5
Hipertensi dan Faktor Risiko Kardiometabolik Meskipun terdapat pendekatan secara nonfarmakologis dan terapi farmakologis untuk hipertensi, tingkatan tekanan darah yang terkontrol mengecewakan seluruh dunia. Di antara beberapa pertimbangan, hipertensi biasanya berhubungan dengan gangguan metabolisme, terutama obesitas, diabetes, dan dislipidemia, yang dapat menyebabkan kesulitan yang lebih besar untuk menurunkan tekanan darah. Sebenarnya, hubungan yang signifikan antara hipertensi sistemik dan faktor risiko kardiometabolik lainnya diketahui dengan baik, seperti peningkatan indeks massa tubuh, lingkar pinggang, glukosa puasa, trigliserida, dan menurunnya kolesterol HDL, bahkan tidak mencapai kriteria untuk diagnosis sindrom metabolik. Secara individual, masing-masing gangguan metabolisme ini berhubungan dengan hasil yang merugikan kardiovaskular. Pada edisi khusus ini menyajikan beberapa makalah yang berhubungan dengan faktor risiko kardiometabolik dan keterlibatannya terutama dalam prognosis dan pengobatan pasien hipertensi. Pertama, tekanan darah diastolik yang sangat rendah, dengan nilai ambang 70mmHg, dikaitkan dengan peningkatan semua penyebab kematian. Ini telah dibahas bahwa tingkat tekanan darah adalah faktor paling penting dalam mengevaluasi risiko kardiovaskular bahkan dalam hal terpenting yakni kejadian hipertensi dan penyakit

Hipertensi Dan Faktor Risiko Kardiometabolik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jurnal

Citation preview

Hipertensi dan Faktor Risiko Kardiometabolik

Meskipun terdapat pendekatan secara nonfarmakologis dan terapi farmakologis untuk hipertensi, tingkatan tekanan darah yang terkontrol mengecewakan seluruh dunia. Di antara beberapa pertimbangan, hipertensi biasanya berhubungan dengan gangguan metabolisme, terutama obesitas, diabetes, dan dislipidemia, yang dapat menyebabkan kesulitan yang lebih besar untuk menurunkan tekanan darah. Sebenarnya, hubungan yang signifikan antara hipertensi sistemik dan faktor risiko kardiometabolik lainnya diketahui dengan baik, seperti peningkatan indeks massa tubuh, lingkar pinggang, glukosa puasa, trigliserida, dan menurunnya kolesterol HDL, bahkan tidak mencapai kriteria untuk diagnosis sindrom metabolik. Secara individual, masing-masing gangguan metabolisme ini berhubungan dengan hasil yang merugikan kardiovaskular.Pada edisi khusus ini menyajikan beberapa makalah yang berhubungan dengan faktor risiko kardiometabolik dan keterlibatannya terutama dalam prognosis dan pengobatan pasien hipertensi. Pertama, tekanan darah diastolik yang sangat rendah, dengan nilai ambang 70mmHg, dikaitkan dengan peningkatan semua penyebab kematian. Ini telah dibahas bahwa tingkat tekanan darah adalah faktor paling penting dalam mengevaluasi risiko kardiovaskular bahkan dalam hal terpenting yakni kejadian hipertensi dan penyakit metabolik. Hubungan yang relevan antara tekanan darah dan mortalitas kardiovaskular yang diketahui dimulai dari 115/75 mmHg. Namun demikian, kejadian kardiovaskular juga telah diamati pada pasien yang dengan cepat menurunkan tekanan darah, seperti pada pasien dengan penyakit arteri koroner. Gangguan tidur (sleep disorder) telah dipelajari lebih dalam pada beberapa tahun terakhir ini. Obstructif sleep apnea berhubungan dengan kardiovaskular dan penyakit disfungsi metabolik, tapi hubungan durasi tidur tidak bisa dijadikan parameter pertimbangan. Memang, sebelumnya durasi tidur yang pendek dikaitkan dengan kemungkinan peningkatan angka kejadian hipertensi. Dalam sebuah makalah dari koleksi ini, dicatat ada hubungan antara kurangnya tidur dengan ras / etnis bahkan setelah dikaitkan dengan faktor-faktor metabolik seperti indeks massa tubuh dan diabetes. Ini adalah temuan menarik mengingat bahwa resistensi insulin diperburuk oleh sistem renin angiotensin (RAS) aktivasi ini mungkin menjadi mekanisme yang terlibat dalam hubungan antara gangguan tidur dan sindrom metabolik. Hubungan kausal dari RAS dan stres oksidatif dengan peradangan pembuluh darah didokumentasikan dalam edisi khusus ini dalam sebuah penelitian dengan model eksperimental pada sindrom metabolik. Dalam protokol ini, inhibitor RAS dan agen antioksidan mampu menipiskan faktor metabolik dan tekanan darah sistolik secara spontan pada hipertensi dengan pengaturan fruktosa. Interaksi antara hipertensi dan diabetes tampaknya menjadi perhatian utama bagi sistem kardiovaskular. Mekanisme meningkatnya risiko kardiovaskular pada pasien yang menderita diabetes hipertensi tidak sepenuhnya dipahami. Stres oksidatif dan tingkat peradangan rendah menyebabkan disfungsi endotel yang merupakan proses pertama pada aterosklerosis yang menjadi ulasan dalam edisi khusus ini. Faktor-faktor ini mungkin juga relevan pada pasien dengan diabetes tipe 1 yang lama.Dalam tulisan lain, sebuah studi cross-sectional yang dilakukan pada 20 Kota Brasil menunjukkan bahwa kurang dari seperempat pasien dengan diabetes tipe 1 yang telah mendapat perawatan mencapai nilai target untuk tekanan darah sistolik dan diastolik. Data ini menunjukkan bahwa pendekatan yang lebih agresif dari populasi ini sangat diperlukan juga di negara-negara berkembang. Faktor gizi yang terlibat dalam pengobatan hipertensi juga dibahas dalam edisi khusus ini. Banyak komponen makanan, terutama natrium, kalium, kalsium, dan magnesium, telah ditinjau berdasarkan bukti yang ada. Pembatasan asupan natrium harian yang direkomendasikan pada beberapa panduan tentang hipertensi. Namun, asupan garam yang rendah telah mengakibatkan kematian kardiovaskular pada beberapa kelompok pasien tertentu termasuk pada pasien diabetes. Suplementasi kalium, kalsium, dan magnesium tidak diindikasikan sebagai kebiasaan pada pasien hipertensi, tetapi sumber alami mikronutrien ini adalah rencana andalan dari Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH). Juga, sebagai pendekatan nonpharmakologis, dua makalah asli dalam koleksi ini menunjukkan efek menguntungkan dari mengkonsumsi coklat hitam pada fungsi endotel dari populasi yang spesifik: Tahap 1 pada pasien hipertensi dengan kelebihan berat badan dan individu hipertensi muda dengan risiko kardiovaskular yang rendah yang sudah memiliki disfungsi endotel. Telah dilaporkan bahwa hasil ini menguntungkan terkait dengan jumlah polyphenol yang cukup tinggi pada cokelat hitam. Terakhir, dalam sebuah penelitian yang mendaftarkan pasien dengan hipertensi tidak terkendali dan kriteria untuk sindrom metabolik, terapi moxonidine mengakibatkan penurunan tekanan darah dan peningkatan tekanan darah pada bagian kontrol, terutama pada individu yang lebih muda. Pengobatan farmakologis hipertensi dalam konteks metabolik sindrom mendapatkan banyak tantangan dalam praktek klinis sehari-hari karena beberapa mekanisme yang terlibat dalam kondisi medis ini termasuk hiperaktifasi dari sistem saraf simpatik (SNS. Dengan demikian, moxonidine, agonis selektif pada reseptor imidazolin subtipe 1 yang menentukan penurunan aktivitas SNS, mungkin bermanfaat dalam situasi seperti ini. Tidak diragukan lagi, hipertensi sangat umum terkait dengan kondisi kronis metabolik lainnya. Bahkan, lebih dari 80% penderita hipertensi memiliki satu atau lebih faktor risiko metabolik secara bersamaan. Kondisi klinis ini memiliki prevalensi global yang terus meningkat, hal ini berhubungan jelas dengan gaya hidup modern yang ditandai dengan kurangnya aktivitas fisik yang mengakibatkan kelebihan berat badan atau obesitas. Mudah-mudahan, kami percaya bahwa edisi khusus ini dapat membantu untuk lebih memahami interaksi antara peningkatan tekanan darah dan faktor kardiometabolik, yang mengkhususkan pada keterlibatan resistensi insulin dan aktivasi RAS / SNS sebagai faktor yang menghubungkan dan juga membahas beberapa terapi pilihan untuk populasi ini.