17
Hiperpireksia adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh lebih dari 41,1 o C atau 106 o F (suhu rectal). 2 Penyebab hiperpireksi ialah : infeksi 39%, infeksi dengan kerusakan pusat pengatur suhu 32%, kerusakan pusat pengatur suhu saja 18%, dan pada 11% kasus disebabkan oleh Juvenille Rheumatoid Arthritis, infeksi virus dan reaksi obat. Dari 28 penderita hiperpireksia terdapat 11 penderita (39%) disebabkan oleh infeksi diantaranya 7 penderita disebabkan oleh kuman gram negatif yang mengenai traktus urinaria 4 penderita, intraabdominal 2 penderita dan 1 penderita pada paru. Sedang 9 penderita (32%) disebabkan oleh gabungan antara infeksi dan kerusakan pusat pengatur suhu. Selain itu 5 penderita (18%) disebabkan oleh kerusakan pusat pengatur suhu. Tiga penderita (11%) tidak diketahui penyebabnya. 1,2 Sesuai dengan patogenesis, etiologi demam yang dapat mengakibatkan hiperpireksia dapat dibagi sebagai berikut: 1. Set point hipotalamus meningkat a. Pirogen endogen - infeksi - keganasan - alergi - panas karena steroid - penyakit kolagen

Hiperpireksia Adalah Suatu Keadaan Dimana Suhu Tubuh Lebih Dari 41

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hiperpireksia Adalah Suatu Keadaan Dimana Suhu Tubuh Lebih Dari 41

Hiperpireksia adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh lebih dari 41,1oC atau 106oF (suhu rectal).2

Penyebab hiperpireksi ialah : infeksi 39%, infeksi dengan kerusakan pusat pengatur

suhu 32%, kerusakan pusat pengatur suhu saja 18%, dan pada 11% kasus disebabkan oleh

Juvenille Rheumatoid Arthritis, infeksi virus dan reaksi obat. Dari 28 penderita hiperpireksia

terdapat 11 penderita (39%) disebabkan oleh infeksi diantaranya 7 penderita disebabkan oleh

kuman gram negatif yang mengenai traktus urinaria 4 penderita, intraabdominal 2 penderita

dan 1 penderita pada paru. Sedang 9 penderita (32%) disebabkan oleh gabungan antara

infeksi dan kerusakan pusat pengatur suhu. Selain itu 5 penderita (18%) disebabkan oleh

kerusakan pusat pengatur suhu. Tiga penderita (11%) tidak diketahui penyebabnya. 1,2

Sesuai dengan patogenesis, etiologi demam yang dapat mengakibatkan hiperpireksia

dapat dibagi sebagai berikut:

1. Set point hipotalamus meningkat

a. Pirogen endogen

- infeksi

- keganasan

- alergi

- panas karena steroid

- penyakit kolagen

b. Penyakit atau zat

- kerusakan susunan saraf pusat

- keracunan DDT

- racun kalajengking

- penyinaran

- keracunan epinefrin

Page 2: Hiperpireksia Adalah Suatu Keadaan Dimana Suhu Tubuh Lebih Dari 41

2. Set point hipotalamus normal

a. Pembentukan panas melebihi pengeluaran panas

- hipertermia malignan

- hipertiroidisme

- hipernatremia

- keracunan aspirin

b. Lingkungan lebih panas daripada pengeluaran panas

- mandi sauna berlebihan

- panas di pabrik

- pakaian berlebihan

c. Pengeluaran panas tidak baik (rusak)

- displasia ektoderm

- kombusio (terbakar)

- keracunan phenothiazine

- heat stroke

3. Rusaknya pusat pengatur suhu

a. Penyakit yang langsung menyerang set point hipotalamus:

- ensefalitis/ meningitis

- trauma kepala

- perdarahan di kepala yang hebat

Page 3: Hiperpireksia Adalah Suatu Keadaan Dimana Suhu Tubuh Lebih Dari 41

- penyinaran2

KLASIFIKASI DEMAM

Berdasarkan keadaan hipotalamus, demam dapat dibagi sebagai berikut:

I. Set point hipotalamus meningkat

Pembentukan panas meningkat, pengeluaran panas berkurang.

1. Endogenous pyrogen (E.P):

a. Leukosit polimorfonuklear (PMN)

Pada demam oleh karena infeksi, kuman sebagai penyebab

melepaskan suatu polisakarida yang tahan panas, disebut sebagai pirogen

eksogen yang beredar dalam darah. Infeksi menimbulkan demam karena

endotoksin bakteri merangsang sel PMN untuk membuat EP. Pada penyakit

infeksi terdapat peningkatan sel PMN. Pada percobaan binatang telah

dibuktikan bahwa pirogen eksogen tidak langsung mempengaruhi pusat

pengatur suhu, tetapi lewat banyak sel dalam tubuh seperti sel leukosit, sel

Kupfer hati, sel makrofag dalam paru, limpa dan kelenjar limfe bereaksi

terhadap pirogen eksogen dan membentuk protein yang tak tahan panas,

disebut pirogen endogen (endogenous pyrogen). Pirogen endogen masuk ke

susunan saraf pusat melalui darah dan menyebabkan pelepasan prostaglandin

E di dalam jaringan otak dengan akibat rangsangan terhadap hipotalamus yang

peka terhadap zat tersebut sehingga menimbulkan panas seperti yang

diperlihatkan pada bagan sebagai berikut:2

Hipotalamus mengandung kadar yang tinggi dari norepinephrin

(NE). 5-hydroxytryptamin (5HT), acetylcholine, dopamine dan histamin, yang

semuanya disebut neurotransmitter dari hipotalamus, yang turut meregulasi

suhu tubuh. Pada percobaan binatang dibuktikan bahwa apabila NE

disuntikkan ke dalam hipotalamus menyebabkan penurunan suhu tubuh, 5HT

menyebabkan kenaikan suhu dan acetylcholine juga menyebabkan kenaikan

suhu.2

Page 4: Hiperpireksia Adalah Suatu Keadaan Dimana Suhu Tubuh Lebih Dari 41

Mekanisme yang dapat mengaktifkan EP belum diketahui. Juga

belum diketahui bagaimana EP mempengaruhi pusat pengatur suhu dalam

menimbulkan demam, mungkin dengan mengubah lingkungan kimia neuron

set point hipotalamus. 1

b. Non-PMN

Pirogen endogen dapat terbentuk tanpa mengaktivasi sel leukosit dan

hal ini kemungkinan terjadi dengan mengubah lingkungan kimia neuron set-

point hipotalamus. Metabolisme pirogen endogen disini belum diketahui dan

zat ini dikeluarkan melalui sel retikuloendotelial. Keadaan ini terjadi pada

penyakit alergik, penyakit kolagen, tumor, infark, infeksi virus, penyakit

darah, demam steroid, penyakit metabolik dan lain-lain. 1

2. Non-endogenous pyrogen (non-EP): obat-obatan atau bahan lain

Demam pada keadaan set point hipotalamus meningkat dapat terjadi

bukan karena pelepasan pirogen endogen tetapi karena obat-obatan

(phenotiazine, amphetamine, metamphetamine, preparat tiroid), penyakit

tertentu di susunan saraf pusat, keracunan epinefrin, norepinefrin, DDT dan

lain-lain. 1,3

II. Set point hipotalamus normal

Kenaikan suhu tubuh dapat terjadi pada keadaan set point

hipotalamus yang normal, yakni bila pembentukan panas melebihi

pengeluaran panas yang normal atau pada pembentukan panas normal tetapi

mekanisme pengeluaran panas tidak baik. Mekanisme terjadinya kenaikan

suhu seperti berikut:

1. Pembentukan panas meningkat, pengeluaran panas normal

Keadaan ini ditemukan pada malignant hyperthermia,

hypertiroidisme, hipernatremi, keracunan aspirin, feokromositoma.

Keadaan ini juga dijumpai bila suhu udara di luar tubuh sangat tinggi

atau bila memakai baju terlampau tebal.

Page 5: Hiperpireksia Adalah Suatu Keadaan Dimana Suhu Tubuh Lebih Dari 41

2. Pembentukan panas normal, pengeluaran panas berkurang

Keadaan in terjadi pada keadaan keracunan obat antikolinergik

seperti atropin, ektodermal displasi, luka bakar. 1

III. Kerusakan pusat pengatur suhu (central fever)

Pada keadaan ini demam terjadi disebabkan oleh karena penyakit

tertentu yang menyerang dan mengakibatkan rusaknya pusatnya pengatur

suhu tubuh, misalnya penyakit yang langsung menyerang set point

hipotalamus, seperti ensefalitis, trauma kapitis, perdarahan hebat

intrakranial, meningtis bakterial, radiasi, tetraparesis atau paraparesis,

dimana susunan saraf otonom tidak berfungsi.

berdahak adalah mekanisme tubuh untuk mengeluarkan zat-zat asing dari saluran nafas, temasuk dahak. Batuk ini sebaiknya tidak ditekan, supaya zat-zat asing itu bisa dikeluarkan. Obat-obat yang bisa membantu pengeluaran dahak disebut ekspektoran. Obat-obat ini biasanya juga merangsang terjadinya batuk supaya terjadi pengeluaran dahak. Selain itu ada juga obat-obat yang bisa membantu mengencerkan dahak sehingga mudah dikeluarkan yang disebut mukolitik. Contoh obat-obat ekspektoran adalah amonium klorida, gliseril guaiakol, ipekak, dll. Sedangkan contoh obat mukolitik adalah bromheksin, asetilsisitein, dan ambroksol. Jadi, jika batuk anda berdahak, pilihlah obat-obat yang mengandung zat-zat seperti tersebut diatas.

Batuk yang disebabkan karena infeksi virus biasanya akan sembuh sendiri, tetapi batuk yang merupakan gejala infeksi pernafasan karena bakteri mungkin butuh waktu lebih lama dan memerlukan tambahan obat antibiotika. Batuk jenis ini biasanya ditandai dengan dahak yang banyak, kental dan berwarna kuning kehijauan. Kalau Anda mengalami batuk demikian tentu perlu diperiksakan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

Infeksi Paru-paru atau disebut juga Pneumonia merupakan peradangan paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus maupun jamur. Pada oranng dewasa penyebab terbanyak adalah karena bakteri, seperti bakteri Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus, Legionella, Hemophilus influenzae.

Sedangkan virus, umumnya adalah virus influenza, chicken-pox (cacar air). Ada pula organisme mirip jamur yakni  Mycoplasma pneumoniae (terutama pada anak-anak dan dewasa muda) dan jamur tertentu.

Penyebab yang paling umum dari infeksi paru-paru adalah bakteri Streptococcus pneumoniae. Pada bentuk dari infeksi paru-paru ini, biasanya timbulnya menggigil, demam

Page 6: Hiperpireksia Adalah Suatu Keadaan Dimana Suhu Tubuh Lebih Dari 41

yang tiba-tiba dan produksi dari sputum yang berwarna karat. Infeksi menyebar ke dalam darah pada 20%-30% dari kasus-kasus, dan jika ini terjadi, 20%-30% dari pasien-pasien ini meninggal.

1. Pneumonia (radang paru-paru)Jenis penyakit paru-paru ini terjadi peradangan dari gelembung udara mikroskopik paru-paru yaitu alveolus dan saluran udara terkecil yaitu bronkiolus atau disebut pneumonia. Penyebab utama infeksi bakteri jenis Streptococcus pneumoniae. Penyebab lain penyakit paru-paru ini berbagai jenis bakteri juga virus seperti influenza dan cacar air dan lebih jarang mikroorganisme seperti protozoa dan jamur.

2. Penyakit LegionnariesPenyakit paru-paru Legionnaries adalah jenis penyakit paru yang disebabkan bakteri legionella pneumophilia. Bentuk infeksinya mirip dengan pneumonia. Bakteri legionella berbentuk batang yang ditemukan di sebagian besar sumber air. Mereka berlipat ganda sangat cepat. Di temukan dalam sistem pipa ledeng atau di mana pun yang air bisa menggenang

3. Efusi pleuraJenis penyakit paru-paru ini adanya cairan berlebih di dalam membran berlapis ganda yang mengelilingi paru-paru disebut efusi pleura. Dua lapis membran yang melapisi paru-paru atau pleura dilumasi oleh sedikit cairan yang memungkinkan paru-paru mengembang dan berkontraksi dengan halus dalam dinding dada. Infeksi seperti pneumonia dan tuberkulosis, gagal jantung, dan beberapa kanker dapat menimbulkan pengumpulan cairan di antara pleura. Jumlahnya bisa mencapai tiga liter yang menekan paru-paru.

4. Tuberkulosis (TB)Tuberkulosis atau disingkat TB merupakan penyakit paru-paru yang disebabkan oleh infeksi menyerang jaringan paru-paru. Penyebab utama adalah bakteri mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar orang memiliki mikroba TB di dalam tubuhnya, tapi mikroba ini hanya menyebabkan penyakit bagi beberapa orang yang kekebalan tubuhnya sedang menurun.

5. PneumotoraksPneumotoraks adalah jenis penyakit paru-paru yang terdapat di selaput paru atau yang disebut pleura. Pneumotoraks terjadi jika satu atau kedua membran pleura tertembus dan udara masuk ke dalam rongga pleura menyebabkan paru-paru mengempis. Membran pleura dipisahkan oleh lapisan cairan pleura sangat tipis yang melumasi gerakan mereka.

6. AsmaAsma adalah penyakit radang paru-paru yang menimbulkan serangan sesak napas dan mengi yang berulang. Asma merupakan salah satu jenis penyakit paru-paru paling banyak dan bervariasi, menyerang satu dari empat anak di beberapa daerah. Otot dinding saluran udara berkontraksi seperti kejang, menyebabkan saluran udara menyempit, sehingga terjadi serangan sesak napas. Penyempitan diperburuk oleh sekresi lendir yang berlebihan. Asma disebabkan penyempitan saluran udara di dalam paru-paru. Pada sebagian besar anak, pemicu serangan adalah reaksi alergi terhadap benda asing, atau alergen, yang dapat berupa partikel kecil terhirup, seperti polen, jamur dari

Page 7: Hiperpireksia Adalah Suatu Keadaan Dimana Suhu Tubuh Lebih Dari 41

kotoran tungau debu rumah, dan partikel-partikel dari rambut atau bulu hewan.

7. Penyakit Paru-Paru Obstruktif KronisJenis Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) mempunyai karakteristik keterbatasan jalan napas yang tidak sepenuhnya reversibel. PPOK adalah kelainan jangka panjang di mana terjadi kerusakan jaringan paru-paru secara progresif dengan sesak napas yang semakin berat.

8. Bronkitis KronisBronkitis kronis jenis penyakit paru akibat Peradangan kronis saluran udara paru-paru biasanya disebabkan oleh rokok. Jarang sekali, infeksi akut yang berulang menimbulkan bronkitis kronis. Pada bronkitis kronis, bronkus, saluran udara utama menuju paru-paru, meradang, membengkak, dan menyempit akibat iritasi oleh asap tembakau, infeksi berulang, atau paparan lama terhadap zat polutan.

9. EmfisemaEmfisema adalah jenis penyakit paru obstruktif kronik yang melibatkan kerusakan pada kantung udara (alveoli) di paru-paru. Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan oksigen yang diperlukan. Emfisema membuat penderita sulit bernafas. Penderita mengalami batuk kronis dan sesak napas. Penyebab paling umum adalah merokok.

10. Penyakit Paru Akibat KerjaAsbestosis, silikosis, dan pneumokoniosis disebabkan oleh menghirup partikel yang mengiritasi dan membuat peradangan jaringan paru-paru, mengarah ke timbulnya fibrosis. Orang yang berisiko tinggi menderita jenis penyakit paru-paru akibat pekerjaan, adalah para pekerja yang terpapar partikel beracun selama bertahun-tahun, misalnya para pekerja tambang.

11. SilikosisSilikosis adalah salah satu jenis penyakit paru akibat lingkungan kerja. Penyakit ini merupakan suatu pneumokoniosis yang disebabkan oleh inhalasi partikel-partikel kristal silika bebas. Silika adalah sejenis bahan yang banyak digunakan dalam bangunan dan perusahaan konstruksi. Silika dalam bentuk padat tidak berbahaya, tetapi bentuk butiran debu sangat tidak baik untuk paru-paru. Yang termasuk silika bebas adalah kuarsa, tridimit, dan kristobalit.

12. Asbestosis

Asbestosis adalah penyakit paru yang disebabkan banyaknya zat asbes yang terhirup paru-paru, sehingga menyebabkan kerusakan berat. Pada beberapa kasus asbestosis, dapat terjadi kanker paru-paru. Keberadaan tumor ganas di paru-paru disebut kanker paru-paru. Kanker paru-paru adalah kanker paling umum di dunia dan lebih dari satu juta kasus baru ditemukan setiap tahun

PENYAKIT yang mengancam paru-paru banyak jenisnya. Saatnya mengetahui penyakit tersebut guna meningkatkan kewaspadaan. Paru-paru adalah salah satu organ pada sistem pernapasan yang berfungsi sebagai tempat

Page 8: Hiperpireksia Adalah Suatu Keadaan Dimana Suhu Tubuh Lebih Dari 41

bertukarnya oksigen dari udara yang menggantikan karbondioksida di dalam darah. Proses ini dinamakan sebagai respirasi dengan menggunakan batuan haemoglobin sebagai pengikat oksigen. Setelah O2 di dalam darah diikat oleh hemoglobin, selanjutnya dialirkan ke seluruh tubuh. Berikut 12 penyakit yang terdapat pada paru-paru paparan Steve Parker dalam buku “Ensiklopedia Tubuh Manusia”. 7. Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronis

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) mempunyai karakteristik keterbatasan jalan napas yang tidak sepenuhnya reversibel. PPOK adalah kelainan jangka panjang di mana terjadi kerusakan jaringan paru-paru secara progresif dengan sesak napas yang semakin berat. PPOK terutama meliputi bronkitis kronis dan emfisema, dua kelainan yang biasanya terjadi bersamaan. Gejala: Gejala utama sesak napas, batuk, dan produksi sputum (riak). Sputum adalah bahan yang dikeluarkan dari paru, bronchus, dan trachea melalui mulut. Biasanya juga disebut dengan expectoratorian. Penyebab:

Udara masuk dan keluar dari paru-paru terhambat dan kemampuan paru-paru untuk mengambil oksigen untuk memenuhi kebutuhan normal tubuh berkurang. Sejauh ini faktor penyumbang terbesar risiko PPOK adalah merokok. 8. Bronkitis Kronis

Penyebab: Peradangan kronis saluran udara paru-paru biasanya disebabkan oleh rokok. Jarang sekali, infeksi akut yang berulang menimbulkan bronkitis kronis. Pada bronkitis kronis, bronkus, saluran udara utama menuju paru-paru, meradang, membengkak, dan menyempit akibat iritasi oleh asap tembakau, infeksi berulang, atau paparan lama terhadap zat polutan. Saluran udara yang meradang mulai menghasilkan dahak berlebihan, awalnya menyebabkan batuk mengganggu di waktu lembap dan dingin, lalu berlanjut sepanjang tahun. Gejala:

Page 9: Hiperpireksia Adalah Suatu Keadaan Dimana Suhu Tubuh Lebih Dari 41

Gejala seperti suara serak, mengi, dan sesak napas juga timbul. Akhirnya si penderita merasa sesak napas bahkan di saat sedang istirahat. Jika terjadi infeksi saluran napas sekunder, dahak dapat berubah warna dari bening atau putih menjadi kuning atau hijau. 9. Emfisema Emfisema adalah jenis penyakit paru obstruktif kronik yang melibatkan kerusakan pada kantung udara (alveoli) di paru-paru. Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan oksigen yang diperlukan. Emfisema membuat penderita sulit bernafas. Penderita mengalami batuk kronis dan sesak napas. Penyebab paling umum adalah merokok.  Penyebab:

Pada emfisema, gelembung udara (alveolus) menjadi teregang berlebihan. Mereka juga meluruh dan menyatu sehingga luas permukaan penyerap oksigen jadi berkurang. Alveolus tidak hanya kehilangan daerah pertukaran udaranya, tapi udara juga terjebak di dalam akibat penurunan elatisitas dinding alveolus. Akibatnya, paru-paru mengembang berlebihan, volume udara yang masuk dan keluar paru-paru berkurang, dan lebih sedikit oksigen yang dapat diserap ke dalam aliran darah. Sebagian besar penderita emfisema adalah para perokok berat dalam waktu lama, walaupun kelainan bawaan langka yang disebut defisiensi alfa1-antitripsin juga dapat menyebabkan emfisema. Meskipun kerusakan akibat emfisema biasanya ireversibel (tak bisa kembali), berhenti merokok kadang dapat memperlambat perkembangan penyakit dan memungkinkan silia untuk pulih kembali. Silia sendiri adalah rambut-rambut kecil di permukaan lapisan saluran udara paru-paru. Gejala: Sesak napas, mengi, sesak dada, mengurangi kapasitas untuk kegiatan fisik, batuk kronis, kehilangan nafsu makan dan berat, serta kelelahan. Pengobatan: Jika Anda perokok, berhenti merokok adalah cara pencegahan terbaik. Bagi yang sudah terkena, berhenti merokok dapat mengurangi penyebaran penyakit.

Pada kesempatan kali ini kita dihadapkan seorang pria datang ke poli Penyakit Dalam dengan keluhan batuk berdahak kental dan banyak sejak 3 bulan dan tidak berkurang meski sudah

Page 10: Hiperpireksia Adalah Suatu Keadaan Dimana Suhu Tubuh Lebih Dari 41

diobati dengan berbagai macam obat batuk. Batuk sudah berlangsung selama 2 tahun namun kadang mereda, dan kali ini bertambah berat. Sebelumnya penderita seorang perokok berat dan bekerja di pabrik kimia. Pada pemeriksaan fisik: kesan bentuk thorax emfisematous dan hasil foto thorax kesan hiperlusen.

Batuk merupakan gejala penyakit pernapasan yang paling umum, berfungsi, terutama untuk pertahanan paru terhadap masuknya benda asing. Baik orang sehat maupun orang sakit, batuk dapat dengan disadari (volunteer) maupun tak disadari (involunter). Batuk yang disadari merupakan respon terhadap perasaan adanya sesuatu dalam saluran napas. Batuk yang tak disadari terjadi akibat reflex yang dipacu oleh perangsangan pada reseptor sensorik laring, trakea, atau bronchi sampai alveolus yang besar atau hilangnya compliance paru. Batuk dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat banyak dan tidak sesuai atau terbentuk sputum. (Stark, 1990; Rumende, 2007)

Sputum merupakan materi yang diekspektorasi dari saluran napas bawah oleh batuk, yang bercampur ludah. Sekresi bronkus normal tak cukup banyak untuk diekspektorasi, biasanya dialirkan ke laring oleh aksi silia lalu ditelan. Gambaran sputum mungkin dapat membantu diagnosis, meskipun makanan atau minuman yang baru saja ditelan mungkin mengkontaminasi sputum. Sputum bisa dibedakan dari ludah. Ludah (saliva) akan membentuk gelembung jernih di bagian atas cairan dalam penampung sputum, sedang pada sputum hal ini jarang terjadi kecuali pada edema pulmonal. (Stark, 1990)

Pada kasus kali ini, hipotesis penulis cenderung penderita mengalami bronchitis kronik. Hal ini ditemukan pada batuk berdahak kental yang terus-menerus, bertambah parah meski sudah diobati. Batuk kronis (batuk perokok) dan sputum mukoid (dahak kental) merupakan satu-satunya gejala bronchitis kronis (stark, 1990). Kemungkinan jika dicari tentang gejalanya lebih teliti, sifat batuk Bronchitis kronik berupa batuk dengan dahak yang persisten tiap pagi hari pada seorang perokok dan sputum bronchitis bersifat mukoid dengan sputum jernih keabu-abuan (Rumende, 2007). Pada keadaan tertentu lumen bronkiolus yang sempit dapat menjadi menyempit karena mucus dan kontraksi otot bronkus. Mukus disekresi untuk mengambil patogen yang terperangkap dan partikel kotor. Mukus ini dibawa silia dari lapisan epitel ke kerongkongan untuk ditelan. Karena silia tidak dapat mendorong mukus yang kental, larutan elektrolit biasanya juga dikeluarkan untuk mendorong mukus dari silia sehingga mucus dapat bergerak maju ke kerongkongan dalam lapisan cairan yang encer. Lumen dapat menyempit karena kerja otot bronkus, yang meningkatkan kemungkinan patogen ditangkap oleh mukosa. Tetapi kerugiannya menyebabkan resistensi meningkat (penyakit paru obstruktif) (Lang, 2007). Bronchitis merupakan gangguan klinis yang ditandai oleh pembentukan mucus yang berlebihan dalam bronkus dan bermanifestasi sebagai batuk kronik dan pembentukan sputum selama sedikitnya 3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dalam 2 tahun berturut-turut. Temuan patologis pada bronchitis kronik adalah hipertrofi kelenjar mukosa bronkus dan peningkatan jumlah dan ukuran sel goblet dengan infiltrasi sel-sel radang dan edema mukosa bronkus. Pembentukan mucus yang meningkat mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronkiolus kecil hingga menjadi rusak dan dindingnya melebar. Faktor etiologi utama adalah merokok dan polusi udara industri. Polusi udara yang terus menerus merupakan predisposisi infeksi rekuren karena polusi memperlambat aktivitas silia dan fagositosis, sehingga timbunan mucus meningkat dan mekanisme pertahanan melemah (Wilson, 2006). Diagnosis ini sebaiknya diduga pada perokok lama (Stark,1990). Pada pemeriksaan fisik thorax kesannya emfisematosa karena terdapat kumpulan udara secara patologis (Dorland, 2009). Thoraks emfisema (barrel-shape)

Page 11: Hiperpireksia Adalah Suatu Keadaan Dimana Suhu Tubuh Lebih Dari 41

mempunyai ciri berupa: (1) Dada menggembung; (2) Diameter antero-posterior lebih besar dari diameter latero-lateral; (3) Tulang punggung kifosis dan angulus costa >90˚(Rumende, 2007). Foto thorax kesan hiperlusen karena banyaknya udara yang terkumpul dalam paru melebihi normal.

Sputum: Bahan yang didorong keluar dari trakea, bronki, dan paru melalui mulut

Mucus: Lendir bebas membran mukosa, terdiri dari sekresi kelenjar, berbagai garam, sel yang berdeskuamasi, dan leukosit.

Kifosis: Curvatura vertebra melengkung secara berlebihan kearah anterior.

Mukoporulen: Mengandung mucus maupun nanah

DEFINISI

Dispnea atau sesak nafas dapat didefinisikan sebagai ketidak nyamanan dalam bernafas yang bersifat subjektif dengan kualitas dan intensitas keluhan yang bervariasi. Keluhan ini terjadi akibat interaksi berbagai faktor fisiologis, psikologis, social dan lingkungan. Dispnea merupakan suatu gejala, dan harus dibedakan dengan tanda peningkatan kerja pernafasan.

DIAGNOSIS BANDING

1. Dispnea karena gangguan sistem pernafasan

2. Dispnea karena gangguan jantung

3. Dispnea karena gangguan penyakit lainnya

1. Dispnea karena gangguan sistem pernafasan

Berbagai gangguan pada pusat pernafasaan yang menyebabkan sesak dapat terjadi akibat peningkatan aktivitas pusat pernafasan (bronkospasme akut, edema interstinal, embolisme paru, asma, letak geografis tinggi, kadar progesterone tinggi, dan obat-obatan seperti aspirin), gangguan pompa ventilasi (asma, emfisema, bronchitis kronik, dan bronkeaktasis) dan gangguan pada pertukaran gas (pneumonis, edema paru, dan aspirasi). Selain itu berbagai kondisi yang membuat dinding dada menjadi kaku (miastenia gravis atau sindrom Guillain-Barre) serta keadaan seperti efusi pleura yang luas juga dpat meningkatkan kerja pernafasan maupun menstimulasi reseptor di paru jika telah terjadi atelektasis.

Informasi tentang onset terjadi sesak sangat penting untuk mengetahui penyebab sesak oleh sistem pernafasan. Pasien yang mengalami sesak akut yang baru saja terjadi

Page 12: Hiperpireksia Adalah Suatu Keadaan Dimana Suhu Tubuh Lebih Dari 41

(dalam jam sampai hari) mungkin mengalami penyait akut yang memengaruhi jalan nafas (serangan asma akut), parenkim paru (edema paru akut atau proses infeksi akut seperti pneumonia bakteri), rongga pleura (pneumothoraks), atau pembuluh darah paru (emboli paru). Sesak yang terjadi secara subakut (dalam hari atau minggu) dapat menunjukkan adanya eksaserbasi penyakit pernafasan yang telah ada sebelumnya (asma atau bronchitis kronik), infeksi parenkim yang indolen (pneumonia Peneumocystis Carinii pada pasien AIDS, pneumonia mikobakterial atau jamur), proses inflamasi noninfeksi yang terjadi secara perlahan , penyakit pleura, atau penyakit jantung kronik. Sesak yang terjadi secara kronik seringkali menunjukkan adanya penyakit paru obstruktif kronik, penyakit paru interstitial kronik, atau penyakit jantung kronik . penyakit-penyakit kronik pada jalan nafas ditandai dengan adanya periode eksaserbasi dan remisi. Pasien seringkali mengalami periode sesak yang sangatn berat, namun juga diselingin oleh periode dimana gejala hanya minimal atau tidak ada sama sekali. Sebaliknya, banyak dari penyakit-penyakit parenkim paru ditandai oleh proses yang lambat namun tidak dapat diperbaiki.