137
i HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI MANFAAT KARTU KREDIT DAN PEMBELIAN IMPULSIF SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun Oleh : Elisabeth Yulia Cahyaningrum 119114105 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

i

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI

MANFAAT KARTU KREDIT DAN PEMBELIAN IMPULSIF

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

Elisabeth Yulia Cahyaningrum

119114105

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

iv

HALAMAN MOTTO

Do your best, and let God do the rest.

“Tiga hal penting dalam perjuangan : tekad yang kuat, strategi yang

terarah, dan kedekatan pada Tuhan – Merry Riana”

“You only live once, but if you do it right, once is enough – Mae

West”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Saya persembahkan Skripsi ini kepada :

Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu memberkati setiap langkah yang

saya ambil dalam hidup.

Untuk Bapak, Ibuk, Mbak Lia, Mas Yudi, Mbak Dita, Mas Yuli, dan

Obian. Para motivator hebat.

Untuk teman-teman yang sudah seperti keluarga dan selalu ada dalam

keadaan apapun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

vii

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DAN PERSEPSI KARTU

KREDIT DAN PEMBELIAN IMPULSIF

Elisabeth Yulia C

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi risiko dan persepsi

manfaat kartu kredit dan kecenderungan pembelian impulsif. Penelitian ini melibatkan subjek

sejumlah 100 orang pengguna kartu kredit (65 perempuan dan 35 laki-laki). Instrumen penelitian

ini menggunakan 3 skala yaitu kecenderungan pembelian impulsif yang terdiri dari 20 item (α =

0,919), persepsi risiko yang terdiri dari 10 item (α = 0,800), dan persepsi manfaat yang terdiri dari

9 item (α = 0,812). Hasil analisis menggunakan Spearman-Rho menunjukkan bahwa persepsi

risiko terhadap kartu kredit ( X = 24,47, SD = 3,76173) memiliki korelasi negatif dan signifikan

(r = -0,464, p = 0,000) terhadap kecenderungan pembelian impulsif ( X = 24,47, SD = 7,53558).

Sedangkan persepsi manfaat dimensi produktivitas terhadap kartu kredit memiliki korelasi positif

dan signifikan (r = 0,498, p = 0,000) terhadap kecenderungan pembelian impulsif. Persepsi

manfaat dimensi efektivitas memiliki korelasi positif dan signifikan (r = 0.400, p = 0,000) terhadap

kecenderungan pembelian impulsive. Dan persepsi manfaat dimensi manfaat keseluruhan juga

berkorelasi positif dan signifikan (r = 0,441, p = 0,000) terhadap kecenderungan pembelian

impulsive.

Kata kunci : persepsi risiko kartu kredit, persepsi manfaat kartu kredit, kecenderungan pembelian

impulsif, pengguna kartu kredit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

viii

CORRELATION BETWEEN PERCEIVED RISK WITH PERCEIVED

BENEFIT OF CREDIT CARD AND IMPULSIVE BUYING

Elisabeth Yulia Cahyaningrum

ABSTRACT

This reseach aimed to determine the relationship between perceived of credit card and

impulsive buying. The research involved 100 adolescents, consisting of 65 female, and 35 male.

The age of the subject in this research range between 20 to 40 years old. Three scales were used

in this research, impulsive buying tendency consist of 20 items (α = 0,919), perceived risk consist

of 10 items (α = 0,800), and perceived benefit consist of 9 items (α = 0,812). Result from the

analysis using Spearm-Rho showed that perceived risk ( X = 24,47, s = 3,76173) was

significantly negative correlated (r = -0,464, p = 0,000) to impulsive buying tendency ( X =

43,23, s = 7,53558). Furtermore, perceived benefit productivity dimension was significantly

positive correlated (r = 0,498, p = 0,000) to impulsive buying tendency. Perceived benefit

efectivity dimension was significantly positive correlated (r= 0,400, p = 0,000) to impulsive

buying tendency. And also perceived benefit overall usefulness dimension was significantly

positive correlated (r = 0,441, p = 0,000) to impulsive buying tendency.

Keyword : perceived risk of credit cards, perceived benefit of credit cards, and impulsive buying

tendency

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih, berkat, penyertaan

dan pertolonganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-

pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat yang melimpah dan tiada henti

sepanjang hidup saya.

2. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si selaku Kepala Program Studi

Psikologi Universitas Sanata Dharma.

4. Dosen pembimbing akademik saya Ibu Debri Pristinella, M.Si. Terima

kasih atas bimbingannya selama ini. Terima kasih juga sudah mau

direpotkan karena saya bolak-balik ke ruangan untuk mengurus verifikasi

poin.

5. Ibu Henrietta P. D. A. D. S., M.A selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

selalu sabar dan mengarahkan selama penyusunan skripsi. Terima kasih

atas waktu dan kerjasamanya.

6. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma atas semua ilmu dan bantuan yang diberikan selama perkuliahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

xi

7. Semua responden yang mau meluangkan waktunya sebentar untuk

mengisi skala yang saya berikan. Terimakasih atas partisipasi dan

kerjasamanya.

8. Bapak dan Ibu yang tidak pernah berhenti berdoa dan memberi dukungan

selama ini. Terimakasih untuk semua pengorbanan yang telah kalian

lakukan. Bapak dan Ibulah motivasi terbesar untuk segera menyelesaikan

studi.

9. Mbak Lia, Mas Yudi, Mbak Dita, dan Mas Yuli yang selalu memberikan

motivasi dan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi. Lagi males

dikit langsung disemangatin buat kerjain lagi.

10. Citra, Koleta, Nata, Cik Des, dan Kak Tay para anggota Ooners.

Terimakasih selalu nawarin bantuin kerjain skripsi dan semangat yang

kalian berikan. Ke-oonan kalian selalu berhasil menghibur :))

11. Icha, Cya, Cipus, Sipik, Gusti, sahabat-sahabat Semangka Tanpa Biji-ku.

Terima kasih atas canda tawa selama ini. Kalian selalu bisa membuatku

tersenyum. Ayo skripsinya segera diselesaikan! :D

12. Adhigor, Gunam, Ajik, Yosi, Natia, Iga, Yaya, Anoy, Budi, Mandana, dan

teman-teman seperjuangan. Terimakasih untuk sharingnya dan mau

direpotin karena aku selalu tanya ini itu.

13. CIL’S! Yaya, Apo, Rona, dan Icha (lagi). Terima kasih untuk dukungan,

cerita, pengalaman, dan semuanya. Ha-ha Hi-hi sama kalian seharian juga

betah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

xii

14. Karyawan THE 101 Hotel Tugu Yogyakarta yang selalu mendukung saya

untuk bisa menjadi Staff sehingga saya termotivasi untuk segera

menyelesaikan skripsi.

15. Mas-Mas karyawan fotokopi Cermat yang sering tanya , “Kapan lulus,

Mbak?”. Pertanyaan yang bikin kesel sekaligus memotivasi.

16. Teman-teman yang tidak bisa mengisi skala online karena tidak sesuai

kriteria subjek namun bersedia membantu menyebarkan skala online ini.

17. Teman-teman Psikologi kelas C, terimakasih untuk dinamika perkuliahan

selama kurang lebih 4 tahun yang menyenangkan. See you on top!

18. Untuk teman-teman seperjuangan, tetap semangat! Kalian pasti bisa

melewati kerikil-kerikil maupun rintangan besar selama proses

mengerjakan skripsi ini.

Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaiki karya ini.

Penulis juga berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima

kasih.

Yogyakarta, Januari 2016

Peneliti

Elisabeth Yulia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING………………… ii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….. iii

HALAMAN MOTTO……………………………………………………... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………….. vi

ABSTRAK………………………………………………………………… vii

ABSTRACT……………………………………………………………….. viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH…………. ix

KATA PENGANTAR…………………………………………………….. x

DAFTAR ISI………………………………………………………………. xiii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………. xvii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………..... xix

BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………. 1

A. Latar Belakang Masalah………………………………………... 1

B. Rumusan Masalah……………………………………………… 10

C. Tujuan Penelitian……………………………………………….. 11

D. Manfaat Penelitian……………………………………………… 11

BAB II. LANDASAN TEORI……………………………………………... 12

A. Pembelian Impulsif ………...………………………………….. 12

1. Definisi Pembelian Impulsif ..………………………… 12

2. Aspek Pembelian Impulsif……..……………………….. 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

xiv

3. Faktor Pembelian Impulsif …………………………… 15

a. Faktor internal ………………………………………. 15

b. Faktor eksternal ……………………………………… 16

4. Dampak Pembelian Impulsif …………………………….. 18

B. Persepsi Risiko ………………...……………………………..... 19

1. Definisi Persepsi Risiko ………………………….…..... 19

2. Dimensi Persepsi Risiko ……………………………….. 20

C. Persepsi Manfaat ……………………………………………….. 22

1. Definisi Persepsi Manfaat ……………………….…...... 22

2. Dimensi Persepsi Manfaat .…………………………….. 23

3. Kartu Kredit ……………………………….…………… 24

4. Persepsi Risiko Kartu Kredit …………………………… 26

5. Persepsi Manfaat Kartu Kredit ………………………... 27

6. Dinamika Hubungan Antara Persepsi terhadap Kartu Kredit

dan Pembelian Impulsif…………….…………………... 28

7. Kerangka Berpikir……………………………………… 32

8. Hipotesis………………………………………………... 34

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN………………………………….. 35

A. Jenis Penelitian………………………………………………….. 35

B. Variabel Penelitian…………………………………………….. 35

C. Definisi Operasional…………………………………………… 36

D. Subjek Penelitian………………………………………………. 38

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data…………………………... 39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

xv

F. Validitas dan Reliabilitas………………………………………. 43

1. Validitas………………………………………………... 43

2. Seleksi Item…………………………………………….. 44

3. Reliabilitas……………………………………………… 48

G. Metode Analisis Data…………………………………………... 50

1. Uji Asumsi……………………………………………… 50

a. Uji Normalitas………………………………….. 50

b. Uji Linearitas…………………………………… 51

2. Uji Hipotesis…………………………………………… 51

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………. 53

A. Pelaksanaan Penelitian…………………………………………. 53

B. Deskripsi Subjek Penelitian……………………………………. 53

C. Deskripsi Data Penelitian………………………………………. 55

D. Hasil Penelitian ……………………………………………... 59

1. Uji Asumsi……………………………………………... 59

a. Uji Normalitas………………………………….. 59

b. Uji Linearitas…………………………………… 61

2. Uji Hipotesis……………………………………………. 62

E. Pembahasan…………………………………………………….. 66

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………… 71

A. Kesimpulan……………………………………………………... 71

B. Keterbatasan Penelitian ………………………………………… 72

C. Saran……………………………………………………………. 73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

xvi

1. Bagi Pengguna Kartu Kredit ……………………………. 73

2. Bagi Peneliti Selanjutnya ………………...……………. 74

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 75

LAMPIRAN………………………………………………………………... 79

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.Blue Print Skala Persepsi Risiko …………………………………. 38

Tabel 2. Skor Skala Persepsi Risiko Kartu Kredit………………………. 39

Tabel 3. Blue Print Skala Persepsi Manfaat ……………………...………... 40

Tabel 4. Skor Skala Persepsi Manfaat Kartu Kredit ……………………….. 40

Tabel 5. Blue Print Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif……...…….. 41

Tabel 6. Skor Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif……….…………. 42

Tabel 7. Blue Print Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif Setelah Seleksi

Item………………..…………………………….......................... 44

Tabel 8. Blue Print Skala Persepsi Risiko Setelah Seleksi Item…………… 46

Tabel 9. Blue Print Skala Persepsi Manfaat Setelah Seleksi Item……..…..... 47

Tabel 10. Koefisien Cronbach Alpha Skala Pembelian Impulsif, Persepsi Risiko,

dan Persepsi Manfaat ……………………………………………… 49

Tabel 11. Deskripsi Jenis Kelamin Subjek Penelitian …...………………… 53

Tabel 12. Deskripsi Usia Subjek Penelitian………………………………... 53

Tabel 13. Deskripsi Status Subjek Penelitian ………..……………………. 54

Tabel 14. Data Teoretik dan Empiris Ketiga Variabel …………………….. 55

Tabel 15. Uji Beda Mean Empirik dan Mean Teoretik Kecenderungan Pembelian

Impulsif ………………………………………………………..….. 56

Tabel 16. Uji Beda Mean Empirik dan Mean Teoretik Persepsi Risiko……….. 57

Tabel 17. Uji Beda Mean Empirik dan Mean Teoretik Persepsi Manfaat……… 57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

xviii

Tabel 18. Uji Normalitas Kecenderungan Pembelian Impulsif, Persepsi Risiko,

dan Persepsi Manfaat ……………………………………………… 59

Tabel 19. Uji Linearitas Variabel Kecenderungan Pembelian Impulsif dan

Persepsi Risiko ……………………………………………………… 62

Tabel 20. Uji Linearitas Variabel Kecenderungan Pembelian Impulsif dan

Persepsi Manfaat …………………………………………………….. 63

Tabel 21. Uji Hipotesis Variabel Kecenderungan Pembelian Impulsif dengan

Persepsi Risiko dan Persepsi Manfaat ……………………………… 64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala Try Out dan Skala Penelitian…………………………… 80

Lampiran 2. Reliabilitas Skala……………………………………………… 90

Lampiran 3. Skala Penelitian ………………………………………………. 97

Lampiran 4. Hasil Uji Beda………………………………………………… 108

Lampiran 5. Hasil Uji Normalitas ………..………………………………... 110

Lampiran 6. Hasil Uji Linearitas…… …………………………………… 112

Lampiran 7. Hasil Uji Hipotesis…………………………………………….. 114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perilaku pembelian impulsif di Indonesia tergolong cukup tinggi. Hal

ini terlihat dari hasil survei yang dilakukan oleh AC Nielsen dalam Majalah

Marketing/05/V/Mei/2009 terhadap pembelanja. Berdasarkan survei tersebut,

sekitar 85% pembelanja terkadang atau selalu membeli produk tidak

direncanakan. Sedangkan jumlah pembelanja yang melakukan pembelian

sesuai dengan rencana dan tidak terdorong untuk membeli item tambahan

hanya berkisar 15 persen saja. Pada bulan Juni 2013, AC Nielsen pun

melakukan survei yang menyatakan bahwa konsumen Indonesia semakin

impulsif dalam berbelanja. Hasil survey ini diperoleh melalui wawancara

langsung dengan 1804 responden di 5 kota besar di Indonesia yaitu Jakarta,

Bandung, Surabaya, Makassar, dan Medan. Berdasarkan hasil survei tersebut

menunjukkan bahwa tren pembelian impulsif konsumen Indonesia setiap

tahun cenderung naik.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Nielsen (dalam Larasati,

2013) mengenai perilaku pembelian impulsif di Indonesia, masyarakat

Indonesia adalah masyarakat yang suka membeli produk yang tak terencana.

Perilaku berbelanja yang terjadi secara tidak terencana, tertarik secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

2

emosional, dimana proses pembuatan keputusan dilakukan dengan cepat tanpa

berpikir secara bijak dan pertimbangan terhadap keseluruhan informasi dan

alternatif yang ada merupakan pengertian dari pembelian impulsif (Rook

dalam Bayley dan Nancarrow, 1998).

Rahmasari (2010) menyebutkan bahwa pembelian impulsif adalah

proses pembelian suatu barang, dimana konsumen tidak memiliki keinginan

untuk membeli sebelumnya. Hal ini selaras dengan pengertian pembelian

impulsif menurut Verplanken dan Herabadi (2001) yaitu pembelian yang

tidak rasional dan diasosiasikan dengan pembelian yang cepat dan tidak

direncanakan, diikuti oleh adanya konflik fikiran dan dorongan emosional.

Dorongan emosional tersebut terkait dengan adanya perasaan yang intens dan

yang ditunjukkan dengan melakukan pembelian karena adanya dorongan

untuk membeli suatu produk dengan segera, mengabaikan konsekuensi

negatif, merasakan kepuasan dan mengalami konflik di dalam pikiran (Rook

dalam Verplanken et al, 2001).

Herabadi et al. (2009) menyatakan ada dua aspek pembelian impulsif,

yaitu aspek kognitif dan afektif. Aspek kognitif merupakan keputusan

pembelian tidak terencana lebih mengarah kepada sikap konsumen yang

cenderung berdasarkan tanpa perencanaan dan kesengajaan daripada

mempertimbangkan manfaat dari apa yang mereka beli. Aspek afektif

merupakan keputusan pembelian tidak terencana cenderung lebih terlihat pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

3

keputusan pembelian melalui perasaan sukacita, bergairah, tak terkendali,

kesenangan dan rangsangan kegembiraan (Herabadi et al, 2009).

Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek X yang pernah

melakukan pembelian secara spontan, suatu malam ia berkunjung ke

Ambarukmo Plaza. Ketika sedang berada di Centro, ternyata tanpa

sepengetahuannya pada hari itu Centro sedang mengadakan Midnight Sale.

Tanpa berfikir panjang, ia dan salah seorang temannya kemudian berjalan-

jalan mengelilingi Centro untuk melihat produk-produk yang ditawarkan.

Setelah melihat beberapa produk seperti sepatu dan baju, ia sangat tertarik

dengan banyaknya diskon dan promo yang ditawarkan oleh Centro. Akhirnya

setelah memilih beberapa item, ia pun menuju kasir dan menghabiskan

pengeluarannya kurang lebih sebesar Rp 850.000,00. Namun sesampainya di

rumah, ia merasa menyesal telah membeli barang-barang tersebut karena

sebenarnya ia merasa tidak benar-benar membutuhkannya dan hanya tertarik

dengan diskon yang diberikan (komunikasi pribadi, 5 Maret 2015).

Peneliti melakukan wawancara kepada subjek Y (komunikasi pribadi,

18 Mei 2015). Y mengatakan bahwa suatu ketika ia dan adiknya sedang

mengunjungi salah satu pusat perbelanjaan. Ketika sedang berjalan-jalan di

pusat perbelanjaan tersebut, ia melewati sebuah toko sepatu dan melihat

tulisan SALE up to 70% pada kaca display sebuah toko. Saat itu juga ia dan

adiknya memasuki toko tersebut dan mencoba beberapa pasang sepatu. Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

4

lama kemudian mereka akhirnya memutuskan untuk membeli sepatu tersebut.

Ia mengakui bahwa awalnya ia tidak memiliki rencana membeli sepatu,

namun karena menyukai modelnya dan tertarik dengan potongan harga yang

ditawarkan, ia pun memutuskan untuk membeli sepatu tersebut karena ia

merasa kesempatan untuk mendapatkan sepatu tersebut dengan harga yang

murah tidak datang dua kali. Subjek mengakui bahwa dirinya sering

melakukan pembelian yang spontan dan tanpa direncanakan sebelumnya atau

yang sering disebut sebagai pembelian impulsif.

Menurut Fitri (2006), perilaku belanja impulsif dapat menimbulkan

rasa bersalah. Perasaan itu akan timbul begitu mereka sampai di rumah dan

melihat barang-barang yang telah dibeli, atau ketika mereka memeriksa lemari

dan menyadari banyak baju, sepatu, tas, dan barang lain yang tidak pernah

dipakai. Dampak kedua, ketika berada dalam situasi yang mendorong untuk

berbelanja secara impulsif lagi, terjadi pertentangan internal dalam diri

mereka. pertentangan tersebut terjadi antara "keharusan" (ought to be) dan

"hasrat" (desire). Di satu sisi mereka menyadari untuk berbelanja barang-

barang yang dibutuhkan saja, tetapi disisi lain ada dorongan kuat dalam diri

mereka untuk berbelanja tanpa mempedulikan butuh atau tidak. Ketiga,

berbelanja secara impulsif tentu juga akan menimbulkan masalah keuangan.

Membeli suatu barang tanpa perencaan akan mengakibatkan membengkaknya

anggaran atau pengeluaran. Dampak pembelian impulsif yang terakhir yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

5

ketika melihat kualitas barang yang dibeli tidak bagus, maka akan membuat

suatu perasaan menyesal. Sehingga barang yang telah dibeli tersebut hanya

ditaruh saja dan tidak digunakan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Muljani (2014) salah satu faktor

eksternal yang mempengaruhi pembelian impulsif yaitu fasilitas untuk

menerima pembayaran dengan kartu debit atau kredit. Kehadiran mesin

merchant kartu kredit (Electronic Data Capture) di pusat perbelanjaan

menjadikan kartu kredit sebagai media pembayaran yang lazim digunakan

konsumen yang memiliki ciri impulsif seringkali menggunakan kartu kredit

dalam melakukan pembelian karena konsumen memiliki alternatif

pembayaran selain tunai dan kartu debit. Kartu kredit mempermudah proses

pembelian tanpa direncanakan pada produk fashion (Santosa, 2009). Hal ini

menunjukkan bahwa, pada masa kini orang ingin mendapatkan kemudahan

dan kepraktisan. Dengan berbekal uang plastik konsumen sudah dapat

melakukan pembelian berbagai macam produk dan melakukan pembayaran

sesuai dengan keinginannya (Mulyani, 2014). Selain itu, berdasarkan

kemudahan dan efisiensi yang ditawarkan, Rook (1987) menemukan bahwa

kartu kredit dapat membuat penggunanya menjadi impulsif dalam melakukan

pembayaran.

Kepemilikan dan penggunaan kartu kredit menyebabkan peralihan

penggunaan uang tunai bahkan kartu kredit menyebabkan peningkatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

6

perilaku pembelian impulsif (Roberts dan Jones, 2001). Kenyamanan dalam

menggunakan kartu kredit, meningkatkan jumlah pengguna kartu kredit untuk

berbelanja. Kemudahan bertransaksi dengan menggunakan kartu kredit yang

dapat memberikan keleluasaan secara finansial kepada konsumen dalam

berbelanja memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan perilaku

belanja impulsif. Konsumen menjadi lebih sering berbelanja dengan

menggunakan fasilitas kartu kredit yang mereka miliki (Park dan Burn, 2004).

Kartu kredit mulai diperkenalkan di Indonesia pada awal tahun 1980.

Di awal kemunculannya, kartu kredit ditunjukkan untuk orang-orang kaya

atau kelas tertentu di Indonesia yang sering bepergian ke luar negeri.

Membawa uang tunai dalam jumlah besar ke luar negeri tentunya bukan

pilihan yang bijak karena selain memberatkan juga sangat beresiko. Uang

dalam bentuk cek perjalanan atau giro pun memiliki kendala yang sama, yakni

bisa rusak, sobek, hilang dicuri, atau dipergunakan oleh orang lain (Raharja,

2013).

Menurut Peraturan Bank Indonesia PBI No. 7/52/PBI/2005 (dalam

Sayono, dkk, 2009) tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran

dengan Menggunakan Kartu, kartu kredit adalah alat pembayaran yang dapat

digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban dari kegiatan

ekonomi, termasuk transaksi belanja dan atau tarik tunai, dimana kewajiban

pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh penerbit dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

7

pemegang kartu berkewajiban melunasi pembayaran tersebut pada waktu

yang telah disepakati, baik secara kontan maupun angsuran. Selain itu,

Subagyo (2005) menyatakan bahwa kartu kredit merupakan alat pembayaran

pengganti uang tunai yang dapat digunakan oleh konsumen untuk ditukarkan

dengan barang dan jasa yang diinginkannya di tempat-tempat yang dapat

menerima pembayaran dengan menggunakan kartu kredit.

Menurut Sumarwan (2002) kartu kredit memiliki 2 fungsi utama, yaitu

sebagai alat pembayaran dan sebagai kredit bergulir. Jika konsumen

membayar semua tagihan kartu kredit untuk transaksi yang dilakukan sebulan

yang lalu, maka konsumen menggunakannya sebagai alat pembayaran

(method of payment). Dan sebaliknya jika konsumen membayar sejumlah

minimal dari tagihan atau sebagian tagihan yang jatuh tempo, maka konsumen

menggunakan kartu kredit sebagai kartu untuk kredit.

Kartu kredit memberikan begitu banyak keuntungan dan kemudahan

bagi penggunanya. Bank memberikan imbalan yang baik bagi pengguna kartu

kredit, yaitu berupa discount, cash back, dan point reward. Selain itu, bank

juga memberikan kemudahan bagi pengguna kartu kredit yang melakukan

perjalanan (traveling) yang dapat diterima di seluruh dunia (Dewi, 2011).

Selain memberikan kemudahan, kartu kredit juga membebankan

dengan biaya. Biaya yang dibebankan kepada pengguna kartu kredit membuat

masyarakat mempertimbangkan untuk menggunakan atau tidak kartu kredit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

8

yang dimiliki. Biaya yang dibebankan kepada kepada pengguna kartu kredit

dalam memelihara kartu kredit yang digunakan, yaitu biaya keterlambatan,

iuran tahunan, dan lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh Mantel (dalam Lee

et.al, 2006) ini menemukan bahwa biaya merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi keputusan pembayaran konsumen. Selain itu, para pengguna

kartu kredit kurang menyadari bahwa kredit merupakan sebuah bentuk yang

tidak berbeda dengan hutang, yang memiliki risiko ketidakmampuan

membayar kembali angsuran karena tingkat bunga yang tinggi (Mahastanti

dan Wiharjo, 2012).

Setiap pemilik kartu kredit memiliki persepsi masing-masing terhadap

kegunaan kartu kredit yang dimilikinya. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Rochmawati (2013) terdapat dua persepsi yang dirasakan oleh

pengguna kartu kredit, yaitu persepsi risiko dan persepsi kebermanfaatan.

Populasi dalam penelitian tersebut adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS)

di Universitas Brawijaya Malang. Namun tidak diketahui pasti mengenai

jumlah pengguna kartu kredit karena tidak terdapat data akurat yang

memberikan informasi mengenai jumlah PNS di Universitas Brawijaya

Malang yang menggunakan kartu kredit. Oleh karena itu, penelitian tersebut

menggunakan teknik pengambilan sampel convenience sampling. Adapun

kriteria subjek dalam penelitian tersebut adalah PNS di Universitas Brawijaya

Malang minimal bergolongan IIIa yang memiliki kartu kredit ≥ 1 dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

9

menggunakan kartu kredit dalam bertransaksi. Penelitian tersebut

menggunakan metode survei dalam pengumpulan data, yaitu penelitian

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Rochmawati menyatakan bahwa persepsi

risiko mempengaruhi niat menggunakan kartu kredit dikarenakan akan

muncul perasaan rugi apabila menggunakannya. Persepsi risiko merupakan

persepsi konsumen mengenai ketidakpastian dan konsekuensi-konsekuensi

negatif yang mungkin diterima atas pembelian suatu produk atau jasa

(Oglethorpe, 1994). Hal ini sejalan dengan pendapat Featherman dan Pavlou

(2002) yang menyatakan bahwa persepsi risiko merupakan kemungkinan

kerugian/kehilangan saat memperoleh suatu hasil. Secara lebih terperinci,

Cunningham (dalam Rochmawati, 2013) menjelaskan bahwa persepsi risiko

adalah sejumlah kerugian yang merupakan konsekuensi dari suatu kegiatan

yang tidak menguntungkan dan merupakan kepastian dari perasaan subjektif

individu atas konsekuensi kerugian.

Selain persepsi resiko, terdapat persepsi lainnya, yaitu persepsi

manfaat. Menurut Davis (dalam Mangin et al, 2008) persepsi manfaat

didefinisikan sebagai suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa

menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerjanya dalam bekerja.

Hal ini senada dengan pernyataan Jogiyanto (2007) yang menyatakan bahwa

persepsi manfaat adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa penggunaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

10

suatu teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya. Secara lebih jelas,

Rahmatsyah (2011) mengartikan persepsi kemanfaatan sebagai probabilitas

subyektif dari pengguna potensial yang menggunakan suatu aplikasi tertentu

untuk mempermudah kinerja atas pekerjaannya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rochmawati (2013) menyatakan

bahwa persepsi manfaat berpengaruh positif terhadap niat individu untuk

menggunakan kartu kredit. Sehubungan dengan hal tersebut, Risma (2011)

menyatakan tidak dapat dipungkiri bahwa kegunaan selembar kartu kredit

memang dapat menyelesaikan semua transaksi pembelian dan pembayaran

dengan cepat, sehingga dapat memberikan kenyaman dan kemudahan bagi

pengguna kartu kredit. Selain itu, pengguna kartu kredit merasa lebih bebas

dalam berbelanja karena memiliki uang tambahan melalui kartu kredit yang

dimilikinya (Fachriza dalam Risma, 2011). Pernyataan tersebut didukung oleh

Beatty dan Ferrel (dalam Verplanken & Herabadi, 2001) yang menyatakan

bahwa orang yang merasa memiliki uang yang tersedia dapat mempengaruhi

munculnya pembelian impulsif.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut, apakah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

11

terdapat hubungan antara persepsi risiko dengan persepsi manfaat dan

kecenderungan pembelian impulsif.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi

risiko dengan persepsi manfaat dan kecenderungan pembelian impulsif.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan serta

bermanfaat untuk bahan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang

Psikologi, khususnya dalam bidang Psikologi Konsumen tentang persepsi

manfaat dan persepsi risiko kartu kredit dan kecenderungan pembelian

impulsif.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan refleksi bagi

pengguna kartu kredit tentang persepsi manfaat dan persepsi risiko kartu

kredit dan kecenderungan pembelian impulsif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. PEMBELIAN IMPULSIF

1. Definisi Pembelian Impulsif

Verplanken dan Herabadi (2001) mendefinisikan

pembelian impulsif sebagai pembelian yang tidak rasional dan

diasosiasikan dengan pembelian yang cepat dan tidak direncanakan,

diikuti oleh adanya konflik fikiran dan dorongan emosional. Dorongan

emosional tersebut terkait dengan adanya perasaan yang intens dan yang

ditunjukkan dengan melakukan pembelian karena adanya dorongan untuk

membeli suatu produk dengan segera, mengabaikan konsekuensi negatif,

merasakan kepuasan dan mengalami konflik di dalam pemikiran (Rook

dalam Verplanken & Herabadi, 2001).

Rook (1987) menyatakan bahwa pembelian impulsif merupakan

aktivitas pembelian yang tidak terencana yang dilakukan tanpa melakukan

pertimbangan dan tidak berdasarkan pada penilaian atau evaluasi tertentu

terhadap produk atau manfaat dari produk yang dibeli. Hal ini selaras

dengan pernyataan yang dikemukakan Rook dan Gardner (1993) yang

menyatakan bahwa pembelian impulsif adalah tindakan yang tanpa

pertimbangan, dan disertai dengan keinginan untuk membeli yang kuat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

13

Rook dan Fisher (Engel et al, 1995) menyatakan bahwa pembelian

impulsif memiliki beberapa karakteristik, yaitu spontanitas; kekuatan,

kompulsi, dan intensitas; kegairahan dan stimulasi; dan ketidakpedulian

akan akibat. Spontanitas diartikan sebagai pembelian yang tidak

diharapkan dan memotivasi konsumen untuk membeli sekarang, sebagai

respon terhadap stimulasi visual yang terjadi di tempat penjualan.

Pembelian impulsif juga memiliki karakteristik kekuatan, kompulsi, dan

intensitas yaitu terdapat motivasi untuk mengesampingkan semua yang

lain dan bertindak seketika. Karakteristik selanjutnya yaitu kegairahan dan

stimulasi yang berarti desakan mendadak untuk membeli, disertai emosi

yang berciri “menggairahkan, menggetarkan, atau liar”. Selain itu,

terdapat karakteristik ketidakpedulian akan akibat yang berarti sedakan

untuk membeli sulit ditolak sehingga akibat negatif yang mungkin terjadi

diabaikan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pembelian impulsif adalah pembelian yang tidak rasional disertai dengan

adanya dorongan untuk membeli suatu produk dengan segera, tidak

diharapkan, tanpa ada perencanaan sebelumnya, terjadi secara spontan,

dan disertai dengan respon emosi yang kuat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

14

2. Aspek Pembelian Impulsif

Verplanken dan Herabadi (2001) mengatakan terdapat dua aspek

penting dalam pembelian impulsif, yaitu :

a. Aspek kognitif

Aspek kognitif yang dimaksudkan adalah kekurangan pada unsur

pertimbangan dan unsur perencanaan dalam pembelian yang

dilakukan. Hal ini didasari oleh pernyataan Verplanken dan Aarts

(dalam Verplanken & Herabadi, 2001) bahwa pembayaran yang

dilakukan mungkin tidak direncanakan atau dipertimbangkan dengan

matang untuk berbagai macam alasan, misalnya ketika pembayaran tak

terencana tampak tak direncanakan dalam waktu yang panjang atau

dalam kasus pengulangan pembayaran atau kebiasaan pembayaran.

b. Aspek afektif

Aspek afektif meliputi dorongan emosional yang secara serentak

meliputi perasaan senang dan gembira setelah membeli tanpa

perencanaan (Verplanken & Herabadi, 2001) lebih lanjut

menambahkan, setelah itu juga secara tiba-tiba muncul perasaan atau

hasrat untuk melakukan pembelian berdasarkan keinginan hati, yang

sifatnya berkali-kali atau kompulsif, tidak terkontrol, kepuasan,

kecewa, dan penyesalan karena telah membelanjakan hanya untuk

memenuhi keinginannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

15

Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua aspek dalam pembelian

impulsif, yaitu aspek kognitif dan afektif. Aspek kognitif lebih

menekankan pada unsur pertimbangan dan unsur perencanaan dalam

pembelian yang dilakukan. Sedangkan unsur afektif meliputi dorongan

emosional seperti perasaan senang setelah membeli tanpa perencanaan

namun setelah itu muncul perasaan puas, kecewa, dan menyesal

karena membeli hanya untuk keinginan.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif, yaitu faktor

internal dan faktor eksternal.

a. Faktor internal

1. Emosi

Menurut Gardner dan Rook (1993) emosi didefinisikan sebagai

faktor yang sangat mempengaruhi pembelian impulsif. Emosi

konsumen juga dapat mempengaruhi pembelian dimana seorang

konsumen yang bahagia akan melakukan pembelian lebih banyak

dibandingkan dengan orang yang tidak bahagia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

16

2. Kesenangan Hedonis

Perilaku pembelian impulsif konsumen secara individu

berhubungan dengan keinginan memenuhi kebutuhan hedonic,

yaitu kesenangan, bahagia, puas, hal-hal baru, dan kejutan.

3. Jenis Kelamin

Konsumen wanita menjadi figur pelaku yang berpeluang besar

untuk melakukan pembelian impulsif. Jika dibandingkan dengan

pria, wanita cenderung lebih banyak dipengaruhi oleh sisi

emosionalitas dibandingkan rasionalitas. Emosionalitas memiliki

hubungan yang erat dengan konsep pembelian impulsif yang

dipaparkan oleh Rook (dalam Engel et al., 1995: 236). Wanita juga

cenderung memiliki kemampuan yang lebih rendah dalam

mengontrol diri dibandingkan konsumen pria sehingga lebih besar

kemungkinan melakukan impulse buying.

b.Faktor eksternal

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mulyani (2014)

terdapat faktor faktor eksternal yang mempengaruhi pembelian

impulsif yaitu :

1. Kegiatan promosi

Kegiatan promosi yang dilakukan secara rutin dan terencana

dengan baik akan membuat konsumen termotivasi melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

17

pembelian impulsif, sehingga membawa dampak yang positif bagi

kelangsungan hidup toko itu sendiri.

2. Tampilan etalase toko

Hal ini perlu mendapat perhatian dari pihak toko untuk merancang

dekorasi yang menarik sehingga membuat konsumen tertarik

masuk ke dalam toko. Dengan dukungan suasana di dalam toko

yang nyaman seperti adanya alunan musik, aroma di dalam toko,

kebersihan, kesejukan, dan layanan yang ramah dari dalam toko,

maka konsumen akan merasa nyaman berada di dalam toko dan

tidak mustahil konsumen juga akan merasakan dorongan yang kuat

untuk melakukan pembelian, termasuk pembelian impulsif.

3. Fasilitas untuk menerima pembayaran dengan kartu debit atau kredit.

Hal ini menunjukkan bahwa, pada masa kini orang ingin

mendapatkan kemudahan dan kepraktisan. Dengan berbekal uang

plastik konsumen sudah dapat melakukan pembelian berbagai

macam produk dan melakukan pembayaran sesuai dengan

keinginannya.

Jadi dapat disimpulkan, bahwa faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi pembelian impulsif yaitu faktor internal yang

terdiri dari emosi dan kesenangan hedonis. Sedangkan faktor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

18

eksternal terdiri dari kegiatan promosi, tampilan etalase toko, dan

fasilitas untuk menerima pembayaran dengan kartu debit atau

kredit.

4.Dampak Pembelian Impulsif

Menurut Fitri (2006), dampak yang ditimbulkan dari perilaku

belanja impulsif, yaitu:

1. Kebiasaan berbelanja impulsif dapat menyebabkan timbulnya rasa

bersalah. Perasaan itu akan timbul begitu mereka sampai di rumah

dan melihat barang-barang yang telah dibeli, atau ketika mereka

memeriksa lemari dan menyadari banyak baju, sepatu, tas, dan

barang lain yang tidak pernah dipakai. Meskipun demikian,

mereka akan membuang jauh perasaan tersebut dengan mencoba

mencarialasan rasional yang melatarbelakangi pembelanjaan yang

dilakukannya.

2. Ketika berada dalam situasi yang mendorong untuk berbelanja

secara impulsif lagi, terjadi pertentangan internal dalam diri

mereka. pertentangan tersebut terjadi antara "keharusan" (ought to

be) dan "hasrat" (desire). Di satu sisi mereka menyadari untuk

berbelanja barang-barang yang dibutuhkan saja, tetapi disisi lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

19

ada dorongan kuat dalam diri mereka untuk berbelanja tanpa

mempedulikan butuh atau tidak.

3. Berbelanja secara impulsif tentu juga akan menimbulkan masalah

keuangan. Membeli suatu barang tanpa perencaan akan

mengakibatkan membengkaknya anggaran atau pengeluaran. Jika

memiliki simpanan uang berlebih tentu tidak jadi masalah, tetapi

bagaimana jika memiliki simpanan yang berlebih tentu tidak jadi

masalah. Akan tetapi tetap saja hal tersebut akan menjadi masalah

apabila tagihan kartu kredit membengkak karena kebiasaan

berbelanja yang berlebihan.

4. Ketika melihat kualitas barang yang dibeli tidak bagus, maka akan

membuat suatu perasaan menyesal. Sehingga barang yang telah

dibeli tersebut hanya ditaruh saja dan tidak digunakan.

B. Persepsi Risiko

1. Definisi Persepsi Risiko

Featherman dan Pavlou (2003) secara umum mengartikan

persepsi risiko sebagai kemungkinan kerugian atau kehilangan saat

memperoleh suatu hasil. Pendapat serupa dinyatakan oleh Oglethorpe

(1994) yang mendefinisikan persepsi risiko sebagai persepsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

20

konsumen mengenai ketidakpastian dan konsekuensi-konsekuensi

negatif yang mungkin diterima atas pembelian suatu produk atau jasa.

Menurut Schiffman dan Wiseblit (2015) persepsi risiko adalah

ketidakpastian yang dihadapi oleh konsumen ketika mereka tidak

dapat meramalkan konsekuensi yang mungkin dialami dari keputusan

pembelian mereka. Secara lebih terperinci, Cunningham (1967)

menjelaskan bahwa persepsi risiko adalah sejumlah kerugian yang

merupakan konsekuensi dari suatu kegiatan yang tidak

menguntungkan dan merupakan kepastian dari perasaan subjektif

individu atas konsekuensi kerugian.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa persepsi risiko adalah suatu pemikiran mengenai kemungkinan

kerugian yang akan didapat yang merupakan konsekuensi negatif yang

akan diterima atas penggunaan produk atau jasa.

2. Dimensi Persepsi Risiko

Brooker (1984) menyatakan bahwa terdapat empat dimensi risiko

yang paling kuat berpengaruh terhadap persepsi risiko adalah :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

21

a. Risiko keuangan (financial risk)

Risiko keuangan yaitu keragu-raguan konsumen bahwa suatu

produk akan memberikan manfaat sebanding dengan banyaknya

uang yang dikeluarkan untuk memperolehnya.

b. Risiko kinerja (performance risk)

Risiko kinerja yaitu risiko bila produk tidak dapat memberikan

kinerja sebagaimana mestinya. Konsumen khawatir bahwa suatu

produk tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

c. Risiko fisik (physical risk)

Risiko fisik yaitu kekhawatiran konsumen bahwa suatu produk

dapat menyebabkan suatu bahaya fisik tertentu.

d. Risiko sosial (social risk)

Risiko sosial yaitu kekhawatiran konsumen bahwa produk yang

dikonsumsinya akan mendapatkan respon negatif dari orang-orang

di sekelilingnya, seperti penghinaan yang menyebabkan perasaan

malu.

Dalam penelitian ini, dimensi risiko fisik tidak digunakan karena

hal tersebut tidak relevan dengan penggunaan kartu kredit. Kartu

kredit tidak menyebabkan kekhawatiran konsumen bahwa produk

tersebut dapat menyebabkan bahaya fisik tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

22

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, persepsi risiko dalam

penelitian ini memiliki tiga dimensi, yaitu risiko keuangan, risiko

kinerja, dan risiko sosial.

C. Persepsi Manfaat

1. Definisi Persepsi Manfaat

Menurut Davis (dalam Mangin et al, 2008) persepsi manfaat

didefinisikan sebagai suatu tingkatan seseorang percaya bahwa

menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerjanya dalam

bekerja. Hal ini senada dengan pernyataan Jogiyanto (2007) yang

menyatakan bahwa persepsi manfaat adalah sejauh mana seseorang

percaya bahwa penggunaan suatu teknologi akan meningkatkan

kinerja dari pekerjaannya. Secara lebih jelas, Rahmatsyah (2011)

mengartikan persepsi kemanfaatan sebagai probabilitas subyektif dari

pengguna potensial yang menggunakan suatu aplikasi tertentu untuk

mempermudah kinerja dari pekerjaannya.

Jadi, berdasarkan definisi tersebut disimpulkan bahwa persepsi

manfaat adalah tingkat kepercayaan dan manfaat yang dirasakan dari

penggunaan suatu aplikasi tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

23

2. Dimensi Persepsi Manfaat

Venkatesh and Davis (2000) menyatakan bahwa terdapat

empat dimensi persepsi manfaat, yaitu :

a. Produktivitas (productivity)

Penggunaan sistem mampu menambah tingkat produktivitas

individu

b. Kinerja tugas atau efektivitas (job performance or effectiveness)

Penggunaan sistem mampu meningkatkan efektivitas kinerja

individu

c. Pentingnya bagi tugas (importance to job)

Penggunaan sistem mampu meningkatkan kinerja individu

d. Kebermanfaatan secara keseluruhan (overall usefulness)

Penggunaan sistem bermanfaat bagi individu

Penelitian ini hanya menggunakan tiga dimensi persepsi

manfaat yaitu produktivitas, kinerja tugas atau efektivitas, dan

kebermanfaatan secara keseluruhan. Dimensi pentingnya bagi tugas

tidak dimasukkan dalam penelitian ini dikarenakan penggunaan kartu

kredit kurang relevan atau tidak berhubungan langsung dengan

pelaksanaan tugas. Menurut Davis (1989) skala yang digunakan harus

mewakili konsep tentang generalisasi yang dibuat yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

24

mengasumsikan konten yang sesuai dengan setiap variabel yang

tertarik akan diukur. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Davis (1989) persepsi manfaat dihitung per dimensi, sehingga apabila

salah satu dimensi tidak relevan dengan penelitian dapat dihilangkan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa persepsi manfaat dalam

penelitian ini memiliki tiga dimensi, yaitu produktivitas, kinerja tugas

atau efektivitas, dan manfaat secara keseluruhan.

3. Kartu Kredit

Menurut Peraturan Bank Indonesia (PBI No. 7/52/PBI/2005)

dalam Sayono, dkk (2009: 62) tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat

Pembayaran dengan Menggunakan Kartu, kartu kredit adalah alat

pembayaran yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas

kewajiban dari kegiatan ekonomi, termasuk transaksi belanja dan atau

tarik tunai, dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi

terlebih dahulu oleh penerbit dan pemegang kartu berkewajiban

melunasi pembayaran tersebut pada waktu yang telah disepakati, baik

secara kontan maupun angsuran. Selain itu, Subagyo (2005)

mengatakan bahwa kartu kredit merupakan alat pembayaran pengganti

uang tunai yang dapat digunakan oleh konsumen untuk ditukarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

25

dengan barang dan jasa yang diinginkannya di tempat-tempat yang

dapat menerima pembayaran dengan menggunakan kartu kredit.

Menurut Sumarwan (2002) kartu kredit memiliki 2 fungsi

utama, yaitu sebagai alat pembayaran dan sebagai kredit bergulir. Jika

konsumen membayar semua tagihan kartu kredit untuk transaksi yang

dilakukan sebulan yang lalu, maka konsumen menggunakannya

sebagai alat pembayaran (method of payment). Dan sebaliknya jika

konsumen membayar sejumlah minimal dari tagihan atau sebagian

tagihan yang jatuh tempo, maka konsumen menggunakan kartu kredit

sebagai kartu untuk kredit.

Berikut ini adalah ketentuan umum dalam penggunaan kartu kredit

(Siamat, 2005) :

a. Ketentuan limit kredit diberikan kepada setiap anggota yang

tergantung dari jenis kartu kredit (gold, regular, classic)

b. Pembayaran minimum 10% - 20% dari total saldo tagihan dan

dibayarkan paling lambat pada tanggal jatuh tempo penagihan

yang ditentukan setiap bulan.

c. Tingkat bunga dikenakan atas saldo kredit, besarnya sesuai tingkat

bunga pasar

d. Keterlambatan pembayaran (setelah tanggal jatuh tempo) akan

dikenakan denda keterlambatan (late charge) sebesar persentase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

26

tertentu dari pembayaran minimum atau sejumlah tertentu tanpa

dikaitkan dengan jumlah pembayaran minimum.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

kartu kredit adalah alat pembayaran pengganti uang tunai yang

dapat digunakan untuk melakukan transaksi atau penarikan uang

tunai. Pada penggunaan kartu kredit, kewajiban pembayaran

pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh penerbit dan

pemegang kartu berkewajiban melunasi pembayaran tersebut pada

waktu yang telah disepakati. Selain itu, konsumen diharuskan

memenuhi ketentuan umum yang telah ditetapkan bagi pengguna

kartu kredit.

4. Persepsi Risiko Kartu Kredit

Schiffman dan Kanuk (2004) menyatakan bahwa persepsi

risiko adalah ketidakpastian yang dihadapi oleh konsumen ketika

mereka tidak dapat meramalkan konsekuensi yang mungkin dialami

dari keputusan pembelian mereka Pada penggunaan kartu kredit,

kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh

penerbit dan pemegang kartu berkewajiban melunasi pembayaran

tersebut pada waktu yang telah disepakati (PBI No. 7/52/PBI/2005).

Selain itu, konsumen diharuskan memenuhi ketentuan umum yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

27

telah ditetapkan bagi pengguna kartu kredit. Kartu kredit juga dapat

menyebabkan kerugian seperti kehilangan citra diri, kehilangan

mobilitas pasar, akumulasi hutang berat, dan bahkan kecanduan

(Bernthal, Crockket, & Rose, 2005).

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

persepsi risiko kartu kredit adalah kemungkinan kerugian yang akan

didapat yang merupakan konsekuensi negatif yang akan diterima oleh

pengguna kartu kredit sebagai alat pembayaran pengganti uang tunai.

5. Persepsi Manfaat Kartu Kredit

Menurut Davis (dalam Mangin et al, 2008) persepsi manfaat

didefinisikan sebagai suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa

menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerjanya dalam

bekerja. Sedangkan manfaat dari kartu kredit yaitu kartu kredit dapat

menggantikan fungsi uang sebagai alat pembayaran (Kasmir, 2005). Kartu

kredit menawarkan fungsional yang jelas dengan manfaat yang

memudahkan untuk melakukan transaksi (Bernthal et al, 2005).

Dalam penelitian ini, persepsi manfaat kartu kredit adalah tingkat

kepercayaan dan manfaat yang dapat dirasakan oleh pengguna kartu kredit

sebagai alat pembayaran pengganti uang tunai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

28

D. Dinamika Hubungan Persepsi Risiko dengan Persepsi Manfaat dan

Kecenderungan Pembelian Impulsif

Kartu kredit merupakan jenis kartu yang dapat digunakan sebagai

pembayaran alat transaksi jual beli barang atau jasa dimana pelunasan atau

pembayarannya kembali dapat dilakukan dengan sekaligus atau dengan

cara mencicil sejumlah minimum tertentu (Siamat, 2005). Kasmir (2005)

juga mengungkapkan bahwa pemegang kartu kredit dapat melunasi

penagihan yang terjadi atas dirinya sekaligus atau secara angsuran pada

saat jatuh tempo.

Pada tahun 2014, terdapat 8 juta pemegang kartu dan 15,8 juta

pemegang kartu kredit yang diterbitkan oleh 22 bank dan satu perusahaan

non-perbankan di Indonesia (www.kartu-kredit.info). Penelitian yang

dilakukan oleh Bernthal et al (2005) menyebutkan bahwa kartu kredit

telah menjadi teknologi yang semakin penting. Kegunaan kartu kredit

dapat membuat penggunanya memiliki gaya hidup yang bebas dan tidak

terkendali dalam bertransaksi. Dari penelitian tersebut, dapat dilihat

bahwa kartu kredit memang menawarkan dua hal yang saling bertolak

belakang. Di satu sisi kartu kredit menawarkan fungsional yang jelas

dengan manfaat yang memudahkan. Tetapi di sisi lain, kartu kredit juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

29

dapat menyebabkan kerugian seperti kehilangan citra diri, kehilangan

mobilitas pasar, akumulasi hutang berat, dan bahkan kecanduan (Bernthal

et al, 2005).

Menurut Oglethorpe (1994) persepsi risiko adalah persepsi

konsumen mengenai ketidakpastian dan konsekuensi-konsekuensi negatif

yang mungkin diterima atas pembelian suatu produk atau jasa. Persepsi

risiko kartu kredit adalah pemikiran mengenai kemungkinan kerugian

yang akan didapat yang merupakan konsekuensi negatif yang akan

diterima oleh pengguna kartu kredit sebagai alat pembayaran pengganti

uang tunai. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa persepsi risiko

berpengaruh terhadap niat individu untuk mengggunakan kartu kredit

dikarenakan akan muncul perasaan rugi apabila menggunakan kartu kredit

(Rochmawati, 2013).

Selain persepsi risiko, terdapat persepsi manfaat yang berkaitan

dengan produktifitas dan efektifitas sistem dari kegunaan atau manfaat

yang dirasakan secara menyeluruh guna meningkatkan kinerja pengguna

sistem tersebut (Irmadhani & Nugroho, 2011). Persepsi manfaat adalah

suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu

teknologi akan meningkatkan kinerjanya dalam bekerja (Davis dalam

Mangin et al, 2008). Persepsi manfaat kartu kredit adalah tingkat

kepercayaan dan manfaat yang dapat dirasakan oleh pengguna kartu kredit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

30

sebagai alat pembayaran pengganti uang tunai. Lee (2008) menyatakan

bahwa persepsi manfaat berpengaruh positif terhadap niat individu dalam

penggunaan internet banking. Persepsi manfaat kartu kredit ini didukung

oleh pernyataan Beatty dan Ferrel (dalam Verplanken & Herabadi, 2001)

menyatakan bahwa orang yang merasa memiliki uang yang tersedia dari

kartu kredit dapat mempengaruhi munculnya pembelian impulsif. Oleh

karena itu, pengguna kartu kredit diduga merasa memiliki banyak uang

sehingga merasa lebih aman dalam berbelanja karena mereka masih

memiliki cadaangan uang pribadi apabila uang dalam kartu kredit mereka

telah habis. Hal tersebut kemungkinan menyebabkan pengguna kartu

kredit telah berpikir pendek ketika akan membeli barang-barang dan lebih

tertarik untuk membeli barang-barang yang diinginkan demi memenuhi

kepuasan mereka daripada membeli barang yang dibutuhkan (Beatty dan

Ferrel dalam Verplanken & Herabadi, 2001)

Masing – masing dimensi dari persepsi manfaat yaitu

produktivitas, efektivitas, dan manfaat secara keseluruhan juga memiliki

peran untuk meningkatkan kecenderungan pembelian impulsif. Menurut

Venkatesh dan Davish (2000), dimensi produktivitas yaitu penggunaan

sistem mampu menambah tingkat produktivitas individu. Pada dimensi

efektivitas, dapat diartikan sebagai penggunaan sistem mampu

meningkatkan efektivitas kinerja individu. Sedangkan pada dimensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

31

manfaat secara keseluruhan yaitu bagaimana penggunaan sistem

bermanfaat bagi individu.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka pengguna kartu kredit

dapat dikatakan rentan mengalami pembelian impulsif. Pembelian

impulsif memiliki pengertian yaitu aktivitas pembelian yang tidak

terencana yang dilakukan tanpa melakukan pertimbangan dan tidak

berdasarkan pada penilaian atau evaluasi tertentu terhadap produk atau

manfaat dari produk yang dibeli (Rook, 1987).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

32

E. Skema Hubungan Persepsi Risiko dan Persepsi Manfaat Kartu Kredit

dan Kecenderungan Pembelian Impulsif

Gambar 1 : Skema Hubungan antara Persepsi Risiko Kartu Kredit dan

Pembelian Impulsif

Kartu Kredit

Persepsi risiko

terhadap kartu

kredit tinggi

Memiliki pemikiran akan

mendapat konsekuensi

negatif sehingga mengurangi

niat penggunaan kartu kredit

Kecenderungan pembelian

impulsif rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

33

Gambar 2 : Skema Hubungan antara dimensi – dimensi Persepsi Manfaat

Kartu Kredit dan Kecenderungan Pembelian Impulsif

Kartu Kredit

Persepsi

manfaat

terhadap kartu

kredit tinggi

Persepsi manfaat

dimensi

produktivitas tinggi

Persepsi manfaat

dimensi efektivitas

tinggi

Persepsi manfaat

dimensi manfaat

secara keseluruhan

tinggi

Mendapatkan manfaat dari

kartu kredit sehingga dapat

dengan mudah melakukan

transaksi apapun

Mendapatkan manfaat dari

kartu kredit karena praktis

sehingga tidak perlu repot

membawa banyak uang

tunai

Mendapatkan manfaat

dari kartu kredit, seperti

potongan harga ketika

berbelanja

Kecenderungan

pembelian impulsif

tinggi

Kecenderungan

pembelian impulsif

tinggi

Kecenderungan

pembelian impulsif

tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

34

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara

persepsi risiko kartu kredit dan kecenderungan pembelian impulsif. Pada

persepsi risiko, terdapat hubungan negatif antara persepsi risiko kartu

kredit dan kecenderungan pembelian impulsif, Artinya, semakin tinggi

persepsi risiko yang dirasakan semakin rendah kecenderungan pembelian

impulsif. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah persepsi risiko kartu

kredit, semakin tinggi kecenderungan pembelian impulsif.

Pada dimensi persepsi manfaat, semakin tinggi skor dimensi

produktivitas pada persepsi manfaat, semakin tinggi kecenderungan

pembelian impulsif. Selain itu, semakin tinggi skor dimensi efektivitas

pada persepsi manfaat, semakin tinggi pula kecenderungan pembelian

impulsif. Dan semakin tinggi skor dimensi manfaat secara keseluruhan,

semakin tinggi kecenderungan pembelian impulsif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif korelasional.

Penelitian korelasional atau hubungan adalah penelitian yang menggabungkan

antara dua variabel atau lebih (Hasan, 2012). Azwar (2009) menyatakan

bahwa penelitian korelasional digunakan untuk melihat sejauh mana variasi

dari suatu variabel berkaitan dengan variasi dari satu atau lebih variabel

lainnya.

B. VARIABEL PENELITIAN

1. Variabel bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang variabelnya diukur,

dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya

dengan suatu gejala yang diobservasi (Sarwono, 2006). Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah persepsi-persepsi terhadap kartu kredit yang

terdiri dari persepsi risiko dan persepsi kebermanfaatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

36

2. Variabel tergantung

Variabel tergantung adalah variabel yang memberikan reaksi/respon

jika dihubungkan dengan variabel bebas (Sarwono, 2006). Variabel

tergantung dalam penelitian ini adalah kecenderungan pembelian impulsif

C. DEFINISI OPERASIONAL

1. Persepsi terhadap Kartu Kredit

a. Persepsi Risiko Kartu Kredit

Persepsi risiko kartu kredit yaitu kemungkinan kerugian yang

akan didapat yang merupakan konsekuensi negatif yang akan diterima

oleh pengguna kartu kredit sebagai alat pembayaran pengganti uang

tunai. Dalam penelitian ini, persepsi risiko kartu kredit akan diukur

dengan skala yang dibuat sendiri oleh peneliti yang menggunakan

skala persepsi risiko yang disusun berdasarkan dimensi risiko

keuangan, risiko kinerja, dan risiko sosial. Semakin tinggi skor total

pada skala persepsi risiko kartu kredit, semakin besar kemungkinan

mendapatkan konsekuensi negatif dari penggunaan kartu kredit

tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

37

b. Persepsi Manfaat Kartu Kredit

Persepsi manfaat kartu kredit adalah tingkat kepercayaan

dan manfaat yang dapat dirasakan oleh pengguna kartu kredit

sebagai alat pembayaran pengganti uang tunai. Dalam penelitian

ini, persepsi manfaat kartu kredit akan diukur dengan skala yang

dibuat sendiri oleh peneliti menggunakan skala persepsi manfaat

yaitu dimensi produktivitas, kinerja tugas atau efektivitas, dan

kebermanfaatan secara keseluruhan. Semakin tinggi skor pada tiap

dimensi skala persepsi manfaat, semakin tinggi manfaat yang

dirasakan dari penggunaan kartu kredit.

2. Kecenderungan Pembelian Impulsif

Kecenderungan pembelian impulsif adalah kecenderungan

pembelian konsumen yang tidak rasional seperti adanya dorongan untuk

membeli suatu produk dengan segera, tidak diharapkan, tanpa ada

perencanaan sebelumnya, terjadi secara spontan, dan disertai dengan

keinginan untuk membeli yang kuat.

Dalam penelitian ini, aspek-aspek yang digunakan pada skala yang

dibuat snediri oleh peneliti untuk mengukur kecenderungan pembelian

impulsif antara lain yaitu aspek kognitif dan afektif. Semakin tinggi skor

total pada skala kecenderungan pembelian impulsif yang dimiliki, maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

38

semakin tinggi kecenderungan pembelian impulsif. Sebaliknya, semakin

rendah skor total pada skala kecenderungan pembelian impulsif yang

dimiliki, maka kemungkinan melakukan pembelian impulsif semakin

rendah.

D. SUBJEK PENELITIAN

Karakteristik subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah laki-

laki maupun perempuan pengguna kartu kredit dalam rentang usia 20-40

tahun (rentang masa dewasa perkembangan awal). Wood dan Bellenger

(dalam Lin & Chuang, 2005 ; Lin & Lin, 2005) menyatakan bahwa individu

yang rentan mengalami pembelian impulsif adalah antara 20-40 tahun.

Konsumen dalam rentang usia tersebut lebih rentan mengalami pembelian

impulsif dibandingkan dengan konsumen yang lebih muda maupun lebih tua

dari rentang usia tersebut. Lawton, Kleban, Rajagopal, dan Dean (dalam Lin

& Chuang, 2005) juga menyatakan bahwa sejak sifat impulsif dikaitkan

dengan gairah emosi, orang dewasa yang lebih tua lebih mampu mengontrol

ekspresi emosinya disbanding orang yang lebih muda. Berdasarkan hal

tersebut, individu yang tergolong dalam tahap perkembangan dewasa awal

(20-40 tahun) termasuk rentan mengalami pembelian impulsif.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah convenience sampling. Teknik pengambilan sampel tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

39

merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan ketersediaan dan keinginan

responden untuk merespon (Saughnessy, Zechmeister, & Zechmeister, 2012).

E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA

Cara mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan

penyebaran skala. Metode skala merupakan suatu metode pengumpulan

data yang berbentuk laporan diri sendiri berisi daftar atau kumpulan

pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh individu (Azwar, 2005).

Skala penelitian ini menggunakan metode Summated Rating yang

merupakan penskalaan model Likert. Model penskalaan ini merupakan

metode dengan suatu pernyataan sikap yang menggunakan distribusi

respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya (Gable dalam Azwar,

2005). Adapun skala dalam penelitian ini adalah Skala Persepsi Risiko,

Skala Persepsi Manfaat, Kartu dan Skala Pembelian Impulsif.

1. Skala Persepsi terhadap Kartu Kredit

a. Persepsi risiko kartu kredit

Skala persepsi risiko kartu kredit terdiri dari tiga dimensi,

yaitu risiko keuangan, risiko kinerja, dan risiko sosial. Skala ini

terdiri dari 12 aitem, dimana masing-masing dimensi terdiri dari 4

aitem. Skala ini disusun dalam bentuk skala Likert (Summated

Rating), yang merupakan teknik untuk meminta subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

40

mengindikasikan tingkat kesetujuan atau ketidak setujuan mereka

terhadap masing-masing pernyataan (Noor, 2011).

Tabel 1.

Blue Print Skala Persepsi Risiko Kartu Kredit

Nomer aitem

No Dimensi Favorable Unfavorable Jumlah %

1. Keuangan 3, 11 1, 7 4 33,33%

2. Kinerja 4, 6 9, 12 4 33,33%

3. Sosial 2, 8 5, 10 4 33,33%

Total 12 100%

Tabel 2.

Skor Skala Persepsi Risiko Kartu Kredit

Respon Skor Favorable Skor Unfavorable

Sangat Sesuai (SS) 4 1

Sesuai (S) 3 2

Tidak Sesuai (TS) 2 3

Sangat Tidak Sesuai 1 4

b. Persepsi manfaat kartu kredit

Skala persepsi manfaat kartu kredit terdiri dari empat dimensi,

yaitu produktivitas, kinerja tugas atau efektivitas, pentingnya bagi

tugas, dan manfaat secara keseluruhan. Skala ini terdiri dari 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

41

aitem, dimana masing-masing dimensi terdiri dari 4 aitem. Skala

ini disusun dalam bentuk skala Likert (Summated Rating), yang

merupakan teknik untuk meminta subjek mengindikasikan tingkat

kesetujuan atau ketidak setujuan mereka terhadap masing-masing

pernyataan (Noor, 2011).

Tabel 3.

Blue Print Skala Persepsi Manfaat Kartu Kredit

Nomer aitem

No Dimensi Favorable Unfavorable Jumlah %

1. Produktivitas 11, 12 1, 4 4 33,33%

2. Efektivitas 2, 5 8, 10 4 33,33%

3. Manfaat

keseluruhan

3,7 6, 9 4 33,33%

Total 12 100%

Tabel 4.

Skor Skala Persepsi terhadap Kartu Kredit

Respon Skor Favorable Skor Unfavorable

Sangat Sesuai (SS) 4 1

Sesuai (S) 3 2

Tidak Sesuai (TS) 2 3

Sangat Tidak Sesuai 1 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

42

2. Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif

Skala kecenderungan pembelian impulsif terdiri dari dua

aspek, yaitu aspek afektif dan aspek kognitif. Skala ini terdiri dari 24

aitem, dimana masing-masing aspek terdiri dari 12 aitem. Skala ini

disusun dalam bentuk skala Likert (Summated Rating), yang

merupakan teknik untuk meminta subjek mengindikasikan tingkat

kesetujuan atau ketidaksetujuan mereka terhadap masing-masing

pernyataan (Noor, 2011).

Tabel 5.

Blue Print Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif

No

Aspek

Nomer aitem

Jumlah

% Favorable Unfavorable

1. Kognitif 3, 4, 8,

10, 18, 20

6, 11, 15,

19, 22, 23

12 50%

2. Afektif 1, 7, 9,

12, 17, 21

2, 5, 13, 14,

16, 24

12 50%

Total 24 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

43

Tabel 6.

Skor Skala Pembelian Impulsif

Respon Skor Favorable Skor Unfavorable

Sangat Sesuai (SS) 4 1

Sesuai (S) 3 2

Tidak Sesuai (TS) 2 3

Sangat Tidak Sesuai 1 4

F. VALIDITAS dan RELIABILITAS

1. Validitas

Azwar (2009) menyatakan bahwa tujuan pengujian validitas adalah

untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan data yang

akurat sesuai dengan tujuan pengukurannya. Skala penelitian dapat

dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan

fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud

dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2007).

Pada tahap sebelum melakukan uji coba, terlebih dahulu dilakukan

validitas isi atau content validity yang diselidiki melalui analisis rasional

terhadap isi tes serta didasarkan penilaian (judgement) yang bersifat

subjektif (Azwar, 2010). Validitas ini diselidiki dengan bantuan dari dosen

pembimbing sebagai experts judgement. Penilaian ini bertujuan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

44

melihat kesesuaian aitem dalam tes dengan aspek-aspek yang hendak

diungkap serta kesesuaian blue print dengan tujuan memilih aitem yang

representatif.

2. Seleksi Item

Seleksi aitem dilakukan setelah aitem diuji dengan validitas isi

melalui professional judgement dan telah dilakukan try-out. Try-out

dilaksanakan pada 30 Desember 2015 – 3 Januari 2016. Berdasarkan hasil

try-out yang dilakukan dengan menyebar skala online kepada pengguna

kartu kredit maka didapatkan responden sebanyak 50 orang (37

perempuan, 13 laki-laki).

Analisis dan seleksi aitem merupakan hal yang penting untuk

dilakukan karena kualitas skala psikologi ditentukan oleh aitem-aitem di

dalamnya (Azwar, 2009). Seleksi aitem bertujuan untuk mengetahui

indeks daya diskriminasi aitem yang merupakan indikator keselarasan atau

konsistensi antara fungsi aitem dengan fungsi skala secara keseluruhan

(konsistensi aitem total). Pengujian daya diskriminasi aitem dilakukan

dengan cara menghitung data koefisien korelasi antara distribusi skor

aitem menggunkan suatu kriteria relevan dari distributor skala terkait.

Penghitungan tersebut akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total

(rix) atau parameter daya beda aitem. Batasan rix yang digunakan adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

45

lebih besar atau sama dengan 0,30 yang berarti bahwa semua aitem yang

mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 menunjukkan daya perbedaan

yang memuaskan (Azwar, 2009). Pengujian daya diskriminasi aitem

tersebut dilakukan menggunakan bantuan program SPSS 22 for windows.

Tabel 7.

Sebaran Aitem Skala Persepsi Risiko Kartu Kredit Setelah Seleksi

Aitem

No

Dimensi

Nomer aitem

Jumlah

Bobot Favorable Unfavorable

1. Risiko keuangan 3 1, 7 3 30%

2. Risiko kinerja 4 9, 12 3 30%

3. Risiko sosial 2, 8 5, 10 4 40%

Total 10 100%

Hasil dari pengujian data skala persepsi risiko menunjukkan bahwa

terdapat 10 aitem yang memiliki rix ≥ 0,25 dan 2 aitem yang memiliki rix

≤ 0,25 yaitu aitem nomer 6 dan 11. Jadi skala persepsi risiko berjumlah 10

aitem.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

46

Tabel 8.

Sebaran Aitem Skala Persepsi Manfaat Kartu Kredit Setelah Seleksi

Aitem

No

Dimensi

Nomer aitem

Jumlah

Bobot Favorable Unfavorable

1. Produktivitas 12 1, 4 3 33,33%

2. Efektivitas 2, 5 10 3 33,33%

3. Risiko sosial 3, 7 6 4 33,33%

Total 10 100%

Pada hasil pengujian skala dimensi persepsi manfaat menunjukkan

bahwa pada skala produktivitas, terdapat 3 item yang memiliki rix ≥ 0,25

yaitu aitem nomer 1, 4 dan 12 sedangkan terdapat 1 aitem yang memiliki rix ≤

0,25 yaitu aitem nomer 11. Pada skala efektivitas, terdapat 3 aitem yang

memiliki rix ≥ 0,25 yaitu aitem nomer 2, 5, dan 10, sedangkan terdapat 1

aitem yang memiliki ≤ 0,25 yaitu aitem nomer 8. Begitu pula pada skala

manfaat keseluruhan, terdapat 3 aitem yang memiliki rix ≥ 0,30 yaitu aitem

nomer 3, 6 dan 7, sedangkan aitem yang memiliki rix ≤ 0,30 yaitu aitem

nomer 6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

47

Tabel 9.

Sebaran Aitem Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif Setelah

Seleksi Aitem

No

Aspek

Nomer aitem

Jumlah

Bobot Favorable Unfavorable

1. Kognitif 3, 8, 10, 18, 20 6, 11 19, 22, 23 10 50%

2. Afektif 1, 7, 9, 12, 21 2, 5, 13, 14, 24 10 50%

Total 100%

Pada skala kecenderungan pembelian impulsif yang terdiri dari 12

aitem aspek kognitif dan 12 aitem aspek kognitif yang masing-masing terdiri

dari 6 aitem favorable dan 6 aitem unfavorable. Masing-masing aitem ini

diseleksi dengan melihat rix-nya. Aitem yang memiliki nilai rix ≥ 0,30

dikategorikan sebagai aitem yang baik, sedangkan aitem yang memiliki nilai r

≤ 0,30 dikategorikan sebagai aitem yang kurang baik sehingga akan

digugurkan. Skala kecenderungan pembelian impulsif diukur dengan melihat

2 aspek yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Hasil dari pengujian data skala

kecenderungan pembelian impulsif menunjukkan bahwa 20 aitem yang

memiliki nilai rix ≥ 0,30 dan terdapat 4 aitem yang memiliki nilai r ≤ 0,30

yaitu aitem nomer 4, 15, 16, dan 17. Jadi aitem skala kecenderungan

pembelian impulsif berjumlah 20 aitem.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

48

3. Reliabilitas

Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur

yang mengandung makna kecermatan pengukuran sehingga pengukuran

yang tidak reliabel akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya

karena perbedaan skor yang terjadi diantara individu lebih ditentukan oleh

faktor eror atau kesalahan (Azwar, 2009). Pengukuran yang tidak reliabel

tidak akan konstan dari waktu ke waktu (Azwar, 2010).

Penelitian ini menggunakan pendekatan konsistensi internal yang

bertujuan untuk melihat konsistensi antar aitem atau antar bagian dalam

tes (Azwar, 2010). Reliabilitas konsistensi internal menggunakan teknik

yang berasal dari formula Alpha Cronbach. Formula dari Alpha Cronbach

digunakan untuk mengestimasi konsistensi internal dengan menghitung

rata-rata dari korelasi antar butir-butir pernyataan pada skala. Teknik ini

dilakukan dengan menggunakan analisis data SPSS 22.0 for windows.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

49

Tabel 10.

Koefisien Cronbach Alpha Skala Pembelian Impulsif, Persepsi Risiko,

dan Persepsi Manfaat

No Skala

Koefisien Reliabilitas

Sebelum

seleksi item

Setelah

seleksi item

Sesudah

pengguguran item

1. Pembelian

Impulsif

0,873 0,917 0,919

2. Persepsi Risiko 0,719 0,800 0,800

3. Persepsi Manfaat 0,760 0,812 0,800

Berdasarkan hasil try out, sebelum seleksi aitem skala pembelian

impulsif memiliki jumlah aitem sebanyak 24 aitem dengan koefisien

reliabilitas sebesar 0,873. Setelah dilaksanakan seleksi aitem, jumlah aitem

menjadi 21 aitem dan skor koefisien reliabilitas skala pembelian impulsif

menjadi 0,917. Kemudian dilakukan pengguguran manual untuk

menyeimbangkan jumlah aitem pada setiap aspek, maka jumlah aitem

menjadi 20 aitem dengan skor koefisiensi reliabilitas skala pembelian impulsif

menjadi 0,919.

Pada skala persepsi risiko, sebelum seleksi aitem total skala 12 aitem

dengan koefisien korelasi reliabilitas sebesar 0,719. Setelah dilaksanakan

seleksi aitem, jumlah aitem menjadi 10 aitem dan skor koefisien reliabilias

skala persepsi risiko menjadi 0,800. Pada skala ini tidak dilakukan

pengguguran manual karena jumlah aitem pada setiap aspek sudah seimbang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

50

Berdasarkan hasil try out, sebelum seleksi aitem skala persepsi

manfaat memiliki jumlah aitem 12 aitem dan skor koefisien reliabilitas

sebesar 0,760. Setelah dilaksanakan seleksi aitem, jumlah aitem menjadi 10

aitem dengan skor koefisien reliabilitas skala persepsi manfaaat menjadi

0,812. Pada skala ini tidak dilakukan pengguguran manual karena jumlah

aitem pada setiap aspek sudah seimbang.

G. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui distribusi

aitem apakah normal atau tidak. Sebaran data yang normal

menandakan bahwa data sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Uji normalitas data dalam penelitian ini akan

dilakukan menggunakan program IBM SPSS 22 Statistic dengan

metode Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas dikatakan signifikan jika

p>0,05 (Santoso, 2010). Hal tersebut menunjukkan bahwa data yang

digunakan terdistribusi secara normal. Sedangkan jika p<0,05

menunjukkan bahwa data tidak signifikan dan tidak terdistribusi secara

normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

51

b. Uji Linearitas

Uji linearitas menyatakan bahwa hubungan antar variabel yang

hendak dianalisis itu mengikuti garis lurus. Peningkatan kuantitas pada

satu variabel, akan diikuti secara linear oleh peningkatan kuantitas

pada variabel lainnya. Penurunan kuantitas pada satu variabel, akan

diikuti secara linear oleh penurunan kuantitas pada variabel lainnya.

Uji linearitas digunakan untuk melihat bagaimana kekuatan hubungan

antara dua variabel. Uji linearitas dikatakan signifikan jika p<0,05

yang berarti hubungan antar dua variabel lemah (Santoso, 2010).

2. Uji Hipotesis

Metode analisis data yang digunakan apabila syarat uji asumsi

terpenuhi adalah dengan menggunakan Product Moment dari Pearson. Uji

asumsi dikatakan terpenuhi jika data terdistribusi normal dan linear.

Namun, apabila uji asumsi normalitas tidak terpenuhi, maka untuk analisis

data menggunakan metode analisis Spearman Rho (Djarwanto dan

Soebagyo, 2006). Setelah analisis data dilakukan, makan ditemukan nilai

koefisien korelasi yang berkisar antara -1 hingga +1 (Usman dan Akbar,

2006). Hal tersebut menunjukkan hubungan yang terjadi antara dua

variabel penelitian. Jika hasilnya menunjukkan angka min (-) berarti

hubungan yang terjadi antara dua variabel adalah hubungan negative

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

52

sedangkan jika hasil yang diperoleh menunjukkan nilai plus (+) maka

terjadi hubungan positif antara dua variabel penelitian (Prasetyo & Jannah,

2008). Koefisien korelasi yang semakin mendekati angka 1 menunjukkan

semakin kuat hubungan yang terjadi (Sugiyono, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 4 Januari sampai 11 Januari

2016. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan menyebar skala online dan

skala yang berupa Likert yang diisi oleh subjek dan langsung dikembalikan

kepada peneliti saat itu juga. Skala online dalam penelitian ini dilakukan

supaya jaringannya lebih luas. Pengambilan data menggunakan teknik try out

yang dilaksanakan pada 21 Desember sampai 31 Januari 2015. Jumlah seluruh

skala yang dibagi ketika try out berjumlah 50.

B. DESKRIPSI SUBJEK

Subjek dalam penelitian ini adalah pengguna kartu kredit pada usia 20-

40 tahun. Total subjek yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100

orang yang terdiri dari 65 orang perempuan dan 35 orang laki-laki.

Berdasarkan hasil penyebaran skala maka didapatkan identitas subjek sebagai

berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

54

Tabel 11

Deskripsi Jenis Kelamin Subjek Penelitian

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Perempuan 65 65%

Laki – laki 35 35%

Total 100 100%

Tabel 12

Deskripsi Usia Subjek Penelitian

Rentang Usia Frekuensi Persentase

20 – 26 tahun 48 48%

27 – 33 tahun 25 25%

34 – 40 tahun 27 27%

Total 100 100%

Pada penelitian ini rentang usia subjek mulai usia 20 hingga 40 tahun

yang termasuk dalam tahap perkembangan dewasa asal karena orang yang

rentan mengalami pembelian impulsif berada pada rentang usia tersebut

(Wood dan Bellenger, dalam Lin & Chuang, 2005) ; Lin & Lin, 2005).

Peneliti membagi rentang usia subjek dalam 3 kategori menurut Vailant

(dalam Papalia, 1998), yaitu 20 – 26 tahun (masa pembentukan), 27 – 33

tahun (masa konsolidasi), dan 34 – 40 tahun (masa transisi). Mayoritas subjek

dalam penelitian ini berada pada rentang usia 20 – 26 tahun yang berjumlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

55

48 orang, kemudian berada pada rentang usia 34 – 40 tahun sebanyak 27

orang, dan berjumlah 25 orang pada rentang usia 27 – 33 tahun.

Tabel 13

Deskripsi Status Subjek Penelitian

Pekerjaan Frekuensi Persentase

Pelajar/Mahasiswa 36 36%

Pegawai/Karyawan 58 58%

Lainnya 6 6%

Total 100 100%

Pada penelitian ini, subjek dibagi juga dalam 3 kategori, yaitu

pelajar/mahasiswa, pegawai/karyawan, dan lainnya. Total subjek

pelajar/mahasiswa berjumlah 36 orang, pekerjaan subjek sebagai

pegawai/karyawan berjumlah 38 orang, dan pekerjaan subjek lainnya

berjumlah 6 orang.

C. DESKRIPSI DATA PENELITIAN

Peneliti melakukan perbandingan antara mean teoretik dan mean

empiris pada data yang diperoleh. Jika mean empiris lebih besar daripada

mean teoretik maka dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki

kecenderungan pembelian impulsif, persepsi risiko terhadap kartu kredit,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

56

dan persepsi manfaat terhadap kartu kredit tinggi. Sebaliknya, bila mean

empiris lebih kecil daripada mean teoretik maka dapat disimpulkan bahwa

subjek penelitian memiliki kecenderungan pembelian impulsif, persepsi

risiko terhadap kartu kredit, dan persepsi manfaat terhadap kartu kredit

rendah.

Mean teoretik adalah rata-rata skor alat ukur penelitian yang

diperoleh dengan perhitungan manual. Mean empiris adalah rata-rata skor

data penelitian yang diperoleh dari deskripsi data di statistik.

Tabel 14.

Data Teoretik dan Empiris Ketiga Variabel

Variabel

Teoretis Empiris

SD Mean Min Max Mean Min. Max.

Kecenderungan

Pembelian

Impulsif

50 20 80 43,27 22 66 7.536

Persepsi Risiko 25 10 40 24,51 15 37 2, 455

Produktivitas 7,5 3 12 7,38 5 10 2, 157

Efektivitas 7,5 3 12 7,12 3 9 2, 701

Manfaat

seluruh

7,5 3 12 6,93 5 9 2,759

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

57

Pada tabel 14 dapat dilihat hasil dari uji t pada skala kecenderungan

pembelian impulsif menunjukkan nilai signifikan 0,000 yang menunjukkan

terdapat perbedaan signifikan antara mean teoretik dan mean empiris dari

kecenderungan pembelian impulsif. Pada tabel n menunjukkan bahwa mean

teoretik kecenderungan pembelian impulsif sebesar 50, sedangkan mean

empiris dari kecenderungan pembelian impulsif sebesar 43,23 dengan SD

sebesar 7.53558. Melihat nilai mean teoretik lebih besar dibandingkan mean

empiris maka dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki

kecenderungan pembelian impulsif yang rendah.

Pada tabel 14 dapat dilihat juga hasil uji t pada skala persepsi risiko

menunjukkan nilai signifikan 0,049 yang menunjukkan terdapat perbedaan

yang signifikan antara mean teoretik dan mean empiris dari persepsi risiko.

Pada tabel n menunjukkan bahwa mean teoretik persepsi risiko adalah 25,

sedangkan mean empirisnya sebesar 24,47 dengan SD 3,76173. Melihat nilai

mean empiris lebih kecil dibandingkan mean teoretik maka dapat disimpulkan

bahwa subjek penelitian memiliki persepsi risiko yang rendah.

Pada tabel 14 juga dapat dilihat hasil dari uji t pada skala dimensi

produktivitas menunjukkan nilai signifikansi 0,000 yang menunjukkan

terdapat perbedaan signifikan antara mean teoretik dan mean empiris dari

dimensi produktivitas. Pada tabel 14 menunjukkan bahwa mean teoretik

sebesar 7,5 sedangkan mean empiris dari produktivitas sebesar 7,38 dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

58

SD sebesar 2,157. Melihat nilai teoretik lebih kecil dibandingkan mean

empiris maka dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki persepsi

manfaat dimensi produktivitas yang rendah.

Pada tabel 14 juga dapat dilihat hasil dari uji t pada skala dimensi

efektivitas menunjukkan nilai signifikansi 0,000 yang menunjukkan terdapat

perbedaan signifikan antara mean teoretik dan mean empiris dari dimensi

efektivitas. Pada tabel 14 menunjukkan bahwa mean teoretik sebesar 7,5

sedangkan mean empiris dari produktivitas sebesar 7,12 dengan SD sebesar

2,701. Melihat nilai teoretik lebih kecil dibandingkan mean empiris maka

dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki persepsi manfaat

dimensi efektivitas yang rendah.

Selain itu, pada tabel 14 juga dapat dilihat hasil dari uji t pada skala

dimensi efektivitas menunjukkan nilai signifikansi 0,000 yang menunjukkan

terdapat perbedaan signifikan antara mean teoretik dan mean empiris dari

dimensi manfaat secara keseluruhan. Pada tabel 14 menunjukkan bahwa mean

teoretik sebesar 7,5 sedangkan mean empiris dari produktivitas sebesar 6,93

dengan SD sebesar 2,759. Melihat nilai teoretik lebih kecil dibandingkan

mean empiris maka dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki

persepsi manfaat dimensi manfaat secara keseluruhan yang rendah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

59

D. HASIL PENELITIAN

Sebelum melakukan uji hipotesis, harus dilakukan pengujian asumsi

terhadap data penelitian bahwa data tersebut telah memenuhi syarat-syarat

data yang tepat yang disesuaikan dengan analisis data yang dilakukan.

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan oleh peneliti untuk menguji apakah

kontinum berdistribusi normal sehingga dapat digunakan untuk

melakukan analisis korelasi (Sarwono, 2006). Data dikatakan normal

apabila memiliki p > 0,05 (Sarwono, 2006). Uji normalitas pada

penelitian ini menggunakan teknik Kolmogorov Smirnov Test IBM

SPSS 22.00 Statistic.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

60

Tabel 18.

Uji Normalitas Kecenderungan Pembelian Impulsif, Persepsi Risiko, dan

Persepsi Manfaat

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

PembelianImpulsif .089 100 .051

PersepsiRisiko .152 100 .000

Produktivitas .144 100 .000

Efektivitas .132 100 .000

Manfaat seluruh .165 100 .007

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan hasil analisis Kolmogorov-Smirnov menggunakan IBM

SPSS 22 Statistic, diperoleh nilai p untuk skala kecenderungan pembelian

impulsif sebesar 0,051. Melihat nilai signifikan variabel p > 0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa data variabel kecenderungan pembelian impulsif

berdistribusi normal. Sedangkan nilai p untuk skala persepsi risiko sebesar

0,000, karena nilai signifikasi variabel p > 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal. Pada dimensi

produktivitas, nilai p sebesar 0,000 yang berarti data tidak terdistribusi

secara normal. Begitu pula pada dimensi efektivitas yang memiliki nilai p

sebesar 0,000 yang berarti data tidak terdistribusi secara normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

61

Sedangkan pada dimensi manfaat secara keseluruhan, nilai p sebesar 0,007

sehingga dapat disimpulkan data terdistribusi secara normal.

b.Uji Linearitas

Hasil uji linearitas variabel kecenderungan pembelian impulsif

dengan persepsi risiko menunjukkan nilai signifikasi pada linearitas

sebesar 0,000. Melihat signifikansi tidak lebih dari 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa antara variabel kecenderungan pembelian impulsif dan

persepsi risiko terdapat hubungan yang linear. Sedangkan nilai linearitas

pembelian impulsif dan persepsi manfaat memiliki nilai sebesar 0,007.

Melihat nilai signifikansi p < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara

variabel pembelian impulsif dan persepsi manfaat terdapat hubungan yang

tidak linear.

Tabel 19.

Hasil Uji Linearitas Variabel Kecenderungan Pembelian Impulsif dan

Persepsi Risiko

F Sig.

PersepsiRisiko

*

PembelianImpul

sif

Between

Groups

(Combined) 3.675 .000

Linearity 28.209 .000

Deviation from

Linearity 1.445 .168

Within Groups

Total

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

62

Tabel 20.

Uji Linearitas Antara Pembelian Impulsif dan Persepsi Manfaat

F Sig.

PersepsiManfa

at *

PembelianImp

ulsif

Between Groups (Combined) 2.421 .007

Linearity 24.454 .000

Deviation from

Linearity .726 .733

Within Groups

Total

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik uji

korelasi Spearman Rho Correlation. Hal ini dikarenakan distribusi

data dalam penelitian ini bersifat tidak normal.

Distribusi data dalam penelitian ini bersifat tidak normal. Oleh

karena itu, peneliti akan menggunakan teknik uji korelasi Spearman-

Rho yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel bebas

dan tergantung. Koefisien yang dihasilkan bernilai -1 hingga +1, yang

menunjukkan apakah hubungan tersebut positif atau negatif (Prasetyo,

2008). Jika nilai sig. (p) < 0,05 maka Ho ditolak atau ada hubungan

yang signifikan antara dua variabel. Sebaliknya, jika nilai sig. (p) >

0,05 maka Ho gagal ditolak atau tidak ada hubungan yang siginifikan

antara dua variabel (Trihendradi, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

63

Tabel 21.

Hasil Uji Hipotesis Variabel Kecenderungan Pembelian Impulsif

dengan Persepsi Risiko dan Persepsi Manfaat

Correlations

Impulsif Risiko

Spearman

's rho

Impul

sif

Correlatio

n

Coefficient

1.000 -.464**

Sig. (1-

tailed) . .000

N 100 100

Risiko Correlatio

n

Coefficient

-.464**

1.000

Sig. (1-

tailed) .000 .

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Berdasarkan tabel 21 dapat dilihat bahwa hasil uji korelasi

menggunakan Spearman Rho menunjukkan bahwa variabel persepsi risiko

berkorelasi secara negatif dan signifikan dengan kecenderungan

pembelian impulsif (N=100, r= -0,464, p= 0,000). Hal ini menunjukkan

bahwa semakin tinggi persepsi risiko kartu kredit maka semakin rendah

kecenderungan pembelian impulsif, sebaliknya semakin rendah persepsi

risiko terhadap kartu kredit semakin tinggi kecenderungan pembelian

impulsifnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

64

Untuk mengetahui hubungan antara variabel kecenderungan

pembelian impulsif dengan masing-masing dimensi persepsi manfaat,

peneliti melakukan uji korelasi antara kecenderungan pembelian impulsif

(IB) dan persepsi manfaat, yaitu produktivitas (P), kinerja tugas atau

efektivitas (E), dan manfaat secara keseluruhan (S).

Tabel 22.

Hasil Uji Korelasi Kecenderungan Pembelian Impulsif dan dimensi-dimesi

Persepsi Manfaat

IB P E S

IB Correlation

Coefficient

1.000 .498** .400** .441**

Sig. (1-tailed) . .000 .000 .000

N 100 100 100 100

P Correlation

Coefficient

.498** 1.000 .362** .330**

Sig. (1-tailed) .000 . .000 .000

N 100 100 100 100

E Correlation

Coefficient

.400** .362** 1.000 .313**

Sig. (1-tailed) .000 .000 . .000

N 100 100 100 100

S Correlation

Coefficient

.441** .330** .313** 1.000

Sig. (1-tailed) .000 .000 .000 .

N 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Berdasarkan hasil analisis Spearman’s Rho Correlation melalui

program IBM SPSS Statistic for Windows 22, hasil korelasi antara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

65

kecenderungan pembelian impulsif dan dimensi persepsi manfaat

produktivitas menunjukkan koefisien korelasi sebesar r = 0,498 dengan

signifikansi 0,000 (p < 0,01) yang diuji dengan one-tailed test. Hasil ini

menunjukkan bawa terdapat hubungan positif yang signifikan dengan kategori

cukup antara kecenderungan pembelian impulsif dan dimensi produktivitas,

yang artinya semakin tinggi kecenderungan pembelian impulsif maka semakin

tinggi pula manfaat yang dirasakan dari penggunaan kartu kredit yang mampu

menambah tingkat produktivitas individu.

Berdasarkan uji korelasi yang telah peneliti lakukan antara

kecenderungan pembelian impulsif dengan dimensi kinerja tugas / efektivitas,

ditemukan bahwa koefisien korelasi r = 0,400 dengan signifikansi 0,000 (p <

0,01) yang diuji dengan one-tailed test. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat

hubungan positif yang signifikan dengan kategori cukup antara

kecenderungan pembelian impulsif dan dimensi kinerja tugas/efektivitas.

Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat kecenderungan pembelian

impulsif, maka semakin tinggi juga manfaat efektivitas yang dirasakan dari

penggunaan kartu kredit.

Berdasarkan hasil uji korelasi pada tabel 22, diketahui bahwa koefisien

korelasi antara kecenderungan pembelian impulsif dan dimensi

kebermanfaatan secara keseluruhan adalah r = 0,441 dengan signifikansi

0,000 (p < 0,01). Hal tersebut mengartikan bahwa terdapat hubungan positif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

66

yang signifikan dengan kategori cukup antara kecenderungan pembelian

impulsif dan dimensi kebermanfaatan secara keseluruhan. Dapat disimpulkan

bahwa semakin tinggi kecenderungan pembelian impulsifnya, maka semakin

tinggi juga manfaat secara keseluruhan yang dirasakan dari penggunaan kartu

kredit.

E. Pembahasan

Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan teknik

Spearman’s Rho Correlation maka hipotesis penelitian yang berbunyi

terdapat hubungan negatif antara persepsi risiko kartu kredit dan

kecenderungan pembelian impulsif diterima. Begitu pula dengan hipotesis

penelitian yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara persepsi

manfaat kartu kredit dan kecenderungan pembelian impulsif diterima. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa korelasi antara persepsi risiko dengan

kecenderungan pembelian impulsif memiliki korelasi negatif dan signifikan

(r= -0,448, p= 0,000). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi

risiko terhadap kartu kredit maka semakin rendah kecenderungan pembelian

impulsifnya. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah persepsi risiko terhadap

kartu kredit maka semakin tinggi pula kecenderungan pembelian impulsifnya.

Hasil analisis penelitian ini sesuai dengan landasan teori yang diajukan

peneliti berdasarkan pernyataan Rochmawati (2013) yaitu bahwa persepsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

67

risiko mempengaruhi niat menggunakan kartu kredit dikarenakan akan

muncul perasaan rugi apabila menggunakan kartu kredit.

Menurut Cunningham (1967) persepsi risiko adalah sejumlah kerugian

yang merupakan konsekuensi dari suatu kegiatan yang tidak menguntungkan

dan mendapaatkan konsekuensi berupa kerugian. Ketika pengguna kartu

kredit memiliki persepsi risiko yang tinggi terhadap kartu kredit, maka akan

mengurangi niat untuk menggunakan kartu kredit. Hal tersebut akan

berdampak pula pada kurangnya niat individu untuk melakukan pembelian

yang tidak direncanakan atau pembelian impulsif.

Pembelian impulsif memiliki 2 aspek yaitu aspek kognitif dan aspek

afektif (Verplanken & Herabadi, 2001). Aspek kognitif yaitu adanya

kekurangan pada unsur pertimbangan dan unsur perencanaan dalam

pembelian yang dilakukan. Pada persepsi risiko terhadap kartu kredit,

konsumen merasa akan mendapatkan kerugian berupa konsekuensi negatif

sehingga sudah memiliki pertimbangan apabila akan menggunakan kartu

kredit untuk melakukan pembelian impulsif. Sedangkan aspek afektif

mengacu kepada hal yang mereka rasakan mengenai stimulus dan kejadian,

misalnya apakah mereka menyukai atau tidak suatu produk (Peter dan Jerry,

2002). Pada kaitannya terhadap persepsi risiko terhadap kartu kredit,

konsumen cenderung tidak menyukai karena adanya pemikiran akan

mendapat konsekuensi negatif dari penggunaan produk tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

68

Hasil penelitian menunjukkan bahwa korelasi antara persepsi manfaat

terhadap kartu kredit dan kecenderungan pembelian impulsif memiliki

korelasi positif dan signifikan (r= 0,454 dan p= 0,000). Hal ini menunjukkan

bahwa semakin tinggi persepsi manfaat terhadap kartu kredit maka semakin

tinggi kecenderungan pembelian impulsifnya. Begitu pula jika semakin

rendah persepsi manfaat terhadap kartu kredit, maka semakin rendah

pembelian impulsif. Hasil analisis penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan sebelumnya oleh Rochmawati (2013) yang menyatakan bahwa

persepsi manfaat berpengaruh positif terhadap niat individu untuk

menggunakan kartu kredit. Sehubungan dengan hal tersebut, Risma (2011)

menyatakan tidak dapat dipungkiri bahwa kegunaan selembar kartu kredit

memang dapat menyelesaikan semua transaksi pembelian dan pembayaran

dengan cepat. Selain itu, pengguna kartu kredit merasa lebih bebas dalam

berbelanja karena memiliki uang tambahan melalui kartu kredit yang

dimilikinya (Fachriza dalam Risma, 2011). Pernyataan tersebut didukung oleh

Beatty dan Ferrel (dalam Verplanken dan Herabadi, 2011) yang menyatakan

bahwa orang yang merasa memiliki uang yang tersedia dapat mempengaruhi

munculnya pembelian impulsif.

Semakin tinggi persepsi manfaat yang dirasakan pengguna kartu

kredit, aspek kognitif yang mengacu kepada kurangnya unsur pertimbangan

dan unsur perencanaan dalam pembelian yang dilakukan (Verplanken &

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

69

Herabadi, 2001) cukup berperan. Pengguna kartu kredit merasakan

kemudahan dalam bertransaksi seperti yang dinyatakan oleh Risma (2011)

bahwa tidak dapat dipungkiri bahwa kegunaan selembar kartu kredit memang

dapat menyelesaikan semua transaksi pembelian dan pembayaran dengan

cepat. Sehingga pengguna kartu kredit kurang mempertimbangkan dampak

yang akan muncul setelah melakukan pembelian impulsif dengan

menggunakan kartu kredit. Aspek afektif juga cukup berperan ketika

konsumen memiliki persepsi manfaat yang tinggi terhadap kartu kredit karena

ada dorongan emosional yang secara serentak meliputi perasaaan senang dan

gembira setelah melakukan pembelian (Verplanken & Herabadi, 2001).

Pada skala pembelian impulsif diperoleh nilai mean empirisnya

sebesar 43,23 sedangkan mean teoretisnya sebesar 50. Hal tersebut

menunjukkan bahwa nilai mean empiris lebih kecil daripada mean teoritis.

Dengan demikian dapat diartikan bahwa subjek penelitian memiliki

kecenderungan pembelian impulsif yang rendah. Namun hal ini tidak sesuai

dengan hasil wawancara kepada salah satu subjek yang melakukan pembelian

impulsif. Subjek mengatakan bahwa dirinya sering melakukan pembelian

yang spontan dan tanpa direncanakan sebelumnya (komunikasi pribadi, 18

Mei 2015).

Pada skala persepsi risiko diperoleh nilai mean sebesar 24,47 dengan

nilai teoritis sebesar 25. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai mean empiris

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

70

lebih kecil daripada mean teoretis. Dengan demikian dapat dikatakan pula

bahwa subjek memiliki persepsi risiko yang rendah terhadap kartu kredit.

Pada skala persepsi manfaat diperoleh mean empiris sebesar 23, 74

dengan mean teoritis sebesar 22,5. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai

mean empiris lebih besar daripada mean teoritis. Melihat nilai empiris lebih

besar daripada mean teoritis, maka dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian

memiliki persepsi manfaat yang tinggi terhadap kartu kredit.

Hasil uji korelasi untuk melihat adanya hubungan antara

kecenderungan pembelian impulsif dan dimensi-dimensi persepsi manfaat

juga dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan hasil uji korelasi, dimensi persepsi

manfaat yang memiliki korelasi paling kuat dengan kecenderungan pembelian

impulsif yaitu dimensi produktivitas. Hal tersebut tampak dari nilai koefisien

korelasi r = 0,498 dengan signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,01). Pada uji

korelasi ditemukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan dengan

kategori cukup antara kecenderungan pembelian impulsif dan dimensi

produktivitas. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi

manfaat kartu kredit dari segi produktivitas, semakin tinggi kecenderungan

pembelian impulsifnya. Menurut Venkatesh dan Davis (2000) produktivitas

yaitu penggunaaan sistem yang mampu meningkatkan produktivitas individu.

Sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa dengan adanya

kemudahan dalam penggunaan maupun pembayaran melalui sistem kartu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

71

kredit, hal ini cukup mampu untuk menambah tingkat produktivitas subjek

yang dalam penelitian ini berupa perilaku berbelanja yang tidak direncanakan.

Koefisien korelasi antara kecenderungan pembelian impulisf dan

dimensi kinerja tugas atau efektivitas adalah r = 0,400 (p = 0,000 < 0,01).

Hasil tersebut memiliki arti bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan

dengan kategori cukup antara kecenderungan pembelian impulsif dan dimensi

efektivitas. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi manfaat

dari segi efektivitas, semakin tinggi tingkat kecenderungan pembelian

impulsifnya. Efektivitas yaitu penggunaan sistem mampu meningkatkan

efektivitas kinerja individu (Venkatesh dan Davis, 2000). Dari hasil penelitian

tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengguna kartu kredit cukup merasa

mendapat manfaat efektivitas dari penggunaan kartu kredit untuk melakukan

pembelian yang tidak terencana.

Berdasarkan uji korelasi yang telah peneliti lakukan antara

kecenderungan pembelian impulsif dan dimensi manfaat secara keseluruhan,

ditemukan bahwa koefisien korelasi r = 0,441 dengan signifikansi 0,000 (p <

0,01). Hal tersebut mengindikasi adanya hubungan positif yang signifikan

dengan korelasi cukup antara kecenderungan pembelian impulsif dan dimensi

manfaat secara keseluruhan. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi

persepsi manfaat secara keseluruhan dari penggunaan kartu kredit, semakin

tinggi tingkat kecenderungan pembelian impulsif. Manfaat secara keseluruhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

72

memiliki makna yaitu penggunaan sistem bermanfaat bagi individu

(Venkatesh dan Davis, 2000). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa

penggunaan kartu kredit yang memberikan manfaat dari segi fasilitas yang

diperoleh, kemudahan bertransaksi, dan penawaran – penawaran lain pada

produk tertentu yang mendorong subjek melakukan pembelian impulsif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang menggunakan teknik Spearman’s

Rho Correlation, diperoleh hasil koefisien (r) sebesar -0,464 dengan taraf

signifikansi (p) sebesar 0,000 (p < 0,05). Berdasarkan data tersebut dapat

disimpulkan bahwa persepsi risiko terhadap kartu kredit dan kecenderungan

pembelian impulsif memiliki hubungan yang negatif dan signifikan. Hal ini

berarti semakin tinggi persepsi risiko terhadap kartu kredit maka akan

semakin rendah pembelian impulsifnya. Sebaliknya, semakin rendah persepsi

risiko maka akan semakin tinggi kecenderungan pembelian impulsifnya.

Hasil uji hipotesis pada persepsi manfaat menunjukkan bahwa korelasi

antara kecenderungan pembelian impulsif dan dimensi persepsi manfaat

produktivitas menunjukkan koefisien korelasi sebesar r = 0,498 dengan

signifikansi 0,000 (p < 0,01) yang diuji dengan one-tailed test. Hasil ini

menunjukkan bawa terdapat hubungan positif yang signifikan dengan kategori

cukup antara kecenderungan pembelian impulsif dan dimensi produktivitas,

yang artinya semakin tinggi kecenderungan pembelian impulsif maka semakin

tinggi pula manfaat yang dirasakan dari penggunaan kartu kredit yang mampu

menambah tingkat produktivitas individu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

74

Berdasarkan uji korelasi antara kecenderungan pembelian impulsif

dengan dimensi kinerja tugas / efektivitas, ditemukan bahwa koefisien

korelasi r = 0,400 dengan signifikansi 0,000 (p < 0,01) yang diuji dengan one-

tailed test. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang

signifikan dengan kategori cukup antara kecenderungan pembelian impulsif

dan dimensi kinerja tugas/efektivitas. Dapat disimpulkan bahwa semakin

tinggi tingkat kecenderungan pembelian impulsif, maka semakin tinggi juga

manfaat efektivitas yang dirasakan dari penggunaan kartu kredit.

Berdasarkan uji korelasi, diketahui bahwa koefisien korelasi antara

kecenderungan pembelian impulsif dan dimensi kebermanfaatan secara

keseluruhan adalah r = 0,441 dengan signifikansi 0,000 (p < 0,01). Hal

tersebut mengartikan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan dengan

kategori cukup antara kecenderungan pembelian impulsif dan dimensi

kebermanfaatan secara keseluruhan. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi

kecenderungan pembelian impulsifnya, maka semakin tinggi juga manfaat

secara keseluruhan yang dirasakan dari penggunaan kartu kredit.

B. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih sangat jauh dari

sempurna. Peneliti menilai keterbatasan dalam penelitian ini adalah peneliti

hanya mendapatkan fenomena penelitian berdasarkan hasil wawancara dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

75

beberapa orang yang melakukan pembelian secara spontan. Peneliti tidak

menemukan fenomena dalam bentuk data statistik mengenai perilaku

pembelian impulsif di Indonesia.

C. Saran

1. Bagi Pengguna Kartu Kredit

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi risiko

kartu kredit berkorelasi negatif dan persepsi manfaat kartu kredit

berkorelasi positif terhadap kecenderungaan pembelian impulsif. Oleh

karena itu, bagi pengguna kartu kredit disarankan untuk lebih berhati-hati

dalam berbelanja menggunakan kartu kredit dan berpikir secara jangka

panjang apabila akan melakukan pembelian menggunakan kartu tersebut.

Hal ini disebabkan oleh pengaruh kartu kredit yang dapat memberi

dampak negatif bagi penggunanya, walaupun di sisi lain banyak manfaat

yang dapat diterima ketika menggunakan kartu kredit. Contoh solusi yang

dapat dilakukan adalah dengan mencari informasi mengenai risiko dan

manfaat dari penggunaan kartu kredit dan bagaimana menggunakan kartu

kredit tersebut dengan bijaksana.

Sebelum memiliki kartu kredit, pengguna juga perlu melakukan

pemilihan kartu kredit apa yang benar-benar memberikan pengguna

kemudahan bukannya tambah mempersulit. Jika melihat dari promosi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

76

yang dilakukan oleh tiap bank mungkin penggguna juga akan bingung

karena mereka tentu akan menyatakan produknya nomor satu. Maka dari

itu penggguna harus teliti dalam memilih kartu kredit yang

menguntungkan sebagai pengguna.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti lain yang tertarik untuk meneliti hubungan antara persepsi

risiko dengan persepsi manfaat kartu kredit dan kecenderungan pembelian

impulsif disarankan memperhatikan kelemahan yang terdapat dalam

penelitian ini. Peneliti selanjutnya, selain melakukan wawancara dengan

subjek terkait, juga diharapkan untuk mencari fenomena yang terkait

dengan data penelitian yang dapat memperkuat dasar penentuan fenomena

penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

77

DAFTAR PUSTAKA

Bayley, G. dan Nancarrow, C. (1998). “Impulse Purchasing: A Qualitative

Exploration of the Phenomenon”. Qualitative Market Research: An

International Journal Volume 1 Number 2. pp. 99-114.

Bernthal, M.J., Crockett, D., Rose, R.L. (2005). Credit Cards as Lifestyle Facilitators.

The Journal of Consumer Research, Volume 32, Issue 1, 2005, pages 130-

145.

Brooker, G. (1984). “An Assessment of an Expanded Measure of Perceived Risk”.

Advances in Consumer Research. 11: 439-441.

Dahlan, Siamat. (2005). Manajemen Lembaga Keuangan. “Kebijakan Moneter dan

Perbankan”, Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, edisi kesatu.

Deshpande, Rohit., John U. Farley, dan Frederick E. Webster, Jr. (1993). “Corporate

Culture, Customer Orientation, and Innovativeness in Japanese Firms: A

Quadrad Analysis”. Journal of Marketing. 57 (1), 23–37.

Dewi, Vina Kumala. (2010). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Pengguna dalam Menggunakan Kartu Kredit (Studi Pada Masyarakat Kota

Malang), (Skripsi tidak diterbitkan).. Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Brawijaya, Malang.

Djarwanto dan Pangestu Subagyo. (2006). Statistik Induktif. Yogyakarta:

BPFEUGM.

Engel, J.F., Blackwell, R.D., Miniard, P.W. 1995. Consumer Behavior. 8th

Edition.

Forth Worth, Texas: The Dryden Press.

Featherman, M., dan Pavlou P. (2002). Predicting E-services Adoption: A Perceived

Risk Facets Perspective. Inj. DeGross (ed.), Proceedings of the Eighth

Americas Conference on Information Systems. New York: ACM, , pp.

Fitri. (2006). Terlena nikmatnya belanja. Diambil pada bulan Maret 2016 dari

htttp://www.groups.google.com: (Sumber: Suara Pembaruan Daily).

Gibson, James L. (1993). Organisasi dan Manajemen. Jakarta, Erlangga.

Hartono, Jogiyanto, 2007. Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi.

Yogyakarta: Andi.

Herabadi., Verplanken dan Knippenberg. (2009). “Consumption Experience of

Impulse Buying in Indonesia: Emotional Arousal and Hedonistic

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

78

Considerations”. Asian Journal of Social Psychology (2009). 12: 20–31.

http://www.acnielsen.co.id

Irmadhani., Adi Nugroho, Mahendra. (2011). Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan,

dalam Penggunaan dan Computer Self Efficacy, terhadap Penggunaan Online

Banking pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Yogyakarta.

Kasmir. (2005). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Jarvenpaa, S. L., Tractinsky, N., dan Vitale, M. (2000). “Consumer Trust in an

Internet Store”. Information Technology and Management. 1, pp.45-71.

Leavitt, H. J. (1997). Psikologi Manajemen. Edisi Keempat. Alih Bahasa : Muslichah

Zarkasi. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Lee, Ming-Ching. (2008). Factor Influencing The Adoption of Internet Banking: An

Integration of TAM and TPB with Perceived Risk and Perceived Benefit. 13.

Lee, Ming-Ching. (2009). Predicting and Explaining the Adoption of Online Trading:

An Empirical Study in Taiwan. Decision Support System. Vol. 47 pp 133-142.

Mahastanti dan Wiharjo. (2012). Mental Accounting dan Variabel Demografi:

Sebuah Fenomena Pada Penggunaan Kartu Kredit, (Skripsi tidak diterbitkan).

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.

Mangin, Jean. P. L., Bourgault N., dan Guerrero M. M. 2008. Modelling Perceived

Usefulness on Adopting Online Banking Through the TAM Model in A

Canadian Banking Environment. Journal of Internet Banking and Commerce,

Vol. 16, No.1.

Muljani, Ninuk. (2014). Evaluasi Faktor-Faktor Eksternal Pada Perilaku Pembelian

Impulsif. Media Mahardhika Vol. 12 No. 3 Mei 2014. Fakultas Bisnis Unika

Widya Mandala, Surabaya.

Noor, Juliansyah. (2011). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya

Ilmiah. Jakarta: Kencana.

Oglethorpe, J.E dan Monroe, B.K. (1994). Determinant of Perceived Health and

Safety Risk of Selected Hazardous Product and Activities. Journal of

Consumer Research. No. 28. pp 326-346.

Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman R. D. (1998). Human development (7th

Ed).

USA. Mc. Graw Hill Companies.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

79

Park, Hye-Jung., and Leslie, Davis, Burns., 2005, Fashion Orientation, Credit Card

Use, and Compulsive Buying. Journal of Consumer Marketing. Vol. 22, No.

3: pp. 135-141.

Prasetyo, B., Jannah, L.M. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Raharja, Gustav Fawa. (2013). Buku Pintar Kartu Kredit. Jogjakarta: penerbit

FlashBooks.

Rahmasari, Lisda. (2010). Menciptakan Impulse Buying. Majalah Ilmiah Informatika,

Volume 1 Nomer 3, p. 56 – 68.

Risma (2011). Gunakan kartu kredit secara bijak agar tidak terjerat utang. KARTINI,

hal 72-75.

Rochmawati, Sari. (2013). Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, Kontrol Perilaku

Persepsian, Persepsi Risiko, Persepsi Kebermanfaatan Terhadap Niat

Penggunaan Kartu Kredit. Malang

Rook, D. W. dan Gardner, M. (1993). In the Mood: Impulse Buying‟s Affective

Antesedents. Research in Consumer Research (vol. 6, pp. 1-28). Greenwich,

CT: JAI Press.

Rook, D.W. dan Fisher, R.J. (1995). “Normative Influences on Impulsive Buying

Behavior”. Journal of Consumer Research. Vol. 22 No. 3. pp. 305-13.

Rook. (1987). “The Impulse Buying”. The Journal of Consumer Research, Vol.14.

No.2, http://www.jstor.org/stable/248941.

Santoso, A. (2010). Statistika untuk Psikologi dari Blog Menjadi Buku. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma.

Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Sayono, Agus. J., Sumarwan. U., Achsani, N.A., dan Hartoyo. (2009). Analisis

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepemilikan, Penggunaan, Pembayaran,

dan Peluang Terjadinya Gagal Bayar Dalam Bisnis Kartu Kredit. Jurnal

Ekonomi & Bisnis. 3(1): 61-80.

Schiffman, Leon G. dan Kanuk, Leslie, L. 2004. Consumer Behavior Eighth Edition:

International Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Sondang P., Siagian. (1995). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta, PT. Elex

Media Kompetindo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

80

Stanton, William J., Michael J. Etzel dan Bruce, J. Walker. (1994). ”Fundamental Of

Marketing int’led’ : Mc Graw-Hill, Inc.

Subagyo. (2005). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Kedua. Cetakan

Kedua. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

hlm.39.

Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sumarwan, Ujang. (2002). Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam

Pemasaran. Cetakan Pertama. Bogor: Ghalia Indonesia.

Trihendradi, Cornelius. (2009). Step by Step SPSS 16 Analisis Data Statistik.

Yogyakarta : CV ANDI OFFSET.

Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Settiady. (2006). Metodologi Penelitian Sosial.

Jakarta : Bumi Aksara.

Venkatesh, Viswanath dan Davis, Fred D. (2000). “A theoretical Extension of the

Technology Acceptance Model: Four Longitudinal Field”. Management

Science, Vol. 46, No. 2, pp. 186 – 204. Published by: INFORMS STORE.

Verplanken, B. dan Herabadi, A. (2001). “Individual Differences in Impulse Buying

Tendency: Feeling and No Thinking”. European Journal of Personality. 15:

S71-S83.

Walgito, B. (2002). Pengantar Psikologi Umum. Edisi 3. Adi: Yogyakarta

William J., Stanton. (1998). Prinsip Pemasaran, jilid 1. Edisi 7. Erlangga. Jakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

81

Lampiran 1

Skala Try Out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

82

SKALA PENELITIAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

83

Disusun oleh :

Elisabeth Yulia C

119114105

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

Saya merupakan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma angkatan

2011 dan sedang melakukan penelitian untuk memenuhi syarat memperoleh gelar

sarjana. Saya bermaksud meminta bantuan Saudara untuk meluangkan waktu sejenak

mengisi skala penelitian ini. Saya berharap Saudara mengisi skala ini secara lengkap

dan sesuai keadaan, perasaan, dan pikiran Saudara/

Kesediaan Saudara berpartisipasi dalam penelitian ini sangat berguna bagi

perkembangan penelitian ini. Data pribadi anda dan semua jawaban ini akan terjamin

kerahasiaannya. Data dan informasi yang saya dapatkan dari skala ini akan

dilaporkan dalam bentuk perhitungan statistic dan kesimpulan skripsi atau karya

ilmiah tanpa mengungkapkan identitas Saudara.

Demikian harapan saya. Atas kesediaan, waktu, dan kerjasamanya yang telah

diberikan, saya ucapkan terimakasih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

84

Yogyakarta, Desember 2015

Elisabeth Yulia C

PERNYATAAN KESEDIAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Jenis Kelamin

Laki – laki

Perempuan

Rentang Usia

20 – 26 tahun

27- 33 tahun

34 – 40 tahun

Pekerjaan

Pelajar / Mahasiswa

Pegawai / Karyawan

Lainnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

85

Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya untuk mengisi kuesioner ini tanpa

adanya paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun, saya berpartisipasi secara

sukarela demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini.

Semua respon yang saya berikan mewakili apa yang saya alami dalam kehidupan

sehari-hari saya dan bukan atas pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga

memberikan izin agar jawaban saya dapat digunakan sebagai data untuk penelitian

ilmiah.

Yogyakarta, Desember 2015

(…………………..)

*Diisi dengan tanda centang ()

PETUNJUK PENGERJAAN

Berikut ini terdapat beberapa pernyataan yang terkait dengan apa yang anda rasakan

dan anda alami ketika sedang membeli barang atau berbelanja sehubungan dengan

keinginan pribadi anda (bukan berbelanja untuk keperluan anggota keluarga atau

kebutuhan rumah tangga).

Anda hanya diminta untuk memberikan persetujuan anda terhadap pernyataan-

pernyataan yang disajikan dengan membubuhkan tanda centang () pada kolom

jawaban yang paling mewakili keadaan atau kondisi yang anda alami. Empat pilihan

jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut :

Kolom SS, jika pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan kondisi anda

Kolom S, jika pernyataan tersebut Sesuai dengan kondisi anda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

86

Kolom TS, jika pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan kondisi anda

Kolom STS, jika pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan kondisi anda

Masing-masing orang memiliki jawaban yang berbeda untuk setiap pernyataan, oleh

sebab itu pilihlah jawaban yang paling sesuai untuk mewakili kesetujuan anda

terhadap pernyataan yang disajikan. Tidak ada jawaban yang salah.

Selamat mengerjakan, jangan sampai ada yang terlewatkan.

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya merasa kurang dapat mengontrol perasaan saya saat

membeli barang

2. Saya dapat menahan keinginan untuk membeli produk

walaupun saya sangat menyukainya

3. Saya tidak pernah membuat perencaanaan ketika

berbelanja

4. Saya jarang mempertimbangkan kualitas dari barang yang

saya beli

5. Saya bukan tipe orang yang langsung „jatuh cinta pada

pandangan pertama‟ dengan hal-hal yang saya lihat di toko

6. Saya mempertimbangkan harga suatu barang sebelum saya

membelinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

87

7. Saya menyesal ketika melewatkan barang dengan

potongan harga yang menarik begitu saja

8. Saya sering membeli barang di luar perencanaan

sebelumnya

9. Saya merasa senang bila dapat membeli produk yang

sedang tren meskipun saya tidak membutuhkannya

10. Saya membeli barang di toko tanpa

mempertimbangkannya terlebih dahulu

11. Saya membeli barang sesuai daftar belanja yang saya buat

12. Saya sering tiba-tiba membeli barang yang menarik

perhatian saya

13. Saya mampu mengendalikan perasaan ketika melihat

barang yang menarik di toko

14. Saya merasa baik-baik saja ketika melewatkan barang

dengan potongan harga yang menarik

15. Saya akan membeli sesuatu jika saya benar-benar tahu

manfaat dan kualitasnya

16. Saya merasa puas karena mampu menahan keinginan

untuk membeli barang yang menarik perhatian saya

17. Saya terkadang sulit menahan hasrat untuk membeli

sesuatu yang sangat menarik bagi saya

18. Saya sering tergesa-gesa dalam memutuskan membeli

suatu barang yang saya inginkan

19. Saya membeli barang dengan pertimbangan yang matang

20. Saya segera membeli barang yang saya suka berapapun

harganya

21. Saya langsung membeli barang yang suka ketika

melihatnya di toko

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

88

22. Saya membuat daftar perencanaan sebelum berbelanja

23. Saya selalu memikirkan dengan matang barang apa saja

yang akan saya beli

24. Saya membeli produk sesuai kebutuhan dan tidak harus

mengikuti tren terbaru

Skala II

PETUNJUK PENGERJAAN

Berikut ini terdapat beberapa pernyataan yang terkait dengan apa yang anda rasakan

dan anda alami ketika menggunakan kartu kredit.

Anda hanya diminta untuk memberikan persetujuan anda terhadap pernyataan-

pernyataan yang disajikan dengan membubuhkan tanda centang () pada kolom

jawaban yang paling mewakili keadaan atau kondisi yang anda alami. Empat pilihan

jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut :

Kolom SS, jika pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan kondisi anda

Kolom S, jika pernyataan tersebut Sesuai dengan kondisi anda

Kolom TS, jika pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan kondisi anda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

89

Kolom STS, jika pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan kondisi anda

Masing-masing orang memiliki jawaban yang berbeda untuk setiap pernyataan, oleh

sebab itu pilihlah jawaban yang paling sesuai untuk mewakili kesetujuan anda

terhadap pernyataan yang disajikan. Tidak ada jawaban yang salah.

Selamat mengerjakan, jangan sampai ada yang terlewatkan.

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya merasa memiliki uang lebih dari kartu kredit

walaupun itu nyatanya bukan milik saya

2. Saya khawatir ketika menggunakan kartu kredit, orang-

orang akan berpikir buruk tentang saya

3. Saya ragu-ragu ketika menggunakan kartu kredit karena

bunga yang harus saya bayarkan terlalu tinggi

4. Saya khawatir adanya kesalahan sistem yang membuat

saya mendapat tagihan transaksi dari bank yang sebetulnya

tidak saya lakukan

5. Saya yakin akan tetap diterima oleh lingkungan walaupun

tidak bisa membayar tagihan utang bank

6. Saya cemas kartu kredit saya bermasalah/ditolak ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

90

saya gunakan

7. Saya yakin saya mampu membayar bunga ketika saya

menggunakan kartu kredit

8. Saya takut dikucilkan apabila tidak bisa membayar tagihan

utang bank

9. Saya yakin kartu kredit saya tidak akan mengalami

masalah ketika saya gunakan

10. Saya yakin orang lain di sekitar saya tidak akan

memberikan tanggapan negatif ketika ada masalah dalam

penggunaan kartu kredit saya

11. Saya khawatir karena ketika menggunakan kartu kredit

saya menggunakan uang yang sebenarnya bukan milik

saya

12. Saya percaya tidak akan ada kesalahan sistem dari

penggunaan kartu kredit

Skala III

PETUNJUK PENGERJAAN

Berikut ini terdapat beberapa pernyataan yang terkait dengan apa yang anda rasakan

dan anda alami ketika menggunakan kartu kredit.

Anda hanya diminta untuk memberikan persetujuan anda terhadap pernyataan-

pernyataan yang disajikan dengan membubuhkan tanda centang () pada kolom

jawaban yang paling mewakili keadaan atau kondisi yang anda alami. Empat pilihan

jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut :

Kolom SS, jika pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan kondisi anda

Kolom S, jika pernyataan tersebut Sesuai dengan kondisi anda

Kolom TS, jika pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan kondisi anda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

91

Kolom STS, jika pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan kondisi anda

Masing-masing orang memiliki jawaban yang berbeda untuk setiap pernyataan, oleh

sebab itu pilihlah jawaban yang paling sesuai untuk mewakili kesetujuan anda

terhadap pernyataan yang disajikan. Tidak ada jawaban yang salah.

Selamat mengerjakan, jangan sampai ada yang terlewatkan.

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya tidak merasa khawatir walaupun membawa uang

tunai dalam jumlah besar ketika bertransaksi atau

membayar sesuatu

2. Saya merasa kartu kredit praktis karena dapat diterima di

seluruh dunia

3. Saya mendapat banyak keuntungan, seperti potongan harga

tertentu yang hanya berlaku bagi pengguna kartu kredit

4. Saya selalu membawa uang tunai dan tidak mengandalkan

kartu kredit ketika berbelanja

5. Saya tidak perlu repot membawa uang tunai dalam jumlah

banyak karena memiliki kartu kredit

6. Saya dapat melakukan transaksi sesuai dengan uang tunai

yang saya miliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

92

7. Saya merasa dimudahkan karena dengan membawa kartu

kredit dapat melakukan transaksi apapun

8. Saya selalu membawa banyak uang tunai terlebih ketika

pergi ke luar negeri

9. Saya tidak tertarik dengan potongan harga tertentu yang

hanya berlaku bagi pengguna kartu kredit

10. Saya tidak merasa kerepotan walaupun membawa uang

tunai dalam jumlah banyak

11. Saya menggunakan kartu kredit ketika ada kebutuhan

mendadak dan tidak memiliki uang tunai

12. Saya tidak perlu merasa was-was karena membawa uang

tunai dalam jumlah besar, cukup membawa kartu kredit

untuk membayar apapun

Terimakasih atas partisipasinya

Lampiran 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

93

Reliabilitas Skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

94

A. Hasil Reliabilitas dan Korelasi Item-Total Skala Kecenderungan Pembelian

Impulsif

1. Hasil Awal

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

VAR00001 49.0800 64.565 .699 .860

VAR00002 49.2200 66.869 .669 .863

VAR00003 48.9600 65.958 .625 .863

VAR00004 49.5400 71.396 .119 .877

VAR00005 49.0800 68.198 .392 .870

VAR00006 49.6800 68.222 .493 .867

VAR00007 49.0400 65.100 .636 .862

VAR00008 48.8200 66.436 .471 .867

VAR00009 49.3600 65.949 .517 .866

VAR00010 49.4400 67.435 .547 .866

VAR00011 48.9600 65.264 .659 .862

VAR00012 48.8200 67.416 .563 .865

VAR00013 49.2400 67.778 .582 .866

VAR00014 49.1800 65.661 .681 .862

VAR00015 49.4800 70.949 .172 .875

VAR00016 49.2600 70.360 .266 .873

VAR00017 48.6600 73.780 -.113 .908

VAR00018 49.0400 65.141 .695 .861

VAR00019 49.2600 65.502 .647 .862

VAR00020 49.2600 68.645 .293 .873

VAR00021 49.2600 67.911 .587 .866

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.873 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

95

VAR00022 49.0400 65.590 .651 .862

VAR00023 49.3600 67.500 .529 .866

VAR00024 49.3200 68.957 .437 .869

2. Hasil Setelah Seleksi Item

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

VAR00001 42.8000 61.673 .702 .910

VAR00002 42.9400 63.649 .707 .911

VAR00003 42.6800 62.793 .652 .911

VAR00005 42.8000 65.143 .403 .917

VAR00006 43.4000 65.143 .509 .914

VAR00007 42.7600 62.064 .651 .911

VAR00008 42.5400 62.947 .520 .915

VAR00009 43.0800 62.932 .527 .914

VAR00010 43.1600 64.545 .543 .914

VAR00011 42.6800 62.263 .671 .911

VAR00012 42.5400 64.621 .549 .914

VAR00013 42.9600 64.733 .596 .913

VAR00014 42.9000 62.704 .688 .911

VAR00016 42.9800 67.408 .262 .919

VAR00018 42.7600 62.227 .699 .910

VAR00019 42.9800 62.510 .658 .911

VAR00020 42.9800 65.449 .312 .920

VAR00021 42.9800 64.632 .631 .912

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.917 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

96

VAR00022 42.7600 62.553 .666 .911

VAR00023 43.0800 64.320 .556 .913

VAR00024 43.0400 66.080 .427 .916

3. Hasil Setelah Pengguran Manual

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.919 20

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

VAR00001 40.7400 59.053 .713 .912

VAR00002 40.8800 61.169 .698 .913

VAR00003 40.6200 60.240 .654 .913

VAR00005 40.7400 62.645 .395 .919

VAR00006 41.3400 62.637 .500 .917

VAR00007 40.7000 59.439 .661 .913

VAR00008 40.4800 60.255 .533 .916

VAR00009 41.0200 60.142 .549 .916

VAR00010 41.1000 62.010 .539 .916

VAR00011 40.6200 59.791 .666 .913

VAR00012 40.4800 62.010 .554 .915

VAR00013 40.9000 62.255 .584 .915

VAR00014 40.8400 60.137 .692 .912

VAR00018 40.7000 59.684 .701 .912

VAR00019 40.9200 60.075 .649 .913

VAR00020 40.9200 62.810 .316 .922

VAR00021 40.9200 62.198 .613 .915

VAR00022 40.7000 60.092 .660 .913

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

97

B.Hasil Reliabilitas dan Korelasi Item-Total Skala Persepsi Risiko

1. Hasil Awal

2.Hasil Setelah Seleksi Item

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.800 10

VAR00023 41.0200 61.898 .541 .916

VAR00024 40.9800 63.367 .441 .918

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.719 12

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

VAR00002 22.6600 14.474 .600 .771

VAR00003 22.1200 14.761 .369 .796

VAR00004 22.2000 14.735 .412 .790

VAR00005 21.8600 14.858 .409 .790

VAR00006 22.0400 15.060 .343 .799

VAR00007 22.5400 14.498 .578 .772

VAR00008 22.3000 14.378 .488 .781

VAR00009 22.2800 13.838 .626 .765

VAR00010 22.2400 13.574 .614 .765

VAR00012 22.0600 15.568 .355 .795

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

98

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

VAR00002 22.6600 14.474 .600 .771

VAR00003 22.1200 14.761 .369 .796

VAR00004 22.2000 14.735 .412 .790

VAR00005 21.8600 14.858 .409 .790

VAR00006 22.0400 15.060 .343 .799

VAR00007 22.5400 14.498 .578 .772

VAR00008 22.3000 14.378 .488 .781

VAR00009 22.2800 13.838 .626 .765

VAR00010 22.2400 13.574 .614 .765

VAR00012 22.0600 15.568 .355 .795

D. Hasil Reliabilitas dan Korelasi Item Total Skala Persepsi Manfaat

1. Hasil Awal

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

VAR00001 28.6800 14.630 .372 .748

VAR00002 28.3000 14.378 .508 .731

VAR00003 28.3200 15.120 .390 .745

VAR00004 29.2400 13.533 .613 .716

VAR00005 28.7800 13.032 .675 .706

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.760 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

99

VAR00006 29.3400 17.168 -.017 .778

VAR00007 28.5600 14.741 .427 .740

VAR00008 28.7200 15.798 .186 .769

VAR00009 28.8200 14.885 .379 .746

VAR00010 28.8600 13.756 .658 .714

VAR00011 28.0800 17.014 -.008 .783

VAR00012 28.8200 14.436 .502 .732

2. Hasil Setelah Seleksi Item dan Pengguguran Item

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.812 9

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

VAR00001 20.8600 12.817 .308 .820

VAR00002 20.4800 12.010 .572 .785

VAR00003 20.5000 12.704 .453 .799

VAR00004 21.4200 11.555 .600 .781

VAR00005 20.9600 10.856 .716 .763

VAR00007 20.7400 12.645 .419 .803

VAR00009 21.0000 12.531 .425 .803

VAR00010 21.0400 11.835 .626 .779

VAR00012 21.0000 12.449 .474 .797

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

100

Lampiran 3

Skala Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

101

SKALA PENELITIAN

Disusun oleh :

Elisabeth Yulia C

119114105

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

102

Saya merupakan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma angkatan

2011 dan sedang melakukan penelitian untuk memenuhi syarat memperoleh gelar

sarjana. Saya bermaksud meminta bantuan Saudara untuk meluangkan waktu sejenak

mengisi skala penelitian ini. Saya berharap Saudara mengisi skala ini secara lengkap

dan sesuai keadaan, perasaan, dan pikiran Saudara/

Kesediaan Saudara berpartisipasi dalam penelitian ini sangat berguna bagi

perkembangan penelitian ini. Data pribadi anda dan semua jawaban ini akan terjamin

kerahasiaannya. Data dan informasi yang saya dapatkan dari skala ini akan

dilaporkan dalam bentuk perhitungan statistic dan kesimpulan skripsi atau karya

ilmiah tanpa mengungkapkan identitas Saudara.

Demikian harapan saya. Atas kesediaan, waktu, dan kerjasamanya yang telah

diberikan, saya ucapkan terimakasih.

Yogyakarta, Desember 2015

Elisabeth Yulia C

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

103

PERNYATAAN KESEDIAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Jenis Kelamin

Laki – laki

Perempuan

Rentang Usia

20 – 26 tahun

27- 33 tahun

34 – 40 tahun

Pekerjaan

Pelajar / Mahasiswa

Pegawai / Karyawan

Lainnya

Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya untuk mengisi kuesioner ini tanpa

adanya paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun, saya berpartisipasi secara

sukarela demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini.

Semua respon yang saya berikan mewakili apa yang saya alami dalam kehidupan

sehari-hari saya dan bukan atas pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga

memberikan izin agar jawaban saya dapat digunakan sebagai data untuk penelitian

ilmiah.

Yogyakarta, Desember 2015

(…………………..)

*Diisi dengan tanda centang ()

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

104

PETUNJUK PENGERJAAN

Berikut ini terdapat beberapa pernyataan yang terkait dengan apa yang anda rasakan

dan anda alami ketika sedang membeli barang atau berbelanja sehubungan dengan

keinginan pribadi anda (bukan berbelanja untuk keperluan anggota keluarga atau

kebutuhan rumah tangga).

Anda hanya diminta untuk memberikan persetujuan anda terhadap pernyataan-

pernyataan yang disajikan dengan membubuhkan tanda centang () pada kolom

jawaban yang paling mewakili keadaan atau kondisi yang anda alami. Empat pilihan

jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut :

Kolom SS, jika pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan kondisi anda

Kolom S, jika pernyataan tersebut Sesuai dengan kondisi anda

Kolom TS, jika pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan kondisi anda

Kolom STS, jika pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan kondisi anda

Masing-masing orang memiliki jawaban yang berbeda untuk setiap pernyataan, oleh

sebab itu pilihlah jawaban yang paling sesuai untuk mewakili kesetujuan anda

terhadap pernyataan yang disajikan. Tidak ada jawaban yang salah.

Selamat mengerjakan, jangan sampai ada yang terlewatkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

105

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya merasa kurang dapat mengontrol perasaan saya saat

membeli barang

2. Saya dapat menahan keinginan untuk membeli produk

walaupun saya sangat menyukainya

3. Saya tidak pernah membuat perencaanaan ketika

berbelanja

4. Saya bukan tipe orang yang langsung „jatuh cinta pada

pandangan pertama‟ dengan hal-hal yang saya lihat di toko

5. Saya mempertimbangkan harga suatu barang sebelum saya

membelinya

6. Saya menyesal ketika melewatkan barang dengan

potongan harga yang menarik begitu saja

7. Saya sering membeli barang di luar perencanaan

sebelumnya

8. Saya merasa senang bila dapat membeli produk yang

sedang tren meskipun saya tidak membutuhkannya

9. Saya membeli barang di toko tanpa

mempertimbangkannya terlebih dahulu

10. Saya membeli barang sesuai daftar belanja yang saya buat

11. Saya sering tiba-tiba membeli barang yang menarik

perhatian saya

12. Saya mampu mengendalikan perasaan ketika melihat

barang yang menarik di toko

13. Saya merasa baik-baik saja ketika melewatkan barang

dengan potongan harga yang menarik

14. Saya sering tergesa-gesa dalam memutuskan membeli

suatu barang yang saya inginkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

106

15. Saya membeli barang dengan pertimbangan yang matang

16. Saya segera membeli barang yang saya suka berapapun

harganya

17. Saya langsung membeli barang yang suka ketika

melihatnya di toko

18. Saya membuat daftar perencanaan sebelum berbelanja

19. Saya selalu memikirkan dengan matang barang apa saja

yang akan saya beli

20. Saya membeli produk sesuai kebutuhan dan tidak harus

mengikuti tren terbaru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

107

Skala II

PETUNJUK PENGERJAAN

Berikut ini terdapat beberapa pernyataan yang terkait dengan apa yang anda rasakan

dan anda alami ketika menggunakan kartu kredit.

Anda hanya diminta untuk memberikan persetujuan anda terhadap pernyataan-

pernyataan yang disajikan dengan membubuhkan tanda centang () pada kolom

jawaban yang paling mewakili keadaan atau kondisi yang anda alami. Empat pilihan

jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut :

Kolom SS, jika pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan kondisi anda

Kolom S, jika pernyataan tersebut Sesuai dengan kondisi anda

Kolom TS, jika pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan kondisi anda

Kolom STS, jika pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan kondisi anda

Masing-masing orang memiliki jawaban yang berbeda untuk setiap pernyataan, oleh

sebab itu pilihlah jawaban yang paling sesuai untuk mewakili kesetujuan anda

terhadap pernyataan yang disajikan. Tidak ada jawaban yang salah.

Selamat mengerjakan, jangan sampai ada yang terlewatkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

108

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya merasa memiliki uang lebih dari kartu kredit

walaupun itu nyatanya bukan milik saya

2. Saya khawatir ketika menggunakan kartu kredit, orang-

orang akan berpikir buruk tentang saya

3. Saya ragu-ragu ketika menggunakan kartu kredit karena

bunga yang harus saya bayarkan terlalu tinggi

4. Saya khawatir adanya kesalahan sistem yang membuat

saya mendapat tagihan transaksi dari bank yang sebetulnya

tidak saya lakukan

5. Saya yakin akan tetap diterima oleh lingkungan walaupun

tidak bisa membayar tagihan utang bank

6. Saya yakin saya mampu membayar bunga ketika saya

menggunakan kartu kredit

7. Saya takut dikucilkan apabila tidak bisa membayar tagihan

utang bank

8. Saya yakin kartu kredit saya tidak akan mengalami

masalah ketika saya gunakan

9. Saya yakin orang lain di sekitar saya tidak akan

memberikan tanggapan negatif ketika ada masalah dalam

penggunaan kartu kredit saya

10. Saya percaya tidak akan ada kesalahan sistem dari

penggunaan kartu kredit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

109

Skala III

PETUNJUK PENGERJAAN

Berikut ini terdapat beberapa pernyataan yang terkait dengan apa yang anda rasakan

dan anda alami ketika menggunakan kartu kredit.

Anda hanya diminta untuk memberikan persetujuan anda terhadap pernyataan-

pernyataan yang disajikan dengan membubuhkan tanda centang () pada kolom

jawaban yang paling mewakili keadaan atau kondisi yang anda alami. Empat pilihan

jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut :

Kolom SS, jika pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan kondisi anda

Kolom S, jika pernyataan tersebut Sesuai dengan kondisi anda

Kolom TS, jika pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan kondisi anda

Kolom STS, jika pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan kondisi anda

Masing-masing orang memiliki jawaban yang berbeda untuk setiap pernyataan, oleh

sebab itu pilihlah jawaban yang paling sesuai untuk mewakili kesetujuan anda

terhadap pernyataan yang disajikan. Tidak ada jawaban yang salah.

Selamat mengerjakan, jangan sampai ada yang terlewatkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

110

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya tidak merasa khawatir walaupun membawa uang

tunai dalam jumlah besar ketika bertransaksi atau

membayar sesuatu

2. Saya merasa kartu kredit praktis karena dapat diterima di

seluruh dunia

3. Saya mendapat banyak keuntungan, seperti potongan harga

tertentu yang hanya berlaku bagi pengguna kartu kredit

4. Saya selalu membawa uang tunai dan tidak mengandalkan

kartu kredit ketika berbelanja

5. Saya tidak perlu repot membawa uang tunai dalam jumlah

banyak karena memiliki kartu kredit

6. Saya merasa dimudahkan karena dengan membawa kartu

kredit dapat melakukan transaksi apapun

7. Saya tidak tertarik dengan potongan harga tertentu yang

hanya berlaku bagi pengguna kartu kredit

8. Saya tidak merasa kerepotan walaupun membawa uang

tunai dalam jumlah banyak

9. Saya tidak perlu merasa was-was karena membawa uang

tunai dalam jumlah besar, cukup membawa kartu kredit

untuk membayar apapun

Terimakasih atas partisipasinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

111

Lampiran 4

Hasil Uji Beda Mean (Uji-t)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

112

A. Uji Beda Mean Empirik dan Mean Teoretik Kecenderungan Pembelian

Impulsif

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

PembelianImpulsif 100 43.2700 7.53558 .75356

B. Uji Beda Mean Empirik dan Teoretik Persepsi Risiko

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

PersepsiRisiko 100 24.5100 2.45565 .24556

C. Uji Beda Mean Empirik dan Mean Teoretik Dimensi Persepsi Manfaat

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Produktivitas 100 7.3800 2.157 .2157

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Efektivitas 100 7.1200 2.701 .2701

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Manfaat seluruh 100 6.9300 2.759 .2759

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

113

Lampiran 5

Uji Normalitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

114

Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

PembelianImpulsif .089 100 .051

PersepsiRisiko .152 100 .000

Produktivitas .144 100 .000

Efektivitas .132 100 .000

Manfaat seluruh .165 100 .007

a. Lilliefors Significance Correction

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

115

Lampiran 6

Uji Linearitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

116

Uji Linearitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

117

Lampiran 7

Uji Hipotesis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI RISIKO DENGAN PERSEPSI …

118

Uji Hipotesis Kecenderungan Pembelian Impulsif dengan Persepsi Risiko dan

Persepsi Manfaat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI