16
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL MULTIGRAVIDA DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: BAYU ARGO KUSUMO J 210 120 053 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil multigravida … · optimaldalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

  • Upload
    lymien

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil multigravida … · optimaldalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL

MULTIGRAVIDA DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN

ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS KARTASURA

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

BAYU ARGO KUSUMO

J 210 120 053

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

Page 2: Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil multigravida … · optimaldalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

i

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL

MULTIGRAVIDA DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN

ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS KARTASURA

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

BAYU ARGO KUSUMO

J 210 120 053

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Vinami Yulian, Ns.,M.Sc,Nursing

NIK. 1530

Page 3: Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil multigravida … · optimaldalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

ii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL

MULTIGRAVIDA DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN

ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

KARTASURA

OLEH

BAYU ARGO KUSUMO

J 210 120 053

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari, 10 Agustus 2016

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Vinami Yulian, Ns., M.Sc, Nursing (……..……..)

2. Sulastri, S.Kp., M.Kes (……………)

3. Siti Arifah, S.Kp., M.Kes (……………)

Dekan,

Dr. Suwaji, M.Kes

NIK. 195311231983031002

Page 4: Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil multigravida … · optimaldalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

.

Surakarta, 10 Agustus 2016

Penulis

Bayu Argo Kusumo

J 210 120 053

Page 5: Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil multigravida … · optimaldalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

1

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL

MULTIGRAVIDA DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN

ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS KARTASURA

Bayu Argo Kusumo*

Vinami Yulian, Ns., M.Sc.Nursing **

Abstrak

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan masalah besar dalam bidang kesehatan

terutama negara-negara berkembang, seperti di Indonesia yang masih tergolong tinggi

apabila dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Penyebab AKI dapat

diminimalkan dengan upaya pengoptimalan Antenatal Care (ANC) yang sesuai

standar pelayanan pada pemeriksaan kehamilan. Pelayanan ANC ditujukan untuk

mencegah terjadinya komplikasi dan kelainan pada masa kehamilan. Pada ibu

multigravida pemeriksaan kehamilan masih sama pentingnya dengan kehamilan

sebelumnya maka diwajibkan untuk melaksanakan kunjungan ANC agar

perkembangan kehamilan ibu dan kondisi janin dapat terpantau dengan baik sehingga

dapat menekan angka morbiditas dan mortalitas pada ibu dan janin. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu multigravida, umur

ibu, usia kehamilan ibu, paritas dengan kepatuhan dalam melaksanakan kunjungan

ANC. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif dan dengan

menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja

Puskesmas Kartasura, dengan populasi seluruh ibu hamil multigravida, jumlah

sampel dalam penelitian terdiri dari 71 responden. Pengambilan sampel dengan

menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data diperoleh dari lembar

kuesioner dan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Analisa data dilakukan dengan

menggunakan analisis Spearman Rho. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat

pengetahuan terhadap kepatuhan (p-value=0,044), sehingga diketahui terdapat

hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil multigravida dengan kepatuhan

dalam melaksanakan kunjungan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas

Kartasura.

Kata kunci : Pengetahuan, multigravida, kepatuhan

Page 6: Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil multigravida … · optimaldalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

2

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE LEVEL OF KNOWLEDGE OF

MULTIGRAVIDA PREGNANT WOMEN AND ANTENATAL CARE

COMPLIANCE

IN PUSKESMAS KARTASURA

Bayu Argo Kusumo*

Vinami Yulian, Ns., M.Sc.Nursing**

Abstract

Maternal mortality/Angka Kematian Ibu (AKI) is a big problem in the field of health

are mainly developing countries, such as in Indonesia that is still classified as high

when compared to other ASEAN countries. The cause of the AKI can be minimized by

optimizing the efforts of Antenatal Care (ANC) the appropriate service standard on

inspection of the pregnancy. ANC services aimed at preventing the occurrence of

complications and disorders during pregnancy. Multigravida mother pregnancy

examination is still as important as pregnancy before then are required to carry out

the visit of the ANC so that the development of maternal and fetal condition of

pregnancy can be tracked properly so it can suppress the number of morbidity and

mortality in the mother and fetus. This research aimed to find the relationship

between multigravida knowledge, age of mother, age of the mother's pregnancy,

parity and compliance in ANC. This study was descriptive correlative research and

used cross sectional approach. This research was conducted in the area of Kartasura

health center with multigravida population. Number of samples in the study consisted

of 71 respondents. Sampling technique used total sampling. Data collection used

questionnaire and books of maternal and child health/Kesehatan Ibu dan Anak

(KIA). Data analysis used Spearman Rho. The result showed that, there is a

relationship between the level of knowledge of multigravida pregnant women and

compliance in antenatal care in the region (p-value = 0,044) conclusion.

Keywords: Knowledge, multigravida, compliance

1. PENDAHULUAN

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat

derajat kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan

tertinggal tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan

(WHO, 2013). Di Indonesia AKI masih terbilang tinggi apabila dibandingkan dengan

negara-negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal

per 100.000 kelahiran hidup untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013).

Data dari The World Bank (2015), menunjukkan AKI pada tahun 2012

sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013 menjadi 140/100.000 kelahiran

Page 7: Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil multigravida … · optimaldalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

3

hidup, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 kelahiran hidup, tahun

2015 menurun menjadi 126/100.000 kelahiran hidup.

Dalam rentang waktu 2 tahun terakhir AKI di Provinsi Jawa Tengahmenurut

Dinkes Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 yang dilakukan di Kabupaten/Kota

sebesar 116,34/100.000 kelahiran hidup,mengalami peningkatan bila dibandingkan

dengan AKI pada tahun 2011 sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup, sehingga

belum terjadi penurunan secara signifikan sesuai dengan target Millenium

Development Goals (MDGs) tahun 2015 sebesar 102/100.000 kelahiran hidup (Profil

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012). AKI di Kabupaten Sukoharjo pada tahun

2014 sebesar 100,47/100.000 kelahiran hidup atau sebanyak 13 kasus, sedangkan

AKB di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2014 terdata sebesar 10,43/1.000 kelahiran

hidup, dan dalam wilayah kerja Puskesmas Kartasura, jumlah AKI pada tahun 2012

sebanyak 2 kasus, dan AKI di tahun 2013 juga terdapat 2 kasus (Dinkes Sukoharjo,

2014).

Upaya kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat permasalahan-

permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum

optimaldalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga

kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program

kontrasepsi jangka panjang (Kemenkes RI, 2015).

Antenatal Care (ANC) adalah suatu komponen dalam pelayanan kesehatan ibu

hamil terpenting untuk meminimalkan serta menurunkan tingkat AKI(Depkes RI,

2008). Pelayanan tersebut berguna memantau kemajuan kehamilan, mengetahui

kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu maupun janin, serta mengetahui secara dini

adanya kelainan atau ketidaknormalan yang berisiko muncul pada masa kehamilan

(Manuaba, 2005 & Kemenkes RI, 2010). Dalam RAN PP AKI 2013-2015.Di

Indonesia,manfaat pelayanan ANC oleh ibu hamil termasuk dalam kriteria belum

terlaksana secara optimal berdasarkan standar pedoman yang telah ditetapkan.

Ibu hamil yang telah mempunyai pengalaman kehamilan sebelumnya,

seringkali mengesampingkan dan mengabaikan pemeriksaan antenatal. Karena

paradigma mereka telah berhasil dalam menjalani kehamilan yang lalu meskipun

tidak dilandasi oleh pemeriksaan antenatal obstetric. Padahal, tanpa mereka ketahui

dan sadari akan risiko dan bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan yang lalu

dapat terjadi pula pada kehamilan saat ini. (Hasnah,2003 & Prawirohardjo, 2009).

Puskesmas Kartasura merupakan salah satu Puskesmas yang berada dalam

cakupan wilayah Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan studi pendahuluan yang

Page 8: Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil multigravida … · optimaldalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

4

dilakukan di Puskesmas Kartasura, diperoleh data pada bulan Januari-November

2015 jumlah K1 sebesar 76,51% dan jumlah kunjungan dan K4 sebesar 72,9%.

Namun adanya perbedaan persentase antara cakupan kunjungan K1 dan K4, hal ini

dapat mengindikasikan bahwa adanya beberapa ibu yang tidak melakukan kunjungan

awal (K1) atau bahkan melewatkan kunjungan K4 selama masa kehamilan terkhusus

ibu dengan multigravida, dan didukung oleh penelitian dari Sari et al (2015),

mengatakan bahwa paritas multigravida sebagian besar tidak teratur dalam

pemanfaatan pelayanan antenatal, mereka merasa telah memiliki pengalaman lebih

banyak dari pada primigravida, padahal setiap kehamilan akan memiliki keadaan

serta kondisi yang berbeda

Dari data yang diperoleh melalui wawancara kepada 4 ibu hamil multigravida

di puskesmas kartasura, mengatakan bahwa belum mengetahui secara jelas mengenai

apa itu ANC dan manfaatnya bagi mereka, hal ini mengindikasikan bahwa masih

adanya ibu hamil multigravida yang belum mengerti sepenuhnya tentang betapa

pentingnya kunjungan ANC secara teratur dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang adanya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil multigravida dengan

kepatuhan kunjungan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Kartasura.

Tujuan penelitian ini mengetahui adanya hubungan tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida dalam kunjungan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas

Kartasura.

2. METODELOGI PENELITIAN

2.1 Rancangan Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang menghubungan

antara dua variabel, yaitu variabel bebas (tingkat pengetahuan ibu hamil

multigravida) dengan variabel terikat (kepatuhan kunjungan antenatal care), dan

menggunakan pendekatan cross sectional. Desain Cross Sectional adalah suatu

penelitian yang menghubungkan antara variabel sebab atau risiko dan akibat atau

kasus yang terjadi pada obyek penelitian dan diukur atau dikumpulkan secara

simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Hidayat, 2011).

2.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang melaksanakan kunjungan ANC

pada periode November-Desember 2015 di wilayah kerja Puskesmas Kartasura

yang berjumlah K1 dan K2 total 272 populasi, dan ibu dengan kehamilan kedua

atau lebih berjumlah 71 populasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

Page 9: Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil multigravida … · optimaldalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

5

teknik total sampling untuk pengambilan sampel, sampel yang akan digunakan

dalam penelitian ini berjumlah 71 responden (Nursalam, 2015).

2.3 Intrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner dan buku KIA.

2.4 Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis korelasi Spearman rho.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

No Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Umur ibu

a. 20-35 tahun

b. > 36tahun

44

27

62,0

38,0

Jumlah 71 100

2 Usia kehamilan

a. 25-28 minggu

b. 29-32 minggu

c. 33-36 minggu

17

29

25

23,9

40,8

35,2

Jumlah 71 100

3 Kehamilan saat ini

a. 2-3 kali

b. 4-5 kali

c. >5 kali

62

6

3

87,3

8,5

4,2

Jumlah 71 100

3.2 Analisis Univariat

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Multigravida

Tingkat Pengetahuan

Ibu

Frekuensi Persentase (%)

Baik

Cukup

Kurang

49

20

2

69,0

28,2

2,8

Jumlah 71 100%

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kepatuhan Kunjungan Antenatal Care

Kepatuhan

Kunjungan

Antenatal Care

Frekuensi

Persentase (%)

Page 10: Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil multigravida … · optimaldalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

6

Patuh

Tidak Patuh

43

28

60,6

39,4

Jumlah 71 100%

3.3 Analisis Bivariat

Tabel 4. Silang Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan

Kunjungan Antenatal Care

Tingkat

Pengetahuan

Kepatuhan

Jumlah Patuh Tidak Patuh

Frekuensi % Frekuensi %

Baik

Cukup

Kurang

33

9

1

46,5

12,7

1,4

16

11

1

22,5

15,5

1,4

49

20

2

Jumlah 43 60,6 28 39,4 71

Tabel 5. Analisis Korelasi Spearman Rho Hubungan Antara Tingkat

Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida Dengan Kepatuhan Kunjungan Antenatal

Care

Variabel Spearman

Rho

p-value Keputusan

Uji

Tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida dengan

kepatuhan kunjungan

antenatal care

0,204 0,044 H0 ditolak

4. Pembahasan

4.1 Karakteristik Responden

4.1.1 Karakteristik Umur Responden

Hasil dari distribusi frekuensi umur ibu menunjukkan bahwa responden

terbanyak pada penelitian ini adalah umur ibu 20-35 tahun sebanyak 44

responden (62%). Umur ibu sangat berpengaruh terhadap kehamilan, pada

umur 20-35 tahun cenderung akan teratur karena paradigma merasa

pemeriksaan sangatlah penting untuk dilakukan, sedangkan umur > 35 tahun

cenderung acuh pada kunjungan antenatal, disebabkan mereka telah

memiliki pengalaman yang matang dalam kehamilan (Pongsibidang, 2013).

Namun penelitian lain (Vitriani, 2012), menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan antara faktor usia ibu terhadap kunjungan pemeriksaan ANC pada

ibu hamil.

Page 11: Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil multigravida … · optimaldalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

7

4.1.2 Karakteristik Usia Kehamilan

Hasil distribusi frekuensi usia kehamilan menunjukkan bahwa responden

terbanyak pada penelitian ini adalah ibu dengan usia kehamilan 29-32

minggu sebanyak 29 responden (41%).

Usia kehamilan pada ibu berpengaruh terhadap kepatuhan ibu dalam

melaksanakan kunjungan ANC, hal tersebut cenderung terjadi pada ibu

dengan usia kehamilan yang telah memasuki trimester III, ibu akan

berpikiran pada sesuatu yang dianggap klimaks, sehingga dapat memicu

terjadinya kecemasan dan kegelisahan menjelang persalinan, hal ini dapat

memunculkan kesadaran ibu untuk lebih patuh dalam melakukan

pemeriksaan kehamilan serta mempersiapkan upaya persalinannya

(Aprianawati, 2007).

4.1.3 Karakteristik Paritas

Distribusi frekuensi paritas menunjukkan bahwa responden terbanyak pada

penelitian ini adalah ibu dengan paritas 2-3 kali sebanyak 62 responden

(87%). Ibu hamil dengan paritas tinggi cenderung menganggap bahwa

dirinya telah memiliki pengalaman dalam kehamilan dan persalinan,

sehingga tidak terlalu mengkhawatirkan kehamilannya saat ini. Sedangkan

pada paritas 2-3 merasa bahwa pemeriksaan kehamilan merupakan suatu

kewajiban dalam setiap kehamilan sehingga merasa perlu untuk rutin dalam

memeriksakan kehamilannya (Pongsibidang 2013).

4.2 Tingkat pengetahuan

Dari hasil analisis pada tabel 4.2 diketahui bahwa frekuensi tingkat

pengetahuan ibu terbanyak adalah ibu dengan tingkat pengetahuan baik, sebanyak

49 responden (69,0%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa apabila tingkat

pengetahuan yang semakin baik tentang antenatal care akan meningkatkan

kemungkinan ibu untuk patuh dalam memeriksakan kehamilannya, sehingga

apabila terdapat ibu hamil yang memiliki karakteristik dan latar belakang yang

sama, maka ibu dengan pengetahuan yang lebih tinggi akan memiliki tingkat

kepatuhan yang lebih baik dalam memeriksakan kehamilannya (Pratitis, 2013 &

Pongsibidang, 2013).

Damayanti (2009), mengatakan bahwa semakin baik tingkat pemahaman ibu

hamil tentang ANC tentunya akan semakin baik pula tingkat kepatuhannya dalam

melaksanakan ANC dan apabila ibu multigravida memiliki pengetahuan yang

baik tentang ANC maka kemungkinan besar ibu akan berfikir dalam menentukan

sikap dan perilaku untuk mencegah dan menghindari atau mengatasi masalah

kehamilan yang akan terjadi. Literatur lain mengatakan bahwa ibu hamil

multigravida memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik mengenai ANC

Page 12: Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil multigravida … · optimaldalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

8

dibandingkan ibu primigravida, apabila pengetahuan ibu baik maka baik juga

kunjungan antenatalnya (Rezeki & Choiriyah, 2015 ; Shafqat et al, 2015).

Ibu multigravida yang memiliki pengetahuan baik tentang kehamilannya

maka ibu akan mempunyai kesadaran yang tinggi untuk merawat kehamilannya.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan jadwal pemeriksaan

kehamilan, manfaat pemeriksaan kehamilan, tanda bahaya kehamilan, risiko

tinggi kehamilan dan tempat memeriksakan kehamilaan serta melakukan

kunjungan-kunjungan rutin untuk pemeriksaan (Irmayanti, 2007). Hal ini terkait

dengan yang dikatakan oleh Mubarak (2007), bahwa pengalaman dan ingatan

terdahulu dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang dan akhirnya diperoleh

pengetahuan yang lebih mendalam. Sehingga dengan tingginya tingkat

pengalaman dan pengetahuan ibu multigravida yang, diharapkan dapat

mendorong keaktifan dalam melaksanakan kunjungan ANC.

4.3 Kepatuhan Kunjungan Antenatal Care

Dari hasil analisis diketahui pada tabel 4.3 diperoleh hasil bahwa sebagian

besar kepatuhan kunjungan antenatal care adalah patuh yaitu sebesar 60,6%,

sedangkan yang tidak patuh sebesar 39,4%. Hasil tersebut menyatakan bahwa

sebagian besar ibu yang mempunyai kepatuhan kunjungan sudah cukup baik, hal

ini sebanding dengan tingkat pengetahuan dari responden yang sebagian besar

dikategorikan baik pula (Pratitis, 2013). Tingkat kepatuhan dan kesadaran ANC

dipengaruhi oleh status pendidikan, pekerjaan, dan jumlah kunjungan ANC yang

dikunjungi (Demissie, 2015). Sedangkan ketidakpatuhan umumnya disebabkan

karena kurangnya pemahaman tentang instruksi (Pratitis, 2013). Pengetahuan

yang baik tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan dapat mendorong

kesadaran ibu untuk aktif dalam melaksanakan kunjungan ANC secara rutin

sehingga tercapainya tujuan pelayanan antenatal (Siregar, 2001).

Ibu yang patuh dalam melaksanakan kunjungan ANC akan memperoleh

informasi mengenai pentingnya menjaga kehamilan dan perkembangan serta

pertumbuhan janin, sedangkan ibu yang tidak patuh diharapkan mampu aktif dan

menumbuhkan kesadaran dalam melaksanakan kunjungan ANC, sehingga

kebutuhan gizi ibu dan janin dapat terpenuhi, kemudian ibu dapat langsung

memperoleh penanganan serta pelayanan kesehatan apabila terdapat masalah

dalam proses kehamilan, sehingga ibu terdorong untuk melaksanakan kunjungan kehamilan secara teratur (Hardiani, 2012).

4.4 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Multigravida dengan

Kepatuhan Kunjungan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas

Kartasura

Hasil pengujian hipotesis tingkat pengetahuan ibu hamil multigravida

dengan kepatuhan kunjungan antenatal care yang diperoleh bahwa nilai

probabilitas sebesar 0,044. Dikarenakan nilai p<0,05 (0,044 < 0,05), maka H0

Page 13: Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil multigravida … · optimaldalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

9

ditolak sehingga dinyatakan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu

hamil multigravida dengan kepatuhan kunjungan antenatal care di Wilayah Kerja

Puskesmas Kartasura dengan koefisien korelasi Spearman Rho sebesar 0,204,

yang berarti semakin baik tingkat pengetahuan ibu hamil multigravida maka

kepatuhan kunjungan antenatal care pada responden semakin baik pula. Hasil

Penelitian lain yang dilakukan oleh Pratitis & Kamidah (2013), mengemukakan

apabila semakin tinggi pengetahuan seseorang tentang tanda bahaya kehamilan

maka akan semakin patuh pula dalam melakukan pemeriksaan kehamilan.

Namun penelitian Hardiani (2011), menunjukkan bahwa mayoritas ibu hamil

multigravida pada trimester III memiliki motivasi yang baik dalam melakukan

kunjungan ANC tetapi tingkat kepatuhan mereka masih kurang dalam

melaksanakan kunjungan ANC. Berbagai hasil penelitian tersebut menunjukkan

bahwa perlu adanya peran serta dari masyarakat dan keluarga untuk memberikan

motivasi dan dukungan kepada ibu hamil untuk patuh dalam melaksanakan

kunjungan ANC baik pada ibu multigravida maupun primigravida. Dan

diharapkan tenaga kesehatan dapat lebih meningkatkan keaktifan sebagai

educator dan konselor dalam upaya meningkatkan pemberian informasi berupa

pengetahuan dan konseling pada ibu hamil pada kegiatan ANC.

Dengan adanya pengalaman kehamilan sebelumnya pada ibu multigravida

diharapkan dapat meningkatkan tingkat pengetahuan mengenai tanda bahaya

kehamilan, selain itu diharapkan pula ibu multigravida dapat berperan aktif dalam

melaksanakan kunjungan antenatal, karena hal tersebut sangat berguna untuk

menekan dan meminimalkan angka kematian dan kesakitan ibu dan bayi.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik yaitu

sebanyak 49 orang (69,0%)

5.1.2 Kepatuhan kunjungan antenatal care di wilayah Kerja Puskesmas

Kartasura sebagian besar termasuk dalam kategori patuh yaitu sebanyak

43 orang (60,6%)

5.1.3 Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil multigravida

dengan kepatuhan kunjungan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas

Kartasura.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi ibu multigravida

Bagi ibu multigravida diharapkan tetap patuh dalam melakukan

kunjungan antenatal, dan dapat menjadi motivator ataupun teladan bagi

ibu-ibu yang lain agar meningkatkan pengetahuan mengenai seputar

Page 14: Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil multigravida … · optimaldalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

10

masalah kehamilan. Serta berperan aktif dalam kegiatan seperti posyandu,

pertemuan kader dan arisan PKK.

5.2.1 Bagi Pihak Puskesmas

Bagi petugas kesehatan diharapkan agar tetap mempertahankan sikap

pelayanan dengan melibatkan keluarga agar dapat menjaring semua ibu

hamil di wilayah kerjanya untuk memeriksakan kehamilannya sedini

mungkin serta diharapkan petugas kesehatan sering melakukan

penyuluhan secara berkesinambungan agar ibu hamil memahami tentang

manfaat dan pentingnya menjaga kehamilan untuk memantau kondisi ibu

dan janinnya.

5.2.3 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti yang lain diharapkan agar lebih mendalam lagi mengenai

aspek lain selain tingkat pengetahuan ibu hamil yang dapat

mempengaruhi kepatuhan kunjungan antenatal care.

DAFTAR PUSTAKA

Aprianawati, R.B. (2007). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan

Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Anak Pertama Pada Masa Triwulan

Ketiga. Jurnal Keperawatan. Universitas Islam Indonesia

BPS, BKKBN, Kemenkes.(2013). Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2012.

Jakarta.

Damayanti, Erni, Nur, A Winarsih (2009). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu

Hamil Tentang Resiko Tinggi Kehamilan Dengan Kepatuhan Kunjungan

Antenatal Care Di RSUD Boyolali. Jurnal Keperawatan. Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Departemen Kesehatan RI. (2012). Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat

Pelayanan Dasar Puskesmas. Jakarta: Pusdiknakes.

Dinas Kesehatan Sukoharjo. (2014). Angka Kematian Ibu Dan Angka Kematian Bayi.

Di Sukoharjo.

Direktorat Bina Kesehatan Ibu., Ditjen Bina Gizi dan KIA., Kementerian Kesehatan

RI. (2013). Rencana Aksi Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu Di

Indonesia 2013-2015. Jakarta.

Page 15: Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil multigravida … · optimaldalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

11

Hardiani, Ratna Sari & Purwanti, Agustin. (2012). Motivasi Dan Kepatuhan

Kunjungan Antenatal Care (ANC) Pada Ibu Hamil Trimester III. Volume 3,

Nomor 3. Jurnal Keperawatan, ISSN: 2086-3071.

Hasnah, Atik T. (2003). Penelusuran Kasus-Kasus Kegawatdaruratan Obstetri Yang

Berakibat Kematian Maternal Studi Kasus Di RSUD Purworejo, Jawa

Tengah. Makara, Kesehatan, Vol.7, No.2, Desember 2003.

Hidayat, A.Aziz Alimul. (2011). Metode Penelitian Kesehatan Paradigma

Kuantitatif. Surabaya : Health Books Publishing.

Irmayanti. (2007). MPKT Modul 1. Jakarta : Lembaga Penerbitan FKUI.

Kementerian Kesehatan RI. (2015). Rencana Strategi Kementerian Kesehatan Tahun

2015-2019. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. (2010). Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta.

Mansyur, Ahmed.M.S.A., Rezaul, Karim M., Mahmudul, M Hoque., Chowdhury.

(2013). Quality Of Antenatal Care In Primary Health Care Centers Of

Bangladesh. Vol. 8, No. 4, Desember 2014. Journal of Family And

Reproductive Health.

Manuaba, IBG. (2005). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

Mubarak, W, I. (2007). Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba

Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT

Rineka Cipta.

Nursalam. (2015). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan :Pendekatan Praktis

Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.

Pongsibidang, G. S., Abdullah, Z.,Ansariadi. (2013). Factor Yang Berhubungan

Dengan Keteraturan Kunjungan Antenatal Di Wilayah Kerja Puskesmas

Kapala Pitu Kabupaten Toraja Utara 2013. Jurnal Epidemiologi Fakultas

Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin.

Pratitis, Dian & Kamidah. (2013). Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Hamil

Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Dengan Kepatuhan Pemeriksaan

Kehamilan Di BPS Ernawati, Boyolali. GASTER Vol. 10 No. 2 Agustus

2013.

Page 16: Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil multigravida … · optimaldalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, dan perlu

12

Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2012).

http://dinkes.jatengprov.go.id/userfile/dokumen_Buku_Profil_Kesehatan_Pro

vinsi_Jawa_tengah_Tahun_2012. pdf (Sitasi pada tanggal 29 Oktober 2015).

Prawirohardjo, Sarwono.(2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Sari, Gita Nirmala., Shentya Fitriana., Diana Hartaty Anggraini. (2015). Faktor

Pendidikan, Pengetahuan, Paritas, Dukungan Keluarga Dan Penghasilan

Keluarga Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal.

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol. 2, Nomor 2, Maret 2015.

Vitriyani, Eka., Kirwono, Badar., Firnawati, A.F. (2012). Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) K1 Ibu Hamil Di

Kacamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Kesehatan, 1SSN 1979-

7621, Vol. 5, No. 2, Desember 2012: 149-156.

WHO.(2013). Media Center (Maternal Mortality).

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en/. (Sitasi pada tanggal 27

Oktober 2015).

WHO, UNICEF, UNFPA, The World Bank, and the United Nations Population

Division. (2015). Trends in Maternal Mortality: 1990 to 2015. Geneva, World

Health Organization : 2015.

* Bayu Argo Kusumo : Mahasiswa S1 Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol

Post 1 Kartasura

** Vinami Yulian, Ns., M.Sc.Nursing : Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani

Tromol Post 1 Kartasura.