42
HITUNG TROMBOSIT Metode untuk menghitung trombosit telah banyak dibuat dan jumlahnya tergantung dari kenyataan bahwa sukar untuk menghitung sel-sel trombosit yang merupakan partikel kecil dan mudah aglutinasi maupun mudah pecah. Sukar untuk membedakan dengan kuman. Metode elektronik mempunyai ketelitian yang baik, tetapi metode visual yang langsung cukup dapat digunakan utnuk menghitung trombosit yang rendah sampai tinggi. Bila trombosit rendah, maka metode yang menggunakan plasma cukup bermakna. Metode elektronik tidak akan diuraikan.Yang akan dibahas dalam halaman ini adalah penghitungan trombosit dengan metode langsung (Rees-Ecker). 1. A. Prinsip Darah diencerkan ke dalam larutan yang mengandung brilliant cresyl blue, sehingga trombosit tercat biru muda. Trombosit dihitung dengan bilik hitung. Hasil pemeriksaannya diperiksa ulang dengan sediaan apus. 1. B. Spesimen Darah EDTA atau darh kapiler 1. C. Peralatan dan Pereaksi larutan pengencer trombosit (Rees-Ecker) o Natrium Sitrat 3,8 gr o brillian cresyl blue 0,1 gr o Formaldehid 40% 0,2 gr o Aquadest 100 ml o salinlah sebelum digunakan o pipet eritrosit

HITUNG TROMBOSIT

Embed Size (px)

Citation preview

HITUNG TROMBOSIT

 

Metode untuk menghitung trombosit telah banyak dibuat dan jumlahnya tergantung dari kenyataan bahwa sukar untuk menghitung sel-sel trombosit yang merupakan partikel kecil dan mudah aglutinasi maupun mudah pecah. Sukar untuk membedakan dengan kuman. Metode elektronik mempunyai ketelitian yang baik, tetapi metode visual yang langsung cukup dapat digunakan utnuk menghitung trombosit yang rendah sampai tinggi. Bila trombosit rendah, maka metode yang menggunakan plasma cukup bermakna. Metode elektronik tidak akan diuraikan.Yang akan dibahas dalam halaman ini adalah penghitungan trombosit dengan metode langsung (Rees-Ecker).

1. A.    Prinsip

Darah diencerkan ke dalam larutan yang mengandung brilliant cresyl blue, sehingga trombosit tercat biru muda. Trombosit dihitung dengan bilik hitung. Hasil pemeriksaannya diperiksa ulang dengan sediaan apus.

1. B.     Spesimen

Darah EDTA atau darh kapiler

1. C.    Peralatan dan Pereaksi

 

larutan pengencer trombosit (Rees-Ecker)

  o Natrium Sitrat 3,8 gro brillian cresyl blue 0,1 gro Formaldehid 40% 0,2 gro Aquadest 100 mlo salinlah sebelum digunakano  

pipet eritrosit bilik hitung kaca Obyek, cat wright dan larutan penyangga fosfat mikroskop cawan petri kertas saring / tissue

 

1. D.    Cara Kerja

 

1. Hisaplah darah dengan pipet erotrosit sampai tanda 0,5 dan encerkan dengan larutan pengencer sampai tanda 101 (pengenceran 200x). Mulai saat ini trombosit harus selesai dihitung dalam waktu 30 menit, agar tidak terjadi disintegrasi sel-sel trombosit

 

1. Kocoklah pipet tersebut 3-5 menit

 

1. Bersihkan bilik hitung

 

1. Siapkanlah cawan petri bagian dalam, dasar dan tutupnya ditempeli kapas yang ukurannya sama dan sebelumnya telah dibasahi air

 

1. Setelah pipet tersebut dikocok, buanglah 4 tetes pertama dan tetesan ke lima isikan ke dalam bilik hitung. masukkan bilik hitung tersebut ke dalam cawan petri yang telah disiapkan tadi. Biarkan selama 15 menit , agar trombosit mengendap dan tidak terjadi penguapan.

 

1. Letakkan bilik hitung di bawah mikroskop dengan perbesaran 100X obyektif dan kemudian perbesaran 40 x , trombosit tampak refraktif dan mengkilat berwarna biru muda / nila, lebih kecil dari eritrosit serta bentuk bulat, lonjong atau tersebar atau bergerombol.

 

Perhitungan:

jumlah trombosit =rata-rata jumlah trombosit tiap kotak X pengenceranvolume kotak trombosit(kotak kecil)

Buatlah sediaan apus dengan pewarnaan Wright dan amati kesan jumlah trombosit sebagai periksa ulang terhadap metode di atas.

 

Hitung Trombosit

Posted by Riswanto on Wednesday, December 16, 2009 Labels: Tes Hematologi, Tes Hemostasis

Trombosit adalah fragmen atau kepingan-kepingan tidak berinti dari sitoplasma megakariosit yang berukuran 1-4 mikron dan beredar dalam sirkulasi darah selama 10 hari. Gambaran mikroskopik dengan pewarnaan Wright – Giemsa, trombosit tampak sebagai sel kecil, tak berinti, bulat dengan sitoplasma berwarna biru-keabu-abuan pucat yang berisi granula merah-ungu yang tersebar merata.

Trombosit memiliki peran dalam sistem hemostasis, suatu mekanisme faali tubuh untuk melindungi diri terhadap kemungkinan perdarahan atau kehilangan darah. Fungsi utama trombosit adalah melindungi pembuluh darah terhadap kerusakan endotel akibat trauma-trauma kecil yang terjadi sehari-hari dan mengawali penyembuhan luka pada dinding pembuluh darah. Mereka membentuk sumbatan dengan jalan adhesi (perlekatan trombosit pada jaringan sub-endotel pada pembuluh darah yang luka) dan agregasi (perlekatan antar sel trombosit).

Orang-orang dengan kelainan trombosit, baik kualitatif maupun kuantitatif, sering mengalami perdarahan-perdarahan kecil di kulit dan permukaan mukosa yang disebut ptechiae, dan tidak dapat mengehentikan perdarahan akibat luka yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

Agar dapat berfungsi dengan baik, trombosit harus memadai dalam kuantitas (jumlah) dan kualitasnya. Pembentukan sumbat hemostatik akan berlangsung dengan normal jika jumlah trombosit memadai dan kemampuan trombosit untuk beradhesi dan beragregasi juga bagus.

Beberapa uji laboratorium yang digunakan untuk menilai kualitas trombosit adalah agregasi trombosit, retensi trombosit, retraksi bekuan, dan antibody anti trombosit. Sedangkan uji laboratorium untuk menilai kuantitas trombosit adalah masa perdarahan (bleeding time) dan hitung trombosit

Jumlah trombosit normal adalah 150.000 – 450.000 per mmk darah. Dikatakan trombositopenia ringan apabila jumlah trombosit antara 100.000 – 150.000 per mmk darah. Apabila jumlah trombosit kurang dari 60.000 per mmk darah maka akan cenderung terjadi perdarahan. Jika jumlah trombosit di atas 40.000 per mmk darah biasanya tidak terjadi perdarahan spontan, tetapi dapat terjadi perdarahan setelah trauma. Jika terjadi perdarahan spontan kemungkinan fungsi trombosit terganggu atau ada gangguan pembekuan darah. Bila jumlah trombosit kurang dari

40.000 per mmk darah, biasanya terjadi perdarahan spontan dan bila jumlahnya kurang dari 10.000 per mmk darah perdarahan akan lebih berat. Dilihat dari segi klinik, penurunan jumlah trombosit lebih memerlukan perhatian daripada kenaikannya (trombositosis) karena adanya resiko perdarahan.

Metode untuk menghitung trombombosit telah banyak dibuat dan jumlahnya jelas tergantung dari kenyataan bahwa sukar untuk menghitung sel-sel trombosit yang merupakan partikel kecil, mudah aglutinasi dan mudah pecah. Sukar membedakan trombosit dengan kotoran.

Hitung trombosit dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Metode secara langsung dengan menggunakan kamar hitung yaitu dengan mikroskop fase kontras dan mikroskop cahaya (Rees-Ecker) maupun secara otomatis. Metode yang dianjurkan adalah penghitungan dengan mikroskop fase kontras dan otomatis. Metode otomatis akhir-akhir ini banyak dilakukan karena bisa mengurangi subyektifitas pemeriksaan dan penampilan diagnostik alat ini cukup baik.

Hitung trombosit secara tidak langsung yaitu dengan menghitung jumlah trombosit pada sediaan apus darah yang telah diwarnai. Cara ini cukup sederhana, mudah dikerjakan, murah dan praktis. Keunggulan cara ini adalah dalam mengungkapkan ukuran dan morfologi trombosit, tetapi kekurangannya adalah bahwa perlekatan ke kaca obyek atau distribusi yang tidak merata di dalam apusan dapat menyebabkan perbedaan yang mencolok dalam perhitungan konsentrasi trombosit. Sebagai petunjuk praktis adalah bahwa hitung trombosit adekuat apabila apusan mengandung satu trombosit per duapuluh eritrosit, atau dua sampai tiga trombosit per lapang pandang besar (minyak imersi). Pemeriksaan apusan harus selalu dilakukan apabila hitung trombosit rendah karena penggumpalan trombosit dapat menyebabkan hitung trombosit rendah palsu.

Bahan pemeriksaan yang dianjurkan untuk pemeriksaan hitung trombosit adalah darah EDTA. Antikoagulan ini mencegah pembekuan darah dengan cara mengikat kalsium dan juga dapat menghambat agregasi trombosit.

Metode langsung (Rees Ecker)

Hitung trombosit secara langsung menggunakan kamar hitung yaitu dengan mikroskop cahaya. Pada hitung trombosit cara Rees-Ecker, darah diencerkan ke dalam larutan yang mengandung Brilliant Cresyl Blue sehingga trombosit tercat biru muda. Sel trombosit dihitung dengan menggunakan kamar hitung standar dan mikroskop. Secara mikroskopik trombosit tampak refraktil dan mengkilat berwarna biru muda/lila lebih kecil dari eritrosit serta berbentuk bulat, lonjong atau koma tersebar atau bergerombol. Cara ini memiliki kesalahan sebesar 16-25%, penyebabnya karena faktor teknik pengambilan sampel yang menyebabkan trombosit bergerombol sehingga sulit dihitung, pengenceran tidak akurat dan penyebaran trombosit yang tidak merata.

Metode fase-kontras

Pada hitung trombosit metode fase kontras, darah diencerkan ke dalam larutan ammonium oksalat 1% sehingga semua eritrosit dihemolisis. Sel trombosit dihitung dengan menggunakan kamar hitung standar dan mikroskop fase kontras. Sel-sel lekosit dan trombosit tampak bersinar dengan latar belakang gelap. Trombosit tampat bulat atau bulat telur dan berwarna biru muda/lila terang. Bila fokus dinaik-turunkan tampak perubahan yang bagus/kontras, mudah dibedakan dengan kotoran karena sifat refraktilnya. Kesalahan dengan metode ini sebesar 8 – 10%.

Metode fase kontras adalah pengitungan secara manual yang paling baik. Penyebab kesalahan yang utama pada cara ini, selain faktor teknis atau pengenceran yang tidak akurat, adalah pencampuran yang belum merata dan adanya perlekatan trombosit atau agregasi.

Modifikasi metode fase-kontras dengan plasma darah

Metodenya sama seperti fase-kontras tetapi sebagai pengganti pengenceran dipakai plasma. Darah dibiarkan pada suhu kamar sampai tampak beberapa mm plasma. Selanjutnya plasma diencerkan dengan larutan pengencer dan dihitung trombosit dengan kamar hitung seperti pada metode fase-kontras.

Metode tidak langsung

Cara ini menggunakan sediaan apus darah yang diwarnai dengan pewarna Wright, Giemsa atau May Grunwald. Sel trombosit dihitung pada bagian sediaan dimana eritrosit tersebar secara merata dan tidak saling tumpang tindih.

Metode hitung trombosit tak langsung adalah metode Fonio yaitu jumlah trombosit dibandingkan dengan jumlah eritrosit, sedangkan jumlah eritrosit itulah yang sebenarnya dihitung. Cara ini sekarang tidak digunakan lagi karena tidak praktis, dimana selain menghitung jumlah trombosit, juga harus dilakukan hitung eritrosit.

Penghitungan trombosit secara tidak langsung yang menggunakan sediaan apus dilakukan dalam 10 lpmi x 2000 atau 20 lpmi x 1000 memiliki sensitifitas dan spesifisitas yang baik untuk populasi trombosit normal dan tinggi (trombositosis). Korelasinya dengan metode otomatis dan bilik hitung cukup erat. Sedangkan untuk populasi trombosit rendah (trombositopenia) di bawah 100.000 per mmk, penghitungan trombosit dianjurkan dalam 10 lpmi x 2000 karena memiliki sensitifitas dan spesifisitas yang baik. Korelasi dengan metode lain cukup erat.

Hitung Trombosit Otomatis

Penghitung sel otomatis mampu mengukur secara langsung hitung trombosit selain hitung lekosit dan hitung eritrosit. Sebagian besar alat menghitung trombosit dan eritrosit bersama-sama, namun keduanya dibedakan berdasarkan ukuran. Partikel yang lebih kecil dihitung sebagai trombosit dan partikel yang lebih besar dihitung sebagai eritrosit. Dengan alat ini, penghitungan dapat dilakukan terhadap lebih banyak trombosit. Teknik ini dapat mengalami kesalahan apabila

jumlah lekosit lebih dari 100.000/mmk, apabila terjadi fragmentasi eritrosit yang berat, apabila cairan pengencer berisi partikel-partikel eksogen, apabila sampel sudah terlalu lama didiamkan sewaktu pemrosesan atau apabila trombosit saling melekat.

Masalah Klinis

PENURUNAN JUMLAH : ITP, myeloma multiple, kanker (tulang, saluran gastrointestinal, otak), leukemia (limfositik, mielositik, monositik), anemia aplastik, penyakit hati (sirosis, hepatitis aktif kronis), SLE, DIC, eklampsia, penyakit ginjal, demam rematik akut. Pengaruh obat : antibiotik (kloromisetin, streptomisin), sulfonamide, aspirin (salisilat), quinidin, quinine, asetazolamid (Diamox), amidopirin, diuretik tiazid, meprobamat (Equanil), fenilbutazon (Butazolidin), tolbutamid (Orinase), injeksi vaksin, agen kemoterapeutik.

PENINGKATAN JUMLAH : Polisitemia vera, trauma (fraktur, pembedahan), paskasplenektomi, karsinoma metastatic, embolisme pulmonary, dataran tinggi, tuberculosis, retikulositosis, latihan fisik berat. Pengaruh obat : epinefrin (adrenalin)

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

Kemoterapi dan sinar X dapat menurunkan hitung trombosit, Pengaruh obat (lihat pengaruh obat), Penggunaan darah kapiler menyebabkan hitung trombosit cenderung lebih rendah, Pengambilan sampel darah yang lamban menyebabkan trombosit saling melekat

(agregasi) sehingga jumlahnya menurun palsu, Tidak segera mencampur darah dengan antikoagulan atau pencampuran yang kurang

adekuat juga dapat menyebabkan agregasi trombosit, bahkan dapat terjadi bekuan, Perbandingan volume darah dengan antikoagulan tidak sesuai dapat menyebabkan

kesalahan pada hasil : o Jika volume terlalu sedikit (= EDTA terlalu berlebihan), sel-sel eritrosit

mengalami krenasi, sedangkan trombosit membesar dan mengalami disintegrasi.o Jika volume terlalu banyak (=EDTA terlalu sedikit) dapat menyebabkan

terbentuknya jendalan yang berakibat menurunnya jumlah trombosit. Penundaan pemeriksaan lebih dari 1 jam menyebabkan perubahan jumlah trombosit

PEMERIKSAAN HITUNG TROMBOSIT

Prinsip: darah diencerkan dan dicat dengan larutan Rees Echer → lalu dihitung jumlah trombosit dalam volume tertentu

Tujuan: menghitung jumlah trombosit dalam darah Alat yg digunakan: Pipet eritrosit

1. Kamar hitung (Improved Neubauer)2. Mikroskop3. Counter tally

Reagen: Larutan Rees Ecker

Cara pemeriksaan:

Hisap darah EDTA dng pipet lekosit → sampai tanda 0,5 Hapus kelebihan darah dng kertas tisu Hisap lar. Rees Echer sampai tanda 101 Kocok darah dan larutan ± 2 – 3 menit Buang lar 3 – 4 tetes → masukan kedalam kamar hitung Hitung trombosit dengan mikroscop → lap 1,3,7,9 → hasil x 500 Nilai Normal: 150.000 – 400.000 / mm3 hitung trombosit metode Rees Ecker hitung Trombosit Rees-Ecker

prinsip: darah diencerkan dgn lart yg mengandung brillian creasyl lue shg trombosit berwarna biru cerah. Perhitungan didasarkan pd pengenceran & volume cairan dlm kamar hitungspecimen: darah vena / kapiler dgn AK EDTAreagen lart pengencer rees ecker:na sitrat 3,8 gramkristal BCB 0,1 gramformalin 40% 0,2 mlAq 100mla. secara langsungprosedur sama dgn hitung eritrosit, tapi setelah sample dimasukkan dlm kamar hitung. Kamar hitung diletakkan dlm ruangan lembab menggunakan petridish dgn dasar kertas saring basah selam 15 menitpengamatan dibawah mikroskop dgn perbesaran 40x, jml trombosit yg dihitung adalah trombosit yg berada pd 4 petak hitung leukosit.perhitungan :jml trombosit dalam 4 kotak = Tjml volume 4 kotak = ( 1x1x 0,1)mm3 x 4 = 0,4 mm 30,4 mm3 = L1 mm3 = L : 0,4 = 2,5 LDarah diencerkan = 200x karena pakai pengenceran eritrosit. Jadi dalam 1 mm3 darah penderita = 2,5 L x 200 = 500 LAtau : jml leukosit dalam 1 mm3 darah penderita = jml leukosit dalam 4 kotak kamar hitung dikalikan 50ob. secara tidak langsungjumlah trombosit ditentukan melalui pemeriksaan apusan darah, dimana jml trombosit dihitung dlm 1000 sel eri & juga menghitung eritrosit dlm kamar hitung.Jml trombo = T : 1000 x 5juta (misal jml eri dlm kmr hit)Ukuran normal: 150ribu – 350 ribu per mm3 darah

Faal hemostatik FAAL HEMOSTATIK

1. Resistensi Kapiler (Rumpel Leed Test/ tourniquet test)7an: u/ mengukur kekuatan dinding kapiler dlm usaha mencegah perdarahanPrinsip: drah dibendunggdn memasang tensimeter/ sphygmomanometer pd tekanan antara sistolik&diastolic dilengan bag atas, kmudian dlihat tmbul/tidaknya petechiae pd kulit lengan selama 5 menitProsedur:1. pengikat tensimeter diikat pd lengan bag atas kira2 5-7 cm2. ukur tek darah sistol&diastole dr pasientek darah ditahan pd tek antara sistol&diastole, tunggu selama 5 menit, pake stopwatch3. lepas ikatan tensi, amati timbulnya petechiae(suatu bercak berwarna merah).pd telapak tangan, permukaan lengan, jari penderita4. jarak terdekat yg dilaporkan adlah kira2 4 cm dibawah lipatan lengan.NB:- warna merah didekat bekas ikatan tensi mungkin bekas jepitan, tidak ikut diikut sbg petechiae- pasien yg tek darahnya tdk diketahui, tensimeter dpt dipakai pdtek 80 mmHg- px tdk boleh diulang pd lengan yg sama dlm waktu 1 minggu

Derajad laporan :(-) = tdk didptkan petechiae(+1) =timbul beberapa petechiae dipermukaan pangkal lengan(+2) = timbul banyak petechiae dipermukaan pangkal lengan(+3) = timbul banyak petechiae diseluruh permukaan pangkal lengan&telapak tangan muka&belakang(+4)=banyak sekali petechiae diseluruh permukaan lengan, telapak tangan&jari, muka&belakangUkurn normal: negative/ jml petechiae tidak lebih dari 10A. px koagulasi1. Bleeding time, tgtung dr efisiensi cairan jaringan u/ mempercepat [embekuan, ketahanan kapiler, fs/ maupun jml trombosita. cara dukeprinsip: lubang yg baku pd cupin telingan dibuat, kmudian waktu darah keluar sampai berhenti dicatat sbg waktu pedarahanukuran normal: 1-3 menit dgn batas toleransi 3-6 menitNB: -bila perdrhan lm berhenti stelah 10 mnit maka px tdk perlu dilnjutkn. Laporkan hasil: lebih dari 10 menit.gnkan cara ivy sbg pembandingProsedur:1. cuping telinga pasien didesinfeksi dgn alcohol 70%2. cuping telinga dijepit kuat2 dgn ibu jari dan telunjuk tangan kiri kemudian ditusuk dgn lancet yg cukup dalam.segera syowatch dinyalakan3. darah yg keluar ditempel dgn kertas saring pada 30 detik. (kertas saring tidak boleh menempel pada luka)4. ulangi setiap 30 detik pada daerah kertas saring yg berbeda2 mengelilingi tepian lingkaran kertas saring

5. pada saat darah tidak keluar lagi, matikan stopwatch, catat waktunyaUkuran normal: 1-3 menit dgn batas toleransi 3-6 menitb. cara ivyprinsip: 2 buah lubang baku dibuat pd pemukaan lengan.waktu perdrhan rata2 antar kedua lubang dilporkan sbg hasil pxNB: bila dalam waktu 15 menit perdarahan belu berhenti, luka ditutup dgn menekannya dgn kapas kering. Laporkan hasil lebih dari 15 menit. Bila perdarahan kurang dari 1menit, pemeriksaan diulang pada lengan yang lainProsedur;1. pasang tensimeter pd lengan atas pasien pada lipatan atas lengan. Tekanan diatur 40mmHg, dan tahan supaya konstan2. desinfeksi permukaan lengan kira2 5-7 cm dibawah lipatan3. kulit ditegangkan dgn menarik dari belakang lengan, kemudian tusuk dgn lancet kedalaman 3mm, bukan diatas jalur vena. Buat luka yg lain dgn jarak ±2cm drai luka yg pertama. Stopwatch dihidupkan4. selang 30detik, darah dari luka tusukan ditempel dgn pinggiran kertas saring tanpa menyentuh kulit5. ulangi setiap 30detik pada kertas saring mengelilingi lingkaran6. saat darh berhenti, stopwatch dimatikan dan waktu dicatat7. rata2 dari kedua luka tusukan dilaporkan sbg hasil pemeriksaanNilai normal: 1-7 menit dgn batas toleransi 7-11 menit

HITUNG TROMBOSIT

Jumlah trombosit normal adalah 150.000 – 450.000 /mm3 darah.

*Dikatakan trombositopenia ringan apabila jumlah trombosit antara 100.000 – 150.000/mm3 darah.

*Apabila jumlah trombosit kurang dari 60.000 /mm3 darah, maka akan cenderung terjadi perdarahan.

*Jika jumlah trombosit di atas 40.000 /mm3 darah, biasanya tidak terjadi perdarahan spontan, tetapi dapat terjadi perdarahan setelah trauma.Jika terjadi perdarahan spontan kemungkinan fungsi trombosit terganggu atau ada gangguan pembekuan darah.

*Bila jumlah trombosit kurang dari 40.000 /mm3 darah, biasanya terjadi perdarahan spontan

*Bila jumlahnya kurang dari 10.000/ mm3 darah, perdarahan akan lebih berat.

Dilihat dari segi klinik, penurunan jumlah trombosit lebih memerlukan perhatian daripada kenaikannya (trombositosis) karena adanya resiko perdarahan.

Metode untuk menghitung trombombosit telah banyak dibuat dan jumlahnya jelas tergantung dari kenyataan bahwa sukar untuk menghitung sel-sel trombosit yang merupakan partikel kecil, mudah aglutinasi dan mudah pecah. Sukar membedakan trombosit dengan kotoran.

Metode untuk menghitung trombosit telah banyak dibuat dan jumlahnya tergantung dari tingkat kesukaran untuk menghitung sel-sel trombosit yang merupakan partikel kecil dan mudah aglutinasi maupun mudah pecah. Sukar untuk membedakan dengan kuman.

B. spesimen Darah EDTA atau darah kapiler

C.PereaksiLarutan pengencer trombosit (Rees-Ecker):

Natrium Sitrat 3,8 gr brillian cresyl blue 0,1 gr Formaldehid 40% 0,2 gr Aquadest 100 mlsaring kembali cat tersebut sebelum digunakan

D. Peralatan Alat yang digunakan:

pipet eritrosit bilik hitung kaca Obyek, cat wright dan larutan penyangga fosfat mikroskop cawan petri kertas saring / tissue

E. Cara Kerja1. hisaplah darah dengan pipet erytrosit sampai tanda 0,5 dan encerkan dengan larutan pengencer sampai tanda 101 (pengenceran 200x).

2. trombosit harus selesai dihitung dalam waktu 30 menit,agar tidak terjadi disintegrasi sel-sel trombosit 3. kocoklah pipet tersebut 3-5 menit.4. bersihkan bilik hitung 5. siapkanlah cawan petri bagian dalam, dasar dan tutupnya ditempeli kapas yang ukurannya sama dan sebelumnya telah dibasahi air setelah pipet tersebut dikocok,buanglah 4 tetes pertama dan tetesan ke lima isi kan ke dalam bilik hitung.

6. masukkan bilik hitung tersebut ke dalam cawan petri yang telah disiapkan tadi. 7. Biarkan selama 15 menit , agar trombosit mengendap dan tidak terjadi penguapan. 8. letakkan bilik hitung di bawah mikroskop dengan perbesaran 100X obyektif dan kemudian

perbesaran 40 x , trombosit tampak refraktif dan mengkilat berwarna biru muda / nila, lebih kecil dari eritrosit serta bentuk bulat, lonjong atau tersebar atau bergerombol.

F. Perhitungan: jumlah trombosit = rata-rata jumlah trombosit tiap kotak X pengenceran/ volume kotak trombosit(kotak kecil). buatlah sediaan apus dengan pewarnaan Wright dan amati jumlah trombosit sebagai periksa ulang terhadap metode di atas

Metode elektronik mempunyai ketelitian yang baik, tetapi metode visual yang langsung cukup dapat digunakan untuk menghitung trombosit yang rendah sampai tinggi.Bila trombosit rendah, maka metode yang menggunakan plasma cukup baik.Penghitungan trombosit dengan metode langsung (Rees-Ecker).

A. Prinsip

Darah diencerkan ke dalam larutan yang mengandung brilliant cresyl blue, sehingga trombosit terlihat warna biru muda. Trombosit dihitung dengan bilik hitung. Hasil pemeriksaannya diperiksa ulang dengan sediaan apus.

clotting time (CT)

Clotting TimeMetode: LEE & WHITEPrinsip: waktu pembekuan diukur sejak darah keluar dari epmbuluh sampai terjadi suatu bekuan dalm kondisi yg spesifikSpecimen: darah segar 4 mlProsedur:1. melakukan makrosampling dgn cara yg benar2. pada saat darah masuk kedlm syringe, nyalakan stopwatch dan tourniquet dilonggarkan. Lanjutkan dgn mengambil darah pelan2 sampai didapat 4ml3. syringe dicabut kemudian jarum dilepaskan dari syringe, darah dimasukkan pelan2 kedalam 3tabung melewati dinding masing2 1 ml. sisanya untuk px yg lain4. masukka tabung dlm waterbath 370C, tunggu selama 5 menit5. tepat 5 menit kemudian, tabung 1 diangkat dan dimiringkan 450 . ulangi tindakan serupa selang 30 detik sampai tjd bekuan yg sempurna(dimiringkan 900 tdk ada tumpahan). Catat waktunya6. 30 detik berikutnya lakukan hal yg serupa pda tabung 2 sampai tjd bekuan sempurna. Catat waktunya7. selang 30 detik berikutnya lakukan hal yg serupa pda tabung 2 sampai tjd bekuan sempurna. Matikan stopwatch Catat waktunya8. waktu pembekuan pada tab3 dlaporkan sbghasil pxNilai Normal; 5-15 menitNB :- volume darah pda @ tab harus tepat 1 ml. jml lebih besar, waktu lebih panjang- gelembung udara, vena punctie yg tdk lancer shg hemilisis / ikut masuknya cairan jaringan dpt memperpendek waktu bekuan

- dgn cara yg sam tapi pake tab tg berlapis silicon&memiringkan tiap 5menit, Angka normal: 20-60menit

menghitung trombosit

Menghitung trombosit Trombosit sukar dihitung karena mudah sekali pecah dan sukar dibedakan dengan kotoran kecil. Dan ditambah dengan sifatnya yang cenderung melekat pada permukaan asing (bukan endotel utuh) dan menggumpal-gumpal.Ada dua cara yang lazim di pakai, yaitu cara langsung dan cara tidak langsung. pada cara tidak langsung jumlah trombosit dibandingkan dengan jumlah eritrosit, sedangkan jumlah eritrosit itulah yang sebnarnya dihitung. untuk mencegah trombosit melekat pada permukaan asing, dianjurkan untuk menggunakan alat-alat gelas yang dilapisi silikon atau alat-alat plastik

Cara Langsung (Rees dan Ecker)

Darah diencerkan dengan larutan REES ECKER dan jumlah trombosit dihitung dalam kamar hitung. Larutan REES ECKER : natrium sitrat 3,8g; formaldehid 40% 2 ml; brillian cresylblue 30 mg; aquadest ad 100 ml. Harus disaring sebelum dipakai.

1. Isaplah larutan REES ECKER ke dalam pipet eritrosit samapi garis tanda “1″ dan buanglah lagi cairan itu.

2. Isaplah darah sampai garis tanda “0,5″ dan cairan REES ECKER sampai garis tanda “101″. Segeralah kocok selama 3 menit.

3. Teruskan tindakan seperti menghitung eritrosit dalam kamar hitung.4. Biarkan kamar hitung yang telah terisi dalam sikap datar dalam cawan petri tertutup

selama 10 menit agar trombosit mengendap5. Hitunglah semua trombosit dalam seluruh bidang besar di tengah-tengah (1 mm kuadrat)

memakai lensa objektif besar.6. Jumlah itu dikalikan 2.000 menghasilkan jumlah trombosit per ul darah.

Cara tidak langsung (Fonio)

1. Bersihkan ujung jari dengan alkohol dan biarkan kering lagi.2. Taruhlah di atas ujung jari tersebut setetes besar larutan magnesium sulfat 14%.3. Tusuklah ujung jari dengan lanset melalui tetesan lar magnesium sulfat tersebut.4. Setelah jumlah darah keluar kurang lebih 1/4 jumlah larutan magnesium sulfat,

campurlah darah dengan magnesium sulfat tersebut.5. Buatlah sedian hapus (dengan pewarnaan Wrigth atau Giemsa)6. Hitung jumlah trombosit yang dilihat bersama dengan 1.000 eritrosit.7. Lakukanlah tindakan menghitung jumlah eritrosit per ul darah.8. Perhitungkanlah jumlah trombosit per ul darah berdasarkan kedua angka itu.

Catatan : Jumlah trombosit dalam keadaan normal sangat dipengaruhi oleh cara menghitungnya. sering dipastikan nilai normal adalah antara 200.000 dan 500.000 per ul darah. Karena sukar dihitung, pemeriksaan semikuantitatif tentang jumlah trombosit dalam sediaan apus darah sangat besar artinya sebagai pemeriksaan penyaring.

 Latar belakang : Trombosit mempunyai peran penting pada pembentukan sumbat hemostasis. Penilaian trombosit meliputi jumlah dan fungsi. Metoda untuk pemeriksaan fungsi agregasi trombosit yang banyak dilakukan saat ini adalah TAT metoda nefelometrik, namun tidak semua laboratorium dapat mengerjakannya. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan percobaan pemeriksaan sediaan apus darah tepi untuk menilai fungsi agregasi trombosit yang dapat dikerjakan di semua laboratorium, tidak memerlukan alat khusus dan murah. Tinian : mengetahui kesesuaian hasil dan nilai diagnostik pemeriksaan sediaan apus darah tepi dibandingkan TAT metoda nefelometrik yang meliputi sensitivitas, spesifisitas, nilai ramal positip dan nilai ramal negatip. Bahan dan metoda : Dilakukan pemeriksaan sediaan apus darah tepi dan TAT metoda nefelometrik dad 65 subyek yang ada. Antikoagulan yang digunakan Natrium citrate 3,8 %. Sediaan apus dibuat sebelum dan setelah 3 menit pemberian induktor adrenalin 3pM Penilaian fungsi agregasi trombosit berdasarkan pembacaan pada zone VI daerah medial, lateral dan mediolateral. Dihitung banyaknya trombosit yang berkelompok dibandingkan total trombosit Hasil yang didapat dimasukkan ke rumus Velaskar. Hasil pemeriksaan sediaan apus dibandingkan dengan hasil TAT metoda nefelometrik dan dicari batas hipoagregasi, normoagregasi dan hiperagregasi dengan bantuan titik-titik kurva ROC. Dad hasil yang didapat dilakukan uji korelasi, uji beda t berpasangan dan uji diagnostik antara pemeriksaan sediaan apus darah tepi dan TAT metoda nefelometrik. Hasil penelitian : Didapatkan hasil batas bawah normoagregasi 54% dan batas atas nonnoagregasi 70%. Pada uji korelasi antara pembaca I dan TAT metoda nefelometrik didapatkan r=0,463; p=0,000 (pc0,01) dan path uji beda t berpasangan didapatkan p=-0,357 (p>0,05). Uji diagnostik pemeriksaan sediaan apus darah tepi dibandingkan TAT metoda nefelometrik untuk menentukan hipoagregasi atan tidak mempunyai sensitivitas 73,33%, spesifisitas 86,00%, nilai ramal positip 61,11% dan nilai ramal negatip 91,49%. Sedang untuk menentukan normoagregasi atau tidak mempunyai sensitivitas 57,89%, spesifisitas 60,42%, nilai ramal positip 39,29% dan nilai ramal negatip 78,38%. Untuk menentukan hiperagregasi atau tidak mempunyai sensitivitas 64,52%, spesifisitas 74,29%, nilai ramal positip 68,97% dan nilai ramal negatip 70,27%. Kesimpulan : Metoda sediaan apus darah tepi dapat dipakai untuk menilai fungsi agregasi trombosit seperti halnya TAT metoda nefelometrik. Kata anal : tes agregasi trombosit, nefelometrik, sediaan apus

PEMERIKSAAN JUMLAH TROMBOSIT DALAM DIAGNOSIS LABORATORIUM

Dr.Purwanto AP, SpPK (K) SEMARANG

PENDAHULUAN Trombosit berasal dari fragmentasi sitoplasma megakariosit, suatu sel muda yang besar dalam sumsum tulang. Megakariosit matang ditandai proses replikasi endomiotik inti dan makin besarnya volume plasma, sehingga pada akhirnya sitoplasma menjadi granular dan terjadi pelepasan trombosit. Setiap megakariosit mampu menghasilkan 3000 - 4000 trombosit, waktu dari diferensiasi sel asal (stem cell) sampai dihasilkan trombosit memerlukan waktu sekitar 10 hari. Umur trombosit pada darah perifer 7-10 hari. Trombosit adalah sel darah tak berinti, berbentuk cakram dengan diameter 1 - 4 mikrometer dan volume 7 – 8 fl. Trombosit dapat dibagi dalam 3 daerah (zona), zona daerah tepi berperan sebagai adhesi dan agregasi, zona “sol gel” menunjang struktur dan mekanisme interaksi trombosit, zona organel berperan dalam pengeluaran isi trombosit. Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbatan mekanis sebagai respon hemostatik normal terhadap luka vaskuler, melalui reaksi adhesi, pelepasan, agregasi dan fusi serta aktivitas prokoagulannya. Nilai normal trombosit bervariasi sesuai metode yang dipakai. Jumlah trombosit normal menurut Deacie adalah 150 – 400 x 109 / L. Bila dipakai metode Rees Ecker nilai normal trombosit 140 – 340 x 109/ L, dengan menggunakan Coulter Counter harga normal 150 – 350 x 109/L. Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai bahan pemeriksaan yang digunakan dalam pemeriksaan trombosit dalam laboratorium dan kelainan trombosit yang mungkin terjadi.

BAHAN PEMERIKSAAN Bahan pemeriksaan adalah darah lengkap, yang dapat diperoleh dari darah kapiler atau darah vena. Darah Kapiler Pengambilan darah kapiler untuk orang dewasa dilakukan pada ujung jari tangan ketiga dan keempat serta pada anak daun telinga, sedangkan pada bayi dan anak-anak biasanya diambil dari tumit atau ibu jari kaki. Perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel darah kapiler adalah sebelum penusukan dimulai keadaan setempat perlu diperhatikan dengan seksama, merupakan kontra indikasi adalah adanya bekas-bekas luka, keradangan, dermatitis ataupun oddema. Pengambilan darah kapiler dapat dilakukan bila jumlah darah yang dibutuhkan sedikit saja, atau dalam keadaan emergency,

karena selain jumlah darah yang diambil sedikit sehingga jika terjadi kesalahan dalam pemeriksaan akan sulit untuk menanggulangi. Kesulitan-kesulitan yang sering terjadi dalam pengambilan sampel darah ini adalah, apabila kulit sekitar luka tusukan tidak kering karena alkohol atau keringat, maka tetesan darah yang keluar tidak dapat mengumpul melainkan menyebar ke sekitarnya sehingga sukar untuk mengambilnya. Lagipula bahan darah semacam ini tidak boleh digunakan karena sudah bercampur dengan bahan lain. Darah tidak dapat keluar dengan lancar. Hal ini biasanya karena penusukan yang kurang dalam atau peredaran darah setempat kurang baik. Usaha untuk melancarkan pengeluaran darah dengan memijat akan sia-sia karena darah yang keluar tidak dapat dipergunakan karena sudah tercampur dengan cairan jaringan sehingga hasil pemeriksaan menunjukkan hasil yang lebih rendah dari yang sebenarnya. Darah Vena Pengambilan darah vena untuk orang dewasa dilakukan pada vena difossa cubiti, sedangkan pada anak-anak atau bayi bila perlu, darah diambil dari vena jugularis eksterna, vena femoralis bahkan dapat diambil dari sinus sagittalis superior. Pengambilan darah vena perlu dilakukan dengan hati-hati karena bahaya yang dapat terjadi jauh lebih besar daripada pengambilan darah kapiler. Dalam pengambilan sampel darah vena perlu diperhatikan, tempat yang akan digunakan untuk pengambilan harus diperiksa dengan seksama antara lain letak dan ukuran vena.

PEMERIKSAAN JUMLAH TROMBOSITPemeriksaan hitung jumlah trombosit dalam laboratorium dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung menggunakan metoda Rees Ecker, metoda Brecher Cronkite dan Cell Counter Automatic Metode Rees Ecker. Darah diencerkan dengan larutan BCB (Brilliant Cresyl Blue), sehingga trombosit akan tercat terang kebiruan. Trombosit dihitung dengan bilik hitung di bawah mikroskop, kemungkinan kesalahan metode Rees Ecker 16-25%. Metode Brecher Cronkite Darah diencerkan dengan larutan amonium oksalat 1% untuk melisiskan sel darah merah, trombosit dihiotung pada bilik hitung menggunakan mikroskop fase kontras. Kemungkinan kesalahan Brecher Cronkite 8-10%. Metode Cell Counter Automatic Metode ini menggunakan prinsip flow cytometri. Prinsip tersebut memungkinkan sel-sel masuk flow chamber untuk dicampur dengan diluent kemudian dialirkan melalui apertura yang berukuran kecil yang memungkinkan sel lewat satu per satu. Aliran yang keluar dilewatkan medan listrik untuk kemudian sel dipisah-pisahkan sesuai muatannya. Teknik dasar pengukuran sel dalam flow cytometri ialah impedansi listrik (electrical impedance) dan pendar cahaya (light scattering). Teknik impedansi berdasar pengukuran besarnya resistensi elektronik antara dua elektrode. Teknik pendar cahaya akan menghamburkan, memantulkan atau membiaskan cahaya yang berfokus pada sel, oleh karena tiap sel memiliki granula dan indek bias berbeda maka akan menghasilkan pendar cahaya berbeda dan dapat teridentifikasi. Pada

cell counter automatic masih terdapat kelemahan apabila ada trombosit yang bergerombol, trombosit besar (giant) serta adanya kotoran, pecahan eritrosit, pecahan leukosit sehingga cross check menggunakan sediaan apus darat tepi (SADT) sangat berarti. Sedangkan hitung rombosit secara tidak langsung menggunakan metode Fonio dan melakukan estimasi metode Barbara Brown Metode Fonio Metode ini dilakukan dengan menggunakan darah kapiler pada ujung jari dicampur dengan larutan magnesium sulfat 14% kemudian dibuat SADT dan dilakukan pengecatan giemsa. Jumlah trombosit dihitung dalam 1000 eritrosit, jumlah mutlak trombosit dapat diperhitungkan dari jumlah mutlak eritrosit. Cara ini lebih kasar daripada cara langsung.

Estimasi Jumlah Trombosit Pada SADT Pada prinsipnya semua hasil hitung trombosit baik normal maupun abnormal yang diperiksa secara langsung harus dilakukan cross check dengan SADT. Cross check pada SADT bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara hitung trombosit secara langsung dan estimasi. Perbedaan mencolok antara hitung trombosit secara langsung dan estimasi dapat disebabkan oleh 3 faktor : 1. Faktor pranalitik. Misalnya : sampel tertukar cara sampling yang tidak benar kesalahan mencantumkan identitas

2. Faktor analitik Misalnya : cara pembuatan SADT yang tidak memenuhi syarat kesalahan alat hitung yang dipakai

3. Faktor post analitik, biasanya terjadi saat penulisan hasil.

SADT untuk estimasi jumlah trombosit harus dibuat sebaik mungkin, sehingga terbentuk daerah baca yang baik. Trombosit harus terdistribusi rata dan tidak menggerombol, apabila trombosit cenderung bergerombol harus dibuat SADT baru dengan cara terlebih dahulu mencampur sampel darah secara baik Berdasarkan susunan populasi sel darah merah SADT dibagi menjadi 6 zona, yaitu : • Zona I disebut zona irreguler, di daerah ini sel darah merah tidak teratur dan kadang ada yang padat bergerombol. Daerah ini meliputi kira-kira 3% dari seluruh badan SADT. • Zona II disebut zona tipis, dimana distribusi sel darah merah tidak teratur, saling berdesakan dan bertumpuk. Zona ini meliputi sekitar 14%. • Zona III disebut zona tebal, dimana sel-sel darah merah bergerombol dan padat luas zona ini sekitar 45% atau hampir separo dari badan SADT. • Zona IV disebut juga zona tipis, yang sama kondisinya dengan zona II

hanya lebih tipis. Luasnya sekitar 18% dari SADT. • Zona V, zona reguler merupakan tempat sel-sel tersebar rata tidak saling bertumpuk dan bentuk-bentuknya masih asli. Daerah ini meliputi sekitar 11% dari badan SADT. • Zona VI juga disebut zona sangat tipis, terletak di ujung sediaan apus sebelum ekor. Di sini sel-sel lebih longgar dan umunya berderet. Zona ini luasnya sekitar 9% dari badan SADT. Metoda estimasi menurut Barbara Brown, apabila pada zona V dengan pembesaran lensa obyektif 100 kali ditemukan 1 trombosit maka dikalikan dengan 20.000. Faktor perkalian (f) menurut Barbara Brown adalah 20.000.

KELAINAN TROMBOSIT.Kelainan trombosit meliputi kuantitas dan kualitas trombosit. Trombositopeni Trombositopeni adalah berkurangnya jumlah trombosit dibawah normal, yaitu kurang dari 150 x 109 / L. Trombositopeni dapat terjadi karena beberapa keadaan : • Penurunan produksi (megakariositopeni), terjadi bila fungsi sumsum tulang terganggu . • Meningkatnya destruksi (megakariositosis), terjadi akibat trombosit yang beredar berhubungan dengan mekanisme imun. • Akibat pemakaian yang berlebihan (megakariositosis), misalnya pada DIC (Disseminated Intravasculer Coagulation), kebakaran, trauma. • Pengenceran trombosit. • Dapat terjadi oleh karena tranfusi yang dibiarkan dalam waktu singkat dengan memakai darah murni yang disimpan sehingga dapat mengakibatkan kegagalan hemostatik pada resipien.

Trombositosis Trombositosis adalah meningkatnya jumlah trombosit pada peredaran darah diatas normal, yaitu lebih dari 400 x 109 / L. Pada trombositosis apabila rangsangan-rangsangan yang menyebabkan trombositosis ditiadakan maka jumlah trombosit kembali normal, misalnya terjadi pada perdarahan yang akut, contohnya pada trauma waktu pembedahan atau melahirkan.

Trombositemi Trombositemi yaitu peningkatan jumlah trombosit oleh proses yang ganas. Misalnya pada lekemia mielositik kronik. Jumlah trombosit pada trombositemi dapat melebihi 1.000x109/L.

Kelainan Kualitas Trombosit

TrombositopatiTrombositopati adalah keadaan yang menggambarkan kelainan trombosit terutama yang melibatkan “platelet faktor 3” dan selanjutnya pembentukan tromboplastin plasma. Hal ini dapat disebabkan oleh kelainan bawaan / didapat.

CLOTTING TIME & BLEEDING TIME

TUJUAN CLOTTING TIME & BLEEDING TIME:

- Untuk mengetahui teknik-teknik dalam faal homeostasis

- Untuk mengetahui waktu yang terukur sejak timbulnya sampai berhentinya pendarahan    (Bleeding Time)

- Untuk mengetahui waktu yang diperlukan darah untuk membeku (Clotting Time)

CLOTTING TIME & BLEEDING TIME:

Bleeding time atau masa pendarahan adalah cara menilai fungsi vascular, jumla, serta

fungsi trombosit. Ada 2 metode, yaitu Metode Duke dan Metode Jvy/Template. Metode Duke

menggunakan lanset steril, dengan lokasi di cuping telinga 1 luka standar, dan memiliki waktu

pendarahan normal 1-3 menit. Dengan metode ini, pasien ditusuk dengan jarum atau pisau bedah

khusus, terutama pada cuping atau ujung jari, setelah swabbed dengan alcohol. Tusukan adalah

sekitar 3-4 milimeter. Tiap 30 detik selanjutnya, hisap tetesan darah dengan kertas saring.

Metode Jvy menggunakan lanset steril/template tensimeter 40 mmHg, dengan lokasi di volar

lengan bawah 2 luka standar (6×1 mm, jarak 1 cm), dengan waktu pendarahan normal yaitu 1-7

menit.

Clotting Time atau masa pembekuan memiliki tujuan untuk menentukan waktu yang

diperlukan darah untuk membeku. Dimana darah vena diambil sebanyak 3 cc dan dituang

kedalam 3 tabung reaksi masing-masing 1 cc, dan tiap 30 detik tabung dimiringkan, jika darah

telah nampak membeku catat waktu yang dihabiskan selama proses pembekuan darah. Perlakuan

yang samanperlakuan yang sama juga dilakukan pada tabung ke 2 dan ke 3.

CLOTHING TIME ( LEE AND WHITE )Prinsip: waktu pembekuan diukur sejak darah keluar dari epmbuluh sampai terjadi suatu bekuan

dalm kondisi yg spesifik

DASAR TEORI RUMPLE LEAD

Percobaan ini bermaksud menguji ketahanan kapiler darah dengan cara mengenakan

pembendungan kepada vena-vena, sehingga darah menekan kepada dinding kapiler.

Dinding kapiler yang oleh suatu sebab kurang kuat akan rusak oleh pembendungan itu,

darah dari dalam kapiler itu keluar dari kapiler dan

merembes ke dalam jaringan sekitarnya sehingga nampak sebagai bercak merah kecil

pada permukaan kulit (petechiae). Pemeriksaan dilakukan dengan memasang

sfigmomanometer pada lengan atas dan pompalah sampai tekanan berada ditengah-

tengah nilai sistolik dan diastolik. Pertahankan tekanan itu selama 10 menit, setelah itu

lepaskan ikatan dan tunggulah sampai tanda-tanda stasis darah lenyap lagi. Stasis darah

telah berhenti jika warna kulit pada lengan yang dibendung tadi mendapat lagi warna

kulit lengan yang tidak dibendung. Lalu carilah petechiae yang timbul dalam lingkaran

berdiameter 5 cm kira-kira 4 cm distal dari vena cubiti. Test dikatakan positif jika

terdapat lebih dari 10 petechiae dalam lingkaran tadi.

1. Bleeding Time            Bleeding Time adalah waktu lamanya berdarah atau waktu yang di perlukan untuk berhentinya darah mengalir.

Ada beberapa metode dalam Bleeding Time yaitu :a. Metode ivy                 Metode Ivy adalah format tradisional untuk tes ini. Dalam metode Ivy, tekanan darah manset ditempatkan di lengan atas dan meningkat sampai 40 mmHg. Sebuah pisau bedah atau pisau bedah yang digunakan untuk melakukan tusukan luka di bagian lengan bawah. Perangkat, pisau otomatis pegas paling umum digunakan untuk membuat potongan berukuran standar. Kawasan ditikam dipilih sehingga tidak ada vena superfisialis. Ini pembuluh darah, karena ukuran mereka, mungkin kali pendarahan lagi, terutama pada orang dengan pendarahan cacat. Waktu dari ketika luka menusuk dibuat sampai pendarahan semua telah berhenti diukur dan disebut waktu perdarahan (Bleeding Time). Setiap 30 detik, handuk kertas digunakan untuk membersihkan dari darah. Tes ini selesai ketika pendarahan telah berhenti sepenuhnya.

2. Metode dukeUntuk metode Duke, dibuat di kuping telinga atau ujung jari yang ditusuk untuk

menyebabkan perdarahan. Seperti dalam metode Ivy, tes ini waktunya dari awal pendarahan sampai pendarahan benar-benar berhenti. Kerugian dengan metoda Duke adalah bahwa tekanan pada vena darah di daerah menusuk tidak konstan dan hasil yang dicapai kurang dapat diandalkan. Keuntungan dengan metode Duke adalah bahwa bekas luka tidak tetap setelah ujian. Metode lain dapat menyebabkan bekas luka, garis rambut kecil di mana luka tersebut dibuat. Namun, ini adalah sebagian besar perhatian kosmetik. Tidak ada persiapan khusus yang dibutuhkan pasien untuk tes ini. daerah yang akan ditusuk harus dibersihkan dengan alkohol. alkohol harus ditinggalkan di kulit cukup lama untuk membunuh bakteri pada tempat luka. Alkohol harus dikeluarkan sebelum menusuk lengan karena alkohol akan berdampak buruk hasil tes oleh pembekuan menghambat.

2. Clotting Time

                Clotting Time adalah waktu yang di perlukan darah untuk membeku atau waktu yang di perlukan saat pengambilan darah sampai saat terjadinya pembekuan.

Hal ini menunjukkan seberapa baik platelet berinteraksi dengan dinding pembuluh darah untuk membentuk pembekuan darah. Trombin waktu membandingkan tingkat pasien pembentukan gumpalan dengan sampel dari normal plasma dikumpulkan. Trombin yang ditambahkan pada sampel plasma. Jika plasma tidak segera membeku, itu berarti kekurangan (fibrinogen kuantitatif) atau cacat kualitatif (fibrinogen disfungsional). Jika seorang pasien yang menerima heparin( substansi yang berasal dari bisa ular reptilas)e disebut digunakan bukan trombin. Reptilase memiliki tindakan yang mirip dengan trombin tetapi tidak seperti trombin tidak dihambat oleh heparin. Trombin waktu dapat diperpanjang oleh: heparin, produk degradasi fibrin, antikoagulan lupus.

Dalam bidang tes koagulasi, Clotting time adalah salah satu yang paling prosedural sederhana. Setelah membebaskan plasma dari seluruh darah dengan sentrifugasi, Trombin yang ditambahkan pada sampel plasma. bekuan ini terbentuk dan terdeteksi optikal atau mekanis dengan alat koagulasi. Waktu antara penambahan trombin dan pembentukan gumpalan dicatat sebagai Clotting time.

3. FIBRIN            Fibrin (juga disebut Faktor Ia) adalah serat protein yang terlibat dalam penggumpalan

darah. Fibrin Ini adalah protein yang berhubung dgn urat saraf polymerised untuk membentuk

sebuah luka. Fibrin terbuat dari fibrinogen, yang larut plasma glikoprotein yang disintesis oleh

hati. Proses dalam koagulasi mengaktifkan kaskade zymogen prothrombin ke protease serin

trombin, yang bertanggung jawab untuk mengubah fibrinogen menjadi fibrin.  Fibrin kemudian

dihubungkan oleh faktor XIII untuk membentuk gumpalan. Fibrin menstabilkan FXIIIa lebih

lanjut dengan penggabungan fibrinolisis inhibitor alfa-2-antiplasmin dan TAFI (activatable

trombin inhibitor fibrinolisis, procarboxypeptidase B), dan mengikat untuk beberapa protein

perekat dari berbagai sel. Baik aktivasi Faktor XIII oleh trombin dan plasminogen penggerak (t-

PA) yang dikatalisis oleh fibrin. fibrin mengikat secara khusus faktor-faktor koagulasi diaktifkan

faktor Xa dan trombin dan entraps mereka dalam jaringan serat, sehingga berfungsi sebagai

inhibitor sementara enzim ini yang tetap aktif dan dapat dilepaskan selama fibrinolisis. Penelitian

terbaru menunjukkan bahwa fibrin memainkan peran kunci dalam respon inflamasi dan

perkembangan rheumatoid arthritis.

A. ALAT DAN BAHAN       Stopwatch

       Lancet

       Kapas

       Alkohol 70%

B. CARA KERJA1.      Menyiapkan bahan praktikum.2.      Mengamati proses terjadinya Bleeding time, Clotting time, dan terbentuknya benang Fibrin.3.      Menjelaskan mekanisme terjadinya pembekuan darah.4.      Menjelaskan faktor-faktor pembekuan darah.5.      Menjelaskan penyakit apa saja yang terjadi pada darah manusia.6.      Penutup.

BAB IVPEMBAHASAN

A. Bleeding Time Bleeding Time adalah waktu lamanya berdarah atau waktu yang di perlukan untuk

berhentinya darah mengalir.Alat & Bahan :1. stopwatch2. kertas saring3. tensimeter4. lancet5. kapas6. alkohol 70%

CARA KERJA :1. siapkan lanset dalam keadaan steril2. pasang tensimeter pada bagian lengan atas naikkan tensi 40mmHg pertahankan tekanan     Selama pemeriksaan berlangsung.3. Bersihkan dengan alkohol ujung jari tengah, tusuk dengan lanset secara aseptis, usap darah    Yang keluar dengan kertas saring, catat keadaan darah setiap 30 detik sekali, kulit jangan     Ditekan.4. Hentikan stopwatch jika darah sudah tidak keluar.

No.

Nama Mahasiswa Bleeding Time

1 Kelompok 1 59”2 Kelompok 2 1’10”3 Kelompok 3 1’48”4 Kelompok 4 2’10”5 Kelompok 5 1’52”

Tes bleeding Time di lakukan untuk mengetahui aktivitas pembekuan darah dan mendiagnosa masalah pendarahan. Nilai normal untuk bleeding time adalah 1-6 menitApa artinya bila hasil abnormal ? 

pendarahan waktu lebih lama dari normal mungkin karena  :    ~Volume darah    ~ Teknik pengambilan darah    ~ Darah ada kelainan     ~ Agregasi trombosit    ~ Trombositopenia

Tambahan kondisi yang menguji dapat dilakukan :

    * Platelet Acquired fungsi cacat     * Kongenital cacat fungsi platelet     * Primer thrombocythemia     * Von Willebrand Penyakit

B. Clotting Time            Clotting time adalah waktu yang di perlukan darah untuk membeku atau waktu yang di perlukan saat pengambilan darah sampai saat terjadinya pembekuan darah.

Alat dan Bahan :1. Stopwatch2. Kertas saring3. Tensimeter4. Lancet5. Kapas6. Alkohol

CARA KERJA :1. Siapkan lancet dalam keadaan steril2. Teteskan darah sebanyak 0,5 ml di atas objek glass3. Nyalakan stopwatch selama 30 detik, darah dimiringkan sampai terbentuk benang-benang     Fibrin, matikan stopwatch jika darah telah membeku.4. Bersihkan dengan alkohol ujung jari yang ditusuk dengan lanset, setelah semua pekerjaan

    Selesai.No.

Nama Clotting time

1 Kelompok 1 13’27”2 Kelompok 2 15’49”3 Kelompok 3 13’21”4 Kelompok 4 6’31”5 Kelompok 5 9’27”

Tes Clotting time dilakukan untuk mengetahui faktor pembekuan darah terutama yang membentuk tromboplastin dan faktor pembentuk trombosit.waktu normal 9-15 menit.Faktor yang membuat clotting time abnormal adalah :a. volume darahb. teknik pengambilanc. darah yang diambil terlalu sedikit/terlalu banyak.                       

C. FIBRIN

ALAT DAN BAHAN :

Alat dan Bahan :1. Stopwatch2. Kertas saring3. Tensimeter4. Lancet5. Kapas6. Alkohol

CARA KERJA :

1. Siapkan lancet dalam keadaan steril

2. Teteskan darah di atas objek glass.

3. Nyalakan stopwatch, miringkan darah sampai terbentuk benang fibrin.

No. Nama Fibrin

1 Kelompok 1 3’o8”

2 Kelompok 2 3’20”

3 Kelompok 3 3’33”

4 Kelompok 4 3’03”

5 Kelompok 5 2’12

                Fibrin (juga disebut Faktor Ia) adalah serat protein yang terlibat dalam

penggumpalan darah. Fibrin Ini adalah protein yang berhubung dgn urat saraf polymerised untuk

membentuk sebuah luka. Fibrin terbuat dari fibrinogen, yang larut plasma glikoprotein yang

disintesis oleh hati. Proses dalam koagulasi mengaktifkan kaskade zymogen prothrombin ke

protease serin trombin, yang bertanggung jawab untuk mengubah fibrinogen menjadi fibrin.

Fibrin kemudian dihubungkan oleh faktor XIII untuk membentuk gumpalan. Fibrin menstabilkan

FXIIIa lebih lanjut dengan penggabungan fibrinolisis inhibitor alfa-2-antiplasmin dan TAFI

(activatable trombin inhibitor fibrinolisis, procarboxypeptidase B), dan mengikat untuk beberapa

protein perekat dari berbagai sel. Baik aktivasi Faktor XIII oleh trombin dan plasminogen

penggerak (t-PA) yang dikatalisis oleh fibrin. fibrin mengikat secara khusus faktor-faktor

koagulasi diaktifkan faktor Xa dan trombin dan entraps mereka dalam jaringan serat, sehingga

berfungsi sebagai inhibitor sementara enzim ini yang tetap aktif dan dapat dilepaskan selama

fibrinolisis. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa fibrin memainkan peran kunci dalam respon

inflamasi dan perkembangan rheumatoid arthritis.

D. Mekanisme Pembekuan DarahJika ada benturan atau gesekan menyebabkan luka, maka trombosit pecah dah keluar

enzim tromboplastin (trombokinase). Zat ini bersama ion-ion kalsium yang ada di dalam plasma darah akan bereaksi dengan protombin. Protombin adalah senyawa globulin yang terdapat di dalam plasma darah dan bersifat sebagai enzimyang belum aktif. Zat ini di hasilkan di hati dengan bantuan vitamin K. Zat yang terbentuk adalah trombin, enzim trombin akan mengubah fibrinogen, suatu protein yang larut dalam plasma, menjadi fibrin. Fibrin berupa benang-benang halus yang menjaring dan mengikat sel-sel darah dan terbentuk benang-benang fibrin penutup luka.

Skema pembekuan darah  :

E. Faktor-Faktor Pembekuan Darah Ada 13 faktor dalam pembekuan darah yaitu :

1. Fibrinogen (faktor I)  adalah glikoprotein dengan berat molekul mencapai 340.000 dalton,

fibrinogen di sintesis di hati oleh megakariosit. (prekursor fibrin ).

2. Protombin (faktor II)  adalah precursor enzim proteolitik trombin dan mungkin akselator   lain

padakonversi protombin.

3. Tromboplastin (faktor III) adalah jaringan aktifator lipoprotein jaringan pada konversi

protombin.

4. Kalsium (faktor IV) , di perlukan untuk aktivasi protombin dan pembentukan fibrin

5. Proacelerin (faktor V)  merupakan akselator plasma globin (suatu faktor palsma yang

mempercepat konversi protombin menjadi trombin.

6. Koagulasi (Faktor VI) adalah bentuk aktif dari faktor 5.

7. Prokonvertin (faktor VII) adalah akselator konversi protombin serum ; suatu faktor serumyang

mempercepat konversi protombin.

8. Antihemofilik (faktor VIII)  suatu faktor plasma yang berkaitan dengan faktor III trombosit

dan faktor christmas (IX), mengaktifasi protombin.

9. Komponen tromboplastin plasma ( christmas faktor IX) adalah faktor serum yang berkaitan

dengan faktor-faktor trombosit III dan VIII, mengaktiasi protombin.

10. Stuart (faktor X)  suatu faktor plasma dan serum, akselator konversi protombin ;

mengaktifkan trombokinase

11. Tromboplastin plasma (faktor XI) adalah akselator pembentukan trombin.

12. Hagemen (faktor XII)  adalah suatu faktor plasma mengaktifaasi faktor XI

13. Fibrin (faktor XIII) mengaktifasi bekuan fibrin yang lebih kuat.

Pemeriksaan Bleeding Time (BT)

         Pengertian : Pemeriksaan Bleeding Time digunakan untuk mengetahui masa pendarah

seseorang.

         Metode       : Duke

         Peralatan    : Hemolet/Lanset, Stop watch, Kapas/Tissu,dan Alkohol 70%,

         Prinsip     

            Dibuat luka standar pada daun telinga dan dicatat lama waktu pendarahan. Bleeding Time

dilakukan untuk menilai factor-faktor hemostatis yang letakknya extravaskuler dimana keadaan

dinding kapiler dan jumlah trombosit juga berpengaruh.

         Prosedur  

1.      Cuping telinga dibersihkan dengan kapas alkohol

2.      Tusuk dengan hemolet/lanset (sedalam 2 mm), hitung waktu bersamaan dengan keluarnya darah

dari kulit

3.      Sentuhlah darah yang menetes dengan kapas/tissu. Selanjutnya selang 30 detik sentuhkan kertas

saring/tissu pada darah yang menetes. Hati-hati jangan sampai terkena kulit.

4.      Pada saat tidak ada lagi darah yang menetes, hentikan menghitung

5.      Catat masa pendarahan, yaitu masa dari saat keluarnya darah sampai berhentinya pendarahan

Nilai Normal

           Nilai normal penetapan masa pendarahan (Bleending Time) adalah 1-6 menit.

Pemeriksaan Cloting Time (CT)

         Alat dan Bahan : Tabung reaksi d= 7-8 mm/tabung beku, Stopwatch, Spuit, dan kapas alcohol

70%.

         Prinsip                :  Diambil darah vena dan dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian

dibiarkan membeku. Selang waktu dari saat pengambilan darah sampai saat darah membeku

dicatat sebagai masa pembekuan.

         Prosedur           :

1.      Sediakan tabung beku pada rak

2.      Tangan diluruskan dan tidak boleh bengkok dan lengan dikepalkan.

3.      Tangan pasien dibersihkan dengan kapas alcohol 70 %

4.      Ambil darah vena. Tuangkan sebanyak 1 µl darah ke dalam tabung beku (segera jalankan

stopwatch

pada saat darah tampak dalam jarum dan lakukan dengan cepat).

5.      Setelah 3 menit, mulailah mengamati tabung

         Angkat keluar tabung secara tegak lurus lalu miringkan

         Perhatikan darah, masih bergerak atau diam

         Lakukan hal ini pada setiap tabung selang waktu 30 detik sampai terlihat darah dalam tabung

tidak lagi bergerak (sudah membeku)

6.      Catat hasil pengamatan.

         Nilai Normal

Nilai normal penetapan masa pembekuan (Clotting Time/CT) 6-14 menit

Bleeding Time

Bleeding time (BT) menilai kemampuan darah untuk membeku setelah adanya luka atau trauma, dimana trombosit berinteraksi dengan dinding pembuluh darah untuk membentuk bekuan. Prinsip pemeriksaannya adalah mengukur lamanya waktu perdarahan setelah insisi standart pada lengan bawah atau cuping telinga. Bleeding time digunakan untuk pemeriksaan penyaring hemostasis primer atau interaksi antara trombosit dan pembuluh darah dalam membentuk sumbat hemostatik, pasien dengan perdarahan yang memanjang setelah luka, pasien dengan riwayat keluarga gangguan perdarahan.

Pemeriksaan BT dapat dilakukan dengan metoda Ivy , yaitu dilakukan insisi dengan lanset sepanjang 10 mm dan kedalaman 1 mm di lengan bawah kemudian setiap 30 detik darah dihapus dengan kertas filter sampai perdarahan berhenti, atau dengan metoda Duke dengan cara yang sama insisi di lokasi cuping telinga sedalam 3-4 mm.

BT memanjang pada gangguan fungsi trombosit atau jumlah trombosit dibawah 100.000/ mm3. Pemanjangan BT menunjukkan adanya defek hemostasis, termasuk didalamnya trombositopenia (biasanya dibawah 100.000/ mm3), gangguan fungsi trombosit heriditer, defek vaskuler kegagalan vasokonstriksi), Von Willebrand's disease, disseminated intravascular coagulation (DIC), defek fungsi trombosit (Bernard-Soulier disease dan Glanzmann’s thrombasthenia) , obat-obatan (aspirin/ ASA, inhibitor siklooksigenase, warfarin, heparin, nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID), beta-blockers, alkohol, antibiotika) dan hipofibrinogenemia. Trombositopenia akibat defek produksi oleh sumsum tulang menyebabkan pemanjangan BT lebih berat dibandingkan trombositopenia akibat destruksi berlebih trombosit. Pasien dengan von Willebrand’s disease hasil BT memanjang karena faktor von Willebrand merupakan trombosit agglutination protein. BT normal tidak menyingkirkan kemungkinan terjadinya perdarahan hebat pada tindakan invasif.

Metode     Metode tabungTujuan      Untuk mengetahui lama waktu beku pada sampel tersebut

Prinsip      Diambil darah vena dimasukkan dalam tabung, dibiarkan membeku. Waktu saat pengambilan darah sampai darah membeku dicatat sebagai masa pembekuanAlat dan Bahan

Ø  Tabung Reaksi 4 buahØ  Spoit 5 ccØ  Stop watchØ  Kapas alkohol

Cara KerjaØ  Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Ø Beri nomor pada tabung ke empat tabung reaksi ( 1,2,3&4 )Ø  Ambil darah vena dengan menggunkan spoit sebanyak 4 cc, kemudian pada

saat darah keluar stop watch dijalankan.Ø  Masukkan darah sebanyak 1cc mulai dari tabung ke 4 , 3 , 2 & 1.

Ø Setelah Stop watch sudah 3 menit , aangkat tabung 1 , jika belum membeku, biarkan selama 30 detik dan angkat lagi. Begitu seterusnya sampai tabung 1 membeku baru pindah ke tabung 2 dan catat waktu pembekuan tabung 1 , 2 , 3 , & 4.

Ø  Hasil , waktu tabung 2 + 3 + 4 dibagi 3 = Clotting Time.Nilai Normal

Ø  4 – 5 menit

Referensi dari :- Kegiatan Praktikum di Laboratorium DIII Analis Kesehatan UIT- SPO DIII Analis Kesehatan UIT

Pemeriksaan Masa Pendarahan ( Bleeding Time )

Metode     Duke Prinsip      Masa perdarahan adalah waktu antara pertama kali darah keluar sampai

berhenti mengalirAlat dan Bahan

Ø  Diposible lancet sterilØ  Stop WatchØ  TissueØ  Kapas alkohol

Cara KerjaØ  Siapkan alat dan bahanØ  Desinfeksi bagian cuping telinga pasien dengan kapas alcoholØ  Tusuk dengan menggunakan lancet steril sedalam ± 3 mmØ  Hapus darah yang keluar tiap 30 detik dengan kapas atau kertas tissueØ  Hitung waktu perdarahan  

Nilai Normal       : 1 – 3 menit

Referensi dari Kegiatan Praktikum DIII Analis Kesehatan Universitas Indonesia Timur