2
Pikiran Rakyat o Selasa 0 Rabu 9 o Kamis 0 Jumat Sabtu 0 Minggu 23456 7 20 21 22 -·--··--------0 Mar 0 Apr- 0 M;; 8 23 OJun 12 13 g 15 27 28 29 30 31 o Sep 0 Okt 0 Nov 0 Des Hekonstruksi Pramul a Oleh DEDE MARIANA P ENULlS mempunyai asumsi, kalau tidak bo- leh disebut tesis. Perta- ma, kesalahan generasi muda adalah kesalahan yang masih mungkin bisa diperbaiki, tetapi kesalahan generasi tua dalam mendidik dan membimbing ge- nerasi muda adalah kejahatan. Kedua, tidak mungkin generasi muda bisa memahami generasi tua sebab ia belum pemah men- jadi tua, sebaliknya, generasi tua harus bisa memahami generasi muda sebab ia pemah muda. Kedua asumsi itu bisa kitaja- dikan alas pijak untuk memahami dan memaknai pen- tingnya revitalisasi dan rekon- struksi Gerakan Pramuka hari ini dan ke depan. Dari Pandu ke Pramuka jelas merupakan upa- ya penyesuaian, sebagaimana dulu dari Padvinder ke Pandu di masa prakemerdekaan, bukan sekadar penyesuaian istilah teta- pi lebih dari itu, yakni bentuk perlawanati, bentuk ketidaksu- kaan terhadap penjajah Belanda dari anak bangsa yang enggan untuk diperlakukan sebagai anakjajahan. Itulah kesadaran dan keberanian Agus Salim un- tuk menyatakan kemerdekaan diri dan kelompok kepanduan bangsa Indonesia yang berbeda dari kepanduan bangsa penja- jahnya ketika itu. Begitujuga dari Pramuka "za- man dahulu" ke Pramuka "za- man sekarang" tidak lepas dari upaya penyesuaian sebagai upaya menjawab tantangan za- man. Faktanya, dahulu Pramu- ka banyak sekali peminatnya, te- tapi kini sangat minim. Sebagai salah satu gugus pembentuk karakter, pribadi- pribadi yang tangguh dan man- diri justru diharapkan lahir dari gerakan Pramuka. Sekarang masalahnya adalah konsisten- kah gerakan Pramuka dalam melahirkan insan yang tangguh mandiri dan berintegritas tinggi Revitalisasi Oleh karena itulah, jelas dibu- tuhkan revitalisasi gerakan Pra- mukasekaligusrekonstruksige- rakan Pramuka. Pertama, revi- talisasi karakter diri untuk diri sendiri. Membentuk karakter to be yourself memang tidak gam- pang sebab proses identifikasi generasi muda harus dilalui. Da- lam konteks ini, sosok "panut- an" menjadi penting sebagai so- sok yang diidolakan. Ini dibentuk oleh apa yang dilihat dan didengar oleh generasi mu- da, di samping nilai-nilai yang berlaku di lingkungan sekitar- nya. Itulah sebabnya generasi muda butuh karakter dari sosok yang menjadi panutannya, di lingkungan keluarga, sekolah, dan seterusnya. Kedua, revitalisasi karakter diri untuk keluarga. Apabila ka- rakter diri untuk menjadi diri sendiri sudah terbentuk, ber- ikutnya adalah karakter diri ter- sebut harus bisa berkontribusi bagi keluarganya, termasuk ba- gaimana menempatkan diri dan berperan sebagai bagian da- ri anggota keluarga. Ketiga,revitalisasi karakter di- ri untuk masyarakat. Fase ini merupakan kelanjutan yang ha- rns dilalui setiap genarasi muda, Dengan demikian, pada giliran- nya yang bersangkutan bisa juga bermanfaat bagi lingkungan masyarakat sekitarnya. Keempat, revitaIisasi karakter diri untuk bangsa dan negara se- bab pada akhirnya, sekecil apa pun setiap insan yang berkarak- ter akan turut terpanggil untuk mendedikasikan kehidupannya untuk kepentingan bangsa dan negaranya. Rekonstruksi Dalam persoalan rekonstruk- si, gerakan Pramuka, pertama, harus steril dari kepentingan apa pun, selain kepentingan -membentuk watak anak bangsa yang berkarakter. Kedua, gerak- an Pramuka, sebagai organisasi, tidak boleh menjadikan dirinya merambah ke ranah bisnis atau dalam wawasan kebangsaan- nya? Fakta menunjukkan bagaima- na generasi muda sekarang menghadapi godaan yang luar biasa variatifnya dan luar biasa pula kekuatan pengaruhnya. Kendati memang, gerakan Pra- muka bukan satu-satunya orga- nisasi yang harus turut bertang- gung awab atas semua godaan tersebut, paling tidak, bagaima- na gerakan Pramuka menjadi gugus terdepan dalam menji- nakkan atau meminimalisasi go- daan tersebut? . Pendidikan kepramukaan se- bagaimana tertuang dalam Ang- garan Dasar Gerakan Pramuka Bab III Pasal 8 ayat 2 adalah proses pendidikan luar ling- kungan sekolah dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang di- lakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar dan metode kepra- mukaan yang sasaran akhirnya pembentukan watak (Kwamas, 2005: 8). Kata kuncinya adalah pembentukan watak (character building). Disadari atau tidak, persoalan wataklah yang kini menjadi pekerjaan rumah kita bersama, watak menerabas-ja- lan pintas, watak tidak tahan melampaui proses, watak hedo- nisme di kalangan remaja; wa- tak koruptif, dan seterusnya. . Kliping Humas Unpad 2010

Hekonstruksi Pramula - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/08/pikiranrakyat... · an atau gerakan kepramukaan sejak diciptakan Baden Powelof Gilwell,telah

  • Upload
    vuhuong

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Pikiran Rakyato Selasa 0 Rabu

9

o Kamis 0 Jumat • Sabtu 0 Minggu23456 7

20 21 22-·--··--------0 Mar 0 Apr- 0M;;

823OJun

12 13 g 1527 28 29 30 31

o Sep 0 Okt 0 Nov 0 Des

Hekonstruksi Pramul aOleh DEDE MARIANA

PENULlS mempunyaiasumsi, kalau tidak bo-leh disebut tesis. Perta-

ma, kesalahan generasi mudaadalah kesalahan yang masihmungkin bisa diperbaiki, tetapikesalahan generasi tua dalammendidik dan membimbing ge-nerasi muda adalah kejahatan.Kedua, tidak mungkin generasimuda bisa memahami generasitua sebab ia belum pemah men-jadi tua, sebaliknya, generasi tuaharus bisa memahami generasimuda sebab ia pemah muda.

Kedua asumsi itu bisa kitaja-dikan alas pijak untukmemahami dan memaknai pen-tingnya revitalisasi dan rekon-struksi Gerakan Pramuka hariini dan ke depan. Dari Pandu kePramuka jelas merupakan upa-ya penyesuaian, sebagaimanadulu dari Padvinder ke Pandu dimasa prakemerdekaan, bukansekadar penyesuaian istilah teta-pi lebih dari itu, yakni bentukperlawanati, bentuk ketidaksu-kaan terhadap penjajah Belandadari anak bangsa yang engganuntuk diperlakukan sebagaianakjajahan. Itulah kesadarandan keberanian Agus Salim un-tuk menyatakan kemerdekaandiri dan kelompok kepanduanbangsa Indonesia yang berbedadari kepanduan bangsa penja-jahnya ketika itu.

Begitujuga dari Pramuka "za-man dahulu" ke Pramuka "za-man sekarang" tidak lepas dariupaya penyesuaian sebagaiupaya menjawab tantangan za-man. Faktanya, dahulu Pramu-ka banyak sekali peminatnya, te-tapi kini sangat minim.

Sebagai salah satu guguspembentuk karakter, pribadi-pribadi yang tangguh dan man-diri justru diharapkan lahir darigerakan Pramuka. Sekarangmasalahnya adalah konsisten-kah gerakan Pramuka dalammelahirkan insan yang tangguhmandiri dan berintegritas tinggi

RevitalisasiOleh karena itulah, jelas dibu-

tuhkan revitalisasi gerakan Pra-mukasekaligusrekonstruksige-rakan Pramuka. Pertama, revi-talisasi karakter diri untuk dirisendiri. Membentuk karakter tobe yourself memang tidak gam-pang sebab proses identifikasigenerasi muda harus dilalui. Da-lam konteks ini, sosok "panut-an" menjadi penting sebagai so-sok yang diidolakan. Inidibentuk oleh apa yang dilihatdan didengar oleh generasi mu-da, di samping nilai-nilai yangberlaku di lingkungan sekitar-nya. Itulah sebabnya generasimuda butuh karakter dari sosokyang menjadi panutannya, dilingkungan keluarga, sekolah,dan seterusnya.

Kedua, revitalisasi karakterdiri untuk keluarga. Apabila ka-rakter diri untuk menjadi dirisendiri sudah terbentuk, ber-ikutnya adalah karakter diri ter-sebut harus bisa berkontribusibagi keluarganya, termasuk ba-gaimana menempatkan diridan berperan sebagai bagian da-ri anggota keluarga.

Ketiga,revitalisasi karakter di-ri untuk masyarakat. Fase inimerupakan kelanjutan yang ha-rns dilalui setiap genarasi muda,Dengan demikian, pada giliran-nya yang bersangkutan bisa jugabermanfaat bagi lingkunganmasyarakat sekitarnya.

Keempat, revitaIisasi karakterdiri untuk bangsa dan negara se-bab pada akhirnya, sekecil apapun setiap insan yang berkarak-ter akan turut terpanggil untukmendedikasikan kehidupannyauntuk kepentingan bangsa dannegaranya.

RekonstruksiDalam persoalan rekonstruk-

si, gerakan Pramuka, pertama,harus steril dari kepentinganapa pun, selain kepentingan-membentuk watak anak bangsayang berkarakter. Kedua, gerak-an Pramuka, sebagai organisasi,tidak boleh menjadikan dirinyamerambah ke ranah bisnis atau

dalam wawasan kebangsaan-nya?

Fakta menunjukkan bagaima-na generasi muda sekarangmenghadapi godaan yang luarbiasa variatifnya dan luar biasapula kekuatan pengaruhnya.Kendati memang, gerakan Pra-muka bukan satu-satunya orga-nisasi yang harus turut bertang-gung awab atas semua godaantersebut, paling tidak, bagaima-na gerakan Pramuka menjadigugus terdepan dalam menji-nakkan atau meminimalisasi go-daan tersebut?. Pendidikan kepramukaan se-bagaimana tertuang dalam Ang-garan Dasar Gerakan PramukaBab III Pasal 8 ayat 2 adalahproses pendidikan luar ling-kungan sekolah dan di luarkeluarga dalam bentuk kegiatanmenarik, menyenangkan, sehat,teratur, terarah, praktis yang di-lakukan di alam terbuka denganprinsip dasar dan metode kepra-mukaan yang sasaran akhirnyapembentukan watak (Kwamas,2005: 8). Kata kuncinya adalahpembentukan watak (characterbuilding). Disadari atau tidak,persoalan wataklah yang kinimenjadi pekerjaan rumah kitabersama, watak menerabas-ja-lan pintas, watak tidak tahanmelampaui proses, watak hedo-nisme di kalangan remaja; wa-tak koruptif, dan seterusnya.

. Kliping Humas Unpad 2010

politis. Ketiga, problem budaya, mewajarkan (permisif) dalamlingkungan yang just happyfun menjadi cikal bakal hedo-nisme di sekitar lingkaran libe-ralisme dan individualisme.Oleh karena itu, marka ataurambu program kegiatan Pra-muka harus teguh dan konsis-ten, tidak boleh ada permisifdalam kepramukaan.

Tentu saja revitalisasi dan re-konstruksi gerakan Pramukaharus dimulai dari pembentuk-an sistem yang berpihak kepadakepentingan pembentukan ka-rakter serta program yang ter-ukur untuk melahirkan genera-si muda yang menjadi idamankeluarga, masyarakat, ·bangsa,dan negara. Jelas semua itu ha-rus berorientasi kepada nilaibukan kepada materi. Artinya,membentuk watak adalah me-ngembangkan jiwa yang penuhdengan semangat menempa di-ri menjadi pribadi yang ungguldan bermanfaat bagi sesama.

Sejatinya, gerakan kepandu-an atau gerakan kepramukaansejak diciptakan Baden Powel ofGilwell,telah berkembang men-jadi gerakan global ke seluruhpenjuru dunia, dengan meng-usung ciri nasional, nondiskri-minasi, lintas keyakinan danagama, serta internasional. Per-saudaraan dan kesukarelaanmerupakan nilai dasar yang di-anut dan dikembangkan di da-lam kepramukaan. Pramukaadalah saudara bagi sesamaPramuka, Pramuka rela meno-long dan berkorban bagi sesa-ma manusia, merupakan kon-sekuensi dari nilai dasar terse-but. Cita-cita kepanduan ataukepramukaan secara internasio-nal adalah persaudaraan sesa-ma umat manusia. Perdamaiandunia merupakan kondisi duniaideal yang dicita-citakan aktiviskepramukaan, yakni dunia yangdamai, adil, sejahtera, bebas da-ri rasa takut, dan bebas dari se-gala bentuk diskriminasi.

Oleh karena itu, Pramuka se-jak awal dididik untuk dapat

mandiri, mau menolong sesa-ma hidup,an sebanyak-banyak-nya dapat berkontribusi bagikemajuan bangsanya bagi ke-majuan umat manusia. Cara hi-dup seorang Pramuka, di be-lahan mana pun di dunia ini,diikat oleh kode kehormatan-nya yakni janji seorang Pan-du/Pramuka, janji terhadap di-rinya sendiri, terhadap bangsa-nya, dan terhadap umat manu-sia. Yang mengingkari janjiPandu/Pramuka, artinya me-nanggalkan kehormatan diri-nya sendiri. Semoga. ***

Penulis, Guru Besar IlmuPemerintahan Unpad. Aktiviskepramukaan sejak 1969, per-nah menjadi Sekretaris Kwar-da Gerakan Pramuka JawaBarat, dan Ketua Dewan Ker-ja Pramuka Penegak dan Pan-dega Kota Bandung dan Ja)1.JaBarat (1983-1990). Makalahdisampaikan dalam DiskusiHari Pramuka di Redaksi HU"Pikiran Rakyat", 13Agustus2010.