12
89 HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN KLIEN KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAAPI DI RSPAD GATOT SOEBROTO JAKARTA PUSAT Hera Septyadita 1 , Duma L Tobing 2 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta Jl. Limo Raya, Cinere Depok, Telp 7656971 ext 175. Fax : 7656904 [email protected] Abstrak Kecemasan adalah sebuah perasaan emosi dari pengalaman individu secara subjektif, perasaan ketakutan tidak dapat dispesifikan secara objektif, kegelisahan yang muncul juga tidak diketahui sebabnya, perasaan itu timbul setiap permulaan baru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang hubungan dukungan sosial keluarga dengan tingkat kecemasan klien kanker yang menjalani kemoterapi. Sampel purposive sampling sebanyak 30 responden. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa usia, jenis kelamin, status pernikahan, status pendidikan, jenis kanker dan stadium kanker memiliki hubungan yang bermakna terhadap dukungan sosial keluarga terhadap klien kanker karena memiliki p value < 0,05. Kata Kunci : Kecemasan, Kanker, Dukungan Sosial Keluarga Abstract Anxiety is an emotional feeling of individual subjective experience, feelings of fear can not dispesifikan objectively, anxiety appears also not known why, feeling that arises every new beginning. The purpose of this study was to obtain information about the relationship of social support families with anxiety level clients undergoing cancer chemotherapy. Purposive sampling of 30 respondents. The results of this study showed that age, gender, marital status, educational status, cancer type and stage of cancer has a significant relationship to the family social support for cancer because the client has a p value <0.05. Key Word : Anxiety, Cancer, Family Social Support 89 Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vol. 2, No. 1 / Juni 2015

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN …

  • Upload
    others

  • View
    26

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN …

88

dibandingkan responden dengan masa

kerja < 5 tahun.

Kesimpulan Karakteristik perawat pelaksana di

Rumah Sakit Puri Cinere yang

menjadi responden penelitian sebagian

besar berusia < 30 tahun, berjenis

kelamin perempuan, lulusan

pendidikan D3 Keperawatan, dan

memiliki masa kerja < 5 tahun. Hasil

penelitian pengetahuan perawat

Rumah Sakit Puri Cinere adalah

26,9% memiliki pengetahuan pada

kategori rendah sedangkan sebanyak

73,1% memiliki pengetahuan pada

kategori tinggi. Hasil penelitian

penerapan pelaksanaan pencegahan

insiden pada pasien resiko jatuh

ditemukan 71,2% tidak menerapkan

pelaksanaan pencegahan insiden pada

pasien resiko jatuh sedangkan 28,8%

menerapkan pelaksanaan pencegahan

insiden pada pasien resiko jatuh.

Adanya hubungan yang signifikan

antara usia, masa kerja dan

pengetahuan perawat pelaksana

dengan penerapan pelaksanaan

pencegahan insiden pada pasien resiko

jatuh. Tidak ditemukan adanya

hubungan yang signifikan antara jenis

kelamin dan pendidikan dengan

penerapan pelaksanaan pencegahan

insiden pada pasien resiko jatuh.

Daftar Pustaka Cahyono. (2008). Membangun budaya

keselamatan pasien dalam praktek kedokteran. Yogyakarta : Kanisius.

Depkes RI. (2008). Panduan nasional

keselamatan pasien rumah sakit: Utamakan keselamatan pasien. Edisi 2. Jakarta : Depkes RI.

Komite Keselamatan Pasien Rumah

Sakit (KKPRS). (2008). Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP). Jakarta : KKPRS.

Komite Keselamatan Pasien Rumah

Sakit (KKPRS). (2012). Laporan insiden keselamatan pasien (IKP). Jakarta : KKPRS

Nazam, D.M. (2009). Nurses’ role in

communication and patient saafety. Journal of Nursing Care Quality. Vol 24. No 3 pp 184-188. Di akses 9 november 2013.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

89

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN

TINGKAT KECEMASAN KLIEN KANKER YANG

MENJALANI KEMOTERAAPI

DI RSPAD GATOT SOEBROTO

JAKARTA PUSAT

Hera Septyadita1, Duma L Tobing2

Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

Jl. Limo Raya, Cinere Depok, Telp 7656971 ext 175. Fax : 7656904

[email protected]

Abstrak

Kecemasan adalah sebuah perasaan emosi dari pengalaman individu secara subjektif, perasaan ketakutan tidak dapat dispesifikan secara objektif, kegelisahan yang muncul juga tidak diketahui sebabnya, perasaan itu timbul setiap permulaan baru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang hubungan dukungan sosial keluarga dengan tingkat kecemasan klien kanker yang menjalani kemoterapi. Sampel purposive sampling sebanyak 30 responden. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa usia, jenis kelamin, status pernikahan, status pendidikan, jenis kanker dan stadium kanker memiliki hubungan yang bermakna terhadap dukungan sosial keluarga terhadap klien kanker karena memiliki p value < 0,05. Kata Kunci : Kecemasan, Kanker, Dukungan Sosial Keluarga

Abstract

Anxiety is an emotional feeling of individual subjective experience, feelings of fear can not dispesifikan objectively, anxiety appears also not known why, feeling that arises every new beginning. The purpose of this study was to obtain information about the relationship of social support families with anxiety level clients undergoing cancer chemotherapy. Purposive sampling of 30 respondents. The results of this study showed that age, gender, marital status, educational status, cancer type and stage of cancer has a significant relationship to the family social support for cancer because the client has a p value <0.05. Key Word : Anxiety, Cancer, Family Social Support

88 8988 89

Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vol. 2, No. 1 / Juni 2015

Page 2: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN …

90

Pendahuluan WHO memprediksi bahwa pada tahun

2030 sebanyak 26 juta penduduk dunia

akan menderita kanker dan 17 juta di

antaranya diperkirakan meninggal

dunia (Chen, 2012). Setengah dari

penduduk di United State dan

sepertiga wanitanya menjalani hari

dengan kanker selama waktu hidup

mereka. Resiko dari pengembangan

banyak tipe kanker bisa di tanggulangi

dengan mengubah gaya hidup

seseorang, sebagai contoh, dengan

berhenti merokok, menghabiskan

banyak waktu dibawah sinar matahari,

menjadikan jiwa yang aktif, dan

mengkonsumsi makanan dengan diet

yang baik. Semakin cepat kanker

ditemukan dan di tangani, kesempatan

yang lebih baik untuk hidup bertahun-

tahun lagi (American Cancer Society,

2011). Kondisi di Indonesia sendiri

tidak lebih baik. Berdasarkan data

Riskesdas (2007), kanker mendudukin

peringkat ke-7 sebagai penyebab

kematian utama di Indonesia dengan

persentase 5,7%. Ditemukan empat

kasus kanker atau tumor setiap seribu

penduduk Indonesia.

Rasa nyeri yang ditimbulkan oleh

berkembangnya sel kanker dalam

tubuh dapat menyebabkan depresi

yang berhubungan dengan gejala sakit,

ketakutan, atau kehilangan kebebasan

diri, itu yang membuat tingkat

kecemasan pada klien kanker

meningkat. Proses perubahan yang

besar dan signifikan membuat klien

merasa belum siap dalam menghadapi

setiap perubahan dalam diri. Respon

yang terbentuk dari perasaan cemas

bukan hanya berupa respon fisiologis

seperti detak jantung yang cepat, sesak

nafas, serta menengangnya otot, tetapi

juga dapat berupa respon perilaku,

kognitif, dan afektif. Respon perilaku

yang ditunjukan oleh pasien kanker

dapat berupa kecenderungan menarik

diri dari hubungan intrapersonal, hal

itu dikarenakan respon lain yang

timbul berupa kecenderungan

melarikan diri dari masalah,

khususnya pada pasien kanker yang

terdeteksi ketika sudah dalam proses

stadium lanjut. Perasaan tidak bisa

menerima apa yang terjadi dalam

dirinya membuat individu tersebut

sangat waspada dan membatasi diri

dengan orang lain.

Dilihat dari bentuk respon tersebut,

respon afektif berperan dominan

dalam kecemasan yang timbul pada

91

klien kanker. Dapat dilihat dari hal-

hal yang tampak seperti ketakutan,

gugup, waspada, malu, tegang,

kengerian, dan masih banyak

kemungkinan respon lain yang

mengikuti (Stuart, 2007).

Rasa cemas dirasakan oleh seseorang

terhadap suatu tindakan medis (pasien

kanker terhadap kemoterapi,

pembedahan, radiasi dan terapi

hormon) ketika dalam keadaan sakit.

Maka dengan adanya dukungan sosial

dari orang lain akan menjadi suatu hal

yang sangat berharga. Hal tersebut

merupakan suatu hal yang harus terus

dipertahankan untuk mengurangi

tingkat kecemasan, khususnya dari

anggota keluarga. Kecemasan yang

timbul dari efek kemoterapi

merupakan salah satu stressor

pencetus yang dikategorikan dalam

dua hal yaitu, ancaman terhadap

integritas fisik yang meliputi

disabilitas fisiologis yang akan terjadi

atau penurunan kemampuan untuk

melakukan aktifitas hidup sehari- hari,

serta ancaman terhadap sistem diri

yang dapat membahayakan identitas

individu, harga diri, dan fungsi sosial

yang terintegrasi pada individu

tersebut (Stuart, 2007).

Seperti studi pendahuluan yang

dilakukan oleh Lolita (2002) tentang

faktor- faktor yang berhubungan

dengan tingkat kecemasan klien

kanker payudara dalam menghadapi

kemoterapi, menyebutkan hasil bahwa

faktor pengalaman, dukungan

keluarga, serta pendapatan memiliki

hubungan yang sangat erat

pengaruhnya dengan klien kanker

payudara dalam menghadapi

kemoterapi.

Bagi individu yang terkena kanker,

menghadapi kehidupan akan terasa

sulit. Berhubungan dengan proses

perkembangan penyakitnya, proses

pengobatan yang lama, serta tingkat

kecemasan psikologis yang

dikarenakan tekanan perasaan akan

hilangnya harapan hidup. Dalam hal

ini, komunikasi dengan orang terdekat

dalam memberikan dukungan dan

motivasi sangatlah berperan, terutama

dari pihak keluarga. Pernyataan diatas

diperkuat dengan studi pendahuluan

yang dilakukan oleh Fauziana (2011)

tentang pengaruh seluruh keluarga

terhadap klien kanker yang menjalani

kemoterapi dalam penelitiannya.

Hubungan dukungan keluarga tersebut

memiliki pengaruh yang bermakna

90 9190 91

Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vol. 2, No. 1 / Juni 2015

Page 3: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN …

90

Pendahuluan WHO memprediksi bahwa pada tahun

2030 sebanyak 26 juta penduduk dunia

akan menderita kanker dan 17 juta di

antaranya diperkirakan meninggal

dunia (Chen, 2012). Setengah dari

penduduk di United State dan

sepertiga wanitanya menjalani hari

dengan kanker selama waktu hidup

mereka. Resiko dari pengembangan

banyak tipe kanker bisa di tanggulangi

dengan mengubah gaya hidup

seseorang, sebagai contoh, dengan

berhenti merokok, menghabiskan

banyak waktu dibawah sinar matahari,

menjadikan jiwa yang aktif, dan

mengkonsumsi makanan dengan diet

yang baik. Semakin cepat kanker

ditemukan dan di tangani, kesempatan

yang lebih baik untuk hidup bertahun-

tahun lagi (American Cancer Society,

2011). Kondisi di Indonesia sendiri

tidak lebih baik. Berdasarkan data

Riskesdas (2007), kanker mendudukin

peringkat ke-7 sebagai penyebab

kematian utama di Indonesia dengan

persentase 5,7%. Ditemukan empat

kasus kanker atau tumor setiap seribu

penduduk Indonesia.

Rasa nyeri yang ditimbulkan oleh

berkembangnya sel kanker dalam

tubuh dapat menyebabkan depresi

yang berhubungan dengan gejala sakit,

ketakutan, atau kehilangan kebebasan

diri, itu yang membuat tingkat

kecemasan pada klien kanker

meningkat. Proses perubahan yang

besar dan signifikan membuat klien

merasa belum siap dalam menghadapi

setiap perubahan dalam diri. Respon

yang terbentuk dari perasaan cemas

bukan hanya berupa respon fisiologis

seperti detak jantung yang cepat, sesak

nafas, serta menengangnya otot, tetapi

juga dapat berupa respon perilaku,

kognitif, dan afektif. Respon perilaku

yang ditunjukan oleh pasien kanker

dapat berupa kecenderungan menarik

diri dari hubungan intrapersonal, hal

itu dikarenakan respon lain yang

timbul berupa kecenderungan

melarikan diri dari masalah,

khususnya pada pasien kanker yang

terdeteksi ketika sudah dalam proses

stadium lanjut. Perasaan tidak bisa

menerima apa yang terjadi dalam

dirinya membuat individu tersebut

sangat waspada dan membatasi diri

dengan orang lain.

Dilihat dari bentuk respon tersebut,

respon afektif berperan dominan

dalam kecemasan yang timbul pada

91

klien kanker. Dapat dilihat dari hal-

hal yang tampak seperti ketakutan,

gugup, waspada, malu, tegang,

kengerian, dan masih banyak

kemungkinan respon lain yang

mengikuti (Stuart, 2007).

Rasa cemas dirasakan oleh seseorang

terhadap suatu tindakan medis (pasien

kanker terhadap kemoterapi,

pembedahan, radiasi dan terapi

hormon) ketika dalam keadaan sakit.

Maka dengan adanya dukungan sosial

dari orang lain akan menjadi suatu hal

yang sangat berharga. Hal tersebut

merupakan suatu hal yang harus terus

dipertahankan untuk mengurangi

tingkat kecemasan, khususnya dari

anggota keluarga. Kecemasan yang

timbul dari efek kemoterapi

merupakan salah satu stressor

pencetus yang dikategorikan dalam

dua hal yaitu, ancaman terhadap

integritas fisik yang meliputi

disabilitas fisiologis yang akan terjadi

atau penurunan kemampuan untuk

melakukan aktifitas hidup sehari- hari,

serta ancaman terhadap sistem diri

yang dapat membahayakan identitas

individu, harga diri, dan fungsi sosial

yang terintegrasi pada individu

tersebut (Stuart, 2007).

Seperti studi pendahuluan yang

dilakukan oleh Lolita (2002) tentang

faktor- faktor yang berhubungan

dengan tingkat kecemasan klien

kanker payudara dalam menghadapi

kemoterapi, menyebutkan hasil bahwa

faktor pengalaman, dukungan

keluarga, serta pendapatan memiliki

hubungan yang sangat erat

pengaruhnya dengan klien kanker

payudara dalam menghadapi

kemoterapi.

Bagi individu yang terkena kanker,

menghadapi kehidupan akan terasa

sulit. Berhubungan dengan proses

perkembangan penyakitnya, proses

pengobatan yang lama, serta tingkat

kecemasan psikologis yang

dikarenakan tekanan perasaan akan

hilangnya harapan hidup. Dalam hal

ini, komunikasi dengan orang terdekat

dalam memberikan dukungan dan

motivasi sangatlah berperan, terutama

dari pihak keluarga. Pernyataan diatas

diperkuat dengan studi pendahuluan

yang dilakukan oleh Fauziana (2011)

tentang pengaruh seluruh keluarga

terhadap klien kanker yang menjalani

kemoterapi dalam penelitiannya.

Hubungan dukungan keluarga tersebut

memiliki pengaruh yang bermakna

90 9190 91

Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vol. 2, No. 1 / Juni 2015

Page 4: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN …

92

antara dukungan keluarga terhadap

motivasi klien kanker yang menjalani

kemoterapi.

Sebagai pemberi asuhan keperawatan,

perawat memiliki fungsi dan peran

yang penting dalam proses

penyembuhan. Pemberian asuhan

keperawatan bertujuan untuk

membantu klien dan keluarga untuk

mencapai tujuan penyembuhan.

Dalam kasus penyembuhan klien

kanker, asuhan keperawatan yang

dilakukan oleh perawat terhadap

pasien sangat dibutuhkan, karena

proses penyembuhan yang berjalan

cukup lama dan bertahap. Adapula

peran sebagai komunikator yang

merupakan pusat dari seluruh peran

perawat yang lain, keperawatan

mencakup komunikasi dengan klien

dan keluaga. Sebagai penyuluh,

perawat menjelaskan kepada klien

tentang bagaimana konsep dan data

kesehatan, mendemonstrasikan

prosedur seperti aktivitas dan proses

pengobatan yang harus dijalani sampai

klien dan keluarga memahami secara

jelas dan dapat dievaluasikan setiap

kemajuan yang ditunjukkan klien (

Potter & Perry, 2005). Tujuan Umum

: Mendapatkan informasi mengenai

hubungan dukungan sosial keluarga

dengan tingkat kecemasan klien

kanker yang menjalani kemoterapi.

Metode Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan

metode penelitian non eksperimen

yang merupakan penelitian deskriptif

korelatif dengan pendekatan cross

sectional, yaitu penelitian yang

mempelajari dinamika korelasi antara

faktor-faktor dengan efek dengan cara

pendekatan, observasi atau

pengumpulan data sekaligus pada

suatu saat atau variabel independen

dan dependen di observasi satu kali

secara bersamaan dan dalam waktu

yang bersamaan dilakukan di Unit

Kemoterapi RSPAD Gatot Soebroto

Jakarta. Waktu penelitian

dilaksanakan pada bulan Mei sampai

Juni 2012.

Penelitian ini untuk melihat hubungan

antara 2 variabel yaitu variabel

independent dan dependent, yaitu

hubungan antara dukungan sosial

keluarga dengan frekuensi kemoterapi

dan klien kanker yang menjalani

kemoterapi dengan tingkat

Variabel r P- Value

Usia* Kecemasan 0.376 0.040

93

kecemasan. Analisis statistic yang

dipergunakan yaitu univariat dan

bivariat dengan analisis Uji korelasi

Pearson Product Moment dan T-test

Independent.

Hasil Penelitian a. Kecemasan klien kanker yang

menjalani kemoterapi.

Penelitian ini dilakukan di unit

kemoterapi lantai V bedah RSPAD

Gatot Soebroto Jakarta Pusat terhadap

30 responden yang menjalani

kemoterapi. Hasil analisisnya adalah

sebagai berikut :

Hasil karakteristik dari total 30

responden menunjukkan, rata – rata

berusia 48,96 tahun dengan usia

termuda 27 tahun dan yang tertua 71

tahun, jenis kelamin terbanyak adalah

perempuan yaitu 27 responden dan 3

responden laki – laki, status

pernikahan dengan menikah

berjumlah 28 responden serta yang

belum menikah berjumlah 2

responden, pendidikan dengan status

yang tinggi merupakan yang dominan

dengan persentase 86,7% dan yang

pendidikan rendah 13,3%. Rata – rata

dari lama sakit adalah 15,60 hari yang

terbawah adalah 5bulan dan yang

terlama adalah 27 bulan, rata- rata

frekuensi kemoterapi adalah 4 kali

dengan nilai terendah 2kali dan yang

terbanyak 7 kali. Jenis knaker yang

mendominasi adalah ca. mamae yaitu

16 responden yang menderita dan 14

responden lainnya dengan ca. colon,

dan frekuensi stadium yang

mendominasi adalaha stadium 3

dengan jumlah responden 22 orang

dan stadium 2 adalah 8 orang.

Karakteristik responden berdasarkan

usia, jenis kelamin, status pernikahan,

status pendidikan, jenis kanker, dan

stadium kanker karena memiliki p-

value <0,05. Hal tersebut

menunjukkan bahwa karakteristik

tersebut memiliki hubungan yang

bermakna.

Tabel 1. Analisis Hubungan

Kecemasan Klien Kanker Yang

Menjalani Kemoterapi Menurut Usia

di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta

Pusat Tahun 2012

(n=30)

Berdasarkan tabel 1 usia memiliki

hubungan yang bermakna dengan

kecemasan klien kanker yang

menjalani kemoterapi dengan p-value

<0,05 dan berpola hubungan positif.

92 9392 93

Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vol. 2, No. 1 / Juni 2015

Page 5: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN …

92

antara dukungan keluarga terhadap

motivasi klien kanker yang menjalani

kemoterapi.

Sebagai pemberi asuhan keperawatan,

perawat memiliki fungsi dan peran

yang penting dalam proses

penyembuhan. Pemberian asuhan

keperawatan bertujuan untuk

membantu klien dan keluarga untuk

mencapai tujuan penyembuhan.

Dalam kasus penyembuhan klien

kanker, asuhan keperawatan yang

dilakukan oleh perawat terhadap

pasien sangat dibutuhkan, karena

proses penyembuhan yang berjalan

cukup lama dan bertahap. Adapula

peran sebagai komunikator yang

merupakan pusat dari seluruh peran

perawat yang lain, keperawatan

mencakup komunikasi dengan klien

dan keluaga. Sebagai penyuluh,

perawat menjelaskan kepada klien

tentang bagaimana konsep dan data

kesehatan, mendemonstrasikan

prosedur seperti aktivitas dan proses

pengobatan yang harus dijalani sampai

klien dan keluarga memahami secara

jelas dan dapat dievaluasikan setiap

kemajuan yang ditunjukkan klien (

Potter & Perry, 2005). Tujuan Umum

: Mendapatkan informasi mengenai

hubungan dukungan sosial keluarga

dengan tingkat kecemasan klien

kanker yang menjalani kemoterapi.

Metode Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan

metode penelitian non eksperimen

yang merupakan penelitian deskriptif

korelatif dengan pendekatan cross

sectional, yaitu penelitian yang

mempelajari dinamika korelasi antara

faktor-faktor dengan efek dengan cara

pendekatan, observasi atau

pengumpulan data sekaligus pada

suatu saat atau variabel independen

dan dependen di observasi satu kali

secara bersamaan dan dalam waktu

yang bersamaan dilakukan di Unit

Kemoterapi RSPAD Gatot Soebroto

Jakarta. Waktu penelitian

dilaksanakan pada bulan Mei sampai

Juni 2012.

Penelitian ini untuk melihat hubungan

antara 2 variabel yaitu variabel

independent dan dependent, yaitu

hubungan antara dukungan sosial

keluarga dengan frekuensi kemoterapi

dan klien kanker yang menjalani

kemoterapi dengan tingkat

Variabel r P- Value

Usia* Kecemasan 0.376 0.040

93

kecemasan. Analisis statistic yang

dipergunakan yaitu univariat dan

bivariat dengan analisis Uji korelasi

Pearson Product Moment dan T-test

Independent.

Hasil Penelitian a. Kecemasan klien kanker yang

menjalani kemoterapi.

Penelitian ini dilakukan di unit

kemoterapi lantai V bedah RSPAD

Gatot Soebroto Jakarta Pusat terhadap

30 responden yang menjalani

kemoterapi. Hasil analisisnya adalah

sebagai berikut :

Hasil karakteristik dari total 30

responden menunjukkan, rata – rata

berusia 48,96 tahun dengan usia

termuda 27 tahun dan yang tertua 71

tahun, jenis kelamin terbanyak adalah

perempuan yaitu 27 responden dan 3

responden laki – laki, status

pernikahan dengan menikah

berjumlah 28 responden serta yang

belum menikah berjumlah 2

responden, pendidikan dengan status

yang tinggi merupakan yang dominan

dengan persentase 86,7% dan yang

pendidikan rendah 13,3%. Rata – rata

dari lama sakit adalah 15,60 hari yang

terbawah adalah 5bulan dan yang

terlama adalah 27 bulan, rata- rata

frekuensi kemoterapi adalah 4 kali

dengan nilai terendah 2kali dan yang

terbanyak 7 kali. Jenis knaker yang

mendominasi adalah ca. mamae yaitu

16 responden yang menderita dan 14

responden lainnya dengan ca. colon,

dan frekuensi stadium yang

mendominasi adalaha stadium 3

dengan jumlah responden 22 orang

dan stadium 2 adalah 8 orang.

Karakteristik responden berdasarkan

usia, jenis kelamin, status pernikahan,

status pendidikan, jenis kanker, dan

stadium kanker karena memiliki p-

value <0,05. Hal tersebut

menunjukkan bahwa karakteristik

tersebut memiliki hubungan yang

bermakna.

Tabel 1. Analisis Hubungan

Kecemasan Klien Kanker Yang

Menjalani Kemoterapi Menurut Usia

di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta

Pusat Tahun 2012

(n=30)

Berdasarkan tabel 1 usia memiliki

hubungan yang bermakna dengan

kecemasan klien kanker yang

menjalani kemoterapi dengan p-value

<0,05 dan berpola hubungan positif.

92 9392 93

Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vol. 2, No. 1 / Juni 2015

Page 6: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN …

94

Tabel 2. Analisis Hubungan Kecemasan Klien

kanker Yang Menjalani Kemoterapi

Menurut Jenis Kelamin di RSPAD

Gatot Soebroto Jakarta Pusat Tahun

2012

(n=30)

Dari hasil uji statistik tabel 2

didapatkan nilai P value < 0,05,

sehingga dapat disimpulkan terdapat

hubungan yang bermakna antara jenis

kelamin dengan kecemasan pada klien

kanker yang menjalani kemoterapi di

RSPAD Gatot Soebroto.

Tabel 3. Analiss Hubungan Kecemasan

Klien kanker Yang Menjalani

Kemoterapi Menurut Status

Pernikahan di RSPAD Gatot Soebroto

Jakarta Pusat Tahun 2012

(n=30)

Dari hasil uji statistik pada tabel 3

didapatkan nilai P Value < 0,05,

sehingga dapat disimpulkan terdapat

hubungan yang bermakna antara status

pernikahan dengan kecemasan.

Tabel 4. Analisis Hubungan

Kecemasan Klien kanker Yang

Menjalani Kemoterapi Menurut Status

Pendidikan di RSPAD Gatot Soebroto

Jakarta Pusat Tahun 2012

(n=30)

Jenis

Kelamin

n

Mea

n

Std.

Deviati

on

Std.

Erro

r

Mea

n

Sig

Laki- laki 3 57.6

6

.30779 .068

82

.035

Perempua

n

2

7

66.1

4

.52705 .166

67

Status

Pernikahan

n Mea

n

Std.

Deviat

ion

Std.

Error

Mean

Sig

Menikah 28 65.5

3

.44096 .08333

.009

Belum

Menikah

2 62.0

0

.00000 .00000

Variabel R P-Value

Frekuensi

Kemoterapi* Kecemasan

-0.22 0.24

Status

Pendidikan

n Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

Sig

Tinggi 26 64.73 .36795 .07216

.012 Rendah 4 69.00 .50000 .25000

95

Dari hasil uji statistik pada tabel 4

didapatkan nilai P Value < 0,05,

sehingga dapat disimpulkan terdapat

hubungan yang bermakna antara status

pendidikan dengan kecemasan pada

klien kanker yang menjalani

kemoterapi di RSPAD Gatot Soebroto.

Tabel 5. Analisa Hubungan

Kecemasan Klien Kanker Yang

Menjalani Kemoterapi dengan Lama

Sakit di RSPAD Gatot Soebroto

Jakarta Pusat Tahun 2012

(n=30)

Dari hasil uji statistik pada tabel 5

didapatkan nilai P Value > 0,05,

sehingga dapat disimpulkan tidak

terdapat hubungan yang bermakna

antara lama sakit kecemasan berpola

positif pada klien kanker yang

menjalani kemoterapi di RSPAD

Gatot Soebroto.

Tabel 6. Analisa Hubungan

Kecemasan Klien Kanker Yang

Menjalani Kemoterapi Menurut

Frekuensi Kemoterapi di RSPAD

Gatot Soebroto Jakarta Pusat Tahun

2012 (n=30)

Dari hasil uji statistk pada tabel 6

didapatkan nilai P Value <0,05,

sehingga dapat disimpulkan terdapat

hubungan yang kurang bermakna

antara frekuensi kemoterapi dengan

kecemasan yang mengarah pada

hubungan yang berpola negatif pada

klien kanker yang menjalani

kemoterapi di RSPAD Gatot Soebroto.

Tabel 7. Analisa Hubungan

Kecemasan Klien kanker Yang

Menjalani Kemoterapi Menurut Jenis

Kanker di RSPAD Gatot Soebroto

Jakarta Pusat Tahun 2012

(n=30)

Dari hasil uji statistik pada tabel 7

didapatkan nilai P Value < 0,05,

sehingga dapat disimpulkan terdapat

hubungan yang bermakna antara jenis

kanker dengan kecemasan pada klien

kanker yang menjalani kemoterapi di

RSPAD Gatot Soebroto.

Variabel r P-Value

Lama Sakit* Kecemasan 0.26 0.156

Jenis

Kanker

N Mean Std.

Deviati

on

Std.

Erro

r

Mea

n

Si

g

Ca.

Colon 14 67.14 .51355 .137

25

.0

3

4

Ca.

Mamae

16 63.68 .25000 .062

50

94 9594 95

Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vol. 2, No. 1 / Juni 2015

Page 7: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN …

95

Dari hasil uji statistik pada tabel 4

didapatkan nilai P Value < 0,05,

sehingga dapat disimpulkan terdapat

hubungan yang bermakna antara status

pendidikan dengan kecemasan pada

klien kanker yang menjalani

kemoterapi di RSPAD Gatot Soebroto.

Tabel 5. Analisa Hubungan

Kecemasan Klien Kanker Yang

Menjalani Kemoterapi dengan Lama

Sakit di RSPAD Gatot Soebroto

Jakarta Pusat Tahun 2012

(n=30)

Dari hasil uji statistik pada tabel 5

didapatkan nilai P Value > 0,05,

sehingga dapat disimpulkan tidak

terdapat hubungan yang bermakna

antara lama sakit kecemasan berpola

positif pada klien kanker yang

menjalani kemoterapi di RSPAD

Gatot Soebroto.

Tabel 6. Analisa Hubungan

Kecemasan Klien Kanker Yang

Menjalani Kemoterapi Menurut

Frekuensi Kemoterapi di RSPAD

Gatot Soebroto Jakarta Pusat Tahun

2012 (n=30)

Dari hasil uji statistk pada tabel 6

didapatkan nilai P Value <0,05,

sehingga dapat disimpulkan terdapat

hubungan yang kurang bermakna

antara frekuensi kemoterapi dengan

kecemasan yang mengarah pada

hubungan yang berpola negatif pada

klien kanker yang menjalani

kemoterapi di RSPAD Gatot Soebroto.

Tabel 7. Analisa Hubungan

Kecemasan Klien kanker Yang

Menjalani Kemoterapi Menurut Jenis

Kanker di RSPAD Gatot Soebroto

Jakarta Pusat Tahun 2012

(n=30)

Dari hasil uji statistik pada tabel 7

didapatkan nilai P Value < 0,05,

sehingga dapat disimpulkan terdapat

hubungan yang bermakna antara jenis

kanker dengan kecemasan pada klien

kanker yang menjalani kemoterapi di

RSPAD Gatot Soebroto.

Variabel r P-Value

Lama Sakit* Kecemasan 0.26 0.156

Jenis

Kanker

N Mean Std.

Deviati

on

Std.

Erro

r

Mea

n

Si

g

Ca.

Colon 14 67.14 .51355 .137

25

.0

3

4

Ca.

Mamae

16 63.68 .25000 .062

50

94 9594 95

Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vol. 2, No. 1 / Juni 2015

Page 8: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN …

96

Tabel 8. Analisa Hubungan

Kecemasan Klien kanker Yang

Menjalani Kemoterapi menurut

Stadium Kanker di RSPAD Gatot

Soebroto Jakarta Pusat Tahun 2012

(n=30)

Dari hasil uji statistik tabel 8

didapatkan nilai P Value < 0,05,

sehingga dapat disimpulkan terdapat

hubungan yang bermakna antara

stadium kanker dengan tingkat

kecemasan .

Tabel 9. Analisa Hubungan Dukungan

Sosial Keluarga Responden Dengan

Kecemasan Klien Kanker Yang

Menjalani Kemoterapi di RSPAD

Gatot Soebroto Jakarta Pusat

Tahun 2012 (n=30)

Dari hasil uji statistik pada tabel 9

didapatkan nilai P Value < 0,05,

sehingga dapat disimpulkan terdapat

hubungan yang sangat bermakna

antara dukungan sosial keluarga

dengan kecemasan yang mengarah

kepada hubungan yang negatif pada

klien kanker yang menjalani

kemoterapi di RSPAD Gatot Soebroto.

Usia dapat meningkatkan

kemungkinan terjadinya penyakit

tertentu. Banyak jenis kanker yang

dapat menyebabkan resiko yang lebih

besar pada orang yang berusia lebih

dari 45 tahun dibandingkan dengan

resiko pada orang yang lebih muda

(Potter & Perry, 2005).

Pola kesehatan dan penyakit pada laki-

laki dan perempuan menunjukkan

perbedaan yang nyata, dalam

kehidupan, perempuan lebih banyak

mengalami kesakitan dan tekanan

daripada laki- laki. Berbagai penyakit

atau gangguan hanya menyerang

perempuan, misalnya gangguan

kesehatan yang berkaitan dengan

kehamilan dan kanker servisk;

sementara itu laki- laki yang terdapat

kanker prostat (Departemen

Kesehatan, 2007).

Penelitian terkait yang dilakukan

Amin (2008) menyatakan bahwa

Stadiu

m

Kanker

n Mea

n

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

S

i

g

Stadium

2 8 63.2

5

.00000 .00000

.

0

1

0

Stadium

3

22 66.0

4

.47673 .10164

Variabel r P-Value

Dukungan

Sosial*Kecemasan

-0.575 0.001

97

penderita kanker terbanyak adalah

yang kawin (84,6%) tetapi tidak

terdapat perbedaan bermakna terhadap

sindrom depresif. Pengaruh tingkat

pendidikan formal Wanita Usia Subur

(WUS) terhadap pengetahuan tentang

pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI) sebagai upaya deteksi dini

kanker payudara. Dimana semakin

tinggi tingkat pendidikan seseorang

semakin luas pengetahuan tentang

SADARI (Handayani 2001, dalam

Kurniawati, 2010)

Hasil penelitian yang dilakukan Amin

(2008) menyatakan bahwa penderita

kanker payudara terbanyak terjadi

pada stadium 3B senyak 76,5% dan

tidak terdapat hubungan bermakna.

Hal tersebut berbanding lurus pada

stadium mayoritas yang didapatkan

tetapi berbanding terbalik pada

hubungan yang bermakna pada hasil

penelitian yang didapatkan oleh

peneliti.

Kesimpulan Setelah melakukan penelitian tentang

hubungan dukungan sosial keluarga

terhadap klien kanker yang menjalani

kemoterapi di RSPAD Gatot Soebroto

Jakarta Pusat, maka penulis dapat

mengambil kesimpulan sebagai

berikut:

a) Dari keseluruhan Karakteristik

responden, dapat terlihat bahwa

usia, jenis kelamin, status

pernikahan, status pendidikan,

jenis kamker, dan stadium kanker

memiliki hubungan yang

bermakna terhadap tingkat

kecemasan klien kanker yang

menjalani kemoterapi di RSPAD

Gatot Soebroto. Hal tersebut di

tunjukkan dengan P- value

masing- masing karakteristik <

0,05.

b) Hasil hubungan kecemasan

dengan usia menunjukkan adanya

hubungan yang bermakna dengan

P-value 0,04 dan r= 0,376 yang

berati mengarah pada hubungan

yang positif.

c) Analisis hubungan kecemasan

dengan jenis kelamin

menunjukkan hasil P-value 0,035

yang berarti memiliki hubungan

yang bermakna.

d) Status pernikahan memiliki

hubungan yang bermakna terhadap

kecemsan dengan P-value 0,009.

e) Status pendidikan memiliki

hubungan yang bermakna terhadap

kecemasan dengan P-value 0,012.

96 9796 97

Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vol. 2, No. 1 / Juni 2015

Page 9: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN …

96

Tabel 8. Analisa Hubungan

Kecemasan Klien kanker Yang

Menjalani Kemoterapi menurut

Stadium Kanker di RSPAD Gatot

Soebroto Jakarta Pusat Tahun 2012

(n=30)

Dari hasil uji statistik tabel 8

didapatkan nilai P Value < 0,05,

sehingga dapat disimpulkan terdapat

hubungan yang bermakna antara

stadium kanker dengan tingkat

kecemasan .

Tabel 9. Analisa Hubungan Dukungan

Sosial Keluarga Responden Dengan

Kecemasan Klien Kanker Yang

Menjalani Kemoterapi di RSPAD

Gatot Soebroto Jakarta Pusat

Tahun 2012 (n=30)

Dari hasil uji statistik pada tabel 9

didapatkan nilai P Value < 0,05,

sehingga dapat disimpulkan terdapat

hubungan yang sangat bermakna

antara dukungan sosial keluarga

dengan kecemasan yang mengarah

kepada hubungan yang negatif pada

klien kanker yang menjalani

kemoterapi di RSPAD Gatot Soebroto.

Usia dapat meningkatkan

kemungkinan terjadinya penyakit

tertentu. Banyak jenis kanker yang

dapat menyebabkan resiko yang lebih

besar pada orang yang berusia lebih

dari 45 tahun dibandingkan dengan

resiko pada orang yang lebih muda

(Potter & Perry, 2005).

Pola kesehatan dan penyakit pada laki-

laki dan perempuan menunjukkan

perbedaan yang nyata, dalam

kehidupan, perempuan lebih banyak

mengalami kesakitan dan tekanan

daripada laki- laki. Berbagai penyakit

atau gangguan hanya menyerang

perempuan, misalnya gangguan

kesehatan yang berkaitan dengan

kehamilan dan kanker servisk;

sementara itu laki- laki yang terdapat

kanker prostat (Departemen

Kesehatan, 2007).

Penelitian terkait yang dilakukan

Amin (2008) menyatakan bahwa

Stadiu

m

Kanker

n Mea

n

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

S

i

g

Stadium

2 8 63.2

5

.00000 .00000

.

0

1

0

Stadium

3

22 66.0

4

.47673 .10164

Variabel r P-Value

Dukungan

Sosial*Kecemasan

-0.575 0.001

97

penderita kanker terbanyak adalah

yang kawin (84,6%) tetapi tidak

terdapat perbedaan bermakna terhadap

sindrom depresif. Pengaruh tingkat

pendidikan formal Wanita Usia Subur

(WUS) terhadap pengetahuan tentang

pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI) sebagai upaya deteksi dini

kanker payudara. Dimana semakin

tinggi tingkat pendidikan seseorang

semakin luas pengetahuan tentang

SADARI (Handayani 2001, dalam

Kurniawati, 2010)

Hasil penelitian yang dilakukan Amin

(2008) menyatakan bahwa penderita

kanker payudara terbanyak terjadi

pada stadium 3B senyak 76,5% dan

tidak terdapat hubungan bermakna.

Hal tersebut berbanding lurus pada

stadium mayoritas yang didapatkan

tetapi berbanding terbalik pada

hubungan yang bermakna pada hasil

penelitian yang didapatkan oleh

peneliti.

Kesimpulan Setelah melakukan penelitian tentang

hubungan dukungan sosial keluarga

terhadap klien kanker yang menjalani

kemoterapi di RSPAD Gatot Soebroto

Jakarta Pusat, maka penulis dapat

mengambil kesimpulan sebagai

berikut:

a) Dari keseluruhan Karakteristik

responden, dapat terlihat bahwa

usia, jenis kelamin, status

pernikahan, status pendidikan,

jenis kamker, dan stadium kanker

memiliki hubungan yang

bermakna terhadap tingkat

kecemasan klien kanker yang

menjalani kemoterapi di RSPAD

Gatot Soebroto. Hal tersebut di

tunjukkan dengan P- value

masing- masing karakteristik <

0,05.

b) Hasil hubungan kecemasan

dengan usia menunjukkan adanya

hubungan yang bermakna dengan

P-value 0,04 dan r= 0,376 yang

berati mengarah pada hubungan

yang positif.

c) Analisis hubungan kecemasan

dengan jenis kelamin

menunjukkan hasil P-value 0,035

yang berarti memiliki hubungan

yang bermakna.

d) Status pernikahan memiliki

hubungan yang bermakna terhadap

kecemsan dengan P-value 0,009.

e) Status pendidikan memiliki

hubungan yang bermakna terhadap

kecemasan dengan P-value 0,012.

96 9796 97

Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vol. 2, No. 1 / Juni 2015

Page 10: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN …

98

f) Hubungan tidak bermakna

ditunjukkan oleh Lama sakit

dengan P-value 0,156 dan r= 0,26

yang mengarah pada pola

hubungan yang positif.

g) Frekuensi kemoterapi memiliki

hubungan yang kurang bermakna

mengarah pada pola negatif

dengan P-value 0,25 dan r= -0,22.

h) Janis kanker memiliki P-value

0,034 yang berarti memiliki

hubungan yang bermakna dengan

tingkat kecemasan.

i) Kecemasan memiliki hubungan

yang bermakna dengan stadium

kanker, hal ini di tunjjukan dengan

P-value yang dimiliki adalah

0,010.

j) Hasil kecemasan dengan

dukungan sosial keluarga yang

terbanyak adalah kecemasan

ringan dengan jumlah 11 orang

(36,7%) dan P-value 0,001 dan r=

-0,575 yang berarti memiliki

hubungan yang bermakna kearah

yang negatif.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang

telah diperoleh ada beberapa saran

yang perlu dijadikan pertimbangan

bagi peneliti dan penelitian

selanjutnya antara lain :

a) Pendidikan Keperawatan

Sebagai saran masukan mengenai

hubungan sosial keluarga dengan

tingkat kecemasan klien kanker

yang menjalani kemoterapi kepada

institusi pendidikan keperawatan

terutama dalam hal keperawatan

jiwa untuk menurunkan tingkat

kecemasan klien kanker yang

menjalani kemoterapi.

b) Bagi Peneliti

Untuk peneliti selanjutnya dengan

tema yang sama, agar membuat

alat pengukur data penelitian

dengan item – item pernyataan

yang lebih cermat, memperluas

wilayah penelitian, memperbarui

metode penelitian dengan

membandingkan kepada rumah

sakit lainnya, mempertimbangkan

subjek yang akan diteliti apakah

sudah memenuhi kriteria yang

telah ditetapkan dan juga

memperbanyak jumlah sampel

penelitian.

c) Bagi Klien dan Keluarga

Sebagai bahan masukan untuk

memberikan informasi tentang

pengaruh dukungan sosial

keluarga yang baik dan positif

99

dengan tingkat kecemasan klien

kanker yang menjalani kemoterapi

agar tingkat kecemasan klien

kanker dapat berkurang.

d) Bagi Rumah Sakit Pusat Angkatan

Darat Gatot Soebroto

Karena di temukan data

berpengaruhnya dukungan sosial

keluarga dengan tingkat

kecemasan klien kanker yang

menjalani kemoterapi maka

disarankan untuk membuat sebuah

tempat layanan konseling untuk

keluarga berdiskusi dengan pihak

pelayanan kesehatan tentang

kecemasan klien kanker.

*Peneliti

**Staf Pengajar Keperawatan Jiwa di

Prodi S1 Keperawatan FIKES UPN

‘veteran’ Jakarta

Daftar Pustaka

Amalia, Lena. 2009. Mengobati Kanker Serviks dan 32 Jenis Kanker Lainnya. Landscape: Yogyakarta

Astri Fauziana. “Hubungan dukungan

keluarga dengan motivasi menjalankan kemoterapi pada pasien post op ca mammae di rs kanker dharmais Jakarta

Barat”. Fikes. UPN Jakarta. 2011

Brunner & Suddarth. 2002. Textbook

of Medical Surgical Nursing. 9th edition. Lippincott.

Chen, Rosita dkk. 2012. Solusi Cerdas

Mencegah dan Menobati Kanker. PT AgroMedia Pustaka: Jakarta

Chandra Tri Wahyudi. “Hubungan

lama dan frekuensi menjalani haemodialisis dengan tingkat kecemasan terkait alat/unit dialisa pada pasien ggk di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta”. Fikes. UPN Jakarta. 2009

Friedman M. Marilyn. 2010. Buku

Ajar Keperawatan Keluarga. Edisi 5. EGC: Jakarta.

Hastono, S. Priyo. 2007. Analisis Data

Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia: Depok.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007.

Metode Penelitian keperawatan dan Teknik Analisa Data. Salemba Medika: Jakarta.

Isaacs. Ann. 2005. Keperawatan

Kesehatan Jiwa dan Psikiatri. Edisi 3. EGC: Jakarta.

Lewis, M. Sharon, Heitkemper,

McLean, M. Dirksen, R. Shannon. 2007. Medical Surgical Nursing. Mosby: St, Louis, America.

Lolita. “Faktor- faktor yang

Berhubungan dengan Tingkat

98 9998 99

Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vol. 2, No. 1 / Juni 2015

Page 11: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN …

98

f) Hubungan tidak bermakna

ditunjukkan oleh Lama sakit

dengan P-value 0,156 dan r= 0,26

yang mengarah pada pola

hubungan yang positif.

g) Frekuensi kemoterapi memiliki

hubungan yang kurang bermakna

mengarah pada pola negatif

dengan P-value 0,25 dan r= -0,22.

h) Janis kanker memiliki P-value

0,034 yang berarti memiliki

hubungan yang bermakna dengan

tingkat kecemasan.

i) Kecemasan memiliki hubungan

yang bermakna dengan stadium

kanker, hal ini di tunjjukan dengan

P-value yang dimiliki adalah

0,010.

j) Hasil kecemasan dengan

dukungan sosial keluarga yang

terbanyak adalah kecemasan

ringan dengan jumlah 11 orang

(36,7%) dan P-value 0,001 dan r=

-0,575 yang berarti memiliki

hubungan yang bermakna kearah

yang negatif.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang

telah diperoleh ada beberapa saran

yang perlu dijadikan pertimbangan

bagi peneliti dan penelitian

selanjutnya antara lain :

a) Pendidikan Keperawatan

Sebagai saran masukan mengenai

hubungan sosial keluarga dengan

tingkat kecemasan klien kanker

yang menjalani kemoterapi kepada

institusi pendidikan keperawatan

terutama dalam hal keperawatan

jiwa untuk menurunkan tingkat

kecemasan klien kanker yang

menjalani kemoterapi.

b) Bagi Peneliti

Untuk peneliti selanjutnya dengan

tema yang sama, agar membuat

alat pengukur data penelitian

dengan item – item pernyataan

yang lebih cermat, memperluas

wilayah penelitian, memperbarui

metode penelitian dengan

membandingkan kepada rumah

sakit lainnya, mempertimbangkan

subjek yang akan diteliti apakah

sudah memenuhi kriteria yang

telah ditetapkan dan juga

memperbanyak jumlah sampel

penelitian.

c) Bagi Klien dan Keluarga

Sebagai bahan masukan untuk

memberikan informasi tentang

pengaruh dukungan sosial

keluarga yang baik dan positif

99

dengan tingkat kecemasan klien

kanker yang menjalani kemoterapi

agar tingkat kecemasan klien

kanker dapat berkurang.

d) Bagi Rumah Sakit Pusat Angkatan

Darat Gatot Soebroto

Karena di temukan data

berpengaruhnya dukungan sosial

keluarga dengan tingkat

kecemasan klien kanker yang

menjalani kemoterapi maka

disarankan untuk membuat sebuah

tempat layanan konseling untuk

keluarga berdiskusi dengan pihak

pelayanan kesehatan tentang

kecemasan klien kanker.

*Peneliti

**Staf Pengajar Keperawatan Jiwa di

Prodi S1 Keperawatan FIKES UPN

‘veteran’ Jakarta

Daftar Pustaka

Amalia, Lena. 2009. Mengobati Kanker Serviks dan 32 Jenis Kanker Lainnya. Landscape: Yogyakarta

Astri Fauziana. “Hubungan dukungan

keluarga dengan motivasi menjalankan kemoterapi pada pasien post op ca mammae di rs kanker dharmais Jakarta

Barat”. Fikes. UPN Jakarta. 2011

Brunner & Suddarth. 2002. Textbook

of Medical Surgical Nursing. 9th edition. Lippincott.

Chen, Rosita dkk. 2012. Solusi Cerdas

Mencegah dan Menobati Kanker. PT AgroMedia Pustaka: Jakarta

Chandra Tri Wahyudi. “Hubungan

lama dan frekuensi menjalani haemodialisis dengan tingkat kecemasan terkait alat/unit dialisa pada pasien ggk di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta”. Fikes. UPN Jakarta. 2009

Friedman M. Marilyn. 2010. Buku

Ajar Keperawatan Keluarga. Edisi 5. EGC: Jakarta.

Hastono, S. Priyo. 2007. Analisis Data

Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia: Depok.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007.

Metode Penelitian keperawatan dan Teknik Analisa Data. Salemba Medika: Jakarta.

Isaacs. Ann. 2005. Keperawatan

Kesehatan Jiwa dan Psikiatri. Edisi 3. EGC: Jakarta.

Lewis, M. Sharon, Heitkemper,

McLean, M. Dirksen, R. Shannon. 2007. Medical Surgical Nursing. Mosby: St, Louis, America.

Lolita. “Faktor- faktor yang

Berhubungan dengan Tingkat

98 9998 99

Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vol. 2, No. 1 / Juni 2015

Page 12: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN …

100

kecemasan Klien dengan Kanker Payudara dalam Menghadapi Kemoterapi”. Fik. Universitas Indonesia.

Maramis, W. F. (2005). Catatan Ilmu

Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press: Surabaya

Notoatmojo, Soekidjo. 2005.

Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta.

Notoatmojo, Soekidjo. 2010.

Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta.

Otto, E. Shirley. 2007. Oncologi

Nursing 5th edition. Mosby:America

Patricia, A Potter & Anne Griffin

Perry, alih bahasa. (2005), Buku Ajar Fundamental Kerawatan. Jakarta : EGC

Rosmiati. “koping Klien Dengan

Kanker Serviks Terhadap Tindakan Radioterapi di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta”. Fik. Universitas Indonesia

Setiadi. (2007). Konsep Penulisan

Riset Keperawatan. Jogyakarta : Graham Ilmu

Sheila L. Videbeck. 2008. Buku Ajar

Keperawatan Jiwa. EGC: Jakarta

Smeltzer, S.C, Bare, B.G. 2002. Buku

Ajar keperawatan medikal Bedah. EGC: Jakarta

Stuart, G. w, & Laraia, M. T. (2005). Pricilples and Practice of Psychiatric Nursing, 8th edition. St Louis: Mosby Book Inc

http://healingxamthone.com/stadium-

kanker/ diakses pada tanggal 21 Mei 2012 pada pukul 22.00 WIB

http://www.cancerhelps.com/kemoter

api.htm#section1 diakses pada tanggal 1 Mei 2012 pada pukul 23.30 WIB

http://www.cancer.org/Cancer/Cancer

Basics/signs-and-symptoms-of-cancer diakses pada tanggal 30 April 2012 pada pukul 09.30 WIB

http://www.howdoesstressaffecthealth

.org/using-hars-to-assess-your-anxiety diakses pada tanggal 23 April 2012 pada pukul 21.00 WIB

http://cancerhelp.cancerresearchuk.or

g/aboutcancer/treatment/chemotherapy/about/when-chemotherapy-is-used diakses pada tanggal 2 Mei 2012 pada pukul 05.20 WIB

http://cancerhelp.cancerresearchuk.or

g/aboutcancer/treatment/chemotherapy/about/how-chemotherapy-works diakses pada tanggal 2 Mei 2012 pada pukul 05.20 WIB

http://cancerhelp.cancerresearchuk.or

g/aboutcancer/treatment/chemotherapy/plan/why-plan-chemotherapy diakses pada tanggal 2 Mei 2012 pada pukul 13.20

101

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

PERDAGANGAN ANAK DAN REMAJA DI RUMAH SAKIT

BHAYANGKARA TK. I RADEN SAID SUKANTO

JAKARTA TIMUR 2013

YULIANI SIMAMORA1, DESAK NYOMAN SITHI2

Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan , Universotas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Abstrak

Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui factor-faktor yang berhubungan dengan kejadian perdagangan anak dan remaja di RS R.Said Sukanto Jakarta Timur 2013. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilengkapi dengan metode kualitatif melalui wawancara. Populasi dan sampel dari penelitian ini adalah pasien TKW maupun non TKW yang di duga menjadi korban trafficking, yang termasuk katagori anak-anak dan remaja dengan jumlah 40 orang ( total sampling). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara perkawinan usia dini dengan kejadian perdagangan orang pada anak dan remaja di Rumah sakit Bhayangkara TK IR.Said Sukanto (PV= 0,022 dengan OR 66.094). Ada hubungan yang bermakna antara kemiskinan dengan perdagangan anak dan remaja (PV = 0.000 dan OR = 49.000), Ada hubungan yang bermakna Antara pendidikan yang rendah dengan kejadian pergadangan anak dan remaja ( PV = 0.39 dan OR= 5.143), Ada hubungan yang bermakna Antara kurangnya pengawasan orang tua dengan kejadian perdagangan pada anak dan remaja (PV= 0.006 dan OR= 8.708), Ada hubungan yang bermakna antara eksploitasi tenaga kerja dengan kejadian perdagangan anak dan remaja ( PV=0.001, OR=19.250). Kesimpulan dari penelitian ini adalah, bahwa factor, kemiskinan, pernikahan dini, pendidikan yang rendah, kurangnya pengawasan dari orang tua, dan eksploitasi tenaga kerja berhubungan sangat erat dengan kejadian perdagangan anak dan remaja di RS Bhayangkara TK I R.Said Sukanto. Saran : perlu penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar untuk menggali, factor-faktor yang dapat mencegah kejadian perdagangan anak dan remaja. Kata kunci : Factor-faktor yang berhubungan dengan kejadian perdagangan anak dan remaja di Indonesia.

Abstract The aim of this research is to find out the factors related to the incidence of child and adolensent trafficking on Raden Said Sukanto police hospital in Jakarta 2013. Design of the research is analytic descriptive with cross sectional method , by total sampling populations are 40 teenagers. The result of this research showed a significant relationship between the incidence of early marriage and the trafficking of children and teenagers with (P value = 0,022 OR = 66,094), poverty (P value = 0,000 OR = 49,000), low education (P value = 0,039 OR = 5,143), lack of parental supervision (P value = 0,006 OR = 8,708), labor exploitation (P value = 0,001 OR = 19,250). The conclusion of the research are significan associated between early marriage, low education, poverty, lack of parental supervison, labor exploitation, with the trafficking of children and teenagers. Recomendation: explore more information how to prevent human Trafficking especially in child and teenager. Key Word : The factors related to trafficking of children and teenagers in Indonesia

100 101100 101

Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vol. 2, No. 1 / Juni 2015