124
HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP ISLAM TERPADU AL-MA’MUN EDUCATION CENTER SERUA-DEPOK Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Oleh Ayu Fauziyyah 1111011000107 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M – 1438 H

HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36716/2/AYU... · Ⅱubungan lingkungan keluarga dengan Ⅳ10tivasi belajar siswa

Embed Size (px)

Citation preview

HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DENGAN

MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP ISLAM TERPADU

AL-MAMUN EDUCATION CENTER SERUA-DEPOK

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Oleh

Ayu Fauziyyah 1111011000107

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M 1438 H

UBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DENGAN 10TIVASI

BELAJAR SISWA SMP ISLAM TERPADU

ALMA'pluN EDUCAT10N CENTER SERUA DEPOK

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Persyaratan Mencapai Gelar Sadana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Avu Fauziwah1111011000107

Di bawah Bimbingan:

Masan AF,M.PdNIP: 19510716198103 1005

USAN PENDIDIKAN AGAMA ISb

FAKULTASILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITASISLAM NEGERISYARIF I DAYATULLAIII

JAKARTA

2017

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi yang berjudul Hubungan Lingkungan Keluarga dengan Motivasi

Belajar Siswa SMP Islam Terpadu Al-Ma'mun Education Center Serua -

Depok disusun oleh Ayu X'auziyyah, NIM, I111011000107, Jurusan Pendidikan

Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai

karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan

yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 13 Mei2016

Yang mengesahkan,

Dosen Pembimbing

Iasan AF,IoPd

NIP:195107161981031005

UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul

"Hubungan Lingkungan Keluarga dengan Motivasi Belajar Siswa SMP Islam

Terpadu Al-Ma'mun Education Center Serua-Depok" yang disusun oleh Ayu

Fauziyyah Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas llmu Tarbiyah & Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. telah diuji kebenarannya dan disetujui oleh

dosen pembimbing skripsi pada tanggal, l3 Mei 2016.

Jakarta. l3 Mei 2016

Dosen Pembimbing Skripsi

Iasan J l.PdNIP:195107161981031005

DEPARTEMEN ACAMAUiN JAKARTAF:TKJr rr i JFarda ,95 qttaF2,esia

FORM(FR)No Dokumen i FITK FRAKD-089

Tg:.Terbit : l Maret 2010

No. Revisi: : 01Hal

SURAT PERNYATAAN KARYA SEND:Rl

Saya yang bertanda tangan di bavah ini,

Nama

Tempat/Tgl.Lahir

NIM

Jurusan / Prodi

Judul Skripsi

Ayu Fauziyyah

Subang, 30 April 1993

1111011000107

Pendidikan agama Islam

Hubungan Lingkungan Keluarga dengan Motivasi Belajar

Siswa SMP Islam Terpadu Al-Ma'mun Education Center

Serua-Depok

Dosen Pembimbing NItasan AF,M.Pd

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan

saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

NIM lll1011000107

Jarta,13 Mci2016

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi berjudul o'Hubungan Lingkungan Keluarga terhadap Motivasi

Belajar Siswa SMP Islam Terpadu AI-Ma'mun Education Center Serua-

Depok" disusun oleh A1.u Fauziyyah Nomor Induk Mahasiswa 1111011000107,

diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian

Munaqasah pada hari Selasa, 11 Juli 2017 di hadapan dewan penguji. Karena itu

penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Agama

Islam.

Jakarta. 1l Juli2017

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia(Ketua Jurusan/

Prodi Pendidikan Agama lslam)

Dr.H.Abdul Malid Khon,M.Ag

NIP.195807071987031005

Sekretaris Jurusan

Mattamah saleho Lc,MA

NIP.197203132008012010

Penguji I

Pro Dr.Rifat Svauqi Nawawin L

NIP.195205201981031001

Penguji II

Drs.Abdul Haris.MA

NIP.19660901 1995031001

Delan F

7

NIP 195

ll

ABSTRAK

Ayu Fauziyyah 1111011000107, Hubungan Lingkungan Keluarga dengan Motivasi Belajar Siswa SMP Islam Terpadu Al-Mamun Education Center Serua-Depok. Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lingkungan keluarga dengan motivasi belajar siswa di SMP Islam Terpadu Al-mamun Educatioon Center. Penelitian ini menggunakan metode kuatitatif dengan studi korelasional. Sampel yang diambil dari penelitian ini berjumlah 75 siswa yakni seluruh siswa SMP Islam Terpadu Al-mamun Educatioon Center, mulai dari kelas 7 sampai kelas 9, pengambilan sampel ini menggunakan teknik booring sampling (sampel jenuh).

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket berbentuk skala likert. Teknik analisa data menggunakan uji t (t hitung) dimana hasil dari t hitung akan dikonsultasikan dengan t tabel pada taraf signifikan 5%. Penelitian ini menghasilkan bahwa ada hubungan lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar siswa di SMP Islam Terpadu Al-Mamun Education Center. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil pengujian t hitung yang diperoleh bahwa t hitung > t tabel yaitu 5,897 > 1,66600 pada taraf signifikan 5%.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan lingkungan keluarga terhadap motoivasi belajar siswa.

Kata kunci : lingkungan keluarga, motivasi belajar

vi

ABSTRACT

Ayu Fauziyah 1111011000107, Family Environment Relation to Student Motivation of SMPIT Al-Ma'mun Education Center Serua - Depok. Department of Islamic Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2016.

This writing aimed at determining whether or not the relationship of family

environment to the motivation of students learning SMPIT Al-Ma'mun Education

Center. This writing used quantitative method with a strongly correlational study.

The research target is 75 students of 7th-9th grade of SMPIT Al-Ma'mun Education

Center this sample using booring technique sample (saturated sample).

The instrument used to collect data is a Likert scale questionnaire. Data

analysis technique using T test (T count) where the result of T arithmetic will be

consulted with t table at significant level.

This research resulted that there is a relation of family environment to

student's learning motivation in SMPIT Al-Ma'mun Education Center. It is shown

with the result of the research that t count> t table is 5.897 at 5% significant level.

So it can be concluded that there is a significant relationship in the family

environment to the learning motivation.

Keywords: family environment, learning motivation.

KATA PENGATAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Tasbih, tahmid, pujian dan rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini, tanpa kehendak-Nya skripsi ini tidak akan pernah

terjadi. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada kekasih-Nya yakni

Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.

Ucapan terimakasih teramat dalam yang tidak dapat diukur dengan apapun

kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Ayi Mugni dan Ibunda Mimin

Aminah yang senantiasa berdoa siang dan malam, memberikan dorongan dan

motivasi untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Tanpa adanya mereka

penulis hanya sebuah tong kosong tetapi dengan kegigihan mereka mendidik

penulis maka penulis bisa menjadi seperti sekarang ini. Sekali lagi, terimakasih

Ayah, terimakasih Ibu, hanya ucapan terimakasih yang dapat putrimu berikan.

Penulisan Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperolah gelar

Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam

penyusunannya tentu mengalami berbagai kendala tetapi penulis telah

menyelesaikannya. Dengan terselesaikannya penyusunan skripsi ini penulis tidak

akan berhasil tanpa bantuan dan doa dari berbagai pihak, maka penulis

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

beserta staffnya.

viii

2. Dr. H. Abdul Majid Khon, MA. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Marhamah Shaleh, Lc. MA. Sekertaris Jurusan Pedidikan Agama Islam

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Masan AF, M.Pd. dosen pembimbing yang selalu memberikan nasehat dan

masukannya dengan sabar dan meluangkan waktunya untuk memberikan

bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak/Ibu dosen Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan

perkuliahan dan pengajaran kepada penulis selama 4 tahun

6. Ahmad Dasuki, S.Pd. Kepala Sekolah SMP Islam Terpadu Al-Mamun

Education Center Serua- Depok, yang telah memberikan izin pada penulis

untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

7. Sahabat terbaik dan sahabat spesial Derri Adhy Gunawan yang memberikan

support penuh pada penulis dan membantu penulis saat menemui kesulitan

8. Adik-adikku tersayang, Muhammad Umar Said, Muhammad Alwi, Ginayah

Mukarromah, Nuron Alim, dan Mustika Arofah yang memberikan doa dan

dukungannya

9. Saudara-saudaraku dari pihak ayah dan dari pihak ibu yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu

10. Keluarga Besar Yayasan An-Nur yang senantiasa mendoakan penulis

11. Teman-teman PAI angkatan 2011 khususnya teman-teman PAI-C yang

senantiasa berjuang bersama dalam menjalani perkuliahan dan tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

12. Adik-adik siswa-siswi SMP Islam Terpadu Al-Mamun Education Center

yang bersedia mensukseskan proses penelitian

13. Semua pihak yang telah membantu penulis baik langsung maupun tidak

langsung yang tidak dapat penulis sebutkan

Semoga semua yang telah membantu penulis baik moril mapun materil,

doa, dukungan dan bimbingan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin

ix

Skripsi ini mungkin sangat jauh dari kesempurnaan tetapi semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi

pembaca.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 30 April 2016

Ayu Fauziyyah

x

DAFTAR ISI

PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI . i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ii

PENGESAHAN PENGUJI iii

UJI REFERENSI iv

PERNYATAAN KARYA SENDIRI . v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACK vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........... 1

B. Identifikasi Masalah . 5

C. Pembatasan Masalah ..... 6

D. Rumusan Masalah ..... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ..... 7

BAB II : KAJIAN TEORI

A. Lingkungan Keluarga 8

1. Pengertian Lingkungan Keluarga 8

2. Peran Keluarga terhadap Pendidikan Anak . 11

3. Metode Pendidikan di Lingkungan Keluarga .. 15

4. Tujuan Pendidikan dalam Keluarga . 19

xi

B. Motivasi Belajar 19

1. Pengertian Motivasi Belajar 19

2. Macam-Macam Motivasi . 21

3. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar . 23

4. Teori-Teori Motivasi Belajar ... 23

C. Penelitian Relevan . 26

D. Kerangka Berfikir . 27

E. Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian 29

B. Metode Penelitian .. 29

C. Variabel Penelitian . 30

D. Populasi dan Sampel .. 31

E. Teknik Pengumpulan Data . 31

F. Teknik Pengolahan Data 33

G. Uji Coba Istrumen Penelitian . 34

H. Uji Prasyarat Analisis . 36

I. Teknik Analisa Data .. 39

J. Hipotesis Statistik 41

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data 43

B. Pengujian Persyaratan Analisis .. 47

C. Pengujian Hipotesis 48

D. Pembahasan Hasil Penelitian . 53

E. Keterbatasan Penelitian .. 70

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan . 71

B. Implikasi . 72

C. Saran ... 73

xii

DAFTAR PUSTAKA . 75

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiii

DAFTAR TABEL

3.1 Tabel Waktu dan Kegiatan Penelitian . 30

3.2 Tabel Jumlah Siswa .. 32

3.3 Tabel Kisi-Kisi Angket . .. 34

3.4 Tabel Skala Penilaian Instrumen .. 35

3.5 Tabel Angka Persentase .. 41

4.1 Tabel Data Variabel X (Lingkungan Keluarga) .. 44

4.2 Tabel Data Variabel Y (Motivasi Belajar) .. 45

4.3 Tabel Data Distribusi Frekuensi Variabel X dan Variabel Y 46

4.4 Tabel Koefisien Korelasi 53

4.5 Tabel persentase dari pertanyaan Saya merasa diperhatikan oleh orang tua

saya . 54

4.6 Tabel persentase dari pertanyaan Situasi di rumah saya tenteram dan dama

. 54

4.7 Tabel persentase dari pertanyaan Saya merasa aman berada di rumah

. 55

4.8 Tabel persentase dari pertanyaan Orang tua saya menegur dan memberikan

nasehat saat saya melakukan kesalahan 55

4.9 Tabel persentase dari pertanyaan Saya dirawat dengan baik saat sakit

.. 56

4.10 Tabel persentase dari pertanyaan Orang tua saya memperhatikan saya

setiap hari . 56

4.11 Tabel persentase dari pertanyaan Saya senang mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler . 57

xiv

4.12 Tabel persentase dari pertanyaan Orang tua saya mendukung saya

mengikuti kegiatan ekstrakulikuler 57

4.13 Tabel persentase dari pertanyaan Saya bersilaturrahmi dan mengunjungi

tetangga 58

4.14 Tabel persentase dari pertanyaan Orang tua saya mengikuti pengajian di

lingkungan sekitar rumah saya 58

4.15 Tabel persentase dari pertanyaan Orang tua saya memberikan sesuatu pada

tetangga saat mendapatkan rezeki lebih 59

4.16 Tabel persentase dari pertanyaan Orang tua saya berbagi cerita/mengobrol

dengan tetangga .. 59

4.17 Tabel persentase dari pertanyaan Orang tua saya membantu tetangga saat

dia membutuhkan bantuan . 60

4.18 Tabel persentase dari pertanyaan Saya merasa bahwa orang tua

menyayangi saya .. 61

4.19 Tabel persentase dari pertanyaan Orang tua saya mengajarkan saya untuk

hidup hemat . 61

4.20 Tabel persentase dari pertanyaan Orang tua saya mengajarkan saya untuk

bersikap yang sopan terhadap teman, saudara dan orang yang lebih tua dari

saya ... 62

4.21 Tabel persentase dari pertanyaan Orang tua saya bersikap baik kepada

semua orang . 62

4.22 Tabel persentase dari pertanyaan Orang tua saya shalat di awal waktu

.. 63

4.23 Tabel persentase dari pertanyaan Orang tua saya bertanya tentang proses

belajar disekolah . 63

xv

4.24 Tabel persentase dari pertanyaan Saya membaca buku palajaran setiap hari

.. 64

4.25 Tabel persentase dari pertanyaan Saya membaca buku selama 3 jam atau

lebih dalam sehari 64

4.26 Tabel persentase dari pertanyaan Saya mengerjakan tugas/PR tepat waktu

. 65

4.27 Tabel persentase dari pertanyaan Saya senang diberikan tugas oleh guru

. 65

4.28 Tabel persentase dari pertanyaan Saya malas mengerjakan tugas

. 66

4.29 Tabel persentase dari pertanyaan Saya bersungguh-sungguh dalam belajar

. 66

4.30 Tabel persentase dari pertanyaan Saya merasa bahwa belajar bermanfaat

bagi saya . 67

4.31 Tabel persentase dari pertanyaan Saya mau belajar hanya jika diajak oleh

teman .. 67

4.32 Tabel persentase dari pertanyaan Saya mau belajar di rumah hanya jika

orang tua saya menyuruhnya .. 68

4.33 Tabel persentase dari pertanyaan Saya melaksanakan perintah guru dengan

ikhlas .. 68

4.34 Tabel persentase dari pertanyaan Saya mengerjakan tugas dari guru

dengan senang hati 69

4.35 Tabel persentase dari pertanyaan Saya belajar hanya jika ada ujian

. 69

4.36 Tabel persentase dari pertanyaan Saya senang belajar hanya jika saya

senang pada gurunya .. 70

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Angket Penelitian

Lampiran II : Hasil Uji Validasi Instrumen

Lampiran III : Data Mentah 1 dan 2

Lampiran IV : Hasil Pengujian

Lampiran V : Data Responden

Lampiran VI : Profil Sekolah

Lampiran VII : Uji Referensi

Lampiran VIII : Surat Keterangan Melakukan Penelitian

Lampiran IX : Dokumentasi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pertama seorang anak didapatkan dari keluarga. Keluarga

memiliki keterikatan yang sangat dominan bagi setiap anggota keluarga baik

itu anak, ayah, ibu, saudara, atau yang lainnya. Seorang anak merupakan

permata bagi keluarga, harapan seorang ayah dan ibu adalah kebahagiaan

bagi anaknya, disadari atau tidak seorang anak akan cepat meresap tingkah

laku dan sifat orang tua dan menjadikan orang tua sebagai contoh dan

teladan bagi mereka. Seperti disebutkan oleh Frieda Fordham bahwa

kepribadian orang tua mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam

membentuk watak anak dibandingkan ajaran yang lain.1 Dalam pergaulan

anak-anak senantiasa ikut serta membawa problematika kehidupan

keluarganya, disaat suka maupun duka. Maka hubungan angota keluarga

yang satu dengan anggota keluarga yang lain sangat berpengaruh bagi

tumbuh kembang sifat dan perilaku anak.

Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa. Contoh: kebiasaan yang diterapkan orangtua siswa dalam mengelola keluarga (family management practices) yang keliru, seperti kelalaian orangtua dalam memonitor kegiatan anak, dapat menimbulkan dampak lebih buruk lagi. Dalam hal ini, bukan saja anak tidak mau belajar melainkan juga ia cenderung berperilaku menyimpang, terutama perilaku menyimpang yang berat seperti anti sosial (Patterson & Loeber, 1984).2

Sekolah memiliki peran penting dalam mendidik dan menjadikan

seorang anak mempunyai pengetahuan luas dan memiliki sifat terpuji

1 Frieda Fordham, Pengantar Psikologi C.G. Jung, (Jakarta: Bhratara Karya Aksara, 1988), h. 93-94 2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 135

1

2

kepada siapapun, selain itu sekolah dijadikan sandaran bagi orang tua agar

anak-anak mereka pintar dan sukses juga mempunyai pengetahuan yang

luas. Namun sekolah tidak berdaya apabila orang tua tidak ikut andil dalam

mendidik atau mensukseskan tujuan mereka yaitu menjadikan anak sebagai

penerus bangsa.

Hidup di era globalisasi dengan menjalani kehidupan yang serba

instan semua orang hidup dengan sangat mudah. Pekerjaan sudah diganti

dengan menggunakan mesin sehingga mempermudah semua pekerjaan,

tetapi meskipun begitu setiap pekerjaan yang dilakukan mengakibatkan

pekerjanya seakan-akan menyamai mesin. Manusia bekerja seperti mesin

dan setiap hari selalu dikejar-kejar oleh waktu juga dituntut untuk selalu

menepati waktu yang ditentukan sehingga orang tua yang bekerja akan

sangat sibuk dan tidak ada waktu untuk anaknya. Setiap hari-harinya hanya

dihabiskan di tempat kerja bahkan untuk bertemu anak pun sangat sulit

apabila pekerjaannya menuntut untuk brangkat shubuh dan pulang malam

hari, apabila keadaannya seperti itu maka hanya di hari minggu saja dapat

bertemu anak. Kesibukan yang terjadi menjadikan orang tua jauh dari

anaknya dan anak pun tidak diperhatikan sehingga anak akan melakukan

sesuatu tanpa merasa diawasi.

Orang tua atau pun anggota keluarga mempunyai peran penting dalam

mendidik anak, pendidikan dalam keluarga akan menunjang anak untuk

mengahadapi kehidupannya di masa mendatang. Pendidikan di keluarga

memiliki pengaruh besar bagi tumbuh kembang kedewasaan anak tetapi

masih banyak orang tua yang tidak memahami cara yang tepat mendidik

anak agar anak tersebut dapat menghadapi tantangan zaman yang selalu

berkembang.

Anak yang baik dilihat dari sudut pandang kebanyakan orang tua

adalah anak yang menurut pada perintah orang tua dan tidak melanggar

setiap perintahnya. Betapa bijaksananya orang tua setiap membuat

3

keputusan menimbang-nimbang antara keinginannya dan keinginan

anaknya, dan tidak selalu memaksakan kehendaknya. Orang tua dikatakan

sukses mendidik anak jika anaknya menjadi dirinya sendiri tanpa melupakan

petuah-petuah dari orang tua, dapat memotivasi dirinya sendiri dengan

hanya diberikan stimulus oleh orang tua.

Tumbuhnya motivasi pada diri anak tidak hanya didukung oleh

keadaan keluarganya tetapi didukung pula dengan keadaan lingkungan

tempat tinggalnya. Motivasi tumbuh dan berkembang dengan jalan intrinsik

dan ekstrinsik. Intrinsik adalah motivasi yang datang dari dalam diri

individu itu sendiri sedangkan ekstrinsik datang dari lingkungan.3 Jadi,

motivasi yang tumbuh atas dasar dukungan keluarga atau pun lingkungan

tempat tinggalnya termasuk dalam motivasi ekstrinsik.

Setiap lingkungan rumah terdapat banyak macamnya mulai dari

pedesaan, perkotaan, dan perumahan, juga kawasan kumuh yang tak layak

tinggal. Dari masing-masing tipe lingkungan tersebut tidak terpungkiri akan

senantiasa mempunyai kekurangan dan kelebihan, suasana di lingkungan

pedesaan misalnya, keadaan masyarakat di lingkungan pedesaan masih

memiliki jiwa sosial yang tinggi dan kepedulian terhadap sesama masih

sangat dijunjung tinggi akan tetapi apabila seseorang orang melakukan

kesalahan baik menurut agama maupun menurut adat kebiasaan, maka

kesalahan tersebut akan tersebar ke penjuru daerah tempat tinggalnya itulah

kekurangannya. Apabila kesalahan kecil saja membuat seorang anak merasa

dirinya telah tercemar maka anak tersebut akan merasa terpinggirkan

akhirnya ia pun tidak berkembang.

Lingkungan perkotaan dengan setumpuk problematika kehidupan

seperti kemacetan, padat penduduk, kawasan kumuh, dan kurangnya

kepedulian terhadap sesama mendorong seorang anak merasakan hidup

seakan hanya seorang diri tanpa ada perhatian penuh dari semua pihak.

3 Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. X, h. 37

4

Di daerah perkotaan para orang tua mencari nafkah dan bekerja siang

dan malam, jika orang tua bekerja pada waktu siang hari maka berangkatnya

pun harus pagi sekali dan jika orang tua bekerja malam hari maka tidak ada

waktu bersama keluarga di malam hari. Anak sangat memerlukan perhatian

dan dukungan dari orang tua tetapi karena keadaan lingkungan dan

kebiasaan yang tidak dapat dipungkiri untuk dapat bertahan hidup di dunia

perkotaan maka anak harus menjadi korban dari keadaan tersebut dan harus

mandiri tanpa bimbingan penuh dari orang tua. Orang tua pun hanya

mengandalkan guru di sekolah sebagai tolak ukur keberhasilan

mendidiknya.

Negara berkembang seperti Negara Indonesia memiliki tingkat

perekonomian keluarga bertingkat-tingkat, mulai dari sangat, kaya, miskin,

dan sangat miskin. Bagi orang kaya menginginkan sekolah yang tinggi

setinggi-tingginya itu hal biasa dan sangat mudah untuk mencapainya

sedangkan bagi orang miskin jika menginginkan sekolah tinggi maka harus

siap hidup dengan serba kesederhanaan dan terkadang akan senantiasa

mengandalkan beasiswa belajar juga akan senantiasa bekerja sekaligus

menuntut ilmu.

Perekonomian keluarga yang serba kekurangan akan menjadikan anak

yang semangat untuk melanjutkan belajar terhambat oleh keadaan

perekonomian tersebut. Terdapat banyak sekali anak putus sekolah karena

keadaan perekonomian yang terpuruk dan kepala keluarga hanya bisa

memberikan nafkah untuk makan saja bahkan terkadang untuk makan pun

sulit atau pun tidak ada sama sekali. Disaat seperti itu, diperlukan keinginan

kuat bagi seorang anak untuk dapat menuntut ilmu, diperlukan pula

dukungan moril dari keluarga dan orang tua agar dapat memahamkan

kepada anak tentang keadaan perekonomian keluarganya.

Menjalani setiap kehidupan tidak akan luput dari masalah begitu pula

dalam pendidikan, antara anak didik dan pendidik terkadang mengalami

5

keretakan tetapi bagi seorang pendidik seharusnya dapat meredam semua

itu. Anak didik adalah seorang manusia yang mudah semangat dan mudah

down atau turun semangatnya, semua dikarenakan oleh keadaan yang

menimpa anak tersebut. Terkadang ada problematika yang menghantuinya

dan terkadang ada yang membuatnya bahagia yang menjadikannya selalu

bersemangat melakukan segala hal, semua itu akan terjadi saat anak berada

di sekeliling keluarga dengan berbagai kegiatan anggotanya masing-masing,

teman dengan berbagai macam karakter, atau lingkungan tetangganya

dengan berbagai macam keluh kesahnya.

Untuk mengetahui atau menyimpulkan apakah keadaan lingkungan

keluarga berpengaruh pada belajar anak dengan berbagai permasalahan yang

terjadi didalamnya yang telah dipaparkan diatas, mulai dari kurangnya

perhatian orang tua pada anak, keadaan lingkungan tempat anak dan

keluarganya tinggal sampai dengan keadaan perekonomian keluarganya.

Maka kami selaku penulis akan melakukan penelitian untuk menjawab

permasalahan apakah lingkungan keluarga berpengaruh terhadap motivasi

belajar siswa/i tersebut. Judul penelitian yang penulis ambil adalah

Hubungan Lingkungan Keluarga Terhadap Motivasi Belajar Siswa

SMP Islam Terpadu Al-Mamun Education Center Serua-Depok.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa

masalah, yaitu sebagai berikut:

1. Perhatian keluarga terhadap anak-anak kurang, padahal keluarga adalah

tempat berlindung paling utama bagi setiap anak didik/siswa

2. Anak didik/siswa seringkali mempunyai motivasi belajar yang kurang

disebabkan oleh keadaan lingkungan keluarga yang tidak saling

memahami antara anak dan orang tua, sehingga mengakibatkan kesalah

pahaman.

6

3. Keadaan setiap keluarga tidak seluruhnya memberikan dampak positif

bagi anak/siswa, tidak sedikit keluarga yang memberikan pengaruh

negatif yang menghambat perkembangannya dalam belajar dan

menghambat tumbuhnya motivasi dari dalam dirinya.

4. Setiap anak/siswa memiliki karakter yang beragam maka untuk

menghadapinya harus bisa menyesuaikan dengan keadaan mereka dan

untuk membangkitkan motivasi belajar pada siswa-siswi tersebut

diperlukan perhatian penuh untuk memahaminya, namun lingkungan

keluarga kurang memperhatikan hal tersebut.

5. Perekonomian keluarga yang kurang terkadang berakibat terhadap

semangat belajar siswa/anak karena mereka merasa berbeda dengan

teman-temannya.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi di atas agar penelitian lebih terarah maka

masalah yang akan diteliti difokuskan pada penelitian terkait dengan

lingkungan keluarga siswa dan motivasi belajar siswa, penulis akan

melakukan penelitian di SMP Islam Terpadu Al-Mamun Education Center

Serua-Depok.

Penelitian ini dibatasi hanya pada masalah lingkungan keluarga dan

motivasi belajar siswa/siswi SMP Islam Terpadu Al-Mamun Education

Center Serua-Depok.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka dapat dirumuskan

masalah pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Adakah hubungan lingkungan keluarga dengan motivasi belajar

siswa di SMP Islam Terpadu Al-Mamun Education Center Serua-Depok.

7

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui keadaan lingkungan keluarga siswa

2. Mengetahui motivasi belajar siswa

3. Mengetahui ada atau tidaknya hubungan lingkungan keluarga dengan

motivasi belajar siswa

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas penulis berharap penelitian ini

dapat bermanfaat kepada beberapa pihak yaitu antara lain:

1. Bagi penulis

Dengan dilakukannya penelitian ini dapat menambah wawasan bagi

penulis dan mendapatkan pembelajaran bagaimana mengaplikasikan teori-

teori yang di dapatkan di bangku perkuliahan berkaitan dengan motivasi dan

lingkungan keluarga.

2. Bagi sekolah

Dengan dilaksanakannya penelitian ini dapat menjadi tolak ukur bagi

sekolah agar menjadi lebih baik lagi dalam mengelola lembaga pendidikan,

baik keadaan para guru ataupun staf yang lainnya dalam mengembangkan

motivasi siswa.

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Lingkungan Keluarga 1. Pengertian Lingkungan Keluarga

Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

daerah atau kawasan yang termasuk di dalamnya.1 Menurut Alisuf Sabri

dilihat dari segi psikologi pengertian lingkungan ialah segala sesuatu yang

ada di dalam atau di luar individu yang bersifat mempengaruhi sikap,

tingkah laku, atau perkembangannya.2

Jadi yang dimaksud dengan lingkungan adalah tempat dimana

manusia berkembang dan melangsungkan hidup, tempat tersebut berada di

sekeliling manusia dan akan menjadikan manusia sebagai seseorang yang

memiliki perilaku positif atau negatif sesuai dengan apa yang

mempengaruhinya.

Pengertian Keluarga dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

yaitu ibu dan bapak beserta anak-anaknya seisi rumah.3

Murdock seorang antropolog mendefinisikan keluarga sebagai berikut:

keluarga yaitu terdiri dari lelaki dewasa dan perempuan dewasa dengan

kesepakatan berhubungan seksual, bisa mempunyai anak dan tinggal satu

rumah yakni satu atap.4

William J. Goode menyebutkan bahwa keluarga sebagai bagian inti

dari struktur dalam masyarakat, hubungan kekeluargaan yang berlangsung

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013), Cet. 7, h. 831, 2 Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 2001), Cet. 3, h. 34 3 Departemen Pendidikan Nasional. loc. cit., h. 659 4 Karlinawati Silalahi, Eko A. Meinarno, Keluarga Indonesia Aspek dan Dinamika Zaman, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010), Cet. 1, h. 3

8

9

di dalam suatu keluarga adalah gambaran dari suatu masyarakat.5

Keluarga juga adalah batu pertama bagi pembinaan setiap masyarakat dan

langkah pertama untuk membina seseorang.6

Menurut Abu Ahmadi keluarga merupakan kelompok sosial yang

pertama dimana anak-anak menjadi anggotanya dan menjadi tempat

pertaman mengadakan sosialisai dan pengajaran kehidupan anak-anak.7

Jadi yang dimaksud dengan keluarga adalah laki-laki dan perempuan yang

siap melangsungkan hidup bersama dengan ikatan pernikahan, siap

membina rumah tangga, siap bertanggung jawab mengurus dan mendidik

anak, dan siap beradaptasi dengan masyarakat luas.

Dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga adalah tempat dimana

anak mendapat pendidikan pertama sejak lahir dan akan mempengaruhi

perkembangan lahiriah (fisik) anak, batiniah anak (mendekatkan diri kepada

Allah SWT), intelektual anak, dan sosialisasi anak di masyarakat.

Lingkungan keluarga yang dimaksud adalah lingkungan keluarga

yang menjadi tempat dimana seorang anak tumbuh dan berkembang di

dalamnya. Sedangkan motivasi belajar yang dimaksud ialah motivasi yang

tumbuh atas dorongan sekitarnya baik itu ajakan, paksaan ataupun suruhan

dan motivasi yang tumbuh dan berkembang atas dasar dorongan dari diri

sendiri.

Lingkungan keluarga merupakan cikal bakal tumbuhnya pendidikan

awal anak, di mana keluarga menjadi penentu perkembangan anak dalam

lingkungan pendidikan lainnya, yaitu sekolah dan masyarakat. hubungan

antara anak dan orang tua, serta komposisi keluarga yang ada akan

berpengaruh terhadap perkembangan psikologis dan arah pendidikan anak.

Masih banyak orang tua yang mempunyai pola pikir bahwa pendidikan itu

5 William J. Goode, Sosiologi Keluarga, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), Cet. 7, h. 2 6 Syaikh M. Jamaluddin Mahfuzh, Psikologi Anak dan Remaja, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007), Cet. 5, h. 91-92 7 Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), Cet. 2, h. 108

10

sepenuhnya tanggung jawab pihak lembaga pendidikan saja. Seringkali

orangtua menaruh harapan terlalu tinggi pada lembaga pendidikan sehingga

banyak orangtua yang berani membayar mahal biaya pendidikan anaknya.

Tidak sedikit pula orang tua menuntut lembaga pendidikan sesuai

kehendaknya dan kecewa jika hasil pendidikan di lembaga tersebut tidak

sesuai dengan harapannya. Cara pandang tersebut harus segera diluruskan

agar para orangtua menyadari bahwa tanggungjawab tertinggi tetaplah di

tangan keluarga, khususnya ibu dan ayah yang juga berperan sebagai

pendidik di rumah.8

Manusia hidup di dunia tidak dapat berdiri sendiri tetapi saling

membutuhkan antara satu dengan yang lainnya, terkadang dengan

lingkungan tempat tinggal kalangan elit atas enggan membantu pada

kalangan bawah sehingga terjadilah kesenggangan sosial. Hal tersebut

seharusnya tidak terjadi karena semua yang terjadi dan dialami oleh

manusia di dunia hanyalah titipan semata, manusia mendapatakan nasib

buruk maupun nasib baik dapat dengan mudah berpindah tangan. Dalam

memelihara lingkungan sebaiknya dipupuk mulai dari sedini mungkin agar

rasa saling menghormati, menghargai, membantu, dan memiliki satu sama

lain terjalin erat tanpa ada keragu-raguan.

Ayah, ibu dan anak. Semua nama tersebut adalah susunan dari

keluarga kecil yang lengkap. Sebuah keluarga apabila salah satu dari ketiga

tersebut tidak ada maka keluarga akan terasa sepi dan terasa kurang,

meskipun sudah sangat lama salah satunya tiada tetapi masih terasa

kehilangan sampai ajal menjemput. Dalam kehidupan berkeluarga perlu ada

rasa saling melengkapi anatara suami dengan istri dan antara anak dengan

orang tua maupun dengan saudara.

Kehidupan berkeluarga memiliki kebijakan yang berbeda-beda sesuai

dengan keadaan dan pemahaman keluarga tersebut dalam membangun

8 Agustinus Hermino, Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan, Tinjauan Perilaku Organisasi Menuju Comprehensive Multilevel Planning, (Jakarta: PT Gramedia, 2013), h. 19 & 21

11

rumah tangga, kebijakan tersebut ada yang bersifat ketat, bebas, bahkan ada

yang bersifat sangat bebas tanpa adanya peraturan. Kebiajakan-kebijakan

yang terdapat dalam keluarga akan berdampak pada keadaan keluarga itu

sendiri, banyak kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dalam

keluarga yang memiliki kebijakan katat, bebas, maupun sangat bebas.

Kemungkinan tersebut bisa bersifat positif dan bisa juga bersifat negatif

sesuai bagaimana mencerna setiap keadaan yang terjadi disekelilingnya.

Lingkungan adalah tempat dimana manusia berkembang, tempat

tersebut berada disekeliling manusia selama hidup di dunia. Lingkungan

tempat tinggal penunjang kelangsungan hidup manusia adalah termasuk

lingkungan alamiyah sudah ada dan hanya tinggal menggunakannya,

lingkungan yang dapat membuat manusia dinilai baik atau buruk dan tidak

dapat hidup dengan hanya berdiri sendiri, dengan kata lain membutuhkan

orang lain untuk saling membantu atau gotong royong dengan sesama

adalah termasuk lingkungan sosial budaya.

2. Peran Keluarga terhadap Pendidikan Anak

Lingkungan keluarga adalah tempat bernaung bagi anak dan dianggap

anak sebagai tempat paling aman bagi dirinya. Keluarga adalah tempat

pertama yang dicari oleh anak saat membutuhkan keamanan dan

kenyamanan. Jadi, keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi

tumbuh kembang anak terutama pada pola pengasuhan.

Pendidikan anak merupakah kewajiban paling utama bagi keluarga,

khususnya ketika anak-anak dalam fase perkembangan awal yakni setelah

lahir di dunia, masa bayi, dan anak-anak.9 Dan dalam Islam seringkali saat

baru dilahirkan ke dunia seorang bayi akan diadzani pada telinga sebelah

kanan dan diiqamatkan pada telinga sebelah kiri itu adalah sebagai

9 Muhibbin Syah., op. cit. h. 38

12

pembelajaran awal agar anak saat lahir di dunia hal pertama yang didengar

adalah hal yang baik.

Dalam ayat suci al-Quran dijelaskan pentingnya pendidikan di

keluarga saat masih anak-anak, yaitu sebagai berikut:

...

Artinya: .... dan ucapkanlah, Wahai Tuhanku, sayangilah keduanya

sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu

kecil. (Q.S. Al-Israa: 24).10

Artinya: Dia (Firaun) menjawab: Bukankah kami telah mengasuhmu

dalam lingkungan (keluarga) kami, waktu engkau masih kanak-

kanak dan engkau tinggal bersama kami beberapa tahun dari

umurmu. (Q.S. Asy-Syuara: 18)1112

Menurut Atmodiwirjo yang dikutip oleh Karlinawati Silalahi,

Orangtua memiliki peran penting dalam pengasuhan dan pembinaan

terhadap perilaku anaknya. Dalam perkembangan anak, orangtua berperan

sebagai pemuas kebutuhan anak, pembentuk konsep diri, teladan bagi anak,

dan sebagai stimulator tumbuh kembang anak.13

Menurut Djuju Sujana sebagaimana telah dikutip oleh Mahmud dkk.

bahwa peran keluarga dalam pendidikan merupakan kemampuan penting

dalam satuan pendidikan kehidupan keluarga yang meliputi pembinaan

hubungan dalam keluarga, pemeliharaan dan kesehatan anak, pengelolaan

10 Al-Quran Terjemah, Kementrian Agama Republik Indonesia, h. 284 11 Al-Quran Terjemah, Kementrian Agama Republik Indonesia, h. 367 12 Muhibbin Syah., op. cit. h. 38 13 Karlinawati Silalahi., op. cit. h. 183-184

13

sumber-sumber pendidikan dalam keluarga, sosialisasi anak, dan hubungan

antara keluarga dan masyarakat.14

Perubahan-perubahan besar pada sistem keluarga, karena membawa

nilai-nilai baru, biasanya berakibat dalam kegagalan peran. Karena ada

orang-orang yang dapat menerima cara-cara baru dan ada yang tidak, ada

ketidak sepahaman mengenai apa kewajiban peran itu sebenarnya. Ini, tentu

mengakibatkan adanya banyak orang yang dinilai gagal dalam kewajiban

peran mereka, berdasarkan standar baru atau lama.15

Yang terpenting dari pembentukan keluarga adalah sebagai berikut:

a. Mendirikan syariat Allah dalam segala permasalahan rumah tangga, b. Mewujudkan ketentraman dan ketenangan psikologis, c. Menjadikan dan melahirkan anak sebagai generasi bangsa yang shaleh

dan shalehah, d. Memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang kepada anak-anak, e. Menjaga anak-anak agar tidak melakukan penyimpangan-

penyimpangan.16

Menurut Soerjono Soekanto sebagaimana dikutip oleh Mahmud dkk.

Keluarga memiliki peran yang sangat besar dalam kehidupan masyarakat,

sebab keluarga mempunyai fungsi yang sangat penting dalam kelangsungan

hidup bermasyarakat. Dalam proses mengetahui kaidah-kaidah dan nilai-

nilai yang dianut serta pola perilaku yang benar dan tidak menyimpang

dipelajari pertama kalinya di lingkungan keluarga.17

Menurut Oqbum sebagaimana dikutip oleh Abu Ahmadi bahwa fungsi

keluarga adalah sebagai berikut: 1). Fungsi kasih sayang, 2). Fungsi

14 Mahmud, Heri Gunawan, dkk., Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga, (Jakarta: Akademia, 2013) , h. 148 15 William J. Goode., op. cit. h. 186 16 Abdurrahman an-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), h. 139-144 17 Mahmud., op. cit. h. 139

14

ekonomi, 3). Fungsi pendidikan, 4). Fungsi perlindungan/penjagaan, 5).

Rekreasi, 6). Fungsi status keluarga, dan 7). Fungsi agama.18

Maksud dan tujuan dari semua fungsi keluarga yang sudah disebutkan

adalah sebagai berikut:

a. Fungsi kasih sayang.

Fungsi ini menekankan bahwa keluarga dapat menjalankan sebagai

lembaga interaksi dengan menekankan pada ikatan batin yang kuat diantara

anggotanya, sesuai dengan perannya dalam keluarga tersebut.19

b. Fungsi ekonomi.

Fungsi ini menggambarkan bahwa kehidupan dalam keluarga harus

dapat mempergunakan dan memanfaatkan sumber-sumber yang didapatkan

oleh keluarga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dengan cara

yang efektif dan efisien.20

c. Fungsi pendidikan.

Fungsi ini mengharuskan setiap orang tua dapat menjadikan dan

mengkondisikan lingkungan keluarga menjadi situasi pendidikan, sehingga

terdapat proses belajar mengajar diantara anggota keluarga.21

d. Fungsi perlindungan.

Fungsi ini dalam keluarga dimaksudkan untuk menjaga dan

memelihara anak serta anggota keluarga lainnya dari tindakan negatif yang

mungkin timbul, dari dalam maupun dari luar kehidupan keluarga.22

e. Fungsi rekreasi.

Fungsi ini dalam keluarga diartikan sebagai kegiatan seseorang atau

anggota keluarga atas dasar pengakuan mereka sendiri tanpa adanya suatu

ajakan atau paksaan.23

18 Abu Ahmadi., op. cit. h. 108-109 19 Mahmud., op. cit. h. 141 20 Ibid., h. 140 21 Ibid., h. 142 22 Ibid., h. 145 23 Ibid., h. 146

15

f. Fungsi status keluarga.

Fungsi ini menunjuk pada kadar kedudukan (status) keluarga dalam kehidupan masyarakat yang akan dibandingkan dengan keluarga lainnya dan ditentukan oleh orang-orang yang membina keluarga tersebut, apakah kedudukannya akan lebih tinggi atau sebaliknya akan lebih rendah sesuai dengan usaha masing-masing anggota keluarga dalam menjalankan perannya masing-masing.24

g. Fungsi agama.

Fungsi ini dalam keluarga dimaksudkan untuk mengembangkan amal

shaleh dan menjadikan anak shaleh melalui pendidikan agama dan keluarga

dijadikan sebagai tempat beribadah juga tempat berjalannya pendidikan

agama.25

Dalam lingkungan keluarga, orangtua perlu terlibat aktif dalam

pengasuhan anak yang dilaksanakan melalui fungsi-fungsi yang telah

dijelaskan diatas. Fungsi-fungsi tersebut dapat dijadikan sebagai acuan

dalam memelihara, mendidik dan mengasuh anak.

3. Metode Pendidikan di Lingkungan Keluarga

Pendidikan yang terpenting yang perlu diajarkan pada anak di rumah

atau anak didik di sekolah adalah pendidikan tentang agama Islam agar

mereka dapat menjalani hidup dengan tidak menyalahi aturan atau norma-

norma yang berlaku di masyarakat dan dapat menghindari segala macam

larangan agama.

Dalam proses pendidikan termasuk pendidikan dalam keluarga

diperlukan metode-metode pendidikan yang mampu menanamkan nilai-

nilai pendidikan Islam kepada anak, sehingga anak didik tidak hanya tahu

tentang nilai (moral knowing), tetapi juga diharapkan mereka mampu

24 Ibid., h. 146 25 Ibid., h. 146

16

melaksanakan moral (moral action) yang menjadi tujuan utama pendidikan

Islam.26

Metode pendidikan Islam menurut an-Nahlawi dapat dijadikan

rujukan bagi orang tua maupun sanak saudara dari seorang anak yang ikut

andil dalam merawatnya, metode-metode itu adalah:

1). Metode dialog, 2). Mendidik melalui kisah-kisah, 3). Mendidik

melalui perumpamaan, 4). Mendidik melalui keteladanan, 5). Mendidik

melalui aplikasi dan pengamalan, 6). Mendidik melalui ibrah dan nasihat,

dan 7). Mendidik melalui targghib dan tarhib.27 Metode-metode

Islam tersebut yang ditawarkan dan diajukan oleh an-Nahlawi.

Penjelasan dari metode di atas akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Metode dialog ialah percakapan silih berganti antara dua pihak atau

lebih melalui tanya jawab mengenai satu topik, dan dengan sengaja

diarahkan kepada satu tujuan yang dikehendaki.28 Dalam proses

pendidikan metode ini mempunyai dampak yang sangat mendalam

terhadap jiwa pendengar atau pembaca yang mengikuti topik

percakapan dengan saksama dan penuh perhatian.

b. Metode kisah, menurut al-Razzi kisah merupakan penelusuran

terhadap kejadian masa lalu. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter di

sekolah, kisah sebagai metode pendukung pelaksanaan pendidikan

memiliki peranan yang sangat penting, karena dalam kisah-kisah

terdapat berbagai keteladanan dan edukasi.29

c. Metode perumpamaan, metode perumpamaan baik digunakan dalam

mengajari anak-anak terutama untuk menanamkan karakter (nilai-nilai

ajaran Islam) kepada mereka.30

26 Ibid., h. 158 27 Abdurrahman an-Nahlawi., op. cit. h. 204 28 Mahmud., op. cit. h. 158-159 29 Ibid., h. 159 30 Ibid., h. 160

17

d. Metode keteladanan, dalam menanamkan nilai-nilai ajaran Islam

kepada anak, ketaladanan yang diberikan orang tua merupakan metode

yang lebih efektif dan efisien. Karena pendidikan dengan keteladanan

bukan hanya memberikan pemahaman secara verbal, bagaimana konsep

akhlak baik dan buruk tetapi memberikan contoh secara langsung pada

mereka.31

e. Metode aplikasi dan pengalaman, teori-teori yang dipelajari di bangku

sekolah dapat diaplikasikan/diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,

setelah diamalkan maka akan menjadi pengalaman dan untuk

menjadikan sesuatu itu menjadi pengalaman yang tidak terlupakan

maka dilakukanlah pembiasaan pada anak-anak. Pembiasaan adalah

sesuatu yang sengaja dilakukan secara berulan-ulang agar sesuatu itu

dapat menjadi kebiasaan. Pembiasaan ini berintikan pengalaman,

karena yang dibiasakan itu ialah sesuatu yang diamalkan, dan inti dari

kebiasaan itu adalah pengulangan.32

f. Metode ibrah dan nasihat, menurut an-Nahlawi kedua kata tersebut

memiliki perbedaan dari segi makna ibrah berari suatu kondisi psikis

yang menyampaikan manusia kepada inti sari sesuatu yang disaksikan,

dihadapi, dengan menggunakan nalar yang menyebabkan hati

mengakuinya, sedangkan kata nasihat yang dimaksud ialah nasihat yang

lembut yang diterima oleh hati dengan cara menjelaskan pahala dan

ancamannya.33

g. Metode targhib dan tarhib, targhib ialah janji terhadap kesenangan,

kenikmatan akhirat yang disertai dengan bujukan dan agar anak-anak

melakukan kebaikan yang diperintah Allah, sedangkan tarhib ialah

ancaman karena dosa yang dilakukan agar anak-anak menjauhi

perbuatan jelek yang dilarang oleh Allah.34

31 Ibid., h. 161 32 Ibid., h. 162 33 Ibid., h. 163 34 Ibid., h. 163

18

Metode-metode yang telah dijelaskan dapat digunakan untuk

mendidik anak agar anak yang nakal menjadi baik bahkan anak yang baik

menjadi lebih baik. Metode-metode pendidikan tersebut dapat menjadi

rujukan yang sangat berguna bagi orang tua dalam mendidik anak.

Berikut akan dipaparkan sejumlah cara untuk mendidik anak agar

menjadi lebih baik:

Pertama, bersikap jujur kepada anak. Jika nasihat tidak dibarengi dengan tindakan riil maka akan berakibat buruk dan akan menjadi bumerang dikemudian hari bagi orang yang memberikannya. Kedua, mengajak anak ke masjid. Ketiga, membiasakan anak melakukan shalat. Keempat, melatih anak berpuasa. Keenam, mendidik anak membaca al-Quran dan Hadits dengan baik. Ketujuh, mengajar anak-anak untuk berdzikir. Kedelapan, memisahkan tempat tidur anak-anak. Kesembilan, mengajarkan anak-anak hukum yang berlaku saat beranjak masa puber dan mulai dewasa. Dan kesepuluh, mengucapkan salam saat masuk rumah serta minta izin saat masuk ke dalam ruang pribadi orang tua.35

Menurut Syaikh M. Jamaluddin Mahfudz cara untuk memberikan

pendidikan Islam pada anak di lingkungan keluarga perlu didasarkan pada

unsur-unsur sebagai berikut:

a. Menanamkan akidah yang sehat pada anak b. Melatih beribadah kepada anak sejak dini dan diperintahkan untuk

melakukannya dengan cara pengenalan yang dapat dipahami anak c. Mengajarkan kepada anak sesuatu yang halal dan haram d. Memberikan pengarahan bahwa belajar itu wajib e. Orang tua menjadikan anak sebagai seorang sahabat f. Membiasakan anak untuk meminta izin g. Bersikap adil terhadap anak-anak tanpa membedakan satu dengan yang

lainnya h. Saling menopang keluarga i. Membantu anak yatim dan mengajarkan anak untuk mencintai anak

yatim.36

35 Mahmud Ash-Shabbag, Keluarga Bahagia dalam Islam, (Yogyakarta: CV Pustaka Mantiq, 1993), h. 215-223 36 Syaikh M. Jamaluddin Mahfuzh, op. cit. h. 125-148

19

4. Tujuan Pendidikan dalam Keluarga

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tujuan berarti arah,

haluan atau jurusan.37 Secara umum tujuan pendidikan dalam keluarga

adalah mendidik dan membina anak menjadi manusia dewasa yang

memiliki mentalitas dan moralitas yang luhur bertanggung jawab baik

secara moral, agama, maupun sosial kemasyarakatan.

Tujuan pendidikan tersebut akan dapat tercapai apabila orang tua memposisikan diri sebagai pendidik sejati, sebab berbagai tingkah laku dan perbuatan orang tua akan menjadi acuan bagi anak-anaknya. Manusia pada fase anak-anak senang meniru sesuatu yang dilihatnya oleh karena itu, orang tua hendaknya memberikan bimbingan dan asuhan serta suri tauladan yang baik pada mereka dalam keluarga agar anak tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang yang hidup dalam bingkai kebaikan.38

B. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi dalam bahasa Inggris disebut motivation yang berasal dari

kata Latin motivum yakni menunjuk pada alasan mengapa sesuatu itu

bergerak.39 Pengertian motivasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar

untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.40

John W. Sanrock berpendapat bahwa motivasi adalah proses yang

memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku.41 Menurut Alisuf Sabri

motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang

menuntut/mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan.42

37 Departemen Pendidikan Nasional, op. cit. h. 1493 38 Mahmud, op. cit. h. 155 39 Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Grasindo, 2009), Cet. 5, h. 329 40 Departemen Pendidikan Nasional., op. cit. h. 930 41 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan Edisi Kedua, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. 2, h. 510 42 Alisuf Sabri., op. cit. h. 129

20

Robert E. Slavin seorang pakar psikologi mendefinisikan motivasi

sebagai proses internal yang mengaktifkan, menuntun, dan

mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu.43

Jadi yang dimaksud dengan motivasi adalah dorongan atau stimulus

yang tumbuh pada diri seserang yang menyebabkan seseorang itu

melakukan suatu hal dengan tanpa adanya suatu paksaan dan perilakunya

tersebut bersifat tetap.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian belajar

adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.44

Skinner berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau

penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Menurut

Hintzman belajar berarti suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme

(manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat

memengaruhi tingkah laku organisme tersebut.45

Jadi yang dimaksud dengan belajar adalah suatu upaya untuk

memahami suatu hal yang akan merubah pemahaman akan suatu hal dan

merubah tingkah laku melalui pengalaman yang berlangsung dalam suatu

kegiatan.

Dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan

yang timbul dari dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan yang dapat

merubah kepandaian, pengetahuan dan pemahamannya menjadi lebih baik

dan lebih luas.

Winkel mengartikan motivasi belajar sebagai keseluruhan daya

penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,

menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah kepada

kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan yang hendak dicapai

siswa.46

43 Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Edisi ke Sembilan Jilid 2, (Jakarta: Indeks-Penerbit, 2011), Cet. 1, h. 44 Departemen Pendidikan Nasional., loc. cit. h. 23 45 Muhibbin Syah., op. cit. h. 88 46 Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1993), h. 114-115

21

Terdapat 4 (empat) fungsi motivasi dalam belajar yang disebutkan

oleh Cecco, yaitu: (1). Fungsi membangkitkan yakni mengajak siswa

belajar, (2). Fungsi harapan yakni apa yang harus bisa ia lakukan setelah

berakhirnya pengajaran, (3). Fungsi insentif yakni memberikan hadiah pada

prestasi yang akan datang, dan (4). Fungsi disiplin yakni menggunakan

hadiah dan hukuman untuk mengontrol tingkahlaku yang menyimpang.47

2. Macam-Macam Motivasi Menurut Sartain yang dikutip oleh Alisuf Sabri membedakan motiv-

motiv menjadi dua golongan yaitu: 1). Physiological drive (dorongan yang

bersifat fisik/jasmaniah), 2). Social motives (dorongan yang berhubungan

dengan orang/manusia lain).48

Menurut Woodworth dan Marquis sebagaimana dikutip oleh Sumadi

Suryabrata membedakan motif menjadi tiga macam yaitu: 1). Kebutuhan-

kebutuhan organik (minum-makan-bernafas-seksual-berbuat-beristirahat),

2). Motif-motif darurat (menyelamatkan diri-membalas-berusaha-

memburu), dan 3). Motif-motif objektif (melakukan eksplorasi-manipulasi-

menaruh minat).49

Selain Woodworth menggolongkan dan membedakan motif menjadi

dua macam bersama Marquis. Woodworth juga mengklasifikasikan motif-

motif menjadi dua bagian, sebagaimana telah dikutip oleh Alisuf Sabri

motif-motif itu adalah sebagai berikut:

a. Unlearned motives, yaitu motif bawaan (motif pokok) yang sudah ada sejaka lahir dan ada tanpa harus dipelajari terlebih dahulu. Sering disebut dengan warisan biologis manusia. Seperti, dorongan untuk makan, minum, seksual, bergerak dan istiahat.

b. Learned motives, yaitu motif-motif yang timbul karena dipelajari, motif ini sering disebut dengan motif sosial karena motuf ini seringkali terbentuk dalam lingkungan sosial. Seperti, dorongan

47 Ibid., h. 115 48 Alisuf Sabri, op. cit. h. 129 49 Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 71

22

untuk belajar sesuatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengejar suatu kedudukan dalam jabatan/masyarakat.50

Disebutkan oleh Sumardi dalam bukunya Psikologi Pendidikan bahwa

terdapat dua macam motivasi yaitu motivasi intrinsik dan motivasi

ekstrinsik, dia membedakan antara keduanya yakni motivasi intrinsik

adalah motif atau dorongan yang telah ada pada diri individu itu sendiri

tanpa adanya dorongan dari luar sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif

atau dorongan yang tumbuh karena adanya dorongan dari luar individu.51

John W. Santrock menyebutkan pengertian motivasi intristik dan

ekstrinsik yaitu, motivasi intrisnsik adalah motivasi internal untuk

melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri) sedangkan

motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu

yang lain (cara untuk mencapai tujuan).52 Dalam motivasi intrinsik

terkadang siswa bersedia untuk belajar walaupun tidak ada hadiah atau

reaward dan hanya dengan menyukai pelajarannya saja siswa akan

termotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh, sedangkan dalam

motivasi ekstrinsik membutuhkan sedikit dorongan atau hadiah untuk

menstimulus kesediaan dalam belajar.

Berdasarkan sumber dan proses perkembangannya motivasi

digolongkan menjadi beberapa bagian, yaitu:

a. Motif primer (primary motive) atau motif dasar yaitu motif yang tidak dipelajari dan biasanya disebut dengan istilah dorongan maka motif tersebut terjadi dengan sendirinya.Motif primer dibedakan menjadi 2 (dua): (a). Dorongan fisiologis (physiological drive) yaitu dorongan yang bersumber pada kebutuhan organ tubuh atau keadaan fisik, dan (b). Dorongan umum (morgans general drive) atau motif darurat, termasuk di dalamnya dorongan takut, kasih sayang, kegiatan, kekaguman dan sebagainya.

b. Motif sekunder (secondary motives) menunjukkan motif yang berkembang dalam diri individu karena adanya pengalaman juga dipelajari oleh individu itu sendiri. Motif sekunder antara lain: (a). takut yang dipelajari, (b). motif-motif sosial seperti, ingin diterima, dihargai,

50 Alisuf Sabri, op. cit. h. 130-131 51 Sumardi Suryabrata, op. cit. h. 72-73 52 John W. Santrock, op. cit. h. 514

23

status, merasa aman dan sebagainya, (c). motif-motif objektif atau teguh pendirian, (d). maksud dan aspirasi, (e). Motif berprestasi.53

3. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa dibedakan menjadi

tiga macam, yakni:

(1). Faktor internal (faktor yang timbul atau terjadidari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani (tubuh/fisik) dan rohaniah (psikologi) siswa seperti intelegensi, sikap, minat, bakat dan motivasi siswa, (2). Faktor eksternal (faktor yang keluar dari luar siswa), yakni kondisi/keadaan yang terjdi di lingkungan disekitar siswa, dan (3). Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari meteri-materi pelajaran.54

4. Teori-Teori Motivasi Belajar Pada pembahasan psikologi motivasi dijelaskan dalam beberapa

perspektif yaitu perspektif behavioral, perspektif humanistis, perspektif

kognitif, dan perspektif sosial.

a. Perspektif behavioral menekankan imbalan dan hukuman eksternal

sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Yang berkaitan dengan

perspektif behavioral yaitu penggunaan insentif. Menurut Emmer dkk.

yang dikutip oleh John W. Santrock, Insentif adalah peristiwa atau

stimuli positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku murid dan

dalan penggunaannya ditekankan agar dapat menambah minat dan

kesenangan pada pelajaran dan megarahkan murid pada perilaku yang

tepat juga menjauhkan pada perilaku yang tidak tepat.55

b. Perspektif humanistis menekankan pada kapasitas murid untuk

mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka.

Perspektif ini berkaitan erat dengan teori kebutuhan Abraham Maslow

53 Abin Syamsuddin Makmun, op. cit. h. 37-38 54 Muhibbin Syah, op. cit. h. 129 55 John W. Santrock, op. cit. h. 511

24

yang menyebutkan bahwa kebutuhan dasar tententu harus dipuaskan

dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi.56

c. Perspektif kognitif menekankan pada pemikiran murid dan motivasi akan

dipandu oleh pemikiran murid itu sendiri. Yang termasuk dalam teori

kognitif adalah gagasan R.W. White yaitu teori motivasi kompetensi.

Maksud dari motivasi kompetensi yaitu ide bahwa orang termotivasi

untuk menghadapi lingukungan mereka secara efektif, menguasai dunia

mereka, dan memproses informasi secara efisien.57

d. Perspektif sosial menekankan pada keberadaan murid disekitar banyak

orang. Teori kebutuhan afiliasi atau keterhubungan termasuk ke dalam

teori ini. Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk

berhubungan dengan orang lain secara aman.58

Sri Esti Wuryani menyebutkan macam-macam teori motivasi yaitu

motivasi dan penguat (reinforcer), hadiah dan penguat (reward dan

reinforcer), cognitive dissonance, teori atribusi (attribution theory),

covingtons theory of self-worth, expectancy theories of motivation, teori

humanistik untuk motivasi, dan motivasi dan kepribadian.

Penjelasan dari macam-macam teori di atas adalah sebagai berikut:

a. Motivasi dan Penguat (Reinforcer)

Konsep motivasi berkaitan erat dengan prinsip-prinsip bahwa tingkah laku yang telah diperkuat yang lalu barangkali diulang sedangkan tingkahlaku yang tidak diperkuat tidak akan diulang. Skinner dan ahli teori tingkah laku lain berpendapat bahwa motivasi secara sederhana adalah hasil dari reinforcement (penguat), siswa yang telah di-reinforced (diperkuat) untuk belajar akan termotivasi untuk belajar, sedangkan siswa yang tidak diperkuat tidak akan termotivasi untuk belajar.59

b. Hadiah dan Penguat (reward dan Reinforcer)

56 Ibid., h. 511 57 Ibid., h. 513 58 Ibid., h. 513 59 Sri Esti Wuryani Djiwandono, op. cit. h. 330

25

Sebagian besar reinforcer ditentukan oleh pribadi dan situasi, nilai

reinforcer dari reward tidak begitu saja diterima karena semua

tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya.60

c. Cognitive Dissonance

Teori cognitive dissonace adalah teori yang menerangkan tentang

tingkah laku seseorang dengan memberi alasan untuk menunjukkan

bahwa dirinya positif.61

d. Teori Atribusi (Attribution Theory)

Menurut Rotter konsep dari teori atribusi adalah,

locus of control. Kata locus berarti location. Seseorang dengan internal locus of control adalah seseorang yang percaya bahwa sukses atau gagal adalah atas usahanya sendiri atau atas kemampuannya sendiri. Sedangkan seseorang dengan external locus of control adalah seseorang yang lebih percaya karena ada faktor-faktor lain yang menyebabkan gagal atau sukses.62

e. Covingtons Theory of Self-Worth

Menurut Covington dan Beery teori self-worth atau teori menghargai

diri sendiri adalah salah satu teori motivasi berprestasi. Teori ini

menggabungkan komponen motivasi dengan persepsi yang

menyebabkan sukses dan gagal.63

f. Expectancy Theories of Motivation

Teori ini mengatakan bahwa motivasi manusia untuk mencapai sesuatu tergantung pada hasil perkiraan mereka akan adanya kesempatan untuk sukses (perceived probability of success atau Ps) dan nilai yang mereka tempatkan pada sukses (incentive value of success atau Is). Penjelasan tersebut bedasarkan pada rumus yang dikembangkan oleh Edward dan Atkinson.64

Rumus tersebut adalah sebagai berikut:

60 Ibid., h. 331 61 Ibid., h. 332 62 Ibid., h. 336 63 Ibid., h. 338 64 Ibid., h. 342

26

Motivasi

(M) =

Meramalkan kemungkinan akan

sukses

(Ps)

X

Nilai insentif

untuk sukses

(Is)

g. Teori Humanistik untuk Motivasi

Teori ini menekankan adanya kebebasan, pilihan menentukan dirinya sendiri dan berjuang untuk pertumbuhan pribadi. Teori humanistik ini menggambarkan peranan kebutuhan dan menurut Kolesnik sebagaimana telah dikutip oleh Sri Esti Wuryani bahwa suatu kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kekurangan dalam organisme manusia.65

h. Motivasi dan Kepribadian

Motivasi sering dilihat sebagai sifat-sifat kepribadian seseorang yang

relatif stabil, jika berbicara tentang motivasi sebagai suatu sifat

kepribadian maka tidak berarti motivasi itu stabil. Motivasi atau sifat

kepribadian ini tidak dapat diubah karena motivasi ini cenderung

konstan melalui berbagai situasi dan sulit untuk berubah dalam waktu

yang pendek.66

i. Motivasi Berprestasi

Menurut McClelland dan Atkinson motivasi yang paling penting untuk

psikologi pendidikan adalah motivasi berprestasi, dimana seseorang

cenderung berjuang untuk mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan

yang berorientasi untuk tujuan sukses atau gagal.67

C. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan adalah penelitian yang sudah dilakukan oleh

orang lain dan topik yang diambil hampir sama dengan yang diteliti oleh

peneliti. Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan penulis

adalah sebagai berikut:

65 Ibid., h. 345 66 Ibid., h. 350-351 67 Ibid., h. 354

27

Penelitian yang dilakukan oleh Evi Rahmawati dengan skripsi yang

berjudul Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Kelas VIII-3 SMP Muhammadiyah 22 Pamulang menyimpulkan bahwa

lingkungan sekolah yang terdapat di SMP Muhammadiyah 22 Pamulang

sudah cukup kondusif dan efektif yang dibuktikan dengan adanya sarana

prasarana serta interaksi antara guru dengan murid terjaga baik, dan

motivasi belajar tumbuh sebagian dari dirinya sendiri dan sebagian lagi dari

luar diri seseorang yaitu guru, orang tua dan lingkungan sekitar.

Penelitian yang dilakukan oleh Anisah Isu dengan skripsi yang

berjudul Pengaruh Lingkungan Keluarga Siswa terhadap Minat Belajar

Siswa (Studi Kasus di MTs Al-Inayah, Bogor) menyimpulkan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan keluarga siswa

terhadap minat belajar siswa MTs Al-Inayah Bogor dan pengaruh tersebut

bersifat positif.

D. Kerangka Berfikir Lingkungan keluarga merupakan tempat pertama dan utama dalam

tumbuh kembang seorang anak. Peran dan fungsinya sangat perpengaruh

dalam pembentukan karakter anak, mulai dari memenuhi setiap kebutuhan

anak sampai dapat menciptakan hubungan yang baik dengan anggota

keluarga yang lain dan lingkungan sekitar.

Motivasi belajar adalah suatu dorongan agar seorang anak dapat

bersungguh-sungguh dan bersemangan dalam belajar, pada motivasi belajar

ada yang tumbuh dari dalam diri anak itu sendiri dan ada pula yang tumbuh

karena faktor dari luar anak atau dari lingkungan sekitar anak.

Lingkungan keluarga sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembah

anak, dan motivasi belajar dapat tumbuh karena faktor dari luar anak. Dapat

dikatakan pula bahwa lingkungan keluarga akan sangat berpengaruh

28

terhadap motivasi belajar siswa karena motivasi belajar siswa dapat tumbuh

karena faktor dari luar diri anak.

Dapat diduga bahwa lingkungan keluarga berpengaruh positif

terhadap motivasi belajar siswa. Jadi, jika keluarga tersebut melakukan

peran dan fungsinya dengan baik dan benar, maka motivasi belajar siswa

akan meningkat. Sedangkan sebaliknya, jika keluarga tersebut tidak

melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik dan benar maka motivasi

belajar siswa akan menurun.

E. Hipotesis Penelitian Pada penelitian yang dilakukan oleh penulis, penulis menggunakan

hipotesis penelitian asosiatif yaitu pernyataan yang menunjukkan dugaan

tentang hubungan antara dua variabel atau lebih.68 Dan hipotesis

penelitiannya adalah sebagai berikut:

Pernyataan Hipotesis:

Terdapat hubungan positif lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar

siswa SMP Islam Terpadu Al-Mamun Education Center Serua-Depok.

68 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2015), h. 84

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap dan tempat yang dipilih

oleh peneliti yaitu SMP Islam Terpadu Al-Mamun Education Center

bertempat di daerah Serua-Depok, penulis memilih tempat tersebut karena

berada dalam jangkauan penulis agar penelitian dapat berjalan secara efektif

dan efisien. Data yang diambil dan kesimpulan atas penelitian akan

memiliki bobot yang signifikan.

Waktu penelitian yang dilakukan peneliti yaitu sebagai berikut:

Waktu dan Kegiatan Penelitian

No. Kegiatan Waktu

1. Studi Pendahuluan ke Sekolah Senin, 11-01-2016

2. Menyerahkan Surat Izin Penelitian Selasa, 12-01-2016

3. Tes kelayakan Angket Selasa, 12-01-2016

4. Penyebaran angket pada siswa Jumat, 22-01-2016

5. Melengkapi dokumentasi dan data

sekolah

Selasa, 23-02-2016

Tabel 3.1

B. Metode Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif,

penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu

dengan cara meneliti hubungan antar variabel dan variabel ini biasanya

29

30

diukur dengan instrumen penelitian kemudian data dapat dianalisis

berdasarkan proses statistik.1

Dalam penelitian kuantitatif memilik berbagai macam jenisnya dan

penulis memilih menggunakan metode kuantitatif dengan penelitian survey,

penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu

populasi dan menggunakan kuesoner sebagai alat pengumpulan data yang

pokok.2

Penulis juga melakukan penelitian dengan studi korelasional karena

penulis menguji hubungan antar variabel, studi korelasional memperlajari

hubungan dua variabel atau lebih dan sejauh mana hubungan variasi antara

variabel satu dengan variabel lainnya.3 Pada penelitian yang dilakukan

penulis dengan menggunakan metode penelitian yang sudah dijelaskan di

atas bertujuan untuk mencari hubungan antara motivasi belajar dengan

lingkungan keluarga siswa.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek dari apa yang akan diteliti atau titik

temu penelitian yang akan menjadi fokus peneliti dalam penelitian. Maka

dalam penelitian ini peneliti menghubungkan antara dua variabel yakni

variabel bebas dan variabel terikat dan disimbolkan dengan X untuk

variabel bebas dan Y untuk variabel terikat.

Variabel dalam penelitian yang dilakukan penulis yaitu lingkungan

keluarga dan motivasi belajar siswa. Lingkungan keluarga sebagai variabel

bebas yang dilambangkan dengan (X) dan motivasi belajar siswa sebagai

variabel terikat yang dilambangkan dengan (Y).

1 Juliansyah Noor, op. cit. h. 38 2 Sofian Effendi & Tukiran, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 2015) h. 3 3 Juliansyah Noor, loc. cit. h. 40

31

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Islam Terpadu

Al-Mamun Education Center Serua-Depok yang berjumlah 75 siswa yang

terbagi dalam 3 kelas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Jumlah Siswa/Siswi SMP Islam Terpadu Al-Mamun Education Center

Serua-Depok

No Kelas L P Jumlah Siswa

1. VII 12 14 26

2. VIII 16 12 28

3. IX 6 15 21

Jumlah 75

Tabel 3.2

2. Sampel

Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik Booring

Sampling karena populasi yang diambil hanya berjumlah 75 siswa jadi

sampelnya adalah keseluruhan populasi. Teknik ini dilakukan jika populasi

dianggap kecil atau kurang dari 100.4

Jadi sampel yang akan di ambil yaitu siswa/siswi SMP Islam Terpadu

Al-Mamun Education Center Serua-Depok yang berjumlah 75 siswa dari

populasi sebanyak 75 siswa yang tersebar dalam 3 kelas.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penulis memilih beberapa metode dalam penelitian ini dengan

menyesuaikan kebutuhan penelitian dan metode yang diambil adalah

metode angket, metode observasi danmetode dokumentasi.

4 Ibid.,h. 156

32

1. Metode angket

Metode angket yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan

memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan

harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut.5 Metode ini

dilakukan untuk menggali data dan penilaian siswa kepada orang tua atau

keluarganya guna mengukur sejauh mana motivasi belajar siswa.

Untuk membuat angket perlu adanya indikator-indikator/kisi-kisi dari

variabel yang akan diteliti, dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis

kisi-kisi angket dari variebel yang diteliti yaitu sebagai berikut:

KISI-KISI ANGKET

No Variabel Sub

Variabel Indokator

No.

Item

1. Lingkungan

Keluarga

Peran

Keluarga

Pembinaan Hubungan

dalam Keluarga

Pemeliharaan dan

kesehatan anak

Sosialisasi anak dengan

lingkungan sekitar

Hubungan antara

keluarga dan

masyarakat

1,2,3,4,

5,6,7,8,

9,10,11

,12,13

Fungsi

Keluarga

Kasih sayang

Kebutuhan ekonomi

Keluarga adalah sebuah

lembaga pendidikan

14,15,1

6,17,18

,19

2. Motivasi

Belajar

Motivasi

Intrinsik

Senang terhadap setiap

materi pelajaran yang

20,21,

22,23,

5 Ibid., h. 139

33

diajarkan

Membutuhkan setiap

materi pelajaran

24,25,2

6

Motivasi

Ekstrinsik

Ajakan teman Suruhan Orang tua Paksaan guru

27,28,2

9,30,31

,32

Tabel 3.3

2. Metode Dokumentasi

Untuk mengetahui sistem pembelajaran dan struktur kepengurusan

yang terdapat di sekolah tersebut.

F. Teknik Pengolahan data Setelah melakukan penelitian dan setelah data diperolah maka

selanjutnya penulis harus mengolah data yang sudah didapatkan tersebut

dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Editing, yaitu memeriksa angket yang sudah dikumpulkan dan apakah

dalam pengisiannya sudah lengkap atau belum.

2. Skoring, yaitu memberikan nilai terhadap jawaban pada angket yang

sudah terkumpul, untuk mengetahui nilai semua pertanyaan pada

angket maka akan ditabulasikan nilai setiap pertanyaannya. Caranya

dengan merubah jawaban yang berupa huruf dengan menggunakan

angka yaitu menggunakan skala likert yakni sebagai berikut.

Skala Penilaian Instrumen

No Pilihan Bobot Skor (+) Bobot Skor (-)

1. A (selalu) 4 1

2. B (sering) 3 2

34

3. C (kadang-kadang) 2 3

4. D (tidak pernah) 1 4

Tabel 3.4

3. Tabulating, yaitu memindahkan jawaban dari angket yangsudah di

skor lalu dikelompokan pada tabel frekuensi.

G. Uji Coba Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini uji intrumen yang dilakukan adalah uji validitas

dan uji realibilitas agar instrumen penelitian/kuesioner/angket dapat

digunakan sebagai alat ukur atau alat pengumpulan informasi.

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah intrumen tersebut

sudah dapat dipakai sebagai alat ukur untuk mengukur apa yang seharusnya

dikukur. Dalam hal ini digunakan teknik korelasi product moment dengan

cara menghitung skor tiap item dengan skor total. Rumus yang digunakan

adalah sebagai berikut:

35

Y2 =Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

N = Banyaknya subjek6

Jika koefisien korelasi r yang diperoleh daripada koefisien di tabel

nilai-nilai kritis r Tabel yaitu pada taraf signifikansi 5% atau 1%, instrumen

tes yang diujicobakan tersebut dapat dinyatakan valid.7

2. uji Realiabilitas

Uji realibilitas bertujuan untuk menunjukkan konsistensi suatu

intrumen atau alat ukur penelitian dalam pengujian suatu penelitian. Dalam

uji realibilas ini penulis menggunakan rumus Alpha Cronbach yaitu sebagai

berikut:

= 1

(1 2

2)

Keterangan:

r : Koefisien realibilas yang dicari

k : jumlah butir pertanyaan (soal)

: 2 : varians butir-butir pertanyaan (soal)

2 : varians skor tes.8

Untuk mengetahui varians butir pertanyaan yang terdapat pada rumus

di atas maka digunakan rumus varians yaitu sebagai berikut:

2 =2 ()

2

6 Ibid., h. 169 7 Burhan Nurgiantoro, Gunawan, dkk., Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012), Cet. 5, h. 341 8 Ibid., h. 352

36

Keterangan:

2 : varians butir pertanyaan ke-n (misalnya ke-1, ke-2, dan

seterusnya

2 : jumlah skor jawaban untuk tiap butir pertanyaan ke-n.9

Uji reliabilitas dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh

pertanyaan, jika nilai alpha > 0.60 maka dpertanyaan tersebut reliabel.10

H. Uji Prasyarat Analisis 1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil

berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.11 Dalam uji

normalitas terdapat beberapa rumus yang bisa digunakan dan penulis

memilih rumus yang telah diuji keterandalanannya untuk mengetahui

apakah data berdistribusi normal atau tidak yaitu uji Kolmogorof-Smirnov.

Untuk menyelesaikan pengukuran suatu variabel bebas dalam uji

Kolmogorof-Smirnov diperlukan beberapa perhitungan dasar yaitu rata-rata

skor dan standar deviasi.12 Mencari rata-rata skor dapat dihitung dengan

menggunakan rumus AVERAGE yang terdapat dalam SoftWere Microsoft

Exel dan untuk mencari standar deviasi menggunakan rumus:

s =2 ()2

(1)

Keterangan :

s : indeks Standar Deviasi (simpangan baku) yang dicari

9 Ibid., h. 352 10 Juliansyah Noor, op. cit. h. 165 11 Ibid., h. 174 12 Agus Irianto, Statistik Konsep Dasar, Aplikasi dan Pengembangannya, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2010), Cet. 7, h. 272

37

n : Jumlah subjek

: jumlah skor.13

Setelah mendapatkan skor rata-rata dan standar deviasi selanjutnya

data disusun berurutan dari yang terkecil diikuti dengan frekuensi masing-

masing, frekuensi komulatif (F), dan nilai Z dari masing-masing skor.14

Frekuensi komulatif dapat dicari dengan cara: jumlah frekuensi kelas

di bawahnya ditambah jumlah frekuensi kelas bersangkutan.15 Sedangkan

nilai Z dari masing-masing skor dapat dihitung dengan rumus:

Z = ()

Keterangan:

Z : skor Z

X : skor individu

: rata-rata skor

: simpangan baku (standar deviasi).16

Probabilitas di bawah nilai Z (P Z) dapat dicari pada tabel Z.

Besaran a2 diperoleh dengan mencari selisih masing-masing baris F/n

dengan P Z, sedangkan besaran a1 diperoleh dengan mencari selisih

masing-masing baris f/n dengan a2.17

Selanjutnya angka tertinggi dari a1 dibandingkan dengan tabel

Kolmogorov-Smirnov, jika a1 lebih kecil daripada angka tebel D maka H0

13 Burhan Nurgiantoro, op. cit. h. 77 14 Agus Irianto, op. cit. h. 273 15 Burhan Nurgiantoro, op. cit. h. 37 16 Agus Irianto, loc. cit. h. 52 17 Ibid., h. 273

38

diterima sedangkan apabila a1 lebih besar dari angka tabel D maka H0

ditolak.

Terima H0 jika a1 maksimum Dtabel

Tolak H0 jika a1 maksimum > Dtabel

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas varians (variance) dilakukan untuk membandingkan

dua kelompok atau lebih agar perbedaan yang ada bukan disebabkan oleh

perbedaan data dasar (ketidakhomogenan kelompok yang dibandingkan).18

Pada uji homogenitas penulis menggunakan uji Bartlett, beberapa

perhitungan yang diperlukan diantaranya varians masing-masing kelompok,

variansi gabungan, nilai peubah b yang merupakan sebaran Bartlett.

Rumus Variansi gabungan:

2 = (1)2

Ketengan :

n : jumlah sampel masing-masing kelompok

N : jumlah sampel seluruhnya

k : jumlah kelompok

Sd : standar deviasi

Rumus b sebaran Bartlett:

b = {(2 )1}1/()

2

Keterangan :

b : sebaran Bartlett

18 Ibid., h. 275

39

2 : variansi gabungan Sd : standar deviasi

n : jumlah sampel masing-masing kelompok

N : jumlah sampel seluruhnya.

Untuk jumlah sampel (n) masing-masing kelompok sama, maka tolak H0 apabila bhitung < b(a;n), dan jika ukuran sampel tiap kelompok berbeda maka tolak H0 apabila bhitung < bk(a;n1,n2, ,nk)19

I. Teknik Analisa Data Tehnik analisa data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Tehnik persentase

Tehnik ini dilakukan dengan cara memberikan persen pada jawaban

dari pertanyaan yang sudah diajukan. Gunanya untuk mengetahui seberapa

besar angka persentase jawaban responden dan apakah pendapat semua

responden menghasilkan persentase sangat baik, baik, cukup, kurang baik

atau tidak baik. Rumus dari tehnik ini adalah sebagai berikut:

:

100%

Keterangan:

P : angka persentase

f : frekuensi jumlah responden

N : jumlah data responden

Angka Persentase

19 Ibid., h. 279-280

40

No Angka Persentase

1. 81% - 100% Sangat Baik

2. 61% - 80% Baik

3. 41% - 60% Cukup

4. 21% - 49% Kurang Baik

5. 0% - 20% Tidak Baik

Tabel 3.5

2. Tehnik Product Moment Correlation

Dalam menguji hubungan lingkungan keluarga terhada motivasi

belajar maka dilakukan perhitungan dengan rumus product moment

correlation yaitu sebagai berikut:

= ()()

[2 ()2][2 ()2]

Keterangan:

: Angka indeks korelasi r product moment

N : Jumlah responden

: Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y

: Jumlah skor x

: Jumlah skor y

2 : Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x

2 : Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y

Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi manggunakan uji

signifikan korelasi (uji t) dengan rumus thitung = 2

12. Dan setelah itu

41

terlebih dahulu ditentukan besarnya derajat kebebasan (db), yaitu dengan

rumus:

db = N-1

db : derajat kebebasan

N : jumlah subjek (responden).20

Setelah mendapatkan hasil maka hasilnya dicocokan dengan tabel

nilai koefisien korelasi t pada taraf signifikan 5% ataupun pada taraf

signifikan 1% kemudian dibuat kesimpulan apakah terdapat korelasi positif

yang signifikan atau tidak dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Kriteria uji t yaitu jika thitung lebih kecil dari ttabel maka H0 diterima dan H1

dotolak sedangkan jika thitung lebih besar dari ttabel maka H0 ditolak dan H1

diterima.

thitung ttabel = H0 diterima dan H1 dotolak

thitung > ttabel = H0 ditolak dan H1 diterima

untuk mengetahui besarnya nilai persentase hubungan variabel X dan

variabel Y menggunakan rumus Koefisien Determinasi yaitu: KD = 2x

100%

J. Hipotesis Statistik Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho = 0 : tidak terdapat hubungan positif lingkungan keluarga

terhadap motivasi belajar siswa

H1 = > 0 : terdapat hubungan positif lingkungan keluarga terhadap

motivasi belajar siswa

20 Burhan Nurgiantoro, op. cit. h. 136

42

Dengan melihat hipotesis di atas maka penulis akan menyimpulkan

bahwa dalam penelitian diharapkan terdapat hubungan positif lingkungan

keluarga terhadap motivasi belajar siswa jadi penulis mengambil

kesimpulan pada hipotesis alternatif yaitu H1 = > 0.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Data Variabel X (Lingkungan Keluarga)

Tabel 4.1

No Resp X No Resp X No Resp X 1 56 26 70 51 70 2 59 27 61 52 67 3 41 28 62 53 71 4 63 29 71 54 66 5 73 30 61 55 70 6 52 31 58 56 62 7 43 32 62 57 61 8 57 33 68 58 53 9 48 34 74 59 64

10 45 35 58 60 66 11 50 36 63 61 63 12 51 37 74 62 61 13 52 38 68 63 58 14 52 39 70 64 61 15 56 40 66 65 71 16 57 41 55 66 67 17 51 42 69 67 59 18 72 43 59 68 55 19 42 44 70 69 68 20 59 45 68 70 75 21 58 46 63 71 64 22 62 47 61 72 63 23 59 48 63 73 62 24 61 49 70 74 57 25 59 50 64 75 57

43

44

2. Data Variabel Y (Motivasi Belajar)

No Resp Y No Resp Y No Resp Y 1 39 26 40 51 31 2 35 27 39 52 40 3 26 28 33 53 35 4 44 29 38 54 39 5 51 30 42 55 45 6 31 31 37 56 32 7 26 32 35 57 34 8 37 33 44 58 34 9 31 34 43 59 35

10 32 35 41 60 36 11 32 36 38 61 39 12 34 37 50 62 43 13 33 38 25 63 44 14 34 39 38 64 31 15 34 40 31 65 36 16 36 41 40 66 40 17 32 42 44 67 35 18 50 43 41 68 31 19 26 44 47 69 41 20 39 45 40 70 37 21 40 46 42 71 38 22 37 47 46 72 32 23 42 48 36 73 42 24 37 49 41 74 36 25 47 50 44 75 36

Tabel 4.2

3. Data Distribusi Frekuensi Variabel X dan Variabel Y

Resp X Y X2 Y2 XY

1 56 39 3136 1521 2184

2 59 35 3481 1225 2065

3 41 26 1681 676 1066

4 63 44 3969 1936 2772

45

5 73 51 5329 2601 3723

6 52 31 2704 961 1612

7 43 26 1849 676 1118

8 57 37 3249 1369 2109

9 48 31 2304 961 1488

10 45 32 2025 1024 1440

11 50 32 2500 1024 1600

12 51 34 2601 1156 1734

13 52 33 2704 1089 1716

14 52 34 2704 1156 1768

15 56 34 3136 1156 1904

16 57 36 3249 1296 2052

17 51 32 2601 1024 1632

18 72 50 5184 2500 3600

19 42 26 1764 676 1092

20 59 39 3481 1521 2301

21 58 40 3364 1600 2320

22 62 37 3844 1369 2294

23 59 42 3481 1764 2478

24 61 37 3721 1369 2257

25 59 47 3481 2209 2773

26 70 40 4900 1600 2800

27 61 39 3721 1521 2379

28 62 33 3844 1089 2046

29 71 38 5041 1444 2698

30 61 42 3721 1764 2562

31 58 37 3364 1369 2146

32 62 35 3844 1225 2170

33 68 44 4624 1936 2992

34 74 43 5476 1849 3182

46

35 58 41 3364 1681 2378

3 63 38 3969 1444 2394

37 74 50 5476 2500 3700

38 68 25 4624 625 1700

39 70 38 4900 1444 2660

40 66 31 4356 961 2046

41 55 40 3025 1600 2200

42 69 44 4761 1936 3036

43 59 41 3481 1681 2419

44 70 47 4900 2209 3290

45 68 40 4624 1600 2720

46 63 42 3969 1764 2646

47 61 46 3721 2116 2806

48 63 36 3969 1296 2268

49 70 41 4900 1681 2870

50 64 44 4096 1936 2816

51 70 31 4900 961 2170

52 67 40 4489 1600 2680

53 71 35 5041 1225 2485

54 66 39 4356 1521 2574

55 70 45 4900 2025 3150

56 62 32 3844 1024 1984

57 61 34 3721 1156 2074

58 53 34 2809 1156 1802

59 64 35 4096 1225 2240

60 66 36 4356 1296 2376

61 63 39 3969 1521 2457

62 61 43 3721 1849 2623

63 58 44 3364 1936 2552

64 61 31 3721 961 1891

47

65 71 36 5041 1296 2556

66 67 40 4489 1600 2680

67 59 35 3481 1225 2065

68 55 31 3025 961 1705

69 68 41 4624 1681 2788

70 75 37 5625 1369 2775

71 64 38 4096 1444 2432

72 63 32 3969 1024 2016

73 62 42 3844 1764 2604

74 57 36 3249 1296 2052

75 57 36 3249 1296 2052

Jumlah 4597 2822 286191 108542 1