Hordeoulum, Kalazion, Glaukoma, Lapisan Kornea

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Hordeoulum, Kalazion, Glaukoma, Lapisan Kornea

    1/23

    1. HORDEOLUM

    Definisi

    Hordeolum merupakan infeksi atau peradangan pada kelenjar di tepi kelopak mata

     bagian atas maupun bawah yang disebabkan oleh bakteri. Hordeolum dapat timbul pada 1

    kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak mata tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis, dan Moll.

    Berdasarkan tempatnya, hordeolum terbagi menjadi 2 jenis, yaitu hordeolum

    interna terjadi peradangan pada kelenjar Meibom. !ada hordeolum interna ini benjolan

    mengarah ke konjungti"a #selaput kelopak mata bagian dalam$. Hordeolum eksterna

    terjadi peradangan pada kelenjar Zies dan kelenjar Moll. Benjolan ini %ampak dari luar 

     pada kulit kelopak mata #palpebra$.

    &ambar 1. Hordeolum 'nterna &ambar 2 Hordeolum (ksterna

    Epidemiologi

    )ata epidemiologi internasional menyebutkan bahwa hordeolum merupakan jenis

     penyakit infeksi kelopak mata yang paling sering ditemukan. 'nsidensi tidak 

     bergantungan dengan ras dan jenis kelamin. )apat mengenai semua usia, tapi lebih sering

    menyerang pada dewasa muda.

    Etiologi

    Hordeolum merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus dan

    Streptoccocus pada kelenjar sebasea kelopak mata. *taphylo+o++us aureus merupakan

    agent infeksi pada -/0 kasus hordeolum.

    Patofisiologi

    Hordeolum disebabkan oleh adanya infeksi dari bakteri Staphylococcus aureus

    yang akan menyebabkan inflamasi pada kelenjar kelopak mata. Hordeolum eternum

    timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss atau Moll. Hordeolum internum

    timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus. bstruksi dari

  • 8/17/2019 Hordeoulum, Kalazion, Glaukoma, Lapisan Kornea

    2/23

    kelenjarkelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan sekitarnya. Kedua tipe

    hordeolum dapat timbul dari komplikasi blefaritis. 3pabila infeksi pada kelenjar Meibom

    mengalami infeksi sekunder dan inflamasi supuratif dapat menyebabkan komplikasi

    konjungti"a.

    Gambaran Klinis

    &ejala utama pada hordeolum yaitu nyeri, bengkak, dan merah. 'ntensitas nyeri

    menandakan hebatnya pembengkakan palpebral. &ejala dan tanda yang lain pada

    hordeolum yaitu eritema, terasa panas dan tidak nyaman, sakit bila ditekan serta ada rasa

    yang mengganjal. Biasanya disertai dengan adanya konjungti"itis yang menahun,

    kemunduran keadaan umum, a+ne "ulgaris.

    3da 2 stadium pada hordeolum, yaitu stadium infiltrat yang ditandai dengan

    kelopak mata bengkak, kemerahan, nyeri tekan dan keluar sedikit kotoran. *tadiumsupuratif yang ditandai dengan adanya benjolan yang berisi pus #+ore$.

    Diagnosis

    )iagnosis hordeolum ditegakkan berdasarkan gejala dan tanda klinis yang mun+ul

     pada pasien dan dengan melakukan pemeriksaan mata yang sederhana. Karena kekhasan

    dari manifestasi klinis penyakit ini pemeriksaan penunjang tidak diperlukan dalam

    mendiagnosis hordeolum.

    Diagnosis Banding

    )iagnosis banding dari hordeolum, yaitu kala4ion, tumor palpebra, dan selulitis

     preseptal. Kala4ion merupakan suatu peradangan granulomatosa kelenjar Meibom yang

    tersumbat. Kala4ion memberikan gejala benjolan pada kelopak mata, tidak hiperemi, dan

    tidak ada nyeri tekan, serta adanya pseudoptosis. Hal yang membedakan antara kala4ion

    dan hordeolum adalah pada hordeolum terdapat hiperemi palpebra dan nyeri tekan.

    *elulitis preseptal merupakan infeksi umum pada kelopak mata dan jaringan

    lunak periorbital yang dikarakteristikkan denan adanya eritema pada kelopak mata yang

    akut dan edema. 5ang membedakan selulitis preseptal dengan hodeolum adalah

     perjalanan penyakitnya, yang ditandai dengan adanya demam yang diikuti oleh

     pembengkakan.6umor palpebra merupakan suatu pertumbuhan sel yang abnormal pada kelopak 

    mata. 3dapun gejala yang membedakan antara tumor palpebra dengan hordeolum adalah

  • 8/17/2019 Hordeoulum, Kalazion, Glaukoma, Lapisan Kornea

    3/23

    tidak adanya tandatanda peradangan seperti hiperemi dan hangat. 6umor palpebra harus

    ditegakkan diagnosisnya dengan pemeriksaan biopsy.

    Penatalaksanaan

    !ada umumnya hordeolum dapat sembuh dengan sendiri dalam waktu /7 hari.

    !enatalaksaan pada hordeolum dilakukan dengan terapi medikamentosa pada stadium

    infiltrate dan pembedahan untuk fase supuratif atau tidak sembuh dengan menggunakan

    terapi medikamentosa.

    8ntuk terapi medikamentosa dapat dilakukan dengan memberikan kompres

    hangat 9: kali sehari selama 1/ menit tiap kalinya untuk membantu drainase, kemudian

     bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan sabun atau sampo yang tidak 

    menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. menghindari menekan atau menusuk hordeolum,

    hal ini dapat menimbulkan infeksi yang lebih serius. Menghindari pemakaian makeup pada mata, karena kemungkinan hal itu menjadi penyebab infeksi, menghindari memakai

    lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke kornea.

    6erapi dengan menggunakan antibiotika topikal diindikasikan bila dengan

    kompres hangat selama 29 jam tidak ada perbaikan, dan bila proses peradangan

    menyebar ke sekitar daerah hordeolum. Ba+itra+in atau tobrami+in salep mata diberikan

    setiap 9 jam selama 71- hari. )apat juga diberikan eritromi+in salep mata untuk kasus

    hordeolum eksterna dan hordeolum interna ringan. 3ntibiotik sistemik diberikan bila

    terdapat tandatanda bakterimia atau terdapat tanda pembesaran kelenjar limfe di

     preauri+ular, pada kasus hordeolum internum dengan kasus yang sedang sampai berat.

    )apat diberikan +ephalein atau di+loa+ilin /-- mg per oral 9 kali sehari selama 7 hari.

    Bila alergi penisilin atau +ephalosporin dapat diberikan +lindamy+in ;-- mg oral 9 kali

    sehari selama 7 hari atau klaritromy+in /-- mg 2 kali sehari selama 7 hari. 3nalgetika

    seperti asam mefenamat atau para+etamol dapat juga diberikan.!embedahan dilakukan apabila dengan terapi medikamentosa tidak berespon

    dengan baik dan hordeolum tersebut sudah masuk dalam stadium supuratif, maka

     prosedur pembedahan diperlukan untuk membuat drainase pada hordeolum. !ada insisi

    hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi topikal dengan pantokain tetes mata.

    )ilakukan anestesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum. Hordeolum

    internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus #"ertikal$ pada margo

  • 8/17/2019 Hordeoulum, Kalazion, Glaukoma, Lapisan Kornea

    4/23

     palpebral dan pada hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar #hori4ontal$ dengan margo

     palpebra.

    Komplikasi

    Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari hordeolum adalah selulitis palpebral

    yang merupakan radang jaringan ikat longgar palpebral di depan septum orbita, serta

    abses palpebral.

    Prognosis

  • 8/17/2019 Hordeoulum, Kalazion, Glaukoma, Lapisan Kornea

    5/23

    Etiologi

    Kala4ion mungkin timbul spontan disebabkan oleh sumbatan pada saluran

    kelenjar atau sekunder dari hordeolum internum.

    Kala4ion disebabkan oleh minyak dalam kelenjar terlalu pekat untuk mengalir 

    keluar kelenjar atau saluran kelenjar minyak yang tersumbat. leh karena tidak dapat

    mengalir keluar, produksi minyak tertimbun di dalam kelenjar dan membentuk tembel  di

     palpebra. Kelenjar dapat pe+ah, mengeluarkan minyak ke jaringan palpebra sehingga

    menyebabkan inflamasi dan kadangkadang jaringan parut. Kala4ion dihubungkan

    dengan disfungsi kelenjar sebasea dan obstruksi di kulit #seperti komedo, wajah

     berminyak$. =uga mungkin terdapat akne rosasea berupa kemerahan pada wajah #fa+ial

    erythema$, teleangiektasis dan spider ne"i pada pipi, hidung, dan kulit palpebra.

    >aktor ?esiko

    • Belum diketahui dengan pasti fa+tor resiko apa yang menyebabkan terjadinya

    kala4ion

    • Hygiene palpebra yang buruk mungkin dapat dihubungkan dengan kala4ion meskipun

     perannya masih perlu dibuktikan.

    • *tress juga sering dihubungkan dengan kala4ion namun stress belum dibuktikansebagai penyebab dan mekanisme stress dalam menyebabkan kala4ion belum

    diketahui.

    • >aktor makanan seperti susu, +oklat, seafood dan telur mungkin berperan

    Patogenesis

     %odul kala4ion terdiri dari berbagai jenis sel imun yang responsif terhadap

    steroid, termasuk makrofag jaringan ikat yang dikenal sebagai histiosit, selsel raksasa

    multinukleat, sel plasma, leukosit !M%, dan eosinofil.

    Kala4ion mungkin merupakan agregasi sisa selsel inflamasi setelah infeksi

    kelopak mata seperti hordeolum dan selulitis preseptal, atau mungkin berkembang dari

    retensi sekresi kelenjar Meibom

  • 8/17/2019 Hordeoulum, Kalazion, Glaukoma, Lapisan Kornea

    6/23

    Kerusakan lipid yang mengakibatkan tertahannya sekresi kelenjar, kemungkinan

    karena en4im dari bakteri, membentuk jaringan granulasi dan mengakibatkan inflamasi.

    !roses granulomatous ini yang membedakan antara kala4ion dengan hordeolum internal

    atau eksternal #terutama proses piogenik yang menimbulkan pustul$, walaupun kala4ion

    dapat menyebabkan hordeolum, begitupun sebaliknya. *e+ara klinik, nodul tunggal

    #jarang multipel$ yang agak keras berlokasi jauh di dalam palpebra atau pada tarsal.

    ("ersi palpebra mungkin menampakkan kelenjar meibom yang berdilatasi.

    Kala4ion terjadi pada semua umur@ sementara pada umur yang ekstrim sangat

     jarang, kasus pediatrik mungkin dapat dijumpai. !engaruh hormonal terhadap sekresi

    sabaseous dan "iskositas mungkin menjelaskan terjadinya penumpukan pada masa

     pubertas dan selama kehamilan.

    Ge%ala Klinis

    &ambar 1. Kala4ion di palpebra superior 

    Kala4ion akan memberikan gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemi,

    tidak ada nyeri tekan, dan adanya pseudoptosis. Kelenjar preurikel tidak membesar.

    Kadangkadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga

    terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut

  • 8/17/2019 Hordeoulum, Kalazion, Glaukoma, Lapisan Kornea

    7/23

    3walnya, pasien datang dengan riwayat singkat adanya keluhan pada palpebra

     barubaru ini, diikuti dengan peradangan akut #misalnya merah, pembengkakan,

     perlunakan$. *etelah beberapa hari, gejalagejala awal hilang, tanpa rasa sakit, tumbuh

    lambat, benjolan tegas dalam kelopak mata. Kulit di atas benjolan dapat digerakkan

    se+ara longgar. *eringkali terdapat riwayat keluhan yang sama pada waktu yang lampau,

    karena kala4ion memiliki ke+enderungan kambuh pada indi"iduindi"idu tertentu.

    Kala4ion lebih sering timbul pada palpebra superior, di mana jumlah kelenjar 

    Meibom terdapat lebih banyak daripada palpebra inferior. !enebalan dari saluran kelenjar 

    Meibom juga dapat menimbulkan disfungsi dari kelenjar Meibom. Kondisi ini tampak 

    dengan penekanan pada kelopak mata yang akan menyebabkan keluarnya +airan putih

    seperti pasta gigi, yang seharusnya hanya sejumlah ke+il +airan jernih berminyak.

    &ejala yang mungkin dirasakan pasien dengan kala4ion adalah sebagai berikut.

    A !embengkakan di kelopak mata

    A Kekakuan pada kelopak mata

    A *ensiti"itas terhadap +ahaya

    A !eningkatan keluarnya air mata

    A Berat dari kelopak mata

    A ?asa seperti mengantuk.

    Diagnosis

    )ari anamnese diriwayatkan pembesaran dari waktu ke waktu, dan mungkin

    ada riwayat infeksi pada kelopak mata yg nyeri sebelum terbentuk kala4ion, tapi ini tidak 

    selalu terjadi.

    !emeriksaan yang dilakukan meliputi tes penglihatan masingmasing mata dan

    inspeksi muka, palpebra, dan mata itu sendiri. *ebagai tambahan dalam memeriksa kulit palpebra, dokter mata juga akan melihat bagian dalam palpebra superior jika tembel  ada

    di palpebra superior.

    6emuan klinis dan respon terhadap terapi pada pasien kala4ion biasanya spesifik.

    Materi yang diperoleh dari kala4ion menunjukkan +ampuran selsel inflamasi akut dan

    kronik. %. 3nalisis lipid memberikan hasil asam lemak dengan rantai karbon panjang.

  • 8/17/2019 Hordeoulum, Kalazion, Glaukoma, Lapisan Kornea

    8/23

    Kultur bakteri biasanya negatif, tapi Staphylococcus aureus, Staphylococcus albus, atau

    organisme komensal kulit lainnya bisa ditemukan. Propionibacterium acnes mungkin ada

    di dalam isi kelenjar !en+itraan fotografik infra merah dari kelenjar Meibom dapat

    menunjukkan dilatasi abnormal yang tampak pada permukaan tarsal palpebra yang

    die"ersi. Kadang saluran kelenjar Meibom bisa tersumbat oleh suatu kanker kulit, untuk 

    memastikan hal ini maka perlu dilakukan pemeriksaan biopsyhistopatologis

    =ika kala4ion sering berulang disebabkan terutama karena kurang menjaga

    kebersihan yang kurang atau bersamaan dengan blepharitis . )rainase yang tidak adekuat

     pada saat melakukan insisi dan kuretase dapat menyebabkan kekambuhan lokal.

    Bila terjadi kala4ion berulang beberapa kali terutama yang terjadi di tempat yang

    sama meskipun telah dilakukan drainase dengan baik sebelumnya, harus dipertimbangkan

    adanya suatu keganasan dan sebaiknya dilakukan pemeriksaan histopatologik karena

    adanya kemungkinan benjolan tersebut merupakan suatu keganasan misalnya karsinoma

    sel basal, karsinoma kelenjar sebasea, atau adenokarsinoma.

    Karsinoma sel basal adalah keganasan pada palpebra yang paling sering dijumpai.

    -0 keganasan dari karsinoma pada palpebra merupakan karsinoma sel basal. Karsinoma

    sel basal mempunyai presileksi pada palpebra inferior dan kantus medialis.

    Karsinoma kelenjar sebasea merupakan bisa menunjukkan gambaran klinis

     berspektrum luas biasanya berbentuk nodul yang ke+il, keras seperti kala4ion. *ering

    kelihatan seperti kala4ion yang tidak khas atau berulang, menunjukkan konsistensi yang

    kenyal. Karsinoma Kelenjar sebasea adalah keganasan kedua terbanyak pada palpebra.

    3denokarsinoma merupakan keganasan yang terjadi baik berasal dari kelenjar 

    meibom ataupun 4eis. Bentuknya mirip dengan kala4ion. Benjolan yang keras, tidak 

    nyeri, bengkak, dan tidak terfiksasi pada kulit akan tetapi pada jaringan yang ada

    dibawahnya.

    Penatalaksanaan %on medikamentosa

    Kompres hangat dengan +ara menempelkan handuk basah oleh air hangat selama

    lima sampai sepuluh menit. Kompres hangat dilakukan empat kali sehari untuk 

    mengurangi pembengkakan dan memudahkan drainase kelenjar. Meskipun handuk dan

  • 8/17/2019 Hordeoulum, Kalazion, Glaukoma, Lapisan Kornea

    9/23

    air harus bersih, namun tidak perlu steril. *elain itu, pasien juga bisa memijat dengan

    lembut area kala4ion beberapa kali sehari. %amun, kala4ion tidak boleh digaruk.

    =ika kala4ion menimbulkan gejala yang berat atau tidak sembuh setelah

     bermingguminggu, mungkin diperlukan operasi. =ika pembengkakan tidak berakhir 

    dalam beberapa minggu atau mun+ul gejala penglihatan kabur, dokter mata akan

    menyarankan operasi untuk mengangkat kala4ion. =ika penampilan kala4ion mengganggu

     pasien, operasi juga akan menjadi indikasi.

    Medikamentosa

    • bat tetes mata atau salep mata jika infeksi diperkirakan sebagai penyebabnya.

    • 'njeksi steroid ke dalam kala4ion untuk mengurangi inflamasi, jika tidak ada bukti infeksi

    • *teroid menghentikan inflamasi dan sering menyebabkan regresi dari kala4ion dalam

     beberapa minggu kemudian.

    • 'njeksi -,2 C 2 ml triamsinolon / mgml se+ara langsung ke pusat kala4ion, injeksi kedua

    mungkin diperlukan.

    • Komplikasi dari penyuntikan steroid meliputi hipopigmentasion, atropi, dan potensial

    infeksi.

    (ksisi kala4ion

    • =ika perlu, buatlah insisi "ertikal pada permukaan konjungti"a palpebra.

    • 8ntuk kala4ion yang ke+il, lakukan kuretase pada granuloma inflamasi pada kelopak 

    mata.

    • 8ntuk kala4ion yang besar, iris granuloma untuk dibuang seluruhnya

    • Dauter atau pembuangan kelenjar meibom #yang biasa dilakukan$

    • 8ntuk kala4ion yang menonjol ke kulit, insisi permukaan kulit se+ara horisontal lebih

    sering dilakukan daripada lewat konjungti"a untuk pembuangan seluruh jaringan yang

    mengalami inflamasi.

    (skokleasi Kala4ion

  • 8/17/2019 Hordeoulum, Kalazion, Glaukoma, Lapisan Kornea

    10/23

    6erlebih dahulu mata ditetes dengan anestesi topikal pentokain. bat anestesia

    infiltratif disuntikkan di bawah kulit di depan kala4ion. Kala4ion dijepit dengan kelem

    kala4ion dan kemudian klem dibalik sehingga konjungit"a tarsal dan kala4ion terlihat.

    )ilakukan insisi tegak lurus margo palpebra dan kemudian isi kala4ion dikuret sampai

     bersih. Klem kala4ion dilepas dan diberi salep mata.

    Komplikasi

    ?usaknya sistem drainase pada kala4ion dapat menyebabkan tri+hiasis, dan

    kehilangan bulu mata. Kala4ion yang rekuren atau tampat atipik perlu dibiopsi untuk 

    menyingkirkan adanya keganasan. 3stigmatisma dapat terjadi jika massa pada palpebra

    sudah mengubah kontur kornea. Kala4ion yang drainasenya hanya sebagian dapat

    menyebabkan massa jaringan granulasi prolapsus diatas konjungti"a atau kulit.

    Prognosis

    6erapi bisanya berhasil dengan baik. =ika lesi baru sering terjadi, drainage yang

    kurang adekuat mungkin mengikatkan lokal rekurensi ini. Kala4ion yang tidak diobati

    kadangkadang terdrainase se+ara spontan, namun biasanya lebih sering persisten

    menjadi inflamasi akut intermitten.

    Bila terjadi kala4ion berulang beberapa kali sebaiknya dilakukan pemeriksaan

    histopatologik untuk menghindari kesalahan diagnosis dengan kemungkinan keganasan.

    &.

  • 8/17/2019 Hordeoulum, Kalazion, Glaukoma, Lapisan Kornea

    11/23

    &. GL!UKOM!

    Definisi

    &laukoma adalah keadaan dimana tekanan bola mata seseorang demikian tinggi

    atau tidak normal sehingga mengakibatkan penggangguan saraf optik dan mengakibatkan

    gangguan pada sebagian atau seluruh lapang pandangan.

    Hal ini juga dikenali sebagai penyebab kebutaan kedua yang dilaporkan di

    3merika. '.8 *+hool of ptometryphthalmi+ )isease Dlini+ melaporkan, E 2.; juta

     penderita &laukoma sudut terbuka terdiagnis. !ada dasarnya, seseorang dikatakan

    mengalami glaukoma apabila tiga keadaan berlaku yaitu pengembangan +ekungan optik,

    meningkatnya tekanan bola mata normal dan penge+ilan lapang pandang.

    &laukoma mengakibatkan lapang pandang seseorang menghilang, dengan atau tanpa

    gejala. Hal ini disebabkan oleh faktor konginetal atau didapat setelah dilahirkan

    #a+Fuired$.

    &laukoma a+Fuired terbagi dalam dua bagian, yaitu primer dan sekunder.

    !rimer glaukoma yang disebabkan oleh faktorfaktor keturunan. yaitu humour 

    aFueosnya tersumbat atau terganggu. &laukoma primer dibagi dalam dua jenis yaitu,

    sudut terbuka dan sudut tertutup.

      *ekunder )isebabkan oleh penyakitpenyakit tertentu seperti, trauma, radang

    mata #u"eitis$, ka+a mata dan obatobatan seperti steroid.

    Etiologi

    • Badan siliar memproduksi terlalu banyak +airan mata sedang pengeluarannya pada

    anyaman trabekulum normal #glaukoma hipersekresi$.

    • Hambatan pengaliran pada pupil waktu pengaliran +airan dari bilik mata belakang

    kedepan bilik mata depan #glaukoma blo+kade pupil$.

    • !engeluaran dari sudut mata tinggi #glaukoma simpleks, glaukoma sudut tertutup,

    glaukoma sekunder akibat geniosinekia$.

    Klasifikasi

  • 8/17/2019 Hordeoulum, Kalazion, Glaukoma, Lapisan Kornea

    12/23

    1. &laukoma primer  

    • !enyebab tidak diketahui, dibagi atas dua petunjuk

    a. &laukoma sudut terbuka #glaukoma simpleks atau glaukoma simplek$

    • !erjalanan penyakit kronik, bisa tanpa gejala dan berakhir dengan kebutaan.

    • 6ekanan pada bola mata selamanya di atas batas normal atau lebih besar dari 29

    mmHg.

    • Gapang pandangan memperlihatkan gambaran khusus kampus glukoma seperti

    melebarnya titik buta, skotoma bjerrum dan skotoma tangga ronne.

    • Mengenai ke2 mata dan sering derajat beratnya penyakit tidak sama.

    • !ada pemeriksaan funduskopi terlihat ekska"asi glaukomatosa papil.• !ada pemeriksaan genioskopi terlihat sudut bilik mata terbuka lebar.

    • *udut bilik mata depan terbuka, hambatan aliran humor akuesus mungkin terdapat

     pada trabekulum, kanal s+hlemn dan pleksus "ena didaerah intrasklera.

    • !ada pemeriksaan patologi anatomi didapatkan proses degenerasi dari trabekulum

    ke kanal s+hlemn.

    • 6erlihat penebalan dan s+lerosis dari serat trabekulum, "akuol dalam endotel dan

    endotel yang hiperselular yang menutupi trubekulum dan kanal s+hlemn.• Biasanya pada usia 9- tahun atau lebih, penderita )M, pengobatan kortikosteroid

    lokal ataupun sismetik yang lama, riwayat glaukoma pada keluarga.

    b. &laukoma sudut tertutup #galukoma sudut sempit$.

    &laukoma primer sudut tertutup terjadi bila terdapat kenaikan mendadak dari

    tekanan intra okuler, yang disebabkan penutupan sudut D3 yang mendadak oleh

    akar iris, sehingga menghalangi sama sekali keluarnya humor akueus melalui

    trabekula, menyebabkan

    • Meningginya tekanan intra okuler.

    • *akit yang sangat dimata se+ara mendadak.

    • Menurunnya ketajaman pengelihatan se+ara mendadak.

  • 8/17/2019 Hordeoulum, Kalazion, Glaukoma, Lapisan Kornea

    13/23

    • 6andatanda kongesti dimata #mata merah, kelopak mata bengkak$.

    >aktor anatomis yang menyebabkan sudut sempit

    1. Bulbus okuli yang memendek.

    2. 6umbuhnya lensa.

    ;. Kornea yang ke+il.

    9. 6ebalnya iris.

    >aktor fisiologis yang menyebabkan D3 sempit

    1. 3komodasi.

    2. )ilatasi pupil.

    ;. Gensa letaknya lebih kedepan.

    9. Kongesti badan siliar.

    • Bersifat diturunkan, pada pasien usia di atas 9- tahun.

    • Biasanya mengenai kedua mata.

    2. &laukoma sekunder 

    3kibat kelainan didalam bola mata, yang dapat disebabkan

    • Kelainan lensa, katarak imatur, hiperatur, dan dislokasi lensa.

    • Kelainan u"ea, u"eitis anterior.

    • 6rauma, hifem, dan inkerserasi iris.

    • !as+a bedah, blo+kade pupil, goniosinekia.

    ;. &laukoma kongenital

    • Konginetal primer, dengan kelainan konginetal lain.

    • 'nfatil, tanpa kelainan konginetal lain.

    9. &alukoma absolut

    Patogenesis

  • 8/17/2019 Hordeoulum, Kalazion, Glaukoma, Lapisan Kornea

    14/23

    !ada keadaan normal tekanan intraokular ditentukan oleh derajat produksi +airan

    mata oleh epitel badan siliar dan hambatan pengeluaran +airan mata dari bola mata. !ada

    glaukoma tekanan intraokular berperan penting oleh karena itu dinamika tekanannya

    diperlukan sekali. )inamika ini saling berhubungan antara tekanan, tegangan dan

    regangan.

    1. 6ekanan

    6ekanan hidrostatik akan mengenai dinding struktur #pada mata berupa dinding

    korneosklera$. Hal ini akan menyebabkan rusaknya neuron apabila penekan pada sklera

    tidak benar.

    2. 6egangan

    6egangan mempunyai hubungan antara tekanan dan kekebalan. 6egangan yang

    rendah dan ketebalan yang relatif besar dibandingkan faktor yang sama pada papil optik 

    ketimbang sklera. Mata yang tekanan intraokularnya berangsurangsur naik dapat

    mengalami robekan dibawah otot rektus lateral.

    ;. ?egangan

    ?egangan dapat mengakibatkan kerusakan dan mengakibatkan nyeri.

    Manifestasi Klinis

    &laukoma !rimer sudut terbuka dianggap penting, karena sukarnya membuat

    diagnosa pada stadium dini, berhubung sifatnya tenang, tidak memberi keluhan, sehingga

     banyak yang datang tetapi dalam keadaan sudah lanjut, dimana lapang pandangnya telah

    sangat sempit atau berakhir dengan kebutaan. !ada keadaan ini glukoma tersebut berakhir 

    dengan glukoma absolut.  Kadang C kadang disertai sakit kepala yang hilang C timbul,

    melihat gambaran pelangi disekitar lampu #halo$, mata sebelah terasa berat, kepala

     pening sebelah, kdang C kadang penglihatan kabur dengan anamnesa tidak khas.

    3gaknya proses ketuaan memegang peranan dalam proses sklerose ini, yang diper+epat

     bila mata tersebut mempunyai bakat glaukoma. Kita harus waspada terhadap glaukoma

    sudut terbuka pada orang C orang berumur 9- tahun atau lebih #walaupun penyakit ini

  • 8/17/2019 Hordeoulum, Kalazion, Glaukoma, Lapisan Kornea

    15/23

    kadang C kadang ditemukan pada usia muda$, pengobatan kortikosterid lokal maupun

    sistemik yang lama, dalam keluarga ada penderita &lukoma, )iabetes Melitus,

    Hipertensi, Miopia tinggi, kulit berwarna. Karena itu pada penderita yang berumur 9-

    tahun atau lebih didapatkan keluhan sema+am ini, sebaiknya dilakukan pengukuran

    tekanan intraokuler.

    !ada glaukoma simpleks tekanan bola mata sehari C hari tinggi atau lebih dari 2-

    mmHg. Mata tidak merah atau tidak terdapat keluhan, yang mengakibatkan terdapat

    gangguan susunan anatomis dan fungsi tampa disadari penderita. 3kibat tekanan tinggi

    akan terbentuk atrofi papil disertai dengan ekska"asio glukomatosa. &angguan saraf 

    optik akan terlihat sebagai gangguan fungsinya berupa pen+iutan lapang pandang. !ada

    waktu pengukuran bila didapatkan tekanan bola mata normal sedang terlihat gejala

    gangguan fungsi saraf optik.

    Diagnosis

    )iagnosis glukoma sudut terbuka primer ditegakan apabila ditemukan kelainan C 

    kelainan glaukomatosa pada diskus optikus dan lapang pandang disertai peningkatan

    tekaan intraokular, sudut kamera anterior terbuka dan tampak normal, dan tidak terdapat

    sebab lain yang menyebabkan peningkatan tekanan intraokular. *ekitar /- 0 pasien

    glaukoma sudut terbuka primer memperlihatkan tekanan intraokular yang normal

    sewaktu pertama kali diperiksa, sehingga untuk menegakan diagnosis diperlukan

     pemeriksaan 6onometri berulang.

    Pemeriksaan Pen'n%ang

    Bila ternyata tensi intraokulernya lebih dari 2- m Hg, harus dilakukan

     pemeriksaan glukokoma yang lengkap sepeti

    6onometri, lapang pandangan, oftalmoskopi, gonioskopi, tes pro"okasi #tes minim

    air, pressure +ongestion test, tes steroid $, tonografi.

    6onometri

  • 8/17/2019 Hordeoulum, Kalazion, Glaukoma, Lapisan Kornea

    16/23

    6ekanan intraokuler pad glaukoma ini tidak terlalu tinggi. Menurut Gangley an

    kawan C kawan pada glaukoma simpleks terdapat 9 tipe "ariasi diurnal

    1. >lat type sepanjang hari sama

    2. ?ising type !un+ak terdapat pada malam hari

    ;. )ouble "ariations !un+aknya terdapat pada jam pagi dan malam hari

    9. >alling type !un+ak terdapat pada waktu bangun tidur 

    !emeriksaan Gapang !andang

    8ntuk menegagkan diagnosa maupun untuk meneliti perjalanan penyakitnya, juga

     bagi menentukan sikap pengobatan selanjutnya. Harus selalu diteliti keadaan lapang

     pandangan perifer dan juga sentral. !ada glaukoma yang masih dini, lapang pandang

     perifer belum menujukan kelainan, tetapi lapang pandangan sentral sudah menunjukan

    adanya ma+am C ma+am skotoma. =ika glaukomanya sudah lanjut, lappang pandang

     perifer juga memberikan kelainan berupa penyempitan yang dimulai dari bagian nasal

    atas. 5ang kemudian akan bersatu dengan kelainan yang ada ditengah yang dapat

    menimbulkan tunnel "ision, seolah C olah melihat melaliu teropong untuk kemudian

    menjadi buta.

    !emeriksaan oftalmoskopi

    !enggaungan dan atrofi tampak pada papil %. ''. 3da yang mengatakan, bahwa

     pada glaukoma sudut terbuka, didalam saraf optik didapatkan kelainan degenerasi yang

     primer, yang disebabkan oleh insufisiensi "askular. *ebab menurut penelitian

    kemunduran fungsinya terus berlanjut, meskipun tekanan intraokulernya telah

    dinormalisir dengan obat C obatan ataupun dengan operasi. =uga penderita dengan

    kelainan sistemik se9perti diabetes melitus, arteriosklerosis, lebih mudah mendaop4tkelainan saraf optik, akibat kenaikan tekanan intraokuler, dari pada yang lain.

  • 8/17/2019 Hordeoulum, Kalazion, Glaukoma, Lapisan Kornea

    17/23

    !emeriksaan &onioskopi

    !ada glaukoma simpleks sudutnya normal. !ada stadium yang lanjut, bilas telah

    timbul goniosine+hiae # perlengketan pinggir iris pada korneatrakekula $ maka sudut

    dapat tertutup.

    6onografi

    6erdapat resistan+e of outflow #hambatan dari pengeluaran +airan $ hasil

     pemeriksaan tonografi pada glaukoma simpleks ternyata kurang dari normal dan menjadi

    kurang lagi, pada keadaan yang lanjut, #D-,1;$

    Ge%ala Klinis

    a. >ase prodormal #fase nonkongestif$

    • !engelihatan kabur.

    • 6erdapat halo #gambaran pelangi$ sekitar lampu.

    • *akit kepala.

    • *akit pada mata.

    • 3komodasi lemah.

    • Berlangsung I 2 jam.

    • 'njeksi perikornea.

    • Kornea agak suram karena edem.

    • Bilik mata depan dangkal.

    • !upil melebar.

    • 6ekanan intraokuler meningkat.

    • Mata dapat normal juga serangan reda.

     b. >ase kongestif

    • *akit kepala yang hebat sampai muntahmuntah.

    • !alpebra bengkak.

  • 8/17/2019 Hordeoulum, Kalazion, Glaukoma, Lapisan Kornea

    18/23

    • Konjungti"a bulbi hiperemia kongesti, kemosis dengan injeksi silier, injeksi

    konjungti"a.

    • Kornea keruh.

    • Bilik mata depan dangkal.• 'ris gambaran, +orak bergaris tidak nyata.

    • !upil melebar, lonjong, miring agak "ertikal, kadang midriasis total, warna

    kehijauan, refleksi +ahaya menurun sekali atau tidak sama sekali.

    (erapi

    1. Gla'koma Primer

    &laukoma akut merupakan masalah pembedahan. 6erapi dengan pengobatan

    hanya merupakan pengobatan pendahuluan sebelum penderita di operasi. Hal ini harus

    sejak awal dikemukakan kepada penderita dan keluarganya, sebab ada kemungkinan

     penderita menolak untuk di operasi, karena telah merasa enak setelah diberi obatobatan.

    !ada >ase %on Kongesif 

    )iberikan Miotikum a. Miotika.

      b. perasi.

    !ada fase kongesif #akut$

    !engobatan harus diberikan se+ara +epat dan tepat, jika terlambat 299J jam maka

    sinekhia anterior sudah kuat sehingga pengobatan dengan miotikum tak berguna lagi.

    6' harus sudah turun dalam 29 jam sedapatdapatnya.

    a$ Miotikum untuk menge+ilkan pupil, sehingga iris terlepas dari tekanannya

    ditrebekula dan sudutnya menjadi terbuka, +ara menberikannya !ilo+arpin 29 0

    setiap menit satu tetes selama / menit diteruskan dengan setiap jam.

     b$ !enghambat karbonik anhidrase mengurangi produksi humor akueus seperti

    diamo /-- mg sekaligus #2 tablet$ kemudian disusul tiap 9 jam 1 tablet.

  • 8/17/2019 Hordeoulum, Kalazion, Glaukoma, Lapisan Kornea

    19/23

    +$ bat hiperosmotik. &liserin /- 0 peroral 11,J gramkg BB.

    d$ 8ntuk mengurangi rasa sakitnya dapat disuntikkan 1-1/ mg morfin.

    e$ 1-12,/ kg largaktil penderita yang muntahmuntah sebelum tablet diamo

    dan tablet gliserin diberikan, sehingga obat dapat ditelan.

    )engan pengobatan di atas bersamasama, tekanan yang tinggi sekali dapat ditekan

    sampai dibawah 2/ mmHg dalam waktu 29 jam.

    =ika tekanan intraokulernya sudah turun, operasi harus dilakukan paling lambat 29

    hari kemudian. *elama ini pengobatan tetap dilanjutkan. Bila tekanan tetap tinggi, melebihi

    ;- mmHg diberikan obat hiperosmotik yang lain yaitu manitol #1,/;kg BB$ 2- tetes

    menit #2-0$ atau ureum ;-0 infus, ;-- ++ diberikan E 2; jam yang diberikan sebelum

    operasi dilakukan.

    =enis operasi

    1. 'ridektomi perifer.

    2. perasi filtrasi #'ridenkleisis, trepanasi, sklerotomi, trabekulektomi$.

    &laukoma sudut tertutup kronik 

    6idak semua orang dengan glaukoma sudut tertutup akan mengalami serangan

    akut. Banyak yang mengalami sudut tertutup kronis.

    !ada keadaan ini perlahanlahan terbentuk jaringan parut antara iris dan jalan

    keluar +airan mata. 6ekanan bola mata akan naik bila terjadi gangguan jumlah +airan

    keluar akibat bertambahnya jaringan parut.

    )engan pengobatan pilokarpin maka serangan akut tidak akan terjadi dengan

     bentuk kronis yang tetap berjalan. !engobatan hanya menghindarkan kebutaan yang

    dapat terjadi pada glaukoma.

  • 8/17/2019 Hordeoulum, Kalazion, Glaukoma, Lapisan Kornea

    20/23

    . Gla'koma )ek'nder

    Merupakan glaukoma yang diketahui penyebabnya, biasanya dari penyakit mata

    yang lain. &laukoma sekunder, kelainannya terdapat pada

    a$ *udut bilik mata, akibat geniosinekia, hifema, stafiloma kornea dan kontusio sudut

     bilik mata.

     b$ !upil, akibat seklusi pupil dan oklusi relati"e pupil oleh sferotakia.

    +$ Badan silier, seperti rangsangan akibat luksasi lensa. &laukoma dibangkitkan lensa

    merupakan salah satu bentuk glaukoma sekunder.

    &laukoma terjadi bersamasama dengan kelainan lensa seperti

    a. Guksasi lensa anterior, dimana terjadi gangguan pengaliran +airan mata ke sudut

     bilik mata.

     b. Katarak imatur, dimana akibat men+embungnya lensa akan menyebabkan

     penutupan sudut bilik mata.

    +. Katarak hiperatur, dimana bahan lensa keluar dari lensa sehingga menutupi jalan

    keluar +airan mata.

    &laukoma yang terjadi akibat penutupan sudut bilik mata oleh bagian lensa yang

    lisis ini disebut glaukoma fakolitik, pasien dengan galukoma fakolitik akan mengeluh

    sakit kepala berat, mata sakit, tajam pengelihatan hanya tinggal proyeksi sinar. !ada

     pemeriksaan objektif terlihat edema kornea dengan injeksi silier, fler berat dengan tanda

    tanda u"eitis lainnya, bilik mata yang dalam disertai dengan katarak hiperatur. 6ekanan

     bola mata sangat tinggi.

  • 8/17/2019 Hordeoulum, Kalazion, Glaukoma, Lapisan Kornea

    21/23

    &. Gla'koma !bsol't

    &laukoma absolut adalah akhir dari semua ma+am glaukoma, merupakan suatu

    glaukoma yang terbengkalai sampai buta total. Matanya keras seperti batu, karena

    tekanan intraokuler yang sangat tinggi, buta dan sering sakit sekali.

    Bila timbul sakit yang tak tertahankan dapat disuntikkan al+ohol retrobulber atau

    dilakukan krioterapi untuk mengurangi nyerinya.

    Kalau dengan pengobatan tak dapat di atasi dilakukan enukleasi bulbi. =ika tak 

    menimbulkan rasa sakit, dibiarkan saja.

    Komplikasi

    a. *inelia anterior perifer 

    'ris perifer melekat pada jalinan trabekel dan menghambat aliran mata keluar.

     b. Katarak 

    Gensa kadangkadang melekat membengkak, dan bisa terjadi katarak. Gensa yang

    membengkak mendorong iris lebih jauh kedepan yang akan menambah hambatan

     pupil dan pada gilirannya akan menambah derajat hambatan sudut.

    +. 3trofi retina dan saraf optik )aya tahan unsureunsur saraf mata terhadap tekanan intraokular yang tinggi adalah

     buruk. 6erjadi gaung glaukoma pada pupil optik dan atrofi retina, terutama pada

    lapisan selsel ganglion.

    Prognosis

    6anpa pengobatan, glaukoma dapat mengakibatkan kebutaan total. 3pabila proses

     penyakit terdeteksi dini sebagian besar penyakit glaukoma dapat ditangani dengan baik.

  • 8/17/2019 Hordeoulum, Kalazion, Glaukoma, Lapisan Kornea

    22/23

    *. L!P#)!$ KOR$E!

    Kornea adalah jaringan transparan, tembus +ahaya, menutupi bola mata bagian

    depan. Kornea dewasa ratarata mempunyai tebal -,/9 mm di tengah, sekitar -,:/ mm

    di tepi, dan diameternya sekitar 11,/ mm.

    )ari anterior ke posterior, kornea mempunyai lima lapisan yang berbedabeda

    lapisan epitel #yang bersambung dengan lapisan epitel konjungti"a bulbaris$, lapisan

    Bowman, stroma, membran )es+ement, dan lapisan endotel.

    Gapisan kornea

    1. (pitel

    - 6ebalnya /- µm, terdiri atas / lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling

    tumpang tindih@ satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng.

    - !ada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong ke depan

    menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel basal berkaitan erat dengan sel basal di sampingnya dan sel poligonal di depannya

    melalui desmosom dan makula okluden@ ikatan ini menghambat pengaliran air,

    elektrolit, dan glukosa yang merupakan barrier .

    - *el basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi

    gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren.

    - (pitel berasal dari ektoderm permukaan.

    2. Membran Bowman

    - 6erletak di bawah membran basal epitel kornea yang merupakan kolagen yangtersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma.

    - Gapisan ini tidak mempunyai daya regenerasi.

    ;. *troma

    - 6erdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan

    lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur, sedangkan di bagian

     perifer serat kolagen ini ber+abang@ terbentuknya serat kolagen memakan waktu

    lama yang kadangkadang sampai 1/ bulan. Keratosit merupakan sel stroma

    kornea yang merupakan fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma. )iduga

    keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrioatau sesudah trauma.

    9. Membran )es+ement

  • 8/17/2019 Hordeoulum, Kalazion, Glaukoma, Lapisan Kornea

    23/23

    - Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma kornea

    dihasilkan sel endotel dan merupakan membran basalnya.

    - Bersifat sangat elastik dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 9-

    µm.

    /. (ndotel

    - Berasal dari mesotelium, berlapis satu, berbentuk heksagonal, besar 2-9- µm.

    (ndotel melekat pada membran des+ement melalui hemidesmosom dan 4onula

    okluden.

    Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar 

    longus, saraf nasosiliar, saraf ke L saraf siliar longus berjalan suprakoroid, masuk ke

    dalam stroma kornea, menembus membran Bowman melepaskan selubung *+hwannya.

    *eluruh lapis epitel dipersarafi sampai pada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf.

    Bulbus Krause untuk sensasi dingin ditemukan di daerah limbus. )aya regenerasi saraf 

    sesudah dipotong di daerah limbus terjadi dalam waktu ; bulan.

    6rauma atau penyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem pompa

    endotel terganggu sehingga dekompensasi endotel dan terjadi edema kornea. (ndotel

    tidak mempunyai daya regenerasi.

    Kornea merupakan bagian mata yang tembus +ahaya dan menutupi bola mata di

     bagian depan. !embiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 9- dioptri dari /-dioptri pembiasan sinar masuk dilakukan oleh kornea.