44
HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA KUPU-KUPU PADA ATLET RENANG KOTA MAKASSAR PROPOSAL PENELITIAN Diajukan Dalam Rangka Penyusunan Skripsi Pada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar VERY FADLY FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2011 HALAMAN PERSETUJUAN LITIAN : HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA KUPU-KUPU PADA ATLET RENANG KOTA MAKASSAR JENIS PENELITIAN : DESKRIPTIF N A M A : VERY FADLY N I M : 083204031 F A K U L T A S : ILMU KEOLAHRAGAAN

Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fdfdfdgfghfhg

Citation preview

Page 1: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN  DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA KUPU-KUPU

PADA ATLET RENANG KOTA MAKASSAR

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Dalam Rangka Penyusunan SkripsiPada Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Makassar

VERY FADLY

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAANUNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2011

HALAMAN PERSETUJUAN

JUDUL PENELITIAN    :  HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA KUPU-KUPU PADA ATLET RENANG KOTA MAKASSARJENIS PENELITIAN      :  DESKRIPTIFN A M A                         :  VERY FADLYN I M                             :  083204031F A K U L T A S             :  ILMU KEOLAHRAGAAN

   Makassar,                    2011    

    Pembimbing Akademik                                               Mahasiswa

Page 2: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

Dr.Ahmad Rum Bismar, M.Pd                                         Very Fadly         NIP. 19661030 199203 1 003                                       NIM. 083204031

Diketahui Oleh,

Ketua JurusanPendidikan Kepelatihan Olahraga

Drs.Nadwi Syam, M.KesNIP. 195 412 311 988031 002

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan manusia olahraga mempunyai arti dan makna sangat penting,

karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam kehidupan.

Salah satu tujuan mereka berolahraga adalah untuk meningkatkan kesegaran jasmani

menjadi lebih baik. Olahraga pada hakikatnya adalah setiap aktifitas fisik dimana

dilandasi semangat perjuangan melawan diri sendiri orang lain maupun lingkungan.

Olahraga adalah gerak manusia yang dilakukan secara sadar, dengan cara-cara

efektif yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk memelihara serta meningkatkan

kualitas manusia, dengan memandang manusia sebagai salah satu kesatuan psiko fisik

yang komplek. Olahraga renang adalah olahraga yang komplek. Dalam gerakan renang

harus selalu menggerakkan seluruh tubuh kita terutama kepala, tangan dan kaki.

Page 3: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

Gerakan renang dilakukan dengan koordinasi gerakan antara anggota tubuh harus

optimal agar mencapai hasil yang optimal pula.

Renang merupakan cabang olahraga yang berbeda jika di bandingkan dengan

cabang olahraga lain pada umumnya. Renang di lakukan di air, sehingga factor

gravitasi bumi di pengaruhi oleh daya tekan air ke atas. Kegunaan olahraga dewasa ini

semakin hari semakin bertambah penting bagi kehidupan setiap manusia, baik olahraga

itu dilihat dari segi pendidikan (paedagogis), segi kejiwaan (psycologis), segi fisik

(physiologis) maupun dari segi hubungan sosial. Hal tersebut mengingat peranan

olahraga terhadap pertumbuhan dan perkembangan fisik manusia sangat besar.

Dengan melakukan olahraga secara teratur otot akan menjadi kuat dan berkembang

serta membuat organ-organ tubuh berfungsi dengan baik.

Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup dikenal diseluruh

lapisan masyarakat, baik dari kalangan anak-anak sampai orang tua. Indikasi ini

diperkuat dengan dikenalnya bangsa Indonesia sebagai Negara kepulauan, karena

hampir separuh wilayah Negara kita adalah laut.

Berbicara tentang olahraga renang, maka terdapat beberapa faktor yang dapat

menyebabkan tidak optimalnya kemampuan seseorang dalam renang, diantaranya

adalah karena tidak didukung dengan keadaan struktur tubuh yang dimiliki, tidak

ditunjang dengan kemampuan fisik yang memadai, kurangnya dorongan/ motivasi

dalam berenang dan sebagainya.

Berdasarkan observasi saya sebagai peneliti saya melihat bahwa dalam renang

prestasi atlet banyak yang surut karna komponen kondisi fisik yang tidak sesuai dengan

harapan, khususnya komponen-komponen kondisi fisik yang harus diperhatikan di

Page 4: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

nomor kupu-kupu. Karena di nomor ini atlet renang kota Makassar jarang meraih

prestasi optimal di tingkat nasional.

Atlet yang memiliki struktur tubuh yang baik yakni menyangkut tentang kekuatan

otot tungkai, kekuatan otot lengan dan kelentukan togo adalah merupakan salah satu

potensi  yang baik untuk mendapatkan kecepatan dalam renang. Oleh karena itu, orang

yang mempunyai kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan dan kelentukan togo rata-

rata memiliki kemampuan fisik yang baik seperi kekuatan, kecepatan, daya tahan dan

lain-lain. Olehnya itu dapat dikatakan bahwa struktur tubuh merupakan prakondisi yang

dapat menunjang kecepatan renang pada atlet untuk mendapatkan hasil yang

maksimal dalam bertanding.

Dari hasil analisis di atas dapat di simpulkan bahwa dalam pengembangan

cabang olahraga renang khususnya perlu ada penelitian yang ilmiah dalam mencapai

prestasi yang optimal. Dengan demikian, agar lebih terkoordinirnya pengembangan

dalam ilmu olahraga itu sendiri, dan bagi mereka yang mengikuti strudi pada program

Strata 1 perlu adanya persyaratan untuk melakukan penelitian untuk itu peneliti

mengangkat judul penelitian ini sebagai berikut: “Hubungan Kekuatan Otot Tungkai,

Kekuatan Otot Lengan Dan Kelentukan Togok Terhadap Kecepatan Renang Gaya

Kupu-Kupu Pada Atlet Renang Kota Makassar”.

B.    Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka

permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut:

Page 5: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

1.     Apakah ada hubungan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang gaya kupu-

kupu pada atlet renang kota makassar?

2.     Apakah ada hubungan kekuatan otot lengan terhadap kecepatan renang gaya kupu-

kupu pada atlet renang kota makassar?

3.     Apakah ada hubungan kelentukan togok terhadap kecepatan renang gaya kupu-kupu

pada atlet renang kota makassar?

4.     Apakah ada hubungan kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan dan kelentukan

togok terhadap kecepatan renang gaya kupu-kupu pada atlet renang kota makassar?

C.    Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sesuai dengan permasalahan

yang di angkat adalah sebagai berikut:

1.     Untuk mengetahui apakah ada hubungan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan

renang gaya kupu-kupu.

2.     Untuk mengetahui apakah ada hubungan kekuatan otot lengan terhadap kecepatan

renang gaya kupu-kupu.

3.     Untuk mengetahui apakah ada hubungan kelentukan togok terhadap kecepatan

renang gaya kupu-kupu.

Page 6: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

4.     Untuk mengetahui apakah ada hubungan kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan

dan kelentukan togok terhadap kecepatan renang gaya kupu-kupu.

D.    Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat sebagai berikut:

1.     Sebagai sumbangan yang berarti bagi perkembangan olahraga terutama dalam

peningkatan kecepatan renang gaya kupu-kupu.

2.     Menambah ilmu pengetahuan dalam perkembangan renang pada

penulis khususnya.

3.     Berguna bagi pelatih bahwa komponen fisik khusunya kekuatan otot tungkai, kekuatan

otot lengan dan kelentukan togok terhadap kecepatan gaya kupu-kupu.

4.     Berguna bagi usaha  penelitian yang lebih luas dalam rangka pengembangan prestasi

khususnya prestasi renang agar dapat diketahui berbagai struktur tubuh yang dapat

menunjang kecepatan renang gaya kupu-kupu.

Page 7: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIRDAN HIPOTESIS PENELITIAN

A.    Tinjauan pustaka

Tinjauan pustaka merupakan kerangka acuan atau sebagai landasan teori dalam

melakukan suatu penelitian. Teori-teori yang dikemukakan diharapkan dapat

menunjang penyusunan kerangka pikir yang merupakan dasar dalam merumuskan

hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap masalah dalam penelitian ini.

1.     Renang gaya kupu-kupu

Renang gaya kupu-kupu adalah sebagai gaya lanjutan, artinya para perenang

untuk merenangkan gaya ini telah dapat melakukan gaya yang lain (gaya crawl atau

gaya dada). Renang gaya kupu-kupu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gaya

kupu-kupu dolphin, yaitu gaya kupu-kupu yang menggunakan gerakan tungkai

menirukan lecutan ekor ikan dolphin. Gaya ini biasa disebut gaya dolphin kick atau The

Dolphin Butterfly Stroke (Kasiyo, 1980 : 15).

Page 8: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

Pada awalnya gaya kupu-kupu merupakan modifikasi dari gaya dada, dimana

gerakan kakinya sama dengan gaya dada, sedangkan gerakan lengannya (sapuan)

berlawanan arah dengan gaya dada. Recovery lengan dilakukan di luar air, tidak seperti

gaya dada dimana recovery lengan dilakukan di dalam air, sehingga gaya kupu-kupu ini

dapat bergerak lebih cepat dibanding dengan gaya dada. Gaya kupu-kupu ini disebut

juga gaya dada modern. Perkembangan berikutnya gerakan tungkai gaya kupu-kupu

menggunakan gerakan meniru gerakan ekor ikan dolphin, sehingga gaya ini disebut

gaya dolphin. Dengan gerakan tungkai ikan dolphin ternyata hasilnya lebih cepat

dibandingkan dengan menggunakan gerakan tungkai gaya dada. Hingga sekarang

setiap perlombaan renang gaya kupu-kupu selalu menggunakan gaya dolphin kick.  

Dalam membicarakan gaya kupu-kupu, nadwi syam membagi menjadi 5 (lima)

bagian, yang terdiri dari:

1)    Posisi Badan

2)    Gerakan Kaki

3)    Gerakan Lengan

4)    Pernapasan

5)    Koordinasi Gerakan

1.     Posisi Badan

Page 9: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

Dalam setiap renangan kita harus ingat bahwa posisi badan harus di usahakan

sedatar mungkin dengan permukaan air.pada gaya kupu-kupu terjadi gerakan dari

tubuh yang naik turun secara vertikal sesuai dengan irama gerakan dari kaki dan

pukulan dolphin.gerakan tubuh yang naik turun ini tidak di jumpai pada gaya renang

yang lain.dengan gerakan naik turun dalam renang tersebut maka tahanan depan akan

bertambah,sehingga untuk membentuk posisi badan yang datar seperti pada gaya

bebas dan gaya punggung tidak mungkin.Namun demikian haruslah dijaga agar

tahanan depan yang dihasilkan gaya kupu-kupu ini sekecil mungkin,dengan usaha agar

posisi badan sedatar mungkin.

Ada 2 hal yang perlu diperhatikan pada gaya kupu-kupu yang dapat

menghasilkan posisi badan yang streamline.

1)    Pada waktu bernafas kepala di usahakan naik serendah mungkin asalkan mulut telah

keluar dari permukaan air dan cukup untuk mengambil nafas.secepatnya setelah

pengambilan nafas selesai,kepala tunduk kembali untuk menjaga posisi badan yang

streamline.

2)    Gerakan menendang dari kedua kaki yang merupakan pukulan kaki ikan

dolphin,haruslah di usahakan tidak terlalu dalam sebab pukulan yang terlalu dalam

hanya akan menambah tahanan  depan saja.tendangan kedua kaki dilakukan dengan

cara menekuk kedua kaki pada persendian lutut untuk kemudian diluruskan lagi dengan

keras.menekuknya kedua kaki haruslah diusahakan sedikit saja jangan terlalu

dalam.bila bengkokan sendi lutut terlalu dalam,maka tendangan kaki tersebut tidak

Page 10: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

terlalu efisien dan tahanan depan akan besar dengan demikian akan menghasilkan

sikap badan yang tidak streamline.

2.     Gerakan Kaki

Tendangan kaki gaya kupu-kupu sebenarnya hampir sama dengan gerakan kaki

pada gaya bebas,yaitu bergerak naik turun secara vertikal.bedanya yaitu pada gaya

kupu-kupu tendangan kaki naik turun tersebut dilakukan secara bersama-sama

(serentak) dan semetris antara kaki kanan dan kaki kiri,sedang tendangan kaki pada

gaya bebas dilakukan dengan naik turun secara bergantian antara kaki kanan dengan

kaki kiri.

Tendangan kaki pada gaya kupu-kupu dimulai pada pangkal paha dengan cara

menekuk kaki pada persendian lutut ,penekukan kaki dilakukan kecil saja sehingga

telapak kaki tidak keluar pada permukaan air.tetapi hanya sebagian dari telapak kaki

yaitu jari-jari kaki saja yang keluar dari permukaan air.penekukan kaki atau gerakan

kaki keatas dilakukan dengan rileks dan pelan sedangkan gerakan kaki kebawah atau

meluruskan kaki dengan kekuatan yang besar,dimana punggung kaki menendang

dengan keras kearah bawah.

Pada waktu kaki bergerak ke atas telapak kaki dari keadaan bertekuk berubah

kekeadaan lurus,sedangkan pada waktu tendangan ke bawah yang keras, telapak kaki

dari keadaan lurus berubah menjadi keadaan bertekuk, gerakan telapak kaki menekuk

ini merupakan dorongan yang besar. Tendangan kaki ke bawah yang keras ini akan

mengakibatkan bagian badan terutama pantat bergerak ke atas, sedangkan pada waktu

Page 11: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

kaki bergerak ke atas, maka bagian badan terutama pantat akan bergerak turun.pada

satu kali putaran lengan tendangan kaki pada gaya kupu-kupu ini dilakukan dua kali,

kedua tendangan tersebut tidaklah sama,melainkan sedikit berbeda.

Perbedaan tersebut terletak pada keras atau dalamnya tendangan kaki.pada

tendangan yang pertama dilakukan dengan kuat dan dalam, sehingga mengakibatkan

pantat naik cukup tinggi sedangkan tendangan kaki yang kedua pelan dan tidak

dalam.fungsi dari tendangan kaki yang kedua adalah untuk menormalkan gerakan

pertama yang keras tadi sehingga pantat tidak meloncat tinggi ke atas, hal ini akan

sangat mengurangi tahanan depan.

Urutan gerakan kaki pada gaya kupu-kupu:

1)    Kaki dalam keadaan lurus sampai dengan telapak kaki.

2)    Gerakan kaki keatas dilakukan dengan cara kaki membengkokkan kaki pada

persendian lutut (articulatio genu).bengkoknya kaki ini tidak terlalu besar sehingga

hanya sebagian jari-jari kaki saja  yang keluar dari permukaan air.

3)    Tendangan kedua kaki kearah bawah dilakukan dengan keras terutama punggung

kaki. Tendangan ini dengan cara meluruskan kedua kaki dari sikap membengkok.

4)    Tendangan kaki ini masih berjalan, terlihat sikap kaki yang lurus dari sikap bengkok.

5)    Setelah tendangan kaki ke bawah berakhir, maka kaki di gerakkan ke atas dari sikap

kaki yang lurus untuk kemudian di tekuk pada persendian lutut.

Sedangkan Menurut Soejoko ( 1992:49-50 ) Gerakan kaki terdiri dari:

Page 12: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

1)    Irama gerakan kaki yang terdiri dari:1.) Naik turun mengarah lurus, 2.) Naik turun

dengan 6 pukulan kaki (the six beat kick), dengan kedalaman kaki di bawah permukaan

air ketika naik turun dari atas permukaan air berkisar 25 – 30 cm, 3.) naik turun dengan

4 pukulan kaki (the four beat kick atau broken tempo kick), 4.) naik turun dengan 2

pukulan kaki (the two beat kick) , 5.) naik turun dengan 2 pukulan kaki menyilang (the

two beat crossover kick)

2)    Pada fase istirahat (disaat lutut membengkok, membentuk sudut untuk memukul dan

melecut) mempunyai sudut berkisar antara 30° - 40°.

3)    Kedalaman paha ketika melakukan gerakan ke bawah atau saat memukul atau

melecut adalah 25 – 30 cm dari permukaan air.

4)    Kedalaman tungkai kaki bagian bawah atau telapak kaki dari permukaan air ketika

melakukan pukulan dan lecutan sekitar 30-35 cm.

3.     Gerakan Lengan

Pada gaya kupu-kupu kedua lengan haruslah di gerakkan secara serentak dan

sometris antara lengan kiri dan lengan kanan.

Gerakan lengan pada gaya kupu-kupu terbagi atas 2 (dua)bagian yaitu:

1)    Gerakan Recovery

Gerakan Recovery lengan adalah gerakan lengan pada saat akhir dayungan

sampai dengan pada saat permulaan dayungan. Gerakan recovery ini sebagai berikut:

Setelah kedua tangan keluar dari air tangan mulai dilemparkan ke depan pada

posisi yang rendah dalam bentuk parabola yang datar. Gerakan ini dilakukan dengan

rileks, kedua tangan masuk kedalam air pada titik sedikit diluar garis bahu.gerakan

Page 13: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

recovery lengan ini dilakukan secara serempak dan simetris antara lengan kiri dan

lengan kanan.

2)    Dayungan Lengan

Gerakan menarik (pull) dan gerakan mendorong (push).setelah tangan masuk

kedalam air, maka mulailah dengan lengan kea rah lurus kemudian gerakan berubah

arah dengan memutar ke arah dalam. Pada saat berputar kedalam lengan di tekuk

±135º pada sudut siku.gerakan kedalam ini masih dalam gerakan tarikan.gerakan

selanjutnya tangan berubah arah yaitu memutar keluar.gerakan lengan memutar keluar

ini merupakan gerakan dorongan dari lengan.akhir dari dorongan apabila kita

perhatikan gerakan dari telapak tangan  gaya kupu-kupu pada saat mendayung adalah

sebagai berikut:

Setelah telapak tangan masuk kedalam air mulailah gerakan kearah luar

kemudian kedalam dan selanjutnya keluar lagi sampai selesai gerakan

mendayung.kedua telapak tangan akan membuat gerakan seperti bentuk lubang kunci

(key hole).selama dayungan telapak tangan  menyesuaikan dengan gerakannya.pada

gerakan keluar telapak tangan menghadap keluar, pada saat  putaran kedalam telapak

tangan yang menghadap keluar menjadi menghadap kedalam dan pada gerakan

memutar keluar maka telapak tangan memutar dari menghadap kedalam menjadi

menghadap keluar.kecepatan gerakan dari arah pelan keaarah keras.sehingga pada

saat dorongan  harus dilakukan sekeras-kerasnya. Bila kita perhatikan gerakan lengan

dari gaya kupu-kupu sebenarnya hamper sama dengan gerakan lengan pada gaya

bebas baik pada gerakan recovery maupun pada gerakan mendayung.bedanya pada

gaya kupu-kupu dilakukan secara serempak dan simetris antara lengan kanan dan

Page 14: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

lengan kiri sedangkan gaya bebas gerakan lengan dilakukan secara bergantian antara

lengan kanan dan lengan kiri.

Urutan gerakan lengan pada gaya kupu-kupu:

a.     Lengan pada saat akhir dayungan untuk persiapan recovery.

b.     Lengan pada saat pelaksanaan recovery dengan melemparkan lengan kearah

samping permukaan air.

c.     Lengan pada kahir recovery dimana kedua tangan masuk ke dalam air di depan

kepala pada garis bahu.

d.     Kedua lengan masuk kedalam air dengan sikap tunduk.

e.     Kedua lengan mulai melakukan tarikan kearah luar

f.      Kedua lengan mulai bergerak kea rah dalam masih dalam tarikan menekuk lengan

pada persendian siku.

g.     Kedua lengan mulai dengan dorongan kea rah dalam

h.     Kedua lengan pada akhir dayungan, dimana kedua ibu jari menyentuh paha.

4.     Pernapasan

Pernapasan pada gaya kupu-kupu dilakukan dengan mengangkat kepala

kedepan seperti pada gaya dada.pengankatan kepala di lakukan pada saat akhir dari

tarikan dan memulai dari dorongan lengan,naiknya kepala dari permukaan  air

diusahakan sedikit mungkin asal mulut telah keluar dari permukaan air dan dapat

melaksanakan pernapasan.pengambilan napas dilakukan dengan cepat,dengan cara

menarik napas lewat mulut secara meledak(cepat),secepatnya setelah mengambil

napas kepala segera diturunkan lagi untuk menghindari bertambahnya tahanan

Page 15: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

depan.pengeluaran udara dilakukan dalam air di saat kepala akan keluar dari

permukaan air.pengeluaran udara dilakukan lewat hidung secara meledak(cepat).

5.     Koordinasi gerakan

Pada gaya kupu-kupu harus ada persesuain gerakan antara gerakan lengan dan

gerakan kaki. Persesuaian tersebut terutama dalam hubungan sikap badan yang naik

turun secara vertikal lengan,meliuk-liuk seperti halnya ikan dolphin yang sedang

berenang.pada satu kali putaran lengan terjadi putaran kaki dua kali,keras dan lemah.

Pada saat permulaan tarikan dilakukan tendangan kaki yang pertama (keras) pada saat

dorongan lengan dilakukan tendangan kaki yang kedua (lemah).

2.     Kekuatan otot tungkai

Kekuatan (strength) adalah komponen kondisi fisik seseoarang tentang

kemampuanya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja

(M. Sajoto, 1995:8). Jadi kekuatan otot tungkai adalah kemampuan otot-otot tungkai

untuk menahan beban sewaktu bekerja.

Menurut Jensen (1983 : 154) kekuatan dasar untuk penampilan gerak, dan

mungkin kekuatan merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam penampilan

prestasi gerak. Hampir semua penampilan prestasi gerak yang giat bersemangat

tergantung pada kemampuan dalam menerapkan besarnya force melawan resistance,

peningkatan kekuatan sering memberi kontribusi terhadap prestasi performance gerak

menjadi lebih baik.

Page 16: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

Strength menurut Wilmore (1986:113) ialah dapat didefinisikan sebagai

kemampuan maksimum yangdiaplikasikan atau untuk resistance force, dan strength

sebenarnya merupakan komponen fisik yang paling dasar, terbebas dari power dan

daya tahan otot, yaitu tergantung dari tingkat kekuatan otot dari masing-masing

perenang.

Kemudian Menurut Harsono ( 1988 : 177 ) menyatakan sebenarnya strength,

power dan daya tahan otot atau endurance otot, ketiga tersebut saling mempunyai

hubungan dengan faktor dominannya yaitu strength. Strength tetap merupakan dasar

atau basis dari power daya tahan otot. Strength yaitu kemampuan otot untuk

membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Kekuatan otot merupakan

komponen yang sangat penting atau kalau bukan yang paling penting guna

meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan.

Bertolak dari pengertian diatas maka kemampuan fisik khususnya strength

dalam menunjang kecepatan renang gaya kupu-kupu hubungannya dengan kekuatan

otot tungkai terhadap prestasi atlet renang gaya kupu-kupu adalah sebagai berikut:

Untuk mengerakkan otot tungkai, otot pergelangan kaki yang meliputi : Musculus

Quadriceps extensor, gastrocnomius, dan gluteus maximus, quadriceps extensor tediri

dari empat macam otot yaitu rectus femoris, vastus lateralis, vastus intermedialis, dan

vastus medilalis. Otot-otot ini terlibat pada waktu seorang melakukan renang gaya

kupu-kupu dan berperan untuk dorongan kedepan (Soejoko H, 1992:15).

3.     Kekuatan otot lengan

Page 17: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

Dalam cabang olahraga renang khususnya pada gaya kupu-kupu kekuatan otot

lengan sangat menentukan tercapainya suatu hasil yang maksimal. Kemampuan

lengan dalam melakukan suatu gerakan hentakan harus optimal, jika lengan kurang

memiliki kemampuan fisik seperti kekuatan maka kemampuan dalam melakukan

gerakan-gerakan yang baik tidak akan tercapai. Kontraksi otot ini menghasilkan tenaga

eksternal untuk menggerakkan anggota tubuh. Kekuatan lengan berkaitan atau

berhubungan erat dengan kemampuan renang pada gaya kupu-kupu dengan

menggunakan kekuatan dinamis karena dalam melakukan gaya tersebut atlit berusaha

untuk memindahkan posisi badan dari ujung kolam ke ujung kolam, dalam hal ini lengan

adalah alat penggerak dalam melakukan ayunan menghambat tahanan didalam air

guna membawa tubuh didalam menyikapi teknik-teknik yang ada pada gaya kupu-kupu

itu sendiri.

Menurut Soejoko H (1992 : 14 -15 ) ada beberapa fungsi kekuatan otot lengan

dalam olahraga renang antara lain:

1.     Untuk menggerakkan lengan sebagai pendayung: latisimusdorsi pectoralis major,

teres major, dan triceps otot-otot ini penting untuk menariklengan ke dalam air dan

menjadi tenaga dorong untuk ke empat gaya renang yang di perlombakan.

2.     Untuk menggerakkan lengan memutar kedalam: teres major, sub scapularis, latisimus

dorsi, dan pectoralis major. Pada ke empat gaya renang yang diperlombakan otot-otot

ini digunakan untuk memutar lengan bila perenang melakukan gaya dengan benar.

Untuk menggambarkan gerakan ini dengan meluruskan lengan kedepan secara

mendatar, siku bengkokkan sehingga membentuk sudut 450, selanjutnya angkat siku

tersebut dan turunkan tangan.

Page 18: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

3.    Untuk menggerakkan pergelangan tangan dan fleksor jari-jari: fleksor carpi, ulnaris,

dan palmaris longus. Banyak di antara perenang yang otot-ototnya ini kurang kuat

menahan air, sehingga waktu lengannya ditarik jari-jarinya terbuka.

4.    Untuk menggerakkan extensor siku: triseps. Pada saat orang perenang akan

mengakhiri tarikan lengannya dalam gaya crawl, dada,dan kupu-kupu akan

menggunakan otot extensor, sikunya untuk menyibakkan air ke belakang (Soejoko H.,

1992 : 14-15).

Tentunya  tidak lepas dari hal di atas maka kondisi fisik utama yang menunjang

sebagai penopang agar mampu melakukan gerakan kupu-kupu yang baik dan

maksimum karena kekuatan itu sendiri merupakan basis dari semua komponen kondisi

fisik yang dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan

4.     Kelentukan togok

Pada dasarnya semua cabang olahraga membutuhkan unsur kelentukan

(fleksibilitas), karena kelentukan menunjukkan kualitas yang memungkinkan suatu

sekmen bergerak semaksimal menurut kemungkinan gerak. Kualitas iti kemungkinan

otot-otot atau sekelompok otot untuk memanjang dan memendek serta memanfaatkan

sendi-sendi secara maksimal.

Berdasarkan hal tersebut, maka setiap cabang olahraga mempunyai persamaan

mengenai pentingnnya unsur fleksibilitas dalam penampilan yang optimal. Untuk

cabang olahraga renang, kelentukan sangat di butuhkan utamanya pada saat

melakukan gerakan-gerakan teknik dasar tersebut. Harsono, (1988:163) memberikan

definisi sebagai berikut: ”kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan

Page 19: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

dalam ruang gerak sendi, kecuali oleh ruang gerak sendi, kelentukan juga ditentukan

oleh elastisitas tidaknya otot-otot, tendo dan ligamen”. Kelentukan merupakan tingkat

kemampuan maksimal dalam ruang gerak sendinya. Kemampuan fisik ini dipengaruhi

oleh elastisitas jaringan otot, tendo, ligamen, dan struktur kerangka tulang. Selain itu,

kelentukan juga dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, volume penampang otot dan

aspek psokologis dalam bekerja (berolahraga).

Jadi perlu di sadari bahwa tanpa pertimbangan yang memadai terhadap

kelentukan, cenderung akan mengurangi kemampuan otot dalam amplitudo gerakan

responden otot, sebagaimana di kemukakan oleh Paul Uram (1986:14) bahwa: ”latihan

dalam program atlet tanpa pertimbangan yang memadai bagi perkembangan

kelentukan cenderung untuk mengurangi jangkauan normal dari gerakan dan

membatasi responden otot”. Sadoso sumosardjono (1986:58) mengemukakan bahwa:

Latihan peregangan dapat memperbaiki dan membuat badan terasa enak” Dari sisi lain

kegunaan latihan kelentukan adalah untuk mempertahankan kekuatan bahkan dapat

meningkatkan kekuatan. Hal ini dapat di perkuat oleh Paul Uram (1986:7) yaitu: ”latihan

kelentukan dapat bermanfaat untuk memelihara kekuatan bahkan menabah kekuatan,

atau latihan kelentukan dapat bermanfaat bagi kelentukan, kecepatan dan ketahanan”.

Kemudian Sadoso Sumosardjono (1986:61). Juga mengatakan bahwa: ”Menambah

kelentukan dan peregangan ada pula hubungannya dengan kenaikan kekuatan. Ada

yang berpendapat bahwa dengan lebih banyak melakukan peregangan otot dan

menjadi lebih kuat”.

Begitu juga halnya dalam melakukan tehnik dasar renang, kelentukan memiliki

peran besar dimana pada saat melakukan gerakan tersebut kelentukan otot-otot pada

Page 20: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

togok harus lentur agar peregangan yang dilakukan tidak terasa, kaku dan tegang yang

akan mengakibatkan fatal bagi yang melakukannya.

Kelentukan merupakan salah satu aspek fisik yang sangat penting dalam

pencapaian prestasi yang optimal. Kelentukan di perlukan sekali hampir di setiap

olahraga yang membutuhkan ruang gerak sendi seperti renang.

Kelentukan atau daya lentur adalah efektifitas seseorang dalam menyesuaikan

diri dalam segala aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas. (M.Satojo, 1995:17).

Hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat (flexibility),persendian  pada

seluruh  tubuh.  Berdasarkan  pengertian kelentukan  otot  togokdalam  penelitian  ini

adalah  kemempuan melentukan  togok atau batang  tubuh sedemikian rupa sehingga

berbeda dalam sikap anatomis yaitu lurus antara batang tubuh dengan tungkai.

Renang gaya kupu-kupu dengan kelentukan togok sebagai upaya persiapan

pelaksanaan renang dalam gaya ini dimana kelentukan akan memberikan sudut

gerakan badan dalam ayunan. Kedua aspek tersebut merupakan satu kesatuan gerak

yang penting dalam menunjang pelaksanaan gaya kupu-kupu sehingga menghasilkan

unjuk kerja yang optimal.

Berkaitan   dengan   kelentukan   dan   fleksibilitas   togok, pada dasarnya

bertumpu pada luas tidaknya ruang gerak sendi-sendi tubuh. Lentuk  tidaknya

seseorang ditentukan besar  kecilnya   sendi-sendi   tubuh   dalam   bergerak   dan

dipengaruhi oleh elastisitas  otot-otot   tendon  dan   ligamen. Dengan  demikian

seseorang dikatakan memiliki kelentukan togok yang baik apabila orang tersebut

mempunyai luas gerak bagian togok yang sangat luas dalam sendi-sendinya dan

Page 21: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

elastisitas otot perut serta otot punggung yang baik.Kelentukan merupakan salah satu

aspek  kondisi  fisik yang  sangat  penting  dalam pencapaian  prestasi yang optimal.

Kelentukan adalah efektifitas seseorang dengan pengukuran tubuh dengan

pengukuran tubuh yang luas dan bahkan ada yang mengidentifikasikan kelentukan

sebagai suatu kemampua seseorang dalam melaksanakan gerakan dengan amplitude

yang luas. Dalam hal ini menyangkut kemampuan seseorang melalui gerakan-gerakan

jasmani atau usaha kelentukan.

Bertolak dari pengertian tersebut kelentukan yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah kelentukan togok kebelakang. Kelentukan togok belakang merupakan unsur fisik

yang juga sangat berperan dalam proses gerak renang gaya kupu-kupu. Pada proses

pola gerak ini di butuhkan kelentukan pada daerah togok. Dengan memiliki kelentukan

togok belakang yang lebih luas dan maksimum maka akan menghasilkan kecepatan

renang gaya kupu-kupu yang lebih efisien.

B.    Kerangka Berfikir

Kekuatanotot tungkaiKekuatan

Otot lenganKelentukan

TogokKecepatan renang gaya kupu-kupuAtlet Renang

Kota makassarGambar 1: Bagan kerangka berfikir

Atas dasar tinjauan pustaka yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

kerangka berpikir yang dapat dikemukakan oleh peneliti adalah Jika seseorang memiliki

kekuatan otot tungkai yang baik maka akan memberikan hubungan yang lebih besar

Page 22: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

terhadap kecepatan renang gaya kupu-kupu, Jika seseorang memiliki kekuatan otot

lengan yang baik maka akan memberikan hubungan yang lebih besar terhadap

kecepatan renang gaya kupu-kupu, Jika seseorang memiliki kelentukan togok yang baik

maka akan memberikan hubungan yang lebih besar terhadap kecepatan renang gaya

kupu-kupu, Dan Jika seseorang memiliki kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan

dan kelentukan togok maka akan memberikan hubungan yang lebih besar terhadap

kecepatan renang gaya kupu-kupu.

C.    Hipotesis penelitian

Atas dasar kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian ini dapat dikemukakan

sebagai berikut:

1.     Ada hubungan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang gaya kupu-kupu

pada atlet renang kota Makassar.

2.     Ada hubungan kekuatan otot lengan terhadap kecepatan renang gaya kupu-kupu

pada atlet renang kota makaasar

3.     Ada hubungan kelentukan togok terhadap kecepatan renang gaya kupu-kupu pada

atlet renang kota Makassar.

4.     Ada hubungan kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan dan kelentukan togok

terhadap kecepatan renang gaya kupu-kupu pada atlet renang kota Makassar.

1.     Hipotesisi I

Ho: r1 = 0

H1: r1  ≠ 0

2.     Hipotesis II

Page 23: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

Ho: r2 = 0

H1: r2  ≠ 0

3.     Hipotesis III

Ho: r3 = 0

H1: r3  ≠ 0

4.     Hipotesisi IV

Ho: R1.2.3 = 0H1: R1.2.3  ≠ 0

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian perlu diterapkan sesuai dengan prosedur dan ketentuan

yang sebenarnyaa untuk memperoleh data yang mempunyai tingkat validitas dan

reliabilitas. Dalam bab ini akan dikemukakan hal-hal yang menyangkut identifikasi

variabel dan desain penelitian, definisi operasional variabel, populasi dan sampel,

teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Pelaksanaan penelitian pada dasarnya adalah ingin memperoleh informasi

atau data guna memecahkan masalah yang diteliti. Informasi yang diharapkan

hendaklah melalui prosedur yang sistematis serta terarah dan bersifa ilmiah.

Penggunaan metode yang tepat akan menghasilkan jawaban terhadap masalah yang

diteliti. Jadi metode penelitian berarti cara-cara yang dipergunakan untuk mencapai

tujuan operasional suatu penelitian.

A.    Variabel dan desain penelitian

Page 24: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

1.     Variabel penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang akan menjadi titik perhatian

suatu penelitian. Ada dua macam variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat ,

sedangkan variabel terikat adalah variabel yang di pengaruhi variabel bebas.

Sedangkan variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a.   Variabel bebasnya ada tiga yaitu:

1)    Kekuatan otot tungkai  (X1),

2)    kekuatan otot lengan (X2).

3)    kelentukan togok (X3)

b.  Variabel terikatnya yaitu:

1)    Kecepatan Renang gaya kupu-kupu (Y).

2.     Desain penelitian

Desain penelitian sebagai rancangan atau gambaran yang dijadikan sebagai

acuan dalam melakukan suatu penelitian. Penelitian ini adalah jenis penelitian yang

bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengtahui ada tidaknya Hubungan Kekuatan

Otot Tungkai, Kekuatan Otot Lengan Dan Kelentukan Togok Terhadap Kecepatan

Renang Gaya Kupu-Kupu Pada Atlet Renang Kota Makassar.

Page 25: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

Dengan demikian model desai penelitian yang di gunakan secara sederhana

dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

                                                                                                 

Gambar 2: desain penelitian

Keterangan:

X1 = Kekuatan otot tungkai

X2 = Kekuatan otot lengan

X3 = Kelentukan togok

          Y  = Kecepatan renang gaya kupu-kupu

B.    Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari terjadinya pengertian yang keliru tentang konsep variabel

yang terlibat dalam penelitian ini, maka variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan

secara operasional sebagai berikut:

1.     Kekuatan otot tungkai yang dimaksud adalah komponen kondisi fisik seseorang

tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu

Page 26: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

bekerja (M.Sajoto,1995:8).jadi kekuatan otot tungkai adalah kemampuan otot-otot

tungkai untuk menahan beban sewaktu bekerja. Kekuatan otot tungkai seseorang dapat

di ketahui melalui satuan ukuran leg dynamometer.

2.     Kekuatan otot lengan yang dimaksud adalah Kemampuan lengan dalam melakukan

suatu gerakan hentakan ayunan yang menghambat tahanan didalam air guna

membawa tubuh didalam menyikapi teknik-teknik yang ada pada gaya kupu-kupu itu

sendiri. Kekuatan otot lengan seseorang dapat di ketahui melalui satuan ukuran push-

up.

3.     Kelentukan togok yang dimaksud adalah Kelentukan togok belakang yang merupakan

unsur fisik, yang juga sangat berperan dalam proses gerak renang gaya kupu-kupu.

Pada proses pola gerak ini di butuhkan kelentukan pada daerah togok. Dengan memiliki

kelentukan togok belakang yang lebih luas dan maksimum maka akan menghasilkan

kecepatan renang gaya kupu-kupu yang lebih efisien. Kelentukan togok belakakang

seseorang dapat di ketahui melalui satuan ukuran ekstention dynamometer.

4.     Kecepatan renang gaya kupu-kupu yang di maksud adalah kemampuan seseorang

untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan secara maksimal dalam bentuk yang

sama dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dengan jarak 50 meter.

C.    Populasi Dan Sampel

1.     Populasi

Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki. Populasi

dibatasi oleh sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang

Page 27: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

sama (Sutrisno Hadi, 1988:220). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto populasi

adalah keseluruhan obyek penelitian.

Olehnya itu Populasi dalam penelitian ini adalah atlet renang putra kota

Makassar.

2.     Sampel

Sebagian populasi yang diselidiki disebut sampel atau contoh (Sutrisno Hadi,

1988:221). Besar kecilnya sampel dari jumlah populasi sebenarnya tidak ada ketentuan

yang mutlak berapa persen sampel yang harus diambil dari populasi (Sutrisno Hadi,

1988:74).

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian individu

yang memiliki karakter sama untuk diselidiki dan dapat mewakili seluruh populasi.

Berdasarkan pengertian tersebut maka sampel yang diambil atau digunakan

dalam penelitian ini berjumlah 30 orang atlet renang putra kota Makassar.

D.    Teknik pengumpulan data

Data yang perlu dikumpulkan in adalah data dari berbagi unsure kondisi fisik

yaitu kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan, kelentukan togok dan kecepatan

renang 50 meter gaya kupu-kupu.

Data yang perlu dikumpulkan ini adalah survey tes dengan tekhnik

korelasi,pengambilan data dilakukan dengan pemberian tes dan pengukuran melalui

metode survey,yaitu peneliti mengamati secara langsung pelaksanaan tes dan

pengukuran dilapangan.tes dan pengukuran yang dilakukan meliputi:

Page 28: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

1.     Tes kekuatan otot tungkai

Tujuan     -   Untuk Mengukur kekuatan otot tungkai

Alat/fasilatas

-        Leg Dynamometer

-        Formulir tes dan alat tulis

Pelaksanaan

-        Teste memakai pengikat pinggang, kemudian berdiri dengan membengkokkan kedua

lututnya hingga membentuk sudut ± 450, kemudian alat pengikat pinggang tersebut

dikaitkan pada leg dynamometer.

-        Setelah itu teste berusaha sekuat-kuatnya meluruskan kedua tungkainya.

-        Setelah teste itu meluruskan kedua tungkainya dengan maksimum, lalu kita lihat

jarum alat-alat tersebut menunjukkan angka berapa.

-        Angka tersebut menyatakan besarnya kekuatan otot tungkai teste.

Penilaian

-        Skor terbaik dari tiga kali percobaan dicatat sebagai skor dalam satuan kg, dengan

tingkat ketelitian 0,5 kg.

2.     Tes kekuatan otot lengan

Tujuan     - Untuk mengukur kekuatan otot lengan

Alat/fasilitas

-        Lantai rata

-        Stopwatch

-        Formulir tes dan alat tulis

Pelaksanaan

Page 29: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

-        Sampel menempatkan kedua tangan pada lantai dengan posisi telungkup.

-        Selanjudnya sampel mengankat badan dengan kedua lengan lurus ke atas dan turun

kembali seperti semula.

-        Pelaksanaan push up dilakukan selama 30 detik.

-        Kesempatan di berikan sebanyak 1 kali.

Penilaian

-        Hasil yang di catat adalah beberapa banyak phus-up yang dapat dilakukan selama 30

detik.

3.     Tes kelentukan togok belakang

Tujuan     -  Untuk mengukur kelentukan togok belakang

Alat/Fasilitas

-        Ekstention Dynamometer

-        Formulir tes

-        Alat tulis

Pelaksanaan

-        Sampel telungkup,Kedua lengan dibelakang pinggul,Dagu rapat dilantai sedangkan

tungkai lurus dan tetap kontak pada lantai.

-        Sampel mengankat badan da kepalanya ke atas sejauh mungkin.

-        Untuk menjaga kestabilan badan sampel, diperlukan seseorang duduk di tungkai

sampel.

-        Kesempatan diberikan dua kali berturut-turut.

-        Yang di ukur adalah jarak (tinggi) dari lantai ke dagu.

Page 30: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

4.     Tes kecepatan renang gaya kupu-kupu

Tujuan    -   Untuk mengukur kecepatan renang gaya kupu-kupu sejauh 50 meter.

Alat/fasilitas

-        Kolam renang Sepanjang 50 M

-        Stopwach

-        Formulir tes dan alat tulis.

Pelaksanan :

-        Sampel berdiri dipinggir kolam renang.Dengan posisi siap untuk mendengarkan aba-

aba dari peneliti.

-        Kemudian sampel melakukan renangan sejauh 50 M.

Penilaian    : Hasil yang diambil adalah waktu yang ditempuh sejauh  50 M oleh sampel dan dicatat

oleh peneliti, kesempatan diberikan 1 kali kesempatan.

E.    Teknik Analisis Data

Bentuk data dalam penelitian ini adalah bentuk angka yaitu data hasil

pengukuran panjang lengan, kekuatan otot tungkai, kekuatan otot perut dan kecepatan

renang 50 meter gaya kupu-kupu. Secara teknik cara pengukurannya ada empat yang

dilakukan terhadap semua sampel. Data yang melalui tes ini masih merupakan data

kasar. Data tersebut selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji statistik

korelasional dengan paket spss 16.

Hubungan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hubungan korelasi.

Sedangkan analisis inferensial untuk menguji hipotesis dengan menggunakan analisis

Page 31: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

korelasi sederhana dan korelasi ganda. Langkah-langkah dalam analisis data penelitian

sebagai berikut:

1.     Analisis statistik deskriptif menggambarkan data secara umum tentang data yang

meliputi rata-rata dan standar deviasi.

2.     Uji persyaratan analisis.

3.     Analisis koefisien korelasi dan analisis koefisien korelasi ganda person.

Dari keseluruhan langkah-langkah analisis data tersebut diatas semuanya akan

dianalisis dengan menggunakan komputer program spss 16 dengan taraf signifikan

95%.

DAFTAR PUSTAKA

Councilman, James S. 1968. Science Of swimming. New Jersey: Prentice – Hall   Inc.

Hadi, Sutrisno. 1988. Metodologi Research Jilid 1-4. Yogyakarta : Andi Offset.

Harsono. 1983. Coaching dan Aspek – aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta:Tambak Kusuma.

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek – aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta:Tambak Kusuma.

Jensen, 1983. Applied kinesiology and Biomechanices. New York: Mc. Graw Hill, Inc Book Company.

Kasiyo Dwijowinoto, Djeman, Sugiharto. 1995. Penataran Pelatih Renang Guru Olahraga Se-Kodia Semarang. Semarang.

Kasiyo Dwijowinoto. 1980. Renang Perkembangan Pengajaran Teknik dan taktik. Semarang: IKIP Semarang.

M.Sajoto. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olah Raga. Semarang: Dahara Prize.

Page 32: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai

Sadoso Sumosardjuno. 1986. Pengetahuan Praktis Kesehatan Dalam Olahraga.Jakarta : Gramedia

Sugiono. 2008. Statistik Untuk Penelitian. Bandung. AlfabetaSoejoko Hendromartono. 1992. Olahraga Pilihan Renang. Jakarta : Depdikbud.

Singer, N.Robert., 1980. Motor learning and human performance an application to motor skill and movement behaviors. New York: Macmillan Publising Co Inc.

Syam, Nadwi. 2009. Pedoman Mengajar Renang Dan Melatih Renang. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Makassar.

Uram, Paul. 1986. Latihan Peregangan Untuk Pelatih Guru Olahraga Mahasiswa FPOK dan Atlet. Jakarta. Penerbit Akademi Presindo.

Wilmore. 1986. Training For Sport and Physical Aktivity. Boston : Allyn and Bacon, Inc