87
HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN PREFERENSI PAKAN DI AREAL KAMPUS I UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KHOIRUL BARIYAH PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/ 1432 H

HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

  • Upload
    others

  • View
    37

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU

DENGAN PREFERENSI PAKAN

DI AREAL KAMPUS I UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

KHOIRUL BARIYAH

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M/ 1432 H

Page 2: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU

DENGAN PREFERENSI PAKAN

DI AREAL KAMPUS I UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Pada Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

KHOIRUL BARIYAH

104095003059

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M/ 1432 H

Page 3: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …
Page 4: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM DIAJUKAN SEBAGAI

SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, September 2011

Khoirul Bariyah

104095003059

Page 5: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

ABSTRAK

Kupu-kupu merupakan serangga yang mudah dikenali karena memiliki

sayap dengan warna yang indah. Kupu-kupu dalam mencari pakan dipengaruhi

oleh produksi nektar dan panjang probosis. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui jenis kupu-kupu yang mengunjungi bunga Ixora sp., Hibiscus rosa-

sinensis dan Lantana camara serta hubungan antara panjang probosis dengan

preferensi pakan di areal kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan

menggunakan metode survei. Pengamatan dilakukan pada pagi (08.00-12.00

WIB), siang (14.00-15.00 WIB) dan sore hari (16.00-17.00 WIB) bulan Agustus

sampai dengan September 2008. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bunga

Ixora sp. dengan rata-rata diameter bunga mekar 32,09 mm; panjang tabung

mahkota 33,09 mm; dan diameter tabung mahkota 1,17 mm dikunjungi oleh:

Graphium agamemnon (14,90±2,67 mm), Appias olferna (9,13±0,69 mm), Delias

hyparete (12,85±0,51 mm), Eurema hecabe (8,98±0,36 mm) dan Leptosia nina

(8,99±0,46 mm); bunga H. rosa-sinensis dengan rata-rata diameter bunga mekar

88,86 mm; panjang tabung mahkota 35,18 mm; dan diameter tabung mahkota

5,66 mm dikunjungi oleh Hypolimnas bolina (13,44±0,09 mm), Papilio memnon

(28,83±0,04 mm), G. agamemnon (14,90±2,67mm), A. olferna (9,13±0,69 mm)

dan D. hyparete (12,85±0,51 mm); bunga L. camara diameter bunga mekar 8,10

mm; panjang tabung mahkota 8,57 mm; dan diameter tabung mahkota 0,88 mm

dikunjungi oleh: H. bolina (13,44±0,09 mm), G. agamemnon (14,90±2,67 mm),

G. doson (15,96±0,15 mm), G. sarpedon (16,05±0,30mm), A. olferna (9,13±0,69

mm), D. hyparete (12,85±0,51 mm), E. hecabe (8,98±0,36 mm) dan L. nina

(8,99±0,46 mm). Terdapat kesesuaian antara panjang probosis dengan tinggi

tabung bunga yang dikunjunginya.

Kata kunci: Probosis kupu-kupu, preferensi pakan, Ixora sp., Hibiscus rosa-

sinensis Lantana camara

Page 6: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

ABSTRACT

Correlations Proboscis Length of Butterfly with Preferences Feeding Plant

Around Campuss I Islamic State University (UIN) of Syarif Hidayatullah

Jakarta

Butterfly is an insect that is easy to know because having wings with

beautiful colour. Feeding butterfly is influenced with nectar produced and

proboscis length. The research aim was to know variety butterflies visitor to Ixora

sp., Hybiscus rosa-sinensis and Lantana camara and correlation between

proboscis length with preferences feeding plant around campuss I UIN of Syarif

Hidayatullah Jakarta by using survey method. Observation was done in the

morning (08.00-12.00 am), afternoon (02.00-03.00 pm) and evening (04.00-05.00

pm) on August up to September 2008. The result showed that Ixora sp. flower

(flower of blossom diameth average were 32,09 mm; corolla tube length average

were 33,09 mm and corolla tube diameth were 1,17 mm) was visited by

Graphium agamemnon (14.90±2.67 mm), Appias olferna (9.13±0.69 mm), Delias

hyparete (12.85±0.51 mm), Eurema hecabe (8.98±0.36 mm) and Leptosia nina

(8.99±0.46 mm); H. rosa-sinensis (flower of blossom diameth were 88,86 mm;

corolla tube length average were 35,18 mm and corolla tube diameth were 5,66

mm) was visited by: Hypolimnas bolina (13.44±0.09 mm), Papilio memnon

(28.83±0.04 mm), G. agamemnon (14.90±2.67 mm), A. olferna (9.13±0.69 mm)

and D. hyparete (12.85±0.51 mm) and L. camara flower (flower of blossom

diameth were 8,10 mm; corolla tube length average were 8,57 mm and corolla

tube diameth were 0,88 mm) was visited by H. bolina (13.44±0.09 mm),

G. agamemnon (14.90±2.67 mm), G. doson (15.96±0.15 mm), G. sarpedon

(16.05±0.30 mm), A. olferna (9.13±0.69 mm), D. hyparete (12.85±0.51 mm),

E. hecabe (8.98±0.36 mm) and L. nina (8.99±0.46 mm). There was found

correlation between proboscis length and corolla tube lengths which flowers

visited it.

Keywords: Proboscis of butterfly, preference plant, Ixora sp., Hibiscus rosa-

sinensis Lantana camara

Page 7: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

i

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT penelitian ini dapat diselesaikan.

Shalawat serta salam tak lupa disampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad

SAW beserta keluarganya, sahabat dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.

Penelitian ini berjudul “Hubungan Panjang Probosis Kupu-kupu

dengan Preferensi Pakan di Areal Kampus I Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta” disusun untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program Studi S1, Biologi Fakultas Sains dan Teknologi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan proposal

ini:

1. Priyanti, M.Si. sebagai pembimbing I dan Narti Fitriana, M.Si. sebagai

pembimbing II terima kasih atas bimbingan, kritik dan saran yang telah

diberikan.

2. DR. Lily Surayya Eka Putri, M.Env. Stud. selaku ketua program studi Biologi

Fakultas Sains dan Teknologi dan DR. Syopiansyah jaya Putra, M. Sis. selaku

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jakarta.

3. Kepala Perpustakaan Universitas Indonesia Depok, Museum Serangga dan

Taman Kupu Taman Mini Indonesia Indah serta Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Jakarta.

4. Megga Ratnasari Pikoli, M.Si. selaku pembimbing akademik.

Page 8: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

ii

5. Orang tua yang telah memberikan dorongan dan bantuan moril maupun

materil.

6. Abdul Kodir dan Zahratul Aini yang telah membantu dalam mencari literatur,

memberikan kritik dan semangat.

7. Teman Biologi angkatan 2004 dan BSC Net terima kasih atas bantuan, saran

dan kritiknya.

Semoga kebaikan yang telah diberikan dapat bermanfaat bagi Penulis dan

dibalas oleh Allah SWT, amin. Segala kritik dan saran yang sifatnya membangun

akan selalu terbuka sebagai bahan koreksi demi kelancaran dan keberhasilan

Penulis.

Jakarta, September 2011

Penulis

Page 9: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang ................................................................................ 1

1.2. Perumusan Masalah ........................................................................ 3

1.3. Hipotesis ......................................................................................... 3

1.4. Tujuan Penelitian ............................................................................ 4

1.5. Manfaat Penelitian .......................................................................... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kupu-kupu ..................................................................................... 5

2.1.1. Klasifikasi ............................................................................. 5

2.1.2. Morfologi .............................................................................. 6

2.1.3. Probosis ................................................................................. 8

2.1.4. Siklus Hidup ......................................................................... 9

2.1.5. Ekologi ................................................................................. 10

2.1.6. Manfaat ................................................................................ 12

2.2. Serangga Penyerbuk (Polinator) ....................................................12

2.3. Hubungan Tanaman dengan Kupu-kupu ...................................... 15

2.4. Bunga Objek Penelitian .................................................................16

2.5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ..................................................18

Page 10: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

iv

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat .........................................................................19

3.2. Bahan dan Alat .............................................................................. 19

3.3. Cara Kerja ...................................................................................... 20

3.3.1.Di lapangan ............................................................................ 20

A. Koleksi Kupu-kupu ....................................................... 20

B. Pengukuran Panjang Probosis ........................................ 21

C. Pengukuran Bunga dan Kandungan Nektar ................... 21

D. Pengukuran Faktor Lingkungan .................................... 22

3.3.2. Pembuatan awetan dan Identifikasi Kupu-kupu .................. 22

3.4. Analisis Data ................................................................................. 23

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil .............................................................................................. 24

4.1.1 Preferensi Pakan Kupu-kupu di Areal Kampus I UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta ............................................................. 24

4.1.2 Panjang Probosis Kupu-kupu .............................................. 25

4.1.3 Morfologi Bunga ................................................................. 26

4.1.4 Kandungan Nektar .............................................................. 27

4.1.5 Faktor Lingkungan .............................................................. 28

4.2. Pembahasan .................................................................................. 32

4.2.1 Preferensi Pakan Kupu-kupu di Areal Kampus I UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta ............................................................. 32

4.2.1.1 Preferensi Pakan Pada Bunga Ixora sp. ..................... 32

4.2.1.2 Preferensi Pakan Pada Bunga H. rosa-sinensis ......... 35

4.2.1.3 Preferensi Pakan Pada Bunga L. camara .................. 38

4.2.2 Deskripsi Kupu-kupu ........................................................... 44

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1. Kesimpulan .................................................................................. 51

5. 2. Saran ............................................................................................ 52

Page 11: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

v

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 53

LAMPIRAN ....................................................................................................... 57

Page 12: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Hubungan warna bunga terhadap polinator .......................................... 13

Tabel 2. Kupu-kupu yang mengunjungi bunga Ixora sp., H. rosa-sinensis dan

L. camara di areal kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ............ 25

Tabel 3. Rata-rata (mm) panjang probosis kupu-kupu yang mengunjungi bunga

Ixora sp., H. rosa-sinensis dan L. camara di areal kampus I UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta ............................................................................... 26

Page 13: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bentuk dan Bagian Tubuh Kupu-kupu ............................................ 6

Gambar 2. Bentuk dan Bagian Kepala Kupu-kupu ........................................... 7

Gambar 3. Persentase (%) kupu-kupu yang mengunjungi ketiga jenis tanaman

berbunga di areal kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ....... 24

Gambar 4. Nilai rata-rata DBM (diameter bunga mekar), PTM (panjang ta-

bung mahkota) dan DTM (diameter tabung mahkota) setiap bunga

(mm) ............................................................................................... 26

Gambar 5. Nilai rata-rata kandungan nektar (%) setiap bunga per waktu

pengamatan (pagi, siang dan sore hari) ........................................... 27

Gambar 6. Nilai rata-rata kandungan nektar (%) setiap bunga per bulan ......... 28

Gambar 7. Nilai rata-rata faktor lingkungan (suhu, kelembaban udara

dan intensitas cahaya) pada pagi hari selama satu bulan di sekitar

ketiga jenis bunga ............................................................................ 28

Gambar 8. Nilai rata-rata faktor lingkungan (suhu, kelembaban udara

dan intensitas cahaya) pada siang hari selama satu bulan di sekitar

ketiga jenis bunga ………………………………………………… 29

Gambar 9. Nilai rata-rata faktor lingkungan (suhu, kecepatan angin, kelemba-

ban udara dan intensitas cahaya) pada sore hari selama satu

bulan di sekitar ketiga jenis bunga ………………………………. 30

Gambar 10. Nilai rata-rata kecepatan angin pada pagi, siang dan sore hari di

sekitar ketiga jenis bunga ………………………………………... 31

Gambar 11. Nilai rata-rata faktor lingkungan (suhu, kecepatan angin, kelemba-

ban udara dan intensitas cahaya) selama satu bulan di seki-

tar ketiga jenis bunga ...................................................................... 32

Gambar 12. Permukaan atas (a) dan bawah sayap (b) H. bolina betina .............. 45

Gambar 13. Permukaan atas (a) dan bawah sayap (b) G. agamemnon jantan ..... 46

Gambar 14. Permukaan atas (a) dan bawah sayap (b) G. doson jantan .............. 46

Gambar 15. Permukaan atas (a) dan bawah sayap (b) G. sarpedon jantan ..........47

Gambar 16. Permukaan atas (a) dan bawah sayap (b) P. memnon jantan ........... 47

Gambar 17. Kupu A. olferna jantan .................................................................... 49

Gambar 18. Kupu E. hecabe jantan .................................................................... 49

Gambar 19. Permukaan atas sayap (a) dan bawah sayap (b) D. hyparete jantan

............................................................................................................ 50

Page 14: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

viii

Gambar 20. Permukaan atas sayap (a) dan permukaan bawah sayap (b) L.nina

jantan ................................................................................................ 50

Page 15: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Beberapa faktor lingkungan di sekitar ketiga jenis tanaman ber-

bunga di kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ................... 57

a. Bunga Ixora sp. ........................................................................ 57

b. Bunga H. rosa-sinensis ........................................................... 57

c. Bunga L. camara ...................................................................... 58

Lampiran 2. Kandungan nektar bunga Ixora sp., H. rosa-sinensis dan L. ca-

mara ............................................................................................... 59

Lampiran 3. Ukuran diameter bunga mekar (DBM), panjang tabung mahkota

(PTM) dan diameter tabung mahkota (DTM) (mm) pada ketiga

jenis tanaman berbunga .............................................................. 60

a. Bunga Ixora sp. …................................................................... 60

b. Bunga H. rosa-sinensis …………..........…………………..... 60

c. Bunga L. camara ………………………………................... 61

Lampiran 4. Ukuran panjang probosis kupu-kupu ........................................... 62

Lampiran 5. Frekuensi kunjungan kupu-kupu pada tanaman berbunga di areal

kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta . ................................. 63

Lampiran 6. Hasil perhitungan korelasi pengaruh panjang probosis terhadap

DBM (Diameter Bunga Mekar) DTM (Diameter Tabung Mah-

kota) dan PTM (Panjang Tabung Mahkota) pada bunga Ixora

sp. ................................................................................................. 64

Lampiran 7. Hasil perhitungan korelasi pengaruh panjang probosis terhadap

DBM (Diameter Bunga Mekar) DTM (Diameter Tabung Mah-

kota) dan PTM (Panjang Tabung Mahkota) pada bunga H.rosa-

sinensis .......................................................................................... 66

Lampiran 8. Hasil perhitungan korelasi pengaruh panjang probosis terhadap

DBM (Diameter Bunga Mekar) DTM (Diameter Tabung Mah-

kota) dan PTM (Panjang Tabung Mahkota) pada bunga L. ca-

mara ............................................................................................. 68

Lampiran 9. Jenis bunga yang dikunjungi oleh kupu-kupu (a) Ixora sp.,

(b) H. rosa-sinensis dan (c) L. camara …………………………. 70

Lampiran 10. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian……………………... 71

Page 16: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kupu-kupu merupakan salah satu hewan insekta (serangga) yang mudah

dikenali oleh setiap orang karena memiliki warna dan bentuk sayap yang indah

serta bersisik. Kupu-kupu mengunjungi tanaman dengan dua tujuan, yaitu:

mencari makanan berupa nektar dan meletakkan telur pada bagian tanaman.

Kupu-kupu memiliki peranan yang penting bagi tanaman. Salah satu peranan

kupu-kupu adalah membantu penyerbukan tanaman berbunga. Penyerbukan yang

dilakukan oleh kupu-kupu membantu proses terbentuknya buah dan biji dari suatu

tanaman berbunga sehingga kupu-kupu juga berperan dalam mempertahankan

keseimbangan ekosistem (lingkungan) dan memperkaya keanekaragaman hayati

tanaman (Bima, 2007; Hamidun, 2003).

Sejak awal areal kampus I Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta dibangun telah ditanami dengan berbagai jenis tanaman

untuk penghijauan. Tanaman tersebut diharapkan melengkapi fungsi klimatologis,

hidrologis, pembersih udara, estetika dan juga penunjang bagi kehidupan hewan

seperti kupu-kupu sehingga meningkatkan kekayaan jenis fauna di areal kampus I

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ditanami juga dengan tanaman berbunga seperti: soka (Ixora sp.), bougenvil

(Bougenvillea spectabilis), bunga tahi ayam (Lantana camara), kembang sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis), pisang-pisangan (Heliconia psittacorum), philodendron

Page 17: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

2

(Philodendron bipinnatifium) dan flamboyan (Delonyx regia) untuk menambah

nilai estetika (Fitriana, 2008; Priyanti, 2008).

Kupu-kupu menyukai bunga berukuran kecil yang berjumlah banyak dalam

suatu tangkai utama, berwarna menarik, berbentuk tabung yang sempit dan

memanjang serta menghasilkan nektar (Darjanto dan Satifah, 1984; Richards,

1997; Thompson, 2000). Nektar biasanya terletak pada bagian yang tersembunyi

sehingga tidak semua hewan pengunjung dapat mengambilnya. Dalam mengambil

nektar, kupu-kupu dibantu oleh probosis yang dimilikinya. Probosis merupakan

alat penghisap yang berbentuk panjang dan tipis.

Satu jenis tanaman berbunga dapat dikunjungi oleh kupu-kupu yang

berbeda. Hal ini disebabkan adanya preferensi kupu-kupu dengan tanaman pakan.

Selain itu, panjang probosis juga menentukan jenis tanaman berbunga yang

dipilihnya. Setiap jenis kupu-kupu memiliki panjang probosis yang berbeda. Hal

ini menunjukkan bahwa kunjungan kupu-kupu dalam mencari pakan dipengaruhi

oleh panjang probosisnya (Loveless, 1989; Soekardi, 2004).

Berdasarkan hasil pengamatan Fitriana (2008), ada tiga jenis tanaman

berbunga yang sering dikunjungi oleh kupu-kupu, yaitu: Ixora sp., H. rosa-

sinensis dan L. camara. Ketiga jenis bunga ini memiliki warna mahkota dan

kandungan nektar yang sangat disukai kupu-kupu. Alasan lain memilih ketiga

jenis bunga ini sebagai objek penelitian adalah ketersediaan bunga-bunga tersebut

sepanjang waktu sehingga memudahkan untuk pengamatan dan ketiga bunga ini

memiliki bentuk yang berbeda.

Page 18: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

3

Sampai saat ini belum ada informasi yang melaporkan tentang jenis kupu-

kupu apa saja yang mengunjungi tanaman berbunga seperti: Ixora sp., H. rosa-

sinensis dan L. camara yang terdapat di areal kampus I UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Selain itu, penelitian tentang ukuran panjang probosis dan preferensi

pakan di areal kampus ini belum pernah dilakukan.

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

a) Jenis kupu-kupu apa saja yang mengunjungi bunga Ixora sp., H. rosa-

sinensis dan L. camara di areal kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

b) Apakah terdapat hubungan antara panjang probosis kupu-kupu dengan

preferensi pakan di areal kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

1.3 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

a) Terdapat keanekaragaman jenis kupu-kupu yang mengunjungi bunga Ixora

sp., H. rosa-sinensis dan L. camara di areal kampus I UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

b) Terdapat hubungan antara panjang probosis kupu-kupu dengan preferensi

pakan di areal kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

.

Page 19: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

4

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

a) Untuk mengetahui jenis kupu-kupu yang mengunjungi bunga Ixora sp.,

H. rosa-sinensis dan L. camara di areal kampus I UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

b) Untuk mengetahui hubungan antara panjang probosis kupu-kupu dengan

preferensi pakan di areal kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a) Dapat memberikan informasi tentang jenis kupu-kupu yang mengunjungi

bunga Ixora sp., H. rosa-sinensis dan L. camara di areal kampus I UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

b) Dapat memberikan informasi hubungan antara panjang probosis kupu-

kupu dengan preferensi pakan di areal kampus I UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

c) Dapat memberikan informasi tambahan untuk pengembangan program

penghijauan di areal kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

d) Dapat digunakan sebagai database untuk penelitian lebih lanjut tentang

keanekaragaman fauna yang terdapat di areal kampus I UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 20: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kupu-kupu

2.1.1 Klasifikasi

Kupu-kupu memiliki tubuh yang khas dan bentuk sayap yang berbeda

dengan serangga lain. Sayap kupu-kupu bersisik, sisik tersebut saling menutup

yang menghasilkan pola warna tertentu. Sisik-sisik ini dapat menimbulkan bekas

seperti debu pada jari seseorang bila dipegang. Ciri inilah yang menyebabkan

hewan tersebut digolongkan ke dalam ordo Lepidoptera, yang berasal dari kata

lepis: sisik dan pteron: sayap (Salmah dkk., 2002).

Berdasarkan aktivitasnya, kupu-kupu dikenal dua kelompok, yaitu kupu-

kupu siang (aktif siang hari atau diurnal) dan ngengat (aktif malam hari atau

nokturnal). Kupu-kupu siang mempunyai tubuh yang langsing, sayap pada

umumnya berwarna cerah, indah dan menarik, serta antena pada ujungnya

membesar. Pada waktu istirahat sayapnya menutup dan tegak lurus dengan tubuh

sehingga yang terlihat adalah permukaan sebelah bawah. Kupu-kupu malam

tubuhnya lebih gemuk, warna sayapnya kusam dan antena berbentuk seperti bulu

ayam. Pada waktu istirahat sayapnya terbuka, menutup abdomen (perut) sehingga

yang terlihat adalah permukaan atas dari sayap (Salmah dkk., 2002).

Menurut Borror dkk. (1992) klasifikasi kupu-kupu adalah Filum:

Arthropoda; Subfilum: Mandibulata; Kelas: Insekta; Subkelas: Pterygota; Divisi:

Endopterygota; Ordo: Lepidoptera; Subordo: Rhopalocera. Subordo ini memiliki

Page 21: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

6

beberapa famili, antara lain: Papilionidae, Pieridae, Nymphalidae, Danaidae,

Satyridae dan Lycaenidae.

2.1.2 Morfologi

Kupu-kupu termasuk ke dalam divisi Endopterygota dengan empat fase

hidup yang berbeda yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Divisi ini memiliki

perbedaan bentuk dan makanan pada fase muda dan dewasa sehingga tidak terjadi

persaingan antara keduanya (Preston-Mafham dan Preston-Mafham, 1988).

Kupu-kupu mempunyai tubuh yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: caput

(kepala), toraks (dada) dan abdomen (perut) (Gambar 1). Tubuh kupu-kupu

ditopang oleh kerangka luar (eksoskeleton) tempat organ dalam melekat di sisi

bagian dalam. Sebagian besar rangka luar berupa lapisan kitin yang tidak tembus

air dan tidak larut dalam asam organik (Noerdjito dan Aswari, 2003).

Gambar 1. Bentuk dan Bagian Tubuh Kupu-kupu (D’ Abrera, 1977 dalam

Noerdjito dan Aswari, 2003)

Kupu-kupu memiliki kepala dengan enam ruas. Tiga ruas pertama

bergabung dengan tiga komponen sensori yaitu mata majemuk, mata tunggal dan

Page 22: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

7

antena. Tiga ruas kepala lainnya berasosiasi dengan bagian mulut. Mandibula

(rahang bawah) kupu-kupu tereduksi dan maksila beradaptasi sebagai alat

penghisap (probosis). Palpus labialis merupakan bagian bibir yang sangat sensitif

sebagai alat peraba dalam memilih makanannya (Gambar 2) (Amir dkk., 2003;

Borror dkk., 1992).

Gambar 2. Bentuk dan Bagian Kepala Kupu-kupu (Amir, dkk., 2003)

Toraks merupakan tempat melekatnya kepala yang dihubungkan oleh

selaput tipis yang merupakan leher sehingga kepala dapat digerakkan. Toraks

terbagi menjadi protoraks, mesotoraks dan metatoraks. Protoraks biasanya kecil

dan tereduksi. Mesotoraks merupakan bagian yang terbesar dan metatoraks lebih

kecil dari mesotoraks. Pada masing-masing ruas toraks terdapat sepasang kaki

sedangkan sayap terdapat pada ruas meso dan metatoraks (Preston-Mafham dan

Preston-Mafham, 1988). Kaki bagian depan biasanya sangat sensitif berguna

dalam mengenali adanya bunga, nektar atau pasangannya (Noerdjito dan Aswari,

2003). Bentuk dan ukuran sayap depan berbeda dengan sayap belakang, sayap

depan biasanya lebih besar daripada sayap belakang (Amir dkk., 2003).

Page 23: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

8

Abdomen kupu-kupu terdiri atas 10 ruas dan ruas terakhir mengalami

modifikasi menjadi organ genital. Pada sisi-sisi bagian abdomen terdapat enam

sampai tujuh spirakel. Alat pencernaan, jantung, organ ekskresi dan organ kelamin

serta sistem otot yang kompleks terdapat di dalam abdomen (Amir dkk., 2003).

2.1.3 Probosis

Probosis adalah alat penghisap berbentuk belahan tabung yang bersatu.

Probosis terletak pada bagian kepala dan letaknya sama pada semua jenis kupu-

kupu tetapi ukuran panjangnya berbeda dapat dilihat pada Gambar 2. Apabila

tidak digunakan, probosis akan digulung dan dapat dijulurkan kembali (Noerdjito

dan Aswari, 2003). Dengan adanya probosis akan memudahkan kupu-kupu

mengambil makanannya yang tersembunyi di dalam kelenjar nektar bunga. Selain

kupu-kupu, lebah juga memiliki probosis yang fungsinya sama yaitu untuk

mengambil nektar tetapi ukuran probosis lebah berbeda dengan probosis yang

dimiliki kupu-kupu (Rusfidra, 2008).

Bentuk dan panjang probosis disesuaikan dengan morfologi hewan dan jenis

pakannya. Kupu-kupu dengan ukuran tubuh yang besar memiliki probosis yang

lebih panjang dibandingkan kupu-kupu yang berukuran kecil dan bunga dengan

tabung mahkota yang pendek akan cenderung dikunjungi kupu-kupu dengan

probosis yang pendek dan sebaliknya sehingga terdapat kesesuaian antara panjang

probosis dengan tinggi tabung mahkota bunga yang dikunjunginya (Soekardi,

2004).

Page 24: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

9

2.1.4 Siklus Hidup

Kupu-kupu adalah serangga holometabola yang siklus hidupnya melalui

stadium telur, larva (ulat), pupa (kepompong) dan imago (dewasa).

a. Telur

Telur kupu-kupu berukuran 1-2 mm, warna dan bentuknya beragam.

Bentuknya ada yang setengah bulat, spiral, oval dan bulat. Telur diletakkan pada

bagian bawah permukaan daun tanaman inangnya. Masa stadium telur berbeda-

beda pada tiap jenis kupu-kupu, seperti: masa stadium telur Graphium

agamemnon 45 hari dan Papilio memnon lima hari.

b. Larva (Ulat)

Telur akan menetas menjadi larva (ulat). Larva yang baru menetas,

panjangnya berukuran sekitar 2-3 mm. Fase larva adalah fase makan yang sangat

intensif dan mengalami pergantian kulit hingga lima kali tergantung pada jenis

dan kesehatan larvanya. Setiap jenis memiliki bentuk, warna dan bulu ulat yang

berbeda dan memakan pakan yang berbeda pula. Itulah sebabnya kupu-kupu

meletakkan telurnya pada tanaman inangnya, yang akan dimakan ulat setelah

menetas. Larva memiliki perlindungan dari serangga predator berupa osmeterium,

yaitu: semacam zat beracun yang tidak berbau dan tidak enak. Lamanya fase ini

berbeda-beda, ada yang waktunya pendek ada pula yang hanya beberapa minggu

bahkan berbulan-bulan baru menjadi kepompong, seperti: lamanya larva

G. agamemnon 21-26 hari dan P. memnon 18-25 hari.

Page 25: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

10

c. Pupa (Kepompong)

Jika larva telah tumbuh sempurna maka akan berhenti makan dan bersiap

untuk berkembang menjadi pupa (kepompong). Pada Fase pupa, ulat akan

mengalami fase istirahat. Pada fase ini, akan terbentuk sel-sel imago. Masa

stadium pupa G. agamemnon 11-12 hari dan P. memnon 13-15 hari.

d. Imago (Dewasa)

Dari pupa akan keluar kupu-kupu dewasa yang berwarna indah dan telah

dilengkapi dengan alat-alat penting seperti: sayap, antena, probosis dan kaki.

Setelah keluar dari pupa, kupu-kupu ini tidak langsung terbang tetapi bergantung

pada kantung pupanya sampai sayap-sayapnya kering dan siap untuk terbang.

Kupu-kupu ini siap untuk kawin dan bereproduksi kembali (Achmad, 2002;

Braby, 2000 dalam Amir dkk., 2003; Salmah dkk., 2002).

2.1.5 Ekologi

Kupu-kupu dapat ditemukan pada hampir setiap habitat yang menyebar

mulai dari daerah dataran tinggi sampai dataran rendah. Penyebaran geografi yang

luas dan keanekaragaman kupu-kupu dapat memberikan informasi yang baik

dalam studi lingkungan (Hamidun, 2003).

Aktivitas kupu-kupu dalam mencari makanan dimulai pada pagi menjelang

siang. Hal ini disesuaikan dengan sekresi nektar yang dimulai kira-kira pukul

07.30 WIB dan sekresi nektar akan meningkat pada pertengahan hari

dibandingkan pagi hari (Cruden, Parker dan Peterson, 1979 dalam Cruden dan

Page 26: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

11

Parker, 1979). Dengan demikian terdapat hubungan antara kandungan nektar

dengan waktu kunjungan kupu-kupu pada bunga (Fitriana, 2008).

Keanekaragaman kupu-kupu dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain

adalah faktor lingkungan dan keberadaan vegetasi sebagai inang dan pakan kupu-

kupu. Keadaan lingkungan berpotensi untuk mendukung keanekaragaman kupu-

kupu. Adanya pembangunan yang tidak terencana dapat menekan habitat kupu-

kupu (Almaidah, 2005). Beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi

kehidupan kupu-kupu, antara lain: suhu, kelembaban udara dan kecepatan angin.

Kupu-kupu akan mencari makanan pada suhu yang hangat berkisar 30oC. Suhu

tubuh kupu-kupu pada saat terbang 5–10oC di atas suhu lingkungan. Pencarian

makanan pada suhu yang rendah akan membutuhkan energi yang banyak

(Mamahit, 2003; Soedrajat, 2008). Kupu-kupu beraktivitas pada kelembaban

udara sekitar 60% karena dapat mengurangi resiko kekurangan air (dehidrasi)

akibat terik matahari dan beraktivitas dengan kisaran cahaya 230 Klx (Amir dkk.,

2003; Feltwell, 1986).

Komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan kupu-kupu adalah

tersedianya tanaman sebagai sumber pakan, tempat berlindung dari serangan

predator atau gangguan lainnya dan sebagai tempat untuk berkembang biak

(Hamidun, 2003). Semakin banyak cairan nektar yang tersedia, yang dicirikan

oleh kelimpahan tanaman berbunga panghasil nektar maka semakin banyak pula

kupu-kupu yang datang mengunjungi tempat tersebut (Achmad, 2007).

Page 27: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

12

2.1.6 Manfaat

Kupu-kupu memiliki beberapa manfaat baik untuk manusia, tanaman atau

lingkungan, diantaranya:

a. Mempunyai nilai artistik/keindahan sehingga digunakan sebagai hiasan

dinding, meja, penindih kertas, tatakan gelas, tirai, dompet dan motif tekstil

b. Bahan penelitian biologi (Bima, 2007).

Kupu-kupu dapat juga digunakan sebagai bioindikator. Keanekaragaman

jenis kupu-kupu yang tinggi di suatu daerah menandakan sehatnya biologi

lingkungan di tempat tersebut (Amir dkk., 2003). Beberapa alasan kupu-kupu

dijadikan sebagai bioindikator diantaranya:

a) Stadium larva maupun dewasa sangat bergantung pada keragaman tanaman

inang sehingga memberikan hubungan yang erat antara keragaman kupu-kupu

dengan kondisi lingkungannya, seperti larva Troides helena hanya memakan

daun Aristolochia tagala maka hilangnya pohon tersebut berarti hilang pula

kupu-kupu T. helena

b) Kupu-kupu sangat sensitif terhadap perubahan faktor lingkungan yang

biasanya terjadi pada saat terjadinya perubahan struktur hutan (Brown dkk.,

1991 dalam Widhiono, 2009).

2.2 Serangga Penyerbuk (Polinator)

Penyerbukan (polinasi) merupakan proses ekologi yang didasarkan atas

adanya interaksi saling menguntungkan antara tanaman dan polinator. Polinasi

merupakan mekanisme transfer serbuk sari dari sel kelamin jantan menuju sel

Page 28: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

13

kelamin betina pada bunga. Polinasi ini sangat penting untuk proses fertilisasi

(pembuahan) yang akhirnya akan menghasilkan bunga, buah dan biji (Rusfidra,

2006a).

Penyerbukan dapat terjadi dengan bantuan polinator (penyerbuk).

Polinator terbagi dua yaitu: polinator abiotik (angin, air dan gravitasi) dan

polinator biotik (serangga, burung dan beberapa mamalia). Serangga merupakan

salah satu jenis hewan yang sangat membantu dalam proses penyerbukan.

Penyerbukan yang dilakukan oleh serangga disebut entomofili. Kupu-kupu

merupakan salah satu polinator, ketika kupu-kupu sedang mengambil

makanannya, secara tidak sengaja serbuk sari akan menempel pada tubuhnya

sehingga memungkinkan menempelnya serbuk sari ke kepala putik ketika kupu-

kupu hinggap pada bunga. Proses ini membantu dalam penyerbukan tanaman

(Syafei, 1990).

Tabel 1. Hubungan Warna Bunga terhadap Polinator (Putra, 2006)

Warna Penyerbuk

Coklat Kumbang, tawon, lalat

Kelabu Kumbang, lalat, kelelawar

Putih Kumbang, kelelawar, lebah, ngengat

Kuning Lebah, kupu-kupu

Biru Lebah, kupu-kupu, burung

Merah Kupu-kupu, burung

Hijau Burung

Pencarian makanan oleh serangga polinator dipengaruhi oleh faktor-faktor

tertentu, seperti: morfologi bunga dan kandungan nektar. Salah satu morfologi

bunga yang menarik perhatian hewan polinator adalah warna mahkota bunga.

Page 29: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

14

Warna sangat berhubungan dengan polinator seperti: lebah biasanya menyerbuki

bunga yang berwarna kuning, ungu, biru atau beberapa kombinasi warna tersebut

sedangkan kupu-kupu menyerbuki bunga yang berwarna merah, biru cerah,

kuning atau oranye dapat dilihat pada Tabel 1 (Levetin dan Mc Mahon, 1999).

Pola warna yang berbeda pada bagian daun mahkota (petal) menunjukkan

letak nektar pada bunga. Letak nektar sering kali tidak terlihat oleh mata manusia

tetapi sering tampak dalam cahaya ultraviolet (UV) yang dapat terlihat oleh

serangga. Pada beberapa jenis tanaman hanya menampakkan petunjuk letak nektar

pada cahaya UV (Stern dkk., 2003).

Kupu-kupu akan mengunjungi tanaman karena ada isyarat makanan yang

diberitahu melalui bau dan nektar. Tidak semua bau bunga menarik bagi manusia

misalnya bau bunga bangkai, bagi lalat bau bunga bangkai sangat menarik

perhatiannya (Levetin dan Mc Mahon, 1999). Kumbang cenderung mengunjungi

bunga dengan bau busuk dan kupu-kupu lebih menyukai bunga dengan bau yang

harum/wangi (Stern dkk., 2003).

Nektar adalah larutan gula yang dihasilkan tanaman biasanya mengandung

sukrosa, glukosa dan fruktosa. Persentase kandungan air pada nektar berkisar

antara 40%-80% (Lamerkabel, 2004). Hewan polinator memerlukan energi yang

besar sehingga akan lebih memilih tanaman yang memproduksi nektar dalam

jumlah banyak. Tanaman yang memproduksi nektar akan memiliki perlindungan

tersendiri seperti bentuk tabung mahkota yang panjang, yang hanya dapat

dijangkau oleh beberapa jenis hewan polinator saja seperti lebah dan kupu-kupu

yang memiliki probosis untuk menjangkau nektar tersebut (Price, 1989). Kupu-

Page 30: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

15

kupu dan ngengat biasanya memilih tanaman yang memproduksi nektar dalam

jumlah yang cukup besar sekitar 29% dengan komposisi 10-70% gula, lipid, asam

amino dan protein (Schooven dan van Loon, 1998 dalam Fitriana, 2008; Romoser

dan Stoffolano, 1998).

2.3 Hubungan Tanaman dengan Kupu-kupu

Kupu-kupu memerlukan tanaman sebagai sumber nektar dan sumber air

untuk kelangsungan hidupnya serta untuk meletakkan telur-telurnya pada bagian-

bagian tanaman yaitu daun dan batang. Aktivitas kupu-kupu dimulai pada pagi

menjelang siang menyesuaikan dengan kesiapan tanaman untuk menyediakan

makanannya. Dengan demikian terdapat hubungan antara kehadiran kupu-kupu

dengan waktu berbunga (Loveless, 1989).

Nektar dihasilkan oleh kelenjar tanaman dalam bentuk larutan dengan

konsentrasi yang bervariasi. Kelenjar ini dapat berasal dari suatu bagian khusus

(suatu alat tambahan) pada bunga (nectary internal floral) atau dari salah satu

bagian bunga yang telah mengalami modifikasi dan telah berubah fungsinya

(nectary extra floral). Kelenjar nektar yang merupakan modifikasi salah satu

bagian bunga dapat berasal dari: dasar bunga, daun kelopak, daun mahkota, dan

benang sari (Hidayat, 1995; Rusfidra, 2006b; Tjitrosoepomo, 2003).

Sekresi nektar dimulai pada pagi hari. Proses sekresi nektar maksimal

terjadi pada saat bunga mekar pertama kali dan produksinya terus menurun hingga

bunga layu. Sekresi nektar pada jenis bunga yang berbeda memiliki kandungan

yang berbeda pula, baik dari segi komposisinya, kuantitasnya maupun

Page 31: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

16

kualitatifnya. Hal ini karena secara tidak langsung proses pembentukan nektar

bersifat khas, pada jenis tumbuhan yang berbeda akan memiliki proses fisiologi

yang unik dan khas sehingga berbeda dengan jenis lain (Fahn, 1979 dalam

Tricahyadi, 2007).

Intensitas sekresi nektar bervariasi pada setiap bunga. Faktor internal dan

eksternal mempengaruhi jumlah nektar yang dihasilkan. Sekresi nektar sering

terjadi pada periode yang sangat terbatas (Cutter, 1978). Faktor internal yang

mempengaruhi produksi nektar diantaranya morfologi dan fisiologi. Jika jumlah

floem lebih menonjol daripada xilem maka konsentrasi nektar dapat mencapai

50% dan jika xilem yang lebih dominan maka konsentrasi gula mungkin turun

sampai 8%. Faktor eksternal yang berpengaruh diantaranya kelembaban dan suhu

udara. Meskipun nektar terletak di bagian yang terlindung hujan tetapi karena

sifatnya yang higroskopis menyebabkan nektar akan encer pada suhu udara dan

intensitas cahaya yang tinggi (Esau, 1977). Kelembaban udara dapat

menyebabkan terjadinya evaporasi atau absorbsi air pada nektar. Keadaan ini

mempengaruhi kenaikan atau pun penurunan konsentrasi gula pada nektar (Kevan

dan Baker, 1984 dalam Tricahyadi, 2007).

2.4 Bunga Objek Penelitian

Menurut Fitriana (2008) terdapat 11 jenis tanaman berbunga yang sering

dikunjungi oleh serangga di areal kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Namun hanya 9 jenis tanaman berbunga saja yag dikunjungi oleh Lepidoptera

(kupu-kupu dan ngengat), yaitu: Ixora sp., Ageratum conyzoides, B. spectabilis,

Page 32: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

17

Chrysantemum indicum, Musaenda frondosa, Nephelium lappaceum, Syzigium

aqueum, H. rosa-sinensis dan L. camara. Berikut ini adalah deskripsi tanaman

berbunga yang dijadikan objek penelitian:

a. Bunga Soka (Ixora sp.)

Tanaman ini termasuk anggota famili Rubiaceae dengan kelopak

berbentuk lonceng dan makhota berbentuk terompet (Tjitrosoepomo, 2002; Van

Steenis, 1992). Bunganya merupakan majemuk campuran yaitu malai rata tetapi

bagian-bagiannya berupa anak payung menggarpu. Bunga berbentuk tabung

dengan warna merah, kuning atau jingga (Tjitrosoepomo, 2003).

b. Kembang Sepatu (H. rosa-sinensis)

Termasuk famili Malvaceae (Tjirosoepomo, 2002). Kembang sepatu

tumbuh di ketiak daun (flos lateralis), terdapat daun kelopak tambahan (epicalyx)

berjumlah satu. Daun mahkota berwarna merah atau merah muda yang berjumlah

lima helai dan bunganya berbentuk seperti terompet (Tjitrosoepomo, 2003; Van

Steenis, 1992).

c. Bunga Tahi Ayam (L. camara)

Tanaman tergolong ke famili Verbenaceae dengan batang berkayu dan

berduri (Van Steenis, 1992; Tjitrosoepomo, 2002). Bunga berbentuk terompet

dengan daun mahkota berwarna putih, kuning atau ungu dan merupakan bunga

majemuk berbentuk payung (umbella) (Tjitrosoepomo, 2003).

Page 33: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

18

2.5 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada tanggal 20 Mei 2002, IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Syarif

Hidayatullah Jakarta resmi berganti nama menjadi UIN (Universitas Islam

Negeri) Syarif Hidayatullah Jakarta sesuai dengan Keputusan Presiden RI No.31

Tahun 2002. Lokasi kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terletak di Jalan Ir.

H. Juanda 95 Ciputat Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Secara geografis

UIN terletak pada 600

18’ 24,26’ LS dan 1060

45’ 14,96’ BT. Kampus I UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki luas sekitar 71.620 m2 (Anonimus, 2008).

Berbagai jenis tanaman ditanam di areal kampus I UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta memiliki berbagai fungsi, antara lain:

Menciptakan lingkungan kampus yang sejuk, rapi, bersih dan indah sehingga

nyaman untuk kegiatan belajar mengajar.

Melestarikan ekosistem yang mantap serta keseimbangan hidro-orologis

lingkungan sekitarnya.

Membangun laboratorium alam serta sarana penyedia bahan praktikum pada

beberapa mata kuliah seperti: anatomi tanaman, morfologi tanaman, ekologi,

fisiologi tanaman dan lain-lain.

Menyerap karbon dan penghasil oksigen.

Koleksi dan konservasi keanekaragaman hayati.

Sebagai pelindung dari terpaan angin yang kencang serta menjadi peredam

kebisingan dan sebagainya (Hidayat dan Akyas, 2004).

Page 34: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Pengambilan sampel dan pengamatan dilakukan setiap pagi, siang, dan

sore hari (pukul 08.00-12.00 WIB, 14.00-15.00 WIB dan 16.00-17.00 WIB) pada

bulan Agustus sampai September 2008 dengan interval waktu satu minggu.

Pengambilan sampel bunga Ixora sp. dan L. camara dilakukan di sekitar Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) sedangkan bunga H. rosa-sinensis di sekitar

Student Center (SC). Pengawetan kupu-kupu dilakukan di Laboratorium Terpadu

UIN, Jakarta dan identifikasi dilakukan di Museum Serangga dan Taman Kupu

(MSTK), TMII, Jakarta.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah kupu-kupu, nektar bunga

(Ixora sp., H. rosa-sinensis, L. camara), kapur barus (nafthalen), air suling dan

alkohol 70%.

Alat-alat yang diperlukan dalam penelitian adalah: jaring serangga (insect

net), kertas papilot, papan perentang, jarum pentul, jarum suntik, pinset, oven

Memmert, kotak serangga, termometer Boeco 600C, jam tangan, alat tulis,

anemometer Biram’s Model TN 27, higrometer Hanna, luxmeter Takemura

electric works Ltd, plastik, kamera Canon, hand-held refractometer dan jangka

sorong Tricle brand akurasi 0,05 mm.

Page 35: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

20

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Di lapangan

A. Koleksi Kupu-kupu

Penelitian ini dilakukan dengan metode survei berdasarkan teknik random

sampling yang dilakukan pada jenis tanaman tertentu. Tanaman yang digunakan

untuk pengamatan adalah: Ixora sp., H. rosa-sinensis dan L. camara. Waktu

pengamatan dibagi menjadi tiga kali, yaitu: pagi (08.00-12.00 WIB), siang (14.00-

15.00 WIB) dan sore hari (16.00-17.00 WIB).

Kupu-kupu yang dikoleksi adalah kupu-kupu yang mengunjungi ketiga

jenis tanaman objek penelitian. Penangkapan kupu-kupu menggunakan jaring

serangga, kupu-kupu yang tertangkap kemudian dimatikan dengan menekan

bagian toraks (dada). Kemudian dilakukan pengukuran panjang probosis

menggunakan jangka sorong. Hasil pengukuran panjang probosis akan dirata-

ratakan dan dihitung nilai standar deviasi (sd). Sayap kupu-kupu dilipat ke atas,

disimpan di dalam kertas papilot dan dimasukkan ke dalam plastik lalu diberi

kapur barus. Kupu-kupu yang dikoleksi dicatat waktu penangkapan dan diberi

label serta dicatat pula jumlah individu dan jenis kupu-kupu yang mengunjungi

satu tanaman dan waktu kunjungan kupu-kupu (Thompson, 2000). Kupu-kupu

yang tertangkap akan diidentifikasi dan dihitung persentase jumlahnya

berdasarkan famili sehingga akan terlihat persentase preferensi pakan kupu-kupu

di kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 36: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

21

B. Pengukuran Panjang Probosis

Pengukuran panjang probosis harus dilakukan segera setelah kupu-kupu

mati. Jika tidak, maka akan kesulitan untuk mengukurnya. Cara pengukuran

panjang probosis yaitu merentang probosis yang tergulung sehingga dapat diukur

panjangnya. Pengukuran dilakukan dari pangkal hingga ujung probosis

menggunakan jangka sorong. Nilai yang diperoleh akan dihitung rata-ratanya.

C. Pengukuran Bunga dan Kandungan Nektar

Diambil lima bunga pada masing-masing jenis untuk diukur panjang tabung

mahkota, diameter bunga mekar dan diameter tabung mahkota dengan jangka

sorong. Pengukuran ketiga parameter bunga ini dilakukan pada pagi, siang dan

sore hari kemudian dirata-ratakan berdasarkan waktu pengamatan.

Pada masing-masing tanaman diambil satu hingga lima bunga untuk diukur

kandungan nektarnya menggunakan hand-held refractometer. Jika pada bunga

tersebut kandungan nektarnya terlalu sedikit maka jumlah bunganya dapat

ditambah. Pengukuran kandungan nektar dilakukan dengan mengambil nektar dari

bunga menggunakan jarum suntik lalu diletakkan di atas kaca hand-held

refractometer dan diteropong ke arah cahaya untuk mengetahui kandungan nektar.

Jika kandungan nektarnya terlalu sedikit maka dapat ditambahkan air satu tetes

hingga satu ml. Pengukuran kandungan nektar dilakukan tiga kali yaitu: pagi,

siang dan sore hari. Hasil yang diperoleh akan dirata-ratakan sehingga akan

terlihat nilai rata-rata kandungan nektar pada setiap tanaman per waktu

pengamatan (pagi, siang, dan sore hari). Satuan untuk alat hand-held

refractometer adalah persen (%).

Page 37: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

22

D. Pengukuran Faktor Lingkungan

Pada saat penangkapan, faktor lingkungan seperti: suhu (0C), kelembaban

udara relatif (%), kecepatan angin (m/s) dan intensitas cahaya (Klx) juga diukur

dengan termometer, higrometer, anemometer dan luxmeter. Pengukuran faktor

lingkungan dilakukan tiga kali yaitu: pagi, siang dan sore hari. Hasil yang

diperoleh akan dirata-ratakan berdasarkan waktu pengamatan sehingga akan

terlihat nilai rata-rata faktor lingkungan pada setiap tanaman selama satu bulan

dan per waktu (pagi, siang, dan sore hari).

3.3.2 Pembuatan Awetan dan Identifikasi Kupu-kupu

Pengawetan kupu-kupu dilakukan secara kering. Jika kupu-kupu sulit

diopset, bagian toraks dapat diteteskan dengan alkohol 70% supaya lebih lentur

sehingga mudah diopset. Sampel kupu-kupu tersebut direntangkan sayapnya

menggunakan papan perentang, kertas minyak, jarum pentul dan pinset. Sampel

kupu-kupu yang telah direntangkan sayapnya kemudian dikeringkan di dalam

oven pada suhu 400C selama 7-10 hari. Selanjutnya sampel tersebut dimasukkan

ke dalam kotak serangga dan diberi kapur barus. Untuk identifikasi, digunakan

referensi buku seperti yang ditulis oleh: D’Abrera (1984), Morrel (1960), Salmah,

dkk. (2002), dan Smart (1991) atau membandingkan sampel dengan spesimen

koleksi di MSTK TMII, Jakarta. Identifikasi dilakukan dengan melihat ciri-ciri

morfologi kupu-kupu, seperti: venasi sayap, warna dan corak pada sayap.

Page 38: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

23

3.4 Analisis Data

Data yang diperoleh dari lapangan akan ditabulasikan dan dianalisis secara

deskripsi. Untuk mengetahui hubungan panjang probosis kupu-kupu dengan

preferensi tanaman pakan maka data akan dihitung nilai korelasi dan regresi

dengan SPSS 17.

Page 39: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

24

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

4.1.1 Preferensi Pakan Kupu-kupu di Areal Kampus I UIN Syarif Hidayatul-

lah Jakarta

Frekuensi kupu-kupu mengunjungi bunga Ixora sp., H. rosa-sinensis dan

L. camara berbeda. Berdasarkan hasil pengamatan bahwa ketiga famili kupu-kupu

yang terkoleksi paling banyak mengunjungi bunga L. camara yaitu: Nymphalidae

(6,59%), Papilionidae (19,78%) dan Pieridae (24,18% ) (Gambar 3).

Gambar 3. Persentase (%) kupu-kupu yang mengunjungi ketiga jenis tanaman ber-

bunga di areal kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 40: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

25

4.1.2 Panjang Probosis Kupu-kupu

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bunga L. camara paling sering di-

kunjungi kupu-kupu baik pagi (lima jenis), siang (enam jenis) ataupun sore hari

(dua hari). Data kunjungan kupu-kupu pada setiap bunga per waktu pengamatan

disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Kupu-kupu yang mengunjungi bunga Ixora sp., H. rosa-sinensis dan

L. camara di areal kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ket: √ = Kunjungan kupu-kupu - = Tidak ada kunjungan kupu-kupu

P = Pagi (08.00-12.00 WIB)

Sg = Siang (14.00-15.00 WIB)

Sr = Sore (16.00-17.00 WIB)

Kupu-kupu memiliki panjang probosis yang berbeda satu dengan lainnya.

Kupu-kupu Papilio memnon memiliki rata-rata panjang probosis yang paling pan-

jang yaitu 28,83 mm ± 0,04 sedangkan E. hecabe mempunyai probosis terpendek

8,98 mm ± 0,36. Data panjang probosis pada tiap jenis kupu-kupu yang dikoleksi

disajikan dalam Tabel 3.

No

Taksa

Tanaman Berbunga

Ixora sp. H. rosa-sinensis L. camara

P Sg Sr P Sg Sr P Sg Sr

Nymphalidae

1 Hypolimnas bolina - - - - √ - - √ √

Papilionidae

2 Graphium agamemnon √ √ - √ √ √ √ √ -

3 G. doson - - - - - - √ √ -

4 G. sarpedon - - - - - - √ √ -

5 Papilio memnon - - - √ - - - - -

Pieridae

6 Appias olferna √ √ - √ - - √ √ √

7 Delias hyparete √ - - √ - - √ √ -

8 Eurema hecabe √ - - - - - √ √ -

9 Leptosia nina - √ - - - - √ √ -

Page 41: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

26

Tabel 3. Rata-rata (mm) panjang probosis kupu-kupu yang mengunjungi bunga

Ixora sp., H. rosa-sinensis dan L. camara di areal kampus I UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

No Taksa Rata-rata panjang probosis (mm)

Nymphalidae

1 H. bolina 13,44 ± 0,09

Papilionidae

2 G. agamemnon 14,90 ± 2,67

3 G. doson 15,96 ± 0,15

4 G. sarpedon 16,05 ± 0,30

5 P. memnon 28,83 ± 0,04

Pieridae

6 A. olferna 9,13 ± 0,69

7 D. hyparete 12,85 ± 0,51

8 E. hecabe 8,98 ± 0,36

9 L. nina 8,99 ± 0,46

4.1.3 Morfologi Bunga

Gambar 4. Nilai rata-rata DBM (diameter bunga mekar), PTM (panjang tabung

mahkota) dan DTM (diameter tabung mahkota) setiap bunga (mm)

Page 42: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

27

H. rosa-sinensis memiliki diameter bunga mekar (DBM= 88,86 mm) dan

diameter tabung mahkota terlebar (DTM= 5,66 mm) serta memiliki panjang

tabung mahkota terpanjang (PTM= 35,18 mm). Diameter bunga mekar, diameter

tabung mahkota dan panjang tabung mahkota untuk setiap jenis bunga dapat

dilihat pada Gambar 4.

4.1.4 Kandungan Nektar

Berdasarkan hasil pengukuran kandungan nektar per waktu pengamatan

(pagi, siang dan sore hari) menunjukkan bahwa kandungan nektar tertinggi pada

pagi (18,25%) dan siang hari (21,25%) terjadi pada bunga L. camara sedangkan

kandungan nektar tertinggi pada sore hari (20,50%) terjadi pada bunga H. rosa-

sinensis. Data kandungan nektar pada setiap jenis per waktu pengamatan dapat

dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Nilai rata-rata kandungan nektar (%) setiap bunga per waktu penga-

matan (pagi, siang dan sore hari)

Page 43: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

28

Hasil pengukuran nektar selama sebulan menunjukkan bahwa bunga

L. camara memiliki kandungan nektar tertinggi dengan rata-rata 19%. Nilai rata-

rata kandungan nektar setiap bunga per bulan dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Nilai rata-rata kandungan nektar (%) setiap bunga per bulan

4.1.5 Faktor Lingkungan

Gambar 7. Nilai rata-rata faktor lingkungan (suhu, kelembaban udara dan intensi-

tas cahaya) pada pagi hari selama satu bulan di sekitar ketiga jenis

bunga

Page 44: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

29

Berdasarkan hasil pengukuran suhu, kelembaban udara relatif dan

intensitas cahaya pada pagi hari menunjukkan bahwa suhu dan intensitas cahaya

tertinggi terjadi di sekitar bunga H. rosa-sinensis (29,80C dan 135,0 Klx). Untuk

kelembaban udara tertinggi terjadi di sekitar bunga L. camara yaitu 81,5%. Data

hasil pengukuran suhu, kelembaban udara dan intensitas cahaya pada pagi hari di

sekitar ketiga jenis tanaman berbunga disajikan pada Gambar 7.

Gambar 8. Nilai rata-rata faktor lingkungan (suhu, kelembaban udara dan intensi-

tas cahaya) pada siang hari selama satu bulan di sekitar ketiga jenis

bunga

Hasil pengukuran suhu dan intensitas cahaya pada siang hari mengalami

peningkatan dari pagi hari. Suhu tertinggi pada siang hari terjadi di sekitar bunga

L. camara (33,20C), kelembaban udara tertinggi terjadi di sekitar bunga H. rosa-

sinensis yaitu 67,1% dan intensitas cahaya tertinggi terjadi di sekitar bunga Ixora

sp. yaitu 288,5 Klx. Data hasil pengukuran suhu, kelembaban udara relatif dan

Page 45: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

30

intensitas cahaya pada siang hari di sekitar ketiga jenis tanaman berbunga

disajikan pada Gambar 8.

Gambar 9. Nilai rata-rata faktor lingkungan (suhu, kecepatan angin, kelembaban

udara dan intensitas cahaya) pada sore hari selama satu bulan di seki-

tar ketiga jenis bunga

Pada Gambar 9 terlihat hasil pengukuran suhu, kelembaban udara relatif

dan intensitas cahaya pada sore hari di sekitar ketiga jenis tanaman berbunga.

Nilai suhu tertinggi terjadi di sekitar bunga Ixora sp. (32,40C), kelembaban udara

tertinggi terjadi di sekitar bunga H. rosa-sinensis (65,5%) dan intensitas cahaya

tertinggi terjadi di sekitar bunga L. camara (148,3 Klx).

Berdasarkan hasil pengukuran kecepatan angin per waktu pengamatan

menunjukkan perbedaan. Kecepatan angin tertinggi pada pagi dan sore hari terjadi

di sekitar bunga H. rosa-sinensis (0,39 m/s dan 1,60 m/s) sedangkan pada siang

hari (1,90 m/s) kecepatan angin tertinggi terjadi di sekitar bunga Ixora sp. Data

Page 46: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

31

kecepatan angin di sekitar ketiga jenis tanaman berbunga per waktu pengamatan

dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Nilai rata-rata kecepatan angin pada pagi, siang dan sore hari di seki-

tar ketiga jenis bunga

Pada Gambar 11 disajikan hasil pengukuran faktor lingkungan: suhu,

kecepatan angina, kelembaban udara relatif dan intensitas cahaya di sekitar ketiga

jenis tanaman berbunga selama satu bulan. Suhu tertinggi terjadi pada pengamatan

di sekitar bunga Ixora sp. dan H. rosa-sinensis yaitu 31,400C. Untuk nilai

kecepatan angin dan intensitas cahaya terjadi di sekitar bunga Ixora sp. yaitu 1,13

m/s dan 166,67 Klx sedangkan nilai kelembaban udara tertinggi terjadi di sekitar

bunga H. rosa-sinensis yaitu 70,50%.

Page 47: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

32

Gambar 11. Nilai rata-rata faktor lingkungan (suhu, kecepatan angin, kelembaban

udara dan intensitas cahaya) selama satu bulan di sekitar ketiga jenis

bunga

4.2 Pembahasan

4.2.1 Preferensi Pakan Kupu-kupu di Areal Kampus I UIN Syarif Hidayatul-

lah Jakarta

4.2.1.1 Preferensi Pakan Pada Bunga Ixora sp.

Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan 3 famili kupu-kupu yang

mengunjungi tanaman berbunga seperti: Ixora sp., H. rosa-sinensis dan L. ca-

mara di areal kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu: Nymphalidae,

Papilionidae dan Pieridae. Berdasarkan hasil pengamatan bahwa bunga Ixora sp.

dikunjungi famili Papilionidae (7,69%) dan Pieridae (13,19%); bunga H. rosa-

sinensis dikunjungi Nymphalidae (3,29%), Papilionidae (10,99%) dan Pieridae

(14,29%) sedangkan bunga L. camara dikunjungi Nymphalidae (6,59%),

Page 48: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

33

Papilionidae (19,78%) dan Pieridae (24,18% ) (Gambar 3). Dari data tersebut

terlihat bahwa famili Pieridae lebih sering mengunjungi ketiga jenis tanaman

berbunga dibandingkan Nymphalidae dan Papilionidae.

Bunga Ixora sp. memiliki morfologi berbunga majemuk, berwarna merah,

berbentuk tabung dan harum. Bunga ini dikunjungi lima jenis kupu-kupu dengan

panjang probosis antara 8,98-14,90 mm yaitu: G. agamemnon, A. olferna,

D. hyparete, E. hecabe dan L. nina (Tabel 2 dan 3). Kupu-kupu G. agamemnon

dan H. bolina juga terlihat mengunjungi bunga Ixora sp. di sekitar kampus UI

Depok (Handayani, 2000). Ukuran bunga ini lebih besar dibandingkan bunga

L. camara. Bunga Ixora sp. memiliki diameter bunga mekar (32,09 mm), panjang

tabung mahkota (33,09 mm) dan diameter tabung mahkota (1,17 mm) (Gambar

4). Bunga dengan ukuran tersebut, memudahkan kupu-kupu untuk mengambil

nektar yang terletak dekat bakal buah (Fahn, 1991).

Bunga Ixora sp. lebih banyak dikunjungi A. olferna (delapan individu) dan

sedikit dikunjungi E. hecabe dan L. nina (satu individu) (Lampiran 5). Salah satu

penyebab sedikitnya kupu-kupu mengunjungi bunga ini adalah kandungan

nektarnya lebih rendah dibandingkan bunga H. rosa-sinensis dan L. camara yaitu

15,5% (Gambar 6). Selain itu, faktor lingkungan di sekitar bunga Ixora sp. juga

mempengaruhi kunjungan kupu-kupu ke bunga ini. Faktor suhu, kecepatan angin

dan intensitas cahaya memiliki rata-rata tertinggi dibandingkan bunga H. rosa-

sinensis dan L. camara yaitu: 31,400C; 1,13 m/s dan 166,67 Klx sedangkan

kelembaban udara adalah 66,83% (Gambar 11).

Page 49: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

34

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antara panjang probosis dengan

preferensi pakan (DBM, PTM dan DTM) menunjukkan hubungan antara

keduanya tidak signifikan dengan signifikansi 0,052 yang lebih besar dari 0,05%

dan pengaruh panjang probosis sebesar 63,8%. Hal ini terlihat dari beberapa jenis

kupu-kupu yang mengunjungi bunga ini dengan ukuran panjang probosis yang

berbeda yang menandakan bahwa bunga ini dapat dikunjungi kupu-kupu tanpa

dipengaruhi panjang probosis melainkan faktor lain seperti: warna bunga,

kandungan nektar dan faktor lingkungan.

Pada pagi hari bunga Ixora sp. dikunjungi empat jenis kupu-kupu yaitu:

G. agamemnon, A. olferna, D. hyparete dan E. hecabe (Tabel 2). Bunga Ixora sp.

sedikit dikunjungi kupu-kupu karena kandungan nektar pada pagi hari paling

rendah dibandingkan bunga H. rosa-sinensis dan L. camara yaitu 11,25%. Kupu-

kupu D. hyparete dan E. hecabe terlihat hanya pada pagi hari saja mencari pakan

pada bunga ini karena kedua jenis kupu-kupu ini lebih menyukai kandungan

nektar bunga ini pada pagi hari yang tidak terlalu manis dan kondisi lingkungan di

sekitar bunga ini. Faktor suhu, intensitas cahaya dan kecepatan angin rata-rata di

sekitar bunga Ixora sp. lebih rendah dibandingkan di sekitar bunga H. rosa-

sinensis yaitu: 29,00C; 91,0 Klx dan 0,34 m/s sedangkan kelembaban udara rata-

rata lebih tinggi dibandingkan di sekitar bunga H. rosa-sinensis yaitu: 79,4%

(Gambar 5, 7 dan 10).

Pencarian pakan pada siang hari mengalami penurunan jika dibandingkan

pagi hari seperti yang terjadi pada bunga Ixora sp. dan H. rosa-sinensis. Pada

Tabel 2 terlihat bahwa bunga Ixora sp. hanya dikunjungi tiga jenis kupu-kupu

Page 50: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

35

yaitu: G. agamemnon, A. olferna dan L. nina. Salah satu yang menarik perhatian

kupu-kupu sehingga masih mengunjungi bunga ini adalah kandungan nektarnya.

Kupu-kupu L. nina terlihat mengunjungi bunga ini hanya pada siang hari karena

lebih menyukai nektar yang manis dengan kandungan 16,25% dan kondisi

lingkungan di sekitar bunga Ixora spp. dengan suhu (32,80C), kecepatan angin

(1,9 m/s), kelembaban udara (59,5%) dan intensitas cahaya (288,5 Klx) (Gambar

5, 8 dan 10). Dengan kecepatan angin dan intensitas cahaya seperti itu,

menyebabkan kupu-kupu yang mencari pakan disekitar bunga Ixora sp. lebih

sedikit karena kupu-kupu menghindari dehidrasi dan kupu-kupu akan kesulitan

untuk menahan kencangnya angin.

Aktivitas pencarian pakan pada sore hari mengalami penurunan

dibandingkan pagi dan siang hari bahkan pada bunga Ixora sp. tidak terlihat kupu-

kupu yang mengunjunginya meskipun kandungan nektar pada bunga ini lebih

tinggi dibandingkan pagi dan siang hari yaitu 19% dan kondisi lingkungan di

sekitar bunga tersebut masih dapat mendukung aktivitas kupu-kupu yaitu rata-rata

suhu 32,40C; kecepatan angin 1,06 m/s; kelembaban udara 61,6% dan intensitas

cahaya 120,5 Klx (Tabel 2 dan Gambar 5, 9 dan 10). Hal ini mungkin disebabkan

kebutuhan pakannya sudah terpenuhi.

4.2.1.2 Preferensi Pakan Pada Bunga H. rosa-sinensis

Ukuran bunga H. rosa-sinensis paling besar dibandingkan Ixora sp. dan

L. camara. Bunga tersebut memiliki diameter bunga mekar (88,86 mm) dan

diameter tabung mahkota (5,66 mm) yang lebih luas serta memiliki tabung

Page 51: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

36

mahkota yang lebih panjang yaitu 35,18 mm (Gambar 4). Dengan ukuran bunga

yang besar akan menyeleksi kupu-kupu yang mengunjunginya. Kupu-kupu

dengan panjang probosis kurang dari 9,00 mm seperti: E. hecabe dan L. nina

terlihat tidak mengunjungi bunga ini karena probosisnya tidak dapat menjangkau

nektar yang terletak pada petal (Fahn, 1991) (Tabel 2 dan 3).

Kandungan nektar bunga H. rosa-sinensis lebih besar dibandingkan bunga

Ixora sp. yaitu 18,67% (Gambar 6). Akan tetapi, kupu-kupu yang

mengunjunginya hanya lima jenis dengan panjang probosis antara 9,13-28,83 mm

yaitu: H. bolina, P. memnon, G. agamemnon, A. olferna dan D. hyparete (Tabel 2

dan 3). Bunga H. rosa-sinensis lebih banyak dikunjungi A. olferna (12 individu)

dan sedikit dikunjungi D. hyparete (Satu individu) (Lampiran 5). Sedikitnya

kunjungan kupu-kupu ke bunga ini karena faktor lingkungan. Suhu dan

kelembaban udara di sekitar bunga ini lebih tinggi dibandingkan bunga L. camara

yaitu: 31,400C dan 70,56% sedangkan kecepatan angin dan intensitas cahaya lebih

rendah dibandingkan bunga Ixora sp. yaitu: 1,11 m/s dan 135,91 Klx (Gambar

11). Dengan kondisi lingkungan yang seperti itu, menyebabkan kupu-kupu yang

berkunjung menjadi sedikit karena kupu-kupu kesulitan menahan kencangya

tiupan angin dan menghindari dehidrasi akibat panas.

Berdasarkan nilai korelasi antara panjang probosis dengan preferensi

pakan menunjukkan bahwa panjang probosis berkorelasi tidak signifikan dalam

preferensi pakannya dengan signifikansi 0,388 yang lebih besar dari 0,05% dan

pengaruh panjang probosis hanya sebesar 0,31%. Hal ini bertentangan dengan

Page 52: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

37

fakta di lapangan bahwa kupu-kupu dengan panjang probosis yang kurang dari

9,00 mm tidak dapat mengambil nektar dari bunga ini.

Pada pengamatan pagi hari bunga H. rosa-sinensis dikunjungi oleh empat

jenis kupu-kupu yaitu: G. agamemnon, P. memnon, A. olferna dan D. hyparete

(Tabel 2). Kupu-kupu P. memnon terlihat hanya pada pagi hari mengunjungi

bunga H. rosa-sinensis dan selama pengamatan hanya bunga tersebut yang

dikunjungi P. memnon karena kupu-kupu tersebut lebih menyukai kandungan

nektar bunga H. rosa-sinensis yang tidak terlalu manis dengan kandungan nektar

15,25% (Gambar 5). Faktor lingkungan di sekitar bunga H. rosa-sinensis

mempengaruhi kunjungan kupu-kupu karena keadaan di sekitar bunga ini pada

pagi hari terasa lebih panas dibandingkan dua tempat bunga lainnya. Faktor suhu,

intensitas cahaya dan kecepatan angin rata-rata lebih tinggi dari pada bunga Ixora

sp. dan L. camara yaitu: 29,80C; 135 Klx dan 0,39 m/s sedangkan kelembaban

udara rata-rata lebih rendah dibandingkan dua tempat bunga lainnya yaitu: 79,1%

(Gambar 7 dan 10).

Pada siang hari hanya dua jenis kupu-kupu yang terlihat mencari pakan

pada bunga H. rosa-sinensis yaitu: H. bolina dan G. agamemnon (Tabel 2). Kupu-

kupu H. bolina yang hanya mengunjungi bunga H. rosa-sinensis pada siang hari

karena kupu-kupu tersebut lebih menyukai mencari pakan pada bunga H. rosa-

sinensis pada siang hari dengan kandungan nektar 20,25% dan kondisi lingkungan

di sekitar bunga tersebut mendukung aktivitas kupu-kupu tersebut. Kondisi

lingkungan di sekitar bunga H. rosa-sinensis dengan suhu (32,30C), kecepatan

Page 53: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

38

angin (1,17 m/s), kelembaban udara (67,1%) dan intensitas cahaya (190,5 Klx)

(Gambar 5, 8 dan 10).

Bunga H. rosa-sinensis hanya dikunjungi G. agamemnon pada sore hari

meskipun nilai rata-rata kandungan nektar bunga ini paling tinggi yaitu 20,5%

dan kondisi lingkungan di sekitar bunga H. rosa-sinensis dengan suhu (32,00C),

kecepatan angin (1,6 m/s), kelembaban udara (65,5%) dan intensitas cahaya (82,3

Klx) (Gambar 5, 9 dan 10). Angin yang bertiup kencang di sekitar bunga ini

menyebabkan kupu-kupu yang berkunjung sedikit karena tidak semua jenis kupu-

kupu dapat menahan kencangnya tiupan angin seperti itu. Selain itu, berkurangnya

kupu-kupu mencari pakan dapat disebabkan banyak kupu-kupu yang telah

memenuhi kebutuhan pakannya.

4.2.1.3 Preferensi Pakan Pada Bunga L. camara

Bunga L. camara (delapan jenis kupu-kupu) merupakan bunga yang paling

banyak dikunjungi kupu-kupu dibandingkan bunga Ixora sp. (lima jenis kupu-

kupu) dan bunga H. rosa-sinensis (lima jenis kupu-kupu). Jenis kupu-kupu yang

mengunjungi bunga L. camara adalah: H. bolina, G. agamemnon, G. doson,

G. sarpedon, A. olferna, D. hyparete, E. hecabe dan L. nina (Tabel 2). Bunga ini

lebih banyak dikunjungi G. agamemnon dan A. olferna (10 individu) dan sedikit

dikunjungi E. hecabe (dua individu) (Lampiran 5). Kupu-kupu lebih banyak

mengunjungi bunga L. camara karena bunga ini memiliki bunga majemuk yang

berukuran kecil, berwarna menarik (perpaduan putih, kuning dan ungu), berbau

Page 54: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

39

harum dan memiliki tabung mahkota yang panjang dan sempit (Tjitrosoepomo,

2003; Van Steenis, 1992).

Ukuran bunga L. camara lebih kecil dibandingkan bunga Ixora sp. dan

H. rosa-sinensis. Bunga ini memiliki ukuran diameter bunga mekar (8,10 mm)

dan diameter tabung mahkota (0,88 mm) tersempit serta tabung mahkotanya

terpendek (8,57 mm) dibandingkan dua bunga lainnya (Gambar 4). Kedatangan

kupu-kupu yang memiliki panjang probosis antara 8,98-16,05 mm pada bunga

L. camara dengan ukuran tabung mahkota tersebut memudahkan semua jenis

kupu-kupu dapat menjangkau letak nektar yang berada pada dasar bunga. Selain

itu, kandungan nektar bunga inilah yang menjadi pemikat utama kupu-kupu

mengunjunginya sebab kandungan nektar bunga ini lebih tinggi dibandingkan dua

bunga lainnya yaitu 19% (Gambar 6). Menurut Permana (2004), kupu-kupu

menyukai bunga yang memiliki kelenjar nektar besar seperti: Lantana, Mimosa,

Musaenda dan bunga dari famili Asteraceae.

Faktor lingkungan di sekitar bunga L. camara pun menjadi faktor

penyebab kupu-kupu lebih banyak mengunjungi bunga ini. Suhu dan kecepatan

angin rata-rata per bulan di sekitar bunga L. camara lebih kecil dibandingkan di

sekitar dua bunga lainnya yaitu: 31,360C dan 0,71 m/s sedangkan kelembaban

udara dan intensitas cahaya di sekitar bunga ini relatif tinggi yaitu: 69,16% dan

149,80 Klx (Gambar 11). Dengan kondisi tersebut, kupu-kupu dapat melakukan

aktivitasnya dengan baik. Selain itu, letak bunga L. camara strategis yaitu terletak

di depan gedung Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FITK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Dengan demikian, sebagian tanaman berbunga ini akan

Page 55: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

40

tertutup oleh bayangan gedung FTIK sehingga keadaan di sekitar bunga ini akan

lebih teduh dibandingkan bunga Ixora sp. dan H. rosa-sinensis.

Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa korelasi antara

panjang probosis dengan preferensi pakan tidak signifikan karena 0,391 lebih

besar dari 0,05% dan panjang probosis mempengaruhi preferensi pakan sebesar

0,14%. Hal ini bertentangan dengan fakta di lapangan yang menunjukkan bahwa

tidak semua jenis kupu-kupu dapat mengambil nektar bunga L. camara contohnya

kupu-kupu P. memnon terlihat tidak mengunjungi bunga ini.

Pada Tabel 2 terlihat bahwa aktivitas pencarian pakan lebih banyak

dilakukan pada pagi hari dibandingkan siang atau sore hari karena kupu-kupu

beraktivitas pada siang hari sedangkan pada malam hari kupu-kupu tidak

melakukan aktivitas mencari pakan akibatnya kupu-kupu merasa lapar dan ketika

pagi tiba, kupu-kupu akan mencari pakan. Selain itu, produksi nektar dimulai pada

pagi hari sehingga ada kesesuaian antara produksi nektar dengan pencarian pakan.

Pencarian pakan pada pagi hari lebih banyak terjadi pada bunga L. camara

dibandingkan bunga Ixora sp. dan H. rosa-sinensis.

Berdasarkan pengamatan terdapat tujuh jenis kupu-kupu yang

mengunjungi bunga L. camara pada pagi hari yaitu: G. agamemnon,

G. doson, G. sarpedon, A. olferna, D. hyparete, E. hecabe dan L. nina. Hal ini

disebabkan kandungan nektar pada bunga ini lebih tinggi dibandingkan dua bunga

lainnya dengan rata-rata 18,25% sehingga akan menarik perhatian kupu-kupu

untuk berkunjung ke bunga ini. Selain itu, kondisi lingkungan di sekitar bunga ini

mendukung untuk pencarian nektar. Suhu (28,50C) dan intensitas cahaya (92,7

Page 56: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

41

Klx) di sekitar bunga L. camara lebih rendah dibandingkan di sekitar bunga Ixora

sp. dan H. rosa-sinensis sedangkan kecepatan angin rata-rata di sekitar bunga ini

lebih tinggi dari pada di sekitar bunga Ixora sp. yaitu: 0,37 m/s serta kelembaban

udara rata-rata lebih tinggi dibandingkan di sekitar bunga Ixora sp. dan H. rosa-

sinensis yaitu 81,5% (Gambar 5, 7 dan 10). Kupu-kupu memilih bunga dengan

kandungan nektar antara 20-40% (Anonimus, 2004).

Aktivitas pencarian pakan pada bunga L. camara terlihat tidak mengalami

penurunan pada siang hari. Kupu-kupu H. bolina terlihat mengunjungi bunga ini

pada siang dan sore hari sedangkan pada pagi hari tidak terlihat mengunjungi

bunga ini maupun kedua bunga lainnya karena kupu-kupu ini lebih menyukai

kondisi lingkungan pada siang hari dan kandungan nektar yang lebih tinggi (Tabel

2). Kandungan nektar pada bunga L. camara mengalami peningkatan

dibandingkan pada pagi hari hari yaitu 21,25% (Gambar 5). Kondisi lingkungan

di sekitar bunga L. camara dengan rata-rata suhu (33,20C), kecepatan angin (1,18

m/s), kelembaban udara (61,5%) dan intensitas cahaya (208,2 Klx) (Gambar 8 dan

10).

Produksi nektar bunga L. camara pada sore hari lebih rendah dari siang

hari yaitu 17,5% sedangkan kondisi lingkungan di sekitar bunga L. camara rata-

rata suhu (32,30C), kecepatan angin (0,58 m/s), kelembaban udara (64,3%) dan

intensitas cahaya (148,3 Klx) (Gambar 5, 9 dan 10). Dengan kondisi tersebut

menyebabkan kupu-kupu yang mengunjungi bunga ini sedikit. Hanya dua jenis

kupu-kupu yang terlihat masih mengunjungi bunga ini yaitu: H. bolina dan

A. olferna (Tabel 2).

Page 57: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

42

Selama pengamatan terlihat bahwa kupu-kupu G. agamemnon, A. olferna

dan D. hyparete mengunjungi ketiga jenis tanaman berbunga di areal kampus I

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta karena ketiga jenis kupu-kupu tersebut menyukai

nektar yang dimiliki ketiga jenis bunga tersebut dan ketiganya memiliki ukuran

panjang probosis antara 9,13-14,90 mm sehingga dapat menjangkau nektar yang

tersembunyi pada ketiga jenis tanaman berbunga (Tabel 3). Morfologi ketiga

bunga tersebut juga membantu ketiga kupu-kupu tersebut dalam mencari pakan

seperti diameter bunga mekar (8,10-88,86 mm), panjang tabung mahkota (8,57-

35,18 mm) dan diameter tabung mahkota (0,88-5,66 mm) sehingga memudahkan

kupu-kupu menjangkau letak nektar (Gambar 4 dan Tabel 2). Selain itu, ketiga

jenis kupu-kupu tersebut mudah beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang

berbeda dan kandungan nektar yang berbeda pula.

Kupu-kupu E. hecabe dan L. nina terlihat hanya mengunjungi bunga Ixora

sp. dan L. camara (Tabel 2). Dari data tersebut terlihat adanya penyesuaian antara

panjang probosis dengan letaknya nektar. Kupu-kupu E. hecabe (8,98mm) dan

L. nina (8,99 mm) memiliki ukuran probosis lebih pendek dibandingkan jenis

kupu-kupu lainnya yang dikoleksi akan cenderung lebih memilih bunga dengan

panjang tabung mahkota yang berukuran pendek seperti yang dimiliki bunga

Ixora sp. (33,09 mm) dan L. camara (8,57 mm). Selain itu, E. hecabe dan

L. nina lebih menyukai nektar dengan kandungan antara 10,75-18,75% dan

menyukai tempat yang lebih teduh untuk menghindari dehidrasi seperti

lingkungan di sekitar bunga Ixora sp. dan L. camara

Page 58: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

43

Pada Tabel 2 terlihat bahwa H. bolina tidak mengunjungi bunga Ixora sp.

H. bolina memiliki ukuran probosis dengan panjang rata-rata 13,47 mm akan

memilih bunga dengan panjang tabung mahkota seperti bunga H. rosa-sinensis

(35,18 mm) dan L. camara (8,57 mm) (Tabel 3 dan Gambar 4). Kupu-kupu ini

juga cenderung menyukai nektar dengan kandungan antara 16,25-18,75% dan

lebih menyukai kondisi lingkungan di sekitar bunga H. rosa-sinensis dan

L. camara.

Ada beberapa kupu-kupu yang bersifat spesifik, artinya hanya

mengunjungi satu jenis tanaman berbunga seperti: kupu-kupu P. memnon terlihat

hanya mengunjungi bunga H. rosa-sinensis sedangkan G. doson dan

G. sarpedon hanya mengunjungi bunga L. camara (Tabel 2). Fenomena ini

menunjukkan adanya pemilihan antara kupu-kupu dengan karakteristik kandungan

nektar yang dihasilkan jenis tanaman berbunga (Schooven dan van Loon, 1998

dalam Fitriana, 2008). Kupu-kupu P. memnon (28,83 mm) memiliki ukuran

probosis terpanjang dibandingkan jenis kupu-kupu lainnya yang terkoleksi akan

lebih cenderung memilih bunga dengan ukuran yang besar seperti bunga H. rosa-

sinensis yang bisa digunakan sebagai pijakan waktu mengambil nektar. Selain

itu, P. memnon lebih menyukai nektar bunga H. rosa-sinensis dengan kandungan

13,75% dan lebih menyukai warna merah cerah yang dimiliki bunga H. rosa-

sinensis dibandingkan warna merahnya Ixora sp. serta lebih menyukai kondisi

lingkungan yang hangat dengan intensitas cahaya dan kecepatan angin yang

tinggi.

Page 59: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

44

G. doson (15,96 mm) dan G. sarpedon (16,05 mm) akan memilih bunga

dengan morfologi yang dapat dijangkau probosisnya dengan panjang tabung

mahkota (8,57 mm) dan diameter tabung mahkota (0,88 mm) seperti bunga

L. camara (Tabel 3 dan Gambar 4). Selain itu, kedua jenis Graphium ini lebih

menyukai nektar bunga L. camara dengan kandungan antara 15,25-18,75% dan

lebih menyukai warna perpaduan antara kuning, putih dan ungu dibandingkan

warna merah yang menyala serta menyukai kondisi lingkungan yang teduh.

4.2.2 Deskripsi Kupu-kupu

Berikut ini adalah deskripsi kupu-kupu yang mengunjungi tanaman

berbunga di areal kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:

1. Nymphalidae

Kupu-kupu dari famili ini sangat bervariasi baik ukuran maupun warna.

Pada umumnya, sayap berwarna coklat, oranye, kuning dan hitam. Kupu-kupu

dari famili ini memiliki kaki depan yang tereduksi dan tidak digunakan dalam

berjalan (Amir dkk., 2003). Pada penelitian hanya satu genus yang dikoleksi,

yaitu: Hypolimnas (H. bolina).

a. Hypolimnas bolina

Jenis kupu-kupu ini antara jantan dan betina berbeda. Permukaan atas sayap

jantan memiliki bintik putih yang besar pada dasar ungu yang gelap. Pada kupu-

kupu betina, warna permukaan sayap adalah coklat. Permukaan bawah sayap tidak

berbeda jauh dengan permukaan atas sayap tetapi warna permukaan bawah sayap

Page 60: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

45

lebih terang dibanding permukaan atas sayap (Gambar 12). Kupu-kupu ini

mengunjungi bunga L. camara dan H. rosa-sinensis.

(a) (b)

Gambar 12. Permukaan atas (a) dan bawah sayap (b) H. bolina betina (Bariyah,

2009)

2. Papilionidae

Famili ini merupakan salah satu famili dengan jenis yang memiliki tanda-

tanda sayap biasanya berwarna hitam yang dihiasi oleh warna-warna indah

seperti: merah, hijau, biru dan kuning. Oleh sebab itu famili ini sering

diperdagangkan dan dipelajari dalam entomologi (Smart, 1991). Sebagian besar

jenis dari famili ini mempunyai vena keempat yang muncul menyerupai ekor pada

sayap belakang sehingga disebut ”swallow tail”. Beberapa jenis anggotanya

tergolong kupu-kupu yang dilindungi undang-undang (Salmah dkk., 2002).

a. Graphium agamemnon

Jenis kupu-kupu ini memiliki bercak berwarna hijau apel. Bercak hijau

apel pada permukaan atas dan bawah sayap sama jumlahnya tetapi pada

permukaan bawah sayap bintik hijaunya tidak terlalu tampak. Kupu-kupu betina

memiliki “swallow tail” yang lebih panjang dibandingkan jantan, ciri-ciri ini

menyerupai dengan spesimen yang dideskripsikan oleh Salmah dkk., 2002

(Gambar 13). Kupu-kupu ini sangat aktif, berpindah dari satu tempat ke tempat

Page 61: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

46

lain dan terbang dengan cepat sehingga menyulitkan dalam pengkoleksian. Kupu-

kupu yang dikoleksi adalah jantan dan dapat ditemukan mengunjungi bunga Ixora

sp., L. camara dan H. rosa-sinensis.

(a) (b)

Gambar 13. Permukaan atas (a) dan bawah sayap (b) G. agamemnon jantan

(Bariyah, 2009)

b. G. doson

Sayap berwarna hitam dengan bercak hijau kekuningan. Pada bagian

dalam sayap belakang terdapat bintik merah kecoklatan. Sayap depan mempunyai

bercak-bercak yang lebih besar dan berwarna lebih pucat (Gambar 14). Kupu-

kupu ini seperti ditemukan oleh Salmah dkk., 2002. Perbedaan jantan dan betina

dapat diketahui dari alat kelamin serta ukuran kupu-kupu betina lebih besar dari

pada jantan. Kupu-kupu ini terlihat mengunjungi bunga L. camara.

(a) (b)

Gambar 14. Permukaan atas (a) dan bawah sayap (b) G. doson jantan (Bariyah,

2009)

Page 62: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

47

c. G. sarpedon

Secara umum, kupu-kupu jantan dan betina tidak berbeda. Jenis kupu-kupu

ini memiliki permukaan atas sayap berwarna coklat tua sampai hitam dengan

warna hijau kebiruan pada sayap depan dan belakang. Permukaan bawah sayap

berwarna coklat terang dengan warna hijau kebiruan seperti permukaan sayap atas

(Gambar 15). Kupu-kupu ini dapat ditemukan mengunjungi bunga L. camara.

(a) (b)

Gambar 15. Permukaan atas (a) dan bawah sayap (b) G. sarpedon jantan (Bariyah,

2009)

d. Papilio memnon

(a) (b)

Gambar 16. Permukaan atas (a) dan bawah sayap (b) P. memnon jantan (Bariyah,

2009)

Jenis kupu-kupu ini terdapat perbedaan yang mencolok antara jantan dan

betinanya. Kupu-kupu betina mengalami polimorfisme (beberapa bentuk

Page 63: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

48

morfologi) sehingga ditemukan beberapa tipe (Salmah dkk., 2002). Kupu-kupu

jantan memiliki permukaan sayap atas dan bawah berwarna hitam tetapi pada

bagian bawah sayap terdapat warna merah pada bagian pangkal sayap depan. Pada

pinggiran sayap terdapat sisik-sisik halus berbentuk garis berwarna kebiruan yang

tersebar di permukaan atas sayap sedangkan pada permukaan bawah sayap

terdapat sisik-sisik halus yang berbentuk garis berwarna abu-abu (Gambar 16).

Venasi sayap berwarna hitam, pada pangkal sayap berwarna merah, putih dan

hitam. Di dalam penelitian, ditemukan jenis kupu-kupu jantan mengunjungi bunga

H. rosa-sinensis.

3. Pieridae

Biasanya disebut kupu-kupu oranye atau putih karena umumnya berwarna

kuning dan putih tetapi ada juga dengan warna yang bervariasi seperti: oranye,

hitam/merah (Smart, 1991). Famili ini sering ditemukan pada tumbuhan rumput

dan semak seperti Mimosa pudica. Selain mencari pakan atau hanya sekedar

terbang, tumbuhan semak juga menjadi inang dari larva famili ini. Pada saat

matahari terik kupu-kupu akan bernaung di bawah daun-daun semak untuk

melindungi diri dari dehidrasi.

a. Appias olferna

Warna kupu-kupu jantan dan betina berbeda, kupu-kupu jantan berwarna

hitam dan putih dengan variasi kuning pada pangkal sayap bawah bagian belakang

(Gambar 17). Betina berwarna lebih gelap dari pada jantan. Jenis kupu-kupu ini

dapat ditemukan mengunjungi bunga Ixora sp., L. camara dan H. rosa-sinensis.

Page 64: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

49

Gambar 17. Kupu A. olferna jantan (Bariyah, 2009)

b. Eurema hecabe

Sayap depan dan belakang bagian atasnya berwarna kuning. Permukaan

atas sayap, pada ujung sayap depan dan sayap belakang bagian tepinya berwarna

hitam sedangkan pada permukaan bawah sayap terdapat sedikit bintik-bintik

hitam yang tidak jelas. Sayap bagian bawah juga berwarna kuning. Kupu-kupu ini

dapat ditemukan mengunjungi bunga Ixora sp. dan L. camara (Gambar 18).

Gambar 18. Kupu E. hecabe jantan (Bariyah, 2009)

c. Delias hyparete

Kupu-kupu ini memiliki permukaan atas sayap berwarna putih dengan

warna hitam pada tepinya. Permukaan bawah sayap belakang berwarna kuning,

merah dan putih (Gambar 19). Kupu-kupu betina memiliki warna yang berbeda

dari jantan. Selama pengamatan kupu-kupu jantan yang ditemukan mengunjungi

ketiga jenis tanaman berbunga.

Page 65: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

50

(a) (b)

Gambar 19. Permukaan atas (a) dan bawah sayap (b) D. hyparete jantan (Bariyah,

2009)

d. Leptosia nina

Permukaan sayap atas dan bawah berwarna putih dengan bercak bulat

pada bagian atas dan bawah sayap depan. Kupu-kupu ini dapat ditemukan

mengunjungi bunga Ixora sp. dan L. camara (Gambar 20).

(a) (b)

Gambar 20. Permukaan atas (a) dan bawah sayap (b) L. nina jantan (Bariyah,

2009)

Page 66: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Terdapat keanekaragaman kupu-kupu yang mengunjungi bunga Ixora sp.,

H. rosa-sinensis dan L. camara di areal kampus I UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Bunga Ixora sp. dikunjungi A. olferna, D. hyparete, L. nina dan

E. hecabe dan G. agamemnon; bunga H. rosa-sinensis dikunjungi oleh

A. olferna, D. hyparete, P. memnon, G. agamemnon dan H. bolina sedangkan

bunga L. camara dikunjungi oleh jenis kupu-kupu, yaitu: A. olferna,

D. hyparete, L. nina, E. hecabe, G. agamemnon, G. doson, G. sarpedon dan

H. bolina.

2. Terdapat kesesuaian antara panjang probosis dengan preferensi jenis tanaman

pakan di areal kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bunga Ixora sp.

dengan rata-rata diameter bunga mekar 32,09 mm; panjang tabung mahkota

33,09 mm; dan diameter tabung mahkota 1,17 mm dikunjungi kupu-kupu

dengan panjang probosis 8,98-14,90 mm; bunga H. rosa-sinensis dengan rata-

rata diameter bunga mekar 88,86 mm; panjang tabung mahkota 35,18 mm; dan

diameter tabung mahkota 5,66 mm dikunjungi kupu-kupu dengan panjang

probosis 9,13-28,83 mm dan bunga L. camara dengan rata-rata diameter bunga

mekar 8,10 mm; panjang tabung mahkota 8,57 mm; dan diameter tabung

mahkota 0,88 mm dikunjungi kupu-kupu dengan panjang probosis 8,98-16,05

mm.

Page 67: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

52

5.2 Saran

Perlu dilakukan penanaman tanaman berbunga lebih banyak untuk pakan

kupu-kupu sehingga kupu-kupu yang berkunjung lebih banyak lagi. Usaha

penangkaran kupu-kupu perlu dilakukan untuk melestarikan jenis dan

populasinya, hal tersebut dapat dilakukan di kampus UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Untu pengukuran kandungan nectar sebaiknya tidak ditambahkan air

supaya hasil yang diperoleh tidak bias.

Page 68: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

53

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, A. 2002. Potensi dan Sebaran Kupu-kupu di Kawasan Taman Wisata

Alam Bantimurung. http://labkonbiodend.blogspot. com/2002/kupu-

kupu2.html. Diakses tanggal 13 April 2010.

Achmad, A. 2007. Penangkaran Kupu-kupu. http://labkonbiodend.blogspot.

com/2007/11/kupu-kupu2.html. Diakses tanggal 20 Mei 2008.

Almaidah, S.R. 2005. Keanekaragaman Jenis Kupu-kupu di Desa Citalahab dan

Hutan dalam Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Barat. Skripsi

Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Islam As-Syafi’iyah.

Amir, M., W.A. Noerdjito dan S. Kahono. 2003. Kupu (Lepidoptera): Serangga

Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Bagian Barat. Biodiversity

Conservation project in Indonesia. JICA.

Anonimus. 2004. Penyerbukan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.

http://elisa.ugm.ac.id/files/yeni_wn_ratna/Zi6f3Xpp/II kualitas dan prod-

penyerbukan1.doc. Diakses tanggal 03 Januari 2010.

Anonimus. 2008. Profil Universitas Islam Negeri Jakarta. Edisi kelima. UIN

Press. Jakarta.

Bima. 2007. Penangkaran Kupu-kupu di Kepulauan Seribu. http://www.

pulauseribu.net. Diakses tanggal 28 Februari 2008.

Borror, D.J., C.A. Triplehorn dan N.F. Johnson. 1992. Pengenalan Pelajaran

Serangga. Edisi Keenam. Diterjemahkan oleh Soetiyono Partosoedjono. UGM

Press. Yogyakarta.

Cruden, R.W. dan H. Parker. 1979. Butterfly Pollination of Ceasalpinia

pulcherrima, with Observations on A Psychophilous Syndrome. Journal of

Ecology, p.155-168.

Cutter, E.G. 1978. Plant Anatomy. Second Edition. Edward Arnold Ltd. New

York.

D’Abrera, B. 1984. Butterflies on the Oriental Region Part II: Nymphalidae,

Satyridae and Amanthusiidae. Hill house. Melbourne.

Darjanto dan S. Satifah. 1984. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik

Penyerbukan Silangan Buatan. Gramedia. Jakarta.

Esau, K. 1977. Anatomy of Seed Plants. John Wiley dan Sons Inc. London.

Page 69: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

54

Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. Edisi Ketiga. UGM Press. Yogyakarta.

Feltwell, J. 1986. The Natural History of Butterflies. Croom Helm, Ltd. London.

Fitriana, N. 2008. Serangga Penyerbuk Pada Bunga Berbunga di Kawasan

Kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jurnal Biologi Lingkungan, vol.2,

No.1, p.46-52.

Hamidun, M.S. 2003. Penangkaran Kupu-kupu oleh Masyarakat di Kecamatan

Bantimurung Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. http://tumoutou.net/mari

ni_susanti.htm. Diakses tanggal 28 Februari 2008.

Handayani, N.W. 2000. Preferensi Kupu-kupu Terhadap Beberapa Jenis Bunga di

Kampus UI Depok. Skripsi Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas

Indonesia.

Hidayat, E.B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Jurusan Biologi FMIPA ITB.

Bandung.

Hidayat, R. dan A.M, Akyas. 2004. Menatahijaukan Kampus Suatu Konsep dan

Pengalaman. Jurnal Ilmiah Biologi, vol.3,No.1,p.1-9.

Lamerkabel, J.S.A. 2004. Lebah Madu Hasil Hutan Ikutan dan Ternak Harapan.

http://www.freewebs.com/irwantoshut/madu.html. Diakses tanggal 17 Mei

2008.

Levetin, E. dan K. Mc Mahon. 1999. Plant dan Society. Second Edition. Mc

Graw-Hill Inc. New York.

Loveless, A.R. 1989. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik 2.

Gramedia. Jakarta.

Mamahit, J.M.E. 2003. Mutualisme yang Indah antara Serangga dan Bunga.

http://tumoutou.net/702_07134/eva_mamahit.htm. Diakses tanggal 1 April

2008.

Morrel, R. 1960. Malaysian Nature Handbooks: Commmon Malayan Butterflies.

Longman. Malaysia.

Noerdjito, W.A. dan P. Aswari. 2003. Metode Survei dan Pemantauan Populasi

Satwa. Biologi LIPI. Cibinong.

Permana, A.B. 2002. Keanekaragamanan Jenis Kupu-kupu di Sekitar Balai Diklat

Kehutanan Rumpin Bogor. Skripsi Jurusan Biologi Fakultas MIPA

Universitas Islam As-Syafi’iyah.

Page 70: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

55

Preston-Mafham, K. dan Preston-Mafham, R. 1988. Butterfly of The World. Facts

on file, Inc. New York.

Price, P.W. 1989. Insect Ecology. Second Edition. A Wiley Interscience

Publication. Canada.

Priyanti. 2008. Bunga Monokotil di Kampus I dan II UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Jurnal Biologi Lingkungan, vol.2, No.1, p.29-36.

Putra, R.E. 2006. Tipe Polinasi. http:// www.beritaiptek.com/images/penulis/

polinasi. Diakses tanggal 14 Maret 2008.

Richards, A.J. 1997. Plant Breeding System. Second Edition. Chapman and Hall.

London.

Romoser, W.S. dan J.S. Stoffolano Jr. 1998. The Science of Entomology. Fourth

Edition. MC Graw-Hill Book Companies, Inc. Boston.

Rusfidra. 2006a. Peranan Lebah Madu Sebagai Serangga Penyerbuk untuk

Meningkatkan Produksi Bunga dan Pendapatan Petani. http://rusfidra.mul

tiply.com/journal/item/41/Lebah_Polinator. Diakses tanggal 1 April 2008.

Rusfidra. 2006b. Bunga Pakan Lebah Madu. http://www.bung-hatta.info/

content.php?article.141. Diakses tanggal 17 Mei 2008.

Rusfidra. 2008. Prospek Pengembangan Budidaya Perlebahan di Indonesia. http://

www.sumbarprov.go.id/detail_artikel.php?id. Diakses tanggal 02 Februari

2011.

Salmah, S., I. Abbas dan Dahelmi. 2002. Kupu-kupu Papilionidae di Taman

Nasional Kerinci Seblat. Kehati. Padang.

Smart, P. 1991. The Illustrated Encyclopedia of the Butterfly World. Tiger Books

International, PLC. London.

Soedrajat, A. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kupu-kupu.

http://www.pulauseribu.net. Diakses tanggal 13 April 2010.

Soekardi, H. 2004. Keanekaragaman Papilionidae di Hutan Gunung Betung,

Lampung Sumatra: Penangkaran Serta Rekayasa Habitat Sebagai Dasar

Konservasi. http://digilib.bi.itb.ac.id/go.php?id=jbptitbbi-gdl-s3-2004-herawa

tiso-1121.Diak ses tanggal 17 Mei 2008.

Stern, K.R., S. Jansky dan J.E. Bidlack. 2003. Introductory Plant Biology. 9th

edition.. Mc Graw-Hill Inc. New York.

Page 71: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

56

Syafei, E.S. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Jurusan Biologi FMIPA ITB.

Bandung.

Thompson, J.D. 2000. How do Visitation Patterns Vary Among Polinators in

Relation to Floral Display and Floral Design in A Generalist Pollination

System? Journal Oecologia, p. 386-394.

Tjitrosoepomo, G. 2002. Taksonomi Tumbuhan (Spermathophyta). Cetakan ke-7.

UGM Press. Yogyakarta.

Tjitrosoepomo, G. 2003. Morfologi Tumbuhan. Cetakan ke-14. UGM Press.

Yogyakarta.

Tricahyadi, W. 2007. Letak Kelenjar Nektari pada Bunga Beberapa Spesies

Tumbu han. http://madunektar.blogspot.com/2008/01/rasa-wangi-warna-

kekentalan-ma du.html. Diakses tanggal 17 Mei 2008.

Van Steenis, C.G.G.J. 1992. Flora Untuk Sekolah di Indonesia. Diterjemahkan

oleh Moeso Surjowinoto. Pradnya Paramita. Jakarta.

Widhiono, I. 2009. Dampak Modifikasi Hutan Terhadap Keragaman Hayati

Kupu-kupu di Gunung Slamet jawa Tengah. http://www.widhiono.word

press.com/2009/kupu2.html. Diakses tanggal 13 April 2010.

Page 72: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

57

Lampiran 1. Beberapa parameter faktor lingkungan di sekitar ketiga jenis tanaman

berbunga di kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

a. Bunga Ixora sp.

b. Bunga H. rosa-sinensis

Parameter

Waktu Suhu ( 0C)

Kecepatan

angin (m/s)

Kelembaban

Udara (%)

Intensitas

Cahaya (Klx)

Pagi Minggu I 29,0 0,40 74,1 93

Minggu II 29,0 0,45 79,9 108

Minggu III 29,0 0,35 80,1 80

Minggu IV 29,0 0,16 83,7 83

Siang Minggu I 34,0 2,05 53,0 394

Minggu II 31,5 0,85 56,4 202

Minggu III 33,0 3,35 63,9 176

Minggu IV 33,0 1,73 64,7 382

Sore Minggu I 33,0 1,28 52,3 96

Minggu II 32,5 0,52 56,9 137

Minggu III 31,0 1,17 67,2 72

Minggu IV 33,0 1,27 70,1 177

Parameter

Waktu Suhu ( 0C)

Kecepatan

angin (m/s)

Kelembaban

Udara (%)

Intensitas

Cahaya (Klx)

Pagi Minggu I 30,0 0,32 70,0 187

Minggu II 29,5 0,38 78,0 109

Minggu III 31,0 0,63 88,7 154

Minggu IV 29,0 0,25 79,8 90

Siang Minggu I 32,0 2,07 61,1 102

Minggu II 33,5 1,27 59,9 145

Minggu III 33,0 1,40 68,6 328

Minggu IV 31,0 0,57 78,6 187

Sore Minggu I 32,0 2,65 61,5 76

Minggu II 32,5 1,40 61,6 65

Minggu III 33,0 1,50 60,0 122

Minggu IV 30,5 0,90 78,9 66

Page 73: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

58

c. Bunga L. camara

Parameter

Waktu Suhu ( 0C)

Kecepatan

angin (m/s)

Kelembaban

Udara (%)

Intensitas

Cahaya (Klx)

Pagi Minggu I 28 0,43 81,1 86

Minggu II 29 0,55 78,6 103

Minggu III 29 0,27 80,0 124

Minggu IV 28 0,23 86,4 58

Siang Minggu I 33 1,23 65,5 247

Minggu II 33 1,97 63,9 197

Minggu III 34 0,42 51,4 173

Minggu IV 33 1,08 65,5 216

Sore Minggu I 33 0,68 63,0 212

Minggu II 31 0,62 68,0 63

Minggu III 34 0,23 56,4 218

Minggu IV 31 0,80 70,0 100

Page 74: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

59

Lampiran 2. Kandungan nektar (%) bunga Ixora sp. , H. rosa-sinensis dan L. camara

Bunga

Waktu Ixora spp. H. rosa-sinensis L. camara

Pagi Minggu I 3 20 22

Minggu II 8 13 18

Minggu III 11 13 18

Minggu IV 23 15 15

Siang Minggu I 19 23 19

Minggu II 16 28 20

Minggu III 13 20 23

Minggu IV 17 10 23

Sore Minggu I 15 20 15

Minggu II 17 22 18

Minggu III 24 21 18

Minggu IV 20 19 19

Page 75: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

60

Lampiran 3. Ukuran diameter bunga mekar (DBM), panjang tabung mahkota (PTM)

dan diameter tabung mahkota (DTM) (mm) pada ketiga jenis tanaman

berbunga

a. Bunga Ixora sp.

b. Bunga H. rosa-sinensis

Bunga

Individu ke-

Waktu I II III IV V Σ x

DBM Minggu I 28,10 31,20 31,30 31,20 31,25 153,05 30,61

Minggu II 32,20 32,10 33,60 31,70 27,35 156,95 31,39

Minggu III 34,80 35,00 34,80 35,25 34,90 174,75 34,95

Minggu IV 30,10 31,10 31,35 32,60 31,95 157,10 31,42

PTM Minggu I 32,10 32,40 33,60 32,20 33,20 163,50 32,70

Minggu II 31,60 30,45 31,45 30,30 31,90 155,70 31,14

Minggu III 33,05 30,50 34,50 32,84 35,20 166,09 33,22

Minggu IV 34,98 34,90 34,72 35,85 36,15 176,60 35,32

DTM Minggu I 1,20 1,25 1,30 1,10 1,10 5,95 1,19

Minggu II 1,20 1,15 1,20 1,20 1,20 5,95 1,19

Minggu III 1,30 1,15 1,10 1,15 1,20 5,90 1,18

Minggu IV 1,20 1,15 1,10 1,10 1,10 5,65 1,13

Bunga

Individu ke-

Waktu I II III IV V Σ x

DBM Minggu I 87,75 105,40 98,25 105,30 101,70 489,40 99,68

Minggu II 72,40 90,50 88,90 83,85 83,15 418,80 83,76

Minggu III 81,75 71,90 89,40 84,70 96,45 424,20 84,84

Minggu IV 77,45 79,65 100,15 91,35 87,10 435,70 87,14

PTM Minggu I 35,20 30,50 44,55 34,50 37,75 182,50 36,50

Minggu II 40,85 32,50 34,62 29,90 36,20 174,07 34,81

Minggu III 32,75 39,95 37,30 35,65 31,75 177,40 35,48

Minggu IV 38,40 28,45 36,63 30,74 35,48 169,70 33,94

DTM Minggu I 6,25 5,45 6,15 5,60 5,80 29,25 5,850

Minggu II 6,07 5,56 5,67 5,32 5,48 28,10 5,62

Minggu III 5,78 5,89 5,56 5,58 5,40 28,21 5,64

Minggu IV 5,82 5,72 5,54 5,38 5,53 27,99 5,59

Page 76: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

61

c. Bunga L. camara

Individu bunga

Waktu I II III IV V Σ x

DBM Minggu I 8,15 7,80 8,05 7,40 7,65 39,05 7,81

Minggu II 7,80 7,65 7,35 7,60 7,90 38,30 7,66

Minggu III 8,45 7,70 7,90 7,50 7,90 39,45 7,89

Minggu IV 9,70 9,15 8,40 8,60 9,40 45,25 9,05

PTM Minggu I 9,80 9,10 8,90 9,75 8,95 46,50 9,30

Minggu II 9,15 9,20 9,35 8,85 9,70 46,25 9,25

Minggu III 9,90 9,60 9,25 9,40 9,55 47,70 9,54

Minggu IV 6,85 6,30 6,00 6,20 5,55 3,09 6,18

DTM Minggu I 0,90 0,85 0,85 0,80 0,90 4,30 0,86

Minggu II 1,10 1,00 0,95 0,85 0,95 4,85 0,97

Minggu III 0,95 0,80 0,90 0,90 0,95 4,50 0,90

Minggu IV 0,75 0,80 0,85 0,75 0,70 3,85 0,77

Page 77: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

62

Lampiran 4. Ukuran panjang probosis kupu-kupu

No Taksa n Panjang Probosis (mm)

Nymphalidae

1 H. bolina 9

13,32; 13,36; 13,39; 13,40; 13,46; 13,48; 13,50;

13,56; 13,59

Papilionidae

2 G. agamemnon 25

15,54; 15,68; 15,95; 16,02; 16,09; 16,15; 16,19;

16,20; 16,22; 16,28; 16,35; 16,42

3 G. doson 3 15,79; 16,01: 16,08

4 G. sarpedon 5 15,58; 15,97; 16,20; 16,15; 16,37

5 P. memnon 2 28,6; 28,8

Pieridae

6 A. olferna 30

8,05; 8,45; 8,59; 9,05; 9,60; 8,95; 9,50; 9,58;

9,63; 9,65; 10,2; 10,4

7 D. hyparete 7 12,2; 12,36; 13,08; 13,25; 13,45; 13,52

8 E. hecabe 3 8,56; 9,20; 9,18

9 L. nina 7 8,52; 8,50; 8,55; 9,20; 9,40; 9,60

n = jumlah data

Page 78: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

63

Lampiran 5. Frekuensi kunjungan kupu-kupu pada tanaman berbunga di areal

kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ket:- = tidak ada kunjungan kupu-kupu

P = Pagi (08.00-12.00 WIB)

Sg = Siang (14.00-15.00 WIB)

Sr = Sore (16.00-17.00 WIB)

No

Taksa

Tanaman Berbunga

Ixora sp. H. rosa-sinensis L. camara

P Sg Sr P Sg Sr P Sg Sr

Nymphalidae

1 H. bolina - - - - 3 - - 4 2

Papilionidae

2 G. agamemnon 5 2 - 4 3 1 6 4 -

3 G. doson - - - - - - 1 2 -

4 G. sarpedon - - - - - - 2 3 -

5 P. memnon - - - 2 - - - - -

Pieridae

6 A. olferna 5 3 - 12 - - 5 4 1

7 D. hyparete 2 - - 1 - - 2 2 -

8 E. hecabe 1 - - - - - 1 1 -

9 L. nina - 1 - - - - 4 2 -

Page 79: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

64

Lampiran 6. Hasil perhitungan korelasi pengaruh panjang probosis terhadap

DBM (Diameter Bunga Mekar) DTM (Diameter Tabung Mahkota)

dan PTM (Panjang Tabung Mahkota) pada bunga Ixora sp.

Tujuan: Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang nyata antara panjang

probosis dengan DBM, DTM dan PTM

Hipotesis:

Ho = Tidak ada hubungan antara panjang probosis dengan DBM, DTM dan PTM

H1 = Ada hubungan antara panjang probosis dengan DBM, DTM dan PTM

Deksripsi Statistik

Mean Std. deviasi N

panjang probosis 10.9700 2.74979 5

diameter bunga mekar 6.4180 14.35108 5

diameter tabung mahkota .2340 .52324 5

panjang tabung mahkota 6.6180 14.79830 5

Korelasi

panjang probosis DBM DTM PTM

Korelasi

Pearson

panjang probosis 1.000 .799 .799 .799

DBM .799 1.000 1.000 .

DTM .799 1.000 1.000 1.000

PTM .799 . 1.000 1.000

Sig. (1-tailed) panjang probosis . .052 .052 .052

DBM .052 . .000 .000

DTM .052 .000 . .000

PTM .052 .000 .000 .

N panjang probosis 5 5 5 5

DBM 5 5 5 5

DTM 5 5 5 5

PTM 5 5 5 5

Page 80: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

65

Kesimpulan

Model R

Nilai

R

Pengaturan

Nilai R

Nilai Std.

Error

Perubahan Statistik

Perubahan

Nilai R

Perubahan

F df1 df2

Perubahan

Sig. F

1 .799a .638 .518 9.96595 .638 5.295 1 3 .105

a. Perkiraan: (konstan), panjang probosis

b. Variabel terikat: diameter bunga mekar, diameter tabung mahkota dan panjang tabung mahkota

Kesimpulan:

1. Terdapat hubungan tidak signifikan antara panjang probosis dengan DBM,

DTM dan PTM 2.Panjang probosis mempengaruhi DBM, DTM dan PTM sebesar 63,8%

3.Tidak ada hubungan linear antara panjang probosis dengan DBM, DTM dan

PTM karena F hitung < F tabel

Page 81: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

66

Lampiran 7. Hasil perhitungan korelasi pengaruh panjang probosis terhadap

DBM (Diameter Bunga Mekar) DTM (Diameter Tabung Mahkota)

dan PTM (Panjang Tabung Mahkota) pada bunga H. rosa-sinensis

Tujuan: Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang nyata antara panjang

probosis dengan DBM, DTM dan PTM

Hipotesis:

Ho = Tidak ada hubungan antara panjang probosis dengan DBM, DTM dan PTM

H1 = Ada hubungan antara panjang probosis dengan DBM, DTM dan PTM

Deksripsi Statistik

Mean Std. Deviasi N

panjang probosis 15.8300 7.57211 5

diameter tabungmahkota 1.1320 2.53123 5

diameter bunga mekar 17.7720 39.73940 5

panjang tabung mahkota 7.0360 15.73297 5

Korelasi

panjang probosis DBM DTM PTM

Korelasi

Pearson

panjang probosis 1.000 -.176 -.176 -.176

DBM -.176 1.000 1.000 1.000

DTM -.176 1.000 1.000 1.000

PTM -.176 1.000 1.000 1.000

Sig. (1-tailed) panjang probosis . .388 .388 .388

DBM .388 . .000 .000

DTM .388 .000 . .000

PTM .388 .000 .000 .

N panjang probosis 5 5 5 5

DBM 5 5 5 5

DTM 5 5 5 5

PTM 5 5 5 5

Page 82: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

67

Kesimpulan

Model R

Nilai

R

Pengaturan

Nilai R

Nilai Std.

Error

Perubahan Statistik

Perubahan

Nilai R Perubahan F df1 df2

Perubahan

sig. F

1 -.176a .031 -.292 45.16717 .031 .096 1 3 .777

a. Perkiraan: (konstan), panjang probosis

b. Variabel terikat: diameter bunga mekar, diameter tabung mahkota dan panjang tabung mahkota

Kesimpulan:

1. Terdapat hubungan tidak signifikan antara panjang probosis dengan DBM,

DTM dan PTM 2. Panjang probosis mempengaruhi DBM, DTM dan PTM sebesar 0,31%

3. Tidak ada hubungan linear antara panjang probosis dengan DBM, DTM dan

PTM karena F hitung < F tabel

Page 83: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

68

Lampiran 8. Hasil perhitungan korelasi pengaruh panjang probosis terhadap

DBM (Diameter Bunga Mekar) DTM (Diameter Tabung Mahkota)

dan PTM (Panjang Tabung Mahkota) pada bunga L. camara

Tujuan: Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang nyata antara panjang

probosis dengan DBM, DTM dan PTM

Hipotesis:

Ho = Tidak ada hubungan antara panjang probosis dengan DBM, DTM dan PTM

H1 = Ada hubungan antara panjang probosis dengan DBM, DTM dan PTM

Dekripsi Statistik

Mean Std. Deviasi N

panjang probosis 12.5375 3.10291 8

diameter tabung mahkota .1100 .31113 8

diameter bunga mekar 1.0125 2.86378 8

panjang tabung mahkota 1.0713 3.02995 8

Korelasi

panjang probosis DBM DTM PTM

Korelasi

Pearson

panjang probosis 1.000 .118 .118 .118

DBM .118 1.000 1.000 .

DTM .118 1.000 1.000 1.000

PTM .118 . 1.000 1.000

Sig. (1-tailed) panjang probosis . .391 .391 .391

DBM .391 . .000 .000

DTM .391 .000 . .000

PTM .391 .000 .000 .

N panjang probosis 8 8 8 8

DBM 8 8 8 8

DTM 8 8 8 8

PTM 8 8 8 8

Page 84: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

69

Kesimpulan

Model R Nilai R

Pengaturan

Nilai R

Nilai Std.

Error

Change Statistics

Perubahan

Nilai R Perubahan F df1 df2

Perubahan

sig. F

1 .118a .014 -.151 3.07180 .014 .084 1 6 .782

a. Perkiraan: (konstan), panjang probosis

b. Variabel terikat: diameter bunga mekar, diameter tabung mahkota dan panjang tabung mahkota

Kesimpulan:

1. Terdapat hubungan tidak signifikan antara panjang probosis dengan DBM,

DTM dan PTM 2. Panjang probosis mempengaruhi DBM, DTM dan PTM sebesar 0,14%

3. Tidak ada hubungan linear antara panjang probosis dengan DBM, DTM dan

PTM karena F hitung < F tabel

Page 85: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

70

(a) (b) (c)

Lampiran 9. Jenis bunga yang dikunjungi oleh kupu-kupu (a) Ixora sp.,

(b) H. rosa- sinensis dan (c) L. camara

Page 86: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

71

Lampiran 10. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian

(a). Lux Meter

(b). Anemometer

(c). Pinset

Page 87: HUBUNGAN PANJANG PROBOSIS KUPU-KUPU DENGAN …

72

(d). Jangka Sorong

(e). Hand-held Refractometer

(f). Termometer

(g). Higrometer

(h). Jarum Suntik