28
Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan Penghasilan Orang Tua dengan Prestasi Belajar IPA Semester Satu Siswa Kelas Tujuh SMP Cinde Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Oleh Nama Tri Laswi Kusumastuti NIM 195811101979032004 Instansi SMP Cinde Semarang 1

Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Penghasilan Orang Tua

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Penghasilan Orang Tua

Hubungan Antara Tingkat Pendidikan

dan Penghasilan Orang Tua

dengan Prestasi Belajar IPA Semester Satu

Siswa Kelas Tujuh SMP Cinde Semarang

Tahun Pelajaran 2010/2011

Penelitian Tindakan Kelas

(PTK)

Oleh

Nama Tri Laswi Kusumastuti

NIM 195811101979032004

Instansi SMP Cinde Semarang

Alamat Jalan Cinde Barat 27 Semarang

1

Page 2: Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Penghasilan Orang Tua

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), bahwa Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusi ayang berupa

pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi, tentang alam sekitar yang

diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah, proses ini antara

lain meliputi penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Selain itu

mata pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan

keterampilan, sikap dan nilai pada siswa, serta mencintai dan menghargai

kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.

Di Sekolah Menengah Pertama (SMP) mata pelajaran IPA mencakup

bahan kajian tentang Biologi dan Fisika. Dalam pelaksanaannya antara mata

pelajaran Biologi dan Fisika terjadwal secara terpisah. Pada mata pelajaran

Biologi dipelajari pola interaksi komponen-komponen yang ada di alam serta

upaya-upaya manusia untuk mempertahankan keberadaannya di bumi. Sedangkan

pada mata pelajaran Fisika dipelajari benda dan energii serta keterkaitan antara

konsep dan penerapannya dalam kehidupan nyata.

Untuk mengetahui hasil belajar IPA dilakukan evaluasi pada mata

pelajaran Biologi dan Fisika. Evaluasi hasil belajar dapat dilaksanakan dalam

berbagai macam antara lain :

1. Ulangan harian KD (Kompetensi Dasar) yang dilakukan pada setiap

pokok bahasan setelah selesai diajarakn dalam bentuk ulangan biasa.

2. Ulangan Tengah Semester (UTS) yang dilakukan setiap 3 bulan sekali

secara terjadwal.

3. Ulangan Semester (US) yang dilaksanakan setiap 6 bulan sekali.

4. Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang dilakukan secara serentak dengan

berpedoman pada prosedur operasional standar ujian sekolah pada akhir

tahun pelajaran bagi siswa 9 SMP.

2

Page 3: Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Penghasilan Orang Tua

5. Ujian Nasional (UN) yang dilakukan secara serentak dengan berpedoman

pada POS UN oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

Kementrian Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Pelaksanaan ke lima macam cara evaluasi belajar tersebut di atas akan

menghasilkan prestasi siswa dalam bentuk nilai ulangan harian, nilai UTS, nilai

US, nilai UAS dan nilai UN.

Nilai IPA siswa selain dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam

mengampu mata pelajaran dan kemampuan siswa dalam menerima pelajaran, juga

dipengaruhi oleh perhatian dan kepedulian orang tua dalam mendidik,

membimbing dan mengawasi siswa dalam pergaulan sehari-hari dengan

masyarakat serta dalam mempersiapkan siswa untuk memperoleh pendidikan

formal.

Namun sebagai guru bidang studi IPA di SMP Cinde Semarang, merasa

belum puas dengan hasil belajar siswa yang dicapai siswa tahun lalu. Pada tahun

pelajaran 2010/2011 nilai yang dicapai siswa semester I terendah 59 dan yang

tertinggi 75. Kenyataan akan hasil belajar yang masih rendah tersebut diatas

mendorong keinginan untuk meneliti mengapa ada nilai IPA SMP Cinde semester

I hasilnya kurang memuaskan?

Apabila ditinjau dari keberadaan SMP Cinde memang lokasi SMP Cinde

berada dipemukiman baru dengan komposisi penduduk yang heterogen yang

berasal dari berbagai latar belakang pendidikan maupun dari berbagai macam

mata pencaharian. Sebagaian besar penduduk yang putra-putrinya bersekolah di

SMP Cinde pada kelas 7 ini, pendidikannya hanya sampai sekolah dasar yaitu

52,88%, lulusan SMP sebesar 19,94% dan lulusan SMA/SMK sebesar 25,82%.

Sedangkan mata pencahariannya sangat bervariasi. Sebagian besar bekerja

disektor informal yaitu sebesar 99,02%. Seperti wiraswasta industri kecil

(pembuat tempe, tahu, dan tauge), pedagang kecil di pasar Mrican, pasar

Peterongan dan pasar Gayamsari, serta pedagan sayur keliling, tukang batu,

tukang kayu, pekerja pabrik, sopir angkutan, maupun pramuwisma. Dengan

penghasilan terbesar Rp. 2.000.000/bulan dan penghasilan terkecil Rp.

200.000/bulan. Hanya sebagian kecil saja yang bekerja di sektor formal, yaitu

3

Page 4: Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Penghasilan Orang Tua

sbesar 0,98%. Diantaranya adalah menjadi PNS dan karyawan instansi lainnya.

Dengan penghasilan terbesar Rp. 4.215.000/bulan dan penghasilan terkecil Rp.

2.500.000/bulan.

Mengingat lokasi SMP Cinde yang berada di pemukiman penduduk

dengan tingkat kehidupan yang relatif bervariasi maka SMP Cinde yang didirikan

oleh Yayasan Cinde Semarang pada tahun 1980 harus menyesuaikan misi yang

diemban dengan lingkungan di sekitarnya yaitu bertujuan untuk melayani

pendidikan anak-anak yang berasal dari masyarakat dan sekitarnya dengan sistem

seleksi calon siswa secara proporsional, yaitu dismaping memperhatikan nilai UN

juga kondisi sosial ekonomi siswa.

Bertitik tolak dari latar belakang tingkat pendidikan dan mata pencaharian

orang tua siswa yang heterogen dan bervariasi serta nilai IPA siswa kelas 7 SMP

Cinde yang hasilnya kurang memuaskan maka perlu dilakukan suatu penelitian

awal untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikandan penghasilan orang

tua dengan hasil belajar anak. Adapun judul penelitian yang akan dibahas adalah

“Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Penghasilan Orang Tua dengan

Prestasi Belajar IPA Semester Satu Siswa Kelas Tujuh SMP Cinde Semarang

Tahun Pelajaran 2010/2011”.

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari perbedaan penafisran maka perlu dijelaskan istilah

yang terdapat dalam penelitian ini, antara lain :

1. Tingkat pendidikan orang tua adalah pendidikan terakhir ayah atau

pendidikan terakhir ibu (dipilih salah satu yang tertinggi) dari siswa kelas

7 SMP Cinde Semarang.

2. Penghasilan orang tua adalah hasil jerih payah ayah dan atau ibu yang

berupa penghasilan setiap bulan.

3. Prestasi hasil belajar IPA siswa kelas 7 SMP adalah nilai hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Alam yang mencakup bahan kajian tentang Biologi dan

Fisika yang dicapai siswa kelas 7 pada semester I tahun pelajaran

2010/2011.

4

Page 5: Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Penghasilan Orang Tua

C. Permasalahan

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka pokok permasalahan yang akan

dibahas adalah :

Adakah hubungan antara tingkat pemdidikan dan penghasilan orang tua dengan

prestasi hasil belajar IPA siswa kelas 7 SMP Cinde Semarang tahun pelajaran

2010/2011.

D. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pemdidikan dan penghasilan

orang tua dengan prestasi hasil belajar IPA siswa kelas 7 SMP Cinde Semarang

tahun pelajaran 2010/2011.

E. Sistematika Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Untuk mempermudah dalam memahami isi laporan penelitian ini maka

perlu disusun sistematikanya. Adapun sistematika penelitian ini terdiri dari bagian

awal, bagian isi dan bagian akhir.

Bagian awal berisi halaman judul, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar

tabel, dan daftar lampiran.

Bagian isi dibagi menjadi lima bab yakni :

1. Bab 1 Pendahuluan, berisi latar belakang, penegasan istilah, permasalahan,

tujuan penelitian, dan sistematika laporan penelitian.

2. Bab II Landasan Teori, berisi teori belajar, faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar, hubungan tingkat pendidikan orang tua

terhadap hasil belajar, hubungan tingkat penghasilan orang tua terhadap

hasil belajar, hubungan tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan orang

tua dengan prestasi siswa dan hipotesis.

3. Bab III Metode Penelitian, berisi populasi dan sampel, variabel penelitian,

metode pengumpulan data dan metode analisis data.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

5. Bab V Pentup, berisi simpulan dan saran

Bagian akhir, berisi daftar pustaka dan lampiran.

5

Page 6: Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Penghasilan Orang Tua

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Belajar

A.1. Pengertian Belajar

Menurut Fontana dalam Udin S. Winataputra dan Tita Rosita (1995:2),

learning (belajar) mengandung pengertian proses perubahan yang relatif tetap

dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman.

Definisi tersebut memusatkan perhatian dalam tiga hal :

a. Bahwa belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku

individu.

b. Bahwa perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman.

c. Bahwa perubahan itu terjadi pada perilaku individu yang mungkin.

Melengkapi pendapat tentang pengertian belajar, menurut Crobach dalam

Parson, dkk (1990: 2-29) mengatakan bahwa belajar adalah hasil (karena)

pengalaman. Belajar yang sesunguhnay adalah belajar karena proses

mengalami, menjelajahi sesuatu lewat organ-organ kita, seperti observasi,

eksperimen, diskusi dan sebagainya. Jadi dengan demikian organ-organ

khususnya indera terlatih.

Sejalan dengan pendapat di atas menurut Harold Spears, dalam Parsono

dkk (1990: 2-29), belajar adalah mengobservasi, membaca, meniru, mencoba,

mendengarkn dan mengkuti arah.

Sedangkan menurut Mc. Geoh dalam Parsono dkk (1990: 2-29), belajar

adalah adanya perubahan dalam penampilan sebagai hasil (akibat) dari praktek

(menjalankan suatu kegiatan/aktifitas).

Dari beberapa pendpat di atas dapat ditarik pokok-pokok pengertian

bahwa belajar akan membawa (berakibat adanya) perubahan perilaku secara

aktual maupun potensial. Dengan belajar seseorang akan memperoleh

kecakapan baru dan perubahan perilaku dan kecakapan baru itu didapatkan

lewat suatu usaha.

6

Page 7: Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Penghasilan Orang Tua

A.2. Prinsip-Prinsip Belajar

Menurut Rothwall dalam Udin S. Wiranataputra dan Tita Rosita

(1995:24), prinsip-prinsip belajar adalah sebagai berikut :

a. Prinsip kesiapan

Proses belajar dipengaruhi kesiapan siswa. Kesiapan adalah kondisi

individu yang memungkinkan ia belajar. Yang termasuk kesiapan ini ialah

kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi latar belakang

pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi, persepsi dan faktor-faktor

lain yang memungkinkan seseorang belajar.

b. Prinsip Motivasi

Motivasi adalah suatu kondisi dari pelajar untuk memprakarsai kegiatan,

mengatur arah kegiatan itu dan memelihara kesungguhan. Secara alami

anak-anak selalu ingin tahu dan melakukan kegiatan penjajakan dalm

lingkungannya. Rasa ingin tahu ini seyogyanya didorong dan bukan

dihambat dengan memberikan aturan yang sama untuk semua anak.

c. Prinsip Persepsi

Persepsi adalah interprestasi tentang situasi yang dihidupkan. Persepsi itu

mempengaruhi perilaku individu. Seorang guru akan dapat memahami

cara seseorang melihat suatu situasi tertentu.

d. Prinsip Tujuan

Tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh pelajar pada

saat proses belajar terjadi. Tujuan ialah sasaran khusus yang hendak

dicapai oleh seseorang.

e. Prinsip Perbedaan Individual

Proses pengajaran seyogyanya memperhatikan perbedaan individual dalam

kelas sehingga dapat memberikan kemudahan pencapaian tujuan belajar

yang setinggi-tingginya. Seorang guru perlu memahami latar belakang,

emosi, dorongan, dan kemampuan individu dan menyesuaikan materi

pelajaran dan tugas-tugas belajar kepada siswa.

7

Page 8: Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Penghasilan Orang Tua

f. Prinsip Transfer dan Retensi

Adapun yang dipelajari dalam suatu situasi pada akhirnya digunakan

dalam situasi lain. Proses tersebut dikenal sebagai proses transfer,

kemampuan seseorang untuk menggunakan lagi hasil belajar disebut

retensi.

g. Prinsip Belajar Kognitif

Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep,

penemuan masalah dan ketrampilan memecahkan masalah yang

selanjutnya membentuk perilaku baru. Berfikir, menalar, menilai dan

berimajinasi merupakan aktifitas mental yang berkaitan dengan proses

belajar kognitif.

h. Prinsip Belajar Efektif

Belajar efektif mencakup niali emosi, dorongan, minat, dan sikap. Dalam

banyak hal pelajar mungkin tidak menyadari belajar efektif. Sesungguhnya

proses belajar efektif meliputi dasar yang asli dan merupakan bentuk dari

sikap, emosi, dorongan, minat dan sikap individu.

i. Prinsip Belajar Psikomotor

Proses belajar psikomotor individu menentukan bagaimana ia mampu

mengendalikan aktifitas ragawinya. Belajar psikomotor mengandung

aspek mental dan fisik.

j. Prinsip Evaluasi

Pelaksanaan latiahan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk menguji

kemajuan dalam pencapaian tujuan. Penilaian individu terhadap proses

belajarnya dipengaruhi oleh kebebasan untuk menilai. Evaluasi mencakup

kesadaran individu mengenai penampilan, motivasi belajar, dan kesiapan

untuk belajar.

B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar merupaka bukti keberhasilan yang telah dicapai seseorang.

Selain itu hasil belajar juga merupakan hasil yang telah dicapai seorang siswa

setelah mengadakan suatu kegiatan belajar yang terwujud dalam bentuk nilai hasil

8

Page 9: Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Penghasilan Orang Tua

belajar. Nilai hasil belajar dapat berupa nilai harian, nialai UTS, niali US, nilai

UAS dan nilai UN.

Ujian Nasional (UN) ialah Ujian Nasional yang materi dan

penyelenggaranya diatur secara nasional. Kegunaan UN adalah untuk kepentingan

strategi pembinaan pendidikan terutama pemenuhan fasilitas pendidikan dalam

proses belajar mengajar dikelas 9 sebagai salah satu komponen penentu nilai

SKHUN dan penentu peringkat seleksi penerimaan siswa baru ke peringkat

sekolah yang lebih tinggi.

Menurut Parsono, dkk (1990: 2-35), keberhasilan belajar seseorang

ditentukan atau dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni faktor dari anak (siswa)

dan faktor luar dari anak.

B.1.Faktor dari anak (pelajar)

Faktor anak itu sendiri meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.

a. Faktor fisiologis, meliputi faktor kesehatan fisik pada umumnya dan

kesehatan indera pada khususnya. Sehat fisik artinya tidak cacat tubuh

(tuna daksa). Sehat indera artinya ia tidak tuna rungu, tuna netra dan

sebagainya. Secara singkat keberhasilan (prestasi belajar) dipengaruhi oleh

kesehatan fisiknya.

b. Faktor psikologis, keberhasilan belajar juga dipengaruhi oleh suasana

psikologis pelajar. Diantara faktor psikologis yang memegang peran

penting terhadap keberhasilan belajar antara lain adanya :

1) Sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki sesuatu.

2) Sifat yang kreatif, inovatif dan akseleratif (sifat perubahan dan maju).

3) Motivasi untuk mendapatkan simpati dan penghargaan baik dari

sekolah, guru dan orang tua.

4) Sifat kompetitif (persaingan sehat) antara pribadi dalam meraih prestasi

belajar.

5) Suasana tenang, senang dan rasa aman apabila menguasai pelajaran

secara baik dan berprestasi tinggi.

9

Page 10: Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Penghasilan Orang Tua

B.2.Faktor luar diri anak

Faktor luar diri anak terdiri atas dua golongan yakni faktor instrumental dan

faktor lingkungan.

a. Faktor Instrumental

Faktor instrumental sebenarnya juga faktor lingkungan, tetapi faktor ini

adalah faktor lingkungan yang diciptakan oleh manusia, termasuk antara

lain perpustakaan, laboratoeium, sarana dan prasarana (alat secara

material) dan ganjaran hukuman (alat pendidikan bersifat psikologis).

b. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang berpengaruh dalam pendidikan adalah

leingkungan sosial dan faktor nonsosial (alamiah). Lingkungan sosial

meliputikeluarga, ruang lingkup sekolah dan masyarakat sekitarnya.

Sedangkan faktor nonsosial (alamiah) meliputi musim, cuaca, dan

kelembaban udara.

C. Hubungan Tingkat Pndidikan Orang Tua dengan Prestasi Hasil Belajar

Siswa

Menurut Fuad Ihsan (1996: 57-58) keluarga adalah merupakan lembaga

pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah

manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara

pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan

berkembangnya watak, budi pekerti dan keperibadian tiap manusia. Pendidikan

yang diterima dalam keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar

untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah.

Dalam rangka pelaksanaan pendidika nasional, peranan keluarga sebagai

lembaga pendidikan semakin tampak dan penting. Perana keluarga terutama

dalam penanaman sikap dan nilai hidup, pengembangan bakat dan minat serta

pembinaan bakat dan kepribadian. Sehubungan dengan penanaman nilai-nilai

pancasila, niali-nilai kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dimulai dalam

keluarga. Agar keularga dapat memainkan peran tersebut, keluarga perlu juga

dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan dalam pendidikan anak. Tanggung

10

Page 11: Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Penghasilan Orang Tua

jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina oleh kedua orang tuan

terhadap anak antara lain sebagai berikut :

a. Memelihara dan membesarkannya. Tanggung jawab ini merupakan dorongan

alami untuk dilaksanakan, karena anak memerlukan makan, minum, dan

perawatan agar ia hidup secara berkelanjutan.

b. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmani maupun

rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat

membahayakan dirinya.

c. Mendidik dengan berbagai ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang berguna

bagi hidupnya, sehingga apabila ia telah dewasa ia mampu berdiri sendiri dan

membantu orang lain.

d. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya

pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah sebagai tujuan akhir hidup

muslim.

Kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak antara

suami dan istri sangat mutlak diperlukan. Bagi suami yang mmpunyai kelebihan

ilmu fan ketrampilan mendidik, harus mengajarkan kepada istrinya dan begitu

pula sebaliknya. Dengan demikian antara suami dan istri saling menutup

kelemahannya. Cara mendidik anak dengan menyerahkan sepenuhnys kepada istri

rasanya tidak tepat lagi, mengingat tugas dan tanggung jawab istri dalam keluarga

sekarang tampaknya semakin berat. Apalagi bagi keluarga yang keduanya harus

bekerja di luar rumah.

Dalam konsep pendidikan moderen, kedua orang tua harus sering

berjumpa dan berdialog dengan anak-anaknya. Pergaulan dalam keluarga harus

terjalin secara mesra dan harmonis. Kekurangakraban kedua orang tua dengan

anak-anaknya dapat menimbulkan kerenggangan kejiawaan yang dapat

menjerumuskan kepada kerenggangan secara jasmaniah, misalnya anak kurang

betah di rumah dan lebih senang berada di luar rumah dengan teman-temannya.

Keadaan pergaulan yang kurang terkontrol ini akan memberikan pengaruh yang

kurang baik bagi perkembangan pribadinya, karena kedua orang tuanya jarang

11

Page 12: Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Penghasilan Orang Tua

memberi pengarahan dan nasihat. Akbiabt yang lebih parah dalah anak lebih dekat

dengan teman-temannya daripada kedua orang tuanya.

Menurut Ngalim Purwanto (1993:88) pendidikan orang tua terhadap anak-

anaknya adalah pendidikan yang berdasarkan kepada rasa kasih sayang terhadap

anak-anak dan yang diterima dari kodrat. Orangg tua adalah pendidik sejati,

pendidik karena kodratnya. Maka kasih sayang orang tua terhadap anak-anak

hendaklah kasih sayang yang sejati pula. Yang berarti pendidik atau orang tua

mengutamakan kepentingan dan kebutuhan anak-anak dengn mengesampingkan

keinginan dan kesenangan sendiri. Dalam hal ini hendaknya kita harus ingat pula

bahwa pendidikan berdasarkan kasih sayang saja kadang-kadang mendatangkan

bahaya. Kasih sayang harus dijaga jangan sampai berubah menjadi memanjakan.

Kasih sayang harus dilengkapi dengan pandangan yang sehat tentang sikap kita

terhadap anak.

D. Hubungan Tingkat Penghasilan Orang Tua dengan Prestasi Hasil Belajar

Siswa

D.1. Hubungan Ibu Bekerja denga Pendidikan Anak

Menurut Parsono dkk (1990:6), dalam perkembangan saat ini dapat

dikatakan baik di desa maupun di kota tampak bahwa ibu juga berperan

sebagai pencari nafkah. Dipasar, di kantor, di persawahan ibu-ibu ikut bekerja

untuk mencukupi kebutuhan kelauarga. Ibu-ibu yang bekerja memang sangat

berat sebab disamping mengurus keluarga dabb mendidk danak masih harus

mencari tambahan penghasilan. Tujuan ibu bekerja sebetulny tidak hanya

eksistensinya terhadap pekerjaan saja, namun jauh lebih berat adalah tugas dan

tanggung jawab ibu sebagai ibu rumah tangga atau pendidik dalam keluarga.

Dampak ibu bekerja terhadapa anak sangatlah luas yaitu menyangkut

kesehatan, keamanan, kebahagiaan dan pendidikan anak.

D.2. Hubungan Penghasilan Ayah dengan Pendidikan Anak

Tugas ayah sebagai pencari nafkah merupaka tugas yang sangat penting

dalam keluarga. Penghasilan yang cukup dalam keluarga mempunyai dampak

yang baik sekali dalam keuarga. Penghasilan yang belum cukup menyebabkan

12

Page 13: Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Penghasilan Orang Tua

kehidupan keluarga kurang lancar. Kuat lemahnya sosial ekonomi keluarga

tergantung dari penghasilan ayah. Sebab segala segi kehidupan dalam

keluarga perlu biaya untuk sandang, pangan, perumahan, pengobatan dan

pendidikan. Untuk itu ayah harus mempunyai maya penccaharian yang tetap

dan hasilnya dapat digunakan untuk kebutuhan keluarga.

E. Hubungan Pendidikan dan Penghasilan Orang Tua dengan Prestasi Hasil

Belajar Siswa

Di sekolah siswa melakukan kegiatan belajar karena termotivasi oleh suatu

kebutuhan yaitu prestasi hasil belajar. Motivasi belajar siswa tidak lepas dari

adanya rangsangan baik dari dalam maupun dari luar diri siswa. Salah satu

rangsangan yang dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa adalah faktor

keluarga yaitu dorongan semangat belajar terutama dari kedua orang tua. Cara-

cara mendidk yang dilakukan orang tua akan mempengaruhi tumbuh dan

kembangnya watak budi pekerti dan kepribadian siswa.

Untuk membentuk watak, budi pekerti dan kepribadian anak supaya

mempunyai kesadaran dan kewajiban belajar, maka orang tua perlu membekali

diri denagan pengetahuan dan ketrampilan dalam pendidikan anak adalah dengan

selalu meningkatkan pendidikan. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi orang tua

akan dapat menyesuaikan diri dengan mengikuti perkembangan dalam

memberikan perhatian dan kepedulian terhadap kegiatan belajar anak.

Dengan demikian untuk memotivasi siswa supaya prestasi belajarnya

meningkat, diperlukan adanya perhatian dan kepedulian orang tua terhadap

kegiatan belajar siswa, akan meningkat apabila didukung dengan tingkat

pendidikan orang tua yang tinggi.

Dorongan semangat belajar siswa selain memerlukan perhatian dan

kepedulian orang tua juga berkaitn denga pemenuhan fasilitas belajar siswa dan

biaya sekolah lainnya. Biaya pendidikan bagi siswa tersebut harus didukung

dengan tingkat penghasilan orang tua yang tinggi. Dengan tingkat penghasilan

yang tinggi maka orang tua akan dapat memenuhi segala kebutuhan hidup

keluarga, termasuk kebutuhan utnuk memenuhi biaya pendidikan bagi anaknya.

13

Page 14: Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Penghasilan Orang Tua

Dengan demikian untuk memotivasi siswa supaya prestasi hasil belajarnya

meningkat harus didukung dengan perhatian dan kepedulian orang tua dalam

memenuhi fasilitas belajar siswa dan biaya sekolah lainnya. Untuk memenuhi

biaya pendidikan bagi siswa tersebut maka harus didukung dengan tingkat

penghasilan orang tua yang tinggi.

Tinggi rendahnya prestsi belajar siswa berhubungan dengan tingkat

pendidikan dan tingkat penghasilan orang tua. Karena dengan adanya tingkt

pendidika dan tingkat penghasilan yang tinggi diharapkan orang tua selain akan

memberikan perhatian dan kepedulian terhadap kegiatan belajar siswa juga akan

dapat memenuhi fasilitas belajar siswa dan biaya sekolah lainnya, yang pada

gilirannya dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

Sebaliknya dengan tingkat pendidikan yang rendh dan tingkat penghasilan yang

rendah dari orang tua maka selain dapat mengurangi perhatian dan kepedulian

orang tua terhadap kegiatan belajar siswa juga akan dapat mengurangi pemenuhan

kebutuhan atau fasilitas belajar siswa dan biaya sekolah lainnya. Sehingga akan

menurunkan motivasi belajar yang pada gilirannya akan mengurangi prestasi

belajar siswa.

F. Hipotesis

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini : Tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan dari orang tua

mempunyai hubungan dengan prestasi belajar yang berupa nilai IPA siswa kelas 7

SMP Cinde Semarang.

14

Page 15: Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Penghasilan Orang Tua

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Penelitian dilakukan pada semester I di SMP Cinde Semarang

1. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah semua siswa kelas 7 SMP Cinde Semarang

Tahun Pelajaran 2010/2011 sebanyak 153 siswa yang terbagi dalam empat

kelas.

2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini kurang lebih sebesar 25% dari

populasi yaitu sebanyak 40 siswa. Pengambilan sampel dilaksanakan dengan

teknik random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak ang sesuai

dengan nomer urut siswa yang sudah didaftar. Undian dilakukan dengan cara

menyediakan kertas yang dipotong-potong sebanyak 153 potong. Masing-

masing kertas ditulis nomor 1,2,3 sampai dengan 153. Kemudian kertas

bernomor tersebut digulung kecil dan dimasukkan ke dalam botol yang sudah

disiapkan. Selanjutnya botol dikocok-kocok, gulungan dikeluarkan satu

persatu sampai sebanyak 40 gulungan. Dengan demikian nomer dalam

gulungan kertas yang keluar dari botol merupakan daftar siswa yang terpilih

sebagai sampel.

B. Variabel Penelitian

Variabel yang diungkapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas (Independent Variabel)

Variabel yang mempengaruhi data yang ditekiti yang meliputi 2 variabel

bebas yaitu ;

a. Pendidikan terakhir orang tua (ayah atau ibu) dipilih salah satu yang

tertinggi dan dinyatakan sebagai variabel x1.

b. Penghasilan orang tua (ayah dan atau ibu) tiap bulan dan dinyatakan

sebagai variabel x2.

15

Page 16: Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Penghasilan Orang Tua

2. Variabel tergantung (Dependent Variabel)

Adapun yang menjadi variabel tergantung adalah nilai IPA semester I siswa

kelas 7 SMP Cinde Semarang dan dinyatakan sebagai variabel y.

3. Variabel kendali

Adapun yang menjadi variabel kendali adalah guru bidang studi dan metode

pembelajaran serta fasilitas belajar siswa di sekolah.

4. Variabel rambang

Adapun yang menjadi variabel rambang adalah umur siswa dan jenis kelamin

siswa.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode dokumentasi dan metode angket.

1. Metode Dokumentasi

Digunakan untuk mengambil data berupa niali IPA siswa kelas 7 SMP Cinde

Semarang dari daftar nilai rapor semester I tahun pelajaran 2010/2011.

2. Metode Angket

Digunakan untuk mengumpulkan data tingkat pendidikan dan penghasilan

orang tua.

D. Metode Analisis Data

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data dalah sebagai

berikut :

1. Persiapan Data

Kegiatan dalam persiapan data adalah melakukan pengecekan terhadap

beberapa data baik yang berupa tingkat pendidikan dan penghasilan orang tua

sebagai variabel bebas maupun nilai IPA siswa kelas 7 SMP Cinde Semarang

sebagai variabel tergantung yang sangat diperlukan dalam pengolahan data

supaya lebih lengkap.

2. Tabulasi Data

16

Page 17: Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Penghasilan Orang Tua

Kegiatan tabulasi data ini antara lain memberikan skor terhadap variabel yang

perlu diberi skor. Ada pun variabel yang perlu diberi skor adalah :

a. Pendidikan terakhir orang tua sebagai variabel bebas pertama sesuai dengan

tingkat pendidikannya, pendidikan terakhir ayah dan ibu dapat diberi skor

sebagai berikut :

1) Tidak lulus / lulus SD dengan skor 1

2) Lulus SMP dengan skor 2

3) Lulus SMA/SMK dengan skor 3

4) Lulus Perguruan Tinggi dengan skor 4

b. Penghasilan orang tua (ayah dan atau ibu) sebagai variabel bebas ke 2 dapat

di skor sebagai berikut :

1) Kurang dari Rp. 6000.000 dengan skor 1

2) Rp. 600.000 s/d kurang dari Rp. 900.000 dengan skor 2

3) Rp. 900.000 s/d kurang dari Rp. 1.200.000 dengan skor 3

4) Rp. 1.200.000 ke atas dengan skor 4

3. Analisis Data

a. Analisis korelasi ganda

Data yang diperoleh dianalisa dengan analisis ganda. Menurut Sudjana

(1996:385) rumus yang digunakan dalam analisis korelasi ganda adalah

sebagai berikut :

RY 12=√ r2 y1+r 2 y2−2 r y1r y2 r12

1−r2 .12

dimana :

Ry12 = koefisien korelasi ganda

ry1 = koefisien korelasi x1 dengan y

ry2 = koefisien korelasi x2 dengan y

ry12 = koefisian korelasi x1 dengan x2

Keterangan :

x1 = skor pendidikan terkhir orang tua (ayah atau ibu)

x2 = skor penghasilan orang tua (ayah dan atau ibu)

y = nilai semester I kelas 7 SMP

17

Page 18: Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Penghasilan Orang Tua

Selanjutnya untuk menghitung koefisien korelasi ry1, ry2, dan r12 menurut

Sudjana (1996:369) masing-masing dihitung dengan rumus :

r=n∑ x1 y1−(∑ x1) (∑ y1 )

√ {n∑ x1 .2−(∑ x1 ) .2} {n∑ y1 .2−(∑ y1 ) .2}Dimana :

r = koefisien korelasi x1 dan y1

n = jumlah sampel

x1 = skor item

y1 = skor item

Hipotesis yang adak diuji adalah

H0 = ry12 = 0

H1 = ry12 ≠ 0

Kriteria pengujian H0 ditolak dan H1 diterima jika R hiting > R tabel.

b. Uji keberartian korelasi ganda

Untuk mengetahui keberartian korelasi ganda yang digunakan. ,enurut

Sudjana (1996 : 383) uji keberartian ganda dapat dihitung dengan rumus :

F=

R2

k(1−R2 )

(n−k−1 )

Dimana :

R = koefisien korelasi ganda

k = banyaknya variabel bebas

n = jumlah sampel

c. Koefisien determinasi

Untuk mengetahui presentase antara pendidikan terakhir dan penghasilan

orang tua dengan nilai IPA siswa kelas 7 SMP dapat dihitung sebagai berikut :

Koefisien determinasi = r2 x 100 %

18