Upload
khanidya-noor-azziza
View
30
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
HIPERTENSI
Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160
mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Hipertensi atau tekanan darah tinggi
merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering
disebut The Silent Killer karena hipertensi merupakan pembunuh tersembunyi,
disamping karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat di masa
yang akan datang, juga karena tingkat keganasannya yang tinggi berupa kecacatan
permanen dan kematian mendadak. (Bahrianwar, 2009).
Di Indonesia dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995,
prevalensi hipertensi di Indonesia adalah 8.3% (pengkuran standart WHO yaitu
pada batas tekanan darah normal 160/90 mmHg). Pada tahun 2000 prevalensi
penderita hipertensi di indonesia mencapai 21% (pengukuran standar Depkes
yaitu pada batas tekanan darah normal 139/89 mmHg). Selanjutnya diestimasi
akan meningkat menjadi 37% pada tahun 2015 dan menjadi 42% pada tahun 2025
(Zamhir, 2006).
Penyebab hipertensi tidak diketahui pada sekitar 95% kasus. Bentuk
hipertensi idiopatik disebut hipertensi primer atau esensial. Patogenesis pasti
tampaknya sangat kompleks dengan interaksi dari berbagai variabel, mungkin
pula ada predisposisi genetik. Mekanisme lain yang dikemukakan mencakup
perubahan – perubahan berikut: (1) Eksresi natrium dan air oleh ginjal, (2)
Kepekaan baroreseptor, (3) Respon vesikuler, dan (4) Sekresi renin. Sedangkan
5% penyakit hipertensi terjadi sekunder akibat proses penyakit lain seperti
penyakit parenkim ginjal atau aldosteronisme primer (Prince, 2005).
Tabel 4. Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Pedoman Joint National
Committee 7 (JNC, 2003)
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Optimal 115 atau kurang 75 atau kurang
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120-139 80-89
Berdasarkan klasifikasi dari JNC-VI maka hipertensi pada usia lanjut
dapat dibedakan:
Hipertensi sistolik saja (Isolated systolic hypertension), terdapat pada 6-12%
penderita di atas usia 60 tahun, terutama pada wanita. Insidensi meningkat
seiring bertambahnya umur
Hipertensi diastolik saja (Diastolic hypertension), terdapat antara 12-14%
penderita di atas usia 60 tahun, terutama pada pria. Insidensi menurun
seiring bertambahnya umur
Hipertensi sistolik-diastolik: terdapat pada 6-8% penderita usia di atas 60
tahun, lebih banyak pada wanita. Meningkat dengan bertambahnya umur
(Martono, 2004).
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun
wanita terlindung dari penyakit kardiovaskular sebelum menopause. Wanita yang
belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan
dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol
HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses
aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya
imunitas wanita pada usia premenopause. Pada premenopause wanita mulai
kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang selama ini melindungi
pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana hormon
estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara alami,
yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun. Dari hasil penelitian
didapatkan hasil lebih dari setengah penderita hipertensi berjenis kelamin wanita
sekitar 56,5%. Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia
dewasa muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun,
sekitar 60% penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan dengan
perubahan hormon setelah menopause (Martono, 2004).
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi
orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang
yang berusia lebih muda. Hipertensi pada usia lanjut harus ditangani secara
khusus. Hal ini disebabkan pada usia tersebut ginjal dan hati mulai menurun,
karena itu dosis obat yang diberikan harus benar-benar tepat. Tetapi pada
kebanyakan kasus, hipertensi banyak terjadi pada usia lanjut. Hipertensi sering
terjadi pada usia pria : > 55 tahun; wanita : > 65 tahun. Hal ini disebabkan
terjadinya perubahan hormon sesudah menopause. Hanns Peter (2009)
mengemukakan bahwa kondisi yang berkaitan dengan usia ini adalah produk
samping dari arteriosklerosis dari arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat
dari berkurangnya kelenturan. Dengan mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi
semakin kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri (Martono,
2004).
Sumber : Martono, H. (2004). Penatalaksanaan Hipertensi pada Usia Lanjut, Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) Edisi Ke-3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Chobanian A . 2003. JNC VII Report 18th Annual Scientific Meeting and Exposotion of American Society of Hypertension. New York, USA.