13
HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KEJADIAN GASTRITIS DI KLINIK DHANANG HUSADA SUKOHARJO Dhanang Prasetyo 1 , Atiek Murharyati 2 , Anissa Cindy Nurul A 3 Progam Studi S1-Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta ABSTRAK Gastritis atau dikenal dengan sakit maag adalah peradangan dari mukosa lambung yang disebabkan faktor iritasi dan infeksi. Gejala gastritis yaitu nyeri ulu hati, rasa tidak nyaman, nyeri pada saluran pencernaan, mual, muntah, kembung, lambung terasa penuh dan sakit kepala. Kekambuhan penyakit gastritis atau gejala muncul berulang karena salah satunya dipengaruhi faktor kejiwaaan atau stres. Hasil studi pendahuluan diketahui bahwa Klinik Dhanang Husada terletak di tengah pemukiman padat penduduk dan disekitarnya berdiri pabrik-pabrik konveksi pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2014 terdapat 214 pasien dengan gastritis dan dari hasil wawancara dengan pasien diketahui bahwa pasien berobat dengan gejala keluhan sakit perut bagian atas yang disebabkan karena mengabaikan atau melupakan waktu makan karena kesibukan kerja dan tekanan pekerjaan yang berlebihan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan stres dengan kejadian gastritits. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik deskriptif dengan desain cross sectional. Teknik sampling menggunakan insidental sampling pada 70 wanita usia produktif yang datang ke Klinik Dhanang Husada Sukoharjo dengan gejala gastritis. Penelitian dilakukan di Klinik Dhanang Husada Sukoharjo. Cara pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis menggunakan chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden dengan stres pada tingkat sedang yaitu sebanyak 28 orang (40,0%), responden menderita gastritis sebanyak 39 orang (44,3%) dan ada hubungan antara stres dengan kejadian gastritis ( 2 = 20,93) dan secara statistik signifikan (p = 0,000 < 0,05), dimana semakin tinggi tingkat stres maka semakin rentan terkena gastritis. Pasien hendaknya menekan terjadinya stres karena dapat menyebabkan terjadinya gastritis, salah satu upaya mengurangi stres adalah dengan mengurangi jam kerja ataupun menambah waktu istirahat Kata Kunci : stres, gastritis, wanita usia produktif Daftar Pusatka : 26 (2005-2014) PENDAHULUAN Tingkat kesadaran masyarakat Indonesia masih sangat rendah mengenai pentingnya menjaga kesehatan lambung karena gastritis atau sakit maag akan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, baik bagi remaja maupun orang dewasa. Gastritis atau dikenal dengan sakit maag merupakan peradangan (pembengkakan) dari

HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KEJADIAN GASTRITIS DI KLINIK ... · KLINIK DHANANG HUSADA SUKOHARJO Dhanang Prasetyo 1, Atiek Murharyati2, ... karena itu, maka kuncinya adalah mengendalikannya

  • Upload
    dangtu

  • View
    222

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KEJADIAN GASTRITIS DI KLINIK ... · KLINIK DHANANG HUSADA SUKOHARJO Dhanang Prasetyo 1, Atiek Murharyati2, ... karena itu, maka kuncinya adalah mengendalikannya

HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KEJADIAN GASTRITIS DI

KLINIK DHANANG HUSADA SUKOHARJO

Dhanang Prasetyo1, Atiek Murharyati

2, Anissa Cindy Nurul A3

Progam Studi S1-Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta

ABSTRAK

Gastritis atau dikenal dengan sakit maag adalah peradangan dari mukosa lambung

yang disebabkan faktor iritasi dan infeksi. Gejala gastritis yaitu nyeri ulu hati, rasa tidak

nyaman, nyeri pada saluran pencernaan, mual, muntah, kembung, lambung terasa penuh

dan sakit kepala. Kekambuhan penyakit gastritis atau gejala muncul berulang karena

salah satunya dipengaruhi faktor kejiwaaan atau stres. Hasil studi pendahuluan

diketahui bahwa Klinik Dhanang Husada terletak di tengah pemukiman padat penduduk

dan disekitarnya berdiri pabrik-pabrik konveksi pada bulan Juli sampai dengan Agustus

2014 terdapat 214 pasien dengan gastritis dan dari hasil wawancara dengan pasien

diketahui bahwa pasien berobat dengan gejala keluhan sakit perut bagian atas yang

disebabkan karena mengabaikan atau melupakan waktu makan karena kesibukan kerja

dan tekanan pekerjaan yang berlebihan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis

hubungan stres dengan kejadian gastritits.

Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik deskriptif dengan

desain cross sectional. Teknik sampling menggunakan insidental sampling pada 70

wanita usia produktif yang datang ke Klinik Dhanang Husada Sukoharjo dengan gejala

gastritis. Penelitian dilakukan di Klinik Dhanang Husada Sukoharjo. Cara pengumpulan

data menggunakan kuesioner. Teknik analisis menggunakan chi square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden dengan stres pada

tingkat sedang yaitu sebanyak 28 orang (40,0%), responden menderita gastritis

sebanyak 39 orang (44,3%) dan ada hubungan antara stres dengan kejadian gastritis ( 2

= 20,93) dan secara statistik signifikan (p = 0,000 < 0,05), dimana semakin tinggi

tingkat stres maka semakin rentan terkena gastritis.

Pasien hendaknya menekan terjadinya stres karena dapat menyebabkan terjadinya

gastritis, salah satu upaya mengurangi stres adalah dengan mengurangi jam kerja

ataupun menambah waktu istirahat

Kata Kunci : stres, gastritis, wanita usia produktif

Daftar Pusatka : 26 (2005-2014)

PENDAHULUAN

Tingkat kesadaran masyarakat

Indonesia masih sangat rendah

mengenai pentingnya menjaga

kesehatan lambung karena gastritis atau

sakit maag akan sangat mengganggu

aktivitas sehari-hari, baik bagi remaja

maupun orang dewasa. Gastritis atau

dikenal dengan sakit maag merupakan

peradangan (pembengkakan) dari

Page 2: HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KEJADIAN GASTRITIS DI KLINIK ... · KLINIK DHANANG HUSADA SUKOHARJO Dhanang Prasetyo 1, Atiek Murharyati2, ... karena itu, maka kuncinya adalah mengendalikannya

mukosa lambung yang disebabkan oleh

faktor iritasi dan infeksi. Bahaya

penyakit gastritis jika dibiarkan terus

menerus akan merusak fungsi lambung

dan dapat meningkatkan risiko untuk

terkena kanker lambung hingga

menyebabkan kematian. Berbagai

penelitian menyimpulkan bahwa

keluhan sakit pada penyakit gastritis

paling banyak ditemui akibat dari

gastritis fungsional, yaitu mencapai 70-

80% dari seluruh kasus. Gastritis

fungsional merupakan sakit yang bukan

disebabkan oleh gangguan pada organ

lambung melainkan lebih sering dipicu

oleh pola makan yang kurang sesuai,

faktor psikis dan kecemasan (Saydam,

2011).

Gastritis adalah penyakit yang

banyak ditemukan di masyarakat.

Insiden gastritis di Asia Tenggara

sekitar 583.635 dari jumlah penduduk

setiap tahunnya. Gejala penyakit

gastritis diantaranya adalah nyeri pada

ulu hati, mual, muntah, kembung, diare

dan pusing. Gastritis yang tidak

ditangani dengan benar dapat

menimbulkan berbagai komplikasi

diantaranya adalah peptic ulcer,

gangguan absorbsi vitamin B12 dan

kanker lambung (Handayani, dkk,

2012).

Di Indonesia angka kejadian

gastritis cukup tinggi. Dari penelitian

yang dilakukan oleh Departemen

Kesehatan RI angka kejadian gastritis

dibeberapa kota di Indonesia ada yang

tinggi mencapai 91,6% yaitu di Kota

Medan, di beberapa kota lainnya seperti

Surabaya 31,2%, Denpasar 46%,

Jakarta 50%, Bandung 32,5%,

Palembang 35,5%, Aceh 31,7%, dan

Pontianak 31,2% (Sulastri, dkk, 2012).

Gastritis adalah peradangan

(pembengkakan) dari mukosa lambung,

yang disebabkan oleh faktor iritasi dan

infeksi. Gastritis bukanlah suatu

penyakit tunggal, namun beberapa

kondisi-kondisi yang berbeda yang

semuanya mempunyai peradangan

lapisan lambung. Gastritis dikenal di

masyarakat dengan istilah sakit maag

atau sakit ulu hati, kondisi ini bisa

timbul mendadak yang biasanya

ditandai dengan rasa mual dan muntah,

nyeri, perdarahan, rasa lemah, nafsu

makan menurun atau sakit kepala

(Gobel, 2012).

Gastritis dapat disebabkan

beberapa faktor. Penyebab gastritis

antara lain oleh iritasi, infeksi, dan

atropi mukosa lambung. Dimana faktor-

faktornya berawal dari faktor stres,

alkohol, infeksi Helicobacter pylori

Page 3: HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KEJADIAN GASTRITIS DI KLINIK ... · KLINIK DHANANG HUSADA SUKOHARJO Dhanang Prasetyo 1, Atiek Murharyati2, ... karena itu, maka kuncinya adalah mengendalikannya

dan Mycobacteria spesies, serta obat-

obatan seperti NSAIDs (Nonsteroidal

Antiinflammatory Drugs), dan lain-lain

yang dapat mengiritasi mukosa

lambung. Gejala yang umum muncul

pada penderita gastritis yaitu nyeri ulu

hati, rasa tidak nyaman sampai nyeri

pada saluran pencernaan terutama

bagian atas, rasa mual, muntah,

kembung, lambung terasa penuh,

disertai sakit kepala. Gejala ini bisa

menjadi akut, berulang dan kronis.

Kekambuhan penyakit gastritis atau

gejala muncul berulang karena salah

satunya dipengaruhi faktor kejiwaaan

atau stres (Misnadiarly, 2009).

Stres memiliki efek negatif

melalui mekanisme neuroendokrin

terhadap saluran pencernaan sehingga

beresiko untuk mengalami gastritis.

Produksi asam lambung akan meningkat

pada keadaan stress, misalnya

pada beban kerja berat, panik dan

tergesa-gesa. Kadar asam lambung yang

meningkat dapat mengiritasi mukosa

lambung dan jika hal ini

dibiarkan, lama-kelamaan dapat

menyebabkan terjadinya gastritis. Bagi

sebagian orang, keadaan stress

umumnya tidak dapat dihindari. Oleh

karena itu, maka kuncinya adalah

mengendalikannya secara efektif

dengan cara diet sesuai dengan

kebutuhan nutrisi, istirahat cukup, olah

raga teratur dan relaksasi yang cukup

(Saorinsong, dkk, 2014).

Penyakit gastritis dapat

menyerang dari semua tingkat usia

maupun jenis kelamin. Beberapa survei

menunjukkan bahwa gastritis paling

sering menyerang usia produktif. Pada

usia produktif rentan terserang gejala

gastritis karena tingkat kesibukan serta

gaya hidup yang kurang memperhatikan

kesehatan serta stres yang mudah terjadi

akibat pengaruh faktor-faktor

lingkungan (Hartati, dkk, 2014).

Penelitian Rahmawati (2010)

menyebutkan beberapa faktor

presdiposisi dalam munculnya

kekambuhan gastritis adalah

karakteristik responden, stres

psikologis, dan perilaku konsumsi.

Berdasarkan penelitiannya mengenai

hubungan antara karakteristik

responden, stres psikologis, perilaku

makan dan minum dengan kekambuhan

penyakit gastritis di puskesmas

Lamongan tahun 2010 didapatkan hasil

adanya hubungan antara stres psikologi

dengan kekambuhan gastritis dengan

prevelensi rasio 2,19 untuk responden

yang sangat rentan stres psikologis dan

prevelensi rasio 2,83 untuk responden

Page 4: HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KEJADIAN GASTRITIS DI KLINIK ... · KLINIK DHANANG HUSADA SUKOHARJO Dhanang Prasetyo 1, Atiek Murharyati2, ... karena itu, maka kuncinya adalah mengendalikannya

yang rentan stres psikologi. Penelitian

tersebut sebanding dengan penelitian

yang dilakukan oleh Gustin (2011)

didapatkan bahwa faktor stres

berhubungan dengan kejadian grastitis.

Studi pendahuluan yang dilakukan

di Klinik Dhanang Husada Sukoharjo

pada bulan tanggal 11 Nopember 2014

diketahui bahwa dalam bulan Juli s/d

Agustus 2014 terdapat 214 pasien

dengan kejadian gastritis. Hasil

wawancara dengan 5 pasien datang

untuk memeriksakan diri dengan

keluhan sakit pada perut bagian atas,

dan dari pasien tersebut dilakukan

wawancara bahwa pasien sering

mengabaikan atau melupakan waktu

makan karena kesibukan mereka yang

disebabkan karena tekanan pekerjaan

yang berlebihan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian adalah

observasional analitik deskriptif dengan

pendekatan pendekatan cross sectional.

Populasi penelitian adalah pasien

gastritis yang berobat di Klinik

Dhanang Husada Sukoharjo. Sampel

sebanyak 70 wanita usia produktif yang

datang ke klinik Dhanang Husada

Sukoharjo dengan gejala gastritis

dengan teknik incidental sampling.

Lokasi penelitian di Kinik

Dhanang Husada Sukoharjo pada bulan

Februari 2015 sampai dengan Maret

2015.

Instrumen penelitian berupa

lembar kuesioner untuk pengukuran

stres dan lembar checklist untuk

mengukur gastritis. Pengukuran stres

menggunakan kuesioner Depression

Anxiety and Stress Scale yang terdiri

dari 14 item pernyataan menggunakan

skala Likert 0 – 3 yaitu skor 0 tidak

pernah, skor 1 kadang-kadang, skor 2

sering dan skor 3 selalu (Suerni, 2012).

Angka kejadian gastritis diukur dengan

menjawab kuesioner yang terdiri dari 1

pertanyaan apakah mengalami gastritis

atau tidak. Skor untuk pertanyaan

adalah 1 jika jawaban ya, artinya sudah

dinyatakan mengalami gastritis oleh

dokter dan 0 jika jawaban tidak, artinya

belum atau tidak dinyatakan mengalami

gastritis (Saroinsong, dkk, 2014).

Analisa data menggunakan

analisis univariat untuk mengetahui

karakteristik responden, tingkat stres

dan kejadian gastritis, sedangkan

analisis bivariat yang digunakan ada chi

square.

Page 5: HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KEJADIAN GASTRITIS DI KLINIK ... · KLINIK DHANANG HUSADA SUKOHARJO Dhanang Prasetyo 1, Atiek Murharyati2, ... karena itu, maka kuncinya adalah mengendalikannya

HASIL PENELITIAN

Hasil karakteristik responden

menunjukkan bahwa bahwa mayoritas

responden berusia antara 20 tahun

sampai 29 tahun yaitu sebanyak 54

orang (77,1%), dengan tingkat

pendidikan menengah atas yaitu

SMA/SMK sebanyak 44 orang (62,9%)

dan bekerja sebagai buruh pabrik yaitu

sebanyak 31 orang (44,3%).

Hasil analisis univariat variabel

penelitian (stres dan kejadian gastritis)

dapat dilihat pada tabel

Tabel 1. Stres Responden

Stres f %

Normal 27 38,6

Ringan 15 21,4

Sedang 28 40,0

Total 70 100

Hasil tabel menunjukkan bahwa

mayoritas responden memiliki tingkatan

stres pada tahap sedang yaitu sebanyak

28 orang (40,0%).

Tabel 2. Kejadian Gastritis Responden

Kejadian Gastitris f %

Gastritis 39 55,7

Tidak Gastritis 31 44,3

Total 70 100

Hasil tabel menunjukkan bahwa

mayoritas responden menderita gastritis

yaitu sebanyak 39 orang (55,7%).

Hasil analisis bivariat

menggunakan uji Chi Square untuk

mengetahui hubungan variabel stres

dengan kejadian gastritis dapat dilihat

pada tabel 3 sebagai berikut :

Stres

Kejadian Gastritis Total

Gastritis Tidak

gastritis F % F % F %

Normal 6 8,6 21 30,0 27 38,6

Ringan 10 14,3 5 7,1 15 21,4 Sedang 23 32,9 5 7,1 28 40,0 Total 39 55,8 31 44,2 70 100

X2 = 20,93, p value (0,00)

Hasil uji Chi-Square diketahui

bahwa ada hubungan stres dengan

kejadian gastritis ( 2 = 20,93) dan

secara statistik signifikan (p = 0,000).

Pembahasan

Usia Responden

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa mayoritas responden berusia

antara 20 tahun sampai 29 tahun yaitu

sebanyak 54 orang (77,1%). Hal

tersebut menandakan bahwa pada usia

tersebut merupakan rentang usia yang

produktif dalam bekerja dengan tekanan

pekerjaan yang berlebihan. Robbins

(2012) menyatakan bahwa adanya tugas

yang terlalu banyak. Banyaknya tugas

tidak selalu menjadi penyebab stres,

akan menjadi sumber stres apabila

banyaknya tugas tersebut tidak

sebanding dengan kemampuan baik

fisik maupun keahlian dan waktu yang

Page 6: HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KEJADIAN GASTRITIS DI KLINIK ... · KLINIK DHANANG HUSADA SUKOHARJO Dhanang Prasetyo 1, Atiek Murharyati2, ... karena itu, maka kuncinya adalah mengendalikannya

tersedia bagi karyawan. Jika banyaknya

tugas tidak disertai dengankemampuan

dan waktu yang memadai, maka akan

cenderung menjadi penyebab

munculnya stres kerja.

Usia yang rentan terserang stres

karena mengahadapi dinamika

kehidupan yaitu pada usia produktif,

yaitu antara 15 sampai 45 tahun.

Aminullah (2008) menyatakan bahwa

pada usia produktif sering berhadapan

dengan tantangan, dan apabila tidak

mampu mengaturnya bisa berpotensi

stres. Selain lingkungan sosial yang

makin kompleks, kebiasaan orang

dalam usia produktif yang tidak selektif

dalam konsumsi makanan juga

mempengaruhi tingkat stres. Makanan

yang masuk kedalam tubuh dapat

mempengaruhi perkembangan otak,

kondisi otak yang kurang baik

mempengaruhi kemampuan mental

seseorang ketika menghadapi tantangan.

Pendidikan responden

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa mayoritas responden memiliki

tingkat pendidikan menengah atas yaitu

SMA/SMK sebanyak 44 orang (62,9%).

Candrawinata (2015) menyatakan

bahwa tiingkat pendidikan seseorang

mempengaruhi daya tahannya dalam

menghadapi stres. Makin tinggi tingkat

pendidikan seseorang makin tinggi

keberhasilannya melawan stres. Orang

yang pendidikannya tinggi lebih mampu

mengatasi masalah daripada orang yang

pendidikannya rendah.

Pendidikan seseorang

mempengaruhi pengetahuan atau

penerimaan informasi terkait dengan

kesehatan sehingga akan lebih

memperhatikan kesehatannya. Hal ini

sesuai dengan pernyataan dari Indriana,

dkk (2010), bahwa pendidikan

merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi stres

Pekerjaan responden

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa mayoritas responden memiliki

pekerjaan sebagai buruh pabrik yaitu

sebanyak 31 orang (44,3%). Hasil ini

mendukung dari penelitian terdahulu

dari Nasution dan Adi (2011) diketahui

bahwa stres tingkat menengah hingga

tinggi terdapat pada 73,25% pekerja

gilir (shift), dimana stres tersebut lebih

banyak terjadi pada pekerja yang

terpapar bising dibandingkan yang tidak

terpapar. Tidak pernah menggunakan

ear plug merupakan salah satu faktor

dominan yang berkaitan dengan stres.

Umumnya yang menjadi penyebab

adalah konflik dalam pekerjaan (conflict

of role).

Page 7: HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KEJADIAN GASTRITIS DI KLINIK ... · KLINIK DHANANG HUSADA SUKOHARJO Dhanang Prasetyo 1, Atiek Murharyati2, ... karena itu, maka kuncinya adalah mengendalikannya

Tingkat Stres

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa mayoritas responden dengan

stres pada tingkat sedang yaitu

sebanyak 28 orang (40,0%), dimana

mayoritas responden mengalami merasa

sulit tenang setelah marah dan merasa

sensitif. Stres adalah respon tubuh tidak

spesifik terhadap kebutuhan tubuh yang

terganggu. Stres merupakan suatu

fenomena universal yang terjadi dalam

kehidupan sehari-hari dan tidak dapat

dihindari dan akan dialami oleh

setiap orang. Stres memberikan

dampak secara total pada individu

seperti dampak fisik, sosial,

intelektual, psikologis, dan spiritual

(Pathmanathan dan Husada, 2013).

Gejala gejala stres pada tingkat

sedang pada usia produktif menurut

Nasution dan Adi (2011) antaranya

lebih sering terlambat dan sering absen.

Penelitian terbaru oleh Melchior et al

(2009) menyebutkan bahwa frekuensi

absen sakit pekerja dapat menilai

apakah pekerja tersebut rentan

mengalami depresi di masa datang.

Selain gejala tersebut, gejala lainnya

adalah menarik diri dari lingkungan

sosial di tempat kerja, bereaksi

berlebihan pada hal kecil, mengalami

kecelakaan di tempat kerja, timbul

keluhan dari teman kerja, menurunnya

produktivitas kerja, membutuhkan

waktu lama untuk menyelesaikan

pekerjaan yang sudah masuk tenggat

waktu, kesulitan mengingat kembali

instruksi yang diberikan dan mengerti

prosedur, memikirkan hal lain saat

bekerja, mengambil waktu lebih lama

saat istirahat, dan penggunaan internet

atau telepon untuk kepentingan pribadi

secara berlebihan.

Stres pada dasarnya tidak selalu

berdampak negatif, karena stres kadang

dapat bersifat membantu dan

menstimulasi individu untuk bertingkah

laku positif. Stres yang berdampak

positif biasa disebut dengan eustres dan

stres yang berdampak negatif biasa

disebut dengan distres. Stres bukan

hanya sebagai stimulus atau respon,

karena setiap individu dapat

memberikan respon yang berbeda pada

stimulus yang sama. Adanya perbedaan

karakteristik individu menyebabkan

adanya perbedaan respon yang

diberikan kepada stimulus yang datang

(Gunawati, dkk, 2006).

Kejadian Gastritis

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa mayoritas responden menderita

gastritis. Gastritis merupakan salah satu

masalah kesehatan saluran pencernaan

Page 8: HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KEJADIAN GASTRITIS DI KLINIK ... · KLINIK DHANANG HUSADA SUKOHARJO Dhanang Prasetyo 1, Atiek Murharyati2, ... karena itu, maka kuncinya adalah mengendalikannya

yang paling sering terjadi. Gastritis

lambung merupakan gangguan umum

diskontinuitas dari mukosa lambung,

yang disebabkan oleh berbagai faktor

seperti alkohol, stres, obat antiinflamasi,

dan lain-lain.

Penderita gastritis umumnya

mengalami gangguan pada saluran

pencernaan atas, berupa nafsu makan

menurun, perut kembung dan perasaan

penuh di perut, mual, muntah, dan

bersendawa (Saroinsong, dkk, 2014).

Gastritis terjadi karena ketidaksesuaian

lambung dengan makanan yang

dimakan seperti makanan yang pedas

(cabai atau merica) atau makanan yang

memiliki kadar lemak tinggi, sehingga

produksi asam lambung tidak terkontrol

(Yuliarti, 2009).

Hartati, dkk (2014) dalam

penelitiannya menunjukkan bahwa

penyakit gastritis dapat menyerang dari

semua tingkat usia maupun jenis

kelamin. Beberapa survey menunjukkan

bahwa gastritis paling sering menyerang

usia produktif. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa mayoritas

responden memiliki umur 20 – 29 tahun

sebanyak 54 orang (77,1%). Hal ini

berarti bahwa responden berada pada

rentang usia yang produktif, yaitu

produktif di dalam bekerja. Pada usia

produktif rentan terserang gejala

gastritis karena tingkat kesibukan serta

gaya hidup yang kurang memperhatikan

kesehatan serta stres yang mudah terjadi

akibat pengaruh faktor-faktor

lingkungan.

Hubungan Antara Stres dengan

Kejadian Gastritis

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ada hubungan antara stres

dengan kejadian gastritis ( 2 = 20,93)

dan secara statistik signifikan (p = 0,000

< 0,05). Dimana semakin tinggi tingkat

stres maka semakin rentan terkena

gastritis.

Hasil penelitian ini mendukung

penelitian terdahulu dari Saroinsong,

dkk (2014), bahwa ada hubungan yang

signifikan antara stres dengan kejadian

gastritis pada remaja. Atmaja (2011)

dalam penelitiannya juga menunjukkan

bahwa ada hubungan stres terhadap

kekambuhan gastritis. Hal yang sama

juga diungkapkan oleh Rahmawati

(2011) bahwa stres memiliki hubungan

dengan kekambuhan gastritis.

Handayani, dkk (2012) dalam

penelitiannya menyatakan bahwa

penyakit gastritis merupakan salah satu

penyakit psikomatik yang salah satu

penyebabnya adalah stres. Stres yang

Page 9: HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KEJADIAN GASTRITIS DI KLINIK ... · KLINIK DHANANG HUSADA SUKOHARJO Dhanang Prasetyo 1, Atiek Murharyati2, ... karena itu, maka kuncinya adalah mengendalikannya

dialami oleh pasien gastritis dapat

timbul melalui lingkungan pekerjaan.

Penyakit gastritis dapat

menyerang dari semua tingkat usia

maupun jenis kelamin. Hartati, dkk

(2014) menunjukkan bahwa gastritis

paling sering menyerang usia produktif.

Pada usia produktif rentan terserang

gejala gastritis karna tingkat kesibukan

serta gaya hidup yang kurang

memperhatikan kesehatan serta stres

yang mudah terjadi akibat pengaruh

faktor-faktor lingkungan.

Pada usia produktif dengan

tuntutan pekerjaan yang besar membuat

seseorang terkadang mempunyai pola

dan frekuensi makan yang tidak teratur

sehingga hal tersebut dapat

menyebabkan terjadinya gastritis. Hasil

ini sesuai dengan penelitian Angkow,

dkk (2014) bahwa orang yang memiliki

pola makan tidak teratur, mudah

terserang penyakit gastritis. Pada saat

perut harus diisi, tapi dibiarkan kosong,

atau ditundanya pengisian, asam

lambung akan mencerna lapisan mukosa

lambung, karena ketika kondisi

lambung kosong, akan terjadi gerakan

peristaltik lambung bertambah intensif

yang akan merangsang peningkatan

produksi asam lambung sehingga dapat

timbul rasa nyeri diulu hati (Ikawati,

2010).

Anna (2013) menyatakan bahwa

kaum wanita memang lebih gampang

stres. Berbagai hal bisa menyebabkan

tekanan emosional pada diri mereka,

mulai dari pekerjaan di kantor,

pengasuhan anak, sampai soal

penampilan. Kaum wanita beresiko 40

persen lebih besar untuk mengalami

gangguan psikologi, dimana wanita

rentan mengalami depresi, gangguan

panik, fobia, insomnia, gangguan stres

pasca trauma, serta gangguan pola

makan, selain itu aspek biologis,

psikologis, dan lingkungan bisa

menjelaskan mengapa stres lebih sering

dialami wanita. Pengaruh hormon

selama kehamilan dan masa menopuase

juga menyebabkan wanita rentan

depresi. Selain itu kaum wanita juga

berupaya lebih keras dalam menjaga

hubungannya dengan pasangan. Mereka

juga tak segan mencari pertolongan

profesional jika mengalami gejala

depresi, sehingga mereka lebih sering

didiagnosis.

Stres memiliki efek negatif

melalui mekanisme neuroendokrin

terhadap saluran pencernaan sehingga

beresiko untuk mengalami gastritis. Hal

ini diperuat dari penelitian Saroinsong,

Page 10: HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KEJADIAN GASTRITIS DI KLINIK ... · KLINIK DHANANG HUSADA SUKOHARJO Dhanang Prasetyo 1, Atiek Murharyati2, ... karena itu, maka kuncinya adalah mengendalikannya

dkk (2014) yang mengemukakan bahwa

efek stres pada saluran pencernaan

antara lain menurunkan saliva sehingga

mulut menjadi kering, menyebabkan

kontraksi yang tidak terkontrol pada

otot esophagus sehingga menyebabkan

sulit untuk menelan, peningkatan asam

lambung.

Hasil penelitian ini sejalan dengan

Penelitian yang dilakukan oleh Rahma,

dkk (2013) bahwa terdapat hubungan

yang bermakna antara stres dengan

kejadian gastritis, di mana bahwa satu

lagi penyebab maag adalah stres,

Sistem persyarafan dari otak itu

berhubungan ke lambung. Jadi, jika

stres tanpa disadari juga memicu

terproduksi asam lambung secara

berlebihan. Asam lambung yang

berlebihan ini yang bisa mengakibatkan

munculnya rasa nyeri pada lambung.

Sedangkan menurut Hidayat, (2010)

mengatakan bahwa stres yang dialami

oleh seseorang dapat menimbulkan

reaksi yang ada pada tubuh. Reaksi

pada sistem pencernaan dapat

mengalami gangguan seperti lambung

terasa kembung, mual, pedih karena

peningkatan asam lambung (gastritis).

KESIMPULAN

Kesimpulan dari hasil penelitian

yaitu sebagian besar responden berusia

antara 20 tahun sampai 29 tahun yaitu

sebanyak 54 orang (77,1%), dengan

tingkat pendidikan menengah atas yaitu

SMA/SMK sebanyak 44 orang (62,9%)

dan bekerja sebagai buruh pabrik yaitu

sebanyak 31 orang (44,3%).

Mayoritas responden dengan stres

pada tingkat sedang yaitu sebanyak 28

orang (40,0%). Mayoritas responden

menderita gastritis yaitu sebanyak 39

orang (55,7%).

Ada hubungan antara stres dengan

kejadian gastritis ( 2 = 20,93) dan

secara statistik signifikan (p = 0,000 <

0,05), dimana semakin tinggi tingkat

stres maka semakin rentan terkena

gastritis.

SARAN

Tenaga kesehatan hendaknya

memberikan konseling kepada pasien

yang mengalami gastritis untuk dapat

mengurangi tingkat stresnya agar tidak

terjadi kekambuhan gastritis.

Pasien hendaknya menekan

terjadinya stres karena dapat

menyebabkan terjadinya gastritis, salah

satu upaya mengurangi stres adalah

Page 11: HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KEJADIAN GASTRITIS DI KLINIK ... · KLINIK DHANANG HUSADA SUKOHARJO Dhanang Prasetyo 1, Atiek Murharyati2, ... karena itu, maka kuncinya adalah mengendalikannya

dengan mengurangi jam kerja ataupun

menambah waktu istirahat.

DAFTAR PUSTAKA

Almasitoh, UH. (2011). Stres Kerja

Ditinjau dari Konflik Peran Ganda

dan Dukungan Sosial pada Perawat.

Psikoislamika : Jurnal Psikologi

Islam. Volume 8 No.1.

Aminullah. (2008). Usia Produktif

Rentan Stres. Diakses dari

http://www.republika.co.id.

Diakses tanggal 29 Juli 2015.

Anna, LK. (2013). Wanita Lebih Rentan

Stres Emosional. Diakses dari

http://health.kompas.com, tanggal

29 Juli 2015.

Angkow, J., dkk. (2014). Faktor-Faktor

yang Berhubungan dengan

Kejadian Gastrdi Wilayah Kerja

Puskesmas Bahu Kota Manado.

Manado : Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran

Universitas Sam Ratulangi

Manado.

Atmaja, F. (2011). Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Kekambuhan

Penyakit Gastritis di Puskesmas

Kebumen II. Gombong : STIKES

Muhammadiyah Gombong.

Chandrawinata, J. (2015). Tingkat

Pendidikan Pengaruhi Daya Tahan

Stres. Diakses

http://www.pelita.or.id, tanggal 29

Juli 2015.

Dewi, MP. (2009). Studi Meta Analisis

: Musik Untuk Menurunkan Stres.

Jurnal Psikologi. Vol 3 No. 2.

Gobel, SA. (2012). Gambaran Tingkat

Pengetahuan Masyarakat Tentang

Penyakit Gastritis (Maag) Di

Kelurahan Hunggaluwa Kecamatan

Limboto. Pharmacetical and

Science Journal. Vol 10 No.1.

Gunawati, dkk. (2006). Hubungan

Antara Efektivitas Komunikasi

Mahasiswa Dosen Pembimbing

Utama Skripsi dengan Stres dalam

Menyusun Skripsi Pada Mahasiswa

Program Studi Psikologi Fakultas

Kedokteran Universitas

Diponegoro. Jurnal Psikologi

Universitas Diponegoro Vol.3 No.

2, Desember ; 93 - 115

Gustin, RK. (2011). Faktor-Faktor yang

Berhubungan Dengan Kejadian

Gastritis Pada Pasien Yang

Berobat Jalan di Puskesmas Gulai

Bancah Kota Bukit Tinggi Tahun

2011. Artikel Penelitian Universitas

Andalas.

Handayani, SD, dkk. (2012). Hubungan

Dukungan Keluarga dengan

Kekambuhan Pasien Gastritis di

Puskesmas Jatinangor. Student-

ejournal Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas

Padjajaran. Vol 1 No. 1.

Hartati, Sri, dkk, (2014). Hubungan

Pola Makan Dengan Resiko

Gastritis Pada Mahasiswa Yang

Menjalani Sistem KBK. JOM

PSIK. Vol. 1 No.2.

Hidayah. (2012). Kesalahan-kesalahan

Pola Makan Pemicu Seabrek

Penyakit Mematikan. Jogjakarta :

Buku Biru.

Hidayat. AA. (2007). Metode Penelitian

Keperawatan dan Tekhnik Analisa

Data. Jakarta: Salemba Medika

Page 12: HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KEJADIAN GASTRITIS DI KLINIK ... · KLINIK DHANANG HUSADA SUKOHARJO Dhanang Prasetyo 1, Atiek Murharyati2, ... karena itu, maka kuncinya adalah mengendalikannya

__________. (2010). Metode Penelitian

Kesehatan Paradigma Kuantitatif.

Surabaya : Health Books

Publishing.

Indriana, Y, dkk (2010). Tingkat Stres

Lansia Di Panti Wredha “Pucang

Gading” Semarang. Jurnal

Psikologi Undip Vol. 8, No. 2.

Misnadiarly. (2009). Mengenal

Penyakit Organ Cerna : Gastritis

(Dyspepsia atau Maag). Jakarta :

Pustaka Populer OBDA.

Nasution, K dan Adi. NP. (2011). Stres

Okupasi, Masalah Kesehatan

Pekerja yang Terabaikan. Journal

Indonesian Medicine Association,

Vol 61 No. 12

Notoatmodjo, S. (2010), Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta :

Rineka Cipta.

Nursalam. (2013). Metodologi

Penelitian Ilmu Keperawatan:

Pendekatan Praktis : Jakarta :

Salemba Medika.

Pathmanathan, VV dan Husada, MS.

(2013). Gambaran Tingkat Stres

Pada Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera

Utara Semester Ganjil Tahun

Akedemik 2012/2013. e-journal

FK USU Vol. 1 No.1, 2013.

Prince, SA. (2005). Patofisiologi

Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit. Jakarta : EGC.

Rahma, M, dkk. (2013). Faktor Risiko

Kejadian Gastritis Di Wilayah

Kerja Puskesmas Kampili

Kabupaten Gowa. Makasar :

Bagian Epidemiologi Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas

Hasanuddin Makassar

Rahma, N., dkk (2013). Hubungan

Antara Pola Makan Dan Stres

Dengan Kejadian Penyakit Gastritis

Di Rumah Sakit Umum

Massenrempulu Enrekang. Jurnal

STIKES Nani Hasanudin. Vol 1

No. 6

Rahmawati. (2011). Hubungan antara

Karakteristik Responden, Stres

Psikologis, Perilaku Makan dan

Minum dengan Kekambuhan

Penyakit Gastritis di Puskesmas

Kecamatan Lamongan Tahun 2010.

Surabaya : Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Airlangga.

Saroinsong, M, dkk (2014). Hubungan

Stres Dengan Kejadian Gastritis

Pada Remaja Kelas XI IPA DI

SMA Negeri 9 Manado. Jurnal

Keperawatan. Vol 2 No. 2.

Saydam. (2011). Memahami Berbagai

Penyakit (Penyakit Pernapasan

dan Gangguan Pencernaan).

Bandung : Alfabeta.

Sinaga, D. (2013). Pengaruh Stress

Psikologis Terhadap Pasien

Psoriasis. Jurnal Ilmiah Widya.

Volume 1 Nomor 2

Suerni, T. (2012). Analisa Faktor-faktor

yang Berhubungan dengan Tingkat

Stres Perawat ICU di RSU di Jawa

Tengah. Tesis. Depok : Fakultas

Ilmu Keperawatan Program Studi

Magister Keperawatan Peminatan

Keperawatan Jiwa Universitas

Indonesia.

Sugiyono. (2010). Statistika Untuk

Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Page 13: HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KEJADIAN GASTRITIS DI KLINIK ... · KLINIK DHANANG HUSADA SUKOHARJO Dhanang Prasetyo 1, Atiek Murharyati2, ... karena itu, maka kuncinya adalah mengendalikannya

Sulastri, S, dkk. (2012). Gambaran

Pola Makan Penderita Gastritis Di

Wilayah Kerja Puskesmas Kampar

Kiri Hulu Kecamatan Kampar Kiri

Hulu Kabupaten Kampar Riau

Tahun 2012. Medan : Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara

Yuliarti. (2009). Maag: Kenali, Hindari

dan Obati. Yogyakarta: C.V ANDI