29
Pengertian 1. Turut campur dalam peristiwa pidana; 2. Turut berbuat delik; 3. Turut serta Beberapa Pandangan tentang Penyertaan : 1. Sbg dasar memperluas dapat dipidananya orang; 2. Sbg dasar untuk memperluas dpt dipidananya perbuatan

HKM PENYERTAAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HKM PENYERTAAN

Pengertian1.Turut campur dalam peristiwa pidana;2.Turut berbuat delik;3.Turut sertaBeberapa Pandangan tentang Penyertaan

:1.Sbg dasar memperluas dapat

dipidananya orang;2.Sbg dasar untuk memperluas dpt

dipidananya perbuatan

Page 2: HKM PENYERTAAN

a. Penyertaan dipandang sbg persoalan pertanggungjwban pidana;

b. Penyertaan bkn suatu delik sebab bentuknya tdk sempurna;

Penganutnya :- Simon, Van Hatum & Hezenwinkle

Suringa

Page 3: HKM PENYERTAAN

a. Penyertaan dipandang sbg bentuk khusus dari tindak pidana;

b. Penyertaan merupakan suatu delik, hanya bentuknya istimewa.

Penganutnya :- Pompe, Moeljatno & Roeslan Saleh

Page 4: HKM PENYERTAAN

1. Pembagian Dua;a. Menurut Van Feurbach penyertaan terbagi dlm

bentuk :1. Urheber (pembuat)2. Gehilfe (pembantu)

b. Menurut KUHP Belanda & Indonesia :1. Dader/pembuat (Psl 47 Bld & Psl 55 KUHP INA)2. Medeplightige/pembantu (Psl 48 Bld & Psl 56 KUHP INA)

Page 5: HKM PENYERTAAN

2. Pembagian Tigaa. Di Jerman:

1. tater (pembuat)2. anstifter (penganjur)3. gehilfe (pembantu)

b. Di Jepang:1. Co principals (pembuat)2. Instigator (penganjur)3. accesoris (pembantu)

Page 6: HKM PENYERTAAN

1. Pembuat/Dader (Psl 55) terdiri dari :a. Pelaku (pleger)b. Yang menyuruh lakukan (doenpleger)c. Yang turut serta (medepleger)d. Penganjur (Uitlokker)

2. Pembantu/Medeplightige (Psl 56) :a. Pembantu pada saat kejahatan dilakukan;b. Pembantu sebelum kejahatan dilakukan.

Page 7: HKM PENYERTAAN

1. Pandangan Yang Luas :

- Pembuat adl tiap orang yg menimbulkan akibat yang memenuhi rumusan delik.

- Dg demikian mereka yg disebut oleh Psl 55 adl Pembuat.

- Penganutnya : MvT, Pompe, Van Hatum

2. Pandangan Yang Sempit :

- Pembuat hanyalah org yg melakukan sendiri perbuatannya yg sesuai dg rumusan delik, jadi hanya perbuatan materiil saja.

- Menurut pandangan ini mereka yg masuk dlm rumusan Psl 55 hanya disamakan dg Dader.

- Penganutnya : Simons, Van Hamel.

Page 8: HKM PENYERTAAN

Pelaku/Pleger adl orang yg melakukan sendiri perbuatannya hingga memenuhi rumusan delik.

Dalam praktek, hal ini sulit ditentukan terutama dlm hal pembuat UU tdk menentukan secara pasti mengenai siapa yg menjadi pelaku.

Page 9: HKM PENYERTAAN

1. Peradilan IndonesiaPelaku adalah orang yg harus dimintai pertanggungjawaban.

2. Peradilan BelandaDader adl org yg mempunyai kuasa untuk mengakhiri akibat dari suatu keadaan terlarang tetapi membuat keadaan terlarang itu tetap berlangsung.

3. PompeDader adl org yg mempunyai kewajiban utk mengakhiri keadaan terlarang.

Page 10: HKM PENYERTAAN

Doenpleger adl org yg melakukan perbuatan dg perantaraan org lain, sdgkan perantaranya hanya dianggap sbg alat.

Dengan demikian dlm Doenpleger ada 2 pihak :- Pembuat Langsung- Pembuat Tdk Langsung

Page 11: HKM PENYERTAAN

Alat yang dipakai adalah MANUSIA; Alat yang dipakai itu “berbuat” alias

bukan benda mati; Alat yang dipakai itu “tdk dapat

dipertanggungjawabkan”. Unsur ketiga ini merupakan ciri dari Doenpleger.

Page 12: HKM PENYERTAAN

Bila ia tidak sempurna pertumbuhan jiwanya (Psl 44);

Bila ia berbuat karena daya paksa (Psl 48);

Bila ia melakukannya atas perintah jabatan yg tidak sah spt dalam Psl 51 (2);

Bila ia keliru; Bila ia tidak mempunyai maksud

sebagaimana disyaratkan utk kejahatan yg dimaksud.

Page 13: HKM PENYERTAAN

DefinisiMenurut MvT : Medepleger ialah orang yg dgn sengaja turut berbuat atau turut mengerjakan terjadinya sesuatu.Menurut Pompe : “turut mengerjakan terjadinya sesuatu tindak pidana “ itu ada 3 kemungkinan :1.masing-masing memenuhi semua unsur dalam rumusan delik

Misal : dua orang dgn bekerjasama melakukan pencurian2. Salah seorang memenuhi semua unsur delik, sedang yg lain tidak.

Misal : dua orang pencopet ( A&B) saling bekerjasama, A yg menabrak org dan B yg mengambil dompet org itu.3. Tidak seorangpun memenuhi unsur2 delik seluruhnya, tetapi mreka bersama-sama mewujudkan delik itu.

Misal : dalam pencurian dgn merusak (Pasal 363 ayat (1) ke-5 salah seorang melakukan penggergajian, sedangkan kawannya masuk rumah dan mengambil barang2 yg kemudian diberikan kpd org yg menggergaji tsb.

Page 14: HKM PENYERTAAN

1. Ada kerjasama secara sadar

yg penting adalah harus ada kesengajaan :

a. untuk bekerjasama

b. ditujukan kepada hal yg dilarang oleh UU

2. Ada pelaksanaan bersama secara fisik

yg penting adalah harus ada kerjasama yg erat dan langsung

Uitlokker (Penganjur)

ialah org yg menggerakkan org lain utk melakukan suatu TP dgn menggunakan

sarana2 yg ditentukan oleh UU

Perbedaan Uitlokker dgn Doenpleger

Page 15: HKM PENYERTAAN
Page 16: HKM PENYERTAAN

a. SIFAT : Dilihat dari perbuatannya, pembantuan ini bersifat accessoir artinya utk adanya pembantuan

hrs ada org yg melakukan kejahatan (hrs ada org yg dibantu),

tetapi dilihat dri pertanggungjawabannya tdk accessoir artinya dipidananya pembantu tdk tergantung pd dpt

tidaknya si pelaku dituntut atau dipidana.b. JENIS : Menurut Pasal 56 KUHP, ada dua jenis pembantu :

1. Jenis Pertamaa. waktunya : pd saat kejahatan dilakukan

b. caranya : tdk ditentukan scra limitatif dlm UU

2. Jenis Keduaa. waktunya : sblm kejahatan dilakukan

b. caranya : ditentukan scra limitatif oleh UU (yaitu dgn cara : memberi

kesempatan, sarana atau keterangan)

Page 17: HKM PENYERTAAN
Page 18: HKM PENYERTAAN
Page 19: HKM PENYERTAAN

1. Pada prinsipnya KUHP menganut sistem bahwa pidana pokok utk

pembantu lebih ringan dari si pembuat. Prinsip ini terlihat didalam Pasal 57 ayat (1) dan

(2) - maks. Pidana pokok utk pembantuan

dikurangi sepertiga (ayat 1)- apabila kejahatan diancam pidana

mati/seumur hidup, maka maks.pidana utk pembantu ialah 15 tahun penjara (ayat 2)

Pengecualiannya : Pasal 333 (4) dan Pasal 231 (3) KUHP

2. Pidana tambahan utk pembantu sama dgn ancaman thdp kejahatnnya itu sendiri, jd sama

dgn si pembuat. (Pasal 57 :3)

Page 20: HKM PENYERTAAN

A. BEBERAPA PANDANGANAda dua kelompok pandangan, yaitu :1. Sebagai masalah pemberian pidana

(Hazewinkel- Suringa)2. Sebagai bentuk khusus dari tindak

pidana (Pompe,Mezger,Mulyatno) B. PENGATURAN DI DALAM KUHPConcursus ada 3 macam, yaitu :

1. Concursus Idealis (Gabungan Peraturan)2. Voortgezettehandeling (Perbuatan Berlanjut)

3. Concursus Realis (Gabungan Perbuatan)

Page 21: HKM PENYERTAAN

Ada Concursus Idealis, apabila suatu perbuatan masuk dalam lebih dari aturan pidana.

Pasal 63 (1) “ Jika satu perbuatan masuk dalam lebih dari satu aturan pidana, maka hanya dikenakan

satu aturan pidana yang paling berat”.

Contoh : A melakukan tindak pidana yg menyebabkan matinya B, maka A bisa didakwa dengan dakwaan berlapis

yaitu Pasal 340, 338, 351 (3) (dakwaan primer, subsider dan lebih subsider) maka dalam hal ini tersangka

dpt diancam dgn Pasal 340 KUHP krn sanksi pidananya paling berat.

Apabila tersangka hanya didakwa dgn satu pasal saja, kemudian dakwaan tsb tdk terbukti maka apabila kasus tsb

diungkap kembali maka perkara tsb Nebis In Idem.

Page 22: HKM PENYERTAAN
Page 23: HKM PENYERTAAN

Van Bemmelenada concursus idealis apabila org melakukan satu perbuatan dgn sendirinya masuk ke aturan yg laincontoh : Memperkosa di tempat umum. (memperkosa Psl 285 dan perbuatan di tempat umum Psl 281 KUHP)

Hazewinkel Suringaada Concursus idealis apabila suatu perbuatan yg sdh memenuhi suatu rumusan delik, mau tidak mau masuk pula dlm aturan yg lain. Contoh : perkosaan di t4 umum.

Pompeada concursus idealis apabila org yg melakukan suatu perbuatan konkrit yg diarahkan kpd satu tujuan mrpkn benda / obyek aturan hkum.Contoh : bersetubuh dgn anaknya sendiri yg blm 15 thun. (Psl 294 dan Psl 287)

Page 24: HKM PENYERTAAN

Ada perbuatan berlanjut, apabila (Pasal 64) :1. seseorang melakukan beberapa perbuatan2. perbuatan tsb masing2 mrpkn kejahatan /

pelanggaran.3. antara perbuatan2 itu ada hubngn yg erat :

- satu niat- satu jenis perbuatan- waktu tdk lama- objek / benda sama.

Misalnya : A mlakukan pencurian kayu/papan pd malam hari pd tgl 10,15,22, dan 28 Januari 2009. maka ia dianggap mlakukan satu perbuatan dan dipidana dgn hukuman yg paling berat.

Page 25: HKM PENYERTAAN

Ada concursus realis apabila (Psl 65) :- seseorang mlkukan beberapa perbuatan- masing2 prbuatn berdiri sendiri

Page 26: HKM PENYERTAAN

Merupakan alasan pemberatan pidana Syarat2 residiv:

- org tsb pernah menjalankan pidana baik seluruh / sebagian- jangka waktu blm daluarsa- belum lima tahun dri TP Pertama- diputus bebas perkaranya

Page 27: HKM PENYERTAAN

Residiv dibagi mnjadi 2 yaitu : Residiv kebetulan

pengulangan TP dilakukan secara kebetulan

Rsidiv biasapengulangan TP dilakukan karena sdh

mnjadi kebiasaan atau si pelaku memang berbakat jahat. Biasanya Hakim mnjatuhkan pidana yg diperberat yaitu ditambah sepertiga.

Page 28: HKM PENYERTAAN

Hal – hal yg meringankan pemidanaan :1. percobaan (Poging)2. pembantuan (medeplictige)3. belum cukup umur (anak-anak)4.tertuduh mngakui perbuatannya5. tertuduh mnunjukkan

penyesalannya.6. tertuduh blm pernah dipidana7. berlaku sopan di muka sidang8. terdakwa lanjut usia

Page 29: HKM PENYERTAAN

Hal – hal yg memberatkan pemidanaan : Residiv (pernah dipidana) Perbuatan dianggap tidak mendidik Korban masih anak2 Selalu mungkir / mngelak Korban ternyata masih ada hub.keluarga