peningkatan berat badan bayi normal

    sebanyak 25 bayi (67,6%) dan bayi dengan peningkatan berat badan tidak

    normal sebanyak 12 bayi (32,4%).

    Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan berat badan

    bayi yaitu pemberian ASI eksklusif, pemberian MP ASI dini (Prasetyono,

    2009 dan Pudjiadi, 2002), genetik, riwayat kelahiran, gizi, sosial ekonomi,

    stimulasi, umur bayi (IDAI, 2002). Hasil dalam penelitian ini menunjukkan

    bahwa bayi yang cenderung mengalami peningkatan berat badan normal

    adalah bayi yang diberi ASI eksklusif daripada bayi yang tidak diberi ASI

    eksklusif. Hasil penelitian ini sesuai teori yang disebutkan oleh Sulistyawati

    (2009) yaitu pemberian ASI dapat membantu bayi memulai kehidupannya

    dengan baik, bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan

    yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik, dan

    mengurangi kemungkinan obesitas. Frekuensi menyusui yang sering (tidak

    dibatasi) juga dibuktikan bermanfaat karena volume ASI yang dihasilkan

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    46

    lebih banyak sehingga penurunan berat badan bayi hanya sedikit

    (Kristiyansari, 2009).

    Selain itu Sulistyawati (2009), menyebutkan komposisi ASI sampai

    dengan 6 bulan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi, meskipun

    tanpa tambahan makanan atau produk minuman pendamping, kebijakan ini

    berdasarkan pada beberapa hasil penelitian (eviden based) yang menemukan

    bahwa pemberian makanan pendamping ASI justru akan menyebabkan

    pengurangan kapasitas lambung bayi dalam menampung asupan cairan ASI

    sehingga pemenuhan ASI yang seharusnya dapat menyebabkan laju

    peningkatan berat badan bayi dapat menjadi terlambat atau bahkan

    mengalami kegagalan.

    ASI juga merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi

    yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi seperti

    pengertian ASI itu sendiri adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik

    kualitas maupun kuantitasnya, dengan tatalaksana menyusui yang benar ASI

    sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi

    normal sampai usia 6 bulan (Roesli,2005).

    Kolostrum atau susu pertama mengandung antibodi yang kuat untuk

    mencegah infeksi dan membuat bayi menjadi kuat, penting bagi bayi untuk

    minum ASI dalam jam pertama sesudah lahir karena ASI mengandung

    berbagai campuran bahan makanan yang tepat bagi bayi. (Sulistyawati,

    2009). ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein lactose dan

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    47

    garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu

    sebagai makanan tambahan utama bagi bayi (Aggraini, 2010).

    3. Hubungan Praktek Pemberian ASI Eksklusif dengan Peningkatan Berat

    Badan Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Seyegan Tahun 2012.

    Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan chi square didapatkan

    hasil X2 hitung sebesar 14,948 dan X2 tabel sebesar 3,841, maka X2 hitung

    lebih besar dari pada X2 tabel dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05.

    Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima artinya bahwa ada hubungan

    yang signifikan antara praktek pemberian ASI eksklusif dengan peningkatan

    berat badan bayi, yaitu bayi yang diberi ASI eksklusif peningkatan berat

    badannya cenderung normal.

    Hasil ini sesuai dengan teori yang ditulis oleh Prasetyono (2009),

    bahwa pemberian ASI eksklusif yaitu pemberian ASI saja pada usia 0-6 bulan

    tanpa tambahan makanan atau minuman lain sebagian besar menentukan

    pertumbuhan dan perkembangan bayi karena ASI mengandung semua nutrisi

    penting yang diperlukan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya serta

    antibodi yang bisa membangun sistem kekebalan tubuh dalam masa

    pertumbuhannya. Proverawati dan Rahmawati (2010) mengatakan bahwa ASI

    mengandung growth factor yang berguna diantaranya untuk perkembangan

    mukosa usus, sehingga ASI akan melindungi bayi terhadap infeksi dan juga

    merangsang pertumbuhan bayi yang normal. Sedangkan Pemberian makanan

    pendamping ASI dini akan mempengaruhi kenaikan berat badan menjadi

    terlalu cepat sehingga menjurus ke obesitas dan kenaikan berat badan yang

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    48

    lambat karena bayi terlalu sering sakit, seperti sakit perut, gangguan

    pencernaan, atau alergi, dan lain-lain (Pudjiadi, 2002). Selain itu Ariani (2012)

    juga menyebutkan bahwa pemberian makanan pendamping ASI dini dapat

    menyebabkan asupan gizi yang dibutuhkan bayi tidak sesuai kebutuhan, selain

    itu sistem pencernaan bayi akan mengalami gangguan seperti sakit perut,

    sembelit (susah buang air besar) dan alergi.

    Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan

    oleh Lisna Ariyani setyaningsih (2009) tentang hubungan antara pemberian

    ASI eksklusif dengan kenaikan berat badan, didapatkan bahwa nilai

    signifikansi yang didapat yaitu 0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,05, sehingga

    menunjukkan ada hubungan antara lama pemberian ASI eksklusif dengan

    kenaikan berat badan. Nilai OR yang didapat sebesar 0,024.artinya bahwa

    pemberian ASI 0-6 bulan menyebabkan kenaikan berat badan sebesar 7,82 kali

    untuk naik berat badannya.

    Hasil menunjukkan adanya kesesuaian antara hasil yang diperoleh

    dengan teori yang dikemukakan pada tinjauan pustaka dan penelitian

    sebelumnya bahwa ASI eksklusif dapat mempengaruhi peningkatan berat

    badan bayi.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    49

    C. Keterbatasan Penelitian

    Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki banyak keterbatasan-

    keterbatasan. Keterbatasan tersebut antara lain:

    1. Adanya ibu yang tidak membawa KMS pada waktu kunjungan sehingga

    peneliti tidak bisa melakukan pengambilan data peningkatan berat badan

    bayi.

    2. Metode dalam pengambilan data pemberian ASI eksklusif, peneliti hanya

    menggunakan angket dengan pertanyaan singkat, sehingga masih

    memungkinkan ada responden yang belum mengerti tentang arti pemberian

    ASI eksklusif maka hal tersebut akan mempengaruhi jawaban yang diberikan

    responden menjadi keliru. Oleh karena itu seharusnya dilengkapi dengan

    wawancara yang mendalam.

    3. Petugas kesehatan ada yang tidak menuliskan berat badan bayi di KMS bayi.

    4. Peneliti tidak meneliti semua faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan

    berat badan bayi.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian hubungan praktek pemberian ASI eksklusif

    dengan peningkatan berat badan bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Seyegan

    Kabupaten Sleman Tahun 2012 dengan jumlah responden sebanyak 37 orang,

    maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

    1. Praktek pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Seyegan

    Kabupaten Sleman bulan Juni 2012, dari 37 responden didapatkan hasil

    sebagian besar bayi diberi ASI eksklusif sebanyak 20 bayi (54,1%).

    2. Peningkatan berat badan bayi di wilayah kerja Puskesmas Seyegan

    Kabupaten Sleman bulan Juni 2012, dari 37 responden yang diambil sebagian

    besar mengalami peningkatan berat badan normal sebanyak 25 bayi (67,6%).

    3. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara

    praktek pemberian ASI eksklusif dengan peningkatan berat badan bayi di

    Wilayah Kerja Puskesmas Seyegan Kabupaten Sleman Yogyakarta, dengan

    nilai X2 hitung 14,948 > X2 tabel 3,841 dan nilai signifikansinya yang

    menggunaka chi square didapatkan nilai p=0,000 < 0,05. Hasil ini

    menunjukkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak.

    50

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

      

    51

    B. Saran

    Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diberikan saran sebagai berikut:

    1. Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan

    Diharapkan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perannya masing-masing

    dalam melaksanakan prakteknya khususnya untuk upaya dalam mengatasi

    permasalahan peningkatan berat badan bayi dengan cara posyandu

    pemantauan berat badan dan pengobatan bayi dan balita lebih ditingkatkan

    dan setiap bulan tetap berjalan. Khususnya bidan diharapka dapat

    meningkatkan perannya dalam pemberian ASI eksklusif melalui penyuluhan

    tentang ASI eksklusif bagi ibu hamil, nifas dan menyusui di wilayah binaan

    maupun yang berkunjung, untuk memotivasi ibu-ibu yang memiliki bayi

    lebih bersemangat untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

    2. Bagi institusi STIKES A. Yani

    Diharapkan hasil penelitian ini dapat dioperasionalkan sebagai bahan

    informasi untuk penelitian selanjutnya dan untuk menambah refrensi

    perpustakaan STIKES A. Yani.

    3. Bagi peneliti

    Diharapkan untuk menambah wawasan dan dapat menerapkam ilmu

    pengetahuan yang telah didapat serta pengalaman di bidang penelitian guna

    pengembangan penelitian selanjutnya.

      

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

      

      

    52

    4. Bagi peneliti selanjutnya

    Disarankan dapat melakukan penelitian lebih mendalam tentang praktek

    pemberian ASI eksklusif dan peningkatan berat badan bayi dengan metode

    dan teknik pengumpulan data yang lebih mendalam dan lebih akurat. Untuk

    peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti faktor-faktor yang

    mempengaruhi peningkatan berat badan bayi lainnya seperti genetik, umur

    bayi, riwayat kelahiran, gizi dan stimulasi.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    DAFTAR PUSTAKA

    Anggraeni, Yetti. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihama

    Ambarwati, Eny Retna, Diah Wulandari. (2009). Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakara: Mitra Cendikia Press

    Arikunto, Suharsimi. (2010). Posedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

    Ariani. (2012). Permasalahan Dalam Pemberian Makanan Pendamping ASI. 27 April 2012. www.parentingislami.wordpress.com

    Barasi, Mary. (2009). Ilmu gizi. Jakarta : Erlangga.

    Dewey. (2004).

    Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. (2011). Profil Kesehatan Propinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2009. Diakses 10 Februari 2012.

    What is the Relationship Between Breastfeeding and Maternal Weight Change? Diakses 13 Februari 2012.

    www.dinkes.diy.org

    Judarwanto, Widodo. (2010). Mengapa Anakku Kurus dan Sulit Gemuk?

    Hidayat, Aziz A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika

    Diakses tanggal 13 Februari 2012.

    Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2002). Tumbuh kembang anak dan remaja. Sagung Seto: Jakarta.

    Kristiyansari, Weni. (2009). ASI, Menyusui Dan Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika

    Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

    ________________. (2010). Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

    ________________. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

    http://www.dinkes.diy.org/�

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    Nursalam dkk. (2008). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika

    Podding, Takko. (2011) Hubungan Persepsi Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif dengan Peningkatan Berat Badan Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Lapadde Kota Parepare. Diakses tanggal 10 Februari 2012. http://www.poltekkes-mks.ac.id

    Prasetyono. (2009). Asi Eksklusif. Yogyakarta: DIVA press

    Prihartini, Indah Nur. (2009) Perilaku Ibu Menyusui dengan Kenaikan Berat Badan Bayi yang Diberi Asi Eksklusif. Diakses tanggal 10 Februari 2012. http://eprints.undip.ac.id

    Proverawati dan Rahmawati. (2010). ASI dan Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika

    Pudjiadi, S (2002). Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Jakarta: Balai Pustaka

    Roesli, Utami. (2005). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidaya

    ____________(2008). Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Ekslusif. Jakarta: Pustaka Bunda

    Saleha, Sitti. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika

    Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitan. Bandung: Alfabeta.

    Sulistyawati, A. (2009). Buku Ajar Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Andi Offset

    Supariasa, Nyoman, dkk. (2002). Penilaian Status Gizi, Jakarta: EGC.

    Siswanto. (2010). Pendidikan Kesehatan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

    Depkes (2005). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Dasar.Jakarta

    Permenkes RI No.155/Menkes/Per/I. (2010). Tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) bagi Balita. Jakarta

    Khasanah, Nur. (2011). Asi atau Susu Formula Ya. Jakarta: FlashBooks.

    http://www.poltekkes-mks.ac.id/�http://eprints.undip.ac.id/�

    Halaman JudulHalaman PengesahanIntisariAbstractPernyataan KeaslianKata PengantarDaftar IsiBAB IBAB IVBAB VDaftar Pustaka