Author
ajeng-permata-anggitasari
View
348
Download
27
Embed Size (px)
DESCRIPTION
.
Ajeng Permata Anggitasari
Hipertensi Dalam KehamilanHipertesi Kronik Hipertensi Gestasional Hipertensi Kronik
dengan superimposed preeklampsia
Preeklamsia Eklamsia
Hipertensi timbul <20 minggu dan menetap dalam 12 minggu pascapersalinan.
Hipertensi timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalinan
Ibu dengan riwayat hipertensi kronik (sudah ada sebelum usia kehamilan 20 minggu) . Tes celup urin proteinuria >+1 atau trombosit <100.000 sel/uL pada usia kehamilan > 20 minggu
Hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria.
Preeklampsia yang disertai dengan kejang-kejang atau koma
Preeklampsia Ringan Tekanan darah ≥140/90
mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu
Tes celup urin menunjukkan proteinuria 1+ atau pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil >300 mg/24 jam
Preeklamsia Berat
Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu
Tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥2+ atau pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil >5 g/24 jam
Tatalaksana Anjurkan istirahat lebih
banyak. Jika pasien sebelum
hamil sudah mendapat obat antihipertensi, dan terkontrol dengan baik, lanjutkan pengobatan
Tatalaksana Pantau tekanan darah,
urin (untuk proteinuria), dan kondisi janin setiap minggu.
Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklampsia
Tatalaksana1.Atasi hipertensinya.2.sikap terhadap
kehamilannya-Preterm (< 37 minggu) ditunggu sampai aterm.
-kehamilan aterm (> 37
Tatalaksana
1.Sikap terhadap penyakit
Cegah kejang -Berikan dosis awal 4 g MgSO4 sesuai prosedur untuk mencegah kejang
Tatalaksana1. Perawatan dasar
eklampsia suportif untuk stabilisasi fungsi Vital: Airway, Breathing Circwlation (ABC).
Ajeng Permata Anggitasari
tersebut Jika tekanan diastolik
>110 mmHg atau tekanan sistolik >160 mmHg, berikan antihipertensi
Metildopa : Dosis awal 500 mg 3 x per hari, maksimal 3 gram per hari
Nifedipin: dosis bervariasi antara 30 - 90 mg per hari.
Jika terdapat proteinuria atau tanda-tanda dan gejala lain, pikirkan superimposed preeklampsia dan tangani seperti preeklampsia
Berikan suplementasi kalsium1,5-2 g/hari dan aspirin 75 mg/hari mulai dari usia kehamilan 20 minggu.
Pantau pertumbuhan dan kondisi janin.
Jika tidak ada komplikasi, tunggu sampai aterm.
Jika denyut jantung janin <100 kali/menit atau >180 kali/menit, tangani seperti gawat janin.
Jika terdapat
ringan. Jika kondisi janin
memburuk atau terjadi pertumbuhan janin terhambat, rawat untuk penilaian kesehatan janin.
Beri tahu pasien dan keluarga tanda bahaya dan gejala preeklampsia dan eklampsia.
Jika tekanan darah stabil, janin dapat dilahirkan secara normal.
minggu) persalinan ditunggu sampai terjadi onset persaiinan atau dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan pada taksiran tanggal persalinan.
atau kejang berulang.-Sambil menunggu rujukan, mulai dosis rumatan 6 g MgSO4 dalam 6 jam sesuai prosedur.
Atasi hipertensi-Nifedipin: 4 x 10-30 mg per oral (short acting). 1 x 20-30 mg per oral (long acting/ Adalat OROS®)
-Metildopa: 2 x 250-500 mg per oral (dosis maksimum 2000 mg/hari)
2.Sikap terhadap kehamilannya -Perawatan Aktif kehamilan diakhiri.Indikasi:1. Ibu- Umur kehamiian ≥ 37
minggu. - Tanda Impending
Eclampsia- Kegagalan terapi pada
perawaran konservatif keadaan klinik dan laboratorik memburuk
- Diduga terjadi solusio plasenta
- Timbul onset persalinan, ketuban pecah, atau perdarahan
2. Obat kejang :Magnesium sulfat (MgSO4).
3. Sikap terhadap kehamilan harus diakhiri tanpa memandang umur kehamilan dan keadaan janin. Persalinan diakhiri bila sudah mencapai stabilisasi (pemulihan) hemodinamika dan metabolisme ibu.
Ajeng Permata Anggitasari
pertumbuhan janin terhambat, pertimbangkan terminasi kehamilan.
2. Janin- Tanda-tanda fetal
distress- Tanda-tanda IUGR- Oligohidramnion
3. Laboratorik-Tanda-tanda "sindroma HELLP" ↓ trombosit cepat.
Perawatan konservatifIndikasi preterm < 37 minggu tanpa disertaitanda-tanda impending eckmpsia dengan keadaan janin baik.
Sindroma HELLP
Sindroma HELLP adalah Preeklampsi atau Eklamsi disertai timbulnya hemolisis, peningkatan enzim hepar, dan trombositopenia.
Diagnosis- Didahului tanda dan gejala tidak khas malaise, lemah,
nyeri kepala, mual, muntah.- Adanya tanda dan gejala PE berat.
- Tanda-tanda hemolisis intravaskular, khusunya kenaikan LDH, AST, dan bilirubin ndirek.
- Tanda kerusakan/disfungsi sel hepatosit hepar : kenaikan ALT, AST, LDH
- Trombositopenia, trombosit ≤ 150.000/ml
- Semua perempuan hamil dengan keluhan nyeri pada kuadran atas abdomen, tanpa memandang ada tidaknya tanda dan gejala PE, harus dipertimbangkan sindroma HELLP.
Klasifikasi Klas 1 : trombosit ≤ 50.000/ml, LDH ≥ 600 IU/l, AST
dan/atau ALT ≥ 40 IU/l. Klas 2 : trombosit > 50.000 ≤ 100.000/ml, LDH ≥ 600
IU/l, AST dan/atau ALT ≥ 40 IU/l. Klas 3 : trombosit > 100.000 - ≤ 150.0000/ml, LDH ≥
600 IU/l, AST dan/atau ALT ≥ 40 IU/l. Terapi medikamentosa
Mengikuti terapi medikamentosa PE/E dengan monitoring kadar trombosit tiap 12 jam. Bila trombosit < 50.000/ml atau adanya tanda koagulopati konsumtif, maka harus diperiksa waktu protrombin, waktu tromboplastin parsial, dan fibrinogen.
Jika didapatkan kadar trombosit < 100.000/ml atau trombosit 100.000 -150.000/ml dengan disertai tanda-tanda eklampsia, hipertensi berat, nyeri epigastrium, maka diberikan deksametason 10 mg i.v. tiap 12 jam.
Ajeng Permata Anggitasari
Pada postpartum deksametason diberikan 10 mg i.v. tiap 12 jam 2 kali, kemudian diikuti 5 mg i.v. tiap 12 jam 2 kali.
Terapi deksametason dihentikan, bila terjadi perbaikan laborotorium, yaitu trombosit > 100.000/ml dan penurunan LDH serta perbaikan tanda dan gejala-gejala klinik PE-eklampsia.
Dapat dipertimbangkan pemberian transfusi trombosit, bila kadar trombosit < 50.000/ml dan antioksidan.
Sikap terhadap kehamilan Sikap terhadap kehamilan pada sindroma HELLP ialah aktif, yaitu kehamilan diakhiri tanpa memandang umur kehamilan. Persalinan dapat dilakukan pervaginam atau perabdominal.