99
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 1-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.kep) OLEH: SARAH AUDY HARUN 1111104000027 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

  • Upload
    others

  • View
    33

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA

KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 1-6 BULAN DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.kep)

OLEH:

SARAH AUDY HARUN

1111104000027

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2016 M

Page 2: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS
Page 3: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

SCHOOL OF NURSING

SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF

JAKARTA

Undergraduate Thesis, January 2016

SARAH AUDY HARUN, NIM: 1111104000027

The Relationship of Exclusive Breastfeeding with Incidence of Diarrhea in

Infants Age 0-6 Months in Work Area of Puskesmas District of Johar Baru

ABSTRACT

Breast milk contains nutrients and antibodies that are desperately needed an infant

against various infectious diseases, whether caused by bacteria, viruses and other

triggers. Feeding early weaning will cause the incidence of gastrointestinal

infections like diarrhea that cause high infant mortality rate in Indonesia. Diarrhea

in Indonesia still in second rank of 10 diseases in primary care populations. This

study aimed to determine the relationship of exclusive breastfeeding with

incidence of diarrhea in infants age 0-6 months in working area of District

Community Health Center of Johar Baru (Puskesmas Johar Baru). This study is

retrospective with cross sectional design. This study conducted during February-

September 2015. Respondents are baby age 6-7 months as many as 30 babies. The

data was collected by quetioner to their parents. The data was analyzed using chi

square. This result showed that as many as 3 babies with history of exclusive

breastfeeding were diarrhea, and 11 babies were not. Baby with no history of

exclusive breastfeeding as many as 7 babies were diarrhea, and 9 babies were not.

The result found that P value (0,196) > 0,05 which means insignificant. The

conclusions is there is no significant relationship between exclusive breastfeeding

with incidence of diarrhea in baby age 0-6 months in working area of Puskesmas

Johar Baru. Advice for future study to examine the factors of diarrhea other than

the exclusive breastfeeding.

Keywords: exclusive breastfeeding, infants, complementary foods

Page 4: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

iv

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Januari 2016

SARAH AUDY HARUN, NIM: 1111104000027

Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Angka Kejadian Diare Pada

Bayi Usia 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Johar Baru

ABSTRAK

ASI mengandung zat gizi dan antibodi yang sangat dibutuhkan bayi untuk

melawan berbagai penyakit infeksi, baik yang disebabkan oleh bakteri, virus dan

pemicu lainnya. Pemberian MPASI yang dini atau penghentian ASI eksklusif

yang dini akan menyebabkan kejadian infeksi saluran pencernaan seperti diare

yang menjadi penyebab tingginya angka kematian bayi di Indonesia. Diare di

Indonesia masih menempati urutan kedua dalam urutan 10 penyakit terbanyak di

populasi pada pelayanan primer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

hubungan pemberian ASI eksklusif dengan angka kejadian diare pada bayi usia 0-

6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Johar Baru. Penelitian ini

merupakan penelitian retrospektif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian

ini dilakukan selama bulan Februari-September 2015. Responden adalah bayi usia

6-7 bulan sebanyak 30 anak. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang

diberikan pada orangtua responden dan dianalisis menggunakan chi square. Hasil

penelitian menunjukkan sebanyak 3 anak dengan riwayat ASI eksklusif terjadi

diare, dan 11 anak tidak mengalami diare. Bayi dengan riwayat ASI tidak

eksklusif sebanyak 7 anak mengalami diare, dan 9 anak tidak mengalami diare.

Hasil penelitian ini didapatkan nilai p value (0,196) > 0,05 yang berarti tidak

signifikan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang

signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan angka kejadian diare pada bayi

usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Johar Baru. Saran untuk

penelitian selanjutnya untuk dapat mengkaji faktor-faktor terjadinya diare selain

asi eksklusif.

Kata kunci: ASI eksklusif, diare, MPASI

Page 5: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

v

Page 6: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS
Page 7: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS
Page 8: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sarah Audy Harun

Tempat, Tanggal Lahr : Jakarta, 22 Desember 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat Rumah : Jl. Kramat Pulo Gundul, no. K117, RT 003 RW 010

Nomor Telepon : 082237965794/087871900967

Email : [email protected]

Fakultas/Prodi : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Program Studi Ilmu Keperawatan

Riwayat Pendidikan

1. SDN Kenari 08 Jakarta 1999-2005

2. SLTPN 216 Jakarta 2005-2008

3. MA Pesantren PERSIS 69 Matraman 2008-2011

4. Universitas Islam Negeri 2011-sekarang

Riwayat Organisasi

1. Anggota RG-UG (OSIS) Bidang Pendidikan 2008-2009

2. Aggota Bendahara RG-UG 2009-2010

3. Anggota Karang Taruna Unit 13 2014-sekarang

Page 9: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

ix

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum wr.wb

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah

mencurahkan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam

semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

Penulisan skripsi ini berjudul “Hubungan Pemberian ASI Eksklusif

Dengan Angka Kejadian Diare pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Johar Baru” dalam rangka memenuhi syarat mendapatkan

gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep).

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak pengarahan

serta doa dan bantuan dari berbagai pihak. Berkat bimbingan dan doa dari

berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan, walaupun masih

banyak kekurangannya. Karena itu, dalam kesempatan kali ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Arif Sumantri S.KM, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah.

2. Ibu Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc, selaku Kepala Program Studi Ilmu

Keperawatan yang tidak bosan-bosannya memberikan pengarahan dan

bimbingannya kepada penulis.

3. Ibu Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB, selaku Sekretaris Program Studi

Ilmu Keperawatan.

Page 10: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

x

4. Ibu Nia Damiati, S.kp., MSN selaku dosen pembimbing akademik yang

selalu memberi pengarahan dan bimbingannya kepada penulis.

5. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang banyak memberikan dorongan dan

bantuan baik secara moral, finansial, maupun spiritual dalam penyelesaian

studi ini.

6. Adik dan kakak tercinta, Muhammad Aulia Pratam dan Bella Khairunnisa.

7. Ibu Ns. Kustati Budi Lestari, M.Kep dan Ibu Maftuhah, S.Kp., M.Kep.,

PhD selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar dan menyediakan

waktu luangnya untuk berdiskusi, memberikan pengarahan, dan

memotivasi penulis sejak awal penulisan masalah penelitian sampai

tersusunnya skripsi ini.

8. Ibu Ratna Pelawati, M.Biomed selaku Dosen Penguji penulis

mengucapkan terima kasih atas saran-saran perbaikan yang diberikan.

9. Dosen-dosen dan staf Program Studi Ilmu Keperawatan yang dengan sabar

dan semangat memberikan ilmu kepada penulis.

10. Kepada Kepala Dinas Kesehatan kota Jakarta Pusat dan Kepala Suku

Dinas Kesehatan kota Jakarta Pusat beserta staff yang telah membantu

penulis untuk kelancaran proses penelitian.

11. Kepada Petugas Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Johar Baru, yang

telah membantu dan bersedia meluangkan waktu untuk kelancaran proses

penyusunan skripsi.

Page 11: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

xi

12. Sahabat-sahabat penulis, Dayang Anindya, Andika Pujiastuti, Dewi

Sulistiani, Ilyati Syarfa dan Trisna Syahfitri serta Muhammad Alfian

Rahman yang saling memotivasi untuk tetap semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini.

13. Sahabat-sahabat penulis, Fitria, Lulu Baety, Fauziah Kamilah, dan Puteri

Indah Sari yang terus menerus memberikan dukungannya untuk penulis.

14. Rekan-rekan seperjuangan PSIK 2011 atas kerja sama, berbagi pemikiran,

pengertian, dan memberikan warna di hari-hari penulis.

Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-

baiknya. Namun demikian penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan.

Oleh karena itu demi kesempurnaan, penulis mengharapkan adanya kritik dan

saran agar skripsi ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan

datang.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Ciputat, Januari 2016

Sarah Audy Harun

Page 12: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... ii

ABSTRACT ........................................................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN ........................................................................ v

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR BAGAN ................................................................................................ xv

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

B. Rumusan masalah ............................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 8

A. ASI Eksklusif ................................................................................................... 8

B. MP ASI..........................................................................................................16

C. Susu Formula ................................................................................................. 19

D. Bayi ................................................................................................................ 23

E. Diare ............................................................................................................... 26

F. Mekanisme ASI Memerangi Diare ................................................................ 31

Page 13: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

xiii

G. Kerangka teori ............................................................................................... 34

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN

HIPOTESIS .......................................................................................................... 35

A. Kerangka Konsep .......................................................................................... 35

B. Definisi Operasional ...................................................................................... 36

C. Hipotesis ........................................................................................................ 37

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 38

A. Desain Penelitian ........................................................................................... 38

B. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 38

C. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................................ 39

D. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 40

E. Uji Validitas dan Reliabilitas ......................................................................... 41

F. Pengumpulan Data ......................................................................................... 42

G. Etika Penelitian .............................................................................................. 44

H. Pengolahan Data ............................................................................................ 45

I. Analisis Data ................................................................................................... 46

J. Penyajian Data ................................................................................................ 47

BAB V HASIL PENELITIAN ............................................................................ 48

A. Deskripsi Umum Tempat Penelitian .............................................................. 48

B. Hasil Analisis Univariat ................................................................................. 49

C. Hasil Analisis Bivariat ................................................................................... 53

BAB VI PEMBAHASAN ..................................................................................... 54

A. Hasil Uji Analisis ........................................................................................... 54

B. Keterbatasan Penelitan ................................................................................... 62

Page 14: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

xiv

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 63

A. Kesimpulan .................................................................................................... 64

B. Saran .............................................................................................................. 64

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

LAMPIRAN ..............................................................................................................

Page 15: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

xv

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Teori 34

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penlitian 35

Page 16: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional 36

Tabel 4.1 Kisi-kisi Instrumen Variabel Penelitian 40

Tabel 5.1 Hasil Analisis Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Johar Baru

49

Tabel 5.2 Hasil Analisis ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Johar Baru 50

Tabel 5.3 Hasil Analisis IMD di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Johar Baru

51

Tabel 5.4 Hasil Analisis MPASI di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Johar

Baru 51

Tabel 5.5 Hasil Analisis Pertama Kali diberi MPASI di Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Johar Baru 52

Tabel 5.6 Hubungan ASI Eksklusif dengan Angka Kejadian Diare 53

Page 17: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumen Perizinan Penelitian

Lampiran 2. Inform Consent

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

Lampiran 4. Hasil Uji Validitas Instrumen

Lampiran 5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Lampiran 6. Hasil Uji Normalitas Instrumen

Lampiran 7. Hasil Olahan SPSS Univariat

Lampiran 8. Hasil Olahan SPSS Bivariat

Page 18: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air Susu Ibu (ASI) merupakan cairan yang memenuhi kebutuhan gizi

bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit.

Keseimbangan zat-zat gizi dalam ASI berada pada tingkat terbaik dan air

susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda

(Yahya, 2005). Kandungan gizinya yang tinggi dan adanya zat kebal di

dalamnya membuat ASI tidak tergantikan oleh susu formula yang paling hebat

dan mahal sekalipun (Yuliarti, 2010).

WHO/UNICEF membuat deklarasi yang dikenal dengan Deklarasi

Innocenti (Innocenti Declaration) yang dilahirkan di Innocenti Italia tahun

1990. Deklarasi ini memuat hal-hal berikut. “Sebagai tujuan global untuk

meningkatkan kesehatan dan mutu makanan bayi secara optimal maka semua

ibu dapat memberikan ASI eksklusif dan semua bayi diberi ASI eksklusif sejak

lahir sampai berusia 4-6 bulan. Setelah berumur 4-6 bulan, bayi diberi

makanan pendamping/padat yang benar dan tepat, sedangkan ASI tetap

diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih. Pemberian makanan untuk bayi yang

ideal seperti ini dapat dicapai dengan cara menciptakan pengertian serta

dukungan dari lingkungan sehingga ibu-ibu dapat menyusui secara ekslusif”

(Roesli, 2007).

Pada tahun 1999, setelah pengalaman 9 tahun, UNICEF memberikan

klarifikasi tentang rekomendasi jangka waktu pemberian ASI eksklusif.

Page 19: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

2

Rekomendasi terbaru dari UNICEF bersama World Health Assembly dan

banyak negara lainnya adalah menetapkan jangka waktu pemberian ASI

eksklusif selama 6 bulan (Roesli, 2007).

Bukan saja organisasi dunia yang membahas tentang ASI, dalam Agama

Islam juga membahas mengenai pemberian ASI yang disebutkan dalam Firman

Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 233 yang artinya : “Para ibu

hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi

yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan

dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani

melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita

kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan waris

pun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua

tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa

atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka

tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang

patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha

Melihat apa yang kamu kerjakan” (Al-Baqarah [2]: 233).

Manfaat ASI bagi bayi yang utama adalah kolostrum atau susu pertama

yang mengandung antibodi yang kuat untuk mencegah infeksi dan membuat

bayi lebih kuat. ASI mengandung campuran yang tepat dari berbagai bahan

makanan yang baik untuk bayi. Selain manfaat dalam mencegah infeksi, ASI

juga mudah dicerna oleh bayi yang sistem pencernaannya belum sempurna

(Bahiyatun, 2009).

Page 20: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

3

Menurut WHO tahun 2011, menyatakan bahwa hanya 40% bayi di dunia

yang mendapatkan ASI eksklusif, sedangkan 60% bayi lainnya ternyata telah

mendapatkan MP ASI saat usianya <6 bulan. Hal ini bukan saja terjadi di

negara maju, melainkan juga di negara berkembang seperti di Indonesia.

Meningkatnya angka kesakitan dan kematian bayi di Indonesia

disebabkan karena ketidaktahuan dan ketidakpahaman masyarakat khususnya

ibu-ibu tentang pentingnya pemberian ASI (Depkes RI, 2009). Pemberian ASI

yang paling baik adalah pemberian ASI selama enam bulan yang akan

memberikan kekebalan alami untuk bayi (Roesli, 2004 dalam Noviana, 2011).

Menurut Riskesdas (2013), di Indonesia persentase pemberian ASI eksklusif

dalam 24 jam terakhir dan tanpa riwayat diberikan makanan dan minuman

lainnya semakin menurun seiring meningkatnya umur bayi dengan persentase

terendah pada umur 6 bulan yaitu sebesar 30,2% .

Pemberian MP ASI yang dini atau penghentian ASI eksklusif yang dini

bisa menyebabkan kejadian infeksi saluran pencernaan yang merupakan

penyebab tingginya angka kematian bayi di Indonesia (Depkes, 2009). Salah

satu penyakit infeksi saluran pencernaan itu adalah diare. Setiap tahunnya

sebanyak 6 juta anak meninggal di dunia karena penyakit diare. Sebagian

kematian tersebut terjadi di negara berkembang.

Berdasarkan laporan WHO, kematian karena diare di Indonesia sudah

menurun tajam. Walaupun angka kematian diare menurun, angka kesakitan

karena diare tetap tinggi terutama di negara berkembang seperti Indonesia

(Kemenkes RI, 2011). Diare di Indonesia masih menempati urutan kedua

Page 21: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

4

dalam urutan 10 penyakit terbanyak di populasi pada pelayanan primer

(Ibrahim, Manopo, dan Rompis, 2014).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menyatakan bahwa

insiden diare pada kelompok usia balita di Indonesia adalah 10,2%. Lima

provinsi dengan insiden diare tertinggi adalah Aceh, Papua, DKI Jakarta,

Sulawesi Selatan, dan Banten. Prevalensi diare dalam kelompok umur <1 tahun

adalah 16,5% (Depkes RI, 2011).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hardi, Masni, dan Rahma (2012) di

Makassar, diketahui bahwa dari 65 responden yang mendapat ASI eksklusif,

sebanyak 44 orang (67,69%) tidak terkena diare, dan hanya 21 orang (32,31%)

terkena diare. Sedangkan dari 155 responden yang tidak mendapat ASI

eksklusif sebagian besar yaitu sebanyak 82 orang (52,9%) terkena diare dan 73

orang (47,1%) tidak terkena diare. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara faktor pemberian ASI eksklusif dengan

kejadian diare dengan p value (0,01) < 0,05.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Tuban oleh Suwarni, Utami,

dan Nugrahini (2013) diperoleh hasil bahwa bayi (0-6 bulan) yang diberi ASI

saja sebagian besar tidak mengalami kejadian diare, yaitu 90,9%. Pada bayi

yang hanya diberi PASI sebagian besar (71,4%) mengalami diare, sedangkan

bayi yang diberi ASI dan PASI sebagian besar 60% tidak mengalami diare.

Kesimpulannya adalah bayi yang diberi ASI saja lebih jarang mengalami diare

dibandingkan dengan bayi yang diberi PASI.

Page 22: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

5

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, dari lima

anak yang diberi ASI eksklusif hanya satu yang mengalami diare, sedangkan

dari lima anak yang tidak diberi ASI eksklusif terdapat tiga anak yang

mengalami diare. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti merasa perlu

dilakukan penelitian mengenai hubungan ASI eksklusif dengan angka kejadian

diare di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Johar Baru.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diketahui bahwa pentingnya

pemberian ASI ekslusif juga penting untuk mencegah bayi mengalami

kekambuhan dari suatu penyakit karena di dalam ASI tersebut terdapat banyak

antibodi alami yang berguna untuk tubuh balita tersebut. Oleh karena DKI

Jakarta merupakan salah satu dari lima provinsi yang insiden diarenya

tertinggi, peneliti merasa masih perlu untuk meneliti lagi mengenai hubungan

pemberian ASI eksklusif dengan angka kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan

dimulai dari wilayah yang kecil terlebih dahulu yaitu di wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Johar Baru.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan angka kerjadian

diare di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Johar Baru.

Page 23: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

6

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik responden yang mengalami diare berdasarkan

usia.

b. Mengetahui prevalensi angka kejadian diare pada bayi yang diberi ASI

eksklusif.

c. Mengetahui prevalensi angka kejadian diare pada anak yang tidak diberi

ASI eksklusif.

d. Mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan angka kejadian

diare di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Johar Baru.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Tempat Peneliti

Dapat dijadikan bahan masukan guna meningkatkan pengetahuan para

ibu akan pentingnya ASI eksklusif untuk kesehatan buah hatinya.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti dibidang keperawatan

terutama tentang pentingnya ASI esklusif terhadap kesehatan anak dan juga

menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dibidang riset

keperawatan.

Page 24: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

7

3. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan bahan referensi untuk pembelajaran mahasiswa

keperawatan.

4. Bagi Keperawatan

Dapat dijadikan bahan acuan untuk dapat meningkatkan layanan

keperawatan, terutama dalam hal pencegahan diare pada anak.

Page 25: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dijelaskan tentang ASI eksklusif, diare, susu formula, dan

MPASI sesuai dengan teori-teori dan penelitian yang ada.

A. ASI Eksklusif

1. Definisi ASI Ekslusif

ASI adalah cairan yang memenuhi kebutuhan gizi bayi dan

melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit.

Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik.

Pada saat yang sama ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang

mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf

(Yahya, 2007). Eksklusif menurut kamus bahasa Indonesia mempunyai arti

“khusus atau terpisah dari yang lain.”

ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa makanan dan

minuman lain. Pemberian ASI eksklusif dianjurkan sampai enam bulan

pertama kehidupan bayi (Depkes RI, 2005).

Jadi, ASI ekslusif adalah pemberian cairan yang mengandung zat gizi

yang sangat baik untuk tubuh bayi sesegera mungkin, setelah bayi lahir

sampai bayi tersebut berusia 6 bulan, tanpa pemberian cairan atau makan

pendamping lainnya.

Page 26: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

9

2. Pemberian ASI

Waktu pemberian ASI sebaiknya secepatnya setelah bayi dilahirkan.

Agar kolostrum yang terdapat di dalam ASI pertama dapat langsung diserap

dan masuk ke dalam tubuh bayi. Jadi, apabila sang ibu sudah siap untuk

menyusui bayinya, sebaiknya minta kepada perawat untuk meletakkan bayi

ke payudara ibunya. Pada awalnya mungkin bayi akan merasa tidak tertarik,

karena kebanyakan bayi akan memerlukan sedikit waktu untuk memulai

proses menyusui (Suririnah, 2009).

Pemberian ASI untuk bayi kembar yang full-term dapat dilakukan

dengan bersamaan segera setelah lahir. Pemberian ASI secara bersamaan

mendorong produksi segera susu yang dibutuhkan bagi kedua bayi dan

menjadikan susu yang normalnya hilang karena reflex letdown, menjadi

tersedia bagi si bayi. Pemberian ASI untuk satu bayi saja dapat dilakukan

dengan menukar-nukar payudara ibu secara bergantian (Wong &

Hockenberry, 2009).

Pemberian ASI dengan cara dan waktu yang tepat penting untuk

berlangsungnya proses pemberian ASI yang menyenangkan bagi ibu dan

bayinya (Suririnah, 2009). Menurut Wong (2009), ada tiga kriteria utama

yang menjadi esensi dalam peningkatan pemberian ASI yang positif, yaitu

teknik menghisap yang benar, jadwal pemberian yang tidak kaku, dan

pemberian posisi yang benar pada pemberian ASI, artinya mulut terbuka

lebar, lidah di bawah areola, dan pemerahan susu dengan isapan perlahan

dan dalam.

Page 27: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

10

Pemberian ASI boleh dilakukan kapan saja, sebaiknya diberi jeda dari

pemberian ASI sebelumnya selama 2-3 jam. Pemberian ASI yang benar

dimulai dari posisi duduk ibu yang nyaman dan tegak, bila perlu gunakan

bantal untuk menyokong punggung ibu. Selain dengan posisi duduk, ibu

juga dapat memberi ASI dengan posisi tidur walaupun kurang disarankan

(Suririnah, 2009).

Setelah mendapat posisi yang nyaman, ibu dapat meletakkan bayi ke

dekat payudara ibu, dengan kepala dan pundak bayi menghadap ibu.

Gunakan telunjuk dan ibu jari untuk memegang daerah areola. Sentuhkan

puting susu ke arah mulut bayi, sampai mulut bayi terbuka lebar. Lalu

masukkan puting susu ibu secara penuh dan bagian areola sebanyak

mungkin ke dalam mulut bayi. Setelah itu dekap bayi ke arah tubuh ibu

sampai hidung bayi dan dagunya menyentuh payudara ibu (Suririnah, 2009).

Gunakan kedua payudara secara bergantian setiap menyusui. Selalu

kosongkan payudara sebelum menggantinya dengan payudara yang satunya

sehingga bayi mendapatkan komposisi nutrisi yang penuh (Suririnah, 2009).

Agar tidak lupa payudara mana yang belum disusukan ke bayi, ibu dapat

menggunakan saputangan atau peniti di bra payudara yang belum disusukan

sebagai penandanya.

Setelah menyusui, sebaiknya ibu jangan langsung melepaskan payudara

dari mulut bayi. Biarkan bayi yang melepaskan puting susu ibu dari

mulutnya. Atau ibu dapat meletakkan jari kelingking ibu yang bersih di

sudut mulut bayi, dan keluarkan puting ibu secara perlahan.

Page 28: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

11

Untuk ibu yang merasa sibuk bekerja dan tidak mempunyai waktu

untuk memberi ASI secara langsung untuk bayinya, dapat memerah susunya

lalu masukkan ke dalam botol dan masukkan ke dalam lemari pendingin

atau ke dalam freezer.

Pemerahan ASI dapat menggunakan dua cara, yaitu memerah

menggunakan tangan dan dapat juga menggunakan pompa ASI. Ada

beberapa hal yang harus diperhatikan apabila ingin memerah ASI, baik

menggunakan tangan maupun pompa ASI. Yang pertama adalah jaga selalu

kebersihan dengan mencuci tangan dan membersihkan payudara sebelum

memerah ASI. Kedua, siapkan botol susu dan tutupnya yang sebelumnya

sudah disterilisasi terlebih dulu. Ketiga, jaga kebersihan alat pompa ASI

(Suririnah, 2009).

Selain ketiga hal diatas, hindari juga menekan payudara dengan keras

karena dapat menyebabkan memar, dan hindari menarik putting dan

payudara karena dapat menyebabkan kerusakan jaringan (Sinsin, 2008).

Cara memerah ASI dengan tangan (Suririnah, 2009): sebelumnya

cucilah tangan dan payudara sebelum memerah. Siapkan wadah steril yang

akan digunakan. Kemudian Peganglah bagian bawah payudara dengan satu

tangan, sedangkan tangan yang satunya memijat payudara ke arah areola.

Pijatlah seluruh payudara dengan cara ini menggunakan seluruh telapak

tangan bukan jari-jari. Lalu Dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk,

peraslah secara lembut dan perlahan daerah areola. Teruslah memijat bagian

ini untuk mengeluarkan ASI. Setelah ASI keluar, tampunglah ASI di wadah

Page 29: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

12

yang bersih dan steril. Lakukan pada payudara yang satunya dengan cara

yang sama.

Setelah ASI selesai diperas, berikan label waktu dan tanggal

pengambilan pada setiap botol atau wadah setiap selesai memerah ASI.

Simpanlah ASI untuk diberikan kemudian.

3. Penyimpanan ASI

ASI tidak perlu disimpan di lemari pendingin atau freezer apabila akan

diberikan kepada bayi dalam waktu 6-8 jam, cukup saja diletakkan dalam

suhu ruang. ASI juga dapat tahan 4x24 jam apabila disimpan dalam wadah

yang telah disterilkan dan disimpan dalam lemari pendingin (K.D, 2007).

ASI juga dapat disimpan dalam keadaan beku hingga enam bulan. Apabila

disimpan lebih dari enam bulan, maka akan menyebabkan zat gizi yang

terkandung dalam ASI tersebut dapat terurai (hilang) (Suririnah, 2009).

ASI yang disimpan dalam termos berisi es batu dapat tahan hingga 24

jam. Bila akan diberikan dalam waktu 72 jam, ASI disimpan di dalam

lemari pendingin (dibawah lima derajat celsius, bukan dibekukan). Bila

akan diberikan dalam waktu tiga bulan, ASI disimpan dalam freezer,

dibekukan pada suhu dibawah -18 derajat celcius. Dengan penyimpanan

khusus ini dapat dibekukan untuk enam bulan. Membekukan ASI akan

merusak beberapa antibodi dalam susu, dan sebaiknya sedapat mungkin

menggunakan ASI segar (Suririnah, 2009).

Ibu pekerja dapat memeras ASI terlebih dahulu sebelum berangkat

kerja, lalu disimpan disuhu ruangan atau di dalam lemari pendingin. Setelah

Page 30: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

13

dibekukan, ASI tidak dibenarkan untuk dipanaskan sampai mendidih karena

akan merusak bukan saja proteinnya tetapi juga zat-zat kekebalannya

(Nasar, Hendarto, & Muaris, 2005).

Ada beberapa cara menghangatkan ASI tergantung cara penyimpanan

ASI tersebut. Untuk ASI yang disimpan di lemari pendingin cukup

dihangatkan dengan cara meletakkan botol di wadah berisi air hangat

selama 15 menit, sambil dikocok secara perlahan. Untuk ASI beku, setengah

jam sebelum waktu menyusui, rendamlah di dalam wadah berisi air hangat.

Gantilah air hangat beberapa kali sampai ASI mencair dan suhu ASI cukup

hangat.

ASI beku dapat dipindahkan ke lemari pendingin bagian bawah

semalam sebelum diberikan kepada bayi. Saat akan diberikan esok hari,

susu akan mencair, kemudian hangatkan. ASI beku yang dicairkan dapat

tahan 24 jam dalam lemari pendingin. Buanglah ASI yang tersisa setelah

diberikan kepada bayi.

4. Manfaat ASI

ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi yang mengandung

komposisi zat gizi serta zat antibodi yang dapat membuat bayi kebal

terhadap penyakit. ASI memiliki unsur-unsur yang memenuhi semua

kebutuhan bayi akan nutrien selama periode sekitar enam bulan, kecuali jika

ibu mengalami keadaan gizi yang kurang baik. Komposisi ASI akan

berubah sejalan dengan kebutuhan bayi.

Page 31: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

14

Keberadaan antibodi dan sel-sel makrofag dalam kolostrum dan ASI

memberikan perlindungan terhadap jenis-jenis infeksi tertentu. Imunitas

terhadap infeksi enteral, dan infeksi parenteral pada taraf yang lebih rendah

berasal dari antibodi. Oleh karena itu, bayi-bayi yang mendapat ASI secara

penuh jarang terjangkit oleh peyakit diare yang menular atau necrotizing

enterocolitis. Infeksi pernapasan dan telinga juga lebih jarang terjadi pada

bayi-bayi yang disusui sendiri oleh ibunya.

Ada banyak manfaat yang terkandung dalam ASI. Salah satu

kandungan ASI yang sangat fenomenal adalah kolostrum (Yuliarti, 2010).

Kolostrum adalah ASI stadium I dari hari pertama sampai hari keempat.

Setelah persalinan komposisi kolostrum mengalami perubahan, bukan lagi

kolostrum melainkan menjadi ASI yang matur. Menurut Farrer (2001),

kolostrum disekresikan oleh payudara selama kehamilan dan dalam 2-3 hari

pertama setelah melahirkan, setelah itu menjadi ASI yang matur. Sedangkan

menurut Verralls (2003), kolostrum berubah menjadi ASI yang matur

berlangsung selama 14 hari pertama kehidupan bayi.

Kolostrum mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih banyak dari ASI

matur. Zat kekebalan yang terdapat pada ASI akan melindungi bayi dari

penyakit diare. Kandungan dari kolostrum antara lain: Protein 8,5%, Lemak

2,5% Karbohidarat 3,5%, Garam dan Mineral 0,4%, Air 85,1%, Vitamin

A,B,C,D,E, dan vitamin K dalam jumlah yang sangat sedikit, Leukosit (sel

darah putih), dan sisa epitel yang mati.

Page 32: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

15

Berdasarkan penelitian, paling tidak ada empat manfaat kolostrum pada

ASI yang sangat berguna bagi bayi, antara lain (Yuliarti, 2010): yang

pertama, kolostrum mengandung zat kekebalan -terutama immunoglobulin

A (IgA)- untuk melindungi bayi dari berbagai peyakit infeksi, seperti diare.

Kedua, jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi, tergantung isapan bayi

pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit, namun cukup untuk

memenuhi kebutuhan gizi bayi. Ketiga, kolostrum mengandung protein dan

vitamin A yang tinggi, serta mengandung karbohidrat dan lemak yang

rendah sehingga sesuai dengan kebutuan gizi bayi pada hari-hari pertama

kelahiran bayi. Keempat, kolostrum membantu mengeluarkan mekonium,

yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.

Pada ASI juga terdapat Taurin, DHA, dan AA. Taurin adalah sejenis

asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI, yang berfungsi sebagai

neurotransmiter yang berperan penting untuk proses pematangan sel otak.

Decosahexid acid (DHA) dan arachidonic acid (AA) adalah asam lemak tak

jenuh berantai panjang yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak

yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk

menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. DHA dan AA dalam ASI

dapat dibentuk dari substansi pembentuknya, yakni masing-masing omega 3

(asam linolenat) dan omega 6 (asam linoleat) (Yuliarti, 2010).

Selain kualitas fisiologis ASI, keuntungan psikologis yang luar biasa

dari pemberian ASI adalah keeratan hubungan ibu-bayi. Bayi didekap

sangat dekat dengan kulit ibu, dapat mendengarkan irama denyut

jantungnya, dapat merasakan kehangatan tubuhnya, dan memiliki perasaan

Page 33: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

16

keamanan yang damai. Ibu memiliki perasaan menyatu sangat dekat dengan

anaknya dan merasa tuntas dan puas ketika bayi mengisap ASI darinya. ASI

juga memberikan perlindungan terhadap obesitas, alergi, diabetes, dan

aterosklerosis, meskipun buktinya belum ada (Wong & Hockenberry, 2009).

Bayi yang mendapat ASI, terutama diatas 2-3 bulan, cenderung tumbuh

lebih memuaskan namun lebih lambat dari bayi yang mendapat susu botol

(Dewey dkk, 1991 dalam Wong & Hockenberry, 2009).

Selain dapat dirasakan oleh bayi, ternyata manfaat ASI pun dapat

dirasakan oleh ibu. Cukup banyak juga manfaat ASI yang dapat dirasakan

oleh ibu, diantaranya ibu dapat terhindar dari kanker payudara dan kanker

ovarium. Hasil pusat penelitian kanker di Inggris menyatakan bahwa para

ibu yang menyusui selama enam bulan dapat mengurangi terkena kanker

payudara dan kanker ovarium. Selain itu, ASI juga dapat melangsingkan

tubuh ibu, semakin lama ibu menyusui, semakin cepat tubuhnya pulih pasca

persalinan (Novita, 2007).

B. Makanan Pendamping ASI (MP ASI)

Makanan Pendamping ASI (MPASI) adalah makanan pelengkap atau

tambahan bagi bayi yang harus menjadi pelengkap dan dapat memenuhi

kebutuhan bayi dan menutupi kekurangan zat gizi yang terkandung dalam ASI

(Sitompul, 2012). Setelah bayi berusia enam bulan, sistem imunitas bayi sudah

mulai sempurna. Menurut penelitian dari badan kesehatan dunia sistem

pencernaan bayi sudah membentuk enzim pemecah protein seperti asam

lambung, pepsin, lipase, dan enzim amilase. Setelah berusia enam bulan juga

Page 34: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

17

usus bayi telah matang dan mulai mengeluarkan imonuglobulin protein IgA

yang melapisi usus dan mencegah masuknya protein yang memicu alergi

(Nurdiansyah, 2011). Oleh karena itu bayi sudah mulai bisa diberikan MPASI

setelah berusia enam bulan.

Setelah bayi berumur enam bulan, secara perlahan bayi memerlukan

nutrisi tambahan sebagai pelengkap ASI. Makanan pelengkap tersebut bisa

berupa sari buah, atau buah-buahan, makanan lunak, dan akhirnya makanan

lebih keras seperti nasi (Suryanah, 1996). Tujuan pemberian makanan

pelengkap ini adalah melengkapi zat gizi ASI yang sudah mulai berkurang.

Pada usia lebih dari enam bulan ini adalah saat-saat bayi membutuhkan

nutrisi lebih dari yang ada di dalam ASI. Semakin bertambahnya usia bayi

maka pertumbuhan dan perkembangan bayi juga semakin meningkat, dan

membutuhkan nutrisi lebih untuk menunjang pertumbuhan dan

perkembangannya, sedangkan produksi ASI semakin menurun, olhe karena itu

bayi sangat memerlikan makanan tambahan (Suryanah, 1996).

Makanan pendamping ASI bisa diberikan secara bertahap mulai dari

bentuk cair yang dilanjutkan agak kental sampai menjadi makanan padat.

Komposisi makanan pendamping ini perlu diperhatikan, biasanya terdiri dari

(Soenardi, 2009):

1. Karbohidrat seperti beras, kentang, pasta, mi dan tepung-tepungan

2. Sumber protein seperti daging, ikan, ayam, hati, telur, kacang-kacangan, dan

hasil olahannya seperti tahu dan tempe

Page 35: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

18

3. Sayuran dan buah sebagai sumber vitamin dan mineral.

WHO tahun 2012 menyatakan bahwa MP ASI harus ditambahkan ke

dalam diet bayi ketika ASI sudah tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan

gizi bayi. Pengaturan makanan untuk bayi sehat (Supartini, 2004):

1. untuk bayi usia 0-6 bulan berikan hanya ASI saja

2. untuk bayi usia 6 bulan diberikan dua kali bubur susu, buah-buahan, dan

telur

3. bayi usia 6-7 bulan dapat dimulai dengan pemberian nasi tim dengan

campuran antara beras, sayuran, dan daging atau ikan

4. bayi usia 8-12 bulan diberikan nasi tim dengan frekuensi tiga kali sehari,

dan bubur susu sudah tidak diberikan lagi

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan padat:

1. bayi telah siap menerima makanan dalam bentuk padat

2. berikan makanan padat sesuai kemampuan anak mengunyah

3. observasi tanda alergi makan

4. kenalkan jenis makanan untuk satu waktu

5. bila bayi berasal dari keluarga vegetarian, tambahkan zat besi

6. apabila jumlah makanan yang dikonsumsi lebih banyak, asupan susu harus

dikurangi

7. biarkan bayi mencoba mengenal cara makan

Page 36: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

19

8. jangan terburu-buru dalam memberi makan, terutama makanan padat

9. berikan makanan pada saat anak lapar

Terdapat tanda-tanda bayi yang siap menerima makanan padat. Tanda-

tandanya adalah sebagai berikut (Prabantini, 2010): pertama, bayi sudah mulai

memasukkan jari ke mulut dan mengunyahnya. Kedua, berat badan bayi sudah

mencapai dua kali lipat berat lahir. Lalu, bayi sudah merespon dan membuka

mulut saat disuapi. Keempat, hilangnya refleks menjulurkan lidah.

Tanda yang kelima adalah bayi lebih tertarik pada makanan

dibandingkan botol susu atau puting ibu. Keenam, bayi rewel atau gelisah,

padahal sudah diberi ASI atau susu fomrula sebanyak 4-5 kali sehari. Ketujuh,

bayi sudah dapat duduk disangga dan dapat megontrol kepalanya pada posisi

tegak dengan baik. Tanda yang terkahir adalah, keingintahuannya terhadap

makanan semakin besar.

Pemberian MPASI untuk bayi selain memberi nutrisi juga dapat melatih

motorik bayi dalam memegang makanannya. Metode ini disebut sebagai Baby-

led Weaning (BLW). Metode BLW ini artinya tidak memberikan MPASI

berbentuk kental yang disuapkan pada bayi, melainkan memberikan

kesempatan pada bayi untuk memgang dan menyuap makanannya sendiri

(Sitompul, 2012).

C. Susu Formula

Susu formula dapat diberikan kepada bayi dengan alasan tertentu yang

tepat. Contohnya, apabila sang ibu mengalami infeksi di bagian puting

Page 37: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

20

payudaranya. Agar bayi tidak tertular penyakit infeksi yang diderita ibu maka

ASI dapat diganti dengan susu formula.

Susu formula yang beredar di pasaran sangat bermacam-macam

kandungan gizinya. Ada yang mengandung Omega 3, DHA, AA/ARA,

prebiotik FOS, laktoferin, laktulosa, dan lain-lain. Semua ini memberi manfaat

lebih bagi kesehatan bayi dan anak. Untuk bayi dengan kondisi tertentu,

sebaiknya pemilihan susu formula dikonsultasikan terlebih dahulu dengan

dokter spesialis anak atau ahli gizi (K.D, 2007).

Sebagian besar susu formula untuk bayi terbuat dari susu sapi atau

kedelai. Kecuali pada keadaan yang sangat langka. Susu formula yang

ditambah zat besi adalah yang terbaik. Susu formula yang rendah kandungan

zat besinya dianjurkan pada keadaan yang langka seperti hiperfenemia

(cadangan zat besi berlebihan). Penggunaan susu rendah zat besi menjadikan

anak berisiko terkena anemia dan skor uji kognitif yang rendah pada usia lima

tahun (Simkin, Whalley, and Keppler, 2010).

Secara umum, susu formula dapat dikelompokkan menjadi susu formula

awal, susu formula lanjutan, susu formula growing up, dan susu formula

khusus. Susu formula awal yaitu untuk bayi berumur 0-6 bulan. Susu formula

lanjutan yaitu untuk bayi berumur 6-12 bulan. Susu formula growing up untuk

anak berusia diatas satu tahun. Susu formula khusus antara lain susu formula

prematur, susu rendah atau bebas laktosa, susu formula kedelai, susu formula

hipoalergenik, dan lain-lain (Nasar, Hendarto, dan Muaris, 2005).

Susu formula awal dibuat dengan bahan dasar susu sapi dengan

komposisi zat gizi yang mendekati ASI tetapi tidak sama dengan ASI. Ada

Page 38: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

21

beberapa produk yang menyebutkan bahwa susu ini juga dapat dikonsumsi

bayi sampai berumur satu tahun, karena kebutuhan bayi diatas enam bulan

tidak jauh beda dengan bayi berumur dibawah enam bulan. Sedikit perbedaan

hanya pada kebutuhan protein dengan kandungan whey/casein: 60/40 dan

beberapa vitamin dan mineral (Nasar, Hendarto, dan Muaris, 2005).

Menurut Wong & Hockenberry (2009), ada perbedaan bermakna antara

susu sapi dengan ASI. Susu sapi mengandung lebih banyak protein whey dan

casein dibanding ASI. Presentase whey dan casein dalam susu sapi melebihi

kadar kebutuhan bayi. Protein casein yang berlebihan dapat menyebabkan

terbentuknya gumpalan keju keras dan besar. Bayi yang diberi whey dan casein

sesuai dengan kebutuhannya, seperti pada ASI, maka pengosongan lambung

lebih cepat.

Susu formula lanjutan komposisinya tidak jauh beda dengan susu

formula awal. Hanya saja pada kandungan protein, vitamin, dan mineralnya

sedikit lebih tinggi yang disebabkan karena kebutuhan bayi juga bertambah

(Muaris, 2009). Susu formula kedelai dibuat dengan komposisi sama dengan

susu sapi, kecuali karbohidrat dan proteinnya.

Biasanya susu kedelai diberikan untuk bayi yang mengalami kelainan

metabolisme bawaan seperti ketidakmampuan mencerna laktosa karena

kekurangan enzim, dan bayi yang mengalami diare akut yang disertai

gangguan mencerna laktosa sekunder. Susu kedelai ini juga dapat menjadi

alternatif untuk bayi yang alergi dengan susu sapi. Kekurangan susu formula

ini adalah rasanya yang tidak seenak susu sapi (Nasar, Hendarto, dan Muaris,

2005).

Page 39: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

22

Susu formula untuk bayi prematur penggunaannya harus dengan

petunjuk dokter. Karena fungsi saluran cerna bayi prematur belum sempurna.

Oleh karena itu, susu formula ini dibuat dengan merubah bentuk karbohidrat,

protein dan lemak menjadi bentuk yang lebih mudah dicerna oleh bayi. Selain

itu, kandungan energi yang terdapat dalam susu ini dibuat lebih tinggi dari

formula bayi cukup bulan (Nasar, Hendarto, dan Muaris, 2005).

Pada referensi lain ada yang mengelompokkan jenis susu formula

menjadi tiga jenis, yaitu starting formula, follow up formula, dan special

formula. Starting formula yaitu untuk bayi berusia 0-6 bulan. Susu jenis ini

dibagi menjadi dua macam, yaitu complete starting formula dan adapted

starting formula. Complete starting formula untuk bayi lahir tanpa ada syarat

khusus. Adapted starting formula untuk bayi yang lahir dengan pertimbangan

khusus untuk fisiologisnya dengan syarat rendah mineral, digunakan lemak

tumbuhan sebagai sumber energi, dan susunan zat gizi yang mendekati ASI

(K.D, 2007).

Follow up formula untuk bayi berumur 6-12 bulan. Spesial formula

disebut juga formula edit. Formula edit ini terdiri dari empat macam susu, yaitu

susu bebas laktosa untuk bayi yang pencernaannya tidak tahan terhadap

laktosa, susu dengan protein hidrolisate dan lemak sederhana untuk bayi

dengan diare akut atau kronis, susu formula bayi prematur dan BBLR, dan susu

penambah energi sebagai menu tambahan. Susu penambah energi juga

dapatanya diberikan untuk anak yang sulit makan dan nafsu makannya kurang

(K.D, 2007).

Page 40: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

23

D. Bayi

Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan

mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta

mulai berfungsinya organ-organ tubuh, dan pada pasca neonatus bayi akan

mengalami pertumbuhan yang sangat cepat (Perry & Potter, 2005).

Masa bayi dibagi menjadi dua tahap perkembangan. Tahap pertama (1-

12) bulan dan tahap kedua (1-2 tahun). Pertumbuhan pada bayi dapat dilihat

dari pertumbuhan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, gigi, dan organ-

organ tubuh (Hidayat, 2008).

Pada bayi yang lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali

pada hari ke-10. Berat badan menjadi 2x berat badan lahir saat bayi berumur

lima bulan dan menjadi 3x berat badan lahir saat berumur satu tahun

(Soetjiningsih, 2007). Pada umumnya tinggi badan rata-rata waktu lahir adalah

50 cm. Pada usia 0-6 bulan bayi akan mengalami penambahan tinggi badan

sekitar 2,5 cm setiap bulannya. Pada usia 6-12 bulan mengalami penambahan

tinggi badan hanya sekitar 1,25 cm setiap bulannya (Hidayat, 2008).

Lingkar kepala pada waktu lahir rata-rata 34 cm. Pada anak umur 6 bulan

lingkar kepala rata-ratanya adalah 44 cm, dan saat umur 12 bulan lingkar

kepalanya menjadi 47 cm. Pertumbuhan kepala mengikuti pertumbuhan otak,

demikian pula sebaliknya. Berat otak bayi pada saat lahir adalah 1/4 berat otak

dewasa, tetapi jumlah selnya sudah mencapai 2/3 jumlah sel otak orang

dewasa. Pertumbuhan gigi pertama pada bayi adalah sekitar usia 5-9 bulan.

Page 41: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

24

Pada umur satu tahun sebagian besar anak mempunyai 6-8 gigi susu

(Soetjiningsih, 2007).

Sejak lahir, bayi sudah mengalami pertumbuhan organ-organ tubuhnya.

Secara umum bayi memiliki empat pola pertumbuhan organ, yaitu: pola umum,

pols neural, pola limfoid, dan pola genital. Pertumbuhan yang mengikuti pola

umum adalah tulang panjang, otot skelet, sistem pencernaan, pernafasan,

peredaran darah, dan volume darah. Pertumbuhan jaringan limfoid mencapai

maksimum sebelum adolesensi. Organ-organ reproduksi mengikuti pola

genital, dimana pertumbuhannya lambat pada pra-remaja, kemudian disusul

pacu tumbuh adolesen yang pesat (Soetjiningsih, 2007).

Perkembangan motorik halus pada usia 1-4 bulan adalah dapat

melakukan hal-hal seperti memegang suatu objek, mengikuti objek dari sisi ke

sisi, mencoba memgang dan memasukkan benda ke dalam mulut, memegang

benda tapi terlepeas, memerhatikan tangan dan kaki, memegang benda dengan

kedu tangan, serta menahan benda di tangan walaupun hanya sebentar. Saat

usia 4-8 bulan, bayi sudah isa menggunkan ibu jari dan telunjuk untuk

memegang, mampu menahan kedua benda di kedua tangan secara simultan,

menggunakan bahu dan tangan sebagai satu kesatuan, serta memindahkan

objek dari satu tangan ke tangan yang lain. Usia 8-12 bulan perkembangan

motorik halus adalah mencari atau meraih benda kecil, bila diberi kubus

mampu memindahkan, mengambil, memegang dengan telunjuk dan ibu jari,

membenturkannya, serta meletakkan benda atau kubus ke tempatnya (Hidayat,

2008).

Page 42: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

25

Perkembangan motorik kasar pada usia 1-4 bulan dimulai dengan

mengangkat kepala, mencoba duduk namun ditopang, duduk dengan kepala

tegak, kontrol kepala sempurna. Usia 4-8 bulan perkembangan motorik kasar

adalah sudah mulai mengangkat kepala dengan melakukan gerakan menekan

kedua tangannya, mampu membalikkan badan, beangkit dengan kepala tegak,

berguling dari telentang menjadi tengkurap. Saat usia 8-12 bulan, bayi sudah

mampu duduk tanpa pegangan, berdiri dengan pegangan dan bangkit lalu

berdiri (Hidayat, 2008).

Dalam tahun pertama kehidupan anak yang terpenting adalah penerapan

pola makan dan pola tidur (Behrman, Kleigman, & Arvin, 2000). Pemberian

makanan yang benar ataupun salah dapat berdampak pada psikologis dan

fisiologis bayi. Dampak psikologisnya diantaranya adalah (Supartini, 2004):

1. Psikodinamik (Freud)

Fase penting bayi bayi adalah fase oral. Fase oral berhasil silalui

apabila anak mendapatkan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan oral saat

makan dan minum. Dampak psikodinamik yang diperoleh bayi adalah

kepuasan karena terpenuhinya kebutuhan dasar dan kehangtan saat

pemenuhan kebutuhan dasar tersebut.

2. Psikososial (Erikson)

Menurut pendekatan psikososial, fase awal tumbuh kembang anak

adalah tercapainya rasa percaya. Makanan dapat merupakan stimulus yang

dapat meringnakan rasa lapar anak, dan pemuasan yang konsisten terhadap

Page 43: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

26

rasa lapar dapat memenuhi kepercayaan anak pada lingkungannya terutama

keluarga.

3. Maturasi Organik (Piaget)

Perkembangan organik yang dialami anak melalui makanan adalah

pengalaman mendapatkan beberapa sensoris, seperti rasa atau pengecapan,

penciuman, pergerakan, dan perabaan. Selain itu, dengan makanan anak

akan dapat meningkatkan keterampilan, seperti memegang botol susu,

memgang cangkir, sendok, dan keterampilan koordinasi gerak, seperti

menyuap dan menyendok makanan.

Dampak fisiologis yang terjadi akibat makanan adalah terpenuhinya

nutrisi anak untuk menunjang pertumbuhan fisiknya. Apabila asupan makanan

yang diberikan tidak adekuat ataupun terpapar kuman atau bakteri, yang terjadi

adalah bayi akan mengalami reaksi alergi ataupun intoleran. Intoleran dan

alergi ini berbeda, karena jika intoleran tidak melibatkan sistem imunitas,

sedangkan alergi melibatkan sistem imunitas. Reaksi intoleran dan reaksi alergi

diantaranya timbul bercak-bercak kemerahan, infeksi telinga atau asma, pilek,

mata merah dan berair, mual dan muntah, dan diare (Soenardi, 2009).

E. Diare

1. Definisi Diare

Aktivitas Buang Air Besar (BAB) pada bayi baru lahir biasanya terjadi

setiap dua hari atau tiga hari sekali jika hanya mengkomsumsi ASI

(Santoso, 2010). Pada hari-hari pertama kelahirannya, kotoran bayi

Page 44: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

27

berwarna kehitaman (biasa disebut mekonium) yang disebabkan sisa cairan

ketuban yang ada di usus bayi. Mekonium ini harus dikeluarkan bayi setelah

24 jam setelah kelahiran. Seiring dengan bertambahnya usia bayi, maka

warna kotorannya pun akan berubah menjadi hiaju kecokelatan pada akhir

minggu pertama, kemudian menjadi cokelat kekuningan dengan bentuk

yang tidak terlalu lengket (Nurdiansyah, 2011).

Frekuensi BAB bayi baru lahir yang hanya diberi ASI saja dalam sehari

bisa sebanyak lima kali (Sears dan Sears, 2007). Ketika BAB pada bayi

menjadi sangat sering (lebih dari lima atau enam kali sehari), berarir (tidak

hanya lembek), berbau tidak enak, hijau, dan adanya darah atau lendir pada

kotoran bayi maka itu bisa menjadi tanda-tanda bayi mempunyai masalah

pada sistem pencernaannya seperti menderita diare (Nurdiansyah, 2011).

Diare didefinisikan sebagai pengeluaran feses yang lunak dan cair

(Grace & Borley, 2006). Diare adalah kehilangan banyak cairan dan

elektrolit melalui tinja (Behrman, Kleigman, & Arvin, 2000). Diare adalah

kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang tidak biasa, juga perubahan

dalam jumlah dan konsistensi (feses cair) (Baughman & Hackley, 2000).

Diare adalah evakuasi feses cair secara berlebihan dan cepat. Secara

definisi, tinja diare mengandung sekurang-kurangnya 90% air (Schwartz,

2000).

Jadi, diare adalah pengeluaran feses lunak sampai dengan cair yang

sering, lebih dari tiga kali sehari, dan disertai kehilangan banyak cairan dan

elektrolit melalui tinja dengan atau tanpa adanya darah.

Page 45: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

28

2. Etiologi Diare

Penyebab diare dapat meliputi penyakit fungsional, penyakit kolon

organik (kolitis, neoplasma), gangguan usus kecil (penyakit peradangan

usus, malabsorpsi, fistula, dan usus pendek), penyakit pankreas dan biliaris,

infeksi enterik (bakteri, parasit), gangguan metabolik (tiroid, uremia,

paratiroid), dan obat-obatan (Schwartz, 2000).

Penyebab diare akut dapat karena infeksi (bakteri, virus, jamur, parasit),

toksin (toksin bakteri dan racun kimia), makanan, obat, dan penyebab

visera. Sedangkan penyebab diare kronis dapat karena infeksi, peradangan,

obat-obatan, malabsorpsi, endokrin, gangguan motilitas, gangguan

infiltratif, dan tumor yang menghasilkan hormon (Graber, 2006).

3. Klasifikasi Diare

Berdasarkan waktunya diare dibagi menjadi dua macam, yaitu: yang

pertama adalah diare akut: peningkatan frekuensi yang abnormal dan

penurunan konsistensi tinja selama kurang dari dua minggu. Diare akut

adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh berbagai bakteri,

virus, patogen parasitik (Wong & Hockenberry, 2004). Kedua adalah diare

kronis: diare yang menetap selama lebih dari dua minggu (Graber, 2006).

Menurut Depkes RI (2010), diare dibagi menjadi tiga klasifikasi

berdasarkan tanda dehidrasi. Klasifikasi pertama adalah diare tanpa

dehidrasi yaitu diare yang tidak ditemukan tanda-tanda dehidrasi.

Klasifikasi yang kedua yaitu diare dengan dehidrasi ringan atau sedang

yaitu didapatkan dua atau lebih tanda-tanda dehidrasi ringan atau sedang.

Page 46: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

29

Klasifikasi yang ketiga yaitu diare dengan dehidrasi berat yaitu

ditemukannya dua atau lebih tanda-tanda dehidrasi berat. Jika diare lebih

dari 14 hari dibagi menjadi dua klasifikasi yaitu diare persisten berat dan

diare persisten. Jika didapatkan adanya darah dalam tinja maka diare

tersebut disebut disentri.

4. Manifestasi Klinis

Gejala-gejala diare adalah peningkatan kadar air dalam tinja dan

peningkatan jumlah dan volume tinja (Gribble, 2011). Menurut thompson

(2003) bahwa gejala yang sering muncul pada batita yang diare adalah feses

yang cair, berbau, dapat mengandung lendir, dan dapat berwarna coklat,

kuning atau hijau. Anak kecil juga dapat mengalami diare balita, yaitu

sering buang air besar dan di dalamnya ditemukan potongan makanan yang

belum dicerna tanpa sebab yang jelas.

Tanda dan gejala diare dengan dehidrasi berat yaitu batita letargis atau

tidak sadar, mata cekung, tidak dapat minum atau malas minum. Diare

dengan dehidrasi ringan atau sedang tanda dan gejalanya adalah gelisah,

rewel atau mudah marah, mata cekung, haus, minum dengan lahap, dan

cubitan kulit perut kembali lambat. Tanda dan gejala diare tanpa dehidrasi

adalah tidak ada tanda-tanda pada dehidrasi berat maupun dehidrasi ringan

(Depkes RI, 2010).

Diare persisten berat tanda dan gejalanya adalah ada dehidrasi,

sedangkan diare persisten tanda dan gejalanya adalah tanpa dehidrasi. Diare

Page 47: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

30

yang disertai atau ditemukan darah dalam tinja adalah tanda gejala disentri

(Depkes RI, 2010).

5. Patofisiologi

Infeksi diare disebabkan oleh bakteri, virus atau parasit yang

menginfeksi usus kecil. Permukaan bagian dalam dari usus kecil dilapisi

dengan sel-sel khusus yang disebut enterosit yang bertanggung jawab untuk

sekresi dan absorpsi selama proses pencernaan (Cutting, 1988 dalam

Gribble, 2011). Ketika usus gagal untuk menyerap air, atau jumlah cairan

disekresi ke dalam usus meningkat, jumlah air dalam tinja meningkat dan

individu menjadi diare (Cutting, 1988 dalam Gribble, 2011).

Infeksi bayi oleh patogen penyebab diare dimulai ketika organisme

ditelan oleh bayi. Dalam menyebabkan diare, patogen harus bertahan di

dalam perut dan kemudian berkolonisasi dalam usus kecil (Cutting, 1988

dalam Gribble 2011). Langkah pertama kolonisasi melibatkan patogen

menempel pada reseptor pada enterosit, yang merupakan sel-sel usus kecil

(Cutting, 1988; Knutton, Lloyd, & McNeish, 1987 dalam Gribble, 2011).

Jika patogen tidak melekat dan menginfeksi enterosit, maka patogen tidak

dapat berkolonisasi pada bayi, tapi malah secara lemah keluar dalam tinja

dan bayi akan tetap baik (Gribble, 2011).

6. Komplikasi

Menurut Wisudanti (2013) komplikasi diare adalah dehidrasi yaitu

kekurangan cairan. Terdapat 3 keadaan akibat diare, yaitu: 1) Tanpa

dehidrasi (kehilangan cairan <5% berat badan). Tandanya anak tetap aktif,

Page 48: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

31

keinginan untuk minum seperti dapata karena rasa haus tidak meningkat,

kelopak mata tidak cekung, buang air kecil (BAK) sering. 2) Dehidrasi

ringan sedang (kehilangan cairan 5-10% Berat Badan). Tandanya anak

gelisah atau rewel, anak ingin minum terus karena rasa haus meningkat,

kelopak mata cekung, BAK mulai berkurang. 3) Dehidrasi berat (kehilangan

cairan >10% Berat Badan). Tandanya anak lemas atau tidak sabar, tidak

dapat minum, kelopak mata sangat cekung, pada uji cubit kulit kembali

lebih dari 2 detik. Agar lebih mudah gunakan kulit perut.

Seorang bayi dapat meninggal karena dehidrasi dan ketidakseimbangan

garam karena mengalami diare dalam seminggu (Sazawal, Bhan &

Bhandari, 1992 dalam Gribble, 2011).

F. Mekanisme ASI Memerangi Penyakit Diare

ASI adalah cairan yang sangat kompleks mengandung ribuan bahan

untuk memerangi penyakit infeksi (Gribble, 2011). Penelitian terhadap

komponen ASI terus mengidentifikasi cara-cara baru dimana bahan-bahan

dalam ASI adalah penting, dan bahan-bahan yang pernah dianggap tidak

memiliki signifikansi biologis sekarang diketahui memainkan peranan penting

dalam melindungi bayi dari infeksi (Zivkovic at al, 2010 dalam Gribble, 2011).

Ada beberapa mekanisme bahan utama ASI untuk mencegah diare dan

merupakan tindakan anti infeksi yang melibatkan lebih dari sekedar ‘antibodi’.

Mekanisme yang pertama adalah antibodi dan sel darah putih dalam ASI

secara aktif melawan infeksi. ASI mengandung antibodi yang ibu hasilkan

secara langsung sebagai respon untuk patogen yang ibu temui di

Page 49: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

32

lingkungannya (Morrow & Ranger, 2004; Newburg, 2005 dalam Gribble,

2011). Imun perlindungan ini yang bayi terima melalui antibodi dari ibunya

secara ekstrim penting sejak sistem imun bayi tersebut belum cukup matang

saat lahir dan bayi memiliki kemampuan yang terbatas untuk memproduksi

antibodinya sendiri. Antibodi dalam ASI mengikat patogen yang masuk ke

usus bayi dan mencegahnya melekat pada enterosit dalam usus kecil dan

mencegahnya berkolonisasi (Hanson, 2006 dalam Gribble, 2011).

Sel darah putih adalah penyerang yang non-spesifik dan tidak

mengharuskan ibu sebelumnya memiliki kontak dengan patogen (Riordan,

1999 dalam Gribble, 2011). Sel-sel darah putih termasuk sel mast, fagosit dan

sel-sel pembunuh alami yang menyerang dan membunuh patogen dengan

fagositosis atau memproduksi zat yang berbahaya bagi mereka (Armon, 2002

& Hanson, 2004 dalam Gribble, 2011).

Mekanisme yang kedua yaitu Glycan yang di dalam ASI bertindak

sebagai ‘umpan’ untuk patogen. Enterosit usus memiliki struktur pada

permukaannya yang disebut glycan dan ASI mempunyai struktur glycan yang

mirip seperti pada enterosit manusia (Newburg, 2000 & Stahl at al, 1994 dalam

Gribble, 2011). Patogen mengenali glycan ini dan melekat padanya saat

patogen menginfeksi individu. Setelah patogen melekat pada glycan, patogen

tersebut menjadi lemah dan keluar melalui feses (Morrow at al, 2005 dalam

Gribble, 2011). Aksi glycan sebagai umpan telah terbukti memberikan

perlindungan khusus terhadap penyebab diare patogen (Morrow & Rangel,

2004 dalam Gribble, 2011).

Page 50: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

33

Mekanisme yang terakhir adalah oligosakarida dan laktosa yang ada

dalam ASI mendorong pertumbuhan bakteri menguntungkan (Gribble, 2011).

Bakteri patogen bersaing dengan bakteri yang menguntungkan seperti

Bifidobacteria spp. dan Lactobacillus spp. untuk berkolonisasi di dalam usus

(Yoshioka, Iseki & Fujita, 1983 dalam Gribble, 2011). Laktosa dan

oligosakarida mendorong pertumbuhan bakteri baik ini sehingga dapat

mendominasi dalam usus bayi (Morrow & Rangel, 2004; Yoshioka, Iseka &

Fujita, 1983; Zivkovic at al, 2010 dalam Gribble, 2011).

Bifidobacteria dan Lactobacillus bermanfaat karena beberapa alasan,

misalnya: mengasamkan lingkungan, menekan pertumbuhan patogen bakteri,

dan mengeluarkan zat yang menghambat pertumbuhan patogen (Gibson &

Wang, 1994; Lievin at al, 2000 dalam Gribble, 2011). Selain itu, Bifidobacteria

dan Lactobacillus bersaing dengan patogen untuk nutrisi dan untuk situs

perekatan di dinding usus (Walker, 2000 dalam Gribble, 2011), menghasilkan

senyawa yang mendorong pertumbuhan lapisan lendir pelindung dalam usus,

membuat patogen lebih sulit berkolonisasi (Bye, 2004; Moro & Arslanoglu,

2005 dalam Gribble, 2011). Bifidobacteria dan Lactobacillus juga membantu

dalam pengembangan sistem kekebalan tubuh bayi (Bye, 2004; Rinne et al,

2005).

Page 51: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

34

G. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Angka

Kejadian Diare pada Bayi Usia 0-6 Bulan

ASI

Ikatan patogen

dan antibodi

dalam ASI

Patogen

Hancur

Glycan

Lemah

Oligosakarida dan

laktosa

Keluar

melalui

feses

Kolonisasi

Bifidobacteria spp.

dan Lactobasillus

spp.

Pertumbuhannya

terhambat

Tidak mendapat

nutrisi dan tidak

dapat melekat

pada dindng usus

Page 52: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

35

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan

dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel (baik

variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti). Kerangka konsep akan

membantu peneliti menghubungkan hasil penemuan dengan teori (Nursalam,

2008). Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, peneliti ingin menjelaskan kerangka konsep yang akan dilakukan

saat penelitian di Puskesmas Kecamatan Johar Baru.

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Berdasarkan bagan di atas, peneliti hanya ingin mengetahui angka

kejadian diare pada bayi yang diberi ASI eksklusif dan bayi yang tidak diberi

ASI ekskusif.

ASI eksklusif

ASI tidak eksklusif

Angka Kejadian

diare

Page 53: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

36

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil

Ukur

Skala

Ukur

1. ASI

eksklusif

Pemberian

hanya ASI saja

tanpa makanan

dan minuman

lain sampai

enam bulan

pertama

kehidupan bayi

(Depkes RI,

2005)

Kuesioner Menyebarkan

kuesioner

nominal

2. Diare Diare adalah

kondisi dimana

terjadi frekuensi

defekasi yang

tidak biasa, juga

perubahan

dalam jumlah

dan konsistensi

(feses cair)

Kuesioner Menyebarkan

kuesioner

3= 0

2= 1 kali

1= 1-2

kali

0= >2

kali

Ordinal

Page 54: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

37

(Baughman &

Hackley, 2000).

3. Usia Lamanya waktu

hidup responden

sejak dilahirkan

(KBBI)

Kuesioner Menyebarkan

kuesioner

6-7 bulan Interval

C. Hipotesis

Ha= ada hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif

dengan angka kejadian diare.

Ho= tidak ada hubungan yang signifikan antara pemberian ASI

eksklusif dengan angka kejadian diare.

Page 55: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

38

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan menggunakan

desain cross sectional, dimana peneliti hanya melakukan pengukuran atau

penelitian dalam satu waktu. Metode cross sectional ini adalah metode yang

mengobservasi variabel bebas (faktor risiko) dengan variabel tergantung (efek)

hanya sekali pada saat yang sama (Dahlan, 2006).

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi. Metode

penelitian korelasi adalah metode penelitian yang bertujuan mengungkapkan

hubungan korelatif antar variabel (Nursalam, 2008). Tujuan dalam penelitian

ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pemberian ASI eksklusif

terhadap angka kejadian diare pada bayi berusia 0-6 bulan di wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Johar Baru.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan dari unit di dalam pengamatan yang akan

kita lakukan (Hastono & Sabri, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah

bayi yang berada dalam cakupan wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Johar

Baru.

Page 56: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

39

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi yang nilai atau karakteristiknya

kita ukur dan yang nantinya kita pakai untuk menduga karakteristik dari

populasi (Hastono & Sabri, 2008). Dalam penelitian ini teknik pengambilan

sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik accidental

sampling. Teknik accidental sampling atau sampling asidental yaitu cara

pengambilan sampel yang dilakukan dengan kebetulan bertemu

(Hidayat, 2007). Sampel dalam penelitian ini adalah bayi yang berumur

6-7 bulan yang pernah atau tidak pernah mengalami diare yaitu sebanyak 30

responden.

Agar sampel yang digunakan sesuai dengan keinginan peneliti, peneliti

telah menentukan kriteria inklusi sebagai berikut:

a. Bayi berusia 6-7 bulan yang berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Johar

Baru

b. Bayi yang pernah mendapat ASI Eksklusif

c. Bayi yang tidak mendapat ASI Eksklusif

C. Waktu dan Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-September 2015 di wilayah

kerja Puskesmas Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat. Alasan memilih

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Johar Baru sebagai tempat penelitian

karena puskesmas tersebut masih berada di dalam wilayah DKI Jakarta, yang

termasuk kedalam lima provinsi dengan insiden diare tertinggi menurut

Riskesdas tahun 2013.

Page 57: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

40

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengambilan data adalah

dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah alat ukur yang berbentuk

daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis dan dipakai sebagai pedoman

atau panduan pengumpulan data sesuai tujuan penelitian (Budiharto, 2008).

Kuesioner yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah kuesioner

kombinasi. Kuesioner kombinasi adalah kombinasi antara kuesioner terbuka

(open ended) dan kuesioner tertutup (close ended), artinya ada beberapa

pertanyaan yang jawabannya sesuai dengan yang dipikirkan responden dan ada

beberapa pertanyaan yang telah diberi jawaban untuk dipilih (Budiharto, 2008).

Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian, yaitu:

1. Kuesioner satu berisi pertanyaan tentang identitas responden

2. Kuesioner dua berisi pertanyaan tentang diare pada responden yang terdapat

pada nomor P1

3. Kuesioner tiga berisi pertanyaan tentang pemberian ASI eksklusif pada

responden yang terdapat pada nomor P2-P7

Tabel 4.1 Kisi-kisi Instrumen Variabel Penelitian

Variabel Nomor item Jumlah

Favorable Unfavorable

Diare 1 1

ASI Eksklusif 2 dan 3 5 dan 7 4

Page 58: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

41

Skor untuk pertanyaan positif, yaitu:

Ya: 1, Tidak: 0

Skor untuk pertanyaan negatif, yaitu:

Ya: 0, Tidak: 1.

E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas Instrumen

Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan instrumen

dapat menjawab tujuan penelitian (Pratisto, 2004). Prinsip validitas adalah

pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen

dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang

seharusnya diukur (Nursalam, 2008).

Metode yang peneliti gunakan pada pengujian validitas instrumen

menggunakan rumus Pearson Product Moment. Uji ini dilakukan dengan

menghitung korelasi masing-masing pertanyaan dengan pertanyaan lainnya.

Uji validitas menggunakan korelasi Product Moment dan hasilnya nanti

dikatakan valid jika tiap pertanyaan mempunyai nilai positif dan nilai t

hitung > t tabel (Hidayat, 2008). Hasil uji validitas menunjukkan bahwa

lima pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini adalah valid.

Uji coba instrumen dilakukan terhadap 30 orang ibu yang memiliki bayi

berumur 6-12 bulan di luar ruang lingkup kerja Puskesmas Kecamatan Johar

Baru, sehingga responden yang telah diteliti dalam uji instrumen ini tidak

termasuk responden dalam penelitian.

Page 59: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

42

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Setelah mengukur validitas instrumen, peneliti perlu mengukur

reliabilitas instrumen. Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau

pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati

berkali-kali dalam waktu yang berlainan (Nursalam, 2008). Hal ini

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila

dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan

menggunakan alat ukur yang sama.

Pengukuran reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Suatu

intrumen dikatakan variabel apabilla memberikan nilai alpha cronbach >

0,60 (Hidayat, 2007). Hasil uji reliabilitas pada pertanyaan dalam

instrument ini adalah ɑ=0,782. Berdasarkan nilai tersebut, pertanyaan di

dalam instrumen ini dapat dipercaya dan dapat diandalkan karena nilai alpha

cronbach > 0,60.

F. Metode Pengumpulan Data

1. Setelah proposal penelitian disetujui oleh penguji, peneliti mengajukan surat

permohonan ijin penelitian ke Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Peneliti menyerahkan surat permohonan ijin penelitian kepada Kepala Dinas

Kesehatan Jakarta Pusat sebagai surat pengantar untuk melakukan penelitian

di Puskesmas Kecamatan Johar Baru.

Page 60: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

43

3. Setelah surat ijin penelitian disetujui oleh pihak Dinas Kesehatan Jakarta

Pusat, peneliti diberikan surat pengantar oleh Dinas Kesehatan Jakarta Pusat

untuk diberikan kepada kepala Kesatuan Bangsa dan Politik DKI Jakarta.

4. Setelah surat pengantar disetujui oleh pihak Kesatuan Bangsa dan Politik

DKI, peneliti diberikan surat pengantar untuk diberikan kepada Kepala

Suku Dinas Kota Administrasi Jakarta Pusat.

5. Setelah surat pengantar disetujui oleh pihak Suku Dinas Kota Administrasi

Jakarta Pusat, peneliti diberikan surat pengantar untuk diberikan kepada

Kepala Puskesmas Kecamatan Johar Baru.

6. Setelah ijin penelitian disetujui oleh Kepala Puskesmas Kecamatan Johar

Baru, peneliti mulai mengumpulkan data di Puskesmas Kecamatan Johar

Baru.

7. Peneliti menggunakan teknik accidental sampling atau sampel aksidental

dalam mengumpulkan sampel.

8. Setelah mendapatkan calon responden sesuai dengan kriteria yang telah

ditentukan, peneliti melakukan informed consent terhadap calon responden.

Jika calon responden bersedia menjadi responden, mereka dapat membaca

lembar persetujuan kemudian menandatanganinya.

9. Setelah responden menandatangani surat persetujuan, responden selanjutnya

dijelaskan mengenai cara pengisian kuesioner dan responden dianjurkan

bertanya apabila ada pertanyaan ataupun pernyataan yang kurang jelas.

Page 61: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

44

10. Waktu pengisian kuesioner selama kurang lebih 15 menit untuk masing-

masing responden, sedangkan proses pengambilan data dilakukan 2 hari

disesuaikan dengan kondisi di Puskesmas Kecamatan Johar Baru.

11. Responden diharapkan menjawab seluruh pertanyaan di dalam kuesioner.

Setelah responden selesai, lembar kuesioner dikembalikan kepada peneliti.

12. Kuesioner yang telah diisi selanjutnya diperiksa kelegkapannya kemudian

diolah dan dianalisa oleh peneliti.

G. Etika Penelitian

Seorang peneliti mempunyai kewajiban untuk menghormati subjek

penelitiannya, terutama bila penelitian tersebut adalah jenis penelitian

eksperimen, ketika perlakuan diberikan kepada individu maupun kelompok

(Wasis, 2008). Secara umum prinsip etika dalam penelitian atau pengumpulan

data dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu prinsip manfaat, prinsip

menghargai hak-hak subjek, dan prinsip keadilan (Nursalam, 2008).

1. Prinsip Manfaat

a) Bebas dari penderitaan

b) Bebas dari eksploitasi

c) Risiko

2. Prinsip Menghargai Hak-hak Subjek

a) Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden

b) Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan

Page 62: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

45

c) Informed consent

3. Prinsip Keadilan

a) Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil

b) Hak dijaga kerahasiannya

H. Pengolahan Data

Adapun tahap-tahap pengolahan data sebagai berikut:

1. Editing

Hasil kuesioner dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu.

Secara umum editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian

kuesioner yang mencakup kelengkapan data, relevan, jelas atau terbaca, dan

konsisten. Apabila ada jawaban yang belum lengkap, jika memungkinkan

perlu dilakukan pengambilan data ulang atau jika tidak memungkinkan

maka data tersebut dimasukkan dalam pengelolaan data missing.

2. Coding

Setelah semua kuesioner diedit, maka selanjutnya dilakukan

pengkodean atau coding yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf

menjadi data angka atau bilangan. Coding atau pemberian data ini sangat

berguna dalam memasukkan data (data entry).

3. Data Entry atau Processing

Data dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam

program atau software komputer. Software komputer ini bermacam-macam,

masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Salah satu paket

Page 63: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

46

program yang paling sering digunakan untuk memasukkan data penelitian

adalah paket program SPSS for Window. Dalam proses ini dituntut

ketelitian, apabila tidak, maka akan terjadi kesalahan, meskipun hanya

memasukkan data.

4. Pembersihan Data (Cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan

adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya,

kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

I. Analisis Data

Setelah dilakukan proses pengelolaan data langkah selanjutnya adalah

melakukan proses analisis data. Analisa data dilakukan untuk mengolah data

dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan serta untuk

menguji secara statistik kebenaran hipotesis yang telah ditetapkan (Sumantri,

2011). Adapun analisis yang akan digunakan pada penelitian ini terdiri dari dua

tahap yaitu:

1. Analisis Univariat (Deskriptif)

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung

dari jenis datanya (Notoatmodjo, 2010). Analisis univariat ini bertujuan

untuk mengetahui jumlah, mean atau rata-rata, persentase variabel

penelitian (Sumantri, 2011).

Page 64: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

47

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkolerasi dan hasil uji didapat adanya hubungan

variabel dependen dan independen tersebut bermakna atau tidak bermakna

(Notoatmodjo, 2010). Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui

hubungan antara variabel independen dan dependen, yaitu hubungan ASI

eksklusif dan angka terjadinya diare pada bayi yang berusia 0-6 bulan di

Puskesmas Kecamatan Johar Baru.

Teknik analisis dilakukan dengan uji chi square. Jika chi-square hitung

< chi-square tabel, H0 ditolak. Jika chi-square hitung > chi-square tabel, Ho

diterima (Santosa, 2005).

Derajat kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebesar 95% dengan α= 5% atau 0,05, sehingga jika P (p-value) < 0.05

menunjukkan hasil perhitungan statistik bermakna (signifikan) atau

menunjukkan ada hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen, dan apabila nilai p value > 0.05 berarti hasil perhitungan statistik

tidak bermakna atau tidak ada hubungan.

J. Penyajian Data

Dalam penelitian ini, data disajikan dalam bentuk tabulasi yang

kemudian dijabarkan dalam bentuk tulisan.

Page 65: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

48

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab lima ini, peneliti akan memaparkan secara lengkap hasil penelitian

mengenai hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan angka kejadian diare pada

bayi yang berusia 0-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Johar Baru.

Penelitian ini berlangsung tanggal 9-10September.

A. Deskripsi Umum Tempat Penelitian

Puskesmas Kecamatan Johar Baru terletak di Jl. Mardani Raya No.36,

Johar Baru, Jakarta Pusat. Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Johar Baru

terdiri dari beberapa kelurahan, diantaranya ada Kelurahan Johar Baru dan

Kelurahan Tanah Tinggi. Berikut adalah Visi, Misi, dan Kebijakan Mutu

Puskesmas Kecamatan Johar Baru.

1. Visi Puskesmas Kecamatan Johar Baru

Terwujudnya Puskesmas Kecamatan Johar Baru yang memberikan

pelayanan prima, berorientasi pada kepuasan menuju masyarakat sehat dan

mandiri.

2. Misi Puskesmas Kecamatan Johar Baru

a. Memberikan pelayanan kesehatan prima dan merata

b. Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan, medis dan non medis

puskesmas

c. Menggalang kemitraan pelayanan kesehatan di wilayah kerja puskesmas

Page 66: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

49

d. Mengembangkan upaya kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan

3. Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Johar Baru

Bertekad memberikan pelayanan prima, menuju masyarakat sehat yang

mandiri secara berkesinambungan sesuai dengan peraturan dan perundang-

undangan yang berlaku, serta senantiasa melakukan perbaikan secara

berkesinambungan untuk mencapai kepuasan pelanggan.

B. Hasil Analisis Univariat

1. Karakteristik Usia Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Johar Baru

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Hasil Analisis Usia di Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Johar Baru (n=30)

Usia Diare

Total Ya Tidak

6 bulan 3

(10%)

10

(33,3%)

13

(43,3%)

7 bulan 7

(23,3%)

10

(33,3%)

17

(66,7%)

Total 10

(33,3%)

20

(66,7%)

30

(100%)

Data pada tabel memperlihatkan bahwa usia yang diambil peneliti

untuk menjadi responden hanya berkisar pada bayi yang usianya enam atau

tujuh bulan saja. Usia enam bulan yang terjadi diare adalah sebanyak 3

orang (10%), dan yang tidak diare sebanyak 10 orang (33,3%). Sedangkan

Page 67: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

50

bayi usia tujuh bulan yang terjadi diare sebanyak 7 orang (23,3%) dan yang

tidak diare adalah sebanyak 10 orang (33,3%).

2. Karakteristik Diare Responden berdasarkan Riwayat ASI Eksklusif

Sebelum peneliti melakukan uji univariat terhadap variabel ASI

eksklusif, terlebih dahulu peneliti melakukan uji normalitas pada

pertanyaan-pertanyaan dalam variabel tersebut. Uji normalitas variabel ini

dilakukan menggunakan Rasio Skewness. Hasil uji normalitas dari variabel

ASI eksklusif selama enam bulan dinyatakan berdistribusi normal yaitu -

1,745. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai Rasio Skewness berada

pada rentang nilai -2 sampai 2. Nilai rasio skewness ini didapatkan dari

pembagian antara nilai skewness dengan standar error skewness.

Tabel 5.2 Hasil Analisis ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Johar Baru (n=30)

Pada tabel 5.2 memperlihatkan bahwa bayi yang diberikan ASI

Eksklusif lebih sedikit terjadi diare 3 orang (10%) daripada yang tidak

diberikan ASI Eksklusif 7 orang (23,3%).

Asi Ekskusif

Total Ya Tidak

Diare

ya 3

(10%)

7

(23,3%)

10

(33,3%)

tidak 11

(36,7%)

9

(30%)

20

(66,7%)

Total 14

(46,7%)

16

(53.3%)

30

(100%)

Page 68: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

51

3. Karakteristik Diare Responden berdasarkan Riwayat IMD

Tabel 5.3 Hasil Analisis IMD di Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Johar Baru (n=30)

Data pada tabel 5.3 memperlihatkan bahwa bayi yang diberikan IMD

terjadi diare sebanyak 8 orang (26,7%), sedangkan yang tidak diare

sebanyak 17 orang (56,7%). Bayi yang tidak diberikan IMD terjadi diare

sebanyak 2 orang (6,7%), sedangkan yang tidak diare sebanyak 3 orang

(10%).

4. Karakteristik Diare Responden Berdasarkan Riwayat MP ASI

Tabel 5.4 Hasil Analisis MPASI di Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Johar Baru (n=30)

MP ASI

Total Ya tidak

Diare

ya 7

(23,3%)

3

(10%)

10

(33,3%)

tidak 8

(26,7%)

12

(40%)

20

(66,7%)

Total 15

(50%)

15

(50%)

30

(100%)

IMD

Total Ya Tidak

Diare

ya 8

(26,7%)

2

(6,7%)

10

(33.3%)

tidak 17

(56,7%)

3

(10%)

20

(66,7%)

Total 25

(83,3%)

5

(16,7%)

30

(100%)

Page 69: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

52

Pada tabel 5.4 memperlihatkan bahwa bayi yang diberikan MP ASI

ketika ASI belum keluar lancar angka terjadinya diare sebanyak 7 orang

(23,3%), sedangkan yang tidak diare sebanyak 8 orang (26,7%). Bayi yang

tidak diberikan MP ASI ketika ASI belum keluar lancar angka terjadinya

diare sebanyak 3 orang (10%), sedangkan yang tidak terjadi diare sebanyak

12 orang (40%).

5. Karakteristik Diare Responden Berdasarkan Pertama Kali Diberi

MPASI

Tabel 5.5 Analisis Pertama Kali Diberi MPASI di Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Johar Baru (n=30)

Pertama diberi MP

ASI >6 bulan Total

Ya tidak

Diare

ya 3

(10%)

7

(23.3%)

10

(33,3%)

tidak 10

(33,3%)

10

(33,3%)

20

(66,7%)

Total 13

(43,3%)

17

(56,7%)

30

(100%)

Data pada tabel 5.5 memperlihatkan bahwa bayi yang diberi MP ASI

>6 bulan angka terjadi diare sebanyak 3 orang (10%), sedangkan yang tidak

diare sebanyak 10 orang (33,3%). Bayi yang diberikan MP ASI <6 bulan

angka terjadi diare sebanyak 7 orang (23,3%), sedangkan yang tidak diare

sebanyak 10 orang (33,3%).

Page 70: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

53

C. Hasil Analisis Bivariat

1. Hubungan ASI Eksklusif dengan Angka Kejadian Diare

Analisi bivariat dilakukan untuk menganalisis data dari dua variabel

berbeda. Analisi bivariat dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

hubungan antara ASI eksklusif dengan angka kejadian diare di wilayah

kerja Puskesmas Kecamatan Johar Baru. Teknik analisis bivariat ini dengan

menggunakan Analisis Chi Square.

Tabel 5.6 Hubungan ASI Eksklusif dengan Angka Kejadian Diare di

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Johar Baru (n=30)

Hasil uji chi square diperoleh nilai signifikansi (p value) adalah sebesar

0,196. Karena nilai p value 0,196 > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak

yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara pemberian ASI

eksklusif dengan angka kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah

kerja Puskesmas Kecamatan Johar Baru.

Asi Ekskusif

Total

Hasil uji chi

square (p

value) ya Tidak

Diare

ya 3

(10%)

7

(23,3%)

10

(33,3%)

0,196 tidak 11

(36,7%)

9

(30%)

20

(66,7%)

Total 14

(46,7%)

16

(53,3%)

30

(100%)

Page 71: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

54

BAB VI

PEMBAHASAN

Pada bab ini, peneliti akan menjelaskan secara mendalam dan memberikan

interpretasi mengenai hasil analisis univariat dan hasil analisis bivariat yang telah

dipaparkan pada bab sebelumnya, serta keterbatasan penelitian.

A. Hasil Uji Analisis

1. Gambaran Karakteristik Usia Responden di Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Johar Baru

Responden dalam penelitian ini adalah bayi yang berusia 6-7 bulan

yang pernah atau tidak pernah mengalami diare dan bertempat tinggal di

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Johar Baru. Jumlah responden yang

berpartisipasi dalam penelitian ini adalah 30 orang. Hasil perhitungan uji

statistik pada penelitian memperlihatkan bahwa bayi yang usia enam bulan

terjadi diare sebanyak tiga orang, dan yang tidak terjadi diare sebanyak 10

orang. Sedangkan untuk bayi yang berusia tujuh bulan terjadi diare

sebanyak tujuh orang dan yang tidak terjadi diare sebanyak 10 orang.

Usia bayi adalah usia yang dibagi menjadi dua tahap perkembangan

yaitu tahap pertama terjadi dari usia 1-12 bulan, dan tahap kedua terjadi dari

usia 1-2 tahun (Hidayat, 2008). Usia bayi rentan terhadap terjadinya

penyakit infeksi yang menyerang sistem pencernaan, salah satunya adalah

diare (Soenardi, 2009). Penyakit infeksi pada bayi terjadi karena sistem

pencernaan yang belum matur, atau hanya bisa menyerap komponen yang

Page 72: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

55

terkandung di dalam ASI. Selain itu juga karena bahan makanan yang

diberikan selain ASI dapat terpapar berbagai kuman ataupun bakteri

penyebab infeksi.

Usia bayi ini merupakan usia adaptasi setelah terlahir dari rahim ibu.

Oleh karena itu, kehidupan seorang bayi sangat tergantung oleh lingkungan

terutama ibu (Supartini, 2004). Faktor-faktor penyebab terjadinya penyakit

infeksi terutama diare pada bayi menurut penelitian yang dilakukan oleh

Ziyane (1999) adalah pemberian ASI secara tidak rutin dan pemberian

makanan atau minuman selain ASI. Selain faktor makanan atau minuman,

juga ada faktor pendidikan dan budaya.

Selain penelitian oleh Ziyane, ada juga penelitian lain yang dilakukan

oleh Lamberti dkk (2011) yang juga menyatakan bahwa ASI eksklusif

sangat berpengaruh terhadap terjadinya diare. Penelitian lain yang dilakukan

oleh Yilgwan dan Okolo (2012) menyatakan bahwa faktor resiko terjadinya

diare pada bayi adalah status pendidikan seorang ibu, pemberian ASI tidak

eksklusif dan diare yang sebelumnya terjadi pada saudara kandung bayi.

Penelitian lain yang dilakukan di Provinsi Banten oleh Sulistiyowati (2013),

menyatakan bahwa faktor resiko terjadinya diare pada bayi <6 bulan adalah

pemberian ASI tidak eksklusif, sumber air minum yang tidak memenuhi

syarat, dan ibu yang tidak mencuci tangan menggunakan sabun.

Faktor resiko terjadinya diare pada bayi yang berusia >6 bulan menurut

penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2012) adalah tingkat pengetahuan

ibu, riwayat pemberian ASI, kebiasaan ibu mencuci tangan, jenis jamban

Page 73: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

56

keluarga, dan kepadatan lalat di sekitar rumah. Penelitian lain yang juga

meneliti faktor resiko terjadinya diare pada bayi usia >6 bulan adalah

penelitian yang dilakukan oleh Irianto dkk (1996).

Penelitian tersebut menyatakan bahwa pendidikan ibu dan umur anak

merupakan faktor dominan dalam memperngaruhi kejadian diare. Anak

usia 12-24 bulan mempunyai resiko tinggi, yaitu 2,35 kali lebih besar

terserang diare dibandingkan dengan anak umur 25-59 bulan. Faktor lain

yang juga mempengaruhi terjadinya diare pada penelitian ini adalah jenis

jamban, jarak sumur ke rembesan tinja, dan kepadatan hunian. Penelitian

lain yang dilakukan oleh Hardi, Masni dan Rahma (2012) menyatakan

bahwa faktor resiko terjadinya diare pada batita adalah pengetahuan ibu,

pemberian ASI eksklusif, status imunisasi batita, hygiene perorangan ibu

dan sanitasi lingkungan.

2. Hasil Analisis Riwayat ASI Eksklusif Selama Enam Bulan Terhadap

Angka Kejadian Diare

Manfaat ASI salah satunya adalah mencegah penyakit infeksi

pencernaan seperti diare. Karena ASI mengandung zat-zat antibodi dan sel-

sel makrofag yang dapat menghindarkan bayi dari berbagai penyakit infeksi

enteral dna infeksi parenteral (Yuliarti, 2010). Sebelum antibodi di dalam

tubuh bayi terbentuk secara sempurna, bayi terlebih dahulu mendapatkan

antibodi yang diberikan ibu melalui ASI.

Pemberian ASI eksklusif dimulai sejak ibu meletakkan bayi diatas

tubuhnya ketika bayi baru saja dilahirkan atau biasa disebut dengan Inisiasi

Page 74: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

57

Menyusui Dini (IMD) sampai bayi tersebut berusia enam bulan. IMD adalah

cara meletakkan bayi di atas perut ibu yang bertujuan agar bayi tersebut

dapat merangkak hingga menemukan puting susu ibunya dan

mengembangkan refleks menghisap bayi. Indra penciuman bayi yang baru

lahir sangat tajam sehingga dapat membantunya menemukan puting susu

ibu. Bayi dapat mengenali puting susu ibu dengan cara menyamakan bau

dan rasa air ketuban yang ada di telapak tangannya dengan bau yang

dikeluarkan payudara ibu (Siswosuharjo dan Chakrawati, 2013).

Ketika bayi bergerak mencari puting susu ibu, ibu akan memproduksi

oksitosin dalam kadar tinggi yang membuat payudara mengeluarkan zat

kolostrum, yaitu cairan yang diproduksi payudara, berwarna kekuningan

dan banyak mengandung antibodi dan nutrisi untuk bayi (UNICEF, 2007

dalam Aprillia, 2010). Kolostrum mengandung zat kekebalan 10-17 kali

lebih banyak dari ASI matang. Kolostrum mengandung zat putih telur atau

protein dalam kadar tinggi, zat antiinfeksi dalam kadar yang lebih tinggi

daripada susu matur (Danuatmaja dan Meiliasari, 2012).

Kolostrum juga mengandung laktosa atau hidrat arang dan lemak dalam

kadar yang rendah sehingga mudah dicerna (Danuatmaja dan Meilasari,

2012). Oleh karena itu kolostrum sangat baik dalam mencegah penyakit

infeksi. Selain manfaat kolostrum, IMD juga dapat membuat bayi menjilat

kulit ibu dan menelan bakteri yang aman yang akan berkoloni di usus bayi

dan menyaingi bakteri patogen (Hanson L, 2004 dalam Aprillia, 2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Khan, Vesel, Bahl, dan Martines (2015),

menyatakan bahwa pemberian kolostrum atau IMD sesaat setelah bayi lahir

Page 75: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

58

mempunyai hubungan yang signifikan dengan angka kejadian penyakit

infeksi termasuk diare. Penelitian ini menyatakan bahwa dengan

diberikannya IMD maka akan mengurangi angka kematian bayi baru lahir.

Bayi yang mendapatkan ASI pada waktu lahir sampai enam bulan

sesudahnya akan terlindungi dari berbagai macam infeksi, baik yang

disebabkan oleh bakteri, virus dan antigen lainnya. Sebaliknya, apabila bayi

diberikan makanan pendamping ASI saat usia belum mencapai enam bulan,

makan akan meningkatkan resiko diarenya menjadi 17 kali lebih besar

(WHO, 2008).

Laktosa di dalam ASI akan menghasilkan galaktosa. Dalam proses

metabolisme, laktosa ini menimbulkan suasana asam yang akan menjadi

media yang baik untuk pembiakan bakteri yang menguntungkan di mukosa

usus bayi yang disebut faktor bifidus dan akan mematikan bakteri yang jahat

(Purwanti, 2004). Suasana asam ini akan memberi kesempatan bifidobakteri

untuk berkembang biak dan menghasilkan vitamin B1, B2, B5, vitamin K,

asam folat, dan asam asetat yang mampu meningkatkan daya tahan anak

terhadap infeksi. Faktor bifidus ini akan memberi perlindungan (Purwanti,

2004). Studi di Nepal membuktikan anak yang tidak diberi ASI eksklusif

berisiko mendapatkan diare 9 kali lipat dibandingkan dengan yang diberi

ASI (Morrow AL, 2013).

Selain ASI mencegah penyakit infeksi terhadap bayi, ASI juga

mempunyai beberapa manfaat lainnya. Manfaat ASI antara lain adalah ASI

mengandung lebih dari 100 jenis zat gizi, ASI membantu tumbuh kembang

otak bayi, ASI melindungi bayi dari berbagai macam penyakit lainnya

Page 76: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

59

seperti asma, influenza, difteri, obesitas dan diabetes, ASI memperkecil

risiko terjadinya SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) dan Postneonatal

Death, dan juga ASI menjaga kesehatan kardovaskular bayi hingga masa

dewasa (Damayanti, 2010).

ASI mengandung protein khusus yaitu taurin dan omega-3 yang penting

untuk pertumbuhan dan perkembangan optimal sel-sel saraf dan otak bayi.

SIDS adalah kematian tiba-tiba yang terjadi pada bayi sementara

postneonatal death adalah kematian bayi yang terjadi dimasa 28 hari sampai

satu tahun kehidupan bayi. ASI dalam menjaga ksehatan kardovaskular,

contohnya kadar kolesterol. Selain itu juga ditemukan bahwa ASI bisa

mengahmbat terjadinya ikatan lemak-protein yang bisa menyebabkan

penyakit jantung koroner (Damayanti, 2010).

Setelah proses pemberian ASI eksklusif selama enam bulan, bayi baru

boleh diberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI). Makanan

Pendamping ASI (MPASI) adalah makanan pelengkap atau tambahan bagi

bayi yang harus menjadi pelengkap dan dapat memenuhi kebutuhan bayi

dan menutupi kekurangan zat gizi yang terkandung dalam ASI (Sitompul,

2012). Makanan pendamping ASI bisa diberikan secara bertahap mulai dari

bentuk cair yang dilanjutkan agak kental sampai menjadi makanan padat.

Komposisi makanan pendamping ini perlu diperhatikan, biasanya terdiri

dari karbohidrat, sumber protein, sayuran dan buah sebagai sumber vitamin

dan mineral (Soenardi, 2009).

Pemberian MPASI terlalu dini sangat tidak dianjurkan karena bayi

dapat saja mengalami reaksi penolakan. Bayi usia dibawah enam bulan

Page 77: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

60

dirancang untuk menghisap, bukan untuk mengunyah (Nurdiansyah, 2011).

Selain akan mengalami penolakan, bayi yang diberikan MPASI terlalu dini

dapat saja membuat daya tahan tubuh bayi menjadi lemah dan mengalami

penyakit infeksi bahkan sampai kematian. Menurut WHO dan UNICEF,

lebih dari 50% kematian anak balita terkait dengan keadaan kurang gizi, dan

dua pertiga diantara kematian tersebut terkait dengan praktik pemberian

makan yang kurang tepat pada bayi dan anak, seperti pemberian MPASI

yang terlalu dini (Syahriah, Maryanto, dan Mustika. A, 2014).

Sebagaimana teori yang ada, maka ada juga penelitian yang telah

membuktikan bahwa pemberian MPASI terlalu dini akan menyebabkan

diare. Penelitian yang dilakukan oleh Andriana dan Syafniar (2010) pada

ibu yang memiliki bayi berusia kurang dari enam bulan di desa Koto Tinggi

memiliki hasil sebanyak 14 (70%) responden dari 20 responden yang diberi

MPASI <6 bulan mengalami diare. Maka, hasil penelitian ini menyatakan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara pemberian MPASI terlalu dini

terhadap angka kejadian diare.

Hasil analisis terhadap bayi yang diberi ASI Eksklusif dalam penelitian

ini yang mengalami diare adalah sebanyak 3 orang (10%) dan yang tidak

mengalami diare adalah sebanyak 11 orang (36,7%). Bayi yang tidak diberi

ASI eksklusif yang mengalami diare adalah sebanyak 7 orang (23,3%) dan

yang tidak mengalami diare adalah sebanyak 9 orang (30%). Setelah

dihitung dengan menggunakan metode chi square, didapatkan bahwa nilai p

value yang >0,05, yaitu 0,196. Artinya, pada penelitian ini belum bisa

dibuktikan bahwa pemberian ASI eksklusif memiliki hubungan yang

Page 78: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

61

signifikan dengan angka kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas

Kecamatan Johar Baru.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Siregar (2011) tentang studi risiko kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan

akibat tidak diberikan ASI eksklusif. Sampel dalam penelitian ini adalah

bayi usia 0-6 bulan yang tercatat berobat di Puskesmas Gunung Sindur di

Bogor tahun 2011. Sampel dipilih menggunakan teknik purposive sampling,

dengan perbandingan kasus diare : kontrol adalah 1 : 3. Data dikumpulkan

dengan menggunakan kuesioner dan wawancara dan dianalisis

menggunakan uji crosstab. Hasil penelitian menyatakan bahwa ASI

eksklusif saja tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan angka

kejadian diare, melainkan ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan

seorang bayi terkena diare. Beberapa faktor lain tersebut yaitu perilaku ibu,

sanitasi lingkungan dan laktosa intoleran.

Penelitian lain yang mendukung penelitian ini yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Purba (2013) tentang faktor-faktor yang berhubungan

dengan kejadian diare pada balita. Sampel pada penelitian ini adalah 113

balita yang ada di Kabupaten Humbang Hasundutan. Sampel diambil secara

purposive. Data diambil melalui kuesioner, observasi serta pengukuran.

Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara umur anak,

jenis kelamin, ASI eksklusif, status imunisasi campak, pendidikan ibu,

sanitasi lingkungan, dan higiene perorangan dengan kejadian diare. Menurut

penelitian Purba faktor-faktor yang mempunyai hubungan yang signifikan

Page 79: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

62

dengan kejadian diare adalah status gizi, pekerjaan ibu, penyediaan air

bersih dan ketersediaan jamban.

Selain penelitian yang mendukung, ada juga penelitian yang tidak

mendukung penelitian ini. Hasil penelitian dari Mohamad, Abdullah dan

Prawirodiharjo (2014) yang dilakukan pada 140 orang bayi di wilayah kerja

Puskesmas Galesong Utara Takalar menyatakan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan angka kejadian

diare. Bayi yang tidak diberi ASI eksklusif berisiko 9,1 kali untuk terjadi

diare dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI eksklusif.

B. Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini bersifat retrospektif atau melihat ke balakang, sehingga

kebenaran pengisian kuesioner ini sangat tergantung kepada ingatan ibu

responden tentang kejadian diare dan riwayat ASI Eksklusif pada

responden.

2. Penelitian ini hanya berfokus kepada riwayat ASI Eksklusif pada responden

saja, tetapi tidak mengkaji faktor-faktor penyebab diare lainnya seperti

lingkungan tempat tinggal bayi, sanitasi di dalam rumah bayi dan higiene

perorangan ibu.

3. Peneliti juga tidak mengkaji faktor-faktor mengapa sang ibu menghentikan

ASI Eksklusif pada bayi seperti pekerjaan ibu, pendidikan ibu dan ASI yang

tidak lancar.

4. Penelitian ini hanya mengambil responden minimal dari yang ditentukan,

sehingga diharapkan penelitian yang selanjutkan dapat mengambil sampel

yang lebih banyak agar hasil yang didapatkan lebih maksimal.

Page 80: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

63

5. Pertanyaan dalam penelitian ini kurang mendalam, maka perlu pertanyaan

tambahan yang menanyakan frekuensi BAB bayi dalam sehari dan

pertanyaan tambahan untuk riwayat ASI eksklusif bayi.

Page 81: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

64

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada

bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik bayi yang mengalami diare berdasarkan usia yaitu bayi yang

berusia enam bulan terjadi diare sebanyak 3 orang (10%), sedangkan bayi

yang berusia tujuh bulan terjadi diare sebanyak 7 orang (23,3%).

2. Bayi yang diberi ASI eksklusif terjadi diare sebanyak 3 orang (10%) dan

yang tidak terjadi diare adalah sebanyak 11 orang (36,7%).

3. Bayi yang tidak diberi ASI eksklusif terjadi diare sebanyak 7 orang (23,3%)

dan yang tidak terjadi diare adalah sebanyak 9 orang (30%).

4. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan

angka kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas

Kecamatan Johar Baru.

B. Saran

1. Bagi Puskesmas Kecamatan Johar Baru

Meningkatkan program pendidikan kesehatan mengenai pentingnya

ASI eksklusif untuk bayi usia 0-6 bulan agar dapat menurunkan angka

kesakitan dan kematian karena diare.

2. Bagi praktik keperawatan

Page 82: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

65

Perawat perlu meningkatkan perannya sebagai educator agar dapat

meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI eksklusif untuk bayi

usia 0-6 bulan dalam mencegah diare

3. Bagi peneliti selanjutnya

a) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor risiko

terjadinya diare pada bayi usia 0-6 bulan selain faktor tidak diberikannya

ASI eksklusif pada bayi seperti hiegene perorangan dan lingkungan.

b) Perlu dikaji lebih dalam lagi faktor ibu memberhentikan ASI eksklusif

padi bayi sebelum usia enam bulan seperti ibu bekerja atau adakah

penyakit pada ibu yang tidak memboleh ibu menyusui bayinya.

c) Perlu menambah jumlah responden dalam penelitian selanjutkan untuk

hasil yang lebih maksimal.

d) Perlu menambahkan pertanyaan tambahan untuk diare seperti frekuensi

BAB bayi dalam sehari, lalu apakah bayi tersebut meminum obat diare

atau dibawa ke rumah sakit atau puskesmas.

e) Perlu pertanyaan tambahan yang lebih mendalam lagi tentang riwayat

ASI eksklusif pada bayi.

Page 83: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

DAFTAR PUSTAKA

Andriana dan Syafniar. 2010. Hubungan Pemberian MPASI Terhadap Kejadian

Diare pada Bayi Usia <6 Bulan di Desa Koto Tinggi Wilayah Kerja

Puskesmas Rambah Mei-Juni 2010 (diunduh pada tanggal 15 Desember

2015)

Aprillia, Yesie. 2010. Hipnostetri. Jagakarsa: GagasMedia

Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC

Baughman, Diane C., JoAnn C. Hackley. 2000. Keperawatan Medikal Bedah

Buku Saku dari Brunner & Suddart. Jakarta: EGC

Behrman, Richard E., Robert M. Kleigman, Ann M. Arvin. 2000. Ilmu Kesehatan

Anak. Jakarta: EGC

Budiharto. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan dengan Contoh Bidang Ilmu

Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC.

Dahlan, M. Sopiyudin 2006. Statistika untuk kedokteran dan kesehatan : uji

hipotesis dengan menggunakan SPSS (seri evidence based medicine 1).

Jakarta : Arkans, p: 4.

Damayanti, Diana. 2010. Asyiknya Minum ASI. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama

Danuatmaja, Bonny dan Mila Meiliasari. 2012. 40 Hari Pasca Melahirkan.

Depkes RI. 2005. Manajemen Laktasi: Buku Panduan Bagi Bidan dan Petugas

Kesehatan di Puskesmas. Dit Gizi Masyarakat-Depkes RI, Jakarta.

Depkes RI. 2009. ASI Eksklusif. Jakarta

Depkes RI. 2010. Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Jakarta

Farrer, Helen. 2001. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Page 84: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

Grabber, Mark A. 2006. Buku Saku Dokter Keluarga University of IOWA. Jakarta:

EGC

Grace, Pierce A. dan Neil R. Borley. 2006. Surgery at a Glance: Third Edition.

Jakarta: Erlangga

Gribble, Karleen D. 2011. Mechanisms Behind Breastmilk’s Protection Againts,

and Artificial Baby Milk’s Facilitation Of, Diarrhoeal Illness. Breastfeeding

Review 2011; 19(2): 19-26

Hardi, Amin Rahman., Masni., Rahma. 2012. Faktor yang Mempengaruhi

Kejadian Diare pada Batita di Wilayah Kerja Puskesmas Baranglompo

Kecamatan Ujung Tanah Tahun 2012. Makassar (diunduh tanggal 11

Desember 2015)

Hastono, Sutanto Priyo dan Luknis Sabri. 2008. Statistik Kesehatan. Jakarta : PT

Raja Grafindo Persada

Hidayat, A. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Bineka Cipta

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk

Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Ibrahim, Tuti Jatiningrum., Jeannette I. Ch. Manoppo., Johnny Rompis. 2014.

Hubungan Riwayat Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Diare Akut

pada Anak di RSUP Prof DR. R D. Kandou. Sulawesi Utara (diunduh

tanggal 7 April 2015)

Irianto, Joko dkk. 1996. Faktor-faktor yang Memperngaruhi Kejadian Diare pada

Anak Balita (diunduh tanggal 12 November 2014)

K.D, Ayu Bulan Febry, Zulfito M. 2007. Buku Pintar Menu Bayi. Tanggerang: PT

Wahyu Media

Page 85: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

Kemenkes RI. 2011. Situasi Diare di Indonesia Tahun 200-2007. Jakarta:

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Khan, J., Vesel L., Bahl R., Martines JC. 2015. Timing of Breastfeeding Initiation

and Exclusivitiy of Breastfeeding During The First Month of Life: Effects on

Neonatal Mortality and Morbidity (diakses dari

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24894730)

Lamberti, Laura M dkk. 2011. Breastfeeding and The Risk For Diarrhea

Morbidity and Mortality (diakses dari www.biomedcentral.com/1471-

2458/11/53/S15 diunduh tanggal 19 Desember 2015)

Morrow, A. L. 2013. Human milk composition. Pediatr Clin N Am (diakses

tanggal 21 September 2015)

Nasar, Sri S., Aryono Hendarto, Hindah J. Muaris. 2005. Makanan Bayi dan Ibu

Menyusui. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Noviana, Nurmila. 2011. Hubungan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dengan

Pemberian ASI Eksklusif Oleh Ibu yang Mempunyai Bayi Usia 6-12 Bulan

di Desa Wijimulyo Nanggulan Kulon Progo Yogyakarta (diunduh pada

tanggal 11 Desember 2015)

Novita, Windya. 2007. Serba-serbi Anak yang Perlu Diketahui Seputar Anak dari

Dalam Kandungan Hingga Masa Sekolah (Tinjauan Psikologis dan

Kedokteran). Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Nurdiansyah, Nia. 2011. Buku Pintar Ibu dan Bayi. Jagakarsa: Bukune

Page 86: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Perry, Anne Griffin dan Patricia A. Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental

Keperawatan. Jakarta: EGC

Prabantini, Dwi. 2010. A-Z Makanan Pendamping ASI. Yogyakarta: ANDI

Pratisto, Arif. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan dengan SPSS 12. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Mohamad, Imelda., Tahir Abdullah., Leo Prawirodiharjo. 2014. Hubungan

Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Diare pada Bayi Usia 0-11

Bulan di Puskesmas Galesong Utara (diunduh tanggal 10 Desember 2015)

Purba, Edy Marjuang. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian

Diare pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Matiti Kecamatan

Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2012 (diakses

tanggal 10 Desember 2015).

Riskesdas. 2013

Roesli, Utami. 2007. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta. Trubus Agriwidya

Santosa, Purbayu Budi dan Muliawan Hamdani. 2005. Statistika Deskriptif dalam

Bidang Ekonomi dan Niaga. Jakarta: Erlangga

Santoso, Trusty T. 2010. Senangnya Jadi Ibu. Jakarta: Niaga Swadaya

Schwartz, William. 2000. Pedoman Klinis Pediatri. Jakarta: EGC

Sears, William dan Martha Sears. 2007. The Baby Book. Jakarta: Serambi Ilmu

Semesta

Simkin, Penny, Janet Whalley, Ann Keppler. 2010. Panduan Lengkap Kehamilan,

Melahirkan, dan Bayi. Washington

Page 87: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

Sinsin, Iis. 2008. Seri Kesehatan Ibu dan Anak Masa Kehamilan dan Persalinan.

Jakarta: PT Elec Media Komputindo

Siregar, MHD. Arifin. 2011. Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhinya (diunduh pada tanggal 16 September 2014)

Siswosuharjo, Suwignyo dan Fitria Chakrawati. 2013. Panduan Super Lengkap

Hamil Sehat. Semarang

Sitompul, Ewa Molika. 2012. Buku Pintar MPASI. Jakarta

Soenardi, Tuti. 2009. Tim Padat untuk Bayi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama

Soetjiningsih. 2007. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Sulistiyowati, Dwi. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

Diare pada Bayi Usia 0-11 Bulan di Puskesmas Kilasah, Kota Serang,

Provinsi Banten (diunduh tanggal 19 Desember 2015)

Sumantri, Arif. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kencana

Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC

Suririnah. 2009. Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama

Suwarni dkk. 2013. Perbedaan Kejadian Diare pada Bayi 0-6 Bulan yang Diberi

ASI dengan Yang Diberi Susu Formula (di BPS ASRI Desa Baturetno

Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban). Poltekkes Kemenkes Surabaya

Syahriah, ulfa., Sugeng Maryanto., dan Riva Mustika A. 2014. Hubungan Usia

Pemberian MPASI dan Usia Penyapihan dengan Status Gizi Anak Usia 0-24

Bulan di Desa Kalijaga Timur Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok

Timur (diunduh tanggal 11 Desember 2015)

Page 88: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

Thompson, June. 2003. Toddlercare Pedoman Merawat Balita. Jakarta: Erlangga

Verralls, Sylvia. 2003. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan. Jakarta:

EGC

Wasis. 2008. Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC

WHO. 2008. Indikator Perbaikan Kesehatan Lingkungan Anak; alih bahasa

Apriningsih; editor edisi Bahasa Indonesia, Erita Agustin Hardiyanti.

Jakarta: EGC

WHO. 2011. Global Strategy for Infant and Young Child.

Wijaya, Yulianto. 2012. Faktor Risiko Kejadian Diare Balita di Sekitar TPS

Banaran Kampus UNNES (diakses dari

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph diunduh tanggal 10 Desember

2015)

Wisudanti, Desie Dwi. 2013. Pencegahan dan Penanganan Diare pada Anak

(diakses dari http://www.doktermuslimah.com/2013/05/pencegahan-dan-

tatalaksana-diare-pada-anak.htm)

Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Wong, Donna L. dan Marilyn Hockenberry. 2009. Buku Ajar Keperawtan

Pediatrik Volume 1. Jakarta: EGC

Yahya. 2005. Cairan Ajaib Air Susu Ibu. Jakarta: Medika

Yilgwan, Christopher S. Dan S. N. Okolo. 2012. Prevalence of Diarrhea Disease

and Risk Factors in Jos University Teaching Hospital, Nigeria. Annals of

African Medicine Vol. 11, No.4; 2012 (diunduh tanggal 19 Desember 2015)

Yuliarti, Nurhaeti. 2010. Keajaiban ASI-Makanan Terbaik untuk Kesehatan,

Kecerdasan, dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta

Page 89: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

Ziyane, Isabella S. 1999. The Relationship between Infant Feeding Practices and

Diarrhoeal Infections. Journal of Advanced Nursing (diunduh tanggal 19

Desember 2015)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23245/4/Chapter%20II.pdf

diakses pada 12 november 2014

http://www.indonesian-publichealth.com/2012/10/manajemen-terpadu-balita

sakit-mtbs.html diakses 16 oktober 2014

Page 90: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS
Page 91: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

Lampiran 2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(Inform Consent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk menjadi

responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi Program Studi Ilmu

Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul Skripsi “Hubungan

Pemberian ASI Eksklusif dengan Angka Kejadian Diare pada Bayi Usia 0-6

Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Johar Baru”.

Jakarta, September 2015

Responden,

Page 92: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

Lampiran 3

KUESIONER HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN

ANGKA KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU

No. Kuesioner:

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama Anak

2. Umur a. 6 bulan

b. 7 bulan

II. DIARE PADA RESPONDEN

1. Berapa kali anak menderita

diare selama umur 0-6 bulan?

a. 0

b. 1 kali

c. 1-2 kali

d. >2 kali

III. ASI EKSKLUSIF PADA RESPONDEN

2. Apakah ibu memberikan ASI

saja kepada anak selama

enam bulan?

a. Ya

b. Tidak

3. Apakah ketika baru lahir anak

dilakukan Inisiasi Menyusu

Dini (IMD)?

a. Ya

b. Tidak

4. Kapan ibu mulai melakukan

proses menyusui untuk anak

yang pertama kali, setelah

anak dilahirkan?

JIKA KURANG DARI 1

JAM, TULIS 00;

JIKA KURANG DARI 24

JAM, TULIS DALAM

JAM;

JIKA 24 JAM ATAU

LEBIH TULIS DALAM

HARI

a. ....... jam

b. ....... hari

5. Apakah sebelum disusui yang

pertama kali atau sebelum

ASI keluar/lancar, anak

a. Ya

b. Tidak

Page 93: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

pernah diberi minuman

(cairan) atau makanan selain

ASI (termasuk air putih dan

madu)?

6. Apa jenis minuman/makanan

yang pernah diberikan kepada

anak sebelum mulai disusui

atau sebelum ASI

keluar/lancar?

a. Susu formula

b. MP-ASI lainnya

Sebutkan:

7. Apakah ibu memberikan

makanan Pendamping ASI

setelah anak berumur > 6

bulan?

a. Tidak

b. Ya

Page 94: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

Lampiran 4

Validity (n=30)

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5

p1 Pearson Correlation 1 ,244 ,407* ,244 ,244

Sig. (2-tailed) ,193 ,026 ,193 ,193

N 30 30 30 30 30

p2 Pearson Correlation ,244 1 ,408* 1,000** 1,000**

Sig. (2-tailed) ,193 ,025 ,000 ,000

N 30 30 30 30 30

p3 Pearson Correlation ,407* ,408* 1 ,408* ,408*

Sig. (2-tailed) ,026 ,025 ,025 ,025

N 30 30 30 30 30

p4 Pearson Correlation ,244 1,000** ,408* 1 1,000**

Sig. (2-tailed) ,193 ,000 ,025 ,000

N 30 30 30 30 30

p5 Pearson Correlation ,244 1,000** ,408* 1,000** 1

Sig. (2-tailed) ,193 ,000 ,025 ,000

N 30 30 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 95: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

Lampiran 5

Reliability (n=30)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,782 5

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

p1 2,03 ,964 30

p2 ,53 ,507 30

p3 ,70 ,466 30

p4 ,53 ,507 30

p5 ,53 ,507 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

p1 2,30 3,114 ,318 ,910

p2 3,80 3,407 ,781 ,683

p3 3,63 3,964 ,509 ,761

p4 3,80 3,407 ,781 ,683

p5 3,80 3,407 ,781 ,683

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

4,33 5,126 2,264 5

Page 96: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

Lampiran 6

Normality (n=30)

Descriptive Statistics

N Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error

diare 30 -,745 ,427 -1,554 ,833

Valid N (listwise) 30

Rasio skewness= skewness/std. Error skewness= -0,745/0,427= -1,745

Data tersebut berdistribusi normal

Page 97: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

Lampiran 7

Hasil Analisis Univariat (n=30)

diare * Usia

Count

Usia

Total 6 7

diare ya 3 7 10

tidak 10 10 20

Total 13 17 30

diare * AsiEksklusif

Count

AsiEksklusif

Total tidak ya

diare ya 7 3 10

tidak 9 11 20

Total 16 14 30

diare * IMD

Count

IMD

Total tidak ya

diare ya 2 8 10

tidak 3 17 20

Total 5 25 30

diare * MpASI

Count

MpASI

Total ya tidak

diare ya 7 3 10

tidak 8 12 20

Total 15 15 30

Page 98: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

diare * Pertama

Count

Pertama

Total tidak ya

diare ya 7 3 10

tidak 10 10 20

Total 17 13 30

Page 99: HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN ANGKA DIARE … · HUBUNGAN . PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN. ANGKA . KEJADIAN . DIARE PADA . BAYI. USIA. 1-6 BULAN . DI. WILAYAH KERJA . PUSKESMAS

Lampiran 8

Hasil Analisis Bivariat

diare * AsiEksklusif

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1,674a 1 ,196

Continuity Correctionb ,820 1 ,365

Likelihood Ratio 1,713 1 ,191

Fisher's Exact Test ,260 ,183

Linear-by-Linear Association 1,618 1 ,203

N of Valid Cases 30

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,67.

b. Computed only for a 2x2 table