16
HISTOLOGI KELENJAR SALIVA Secara histologi, struktur kelenjar saliva mirip dengan kelenjar eksokrin. Tiap kelenjar saliva dibangun oleh lobus yang terdiri atas kompartemen yaitu, asinus, duktus interkalata, dan duktus striata. Asinus glandula submandibular dan sublingual manusia di sekitar sel asinar mucus masih memiliki sel sekresi serus yang disebut sel-sel bulan sabit. Asinus dan duktus pada bagian basal dapat dikelilingi oleh sel mioepitel. Dari berbagai lobus kelenjar, saluran-saluran pembuangan berkumpul di dalam muara pembuangan interlobular dan berakhir pada pembuangan besar contohnya duktus stenson pada kelenjar parotis. Hasil sekresi saliva dikumpulkan di dalam sel-sel sekretori dan ditimbun di dalam granula sekresi di dalam sel-sel asinar. Disamping itu, di dalam glandula submandibularis juga terdapat granula sekresi di dalam sel-sel duktus interkalata dan sel-sel GCT.

Histologi Kelenjar Saliva

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Histologi Kelenjar Saliva

HISTOLOGI KELENJAR SALIVA

Secara histologi, struktur kelenjar saliva mirip dengan kelenjar eksokrin.

Tiap kelenjar saliva dibangun oleh lobus yang terdiri atas kompartemen yaitu,

asinus, duktus interkalata, dan duktus striata. Asinus glandula submandibular dan

sublingual manusia di sekitar sel asinar mucus masih memiliki sel sekresi serus

yang disebut sel-sel bulan sabit. Asinus dan duktus pada bagian basal dapat

dikelilingi oleh sel mioepitel. Dari berbagai lobus kelenjar, saluran-saluran

pembuangan berkumpul di dalam muara pembuangan interlobular dan berakhir

pada pembuangan besar contohnya duktus stenson pada kelenjar parotis. Hasil

sekresi saliva dikumpulkan di dalam sel-sel sekretori dan ditimbun di dalam

granula sekresi di dalam sel-sel asinar. Disamping itu, di dalam glandula

submandibularis juga terdapat granula sekresi di dalam sel-sel duktus interkalata

dan sel-sel GCT.

Page 2: Histologi Kelenjar Saliva

Struktur-struktur kelenjar saliva

Tiap-tiap kelenjar sebagai suatu organ terdiri dari:

1.         Parenkim, yaitu bagian kelenjar yang terdiri dari asinus-asinus dan

duktus-duktus bercabang.

Asinus merupakan bagian-bagian sekretoris yang mengeluarkan sekret.

Sekret ini akan dialirkan melalui suatu duktus untuk menyalurkan sekret

kemana mestinya.

2.         Stroma / jaringan ikat interstisial yang merupakan jaringan antara asinus

dan duktus tersebut.

Jaringan ikat ini membungkus organ (kapsel) dan masuk kedalam organ dan

membagi organ tersebut menjadi lobus dan lobulus. Pada jaringan ikat

tersebut ditemukan duktus kelenjar, pembuluh darah,s erat saraf dan lemak.

 

Kelenjar saliva mayor terdiri dari beberapa jenis sel:

1. Unit sekretori

Terdiri dari : sel-sel asinar ,  duktus interkalaris , duktus striata , dan main

excretory ducts.

Sebagai tambahan kepada sel-sel ini yang bertanggung jawab besar untuk

sekresi dan modifikasi dari saliva, sel-sel plasma juga berkontribusi pada

sekresi saliva, setidaknya pada kelenjar minor.

2. Unit non sekretori

Terdiri dari myoepitel sel dan sel saraf

 

 

Page 3: Histologi Kelenjar Saliva

1.1 Sel-sel asinar

Merupakan unit sekretori sel. Sel asinar mengandung olyco protein, protein dan

elektrolit.

Menurut sekretnya , asinus dapat dibedakan menjadi asinus serus, mukus, dan

tercampur

a.       Asinus serus

-    Sekretnya encer

-    Terdapat pada kelenjar parotis

-    Pengecatan HE bewarna ungu kemerahan

-    Lumennya sempit

-    Batas sel sukar dilihat dan antara sel terdapat kanalikuli sekretoris

interseluler

-    Inti sel bulat kearah basal

-    Penampakan sel tergantung fase sekresi selnya, dimana pada fase istirahat,

bagian apikalnya banyak terdapat butir sekresi (zimogen) sehingga inti sel

terdesak ke basal. Dan setelah sekresi sel, maka sel menjadi mengecil.

-    Terdapat sel myoepitel diantara sel kelenjar dan membran basal yang dapat

berkontraksi untuk membantu mengeluarkan sekret asinus

 

b.      Asinus mukus

-    Sekretnya kental

-    Terdapat pada kelenjar saliva minor /  tambahan / kecil-kecil

-    Pengecatan HE berwarna jernih kebiruan

-    Lumennya besar

-    Batas sel lebih jelas terlihat, tidak terdapat kanalikuli interseluler sehingga

sekretnya langsung dituangkan oleh sel sekretoris kedalam lumen asinus

-    Inti sel pipih kearah basal

-    Pada fase istirahat, sitoplasmanya mengandung butir mucigen yang sering

rusak saat preparat fifiksasi/dicat sehingga sel menjadi lebih terang

-    Terdapat sel myoepitel

Page 4: Histologi Kelenjar Saliva

-    Organela selnya berbeda dengan sel serus, dimana terdapat lebih sedikit

mitokondria, RE, dan banyak apparatus golgi sehingga terdapat lebih banyak

komponen karbohidrat pada sekretnya

 

c.       Asinus campuran atau seromukous

-    Yang dimaksud dengan kelenjar-kelenjar yang mempunyai asinus

tercampur, adalah kelenjar-kelenjar yang mempunyai baik asinus serus

maupun asinus-asinus mukus sebagai parenkimnya. Campuran tersebut

dapat berupa asinus-asinus murni mukus dengan asinus-asinus murni serus

atau dapat pula satu asinus mempunyai bagian mukus dan serus bersama-

sama

-    Kelenjar submandibularis (submaksilaris) memiliki sel serus lebih banyak

dari pada sel mukusnya

-    Kelenjar sublingualis memiliki sel mukus lebih banyak daripada sel

serusnya

-    Pada asinus tercampur sel-sel mukus sering didapatkan dekat duktus

sedangkan sel-sel serus pada bagian yang jauh dari duktus

-    Kadang-kadang sel mukus berasal dari melendirnya sel-sel asinus karena

terganggunay pengeluaran sekretnya. Gangguan tersebut sering terjadi pada

duktus Boll

-    Bila dalam satu asinus sel-sel mukus lebih banyak lagi, maka sel-sel

albumin (serus) tadi akan terdesak kearah apikal (puncak) asinus, sehingga

sel-sel serus tadi merupakan suatu lengkungan yang pada penampang sering

terlihat sebagai bulan sabit, yangs ering disebut lanula Gianuzzi (Demilines

of Haidenhain, Crescent of Gianuzzi, serous demilunes of Gianuzzi). Bagian

ini masih mempunyai kanalikuli sekretoris interseluler yang bermuara ke

lumen asinus.

 

Page 5: Histologi Kelenjar Saliva

1.2 Duktus

Saluran kelenjar ludah terdiri dari beberapa bagian yang panjangnya berbeda-beda

menurut jenis kelenjar. Jika dipandang dari segi lobulasi, ada yang letaknya

intralobularis dan ada yang interlobularis.

1. Duktus intralobularis

- Duktus yang menghubungkan asinus dengan saluran berikutnya (duktus

Pfluger)

- Bersifat non sekretorius

- Terdiri dari epitel selapis pipih atau selapis kubis

- Fungsi :  a. mengatur sekresi saliva asinar

   b. memodifikasi komponen elektrolit

   c. mengangkut komponen makromolekuler

 

b.   Duktus sekretorius (Pfluger)

- Duktus yang lebih besar dan bersifat sekretorious, sehingga disebut juga

duktus salivatorius, terutama menghasilkan Ca dan air

- Epitelnya terdiri dari epitel selapis kubis sampai silindris dimana bagian

basalnya menunjukkan garis-garis sehingga juga disebut striated duct

(duktus bergaris-garis)

-   Fungsi : a.   Transport elektrolit dengan menyerap sodium dari sekresi

utama diangkut keluar melalui pembuluh darah kapiler

 b.  Memodifikasi kompisisi elektrolit saliva

 

2. Duktus Interlobularis

      Duktus pfluger tadi dilanjutkan oleh saluran yang lebih besar keluar dari

lobulus kelenjar tadi, masuk ke dalam jaringan ikat interlobular. Saluran ini

merupakan duktus pengeluaran atau eksretorius yang mengalirkan saliva ke

dalam rongga mulut. Terdiri dari epitel selapis silindris atau berlapis semu dan

Page 6: Histologi Kelenjar Saliva

dekat muara duktus, epitel ini berubah menjadi epitel berlapis pipih dan

berlanjut ke epitel rongga mulut.

Penamaan duktus berdasarkan atas pakar yang menemukannya :

          Kelenjar parotis : Stensen

          Kelenjar Submandibular (submaksilaris) : Whartoni

          Kelenjar Sublingualis : Bartholini

Fungsi = Resorpsi Na dan sekresi K

2.1 Sel Myoepitel

-       Terdapat dalam asinar

-       Fungsinya untuk mengatur pergerakan saliva dari asinar kesistem duktus

dengan cara kontraksi asinar

Kelenjar saliva dipersarafi oleh system saraf otonom, baik saraf simpatis

maupun saraf parasimpatis, terutama dipersarafi oleh saraf parasimpatis. Sinyal

parasimpatis dihantarkan oleh saraf facialis dan saraf glossofaringeal. Impuls

parasimpatis bersifat sekremotor dan vasodilator. Jalur persarafan parasimpatis

sebagai jalur sekremotor berujung pada kelenjar saliva menuju nucleus salivarius

di medulla. Nukleus salivarius terdiri dari nucleus salivarius superior dan inferior.

Nukleus salivarius superior mengatur kelenjar submandibularis dan kelenjar

sublingual, sedangkan nucleus salivarius inferior mengatur kelenjar parotis dan

von ebner.

Sirkulasi darah ke kelenjar saliva sangat penting dalam proses sekresi

saliva. Rangsangan parasimpatis menyebabkan peningkatan aliran darah.

Vaskularisasi kelenjar parotis didapat dari arteri fasialis dan arteri karotis

eksterna. Vaskularisasi kelenjar submandibular didapat dari arteri fasialis dan

Page 7: Histologi Kelenjar Saliva

arteri lingualis, sedangkan untuk kelenjar sublingual, vaskularisasi didapat dari

arteri sublingualis dan arteri submental. Secara anatomis, distribusi vaskularisasi

di duktus lebih kaya daripada vaskularisasi di asinus.

Untuk penjelasan tentang histologi setiap kelenjar, akan dijelaskan pada

pembahasan dibawah ini.

1. KELENJAR SALIVA MAYOR

Kelenjar saliva ini merupakan kelenjar saliva terbanyak dan ditemui

berpasang–pasangan yang terletak di ekstraoral dan memiliki duktus yang

sangat panjang. Kelenjar-kelenjar saliva mayor terletak agak jauh dari

rongga mulut dan sekretnya disalurkan melalui duktusnya kedalam rongga

mulut. Menurut struktur anatomi dan letaknya, kelenjar saliva mayor dapat

dibagi atas tiga tipe yaitu parotis, submandibularis dan sublingualis.

Masing–masing kelenjar mayor ini menghasilkan sekret yang berbeda–

beda sesuai rangsangan yang diterimanya. Saliva pada manusia terdiri atas

sekresi kelenjar parotis (25%), submandibularis (70%), dan sublingualis

(5%).

KELENJAR PAROTIS

- Kelenjar ini dibungkus oleh jaringan ikat padat dan mengandung

sejumlah besar enzim antara lain amylase, lisozim, fosfatase asam,

aldolase, dan kolinesterase.

- Kelenjar parotis adalah kelenjar tubuloasinosa kompleks, yang

pada manusia adalah serosa murni. Kelenjar ini dikelilingi oleh

kapsula jaringan ikat yang tebal, dari sini ada septa jaringan ikat

termasuk kelenjar dan membagi kelenjar menjadi lobulus yang

kecil. Kelenjar parotis mempunyai sistem saluran keluar yang

rumit sekali dan hampir semua duktus ontralobularis adalah duktus

striata.

- Saluran keluar yang utama yaitu duktus parotidikius steensen

terdiri dari epitel berlapis semu, bermuara kedalam vestibulum

Page 8: Histologi Kelenjar Saliva

rongga mulut berhadapan dengan gigi molar kedua atas. Kelenjar

parotis secara khas dipengaruhi oleh mumps yaitu parotitis

epidemika.

KELENJAR SUBMANDIBULARIS

- Kelenjar ini terdiri dari jaringan ikat yang padat.

- Kelenjar submandibularis adalah kelenjar tubuloasinosa kompleks,

yang pada manusia terutama pada kelenjar campur dengan sel-sel

serosa yang dominan, karena itu disebut mukoserosa. Terdapat

duktus interkalaris, tetapi saluran ini pendek karena itu tidak

banyak dalam sajian, sebaliknya duktus striata berkembang baik

dan panjang.

- Saluran keluar utama yaitu duktus submandibularis wharton

bermuara pada ujung papila sublingualis pada dasar rongga mulut

dekat sekali dengan frenulum lidah, dibelakang gigi seri bawah.

Baik kapsula maupun jaringan ikat stroma berkembang baik pada

kelenjar submandibularis.

KELENJAR SUBLINGUAL

- Kelenjar ini tidak memiliki kapsul yang dapat melindunginya.

- Kelenjar sublingualis adalah kelenjar tubuloasinosa dan kelenjar

tubulosa kompleks. Pada manusia kelenjar ini adalah kelenjar

campur meskipun terutama kelenjar mukosa karena itu disebut

seromukosa. Sel-sel serosa yang sedikit hampir seluruhnya ikut

membentuk demilune. Duktus interkalaris dan duktus striata

jaringan terlihat.

- Kapsula jaringan ikat tidak berkembang baik, tetapi kelenjar ini

lobular halus biasanya terdapat 10-12 saluran luar yaitu duktus

sublingualis, yang bermuara kesepanjang lipatan mukosa yaitu

Page 9: Histologi Kelenjar Saliva

plika sublingualis, masing-masing mempunyai muara sendiri.

Saluran keluar yang lebih besar yaitu duktus sublingualis mayor

bartholin bermuara pada karunkula sublingualis bersama-sama

dengan duktus wharton, kadang-kadang keduanya menjadi satu.

2. KELENJAR SALIVA MINOR

Kebanyakan kelenjar saliva minor merupakan kelenjar kecil-kecil yang

terletak di dalam mukosa atau submukosa. Kelenjar minor hanya

menyumbangkan 5% dari pengeluaran ludah dalam 24 jam. Kelenjar-

kelenjar ini diberi nama berdasarkan lokasinya atau nama pakar yang

menemukannya. Kelenjar saliva minor dapat ditemui pada hampir seluruh

epitel di bawah rongga mulut. Kelenjar ini terdiri dari beberapa unit

sekresi kecil dan melewati duktus pendek yang berhubungan langsung

dengan rongga mulut. Selain kelenjar saliva minor tidak memiliki kapsul

yang jelas seperti layaknya kelenjar saliva mayor, kelenjar saliva minor

secara keseluruhan menghasilkan sekret yang mukous kecuali kelenjar

lingual tipe Van Ebner. Saliva yang dihasilkan mempunyai pH antara 6,0-

7,4 sangat membantu didalam pencernaan ptyalin.

2.1 KELENJAR GLOSSOPALATINAL

Lokasi dari kelenjar ini berada dalam isthimus dari lipatan

glossopalatinal dan dapat meluas ke bagian posterior dari kelenjar

sublingual ke kelenjar yang ada di palatum molle.

2.2 KELENJAR LABIAL

Kelenjar ini terletak di submukosa bibir. Banyak ditemui pada midline

dan memiliki banyak duktus.

2.3 KELENJAR BUKAL

Page 10: Histologi Kelenjar Saliva

Kelenjar ini terdapat pada mukosa pipi, kelenjar ini serupa dengan

kelenjar labial.

2.4 KELENJAR PALATINAL

Kelenjar ini ditemui di sepetiga posterior palatal dan di palatum

molle. Kelenjar ini dapat dilihat secara visual dan dilindungi oleh

jaringan fibrous yang padat

2.5 KELENJAR LINGUAL

Kelenjar ini dikelompokkan dalam beberapa tipe yaitu :

2.4.1 Kelenjar anterior lingual

Lokasi kelenjar ini tepat di ujung lidah.

2.4.2 Kelenjar lingual Van Ebner

Kelenjar ini dapat di temukan di papila sirkumvalata.

2.4.3 Kelenjar posterior lingual

Dapat ditemukan pada sepertiga posterior lidah yang berdekatan

dengan tonsil.

Page 11: Histologi Kelenjar Saliva

1. Amerogen AV. Ludah dan Kelenjar Ludah Arti Bagi Kesehatan Gigi. Alih

Bahasa Rafiah Abyono. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press. 1988

2. Guyton. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 7 th. Jakarta: EGC. 1994

3. Atlas Anatomi Manusia Sobotta. EGC

4. Dixon, Andrew D. Anatomi untuk Kedokteran Gigi ed.5. Jakarta:

Hipokrates. 1993

5. Roth GL, Calmes R. Oral Biology. St. Louis: CV Mosby. 1981

6. Geneser, Finn. Buku Teks Histologi, Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara.

1994.