16
HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA LANSIA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: ALDHANIASTITI KUNCAHYA J210171186 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN …eprints.ums.ac.id/71565/11/NASKAH PUBLIKASI-27_aldhani.pdf · Pola komunikasi dalam keluarga mencerminkan hubungan yang ada dalam keluarga

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN …eprints.ums.ac.id/71565/11/NASKAH PUBLIKASI-27_aldhani.pdf · Pola komunikasi dalam keluarga mencerminkan hubungan yang ada dalam keluarga

HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN

PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA LANSIA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

ALDHANIASTITI KUNCAHYA

J210171186

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN …eprints.ums.ac.id/71565/11/NASKAH PUBLIKASI-27_aldhani.pdf · Pola komunikasi dalam keluarga mencerminkan hubungan yang ada dalam keluarga

i

Page 3: HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN …eprints.ums.ac.id/71565/11/NASKAH PUBLIKASI-27_aldhani.pdf · Pola komunikasi dalam keluarga mencerminkan hubungan yang ada dalam keluarga

ii

Hari/Tanggal: Rabu, 13 Februari 2019

Page 4: HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN …eprints.ums.ac.id/71565/11/NASKAH PUBLIKASI-27_aldhani.pdf · Pola komunikasi dalam keluarga mencerminkan hubungan yang ada dalam keluarga

iii

Page 5: HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN …eprints.ums.ac.id/71565/11/NASKAH PUBLIKASI-27_aldhani.pdf · Pola komunikasi dalam keluarga mencerminkan hubungan yang ada dalam keluarga

1

HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN

PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA LANSIA

Abstrak

Semakin bertambahnya usia maka tejadi beberapa permasalahan pada lansia

diantaranya adalah penurunan fungsi organ dalam tubuh, penurunan tingkat

kesehatan, dan juga gangguan pada keseimbangan psikologis. Lansia

membutuhkan perhatian dan dukungan lebih dari lingkungan dan juga

keluarganya. Keluarga menjadi orang terdekat yang berinteraksi dengan lansia

sehingga komunikasi dalam keluarga dapat sangat berpengaruh terhadap

kondisi psikologis lansia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan

antara pola komunikasi keluarga dengan psychological well-being pada lanjut

usia di Desa Bendo Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan desain

korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia di Desa Bendo

Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali. Sampel penelitian sebanyak 84

responden lansia yang ditentukan menggunakan teknik Simple Random

Sampling. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner, dan analisis data yang

digunakan yaitu uji korelasi Spearman Rank (RHO). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa p-value sebesar 0,001 dengan nilai signifikansi 0,812

sehingga H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa pola komunikasi keluarga

memiliki hubungan yang sangat kuat dengan psychological well-being lansia.

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat psychological well-being

adalah demografi, kesehatan, spiritualitas, dukungan sosial, emosi, dan

kepribadian. Kesimpulan pada penelitian ini adalah terdapat hubungan antara

pola komunikasi keluarga dengan psychological well-being pada lansia di

Desa Bendo.

Kata kunci: lansia, pola komunikasi keluarga, psychological well-being

Abstract

Increasing age, there are several problems in the elderly, including the

infunction of organs in the body, decrease in the level of health, and also

disturbances in psychological balance. Elderly needs more attention and

support from the environment and also their family. The family becomes the

closest person to interact with them so that communication in the family can

perfectly affect their psychological condition. This study aims to determine the

relationship between family communication paterns with psychological well-

being in the elderly at Bendo Village, Nogosari, Boyolali Regency. This

research is quantitative research using correlational design. The population

in this study was the elderly at Bendo Village, Nogosari, Boyolali Regency.

The sample of this study was 84 respondents who were determined using the

Simple Random Sampling technique. The instrument of this research is a

questionnaire, and the data analysis used is the Spearman Rank (RHO)

Page 6: HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN …eprints.ums.ac.id/71565/11/NASKAH PUBLIKASI-27_aldhani.pdf · Pola komunikasi dalam keluarga mencerminkan hubungan yang ada dalam keluarga

2

correlation test. The results showed that the p-value was 0.001 with a

significance value 0.812 so that H0 was rejected. The other factors that affect

to psychological well-being level are demographics, health factor, religiusity,

social support, emotional factor, and personality. It conclude that there is a

greatly strong relationship between the family communication patterns and

the elderly psychological well-being.

Keywords: elderly, family communication patterns, psychological well-beig

1. PENDAHULUAN

Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki

tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan

lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses

penuaan. Hal tersebut merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat

dihindari oleh setiap manusia (Notoatmodjo, 2012 ).

Berdasarkan data demografi penduduk, pada tahun 2017 terdapat

23,4 juta jiwa penduduk lansia di Indonesia atau sebanyak 8,48% (BPS,

2018). Dan diprediksi jumlah penduduk lansia tahun 2020 akan mencapai

27,08 juta, tahun 2025 mencapai 33,69 juta, tahun 2030 mencapai 40,95

juta dan tahun 2035 mencapai 48,19 juta (Kemenkes RI, 2018).Besarnya

persentase ini perlu menjadi perhatian tersendiri mengingat di satu

sisisemakin meningkatnya lansia berarti kualitas hidup semakin baik

seiring semakin baiknya akses untuk mendapatkan fasilitas kesehatan

sehingga usia harapan hidup meningkat.

Kesejahteraan psikologis pada lansia penting untuk

dikembangkan karena dengan kesejahteraan psikologislansia menjadi lebih

bahagia dan merasakan kepuasaan dalam hidupnya, menghindarkan

mereka dari kesendirian,ketidakbahagiaan, dan depresi. Succesful Aging

merupakan langkah penting yang harus dicapai, sehingga lansia akan

memiliki tingkat harapan hidup dan tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi

(Amalia, 2016).

Keterikatan dalam keluarga dibangun karena adanya komunikasi

dalam keluarga. Komunikasi keluarga adalah salah satu dari empat

dimensi struktural keluarga peran, norma dan nilai, kekuasaan. Dimensi

Page 7: HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN …eprints.ums.ac.id/71565/11/NASKAH PUBLIKASI-27_aldhani.pdf · Pola komunikasi dalam keluarga mencerminkan hubungan yang ada dalam keluarga

3

tersebut saling berhubungan dan saling bergantung secara erat. Karena

keluarga merupakan suatu sistem sosial, maka terdapat interaksi dan

umpan balik berkesinambungan. Pola komunikasi dalam keluarga

mencerminkan hubungan yang ada dalam keluarga. Komunikasi yang jelas

dan fungsional antar anggota keluarga merupakan alat yang penting untuk

mempertahankan suasana kondusif yang diperlukan untuk

mengembangkan perasaan berharga dan harga diri dalam keluarga

(Friedman, Bowden & Jones, 2014).Saat lansia memiliki support system

yang baik, maka akan meningkatkan dan mempertahankan kesehatan

mental dan motivasi dalam hidup lansia (Maryam, dkk dalam Siboro &

Rusdi, 2012).Sehingga komunikasi berperan penting dalam menentukan

kesejahteraan psikologis lansia.Berdasarkan data dan uraian tersebut

penulis ingin meneliti lebih jauh tentang hubungan antara pola komunikasi

keluarga dengan Psychological Well-being pada lansia di Desa Bendo

Nogosari Boyolali.

2. METODE

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan

desain penelitian korelasional. Populasi pada penelitian ini adalah lansia

yang tinggal di Desa Bendo Nogosari Boyolali. Sampel penelitian

sebanyak 84 responden lansia yang ditentukan dengan menggunakan

tehnik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan

instrumen kuesioner yang di berikan kepada seluruh responden pada waktu

yang tidak bersamaan sesuai ketersediaan responden. Penelitian dibantu

oleh 3 asisten penelitian dan pengisian kuesioner dilakukan dengan

menjelaskan dan atau membacakan kuesioner pada responden. Setelah itu

data dianalisa menggunakan uji Spearman Rank (RHO).

Page 8: HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN …eprints.ums.ac.id/71565/11/NASKAH PUBLIKASI-27_aldhani.pdf · Pola komunikasi dalam keluarga mencerminkan hubungan yang ada dalam keluarga

4

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Karakteristik Responden

Tabel. 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

No Karakteristik Responden

N %

1 Usia a. 60-74 tahun 73 86,9 %

b. 75-89 tahun 11 13,1 %

2 Jenis

Kelamin

a. Laki-laki 40 47,6 %

b. Perempuan 44 52,4 %

3 Pendidikan

Terakhir

a. Tidak Sekolah 25 29,8 %

b. SD 50 59,5 %

c. SMP 3 3,6 %

d. SMA 2 2,4 %

e. Perguruan Tinggi 4 4,8 %

4 Status

Pekerjaan

a. Swasta 3 3,6 %

b. Wiraswasta 6 7,1 %

c. Petani 30 35,7 %

d. Buruh 34 40,5 %

e. PNS 2 2,4 %

f. Pensiunan 4 4,8 %

g. Tidak bekerja 5 6,0 %

5 Status

Perkawinan

a. Menikah 66 78,6 %

b. Tidak Menikah 2 2,4 %

c. Janda/Duda 16 19.0 %

6 Status

Tinggal

a. Bersama

Suami/Istri

37 44,0 %

b. Bersama

suami/istri dan

atau Anak/cucu

46 54,8 %

c. Lain-lain 1 1,2 %

3.2 Analisis Univariat

3.2.1 Distribusi frekuensi pola komunikasi keluarga

Tabel. 2 Analisis Univariat Pola Komunikasi Keluarga

Pola

Komunikasi

Keluarga

Responden

N %

Fungsional 68 81,0 %

Disfungsional 16 19,0 %

Total 84 100 %

Page 9: HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN …eprints.ums.ac.id/71565/11/NASKAH PUBLIKASI-27_aldhani.pdf · Pola komunikasi dalam keluarga mencerminkan hubungan yang ada dalam keluarga

5

3.2.2 Distribusi frekuensi psychological well-being

Tabel. 3 Analisis Univariat Psychological well-being Lansia

Psychological well-

being Lansia

Responden

N %

Tinggi 67 79,8 %

Rendah 17 20,2 %

Total 84 100 %

3.3 Analisis Bivariat

Tabel. 4Tabulasi Silang Pola Komunikasi Keluarga dengan

Psychological well-being

Pola

Komunikasi

Keluraga

Psychological well-being

Tinggi Rendah Total

Frek % Frek % Frek %

Fungsional 65 77,4 3 3,6 68 81,0

Disfungsional 2 2, 4 14 16,7 16 19,0

Total 67 79,8 17 20,2 84 100,0

Tabulasi silang pola komunikasi keluarga dengan

psychological well-being lansia menunjukkan adanya

kecenderungan tingkat psychological well-being yang tinggi jika

pola komunikasi keluarga fungsional. Pada psychological well-

being lansia yang rendah sebagian besar responden memiliki pola

komunikasi keluarga disfungsional yaitu 14 responden (16,7 %),

sedangkan pada pola komunikasi fungsional terdapat 65 responden

(77,4 %) mempunyai tingkat psychological well-being yang tinggi.

Selain itu terdapat 2 responden (2,4 %) dengan pola komunikasi

keluarga disfungsional dan memiliki tingkat psychological well-

being yang tinggi, dan 3 responden (3,6 %) dengan pola

komunikasi keluarga fungsional memiliki tingkat psychological

well-being yang rendah.

Untuk mengetahui hubungan kedua variabel, data diuji

menggunakan uji Spearman Rank (RHO).

Page 10: HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN …eprints.ums.ac.id/71565/11/NASKAH PUBLIKASI-27_aldhani.pdf · Pola komunikasi dalam keluarga mencerminkan hubungan yang ada dalam keluarga

6

Tabel. 5 Uji Korelasi Spearman Rank (RHO)

Pola

Komunikasi

Keluarga

Psychologycal

Well-Being

Spearma

n's rho

Pola

Komunikasi

Keluarga

Correlation

Coefficient 1.000 .812**

Sig. (2-

tailed) . .000

N 84 84

Psychologyca

l Well-Being

Correlation

Coefficient .812** 1.000

Sig. (2-

tailed) .000 .

N 84 84

Hasil analisis menunjukan bahwa nilai signifikansi sebesar

0,001 yaitu <0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya

terdapat hubungan antara pola komunikasi keluarga dengan

psychological well-being lansia. Besar hubungannya adalah 0,812

dimana menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara kedua

variabel (Sugiyono, 2010).

3.4 Pembahasan

3.4.1 Karakteristik responden

Karakteristik sampel menunjukan distribusi usia terbanyak

adalah usia 60-74 tahun, jenis kelamin terbanyak perempuan

yaitu sebanyak 44 responden (52,4 %), pendidikan lansia

terbanyak yaitu SD 50 responden (59,5 %), status pekerjaan

diketahui distribusi terbanyak adalah buruh 34 responden (40,5

%) dan petani 30 responden (35,7%), status perkawinan

diketahui distribusi terbanyak berstatus menikah yaitu sejumlah

66 responden (78,6 %), dan berdasarkan status tinggal sebagian

besar responden tinggal bersama anak yaitu sebanyak 46

responden (54,8 %). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

besar responden merupakan kelompok lansia yang memasuki

tahapan eldery. Ditinjau dari usia, individu yang lebih tua

Page 11: HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN …eprints.ums.ac.id/71565/11/NASKAH PUBLIKASI-27_aldhani.pdf · Pola komunikasi dalam keluarga mencerminkan hubungan yang ada dalam keluarga

7

memiliki psychological well-being yang relatif lebih tinggi

hingga usia tertentu (Riandana, 2016). Menurut Ryff (1995)

dalam Ismawati (2013) perbedaan jenis kelamin mempengaruhi

aspek-aspek kesejahteraan psikologis bahwa perempuan

memiliki kemampuan yang lebih tinggi dalam membina

hubungan yang lebih positif dengan orang lain serta memiliki

pertumbuhan pribadi yang lebih baik daripada pria.

Sesuai hasil Susenas tahun 2012 diketahui tingkat

pendidikan lansia di Indonesia relatif rendah, terutama lansia

yang tinggal di pedesaan (Kemenkes RI, 2013). Tetapi

pendidikan yang rendah tidak menjamin rendahnya

psychological well-being pada lansia yang tinggal di desa. Hal

ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan Ahmad,

Hartati, dan Aulia (2014) bahwa lansia yang tinggal di desa

memiliki nilai kesejahteraan psikologis yang tinggi, karena

pada masyarakat desa hubungan antar masyarakat masih

terjalin dengan erat dibandingkan dengan masyarakat yang

tinggal di kota. Status bekerja di sektor pertanian terjadi karena

faktor tempat tinggal lansia berada di pedesaan. menurut hasil

Sakemas tahun 2011, sektor pertanian menjadi tumpuan

sebagian besar lansia dikarenakan tingkat pendidikan lansia

yang tergolong rendah, sedangkan sektor pertanian terbuka

untuk semua kalangan pendidikan (Kemenkes RI, 2013).

3.4.2 Pola komunikasi keluarga

Dari hasil analisa data dapat disimpulkan bahwa mayoritas

responden memiliki pola komunikasi keluarga yang fungsional,

yaitu sebesar 68 responden (81,0 %). Sedangkan 16 responden

(19,0 %) memiliki pola komunikasi keluarga disfungsional. Hal

ini berarti dalam keluarga terjadi interaksi yang fungsional,

saling memberikan respon antar anggota keluarga, dan dapat

memenuhi fungsi dari sebuah keluarga. Menurut Machfoedz

Page 12: HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN …eprints.ums.ac.id/71565/11/NASKAH PUBLIKASI-27_aldhani.pdf · Pola komunikasi dalam keluarga mencerminkan hubungan yang ada dalam keluarga

8

(2009) terdapat beberapa unsur yang dapat menentukan

komunikasi fungsional antar individu, diantaranya adalah sikap

pembawaan yang baik, lingkungan yang kondusif, faktor

pribadi, perilaku dan pengaruh emosional, fisik dan kognitif

yang mendukung. Hal ini sejalan dengan penelitian ini dimana

faktor demografis lansia yang tinggal di desa lebih mudah

berinteraksi dan membangun hubungan positif antar individu

sehingga memiliki hubungan emosional yang baik.

Pola komunikasi dalam keluarga berperan penting terhadap

anggota keluarga dalam individualisasi, perkembangan dan

pertahanan harga diri, mempelajari orang lain, serta

kemampuan membuat pilihan. Semua itu tergantung bentuk

informasi dan komunikasi yang masuk melewati anggota

keluarga (Priyanto, 2009). Hal ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan None, Mulyadi, dan Kallo (2016) di Kelurahan

Malayang, bahwa terdapat 45 Keluarga dengan lansia (34,9 %)

yang mempunyai komunikasi fungsional dengan kondisi lansia

tanpa depresi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pola

komunikasi keluarga berpengaruh terhadap kesehatan

psikologis lansia.

3.4.3 Psychological well-being Lansia

Sesuai dengan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

mayoritas responden memiliki psychological well-being yang

tinggi yaitu sebanyak 67 responden (79,8 %). Sedangkan 17

responden (20,2 %) memilki psychological well-being yang

rendah.

Ryff (1995) mengatakan bahwa terdapat perbedaan dalam

beberapa dimensi psychological well-being antara lansia dan

individu yang lebih muda. Pada dimensi penerimaan diri, lansia

cenderung lebih memiliki nilai positif, sedangkan untuk

autonomi dan penguasaan lingkungan akan meningkat sesuai

Page 13: HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN …eprints.ums.ac.id/71565/11/NASKAH PUBLIKASI-27_aldhani.pdf · Pola komunikasi dalam keluarga mencerminkan hubungan yang ada dalam keluarga

9

bertambahnya usia hingga usia eldery, kemudian aspek tujuan

hidup dan perkembangan pribadi mengalami penurunan seiring

bertambahnya usia. Sehigga hal tersebut dapat mempengaruhi

nilai psychological well-being lansia.

3.4.4 Hubungan antara pola komunikasi keluarga dengan

psychological well-being pada lansia

Berdasarkan hasil uji korelasi dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara pola komunikasi

keluarga dengan psychological well-being pada lansia di Desa

Bendo Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali.

Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar

responden memiliki pola komunikasi keluarga yang fungsional

dengan psychological well-being dalam tingkat tinggi. Menurut

Sugiharto (2010), untuk mencapai tingkat kesejahteraan

psikologis yang tinggi, dukungan sosial dari keluarga sangatlah

dibutuhkan.Pada penelitian ini sebagian besar lansia tinggal

bersama keluarganya yaitu sebanyak 54,8%. Lansia di

Indonesia pada umumnya tinggal bersama anak atau

keluarganya, sehingga dukungan sosial dari keluarga menjadi

hal penting dalam kehidupan lansia. Menurut Friedman dkk

(1998) dalam Yusselda dan Wardani (2016), dukungan sosial

dalam keluarga dapat berupa dukungan emosional,

instrumental, komunikasi, dan penghargaan. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan Yusselda & Wardani (2016)

yang menyatakan bahwa individu dengan dukungan sosial

tinggi, akan menikmati peningkatan kesehatan dan

kesejahteraan dalam dirinya. Peningkatan tersebut dapat berupa

peningkatan kesehatan fisik, penurunan depresi, dan penurunan

rasa kesepian. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga

(dukungan emosional, instrumental, dan penghargaan) dengan

Page 14: HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN …eprints.ums.ac.id/71565/11/NASKAH PUBLIKASI-27_aldhani.pdf · Pola komunikasi dalam keluarga mencerminkan hubungan yang ada dalam keluarga

10

kualitas hidup lansia. Hal ini juga dapat dibuktikan dalam

penelitian yang telah dilakukan oleh Widianingtyas (2015)

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan

sosial dari anak dan psychological well-being pada lansia

dengan tingkat korelasi yang sedang.

Pola komunikasi keluarga sangat penting bagi hubungan

interpersonal antara anggota keluarga agar memelihara dan

mengenal serta memberi respon positif terhadap keluarga. Pola

komunikasi keluarga memberi kontribusi yang penting dalam

mempengaruhi tingkat depresi pada lansia. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Siboro & Rusdi

(2012), bahwa adanya hubungan antara pola komunikasi

keluarga dengan tingkat depresi lansia di Kelurahan Padang

Bulan Medan.

4. PENUTUP

4.1 Simpulan

Hasil penelitian dari 84 sampel lansia di Desa Bendo Kecamatan

Nogosari Kabupaten Boyolali, dapat disimpulkan:

1. Responden pada penelitian ini sebagian besar berusia 60-74 tahun,

jenis kelamin perempuan, pendidikan terakhir SD, status pekerjaan

buruh, status perkawinan menikah, dan status tinggal bersama

anak.

2. Hasil analisis pola komunikasi keluarga diketahui sebagian besar

memiliki pola komunikasi keluarga fungsional.

3. Hasil analisis psychological well-being (PWB) pada lansia

didapatkan sebagian besar memiliki tingkat psycchological well-

being dalam kategori tinggi.

4. Terdapat hubungan yang signifikan antara pola komunikasi

keluarga dengan psychological well-being pada lansia di Desa

Bendo Nogosari Boyolali.

Page 15: HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN …eprints.ums.ac.id/71565/11/NASKAH PUBLIKASI-27_aldhani.pdf · Pola komunikasi dalam keluarga mencerminkan hubungan yang ada dalam keluarga

11

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti ingin memberi

saran bagi:

1. Lansia

Diharapkan kepada lansia, untuk lebih aktif dalam bersosialisasi

dengan lingkungan sekitar dan aktif dalam mengikuti kegiatan

sosial, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis.

2. Keluarga dengan lansia

Keluarga dengan lansia hendaknya memiliki komunikasi yang

fungsional, dan lebih memperhatikan kebutuhan psikologis pada

lansia. Keluarga diharapkan lebih sering berkomunikasi dengan

lansia dan memberi perhatian lebih terhadap kesejahteraan

psikologisnya. Dan juga diharapkan dapat memberi dukungan lebih

kepada lansia dengan memfasilitasi dan memotivasi lansia agar

lebih aktif dalam melakukan kegiatan sosial.

3. Peneliti selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian lebih mendalam dengan sampel lebih

banyak agar memperoleh hasil penelitian yang lebih akurat.

Peneliti dapat mengkaji lebih lanjut terkait faktor-faktor lain yang

mempengaruhi psychological well-being pada lansia.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. H. Hartati. N. & Aulia. F. 2014. ‘Perbedaan Psychological Well-being

Pada Lansia Berdasarkan Lokasi Tempat Tinggal. Jurnal RAN UNP.

Vol 5. No 2. Hal 146-156.

Amalia. S. 2016. Analisis Psikometrik Alat Ukur Ryff’s Psychological well-

being (RPWB) Versi Bahasa Indonesia: Studi pada Lansia Guna

Mengukur Kesejahteraan dan Kebahagiaan.

Badan Pusat Statistik. 2018. Statistik Indonesia 2018. BPS. Jakarta.

Friedman. M. M., Bowden. V. R., & Jones. E. G., 2014. Buku Ajar

Keperawatan Keluarga Riset Teori & Praktik. EGC. Jakarta

Page 16: HUBUNGAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DENGAN …eprints.ums.ac.id/71565/11/NASKAH PUBLIKASI-27_aldhani.pdf · Pola komunikasi dalam keluarga mencerminkan hubungan yang ada dalam keluarga

12

Ismawati. 2013. Peran Perubahan Organisasi Dengan Kesejahteraan

Psikologis Karyawan PT. PLN (persero) Area Malang. Skripsi. UIN

Maulana Malik Ibrahim. Malang.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Gambaran Kesehatan

Lanjut Usia. Kemenkes RI. Jakarta.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Profil Kesehatan Indonesia

Tahun 2017. Kemenkes RI. Jakarta

Machfoedz. M. 2009. Komunikasi Keperawatan Komunikasi Terapeutik.

Ganbika. Yogyakarta.

None. N. I. Mulyadi. Kallo. V. 2016. ‘Hubungan Pola Komunikasi Keluarga

Dengan Tingkat Depresi Pada Lansia Di Kelurahan Malalayang Satu

Timur Kecamatan Malalayang’. E-journal Keperawatan. Vol 4. No 2.

Notoatmodjo. S. (2012). Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Rineka

Cipta. Jakarta.

Priyanto. A. 2009. Komunikasi dan Konseling. Salemba Medika. Jakarta.

Riandana. Y. H. 2016. Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan

Psychological Well-being (PWB) pada Lansia di GKJ Purbalingga.

Skripsi. Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga.

Siboro. E. N. & Rusdi. I. 2012. ‘Pola Komunikasi Keluarga dan Tingkat

Depresi Lansia di Kelurahan Padang Bulan Medan’. Hal: 1-6.

Sugiharto. C. (2010). Hubungan antara dukungansosialdengan kepuasan hidup

padalansia di Panti Wreda “x” Bandung. Tesis. Universitas

Padjadjaran. Bandung

Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D.

Alfabeta. Bandung

Widiyaningtyas. D. 2015. Hubungan Antara Dukungan Sosial dari Anak

Dengan Psychological Well-being Pada Lansia yang Tinggal Bersama

Anak. Skripsi. Universitas Padjajaran. Bandung.

Yusselda. M. & Wardani. I. Y. 2016. ‘Dampak Dukungan Keluarga Terhadap

Kualitas Hidup Lansia’. Jurnal Keperawatan Vol. 8 No. 1. Hal 9-13.