Upload
vuongdan
View
235
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Oleh :
WILDA HUSAINI
J 500 130 117
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
i
HALAMAN PERSETUJUAN
HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
WILDA HUSAINI
J500 130 117
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Pembimbing Utama
Dr. Yusuf Alam Romadhon, M. Kes.
NIK. 1003
ii
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA
OLEH
WILDA HUSAINI
J500130117
Telah dipertahankan di Depan Dewan Penguji
Dan Pembimbing Utama Skripsi
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada Hari ………………………….
Dan dinyatakan Telah Memenuhi Syarat
Dewan Penguji:
1. Dr. Rh Budi Muljanto, Sp.KJ. (…….........…….)
(Ketua Dewan Penguji)
2. Dr. Tri Agustina, M.Gizi. (…..........……….)
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Dr. Yusuf Alam Romadhon, M.Kes. (………..........….)
(Anggota II Dewan Penguji)
Dekan FK UMS
DR. Dr. E.M. Sutrisna, M.Kes.
NIK : 919
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan sebelumnya yang ditujukan dalam mencapai gelar
kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi. Sepanjang pengetahuan penulis tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
yang tertulis dalam naskah ini kecuali disebutkan dalam pustaka.
Surakarta, 23 Maret 2017
Penulis,
WILDA HUSAINI
J 500 130 117
1
HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA
ABSTRAK
Indikatorutama derajat kesehatan masyarakat diantaranya adalah Angka Kematian
Bayi (AKB). AKB tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan banyak faktor,
salah satunya adalah faktor gizi.Gizi yang paling sempurna untuk bayi adalah ASI
eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupannya.Pemberian ASI eksklusif terbukti
dapat menurunkan risiko angka kematian bayi (AKB) dan morbiditas penyakit
akut dan kronis, karena ASI memiliki kandungan nutrisi dan zat antibodi yang
baik bagi bayi.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisishubungan fungsi
keluarga dengan pemeberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas
Kartasura.Penelitian ini menggunakan metode observational analitik dengan
desain penelitian Cross Sectional serta menggunakan teknik Cluster Random
Sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 66 ibu yang mempunyai anak
balita usia 7-24 bulan yang berada di posyandu wilayah kerja Puskesmas
Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner
yang kemudian dianalisis dengan uji Chi Square.Pada 66 respondendengan fungsi
keluarga tidak sehat, terdapat 4 (6.1%) yang memberikan ASI eksklusif.
Sedangkan pada responden dengan fungsi keluarga sehat terdapat 35 (53.0%)
yang memberiakan ASI Eksklusif. Berdasarkan hasil uji Chi Square untuk
mengetahui hubungan fungsi keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif
didapatkan nilai significancy 0.002 atau p<0,05.Berdasarkan hasil tersebut, maka
terdapat hubungan yang bermakna antara fungsi keluarga dengan pemberian ASI
eksklusif.
Kata Kunci: Fungsi keluarga, ASI eksklusif.
ABTRACT
The main indicators of public healt level including the Infant Mortality Rate
(IMR). IMR does not stand alone, butrather related to many factor, one of wich is
a nutritional factor. The most perfect nutrition for infants are exclusively
breastfed for the first 6 mont of life. Exclusive breastfeeding is proven to reduce
the risk of Infant Mortality Rate (IMR) and morbidity of acute and chronic
disease, because breast milk containts nutrients and antibodies that are good for
the baby.This study aimed to anlyze the ralationship between family function with
exclusive breastfeeding in Puskesmas Kartasura.This study used an observational
analytic method with Cross Sectional approach, using Cluster Random Sampling.
The number of samples were 66 mothers with toddlers 7-24 months of age who
are in Posyandu Puskesmas Kartasura Sukoharjo district. The data were obtained
from questionnaire which analyzed by Chi Square test.In the 66 respondents with
unhealty family functioning, there were 4 (6.1%) who exclusive breastfed. While
on respondents with ahealty family function there were 35 (53.0%) with exclusive
breastfeeding. Based on the result of chi square test to determine the relationship
2
of family function with values obtainedexclusive breasfeeding significancy 0.002
or p value < 0.05.Based on this results, then there is a significant relationship
between family function with exclusive breastfeeding.
Keywords: Family function, Exclusive breastfeeding.
1. PENDAHULUAN
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam
bidang kesehatan di Indonesia (Lestari et al., 2013).Indikator utama derajat
kesehatan masyarakat diantaranya adalah Angka Kematian Bayi (AKB)
(Kemenkes RI, 2012).
Berdasarkan data dari SKDI tahun 2012, AKB di Indonesia yaitu
32/1000 kelahiran hidup,sementara target AKB dari Sustainable Development
Goals (SDGs) 2015-2030, yaitu 12/1000 kelahiran hidup (Prapti, 2015). Angka
kematian bayi tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan banyak faktor,
salah satunya adalah faktor gizi (Kemenkes RI, 2011). Gizi yang paling
sempurna untuk bayi adalah ASI eksklusif selama 6 bulan (Noughabi et al.,
2014), karena ASI memiliki faktor protektif dan nutrien seperti protein, sel
darah putih (Kemenkes RI, 2015), sehingga dapat melindungi bayi dan anak
dari penyakit alergi dan infeksi (Kemenkes RI, 2014), seperti otitis media akut
(OMA), dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) (Elsayed & Al-Dossary,
2016), infeksi saluran pencernaan (Duijts et al., 2010), infeksi saluran kemih
(ISK), pneumonia, serta penyakit obesitas, dan diabetes (Amin et al., 2014).
Penelitian epidemiologi telah memberikan bukti yang kuat bahwa
pemberian ASI dapat menurunkan risiko angka kematian bayi (AKB) dan
morbiditas penyakit akut dan kronis (Al-Sahab et al., 2010). Setiap tahunnya
lebih dari 25.000 bayi di Indonesia dan 1,3 juta bayi di seluruh dunia dapat
diselamatkan dengan pemberian ASI eksklusif pada tahun 1999 (Evareny et al.,
2010).
Pada tahun 2001, WHO merekomendasikan tentang pemberian ASI
eksklusif, yaitu pemberian ASI kepada bayi sejak dilahirkan sampai usia 6
bulan (Fewtrell et al., 2007; Krammer & Kakuma, 2012; Lin et al., 2014).
ASI eksklusif yaitu bayi hanya diberikan ASI tanpa minuman atau
makanan lain (Ratnasari et al., 2015) termasuk air putih, dan teh (Sonko &
3
Worku, 2015), kecuali suplemen vitamin, mineral, dan atau obat-obatan untuk
keperluan medis, dan dilanjutkan pemberian ASI sampai dua tahun pertama
kehidupannya (Kurniawan, 2013).
Cakupan pemberian ASI eksklusif masih tergolong rendah. Menurut
FANTA III tahun 2014, pemberian ASI eksklusif di Kamboja mencapai 74%,
Timor Leste 54%, Buma 24%, Vietnam 17%, dan di Indonesia yaitu 41%
(Chaparro et al., 2014).
Secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia tahun
2014, sebesar 52.3%, dan Jawa Tengah yaitu 60,0%. Angka ini masih jauh
diatas target program cakupan pemberian ASI eksklusif tahun 2014 yaitu
sebesar 80% (Kemenkes RI, 2015). Sementara berdasarkan data dari Profil
Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014, cakupan pemberian ASI
eksklusif yaitu sebesar 54,7%, dan di Kecamatan Kartasura yaitu 50,3%
(Dinkes Jateng, 2014).
Rendahnya pemberian ASI eksklusif di Indonesia disebabkan oleh 2
faktor, yaitu (1). Faktor internal, yaitu rendahnya pengetahuan serta sikap ibu
tentang pemberian ASI eksklusif, dan faktor psikis ibu, dan (2). Faktor
eksternal, yaitu kurangnya dukungan keluarga, kuatnya budaya, dan kurangnya
dukungan tenaga kesehatan atau konseling ASI untuk melaksanakan kebijakan
pemerintah tentang ASI eksklusif (Fahriani et al., 2014).
Berdasarkan hasil penelitian dari Evareny tahun 2010, didapatkan
hanya 35,5% ibu yang memberikan ASI secara eksklusif dan dan yang tidak
eksklusif yaitu 64,5%. Hal ini berarti masih jauh di atas target nasional (80%).
Sementra peran ayah yang mendukung praktik pemberian ASI eksklusif hanya
43,5% dan yang tidak mendukung sebesar 56,5% (Evareny et al., 2010).
Berdasarakan uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa peran
keluarga sangat menentukan perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif,
akan tetapi masih banyak yang menunjukkan kurangnya peran keluarga kepada
ibu dalam memaksimalkan pemberian ASI eksklusif.
Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini dilakukan untuk
melihat hubungan fungsi keluarga dengan pemberian ASI eksklusif.
4
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat observasional analitik kuantitatif dengan
pendekatan desain penelitian Cross Sectionaldan dianalisis dengan analisis uji
Chi Square.Data primer untuk variabel bebas dan variabel terikat didapatkan
secara bersamaan.Rancangan penelitian ini digunakan untuk mengetahui
hubungan fungsi keluarga dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja
Puskesmas Kartasura.Penelitian ini melibatkan 66 responden ibu yang
memiliki anak usia 7-24 bulan. Pengambilan data dilakukan pada bulan
Desember 2016. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik
cluster sampling, dimanadipilih 2 desa,yaitu Desa Gumpang dan Desa Gonilan.
Teknik pengambilan data dalam penelitian ini yaitu, responden
diberikan lembar Inform Concent dan Formolir Biodata Diri.Kemudian
responden mengisi lembar pertanyaan kuesioner APGAR Keluarga, dan lembar
Kuesioner ASI Eksklusif.Data yang diperoleh adalah data primer, kemudian
data dianalisa univariat dan bivariat dengan program Statistical Product and
Service Solution (SPSS) 23.0 for windowsdengan analisa teknik perhitungan
statistik Chi Square.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Posyandu wilayah kerja Puskesmas
Kartasura. Dipilih Desa Gumpang dan Gonilan yang dilaksanakan pada
bulan Desember 2016 data diperoleh dari data primer. Data didapatkan
dari 66 responden ibu yang membawa anaknya datang ke Posyandu
wilayah kerja Puskesmas Kartasura.
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Status Fungsi Keluarga
Fungsi Keluaga Frekuensi Persentase %
Tidak Sehat 16 24.2 %
Sehat 50 75.8 %
Total 66 100 %
(Sumber : Data Primer, 2016).
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa responden dengan
fungsi keluarga tidak sehat dengan rentang skor APGAR 0-6 sejumlah 16
(24.2%) responden, sedangkan responden dengan fungsi keluarga sehat
5
dengan rentang skor APGAR 7-10 didapatkan sebanyak 50 (75.8%)
responden.
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Status ASI Eksklusif
ASI Eksklusif Frekuensi Persentase %
Non Eksklusif 27 40.9 %
Eksklusif 39 59.1 %
Total 66 100 %
(Sumber : Data Primer, 2016).
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden dalam penelitian ini 39 (59.1%) memberikan ASI secara
eksklusif dan responden yang tidak memberikan ASI secara eksklusif
(Non eksklusif) sejumlah 27 (40.9%).
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentase %
< 23 Tahun 7 10.6 %
23-38 Tahun 47 71.2 %
> 38 Tahun 12 18.2 %
Total 66 100 %
(Sumber : Data Primer, 2016).
Berdasarakan data di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar 47
(71.2%) responden dalam penelitian ini berusia 23-38, dan sejumlah 12
(18.2%) responden dengan usia >38 tahun, serta sejumlah 7 (10.6%)
responden yang berusia < 23 tahun.
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Frekuensi Persentase %
SD 2 3.0 %
SMP 10 15.2 %
SMA 40 60.6 %
Diploma 4 6.1 %
Sarjana 10 15.2 %
Total 66 100 %
(Sumber : Data Primer, 2016).
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar 40
(60.6%) responden dalam penelitian ini dengan pendidikan terakhir SMA.
Sementara sebagian kecil responden dengan pendidikan terakhir SD 2
(3.0%), SMP 10 (15.2%), Diploma 4 (6.1%), dan Sarjna 10 (15.2%).
6
Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Paritas
Paritas Frekuensi Persentase %
1 25 37.9 %
2 31 47.0 %
3 10 15.2 %
Total 66 100 %
(Sumber : Data Primer, 2016).
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden dalam penelitian ini adalah multipara dengan jumlah kelahiran
2 anak 31 (47.0%), dan 3 anak 10 (15.2%). Sedangkan sejumlah 25 (37%)
responden melahirkan seorang anak (primipara).
Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi Persentase %
Manager 1 1.5 %
IRT 43 65.2 %
Pedagang 1 1.5 %
Karyawan 6 9.1 %
Swasta 10 15.2 %
PNS 1 1.5 %
Petani 1 1.5 %
Guru 3 4.5 %
Total 66 100 %
(Sumber : Data Primer, 2016).
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden dalam peneliatian ini 43 (65.2%) adalah Ibu Rumah Tangga
(IRT), dan sebagian kecil lainnya bekerja sebagai karyawan 6 (9.1%), 10
(15.2%) swasta, guru 3 (4.5%), dan 1 (1.5%) bekerja sebagai manager,
pedagang, petani, dan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Tabel 8. Hasil Analisis Uji Chi Square Hubungan Fungsi Keluarga dengan
Pemberian ASI Eksklusif.
Fungsi
Keluarga
ASI Eksklusif
χ 2 Nilai p Non
Eksklusif Eksklusif
N % N % 10.154a
0.002
Tidak Sehat12 18.2% 4 6.1%
Sehat 15 22.7% 35 53.0%
Total 27 40.9% 39 59.1%
(Sumber : Data Primer, 2016).
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa responden dengan
fungsi keluarga tidak sehat yang tidak memberikan ASI eksklusif
7
sebanyak 12 (18.2%), dan yang eksklusif sejumlah 4 (6.1%). Sedangkan
responden dengan fungsi keluarga sehat yang non-eksklusif sejumlah 15
(22.7%), dan yang memberikan ASI eksklusif sebesar 35 (53.0%).
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa persentase pemberian
ASI eksklusif lebih tinggi pada responden dengan fungsi keluarga yang
sehat bila dibandingkan dengan responden dengan fungsi keluarga yang
tidak sehat. Berdasarkan hasil analisa data dengan uji chi square
didapatkan nilai significancy 0.002. Berdasarkan nilai tersebut karena nilai
p <0.05 dapat diambil kesimpulan bahwa “Fungsi Keluarga Berhubungan
dengan Pemberian ASI Eksklusif”.
3.2 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisa data dengan analisis uji Chi Square
didapatkan nilai significancy p 0.002. Berdasarkan nilai tersebut karena
nilai p<0.05 dapat diambil kesimpulan bahwa “Fungsi Keluarga
Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif” (Dahlan, 2014).
Berdasarkan hasil analisa data dengan uji Chi square didapatkan
dimana pada responden dengan fungsi keluarga tidak yang memberi ASI
eksklusif sejumlah 4 (6.1%), dan yang Non-eksklusif sejumlah 12
(18,2%). Sementara responden denga fungsi keluarga sehat yang
memberian ASI eksklusif sebanyak 35 (53.0%), dan yang Non-eksklusif
sejumlah 15 (22.7%). Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa responden dengan fungsi keluarga sehat lebih
memungkinkan untuk memberikan ASI eksklusif daripada responden
dengan dengan fungsi keluarga tidak sehat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Martomijoyo (2012), tentang “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu
Menyusui dengan Pemberian ASI Eksklusif”, Fahriani (2013), tentang
“Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Asi Eksklusif”, Kurniawan
(2013), dan Yuliarti (2008),dimana didapatkan nilai p 0.000, kemudian
penelitian yang dilakukan oleh Evareny, dkk (2010), tentang “Peran Ayah
dalam Praktik Menyusui”dengan nilai p 0.001, Noughabi, et al (2014),
8
dengan nilai p 0.021 dan penelitian yang dilakukan oleh Ida (2012),
didapatkan nilai p 0.002. Berdasarkan data tersebut, karena nilai p >0.05
sehingga membuktikan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
dukungan keluarga atau suami dengan pemberian ASI eksklusif.
Penelitain yang tidak sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan oleh Hikmawati (2008) dimana didapatkan nilai p 1.00,
Devita (2013), dengan nilai p 0.646, dan penelitian oleh Cahyani dan
Widarsa (2014) didapatkn nilai p 0.313. Berdasarkan data tersebut karena
nilai p >0.05 menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara dukugan keluaraga atau suami dengan pemberian ASI eksklusif.
Sementara hasil dari analisis faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi pemberian ASI ekslusif antara lain : usia ibu, pendidikan
ibu, paritas, dan pekerjaan ibu. Berdasarkan hasil uji statistik dengan chi
square didapatkan nilai p >0.05 sehingga dapat dikatan bahwa tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara faktor usia, pendidikan, paritas,
dan pekerjaan ibu terhadap pemberian ASI eksklusif.
Kelebihan dalam penelitian ini adalah fungsi keluarga sendiri
dikategorikan menjadi fungsi keluarga yang sehat dan tidak sehat,
kemudian dari keduanya dianalisis berapa responden yang memberikan
ASI eksklusif dan yang Non-eksklusif. Sedangkan pada penelitian
sebelumnya hanya meneliti antara hubungan dukungan keluarga dengan
pemberian ASI eksklusif saja. Adapun kekurangan dalam penelitian ini,
yaitu karena tidak semua dari variabel perancu dikendalikan. Salah satunya
adalah penghasilan keluarga. Hal ini terjadi karena penulis sulit menggali
informasi dari. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah karena
terbatasnya waktu penelitian sehingga tidak semua variabel dapat digali
dan hanya menggunakan jumlah sampel yang lebih kecil bila
dibandingankan dengan penelitian lain sebelumnya.
9
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara Hubungan Fungsi Keluarga dengan
Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura.
PERSANTUNAN
Penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada: DR. Dr. E. M. Sutrisna,
M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Surakarta, Dr. Erna Herawati., Sp.K.J. selaku Kepala Biro Skripsi, DR. Yusuf
AlamRomadhon, M.Kes. selaku pembimbing skripsi, DR. Rh Budi
Muljanto,Sp.KJ. Selaku ketua penguji skripsi, Dr. Tri Agustina, M.Gizi. selaku
anggota penguji, serta segenap dosen dan staff Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta, keluarga tercinta, dan semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Sahab, B., Lanes, A., Feldman, M. & Tamim, H., 2010. Prevalence and
Predictors of 6-month Exclusive Breastfeeding Among Canadian Women:
A National survey. BMC Pediatrics 2010, 10:20, p.1.
Amin, W., Agung I, I.W. & Sri W, E., 2014.Pengaruh Faktor Sosial Ibu terhadap
Keberhasilan Menyusui pada Dua Bulan Pertama.Jurnal Kedokteran
Brawijaya, 28, p.146.
Cahyani, N.W.W, dan Widarsa, I.K.T., Penerapan Analisis Jalur dalam Analisis
Faktor Determinan Eksklusivitan Pemberian ASI di Wilayah Kerja
Puskesma Payangan, Gianyar. Community Health, II, p 100.
Chaparro, C., Oot, L. & Sethuraman, K., 2014.Overview of the Nutrition Situation
in Seven Countries in Southeast Asia.Food and Nutrition Technical
Assistance III Project (FANTA), April.
Dahlan, M.S., 2013. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Devita, R., 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI
Eksklusif.Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, 9, p.43.
Dinkes Jateng., 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014.
Sukoharjo: Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo.
10
Elsayed, H.M.N. & Al-Dossary, L.A., 2016.Exclusive Breastfeeding, Prevalence
and Maternal Concerns.Journal of Education and Practice, 7, p.5.
Evareny, L., Hakimi, M. & Padmawati, R.S., 2010.Peran Ayah dalam Praktik
Menyusui. Berita Kedokteran Masyarakat, 26, p.188-189.
Fahriani, R., Rohsiswatmo, R. & Hendarto, A., 2014.Faktor yang Memengaruhi
Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Cukup Bulan yang Dilakukan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD).Sari Pediatri, 15, p.395.
Fahriyani, R., 2013. Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Asi Eksklusif pada
Bayi Cukup Bulan yang Dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Salah
Satu Rumah Sakit Sayang Bayi di Jakarta. PhD Thesis. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia Program Pendidikan Dokter Spesialis
Ilmu Kesehatan Anak.
Fewtrell, M.S., Morgan., Jane B. D., Christoher., Gunnlaugsson, Geir., Hibberd,
Patricia L., Lucas, Alan., Kleinman, Ronald E., 2007. Optimal Duration of
Exclusive Breastfeeding: What is Evidence to Support Current
Recomendations?.The American Jurnal of Clinical Nutrition, p.635.
Hikmawati, I., 2008. Faktor-faktor Risiko Kegagalan Pemberian ASI Selama Dua
Bulan. PhD Thesis. Semarang: Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro Semarang.
Ida., 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif 6
Bulan di Wilayah Kerja Puskesma Kemiri Muka Kota Depok Tahun
2011.PhD Thesis. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Studi
Ilmu Kesehatan Masyarakat Peminatan Promosi Kesehatan Depok
Universitas Indonesia.
Kemenkes RI., 2011. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI., 2012. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta:
Kementrian Kehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI., 2014. Infodatin, Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan
RI. Jakarta Selatan: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI., 2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Krammer , M.S. & Kakuma, Ritsuko., 2012. Optimal Duration of Exclusive
Breastfeeding (Review).Canada, 2012.Published by JohnWiley & Sons, Ltd.
11
Kurniawan, B., 2013. Determinan Keberhasilan Pemberian Air Susu Ibu
Eksklusif.Jurnal Kedokteran Brawijaya, 27, p.237.
Lestari, D., Zuraida, R. & Larasati, T., 2013.Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
tentang Air Susu Ibu dan Pekerjaan Ibu dengan.Medical Journal of
Lampung University, 2, p.90.
Lin, H., Sun, L., Lin, J., He, J., Deng, A., Kang, M., Zeng, H., Ma, W., Zhang, Y.,
2014. Protective Effect of Exclusive Breastfeeding Against Hand, Foot and
Mouth Disease. BMC Infectious Diseases 2014, 14:645, p.1.
Martomijoyo, R., 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Menyusui dama
Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Paoman Kabupaten Indramayu
Tahun 2012.Jurnal Kesehatan Masyarakat, Afiasi.pp.5.
Noughabi, Z.S., Tehrani, S.G., Foroushani, A.R., Nayeri, F., Baheiraei, A., 2014.
Prevalence and Factors Associated with Exclusive Breastfeeding at 6 Month
of Life in Tehran: A Population Based Study. Eastern Mediterranean
Health Journal, 20, p.25.
Prapti, R.H.E., 2015. Memposisikan SRHR di Seluruh Bidang Pembangunan
Berkelanjutan. Jakarta Selatan: Rutger WPF Indonesia.
Ratnasari, F., Dewiyanti, L. & Anggraini, M.T., 2015.Hubungan Pemberian ASI
Eksklusif dengan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar.Jurnal Kedokteran
Muhammadiyah, 2, p.1.
Sonko, A. & Worku, A., 2015. Prevalence and Predictor of Exclusive
Breastfeeding for The First Six Months of Life Among Women in Hlaba
Special Woreda, Southern Nations, Nationalities and Peoples'
Region/SNNPR/, Ethiopia: A Community Based Cross-Sectional Study.
Archives of Public Health (2015) 73:53, p.2.
Yuliarti, I.D., 2008. Hubungan Pengetahuan dan sikap ibu dengan Perilaku
Pemberian ASI Eksklusif.PhD Thesis. Surakarta: Program Studi Kedokteran
Keluarga Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret.