13
Makalah Studi Islam Hubungan Aqidah dan Akhlak Disusun Oleh: Astri Dwi Zahrina 1111102000073 Azis Iqbal 1111102000014 Mida Fahmi 1111102000128 Rianisa Karunia Dewi 1111102000064 Santi Kurnia Dewi 1111102000016 PROGRAM STUDI FARMASI 2 A-C

Hubungan Akidah Dan Akhlak Kel.6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hubungan Akidah Dan Akhlak Kel.6

Makalah Studi Islam

Hubungan Aqidah dan Akhlak

Disusun Oleh:

Astri Dwi Zahrina 1111102000073

Azis Iqbal 1111102000014

Mida Fahmi 1111102000128

Rianisa Karunia Dewi 1111102000064

Santi Kurnia Dewi 1111102000016

PROGRAM STUDI FARMASI 2 A-C

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2012

Page 2: Hubungan Akidah Dan Akhlak Kel.6

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan pada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai Hak, Kewajiban dan Keadilan ini dengan

baik dan tepat pada waktunya, diharapkan ikhtisar ini dapat bermanfaat bagi pembaca.Tak

lupa, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen – dosen mata kuliah Studi Islam

selaku pembimbing.

Adapun isi dari makalah ini adalah pembahasan terperinci mengenai hubungan akidah

dan akhlak serta hubungan ketiganya dalam aplikasi sehari hari serta keterkaitannya dengan

Al-Qur’an. Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan dapat mempermudah pembaca dalam

memahami dengan jelas tentang pokok bahasan ini.

Penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah maka dari

itu penulis mengharapkan kritik & saran yang bersifat membangun.

Ciputat, 5 Mei 2012

Penulis

Page 3: Hubungan Akidah Dan Akhlak Kel.6

Dasar Ajaran Islam

Akidah, syariah dan akhlak pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam ajaran

islam. Ketiga unsur tersebut dapat dibedakan terapi tidak dapat dipisahkan. Akidah sebagai

sistem kepercayaan yang bermuatan elemen-elemen dasar keyakinan, menggambarkan

sumber dan hakikat keberadaan agama. Sementara syariah sebgai sistem nilai berisi peraturan

yang menggambarkan fungsi agama. Sedangkan akhlak sebagai sistematika menggambarkan

arah dan tujuan yang hendak dicapai agama.

Muslim yang baik adalah orang yang memiliki akidah yang lurus dan kuat yang

mendorongnya untuk melakukan syariah yang hanya ditujukkan pada Allah sehingga

tergambar akhlak yang terpuji pada dirinya. Atas dasar hubungan itu, maka seseorang yang

melakukan suatu perbuatan baik, tetapi tidak dilandasi oleh akidah atau keimanan, maka

orang itu termasuk ke dalam kategori kafir. Seseorang yang mengaku berakidah atau

beriman, tetapi tidak mau melaksanakan syariah, maka orang itu disebut fasik. Sedangkan

orang yang mengaku beriman dan melaksanakan syariah tetapi dengan landasan akidah yang

tidak lurus disebut munafik.

Akidah, syariah dan akhlak dalam Al-Qur’an disebut iman dan amal saleh. Iman

menunjukkan makna akidah, sedangkan amal saleh menunjukkan pengertian syariah dan

akhlak. Seseorang yang melakukan perbuatan baik, tetapi tidak dilandasi akidah, maka

perbuatannya hanya dikategorikan sebagai perbuatan baik. Perbuatan baik adalah perbuatan

yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan, tetapi belum tentu dipandang menurut Allah.

Sedangkan perbuatan baik yang didorong oleh keimanan terhadap Allah sebagai wujud

pelaksanaan syariah disebut amal saleh. Karena itu di dalam Al-Qur’an kata amal saleh selalu

diawali dengan kata iman.

Melalui akidah, syariah dan akhlak, Islam memerintahkan kita agar bertauhid secara

murni (beribadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla saja, tidak kepada yang selain-Nya),

berakidah yang benar sesuai dengan pemahaman para Shahabat karena yang demikian itu

data membawa kepada ketentraman hati. Akidah yang diajarkan Islam dapat menjadikan

mulia, menampakkan harga diri dan memberikan kelezatan iman. Islam memerintahkan agar

berbakti kepada kedua orang tua, menghubungkan silaturahmi dan menghormati tetangga.

Islam mengajarkan agar berbuat dan berupaya untuk memenuhi dan membantu kebutuhan-

kebutuhan kaum muslimin dan meringankan beban kesengsaraan mereka. Islam

Page 4: Hubungan Akidah Dan Akhlak Kel.6

menganjurkan terlebih dahulu memberi ucapan salam kepada setiap muslim yang kita jumpai

dan menolong kaum muslimin.

Akidah Sebagai Dasar Pendidikan Akhlak

Dasar pendidikan akhlak bagi seorang muslin adalah akidah yang benar terhadap alam

dan kehidupan karena akhlak tersarikan dari akidah dan pancaran dirinya. Oleh karena itu,

jika seseorang berakidah degan benar, niscahya akhlaknya pun akan benar, baik dan lurus.

Begitu pula sebaliknya, jika akidah salah dan melenceng maka akhlaknya pun akan tidak

benar. Akidah seseorang akan benar dan lurus jika kepercayaan dan keyakinan terhadap allah

juga lurus dan benar. Karena barang siapa mengetahui Sang Penciptanya dengan benar,

niscaya ia akan dengan mudah berperilaku baik sebagaimana perintah Allah. Sehingga ia

tidak mungkin menjauh atau bahkan meninggalkan perilaku-perilaku yang telah ditetapkan-

Nya.

Adapun yang datap menyempurnakan akidah yang benar terhadap allah adalah

berakidah dengan benar terhadap malaikat-malaikat-Nya. Keyakinan terhadap Allah,

Malaikat, Kitab, dan para Rasul-rasul-Nya berserta syariat yang mereka bawa tidak akan

dapat mencapai kesempurnaan kecuali jika disertai dengan keyakinan akan adanya hari Ahkir

dan kejadian-kejadian yang menggiringnya seperti hari kebangkitan, pengmpulan,

perhitungan amal dan pembalasan bagi yang taat serta yang durhak dengan masuk surga atau

masuk neraka.

Di samping itu, akidah yang benar kepada Allah harus diikuti pula dengan akidah atau

kepercayaan yang benar terhadap kekuatan jahat dan setan. Merekalah yang mendorong

manusia untuk durhaka kepada Tuhannya. Mereka menghiasi manusia dengan kebatilan dan

syahwat. Merekalah yang merusak hubungan baik yang telah terjalin di antara sesamanya.

Demikianlah tugas –tugas setan sesuai dengan yang telah digariskan Allah dalam

penciptaannya, agar dia dapat memberikan pahala kepada orang-orang yang tidak mengikuti

setan dan menyiksa orang yang menaatinya. Dan semua ini berlaku setelah Allah

memerpingatkan umat manusia dan mengancam siapa saja yang mematuhinya setan tersebut.

Pendidikan akhlak yang bersumber dari kaidah yang benar merupakan contoh

perilaku yang harus diikuti oleh manusia. Mereka harus mempraktikannya dalam kehidupan

mereka, karena hanya inilah yang akan mengantarkan mereka mendapatkan ridha Allah dan

akan membawa mereka mendapatkan balasan kebaikan dari Allah.

Ketidakberesan dan adanya keresahan yang selalu menghiasi kehidupan manusia timbul

sebagai akibat dari penyelewengan terhadap akhlak –akhlak yang telah diperintahkan oleh

Page 5: Hubungan Akidah Dan Akhlak Kel.6

Allah dan Rasul-Nya. Penyelewengan ini tidak akan mungkin terjadi jika tidak ada kesalahan

dalam berakidah, baik kepada Allah. Malikat, rasul, kitab-kitab-Nya maupun hari Akhir.

Untuk menjaga kebenaran pendidikan akhlak dan agar seseorang selalu dijalan Allah

yang lurus, yaitu jalan yang sesuai dengan apa yang telah digariskan-Nya, maka akidah harus

dijadikan dasar pendidikan akhlak manusia.

“Sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berakhlak yang agung” (Al qalam : 4).

Adakah orang yang tidak menyukai perhiasan ? jawaban pertanyaan ini jelas, bahwa tidak

ada seorangpun melainkan ia menyukai perhiasan dan senang untuk tampil berhias di

hadapan siapa saja. Karena itu kita lihat banyak orang berlomba-lomba untuk memperbaiki

penampilan dirinya. Ada yang lebih mementingkan perhiasan dhahir (luar) dengan

penambahan aksesoris sepertipakaian yang bagus, make up yang mewah dan emas permata,

sehingga mengundang decak kagum orang yang melihat. Adapula yang berupaya

memperbaiki kualitas akhlak, memperbaiki dengan akhlak islami.

Islam Mengutamakan Akhlak

Mungkin banyak diantara kita kurang memperhatikan masalah akhlak. Di satu sisi

kita mengutamakan tauhid yang memang merupakan perkara pokok/inti agama ini, berupaya

menelaah dan mempelajarinya, namun disisi lain dalam masalah akhlak kurang diperhatikan.

Sehingga tidak dapat disalahkan bila ada keluhan-keluhan yang terlontar dari kalangan

awwam, seperti ucapan : “Wah udah ngerti agama kok kurang ajar sama orang tua.” Atau

ucapan : “Dia sih agamanya bagus tapi sama tetangga tidak pedulian.”, dan lain-lain.

Seharusnya ucapan-ucapan seperti ini ataupun yang semisal dengan ini menjadi cambuk

bagi kita untuk mengoreksi diri dan membenahi akhlak. Islam bukanlah agama yang

mengabaikan akhlak, bahkan islam mementingkan akhlak. Yang perlu diingat bahwa tauhid

sebagai sisi pokok/inti islam yang memang seharusnya kita utamakan, namun tidak berarti

mengabaikan perkara penyempurnaannya. Dan akhlak mempunyai hubungan yang erat.

Tauhid merupakan realisasi akhlak seorang hamba terhadap Allah dan ini merupakan pokok

inti akhlak seorang hamba. Seorang yang bertauhid dan baik akhlaknya berarti ia adalah

sebaik-baik manusia. Semakin sempurna tauhid seseorang maka semakin baik akhlaknya, dan

sebaliknya bila seorang muwahhid memiliki akhlak yang buruk berarti lemah tauhidnya.

Hubungan Aqidah dengan Profesi

Page 6: Hubungan Akidah Dan Akhlak Kel.6

Aqidah tidak hanya dipandang sekadar hubungan pribadi antara hamba dengan

Tuhannya tetapi juga terimplementasi dalam aturan-aturan Muamalah, yaitu aturan-aturan

yang mengatur masalah hubungan antara manusia dengan manusia lainnya yang antara lain

berkaitan dengan masalah ekonomi, sosial, politik, dan budaya. Hubungan ini juga terkait

dengan saling berkompetisi, saling menjaga hak, dan saling mengerti. Muamalah jika

dikaitkan secara spesifik berkaitan dengan profesi kita.

Aqidah dalam diri manusia terimplementasi melalui keyakinan utuh secara penuh

kepada Allah. Artinya bertauhid, bersikap penuh dengan keesaan kepada Allah SWT.

Bertauhid yang benar adalah meyakini bahwa di manapun kita, Allah menyaksikan.

Kaitannya dengan profesi kehidupan yang digeluti manusia, nilai-nilai tauhid sudah

sepatutnya dihayati dalam setiap profesi apapun. Firman Allah yang menyatakan bahwa

bumi, langit, laut serta segala isinya telah ditundukkan Allah untuk kepentingan manusia,

mengisyaratkan penyerahan pengelolaan manusia bumi kepada manusia. Allah juga

memberikan rambu-rambu karena pengelolaan yang salah akan berakibat buruk bagi manusia

itu sendiri. Misalnya ekosistem bumi yang mulai terancam, isu pemanasan global memberi

kita tentang pengelolaan alam yang keliru.

Kekeliruan ini disebabkan karena lemahnya tauhid, keimanan manusia terhadap

Tuhanya. Tuhan dianggap tidak ada, bahwa manusia lupa bahwa alam merupakan pemberian

dari Allah dan mereka juga lupa bahwa Sang Khaliq menyaksikkan apa yang mereka

perbuat.

Perilaku yang tidak didasari akidah dan keimanan kepada Allah SWT akan selalu

bermuara pada keburukan dan kehancuran. Sebab hanya dengan meyakini Allah , hawa nafsu

manusia dapat dikendalikan. Hanya dengan mengimani Allah pula, profesi apapun yang kita

geluti berjalan dengan lebih mudah. Sebab kita meyakini bahwa Allah akan selalu

memberikan kemudahan bagi apa yang dilakukan.

Akhlah Madzmumah dan Mahmudah

Akhlak adalah kata jamak dari khuluk yang kalau dihubungkan dengan manusia, kata khuluk

lawan kata dari kholq.

Perilaku dan tabiat manusia baik yang terpuji maupun yang tercela disebut dengan

akhlak.Akhlak merupakan etika perilaku manusia terhadap manusia lain,perilaku manusia

dengan Allah SWT maupun perilaku manusia terhadap lingkungan hidup.

Page 7: Hubungan Akidah Dan Akhlak Kel.6

Segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari disebut

akhlakul kharimah atau akhlakul mahmudah.Acuhannya adalah Al-Qur’an dan Hadist serta

berlaku universal.

Secara garis besar akhlak dibagi menjadi 2 yaitu, akhlak mahmudah (fadhilah) dan akhlak

mazmumah (qabihah). Akhlak mahmudah adalah segala macam sikap dan tingkah laku yang

terpuji. Sedangkan akhlak mazmumah adalah segala macam sikap dan tingkah laku yang

tercela. Akhlak mahmudah dilahirkan oleh sifat-sifat mahmudah yang terpendam, demikian

pula akhlak mazmumah dilahirkan oleh sifat mazmumah. Oleh karena itu sikap dan tingkah

laku kita yang lahirmerupakan cerminan atau gambaran dari sifat bathin.

Adapun sifat mahmudah yaitu :

1. Amanah, yang berarti setia, jujur, dapat dipercaya

2. Sidqu, jujur dalam pengertian menjaga kebenaran

3. ‘Adl, senantiasa bersikap adil, dan melakukan segala sesuatu dengan proporsional

4. ‘Afwu, pemaaf dan tidak mendendam, dapat memahami kesalahan orang lain, dan

berupaya meminta maaf apabila mempunyai kesalahan.

5. ‘Alifah, disenangi karena murah hati dan senang berbagi kebaikan

6. Wafa’, menepati janji, dan tidak menjanjikan sesuatu yang sulit diwujudkan oleh

dirinya sendiri.

7. Haya’, memiliki rasa malu yang tinggi, sehingga senantiasa menjaga kebaikan bagi

dirinya sendiri dan orang lain.

8. Rifqu, berlaku lemah lembut, santun dan penuh kasih sayang

9. Niswah, bermuka manis dan menjaga perasaaan orang lain.

Adapun akhlak madzmumah ialah segala macam sikap dan tingkah laku tercela.

Adapun sifat-sifat madzmumah:

Ananiah egois, cenderung ingin menang sendiri, dan sulit menerima kebahagiaan

atau keberhasilan orang lain.

Al-bahyu melacur, tidak punya mau.

Buhtan dusta, pembohong.

Khiyannah berkhianat, tidak mampu menjalankan janji, dan senang mengobrol

janji.

Zhulm menganiaya, dilandasi oleh pemikiran meraup keuntungan untuk diri

sendiri.

Ghibah tidak mampu memahami dan menjaga perasaan orang lain.

Page 8: Hubungan Akidah Dan Akhlak Kel.6

Hasad dengki, perasaan terlalu tersaingi dan kekhawatiran akan hilangnya

kehormatan karena direbut oleh orang lain.

Kufron mengikari nikmat, tidak bersyukur, dan tidak pernah puas.

Riya ingin dipuji dan dianggap hebat. Ia memperlihatkan dan menunjuk –nunjuk

amalan kepada orang lain. Orang yang riya adalah sia-sia amalannya karena niatnya

telah menyimpang disebabkan ingin pujian daripada manusia.

Naminah senang mengadu domba, artinya membuat perpecahan dari satu orang ke

orang lainnya, sehingga ia dapat menarik keuntungan dari pertengkarn orang lain.

Takabbur sombong, ia itu membesarkan diri atau berkelakuan sombong dan

bongkak. Sifat takabbur ini tiada sebarang faedah malah membawa kepada kebencian

Allah dan juga manusia dan kadangkala membawa kepada keluar daripada agama

karena enggan tunduk pada kebenaran.

Ujub bangga diri, ia itu merasai atau menyangkan dirinya lebih sempurna. Dengan

itu, maka timbullah perasaan menghina dan memperkecil-kecilkan orang lain dan lupa

bahwa tiap-tiap sesuatu itu kelebihannya.

Hubbud dunya kasihkan dunia, ia bermaksud kasihkan dunia, ia itu mencintai

perkara-perkara yang berbentuk keduniaan yang tidak membawa sebarang kebajikan

di akhirat. Oleh karena itu, kasihkan dunia itu adalah mengutamakan perkara-perkara

tersebut sehingga membawa kepada lalai hatinya daripada menunaikan kewajiban-

kewajiban kepada Allah.

Syarrul kalam banyak bercakap, ia itu banyak berkata-kata atau banyak bercakap.

Ghadab pemarah, ia berarti sifat pemarah, ia itu marah yang bukan pada menyer

kebaikan atau menengah dariada kejahatan. Sifat pemarah yang dicela ialah marah

yang bukan pada tempatnya dan tidak dengan sesuatu sebab yang benar.

Syarrut ta’am banyak makan, ia itu terlampau banyak makan atau minum ataupun

gelojoh ketika makan atau minum. Makan dan minum yang berlebih-lebihan adalah

ditengah walaupun tidak membawa kepada lali daripada menunaikan ibadah karena

termasuk di dalam amalan membazir.

Akhlak islam, karena merupakan system akhlak yang berdasarkan kepercayaan kepada

Tuhan, maka tentunya sesuaia pula dengan dasar daripada agama itu sendiri.

Page 9: Hubungan Akidah Dan Akhlak Kel.6

DAFTAR PUSTAKA

Gholib, Achmad. 2011. Studi Islam II (Akidah Akhlak). Jakarta :

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press