of 39 /39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN LAMA MENSTRUASI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA SISWI SMA N 1 WONOSARI KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Oleh : DEWI ANDANG PRASTIKA R 0107020 PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

HUBUNGAN LAMA MENSTRUASI TERHADAP KADAR … · ulkus tungkai dengan anemia sel sabit dan anemia hemolitik lain, deformitas tulang dengan talasemia mayor dan anemia hemolitik kongenital

  • Author
    lediep

  • View
    216

  • Download
    3

Embed Size (px)

Text of HUBUNGAN LAMA MENSTRUASI TERHADAP KADAR … · ulkus tungkai dengan anemia sel sabit dan anemia...

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    HUBUNGAN LAMA MENSTRUASI TERHADAP

    KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA

    SISWI SMA N 1 WONOSARI

    KARYA TULIS ILMIAH

    Untuk Memenuhi Persyaratan

    Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

    Oleh :

    DEWI ANDANG PRASTIKA

    R 0107020

    PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2011

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    IV

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul.............................................................................. I

    Halaman Persetujuan.................................................................... II

    Halaman Pengesahan.................................................................... III

    Daftar Isi....................................................................................... IV

    Daftar Gambar.............................................................................. VI

    Daftar Tabel ................................................................................ VII

    Daftar Lampiran........................................................................... VIII

    BAB I PENDAHULUAN.............................................................. 1

    A. Latar Belakang......................................................................... 1

    B. Perumusan Masalah................................................................. 2

    C. Tujuan...................................................................................... 2

    D. Manfaat.................................................................................... 3

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................... 4

    A. Menstruasi .............................................................................. 4

    B. Kadar Hemoglobin ................................................................. 5

    C. Anemia ................................................................................... 8

    D. Remaja ................................................................................... 9

    E. Status Gizi ........................................................... .................. 10

    F. Hubungan Lama Menstruasi terhadap Kadar Hemoglobin ... 13

    G. Kerangka konsep....................................................................... 15

    H. Hipotesis.................................................................................... 15

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    V

    I. Metodologi Penelitian............................................................... 16

    A. Desain Penelitian................................................................ 16

    B. Tempat dan Waktu Penelitian............................................. 16

    C. Populasi penelitian............................................................. 16

    D. Sampling dan teknik sampling............................................ 16

    E. Besar sampel....................................................................... 17

    F. Kriteria retriksi.................................................................... 17

    G. Definisi operasional variabel.............................................. 17

    H. Cara Kerja........................................................................... 18

    I. Analisis Data....................................................................... 19

    BAB IV HASIL PENELITIAN....................................................... 20

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................... 20

    B. Data Lama Menstruasi........................................................ 20

    C. Data Kadar Hemoglobin..................................................... 20

    D. Perbandingan Lama Menstruasi terhadap Kadar

    Hemoglobin ...................................................................... 23

    E. Analisa Hubungan Lama Menstruasi dengan Kadar

    Hemoglobin............ 24

    BAB V PEMBAHASAN................................................................. 26

    BAB VI PENUTUP......................................................................... 30

    DAFTAR PUSTAKA

    Lampira

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    VI

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1 Siklus Menstruasi 5

    Gambar 2 Kerangka Konsep 12

    Gambar 3 Histogram Rata-rata Lama Menstruasi 19

    Gambar 4 Histogram kadar hemoglobin 20

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    VII

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Crosstabulation lama menstruasi terhadap kadar hemoglobin 22

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    VIII

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Jadwal penyusunan laporan karya tulis ilmiah

    Lampiran 2 Permohonan sebagai responden

    Lampiran 3 Persetujuan sebagai responden

    Lampiran 4 Kuesioner

    Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas

    Lampiran 6 Hasil product-moment dari pearson

    Lampiran 7 Data Penelitian

    Lampiran 8 Data Berat Badan dan Tinggi Badan

    Lampiran 9 Lembar Konsultasi Pembimbing Utama

    Lampiran 10 Lembar Konsultasi pembimbing Pendamping

    Lampiran 11 Surat Permohonan Ijin Penelitian

    Lampiran 12 Surat keterangan Telah melaksanakan penelitian dari SMA

    Lampiran 13 Surat keterangan Telah melaksanakan penelitian dari Rumah Sakit

    Lampiran 14 Profil SMA

    Lampiran 15 Daftar Riwayat Hidup

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ABSTRAK

    Dewi Andang Prastika. R0107020. HUBUNGAN LAMA MENSTRUASI TERHADAP KADAR HEMOGLOBINPADA REMAJA SISWI SMA N 1 WONOSARI. Program Studi DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011.

    Anemia adalah suatu keadaan dimana komponen di dalam darah, yakni hemoglobin (Hb) dalam darah jumlahnya kurang dari kadar normal. Jika tidak segera ditangani anemia gizi besi bisa menyebabkan ganguan kesehatan serius. Prevalensi anemia gizi besi di Indonesia cukup tinggi. Menurut data yang dikeluarkan Depkes RI, pada kelompok usia balita prevalensi anemia gizi besi pada tahun 2001 adalah 47,0%, kelompok wanita usia subur 26,4%, sedangkan pada ibu hamil 40,1%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara lama menstruasi dan kadar hemoglobin pada remaja putri.

    Penelitian ini merupaka penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional, sampel diambil sebanyak 30 siswi SMA Negeri 1 Wonosari kelas X menggunakan teknik quota sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara dengan alat bantu kuesioner dan pemeriksaan hemoglobin dengan metode cyanmethemoglobin. Analisis uji statistik Hasil Kali Product Momen dari Pearson dengan menggunakan predictive Analytics SoftWare (PASW) statistics 18.

    Berdasarkan analisis menggunakan Hasil Kali Product-Momen dari Pearson didapatkan nilai p sebesar 0,000 ( < 0,05) dan r -0,624 (>0,361). Dengan demikian dapat diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara lama menstruasi dengan kadar hemoglobin pada remaja siswi SMA Negeri 1 Wonosari.

    Kesimpulan yang dapat diambil adalah terdapat hubungan negatif dan signifikan antara lama menstruasi terhadap kadar hemoglobin pada remaja siswi SMA Negeri 1 Wonosari.

    Kata Kunci: Lama Menstruasi, Kadar hemoglobin, Remaja, Anemia

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Anemia adalah suatu keadaan dimana komponen di dalam darah,

    yakni hemoglobin (Hb) dalam darah jumlahnya kurang dari kadar normal.

    Di Indonesia, prevalensi anemia pada remaja masih cukup tinggi terutama

    pada kasus anemia gizi besi. Jika tidak segera ditangani anemia gizi besi

    bisa menyebabkan ganguan kesehatan serius. Prevalensi anemia gizi besi

    di Indonesia cukup tinggi. Menurut data yang dikeluarkan Depkes RI, pada

    kelompok usia balita prevalensi anemia gizi besi pada tahun 2001 adalah

    47,0%, kelompok wanita usia subur 26,4%, sedangkan pada ibu hamil

    40,1%( Sutaryo, 2005).

    Volume darah yang keluar selama periode menstruasi normal telah

    dipelajari oleh beberapa kelompok peneliti yang menemukan bahwa

    jumlah berkisar antara 25 ml sampai dengan 60 ml. Pada konsentrasi

    hemoglobin (Hb) normal yaitu 14gr/dl dan konsentrasi besi Hb 3,4 mg/gr,

    volume darah ini mengandung besi sekitar 12 sampai 29 mg dan

    mencerminkan pengeluaran darah ekuivalen dengan 0,4 sampai 1,0 mg

    besi setiap hari selama siklus. Jumlah zat besi yang diserap dari makanan

    biasanya cukup terbatas, maka pengeluaran besi yang tampaknya tdak

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    2

    berarti ini menjadi penting karena ikut menurunkan cadangan besi yang

    pada sebagian besar wanita sudah rendah (Cunningham, 2006)

    Batas kadar Hb remaja putri menurut WHO untuk mendiagnosis

    anemia adalah apabila kadar Hb kurang dari 12 gr/dl. Akibat dari anemia

    meliputi pertumbuhan anak akan terhambat, pembentukan sel otot kurang

    sehingga otot menjadi lemas, daya tahan tubuh akan menururn, prestasi

    berkurang dan terjadi perubahan perilaku (Sutaryo, 2005)

    B. Rumusan Masalah

    Apakah ada hubungan antara lama menstuasi dan kadar

    hemoglobin pada remaja putri SMA N 1 Wonosari ?.

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Menentukan hubungan antara lama menstruasi dan kadar hemoglobin

    pada remaja putri.

    2. Tujuan Khusus

    a. Mengetahui kadar hemoglobin remaja putri SMA N 1 Wonosari.

    b. Mengetahui lama menstruasi rata-rata per siklus dalam setengah

    tahun terakhir pada ramaja putri SMA N 1 Wonosari.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    3

    D. Manfaat Penelitian

    Manfaat Aplikatif :

    Sebagai dasar pemberian tablet Fe pada remaja putri yang sedang

    mengalami menstruasi.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Menstruasi

    Menstruasi adalah siklus discharge fisiologik darah dan jaringan

    mukosa melalui vagina dari uterus yang tidak hamil, dibawah kendali

    hormonal dan berulang secara normal, biasanya interval sekitar empat

    minggu tanpa adanya kehamilan (Dorland, 2002).

    Pada tiap siklus menstruasi dikenal tiga masa utama, ialah sebagai

    berikut :

    1. Masa haid selama dua sampai delapan hari. Pada waktu itu

    endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormon-hormon

    ovarium paling rendah (minimum).

    2. Masa proliferasi sampai hari kedelapan belas. Pada waktu itu

    endometrium tumbuh kembali, disebut juga endometrium

    mengadakan proliferasi. Antara hari kedua belas dan keempat belas

    dapat terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang disebut ovulasi.

    3. Sesudahnya disebut masa sekresi. Pada ketika itu korpus rubrum

    menjadi korpus luteum yang mengeluarkan progesteron. Di bawah

    pengaruh progesteron ini, kelenjar endometrium yang tumbuh

    berkeluk-keluk mulai bersekresi dan mengeluarkan getah yang

    mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa ini stroma

    endometrium berubah ke arah sel-sel desidua, terutama yang berada di

    seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    5

    adanya nidasi ( Winjkosastro, 2007). Pembagian siklus menstruasi

    dapat dilihat lebih jelas pada gambar 1.

    Gambar 1. Siklus menstruasi

    B. Kadar Hemoglobin

    Hemoglobin adalah pigmen protein yang mengandung zat besi,

    terdapat dalam sel darah merah dan berfungsi terutama dalam

    pengangkutan oksigen dari paru-paru ke semua sel jaringan tubuh (Irianto,

    2010).

    Hemoglobin adalah protein yang kaya zat besi yang memiliki

    afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    6

    membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah sehingga oksigen

    dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan (Pearce, 2009).

    Ada beberapa cara pemeriksaan kadar Hb :

    a. Cara tallquist : membandingkan warna merah darah dengan

    menggunakan standart warna dari kertas tallquist.

    b. Kalorimetris

    1) Visual metode sahli (pembentukan hematin asam)

    2) Fotoelektris (pembentukan cyanmet oxyhaemoglobin)

    c. Berdasarkan berat jenis dengan metode CuSO4.

    d. Cara kimia : menentukan kadar Fe yang diikat sejumlah gas

    yang tertentu pula.

    e. Gasometrik : bahwa pada suhu dan tekanan udara teretentu Hb

    dapat mengikat sejumlah gas yang tertentu pula.

    Prosedur pemeriksaan dengan metode cyanmethemoglobin :

    Hemoglobin darah diubah menjadi cyanmethemoglobin

    (hemoglobinsianida) dalam larutan yang berisi kaliumsianida. Absorbsi

    larutan diukur pada gelombang 540 nm atau filter hijau. Larutan Drabkin

    yang dipakai pada cara ini mengubah hemoglobin, oksihemoglobin,

    methemoglobin dan karboksihemoglobin menjadi cyanmethemoglobin.

    Sulfhemoglobin tidak berubah dan karena itu tidak ikut diukur

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    7

    Cara pengukuran :

    1. Ke dalam tabung kolorimeter dimasukkan 5,0 ml larutan Drabkin.

    2. Dengan pipet hemoglobin diambil 20 l darah kapiler, sebelah luar

    ujung pipet dibersihkan, lalu darah itu dimasukkan ke dalam tabung

    kolorimeter.

    3. Campurlah isi tabung dengan membalikkannya beberapa kali.

    4. Bacalah dalam spektrofotometer pada gelombang 540 nm.

    5. Kadar hemoglobin ditentukan dari perbandingan absorbasinya

    dengan absorbansi standard sianmethemoglobin atau dibaca dari

    kurve tera.

    Cara ini sangat bagus untuk laboratorium rutin dan sangat dianjurkan

    untuk penerapan kadar hemoglobin dengan teliti karena standard

    cyanmethemoglobin yang ditanggung kadarnya bersifat stabil dan dapat

    dibeli. Ketelitian cara ini dapat mencapai 2 %.

    Larutan Drabkin: natriumbikarbonat 1 g, kaliumsianida 50 mg,

    kaliumferrisianida 200 mg, aqua dest 1000 ml. Kadang-kadang

    ditambahkan sedikit detergent kepada larutan Drabkin ini supaya

    perubahan menjadi sianmethemoglobin berlangsung lebih sempurna

    dalam waktu singkat. Simpan reagens ini dalam botol coklat dan

    perbaruilah tiap bulan. Laporan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin

    dengan memakai cara cyanmethemoglobin dan spektrofotometer hanya

    boleh menyebut satu angka (digit) di belakang tanda desimal;

    melaporkan dua digit sesudah angka desimal melampaui ketelitian dan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    8

    ketepatan yang dapat dicapai dengan metode ini (Supariasa, Fajar, Bakri,

    2001).

    C. Anemia

    a. Pengertian

    Anemia adalah penurunan konsentrasi eritrosit atau hemoglobin

    dalam darah dibawah normal, diukur per mm kubik atau melalui

    volume sel darah merah (packed red cells) dalam 100 ml darah; terjadi

    ketika keseimbangan antara kehilangan darah (melalui perdarahan atau

    perusakan) dan produksi darah terganggu (Dorland, 2002)

    Anemia gizi merupakan salah satu penyebab masalah gizi di

    Indonesia. Sebagian besar anemia gizi ini adalah anemia gizi besi.

    Penyebab anemia gizi besi terutama pada makanan yang dimakan

    kurang mengandung besi, terutama dalam bentuk besi-hem. Di

    samping itu pada wanita karena kehilangan darah karena haid dan

    persalinan ( Almatsier, 2002)

    b. Tanda-tanda Anemia

    Tanda-tanda anemia dapat dibedakan menjadi tanda umum dan

    khusus. Tanda umum meliputi kepucatan membran mukosa yang

    timbul bila kadar hemoglobin kurang dari 9-10 g/dl. Sebaliknya,

    warna kulit bukan tanda yang dapat diandalkan. Sirkulasi yang

    hiperdinamik dapat menunjukkan takikardi, nadi kuat, kardiomegali,

    dan bising jantung sistolik khususnya pada apeks. Tanda yang spesifik

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    9

    dikaitkan dengan jenis anemia tertentu, misalnya koilonikia dengan

    defisiensi besi, ikterus dengan anemia hemolitik atau megaloblastik,

    ulkus tungkai dengan anemia sel sabit dan anemia hemolitik lain,

    deformitas tulang dengan talasemia mayor dan anemia hemolitik

    kongenital lain yang berat ( Hoffbrand, 2005).

    Anemia gizi berat ditandai oleh sel darah merah yang kecil

    (mikrositosis) dan nilai hemoglobin rendah (hipokromia). Oleh sebab

    itu anemia gizi dinamakan anemia hipokromik mikrositik.

    Kekurangan besi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah,

    letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kekebalan tubuh dan

    gangguan penyembuhan luka. Disamping itu kemampuan mengatur

    suhu tubuh menurun. Pada anak-anak kekurangan besi menimbulkan

    apatis, mudah tersinggung, munurunnya kemampuan untuk

    berkonsentrasi dan belajar (Almatsier, 2002)

    D. Remaja

    Remaja didefinisikan sebagai periode transisi antara masa anak-

    anak ke masa dewasa, atau masa belasan tahun, atau jika seseorang

    menunjukan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, mudah terangsang

    perasaan dan sebagainya (Sarwono, 2001)

    Masa remaja (adolescence) merupakan periode transisi

    perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa yang

    melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    10

    Masa remaja dibagi menjadi dua, yaitu :

    1. Masa remaja awal (early adolescence), kurang lebih berlangsung

    dimasa sekolah menengah pertama ata sekoah menengah akhir dan

    perubahan pubertas terjadi dimasa ini.

    2. Masa remaja akhir (late adolescence), kurang lebih terjadi pada

    pertengahan dasawarsa yang kedua dari kehidupan. Minat karir,

    pacaran, dan eksplorasi identitas sering kali lebih menonjol di masa

    remaja akhir dibanding dimasa remaja awal (Santrock, 2007)

    E. Status gizi

    Status gizi adalan eksperimen dari keadaan keseimbangan dalam

    bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk

    variabel tertentu. Penilaian status gizi menurut Supariasa (2002), antara

    lain :

    a) Secara langsung

    1) Antropometri

    Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.

    Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri

    berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi

    tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan

    tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    11

    melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi.

    Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan

    proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air

    dalam tubuh.

    2) Klinis

    Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting

    untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas

    perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan

    ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat dari jaringan epitel

    (superficial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut, dan

    mukosa oral, atau pada organ-organ yang dekat dengan

    permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini

    umumnya untuk survei klinis secara cepat. Survei ini dirancang

    untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari

    kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu

    digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang

    dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala atau

    riwayat penyakit.

    3) Biokimia

    Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan

    spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada

    berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan

    antara lain darah, urine, tinja, juga beberapa jaringan tubuh

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    12

    seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk sesuatu

    peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi

    yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik,

    maka penentuan kimia faal dapat lebih banyak menolong untuk

    menentukan kekurangan gizi yang spesifik.

    4) Biofisik

    Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode

    penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi

    (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari

    jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu

    seperti kejadian buta senja epidemik, cara yang digunakan

    adalah tes adaptasi gelap.

    b) Secara tidak langsung

    1) Survei konsumsi makanan

    Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status

    gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat

    gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan

    dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi

    pada masyarakat, keluarga, dan individu. Survei ini dapat

    mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    13

    2) Statistik vital

    Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan

    menganalisa data beberapa statistik kesehatan seperti angka

    kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian

    akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan

    dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian

    dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.

    3) Faktor ekologi

    Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah

    ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis,

    dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat

    tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan

    lain-lain. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting

    untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat

    sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi.

    F. Hubungan Lama Menstruasi terhadap Kadar Hemoglobin

    Hasil dari penelitian Arey (1939), yang menganalisis temuan dari

    12 studi berbeda yang meneliti sekitar 20.000 catatan kalender dari 1500

    wanita, menyimpulkan bahwa tidak terbukti adanya keteraturan siklus

    menstruasi yang sempurna. Dalam suatu studi terhadap 479 wanita normal

    Inggris, mendapatkan bahwa perbedaan tipikal antara siklus terpendek dan

    terpanjang adalah antara 8 atau 9 hari. Pada 30% wanita, perbedaan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    14

    tersebut dapat mencapai lebih dari 13 hari, tetapi tidak pernah kurang dari

    2 hari pada wanita manapun (Cunningham et. al, 2006).

    Pengeluaran besi dari jaringan melalui kulit, saluran pencernaan,

    atau urine, berjumlah 1 mg setiap harinya. Sedangkan pengeluaran darah

    selama menstruasi menunjukkan kehilangan simpanan zar besi secara

    cepat sesuai dengan banyaknya darah yang keluar. Sedangkan semakin

    lama wanita mengalami menstruasi maka semakin banyak pula darah yang

    keluar dan semkain banyak kehilangan timbunan zat besi. Oleh karena itu

    wanita menstruasi merupakan golongan yang lebih cenderung mengalami

    defisiensi besi. Wanita yang kehilangan darah sebesar 60 ml atau lebih

    akan mengalami penurunan dalam hal jumlah simpanan zat besi. Sepuluh

    dari 137 wanita menderita anemia defisiensi zat besi (kadar hemoglobin

    kurang dari 12 g/dl) dan hilangnya darah selama menstruasi rata-rata

    kelompok wanita anemis ini adalah 58 ml, dimana angka ini jauh lebih

    tinggi dibandingkan dengan harga rata-rata dari keseluruhan kelompok

    (Hughes, 1995).

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    15

    A. Kerangka Konsep

    Gambar 2 Kerangka konsep penelitian

    Keterangan :

    : diteliti

    : tidak diteliti

    B. Hipotesis

    Makin lama menstruasi makin rendah kadar hemoglobin.

    Lama Menstruasi (hari)

    Perdarahan semakin banyak

    Status gizi

    Transferin menurun

    Kadar Hemoglobin menurun

    Besi (Fe) menurun

    Eritrosit menurun

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    16

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Desain Penelitian

    Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional

    analitik dengan pendekatan cross-sectional

    B. Tempat danWaktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Wonosari pada bulan Juni

    2011.

    C. Populasi Penelitian

    1. Populasi target : remaja putri SMA yang sedang mengalami

    menstruasi hari terakhir.

    2. Populasi aktual : remaja putri SMA N 1 Wonosari kelas X

    yang sedang mengalami menstruasi hari terakhir pada bulan Juni

    2011.

    D. Sampel dan Teknik Sampling

    Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

    oleh populasi. Besar sampel dalam penelitian ini ditetapkan

    menggunakan teknik quota sampling.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    17

    E. Besar Sampel

    Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel minimal

    sebanyak 30 siswi karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya

    (Arikunto, 2006) .

    F. Kriteria Restriksi

    1. Kriteria inklusi

    a. Remaja putri kelas X yang tercatat sebagai siswi di SMA N 1

    Wonosari.

    b. Bersedia untuk diperiksa darahnya.

    c. Bersedia menjadi responden.

    d. Sedang menstruasi hari terakhir.

    e. Status gizi normal.

    2. Kriteria eksklusi

    a. Sedang sakit TBC, Paru-paru, Cacing Usus, Malaria, DB,

    Payah Jantung.

    G. Definisi Operasional

    1. Lama menstruasi adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan (hari)

    untuk mengalami pedarahan pada satu siklus menstruasi yang

    dialami oleh remaja putri selama 6 bulan terakhir.

    Alat ukur : kuesioner

    Skala : kontinu

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    18

    2. Kadar hemoglobin adalah nilai hemoglobin (gr/dl) dalam darah

    remaja putri yang ditentukan dengan pemeriksaan menggunakan

    metode cyanmethemoglobin di ukur pada hari terakhir menstruasi.

    Alat ukur : metode cyanmethemoglobin

    Skala : kontinu

    3. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan

    dan penggunaan zat gizi dihitung dengan menggunakan

    perbandingan antara berat badan dan tinggi badan dengan rumus

    berat badan dibagi dengan tinggi badan dikalikan 100%.

    Alat ukur : kuesioner

    Skala : kontinu

    Parameter :

    Gizi baik : >90%

    Gizi kurang : 81-90%

    Gizi buruk :

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    19

    lama menstruasi secara langsung dengan menggunakan kuesioner

    kepada responden, kemudian semua data yang terkumpul dilakukan

    pengolahan, analisis, penyimpulan dan pembuatan laporan.

    I. Analisis Data

    a. Analisis univariat

    Variabel yang dianalisis secara univariat dalam penelitian ini

    adalah variabel lama menstruasi dan kadar hemoglobin.

    b. Analisis bivariat

    Analisis data menggunakan analisis bivariat yaitu untuk

    mengetahui hubungan antara lama menstruasi dengan kadar

    hemoglobin. Data yang telah disajikan dalam bentuk tabel

    kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisa korelasi

    Hasil Kali Product Momen dari Pearson (simbol r). Teknik

    korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan

    hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel numerik.

    Hubungan antara lama menstruasi dengan kadar hemoglobin dapat

    diukur dengan menggunakan rumus korelasi product-moment

    (Arikunto, 2006).

    Keterangan :

    rxy : koefisien korelasi

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    20

    N : jumlah sampel

    X : lama menstruasi

    Y : kadar hemoglobin

    Dengan menggunakan derajat kemaknaan 5%, hasil perhitungan rxy

    hitung dibandingkan dengan rxy tabel adalah:

    r hitung sama atau lebih besar dari r tabel maka Ho ditolak, Ha diterima.

    r hitung lebih kecil dari r tabel maka Ho diterima, Ha ditolak.

    Data diolah dengan Predictive Analytics SoftWare (PASW) Statistics 18.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    20

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    SMA Negeri 1 Wonosari berdiri dengan nomor statistik sekolah

    301031017035 dengan nama SMA N 1 Delanggu dan dipimpin oleh Drs.

    Gatot Sarjono (Alm) sebagai kepala sekolah pertama di SMA N 1 Wonosari.

    Lokasi SMA N 1 Wonosari adalah di Jalan Yogya-Solo, Pakis,

    Wonosari, Klaten. Kepala sekolah SMA N 1 Wonosari adalah Bapak Drs. H.

    Supardi, SH. SMA N 1 Wonosari memiliki 62 orang guru pengajar tetap dan

    memiliki 21 guru dan karyawan tidak tetap.

    SMA N 1 Wonosari mempunyai 24 ruang Kegiatan Belajar Mengajar

    (KBM), 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang tata usaha, 1 ruang guru, 2 ruang

    guru BK, 1 ruang perpustakaan, 5 ruang laboratorium, 2 ruang UKS, 1 ruang

    OSIS, 1 Mushola, 1 toko koperasi sekolah, 4 kamar mandi guru, dan 12

    kamar mandi siswa. Dalam penelitian ini responden yang diambil adalah 30

    siswi kelas X dari 316 siswa.

    B. Data Lama Menstruasi

    Dalam penelitian ini dilakukan pengambilan data rata-rata lama

    menstruasi dengan menggunakan kuesioner dan wawancara pada

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    21

    siswi SMAN 1 Wonosari, dan didapat hasil distribusi frekuensi rata-rata lama

    menstruasi selama 6 bulan seperti ditunjukkan dengan histogram berikut ini :

    Gambar 3. Histogram rata-rata lama menstruasi

    Berdasarkan data tersebut dapat diperoleh data dari penelitian bahwa

    lama rata-rata menstruasi terendah adalah 4 hari , menstruasi terlama adalah

    12 hari , dengan rata-rata lama menstruasi adalah selama 6,67 hari dengan

    standar deviasi 1,561.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    22

    C. Data Kadar Hemoglobin

    Dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin

    dengan metode cyanmethemoglobin oleh petugas laboratorium dari Rumah

    Sakit Rejosari Husada. Distribusi frekuensi kadar hemoglobin ditunjukkan

    dengan dan histogram berikut ini :

    Gambar 3. Histogram kadar hemoglobin

    Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut diperoleh data kadar

    hemoglobin yang terendah adalah 9,3 gr/dl, tertinggi adalah 13,8 gr/dl, rata-

    rata kadar hemoglobin adalah 12,06 gr/dl dengan standar deviasi 1,215.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    23

    D. Perbandingan Lama Menstruasi dengan Kadar Hemoglobin

    Dari data primer dapat dilihat perbandingan lama menstruasi terhadap

    kadar hemoglobin dari crosstabulation dibawah ini :

    HB * Hari Crosstabulation

    Count

    Hari

    Total 4 5 6 7 8 9 12

    HB 9.3 0 0 0 0 0 0 1 1

    9.6 0 1 0 0 0 0 0 1

    9.8 0 0 0 0 0 1 0 1

    10.1 0 0 0 0 1 0 0 1

    10.7 0 0 0 1 0 0 0 1

    11.0 0 0 0 0 1 0 0 1

    11.1 0 0 0 0 1 0 0 1

    11.5 0 0 0 1 0 0 0 1

    11.8 0 1 1 2 0 0 0 4

    11.9 0 0 1 1 0 0 0 2

    12.1 0 0 1 0 0 0 0 1

    12.3 0 0 0 0 1 0 0 1

    12.4 0 0 1 1 0 0 0 2

    12.6 0 1 2 0 0 0 0 3

    12.8 0 0 0 1 0 0 0 1

    13.0 0 0 1 0 0 0 0 1

    13.1 0 0 0 1 0 0 0 1

    13.2 0 1 1 0 0 0 0 2

    13.4 0 1 0 0 0 0 0 1

    13.5 0 1 0 0 0 0 0 1

    13.6 1 0 0 0 0 0 0 1

    13.8 0 0 0 1 0 0 0 1

    Total 1 6 8 9 4 1 1 30

    Tabel 1. Crosstabulation lama menstruasi terhadap kadar hemoglobin

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    24

    E. Analisis Hubungan Lama Menstruasi dengan Kadar Hemoglobin

    1. Pengujian Prasyarat Analisis

    Analisis data dengan menggunakan uji Korelasi Product Moment

    dari Pearson memiliki prasyarat dalam statistik parametrik yaitu data

    terdistribusi normal. Oleh karena itu perlu dilakukan uji normalitas data.

    Hasil uji normalitas data setelah dilakukan pemeriksaan lama

    menstruasi menggunakan Kolmogorov-Smirnova dengan p (0,191) > 0,05

    maka disimpulkan data terdistribusi normal. Hasil uji normalitas data

    kadar hemoglobin menggunakan Kolmogorov-Smirnova dengan p

    (0,497) > 0,05 maka disimpulkan data terdistribusi normal.

    2. Analisis Data

    Setelah prasyarat dalam statistika parametrik yaitu data

    berdistribusi normal terpenuhi, maka data dapat dianalisis dengan uji

    Korelasi Product Moment dari Pearson karena data yang dianalisis pada

    tiap variabel merupakan data ratio dan interval. Peneliti melakukan

    analisis data dengan komputer program Predictive Analytics SoftWare

    (PASW) statistics 18. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui ada

    atau tidaknya hubungan antara rata-rata lama menstruasi dengan kadar

    hemoglobin pada remaja siswi kelas X.

    Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan program

    komputer PASW versi 18 diperoleh r hitung= 0,624 kemudian nilai ini

    dibandingkan dengan nilai r tabel dengan taraf signifikansi 5% yaitu

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    25

    0,361. Karena nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel (0,624>0,361) dan

    p=0,000 (p

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    26

    BAB V

    PEMBAHASAN

    Dari data primer yang dihasilkan selama penelitian dapat dilihat adanya

    data yang menyebutkan rata-rata dari lama menstruasi adalah sekitar 6 hari (6,67

    hari) dengan nilai terendah yaitu 4 hari dan nilai tertinggi yaitu 12 hari sedangkan

    rata-rata dari kadar hemoglobin remaja siswi adalah sebesar 12,06 gr/dl dengan

    nilai terendah sebesar 9,3 gr/dl dan nilai tertinggi sebesar 13,8 gr/dl. berdasarkan

    rentang data yang didapat selama penelitian dapat dilihat siswi dengan lama

    menstruasi terendah memiliki kadar hemoglobin sebesar 13,6 gr/dl sedangkan

    siswi dengan lama menstruasi sepanjang 12 hari memiliki kadar hemoglobin

    sebesar 9,3 gr/dl. Keseluruhan responden rata-rata memiliki riwayat ganti

    pembalut sebanyak 2-3 kali setiap harinya.

    Siswi dengan lama menstruasi dibawah rata-rata memiliki kadar

    hemoglobin yang cenderung diatas rata-rata sedangkan pada siswi dengan lama

    menstruasi lebih dari rata-rata lama menstruasi memiliki kadar hemoglobin yang

    cenderung di bawah rata-rata, sehingga dapat diperkirakan adanya hubungan lama

    menstruasi dengan kadar hemoglobin pada remaja putri. Keadaan ini dibuktikan

    dengan analisis data didapatkan r sebesar -0,624 (>0,361) dan p sebesar 0,000

    (

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    27

    menstruasi yang lebih panjang pengeluaran darah yang dialami cenderung lebih

    banyak dan pengeluaran zat besi karena perdarahan pun akan semakin banyak.

    Keadaan ini sesuai dengan teori yang disebutkan Hudges (1995) yaitu tentang

    pengeluaran zat besi. Dalam diet sehari-hari, rata-rata terkandung 10-20 mg zat

    besi perhari. Seseorang dengan simpanan zat besi dalam jumlah normal akan

    mengabsorbsi besi kira-kira 5-10% dari jumlah total masukan, yaitu sekitar 0,5-2

    mg setiap harinya. Sedangkan untuk seseorang dengan defisiensi zat besi akan

    mampu menyerap sampai dengan 50% dari total masukan zat besi atau sekitar 5-

    10 mg. Tidak ada mekanisme spesifik untuk ekskresi zat besi, namun tidak dapat

    dihindari hilangnya zat besi sehari-hari sebagai akibat eksfoliasi usus halus dan

    sel-sel epitel kulit dimana pada semua sel ini terdapat enzim-enzim yang

    mengandung zat besi. Rata-rata kehilangan zat besi setiap hari pada orang normal

    adalah sekitar 0,6-1 mg. Sedangkan pada wanita menstruasi kehilangan zat besi

    bisa mencapai 42 mg setiap siklus. Dengan demikian maka zat besi dalam darah

    akan menjadi sangat rendah sehingga kadar hemoglobin dalam darah pun akan

    menurun.

    Menurut penelitian Shams, dkk pada tahun 2010 menyatakan bahwa

    wanita yang sedang mengalami menstruasi adalah populasi yang sangat penting

    untuk diperhatikan kesehatannya. Pada populasi wanita yang sedang menstruasi,

    anemia defisiensi besi terjadi sebanyak 5% sampai dengan 10%. Wanita yang

    sedang menstruasi, hamil, dan menyusui sangat rentan terhadap terjadinya anemia

    defisiensi besi.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    28

    Menurut penelitian Al-sayes pada tahun 2011, kehilangan darah yang

    banyak pada wanita merupakan faktor resiko penting yang dapat menyebabkan

    anemia defisiensi besi pada wanita. Zat besi akan keluar sebanyak kurang lebih 42

    mg setiap siklus menstruasi. Sedangkan pada laki-laki atau wanita yang tidak

    sedang menstruasi akan kehilangan zat besi sebesar 1 mg per harinya. Wanita

    dengan lama menstruasi diatas 8 hari dengan riwayat perdarahan dan gumpalan

    pada saat menstruasi memiliki resiko yang lebih besar mengalami anemia

    defisiensi besi. Dari data primer dapat dilihat bahwa remaja dengan menstruasi 8

    hari memiliki kadar hemoglobin rata-rata sebesar 11,1 gr/dl sedangkan remaja

    dengan lama menstruasi 9 hari memiliki kadar hemoglobin 9,8 gr/dl. Sehingga

    dapat disimpulkan kehilangan zat besi yang berkelanjutan pada wanita menstruasi

    akan memperbesar faktor resiko wanita tersebut mengalami anemia.

    Menstruasi menyebabkan remaja membutuhkan lebih banyak zat besi,

    karena zat besi yang hilang dari tubuh saat menstruasi lebih banyak. Oleh karena

    itu apabila kebutuhan yang tinggi ini tidak dapat dipenuhi maka kemungkinan

    terjadinya anemia defisiensi besi cukup tinggi. Berdasarkan hasil Survey Rumah

    Tangga (1995), dalam Depkes (2000) prevalensi anemia gizi besi pada remaja

    putri sebesar 57,1 %. Berdasarkan penelitian yang serupa yang dilaksanakan oleh

    Handayani (2007), diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan yang sangat

    bermakna antara lama menstruasi dengan anemia pada remaja putri di SMK

    Negeri 1 Metro Lampung dengan taraf signifikansi p=0,001.

    Pada hasil penelitian ini terdapat beberapa data yang berbeda yang tidak

    sesuai dengan hipotesis yaitu adanya beberapa remaja siswi yang mengalami

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    29

    anemia pada golongan remaja putri dengan lama menstruasi yang pendek, dan ada

    pula remaja siswi dengan kadar hemoglobin yang tinggi pada golongan remaja

    siswi dengan lama menstruasi yang panjang. Hal ini disebabkan adanya banyak

    faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin yang tidak dapat di kontrol oleh

    peneliti seperti pola aktivitas dan pola istirahat remaja ataupun pola makan remaja

    siswi. Selain itu, pada penelitian ini masih terdapat beberapa kekurangan yaitu

    belum bisa diungkapkan semua faktor luar tersebut secara mendetail karena

    terbatasnya instrumen pengukuran, dana, tenaga dan alokasi waktu penelitian,

    dimana kekurangan ini sangat diharapkan untuk dapat dilengkapi pada penelitian

    selanjutnya.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    30

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. KESIMPULAN

    Ada hubungan negatif antara lama menstruasi dengan kadar

    hemoglobin. Artinya semakin lama menstruasi maka akan semakin

    rendah kadar hemoglobin, diperoleh r hitung= 0,624 dan p=0,000

    (p