Upload
dhea-larasasti
View
666
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN KASUS
STATUS PASIEN BAGIAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. Nada Putri Utami
Umur : 13 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Tempat/Tanggal Lahir: 24 Desember 1998
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Jl. Rebah 3 No.320 Rt/Rw : 2/09 Depok
Tanggal Pemeriksaan : 2 Januari 2012
II. ANAMNESA
Keluhan Utama : Terdapat benjolan pada kelopak mata sebelah kiri
Keluhan Tambahan : Kelopak mata merah, nyeri apabila ditekan dan pada saat
menunduk
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke poliklinik mata RSM Ridwan Meuraksa dengan keluhan terdapat
benjolan pada kelopak mata sebelah kiri sejak ±2 minggu sebelum datang ke Rumah
Sakit. Sebelumnya keluhan hanya berupa benjolan kecil seperti jerawat yang berada di
kelopak mata sebelah kiri yang semakin lama semakin besar dan terasa sakit apa bila
disentuh. Keluhan juga disertai sakit apabila pasien sedang menunduk dan seperti ada
yang mengganjal.
1
Pada awal nya pasien mengaku teman yang duduk sebangku dengan pasien
menderita penyakit yang sama seperti yang di derita pasien. Pasien juga mengaku jarang
membersihkan muka sehabis melakukan aktifitas. Kebiasaan seperti penggunaan alat
kosmetik seperti maskara disangkal oleh pasien. Riwayat trauma sebelumnya disangkal
serta riwayat pada keluarga mempunyai penyakit yang sama juga disangkal oleh pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama.
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
- Keadaan umum : Tampak sakit ringan
- Kesadaran : Compos Mentis
- Tanda Vital
o Tekanan darah : 110/90 mmHg
o Nadi : 82 x/menit
o Suhu : 36,2º C
o Frekuansi pernafasan : 20 x/menit
o Berat badan : 48 kg
- Kepala : Normocephal
- Mata : (lihat status oftalmologi)
- Telinga, Hidung, Tenggorok : Dalam batas normal
- Gigi gegili : Dalam batas normal
2
- Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)
- Thoraks dan abdomen : Dalam batas normal
- Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), Sianosis (-)
B. Status Oftalmologi
OD OS
Posisi Hirschberg Orthoforia Orthoforia
Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah
Visus 6/6 6/6
TIO N/palpasi Tidak dievaluasi
Palpebra Sekret (-)
pada palpasi ditemukan:
Edema (-),
massa (-), hiperemis (-)
Sekret (-)
Pada palpasi ditemukan:
Edema (+),
massa (+) berukuran
0,5x0,3cm,konsistensi
kenyal, Hiperemis(+), dan
tidak bisa digerakkan
Konjungtiva tarsalis Hiperemis (-), papil (-),
edema (-)
Hiperemis (+), papil (-),
edema (+)
Konjungtiva bulbi Injeksi siliar (-) Injeksi siliar (-)
Kornea T.a.k T.a.k
COA Dalam, jernih, hifema (-),
hipopion (-), flare (-)
Dalam, jernih, hifema (-),
hipopion (-), flare (-)
Iris Bulat, batas tegas, Bulat, batas tegas,
3
sinekia anterior (-),
sinekia posterior (-)
sinekia anterior (-),
sinekia posterior (-)
Pupil Bulat, jernih, berada di
sentral
Bulat, jernih, berada di
sentral
Lensa Jernih Jernih
Vitreus Tidak dievaluasi Tidak dievaluasi
Fundus Tidak dapat dievaluasi Tidak dievaluasi
IV. RESUME
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada kelopak mata sebelah kiri
sejak ±2 minggu sebelum datang ke Rumah Sakit. Sebelumnya keluhan hanya berupa
benjolan kecil seperti jerawat yang berada di kelopak mata sebelah kiri yang semakin
lama semakin besar dan terasa sakit apa bila disentuh. Keluhan juga disertai sakit apabila
pasien sedang menunduk dan seperti ada yang mengganjal.
Pada awal nya pasien mengaku teman yang duduk sebangku dengan pasien menderita
penyakit yang sama seperti yang di derita pasien. Pasien juga mengaku jarang
membersihkan muka sehabis melakukan aktifitas.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan :
OD OS
Visus 6/6 6/6
Palpebra Sekret (-), Edema (-),
massa (-), hiperemis (-)
Sekret (-), Edema (+),
massa (+), hiperemis (+)
Konjungtiva tarsalis Sekret (-)
pada palpasi ditemukan:
Edema (-),
massa (-), hiperemis (-)
Sekret (-)
Pada palpasi ditemukan:
Edema (+),
massa (+) berukuran
0,5x0,3cm,konsistensi
kenyal, Hiperemis(+), dan
4
tidak bisa digerakkan
V. DIAGNOSA KERJA
- Hordeolum internum palpebra superior oculus sinistra
VI. DIAGNOSA BANDING
- Kalazion
VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan mikrobiologis :
- Pemeriksaan Gram
- Pembiakan dan tes resistensi antibiotik
VIII. PENATALAKASANAAN
Terapi
Kompres hangat 10 menit, 3 kali sehari
Lyncomicyn 500 mg 3 kali sehari
Asam Mefenamat 500 mg 3 kali sehari
Gentamisin salep mata 4 x 1 aplikasi per hari
Rencana insisi
Anjuran
1. Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan sabun atau sampo
yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Lakukan dengan mata
tertutup.
2. Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan infeksi
yang lebih serius.
3. Hindari pemakaian makeup pada mata, karena kemungkinan hal itu menjadi
5
penyebab infeksi.
4. Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke kornea
.
Pembahasan
Diagnosis pada pasien dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, dan pemeriksaan fisik
oftalmologi. Dari anamnesis pada pasien ini didapatkan data berupa adanya benjolan pada
kelopak mata atas pada mata sebelah kiri.
Benjolan ini awalnya kecil berwarna kemerahan dan bengkak pada kelopak mata atas.
Benjolan ini kemudian semakin membesar dan disertai nyeri terutama bila tersentuh. Keadaan ini
sesuai dengan kepustakaan yang mengatakan bahwa hordeolum awalnya hanya berupa benjolan
kecil yang berwarna kemerahan yang makin lama makin besar disetai nyeri jika tertekan.
Benjolan ini menjadi besar dan mengalami reaksi radang akibat infeksi kuman
stafilokokus atau streptokokus pada kelenjar Zeis dan Moll. Dari pemeriksaan oftalmologi
didapatkan adanya edema dan hiperemi pada palpebra superior okulus sinistra yang disertai
nyeri. 1,3,5
Benjolan menonjol kearah kulit dan ikut bergerak dengan pergerakan kulit disertai
dengan supurasi dan dan injeksi konjungtiva. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang
mengatakan bahwa hordeolum interna merupakan injeksi pada kelenjar Meibom sehinga ia
tumbuh kearah konjungtiva dan tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit. Pemberian
antibiotika topikal adalah untuk megobati infeksi akibat kuman stafilokokus ataupun
sterptokokus. Apabila terapi dengan konservatif tidak ada perbaikan atau nanah tidak dapat
keluar maka dapat dilakukan tindakan operatif berupa insisi untuk mengeluarkan nanah pada
benjolan sejajar dengan magro palpebra, agar tidak memotong kelenjar Meibom yang lain. Pada
penderita juga dianjurkan untuk menghindari terlalu banyak menyentuh daerah yang sakit dan
menjaga kebersihan daerah mata untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder. Penderita
dianjurkan untuk dilakukan tindakan operatif berupa insisi untuk mengeluarkan nanah. 4,5
PENUTUP
6
Demikianlah telah dilaporkan suatu kasus dengan diagnosis hordeolum
internum palpebra superior oculus sinistra yang mencakup diagnosis, pemeriksaan
oftalmologis, dan penanganannya.
Hordeolum
7
Kelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata melindungi kornea
dan berfungsi dalam pendisribusian dan eliminasi air mata. Penutupan kelopak mata berguna
untuk menyalurkan air mata ke seluruh permukaan mata dan memompa air mata melalui
punctum lakrimalis.
Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari yang jinak
sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi mau pun masalah struktur seperti ektropion,
entropion dan blepharoptosis. Untungnya, kebanyakan dari kelainan kelopak mata tidak
mengancam jiwa atau pun mengancam penglihatan.1
Hordeolum adalah salah satu penyakit yang cukup sering terjadi pada kelopak mata.
Secara klinis kelainan ini sering sulit dibedakan dengan kalazion akut. Hordeolum merupakan
infeksi lokal atau proses peradangan pada kelopak mata. Bila kelenjar Meibom yang terkena
disebut hordeolum internum, sedangkan bila kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena maka disebut
hordeolum eksternum.2
Hordeolum biasanya menyerang pada dewasa muda, namun dapat juga terjadi pada
semua umur, terutama orang-orang dengan taraf kesehatan yang kurang. Mudah timbul pada
individu yang menderita blefaritis dan konjungtivitis menahun. 3
Gambar 1. Hordeolum
ANATOMI PALPEBRA
8
Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup dan
melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip melindungi kornea dan konjungtiva dari
dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata, palpebra inferior menyatu dengan pipi.
Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam terdapat lapis
kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan lapis
membran mukosa (konjungtiva pelpebra).5
1. Kulit
Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar, dan elastis, dengan
sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.
2. Muskulus Orbikularis okuli
Fungsi otot ini adalah untuk munutup palpebra. Serat ototnya mengelilingi fissura palpebra
secara konsentris dan meluas sedikit melewati tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan
dahi. Bagian otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal; bagian diatas
septum orbitae adalah bagian praseptal. Segmen luar palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis
okuli dipersarafi oleh nervus facialis.
3. Jaringan Areolar
Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan degan lapis subaponeurotik dari
kujlit kepala.
4. Tarsus
Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa padat yang disebut tarsus
superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan penyokong kelopak mata dengan kelenjar
Meibom (40 buah di kelopak atas dan 20 buah di kelopak bawah)
5. Konjungtiva Palpebrae
9
Bagian posterior palpebrae dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva palpebra, yang
melekat erat pada tarsus.
Tepian palpebra dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan) menjadi tepian anterior
dan posterior. Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan Moll. Glandula Zeiss
adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam folikel rambut pada dasar bulu
mata. Glandula Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam satu baris
dekat bulu mata. Tepian posterior berkontak dengan bola mata, dan sepanjang tepian ini terdapat
muara-muara kecil dari kelenjar sebasesa yang telah dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal)
Punktum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior palpebra. Punktum
ini berfungsi menghantarkan air mata ke bawah melalui kanalikulus terkait ke sakus lakrimalis.
Fisura palpebrae adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang dibuka. Fisura ini
berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis kira-kira 0,5 cm dari tepian lateral
orbita dan membentuk sudut tajam.
Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis orbikularis yang terletak di
antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar antara palpebra orbita. Septum
orbitale superius menyatu dengan tendo dari levator palpebra superior dan tarsus superior;
septum orbitale inferius menyatu dengan tarsus inferior.5
Retraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Di palpebra superior, bagian otot
rangka adalah levator palpebra superioris, yang berasal dari apeks orbita dan berjalan ke depan
dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan bagian yang lebih dalam yang mengandung
serat-serat otot polos dari muskulus Muller (tarsalis superior). Di palpebra inferior, retraktor
utama adalah muskulus rektus inferior, yang menjulurkan jaringan fibrosa untuk membungkus
meuskulus obliqus inferior dan berinsersio ke dalam batas bawah tarsus inferior dan orbikularis
okuli. Otot polos dari retraktor palpebrae disarafi oleh nervus simpatis. Levator dan muskulus
rektus inferior dipasok oleh nervus okulomotoris
Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah a. Palpebra. Persarafan sensorik
kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V, sedang kelopak mata bawah oleh
cabang kedua nervus V.6.
10
Gambar2. Anatomi palpebra
DEFINISI
Hordeolum adalah infeksi atau peradangan pada kelenjar di tepi kelopak mata bagian
atas maupun bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri, biasanya oleh kuman Stafilokokus
(Staphylococcus aureus). Hordeolum dapat timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih.
Kelenjar kelopak mata tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis dan Moll. 4,5
Berdasarkan tempatnya, hordeolum terbagi menjadi 2 jenis :
1. Hordeolum interna, terjadi pada kelenjar Meibom. Pada hordeolum interna ini benjolan
mengarah ke konjungtiva (selaput kelopak mata bagian dalam).
11
Gambar3. Hordeolum Internum
2. Hordeolum eksterna, terjadi pada kelenjar Zeis dan kelenjar Moll. Benjolan nampak dari
luar pada kulit kelopak mata bagian luar (palpebra).6,7
Gambar3. Hordeolum Eksternum
12
ETIOLOGI
Staphylococcus aureus adalah agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum.3
FAKTOR RESIKO
1. Penyakit kronik.
2. Kesehatan atau daya tahan tubuh yang buruk.
3. Peradangan kelopak mata kronik, seperti Blefaritis .
4. Diabetes
5. Hiperlipidemia, termasuk hiperkolesterolemia.
6. Riwayat hordeolum sebelumnya
7. Higiene dan lingkungan yang tidak bersih
8. Kondisi kulit seperti dermatitis seboroik.5,6,9
PATOFISIOLOGI
Hordeolum externum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss atau
Moll. Hordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang terletak di
dalam tarsus.
Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan
sekitarnya. Kedua tipe hordeolum dapat timbul dari komplikasi blefaritis.2, 3
GEJALA DAN TANDA
Gejala2,3
- Pembengkakan
- Rasa nyeri pada kelopak mata
- Perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata
- Riwayat penyakit yang sama
13
Tanda7
- Eritema
- Edema
- Nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata
- Seperti gambaran absces kecil
Diagnosa Banding
Kalazion
Kista
Tumor
PENATALAKSANAAN
Biasanya hordeolum dapat sembuh dengan sendiri dalam waktu 5-7 hari.8
Umum
1. Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk membantu
drainase. Lakukan dengan mata tertutup.
2. Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan sabun atau sampo
yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Hal ini dapat mempercepat
proses penyembuhan. Lakukan dengan mata tertutup.
3. Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan infeksi
yang lebih serius.
4. Hindari pemakaian makeup pada mata, karena kemungkinan hal itu menjadi
penyebab infeksi.
5. Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke kornea.
Obat
Urutan penatalaksanaan hordeolum adalah sebagai berikut:
1. Kompres hangat selama sekitar 10-15 menit, 4 kali sehari.
14
2. Antibiotik topikal (salep, tetes mata), misalnya: Gentamycin, Neomycin,
Polimyxin B, Chloramphenicol, Dibekacin, Fucidic acid, dan lain-lain. Obat
topikal digunakan selama 7-10 hari, sesuai anjuran dokter, terutama pada fase
peradangan.
3. Antibiotika oral (diminum), misalnya: Ampisilin, Amoksisilin, Eritromisin,
Doxycyclin dan Lyncomicyn. Antibiotik oral digunakan jika hordeolum tidak
menunjukkan perbaikan dengan antibiotika topikal. Obat ini diberikan selama
7-10 hari. Penggunaan dan pemilihan jenis antibiotika oral hanya atas
rekomendasi dokter berdasarkan hasil pemeriksaan.
Adapun dosis antibiotika pada anak ditentukan berdasarkan berat badan sesuai dengan masing-
masing jenis antibiotika dan berat ringannya hordeolum.
Obat-obat simptomatis (mengurangi keluhan) dapat diberikan untuk meredakan keluhan nyeri,
misalnya: asetaminofen, asam mefenamat, ibuprofen, dan sejenisnya.
Pembedahan
Bila dengan pengobatan tidak berespon dengan baik, maka prosedur pembedahan
mungkin diperlukan untuk membuat drainase pada hordeolum.8
Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi topikal dengan pantokain
tetes mata. Dilakukan anestesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum
dan dilakukan insisi yang bila:
Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada
margo palpebra.
Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra. Setelah
dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan
meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberikan salep antibiotik. 9,10
15
RINGKASAN
Hordeolum merupakan infeksi lokal atau proses peradangan pada kelopak mata.
Bila kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum internum, sedangkan bila kelenjar
Zeiss atau Moll yang terkena maka disebut hordeolum eksternum.
Staphylococcus aureus adalah agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum.
Gejala dan tanda hordeolum antara lain bengkak, nyeri pada kelopak mata, perasaan tidak
nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata, memiliki riwayat penyakit yang sama,
eritema, edem, nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata. Seperti gambaran absces
kecil.
Penatalaksanaan terdiri dari perawatan umum seperti kompres hangat, antibiotik
topikal atau pun sistemik dan pembedahan.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. http://emedicine.medscape.com/article/1213080
2. http://www.emedicine.com/oph/LID.html
3. http://www.emedicine.com/emerg/OPHTHALMOLOGY.htm
4. http://www.3-rx.com/stye/default.php
5. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum, Edisi 14, Cetakan I, Widya Medika, Jakarta, 2000:
Hal 17-20
6. Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata, Edisi III, Cetakan I, Balai Penerbit FK UI,
Jakarta.2004: Hal 92-94
7 . S i d a r t a , I , d k k . S a r i I l m u P e n y a k i t M a t a , C e t a k a n I I I , B a l a i
P e n e r b i t F K U I , Jakarta 2003: Hal15 -16
8. http://www.emedicinehealth.com/script.main/art.asp?articlekey=58821&page=1
9. http://www. abxguide.org/diagnosis/heent/hordeolum_stye_chalazion.html
10. http://dermatlas.med.jhml.edu/derm
17
Pertanyaan :
Apa dasar diagnosa pada pasien ini?
Diagnosis pada pasien dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, dan pemeriksaan fisik
oftalmologi. Dari anamnesis pada pasien ini didapatkan data berupa adanya benjolan pada kelopak mata
atas pada mata sebelah kiri.
Benjolan ini awalnya kecil berwarna kemerahan dan bengkak pada kelopak mata atas. Benjolan
ini kemudian semakin membesar dan disertai nyeri terutama bila tersentuh. Keadaan ini sesuai dengan
kepustakaan yang mengatakan bahwa hordeolum awalnya hanya berupa benjolan kecil yang berwarna
kemerahan yang makin lama makin besar disetai nyeri jika tertekan.
Benjolan ini menjadi besar dan mengalami reaksi radang akibat infeksi kuman stafilokokus atau
streptokokus pada kelenjar Zeis dan Moll. Dari pemeriksaan oftalmologi didapatkan adanya edema dan
hiperemi pada palpebra superior okulus sinistra yang disertai nyeri.
Benjolan menonjol kearah kulit dan ikut bergerak dengan pergerakan kulit disertai dengan
supurasi dan dan injeksi konjungtiva. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang mengatakan bahwa
hordeolum interna merupakan injeksi pada kelenjar Meibom sehinga ia tumbuh kearah konjungtiva dan
tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit.
Kapan dilakukan insisi ?
Dianjurkan insisi (penyayatan) dan drainase pada hordeolum, apabila:
Hordeolum tidak menunjukkan perbaikan dengan obat-obat antibiotika topikal dan antibiotika
oral dalam 2-4 minggu.
Hordeolum yang sudah besar atau sudah menunjukkan fase abses.
Setelah insisi dianjurkan kontrol dalam seminggu atau lebih untuk penyembuhan luka insisi agar
benar-benar sembuh sempurna.
Apa hordeolum bisa sembuh sendiri?
Hordeolum biasanya akan sembuh sendiri secara spontan dan sementara itu dapat diberi kompres
hangat. Hordeolum memberikan gejala radang pada kelopak mata seperti bengkak, mengganjal dengan
rasa sakit, merah, dan nyeri bila ditekan. Mata mungkin berair, peka terhadap cahaya terang dan penderita
18
merasa ada sesuatu di matanya. Biasanya sebagian kecil kelopak akan membengkak, walaupun dapat
terjadi pada seluruh kelopak yang menyebabkan kelopak mata sukar diangkat karena bertambah beratnya
kelopak. Pada pasien dengan hordeolum, kelenjar preaurikel, yaitu kelenjar yang terdapat di belakang
telinga, biasanya turut membesar. Sering hordeolum ini membentuk abses (kantung nanah) dan pecah
dengan sendirinya.
Untuk mempercepat peradangan kelenjar dapat dapat diberikan kompres hangat, 4 kali sehari
selama 10 menit sampai nanah keluar. Pengangkatan bulu mata dapat memberikan jalan untuk
penyerapan nanah. Diberi antibiotik lokal terutama bila berbakat berulang atau terjadinya pembesaran
kelenjar aurikel.
Biasanya tidak diperlukan antibiotik oral bila tidak terjadi peradangan menyeluruh di kelopak
mata. Namun bila terjadi, dapat diberikan eritromisin 250 mg atau 125-250 mg diklosasilin 4 kali sehari,
dapat juga diberi tetrasiklin. Bila terdapat infeksi stafilokokus di bagian tubuh lain maka sebaiknya
diobati juga bersama-sama. Pada nanah dan kantong nanah yang tidak dapat keluar, dilakukan penyayatan
untuk mengeluarkan nanah.
Apa benar pencabutan bulu mata termasuk dalam proses penyembuhan pada hordeolum?
Pengangkatan bulu mata dapat memberikan jalan untuk penyerapan nanah, atau pun drainase
untuk mengeluarkan isi dari kantung hordeolum.
Pengertian kista dan apa isi dari kista?
Kista adalah suatu struktur abnormal seperti kantung yang bisa ditemukan di manapun di tubuh. Kista
biasanya mengandung zat gas, cair, atau setengah padat dan memiliki dinding luar seperti sebuah kapsul.
Kista mungkin kecil dan hanya terlihat di bawah mikroskop tetapi dapat juga berukuran sangat besar
sehingga mendesak struktur tubuh normal. Kista terdapat pada berbagai jaringan dan organ dan sering
dinamai sesuai lokasinya, misalnya kista kandung kemih, kista payudara, kista hati, kista ginjal, kista
pankreas, kista vagina, kista kulit, kista tiroid.
Ada ga hubungannya dengan teman yang menderita hordeolum dapat menularkan ke kita?
Bintitan atau hordeolum itu akibat adanya infeksi di kelenjar bagian kelopak mata, namun infeksi ini
dalam bentuk abses dimana terjadi pernanahan yang terbentuk di dalam rongga yang seharusnya tidak ada
di dalam tubuh, sehingga bintitan ini tidak bersifat infeksi seperti yang dikatakan melalui pandangan dan
19
sebagainya. Penyakit mata yang paling sering menular yaitu penyakit mata merah atau yang kita kenal
juga sebagai konjungtivitis bisa disebabkan oleh virus, bakteri, bahkan jamur. Penularannya bukan
melalui pandangan, tetapi melalui kontak tangan si penderita yang habis mengucek mata lalu memegang
tangan yang ditularinya lalu orang yang ditularinya ini memegang matanya. Inilah sumber penularan yang
paling sering terjadi, dan tidak ada penularan melalui saling pandang memandang
Pada hordeolum bisa ga tumbuh secara bersamaan dikelopak mata atas dan bawah?
Bisa karena infeksi yang masuk bisa mengenai beberapa glandula atau kelenjar yang ada di kelopak mata
misalnya pada kelopak mata dalam bisa saja infeksi menyerang glandula yang berada di dalam tarsus atau
yang kita kenal dengan kelenjar meibom, juga bisa mengenai di glandula-glandula lainnya seperti
glandula Zeis dan Moll.
Perbedaan hordeolum interna dan eksterna?
Hordeolum internum merupakan infeksi kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus
dengan penonjolan terutama ke daerah kulit konjungtiva tarsal. Hordeolum internum
biasanya berukuran lebih besar dibandingkan hordeolum eksternum. Pada hordeolum internum, benjolan
menonjol ke arah konjungtiva dan tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit, serta
jarang mengalami supurasi dan tidak memecah sendiri.
Prognosis ?
Functionam dubia ad bonam
Vital dubia ad bonam
Sanasionam dubia ad bonam
20