31
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN EMOSIONAL TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA ATLET HOCKEY DI KABUPATEN KENDAL OLEH LILIS SUNDARI 80 2011 116 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN EMOSIONAL TEMAN SEBAYA

DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA ATLET HOCKEY DI

KABUPATEN KENDAL

OLEH

LILIS SUNDARI

80 2011 116

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk

Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan
Page 3: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan
Page 4: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan
Page 5: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan
Page 6: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan
Page 7: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN EMOSIONAL TEMAN SEBAYA

DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA ATLET HOCKEY DI

KABUPATEN KENDAL

Lilis Sundari

Heru Astikasari Setya Murti

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 8: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan

i

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan

emosional teman sebaya dengan motivasi berprestasi pada atlet. Sampel penelitian

adalah semua atlet hockey di Kabupaten Kendal yang berjumlah 90 orang. Teknik

pengumpulan sampel menggunakan sampling jenuh. Penelitian ini menggunakan

metode penelitian kuantitatif yaitu dengan memakai kuesioner yang terdiri dari 2 skala.

Skala yang digunakan adalah dukungan emosional teman sebaya (α = 0,838) dan skala

motivasi berprestasi (α = 0,763). Pada penelitian ini data yang diperoleh dianalisis

dengan menggunakan teknik analisis korelasi Product Moment. Hasil penelitian

menyatakan terdapat hubungan signifikan antara dukungan emosional teman sebaya

dengan motivasi berprestasi atlet hockey sebesar r = 0,547 (p < 0,05). Sumbangan

efektif dukungan emosional teman sebaya dengan motivasi berprestasi sebesar 29,9 %.

Dari hasil katorisasi, atlet hockey di Kabupaten Kendal mempunyai motivasi berprestasi

yang sangat tinggi dan dukungan emosional teman sebaya yang tinggi.

Kata Kunci : Dukungan emosional teman sebaya, motivasi berprestasi

Page 9: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan

ii

Abstract

This Study is aimed to find out whether there is a relationship between peer emotional

support with athlete’s achievement motivation. The sample of this study is all Hockey

athletes in Kendal regency in amount of 90 athletes. Technique used in sampling

collection is saturated sampling. The method of this study is quatitative method which

using questionnaire consists of 2 scale. The scale used is peer emotional support scale (α

= 0,838) and achievement motivation scale (α = 0,763). In this study, the data has been

analyzed using Product Moment correlation analysis technique. The result shows that

there is a significant relationship between peer emotional support with athlete’s

achievement motivation happened to hockey’s athletes which is r = 0,547 (p < 0,05).

The effective contribution of peer emotional support with achievement motivation is

29,9 %. From the result of categorization, hockey’s athletes at Kendal regency have

very high achievement motivation and also high peer emotional support.

Keyword : peer emotional support, achievement motivation

Page 10: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan

1

PENDAHULUAN

Kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan berolahraga sudah

mulai meningkat, karena dengan tubuh yang sehat maka aktivitas dapat berjalan dengan

baik. Ada juga pribahasa yang mengatakan bahwa didalam tubuh yang sehat terdapat

jiwa yang kuat. Hal ini juga didukung oleh Pemerintah yang menjadikan tanggal 9

September sebagai Hari Olahraga Nasional (HAORNAS). Ada penelitian yang

mengatakan bahwa dengan tubuh yang sehat maka aliran darah akan lancar sehingga

otak akan bekerja secara maksimal. Aktifitas fisik dianjurkan terhadap setiap orang

untuk mempertahankan dan meningkatkan kesegaran tubuh. Aktifitas fisik berguna

untuk melancarkan peredaran darah dan membakar kalori dalam tubuh (Hermansyah,

Citrakesumasari, Aminuddin 2012). Selain untuk menjaga kesehatan dan kebugaran

tubuh, olahraga juga dilakukan dalam pertandingan untuk mencapai prestasi tertentu.

Cabang olahraga yang dipertandingkan ada yang beregu ada pula yang perorangan.

Salah satu olahraga beregu yang sekarang mulai berkembang adalah hockey.

Hockey adalah olahraga permainan yang dilakukan oleh pria dan wanita dengan

menggunakan alat pemukul (stick) dan bola. Bentuk permainannya hampir sama dengan

sepak bola. Hockey ada tiga macam yaitu, Hockey lapangan (field hockey), Hockey

ruangan (indoor hockey), Hockey es (ice hockey) tetapi di Indonesia hockey es kurang

diminati karena faktor cuaca di Indonesia yang tidak ada musim dingin jadi hockey

lapangan dan ruangan lebih diminati (Icha, 2013). Sejak PON ke II tahun 1951 hockey

sudah dimasukkan dalam acara sebagai cabang olahraga yang dipertandingkan dalam

Pekan Olahraga Nasional setiap empat tahun sekali. Federation Hockey Indonesia (FHI)

sebagai induk organisasi hockey di Indonesia yang ingin memajukan prestasi hockey di

Indonesia serta ingin mengenalkan permainan hockey kepada masyarakat sehingga FHI

Page 11: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan

2

mengadakan pertandingan hockey setiap tahunnya yang di ikuti oleh berbagai daerah di

Indonesia.

Salah satu daerah yang mempunyai atlet hockey yang berprestasi adalah

Kabupaten Kendal. Atletnya sudah menyumbangkan berbagai penghargaan baik di

tingkat daerah maupun nasional yaitu, Juara 1 Senior Putra dan Juara 3 Senior Putri.

Kebanyakan atlet hockey Kendal merupakan siswa-siswi SMA dan mahasiswa. Seperti

yang kita ketahui ketika seorang atlet yang masih mempunyai tanggung jawab di

bangku pendidikan maka mereka harus bisa membagi waktu untuk dua peran yang

berbeda yaitu seorang siswa atau mahasiswa dan seorang atlet. Kebanyakan atlet yang

mempunyai peran ganda seperti ini walaupun mempunyai prestasi yang cukup baik di

lapangan tidak di dukung dengan prestasi yang bagus di bidang akademiknya (Elita

2014) atau sebaliknya. Salah satu penyebabnya adalah motivasi berprestasi yang

kurang. Ditambah lagi jika cabang olahraga yang di minati oleh atlet adalah cabang

olahraga yang masih baru seperti hockey, masih banyak orang menganggap remeh pada

cabang olahraga tersebut. Terlebih lagi di Indonesia dimana kebanyakan orangtua lebih

mengutamakan terhadap prestasi akademik saja padahal prestasi di non akademik juga

hal yang penting untuk menambah pengalaman, melatih anak untuk sportif pada

pertandingan, memberikan rasa percaya diri dll.

Walaupun atlet-atlet hockey berhasil meraih berbagai macam penghargaan

dalam berbagai kejuaraan namun masih ada beberapa masalah yang sering timbul. Ada

kalanya atlet-atlet hockey Kendal ini tidak serius ketika melakukan latihan atau sedikit

atlet yang datang saat latihan rutin, ada beberapa orang atlet yang datang ketika

menjelang diadakannya sebuah kejuaraan. Motivasi yang dimiliki atlet-atlet tersebut

sering naik turun sehingga tentu saja akan mempengaruhi hasil akhirnya. Menurut Mc.

Page 12: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan

3

Clelland (dalam Elita, 2014) pada dasarnya setiap manusia mempunyai kebutuhan untuk

berprestasi. Namun masalah yang dihadapi salah satunya adalah motivasi berprestasi.

Salah satu karakteristik yang menentukan kesuksesan atlet adalah tingginya kebutuhan

untuk berprestasi (Cox dalam Agus, 2012). Sedangkan menurut Santrock (2003),

motivasi berprestasi adalah keinginan untuk menyelesaikan sesuatu untuk mencapai

suatu standart kesuksesan. Banyak hal yang mempengaruhi motivasi berprestasi seorang

atlet, contohnya kurang rasa bercaya diri, kejenuhan dan kurangnya rasa mencintai tim

yang dibela (Rohsantika & Handayani, dalam Elita 2014). Kurangnya rasa bercaya diri

mungkin bisa di alami oleh atlet hockey karena atlet yang kemampuannya kurang akan

menjadi bahan candaan untuk anggota tim lainnya, tidak jarang atlet yang merasa

kemampuannya masih kurang jika dibandingkan dengan teman-teman yang lain lama

kelamaan tidak datang kemudian keluar dari tim. Sering juga terjadi kesalahpahaman

antar anggota tim sehingga menimbulkan perselisihan.

Dalam masyarakat berbagai dukungan sosial yang diterima oleh atlet akan

menghasilkan motivasi berprestasi yang beragam (Ariyanto, 2007). Banyak atlet

mempunyai motivasi yang tinggi karena mempunyai dukungan sosial yang baik tetapi

tidak sedikit yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi karena dukungan yang

biasa saja. Johnson dan Johnson (1991) menekankan bahwa manfaat dukungan sosial

yang berkaitan dengan prestasi (achievement) yaitu atlet akan tekun dalam

menyelesaikan suatu pekerjaaan saat berada dalam kondisi yang menekan dan memacu

atlet untuk mencapai keberhasilan dalam memecahkan masalah. Penelitian lain

menunjukkan bahwa ada peran yang signifikan antara dukungan sosial terhadap

motivasi berprestasi. Semakin tinggi dukungan sosial maka semakin tinggi pula

motivasi berprestasinya atau sebaliknya (Anam, 2007).

Page 13: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan

4

Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi seperti self esteem,

konsep diri, self efficacy dan yang paling penting adalah dukungan sosial. Dukungan

sosial menjadi penting karena atlet membutuhkan bantuan untuk mendorongnya

mencapai suatu prestasi tertentu. Dukungan sosial dapat berasal dari orang-orang

penting yang dekat (significant others) misalnya orang tua, guru dan teman-teman.

Dalam penelitian Thompson (2010) menyatakan bahwa berbagai jenis dukungan sosial

yang diterima sangat bermanfaat bagi atlet. Rook (dalam Smet, 1994) mendefinisikan

dukungan sosial sebagai salah satu fungsi pertalian sosial yang menggambarkan tingkat

dan kualitas umum dari hubungan interpersonal yang akan melindungi individu dari

konsekuensi stress. Dukungan sosial dapat di peroleh dari orang-orang yang mempunyai

hubungan dekat dengan individu (atlet) seperti keluarga, teman, pelatih atau anggota

organisasi namun menurut Rodin & Salovey (dalam Elita, 2014) dukungan sosial yang

paling penting berasal dari teman.

Dukungan sosial mempunyai berbagai macam bentuk, menurut Sarafino (2007)

bentuk-bentuk dukungan sosial yaitu, dukungan emosional, dukungan penghargaan,

dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan jaringan. Dari berbagai

macam bentuk dukungan sosial, dukungan emosional menjadi penting untuk atlet.

Menurut Sarafino (1990) dukungan emosional menyediakan kenyamanan, kepastian,

dimiliki dan dicintai pada saat orang tersebut mengalami stress. Atlet akan mendapatkan

tekanan dari berbagai pihak, misalnya pelatih menetapkan standar yang tinggi atau

mengalami kegagalan ketika bertanding, bisa juga teman yang kurang mau memberikan

bantuan ketika atlet mendapatkan kesulitan.

Bantuan yang diberikan oleh orang lain (teman) berupa kemauan untuk

mendengarkan keluhan, memberikan informasi atau nasihat merupakan bentuk dari

Page 14: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan

5

dukungan emosional teman, (Cohen & Syme, 1985). Dukungan emosional, yang

meliputi ekspresi empati misalnya mendengarkan, bersikap terbuka, menunjukkan sikap

percaya terhadap apa yang dikeluhkan, mau memahami, ekspresi kasih sayang dan

perhatian. Dukungan emosional akan membuat si penerima merasa berharga, nyaman,

aman, terjamin, dan disayangi.

Kerjasama dalam kelompok olahraga beregu sangat penting agar prestasi dalam

tim tersebut dapat tercapai. Salah satu penelitian mengatakan bahwa dukungan

emosional dari teman mempunyai pengaruh yang besar. Teman memberi rasa senang

dan dukungan pada saat-saat tertekan (Kail dan Nelson dalam Elita, 2014). Selain orang

tua kebanyakan anak mempunyai teman dekat yang saling bertukar cerita dan

memberikan dukungan.

Dalam olahraga beregu setiap atlet harus saling bekerjasama. Maka ketika dalam

kelompok salah satu anggotanya mempunyai masalah dengan anggota yang lain akan

sangat mempengaruhi penampilan dalam pertandingan. Saling mendukung antar atlet

penting agar saling memahami satu dengan yang lain dan membantu mencari solusi

ketika menghadapi masalah agar prestasi dapat dicapai dengan baik. Dukungan

emosional teman sebaya dapat memunculkan perasaan mempunyai relasi yang

mendalam sehingga ada kebersamaan dalam suatu kelompok kerja yang pada akhirnya

dapat meningkatkan persahabatan, kehangatan, dan kedekatan secara emosi. Namun ada

penelitian yang dilakukan James (Davidoff, 1991) mengemukakan bahwa dukungan

keluarga dan dukungan guru (pihak sekolah) merupakan beberapa faktor yang

mempengaruhi motivasi berprestasi seseorang. Pernyataan lain mengatakan bahwa

dalam bidang olahraga, orangtua juga berperan dalam motivasi atlet, disamping saudara

ataupun teman (Arisanti &Wirawan dalam Elita, 2014).

Page 15: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan

6

Ada banyak penelitian mengenai dukungan sosial seperti penelitian yang

dilakukan oleh Arianto (2007) tentang peran dukungan sosial terhadap motivasi

berprestasi. Namun masih sedikit penelitian yang hanya mengambil salah satu

dukungan dari sekian banyak sumber dukungan yang bisa diterima dan masih sedikit

pula yang meneliti tentang bentuk dukungan emosional dalam konteks atlet. Maka

peneliti ingin mengetahui hubungan antara dukungan emosional teman sebaya dengan

motivasi berprestasi atlet hockey Di Kabupaten Kendal.

Motivasi Berprestasi

Menurut Murray (dalam Gould & Weinberg, 2007), motivasi berprestasi adalah

usaha seseorang dalam menguasai tugasnya, mencapai kesuksesan, mengatasi rintangan,

penampilan yang lebih baik dari orang lain, dan mendapatkan penghargaan atas

bakatnya.

Mc Clelland (1987) mengatakan bahwa motivasi berprestasi adalah motif yang

mendorong individu untuk meraih sukses dan bertujuan untuk hasil dalam kompetisi

dengan beberapa ukuran keunggulan yang dapat berupa prestasinya sendiri pada masa

lampau ataupun dengan orang lain (dalam Remalya, 2013). Gill (dalam Gould &

Weinberg, 2007) mengartikan motivasi berprestasi sebagai orientasi individu untuk

berusaha mencapai kesuksesan, bertahan saat gagal, dan mendapatkan penghargaan saat

mencapai prestasi. Keith & Nastron (1989) mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai

dorongan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengatasi hambatan dalam mencapai

tujuan, sehingga individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi menunjukkan usaha

yang lebih besar dan ulet.

Page 16: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan

7

Aspek-aspek Motivasi Berprestasi

Mc Clelland (1987) mengemukakan aspek-aspek motivasi berprestasi sebagai

berikut :

a. Melakukan cara-cara baru dan kreatif, individu menyukai pekerjaan yang

menuntut usaha dan kemampuannya, terutama pekerjaan yang menuntut

pengembangan cara-cara baru yang kreatif.

b. Bertanggung jawab, individu memiliki rasa percaya diri dan bertanggung

jawab atas kegiatan yang dibebankan kepadanya, serta hasil yang nantinya

akan di peroleh dari perilakunya.

c. Mencari atau menggunakan umpan balik, individu mempunyai keinginan

mengetahui hasil konkret dari usahanya sehingga dapat memperbaiki

perilaku dan tidak mengulangi di masa yang akan datang.

d. Memilih taraf resiko moderat (sedang), individu mampu memperhitungkan

resiko yang akan diterima dari pekerjaannya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi berprestasi

Menurut Suryabrata (2002) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi

berprestasi adalah sebagai berikut :

a. Faktor-faktor yang berasal dari luar individu (eksternal)

1. Faktor-faktor non sosial

Faktor yang berada diluar lingkungan sosial yaitu suhu, udara, cuaca, waktu

(pagi, sore ataupun malam), tempat dan sebagainya.

Page 17: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan

8

2. Faktor-faktor sosial

Faktor manusia (sesama manusia), baik ketika manusia itu hadir secara

langsung maupun tidak langsung. Contohnya dukungan emosional yang bisa

diberikan oleh orang-orang terdekat.

b. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal)

1. Faktor fisiologis

Keadaan fisik individu dalam keadaan sehat atau sakit (keadaan jasmani)

2. Faktor psikologis

Faktor psikologis yang dimaksudkan disini adalah cita-cita, motivasi,

keinginan, ingatan, perhatian, pengalaman dan motif-motif yang mendorong

individu. Kebutuhan psikologis ini pada umumnya bersifat individual.

Dukungan Emosional Teman Sebaya

Sarafino (1990) dukungan emosional adalah dukungan yang melibatkan ekspresi

rasa empati dan perhatian terhadap individu, sehingga individu tersebut merasa nyaman,

dicintai dan diperhatikan. Dukungan ini meliputi perilaku seperti memberikan perhatian

dan afeksi serta bersedia mendengarkan keluh kesah orang lain. Dukungan emosional

menyediakan kenyamanan, kepastian, dimiliki dan dicintai pada saat orang tersebut

mengalami stress.

Dari berbagai macam bentuk-bentuk dukungan sosial, dukungan emosional

menjadi dukungan yang penting karena dukungan emosional memberikan kenyamanan

dan perasaan di cintai bagi orang yang mendapatkannya. Aspek-aspek dukungan

emosional menurut Sarafino (2007) adalah sebagai berikut :

1. Empathy : Merasakan seperti apa yang dirasakan oleh orang lain sehingga

seseorang seolah-olah juga mengalami hal yang sama seperti yang dialaminya.

Page 18: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan

9

Rasa empati ini hanya ikut merasakan tanpa adanya tindak lanjut yang dapat

meringankan beban.

2. Caring : Sikap dan tindakan menghargai apa yang dibutuhkan oleh orang lain,

sikap ini merupakan tindakan langsung yang diberikan pada orang yang sedang

mengalami gangguan.

3. Concern : Sikap positif untuk memfokuskan diri pada orang lain. sikap ini di

tunjukkan hanya sebatas perhatian yang diberikan kepada yang mengalaminya.

4. Positive Regard : Penghargaan positif yang berupa kehangatan, penghargaan,

penerimaan, pengagungan dan cinta dari orang lain. Sikap yang ditunjukkan seperti

memberikan kasih sayang, cinta, pujian atau persetujuan dari orang lain dan kecewa

jika mendapatkan celaan dan kurang mendapatkan kasih sayang.

5. Encouragement Toward The Person : Sikap yang mendorong mengarahkan orang

lain agar lebih fokus dalam mencapai tujuannya sehingga orang yang mendapatkan

gangguan merasa tertolong dan nyaman.

Hubungan Dukungan Emosional Teman Sebaya Dengan Motivasi Berprestasi

Mc Clelland (dalam Elita, 2014) menyatakan bahwa pada dasarnya setiap

manusia mempunyai kebutuhan untuk berprestasi. Seperti atlet yang menekuni cabang

olahraga tertentu pasti mempunyai keinginan untuk mencapai prestasi tertentu atau

meraih kesuksesan. Ketika individu dapat meraih sesuatu maka individu tersebut akan

merasa senang dan bangga ditambah jika mendapat pujian dari orang lain.

Motivasi berprestasi adalah motif yang mendorong individu untuk meraih sukses

dan bertujuan untuk hasil dalam kompetisi dengan beberapa ukuran keunggulan yang

dapat berupa prestasinya sendiri pada masa lampau ataupun dengan orang lain (Mc

Clelland, 1987). Tinggi rendahnya prestasi seseorang dipengaruhi oleh motivasi

Page 19: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan

10

berprestasi orang tersebut. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Rathee & Singh

(2011) bahwa motivasi berprestasi yang tinggi merupakan faktor penting yang

membedakan tinggi rendahnya performance pemain dalam tim olahraga. Dalam konteks

sebuah pertandingan beregu, seorang atlet harus bekerja sama dengan anggota tim yang

lain untuk mencapai tujuan atau prestasi yang diharapkan.

Namun untuk mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi tentu bukan hal yang

mudah. Atlet sering dihadapkan oleh masalah misalnya kejenuhan, ditegur oleh pelatih,

kurang rasa percaya diri dan kurang rasa mencintai tim yang dibela. Menurut penelitian

yang dilakukan Mc Auley, Jette, Clark, Resnick, dan Spellbring (dalam Elita 2014)

mengemukakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi

adalah dukungan sosial, yang salah satu bentuknya yaitu dukungan emosional.

Dukungan emosional itu sendiri dapat diartikan sebagai sumber emosional,

informasional atau pendampingan yang diberikan oleh orang-orang disekitar individu

untuk menghadapi setiap permasalahan dan krisis yang terjadi (Pierce, dalam Kail and

Cavanaug, 2000). Atlet yang mempunyai dukungan emosional yang besar dari teman-

temannya akan mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi. Seperti yang sudah di

kemukakan oleh Suryabrata (2002) bahwa motivasi berprestasi dapat dipengaruhi oleh

faktor dari diri individu (internal) dan faktor dari luar individu (eksternal). Faktor

internal adalah kemauan yang timbul dari diri individu untuk melakukan sesuatu. Faktor

eksternal adalah alasan untuk melakukan sesuatu yang dipengaruhi oleh pihak lain dari

luar diri pribadi individu misalnya dukungan emosional teman sebaya.

Dukungan emosional dapat memberikan kenyamanan, kepastian dan rasa

dicintai (Sarafino, 2007). Seorang atlet yang bergabung dalam sebuah tim tentu saja

dalam tim tersebut mempunyai prestasi yang ingin dicapai. Dengan adanya dukungan

Page 20: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan

11

emosional teman sebaya maka atlet akan merasa dihargai keberadaannya dalam sebuah

tim, atlet juga lebih bersemangat untuk ikut serta dalam meraih prestasi karena merasa

bahwa impian yang dimiliki oleh tim adalah miliknya juga. Bantuan yang diberikan

oleh teman berupa kemauan untuk mendengarkan keluhan, memberikan informasi atau

saran merupakan bentuk dari dukungan emosional teman sebaya.

Seorang atlet hockey dalam melaksanakan tugasnya tidak hanya berinteraksi

dengan pelatih saja, namun juga berhubungan dengan teman-teman sesama atlet. Karena

kebanyakan anggota tim hockey Kendal yang masih berusia muda atau remaja, mereka

sedang mengalami masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada masa

remaja konflik sering datang dan konflik yang dihadapi disebabkan karena adanya

tuntutan yang berasal dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya (Hurlock, 2000).

Tuntutan terbesar yang dialami oleh remaja yang akan meraih prestasi ke puncak adalah

yang berkaitan dengan motivasi berprestasi yang dimiliki oleh setiap atlet. Individu

yang masih remaja ketika mendapatkan masalah maka mereka akan memilih untuk

berbagi cerita dengan teman karena mereka menganggap bahwa teman sebaya bisa lebih

memahami masalah yang dihadapi, lebih peduli dan menghargainya. Mereka saling

mencari teman sebaya karena memahami bahwa mereka dalam nasib yang sama

(Monks, dkk 1996). Dengan memahami seperti apa yang dirasakan oleh orang lain,

memberikan perhatian, memberikan pertolongan secara langsung serta menerima apa

adanya orang tersebut. Namun orang dewasa kebanyakan tidak bisa memberikan hal-hal

tersebut karena tidak menganggap serius masalah yang dialami. Individu yang

mempunyai motivasi berprestasi adalah melakukan cara-cara baru dan kreatif,

bertanggung jawab, mencari atau menggunakan umpan balik, dan memilih taraf resiko

moderat (sedang).

Page 21: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan

12

Dukungan emosional teman sebaya yang diberikan kepada atlet akan membuat

atlet merasa lebih dihargai, bersemangat untuk meraih berprestasi dan ikut bertanggung

jawab serta dengan kondisi atlet yang kebanyakan masih remaja membuat atlet lebih

dekat dengan teman sebayanya sehingga atlet akan lebih merasa diterima di

kelompoknya ketika dapat meraih prestasi yang bagus atau untuk mendapatkan

pengakuan, dengan adanya teman maka atlet lebih bisa mengekspresikan dirinya maka

dukungan emosional teman sebaya akan lebih mempunyai peran untuk menambah

motivasi berprestasi atlet.

Berdasarkan paparan diatas, hipotesis yang diajukan adalah

H0 : Tidak ada hubungan signifikan antara dukungan emosional teman sebaya

dengan motivasi berprestasi atlet hockey di Kabupaten Kendal

H1 : Ada hubungan signifikan antara dukungan emosional teman sebaya dengan

motivasi berprestasi atlet hockey di Kabupaten Kendal

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh atlet hockey Kabupaten Kendal. Teknik sampling yang

digunakan adalah metode Nonprobability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel

yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2011). Jenis Nonprobability sampling

yang digunakan adalah sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2011). Kriteria subjek dalam

penelitian atlet hockey Kendal yang pernah mengikuti minimal 1 pertandingan.

Page 22: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan

13

Pengukuran

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur yaitu skala. Skala motivasi

Berprestasi disusun berdasarkan aspek-aspek Motivasi Berprestasi Mc Clelland (1987)

yaitu, melakukan cara-cara baru dan kreatif, bertanggung jawab, mencari atau

menggunakan umpan balik, memilih taraf resiko moderat (sedang). Terdiri dari 16 item

favorabel dan 10 item unfavorable. Skala Dukungan Emosional Teman Sebaya yang di

susun berdasarkan Sarafino (2007) yaitu empathy, caring, concern, positif regard dan

encouragement toward the person. Dengan 26 item terdiri dari 16 item favorabel dan

10 item unfavorable.

Metode yang digunakan yaitu skala Likert, dengan menggunakan empat respon :

sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Jika pernyataan bersifat

favorable maka masing-masing di beri skor berturut-turut 4,3,2 dan 1. Sebaliknya jika

isi pernyataan unfavorable, maka masing-masing respon diberi skor 1,2,3 dan 4.

Penelitian ini menggunakan try out terpakai, sehingga pengambilan data hanya

dilakukan satu kali. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan hasil try out

yang telah dilakukan sebagai bahan dalam menganalisis data.

Alat Ukur Motivasi Berprestasi. Berdasarkan uji validitas item yang telah

dilakukan sebanyak tiga kali terhadap 26 item angket motivasi berprestasi, 18 item

bertahan sedangkan 8 item dinyatakan gugur. Kemudian, pengujian terhadap reliabilitas

alat ukur menggunakan cronbach’s alpha. Dari uji reliabilitas didapatkan hasil koefisien

reliabilitas sebesar 0,763. Maka, alat ukur motivasi berprestasi termasuk dalam kategori

reliabel.

Page 23: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan

14

Alat Ukur Dukungan Emosional Teman Sebaya. Berdasarkan uji validitas

item yang telah dilakukan sebanyak dua kali terhadap 26 item angket motivasi

berprestasi, 24 item bertahan sedangkan 2 item dinyatakan gugur. Kemudian, pengujian

terhadap reliabilitas alat ukur ini dengan menggunakan cronbach’s alpha. Dari uji

reliabilitas didapatkan hasil koefisien reliabilitas sebesar 0,838. Maka, alat ukur

dukungan emosional teman sebaya termasuk dalam kategori reliabel.

Hasil dan Pembahasan

Uji Normalitas

Uji normalitas menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov. Dari uji tersebut

didapatkan hasil yaitu variabel motivasi berprestasi dengan K-S Z 1,232 yang memiliki

signifikansi 0,096 (p > 0,05) dan variabel dukungan emosional teman sebaya dengan K-

S Z 1,226 yang memiliki signifikansi 0,099 (p > 0,05). Ini berarti bahwa kedua variabel

berdistribusi dengan normal.

Uji Linearitas

Uji linearitas (p > 0,05) yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan linear antara variabel dukungan emosional teman sebaya (variabel bebas)

terhadap variabel motivasi berprestasi (variabel tergantung). Peneliti mendapatkan hasil

bahwa kedua variabel tersebut mempunyai hubungan yang linear, yaitu variabel

dukungan emosional teman sebaya dengan variabel motivasi berprestasi (F = 1,125)

memiliki signifikansi sebesar 0,347 (p > 0,05).

Page 24: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan

15

Hasil

Analisis Data Deskriptif

Untuk mengetahui tinggi rendah nilai sampel, maka dilakukan kategorisasi

terhadap skala yang dipakai dalam penelitian ini.

a. Motivasi Berprestasi

Tabel 1

Kategorisasi Skor Skala Motivasi Berprestasi

No Interval Kategori Mean Frekuensi Presentase

1. 58,5 ≤ x ≤ 72 Sangat Tinggi 59,76 47 52,3 %

2. 45 ≤ x < 58,5 Tinggi 43 47,7 %

3. 31,5 ≤ x < 45 Sedang 0 0 %

4. 18 ≤ x < 31,5 Rendah 0 0 %

Jumlah 90 100 %

SD : 4,751 MIN : 49 MAX : 73

Berdasarkan hasil kategori diatas, diketahui terdapat 47 atlet (52,3%) memiliki

motivasi berprestasi dalam kriteria sangat tinggi, 43 atlet (47,7%) memiliki motivasi

berprestasi dalam kriteria tinggi. Rata-rata dari skor motivasi berprestasi sebesar 59,76.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata subjek memiliki motivasi

berprestasi yang masuk dalam kategori sangat tinggi.

Page 25: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan

16

b. Dukungan Emosional Teman Sebaya

Tabel 2

Kategorisasi Skor Skala Dukungan Emosional Teman Sebaya

No Interval Kategori Mean Frekuensi Presentase

1. 78 ≤ x ≤ 96 Sangat Tinggi 17 18,9 %

2. 60 ≤ x < 78 Tinggi 74,89 73 81,1 %

3. 42 ≤ x < 60 Sedang 0 0 %

4. 24 ≤ x < 42 Rendah 0 0 %

Jumlah 90 100 %

SD : 6,006 MIN : 62 MAX : 93

Berdasarkan hasil kategori diatas, diketahui terdapat 17 atlet (18,9%) dukungan

emosional teman sebaya dalam kriteria sangat tinggi, 73 atlet (81,1%) dukungan

emosional teman sebaya dalam kriteria tinggi. Rata-rata dari skor dukungan emosional

teman sebaya sebesar 74,89. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-

rata subjek memiliki dukungan emosional teman sebaya yang masuk dalam kategori

tinggi.

Page 26: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan

17

Uji Korelasi

Berdasarkan uji korelasi yang di lakukan menggunakan Pearson correlation,

maka didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 3

Correlations

VAR00001 VAR00002

VAR00001 Pearson Correlation 1 .547**

Sig. (2-tailed) .000

N 90 90

VAR00002 Pearson Correlation .547** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 90 90

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Besarnya hubungan antara variabel dukungan emosional teman sebaya dengan

motivasi berprestasi sebesar r = 0,547 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada

hubungan signifikan antara dukungan emosional teman sebaya dengan motivasi

berprestasi.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui r = 0,547 (p < 0,05), hal ini

berarti hipotesis diterima yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan

emosional teman sebaya dengan motivasi berprestasi pada atlet. Hal ini dikarenakan

dengan adanya dukungan emosional yang bersumber dari teman dapat menyediakan

kenyamanan, kepastian, rasa dimiliki dan dicintai pada saat orang tersebut mengalami

stress. Seperti penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Hikmah (2012) bahwa

responden yang mendapatkan dukungan emosional tinggi merasa nyaman dan aman.

Sebagai seorang atlet yang masih menempuh pendidikan di sekolah dan

perguruan tinggi otomatis mereka lebih sering bertemu dan menghabiskan waktu

Page 27: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan

18

dengan teman-teman. Hal ini mungkin yang menyebabkan dukungan emosional teman

sebaya mempunyai peran yang besar. Di dukung dengan pernyataan Sarwono (2010)

peran teman sebaya pada masa ini (masa remaja) cenderung meningkat.

Tingginya tingkat dukungan emosional ini diberikan oleh teman dalam hal mau

mendengarkan, mau memberikan empati, memberikan kepedulian, memberikan

perhatian dan memberikan semangat. Hal tersebut sejalan dengan pendapat dari

Sarafino (2007) dimana menekankan pada pentingnya dukungan emosional yang

diberikan oleh teman terhadap kehidupan remaja karena bentuk dukungan emosional

bertujuan untuk memberikan perasaan nyaman, aman, di cintai, dan bahagia kepada diri

remaja.

Remaja yang mendapatkan dukungan emosional teman yang tinggi dari teman

sebayanya akan merasa dirinya dicintai, diperhatikan sehingga meningkatkan rasa harga

diri mereka. Seseorang dengan harga diri yang tinggi cenderung memilki rasa

kepercayaan diri, keyakinan diri bahwa mereka mampu menguasai situasi dan

memberikan hasil positif, dalam hal ini adalah keyakinan diri dalam menghadapi

permasalahan. Sarason (1983) mengatakan bahwa individu dengan dukungan teman

sebaya tinggi memiliki pengalaman hidup yang lebih baik, harga diri yang lebih tinggi,

serta pandangan hidup yang lebih positif dibandingkan dengan individu yang memiliki

dukungan teman sebaya yang lebih rendah.

Berdasarkan hasil penelitian, atlet hockey Kendal mempunyai motivasi

berprestasi dalam kategori sangat tinggi dan dukungan emosional teman sebaya dalam

kategori tinggi. Sumbangan efektif dukungan emosional teman sebaya dengan motivasi

berprestasi sebesar 29,9 %.

Page 28: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan

19

Bentuk dukungan emosional teman sebaya terhadap atlet hockey seperti

berempati ketika atlet mendapatkan masalah, memberikan bantuan atau pertolongan

secara langsung, memberikan kritik, meluangkan waktu bersama dan saran untuk

perkembangan kemampuan atlet, memberikan penerimaan yang positif sehingga atlet

merasa diterima apa adanya (Sarafino 2007). Selain itu bentuk dukungan emosional

yang bisa di tunjukkan seperti memberikan kasih sayang, cinta dan pujian. Dengan

dukungan emosional yang diberikan oleh teman atlet memilki rasa kepercayaan diri,

keyakinan diri bahwa mereka mampu menguasai situasi dan memberikan hasil positif.

Karena untuk mencapai suatu prestasi tentu bukan hal yang mudah dengan dukungan

emosional teman sebaya akan memberikan semangat dan lebih percaya diri.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan pada atlet hockey Di Kabupaten Kendal maka

didapatkan hasil yaitu dukungan emosional teman sebaya mempunyai hubungan

signifikan dengan motivasi berpestasi pada atlet hockey Kendal. Dari hasil katorisasi,

atlet hockey di Kabupaten Kendal mempunyai motivasi berprestasi yang sangat tinggi

dan dukungan emosional teman sebaya yang tinggi. Sumbangan efektif dukungan

emosional teman sebaya dengan motivasi berprestasi sebesar 29,9 %.

Saran

Atlet

Atlet diharapkan dapat mempertahankan motivasi berprestasi dengan lebih bertanggung

jawab baik saat melakukan latihan maupun pertandingan. Dengan cara menyelesaikan

tugas yang diberikan oleh pelatih, melaksanakan dengan serius sehingga hasil yang

diperoleh bisa maksimal. Saran dan kritik yang diberikan sangat berguna untuk

Page 29: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan

20

kedepannya sehingga tidak ada salahnya jika selesai latihan atau pertandingan atlet

meminta saran dari pelatih atau teman tim. Atlet juga harus tahu manfaat dari setiap

latihan dan pertandingan yang dihadapi sehingga bisa meminimalisir resiko yang

dihadapi. Dan yang tidak kalah penting atlet bisa mengembangkan cara-cara baru yang

lebih kreatif misalnya dalam pola permainan hockey sehingga kemampuan atlet bisa

berkembang dan tidak merasa bosan.

Teman

Begitu pula dengan teman diharapkan meningkatkan dalam memberikan dukungan

kepada sesama anggota, misalnya dengan memberikan bantuan atau pertolongan secara

langsung, lebih sering melakukan kegiatan bersama, saling memberikan semangat, saran

serta kritik yang membangun.

Penelitian Selanjutnya

Untuk penelitian selanjutnya bisa menggunakan bentuk-bentuk dukungan sosial yang

lain misalnya dukungan instrumental, dukungan penghargaan atau dukungan

informasional. Selain motivasi berprestasinya dapat meneliti tentang komunikasi antar

pelatih-atlet, atau self esteem.

Page 30: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan

21

DAFTAR PUSTAKA

Afdan, C. A. (2005). Kecemasan Istri Tentara Yang Tinggal Berangkat Tugas Operasi

Ditinjau Dari Dukungan Emosional Keluarga. Skripsi. Fakultas Psikologi.

Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang

Ariyanto & Anam, C. (2007). Peran Dukungan Sosial dan Self Efficacy Terhadap

Motivasi Berprestasi pada Atlit Pencak Silat Pelajar Tingkat SMA/K Di

Kota Yogyakarta. 4 (2), 103-109

Azwar, S. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Offset

Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset

Dennist. (2010). Hubungan Motivasi Berprestasi Dengan Prestasi Kerja Pegawai Negeri

Sipil Rumah Sakit Tentara Bhakti Wira Tamtama Semarang. Skripsi.

Fakultas Psikologi. Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga

Davidoff, L. L (1991). Psikologi suatu pengantar. Jakarta : Erlangga

Hermansyah, dkk. (2012). Aktivitas Fisik dan Kesehatan Mental Terhadap Kejadian

Penyakit Jantung Koroner pada Pasien Rawat Jalan Di RSUP. Dr. Wahidin

Sudirohusodo dan RSUD Labungan Baji Makasar. Artikel Penelitian. 1 (2),

79-83.

Hikmah, N. (2012). Hubungan Antara Dukungan Sosial Kawan Sebaya Dengan

Motivasi Berprestasi Alumni Siswa-Siswi SMAN 38 Jakarta Lulusan Tahun

2011. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Program Sarjana Ilmu

Kesejahteraan Sosial. Depok

Horluck, E. B (2000). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan sepanjang rentang

kehidupan. Jakarta : Erlangga

Kusumawati, Y. (2008). Hubungan Dukungan Sosial Dari Teman Terhadap

Penyesuaian Diri Pada Remaja Di Panti Asuhan Suko Mulyo Tegal. Skripsi.

Fakultas Psikologi. Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga

Pusat Informasi Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Kendal. “Team Hockey Kendal

Juara” (2014) https://dinporakendal.wordpress.com/team-hokky-kendal-

juara/

Putri, E. P. (2014). Hubungan Dukungan Sosial Orang Tua, Pelatih dan Teman dengan

Motivasi Berprestasi Akademik dan Motivasi Berprestasi Olahraga (Basket)

Pada Mahasiswa Atlet Basket Universitas Surabaya. Jurnal Ilmiah

Psikologi. 3 (1).

Page 31: Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya dengan

22

Sarafino, E. P. (2007). Health Psychology: Biopsychosocial Interactions Sixth Edition.

New York : Jhon Wiley & Sons

Santrock, J. W., (2003). Adolenscence : Perkembangan Remaja. Jakarta : Erlangga

Soegiyanto. (2013). Keikutsertaan Masyarakat Dalam Kegiatan Olahraga. Jurnal Media

Ilmu Keolahragaan Indonesia. 2088-6802. 3 (1).

Supratiknya, A. (2012). Pengukuran Psikologi. Yogyakarta : Universitas Sanata

Dharma

Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia

Tejaningtyas, F. R. F. (2009). Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari

Kepribadian Tipe A Dan B Dewasa Awal Sebagai Distributor Dalam

Bidang Multi Level Marketing Di Salatiga. Skripsi. Fakultas Psikologi.

Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga

Toding, W. R. B., David, L. & Pali,C. (2005). Hubungan Dukungan Sosial Dengan

Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa Angkatan 2013 Fakultas Kedokteran

Universitas Sam Ratulangi. Jurnal e-Biomedik. 3 (1).

Widanarti, N & Indati, A. (2002). Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga Dengan

Self Efficacy. Jurnal Psikologi. 0215 - 8884 (2), 112 – 123.

Widhanuar, I. (2013). Sumbangan Kekuatan Genggaman, Otot Lengan, Otot Perut Dan

Otot Tungkai Terhadap Akurasi Pukulan Hit Kegawang Pada UKM Hockey

UNNES. Skripsi. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri

Semarang. Semarang