19
HUBU HIDU Disusun UNGAN AN UP PADA P n Untuk Me UNIVER NTARA DU PENDERIT MOEW emenuhi Seb Pro FR PROGRA FAK RSITAS M UKUNGAN TA THALA WARDI SU bagian Syar ogram Studi Oleh RENDI SA F100110 AM STUD ULTAS PS MUHAMMA 2017 N SOSIAL ASSEMIA M URAKART rat Memper Psikologi : ANTOSO 0068 I PSIKOLO SIKOLOGI ADIYAH S 7 DENGAN MAYOR D TA roleh Gelar OGI I SURAKAR MOTIVAS DI RSUD D r Sarjana (S RTA SI Dr. -1)

HUBU NGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/50593/2/02.NASKAH PUBLIKASI.pdfpengobatan dengan transfusi darah, waktu untuk melakukan transfusi darah setiap penderita berbeda-beda,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBU NGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/50593/2/02.NASKAH PUBLIKASI.pdfpengobatan dengan transfusi darah, waktu untuk melakukan transfusi darah setiap penderita berbeda-beda,

HUBU

HIDU

Disusun

UNGAN AN

UP PADA P

n Untuk Me

UNIVER

NTARA DU

PENDERIT

MOEW

emenuhi Seb

Pro

FR

PROGRA

FAK

RSITAS M

UKUNGAN

TA THALA

WARDI SU

bagian Syar

ogram Studi

Oleh

RENDI SAF100110

AM STUD

ULTAS PS

MUHAMMA

2017

N SOSIAL

ASSEMIA M

URAKART

rat Memper

Psikologi

:

ANTOSO 0068

I PSIKOLO

SIKOLOGI

ADIYAH S

7

DENGAN

MAYOR D

TA

roleh Gelar

OGI

I

SURAKAR

MOTIVAS

DI RSUD D

r Sarjana (S

RTA

SI

Dr.

-1)

Page 2: HUBU NGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/50593/2/02.NASKAH PUBLIKASI.pdfpengobatan dengan transfusi darah, waktu untuk melakukan transfusi darah setiap penderita berbeda-beda,

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MOTIVASI

HIDUP PADA PENDERITA THALASSEMIA MAYOR DI RSUD

Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Diajukan Oleh :

FRENDI SANTOSO

F 100 110 068

Telah disetujui untuk dipertahankan

Di depan Dewan Penguji

Telah disetujui oleh

Pembimbing

Dra. Partini, M.Si. Psi Surakarta, 23 Februari 2017

NIK/NIDN. 594/0614066501

i

Page 3: HUBU NGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/50593/2/02.NASKAH PUBLIKASI.pdfpengobatan dengan transfusi darah, waktu untuk melakukan transfusi darah setiap penderita berbeda-beda,

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MOTIVASI

HIDUP PADA PENDERITA THALASSEMIA MAYOR DI RSUD

Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Yang diajukan oleh

FRENDI SANTOSO

F 100 110 068

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal 2 Maret 2017

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Penguji Utama

Dra. Partini, M.Si. Psi

Penguji pendamping I

Dra. Zahrotul Uyun, M.Si

Penguji pendamping II

Permata Ashfi Raihana, S.Psi, MA

HALAMAN PENGESAHAN

Surakarta, 13 Maret 2017

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Fakultas Psikologi

Dekan,

Taufik Kasturi, S.Psi., M.Si., Ph.D.

NIK/NIDN. 799/0629037401

ii

Page 4: HUBU NGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/50593/2/02.NASKAH PUBLIKASI.pdfpengobatan dengan transfusi darah, waktu untuk melakukan transfusi darah setiap penderita berbeda-beda,

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya diatas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 21 Februari 2017

Yang Menyatakan

FRENDI SANTOSO

F 100 110 068

iii

Page 5: HUBU NGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/50593/2/02.NASKAH PUBLIKASI.pdfpengobatan dengan transfusi darah, waktu untuk melakukan transfusi darah setiap penderita berbeda-beda,

1

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MOTIVASI

HIDUP PADA PENDERITA THALASSEMIA MAYOR DI RSUD Dr.

MOEWARDI SURAKARTA

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara dukungan sosial

terhadap motivasi hidup pada penderita thalassemia mayor. Dugaan awal yang

diajukan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan positif antara dukungan sosial

terhadap motivasi hidup penderita thalassemia mayor. Semakin tinggi dukungan

sosial maka semakin tinggi pula motivasi hidup penderita thalassemia mayor.

Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial maka semakin rendah pula motivasi

hidup penderita thalassemia mayor. Subjek dalam penelitian ini adalah pasien

penderita thalassemia mayor yang menjalani pengobatan di RSUD Dr. Moewardi

Surakarta yang berusia 5-15 tahun berjumlah 80 pasien. Teknik pengambilan

sampel yang digunakan purposive non random sampling. Skala yang digunakan

yaitu skala dukungan sosial dan motivasi hidup. Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment

Pearson untuk menguji hubungan antara dukungan sosial dengan motivasi hidup

pada penderita thalassemia mayor. Korelasi product moment Pearson

menunjukkan koefisien sebesar rxy = 0,673 dengan p = 0,000 (p < 0,01) yang

artinya ada hubungan yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan

motivasi hidup pada penderita thalassemia mayor di RSUD Dr. Moewardi

Surakarta. Jadi hipotesis penelitian diterima. Koefisien determinan (r²) sebesar

0,673 sehingga sumbangan efektif dukungan sosial terhadap motivasi hidup

sebesar 45,3%. Tingkat dukungan sosial penderita thalassemia mayor tergolong

tinggi dengan rerata hipotetik (RH) sebesar 65 dan rerata empirik (RE) sebesar =

79,91 yang berada pada kisaran 72,8 ≤ x< 84,4. Kemudian variabel motivasi

hidup memiliki rerata hipotetik (RH) sebesar 52,5 dan rerata empirik (RE) sebesar

60,20 berkisar antara 58,8 ≤ x< 71,4 yang berarti motivasi hidup pada penderita

thalassemia mayor tergolong tinggi.

Kata kunci : Dukungan sosial, Motivasi hidup, Thalassemia mayor

THE RELATION BETWEET SOCIAL SUPPORT TO THE MOTIVATION

OF THALASSEMIA MAYOR IN RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Abstract

The aim of this research is for testing relation between social support to

the motivation of thalassemia major. The first supposition in this research is there

are a positive relation between social support to the motivation of thalassemia

major. the higher of social support will make a higher motivation for thalassemia

major and otherwise the low of social support will make a low motivation of

thalassemia major. Subject in this research is patient of thalassemia major that

undergoing medication in RSUD Dr. Moewardi Surakarta aged 5-15 years old.

Page 6: HUBU NGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/50593/2/02.NASKAH PUBLIKASI.pdfpengobatan dengan transfusi darah, waktu untuk melakukan transfusi darah setiap penderita berbeda-beda,

2

The sampling technique used is purposive non random sampling. That based on

specific characteristics. Using scale of social support and motivation of life. Data

analysis technique used is Correlation product moment Pearson technique to

examine the relationship between social support and motivation of life in patients

with thalassemia major. Correlation product moment Pearson indicate coefficient

of rxy = 0,673 with p = 0,000 (p < 0,01) that meant there are relation more

significant between social support to the motivation of thalassemia major in

RSUD Dr. Moewardi Surakarta. The research hypothesis is accepted. Coefficient

determinant (r2) is 0,673 so contribution social support of life motivation is

45,3%. Level of social support of thalassemia major is high with the average

empirical (RE) is = 79,91 and average hypothetical (RH) is 65 in the range 72,8 ≤

x< 84,4. Then variable motivation has average empirical (RE) is 60,20 and

average hypothetical ( RH) is 52,5 in the range 58,8 ≤ x< 71,4 that motivation of

thalassemia major is high.

Keyword: Social support, Motivation, Thalasemia major

1. PENDAHULUAN

Thalassemia merupakan salah satu penyakit kronis, seseorang yang

menderita penyakit kronis pada umumnya memerlukan pengobatan dalam jangka

waktu yang lama bahkan seumur hidup (Adriani, dkk. 2012) Thalassemia

merupakan penyakit bawaan sejak lahir yang didapat dari kedua orang tuanya

yang diwariskan secara autosom karena adanya kelainan hemoglobin (Hb). Dari

jenis thalassemia diatas, thalassemia mayor merupakan yang paling berat, karena

pasien yang menderita thalassemia mayor harus menjalani transfusi darah seumur

hidup (Muscari, 2005). Adapun gejala dari thalassemia mayor menyerupai gejala

anemia yang ditandai gejala lemah, letih dan lesu. Thalassemia dapat diartikan

juga merupakan penyakit hemolitik yang disebabkan karena hemoglobin (Hb)

tidak normal (Susilaningrum, 2013).

Ketua Yayasan Thalassemia Indonesia, Ruswadi mengatakan jumlah

penderita thalassemia mayor di Indonesia yang ditandai dengan kebutuhan

transfusi darah secara rutin sampai tahun 2016 sudah mencapai 7.238 penderita,

jumlah tersebut tersebar diberbagai daerah di Tanah Air. Jumlah terbanyak berada

di Provinsi Jawa Barat karena jumlah penderita thalassemia di daerah tersebut

mencapai 42% dari seluruh penderita. Selanjutnya, di Provinsi Jawa Tengah yang

tercatat kurang lebih 1.000 penderita. Ruswadi menambahkan, penyakit

Page 7: HUBU NGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/50593/2/02.NASKAH PUBLIKASI.pdfpengobatan dengan transfusi darah, waktu untuk melakukan transfusi darah setiap penderita berbeda-beda,

3

thalassemia ditandai dengan munculnya gejala anemia, mudah lelah, lesu, dan

mudah terserang penyakit. Selain itu, organ tubuh ditandai dengan pembesaran

hati dan limpa. Sedangkan untuk pencegahan gejala tersebut dengan melakukan

transfusi darah (republika.co.id).

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 3 November

2016 terhadap ketua Perhimpunan Orangtua Penderita Thalassemia (POPTI)

Surakarta, penderita thalassemia mayor yang menjalani transfusi darah di RSUD

Dr. Moewardi Surakarta berjumlah 150 pasien, rata-rata penderita berumur 2-23

tahun. Penderita thalassemia tersebut pada umumnya diharuskan menjalani

pengobatan dengan transfusi darah, waktu untuk melakukan transfusi darah setiap

penderita berbeda-beda, tergantung kondisi dan gejala yang dialami oleh penderita

tersebut seperti penderita terlihat pucat, lemah, lesu dan kadar hemoglobin yang

rendah, sehingga harus segera dilakukan transfusi darah. Apabila tidak segera

ditangani/dilakukan pengobatan maka akan mengancam nyawa penderita tersebut.

Rata-rata penderita yang akan melakukan transfusi darah di RSUD. Dr. Moewardi

Surakarta tampak pucat, lemah, letih, warna kulit yang berubah keabu-abuan,

serta kadar hemoglobin yang rendah. Ketua POPTI Surakarta menambahkan

beberapa pasian yang masih sekolah terpaksa berhenti bersekolah karena merasa

malu dengan kondisi kesehatan yang dialami, hingga kondisi sakit yang tidak

memungkinkan untuk mengikuti proses belajar. Pasien yang menjalani transfusi

secara terus-menerus sering mengakibatkan penimbunan zat besi dalam tubuh

yang ditandai dengan nyeri abdomen, diare berdarah, penurunan kesadaran. Efek

samping dari pengobatan tersebut tentu akan menimbulkan masalah fisik dan

psikososial (Muscari, 2005). Timbulnya suatu penyakit pada proses maturasi fisik

dan psikososial dapat mengganggu kualitas hidup seseorang. Masalah tumbuh

kembang penderita dengan penyakit kronis tergantung cara penderita memahami

diri, penyakit yang diderita, pengobatan yang diterima dan kematian. Perawatan

yang lama dan sering di rumah sakit, tindakan pengobatan yang menimbulkan

rasa sakit dan pikiran tentang masa depan yang tidak jelas, kondisi ini memiliki

implikasi bagi kesehatannya sehubungan dengan kualitas hidupnya dan juga

Page 8: HUBU NGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/50593/2/02.NASKAH PUBLIKASI.pdfpengobatan dengan transfusi darah, waktu untuk melakukan transfusi darah setiap penderita berbeda-beda,

4

berdampak pada menurunnya motivasi hidup pada penderita (Halgin dan Susan,

2010). Anggororini, dkk (2010) menambahkan bahwa penimbunan zat besi akibat

dari transfusi darah yang berlebih maka penderita akan mengalami keterlambatan

kematangan seksual, perubahan bentuk tubuh, hingga tulang tengkorak sehingga

penderita akan mengalami putus asa dan kurang percaya diri.

Rendahnya rasa percaya diri adalah sumber terbesar bagi masalah

kejiwaan salah satunya adalah kurangnya motivasi (Boerce, 2008). Menurut

Sarwono (2000) motivasi berasal dari kata motif yang berarti rasangan, dorongan

atau pembangkit tenaga bagi individu sehingga terbentuknya perilaku. Motivasi

merupakan dorongan atau kekuatan yang berasal dari dalam individu maupun dari

luar individu yang dapat membuat individu melakukan sesuatu untuk mencapai

tujuan yang ditetapkan. Aspek yang mempengaruhi motivasi menurut Conger dan

Ready (2003) antara lain:

Memiliki sikap yang positif, yaitu mempunyai kepercayaan diri dan

perencanaan yang tinggi.

Berorientasi pada tujuan, orientasi tingkah laku diarahkan pada tujuan

yang hendak dicapai.

Kekuatan yang mendorong individu, yaitu timbulnya kekuatan dalam diri

individu dan lingkungan yang akan mendorong individu untuk mencapai

suatu tujuan.

Faktor yang mempengaruhi motivasi dibedakan menjadi 2 motivasi

instrinsik dan ekstrinsik, motivasi instrinsik yaitu motivasi yang muncul dari

dalam individu itu sendiri, misalnya sadar akan apa yang diinginkan, kemauan

untuk melakukan sesuatu. Sedangkan ektrinsik yaitu motivasi yang timbul karena

adanya rangsangan dari luar individu (Uno, 2007) misalnya dalam bidang

kesehatan pada pasien yang menderita penyakit kronis membutuhkan dukungan

sosial dari lingkungan sekitar untuk tetap mempunyai motivasi untuk

mempertahankan hidup. Dwi (2009) menambahkan yang mengemukakan bahwa

dukungan sosial yang diberikan pada individu dapat meningkatkan kemampuan

Page 9: HUBU NGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/50593/2/02.NASKAH PUBLIKASI.pdfpengobatan dengan transfusi darah, waktu untuk melakukan transfusi darah setiap penderita berbeda-beda,

5

untuk menghadapi stresor dan membuat seseorang lebih berarti sehingga dapat

mengoptimalkan potensi yang ada dalam dirinya.

Penderita thalassemia yang mendapat dukungan emosional akan menerima

rasa nyaman, kasih sayang dan empati dari lingkungan sehingga pada akhirnya

akan memiliki sikap yang positif dalam menghadapi penyakit yakni berupa sikap

yang selalu optimis, berbaik sangka terhadap cobaan, dan percaya akan masa

depan yang lebih baik setelah pengobatan. Penderita thalassemia yang mendapat

dukungan penghargaan akan menerima semangat dari lingkungan dan mendapat

penghargaan atas ketabahan dalam menghadapi penyakitnya sehingga akan

muncul pemikiran yang berorientasi pada tujuan yakni ingin sembuh dari sakit,

dan ingin beraktivitas kembali. Penderita thalassemia yang mendapat dukungan

instrumental, dukungan informasi, dan dukungan jaringan akan mendapat bantuan

penjagaan, perhatian dari teman sekolah, nasihat dari dokter, mendapatkan

kebersamaan diwaktu senggang dan terbentuknya suasana hati yang positif

sehingga akan memunculkan kekuatan yang dapat merubah perilaku awal,

misalnya tidak mau minum obat jadi mau minum obat, muncul keyakinan yang

kuat bahwa dirinya akan sembuh dan ingin sehat, hal ini didukung hasil penelitian

yang dilakukan Hasan & Elina (2013) mengungkapkan bahwa semakin baik

dukungan sosial yang diterima oleh pasien maka semakin baik strategi coping

yang dimunculkan oleh pasien.

Faktor yang kuat mempengaruhi dukungan sosial menurut Ganster (dalam

Ningsih, 2012) antara lain: dukungan keluarga, dukungan teman pergaulan dan

dukungan masyarakat atau lingkungan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Atnasari (2014) mengungkapkan hubungan dukungan sosial dengan motivasi

hidup pada anda penderita thalasemia mayor yang menjalani transfusi darah

menunjukkan dukungan sosial dalam menjalani transfusi darah tergolong baik dan

mempunyai motivasi hidup yang baik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi,

dkk (2009) mengemukakan bahwa empati dari keluarga terutama dari orang tua

akan membuat pasien merasa diperhatikan, khususnya bagi anak pasien

thalasemia yang membutuhkan dukungan untuk tetap mempunyai motivasi hidup.

Page 10: HUBU NGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/50593/2/02.NASKAH PUBLIKASI.pdfpengobatan dengan transfusi darah, waktu untuk melakukan transfusi darah setiap penderita berbeda-beda,

6

Allifni (2011) menyatakan bahwa dukungan sosial terutama keluarga memberikan

pengaruh signifikan terhadap motivasi untuk berobat. Selanjutnya dari hasil

penelitian yang dilakukan oleh Putra (2011) bahwa dukungan sosial

mempengaruhi motivasi untuk sembuh pada penderita penyakit, sehingga dengan

adanya dukungan sosial dapat meningkatkan motivasi seseorang. Utami, dkk

(2013) mengungkapkan bahwa dukungan keluarga dapat mengurangi kecemasan

pada pasien sehingga dapat meningkatkan motivasi kesembuhan pada pasien.

Rahmawati dan Turniani (2006) menambahkan bahwa dukungan sosial yang

diberikan oleh orang lain (petugas medis) meningkatkan motiasi untuk sembuh

pada pasien yang sedang menjalani perawatan medis. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Dwi (2009) yang mengemukakan bahwa dukungan sosial yang

diberikan pada individu dapat meningkatkan kemampuan untuk menghadapi

stresor dan membuat seseorang lebih berarti sehingga dapat mengoptimalkan

potensi yang ada dalam dirinya.

Rendahnya motivasi hidup pada penderita thalassemia mayor akan

mengakibatkan penderita susah untuk meminum obat, merasa putus harapan, tidak

merasa percaya diri dan enggan melanjutkan sekolah/pendidikan. Hasil penelitian

yang dilakukan oleh Ratna (2010) mengatakan bahwa dukungan sosial merupakan

faktor penting yang dibutuhkan oleh seseorang ketika menghadapi masalah

kesehatan, dengan kata lain bahwa untuk meningkatkan motivasi pada seseorang

dibutuhkan adanya dukungan sosial.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskah “Apakah ada hubungan

antara dukungan sosial dengan motivasi hidup pada penderita thalassemia mayor

di RSUD Dr. Moewardi Surakarta?”

Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ada hubungan positif antara

dukungan sosial dengan motivasi hidup pada penderita thalassemia mayor di

RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

Page 11: HUBU NGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/50593/2/02.NASKAH PUBLIKASI.pdfpengobatan dengan transfusi darah, waktu untuk melakukan transfusi darah setiap penderita berbeda-beda,

7

2. METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan di bangsal Melati 2 ruang khusus thalassemia RSUD

Dr. Moewardi Surakarta. Populasi pada penelitian ini adalah pasien thalassemia

mayor yang menjalani perawatan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang

berjumlah 150 pasien. Sampel yang digunakan berjumlah 80 subjek. Pengambilan

sample dengan menggunakan teknik purposive non random sampling, dimana

dalam pengambilan subjek didasarkan usia 5-15 tahun, telah menjalani transfusi

darah. Sampel yang digunakan berjumlah 80 subjek laki-laki dan perempuan.

Tabel 1. Distribusi karasteristik subjek menurut jenis kelamin

Jenis kelamin Jumlah Prosentase %

Laki-laki

Perempuan

37

43

46,2

53,8

Total 80 100

Tabel 2. Distribusi karakteristik subjek menurut umur

Umur Jumlah Prosentase %

5-10 tahun

11-15 tahun

59

21

73,7

26,3

Total 80 100

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala pengukuran

psikologis. Ada dua skala yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu skala

dukungan sosial disusun berdasarkan aspek Sarafino (2006) dan skala motivasi

hidup yang disusun berdasarkan aspek Conger dan Ready (2003) dengan

memodifikasi dari Atnasari (2014). Sebelum data digunakan untuk pengukuran,

terlebih dahulu dilakukan uji validitas dengan meminta 5 dosen dari Fakultas

Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagai rater. Setelah dilakukan

perhitungan aiken dari hasil uji validitas. Pada skala dukungan sosial dari 30

aitem diujikan maka diperoleh 26 aitem yang valid, sedangkan skala motivasi

hidup dari 24 aitem yang diujikan diperoleh 21 aitem yang valid.

Data yang sudah teruji validitas selanjutnya digunakan oleh peneliti untuk

uji reliabilitas dan uji hipotesis. Uji reliabilitas ini dengan menggunakan tryout

terpakai, dimana antara data untuk uji coba dan penelitian dilakukan secara

bersamaan yaitu satu kali pengambilan data namun digunakan untuk dua

Page 12: HUBU NGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/50593/2/02.NASKAH PUBLIKASI.pdfpengobatan dengan transfusi darah, waktu untuk melakukan transfusi darah setiap penderita berbeda-beda,

8

pengujian sekaligus. Pengujian reliabilitas dengan rumus Alpha Cronbach. Dari

hasil pengujian reliabilitas dukungan sosial diperoleh angka 0, 823 diketahui

aitem yang gugur nomor 5 dan 26. Sedangkan hasil reliabilitas dari motivasi

hidup diperoleh angka 0,849 dan diketahui angka yang gugur pada nomor 2.

Pengambilan data dilakukan pada tanggal 20 januari 2017 sampai dengan 30

januari 2017 dengan membagikan skala penelitian kepada 80 subjek melalui orang

tua/wali. Pengisian melalui orang tua/wali dikarenakan subjek disibukan dengan

perawatan/tindakan medis dan kondisi kesehatan subjek yang diharuskan banyak

beristirahat. Dari total keseluruhan skala yang dibagikan terkumpul kembali dan

memenuhi syarat untuk dilakukan scoring dan dianalisi. Pemberian score atau

penilaian didasarkan jawaban subjek dan memperhatikan aitem yaitu favourable

dan unfavourable yang bergerak dari angka 1 sampai 4.

Teknik analisis data yang digunakan dengan korelasi product moment Pearson

yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan

motivasi hidup pada penderita thalassemia mayor di RSUD Dr. Moewardi

Surakarta.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil perhitungan analisis data dengan korelasi product moment

Pearson diperoleh nilai koefisien korelasi r = 0,673 dengan p= 0,000 (p=<0,01).

Sehingga dapat diketahui bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan

antara dukungan sosial dengan motivasi hidup pada penderita Thalassemia di

RSUD Dr. Moewardi, Surakarta, Artinya bahwa semakin tinggi dukungan sosial

maka semakin tinggi motivasi hidup pada penderita Thalassemia di RSUD Dr.

Moewardi, Surakarta, dan sebaliknya semakin rendah dukungan sosial maka

semakin rendah pula motivasi hidup pada penderita Thalassemia di RSUD Dr.

Moewardi, Surakarta. Jadi hipotesis yang peneliti ajukan diterima. Individu yang

terbiasa menerima dukungan sosial, secara kesehatan mental akan lebih baik

dalam menghadapi permasalahan yang ada di sekitarnya, termasuk para penderita

thalassemia yang ada di RSUD Dr. Moewardi, Surakarta. Wigfield dan Eccles

(2002) mengungkapkan bahwa motivasi individu dipengaruhi oleh dukungan

Page 13: HUBU NGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/50593/2/02.NASKAH PUBLIKASI.pdfpengobatan dengan transfusi darah, waktu untuk melakukan transfusi darah setiap penderita berbeda-beda,

9

sosial. Selanjutnya ditambahkan oleh Vatankhaha dan Tanbakooei (2014)

mengungkapkan bahwa dukungan sosial dari orangtua, teman sebaya, dan guru

secara signifikan mempengaruhi motivasi individu. Hal ini juga didukung dari

hasil penelitian yang dilakukan oleh Putra (2011) bahwa dukungan sosial

mempengaruhi motivasi untuk sembuh pada penderita penyakit, sehingga dengan

adanya dukungan sosial dapat meningkatkan motivasi seseorang, artinya bahwa

dukungan sosial mempengaruhi motivasi pasien.

Dukungan sosial pada penderita thalassemia RSUD Dr. Moewardi,

Surakarta termasuk tinggi yang ditunjukkan dengan rerata empirik sebesar 79,91

yang lebih besar dari rerata hipotetik sebesar 65. Dukungan sosial yang tinggi

pada penderita thalassemia RSUD Dr. Moewardi, Surakarta, karena keluarga

penderita sangat menyayangi anak-anak mereka yang terkena thalassemia,

sehingga sedapat mungkin keluarga memberikan dukungan agar anak punya

harapan hidup yang tinggi, dan hal itu juga diperkuat oleh dukungan dari teman-

teman penderita. Hal ini didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi,

dkk (2009) yang mengemukakan bahwa empati dari keluarga terutama dari orang

tua akan membuat pasien merasa diperhatikan serta keberadaannya diakui

khususnya bagi pasien thalassemia yang membutuhkan dukungan untuk tetap

mempunyai motivasi hidup.

Dukungan sosial yang tinggi pada para penderita thalassemia RSUD Dr.

Moewardi, Surakarta dapat mempengaruhi motivasi hidup yang tinggi pula pada

penderita thalassemia mayor di RSUD Dr. Moewardi, Surakarta, yang

ditunjukkan dengan rerata empirik sebesar 60,20 dimana lebih besar dari rerata

hipotetik sebesar 52,5. Hal tersebut didukung oleh pendapat Ratna (2010) bahwa

dukungan sosial dari dukungan orang tua dan dukungan orang sekitarnya dapat

diandalkan serta dapat dipercaya dan merupakan hal yang penting bagi individu

dalam mengatasi masalah khususnya masalah kesehatan. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa karena para penderita thalassemia di RSUD Dr. Moewardi

Surakarta mendapat dukungan sosial yang tinggi maka mereka mempunyai

motivasi untuk bertahan hidup yang tinggi pula. Hasil penelitian Hasan & Elina

Page 14: HUBU NGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/50593/2/02.NASKAH PUBLIKASI.pdfpengobatan dengan transfusi darah, waktu untuk melakukan transfusi darah setiap penderita berbeda-beda,

10

(2013) mengungkapkan bahwa semakin baik dukungan sosial yang diterima oleh

pasien maka semakin baik strategi coping yang dimunculkan oleh pasien.

Data pada norma skala dukungan sosial dapat diketahui bahwa dari jumlah

total keseluruhan subjek berjumlah 80 subjek yang menunjukan tingkat dukungan

sosial tinggi berjumlah 44 subjek, 22 subjek menunjukan tingkat dukungan sosial

sangat tinggi, sedangkan 14 subjek menunjukan tingkat dukungan sosial sedang.

Berikut tabel norma skala dukungan sosial.

Tabel 3. Tingkat dukungan sosial pada penderita thalassemia mayor di

RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Nilai Kriteria Jumlah Rerata

Empirik

Percent

%

26 < SR ≤ 41,6 Sangat Rendah 0 - 0%

41,6 < R ≤ 57,2 Rendah 0 - 0%

57,2 < S ≤ 72,8 Sedang 14 - 0,17%

72,8 < T ≤ 84,4 Tinggi 44 79.91 0,55%

84,4 < ST ≤ 104 Sangat Tinggi 22 - 0,27%

Pada norma skala motivasi hidup dapat diketahui dari keseluruhan jumlah

subjek yang menunjukan tingkat motivasi hidup tinggi berjumlah 42 subjek, 3

subjek mempunyai tingkat motivasi sangat tinggi, 33 subjek mempunyai tingkat

motivasi sedang dan 2 subjek mempunyai tingkat motivasi yang tergolong rendah.

Berikut tabel norma skala motivasi hidup.

Tabel 4. Tingkat motivasi hidup pada penderita thalassemia mayor di

RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Skor Kriteria Jumlah Rerata

Empirik

Percent

%

21 < SR ≤ 33,6 Sangat Rendah 0 - 0%

33,6 < R ≤ 46,2 Rendah 2 - 0,025%

46,2 < S ≤ 58,8 Sedang 33 - 0,412%

58,8 < T ≤ 71,4 Tinggi 42 60,20 0,525%

71,4 < ST ≤ 84 Sangat Tinggi 3 - 0,037%

Variabel dukungan sosial menyumbang cukup relevan terhadap motivasi

hidup dengan sumbangan efektifnya sebesar 45,3%. Sehingga dapat dilihat bahwa

penting sekali para penderita thalassemia di RSUD Dr. Moewardi Surakarta untuk

Page 15: HUBU NGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/50593/2/02.NASKAH PUBLIKASI.pdfpengobatan dengan transfusi darah, waktu untuk melakukan transfusi darah setiap penderita berbeda-beda,

11

selalu mendapatkan dukungan sosial yang tinggi, jadi motivasi untuk hidup selalu

dirasakan oleh penderita thalassemia. Sumbangan efektif dukungan sosial

terhadap motivasi hidup sebesar 45,3%. Hal ini berarti menunjukkan bahwa

terdapat faktor-faktor lain sebesar 54,7% selain dukungan sosial yang

mempengaruhi motivasi hidup yakni faktor instrinsik meliputi kebutuhan, minat

dan harapan, sedangkan faktor ekstrinsik meliputi: imbalan dan lingkungan.

Kelemahan dalam penelitian ini adalah pengisian skala tidak langsung

diisi subjek penelitian, melainkan diwakili oleh orangtua/wali atau pengasuh

penderita thalassemia sehingga dikhawatirkan apa yang dirasakan oleh subjek

penelitian tidak benar-benar dirasakan oleh pengisi skala, yang mana hal ini dapat

menimbulkan bias penelitian.

Gagasan penelitian ilmiah ini yakni mengacu pada penelitian yang

dilakukan oleh Atnasari (2014) mengungkapkan hubungan dukungan sosial

dengan motivasi hidup pada anda penderita Thalasemia Mayor yang menjalani

transfusi darah menunjukkan dukungan sosial dalam menjalani transfusi darah

menyatakan baik dan mempunyai motivasi hidup yang baik. Dewi, dkk (2009)

mengemukakan bahwa empati dari keluarga terutama dari orang tua akan

membuat pasien merasa diperhatikan, khususnya bagi anak pasien thalasemia

yang membutuhkan dukungan untuk tetap mempunyai motivasi hidup. Putra

(2011) bahwa dukungan sosial mempengaruhi motivasi untuk sembuh pada

penderita penyakit, sehingga dengan adanya dukungan sosial dapat meningkatkan

motivasi seseorang. Utami, dkk (2013) mengungkapkan bahwa dukungan

keluarga dapat mengurangi kecemasan pada pasien sehingga dapat meningkatkan

motivasi kesembuhan pada pasien. Rahmawati dan Turniani (2006)

menambahkan bahwa dukungan sosial yang diberikan oleh orang lain (petugas

medis) meningkatkan motiasi untuk sembuh pada pasien yang sedang menjalani

perawatan medis. Dwi (2009) yang mengemukakan bahwa dukungan sosial yang

diberikan pada individu dapat meningkatkan kemampuan untuk menghadapi

stresor dan membuat seseorang lebih berarti sehingga dapat mengoptimalkan

potensi yang ada dalam dirinya.

Page 16: HUBU NGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/50593/2/02.NASKAH PUBLIKASI.pdfpengobatan dengan transfusi darah, waktu untuk melakukan transfusi darah setiap penderita berbeda-beda,

12

4. PENUTUP

Adapun kesimpulan dan saran dari penelitian ini adalah:

Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan

motivasi hidup, artinya semakin tinggi dukungan sosial individu maka

semakin tinggi motivasi hidup individu, dan sebaliknya semakin rendah

dukungan sosial individu maka semakin rendah pula motivasi hidup pada

penderita thalassemia di RSUD Dr. Moewardi, Surakarta.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui dukungan sosial pada subjek penelitian

tergolong tinggi, ditunjukan dengan angka rata-rata empirik (RE) lebih besar

dari rerata hipotetik (RH) yakni 79,91 > 65

Berdasarkan hasil penelitian diketahui motivasi hidup pada subjek penelitian

juga tergolong tinggi, ditunjukan dengan angka rata-rata empirik (RE) lebih

besar dari rata-rata hipotetik (HO) yakni 60,20 > 52,5

Berdasar hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan di atas, maka penulis

mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

Bagi rumah sakit, karena dukungan sosial yang dialami oleh penderita

thalassemia termasuk tinggi, maka hal itu perlu semakin didukung dengan

adanya pemberian fasilitas yang dapat semakin menunjukan adanya

dukungan riil seperti fasilitas pelayanan dan tempat perawatan ditingkatkan,

sehingga motivasi hidup para penderita juga bisa dipertahankan bahkan

semakin ditingkatkan, sedangkan untuk tenaga medis yang melayani pasien

thalassemia mayor lebih meningkatkan keramahan serta menunjukan adaya

perhatian dan kasih sayang yang lebih, sehingga penderita merasa bertambah

nyaman dan semangat dalam menjalani pengobatan selama di rumah sakit,

dan pada akhirnya resiko kematian pada penderita thalassemia semakin kecil.

Bagi orang tua, diharapkan semakin dapat mengembangkan sikap saling

mendukung diantara para penderita dengan saudara-saudaranya maupun

teman-teman penderita, seperti memberikan kasih sayang dan perhatian yang

lebih, memberikan pujian dan hadiah kepada penderita setelah menjalani

pengobatan, meluangkan waktu untuk diajak berekreasi, sehingga selalu

Page 17: HUBU NGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/50593/2/02.NASKAH PUBLIKASI.pdfpengobatan dengan transfusi darah, waktu untuk melakukan transfusi darah setiap penderita berbeda-beda,

13

tercipta situasi yang membahagiakan bagi penderita dan pada akhirnya selalu

dapat menciptakan motivasi hidup yang tinggi pula.

Bagi penderita thalassemia, diharapkan selalu mensyukuri apapun yang

tejadi, semakin terbuka dengan keluarga dan teman-teman sehingga semakin

tercipta situasi yang dapat mendukung yang pada akhirnya dapat

menimbulkan/memunculkan gairah dan keinginan untuk bertahan hidup

selama mungkin.

Bagi peneliti selanjutnya, dengan terbuktinya analisis yang penulis susun,

bagi yang ingin meneliti kembali tentang motivasi hidup maka dapat

memakai variabel lain yang mempengaruhi motivasi hidup sebagai variabel

bebas, misalnya aktualisasi diri, kebutuhan reward/imbalan. Kemudian

mengingat kelemahan penelitian adalah pengisian skala dilakukan tidak

langsung yakni oleh orang tua/wali maka diharapkan peneliti selanjutnya bisa

mengatasi masalah ini.

PERSANTUNAN

Ucapan terimakasih penulis haturkan kepada pihak-pihak yang telah membantu

pelaksanaan penelitian ini yakni terutama kepada dosen pembimbing dan para

dosen penguji. Direktur RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Pasien thalassemia

mayor, Kepala DIKLIT RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Adriani, N., Kusnandi, R., Dany, H. (2012). Faktor Risiko Masalah Psikososial

Pasien Thalassemia Mayor. Jurnal indo med assoc, vol. 62 (2).

Allifni, M. (2011). Pengaruh Dukungan Sosial dan Religiusitas Terhadap

Motivasi untuk Berobat Pada Penderita Kanker Serviks. Skripsi.

Jakarta: Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah.

Anggororini D, Fadlyana E, Idjradinata P. (2010). Korelasi Kadar Feritin Serum

dengan Kematangan Seksual pada Anak Penyandang Thalassemia

Mayor. Majalah Kedokteran Indonesia. 60 (10): 463

Page 18: HUBU NGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/50593/2/02.NASKAH PUBLIKASI.pdfpengobatan dengan transfusi darah, waktu untuk melakukan transfusi darah setiap penderita berbeda-beda,

14

Atnasari, D. (2014). Analisa Dukungan Sosial Terhadap Motivasi Hidup Pada

Anak Penderita Thalasemia Mayor Yang menjalani Tranfusi Darah.

Skripsi. Surakarta : STIK Aisyiyah Program Studi Ilmu Keperawatan.

Boerce, George. (2008). Psikologi Sosial. Yogyakarta : Prismasophie

Conger J.A., & Ready, D.A. (2003). Why leadership development efforts fail.

Slown Management Review, 44(3), 83-88

Dewi, M., Nursiswati., Ridwan. (2009). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan

Kepatuhan Pasien Tbc Dalam Menjalani Pengobatan Obat Anti

Tuberkulosis Di Tiga Puskesmas, Kabupaten Sumedang. Diakses 4

Oktober 2013. http://jurnal.unpad.ac.id/jkp

Dwi, A. (2009). Dukungan Sosial Yang Diterima Oleh Perempuan Yang Belum

Berhasil Dalam Pengobatan Infertilitas. Artikel

http://portalgaruda.org/download_article

Halgin, R., Susan, K. (2010). Psikologi Abnormal : Perspektif Klinis pada

Gangguan Psikologi. Jakarta : salemba Humanika

Hasan, N., Elina, R. (2013). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Strategi

Coping Pada Penderita Stroke RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

TALENTA PSIKOLOGI, 2(1) : 41-62

Muscari, M. (2005). Panduan Belajar : Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC

Ningsih, E. S. (2012). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian

Diri Pada Santri Di Pondok Pesantren Modern Islam Assalam

Surakarta. Skripsi. (tidak diterbitkan). Surakarta : Fakultas Psikologi

UMS.

Putra, B. S. (2011). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Motivasi untuk

Sembuh Pada Pengguna Napza Di Rehabilitasi Madani Mental Health

Care. Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah.

Rachmawati, T; Turniani, L (2006). Pengaruh Dukungan Sosial dan Pengetahuan

Tentang Penyakit TB Terhadap Motivasi Untuk Sembuh Penderita

Page 19: HUBU NGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL …eprints.ums.ac.id/50593/2/02.NASKAH PUBLIKASI.pdfpengobatan dengan transfusi darah, waktu untuk melakukan transfusi darah setiap penderita berbeda-beda,

15

Tuberkulossis Paru yang Berobat di Puskesmas. Surabaya : peneliti

PUSLITBANG Sistem dan Kebijakan Kesehatan.

Ratna, W. (2010). Sosiologi Dan Antropologi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka

Rihama.

Ruswadi. (2016). Jumlah Penderita Thalassemia di Indonesia terus meningkat.

Artikel. http://www.republika.co.id

Sarafino, E. P. (2006). Health psychology : Biopsychological Interactions (Fifth

edition). New York: John Wiley & Sons, Inc.

Sarwono, W.S (2000). Pengantar Umum Psikologi, Jakarta : PT. Bulan Bintang

Susilaningrum, R., Nursalam., dan Utami, S. (2013). Asuhan Keperawatan Bayi

Dan Anak untuk Perawat dan Bidan. EDISI 2. Jakarta: Salemba Medika

Taylor, Shelley E. (2012). Health Psychology. Edisi 8. New York: McGraw-Hill

Companies, Inc.

Uno, H.B. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Utami, D., Adriyani, A., Fatmawati. (2013). Hubungan Dukungan Keluarga

Terhadap Tingkat Kecemasan Kemoterapi Pada Pasien Kanker Serviks

Di RSUD Dr. Moewardi. GASTER Vol. 10, No. 1. Surakarta : STIK

Aisyiyah

Vatankhaha, M. & Tanbakooeib, N. (2014). The role of social support on intrinsic

and extrinsic motivation among Iranian efl learners. Procedia-Social

and Behavioral Sciences. 98: 1912-1918.

Wigfield, A. & Eccles, J.S. (2002). Defining Motivation and its Development. In:

A Wigfield, JS Eccles (Eds.): Development of Achievement

Motivation. California: Academic Press,pp.