28
1 HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL PADA SISWA KELAS III SMU Lilis Selytania Sukarti INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi ujian nasional. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi ujian nasional. Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas tiga di SMUN III kota Banjar, yang akan menghadapi ujian nasional.Tekhnik pengambilan subjek adalah dengan tekhnik purposive sampling technique. Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kecemasan menghadapi ujian nasional berjumlah 50 aitem yang dibuat oleh peneliti berdasarkan teori dari Sue, dkk (1986) dengan reliabilitas alpha 0,934 dan skala kepercayaan diri berhumlah 34 aitem yang dimodifikasi oleh peneliti dari Lauster (1976). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 12.00 for windows, untuk menguji apakah terdapat hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi ujian nasional . Tekhnik analisis yang dipakai adalah korelasi product moment dari Pearson menunjukkan korelasi sebesar r = -0.608 dengan p = 0.000 (p<0.01), yang artinya ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi ujian nasional. Semakin tinggi kepercayaan diri maka semakin rendah kecemasan menghadapi ujian nasional. Sebaliknya semakin rendah kepercayaan diri semakin tinggi kecemasan menghadapi ujian nasional. Jadi hipotesis yang diajukan diterima. Kata Kunci : Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional, Kepercayaan Diri

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

1

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN

MENGHADAPI UJIAN NASIONAL PADA SISWA KELAS III SMU

Lilis Selytania Sukarti

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi ujian nasional. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi ujian nasional. Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas tiga di SMUN III kota Banjar, yang akan menghadapi ujian nasional.Tekhnik pengambilan subjek adalah dengan tekhnik purposive sampling technique. Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kecemasan menghadapi ujian nasional berjumlah 50 aitem yang dibuat oleh peneliti berdasarkan teori dari Sue, dkk (1986) dengan reliabilitas alpha 0,934 dan skala kepercayaan diri berhumlah 34 aitem yang dimodifikasi oleh peneliti dari Lauster (1976).

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 12.00 for windows, untuk menguji apakah terdapat hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi ujian nasional. Tekhnik analisis yang dipakai adalah korelasi product moment dari Pearson menunjukkan korelasi sebesar r = -0.608 dengan p = 0.000 (p<0.01), yang artinya ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi ujian nasional. Semakin tinggi kepercayaan diri maka semakin rendah kecemasan menghadapi ujian nasional. Sebaliknya semakin rendah kepercayaan diri semakin tinggi kecemasan menghadapi ujian nasional. Jadi hipotesis yang diajukan diterima.

Kata Kunci : Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional, Kepercayaan Diri

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

2

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN

MENGHADAPI UJIAN NASIONAL PADA SISWA KELAS III SMU

Pengantar

Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan diperlukan untuk mempersiapkan generasi muda agar

menjadi sumber daya manusia (SDM), yang mampu bersaing dalam era

persaingan bebas. Pendidikan sangat terkait dengan adanya sistem pendidikan

yang diterapkan, karena sistem pendidikan memainkan peranan penting dalam

menciptakan peserta didik yang berkualitas, tangguh, kreatif, mandiri dan

profesional. Oleh karena itu, untuk mewujudkan tujuan dari sistem pendidikan

evaluasi memegang peranan yang amat penting. Dari evaluasi itu para pengambil

keputusan pendidikan mendasari diri dalam memutuskan apakah seseorang siswa

dapat dinyatakan lulus atau tidak serta layak diberikan sertifikasi atau tidak.

Tanpa evaluasi tidak dapat diketahui sejauhmana keluaran pendidikan telah sesuai

atau bahkan menyimpang dari tujuan awal yang telah dicanangkan. Evaluasi yang

dilakukan secara benar akan banyak manfaatnya karena dari hasil evaluasi itu

akan diperoleh umpan balik yang berharga bagi masukkan maupun proses

pendidikan (Hisyam, 2000). Terkait dengan persoalan diatas, belum lama ini

banyak terdapat perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem evaluasi belajar

di Indonesia.

Sejak tahun ajaran 2002/2003, pemerintah mengganti Evaluasi Belajar

Tahap Akhir Nasional (Ebtanas) menjadi Ujian Akhir Nasional (UAN) sebagai

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

3

tolak ukur atau parameter akhir dari proses pendidikan. Sistem UAN diberlakukan

pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Madrasah Tsanawiyah (MTs),

Sekolah Menengah Umum (SMU), Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK), sedangkan mata pelajaran yang diujiankan hanyalah

matematika, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Dalam mekanisme Ujian

Nasional yang diselenggarakannya, pemerintah telah mematok standar nilai

kelulusan 3,01 pada tahun 2002/2003 menjadi 4,01 pada tahun 2003/2004 dan

4,25 pada tahun 2004/2005 (Koran Tempo, 4 Februari 2005).

Selanjutnya pada tahun pelajaran 2005/2006, UAN berganti istilah menjadi

Ujian Nasional (UN). Kebijakan yang berlaku juga berbeda dari tahun ke tahun

sebelumnya. Nilai minimal standar kelulusan yang semula 4.25 dinaikan menjadi

4,26 untuk nilai setiap mata pelajaran dan rata-rata nilai ujian nasional harus lebih

dari 4,5. ini berarti nilai ketiga mata pelajaran jumlahnya minimal harus 13,5.

kebijakan ini sesuai dengan PP No.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Apabila tidak lulus pada ujian tersebut, siswa peserta harus mengulang ujian pada

Ujian Nasional tahun berikutnya (Pikiran Rakyat, 19 Oktober 2005).

Untuk tahun ajaran 2006/2007, Menteri Pendidikan Nasional membuat

peraturan standar kelulusan baru. Pada aturan baru itu, semua siswa dinyatakan

lulus dengan syarat nilai ujian nasional (UN)-nya minimal 5,0 dan nilai ujian

sekolah (US)-nya minimal harus 6,0. Padahal, pada tahun ajaran sebelumnya,

siswa dinyatakan lulus hanya dengan melihat nilai UN-nya saja. Mata pelajaran

yang di-UN-kan dan harus diikuti oleh siswa IPS adalah Bahasa Indonesia,

Bahasa Inggris dan Ekonomi/Akutansi. Sedangkan mata pelajaran yang di UN-

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

4

kan, adalah Geografi, Sosiologi, Sejarah, PPKN, Olahraga, Kesenian, Agama dan

Matematika. Sedangkan mata pelajaran UN untuk siswa IPA adalah Bahasa

Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika. Untuk US-nya, mata pelajaran yang

harus diikuti siswa adalah Fisika, Biologi, Kimia, PPKN, Agama, Olahraga,

Kesenian dan Sejarah (http://www.republika.co.id/).

Meskipun nilai standarisasi kelulusan UN bertambah dari tahun ke tahun

dan dirasakan sebagai beban berat bagi siswa, namun kenyataannya mau tidak

mau Ujian Nasional (UN) harus tetap diikuti dan tetap berfungsi sebagai “hakim”

yang dapat memutuskan seorang itu bernasib baik (lulus) atau buruk (tidak lulus).

Dalam situasi yang seperti ini akan muncul perasaan tertekan, kekhawatiran dan

ketakutan akan kegagalan dalam UN tersebut yang dirasakan oleh berbagai pihak,

diantaranya para guru, orangtua siswa dan siswa itu sendiri. Tentu saja derajat

kecemasan siswa berbeda-beda. Namun prinsipnya, tinggi rendahnya kecemasan

seseorang terhadap sesuatu ditentukan oleh berat ringannya konsekuensi yang

akan diterimanya jika mengalami kegagalan. Kenyatan tidak lulus dan harus

mengulangi kelas tiga lagi jika gagal ujian adalah konsekuensi yang sangat berat

bagi siswa (http://psikologi.umm.ac.id/).

Salah satu aspek kepribadian yang menunjukkan sumber daya manusia yang

berkualitas adalah tingkat kepercayaan diri seseorang. Kepercayaan diri berfungsi

penting untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki oleh seseorang. Banyak

masalah yang timbul karena seseorang tidak memiliki kepercayaan diri, misalnya

saja siswa yang menyontek saat ujian merupakan salah satu contoh bahwa siswa

tersebut tidak percaya pada kemampuan dirinya sendiri, ia lebih menggantungkan

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

5

kepercayaannya pada pihak lain. Hal ini menggambarkan ketidaksiapan terutama

para diri siswa dalam menghadapi ujian nasional. Selain itu rendahnya rasa

percaya diri yang dimiliki siswa, mendorong siswa untuk melakukan kecurangan

dalam mengerjakan soal-soal ujian nasional. Ini dilakukan karena adanya

perasaan-perasaan tertekan dan cemas yang dialami oleh siswa karena takut gagal

dan tidak lulus dalam ujian nasional yang memiliki standar penilaian yang sangat

ketat.

Seorang siswa yang memiliki kepercayaan diri akan berusaha keras dalam

melakukan kegiatan belajar. Seseorang memiliki kepercayaan tinggi memiliki rasa

optimis dalam mencapai sesuatu sesuai dengan diharapankan. Sebaliknya,

seseorang yang memiliki kurang memiliki kepercayaan diri menilai bahwa dirinya

kurang memiliki kemampuan. Penilaian negatif mengenai kemampuannya

tersebut dapat menghambat usaha yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan

yang akan dicapai. Pandangan dan penilaian negatif tersebut menyebabkan siswa

tidak melakukan sesuatu kegiatan dengan segala kemampuan yang dimiliki.

Padahal mungkin sebenarnya kemampuan tersebut dimilikinya. Siswa yang

kurang percaya diri akan semakin sulit mencapai harapan dan cita-cita yang

diinginkan, keadaan ini akan menimbulkan perasaan cemas pada

ketidakmampuannya tersebut terutama pada saat siswa menghadapi Ujian

Nasional pada tahun ajaran 2006/2007 dengan standarisasi nilai kelulusan

semakin tinggi yaitu minimal 5,0.

Berdasarkan uraian diatas, diasumsikan bahwa ada hubungan negatif antara

kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa SMU.

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

6

Semakin tinggi tingkat kepercayaan diri siswa maka semakin rendah kecemasan

menghadapi ujian nasional dan sebaliknya.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepercayaan diri

dengan kecemasan terhadap ujian nasional pada siswa SMU.

Tinjauan Pustaka

Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional

Pengertian Kecemasan

Kecemasan biasanya timbul karena ancaman atau bahaya yang tidak nyata

yang sewaktu-waktu mungkin terjadi pada diri individu, misalnya individu tiba-

tiba merasa cemas karena dia berada dalam lingkungan yang baru ataupun dalam

situasi atau lingkungan yang kurang mendukungnya. Biasanya kecemasan bersifat

subjektif serta ditandai dengan adanya perasaan tegang, khawatir, takut dan

adanya perubahan fisiologis seperti peningkatan denyut nadi, pernafasan, dan

tekanan darah (Lazarus, 1976).

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kecemasan ialah suatu

kondisi atau perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan yang mengancam diri

individu, dimana objek penyebab kecemasan itu tidak jelas. Sehingga

menyebabkan individu merasa khawatir, was-was, dan tidak tahu terhadap apa

yang terjadi di masa yang akan datang. Orang yang merasa cemas dapat diketahui

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

7

dengan melihat gejala-gejala fisiologis maupun psikologis yang timbul oleh rasa

cemas tersebut.

Pengertian Kecemasan MenghadapiUN

Menurut Lewis (Larinta, 2006) kecemasan menghadapi tes adalah

pengalaman buruk yang kurang menyenangkan yang dialami individu baik disaat

persiapan tes, menjelang dan selama pelaksanaan tes. Seseorang yang menderita

kecemasan yang tinggi dalam menghadapi tes menyebabkan seseorang terhambat

atau kurang dalam memperoses informasi dan tidak dapat menemukan cara

pemecahan masalah yang tepat.

Kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa SMU adalah suatu keadaan

atau perasaan yang tidak menyenangkan yang mengakibatkan siswa mengalami

perasaan khawatir, tegang, takut dan tidak berdaya dalam tingkat yang berbeda-beda

karena ketidakmampuan menyesuaikan diri yang timbul pada saat menghadapi ujian

nasional.

Aspek-Aspek Kecemasan

Sue, dkk (1986) membagi kecemasan dalam bentuk reaksi kecemasan, yang

dibagi menjadi empat aspek yang menunjuk pada gejala-gejala yang mungkin

dihadapi oleh pelajar saat mereka cemas menghadapi ujian, yaitu:

a. Reaksi kognitif, bervariasi dari rasa khawatir yang ringan sampai dengan rasa

panik. Reaksi ini muncul berupa kesukaran dalam konsentrasi, sukar membuat

keputusan dan sulit tidur.

b. Reaksi motorik, berupa gelisah, melangkah tidak menentu, menekan-nekan

ruas jari, menggigit bibir dan kuku jari.

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

8

c. Reaksi somatik, meliputi reaksi fisik dan biologis seperti bernafas pendek-

pendek, mulut kering, tangan dan kaki dingin, sakit perut, sering buang air

kecil, pusing, jantung berdebar, tekanan darah meningkat, berkeringat, otot

menegang (khususnya pada bagian leher dan bahu).

d. Reaksi afektif, berupa kekhawatiran dan gelisah.

Kecemasan menghadapi ujian akan mempengaruhi keadaan seseorang yang

ditunjukkan dengan timbulnya reaksi-reaksi fisik maupun psikis yang

menyebabkan terganggunya performasi siswa saat mempersiapkan dan

mengerjakan ujian.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan

Menurut Atkinson dan Hilgard (1996) timbulnya kecemasan bersumber dari

dua faktor yang terjadi pada diri individu yaitu: a) faktor internal yakni faktor

yang ada dalam diri sendiri; misalnya perasaan tidak mampu, tidak percaya diri,

perasaan bersalah dan rendah diri; b) faktor eksternal, merupakan dari luar diri

sendiri; seperti dukungan dan kondisi lingkungan keluarga, masyarakat, dan

sebagainya.

Kecemasan yang dialami oleh siswa SMU adalah kecemasan pada saat

menghadapi ujian nasional yang dianggap sebagai sesuatu yang mengancam yang

dapat menimbulkan kecemasan pada diri siswa tersebut. Secara emosional siswa

yang merasa tidak mampu akan semakin cemas, hal ini karena ujian nasional

memiliki standarisasi penilaian yang sangat ketat.

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

9

Kepercayaan Diri

Pengertian Kepercayaan Diri

Lauster (1978) menjelaskan kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau

perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan

tidak terlalu cemas dalam tindakan-tindakannya, dapat merasa bebas melakukan

hal yang disukainya bertanggung jawab atas perbuatannya, hangat dan sopan

dalam berinteraksi dengan orang dan memiliki dorongan untuk berprestasi serta

dapat mengenal kelebihan dan kekurangannya. Kepercayaan diri merupakan

keyakinan terhadap diri sendiri bahwa ia memiliki kemampuan dan kelemahan,

dan dengan kemampuan tersebut ia merasa optimis dan yakin akan mampu

mengatasi masalahnya dengan baik (Dariyo, 2004).

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepercayaan diri adalah

suatu sikap atau perasaan yakin pada kemampuan diri sendiri, yang didasari atas

tindakan antisipatif yang cenderung mengarah kearah masa depan sehingga timbul

rasa optimis untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan.

Aspek-Aspek Kepercayaan Diri

Aspek-aspek kepercayaan diri menurut Lauster (1978) aspek-aspek

kepercayaan diri meliputi:

1) Optimis

Yaitu sikap positif seseorang yang selalu berpandangan baik dalam

menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemampuan.

2) Keyakinan pada kemampuan sendiri

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

10

Sikap positif seseorang yang mengerti dengan sungguh-sungguh akan apa

yang dilakukannya.

3) Toleransi

Sikap menghargai, menenggang, tidak mau capur tangan serta membiarkan

tindakan, sikap dan pendapat orang lain.

4) Ambisi normal

Suatu keadaan seseorang yang memiliki keinginan untuk mencapai segala

sesuatu yang dicita-citakan.

5) Tanggung jawab

Kesediaan seseorang untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi

konsekuensinya.

6) Rasa aman

Keadaan seseorang yang merasa tidak takut dan khawatir mengenai pemuasan

kebutuhannya dikemudian hari dan mampu menghadapi segala sesuatu

dengan tenang.

7) Mandiri

Sikap positif seseorang untuk tidak bergantung pada orang lain.

8) Mudah menyesuaikan diri

Sikap positif yang dimiliki oleh seseorang untukmelakukan interaksi dengan

lingkungan sekitarnya sehingga merasa sesuai dan cocok dengan lingkungan

tersebut.

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

11

Faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri

Wibowo (1998) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi

kepercayaan diri adalah :

a. Pola asuh

Kepercayaan diri bukan merupakan sifat bawaan. Kepercayaan diri sudah

terbentuk pada tahun pertama yang diperoleh dari perlakuan orang yang

merawat, mengasuh, dan memenuhi segala kebutuhan anak. Sikap orang tua

yang terlalu melindungi menyebabkan rasa percaya diri anak kurang, karena

sikap tersebut membatasi pengalaman anak (Gunarsa dan Gunarsa, 1991).

b. Tingkat pendidikan

Syamsial (Wibowo, 1998) menunjukkan bahwa remaja yang tamatan SLTA

cenderung memiliki kepercayaan diri lebih tinggi dari pada remaja yang putus

sekolah.

c. Jenis kelamin

Menurut Hurlock (1990) perbedaan kepercayaan diri antara pria dan wanita

disebabkan karena sejak dulu di masyarakat terbentuk anggapan bahwa peran

pria dianggap lebih bergengsi daripada wanita. Hal ini tentu akan berpengaruh

terhadap perkembangan konsep diri dan harga diri yang pada akhirnya juga

berpengaruh pada perkembangan kepercayaan diri.

d. Penampilan fisik

Hurlock (1990) berpendapat bahwa reaksi seseorang terhadap penampilan

dirinya sendiri dan reaksi orang lain terhadap penampilan orang tersebut,

berpengaruh pada pembentukan konsep diri dan harga diri yang pada akhirnya

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

12

mempunyai kepercayaan diri. Jika reaksi yang didapat adalah reaksi positif,

maka penampilan diri merupakan unsur yang menguntungkan bagi

kepercayaan diri. Sebaliknya, apabila reaksi yang diperoleh adalah reaksi

negatif, maka penampilan diri menjadi unsur yang merugikan bagi

perkembangan kepercayaan diri.

e. Status sosial ekonomi,

Penelitian Schulz (1994) menemukan bahwa anak yang dilahirkan dalam

keluarga kelas atas (upper class) memiliki kepercayaan diri yang lebih baik

daripada anak-anak yang dilahirkan dalam keluarga kelas bawah (lower

class). Hal ini disebabkan anak-anak yang berasal dari keluarga atas memiliki

status sosial yang lebih mapan dan terpandang dalam pergaulan, mereka

cenderung lebih dihargai dan diperhatikan sehingga mereka cenderung lebih

percaya diri.

f. Prestasi Belajar

Kumara (1990) dalam penelitiannya terhadap sekelompok mahasiswa fakultas

psikologi Universitas Gajah Mada, menemukan bahwa prestasi belajar

berpengaruh pada kepercayaan diri. Menurut mahasiswa yang berprestasi

belajarnya tinggi ternyata lebih percaya diri daripada mahasiswa yang

berprestasi belajarnya rendah.

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

13

Dinamika Psikologis Antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Menghadapi

Ujian Nasional pada Siswa SMU

Masa remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak menjadi dewasa,

bukan hanya dalam artian psikologis tetapi juga fisik. Secara lebih rinci menurut

Thornburg (Dariyo, 2004) masa remaja terbagi menjadi tiga tahap, yaitu: (a)

remaja awal (usia 13-14 tahun), pada masa ini umumnya individu telah memasuki

pendidikan di bangku sekolah menegah tingkat pertama (SLTP); (b) remaja

tengah (usia 15-17 tahun) sedangkan masa remaja tengah, individu sudah duduk

di sekolah menengah atas (SMU); (c) ramaja akhir (usia 18-21 tahun) pada masa

ini remaja umumnya sudah memasuki perguruan tinggi atau lulus SMU dan

mungkin sudah bekerja.

Dalam kaitannya dengan masa perkembangan remaja, Erikson (Gunarsa,

2003) berpendapat bahwa pada masa remaja tujuan utama dari keseluruhan

perkembanganya adalah pembentukan identitas diri. Setiap individu harus melalui

tugas-tugas perkembangan sesuai dengan tahap perkembangannya. Menurut

Hurlock (1980) salah satu tugas perkembangan remaja yaitu berhubungan dengan

penyesuaian sosial. Keberhasilan individu dalam menunaikan tugas

perkembangannya, akan menentukan perkembangan kepribadiannya. Seorang

individu yang mampu menjalaninya dengan baik akan timbul perasaan mampu

percaya diri, berharga, dan optimis menghadapi masa depannya, sebaliknya

individu yang gagal akan merasakan bahwa dirinya adalah orang yang tidak

mampu, putus asa, ragu-ragu, rendah diri, dan pesimis menghadapi masa

depannya (Dariyo, 2004).

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

14

Lingkungan sosial seperti sekolah, memiliki arti penting bagi

perkembangan remaja. Menurut Sulaeman (1995) sekolah menengah mempunyai

pengaruh yang sangat kuat dalam membentuk konsep-konsep para remaja tentang

siapa dirinya dan akan menjadi apa kelak. Sekolah menengah juga merupakan

jalan ke arah dunia yang lebih luas yang akan dimasuki oleh para remaja. Apa bila

para remaja berhasil di sekolah menengah, masa depan tetap terbuka. Sebaliknya

apabila mengalami kegagalan dan meninggalkan sekolah, maka akan berpengaruh

bagi masa depannya. Berkaitan dengan hal ini Gunarsa (2003) menyebutkan

bahwa pada diri remaja mengalami perubahan-perubahan yang tidak saja didalam

dirinya, akan tetapi juga perubahan dari luar dirinya, seperti perubahan sikap

orang tua, anggota keluarga lain, sikap guru-guru di sekolah, cara dan metodik

mengajar guru yang berbeda, dan kurikulum yang berubah.

Adanya perubahan sistem kurikulum pada evaluasi belajar dari Evaluasi

Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS) menjadi Ujian Nasional (UN) sejak

pada tahun ajaran 2002/2003, membawa pengaruh pada diri siswa yang dapat

berupa perasaan cemas. Hal ini dapat dilihat dari fenomena banyaknya siswa yang

tidak lulus dalam ujian nasional pada tahun-tahun sebelumnya, yang disebabkan

oleh nilai standar kelulusan yang ditetapkan relatif tinggi dan terus meningkat tiap

tahunnya, materi yang diujikan hanya mencakup tiga mata pelajaran misalnya

untuk siswa program IPA materi yang diujikan yaitu, Bahasa Inggris, Bahasa

Indonesia, dan Matematika; sedangkan untuk siswa program IPS materi yang

diujikan yaitu, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan Ekonomi/Akuntansi.

Adanya perubahan-perubahan tersebut diatas dapat menimbulkan kecemasan

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

15

tersendiri bagi siswa dalam menghadapi ujian nasional. Dari keadaan ini siswa

yang mengalami perasaan cemas, akan menganggap ujian nasional sebagai

sesuatu yang mengancam sehingga siswa merasa sulit untuk lulus. Keadaan ini

semakin membuat siswa merasa pesimis, tertekan, dan tidak berdaya dalam

menghadapi ujian nasional.

Salah satu aspek kepribadian yang menunjukkan sumber daya manusia yang

berkualitas adalah tingkat kepercayaan diri seseorang. Kepercayaan diri berfungsi

penting untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki oleh seseorang. Dengan

kepercayaan diri individu akan dapat melakukan sesuatu sesuai dengan

keinginannya yang didasarkan pada cara pandang individu terhadap dirinya.

Individu akan mampu membuka dirinya untuk menerima banyak hal serta dapat

mengembangkan dirinya secara maksimal dan pada akhirnya mampu

menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan (Rahmat, 1991).

Menurut Lauster (1978) kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau

perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan

tidak terlalu cemas dalam tindakan-tindakannya, dapat merasa bebas melakukan

hal yang disukainya bertanggung jawab atas perbuatannya, hangat dan sopan

dalam berinteraksi dengan orang dan memiliki dorongan untuk berprestasi serta

dapat mengenal kelebihan dan kekurangannya.

Kepercayaan diri akan memberikan suatu dampak kepada individu. Hal ini

dijelaskan oleh Weinberg dan Gorld (Satiadarma, 2000) bahwa rasa percaya diri

memberikan dampak-dampak positif pada hal-hal berikut ini:

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

16

a. Emosi, individu yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan lebih mudah

mengendalikan dirinya di dalam suatu keadaan yang menekan.

b. Konsentrasi, seorang individu akan lebih mudah memusatkan perhatiannya

pada hal tertentu tanpa rasa terlalu khawatir.

c. Sasaran, individu cenderung mengarah pada sasaran yang cukup menantang,

karena juga akan mendorong dirinya untuk berupaya lebih baik.

d. Usaha, individu tidak mudah patah semangat dan frustasi dalam berupaya

meraih cita-citanya dan cenderung tetap berusaha kuat secara optimal sampai

usahanya berhasil.

e. Strategi, individu mampu mengembangkan berbagai stategi untuk memperoleh

hasil usahanya.

f. Momentum, seorang individu akan menjadi lebih tenang, ulet, tidak mudah

patah semangat, terus berusaha mengembangkan dan membuka peluang bagi

dirinya.

Dalam kaitannya dengan ujian nasional, siswa yang memiliki kepercayaan

diri akan mensikapi ujian nasional sebagai tantangan yang harus diselesaikan

dengan baik dan penuh tanggung jawab, agar harapan-harapannya dapat tercapai.

Selain itu individu yang memiliki kepercayaan diri akan memiliki sikap positif

mudah dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya, tidak merasa takut

dan khawatir serta menghadapi segala sesuatu dengan tenang. Sebaliknya bagi

siswa yang kurang memiliki rasa percaya diri, akan menganggap ujian nasional

sebagai suatu ancaman yang membuat siswa tersebut merasa cemas.

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

17

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya kepercayaan diri

yang dimiliki siswa akan lebih mendorong dan menumbuhkan perasaan mampu

serta yakin pada kemampuan dirinya, lebih bersikap antisipatif ke arah masa

depan dengan upaya mempersiapkan diri sedini mungkin, sehingga siswa

diharapkan tidak merasa cemas pada saat menghadapi ujian nasional.

Hipotesis

Ada hubungan yang negatif antara kepercayaan diri dengan kecemasan dalam

menghadapi ujian nasional pada siswa SMU. Semakin tinggi kepercayaan diri

maka semakin rendah kecemasan dalam menghadapi ujian nasional pada siswa

SMU, dan sebaliknya.

Metodelogi Penelitian

Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Tergantung : Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional

2. Variabel Bebas : Kepercayaan Diri

Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Pengertian Kecemasan MenghadapiUN

Kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa SMU adalah suatu keadaan

atau perasaan yang tidak menyenangkan yang mengakibatkan siswa mengalami

perasaan khawatir, tegang, takut dan tidak berdaya dalam tingkat yang berbeda-beda

karena ketidakmampuan menyesuaikan diri yang timbul pada saat menghadapi ujian

Page 18: HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

18

nasional. Aspek-aspek kecemasan menghadapi ujian nasional berdasarkan dari teori

Sue, dkk (1986) yaitu manifestasi reaksi kecemasan dibagi menjadi empat aspek

yang menunjuk pada gejala-gejala yang mungkin dihadapi oleh pelajar saat

mereka cemas menghadapi ujian, yaitu:

e. Reaksi kognitif, bervariasi dari rasa khawatir yang ringan sampai dengan rasa

panik. Reaksi ini muncul berupa kesukaran dalam konsentrasi, sukar membuat

keputusan dan sulit tidur.

f. Reaksi motorik, berupa gelisah, melangkah tidak menentu, menekan-nekan

ruas jari, menggigit bibir dan kuku jari.

g. Reaksi somatik, meliputi reaksi fisik dan biologis seperti bernafas pendek-

pendek, mulut kering, tangan dan kaki dingin, sakit perut, sering buang air

kecil, pusing, jantung berdebar, tekanan darah meningkat, berkeringat, otot

menegang (khususnya pada bagian leher dan bahu).

h. Reaksi afektif, berupa kekhawatiran dan gelisah.

Semakin tinggi skor yang diperoleh maka kecemasan menghadapi ujian

nasional semakin tinggi pula, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh

maka kecemasan menghadapi ujian nasional semakin rendah.

2. Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri adalah suatu sikap atau perasaan yakin pada kemampuan

diri sendiri, yang didasari atas tindakan antisipatif yang cenderung mengarah

kearah masa depan sehingga timbul rasa optimis untuk mencapai tujuan-tujuan

yang diharapkan.

Page 19: HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

19

Skala untuk mengukur kepercayaan diri berasal dari teori yang diungkapkan

oleh Lauster (1978) yaitu: 1) rasa aman; 2) ambisi normal; 3) keyakinan pada

kemampuan diri; 4) mandiri; 5) toleran; 6) optimis; 7) tanggung jawab; 8) mudah

menyesuaikan diri. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka kepercayaan diri

semakin tinggi, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh maka

kepercayaan diri semakin rendah.

Subyek Penelitian

Karakteristik subjek yang menjadi sasaran dari penelitian ini adalah siswa

Sekolah Menengah Umum (SMU) sedang duduk di kelas III yang bertempat di

SMUN III Kota Banjar, Jawa Barat. Subjek berjenis kelamin laki-laki dan

perempuan, yang berjumlah 48 orang.

Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan angket. Menurut

Walgito (1989) Angket adalah laporan mengenai diri sendiri. Angket terdiri dari

pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk mengungkap informasi dari subyek

yang relevan dengan tujuan penelitian. Adapun angket yang digunakan dalam

penelitian ini, terdiri dari dua macam, yaitu:

1. Kecemasan menghadapi ujian nasional

Angket yang digunakan untuk mengukur kecemasan menghadapi ujian

nasional berdasarkan teori dari Sue, dkk (1986), yang disusun oleh peneliti, yang

berisi beberapa aspek berikut ini: 1) Reaksi kognitif, 2) Reaksi motorik, 3) Reaksi

Page 20: HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

20

somatik, 4) Reaksi afektif. Dalam skala ini terdapat empat pilihan jawaban yang

tersedia, yaitu :1) Pernyataan favorabel SS (Sangat sesuai) = 4, S (Sesuai) = 3, TS

(Tidak Sesuai) = 2, STS (Sangat Tidak Sesuai) = 1. Sedangkan 2) Pernyataan

unfavorabel STS (Sangat Tidak Sesuai) = 4, TS (Tidak Sesuai) = 3, S (Sesuai) =

2, SS (Sangat Sesuai) = 1.

2. Kepercayaan Diri

Angket kepercayaan diri yang digunakan berdasarkan aspek-aspek yang

dikemukakan oleh Lauster (1978) yang telah dimodifikasi oleh peneliti yaitu: (1)

rasa aman, (2) ambisi normal, (3) keyakinan pada kemampuan diri, (4) mandiri,

(5) toleran, (6) optimis, (7) bertanggung jawab, (8) mudah menyesuaikan diri.

Dalam skala ini terdapat empat pilihan jawaban yang tersedia, yaitu :1)

Pernyataan favorabel SS (Sangat sesuai) = 4, S (Sesuai) = 3, TS (Tidak Sesuai) =

2, STS (Sangat Tidak Sesuai) = 1. Sedangkan 2) Pernyataan unfavorabel STS

(Sangat Tidak Sesuai) = 4, TS (Tidak Sesuai) = 3, S (Sesuai) = 2, SS (Sangat

Sesuai) = 1.

Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam

penelitian ini adalah korelasi product moment (r) dari Pearson. Alasan digunakan

korelasi product moment karena penelitian ini bertujuan untuk melihat ada

tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung (Azwar,

1999). Berdasarkan teknik korelasi product moment, apabila didapatkan koefisien

korelasi yang signifikan, berarti terdapat hubungan antara variabel bebas dan

Page 21: HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

21

variabel tergantung. Sebaliknya apabila koefisien korelasi tidak signifikan, berarti

tidak terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 12,0 for

windows.

Hasil Penelitian

Tabel 1 Deskripsi data penelitian

Empirik Hipotetik Variabel Min Maks M SD Min Maks M SD

Kecemasan Menghadapi UN Kepercayaan diri

88 158 123,42 13,876 77 127 99,79 11,158

50 200 125 25 35 140 87,5 17,5

Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa rerata empirik

kecemasan menghadapi ujian nasional sebesar 123,42 di bawah rerata hipotetik

sebesar 125 dengan standar deviation (SD) sebesar 25. Sedangkan untuk mean

empirik kepercayaan diri sebesar 99,79 diatas rerata hipotetik sebesar 87,5

dengan standar deviation (SD) sebesar 17,5. Hasil kategorisasi subyek pada skala

kecemasan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2 Kategorisasi Skor Variabel Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional

Skor Kategorisasi Jumlah %

X < 80 Sangat Rendah 0 0 %

80 < X < 110 Rendah 9 18,9 %

110 < X < 140 Sedang 36 74,8 %

140 < X < 170 Tinggi 3 6,3 %

X > 170 Sangat Tinggi 0 0

48 100 %

Page 22: HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

22

Hasil masing-masing variabel kecemasan menghadapi ujian nasional

memiliki rentang 170 > X untuk ketegori sangat tinggi, 140 < X = 170 untuk

kategori tinggi, 110 < X = 140 untuk kategori sedang, 80 < X = 110 untuk

kategori rendah, X = 80 untuk kategori sangat rendah. Berdasarkan deskripsi data

penelitian diketahui bahwa rerata empirik keseluruhan subjek adalah 123,42

sehingga dapat disimpulkan bahwa kecemasan menghadapi ujian nasional dalam

penelitian ini berada dalam kategori sedang.

Tabel 3 Kategorisasi Skor kepercayaan diri

Skor Kategorisasi Jumlah %

X < 56 Sangat Rendah 0 0 %

56 < X < 77 Rendah 1 2,1 %

77 < X < 98 Sedang 24 50 %

98 < X < 119 Tinggi 21 43,7 %

X > 119 Sangat Tinggi 2 4,2 %

48 100 %

Hasil masing-masing variabel kepercayaan diri memiliki rentang 119 > X

untuk ketegori sangat tinggi, 98 < X = 119 untuk kategori tinggi, 77 < X = 98

untuk kategori sedang, 56 < X = 77 untuk kategori rendah, X = 56 untuk kategori

sangat rendah. Berdasarkan deskripsi data penelitian diketahui bahwa rerata

empirik keseluruhan subjek adalah 99,79 sehingga dapat disimpulkan bahwa

kepercayaan diri dalam penelitian ini berada dalam kategori tinggi.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

23

Hasil Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 12,0 pada

variabel kecemasan menghadapi ujian nasional dan kepercayaan diri dengan

menggunakan teknik One Sample Kolmogorov Smirnov. Hasil uji normalitas

dapat dilihat dalam tabel 4

Tabel 4 Hasil uji normalitas

Variabel Skor KS-Z p Kategori Kecemasan Menghadapi

Ujian Nasional

Kepercayan diri

0.830

0.712

0.497

0.692

Normal

Normal

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kecemasan menghadapi ujian

nasional mempunyai skor KS-Z = 0.830 dan p = 0.497 (p=0.05) sehingga data

normal. Kepercayaan diri mempunyai skor KS-Z = 0.712 dan p = 0.692 (p=0.05)

sehingga data normal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui linieritas pada variabel kecemasan

menghadapi ujian nasional dan kepercayaan diri. Uji linieritas ini dilakukan

dengan menggunakan program komputer SPSS versi 12,0. Hasil uji linieritas

dapat dilihat dalam tabel 5.

Tabel 5 Hasil uji linieritas

Variabel F p Kategori Kecemasan Menghadapi

Ujian Nasional

Kepercayan diri

20,312 0.000

Linier

Page 24: HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

24

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa antara kecemasan menghadapi

ujian nasional dan kepercayaan diri mempunyai nilai F = 20,312 dan p = 0.000

(p= 0.05) sehingga data linier.

c. Uji Hipotesis

Hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi ujian

nasional dapat diketahui dengan cara melakukan uji hipotesis. Berdasarkan hasil

analisis dengan menggunakan korelasi product moment dari Pearson pada

program komputer SPSS versi 12.0 diperoleh angka koefisien korelasi r = - 0.608

dan p = 0.000 (p< 0.01) sumbangan efektif 37 persen sehingga hipotesis yang

menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan

kecemasan menghadapi ujian nasional dapat diterima. Hasil uji korelasi tersebut

menunjukkan adanya hubungan negatif yang sangat signifikan antara kedua

variabel penelitian.

Pembahasan

Hasil analisis korelasi dapat diketahui bahwa ada hubungan negatif yang

sangat signifikan antara kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi ujian

nasional. Semakin tinggi kepercayaan diri yang dimiliki maka semakin rendah

tingkat kecemasan menghadapi ujian nasional, sebaliknya semakin rendah

kepercayaan diri yang dimiliki maka semakin tinggi tingkat kecemasan

menghadapi ujian nasional.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Laxer (1964) yang

menemukan adanya hubungan antara kepercayaan diri dengan cara pandang

Page 25: HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

25

individu terhadap masalah. Individu yang memiliki kepercayaan diri tinggi lebih

efektif dalam melihat suatu permasalahan yang dihadapi. Individu dengan

kepercayaan diri tinggi dapat dengan maksimal memanfaatkan potensi yang

dimiliki dalam menghadapi permasalahannya, tanpa harus bergantung pada orang

lain. Lebih lanjut Laxer (1964) menyatakan bahwa rendahnya kepercayaan diri

menyebabkan individu cenderung untuk melihat kelemahan-kelemahan yang

dimilikinya saja dan menganggapnya sesuatu yang menggangu. Individu

menganggap dirinya tidak memiliki kemampuan seperti orang lain. Hal ini

menyebabkan individu mengalami kesulitan untuk mengetahui potensi diri yang

sebenarnya dimiliki dan mengembangkan secara maksimal. Individu akan merasa

kesulitan dalam menghadapi setiap permasalahan karena cenderung menganggap

dirinya tidak mampu mengatasi dengan baik. Pada akhirnya dapat memunculkan

kecemasan karena individu merasa ia tidak memiliki kemampuan untuk

menghadapi permasalahan-permasalahannya.

Kepercayaan diri diperlukan untuk mereduksi kecemasan yang timbul

berkaitan dengan masa depan seseorang. Branca (1984) menyatakan bahwa

individu memerlukan kepercayaan diri untuk mereduksi munculnya kecemasan

yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan yang muncul di masa

depan.Individu dengan kepercayaan diri yang tinggi akan mampu menyelesaikan

tugas yang diberikan kepadanya sesuai dengan keinginannya tanpa harus

tergantung pada orang lain. Ketika individu tersebut mampu menyelesaikan setiap

tugas sesuai keinginannya, individu tersebut akan siap dalam menghadapi segala

macam tantangan yang diberikan kepadanya, termasuk tantangan yang berkaitan

Page 26: HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

26

dengan ujian akhir nasional. Individu diharapkan tidak lagi mengalami kecemasan

yang berlebihan bila harus dihadapkan pada berbagai permasalahan yang muncul,

karena ia telah dapat mempersiapkan dirinya dengan baik. Sehingga terjadinya

kecemasan berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi, termasuk kecemasan

dalam menhadapi ujian akhir nasional dapat dihindari atau dikurangi (Rahmat,

1991).

Menurut Rakhmat (1994) rendahnya kepercayaan diri yang dimiliki,

menjadikan seseorang tidak yakin akan kemampuannya menghadapi masalah.

Seorang siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah akan menganggap ujian

nasional sebagai sesuatu yang mengancam. Hal ini tentu saja akan mengganggu

aktivitas belajarnya dalam mempersiapkan ujian nasional nanti.

Menurut Walgito (1980) faktor psikis yang perlu diperhatikan dalam

aktivitas belajar adalah kesiapan mental untuk dapat mengatasi tugas-tugas yang

harus diselesaikan. Salah satu di antaranya adalah kepercayaan diri, bahwa dirinya

mampu seperti orang lain dalam mencapai prestasi tinggi. Ini menggambarkan

bahwa dengan kepercayaan diri akan lebih membantu siswa dalam

mempersiapkan ujian nasional, siswa yang bersangkutan akan merasa tenang

dalam belajar dan lebih berkonsentrasi.

Menurut Tjandrarini (Wiguno, 1995) kecemasan menghadapi tes pada

tingkat yang sedang justru akan meningkatkan motivasi, tetapi pada tingkat

kecemasan yang tinggi akan menimbulkan kegelisahan, ketegangan, perasaan

tidak berdaya, salah tingkah serta kurang mampu mengontrol diri.

Page 27: HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

27

Penelitian ini memiliki kelemahan pada jumlah subyek penelitian, hal ini

disebabkan karena jumlah subjek yang ada di lapangan tidak terlalu banyak.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis korelasi yang dilakukan diperoleh nilai korelasi

antara kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi ujian nasional adalah

sebesar r = - 0.608 dengan tingkat signifikansi p = 0,000 (p<0,01). Berdasarkan

hasil analisis korelasi yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa ada

hubungan negatif yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dengan

kecemasan menghadapi ujian nasional, semakin tinggi kepercayaan diri pada

siswa maka semakin rendah kecemasan yang dialami siswa pada saat menghadapi

ujian nasional. Sebaliknya semakin rendah kepercayaan diri pada siswa semakin

tinggi kecemasan dalam menghadapi ujian nasional.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan, maka ada beberapa saran yang

dapat disampaikan.

1. Saran kepada subjek penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan tiga bulan sebelum Ujian

Nasional menunjukkan bahwa kecemasan siswa berada pada taraf sedang dengan

kepercayaan diri siswa berada pada taraf tinggi. Hendaknya siswa tetap

mempertahankan kepercayaan dirinya dengan selalu ptimis serta menambah pola

Page 28: HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

28

belajar sehingga kecemasan yang dirasakan siswa berada pada taraf rendah

sampai siswa menghadapi Ujian Nasional.

2. Saran kepada pihak sekolah

Dengan kepercayaan diri tinggi yang dimiliki siswa, sekolah hendaknya dalam

setiap pengayaan, bukan hanya mempelajari materi yang akan di ujikan, tetapi

diadakan latihan-latihan menjawab soal-soal bentuk Ujian Nasional. Dengan

demikian siswa akan lebih mengembangkan potensi yang ada dan siswa akan

lebih mengenal bentuk-bentuk soal Ujian, hal ini dapat membantu siswa dalam

mengurangi kecemasanya menghadapi Ujian Nasional.

3. Saran kepada peneliti selanjutnya

Saran bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan materi yang sama,

disarankan untuk menggunakan subjek lain, misalnya pada siswa SLTP, serta

faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan kecemasan menghadapi Ujian

Nasional seperti dukungan orangtua, guru dan cara belajar siswa.