Author
lediep
View
216
Download
3
Embed Size (px)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HUBUNGAN LAMA MENSTRUASI TERHADAP
KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA
SISWI SMA N 1 WONOSARI
KARYA TULIS ILMIAH
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
Oleh :
DEWI ANDANG PRASTIKA
R 0107020
PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................. I
Halaman Persetujuan.................................................................... II
Halaman Pengesahan.................................................................... III
Daftar Isi....................................................................................... IV
Daftar Gambar.............................................................................. VI
Daftar Tabel ................................................................................ VII
Daftar Lampiran........................................................................... VIII
BAB I PENDAHULUAN.............................................................. 1
A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah................................................................. 2
C. Tujuan...................................................................................... 2
D. Manfaat.................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................... 4
A. Menstruasi .............................................................................. 4
B. Kadar Hemoglobin ................................................................. 5
C. Anemia ................................................................................... 8
D. Remaja ................................................................................... 9
E. Status Gizi ........................................................... .................. 10
F. Hubungan Lama Menstruasi terhadap Kadar Hemoglobin ... 13
G. Kerangka konsep....................................................................... 15
H. Hipotesis.................................................................................... 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V
I. Metodologi Penelitian............................................................... 16
A. Desain Penelitian................................................................ 16
B. Tempat dan Waktu Penelitian............................................. 16
C. Populasi penelitian............................................................. 16
D. Sampling dan teknik sampling............................................ 16
E. Besar sampel....................................................................... 17
F. Kriteria retriksi.................................................................... 17
G. Definisi operasional variabel.............................................. 17
H. Cara Kerja........................................................................... 18
I. Analisis Data....................................................................... 19
BAB IV HASIL PENELITIAN....................................................... 20
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................... 20
B. Data Lama Menstruasi........................................................ 20
C. Data Kadar Hemoglobin..................................................... 20
D. Perbandingan Lama Menstruasi terhadap Kadar
Hemoglobin ...................................................................... 23
E. Analisa Hubungan Lama Menstruasi dengan Kadar
Hemoglobin............ 24
BAB V PEMBAHASAN................................................................. 26
BAB VI PENUTUP......................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA
Lampira
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Siklus Menstruasi 5
Gambar 2 Kerangka Konsep 12
Gambar 3 Histogram Rata-rata Lama Menstruasi 19
Gambar 4 Histogram kadar hemoglobin 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VII
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Crosstabulation lama menstruasi terhadap kadar hemoglobin 22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VIII
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal penyusunan laporan karya tulis ilmiah
Lampiran 2 Permohonan sebagai responden
Lampiran 3 Persetujuan sebagai responden
Lampiran 4 Kuesioner
Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas
Lampiran 6 Hasil product-moment dari pearson
Lampiran 7 Data Penelitian
Lampiran 8 Data Berat Badan dan Tinggi Badan
Lampiran 9 Lembar Konsultasi Pembimbing Utama
Lampiran 10 Lembar Konsultasi pembimbing Pendamping
Lampiran 11 Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 12 Surat keterangan Telah melaksanakan penelitian dari SMA
Lampiran 13 Surat keterangan Telah melaksanakan penelitian dari Rumah Sakit
Lampiran 14 Profil SMA
Lampiran 15 Daftar Riwayat Hidup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Dewi Andang Prastika. R0107020. HUBUNGAN LAMA MENSTRUASI TERHADAP KADAR HEMOGLOBINPADA REMAJA SISWI SMA N 1 WONOSARI. Program Studi DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011.
Anemia adalah suatu keadaan dimana komponen di dalam darah, yakni hemoglobin (Hb) dalam darah jumlahnya kurang dari kadar normal. Jika tidak segera ditangani anemia gizi besi bisa menyebabkan ganguan kesehatan serius. Prevalensi anemia gizi besi di Indonesia cukup tinggi. Menurut data yang dikeluarkan Depkes RI, pada kelompok usia balita prevalensi anemia gizi besi pada tahun 2001 adalah 47,0%, kelompok wanita usia subur 26,4%, sedangkan pada ibu hamil 40,1%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara lama menstruasi dan kadar hemoglobin pada remaja putri.
Penelitian ini merupaka penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional, sampel diambil sebanyak 30 siswi SMA Negeri 1 Wonosari kelas X menggunakan teknik quota sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara dengan alat bantu kuesioner dan pemeriksaan hemoglobin dengan metode cyanmethemoglobin. Analisis uji statistik Hasil Kali Product Momen dari Pearson dengan menggunakan predictive Analytics SoftWare (PASW) statistics 18.
Berdasarkan analisis menggunakan Hasil Kali Product-Momen dari Pearson didapatkan nilai p sebesar 0,000 ( < 0,05) dan r -0,624 (>0,361). Dengan demikian dapat diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara lama menstruasi dengan kadar hemoglobin pada remaja siswi SMA Negeri 1 Wonosari.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah terdapat hubungan negatif dan signifikan antara lama menstruasi terhadap kadar hemoglobin pada remaja siswi SMA Negeri 1 Wonosari.
Kata Kunci: Lama Menstruasi, Kadar hemoglobin, Remaja, Anemia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia adalah suatu keadaan dimana komponen di dalam darah,
yakni hemoglobin (Hb) dalam darah jumlahnya kurang dari kadar normal.
Di Indonesia, prevalensi anemia pada remaja masih cukup tinggi terutama
pada kasus anemia gizi besi. Jika tidak segera ditangani anemia gizi besi
bisa menyebabkan ganguan kesehatan serius. Prevalensi anemia gizi besi
di Indonesia cukup tinggi. Menurut data yang dikeluarkan Depkes RI, pada
kelompok usia balita prevalensi anemia gizi besi pada tahun 2001 adalah
47,0%, kelompok wanita usia subur 26,4%, sedangkan pada ibu hamil
40,1%( Sutaryo, 2005).
Volume darah yang keluar selama periode menstruasi normal telah
dipelajari oleh beberapa kelompok peneliti yang menemukan bahwa
jumlah berkisar antara 25 ml sampai dengan 60 ml. Pada konsentrasi
hemoglobin (Hb) normal yaitu 14gr/dl dan konsentrasi besi Hb 3,4 mg/gr,
volume darah ini mengandung besi sekitar 12 sampai 29 mg dan
mencerminkan pengeluaran darah ekuivalen dengan 0,4 sampai 1,0 mg
besi setiap hari selama siklus. Jumlah zat besi yang diserap dari makanan
biasanya cukup terbatas, maka pengeluaran besi yang tampaknya tdak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
berarti ini menjadi penting karena ikut menurunkan cadangan besi yang
pada sebagian besar wanita sudah rendah (Cunningham, 2006)
Batas kadar Hb remaja putri menurut WHO untuk mendiagnosis
anemia adalah apabila kadar Hb kurang dari 12 gr/dl. Akibat dari anemia
meliputi pertumbuhan anak akan terhambat, pembentukan sel otot kurang
sehingga otot menjadi lemas, daya tahan tubuh akan menururn, prestasi
berkurang dan terjadi perubahan perilaku (Sutaryo, 2005)
B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara lama menstuasi dan kadar
hemoglobin pada remaja putri SMA N 1 Wonosari ?.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menentukan hubungan antara lama menstruasi dan kadar hemoglobin
pada remaja putri.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui kadar hemoglobin remaja putri SMA N 1 Wonosari.
b. Mengetahui lama menstruasi rata-rata per siklus dalam setengah
tahun terakhir pada ramaja putri SMA N 1 Wonosari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
D. Manfaat Penelitian
Manfaat Aplikatif :
Sebagai dasar pemberian tablet Fe pada remaja putri yang sedang
mengalami menstruasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Menstruasi
Menstruasi adalah siklus discharge fisiologik darah dan jaringan
mukosa melalui vagina dari uterus yang tidak hamil, dibawah kendali
hormonal dan berulang secara normal, biasanya interval sekitar empat
minggu tanpa adanya kehamilan (Dorland, 2002).
Pada tiap siklus menstruasi dikenal tiga masa utama, ialah sebagai
berikut :
1. Masa haid selama dua sampai delapan hari. Pada waktu itu
endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormon-hormon
ovarium paling rendah (minimum).
2. Masa proliferasi sampai hari kedelapan belas. Pada waktu itu
endometrium tumbuh kembali, disebut juga endometrium
mengadakan proliferasi. Antara hari kedua belas dan keempat belas
dapat terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang disebut ovulasi.
3. Sesudahnya disebut masa sekresi. Pada ketika itu korpus rubrum
menjadi korpus luteum yang mengeluarkan progesteron. Di bawah
pengaruh progesteron ini, kelenjar endometrium yang tumbuh
berkeluk-keluk mulai bersekresi dan mengeluarkan getah yang
mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa ini stroma
endometrium berubah ke arah sel-sel desidua, terutama yang berada di
seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
adanya nidasi ( Winjkosastro, 2007). Pembagian siklus menstruasi
dapat dilihat lebih jelas pada gambar 1.
Gambar 1. Siklus menstruasi
B. Kadar Hemoglobin
Hemoglobin adalah pigmen protein yang mengandung zat besi,
terdapat dalam sel darah merah dan berfungsi terutama dalam
pengangkutan oksigen dari paru-paru ke semua sel jaringan tubuh (Irianto,
2010).
Hemoglobin adalah protein yang kaya zat besi yang memiliki
afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah sehingga oksigen
dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan (Pearce, 2009).
Ada beberapa cara pemeriksaan kadar Hb :
a. Cara tallquist : membandingkan warna merah darah dengan
menggunakan standart warna dari kertas tallquist.
b. Kalorimetris
1) Visual metode sahli (pembentukan hematin asam)
2) Fotoelektris (pembentukan cyanmet oxyhaemoglobin)
c. Berdasarkan berat jenis dengan metode CuSO4.
d. Cara kimia : menentukan kadar Fe yang diikat sejumlah gas
yang tertentu pula.
e. Gasometrik : bahwa pada suhu dan tekanan udara teretentu Hb
dapat mengikat sejumlah gas yang tertentu pula.
Prosedur pemeriksaan dengan metode cyanmethemoglobin :
Hemoglobin darah diubah menjadi cyanmethemoglobin
(hemoglobinsianida) dalam larutan yang berisi kaliumsianida. Absorbsi
larutan diukur pada gelombang 540 nm atau filter hijau. Larutan Drabkin
yang dipakai pada cara ini mengubah hemoglobin, oksihemoglobin,
methemoglobin dan karboksihemoglobin menjadi cyanmethemoglobin.
Sulfhemoglobin tidak berubah dan karena itu tidak ikut diukur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Cara pengukuran :
1. Ke dalam tabung kolorimeter dimasukkan 5,0 ml larutan Drabkin.
2. Dengan pipet hemoglobin diambil 20 l darah kapiler, sebelah luar
ujung pipet dibersihkan, lalu darah itu dimasukkan ke dalam tabung
kolorimeter.
3. Campurlah isi tabung dengan membalikkannya beberapa kali.
4. Bacalah dalam spektrofotometer pada gelombang 540 nm.
5. Kadar hemoglobin ditentukan dari perbandingan absorbasinya
dengan absorbansi standard sianmethemoglobin atau dibaca dari
kurve tera.
Cara ini sangat bagus untuk laboratorium rutin dan sangat dianjurkan
untuk penerapan kadar hemoglobin dengan teliti karena standard
cyanmethemoglobin yang ditanggung kadarnya bersifat stabil dan dapat
dibeli. Ketelitian cara ini dapat mencapai 2 %.
Larutan Drabkin: natriumbikarbonat 1 g, kaliumsianida 50 mg,
kaliumferrisianida 200 mg, aqua dest 1000 ml. Kadang-kadang
ditambahkan sedikit detergent kepada larutan Drabkin ini supaya
perubahan menjadi sianmethemoglobin berlangsung lebih sempurna
dalam waktu singkat. Simpan reagens ini dalam botol coklat dan
perbaruilah tiap bulan. Laporan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin
dengan memakai cara cyanmethemoglobin dan spektrofotometer hanya
boleh menyebut satu angka (digit) di belakang tanda desimal;
melaporkan dua digit sesudah angka desimal melampaui ketelitian dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
ketepatan yang dapat dicapai dengan metode ini (Supariasa, Fajar, Bakri,
2001).
C. Anemia
a. Pengertian
Anemia adalah penurunan konsentrasi eritrosit atau hemoglobin
dalam darah dibawah normal, diukur per mm kubik atau melalui
volume sel darah merah (packed red cells) dalam 100 ml darah; terjadi
ketika keseimbangan antara kehilangan darah (melalui perdarahan atau
perusakan) dan produksi darah terganggu (Dorland, 2002)
Anemia gizi merupakan salah satu penyebab masalah gizi di
Indonesia. Sebagian besar anemia gizi ini adalah anemia gizi besi.
Penyebab anemia gizi besi terutama pada makanan yang dimakan
kurang mengandung besi, terutama dalam bentuk besi-hem. Di
samping itu pada wanita karena kehilangan darah karena haid dan
persalinan ( Almatsier, 2002)
b. Tanda-tanda Anemia
Tanda-tanda anemia dapat dibedakan menjadi tanda umum dan
khusus. Tanda umum meliputi kepucatan membran mukosa yang
timbul bila kadar hemoglobin kurang dari 9-10 g/dl. Sebaliknya,
warna kulit bukan tanda yang dapat diandalkan. Sirkulasi yang
hiperdinamik dapat menunjukkan takikardi, nadi kuat, kardiomegali,
dan bising jantung sistolik khususnya pada apeks. Tanda yang spesifik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
dikaitkan dengan jenis anemia tertentu, misalnya koilonikia dengan
defisiensi besi, ikterus dengan anemia hemolitik atau megaloblastik,
ulkus tungkai dengan anemia sel sabit dan anemia hemolitik lain,
deformitas tulang dengan talasemia mayor dan anemia hemolitik
kongenital lain yang berat ( Hoffbrand, 2005).
Anemia gizi berat ditandai oleh sel darah merah yang kecil
(mikrositosis) dan nilai hemoglobin rendah (hipokromia). Oleh sebab
itu anemia gizi dinamakan anemia hipokromik mikrositik.
Kekurangan besi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah,
letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kekebalan tubuh dan
gangguan penyembuhan luka. Disamping itu kemampuan mengatur
suhu tubuh menurun. Pada anak-anak kekurangan besi menimbulkan
apatis, mudah tersinggung, munurunnya kemampuan untuk
berkonsentrasi dan belajar (Almatsier, 2002)
D. Remaja
Remaja didefinisikan sebagai periode transisi antara masa anak-
anak ke masa dewasa, atau masa belasan tahun, atau jika seseorang
menunjukan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, mudah terangsang
perasaan dan sebagainya (Sarwono, 2001)
Masa remaja (adolescence) merupakan periode transisi
perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa yang
melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Masa remaja dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Masa remaja awal (early adolescence), kurang lebih berlangsung
dimasa sekolah menengah pertama ata sekoah menengah akhir dan
perubahan pubertas terjadi dimasa ini.
2. Masa remaja akhir (late adolescence), kurang lebih terjadi pada
pertengahan dasawarsa yang kedua dari kehidupan. Minat karir,
pacaran, dan eksplorasi identitas sering kali lebih menonjol di masa
remaja akhir dibanding dimasa remaja awal (Santrock, 2007)
E. Status gizi
Status gizi adalan eksperimen dari keadaan keseimbangan dalam
bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk
variabel tertentu. Penilaian status gizi menurut Supariasa (2002), antara
lain :
a) Secara langsung
1) Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.
Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri
berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi
tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi.
Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan
proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air
dalam tubuh.
2) Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting
untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas
perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan
ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat dari jaringan epitel
(superficial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut, dan
mukosa oral, atau pada organ-organ yang dekat dengan
permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini
umumnya untuk survei klinis secara cepat. Survei ini dirancang
untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari
kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu
digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang
dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala atau
riwayat penyakit.
3) Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan
spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada
berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan
antara lain darah, urine, tinja, juga beberapa jaringan tubuh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk sesuatu
peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi
yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik,
maka penentuan kimia faal dapat lebih banyak menolong untuk
menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
4) Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode
penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi
(khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari
jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu
seperti kejadian buta senja epidemik, cara yang digunakan
adalah tes adaptasi gelap.
b) Secara tidak langsung
1) Survei konsumsi makanan
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status
gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat
gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan
dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi
pada masyarakat, keluarga, dan individu. Survei ini dapat
mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2) Statistik vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan
menganalisa data beberapa statistik kesehatan seperti angka
kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian
akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan
dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian
dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.
3) Faktor ekologi
Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah
ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis,
dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat
tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan
lain-lain. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting
untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat
sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi.
F. Hubungan Lama Menstruasi terhadap Kadar Hemoglobin
Hasil dari penelitian Arey (1939), yang menganalisis temuan dari
12 studi berbeda yang meneliti sekitar 20.000 catatan kalender dari 1500
wanita, menyimpulkan bahwa tidak terbukti adanya keteraturan siklus
menstruasi yang sempurna. Dalam suatu studi terhadap 479 wanita normal
Inggris, mendapatkan bahwa perbedaan tipikal antara siklus terpendek dan
terpanjang adalah antara 8 atau 9 hari. Pada 30% wanita, perbedaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
tersebut dapat mencapai lebih dari 13 hari, tetapi tidak pernah kurang dari
2 hari pada wanita manapun (Cunningham et. al, 2006).
Pengeluaran besi dari jaringan melalui kulit, saluran pencernaan,
atau urine, berjumlah 1 mg setiap harinya. Sedangkan pengeluaran darah
selama menstruasi menunjukkan kehilangan simpanan zar besi secara
cepat sesuai dengan banyaknya darah yang keluar. Sedangkan semakin
lama wanita mengalami menstruasi maka semakin banyak pula darah yang
keluar dan semkain banyak kehilangan timbunan zat besi. Oleh karena itu
wanita menstruasi merupakan golongan yang lebih cenderung mengalami
defisiensi besi. Wanita yang kehilangan darah sebesar 60 ml atau lebih
akan mengalami penurunan dalam hal jumlah simpanan zat besi. Sepuluh
dari 137 wanita menderita anemia defisiensi zat besi (kadar hemoglobin
kurang dari 12 g/dl) dan hilangnya darah selama menstruasi rata-rata
kelompok wanita anemis ini adalah 58 ml, dimana angka ini jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan harga rata-rata dari keseluruhan kelompok
(Hughes, 1995).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
A. Kerangka Konsep
Gambar 2 Kerangka konsep penelitian
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti
B. Hipotesis
Makin lama menstruasi makin rendah kadar hemoglobin.
Lama Menstruasi (hari)
Perdarahan semakin banyak
Status gizi
Transferin menurun
Kadar Hemoglobin menurun
Besi (Fe) menurun
Eritrosit menurun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional
analitik dengan pendekatan cross-sectional
B. Tempat danWaktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Wonosari pada bulan Juni
2011.
C. Populasi Penelitian
1. Populasi target : remaja putri SMA yang sedang mengalami
menstruasi hari terakhir.
2. Populasi aktual : remaja putri SMA N 1 Wonosari kelas X
yang sedang mengalami menstruasi hari terakhir pada bulan Juni
2011.
D. Sampel dan Teknik Sampling
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi. Besar sampel dalam penelitian ini ditetapkan
menggunakan teknik quota sampling.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
E. Besar Sampel
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel minimal
sebanyak 30 siswi karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya
(Arikunto, 2006) .
F. Kriteria Restriksi
1. Kriteria inklusi
a. Remaja putri kelas X yang tercatat sebagai siswi di SMA N 1
Wonosari.
b. Bersedia untuk diperiksa darahnya.
c. Bersedia menjadi responden.
d. Sedang menstruasi hari terakhir.
e. Status gizi normal.
2. Kriteria eksklusi
a. Sedang sakit TBC, Paru-paru, Cacing Usus, Malaria, DB,
Payah Jantung.
G. Definisi Operasional
1. Lama menstruasi adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan (hari)
untuk mengalami pedarahan pada satu siklus menstruasi yang
dialami oleh remaja putri selama 6 bulan terakhir.
Alat ukur : kuesioner
Skala : kontinu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2. Kadar hemoglobin adalah nilai hemoglobin (gr/dl) dalam darah
remaja putri yang ditentukan dengan pemeriksaan menggunakan
metode cyanmethemoglobin di ukur pada hari terakhir menstruasi.
Alat ukur : metode cyanmethemoglobin
Skala : kontinu
3. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan
dan penggunaan zat gizi dihitung dengan menggunakan
perbandingan antara berat badan dan tinggi badan dengan rumus
berat badan dibagi dengan tinggi badan dikalikan 100%.
Alat ukur : kuesioner
Skala : kontinu
Parameter :
Gizi baik : >90%
Gizi kurang : 81-90%
Gizi buruk :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
lama menstruasi secara langsung dengan menggunakan kuesioner
kepada responden, kemudian semua data yang terkumpul dilakukan
pengolahan, analisis, penyimpulan dan pembuatan laporan.
I. Analisis Data
a. Analisis univariat
Variabel yang dianalisis secara univariat dalam penelitian ini
adalah variabel lama menstruasi dan kadar hemoglobin.
b. Analisis bivariat
Analisis data menggunakan analisis bivariat yaitu untuk
mengetahui hubungan antara lama menstruasi dengan kadar
hemoglobin. Data yang telah disajikan dalam bentuk tabel
kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisa korelasi
Hasil Kali Product Momen dari Pearson (simbol r). Teknik
korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan
hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel numerik.
Hubungan antara lama menstruasi dengan kadar hemoglobin dapat
diukur dengan menggunakan rumus korelasi product-moment
(Arikunto, 2006).
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
N : jumlah sampel
X : lama menstruasi
Y : kadar hemoglobin
Dengan menggunakan derajat kemaknaan 5%, hasil perhitungan rxy
hitung dibandingkan dengan rxy tabel adalah:
r hitung sama atau lebih besar dari r tabel maka Ho ditolak, Ha diterima.
r hitung lebih kecil dari r tabel maka Ho diterima, Ha ditolak.
Data diolah dengan Predictive Analytics SoftWare (PASW) Statistics 18.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SMA Negeri 1 Wonosari berdiri dengan nomor statistik sekolah
301031017035 dengan nama SMA N 1 Delanggu dan dipimpin oleh Drs.
Gatot Sarjono (Alm) sebagai kepala sekolah pertama di SMA N 1 Wonosari.
Lokasi SMA N 1 Wonosari adalah di Jalan Yogya-Solo, Pakis,
Wonosari, Klaten. Kepala sekolah SMA N 1 Wonosari adalah Bapak Drs. H.
Supardi, SH. SMA N 1 Wonosari memiliki 62 orang guru pengajar tetap dan
memiliki 21 guru dan karyawan tidak tetap.
SMA N 1 Wonosari mempunyai 24 ruang Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM), 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang tata usaha, 1 ruang guru, 2 ruang
guru BK, 1 ruang perpustakaan, 5 ruang laboratorium, 2 ruang UKS, 1 ruang
OSIS, 1 Mushola, 1 toko koperasi sekolah, 4 kamar mandi guru, dan 12
kamar mandi siswa. Dalam penelitian ini responden yang diambil adalah 30
siswi kelas X dari 316 siswa.
B. Data Lama Menstruasi
Dalam penelitian ini dilakukan pengambilan data rata-rata lama
menstruasi dengan menggunakan kuesioner dan wawancara pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
siswi SMAN 1 Wonosari, dan didapat hasil distribusi frekuensi rata-rata lama
menstruasi selama 6 bulan seperti ditunjukkan dengan histogram berikut ini :
Gambar 3. Histogram rata-rata lama menstruasi
Berdasarkan data tersebut dapat diperoleh data dari penelitian bahwa
lama rata-rata menstruasi terendah adalah 4 hari , menstruasi terlama adalah
12 hari , dengan rata-rata lama menstruasi adalah selama 6,67 hari dengan
standar deviasi 1,561.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
C. Data Kadar Hemoglobin
Dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin
dengan metode cyanmethemoglobin oleh petugas laboratorium dari Rumah
Sakit Rejosari Husada. Distribusi frekuensi kadar hemoglobin ditunjukkan
dengan dan histogram berikut ini :
Gambar 3. Histogram kadar hemoglobin
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut diperoleh data kadar
hemoglobin yang terendah adalah 9,3 gr/dl, tertinggi adalah 13,8 gr/dl, rata-
rata kadar hemoglobin adalah 12,06 gr/dl dengan standar deviasi 1,215.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
D. Perbandingan Lama Menstruasi dengan Kadar Hemoglobin
Dari data primer dapat dilihat perbandingan lama menstruasi terhadap
kadar hemoglobin dari crosstabulation dibawah ini :
HB * Hari Crosstabulation
Count
Hari
Total 4 5 6 7 8 9 12
HB 9.3 0 0 0 0 0 0 1 1
9.6 0 1 0 0 0 0 0 1
9.8 0 0 0 0 0 1 0 1
10.1 0 0 0 0 1 0 0 1
10.7 0 0 0 1 0 0 0 1
11.0 0 0 0 0 1 0 0 1
11.1 0 0 0 0 1 0 0 1
11.5 0 0 0 1 0 0 0 1
11.8 0 1 1 2 0 0 0 4
11.9 0 0 1 1 0 0 0 2
12.1 0 0 1 0 0 0 0 1
12.3 0 0 0 0 1 0 0 1
12.4 0 0 1 1 0 0 0 2
12.6 0 1 2 0 0 0 0 3
12.8 0 0 0 1 0 0 0 1
13.0 0 0 1 0 0 0 0 1
13.1 0 0 0 1 0 0 0 1
13.2 0 1 1 0 0 0 0 2
13.4 0 1 0 0 0 0 0 1
13.5 0 1 0 0 0 0 0 1
13.6 1 0 0 0 0 0 0 1
13.8 0 0 0 1 0 0 0 1
Total 1 6 8 9 4 1 1 30
Tabel 1. Crosstabulation lama menstruasi terhadap kadar hemoglobin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
E. Analisis Hubungan Lama Menstruasi dengan Kadar Hemoglobin
1. Pengujian Prasyarat Analisis
Analisis data dengan menggunakan uji Korelasi Product Moment
dari Pearson memiliki prasyarat dalam statistik parametrik yaitu data
terdistribusi normal. Oleh karena itu perlu dilakukan uji normalitas data.
Hasil uji normalitas data setelah dilakukan pemeriksaan lama
menstruasi menggunakan Kolmogorov-Smirnova dengan p (0,191) > 0,05
maka disimpulkan data terdistribusi normal. Hasil uji normalitas data
kadar hemoglobin menggunakan Kolmogorov-Smirnova dengan p
(0,497) > 0,05 maka disimpulkan data terdistribusi normal.
2. Analisis Data
Setelah prasyarat dalam statistika parametrik yaitu data
berdistribusi normal terpenuhi, maka data dapat dianalisis dengan uji
Korelasi Product Moment dari Pearson karena data yang dianalisis pada
tiap variabel merupakan data ratio dan interval. Peneliti melakukan
analisis data dengan komputer program Predictive Analytics SoftWare
(PASW) statistics 18. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui ada
atau tidaknya hubungan antara rata-rata lama menstruasi dengan kadar
hemoglobin pada remaja siswi kelas X.
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan program
komputer PASW versi 18 diperoleh r hitung= 0,624 kemudian nilai ini
dibandingkan dengan nilai r tabel dengan taraf signifikansi 5% yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
0,361. Karena nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel (0,624>0,361) dan
p=0,000 (p
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
BAB V
PEMBAHASAN
Dari data primer yang dihasilkan selama penelitian dapat dilihat adanya
data yang menyebutkan rata-rata dari lama menstruasi adalah sekitar 6 hari (6,67
hari) dengan nilai terendah yaitu 4 hari dan nilai tertinggi yaitu 12 hari sedangkan
rata-rata dari kadar hemoglobin remaja siswi adalah sebesar 12,06 gr/dl dengan
nilai terendah sebesar 9,3 gr/dl dan nilai tertinggi sebesar 13,8 gr/dl. berdasarkan
rentang data yang didapat selama penelitian dapat dilihat siswi dengan lama
menstruasi terendah memiliki kadar hemoglobin sebesar 13,6 gr/dl sedangkan
siswi dengan lama menstruasi sepanjang 12 hari memiliki kadar hemoglobin
sebesar 9,3 gr/dl. Keseluruhan responden rata-rata memiliki riwayat ganti
pembalut sebanyak 2-3 kali setiap harinya.
Siswi dengan lama menstruasi dibawah rata-rata memiliki kadar
hemoglobin yang cenderung diatas rata-rata sedangkan pada siswi dengan lama
menstruasi lebih dari rata-rata lama menstruasi memiliki kadar hemoglobin yang
cenderung di bawah rata-rata, sehingga dapat diperkirakan adanya hubungan lama
menstruasi dengan kadar hemoglobin pada remaja putri. Keadaan ini dibuktikan
dengan analisis data didapatkan r sebesar -0,624 (>0,361) dan p sebesar 0,000
(
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
menstruasi yang lebih panjang pengeluaran darah yang dialami cenderung lebih
banyak dan pengeluaran zat besi karena perdarahan pun akan semakin banyak.
Keadaan ini sesuai dengan teori yang disebutkan Hudges (1995) yaitu tentang
pengeluaran zat besi. Dalam diet sehari-hari, rata-rata terkandung 10-20 mg zat
besi perhari. Seseorang dengan simpanan zat besi dalam jumlah normal akan
mengabsorbsi besi kira-kira 5-10% dari jumlah total masukan, yaitu sekitar 0,5-2
mg setiap harinya. Sedangkan untuk seseorang dengan defisiensi zat besi akan
mampu menyerap sampai dengan 50% dari total masukan zat besi atau sekitar 5-
10 mg. Tidak ada mekanisme spesifik untuk ekskresi zat besi, namun tidak dapat
dihindari hilangnya zat besi sehari-hari sebagai akibat eksfoliasi usus halus dan
sel-sel epitel kulit dimana pada semua sel ini terdapat enzim-enzim yang
mengandung zat besi. Rata-rata kehilangan zat besi setiap hari pada orang normal
adalah sekitar 0,6-1 mg. Sedangkan pada wanita menstruasi kehilangan zat besi
bisa mencapai 42 mg setiap siklus. Dengan demikian maka zat besi dalam darah
akan menjadi sangat rendah sehingga kadar hemoglobin dalam darah pun akan
menurun.
Menurut penelitian Shams, dkk pada tahun 2010 menyatakan bahwa
wanita yang sedang mengalami menstruasi adalah populasi yang sangat penting
untuk diperhatikan kesehatannya. Pada populasi wanita yang sedang menstruasi,
anemia defisiensi besi terjadi sebanyak 5% sampai dengan 10%. Wanita yang
sedang menstruasi, hamil, dan menyusui sangat rentan terhadap terjadinya anemia
defisiensi besi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Menurut penelitian Al-sayes pada tahun 2011, kehilangan darah yang
banyak pada wanita merupakan faktor resiko penting yang dapat menyebabkan
anemia defisiensi besi pada wanita. Zat besi akan keluar sebanyak kurang lebih 42
mg setiap siklus menstruasi. Sedangkan pada laki-laki atau wanita yang tidak
sedang menstruasi akan kehilangan zat besi sebesar 1 mg per harinya. Wanita
dengan lama menstruasi diatas 8 hari dengan riwayat perdarahan dan gumpalan
pada saat menstruasi memiliki resiko yang lebih besar mengalami anemia
defisiensi besi. Dari data primer dapat dilihat bahwa remaja dengan menstruasi 8
hari memiliki kadar hemoglobin rata-rata sebesar 11,1 gr/dl sedangkan remaja
dengan lama menstruasi 9 hari memiliki kadar hemoglobin 9,8 gr/dl. Sehingga
dapat disimpulkan kehilangan zat besi yang berkelanjutan pada wanita menstruasi
akan memperbesar faktor resiko wanita tersebut mengalami anemia.
Menstruasi menyebabkan remaja membutuhkan lebih banyak zat besi,
karena zat besi yang hilang dari tubuh saat menstruasi lebih banyak. Oleh karena
itu apabila kebutuhan yang tinggi ini tidak dapat dipenuhi maka kemungkinan
terjadinya anemia defisiensi besi cukup tinggi. Berdasarkan hasil Survey Rumah
Tangga (1995), dalam Depkes (2000) prevalensi anemia gizi besi pada remaja
putri sebesar 57,1 %. Berdasarkan penelitian yang serupa yang dilaksanakan oleh
Handayani (2007), diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan yang sangat
bermakna antara lama menstruasi dengan anemia pada remaja putri di SMK
Negeri 1 Metro Lampung dengan taraf signifikansi p=0,001.
Pada hasil penelitian ini terdapat beberapa data yang berbeda yang tidak
sesuai dengan hipotesis yaitu adanya beberapa remaja siswi yang mengalami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
anemia pada golongan remaja putri dengan lama menstruasi yang pendek, dan ada
pula remaja siswi dengan kadar hemoglobin yang tinggi pada golongan remaja
siswi dengan lama menstruasi yang panjang. Hal ini disebabkan adanya banyak
faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin yang tidak dapat di kontrol oleh
peneliti seperti pola aktivitas dan pola istirahat remaja ataupun pola makan remaja
siswi. Selain itu, pada penelitian ini masih terdapat beberapa kekurangan yaitu
belum bisa diungkapkan semua faktor luar tersebut secara mendetail karena
terbatasnya instrumen pengukuran, dana, tenaga dan alokasi waktu penelitian,
dimana kekurangan ini sangat diharapkan untuk dapat dilengkapi pada penelitian
selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Ada hubungan negatif antara lama menstruasi dengan kadar
hemoglobin. Artinya semakin lama menstruasi maka akan semakin
rendah kadar hemoglobin, diperoleh r hitung= 0,624 dan p=0,000
(p