98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN PANJANG LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 1 BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2008/2009 TESIS Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajad Magister Program Studi Teknologi Pendidikan Oleh : SLAMET SUWONDO NIM. S.810908318 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN PANJANG LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM

PERMAINAN BOLA VOLI SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 1 BRINGIN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2008/2009

TESIS

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajad Magister

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh :

SLAMET SUWONDO NIM. S.810908318

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2009

Page 2: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

HALAMAN PENGESAHAN

TESIS

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN PANJANG LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM

PERMAINAN BOLA VOLI SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 1 BRINGIN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Oleh :

SLAMET SUWONDO NIM. S.810908318

Tesis ini disetujui dan disyahkan oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Sunarwan Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd

NIP.130259813 NIP. 19430712 197301 1 001

Mengetahui :

Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd

NIP. 19430712 197301 1 001

Page 3: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Slamet Suwondo NIM : S.810908318 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul Hubungan Kekuatan Otot Lengan dan Panjang Lengan Dengan Kemampuan Servis Atas Dalam Permainan Bola Voli Siswa Putra Kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2008/2009 betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik yang berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, September 2009

Yang membuat pernyataan,

Slamet Suwondo

Page 5: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

· Orang beriman yang memiliki kondisi jasmani dan rokhani yang kuat

adalah lebih baik dan lebih disenangi Allah daripada orang beriman yang

berkondisi jasmani dan rokhani yang lemah, dan di dalam setiap kebaikan.

(HR. Muslim)

Page 6: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada:

· Ibu tercinta

· Istri dan anak-anakku tercinta

· Almamater

Page 7: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRAK

Slamet Suwondo. 2009. Hubungan Kekuatan Otot Lengan dan Panjang Lengan Dengan Kemampuan Servis Atas Dalam Permainan Bola Voli Siswa Putra

Kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2008/2009. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Hubungan antara kekuatan otot lengan dengan kemampuan servis atas dalam permainan bola voli siswa putra kelas IX SMPN 1 Bringin Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2008/ 2009. (2) Hubungan antara panjang lengan dengan kemampuan servis atas dalam permainan bola voli siswa putra kelas IX SMPN 1 Bringin Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2008/ 2009. (3) Hubungan antara kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan kemampuan servis atas dalam permainan bola voli siswa putra kelas IX SMPN 1 Bringin Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2008/ 2009.

Lokasi penelitian yang diambil adalah di SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang. Populasi sebesar 115 siswa dengan sampel 40 siswa. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dan uji prasyarat yang digunakan adalah normalitas, homogenitas, dan linearitas.

Hasil penelitian ini adalah (1) Kekuatan Otot Lengan berhubungan dengan Kemampuan Servis Atas. Hasil koefisien korelasi untuk hubungan kedua variabel ini adalah sebesar 0,512, kemudian dari angka korelasi ini dapat ditaksir dalam koefisien determinasi sebesar 0,262. Angka ini dapat diinterhasilkan bahwa 26,2% variasi yang ada pada variabel kemampuan servis atas dapat diprediksikan oleh variabel kekuatan otot lengan. Hasil nilai t hitung sebesar 3,675 > 1,684 maka Ho ditolak yang berarti terdapat hubungan positif variabel kekuatan otot lengan dengan variabel kemampuan servis atas teruji kebenarannya. (2) Panjang Lengan berhubungan dengan Kemampuan Servis Atas. Hasil koefisien korelasi untuk hubungan kedua variabel ini adalah sebesar 0,484, kemudian dari angka korelasi ini dapat ditaksir dalam koefisien determinasi sebesar 0,234. Angka ini dapat diinterhasilkan bahwa 23,4% variasi yang ada pada variabel kemampuan servis atas dapat diprediksikan oleh variabel panjang lengan. Hasil nilai t hitung sebesar 3,409 > 1,684 maka Ho ditolak yang berarti terdapat hubungan positif variabel panjang lengan dengan variabel kemampuan servis atas teruji kebenarannya. Hal ini berarti semakin tinggi panjang lengan, akan semakin tinggi pula kemampuan servis atas. (3) Kekuatan Otot Lengan dan Panjang Lengan berhubungan Secara Bersama-Sama Dengan Kemampuan Servis Atas. Hasil nilai F hitung sebesar 10,050 dengan taraf signifikan 0,000 yang berarti terdapat hubungan positif kekuatan otot lengan dan panjang lengan secara bersama dengan kemampuan servis atas.

Kata kunci: Kekuatan otot lengan, panjang lengan, dan kemampuan servis atas.

Page 8: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRACT

Slamet Swondo. The Correlation Between the Arm Muscle Strength and Arm Length with the Upper Service Ability in the Volley Ball Game of the Male Students in Grade IX of State Junior Secondary School 1 of Bringin, Semarang regency, in the academic year 2008/2009. Thesis: Graduate Program in Educational Technology, Postgraduate Program, Sebelas Maret University, Surakarta 2009.

The aims of this research are to find out: (1) the correlation between the arm muscle strength and the upper service ability in the volley ball game of the male students in Grade IX of State Junior Secondary School 1 of Bringin, Semarang Regency in the academic yea of 2008/2009, (2) the correlation between the arm length and the upper service ability in the volley ball game of the male students in Grade IX of State Junior Secondary School 1 of Bringin, Semarang Regency in the academic year of 2008/2009.

This research was conducted at State Junior Secondary School 1 of Bringin, Semarang Regency. Its population was 115 students and the number of its samples was 40 students. Its data were analyzed by using multiple linear regression analysis and the prerequisite tests used were normaly test, homogeneity test, and linearity test.

The results of the research are as follows. 1) The arm muscle strength has correlation with the upper service ability. The correlation coefficient of the two variables is 0.512, and based on the value of the correlation coefficient, the determination coefficient of the two variables is 0.262. Such as coefficient can be interpreted that 26.2% of the existing variations of the variable of the upper service ability can be interpredicted by the variable of the arm muscle strength. The result tcount is 3.675 > 1.684 so that Ho is unverified/ rejected meaning that there is a positive correlation between the variable of the arm muscle strength and the variable of the upper service ability. 2) The arm length has a correlation with the upper service ability. The correlation coefficient of the two variables is 0.484, and based on the value of the correlation coefficient, the determination coefficient of the two variables is 0.234. Such a coefficient can be interpreted that 23.4% of the existing variations of the variable of the upper service ability can be predicted by the variable of the arm length. The result tcount is 3.409 > 1.684 so that Ho is unverified/ rejected meaning that there is a positive correlation between the variable of the arm length and the variable of the upper service ability. This means that the bigger the arm length the higher the upper service ability is. (3) the arm muscle strength and the arm length have a simultaneous correlation. The result of F test is 10.050 at the significance level of 0.000, meaning that there is simultaneous positive correlation between the arm muscle strength and arm length towards the upper service ability. Keyword: Arm muscle strength, arm length, and upper service ability

Page 9: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI ................................................ iii

PERNYATAAN .............................................................................................. iv

MOTTO .............................................................................................................. v

PERSEMBAHAN .............................................................................................. vi

ABSTRAK .......................................................................................................... vii

ABSTRACT ........................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah ................................................................... 6

D. Rumusan Masalah ....................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8

F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ........................................ 10

A. Landasan Teori ........................................................................... 10

1. Kekuatan otot lengan ........................................................... 10

2. Panjang lengan ..................................................................... 21

3. Servis Atas dalam Permainan Bola Voli .............................. 23

4. Teknik Permainan bola voli .................................................. 23

5. Jenis-jenis servis ................................................................... 38

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi servis bola voli .............. 41

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ........................................... 42

Page 10: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 43

D. Hipotesis ..................................................................................... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 46

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 46

B. Metode Penelitian ....................................................................... 46

C. Populasi ....................................................................................... 47

D. Sampel dan Teknik Sampling .................................................... 48

E. Variabel ...................................................................................... 49

F. Definisi Operasional Variabel ..................................................... 49

G. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 51

H. Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 55

I. Teknik Analisis Data .................................................................. 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... . 61

A. Deskripsi Data Penelitian .......................................................... 61

B. Pengujian Hipotesis .................................................................... 67

C. Pembahasan ................................................................................ 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 81

A. Kesimpulan ................................................................................. 81

B. Implikasi dan Implementasi ........................................................ 83

C. Saran-saran .................................................................................. 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Statistik Kekuatan Otot Lengan ......................................................... 61

Tabel 2 Distribusi Skor Kekuatan Otot Lengan .............................................. 62

Tabel 3 Statistik Panjang Lengan .................................................................... 63

Tabel 4 Distribusi Skor Panjang Lengan ........................................................ 64

Tabel 5 Statistik Kemampuan Servis Atas ...................................................... 65

Tabel 6 Distribusi Skor Kemampuan Servis Atas........................................... 66

Tabel 7 Uji Normalitas ................................................................................. 68

Tabel 8 Koefisien Regresi Kekuatan Otot Lengan Dengan Kemampuan

Servis Atas ......................................................................................... 70

Tabel 9 Hubungan Kekuatan Otot Lengan Dengan Kemampuan Servis Atas 71

Tabel 10 Koefisien Regresi Panjang Lengan Dengan Kemampuan Servis Atas 72

Tabel 11 Hubungan Panjang Lengan Dengan Kemampuan Servis Atas .......... 73

Tabel 12 Koefisien Regresi Jamak .................................................................... 74

Tabel 13 Analisis Variansi Regresi Linier Ganda ............................................. 75

Tabel 14 Rangkuman Uji Korelasi Jamak X1, X2 dengan Y............................. 75

Page 12: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Persiapan Servis Atas ......................................................................... 39

Gambar 2 Eksekusi ............................................................................................. 39

Gambar 3 Gerakan Lanjutan ............................................................................... 40

Gambar4 Kerangka Penelitian ........................................................................... 44

Gambar5 Gerakan Push Up ............................................................................... 52

Gambar6 Alat Anthropometer ........................................................................... 54

Gambar7 Tes Service dari Laveage ................................................................... 54

Gambar8 Histogram Kekuatan Otot Lengan ..................................................... 63

Gambar9 Histogram Panjang Lengan ................................................................ 65

Gambar10 Histogram Kemampuan Servis Atas .................................................. 67

Page 13: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas

segala berkat dan kasih karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

pembuatan tesis yang berjudul Hubungan Kekuatan Otot Lengan dan Panjang

Lengan Dengan Kemampuan Servis Atas Dalam Permainan Bola Voli Siswa

Putra Kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran

2008/2009.

Penulis juga mengucapkan banyak berterimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Mulyoto, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Teknologi

Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta;

2. Prof. Dr. H. Sunarwan, selaku dosen Pembimbing I, yang memberikan

gambaran dan dorongan semangat untuk menyelesaikan tesis;

3. Prof. Dr. H. Mulyoto, M.Pd, selaku dosen Pembimbing II, yang selalu terinci,

tertib dan disiplin dalam memberikan arahan penulisan tesis ini;

4. Seluruh Dosen Pascasarjana Program Studi Teknologi Pendidikan yang telah

memberikan ilmu selama perkuliahan;

5. Seluruh Staf dan Karyawan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah membantu kelancaran administrasi;

6. Seluruh Guru, Staf & karyawan SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang

yang selalu memberikan dukungan dan dorongan semangat bagi penulis;

7. Rekan-rekan sesama mahasiswa yang telah memberikan dukungan doa,

bantuan dan semangat bagi penulis;

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Page 14: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih jauh dari sempurna, sehingga

kritik dan saran akan dapat menyempurnakan Tesis ini. Penulis berharap

semoga Tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Surakarta, Desember 2009

Penulis

Page 15: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan kemajuan ilmu serta teknologi, kegiatan olahraga di

Indonesia khususnya cabang bola voli mengalami perkembangan yang pesat.

Semua ini tidak lepas dari perhatian pemerintah di bidang olahraga, hal ini

terbukti dengan keikutsertaan Indonesia dalam pertandingan-pertandingan di

tingkat regional, maupun internasional. Keikutsertaan tim bola voli Indonesia di

tingkat internasional hingga saat ini memiliki prestasi yang kurang

menggembirakan.

Dewasa ini Pemerintah Indonesia sedang giat melaksanakan berbagai

program pembangunan, salah satu program pembangunan yang mendapat

perhatian adalah pembangunan di bidang olahraga. Bentuk pembangunan

olahraga yang dilakukan oleh pemerintah adalah upaya penyelenggaraan dan

pembinaan atlet agar dapat berprestasi. Hal ini dapat terwujud karena adanya

kerjasama yang baik antara lembaga-lembaga pemerintah, masyarakat, dan

instansi terkait.

Berkaitan dengan hal tersebut, bola voli sebagai salah satu cabang olahraga

permainan yang sangat digemari oleh masyarakat. Permainan dilakukan dengan

jalan memantulkan bola sebelum bola jatuh ke tanah (volleying) (Barbara Viera,

2000 : 1). Bola voli menjadi cabang olahraga permainan yang menyenangkan

karena dapat beradaptasi dengan berbagai kondisi yang mungkin timbul di

dalamnya, dapat dimainkan dengan jumlah pemain bervariasi seperti voli pantai

Page 16: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

dengan jumlah pemain 2 orang, dan permainan bola voli dengan jumlah 6 orang

yang biasa dilaksanakan. Alasan lain yang menyenangkan adalah dapat

dimainkan dan dinikmati berbagai usia dan tingkat kemampuan, dapat dimainkan

di segala bentuk lapangan seperti rumput, kayu, pasir, ataupun permukaan lantai

buatan, dapat dilakukan di dalam ataupun di luar gedung (Viera dan Fergusson,

1996: 1).

Banyaknya perkumpulan bola voli, diharapkan dapat menumbuhkan

persaingan yang sehat untuk meraih prestasi. Hakekat permainan bola voli adalah

kegiatan jasmani yang dilandasi semangat perjuangan melawan diri sendiri dan

orang lain, yang jika dipertandingkan harus dilaksanakan secara kesatria sehingga

merupakan sarana pendidikan pribadi yang ampuh menuju peningkatan kualitas

hidup yang lebih luhur, dimaksudkan bahwa dalam kegiatan kesegaran jasmani

seseorang atau atlet diharuskan memiliki rasa percaya diri, tanpa mengharapkan

bantuan orang lain dan sportif sesuai dengan apa yang diperoleh dalam

pertandingan.

Bermain bola voli harus mendatangkan kegembiraan, kesenangan dan

kebahagiaan hidup bagi orang yang melakukannya, manusia hidup pada dasarnya

mencari kebahagiaan lahir dan batin baik di dunia dan di akherat. Takaran

kebahagiaan di alam fana sangatlah subyektif, lewat bermain bola voli pun

manusia dapat mencari kepuasan lahir dan batin. Permainan bola voli adalah

suatu sarana untuk mendidik manusia dalam usahanya menyempurnakan kualitas

diri sebagai khalifah Allah di bumi. Diharapkan seorang pemain bola voli dapat

Page 17: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

tumbuh dan berkembang selaras, serasi dan seimbang antara fisik, fikir, sikap

mental sesuai dengan cita-cita pendidikan nasional bangsa Indonesia.

Pembinaan serta pengembangan olahraga merupakan bagian dari usaha

peningkatan kesehatan jasmani dan rohani. Pendidikan jasmani mempunyai

tujuan yaitu untuk pembentukan watak, disiplin dan sportifitas dan

pengembangan prestasi. Dengan olahraga dapat membangkitkan rasa kebanggaan

nasional. Peningkatan prestasi olahraga untuk menuju pencapaian sasaran yang

diharapkan dalam pembinaan diperlukan proses dan waktu yang lama.

Di SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang permainan bola voli

dilaksanakan pada kegiatan belajar mengajar dan dilakukan sebagai suatu

kegiatan ekstrakurikuler, kini bola voli tidak hanya sebagai rekreasi, namun sudah

menjadi bagian dari olahraga pendidikan. Sebagai olahraga pendidikan selain

sebagai sarana pencapaian tujuan pendidikan, hal yang utama adalah sebagai

penunjang pembinaan dan pemeliharaan kesegaran jasmani, dan berperan dalam

pembentukan kerjasama pada anak, serta pembinaan sportifitas dan

pengembangan sifat-sifat lainnya. Semangat bertanding dan pembentukan mental

dapat dikembangkan melalui pertandingan antar kelompok, antar kelas dan antar

sekolah. Sekolah juga dilengkapi dengan kurikulum pendidikan jasmani di

dalamnya memuat pembelajaran olahraga bola voli sebagai kurikulum wajib.

Faktor-faktor kelengkapan yang harus dimiliki seseorang bila ingin

mencapai prestasi yang optimal yaitu : 1) pengembangan fisik, 2) pengembangan

teknik, 3) pengembangan mental, dan 4) kematangan juara (M. Sajoto, 1995:7).

Kemudian faktor-faktor penentu pencapaian prestasi olahraga meliputi aspek

Page 18: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

biologis terdiri dari : 1) potensi atau kemampuan dasar tubuh yang meliputi

kekuatan, kecepatan kelincahan tenaga, daya tahan otot, daya kerja jantung dan

paru-paru, kelentukan, keseimbangan, ketepatan dan kesehatan olahraga, 2)

fungsi organ tubuh yang meliputi daya kerja jantung, daya kerja pernafasan, daya

kerja panca indera, 3) struktur dan postur tubuh yang meliputi ukuran tinggi dan

panjang tubuh, ukuran besar, lebar dan bentuk tubuh, dan 4) gizi yang meliputi

jumlah makanan yang cukup, nilai makanan yang memenuhi kebutuhan, variasi

makanan (M. Sajoto, 1995:1). Pembinaan yang dilakukan di SMP Negeri 1

Bringin Kabupaten Semarang dalam pelaksanaan latihan, dirasa kurang seimbang

dalam pemberian materi antara ketrampilan teknik dasar bermain ataupun latihan

kondisi fisik.

Diumpamakan jika kedua hal tersebut dibandingkan, perbandingan latihan

yang tidak seimbang akan berpengaruh pada saat tampil dalam pertandingan

maupun dalam hasil akhir program, sehingga harapan untuk meraih kemenangan

kemungkinan kecil. Untuk itulah dalam upaya peningkatan prestasi olahraga perlu

diusahakan pembinaan yang terarah dan berkelanjutan lewat pemanduan bakat,

pembibitan, pendidikan serta pelatihan olahraga yang didasarkan pada ilmu

pengetahuan secara efektif dan efisien sebagai sarana, mencapai prestasi optimal,

sejak di sekolah dasar.

Berdasarkan pengamatan di lapangan siswa putra SMP Negeri 1 Bringin

Kabupaten Semarang yang gemar mengikuti bola voli di sekolah, rata-rata

memiliki postur tubuh yang lumayan tinggi, namun hingga saat ini belum

mempunyai prestasi yang berarti, sehingga memunculkan ide bagi penulis sebagai

Page 19: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

bahan penelitian. Sejauh mana kemampuan siswa putra SMP Negeri 1 Bringin

Kabupaten Semarang dalam melakukan servis atas bola voli dengan postur tubuh

yang memadai. Perlu juga diupayakan langkah-langkah nyata mulai dari

perbaikan metode latihan, peningkatan sarana prasarana, penggunaan peralatan

yang baik dan standar, perhatian masalah gizi, tes dan pengukuran dalam olahraga

sampai pada perhatian terhadap tim dokter dan psikolog yang diperlukan.

Kemampuan atlet bola voli perlu ditingkatkan. Unsur-unsur yang meliputi

kondisi fisik, teknik, taktik, kematangan mental, kerjasama dan pengalaman

dalam bertanding (M. Yunus) 1992:61). Sebagai faktor pendukung untuk

mempercepat tercapainya tujuan permainan bola voli antara lain, faktor endogen

dan pemain yang terdiri dari : 1) kesehatan fisik dan mental, 2) bentuk tubuh

sesuai cabang olahraga yang diikuti, untuk cabang bola voli diharapkan yang

tinggi dan atletis, 3) punya bakat untuk bermain bola voli yang meliputi

kemampuan fisik, teknik, dan taktik, 4) dimiliki sikap mental yang baik seperti

sosial, disiplin, tekun, kreatif bertanggung jawab dan berkemauan keras.

Menurut Harsono (1988:176) kekuatan otot lengan atau strength adalah

kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Panjang

lengan merupakan bagian tubuh sepanjang lengan atas, lengan bawah, telapak

tangan dan berakhir pada ujung jari tengah. Menurut Beutelstahl (2005:8) servis

adalah sentuhan pertama dengan bola. Dalam penelitian ini faktor kondisi fisik

yang akan dikaji adalah kekuatan otot lengan dan panjang lengan. Sebab kekuatan

otot lengan dan panjang lengan seorang pemin bola voli dapat melakukan servis

dengan baik. Namun tingkat kondisi fisik dan anatomis seseorang berbeda-beda.

Page 20: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Sedangkan untuk memperoleh bibit pemain bola voli yang baik perlu diketahui

seberapa besar hubungan faktor-faktor tersebut di atas ikut berpengaruh terhadap

hasil permainan bola voli khususnya dalam pelaksanaan servis atas.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka diidentifikasikan

masalah sebagai berikut:

1. Permainan bola voli merupakan olahraga pendidikan yang diajarkan di

sekolah, maka teknik dasar yang hars dipelajari adalah servis, passing, smash

dan blocking.

2. Terdapat beberapa teknik servis yang dapat dilakukan dalam permainan bola

voli.

3. Teknik servis atas adalah salah satu faktor penting dalam permainan bola voli

yang berfungsi untuk pukulan pertama dimulainya permainan dan serangan

awal bagi suatu regu

4. Kemampuan servis atas dalam permainan bola voli dapat dipengaruhi oleh

kekuatan otot lengan.

5. Kemampuan servis atas dalam permainan bola voli dapat dipengaruhi oleh

panjang lengan.

C. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas, maka permasalahan

dalam penelitian ini terbatas pada:

Page 21: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

1. Kemampuan servis atas dalam permainan bola voli dapat dipengaruhi oleh

kekuatan otot lengan.

2. Kemampuan servis atas dalam permainan bola voli dapat dipengaruhi oleh

panjang lengan.

3. Hubungan antara kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

kemampuan servis atas dalam permainan bola voli pada siswa putra kelas IX

SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2008/ 2009

D. Rumusan Masalah

Penelitian ini dilakukan karena tertarik dengan permasalahan yang ada

dalam cabang olahraga bola voli khususnya pada siswa putra SMP Negeri 1

Bringin Kabupaten Semarang. Sehubungan dengan hal tersebut, maka

permasalahan yang akan diungkap pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan antara kekuatan otot lengan dengan kemampuan servis

atas dalam permainan bola voli pada siswa putra kelas IX SMP Negeri 1

Bringin Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2008/ 2009?

2. Apakah ada hubungan antara panjang lengan dengan kemampuan servis atas

dalam permainan bola voli pada siswa putra kelas IX SMP Negeri 1 Bringin

Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2008/ 2009?

3. Apakah ada hubungan antara kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

kemampuan servis atas dalam permainan bola voli pada siswa putra kelas IX

SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2008/ 2009?

Page 22: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

E. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan hasil penelitian yang akan dicapai, maka tujuan

pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Hubungan antara kekuatan otot lengan dengan kemampuan servis atas dalam

permainan bola voli siswa putra kelas IX SMPN 1 Bringin Kabupaten

Semarang tahun pelajaran 2008/ 2009.

2. Hubungan antara panjang lengan dengan kemampuan servis atas dalam

permainan bola voli siswa putra kelas IX SMPN 1 Bringin Kabupaten

Semarang tahun pelajaran 2008/ 2009.

3. Hubungan antara kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

kemampuan servis atas dalam permainan bola voli siswa putra kelas IX

SMPN 1 Bringin Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2008/ 2009.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Dengan diketahuinya hubungan kekuatan otot lengan dan panjang

lengan terhadap kemampuan servis atas dalam permainan bola voli siswa

putra kelas IX SMP negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang tahun pelajaran

2008/ 2009, bermanfaat sebagai bahan masukan bagi guru pendidikan

jasmani, pelatih, dan atlet dalam usaha meningkatkan teknik servis atas.

Selain hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan

sumbangan positif bagi pelatihan bola voli baik dalam memilih atlit,

pengembangan pola latihan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dasar

permainan bola voli, agar latihan dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Page 23: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

2. Manfaat Teoritis

Secara teoritis manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini

adalah dapat digunakan sebagai informasi ilmiah dalam pelatihan cabang

olahraga bola voli, dan sebagai tambahan informasi bagi penelitian-penelitian

selanjutnya dalam cabang olahraga permainan bola voli.

Page 24: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Kekuatan Otot Lengan

Kekuatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam unjuk

kerja dan sangat menentukan kualitas kondisi fisik seseorang. Kekuatan

adalah kemampuan dari otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan

atau beban dalam menjalankan aktivitasnya (Suharno, HP., 1985:24).

M. Sajoto (1995:8) memberikan definisi tentang kekuatan yaitu

komponen kondisi fisik seseorang yang berkaitan dengan kemampuan

mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Kekuatan

merupakan salah satu unsur kondisi fisik yang sangat dominan dan sangat

dibutuhkan di hampir semua cabang olahraga. Pelaksanaan berbagai macam

keterampilan atau aktivitas gerak khususnya dalam bermain bola voli, seorang

pemain harus terlebih dahulu memiliki dasar kekuatan yang baik.

Dasar kekuatan yang baik akan memudahkan pelaksanaan gerak baik

dalam memukul maupun didalam menyongsong bola, melangkah dan atau

meloncat, dan gerakan lain yang diperlukan dalam permainan bola voli. Hal

ini semakin tampak jelas dengan manfaat yang diperoleh dari kekuatan yang

baik yaitu untuk mempermudah mempelajari teknik serta mencegah

kemungkinan terjadinya cedera.

Kekuatan (tenaga) menurut hukum Newton ke-2 dinyatakan sebanding

dengan massa atau berat (m) waktu percepatan atau akselerasi (a) : F = m.a

Page 25: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

(Bompa, 1983: 216). Konsekuensinya untuk meningkatkan kekuatan otot

dapat dilakukan dengan mengatur atau memanipulasi salah satu atau kedua

faktor penunjang tenaga (m / a atau m dengan a).

Menurut Ucup Yusup (2000: 40), kekuatan otot yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah kemampuan otot lengan yang membangkitkan tegangan

terhadap suatu beban. Sedangkan panjang lengan dilakukan dari sendi bahu

sampai ke ujung jari tengah panjang lengan merupakan bagian tubuh

sepanjang lengan atas, lengan bawah, telapak tangan dan berakhir pada ujung

jari tengah.

Bompa (1994 : 203) mengatakan bahwa kekuatan merupakan salah satu

unsur yang harus dimiliki oleh seorang atlet, karena setiap kinerja dalam

olahraga selalu memerlukan kekuatan. Harsono (1988: 176) menyatakan

bahwa kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan

terhadap sesuatu tahanan. Kekuatan otot merupakan komponen yang sangat

penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Hal ini

disebabkan karena 1) kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas

fisik; 2) kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi atlet / orang

dari kemungkinan cidera; dan 3) kekuatan dapat mendukung kemampuan

kondisi fisik yang lebih efisien. Meskipun banyak aktivitas olahraga yang

lebih memerlukan kelincahan, kelentukan atau fleksibilitas, kecepatan, daya

ledak dan sebagainya, namun faktor-faktor tersebut tetap dikombinasikan

dengan faktor kekuatan agar diperoleh hasil yang baik. Menurut M. Sajoto

(1995: 8) mengatakan bahwa kekuatan adalah komponen konfisi fisik

Page 26: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk

menerima beban sewaktu bekerja.

Berorientasi pada manfaat yang diberikan oleh kekuatan, para ahli

memberikan definisi tentang kekuatan sebagai berikut: Annarino (1976:1)

mengemukakan bahwa kekuatan diartikan sebagai kemampuan maksimum

yang digunakan oleh otot atau sekelompok otot. Pate, dkk. (1984: 299)

menyatakan bahwa kekuatan otot didefinisikan sebagai tenaga yang

dikerahkan sekelompok otot pada usaha tunggal yang maksimal. Selanjutnya

kekuatan diartikan sebagai kemampuan otot untuk dapat mengatasi tahanan

atau beban dalam menjalankan aktivitas seperti gerakan menahan atau

memindahkan beban (Fox, dkk., 1986 : 237).

Bompa (1994 : 264) mengatakan bahwa kekuatan adalah kemampuan

neuromuskuler untuk mengatasi tekanan eksternal dan internal. Willmore dan

Costill (1994:68) mengemukakan bahwa kekuatan otot adalah kemampuan

maksimal otot atau sekelompok otot untuk membangkitkan suatu tenaga

terhadap suatu tahanan. Berdasar pendapat-pendapat sebelumnya. Adapun

definisi kekuatan dalam Dictionary of Sport dibedakan menjadi dua yaitu

kekuatan sebagai karakteristik gerak dan kekuatan sebagai kuantitas fisik

(force).

Sebagai karakteristik gerak pengertian kekuatan adalah kapasitas otot

untuk berkontraksi tanpa mengalami perubahan posisi (isometric contraction),

berkontraksi melalui pemendekan otot (concentric contraction), dan bereaksi

melalui penguluran atau pemanjangan otot (eccentric contraction) (Willmore

Page 27: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

dan Costille, 1994:218). Selanjutnya mengenai kuantitas fisik, pengertian

kekuatan adalah ukuran mekanika gerak tubuh. Willmore dan Costill

(1988:113) mendefinisikan kekuatan sebagai kemampuan maksimal untuk

menggunakan atau menahan daya. Menurut M. Sajoto (995:8) dikatakan

bahwa kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang yang berkaitan

dengan kemampuannya mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu

bekerja.

Berorientasi pada berbagai macam pengertian kekuatan otot tersebut di

atas, kekuatan adalah tenaga yang dipakai untuk mengubah keadaan suatu

gerakan atau gerakan dari suatu benda. Gerakan mendorong atau menarik

dapat rnengakibatkan suatu benda bergerak atau berubah arah, bergantung

pada sifat fisik benda, besarnya kekuatan fisik tumpuan, dan arah kekuatan.

Sebagian besar penampilan suatu keterampilan dalam olahraga melibatkan

gerakan-gerakan yang disebabkan oleh kekuatan yang dihasilkan oleh

kontraksi otot, kekuatan gaya berat/atau kekuatan yang digunakan oleh

sesuatu dari luar atau dari orang lain (Pate, 1984:181).

Pengertian istilah kekuatan dalarn aktivitas olahraga, dibedakan atas dua

macam bentuk yaitu kekuatan dinamis dan kekuatan statis. Kekuatan dinamis

adalah kekuatan otot yang dapat dilakukan dalam bentuk kerja yang jelas

(nyata) seperti mengangkat beban. Kekuatan statis adalah kekuatan otot yang

digunakan dalam gerakan yang tidak tampak nyata (Bompa, 1994 : 17).

Nossek (1988: 31) membedakan jenis kekuatan menjadi dua macam

yaitu kekuatan absolut dan kekuatan relatif. Kekuatan absolut menunjukkan

Page 28: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

pada berat maksimum yang dapat diangkat seorang atlet, sedangkan kekuatan

relatif adalah kekuatan maksimal yang mampu dilakukan namun dikaitkan

dengan 1 KP (kilo pound) dari berat badan. Kekuatan relatif menurut Nossek

(1982: 31) dinyatakan dengan perhitungan rumus sebagai berikut:

Kekuatan maksimum

Kekuatan relatif = Berat badan

Rumus Kekuatan Relatif (Nossek, 1988: 31)

Adapun beberapa manfaat dan kinerja otot dalam berkontraksi, sebagai

berikut:

a. Tipe Kontraksi Otot pada Kekuatan

Tenaga maksimal yang dikerahkan oleh otot atau sekelompok otot

sebagian besar bergantung pada jenis kontraksi otot yang digunakan.

Nossek (1982 : 42) kerja otot-otot pada saat terjadi proses kekuatan

diklasifikasikan menjadi dua yaitu kerja dinamis dan kerja statis. Janssen

dan Fisher (1990:141); Fox dan Bowers (1992:112) dan Bompa (1993:21)

membagi tentang kerja otot dalam proses kekuatan menjadi tiga macam

kontraksi, yaitu kontraksi isotonik, kontraksi isometrik, dan kontraksi

isokinetik.

b. Kerja otot dinamis (kontraksi isotonik)

Kerja otot dinamis merupakan bentuk dari kontraksi isotonik, yaitu

kerja yang bersifat aktif dan dilakukan dengan memendekkan atau

memanjangkan Bompa (1994:17) mengatakan bahwa kontraksi isotonik

Page 29: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

adalah pemendekan pemanjangan serat-serat otot dalam seluruh range

gerakan. Lebih lanjutan bahwa suatu kontraksi isotonik tidak pernah

mencakup serat-serat otot yang persis sama dalam seluruh gerakan.

Pada kontraksi isotonik terjadi dua mekanisme kontraksi yang

berbeda, namun tetap dalam kesatuan suatu proses gerakan isotonik yaitu

konsentrik dan eksentrik. Menurut Nossek (1982:42) kontraksi konsentrik

adalah terjadinya proses dimana otot-otot memendek dengan cara-cara

yang positif, sedangkan dalam kontraksi eksentrik otot-otot memanjang.

Bompa (1994:21) menjelaskan bagaimana kontraksi konsentrik terjadi,

yaitu gerakan dimana otot mengembangkan tegangan (tension) sambil

mernendek (kerja positif). Kontraksi eksentrik adalah suatu gerakan

dimana otot mengembangkan tegangan sarnbil memanjang (kerja negatif).

c. Kerja otot statis (kontraksi isometrik)

Kerja otot statis adalah bentuk dari kontraksi isometrik, yaitu

kontraksi dimana pada saat dipakai panjang otot tetap (Pate, 1984:300).

Janssen dan Fisher (1990:14); Bompa (1994:17) mengemukakan bahwa

kontraksi isornetrik adalah kontraksi yang diselesaikan dalam kondisi

statis. Oleh karena itu tidak menimbulkan perubahan panjang otot atau

sudut persendian disaat kontraksi terjadi atau berlangsung.

d. Kerja otot isokinetik (kontraksi isokinetik)

Fox dan Bowers (1992:112) menyatakan bahwa kontraksi

isokinetik adalah otot memendek bersamaan dengan tegangan maksimal

bertambah pada seluruh tingkat gerakan dalam kekuatan yang tetap

Page 30: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

(konstan). Kerja otot isokinetik mencakup resistensi yang sama dalam

seluruh range gerakan. Namun demikian resistensi akan bervariasi

bergantung pada sudut dorongan dan tingkat kelelahan (Bompa, 1994:17).

Mengkaji pada manfaat dan kinerja otot dalam berkontraksi, maka

kekuatan otot adalah salah satu komponen yang sangat penting untuk

meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan, karena kekuatan merupakan

daya penggerak utama setiap aktivitas fisik. Kekuatan memegang peranan

penting dalam melindungi atlet dari kemungkinan cidera, demikian pula

kekuatan dapat membantu memperkuat stabilitas sendi-sendi.

Meskipun banyak aktivitas olahraga yang memerlukan komponen

kelincahan, kelentukan, kecepatan, keseimbangan, koordinasi dan sebaginya,

akan tetapi komponen-komponen tersebut masih harus dikombinasikan

dengan komponen kekuatan. Jadi kekuatan merupakan basis dari semua

komponen kondisi fisik.

Gerak pukulan bola voli ketika mclakukan servis atas adalah hasil dari

kontraksi otot sehingga berakibat adanya suatu tarikan pada tulang yang

menghasilkan gerakan yang berbeda-beda. Pemendekan otot akan ditarik

sehingga timbul suatu gerakan. Menurut pendapat Suharno, HP (1985 : 13),

kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk dapat suatu tekanan atau beban

dalam pelaksanaan aktifitas.

Servis bola voli termasuk gerak dasar ketrampilan untuk pengaturan

benda (bola) dengan diberi tenaga gerak dengan cara pukulan ke arah bola

tersebut. Hal ini merupakan kombinasi gerak otot bahu. Gerak merupakan

Page 31: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

unsur utama pada sebagian besar dalam olahraga. Sebuah benda akan

bergerak apabila ada tenaga yang bekerja pada benda tersebut. Untuk dapat

digerakkan maka tenaga yang bekerja pada benda harus lebih besar dari

tenaga yang dimiliki oleh benda tersebut. Seperti halnya ketika melakukan

pukulan servis bola voli, otot-otot tangan, lengan dan bahu perlu dilatih

artinya ikut dipersiapkan dan dimiliki bagi pemain bola voli.

Menurut Sukadiyanto (1997: 26) mengatakan bahwa macam kekuatan

ada empat yaitu:

a. Kekuatan maksimal adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk

melawan beban secara maksimal dalam satu kali kerja.

b. Kekuatan kecepatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot

mengatasi beban dalam waktu yang sesingkat mungkin.

c. Kekuatan ketahanan adalah kemampuan peralatan organ tubuh untuk

melawan kelelahan selama aktivitas berlangsung yang memerlukan

kekuatan otot.

d. Kekuatan relatif adalah hasil dari kekuatan maksimal dibagi berat badan.

Nossek (1982: 42) mengatakan bahwa macam kekuatan ada dua yaitu:

(a) kekuatan absolut adalah menunjuk pada berat maksimal olahragawan

yang dapat pindah bebas dari berat tubuhnya, (b) kekuatan relatif adalah

selalu dihubungkan dengan 1 kp dari berat badan.

Menurut M. Sajoto (1988: 64) faktor-faktor yang mempengaruhi

kekuatan otot yaitu:

Page 32: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

a. Faktor umur

Kekuatan pria dan wanita diperoleh melalui proses kematangan atau

kedewasaan. Apabila tidak berlatih dengan beban, maka pada usia 25

tahun, kekuatan akan mengalami penurunan. Terdapat perbandingan

yang tetap antara kekuatan dengan besanya otot, pada anak laki-laki usia

antara 8-18 tahun. Anak laki-laki pada usia muda lebih berhasil

membawa berat badannya sendiri pada waktu memanjat, dibandingkan

anak-anak yang lebih dewasa.

b. Faktor jenis kelamin

Pada akhir masa puber, anak laki-laki mulai memiliki ukuran otot lebih

besar dibanding wanita. Latihan-latihan kekuatan akan memberi

keuntungan lebih baik bagi anak laki-laki dibanding bagi wanita.

c. Faktor Ukuran

Besar kecilnya otot, berpengaruh terhadap kekuatan otot tersebut. Makin

besar ukuran serabut-serabut otot seseorang, makin kuat otot tersebut

dan makin panjang ukuran otot seseorang, makin kuat pula otot tersebut.

Besar kecilnya otot maupun panjang pendeknya otot dipengaruhi oleh

faktor keturunan atau pembawaan.

d. Faktor biomekanik

Dua orang yang mempunyai jumlah tegangan otot yang sama, akan tidak

sama dalam kemampuan mengangkat beban. Kemampuan kekuatan ini

akan tergantung pada keadaan biomekanika yang terjadi pada saat

tersebut.

Page 33: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

e. Faktor pengungkit

Gaya yang ada hubungannya dengan pengungkit dapat dihitung secara

mekanika, sehingga letak gaya yang berbeda akan menghasilkan kekuatan

angkatan yang berbeda pula. Hal ini perlu diketahui oleh para pelatih,

agar di dalam memberikan latihan, mereka memperhitungkan letak beban

secara mekanika yang tepat dan benar.

Dalam olahraga, khususnya olahraga prestasi peranan kondisi fisik

merupakan hal yang sangat pokok di samping penguasaan teknik. Kondisi

fisik adalah salah satu syarat utama dalam usaha peningkatan prestasi seorang

atlet atau pemain. Karena tanpa kondisi fisik yang baik tak mungkin dapat

menguasai teknik yang sempurna. Hal ini sesuai dengan apa yang

dikemukakan oleh M Sajoto (1990: 16) sebagai berikut: ”Kondisi fisik adalah

satu prasyarat yang diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang

atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai dasar landasan tilik tolak suatu awalan

olahraga prestasi”.

Dalam meningkatkan kondisi fisik tidak terlepas dari komponen-

komponen kondisi fisik. Artinya bahwa setiap usaha peningkatan kondisi

fisik, maka harus mengembangkan komponen dalam kondisi fisik tersebut.

Menurut M Sajoto (1990: 16-18) kondisi fisik terdiri dari sepuluh macam

komponen, sebagai berikut:

a. Kekuatan (strength) adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.

b. Daya tahan (endurance) dalam hal ini dibedakan dua macam daya tahan, yaitu:

Page 34: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

1). daya tahan umum adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, pernafasan dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja secara terus menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama.

2). Daya tahan otot setempat adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan suatu kelompok ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus dalam waktu yang cukup lama dengan beban tertentu.

c. Daya ledak otot (muscular power) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimal yang dikerahkan dalam waktu yang sependek- pendeknya.

d. Kecepatan (speed) adalah kemampuan seeorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dan dalam waktu yang sesingkat- singkatnya.

e. Kelentukan (flexibility) adalah keefektifan seseorang dalam menyesuaikan diri untuk melakukan segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang seluas-luasnya.

f. Kelincahan (agility) adalah kemampuan seseorang untuk merubah arah, dalam posisi di arena tertentu.

g. Koordinasi (coordination) adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan gerakan yang berada ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif.

h. Keseimbangan (balance) adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf ototnya, selama melakukan gerakan- gerakan yang cepat dengan perubahan letak titik berat badan yang cepat pula, baik dalam keadaan statis maupun dalam keadaan dinamis.

i. Ketepatan (accuracy) adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat berupa suatu jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai.

j. Reaksi (reaction) adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menghadapi rangsangan yang didatangkan lewat indera, syaraf atau feeling.

Permainan bola voli dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor teknik,

fisik maupun faktor psikologis dari atlet. Menurut Mulyono B (1993: 1-2)

latihan kondisi fisik ada tiga macam: ”1) Latihan program aerobik

(endurance); 2) Latihan program anaerobik; dan 3) Program latihan beban”.

Jenis latihan ini harus dilakkan dengan teratur dan sistematis, sesuai dengan

cabang olahraga yang ditekuni. Adapun bentuk latihan berbeban menurut M.

Sajoto (1990: 52) adalah sebagai berikut:

Page 35: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

a. Forward Raise, dumble

1). Posisi awal. Dengan melakukan pegangan pronated dan lengan

tergantung pada setiap posisi tubuh.

2). Gerakan. Secara berseling angkat tangan keluar di depan tubuh dan

kembali ke atas, ke arah posisi di atas kepala kemudian kembali pada

posisi awal.

3). Ketentuan:

Beban awal : 20%-30%

Ulangan : 10-12

Recovery : 2 menit

Kenaikan beban : 10% dari beban awal

4). Otot yang terlatih

a). Deltoids (anterior & middle) – PM

b). Pectoralis mayor (upper) – PM

c). Serratur anterior – Asst.

d). Trapezius -Asst

2. Panjang Lengan

Menurut Suharno HP (1985 : 9), pemain bola voli yang baik harus

memiliki antara lain anatomis yang baik, tinggi badan 180 cm ke atas untuk

putra dan 160 cm ke atas untuk putri. Pendapat tersebut dipertegas oleh M.

Yunus (1992 : 12). Penjelasan di atas mempunyai pemikiran bahwa ukuran

lengan seseorang menyesuaikan keadaan tinggi badan. Semakin tinggi badan

seseorang, maka ukuran lengan akan bertambah pula. Lebih lanjut Suharno

Page 36: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

HP (1985 : 9), menjelaskan bahwa tangan panjang ramping tetapi harus

memiliki daya ledak yang tinggi untuk pukulan bola voli.

Keadaan mengenai ukuran tubuh berupa panjang lengan akan beruntung

untuk memperoleh kecepatan gerak lengan. Bahwa tulang merupakan lengan

dengan tuas panjang. Kemudian otot yang panjang dan langsing akan

memungkinkan terjadi gerakan yang cepat dan luas. Karena lengan dengan

tuas yang panjang dipengaruhi kecepatan gerakan dan kecepatan gerakan itu

sebanding dengan besarnya radius yaitu lengan seseorang. Jadi makin panjang

radiusnya makin besar pula kecepatan yang diperoleh. Sehingga dengan

lengan yang panjang diperoleh sumbangan dalam pelaksanaan pukulan bola

servis.

Lengan yang berukuran panjang dapat berpengaruh terhadap kecepatan

gerakan pukulan dan kecepatan itu sebanding dengan besarnya radius yaitu

panjang lengan seseorang. Jadi makin panjang radiusnya makin besar pula

kecepatan yang diperolehnya sehingga laju bola bertambah cepat, serta

pukulan awal tersebut dapat seagai serangan awal yang baik dari garis

belakang (Suhamo HP, 1979: 7).

Panjang menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah : 1) tidak

pendek, lanjut; 2) selama, seluruh; 3) menurut (Poerwadarminta, 1976:708).

Lengan adalah anggota badan dari pergelangan sampai ke bahu

(Poerwadarminta, 1976:585). Berdasar pada pengertian tersebut panjang

lengan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah keberadaan panjang

lengan yang diukur dari ujung jari tangan sampai dengan pangkal bahu.

Page 37: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

3. Servis Atas Dalam Permainan Bola Voli

Berdasar pada landasan teori, tinjauan kinesiologi dan mekanika

pelaksanaan gerakan servis atas tersebut, dapat di analisis bahwa dalam

pelaksanaan servis atas dalam permainan bola voli dibedakan dalam 3 (tiga)

aspek utama gerakan yaitu : 1) sikap permulaan, 2) sikap saat memukul, dan

3) sikap akhir setelah memukul.

4. Teknik Permainan Bola Voli

Menurut Suharno HP (1985: 1), permainan bola voli adalah cabang

olahraga beregu yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu

terdiri dari 6 orang pemain dan di setiap lapangan dipisahkan oleh net.

Pantulan bola yang dimainkan boleh menggunakan seluruh anggota badan.

Maksud dan tujuan dari permainan ini adalah menjatuhkan bola di lapangan

lawan melewai atas net dengan syarat pantulan sempurna dan bersih sesuai

dengan peraturan. Permainan dimulai dengan pukulan bola servis. Bola harus

dipukul dengan satu tangan ke arah lapangan lawan melewati net. Setiap regu

dapat memainkan bola sampai tiga kali pantulan untuk dikembalikan (kecuali

perkenaan bola saat membendung). Dalam permainan bola voli hanya regu

yang menang satu rally permainan memperoleh satu angka, hingga salah satu

regu menang dalampertandingan dengan terlebih dahulu mengumpulkan

minimal dua puluh lima angka dan untuk set penentuan lima belas angka

(Suharno HP, 1985 : 1).

Menurut Muhajir (2007: 8) permainan bola voli adalah suatu cabang

olahraga berbentuk memvoli bola di udara bolak balik di atas jaring/net

Page 38: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

dengan maksud dapat menjatuhkan bola di dalam petak lapangan lawan untuk

mencari kemenangan. Memvoli dan memantulkan bola ke udara dapat

mempergunakan bagian tubuh mana saja asalkan perkenaannya harus

sempurna (tidak ganda/double). Permainan bola voli dimainkan dua regu,

yang masing-masing regu terdiri dari enam orang pemain.

Menurut M. Yunus (1992: 68), Teknik adalah cara melakukan atau

melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan

efektif. Teknik dalam permainan bola voli dapat diartikan sebagai cara

memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan-peraturan

yang berlaku dalam bola voli untuk mencapai hasil yang optimal. Sedangkan

menurut Suharno HP (1979: 11), Teknik adalah sualu proses melahirkan

keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin

untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan bola voli.

Untuk meningkatkan prestasi bola voli, teknik ini erat sekali hubungannya

dengan gerak, kondisi fisik, taktik dan mental. Teknik dasar bola voli harus

betul-betul dikuasai terlebih dahulu guna dapat mengembangkan mutu

prestasi permainan bola voli. Penguasaan teknik dasar merupakan salah satu

unsur yang ikut menentukan rnenang atau kalahnya suatu regu dalam suatu

pertandingan di samping unsur-unsur kondisi fisik, taktik dan mental.

Menurut Suharno HP (1979: 11), Syarat penting dalam penguasaan

teknik dasar bola voli mengingat hal-hal sebagai berikut:

a. Hukuman terhadap pelanggaran permainan yang berhubungan dengan

kesalahan dalam melakukan teknik.

Page 39: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

b. Karena terpisahnya tempat antara regu yang satu dengan yang lainnya,

sehingga tidak ada terjadinya sentuhan badan dari permainan lawan, maka

pengawasan wasit terhadap kesalahan teknik ini lebih seksama.

c. Banyaknya unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya kesalahan-

kesalahan teknik ini antara lain: membawa bola, menyenduk bola,

mendorong bola, mengangkat bola, pukulan rangkap dan bola tertahan.

d. Permainan bola voli adalah permainan cepat, artinya waktu untuk

memainkan bola sangat terbatas, sehingga penguasaan teknik yang tidak

sempurna akan memungkinkan timbulnya kesalahan-kesalahan teknik

yang lebih besar.

e. Penggunaan taktik-taktik yang tinggi hanya dimungkinkan kalau

penguasaan teknik dasar yang tinggi dalam permainan bola voli sudah

cukup sempurna.

Berdasarkan syarat penguasaan teknik dasar bola voli, maka teknik -

teknik dasar permainan bola voli dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Servis

Menurut M. Yunus (1992: 69), servis merupakan pukulan

pembukaan untuk memulai suatu permainan sesuai dengan kemajuan

permainan, teknik saat ini hanya sebagai permulaan permainan, tapi jika

ditinjau dari sudut taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk

mendapat nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenangan. Dieter

Beutelstahl (2005: 8) servis adalah sentuhan pertama dengan bola. Mula-

mula servis ini hanya dianggap sebagai pukulan permulaan saja, cara

Page 40: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

melempar bola untuk memulai permainan. Tetapi servis ini kemudian

berkembang menjadi suatu senjata yang ampuh untuk menyerang. Adapun

macam servis ada tiga yaitu : a) servis bawah, b) servis samping, c) servis

atas. Jadi teknik dasar ini tak boleh kita abaikan, dan harus kita latih

dengan baik secara terus menerus.

Menurut Muhajir (2007: 15) servis adalah pukulan bola yang

dilakukan oleh seorang pemain belakang kanan yang dilakukan dari

daerah servis langsung ke lapangan lawan. Keberhasilan suatu servis

bergantung pada kecepatan bola, jalan, dan perputaran bola, serta

penempatan bola ke tempat kosong di daerah permainan lawan.

Leo Rolex (2001: 24) servis adalah suatu upaya memukul bola ke

dalam permainan oleh pemain belakang kanan, yang berada di daerah

servis. Hal-hal yang berhubungan dengan servis adalah sebagai berikut:

1). Servis Pertama Dalam Satu Set

a). Servis pertama pada set pertama, begitu juga set penentuan (set

ke-5) dilakukan oleh regu adalah ditentukan dengan undian (toss).

b). Set yang lainnya akan dimulai oleh regu yang tidak melakukan

servis pertama pada set terdahulu.

2). Giliran Servis

a). Pemain harus menurut giliran servis seperti terdapat pada daftar

posisi.

b). Sesudah servis pertama dalam satu set, pemain yang melakukan

servis berikutnya ditentukan sebagai berikut:

Page 41: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

(1) Apabila regu yang melakukan servis memenangkan permainan

(rally), pemain (atau penggantinya) yang servis sebelumnya,

melakukan servis lagi.

(2) Apabila regu penerima yang memenangkan permainan (rally),

akan berhak mendapatkan giliran servis dan melakukan rotasi

sebelum servis sebenarnya. Pemain yang bergerak adalah dari

posisi kanan depan ke posisi kanan belakang.

3). Kewenangan untuk melakukan servis

Wasit pertama (1) mengijinkan untuk melakukan servis sesudah

mengecek bahwa kedua regu telah bermain dan juga servis dalam

posisi memegan bola.

4). Waktu (saat) melakukan servis

a). Bola harus dipukul dengan satu tangan atau salah satu bagian dari

lengan sesudah dilambungkan atau terlepas dari tangan (tangan-

tangan), dan sebelum menyentuh salah satu bagian dari badannya

atau permukaan lapangan permainan.

b). Pada saat melakukan servis atau melakukan servis sambil meloncat

server tersebut tidak boleh menyentuh lapangan (termasuk garis

akhir) atau lantai diluar batas daerah servis. Sesudah melakukan

servis, ia boleh menginjak atau mendarat diluar batas servis, atau

di dalam lapangan.

c). Server harus memukul bola dalam 8 detik sesudah wasit I

(pertama) meniup peluitnya untuk melakukan servis.

Page 42: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

d). Melakukan servis sebelum wasit meniup peluit, servis tersebut

dibatalkan dan diulangi lagi.

5). Pentabiran (menutup pandangan)

a). Para pemain dari regu yang melakukan servis tidak boleh

menghalangi lawan, melalui pentabiran (menutupi pandangan) dari

pandangan server atau arah datangnya bola.

b). Pentabiran perorangan. Seorang pemain dari regu giliran servis

melakukan pentabiran perorangan jika ia membuat gerakan

tangannya, melompat atau bergerak ke samping dan lain

sebagainya. Apabila bola telah dipukul dan bola yang telah

dipukul tersebut melewati di atasnya.

c). Pentabiran berkelompok. Satu regu melakukan pentabiran

berkelompok apabila server memukul bola di belakang satu

kelompok 2 (dua) orang atau lebih dari regu tersebut dan bola

yang diservis tersebut melewati di atas mereka.

6). Kesalahan Servis

a). Kesalahan servis. Kesalahan tersebut harus perpindahan servis,

walaupun lawan tidak pada posisinya (kesalahan posisi), server

tersebut adalah:

(1) Menyalahi posisi (salah rotasi)

(2) Tidak melakukan servis yang sebenarnya (tidak berada di

daerah servis).

(3) Melanggar peraturan mengenai persiapan servis.

Page 43: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

b). Kesalahan servis setelah bola dipukul. Sesudah bola dipukul

secara sempurna servis dianggap salah (kecuali kalau seorang

pemain salah posisi) jika bola tersebut:

(1) Menyentuh pemain sendiri yang melakukan servis atau gagal

melewati bidang tegak lurus dari net.

(2) Bola keluar

(3) Melewati di atas pentabiran perorangan atau berkelompok.

7). Kesalahan servis dan kesalahan posisi

a). Apabila server melakukan kesalahan servis (tidak tepat

pelaksanaannya, kesalahan posisi rotasi dan lain sebagainya), dan

lawan adalah salah posisi, adalah kesalahan servis dikenakan

sanksi.

b). Malahan jika pelaksanaan servis adalah benar, tetapi sesudah

kemudian servis tersebut menjadi salah (keluar, pentabiran dan lain

sebagainya), kesalahan posisi tersebut yang diutamakan dan

adalah dikenakan sanksi.

Teknik dasar dalam melakukan servis bawah adalah sebagai berikut

(Muhajir, 2007:15):

1). Sikap permulaan

a). Pemain yang akan melakukan servis berdiri di luar garis belakang

lapangan dengan kaki kiri agak lebih ke depan daripada kaki

kanan (bagi yang tidak kidal). Bola dipegang dengan tangan kiri.

Page 44: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

b). Lambungkan bola ke atas tidak terlalu tinggi. Pada saat itu pula,

lengan kanan ditarik ke bawah belakang.

c). Ketika bola berada pada ketinggiaan pinggang, pada saat itu

lengan kanan diayunkan dari arah belakang ke depan atas untuk

memukul bola.

2). Sikap saat perkenaan

a). Perkenaan dengan bola adalah pada tangan

b). Telapak tangan menghadap bola dan pada saat perkenaan dengan

bola, telapak tangan dalam keadaan ditegangkan agar terjadi

pantulan sempurna. Selain itu, dapat pula ditambah dengan

gerakan tangan secara eksplosif.

3). Sikap akhir

Setelah memukul bola, langkahkan kaki kanan ke depan dan terus

memasuki lapangan permainan serta mengambil sikap siap normal.

Bentuk-bentuk latihan teknik servis bawah adalah sebagai berikut

(Muhajir, 2007: 16):

1). Latihan menyempurnakan kemampuan mengarahkan bola. Seluruh

siswa diberi kesempatan melakukan servis bawah dengan

mengarahkan bola ke sasaran yang telah ditetapkan, yaitu membagi

lapangan menjadi enam kotak sasaran.

2). Latihan menambah ketahanan bergerak cepat dan menyempurnakan

teknik servis. Siswa dibagi dua regu saling berhadapan dan dibatasi

oleh net. Pemain 1 melakukan servis bawah ke arah pemain 2,

Page 45: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

kemudian cepat berlari ke lapangan seberang. Pemain 2 setelah

menerima bola dilanjutkan dengan melakukan servis bawah ke arah

pemain 3, lalu cepat berlari ke lapangan seberang dan seterusnya.

b. Passing

Menurut M. Yunus (1992: 79), passing adalah mengoperkan bola

kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu,

sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan.

Passing menurut M. Yunus (1992:122) adalah pengoperan bola kepada

teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu sebagai

langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan.

Menurut Muhajir (2007: 11) passing dalam permainan bola voli

adalah usaha atau upaya seorang pemaing dengan menggunakan suatu

teknik tertentu untuk mengoperkan bola yang dimainkannya kepada

teman seregunya agar dimainkan di lapagan sendiri. Bentuk-bentuk

passing beserta tekniknya antara lain sebagai berikut:

1). Latihan teknik passing bawah normal

Cara melakukannya sebagai berikut:

a). Sikap permulaan

(1) Ambil sikap normal, yaitu kedua lutut ditekuk dengan badan

sedikit dibengkokkan ke depan. Berat badan menumpu pada

telapak kaki bagian depan untuk mendapatkan keseimbangan

agar dapat lebih cepat bergerak ke segala arah.

Page 46: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

(2) Kedua tangan saling berpegangan yaitu punggung tangan

kanan diletakkan di atas telapak tangan kiri, kemudian saling

berpegangan.

b). Gerak Pelaksanaan

(1) ayunkan kedua lengan ke arah bola dengan sumbu gerak pada

persendian bahu dengan siku betul-betul dengan keadaan lurus

(2) perkenaan bola pada bagian proksimal lengan, yaitu di atas

pergelangan tangan. Pada waktu lengan membentuk sudut

sekitar 450 dengan badan, lengan diayunkan, dan diangkat

hampir lurus.

c). Gerak Lanjutan

Setelah ayunan lengan mengenai bola, maka kaki belakang

melangkah ke depan untuk mengambil posisi siap kembali.

Ayunan lengan untuk pass bawah ke depan tidak melebihi sudut

900 dengan bahu/badan.

2). Bentuk-Bentuk Latihan Teknik Passing Bawah

a). Latihan menambah kepekaan mengendalikan bola. Dua pemain

saling mengoperkan bola dengan teknik passing bawah. Bola yang

dioperkan harus melambung tinggi.

b). Latihan passing bawah tanpa melewati garis batas. Pemain 1

melemparkan bola ke depan net. Pemain 2, berlari ke depan lalu

melakukan passing bawah untuk mengembalikan bola ke pemain

Page 47: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

1 tetapi tanpa menyentuh net dan tanpa menginjak lapangan

seberang.

c). Latihan passing bawah dengan perubahan arah. Tiga pemain

membentuk segitiga, kemudian saling mengoperkan bola dengan

teknik passing bawah.

d). Latihan penyempurnaan teknik passing bawah satu tangan.

Pemain 1 melemparkan bola silih berganti ke sisi kiri dan kanan

kotak. Pemain 2 bergerak ke sisi kiri dan kanan di belakang kotak

sambil mengembalikan bola ke pemain 1 dengan teknik passing

bawah satu tangan.

e). Latihan menambah ketahanan bergerak cepat. Pemain 1 memukul

bola ke depan pemain 2. Pemain 2 berlari ke depan dan berusaha

untuk mengembalikan bola dengan passing bawah, serta posisi

badan agak jongkok.

f). Latihan passing bawah dengan melewati net. Pemain membentuk

dua baris berhadap-hadapan dengan jarak 5 meter. Setiap

pasangan menggunakan satu bola. Bola dilambungkan ke tempat

sekitar 2 meter di depan pemain yang sedang berlatih. Pemain ini

harus berlari menempati posisi yang tepat, melakukan passing

bawah ke pelempar, lalu mundur lagi beberapa langkah.

3). Passing Atas Normal

Cara melakukannya sebagai berikut:

a). Sikap permulaan

Page 48: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

(1) Ambil posisi sikap siap normal, yaitu kedua kaki bediri selebar

dada, berat badan menumpu pada telapak kaki bagian depan,

dan lutut ditekuk sehingga badan merendah.

(2) Tempatkan badan secepat mungkin di bawah bola dengan

kedua tangan diangkat lebih tinggi dari dahi dan jari-jari

tangan terbuka lebar membentuk cekungan seperti setengah

lingkaran bola.

b). Gerak Pelaksanaan

(1) Pada saat bola tepat berada di atas dan sedikit di depan dahi,

lengan diluruskan dengan gerakan agak eksplosif untuk

mendorong bola.

(2) Perkenaan bola pada permukaan jari-jari ruas pertama dan

kedua, serta yang dominan mendorong bola adalah ibu jari,

jari telunjuk, dan jari tengah.

(3) Pada waktu perkenaan dengan bola, jari-jari agak ditegangkan.

Kemudian diikuti dengan gerakan pergelangan tangan agar

bola dapat memantul dengan baik.

c). Gerakan lanjutan

Setelah bola memantul dengan baik, maka dilanjutkan dengan

meluruskan lengan ke depan atas sebagai suatu gerakan lanjutan.

4). Bentuk-Bentuk Latihan passing Atas

Page 49: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

a). Latihan menambah kepekaan mengendalikan bola. Dua pemain

saling mengoperkan bola dengan teknik passing atas. Bola yang

dioperkan harus melambung tinggi.

b). Latihan menyempurnakan pengoperan bola dengan tepat. Tiga

pemain membentuk segitiga, kemudian saling mengoperkan bola

dengan teknik passing atas, dan mengarahkan bola dengan teman

silih berganti.

c). Latihan menyempurnakan kemampuan mengarahkan bola. Bola

saling dioperkan dengan passing atas melalui ring atau ban sepeda

yang terpasang di antara kedua teman yang melakukan latihan.

d). Latihan menyempurnakan urutan gerak lari, berdiri,dan

melambungkan bola. Pemain 1 memantulkan bola ke lantai.

Pemain 2 dengan cepat berlari ke arah bola, kemudian berdiri

untuk menerima bola dengan teknik passing atas.

c. Umpan (Set Up)

Menurut M. Yunus (1992: 101), umpan adalah menyajikan bola

kepada teman dalam satu regu, yang kemudian diharapkan bola tersebut

dapat diserangkan ke daerah lawan dalam bentuk smash.

d. Smash

Smash adalah pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha

mencapai kemenangan (M. Yunus, 1992 : 108). Sedangkan menurut

Bonnie Robinson (1993 : 28), smash atau spike adalah memukul bola ke

bawah dengan kekuatan yang besar. Ada empat macam smash yaitu : a)

Page 50: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

frontal smash atau smash depan, b) frontal smash dengan twist atau smash

depan dengan memutar, c) smash dari pergelangan tangan, d) dump atau

smash tipuan.

e. Bendungan (Block)

Block merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menangkis

serangan lawan (M. Yunus, 1992 : 119). Menang atau kalah pada

pertandingan volley sesungguhnya tergantung pada baik tidaknya basic

skill atau kemampuan dasar pemain itu sendiri. Basic skill block atau

pertahanan merupakan inti dari seluruh sistem pertahanan. Hanya dengan

pertahanan yang kuat pemain dapat melindungi pukulan-pukulan smash

lawan (Dieter Beautelstahl, 2005 : 30).

Berdasar pada berbagai macam teknik dasar permainan bola voli

tersebut, pukulan servis merupakan upaya pukulan bola ke dalam permainan

oleh pemain belakang kanan yang berada di daerah servis. Servis dilakukan

dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Servis pertama pada set pertama, begitu juga pada set penentuan dilakukan

oleh suatu regu yang ditentukan dengan undian.

b. Set yang lainnya akan dimulai oleh regu yang tidak giliran servis pertama

pada set terdahulu.

c. Apabila regu yang menang dalarn permainan (rally) akan berhak

mendapatkan angka dan berhak mendapatkan giliran servis dengan

melakukan rotasi letak permainan bergerak dari posisi kanan depan ke

posisi kanan belakang.

Page 51: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

d. Wasit pertama mengijinkan untuk dilakukan servis sesudah dicek bahwa

kedua regu telah siap dimainkan dan juga server berada dalam posisi

pegang bola.

e. Waktu melakukan servis bola harus dipukul dengan satu tangan atau salah

satu bagian dari lengan sesudah bola dilambungkan dari tangan.

f. Pada saat melakukan scrvis, server tidak boleh terkena lapangan (termasuk

garis akhir) atau lantai di luar batas daerah servis.

g. Server harus memukul bola dalam 5 detik sesudah wasit pertama meniup

peluitya untuk dilakukan servis.

h. Apabila servis dilakukan sebelum wasit meniup peluit, servis tersebut

dibatalkan dan diulangi lagi.

i. Apabila sesudah bola dilambungkan atau terlepas, server membiarkan

jatuh di lapangan tanpa tersentuh bola tersebut, itu sebagai satu

persiapanservis.

j. Sesudah satu kali dilakukan persiapan servis, wasit memberikan hak

kembali dilakukan servis tanpa menunda waktu, dan server harus

melakukan selama tiga detik berikutnya.

k. Hanya satu kali persiapan servis yang diperkenankan untuk setiap

melaksanakan servis

l. Pemain dari regu yang melaksanakan servis tidak boleh menghalangi,

melalui pentabiran (menutupi pandangan) dari pandangan server atau

arah datangnya bola.

Page 52: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

m. Merupakan kesalahan servis apabila :

1). Kesalahan posisi servis (salah rotasi)

2). Servis tidak dilakukan secara benar (tidak bcrada di daerah scrvis)

3). Pelanggaran peraturan tentang persiapan servis

n. Merupakan kesalahan servis setelah bola dipukul apabila :

1). Bola disentuh pemain sendiri ketika dilakukan servis atau gagal

melewati bidang tegak lurus dari net

2). Bola keluar

3). Terlintas di atas pentabiran perorangan atau berkelompok

o. Bila server salah servis dan lawan salah posisi adalah kesalahan servis

dikenakan sangsi.

p. Jika pelaksanaan servis benar, tetapi setelah kemudian servis tersebut

menjadi salah (keluar dan sebagainya) kesalahan posisi tersebut yang

diutamakan dan adalah dikenakan sangsi.

5. Jenis - Jenis Servis

a. Servis Bawah

Servis bawah adalah servis yang dilakukan dengan cara memukul bola

dari bawah.

b. Servis Samping

Servis samping adalah servis yang dilakukan dengan cara memukul bola

dari samping badan.

Page 53: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

c. Servis Atas

Servis atas adalah servis yang dilakukan dengan cara bola dipukul di atas

kepala

Menurut Suharno HP, (1985 : 19), servis adalah sebagai tanda

dimulainya peraminan dan sebagai suatu serangan yang pertama kali bagi

suatu regu. Mengenai pelaksanaan servis atas bola voli dapat dilihat pada

gambar 1, gambar 2, gambar 3 di bawah ini.

Gambar 1 Persiapan servis atas

(Barbara L, Viera Bonnie, Jill Fergusson, 2000 : 30) Keterangan: 1. Kaki dalam posisi melangkah dengan santai 2. Berat badan terbagi seimbang 3. Bahu sejajar net 4. Kaki dan tangan yang tidak memukul berada di depan 5. Gunakan telapak tangan terbuka 6. Pandangan ke arah bola

Gambar 2 Eksekusi (Barbara L, Viera, Bonnie, Jill Fergusson, 2000 : 30)

Page 54: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Keterangan : 1. Pukul bola di depan bahu lengan yang memukul 2. Pukul bola tanpa atau dengan sedikit spin 3. Pukul bola dengan 1 tangan 4. Pukul bola dekat dengan tubuh 5. Ayunkan lengan ke belakang dengan sikut ke atas 6. Letakkan tangan di dekat telinga 7. Pukul bola dengan tumit telapak tangan terbuka 8. Pertahankan lengan pada posisi menjangkau sejauh mungkin 9. Awasi bola pada saat hendak memukul 10. Pindahkan berat badan ke depan

Gambar 3 Gerakan Lanjutan

(Barbara L, Viera, Bonni, Jill Regusson, 2000 : 30)

Keterangan : 1. Teruskan pemindahan berat badan ke depan 2. Jatuhkan lengan dengan perlahan sebagai lanjutan 3. Bergerak ke lapangan

Jenis servis yang paling umum (Dieter Beutelstahl, 2007: 8) adalah:

a. Under-arm service atau servis lengan bawah

Under-arm service merupakan servis yang paling populer dan paling

sering dipakai terutama pada pertandingan-pertandingan tingkat rendah.

Hal ini dimungkinkan karena servis ini memang merupakan servis yang

paling mudah. Terutama bagi para pemain wanita. Dengan servis ini,

mereka dapat menguasai atau mengontrol bola dengan lebih teliti.

Page 55: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

b. Hook service atau servis kait

Di sini pemain harus pandai mengkombinasikan kekuatan dan gerakan.

Kekuatan dan lancarnya pergerakan inilah yang mempunyai ciri khas dari

jenis hook service. Dalam pelaksanaannya, bola diberi spin yang kuat

sekali. Servis ini merupakan salah satu servis penyerang yang paling

hebat dan mematikan. Gerakan servis ini sangat kompleks. Kalau tidak

dikerjakan dengan sempurna, servis ini akan gagal dan hasilnya jauh dari

memuaskan.

c. Floating service atau servis melayang

Floating service adalah servis yang tidak mengandung spin. Bola

seakan-akan melayang, tanpa berputar sama sekali. Servis ini cukup

efektif, karena arah lajunya bola tidak menentu. Bola itu bervibrasi dan

melayang, kadang-kadang berubah arah, vertikal ataupun horizontal.

Pada deviasi horizontal, bola itu melayang menyimpang dari arah

sebenarnya, lebih ke kanan atau lebih ke kiri. Penyimpangan ini

disebabkan oleh pergerakan udara di sekeliling bola itu, sehingga

mempersulit penerimaan servis tersebut. Si penerima servis harus

memusatkan konsentrasi sebaik mungkin.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Servis Bola Voli

Menurut Beautelstahl (2005 : 8), servis merupakan sentuhan pertama

dengan bola, mula-mula servis ini sebagai pukulan permulaan kemudian

berkembang menjadi senjata yang ampuh untuk menyerang. Servis sebagai

awal dari permainan berkembang menjadi suatu teknik yang dapat digunakan

Page 56: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

untuk penyerangan. Berbagai macam cara digunakan agar bola hasil servis itu

menjadi sulit untuk diterima oleh lawan. Cara untuk mempersulit bola servis

pada dasarnya dengan : a) Kecepatan, kurve dan belak belok jalannya bola.

Untuk memperoleh bola yang bervariasi ditentukan oleh : (1) Keras atau

pelannya pukulan, (2) Tinggi atau rendahnya bola hasil pukulan, dan (3)

Membuat bola berputar atau tidak berputar dan melayang; b) Penempatan

bola diarahkan kepada titik-titik kelemahan lawan, misalnya arah depan,

belakang atau samping.

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Budiharjo, 2000. Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan terdapat

hubungan antara panjang tungkai dengan kemampuan menendang bola lambung,

dengan koefisien korelasi sebesar r=0,715 dan koefisien diterminasi sebesar

0,511 yang berarti 51,1% dari kemampuan menendang bola lambung dapat

dijelaskan oleh panjang tungkai. Kedua, terdapat hubungan antara kekuatan otot

tungkai dengan kemampuan menendang bola lambung, dengan koefisien

korelasi sebesar r = 0,740 dan koefisien diterminasi sebesar 0,547 yang berarti

54,7% dari kemampuan menendang bola lambung dapat dijelaskan oleh

kekuatan otot tungkai. Ketiga, terdapat hubungan antara daya tahan otot perut

dengan kemampuan menendang bola lambung, dengan koefisien korelasi

sebesar r=0,717 dan koefisien diterminasi sebesar 0,528 yang berarti 52,8% dari

kemampuan menendang bola lambung dapat dijelaskan oleh daya tahan otot

perut. Keempat terdapat hubungan antara panjang tungkai, kekuatan otot

tungkai dan daya tahan otot perut terhadap kemampuan menendang bola

Page 57: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

lambung, dengan koefisien korelasi sebesar r=0,907 dan koefisien diterminasi

sebesar 0,823 yang berarti 82,3% dari kemampuan menendang bola lambung

dapat dijelaskan melalui panjang tungkai, kekuatan otot tungkai, dan daya tahan

otot perut.

C. Kerangka Berpikir

1. Hubungan Kekuatan Otot Lengan dengan Kemampuan Servis Atas Bola Voli

Agar supaya mampu melakukan pukulan servis bola voli seperti yang

diharapkan yaitu pukulan itu dilakukan dengan berulang kali sepanjang

permainan lalu diharapkan laju bola tetap cepat dan keras maka gerakan

tersebut membutuhkan kekuatan yang berasal dari kumpulan otot-otot lengan.

Kekuatan otot lengan yang memadai berpengaruh terhadap pukulan servis

bisa diarahkan sampai ke belakang lapangan lawan.

2. Hubungan Panjang Lengan dengan Kemampuan Servis Atas Bola Voli

Lengan yang berukuran panjang dapat berpengaruh terhadap kecepatan

gerakan pukulan dan kecepatan itu sebanding dengan besarnya radius yaitu

panjang lengan seseorang. Jadi makin panjang radiusnya makin besar pula

kecepatan yang diperolehnya sehingga laju bola bertambah cepat, serta

pukulan awal tersebut dapat sebagai serangan awal yang baik dari garis

belakang (Suhamo HP, 1979 : 7).

3. Hubungan Kekuatan Otot Lengan dan Panjang Lengan secara bersama-sama

dengan Kemampuan Servis Atas Bola Voli

Kekuatan otot memungkinkan pemain voli mempunyai kekuatan untuk

melakukan servic dengan kuat, demikian pula dengan panjang lengan yang

Page 58: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

memadai seorang pemain bola voli memungkinkan untuk melakukan service

dengan laju bola yang cepat. Dengan demikian kekuatan otot yang ditunjang

dengan panjang lengan yang memadai memungkinkan pemain bola voly dapat

melakukan servis atas bola voli lebih baik.

Berdasarkan kajian teori, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat

digambarkan seperti diagrama berikut:

Gambar 4: Kerangka Penelitian

D. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih

perlu dibuktikan kebenarannya. Sutrisno Hadi (2000 : 257), suatu hipotesis akan

diterima kalau bahan-bahan penyelidikan membenarkan pernyataan itu dan dia

akan ditolak kalau salah atau palsu dan akan diterima kalau fakta-fakta

membenarkannya. Berdasarkan kajian teoritis yang berhubungan dengan

permasalahan dan didukung dengan kerangka hasil-hasil penelitian yang

berkaitan maka dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut :

Kekuatan otot lengan (X1)

Panjang lengan (X2)

Kemampuan servis atas bola voli (Y)

Rx1-y

Rx2-y

Rx12-y

Page 59: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

1. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dengan

kemampuan servis atas dalam permainan bola voli Siswa Putra kelas IX SMP

Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2008/ 2009.

2. Ada hubungan yang signifikan antara panjang lengan dengan kemampuan

servis atas dalam permainan bola voli Siswa Putra kelas IX SMP Negeri 1

Bringin Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2008/ 2009 .

3. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dan panjang

lengan secara bersama-sama dengan kemampuan servis atas dalam permainan

bola voli Siswa Putra kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang

tahun pelajaran 2008/ 2009.

Page 60: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang diambil adalah di SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten

Semarang.

2. Waktu Pengambilan Data Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada:

a. Hari : Sabtu

Tanggal : 30 Mei 2009

Jam : 09.00 – selesai

b. Hari : Sabtu

Tanggal : 6 Juni 2009

Jam : 09.00 – selesai

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh

terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

atau prosedur kerja sehingga dalam pelaksanaannya diperlukan metode-metode

tertentu. Berbobot tidaknya sebuah penelitian tergantung pertanggungjawaban

dari metode penelitiannya. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah

metode deskriptif korelasional. Karena dalam penelitian ini bertujuan untuk

mendapatkan informasi mengenai deskripsi yang bersifat hubungan, yaitu antara

Page 61: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

kekuatan otot lengan dan panjang lengan terhadap kemampuan servis atas dalam

permainan bola voli.

C. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 108), populasi adalah keseluruhan

subyek penelitian. Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu

yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama. Pengertian di atas mengandung

maksud bahwa populasi dalam penelitian ini adalah seluruh individu yang akan

dijadikan subyek penelitian dan keseluruhan dari individu itu harus memiliki

paling tidak satu sifat yang sama. Adapun populasi yang digunakan dalam

penelitian ini memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Usia rata-rata antara 14 – 15 tahun

2. Menduduki pada semester genap kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten

Semarang

3. Jenis kelamin laki-laki

4. Telah mendapatkan pelajaran bola voli lanjutan

Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka dalam penelitian ini

populasinya adalah siswa putra kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten

Semarang, tahun pelajaran 2008/2009 yang berjumlah 115 siswa.

Yang terdiri dari 6 kelas yaitu:

1. Kelas IX A sebanyak 20 siswa

2. Kelas IX B sebanyak 19 siswa

3. Kelas IX C sebanyak 20 siswa

4. Kelas IX D sebanyak 20 siswa

Page 62: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

5. Kelas IX E sebanyak 18 siswa

6. Kelas IX F sebanyak 18 siswa +

Jumlah 115 siswa

D. Sampel dan Teknik Sampling

Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 112), sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti. Untuk penentuan jumlah sampel berpedoman pada

yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2002: 112) bahwa apabila

subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat

diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih.

Adapun dalam penelitian ini cara pengambilan sampel adalah dengan cara

proporsional cluster random sampling yaitu suatu teknik pengambilan sampel

dengan cara acak dari perwakilan populasi. Sebab dalam penelitian pemilihan

sampel semua individu diberi hak yang sama untuk menjadi sampel tanpa

pengecualian.

Cara yang digunakan adalah dengan undian sebagaimana kita mengadakan

undian. Mengambil sampel dengan cara ini,maka pemilihan sampel telah

terhindarkan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka sampel dalam penelitian ini

sebagai berikut :

1. Kelas IX A : 20 x 35% = 7 = 7 siswa

2. Kelas IX B : 19 x 35% = 6,65 (dibulatkan) = 7 siswa

3. Kelas IX C : 20 x 35% = 7 = 7 siswa

4. Kelas IX D : 20 x 35% = 7 = 7 siswa

Page 63: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

5. Kelas IX E : 18 x 35% = 6,33 ( dibulatkan ) = 6 siswa

6. Kelas IX F : 18 x 35% = 6,33 ( dibulatkan ) = 6 siswa +

Jumlah = 40 siswa

E. Variabel

Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 96), variabel adalah obyek penelitian

atau apa yang menjadi suatu titik penelitian. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi,

sebagaimana telah dikutip oleh Suharsimi Arikunto (2002: 94), variabel

didefinisikan sebagai gejala yang bervariasi. Gejala adalah obyek penelitian

sehingga variabel adalah obyek penelitian yang bervariasi. Dalam penelitian ini

ada dua variabel yang diselidiki, yaitu :

1. Variabel bebas, terdiri: a) kekuatan otot lengan, dan b) panjang lengan.

2. Variabel terikat yaitu kemampuan servis atas dalam permainan bola voli.

F. Definisi Operasional Variabel

1. Kekuatan Otot Lengan

Kekuatan atau strength adalah kemampuan otot untuk membangkitkan

tegangan terhadap suatu tahanan (Harsono, 1988 : 176). Kekuatan otot adalah

kemampuan kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam

penggunaan otot untuk penerimaan beban sewaktu bekerja. Sajoto (1995:8)

memberikan definisi tentang kekuatan yaitu komponen kondisi fisik seseorang

yang berkaitan dengan kemampuan mempergunakan otot untuk menerima

beban sewaktu bekerja. Kekuatan merupakan salah satu unsur kondisi fisik

yang sangat dominan dan sangat dibutuhkan di hampir semua cabang

olahraga. Pelaksanaan berbagai macam keterampilan atau aktivitas gerak

Page 64: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

khususnya dalam berolahraga atau bermain bola voli, membutuhkan adanya

unsur kekuatan. Seorang pemain bola voli harus terlebih dahulu memiliki

dasar-dasar kekuatan yang baik.

Dasar kekuatan yang baik akan memudahkan pelaksanaan gerak baik didalam

memukul maupun didalam menyongsong bola, melangkah dan atau meloncat,

dan gerakan lain yang diperlukan dalam permainan bola voli seperti smes dan

membendung. Hal ini semakin tampak jelas dengan manfaat yang diperoleh

dari adanya kekuatan yang baik, yaitu untuk mempermudah mempelajari

teknik-teknik permainan serta mencegah kemungkinan terjadinya cedera.

2. Panjang Lengan

Panjang menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah : 1) tidak pendek,

lanjut; 2) selama, seluruh; 3) menurut (Poerwadarminta, 1976:708). Lengan

adalah anggota badan dari pergelangan sampai ke bahu (Poerwadarminta,

1976:585). Berdasar pada pengertian tersebut panjang lengan yang

dimaksudkan dalam penelitian ini adalah keberadaan panjang lengan yang

diukur dari ujung jari tangan sampai dengan pangkal bahu, yang digunakan

dalam melakukan pukulan servis atas dalam permainan bola voli pada siswa

putra kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang tahun pelajaran

2008/2009.

3. Kemampuan Servis Atas

Menurut Beautelstahl (2005 : 8), servis adalah sentuhan pertama dengan bola.

Jadi servis atas adalah teknik servis bahwa bola dipukul dari atas. Servis

dalam penelitian ini menggunakam servis atas, yaitu jenis servis bahwa

Page 65: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

pukulan bola dilakukan dari atas, sedangkan hasil pukulan tersebut arah laju

bolanya bebas. Berorientasi pada beberapa definisi tersebut di atas, maka yang

dimaksud dengan hubungan dalam penelitian ini adalah hubungan antara

kekuatan otot lengan dengan kemampuan servis atas bola voli, hubungan

panjang lengan dengan kemampuan servis atas bola voli serta hubungan

antara kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan kemampuan servis

atas bola voli pada siswa putra kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten

Semarang tahun pelajaran 2008/2009.

G. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan teknik tes dan pengukuran. Dengan pelaksanaan tests - re test. Adapun

data yang dikumpulkan yaitu :

1. Data pengukuran kekuatan otot lengan

Pengukuran kekuatan otot lengan yaitu menggunakan tes push Up (Muhajir,

2007: 80), pengukuran dilakukan dua kali, hasil yang terbaik digunakan

sebagai data penelitian, adapun pelaksanaan tes adalah sebagai berikut:

a. Mula-mula tidur telungkup, kedua kaki dirapatkan lurus di belakang dan

ujung kaki bertumpu pada lantai.

b. Kedua telapak tangan di samping dada, jari-jari tangan menunjuk ke

depan, dan kedua siku ditekuk.

c. Kemudian, angkatlah badan ke atas hingga kedua tangan lurus. Badan dan

kaki berada dalam satu garis lurus.

Page 66: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

d. Lalu, badan diturunkan kembali dengan jalan membengkokkan siku.

badan dan kedua kaki tetap lurus serta tidak menyentuh lantai.

Gambar 5 Gerakan Push Up

( Drs. Muhajir, M.Ed . 2007 : 80 )

e. Skor pengukuran kekuatan otot lengan

Skor pengukuran kekuatan otot lengan dengan menggunakan interval

dengan menentukan jumlah kategori (Sutrisno Hadi, 2001: 12) dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Nilai tertinggi – nilai terendah i = Jumlah kelas

Kategori dalam penelitian ini dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu

tinggi, sedang, dan rendah dengan distribusi frekuensi sebagai berikut:

20 – 29 = kriteria rendah

30 – 39 = kriteria sedang

40 – 50 = kriteria tinggi

2. Data pengukuran panjang lengan

Untuk mengukur panjang lengan yaitu menggunakan alat anthropometer,

pengukuran panjang lengan dilakukan satu kali kesempatan dan dicatat

sampai persepuluh centimeter. Dengan cara anak berdiri tegak dengan kedua

Page 67: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

lengan lurus ke bawah, telapan tangan menghadap ke dalam, pengukuran

dilakukan dari sendi bahu (os acromion) sampai ke ujung jari tngah dari salah

satu lengan, ukuran panjang dinyatakan dalam centimeter, adapun

pelaksanaan pengukuran panjang lengan adalah sebagai berikut:

a. Anak coba berdiri tegak dengan kedua lengan lurus ke bawah, telapak

tangan menghadap ke dalam.

b. Pengukuran dilakukan dari sendi bahu (os acromion) sampai ke ujung jari

tengah dari salah satu lengan

c. Satuan ukuran panjang dinyatakan dalam cm

d. Skor pengukuran panjang lengan

Skor pengukuran panjang lengan dengan menggunakan interval

dengan menentukan jumlah kategori (Sutrisno Hadi, 2001: 12) dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Nilai tertinggi – nilai terendah i = Jumlah kelas

Kategori dalam penelitian ini dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu

tinggi, sedang, dan rendah dengan distribusi frekuensi sebagai berikut:

62 – 67 = kriteria rendah

68 – 73 = kriteria sedang

74 – 79 = kriteria tinggi

Berikut ini alat anthropometer ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

Page 68: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Gambar 6: Alat anthropometer

(Depdikbut, 1980: 5) Keterangan : 1. Jarum untuk batas pengukuran 2. Satuan ukuran cm

3. Data Kemampuan Servis Atas Permainan Bola Voli

Untuk mengukur servis bola voli, digunakan tes servis dari Laveage (Suharno,

1979: 75), dimana setelah persiapan servis dilakukan dari garis belakang batas

servis pada posisi di tengah, servis dilakukan berturut-turut 10 kali

kesempatan. Hasil 10 kali servis dijumlahkan dan merupakan hasil akhir tes

servis. Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut

a. Tes persiapan servis atas

b. Servis dilakukan dari daerah servis pada posisi di tengah

c. Servis dilakukan 10 kali kesempatan berturut-turut.

d. Hasil Pengukuran Servis Atas Bola Voli

Petak lapangan tes servis bola voli dari Laveage adalah sebagai berikut :

3 m 5 m 1 m B C E 1 m Net B A D 7 m B C E 1 m

Gambar 7: Tes service dari Laveage. (Suharno HP, 1979 : 75)

Page 69: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Keterangan Gambar 7 :

Harga petak sasaran untuk tes servis adalah :

A : Nilai 1

B : Nilai 2

C : Nilai 3

D : Nilai 4

E : Nilai 5

e. Skor pengukuran kemampuan servis atas dengan kriteria sebagai berikut:

Skor pengukuran kemampuan servis dengan menggunakan interval

dengan menentukan jumlah kategori (Sutrisno Hadi, 2001: 12) dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Nilai tertinggi – nilai terendah i = Jumlah kelas

Kategori dalam penelitian ini dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu

tinggi, sedang, dan rendah dengan distribusi frekuensi sebagai berikut:

14 -19 = kriteria rendah

20 – 25 = kriteria sedang

26 – 32 = kriteria tinggi

H. Pelaksanaan Penelitian

1. Penelitian dilaksanakan di lapangan bola voli SMP Negeri 1 Bringin,

Kabupaten Semarang

2. Sebelum penelitian dilaksanakan, siswa dikumpulkan lalu diadakan presensi

hadir, setelah itu melakukan pemanasan (warming up).

Page 70: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

3. Pada waktu penelitian dilaksanakan peserta tes harus berpakaian olahraga

untuk memudahkan pelaksanaan penelitian.

4. Untuk pelaksanaan penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif

korelasional, Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes

dan pengukuran yaitu: 1) pengukuran kekuatan otot lengan dengan

menggunakan tes push-up 2) pengukuran panjang lengan dengan

menggunakan Antrhopometer, 3) pengukuran hasil servis atas dengan

menggunakan alat tes servis atas dari Laveage.

I. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah serangkaian pengamatan terhadap sesuatu variabel

yang diambil dari data ke data dan dicatat menurut urut-urutan terjadinya serta

disusun sebagai data statistik. Dalam penelitian ini teknik analisis data

menggunakan teknik regresi linear berganda. Setelah data diperoleh dari hasil

pengukuran selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan program bantu

SPSS for windows release 11 (Singgih Santoso, 2002:125). Sebelum melakuakan

uji analisis dahulu dilakukan dengan sejumlah uji persyaratan untuk mengetahui

kelayakan data. Adapun uji persyaratan tersebut meliputi:

1. Uji Normalitas Data

Uji Normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal

dari suatu populasi yang normal (Singgih Santoso, 2003: 379). Asumsi

tersebut diuji dengan menggunakan uji Kolmogorof Smirnov dengan

menggunakan komputer program SPSS 11 for Windows. Apabila probalilitas

(p) > 0,05, Ho diterima. Ho diterima berarti data yang digunakan dalam

Page 71: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

penelitian tersebut mempunyai distribusi normal. Apabila probabilitas (p) <

0,05, maka Ho ditolak. Ho ditolak berarti data yang digunakan tersebut

berdistribusi tidak normal. Model yang baik adalah model yang dibentuk oleh

variabel yang mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal.

2. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians digunakan untuk mengetahui seragam

tidaknya variasi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama dalam

penelitian. Uji homogenitas varians dihitung dengan menggunakan uji levene

test. Kriteria uji jika signifikansi > 0,05 data dinyatakan homogen, sebaliknya

jika signifikansi <0,05 data dinyatakan tidak homogen. Untuk menguji

hipotesis nol bahwa 22

21 ss = (Furqon, 2002: 169).

2)1()1(

21

222

2112

-+-+-

=nn

SnSnSgab

Keterangan:

2gabS = asumsi homogenitas variansi

21S dan 2

2S = variansi sampel

n = jumlah subyek

Untuk pengujian homogenitas menggunakan bantuan SPSS

3. Uji Linieritas

Uji linieritas dimaksudkan untuk menguji apakah data yang diperoleh

linier ataukah tidak. Jika data linier, dapat dilanjutkan pada uji parametrik

dengan teknik regresi. Namun jika data tidak linier, digunakan uji regresi non

linier. Uji linieritas menggunakan teknik analisis varians untuk regresi atau uji

Page 72: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

F dengan kriteria pengujian yaitu jika signifikansi < 0,05 data dinyatakan

linier, sebaliknya jika signifikansi > 0,05 data dinyatakan tidak linier.

Menurut Gujarati (2006: 195) rumus untuk uji F adalah:

knR

kRF

---

=/)1(

1/2

2

Keterangan:

F = F hitung

R2 = variasi total

k = jumlah variabel

Uji linearitas dalam penelitian ini menggunakan uji LM (Lagrange

multiplier) (Imam Ghozali, 2005: 118). Untuk mempermudah dalam

melakukan uji F digunakan bantuan program komputer SPSS versi 11.

4. Uji Keberartian Model Garis Regresi

Adapun uji keberartian model garis regresi menggunakan uji t dengan

dengan kriteria pengujian yaitu jika signifikansi < 0,05 model regresi

dinyatakan berarti, sebaliknya jika signifikansi > 0,05 model regresi

dinyatakan tidak berarti. Untuk menguji keberartian koefisien regresi bi

digunakan statistik dengan rumus sebagai berikut (Budiyono, 2004: 286):

bi

i

s

bt =

Keterangan:

t = keberartian koefisien regresi/ t hitung

bi = koefisien regresi

Sbi = standar error

Page 73: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Untuk mempermudah melakukan uji t dengan menggunakan bantuan

program komputer SPSS versi 11.

5. Uji F

Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh dari variabel bebas secara

bersama-sama maka digunakan uji F. Uji F pada dasarnya menunjukkan

apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Adapun langkah-

langkahnya:

a. Menentukan Ho dan Ha (Hipotesis Nihil dan Hipotesis Alternatif);

Ho : β1 = β2 = 0 artinya secara bersama-sama variabel bebas tidak ada

pengaruh terhadap variabel terikat

Ha : β1 ≠ β2 ≠ 0 artinya secara bersama-sama variabel bebas berpengaruh

terhadap variabel terikat

b. Menentukan level of significance (misal α = 5%);

c. Kriteria Keputusan

Ho diterima apabila nilai p value > 0,05

Ho ditolak apabila nilai p value < 0,05

d. Keputusan

Dengan melihat nilai p value maka dapat ditentukan apakah Ho ditolak

atau diterima.

Untuk mencari level of significance (sig) digunakan bantuan program

SPSS, sedangkan untuk menentukan signifikan tidaknya nilai tersebut dilihat

dari nilai sig hasil perhitungan SPSS.

Page 74: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

6. Sumbangan Prediktor

Sumbangan prediktor digunakan untuk mengetahui berapa sumbangan

(kontribusi) masing-masing variabel bebas. Ada dua jenis sumbangan, yaitu

sumbangan efektif dan sumbangan relatif. Jumlah sumbangan efektif untuk

semua variabel sama dengan koefisien determinasi, sedangkan jumlah

sumbangan relatif untuk semua variabel bebasnya sama dengan 1 atau 100%

(Budiono, 2004: 293).

a. Sumbangan Relatif

1). Sumbangan relatif kekuatan otot lengan

SR (X1)% = %100)%(

2x

R

XSE

2). Sumbangan relatif panjang lengan

SR (X2)% = %100)%(

2x

R

XSE

b. Sumbangan Efektif

1) Sumbangan Efektif kekuatan otot lengan

SE (X1)% = bx1 x rxy1 x 100%

2) Sumbangan Efektif panjang lengan

SE (X2)% = bx2 x rxy2 x 100%

Page 75: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Data Penelitian

Program yang digunakan untuk menganalisis data adalah program SPSS.

Sesuai dengan hasil analisis statistik deskriptif, maka karakteristik variabel

penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Data Kekuatan otot lengan (X1)

Tabel 1: Statistik kekuatan otot lengan (X1)

Berdasarkan tabel frekuensi di atas dapat diketahui data kekuatan otot

lengan yang berasal dari observasi langsung dengan skor terendah 20 dan

tertinggi 50. Dengan demikian, rentangan skor yang muncul adalah sebesar 30

dari 20 sampai 50. Angka-angka ini kemudian dianalisis dan hasilnya adalah

sebagai berikut: (a) skor rata-rata (mean) sebesar 35,3; (b) simpangan

bakunya (standard deviasi/SD) sebesar 7,82; (c) median (me) sebesar 37,00;

dan (d) modus (mo) sebesar 42,00.

X140

0

35.3000

37.0000

42.00

7.8224

61.1897

30.00

20.00

50.00

1412.00

Valid

Missing

N

Mean

Median

Mode

Std. Deviation

Variance

Range

Minimum

Maximum

Sum

Page 76: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Kategori dalam penelitian ini dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu

tinggi, sedang, dan rendah, untuk mengelompokkan kategori tersebut terlebih

dahulu dicari kelas interval dengan rumus sebagai berikut (Sutrisno Hadi,

2001: 12):

Nilai tertinggi – nilai terendah i = Jumlah kelas

103

303

2050==

-=i

Selanjutnya distribusi frekuensi skor kekuatan otot lengan adalah

sebagai berikut:

Tabel 2 : Distribusi Skor kekuatan otot lengan

Interval Kategori Jumlah persentase

20 – 29 Rendah 9 22,5% 30 – 39 Sedang 13 32,5% 40 – 50 Tinggi 18 45%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 9 responden

(22,5%) berada pada kategori rendah, 13 responden (32,5%) berada pada

kategori sedang, dan 18 responden (45%) berada pada kategori tinggi. Dari

uraian tabel tersebut terlihat bahwa kekuatan otot lengan siswa di SMP Negeri

1 Bringin Kabupaten Semarang sudah cukup baik dan masih harus

ditingkatkan lagi hal yang berkaitan dengan kekuatan otot lengan, hal ini

terlihat dari observasi tentang kekuatan otot lengan di mana 18 responden

dengan hasil berada pada kategori tinggi. Gambaran lebih jelas mengenai

Page 77: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

distribusi skor data variabel kekuatan otot lengan ini disajikan pada

histogram berikut:

Gambar 8. Histrogram kekuatan otot lengan

2. Data Panjang Lengan

Tabel 3: Statistik panjang lengan (X2)

Berdasarkan tabel frekuensi di atas dapat diketahui data panjang lengan

yang berasal dari hasil observasi langsung dari skor terendah 62 dan tertinggi

79. Dengan demikian, rentangan skor yang muncul adalah sebesar 17 dari 62

sampai 79. Angka-angka ini kemudian dianalisis dan hasilnya adalah sebagai

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

rendah sedang tinggi

KriteriaJu

mla

h

Series1

X240

0

71.3500

73.0000

63.00

6.0576

36.6949

17.00

62.00

79.00

2854.00

Valid

Missing

N

Mean

Median

Mode

Std. Deviation

Variance

Range

Minimum

Maximum

Sum

Page 78: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

berikut: (a) skor rata-rata (mean) sebesar 71,35; (b) simpangan bakunya

(standard deviasi/SD) sebesar 6,06; (c) median (me) sebesar 73,00; dan (d)

modus (mo) sebesar 63,00.

Kategori dalam penelitian ini dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu

tinggi, sedang, dan rendah, untuk mengelompokkan kategori tersebut terlebih

dahulu dicari kelas interval dengan rumus sebagai berikut (Sutrisno Hadi,

2001: 12):

Nilai tertinggi – nilai terendah i = Jumlah kelas

67,53

173

6279==

-=i dibulatkan menjadi 6

Selanjutnya distribusi frekuensi skor panjang lengan adalah sebagai

berikut:

Tabel 4 : Distribusi Skor panjang lengan

Interval Kategori Jumlah persentase

62 – 67 Rendah 13 32,5% 68 – 73 Sedang 9 22,5% 74 – 79 Tinggi 18 45%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 13 responden

(32,5%) berada pada kategori rendah, 9 responden (22,5%) berada pada

kategori sedang, dan 18 responden (45%) berada pada kategori tinggi. Dari

uraian tabel tersebut terlihat bahwa panjang lengan di SMP Negeri 1 Bringin

Kabupaten Semarang sudah sangat baik, namun masih harus ditingkatkan lagi

Page 79: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

hal yang berkaitan dengan panjang lengan, hal ini terlihat dari observasi

langsung terhadap responden tentang panjang lengan di mana 18 responden

dengan hasil berada pada kategori tinggi. Gambaran lebih jelas mengenai

distribusi skor data variabel panjang lengan ini disajikan pada histogram

berikut:

Gambar 9 Histrogram Panjang lengan

3. Data kemampuan servis atas

Tabel 5: Statistik kemampuan servis atas (Y)

0

2

46

8

10

12

1416

18

20

rendah sedang tinggi

Kriteria

Jum

lah

Series1

Y40

0

23.0250

23.0000

24.00a

3.8196

14.5891

18.00

14.00

32.00

921.00

Valid

Missing

N

Mean

Median

Mode

Std. Deviation

Variance

Range

Minimum

Maximum

Sum

Multiple modes exist. The smallest value is showna.

Page 80: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Berdasarkan tabel frekuensi di atas dapat diketahui data kemampuan

servis atas yang berasal dari observasi langsung mulai dari skor terendah 14

dan tertinggi 32. Dengan demikian, rentangan skor yang muncul adalah

sebesar 18 dari 14 sampai 32. Angka-angka ini kemudian dianalisis dan

hasilnya adalah sebagai berikut: (a) skor rata-rata (mean) sebesar 23,03; (b)

simpangan bakunya (standard deviasi/SD) sebesar 3,82; (c) median (me)

sebesar 23,00; dan (d) modus (mo) sebesar 24,00.

Kategori dalam penelitian ini dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu

tinggi, sedang, dan rendah, untuk mengelompokkan kategori tersebut terlebih

dahulu dicari kelas interval dengan rumus sebagai berikut (Sutrisno Hadi,

2001: 12):

Nilai tertinggi – nilai terendah i = Jumlah kelas

63

183

1432==

-=i

Selanjutnya distribusi frekuensi skor kemampuan servis atas adalah

sebagai berikut:

Tabel 6 : Distribusi Skor kemampuan servis atas

Interval Kategori Jumlah persentase

14 – 19 Rendah 6 15%

20 – 25 Sedang 22 554%

26 – 32 Tinggi 12 30%

Jumlah 40 100%

Page 81: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 6 responden

(15%) berada pada kategori rendah, 22 responden (55%) berada pada kategori

sedang, dan 12 responden (30%) berada pada kategori tinggi. Dari uraian

tabel tersebut terlihat bahwa kemampuan servis atas siswa di SMP Negeri 1

Bringin Kabupaten Semarang sudah sangat baik, namun masih tetap

ditingkatkan lagi hal yang berkaitan dengan kemampuan servis atas, hal ini

terlihat dari hasil observasi di mana 22 siswa dengan nilai berada pada

kategori sedang. Gambaran lebih jelas mengenai distribusi skor data variabel

kemampuan servis atas ini disajikan pada histogram berikut:

Gambar 10. Histrogram kemampuan servis atas

B. Pengujian Hipotesis

1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, asumsi

yang digunakan adalah uji Kolmogorof Smirnov. Dengan hipotesis apabila

0

5

10

15

20

25

rendah sedang tinggi

Kriteria

Ju

mla

h

Series1

Page 82: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

probabilitas (p) ≥ 0,05, maka Ho diterima. Ho diterima berarti data yang

digunakan dalam penelitian tersebut mempunyai distribusi normal.

Apabila probabilitas (p) < 0,05, maka Ho ditolak. Ho ditolak berarti data

yang digunakan tersebut berdistribusi tidak normal. Hasil dari uji

normalitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 7 Uji Normalitas

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov Smirnov

adalah sebesar 0,458 dan Asymp. Sig. (2-tailed) pada 0,985 atau lebih

besar dari 0,05. Hal ini berarti Ho diterima yang berarti bahwa data yang

digunakan dalam penelitian tersebut mempunyai distribusi normal,

sehingga lolos uji normalitas.

b. Uji Homogenitas

Untuk mengetahui variansi populasi kelompok satu sama besar

dengan variansi populasi kelompok dua pada variabel media pembelajaran

digunakan uji hipotesis nol. Perhitungan uji Homogenitas dilakukan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

40

-1.86265E-10

3.0746524

.072

.042

-.072

.458

.985

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parametersa,b

Absolute

Positive

Negative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardized Residual

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Page 83: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

dengan menggunakan program SPSS, hasil perhitungan uji homogenitas

adalah sebagai berikut:

1) Variabel Kekuatan otot lengan

Hasil uji levene’s test menunjukkan nilai F sebesar 1,311 (P =

0,272). Hal ini berarti secara statistik tidak siginifikan, dengan

demikian hipotesis diterima atau variansi sama (memenuhi asumsi

anova).

2) Variabel Panjang Lengan

Hasil uji levene’s test menunjukkan nilai F sebesar 2,102 (P =

0,053). Hal ini berarti secara statistik tidak siginifikan, dengan

demikian hipotesis diterima atau variansi sama (memenuhi asumsi

anova).

3) Variabel Kemampuan Servis Atas

Hasil uji levene’s test menunjukkan nilai F sebesar 25,564 (P =

0,000). Hal ini berarti secara statistik siginifikan, dengan demikian

hipotesis nol dapat ditolak atau variansi tidak sama (tidak memenuhi

asumsi anova).

c. Uji Linearitas

Hasil R2 perhitungan SPSS menunjukkan nilai sebesar 0,000 dengan

N=64 diperoleh R2.N (0,000 x 64) = 0. Nilai ini dibandingkan dengan

tabel chi kuadrat dengan df= 64 dan tingkat signifikan 0,05 didapat nilai

tabel chi kuadrat sebesar 79,08. Oleh karena nilai chi kuadrat hitung lebih

Page 84: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

kecil dari chi kuadrat tabel maka dapat disimpulkan bahwa model yang

benar adalah model linear.

2. Uji Hipotesis

a. Hubungan Kekuatan Otot Lengan (X1) Dengan Kemampuan Servis Atas

(Y)

1) Koefisien Regresi

Pengujian hipotesis yang pertama diajukan dalam penelitian ini

menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kekuatan otot lengan

dengan kemampuan servis atas. Perhitungan analisis regresi sederhana

adalah sebagai berikut:

Tabel 8 Koefisien Regresi kekuatan otot lengan dengan kemampuan

servis atas

Berdasarkan dari perhitungan analisis regresi sederhana yang

terlihat pada tabel di atas, menghasilkan arah regresi b sebesar 0,250

dan konstanta a sebesar 14,199. Dengan demikian bentuk hubungan

antara kedua variabel tersebut dapat digambarkan oleh persamaan

regresi Y = 14,199 + 0,250 X1.

Coefficientsa

14.199 2.459 5.775 .000

.250 .068 .512 3.675 .001

(Constant)

X1

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: Ya.

Page 85: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

2) Koefisien Korelasi

Kekuatan hubungan antara kekuatan otot lengan dengan

kemampuan servis atas ditunjukkan oleh koefisien korelasi product

moment sebesar rxy1 = 0,512. Kekuatan hubungan antara kekuatan otot

dengan kemampuan servis atas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 9 Hubungan kekuatan otot lengan dengan kemampuan servis atas

Korelasi R thitung ttabel a = 0,05

rxy1 0,512 3,675 1,684

3) Uji t

Uji keberartian koefisien korelasi dilakukan dengan uji t didapat

harga thitung sebesar 3,675 > ttabel 1,684. Berdasarkan hasil pengujian

signifikan dinyatakan bahwa hubungan kekuatan otot lengan dengan

kemampuan servis atas sangat signifikan. Dengan demikian hipotesis

yang menyatakan terdapat hubungan yang positif antara variabel

kekuatan otot lengan dengan kemampuan servis atas diuji

kebenarannya. Hal ini berarti semakin tinggi kekuatan otot lengan,

akan semakin tinggi pula kemampuan servis atas yang dicapai.

4) Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien hubungan

antara kekuatan otot lengan dengan kemampuan servis atas adalah

sebesar rxy12 = (0,512)2 = 0,262 yang berarti bahwa 26,2% variasi yang

Page 86: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

terjadi pada kemampuan servis atas dapat dijelaskan oleh kekuatan

otot lengan melalui regresi Y=14,199 + 0,250 X1.

b. Hubungan Panjang lengan (X2) Dengan kemampuan servis atas (Y)

1) Koefisien Regresi

Pengujian hipotesis yang pertama diajukan dalam penelitian ini

menyatakan bahwa terdapat hubungan antara panjang lengan dengan

kemampuan servis atas. Perhitungan analisis regresi sederhana adalah

sebagai berikut:

Tabel 10 Koefisien Regresi panjang lengan dengan kemampuan servis

atas

Berdasarkan dari perhitungan analisis regresi sederhana yang

terlihat pada tabel di atas, menghasilkan arah regresi b sebesar 0,305

dan konstanta a sebesar 1,255. Dengan demikian bentuk hubungan

antara kedua variabel tersebut dapat digambarkan oleh persamaan

regresi Y = 1,255 + 0,305 X2.

2) Koefisien Korelasi

Kekuatan korelasi antara panjang lengan dengan kemampuan

servis atas ditunjukkan oleh koefisien korelasi product moment

Coefficientsa

1.255 6.409 .196 .846

.305 .090 .484 3.409 .002

(Constant)

X2

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: Ya.

Page 87: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

sebesar rxy2 = 0,484. kekuatan hubungan antara panjang lengan dengan

kemampuan servis atas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 11 Hubungan Panjang lengan dengan kemampuan servis atas

Korelasi R thitung ttabel a = 0,05

rxy1 0,484 3,409 1,684

3) Uji t

Uji keberartian koefisien korelasi dilakukan dengan uji t didapat

harga thitung sebesar 3,409 > ttabel 1,684. Berdasarkan hasil pengujian

signifikan dinyatakan bahwa hubungan antara panjang lengan dengan

kemampuan servis atas sangat signifikan. Dengan demikian hipotesis

yang menyatakan terdapat hubungan yang positif antara variabel

panjang lengan dengan kemampuan servis atas diuji kebenarannya.

Hal ini berarti semakin tinggi panjang lengan, akan semakin tinggi

pula kemampuan servis atas yang dicapai.

4) Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien hubungan

antara panjang lengan dengan kemampuan servis atas adalah sebesar

rxy12 = (0,484)2 = 0,234 yang berarti bahwa 23,4% variasi yang terjadi

pada kemampuan servis atas dapat dijelaskan oleh panjang lengan

melalui regresi Y= 1,255 + 0,305X1.

Page 88: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

c. Hubungan Kekuatan otot lengan dan panjang lengan Secara Bersama-

Sama Dengan kemampuan servis atas

1) Koefisien Regresi Jamak

Pengujian hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini

menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kekuatan

otot lengan dan panjang lengan dengan kemampuan servis atas. Hasil

perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 12 Koefisien Regresi Jamak

Perhitungan regresi jamak dari variabel kemampuan servis atas

menghasilkan arah regresi b1 untuk variabel kekuatan otot lengan

adalah sebesar 0,184 dan b2 untuk variabel panjang lengan sebesar

0,207, dan konstanta sebesar 1,739. Dengan demikian bentuk korelasi

antara variabel bebas dengan variabel terikat tersebut dapat

digambarkan dengan persamaan regresi Y = 1,739 + 0,184X1 +

0,207X2. Sebelum digunakan untuk keperluan prediksi persamaan

regresi ini harus dilakukan uji keberartian regresi. Untuk mengetahui

Coefficientsa

1.739 5.977 .291 .773

.184 .071 .377 2.594 .014

.207 .092 .329 2.264 .030

(Constant)

X1

X2

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance

Dependent Variable: Ya.

Page 89: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

derajat keberartian persamaan regresi, dilakukan uji F dan hasilnya

dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 13 Analisis Variansi Regresi Linear Ganda

2) Koefisien Korelasi Ganda

Perhitungan korelasi ganda antara variabel kekuatan otot lengan

dan panjang lengan dengan kemampuan servis atas, menghasilkan

koefisien korelasi sebesar R = 0,593. Uji keberartian dengan

menggunakan uji F sebesar Fhitung = 10,050. Untuk lebih jelasnya

mengenai hubungan kompetensi siswa dan pemahaman siswa dengan

kinerja siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 14 Rangkuman Uji Korelasi Jamak X1, X2 dengan Y

Korelasi R Fhitung Ftabel 0,05

Rxy12 0,593 10,050 3,23

Dari hasil pengujian signifikan dapat disimpulkan bahwa

koefisien korelasi jamak yang diperoleh dalam penelitian ini

signifikan, yang ditunjukkan dengan Fhitung > Ftabel (10,050 > 3,15).

Hipotesis yang mengatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

ANOVAb

200.289 2 100.144 10.050 .000a

368.686 37 9.964

568.975 39

Regression

Residual

Total

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), X2, X1a.

Dependent Variable: Yb.

Page 90: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

antara kekuatan otot lengan dan panjang lengan secara bersama

dengan kemampuan servis atas, teruji kebenarannya.

3) Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi sebesar R2 = (0,593)2 = 0,352. Ini

membuktikan bahwa 35,2% variasi yang terjadi pada kemampuan

servis atas dapat dijelaskan oleh kekuatan otot lengan dan panjang

lengan, melalui regresi Y = 1,739 + 0,184X1 + 0,207X2.

d. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif

1) Sumbangan Relatif

Besarnya sumbangan relatif variabel kekuatan otot lengan (X1)

dan panjang lengan (X2) dengan variabel kemampuan servis atas (Y)

adalah sebagai berikut:

a) Variabel X1 dengan variabel Y.

Rumus: å å

å+ )()( 21

1

YXYX

YX

= 6615033108

33108+

x 100%

= 9925833108

x100% = 33,4%

b) Variabel X2 dengan variabel Y.

Rumus: å å

å+ )()( 21

2

YXYX

YX

= 6615033108

66150+

x 100%

Page 91: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

= 9925866150

x 100% = 66,6%

2) Sumbangan Efektif

Besarnya sumbangan efektif variabel kekuatan otot lengan (X1)

dan panjang lengan (X2) dengan variabel kemampuan servis atas (Y)

adalah sebagai berikut:

a) Variabel X1 dengan variabel Y.

Rumus: Sumbangan relatif variabel kekuatan otot lengan (X1) x R2

= 33,4% x 0,352

= 11,74%

b) Variabel X2 dengan variabel Y.

Rumus: Sumbangan relatif variabel panjang lengan (X2) x R2

= 66,6 % x 0,352

= 23,46%

C. Pembahasan

Hasil analisis regresi memberikan hasil bahwa variabel bebas yang

dipergunakan dalam penelitian ini secara bersama-sama maupun secara individu

mempunyai korelasi yang positif dan signifikan dengan kemampuan servis atas di

SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang. Analisis secara kualitatif tentang

masing-masing variabel dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Hubungan Variabel Kekuatan Otot Lengan dengan Kemampuan Servis Atas

Koefisien regresi variabel kekuatan otot lengan menunjukkan 0,250 hal

ini memberikan makna kekuatan otot lengan mempunyai hubungan yang

positif dan signifikan dengan kemampuan servis atas, yang berarti bahwa

Page 92: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

tinggi rendahnya kekuatan otot lengan yang dimiliki oleh siswa di SMP

Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang memberikan hubungan yang positif

dengan kemampuan servis atas. Semakin tinggi kekuatan otot lengan yang

dimiliki seorang siswa berarti semakin tinggi pula kemampuan servis atas

yang dilakukan siswa dan semakin rendah kekuatan otot lengan yang dimiliki

seorang siswa semakin rendah pula kemampuan servis atas yang dilakukan

siswa. Hasil penelitian tersebut mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Budiharjo (2000), yang menyimpulkan bahwa terhadap hubungan antara

kekuatan otot tungkai dengan kemampuan menendang bola lambung, dan

sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Beautelstahl (2005 : 8), yang

menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi servise bola voli salah

satunya adalah keras atau pelannya pukulan, keran atau pelannya pukulan

seperti yang dikemukakan oleh Harsono (1988: 176) menyatakan bahwa

kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap

sesuatu tahanan. Kekuatan otot merupakan komponen yang sangat penting

guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan

Koefisien regresi variabel kekuatan otot lengan sebesar 0,250

memberikan arti bahwa setiap peningkatan kekuatan otot lengan sebesar satu

satuan akan meningkatkan kemampuan servis atas sebesar 25%, dengan

asumsi bahwa faktor kemampuan servis atas lain dianggap tetap (ceteris

paribus) dengan demikian variabel kekuatan otot lengan mempunyai

hubungan positif dan signifikan dengan kemampuan servis atas siswa SMP

Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang.

Page 93: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

2. Hubungan Variabel panjang lengan dengan kemampuan servis atas

Hubungan panjang lengan yang positif dan signifikan dengan

kemampuan servis atas di SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang yang

dibuktikan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,305 dan besarnya nilai t

sebesar 3,409 memberikan arti bahwa siswa yang memiliki panjang lengan

yang tinggi, maka akan mempunyai kemampuan servis atas yang baik,

dibandingkan dengan dengan siswa yang memiliki panjang lengan yang

pendek. Hasil penelitian mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Budiharjo (2000), yang menyimpulkan bahwa terhadap hubungan antara

panjang tungkai dengan kemampuan menendang bola lambung. Hasil

penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Suharno HP (1985 :

9), pemain bola voli yang baik harus memiliki antara lain anatomis yang baik,

tinggi badan 180 cm ke atas untuk putra dan 160 cm ke atas untuk putri.

Selanjutnya M. Yunus (1992 : 12) mengemukakan bahwa ukuran lengan

seseorang menyesuaikan keadaan tinggi badan. Semakin tinggi badan

seseorang, maka ukuran lengan akan bertambah pula. Lebih lanjut Suharno

HP (1985 : 9), menjelaskan bahwa tangan panjang ramping tetapi harus

memiliki daya ledak yang tinggi untuk pukulan bola voli.

Koefisien regresi variabel panjang lengan sebesar 0,305 memberikan

arti bahwa setiap peningkatan panjang lengan sebesar satu satuan akan

meningkatkan kemampuan servis atas siswa di SMP Negeri 1 Bringin

Kabupaten Semarang sebesar 30,5%, dengan asumsi bahwa faktor

kemampuan servis atas lain dianggap tetap (ceteris paribus) dengan demikian

Page 94: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

variabel panjang lengan mempunyai korelasi positif dan signifikan dengan

kemampuan servis atas di SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang.

3. Hubungan Kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan kemampuan

servis atas

Variabel kekuatan otot lengan dan panjang lengan secara bersama-sama

mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan kemampuan servis

atas. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai F hitung sebesar 10,050 dan

nilai signifikan sebesar 0,000.

Dengan terbuktinya secara bersama-sama variabel kekuatan otot lengan

dan panjang lengan mempunyai hubungan dengan kemampuan servis atas,

dapat dimaknai bahwa semakin tinggi kekuatan otot lengan dan panjang

lengan memiliki kecenderungan akan meningkatkan kemampuan servis atas.

Dengan kekuatan otot dan panjang lengan maka pemain voli dapt melakukan

sentuhan pertama dan merupakan senjata yang ampuh untuk menyerang. Hal

ini sesuai dengan pendapat Beautelstahl (2005: 8), yang menyatakan bahwa

servis merupakan sentuhan pertama dengan bola, mula-mula servis ini sebagai

pukulan permulaan kemudian berkembang menjadi senjata yang ampuh untuk

menyerang. Servis sebagai awal dari permainan berkembang menjadi suatu

teknik yang dapat digunakan untuk penyerangan.

Page 95: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan hal-hal

sebagai berikut:

1. Kekuatan Otot Lengan berhubungan dengan Kemampuan Servis

Atas

Hasil koefisien korelasi untuk hubungan kedua variabel ini adalah

sebesar 0,512, kemudian dari angka korelasi ini dapat ditaksir dalam

koefisien determinasi sebesar 0,262. Angka ini dapat diinterhasilkan

bahwa 26,2% variasi yang ada pada variabel kemampuan servis atas dapat

diprediksikan oleh variabel kekuatan otot lengan. Koefisien regresi

variabel kekuatan otot lengan dengan kemampuan servis atas adalah

sebesar 0,250, maka angka tersebut dapat mencerminkan bahwa setiap

kekuatan otot lengan ditingkatkan sebanyak satu satuan, maka

berhubungan dengan peningkatan kemampuan servis atas sebesar 0,250

satuan dengan konstanta tetap. Untuk uji signifikan digunakan uji t.

Karena nilai t hitung berada di daerah penolakan Ho atau 3,675 > 1,684

maka Ho ditolak dan sebagai konsekuensinya Ha diterima, atau dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif variabel kekuatan otot

lengan dengan variabel kemampuan servis atas teruji kebenarannya.

Page 96: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

2. Panjang Lengan berhubungan dengan Kemampuan Servis Atas

Hasil koefisien korelasi untuk hubungan kedua variabel ini adalah

sebesar 0,484, kemudian dari angka korelasi ini dapat ditaksir dalam

koefisien determinasi sebesar 0,234. Angka ini dapat diinterhasilkan

bahwa 23,4% variasi yang ada pada variabel kemampuan servis atas dapat

diprediksikan oleh variabel panjang lengan. Koefisien regresi variabel

panjang lengan dengan kemampuan servis atas adalah sebesar 0,305, maka

angka tersebut dapat mencerminkan bahwa setiap panjang lengan

ditingkatkan sebanyak satu satuan, maka berhubungan dengan peningkatan

kemampuan servis atas sebesar 0,305 satuan dengan konstanta tetap.

Untuk uji signifikan digunakan uji t. Karena nilai t hitung berada di daerah

penolakan Ho atau 3,409 > 1,684 maka Ho ditolak dan sebagai

konsekuensinya Ha diterima, atau dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan positif variabel panjang lengan dengan variabel kemampuan

servis atas teruji kebenarannya. Hal ini berarti semakin tinggi panjang

lengan, akan semakin tinggi pula kemampuan servis atas.

3. Kekuatan Otot Lengan dan Panjang Lengan berhubungan Secara

Bersama-Sama Dengan Kemampuan Servis Atas

Hasil koefisien korelasi untuk hubungan kedua variabel bebas

dengan variabel terikat adalah sebesar 0,593, kemudian dari angka korelasi

ini dapat ditaksir dalam koefisien determinasi sebesar 0,352. Angka ini

dapat diinterhasilkan bahwa 35,2% variasi yang ada pada variabel

kemampuan servis atas dapat diprediksikan oleh variabel kekuatan otot

Page 97: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

lengan dan panjang lengan. Uji keberartian dengan menggunakan uji F

menghasilkan nilai F hitung sebesar 10,050. Dari hasil pengujian

signifikan seperti dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi jamak yang

diperoleh dalam penelitian ini signifikan. Hipotesis yang mengatakan

bahwa terdapat hubungan positif kekuatan otot lengan dan panjang lengan

secara bersama dengan kemampuan servis atas, teruji kebenarannya.

B. Implikasi dan Implementasi

Terbuktinya hubungan kekuatan otot lengan dengan variabel

kemampuan servis atas memberikan implikasi bahwa semakin kuat otot

lengan, berarti semakin baik tingkat kemampuan servis atas, sebaliknya

semakin lemah kekuatan otot lengan, berarti semakin kurang baik servis atas

yang dilakukan dalam permainan bola voli. Dengan demikian untuk

mendapatkan pemain bola voli yang baik diperlukan pemain yang mempunyai

kekuatan otot lengan yang baik.

Terbuktinya hubungan panjang lengan, dengan kemampuan servis atas

memberikan implikasi, semakin panjang lengan pemain voli, maka semakin

baik kemampuan servis atas, sebaliknya semakin pendek lengan pemain voli,

maka semakin semakin kurang baik servis atas yang dilakukan dalam

permainan bola voli. Dengan demikian untuk mendapatkan pemain bola voli

yang baik diperlukan pemain yang mempunyai penjang lengan yang sesuai.

Terbuktinya hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan secara

bersama dengan kemampuan servis atas, semakin kuat otot lengan dan

semakin panjang lengan pemain voli, maka semakin baik kemampuan servis

Page 98: hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

yang dilakukan dalam permainan voli, sebaliknya semakin lemah otot lengan

dan semakin pendek lengan yang dimiliki oleh pemain voli, maka kemampuan

servis atas semakin kurang baik. Dengan demikian untuk mendapatkan

pemain bola voli yang baik diperlukan pemain yang mempunyai kekuatan otot

yang baik dan panjang lengan yang sesuai.

C. Saran-Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi tersebut di atas, maka untuk

meningkatkan kemampuan servis atas dalam permainan bola voli disarankan

agar setiap pemain voli berlatih untuk memperkuat otot lengan dengan latihan

push up, pull up, dan forward raise dumble. Sedangkan untuk memperpanjang

lengan pemain voli dapat berlatih pull up, dan straching

Untuk Guru Olah raga dan pelatih permainan bola voli, disarankan agar

memberikan latihan dengan memberikan contoh yang benar tentang cara push

up, pull up, forward raise dumble, straching, dan teknik permainan bola voli

secara bertahap dan kontinyu, dengan volume yang selalu ditingkatkan, serta

menyarankan pemenuhan kebutuhan gizi yang baik.

D. Keterbatasan

Dalam melakukan penelitian ini peneliti menemukan beberapa

keterbatasan sehingga hasil yang dicapai tidak maksimal. Adapun

keterbatasan tersebut adalah: Wilayah penelitian terbatas pada klas IX SMP

Negeri Bringin Kabupaten Semarang, dan servis atas permainan bola voli

siswa putra.