25
hiperkalemia dan hipokalemia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalium adalah penting untuk fungsi normal dari otot, jantung, dan saraf. Hal ini memainkan peran penting dalam mengontrol aktivitas otot polos (seperti otot yang ditemukan di saluran pencernaan) dan otot rangka (otot-otot ekstremitas dan dada), serta otot-otot jantung. Hal ini juga penting untuk transmisi normal sinyal listrik seluruh sistem saraf dalam tubuh. Kadar normal kalium sangat penting untuk menjaga irama jantung normal listrik. Kedua kadar kalium darah rendah ( hipokalemia ) dan kadar kalium darah tinggi (hiperkalemia) dapat menyebabkan ritme jantung abnormal . Hyperkalemia adalah umum, hal itu didiagnosis pada sampai dengan 8% dari pasien rawat inap di AS Untungnya, kebanyakan pasien memiliki hiperkalemia ringan (yang biasanya ditoleransi dengan baik). Namun, kondisi yang menyebabkan hiperkalemia ringan bahkan harus diobati untuk mencegah perkembangan ke hiperkalemia yang lebih parah. Tingkat yang sangat tinggi kalium dalam darah (hiperkalemia berat) dapat menyebabkanserangan jantung dan kematian.Bila tidak dikenali dan diobati dengan benar, hasil hiperkalemia berat dalam tingkat kematian sekitar 67%. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan Hiperkalemia dan Hipokalemia ?

Hiperkalemia Dan Hipokalemia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

m,.,mmm

Citation preview

Page 1: Hiperkalemia Dan Hipokalemia

hiperkalemia dan hipokalemia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang

Kalium adalah penting untuk fungsi normal dari otot, jantung, dan saraf. Hal ini

memainkan peran penting dalam mengontrol aktivitas otot polos (seperti otot yang ditemukan di

saluran pencernaan) dan otot rangka (otot-otot ekstremitas dan dada), serta otot-otot jantung. Hal

ini juga penting untuk transmisi normal sinyal listrik seluruh sistem saraf dalam tubuh.

Kadar normal kalium sangat penting untuk menjaga irama jantung normal listrik. Kedua

kadar kalium darah rendah ( hipokalemia ) dan kadar kalium darah tinggi (hiperkalemia) dapat

menyebabkan ritme jantung abnormal .

Hyperkalemia adalah umum, hal itu didiagnosis pada sampai dengan 8% dari pasien

rawat inap di AS Untungnya, kebanyakan pasien memiliki hiperkalemia ringan (yang biasanya

ditoleransi dengan baik). Namun, kondisi yang menyebabkan hiperkalemia ringan bahkan harus

diobati untuk mencegah perkembangan ke hiperkalemia yang lebih parah. Tingkat yang sangat

tinggi kalium dalam darah (hiperkalemia berat) dapat menyebabkanserangan jantung dan

kematian.Bila tidak dikenali dan diobati dengan benar, hasil hiperkalemia berat dalam tingkat

kematian sekitar 67%.

1.2              Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Hiperkalemia dan Hipokalemia ?

2. Apa penyebab seseorang dapat menderita Hiperkalemia dan Hipokalemia?

3. Bagaimana Patofisiologi Hiperkalemia dan Hipokalemia?

4. Bagaimana Manifestasi Klinis Penderita Hiperkalemia dan Hipokalemia ?

6. Bagaimana Pemeriksaan Dignostik pada penderita Hiperkalemia dan Hipokalemia ?

7. Bagaimana Penatalaksanaan Medis penderita Hiperkalemia dan Hipokalemia ?

8. Bagaimana Asuhan Keperawatan yang diberikan pada Klien yang mengalami Hiperkalemia dan

Hipokalemia?

1.3              Metode Penulisan

Page 2: Hiperkalemia Dan Hipokalemia

Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah yang berjudul

“Hiperkalemia dan Hipokalemia” ini adalah Berdasarkan metode literature (pustaka) dan

mengintisarikan buku-buku pustaka.

1.4              Tujuan Penulisan

Tujuan penelitian ini dibedakan menjadi dua yakni :1.4.1        Tujuan umum

Tujuan penelitian ini secara umum adalah agar mahasiswa dapat memahami penyakit

Hiperkalemia dan Hipokalemia, sehingga mampu membuat Asuhan Keperawatan pada penderita

Hiperkalemia dan Hipokalemia

1.4.2        Tujuan khusus

Tujuan penelitian ini secara khusus adalah

1.             Mahasiswa mampu memahami penyakit Hiperkalemia dan Hipokalemia

2.             Mahasiswa Mampu membuat Asuhan keperawatan pada klien penderita Hiperkalemia dan

Hipokalemia

1.5              Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan ini baik bagi rumah sakit, pendidikan, masyarakat adalah :

2.1         Bagi mahasiswa

Dapat menambah pengetahuan dan informasi yang dapat menambah wawasan dalam

bidang kesehatan khususnya yang berhubungan dengan Hiperkalemia dan Hipokalemia serta

bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang nyata tentang Hiperkalemia dan Hipokalemia.

2. Bagi Rumah Sakit

Memberikan informasi, sumbangan pemikiran serta bahan pertimbangan dalam melaksanakan

Asuhan Keperawatan pada pasien penderita Hiperkalemia dan Hipokalemia.

3. Bagi institusi Pendidikan

Page 3: Hiperkalemia Dan Hipokalemia

Merupakan umpan balik terhadap penerapan teori secara terpadu oleh mahasiswa dan akan

berguna untuk memeperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 HIPERKALEMIA

2.1.1 Definisi Hiperkalemia

Hyperkalemia (kadar kalium darah yang tinggi) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi

kalium darah lebih dari 5 mEq/L

Hyperkalemia adalah suatu kondisi di mana terlalu banyak kalium dalam darah. Sebagian

besar kalium dalam tubuh (98%) ditemukan dalam sel dan organ. Hanya jumlah kecil beredar

dalam aliran darah. Kalium membantu sel-sel saraf dan otot, termasuk fungsi, jantung. Ginjal

biasanya mempertahankan tingkat kalium dalam darah, namun jika Anda memiliki penyakit

ginjal - penyebab paling umum dari hiperkalemia - kadar kalium dapat membangun. Obat atau

diet juga dapat mempengaruhi jumlah kalium dalam darah. Hiperkalemia dapat mengancam

kehidupan dan harus segera diobati.

2.1.2        Etiologi

a.               Pengambilandarah vena yang buruk → lisisseldarah → ion K keluarsel

b.              Ekskresitidakmemadai:

1.        GGA dan GGK

Gagal ginjal komplit maupun sebagian, bisa menyebabkan hiperkalemia berat. Karena itu orang-

orang dengan fungsi ginjal yang buruk biasanya harus menghindari makanan yang kaya akan

kalium.

2.        Insufisiensi adrenal

3.        Hipoaldosteronisme

4.        Penyakit Addison

Dimana kelenjar adrenal tidak dapat menghasilkan hormon yang merangsang pembuangan

kalium oleh ginjal dalam jumlah cukup. Penyakit Addison dan penderita AIDS yang mengalami

kelainan kelenjar adrenal semakin sering menyebabkan hiperkalemia.

Page 4: Hiperkalemia Dan Hipokalemia

5.        Hiperkalemia biasanya terjadi jika ginjal tidak mengeluarkan kalium dengan baik.penyebab

paling sering dari hiperkalemia adalah penggunaan obat yang menghalangi pembuangan kalium

oleh ginjal, seperti triamterene, Diuretik hemat kalium (spironolactone) dan ACE inhibitor.

c.               Berpindahnya ion K dari ICF ke ECF

1.        Asidosismetabolik (padagagalginjal)

2.        Kerusakanjaringan (lukabakarluas, cederaremukberat, perdarahan internal)

3.        Asupan yang berlebihan:

         Pemberiancepatlarutaninfus IV yang mengandung ion K

         Pemberiancepattransfusidarah yang disimpan

         Makanpenggantigarampadapasiengagalginjal

4.        Terlalu banyak asam dalam darah, seperti yang kadang-kadang terlihat pada diabetes

5.        Tinggi kalium (pisang, jeruk, tomat, diet tinggi protein, pengganti garam, suplemen kalium) Diet

d.              Hiperkalemia dapat juga dapat terjadi akibat sejumlah besar kalium secara tiba-tiba dilepaskan

dari cadangannnya di dalam sel.

Hal ini bisa terjadi bila:

           sejumlah besar jaringan otot hancur (seperti yang terjadi pada cedera tergilas)

           terjadi luka bakar hebat

           overdosis kokain.

Banyaknya kalium yang masuk ke dalam aliran darah bisa melampaui kemampuan ginjal untuk

membuang kalium dan menyebabkan hiperkalemia yang bisa berakibat fatal.

2.1.3 Patofisiologi

Hiperkalemia biasanya terjadi jika ginjal tidak mengeluarkan kalium dengan baik.

Mungkin penyebab paling sering dari hiperkalemia adalah penggunaan obat yang menghalangi

pembuangan kalium oleh ginjal, seperti triamterene, spironolactone dan ACE inhibitor.

Hiperkalemia juga dapat disebabkan oleh penyakit Addison, dimanakelenjar adrenal tidak dapat

menghasilkan hormon yang merangsang pembuangan kalium oleh ginjal dalam jumlah cukup. 

Penyakit Addison dan penderita AIDS yang mengalami kelainan kelenjar adrenal

semakin sering menyebabkan hiperkalemia.Gagal ginjal komplit maupun sebagian, bisa

menyebabkan hiperkalemia berat. 

Karena itu orang-orang dengan fungsi ginjal yang buruk biasanya harus menghindari

makanan yang kaya akan kalium. Hiperkalemia dapat juga dapat terjadi akibat sejumlah besar

kalium secara tiba-tiba dilepaskan dari cadangannnya di dalam sel. Hal ini bisa terjadi bila:

Page 5: Hiperkalemia Dan Hipokalemia

1.  Sejumlah besar jaringan otot hancur (seperti yang terjadi pada cedera tergilas) terjadi luka bakar

hebat

2.  Overdosis kokain.

Banyaknya kalium yang masuk ke dalam aliran darah bisa melampaui kemampuan ginjal

untuk membuang kalium dan menyebabkan hiperkalemia yang bisa berakibat fatal.

(http://info.medicastro.com).

2.1.4 Manifestasi Klinik

a. Neuromaskuler:      kelemahan otot yaitu paralisis flasid pd tungkai bawah lalu ke badan dan lengan      Parestesia wajah, lidah, kaki, dan tangan

b. Saluran cerna:Mual, diare, kolik usus

c.         Ginjal:      Oliguria      Anuria

2.1.5 Komplikasi Hiperglikemia

Dibagi menjadi 2 kategori yaitu :a. Komplikasi akut

1. Komplikasi metabolik      Ketoasidosis diabetic      Koma hiperglikemik hiperismoler non ketotik      Hipoglikemia      Asidosis lactate

2. Infeksi beratb. Komplikasi kronik

1. Komplikasi vaskuler      Makrovaskuler : PJK, stroke , pembuluh darah perifer      Mikrovaskuler : retinopati, nefropati

2. Komplikasi neuropatiNeuropati sensorimotorik, neuropati otonomik gastroporesis, diare diabetik, buli – buli neurogenik, impotensi, gangguan refleks kardiovaskuler.

2.2    Campuran vascular neuropati

2.1.6             Pemeriksaan Diagnostik

a. EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.Elektrokardiogramuntukmencariperubahan EKG yang khas (hiperkalemia: gelombang T tinggi, interval PR memanjang, blokjantunglengkap, danasistole atrial; hipokalemia: gelombang T mendataratauterbalik, gelombang U, dansegmen ST menunjukkan 'sagging')

b.  Foto dada : Dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup

c.  Skan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan aea iskemik/kerusakan miokard yang dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan kemampuan pompa.

Page 6: Hiperkalemia Dan Hipokalemia

d.  Tes stres latihan : dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan yang menyebabkan disritmia.

e.  Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat menyebabkan disritmia.

f.  Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat jalanan atau dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.g.  GDA/nadi oksimetri : Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi disritmia.

2.1.7 Penatalakansanaan

Atasi penyebab utamanya, Apabila kadar kalium kurang 2,5 mmol/L atau < 3 mmol/L

pada pasien dengan resiko aritmia (misalnya pada pasien pasca infark miocard) , berikan

kalium klorida IV (Intra vena) sebagai infus dengan kecepatan tidak melebihi 20 mmol/jam pada

konsentrasi yang tidak melebihi 40 mmol/jam, karena kalium yang pekat dapat merusak perifer,

apabila kadar kalium diantara 2,5 dan 3,5 mmol/L, berikan terapi penggantian oral (kecuali

apabila pasien dalam keadaan puasa atau muntah-muntah) dengan dosis 80-120 mmol/hari yang

terbagi dalam beberapa dosis.

Pada hiperkalemia ringan (kalium < 6 mmol/L ), asupan kalium melalui oral atau intra

vena perlu dibatasi. Hiperkalemia berat (kalium > 6,5 mmol/L) atau perubahan EKG

hiperkalemik) merupakan suatu kegawatdaruratan medis. Pasien perlu mendapat kalsium

glukonat intravena yang dapat menstabilkan miokardium. Tindakan untuk mengurangi kadar

kalium diperlukan, yaitu dengan pemberian glukosa bersama insulin Intravena (50 mL berisi 50

% glukosa 1 unit Insulin dengan masa kerja pendek), resin pengikut kalium, kalium resonium,

dan dialisis mungkin diperlukan.

2.1.8 Pengobatan

Obat-obatan yang mengobati hiperkalemia dimaksudkan untuk menstabilkan fungsi jantung,

meningkatkan pergerakan kalium dari aliran darah kembali ke dalam sel, dan mendorong

ekskresi kalium yang berlebih. Hemodialisis adalah alat yang paling dapat diandalkan untuk

menghilangkan kalium dari tubuh pada pasien dengan gagal ginjal.

Obatberkaitan Hiperkalemia

           Kalsium Klorida atau glukonat - meminimalkan efek dari hiperkalemia pada jantung

           Natrium bikarbonat - mempromosikan pergeseran kalium dari darah ke sel-sel

           Agonis beta - mempromosikan pergeseran kalium dari darah ke sel-sel

           Diuretik - menyebabkan ekskresi kalium dari ginjal

           Resin Binding - mempromosikan dan pertukaran kalium natrium dalam sistem pencernaan

           Insulin - mempromosikan pergeseran kalium dari darah ke sel-sel

Pelengkap dan Alternatif Terapi

Page 7: Hiperkalemia Dan Hipokalemia

Terapi alternatif dapat memberikan dukungan bersamaan dan membantu mengobati penyebab

yang mendasari setelah kondisi Anda telah stabil. Pastikan penyedia medis anda informasi

mengenai terapi alternatif atau suplemen Anda mungkin menggunakan.

Nutrisi

Berikut ini dapat membantu mengurangi gizi gejala:

1.        Hilangkan alergen makanan yang dicurigai, seperti susu (susu, keju, dan es krim), gandum

(gluten), kedelai, jagung, pengawet, dan bahan kimia tambahan makanan.

2.        Hindari makanan yang mengandung jumlah tinggi kalium, termasuk pisang, lentil, kacang-

kacangan, buah persik, kentang, salmon, tomat, semangka.

3.        Hindari makanan olahan, seperti roti putih, pasta, dan gula.

4.        Makan lebih sedikit daging merah dan daging lebih ramping, ikan air dingin, atau kacang-

kacangan untuk protein. Batasi asupan daging olahan, seperti makanan cepat dan daging makan

siang.

5.        Gunakan minyak goreng sehat, seperti minyak zaitun atau minyak sayur.

6.        Mengurangi atau menghilangkan trans-fatty acid, ditemukan barang komersial panggang seperti

kue, kerupuk, kue, kentang goreng, bawang cincin, donat, makanan olahan, dan margarin.

7.        Hindari alkohol dan tembakau. Bicaralah dengan dokter Anda sebelum menggunakan produk

yang mengandung produk kafein, seperti teh dan minuman ringan. Kafein dampak beberapa

kondisi dan obat-obatan.

8.        Minum lebih banyak air. Dehidrasi dapat membuat hiperkalemia buruk.

9.        Latihan, jika mungkin, menit 30 hari, 5 hari seminggu.

10.    Hindari mengkudu (Morinda citrifolia) jus, yang tinggi kalium.

2.2 HIPOKALEMIA

2.2.1 Definisi

Kalium merupakan salah satu dari banyak elektrolit dalam tubuh Anda. Hal ini

ditemukan di dalam sel. Tingkat normal kalium sangat penting untuk pemeliharaan jantung, dan

fungsi sistem saraf.

Hipokalemia adalah ketidakseimbangan elektrolit dan diindikasikan oleh tingkat rendah

kalium dalam darah. Nilai dewasa normal untuk kalium 3,5-5,3 mEq / L. 

2.2.2 Etiologi

Penyebab lain hipokalemia meliputi: 1.         Peningkatan ekskresi (atau kerugian) dari kalium dari tubuh Anda. 

Page 8: Hiperkalemia Dan Hipokalemia

2.         Beberapa obat dapat menyebabkan kehilangan kalium yang dapat menyebabkan

hipokalemia. Obat yang umum termasuk diuretik loop (seperti Furosemide). Obat lain termasuk

steroid, licorice, kadang-kadang aspirin, dan antibiotik tertentu. 

3.         Ginjal (ginjal) disfungsi - ginjal tidak dapat bekerja dengan baik karena suatu kondisi yang

disebut Asidosis Tubular Ginjal (RTA). Ginjal akan mengeluarkan terlalu banyak kalium. Obat

yang menyebabkan RTA termasuk Cisplatin dan Amfoterisin B. 

4.         Kehilangan cairan tubuh karena muntah yang berlebihan, diare, atau berkeringat. 

5.         Endokrin atau hormonal masalah (seperti tingkat aldosteron meningkat) - aldosteron adalah

hormon yang mengatur kadar potasium. Penyakit tertentu dari sistem endokrin, seperti

aldosteronisme, atau sindrom Cushing, dapat menyebabkan kehilangan kalium. 

6.         Miskin diet asupan kalium

(Price & Wilson, 2006)

Adapun penyebab lain dari timbulnya penyakit hipokalemia : muntah berulang-ulang, diare

kronik, hilang melalui kemih (mineral kortikoid berlebihan obat-obat diuretik).

(Ilmu Faal, Segi Praktis, hal 209)

2.2.3 Patofisiologi

Kalium adalah kation utama cairan intrasel. Kenyataannya 98 % dari simpanan tubuh

(3000-4000 mEq) berada didalam sel dan 2 % sisanya (kira-kira 70 mEq) terutama dalam pada

kompetemen ECF. Kadar kalium serum normal adalah 3,5-5,5 mEq/L dan sangat berlawanan

dengan kadar di dalam sel yang sekitar 160 mEq/L. Kalium merupakan bagian terbesar dari zat

terlarut intrasel, sehingga berperan penting dalam menahan cairan di dalam sel dan

mempertahankan volume sel. Kalium ECF, meskipun hanya merupakan bagian kecil dari kalium

total, tetapi sangat berpengaruh dalam fungsi neuromuskular. Perbedaan kadar kalium dalam

kompartemen ICF dan ECF dipertahankan oleh suatu pompa Na-K aktif yang terdapat

dimembran sel.

Rasio kadar kalium ICF terhadap ECF adalah penentuan utama potensial membran sel

pada jaringan yang dapat tereksitasi, seperti otot jantung dan otot rangka. Potensial membran

istirahat mempersiapkan pembentukan potensial aksi yang penting untuk fungsi saraf dan otot

yang normal. Kadar kalium ECF jauh lebih rendah dibandingkan kadar di dalam sel, sehingga

sedikit perubahan pada kompartemen ECF akan mengubah rasio kalium secara bermakna.

Sebaliknya, hanya perubahan kalium ICF dalam jumlah besar yang dapat mengubah rasio ini

secara bermakna. Salah satu akibat dari hal ini adalah efek toksik dari hiperkalemia berat yang

dapat dikurangi kegawatannya dengan meingnduksi pemindahan kalium dari ECF ke ICF. Selain

Page 9: Hiperkalemia Dan Hipokalemia

berperan penting dalam mempertahankan fungsi nueromuskular yang normal, kalium adalah

suatu kofaktor yang penting dalam sejumlah proses metabolik.

Homeostasis kalium tubuh dipengaruhi oleh distribusi kalium antara ECF dan ICF, juga

keseimbangan antara asupan dan pengeluaran. Beberapa faktor hormonal dan nonhormonal juga

berperan penting dalam pengaturan ini, termasuk aldostreon, katekolamin, insulin, dan variabel

asam-basa.

Pada orang dewasa yang sehat, asupan kalium harian adalah sekitar 50-100 mEq. Sehabis

makan, semua kalium diabsorpsi akan masuk kedalam sel dalam beberapa menit, setelah itu

ekskresi kalium yang terutama terjadi melalui ginjal akan berlangsung beberapa jam. Sebagian

kecil (<20%) akan diekskresikan melalui keringat dan feses. Dari saat perpindahan kalium

kedalam sel setelah makan sampai terjadinya ekskresi kalium melalui ginjal merupakan

rangkaian mekanisme yang penting untuk mencegah hiperkalemia yang berbahaya. Ekskresi

kalium melalui ginjal dipengaruhi oleh aldosteron, natrium tubulus distal dan laju pengeluaran

urine. Sekresi aldosteron dirangsang oleh jumlah natrium yang mencapai tubulus distal dan

peningkatan kalium serum diatas normal, dan tertekan bila kadarnya menurun. Sebagian besar

kalium yang di filtrasikan oleh gromerulus akan di reabsorpsi pada tubulus proksimal.

Aldosteron yang meningkat menyebabkan lebih banyak kalium yang terekskresi kedalam tubulus

distal sebagai penukaran bagi reabsorpsi natrium atau H+. Kalium yang terekskresi akan

diekskresikan dalam urine. Sekresi kalium dalam tubulus distal juga bergantung pada arus

pengaliran, sehingga peningkatan jumlah cairan yang terbentuk pada tubulus distal (poliuria)

juga akan meningkatkan sekresi kalium.

Keseimbangan asam basa dan pengaruh hormon mempengaruhi distribusi kalium antara

ECF dan ICF. Asidosis cenderung untuk memindahkan kalium keluar dari sel, sedangkan

alkalosis cenderung memindahkan dari ECF ke ICF. Tingkat pemindahan ini akan meingkat jika

terjadi gangguan metabolisme asam-basa, dan lebih berat pada alkalosis dibandingkan dengan

asidosis. Beberapa hormon juga berpengaruh terhadap pemindahan kalium antara ICF dan ECF.

Insulin dan Epinefrin merangsang perpindahan kalium ke dalam sel. Sebaliknya, agonis alfa-

adrenergik menghambat masuknya kalium kedalam sel. Hal ini berperan penting dalam klinik

untuk menangani ketoasidosis diabetik. (Price & Wilson, edisi 6, hal 341)

2.2.4 Manifestasi klinik

a CNS dan neuromuskular; lelah, tidak enak badan, reflek tendon dalam menghilang.b Pernapasan; otot-otot pernapasan lemah, napas dangkal (lanjut)c Saluran cerna; menurunnya motilitas usus besar, anoreksia, mual mmuntah.d Kardiovaskuler; hipotensi postural, disritmia, perubahan pada EKG.e Ginjal; poliuria,nokturia.(Price & Wilson, 2006, hal 344)

Page 10: Hiperkalemia Dan Hipokalemia

2.2.5 Pemeriksaan Diagnostik

1. Kalium serum : penurunan, kurang dari 3,5 mEq/L.

2. Klorida serum : sering turun, kurang dari 98 mEq/L.

3. Glukosa serum : agak tinggi.

4. Bikarbonat plasma : meningkat, lebih besar dari 29 mEq/L.

5. Osmolalitas urine : menurun.

6. GDA : pH dan bikarbonat meningkat (Alkalosit metabolik).

(Doenges 2002, hal 1049)

2.2.6 Penatalaksanaan

Adapun penatalaksanaan penyakit hipokalemia yang paling baik adalah pencegahan. Berikut

adalah contoh-contoh penatalaksanaannya : 

a.         Pemberian kalium sebanyak 40-80 mEq/L.

b.        Diet yang mengandung cukup kalium pada orang dewasa rata-rata 50-100 mEq/hari (contoh

makanan yang tinggi kalium termasuk kismis, pisang, aprikot, jeruk, advokat, kacang-kacangan,

dan kentang).

c.         Pemberian kalium dapat melalui oral maupun bolus intravena dalam botol infus.

d.        Pada situasi kritis, larutan yang lebih pekat (seperti 20 mEq/L) dapat diberikan melalui jalur

sentral bahkan pada hipokalemia yang sangat berat, dianjurkan bahwa pemberian kalium tidak

lebih dari 20-40 mEq/jam ( diencerkan secukupnya) : pada situasi semacam ini pasien harus

dipantua melalui elektrokardigram (EKG) dan diobservasi dengan ketat terhadap tanda-tanda lain

seperti perubahan pada kekuatan otot.

(Brunner & Suddarth, 2002, hal 260).

e.         Komplikasi

Adapun komplikasi dari penyakit hipokalemia ini adalah sebagai berikut :

a. Akibat kekurangan kalium dan cara pengobatan yang kurang hati-hati dapat menimbulkan otot

menjadi lemah, kalau tidak diatasi dapat menimbulkan kelumpuhan.

b. Hiperkalemia yang lebih serius dari hipokalemia, jika dalam pengobatan kekuarangan kalium

tidak berhati-hati yang memungkinkan terlalu banyaknya kalium masuk kedalam pembuluh

darah.(Ilmu Gizi, 1991, hal 99)

f.         Selain itu juga adapun hal-hal yang dapat timbul pada hipokalemia yaitu :

1.      Aritmia (ekstrasistol atrial atau ventrikel) dapat terjadi pada keadaan hipokalemia terutama bila

mendapat obat digitalis. 

2.      Ileus paralitik.

Page 11: Hiperkalemia Dan Hipokalemia

3.      Kelemahan otot sampai kuadriplegia.

4.      Hipotensi ortostatik.

5.      Vakuolisasi sel epitel tubulus proksimal dan kadang-kadang tubulus distal.

6.      Fibrosis interstisial, atropi atau dilatasi tubulus.

7.      pH urine kurang akibatnya ekskresi ion H+ akan berkurang.

8.      Hipokalemia yang kronik bila ekskresi kurang dari 20 mEq/L. 

(Ilmu penyakit Dalam, 2001, hal.308) 

2.2.7 Pengobatan

1.        Pemberian K melalui oral atau Intravena untuk penderita berat.

2.        Pemberian kalium lebih disenangi dalam bentuk oral karena lebih mudah.

3.        Pemberian 40-60 mEq dapat menaikkan kadar kalium sebesar 1-1,5 mEq/L, sedangkan

pemberian 135-160 mEq dapat menaikkan kadar kalium sebesar 2,5-3,5 mEq/L. Bila ada

intoksikasi digitalis, aritmia, atau kadar K serum Bila kadar kalium dalam serum > 3 mEq/L,

koreksi K cukup per oral.

4.        Monitor

kadar kalium tiap 2-4 jam untuk menghindari hiperkalemia terutama pada pemberian secara

intravena.

5.        Pemberian K intravena dalam bentuk larutan KCl disarankan melalui vena yang besar dengan

kecepatan 10-20 mEq/jam, kecuali disertai aritmia atau kelumpuhan otot pernafasan, diberikan

dengan kecepatan 40-100 mEq/jam. KCl dilarutkan sebanyak 20 mEq dalam 100 cc NaCl

isotonik.

6.        Acetazolamide untuk mencegah serangan.

7.        Triamterene atau spironolactone apabila acetazolamide tidak memberikan efek pada orang

tertentu.

Page 12: Hiperkalemia Dan Hipokalemia

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 ASUHAN KEPERAWATAN HIPERKALEMIA

3.1.1 Pengkajiana.  Riwayat penyakit1. Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke, hipertensi

2. Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati, GJK, penyakit katup jantung, hipertensi3. Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti aritmia lainnya kemungkinan untuk terjadinya

intoksikasi4. Kondisi psikososial

b.  Pengkajian fisik

1.  Aktivitas : kelelahan umum

2.  Sirkulasi : perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit nadi;

bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit warna dan kelembaban

berubah misal pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin menruun bila curah jantung

menurun berat.

3.  Integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut, menolak,marah, gelisah,

menangis.

4.  Makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran terhadap makanan, mual muntah,

peryubahan berat badan, perubahan kelembaban kulit

5.  Neurosensori : pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan pupil.

6.  Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat

antiangina, gelisah

7.  Pernafasan : penyakit paru kronis, nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman

pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi

pernafasan seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik

pulmonal; hemoptisis.

8.  Keamanan : demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema (trombosis

siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan

3.1.2 Diagnosa keperawatan dan Intervensi

Page 13: Hiperkalemia Dan Hipokalemia

a.  Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi elektrikal,

penurunan kontraktilitas miokardia.

Kriteria hasil :

1. Mempertahankan/meningkatkan curah jantung adekuat yang dibuktikan oleh TD/nadi dalam

rentang normal, haluaran urin adekuat, nadi teraba sama, status mental biasa

2.  Menunjukkan penurunan frekuensi/tak adanya disritmia

3.  Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan kerja miokardia.

Intervensi :

1.      Raba nadi (radial, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi, keteraturan, amplitudo dan simetris.

2.      Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adanya denyut jantung ekstra, penurunan

nadi.

3.      Pantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perfusi jaringan.

4.      Tentukan tipe disritmia dan catat irama : takikardi; bradikardi; disritmia atrial; disritmia

ventrikel; blok jantung

5.      Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas selama fase akut.

6.      Demonstrasikan/dorong penggunaan perilaku pengaturan stres misal relaksasi nafas dalam,

bimbingan imajinasi

7.      Selidiki laporan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas dan faktor penghilang/pemberat. Catat

petunjuk nyeri non-verbal contoh wajah mengkerut, menangis, perubahan TD

8.      Siapkan/lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi

9.      Kolaborasi :

      Pantau pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit

      Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi

      Berikan obat sesuai indikasi : kalium, antidisritmi

      Siapkan untuk bantu kardioversi elektif

      Bantu pemasangan/mempertahankan fungsi pacu jantung

      Masukkan/pertahankan masukan IV

      Siapkan untuk prosedur diagnostik invasif

      Siapkan untuk pemasangan otomatik kardioverter atau defibrilator

b.  Kurang pengetahuan tentang penyebab atau kondisi pengobatan berhubungan dengan kurang

informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi.

Kriteria hasil :

1.  Menyatakan pemahaman tentang kondisi, program pengobatan

2.  Menyatakan tindakan yang diperlukan dan kemungkinan efek samping obat

Page 14: Hiperkalemia Dan Hipokalemia

Intervensi :

1.      Kaji ulang fungsi jantung normal/konduksi elektrikal

2.      Jelakan/tekankan masalah aritmia khusus dan tindakan terapeutik pada pasien/keluarga

3.      Identifikasi efek merugikan/komplikasiaritmia khusus contoh kelemahan, perubahan mental,

vertigo.

4.      Anjurkan/catat pendidikan tentang obat. Termasuk mengapa obat diperlukan; bagaimana dan

kapan minum obat; apa yang dilakukan bila dosis terlupakan

5.      Dorong pengembangan latihan rutin, menghindari latihan berlebihan

6.      Kaji ulang kebutuhan diet contoh kalium dan kafein

7.      Memberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien untuk dibawa pulang

8.      Anjurkan psien melakukan pengukuran nadi dengan tepat

9.      Kaji ulang kewaspadaan keamanan, teknik mengevaluasi pacu jantung dan gejala yang

memerlukan intervensi medis

10.  Kaji ulang prosedur untuk menghilangkan PAT contoh pijatan karotis/sinus, manuver Valsava

bila perlu

3.2 ASUHAN KEPERAWATANHIPOKALEMIA

1. Pengkajian 

a.         Aktifitas atau istirahat 

Gejala : kelemahan umum, latergi.

b.        Sirkulasi Tanda :

1.      Hipotensi

2.      Nadi lemah atau menurun, tidak teratur.

3.      Bunyi jantung jauh.

4.      Perubahan karakteristik EKG.

5.      Disritmis, PVC, takikardia / fibrasi ventrikel.

c.         Eliminasi

Tanda : 

1.      Nokturia, poliuria bila faktor pemberat pada hipokalemia meliputi GJK atau DM.

2.      Penurunan bising usus, penurunan mortilitas, usus, ilues paralitik.

Distensi abdomen.

3.      Makanan / cairan 

Gejala : Anoreksia, mual, muntah.

Page 15: Hiperkalemia Dan Hipokalemia

d.        Neurosensori

Gejala : parestesia

Tanda : 

Penurunan status mental / kacau mental, apatis, mengantuk, peka rangsangan, koma,

hiporefleksia, tetani, paralisis.

Penurunan bising usus, penurunan mortilitas, usus, ileus paralitik.

Distensi abdomen

e.         Nyeri / kenyamanan

Gejala : nyeri / kram otot

f.         Pernapasan

Tanda : hipoventilasi / menurun dalam pernapasan karena kelemahan atau paralisis otot

diafragma.

(Marilyn E. Doenges 2002 hal 1048)

Karena hipokalemia dapat mengancam jiwa, penting artinya untuk memantau timbulnya

hipokalemia pad pasien-pasien yang beresiko. Adanya keletihan, anoreksia, kelemahan otot,

penurunan mortilitas usus, parestesia, atau disritmia harus mendorong perawat untuk memeriksa

konsentrasi kalium serum. Jika tersedia, elektrokardiogram dapat memberikan informasi yang

bernmanfaat. Pasien-pasien yang menerima digitalis yang berisiko mengalami defisiensi kalium

harus dipantau dengan ketat terhadap tanda-tanda terjadinya toksisitas digitalis karena

hipokalemia meningkatkan aksi digitalis. Pada kenyataannya, dokter biasanya memilih untuk

mempertahankan kadar kalium serum lebih besar dari 3,5 mEq/L (SI : 3,5 mmol/L) pada pasien-

pasien yang menerima digitalis. (Brunner & Suddarth, 2002, hal.261)

2.             Diagnosa Keperawatan

1.        Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.Kadar kalium kembali

dalam batas normal

Kriteria Hasil :

a.    Kadar kalium kembali dalam batas normal adalah 3,5-5,0 mEq / L (mEq / L

b. Menyatakan pemahaman tentang kondisi, program pengobatan

c. Menyatakan tindakan yang diperlukan dan kemungkinan efek samping obat

Intervensi

Page 16: Hiperkalemia Dan Hipokalemia

a. Monitor pemberian kadar kalium tiap 2-4 jam untuk menghindari hiperkalemia terutama pada

pemberian secara intravena. Beri kalium sebanyak 40-80 mEq/L.

b. Diet yang mengandung cukup kalium pada orang dewasa rata-rata 50-100 mEq/hari (contoh

makanan yang tinggi kalium termasuk kismis, pisang, aprikot, jeruk, advokat, kacang-kacangan,

dan kentang).

c. Pemberian kalium dapat melalui oral maupun bolus intravena dalam botol infus.

2.        Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

Kriteria hasil :

a. Menyatakan pemahaman tentang kondisi, program pengobatan

b. Menyatakan tindakan yang diperlukan dan kemungkinan efek samping obat

Intervensi :

a. Anjurkan/catat pendidikan tentang obat. Termasuk mengapa obat diperlukan; bagaimana dan

kapan minum obat; apa yang dilakukan bila dosis terlupakan

b. Kaji ulang kebutuhan kalium

c. Memberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien untuk dibawa pulang

d. Anjurkan pasien melakukan pengukuran nadi dengan tepat

e. Kaji ulang kewaspadaan keamanan, yang memerlukan intervensi medis

BAB IV

KESIMPULAN

Hiperkalemia dan hipokalemia menunjukkan kadar kalium serum yang lebih tinggi atau lebih

rendah dari nilai batas laboratorium yang normal. kondisi yang menyebabkan hiperkalemia atau

hipokalemia ringan bahkan harus diobati untuk mencegah perkembangan ke hiperkalemia dan

hipokalemia yang lebih parah.

Page 17: Hiperkalemia Dan Hipokalemia

DAFTAR PUSTAKA

Guyton & hall. Kalium dalam cairan ekstraselular. EGC. 1997.

Mesiano taufik. Periodik paralisis. Available from http : //www.ommy & nenny.com

Ricardo Gabriel, dkk. Hipokalemic periodic paralisys. Available from

http : //www.associacion medica argentina.com

Anonim. Hipokalemic periodic paralisys. Available from http : //www.genetics.com

Anonim. Periodic paralisys. Available from http : //www.NINDS.com

Ranie nh. Hipokalemic periodic paralisys. Available from http : //www.webscapes.com

Anonim. Hipokalemic periodic paralisys. Available from http : //www.medlineplus.com

http://www.mayoclinic.com/health/hyperkalemia/MY00940 16 juni 2011