45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Palolo terletak di Jl. Tadulako Desa Ampera Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi. Secara administrasi SMA Negeri 1 Palolo dibangun pada tahun 2000 dan beroperasi pada tahun 2001. Sekolah ini memiliki fasilitas berupa ruang kelas berjumlah 15 rombongan belajar, Perpustakaan, Laboratorium IPA (Fisika dan Biologi), Ruang Keterampilan, Ruang Kesenian, Ruang Guru, Aula (Gedung serbaguna) dan Kantor. Memiliki tenaga edukasi (guru) sejumlah 33 orang, dengan klasifikasi guru PNS sebanyak 23 orang dan guru non PNS sebanyak 10 orang. Tenaga Administrasi (Tata Usaha) PNS sebanyak 3 orang dan non PNS (honorer0 sebanyak 14 orang. Data jumlah siswa pada Tahun Pelajaran 2011/2012 tercatat sebanyak 546 orang dan pada Tahun Pelajaran 2012/2013 tercatat sebanyak 574 orang siswa. 53

Hasil Penelitian PTK Jigsaw

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn MATERI HUBUNGAN INTERNASIONAL DI KELAS XI IS3 SMA NEGERI 1 PALOLO

Citation preview

Page 1: Hasil Penelitian PTK Jigsaw

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Palolo terletak di Jl. Tadulako

Desa Ampera Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi. Secara administrasi SMA

Negeri 1 Palolo dibangun pada tahun 2000 dan beroperasi pada tahun 2001.

Sekolah ini memiliki fasilitas berupa ruang kelas berjumlah 15 rombongan

belajar, Perpustakaan, Laboratorium IPA (Fisika dan Biologi), Ruang

Keterampilan, Ruang Kesenian, Ruang Guru, Aula (Gedung serbaguna) dan

Kantor. Memiliki tenaga edukasi (guru) sejumlah 33 orang, dengan klasifikasi

guru PNS sebanyak 23 orang dan guru non PNS sebanyak 10 orang. Tenaga

Administrasi (Tata Usaha) PNS sebanyak 3 orang dan non PNS (honorer0

sebanyak 14 orang. Data jumlah siswa pada Tahun Pelajaran 2011/2012 tercatat

sebanyak 546 orang dan pada Tahun Pelajaran 2012/2013 tercatat sebanyak 574

orang siswa.

Sejak beroperasi tahun 2001 SMA Negeri 1 Palolo telah dipimpin oleh 3

(tiga) orang Kepala Sekolah. Kepala sekolah saat ini adalah seorang perempuan.

Adapun Kepala Sekolah yang telah menjabat sebagai pimpinan pada SMA Negeri

1 Palolo dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

53

Page 2: Hasil Penelitian PTK Jigsaw

54

Tabel 4.1Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Palolo

Sejak Tahun 2001 s/d sekarang

No. Nama Kepala Sekolah Tahun Jabatan

1.

2.

3.

Drs. H. Hamzah Kara

Ahlan, S.Ag

Elvina Trisyawati, M.Pd

2000 s/d 2007

2007 s/d 2011

2011 s/d sekarang

Visi, Misi dan Tujuan Sekolah

Sekolah sebagai jenjang satuan pendidikan merupakan unit penyelenggara

pendidikan harus memperhatikan perkembangan dan tantangan zaman saat ini dan

masa yang akan dating. Oleh karena itu sekolah harus mempunyai visi dan misi

yang jelas sebagai acuan mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan oleh

masyarakat dan pemerintah. Visi sekolah diharapkan nantinya sesuai dengan arah

perkembangan IPTEK dan pengaruh globalisasi. Visi yang dimaksud merupakan

citra modal yang menggambarkan profil sekolah yang diinginkan dimasa yang

akan dating. Namunpun demikian Visi sekolah harus tetap pada koridor kebijakan

Pendidikan Nasional.

Adapun Visi SMA Negeri 1 Palolo yaitu:

“MEMBENTUK SMA NEGERI 1 PALOLO YANG BERPRESTASI,

BERWAWASAN LINGKUNGAN, BERKARAKTER, BERAKHLAK MULIA,

DAN TERAMPIL YANG DILANDASI IMTAQ”

Sedangkan Misi SMA Negeri 1 Palolo adalah:

a. Berupaya meningkatkan prestasi akademik dan non akademik secara

optimal melalui pemberdayaan kurikulum yang berlaku.

b. Menyiapkan lulusan yang dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi.

Page 3: Hasil Penelitian PTK Jigsaw

55

c. Meningkatkan semangat dan komitmen seluruh warga sekolah untuk

mewujudkan sekolah Adiwiyata (Berwawasan Lingkungan).

d. Meningkatkan semangat cinta tanah air dan rela berkorban untuk

kepentingan bangsa dan negara.

e. Mampu melaksanakan nilai-nilai agama dan budi pekerti luhur dalam

kehidupan sehari-hari dan menciptakan toleransi antar umat beragama.

f. Memiliki rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, sekolah,

dan masyarakat.

g. Mampu mengembangkan keterampilan dan kecakapan yang unggul

sesuai potensi daerah sehingga mempunyai daya saing tinggi di dunia

kerja.

Tujuan SMA Negeri 1 Palolo adalah:

a. Memaksimalkan fungsi dan peran warga sekolah untuk meningkatkan

prestasi akademik dan non akademik.

b. Meningkatkan persentase kelulusan peserta didik dan perolehan rata-rata

nilai ujian nasional secara bertahap serta meningkatkan alumni yang

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

c. Mengoptimalkan semangat dan komitmen seluruh warga sekolah untuk

mewujudkan sekolah Adiwiyata (Berwawasan Lingkungan).

d. Mewujudkan semangat cinta tanah air dan rela berkorban untuk

kepentingan bangsa dan negara.

e. Dapat mengimplementasikan nilai-nilai agama dan budi pekerti luhur

dalam kehidupan sehari-hari dan menciptakan toleransi antar umat

beragama.

f. Mewujudkan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga,

sekolah, dan masyarakat.

g. Dapat mengimplementasikan keterampilan dan kecakapan yang unggul

sesuai potensi daerah sehingga mempunyai daya saing tinggi di dunia

kerja

Page 4: Hasil Penelitian PTK Jigsaw

56

4.2 Hasil Penelitian

Siklus 1

Pada siklus 1 dilaksanakan dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama,

peneliti mengadakan pra siklus sebagai tindakan memeriksa lapangan dengan

menggunakan strategi konvensional, yaitu dengan menggunakan metode ceramah

dan tanya jawab.

Pertemuan selanjutnya, peneliti menggunakan model pembelajaran

cooperative tipe Jigsaw untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas XI IS3.

a. Pra Siklus (Pertemuan I)

1) Rancangan pra siklus

Pra siklus dirancang sebagai tindakan observasi lapangan untuk

mengetahui situasi pembelajaran sebelumnya yaitu pembelajaran konvensional.

Adapun beberapa persiapan dalam melaksanakan pre test antara lain:

a) Membuat rencana pembelajaran

Rencana pembelajaran konvensional dibagi menjadi tiga tahap yaitu

apersepsi, kegiatan inti dan penutup.

(1) Terlebih dahulu peneliti berkenalan dengan siswa serta mengungkapkan

maksud dan tujuan kedatangan peneliti.

(2) Pada kegiatan inti, guru menuliskan materi yang akan disampaikan di

papan tulis serta menerangkan materi pelajaran di depan kelas dan

dilanjutkan dengan tanya jawab.

(3) Penutup dilakukan dengan memberikan test kepada siswa.

Page 5: Hasil Penelitian PTK Jigsaw

57

b) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi yang digunakan

dalam mengukur hasil belajar siswa.

2) Pelaksanaan pra siklus

Pra siklus dilaksanakan pada hari Senin tanggal 04 Pebruari 2013 dengan

menggunakan pembelajaran konvensional yaitu metode ceramah dan tanya jawab

seperti yang dilakukan pengajar sebelumnya.

Pada pertemuan pertama ini peneliti akan menjelaskan terlebih dahulu

tentang pengertian hubungan internasional. Pembelajaran konvensional ini

dilaksanakan tanpa menggunakan media pembelajaran sebagai alat bantu belajar.

Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa mendengarkan sedangkan guru

menerangkan dan berceramah di depan kelas sesekali mendikte materi yang

disampaikan sehingga siswa menulisnya dalam buku pelajaran. Dalam kondisi

demikian, siswa terlihat bosan, mengantuk, kurang bergairah sehingga ada

beberapa siswa yang mengalihkan perhatiannya dengan bermain sendiri dan

berbicara dengan temannya pada saat guru menerangkan.

Setelah guru (peneliti) selesai menerangkan, kemudian memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mempertanyakan materi pelajaran yang sudah

disampaikan oleh guru (peneliti) yang belum dipahami dengan cara

mengacungkan tangannya. Pada sesi tersebut tidak ada satu siswapun yang

mengacungkan tangannya untuk bertanya.

Melihat kondisi yang seperti itu akhirnya peneliti yang memberikan

pertanyaan kepada siswa agar situasi di kelas itu tetap berjalan. Dari pertanyaan-

pertanyaan yang telah diajukan oleh peneliti, siswa tampaknya masih ragu-ragu

Page 6: Hasil Penelitian PTK Jigsaw

58

dalam menjawab pertanyaan. Bahkan ada siswa yang sedang asyik berbicara

sendiri dengan temannya, sehingga kelas terkesan tidak hidup karena tidak ada

interaksi edukatif antara guru dan siswa.

Pada akhir pembelajaran tidak dilaksanakan evaluasi dan refleksi.

Selanjutnya guru membagikan soal pre test kepada siswa dan dikerjakan selama

kurang lebih 20 menit untuk mengetahui efektifitas dari pembelajaran

konvensional. Dalam mengerjakan soal pre test siswa tampak kurang bersemangat

dan kurang bergairah. Kemudian pembelajaran ditutup dengan salam.

3) Observasi dan hasil pra siklus

Dari hasil pra siklus yang telah dilaksanakan, pengamatan hasil belajar

pada lembar nilai hasil belajar pembelajaran konvensional menunjukkan rata-rata

66 yang mengindikasikan masih rendahnya siswa dalam menjawab pertanyaan-

pertanyaan dan soal yang telah diberikan oleh guru (peneliti). Dapat diamati pada

lembar jawaban yang terkumpul ada beberapa item yang dikosongi karena tidak

bisa menjawab atau memang malas menjawab. Dari hasil pra siklus hasil belajar

itu dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa masih dibawah standar ketuntasan

minimum.

Berikut hasil belajar siswa berupa nilai ditunjukkan pada tabel di bawah

ini.

Page 7: Hasil Penelitian PTK Jigsaw

59

Tabel 4.2Hasil Test Pra Siklus

No. Nama Siswa Nilai No. Nama Siswa Nilai 1. Earl Klugh 70 18. Palda Rombeng 652. Eka Susirawati 80 19. Pelni 653. Fergie Aulin 65 20. Remchi Pricilia 704. Fitrin 65 21. Reynaldo 905. Hendra 70 22. Rizal Zulkarnaim 606. Hendra Igoyanto 65 23. Rusdin 757. Jelin Lisdayanti 50 24. Selvia Reniwati 778. Jerry 70 25. Sepryanto 659. Juani 65 26. Sri Purwanti 6510. Mikail Omrin 65 27. Sri Wahyuni 7711. Moh. Afandi 77 28. Stephan Ryan 5012. Moh. Fadil 80 29. Stevanus 6513. Musdianto 70 30. Suharman 6014. Nicodemus Saleh 70 31. Sultoni 4015. Nidi Pernando 75 32. Yuliani 3016. Otniel Mangin 77 33. Yulianti Astrid 6517. Ovan 70 Jumlah 2.203

Rata-Rata 66,76

4) Refleksi pra siklus

Dari hasil pra siklus dapat diambil kesimpulan bahwa strategi

konvensional dengan metode ceramah dan tanya jawab tidak cocok diterapkan

pada pembelajaran PKn. Karena strategi ini masih bersifat pasif, tidak menarik

bagi siswa dan kurang dikaitkan dengan kebutuhan siswa dalam kehidupan sehari-

hari. Pembelajaran yang demikian kurang mendorong siswa untuk aktif,

menghambat kreatifitas dan kurang menyenangkan sehingga menjadikan siswa

kurang bergairah dalam mengikuti pelajaran PKn.

Berdasarkan data empiris dan menyikapi hasil pre test yang telah

dilaksanakan, maka perlu adanya improvisasi sebagai berikut:

1. Mengaktifkan dan memotivasi siswa dengan model pembelajaran

cooperative tipe jigsaw.

Page 8: Hasil Penelitian PTK Jigsaw

60

2. Membuat LKS (Lembar Kerja Siswa) dengan tujuan mempermudah siswa

dalam belajar secara mandiri.

3. Menggunakan media/alat pembelajaran sebagai alat bantu dalam

penggunaan model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw.

4. Mengadakan refleksi pada setiap pertemuan. Untuk mengetahui sejauh

mana keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan memberikan

refleksi dengan tujuan merefleksikan nilai-nilai yang terkait dengan materi

pelajaran dalam kehidupan sehari-hari.

b. Rencana Tindakan Siklus 1

Pada perencanaan tindakan siklus 1, peneliti menerapkan penggunaan

model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw. Metode tersebut diupayakan agar

siswa mampu berperan aktif dalam memecahkan masalah serta mengalihkan

perhatiannya pada kelompok sehingga siswa tidak bermain sendiri dan

bertanggung jawab.

Selanjutnya peneliti melakukan tahap-tahap persiapan untuk penerapan

penggunaan model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw. Adapun beberapa tahap

persiapan tersebut sebagai berikut:

1. Menyiapkan LKS.

2. Menyiapkan pertanyaan yang sudah tertulis pada lembar soal yang nantinya

akan dijawab oleh siswa melalui eksperimen dan demonstrasi.

3. Untuk menerapkan penggunaan metode eksperimen, maka perlu dibuat

kelompok-kelompok, yaitu membagi 6 kelompok kerja yang masing-masing

kelompok terdiri dari 4 atau 5 siswa.

Page 9: Hasil Penelitian PTK Jigsaw

61

4. Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi yang digunakan

untuk mengukur hasil belajar siswa.

5. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

Adapun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dibagi menjadi tiga tahap

yaitu pendahuluan (kegiatan awal), kegiatan inti dan penutup (kegiatan akhir).

a. pendahuluan dilakukan selama ± 10 menit dengan memberi motivasi kepada

siswa, mengabsen siswa, menanyakan pelajaran sebelumnya,

mengungkapkan tujuan pembelajaran, metode pembelajaran dan indikator

yang akan dicapai hari ini.

b. Pada kegiatan inti, siswa melakukan pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw dimana guru membagi siswa

dalam kelompok dan menyampaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan

masing-masing anggota kelompok.

c. Membuat evaluasi sebagai upaya mengetahui sejauh mana keberhasilan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative tipe

Jigsaw serta memberikan refleksi dengan tujuan merefleksikan ajaran dan

nilai yang terkandung pada materi pelajaran PKn tersebut untuk diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari.

c. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1

Pada pelaksanaan siklus 1 ini dilaksanakan dengan menggunakan model

pembelajaran cooperative tipe Jigsaw. Pertemuan ke II ini dilaksanakan pada hari

Senin, tanggal 11 Pebruari 2013.

Page 10: Hasil Penelitian PTK Jigsaw

62

Pada siklus 1 dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat

sebelumnya, yaitu:

1. Pada siklus 1 peneliti membagikan LKS untuk membantu dan mempermudah

siswa belajar PKn.

2. Menyampaikan materi pada pertemuan II ini, yaitu:

a) Pengertian hubungan internasional

b) Pentingnya hubungan internasional.

3. Membagi siswa menjadi 6 kelompok dan merubah posisi tempat duduk menjadi

bundar agar dalam tiap kelompoknya dapat berinteraksi lebih mudah.

4. Mencatat semua peristiwa-peristiwa penting pada saat pembelajaran

berlangsung pada lembar observasi hasil belajar.

5. Melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai berikut:

Pertemuan II

Pada pertemuan ke II, peneliti menggunakan model pembelajaran

cooperative tipe Jigsaw. Model pembelajaran ini diupayakan agar siswa dapat

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama

lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Adapun indikator pencapaian yang harus dicapai pada pertemuan ke II ini adalah:

a) Mendeskripsikan pengertian hubungan internasional.

b) Mendeskripsikan pentingnya hubungan internasional.

Pembelajaran dilakukan seperti biasanya yaitu dengan apersepsi yang

dibuka dengan salam, menanyakan keadaan siswa hari ini, mengabsen, mengulang

Page 11: Hasil Penelitian PTK Jigsaw

63

sedikit tentang materi sebelumnya, menyampaikan indikator pencapaian dan

mengungkapkan metode pembelajaran.

Pembelajaran siap dimulai dengan guru (peneliti) membagi kelompok.

Ada 6 kelompok yang masing-masing kelompok itu terdapat 5 atau 6 orang

dengan masing-masing kelompok tersebut menentukan ketua kelompoknya.

Pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian tugas yang berkaitan dengan

materi pelajaran oleh peneliti pada masing-masing kelompok yang dalam tugas

tersebut dan dikerjakan dengan diskusi dalam kelompok. Masing-masing siswa

dalam kelompoknya memahami tugas yang telah diberikan oleh peneliti dan ketua

kelompok bertanggung jawab untuk memimpin jalannya diskusi tersebut. Tugas

ketua kelompok bukan untuk mendominasi dalam kelompok, melainkan untuk

merangsang anggota kelompoknya untuk berperan aktif dalam diskusi, dimana

guru tetap mengontrol dan membimbing siswa jika ada yang merasa kesulitan.

Selanjutnya setelah siswa melakukan diskusi dalam kelompok masing,

setiap anggota kelompok mengambil undian tugas secara individual yang telah

disediakan oleh guru. Undian berisi materi-materi yang telah didiskusikan. Siswa

diminta menemui teman lain yang mempunyai tugas sama untuk membentuk

kelompok baru yang dinamakan kelompok ahli. Setiap anggota kelompok baru

bertindak sebagai ahli yang harus mencatat, ikut serta secara aktif memberikan

informasi dan berdiskusi.

Kemudian kelompok ahli kembali ke kelompok semula, bertugas

memberikan informasi dari hasil diskusi kelompok ahli. Guru meminta

Page 12: Hasil Penelitian PTK Jigsaw

64

perwakilan kelompok kooperatif untuk mempresentasikan hasil diskusi secara

menyeluruh dalam diskusi kelas dan mengambil kesimpulan.

Disini guru memfasilitasi jika terdapat siswa atau kelompok yang

mengalami kesulitan dan memberikan klarifikasi jika terjadi kesalahan konsep.

Pada tahap penutupan, guru bertanya kepada siswa untuk menilai

pendekatan dan metode pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa

mengungkapkan rasa senang dan bersemangat dan siswa juga ada yang

mengatakan bahwa selama ini mereka belum pernah mendapatkan metode

pembelajaran yang telah dilakukannya seperti saat ini. Oleh karenanya siswa

merasa bahagia dan mengaku lebih bisa memahami pelajaran dengan

menggunakan metode yang saat ini dilakukan daripada menggunakan metode

yang dilakukan sebelumnya.

Evaluasi dilakukan dengan menyimpulkan materi pembelajaran serta

mengkaitkan materi dengan kehidupan siswa sehari-hari. Pada tindakan refleksi,

guru (peneliti) mengajak siswa untuk berpikir kembali bahwa banyak sekali

manfaat yang dapat diambil dari adanya hubungan internasional. Setelah itu

dilanjutkan dengan guru (peneliti) memberi salam kepada siswa pertanda bahwa

pembelajaran telah selesai.

Penilaian dilakukan dengan menilai keaktifan siswa dalam

mengungkapkan pendapat, keaktifan siswa dalam bertanya, kekompakan dalam

menyelesaikan tugas kelompok.

Page 13: Hasil Penelitian PTK Jigsaw

65

d. Observasi

Observasi dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung maupun di luar

jam pembelajaran. Setelah dilakukan dua kali pertemuan, dapat diamati pada

lembar penilaian prestasi yang menunjukkan peningkatan dari yang awalnya rata-

rata kelas 66 menjadi 74 atau meningkat sebesar 27,09% dari hasil pre test yang

telah dilakukan.

Pada saat kelompok, masih ada juga siswa yang cenderung pasif yang

masih menggantungkan kepada siswa yang aktif dan cenderung membebankan

tugas kepada ketua kelompoknya.

Dapat dilihat dari raut wajah siswa, mereka cukup senang dan bersemangat

terhadap penggunaan model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw. Mereka tidak

bosan dan jenuh serta tidak ada yang mengantuk walaupun pembelajaran

dilaksanakan pada saat jam terakhir (setelah istirahat).

e. Refleksi

Dari hasil pelaksanaan tindakan pada silkus 1 dapatdiketahui bahwa ada

peningkatan restasi sebesar 27,09%. Akan tetapi peningkatan tersebut belum

maksimal sehingga perlu adanya revisi pembelajaran dalam upaya terus

meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam belajar.

Hasil observasi yang telah dilaksanakan pada siklus 1 menggambarkan

adanya beberapa kendala dalam penggunaan model pembelajaran cooperative tipe

Jigsaw, adapun beberapa kendala tersebut sebagai berikut:

1. Siswa masih belum terbiasa menggunakan pendekatan dan metode yang telah

dilakukan.

Page 14: Hasil Penelitian PTK Jigsaw

66

2. Siswa masih takut untuk mengajukan pertanyaan yang sekiranya tidak mereka

pahami.

3. Pada saat pembelajaran berlangsung, masih ada beberapa siswa yang berbicara

atau bermain sendiri.

4. Pembelajaran masih didominasi oleh siswa yang aktif saja.

Untuk menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan maka perlu

membiasakan pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa, berani berpendapat

dan tidak takut salah dalam mengungkapkan pendapatnya serta menjadikan

suasana kelas menjadi enjoy.

Hasil test siklus 1 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3Hasil Tes Akhir Siklus 1

No. Nama Siswa Nilai Ket. No. Nama Siswa Nilai Ket.1. Earl Klugh 77 Tuntas 18. Palda Rombeng 80 Tuntas2. Eka Susirawati 100 Tuntas 19. Pelni 75 Tdk tuntas3. Fergie Aulin 70 Tdk tuntas 20. Remchi Pricilia 75 Tdk tuntas4. Fitrin 65 Tdk tuntas 21. Reynaldo 90 Tuntas5. Hendra 80 Tuntas 22. Rizal Z. 70 Tdk tuntas6. Hendra Igoyanto 70 Tdk tuntas 23. Rusdin 77 Tuntas7. Jelin Lisdayanti 70 Tdk tuntas 24. Selvia Reniwati 90 Tdk tuntas8. Jerry 75 Tuntas 25. Sepryanto 70 Tdk tuntas9. Juani 75 Tuntas 26. Sri Purwanti 77 Tuntas10. Mikail Omrin 77 Tuntas 27. Sri Wahyuni 70 Tdk tuntas11. Moh. Afandi 80 Tuntas 28. Stephan Ryan 65 Tdk tuntas12. Moh. Fadil 100 Tuntas 29. Stevanus 65 Tdk tuntas13. Musdianto 77 Tuntas 30. Suharman 70 Tdk tuntas14. Nicodemus S. 77 Tuntas 31. Sultoni 50 Tdk tuntas15. Nidi Pernando 75 Tdk tuntas 32. Yuliani 45 Tdk tuntas16. Otniel Mangin 80 tuntas 33. Yulianti Astrid 70 Tdk tuntas17. Ovan 75 Tdk tuntas Jumlah 2.462

Rata-Rata 74,61

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas dapat dikemukakan nilai hasil tes akhir

siklus 1 adalah sebagai berikut:

Page 15: Hasil Penelitian PTK Jigsaw

67

- Hasil nilai test diperoleh rata-rata sebesar 74,61

- Siswa yang mendapat nilai ≥ 77 berjumlah = 14 orang

- Prosentase ketuntasan individidual ≥ 77 sebesar 14/33 x 100% = 42,42

Tabel 4.4Data Hasil Penelitian Siklus 1

No.Rata-rata Nilai

Tes Akhir

Persentasi Siswa yang mencapai

KKMKeterangan

1. 74,61 42,42%Belum tercapai

keberhasilan

Data di atas menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan siklus 1 baru

mencapai ketuntasan 42,42% KKM = 77, sedangkan rata-rata nilai baru mencapai

74,61 KKM = 77.

Dengan demikian pembelajaran pada siklus 1 dikatakan belum sepenuhnya

berhasil, sehingga perlu dilakukan Siklus 2 untuk perbaikan pembelajaran dan

hasilnya.

f. Revisi Perencanaan

Menyikapi hasil refleksi di atas maka perlu adanya revisi dan improvisasi,

sehngga kekurangan pada siklus sebelumnya tidak terulang pada siklus

selanjutnya.

Adapun beberapa bentuk revisi dan improvisasi tersebut antara lain:

1. Memberikan penjelasan tentang model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw

kepada siswa agar siswa dalam mengikuti pembelajaran tidak jenuh.

2. Memberi motivasi kepada siswa supaya berani dalam mengungkapkan

pendapatnya dan tidak takut salah.

Page 16: Hasil Penelitian PTK Jigsaw

68

3. Mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan siklus 2, sehingga

kekurangan pada siklus 2 tidak terulangi pada siklus berikutnya.

Siklus 2

Siklus 2 dilaksanakan dua kali pertemuan, yaitu pada tanggal 18 Pebruari

2013 dan 25 Pebruari 2013.

Untuk mengantisipasi kekurangan pada siklus 1, maka peneliti benar-benar

mempersiapkan pelaksanaan siklus 2 dengan membuat rencana pada tindakan 2,

sehingga kesalahan yang terjadi pada siklus 1 tidak terulang pada siklus 2.

a. Rencana Tindakan Siklus 2

Rencana tindakan pada silkus 2, peneliti merencanakan akan menerapkan

model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw. Dengan penggunaan metode

tersebut, diusahakan siswa dapat lebih paham dan mengerti dari materi yang

disampaikan karena siswa dapat melihat langsung kejadian dari suatu proses dari

materi yang disampaikan.

Selanjutnya peneliti melakukan tahap-tahap persiapan untuk penerapan

metode pembelajaran yang telah direncanakan. Adapun beberapa tahap tersebut

adalah sebagai berikut;

1. Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi yang digunakan

untuk mengukur hasil belajar siswa.

2. Mempersiapkan dan mencari referensi yang terkait dengan materi pelajaran

pada siklus 2, adapun materi yang akan disampaikan pada siklus 2 ini adalah:

a) Sarana-sarana hubungan internasional.

b) Tahap-tahap perjanjian internasional

Page 17: Hasil Penelitian PTK Jigsaw

69

3. Mempersiapkan alat dan bahan pembelajaran.

4. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Adapun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dibagi dalam tiga tahap,

yaitu apersepsi, kegiatan inti dan kegiatan akhir (penutup).

a. Apersepsi dilakukan selama ± 10 menit dengan menanyakan kesiapan siswa

dalam menerima materi, mengabsen siswa, menanyakan pelajaran

sebelumnya, membahas PR, mengungkapkan tujuan pembelajaran, metode

pembelajaran, dan indikator yang akan dicapai pada hari ini.

b. Kegiatan inti dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran

cooperative tipe Jigsaw. guru membagi siswa dalam kelompok dan

menyampaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan masing-masing anggota

kelompok.

c. Melaksanakan evaluasi pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

cooperative tipe Jigsaw dan memberikan refleksi dengan tujuan

merefleksikan nilai-nilai yang terkandung pada materi pelajaran untuk

diambil manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus 2

Siklus 2 ini dilaksanakan dengan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama

dilaksanakan pada hari Senin tanggal 18 Pebruari 2013 dan pertemuan ke-2

dilaksanakan pada hari Senin tanggal 25 Pebruari 2013.

Page 18: Hasil Penelitian PTK Jigsaw

70

Pada tindakan siklus II, peneliti menggunakan model pembelajaran

cooperative tipe Jigsaw. Selanjutnya peneliti melakukan tahap-tahap seperti yang

telah direncanakan sebelumnya:

1. Mencatat semua peristiwa penting pada saat pembelajaran berlangsung pada

lembar observasi hasil belajar belajar siswa.

2. Melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

a) Pertemuan I

Pertemuan I pada siklus ke 2 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 18

Pebruari 2013. Dengan menggunakan model pembelajaran cooperative tipe

Jigsaw.

Adapun indikator pencapaian yang harus dicapai pada pertemuan pertama ini

adalah mengidentifikasi sarana-sarana hubungan internasional.

Pembelajaran dimulai seperti biasanya yaitu peneliti memberi salam

kepada siswa pertanda pembelajaran sudah dimulai. Pada tahap apersepsi peneliti

seperti biasanya mengabsen siswa, menanyakan kesiapan, mengungkapkan tujuan

pembelajaran serta metode pembelajaran dan juga mengulang sedikit pelajaran

sebelumnya dengan cara peneliti memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa

tentang materi yang sudah diajarkan sebelumnya.

Pada kegiatan inti, guru mengawali dengan pengenalan topik yang akan

dibahas oleh guru, selanjutnya menanyakan kepada peserta didik apa yang mereka

ketahui mengenai topik tersebut, kegiatan sumbang saran ini dimaksudkan untuk

mengaktifkan schemata atau struktur kognitif peserta didik agar lebih siap

menghadapi kegiatan belajar yang baru.

Page 19: Hasil Penelitian PTK Jigsaw

71

Kemudian guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil, jumlah

kelompok bergantung pada jumlah konsep yang terdapat pada topik yang

dipelajari. Kelompok ini disebut kelompok asal (home teams). Setelah kelompok

asa terbentuk, guru membagikan materi tekstual pada tiap-tiap kelompok, setiap

siswa dalam setiap kelompok bertanggung jawab mempelajari materi yang

diterima dari guru.

Selanjutnnya dibentuk kelompok ahli dari kelompok asal yang berbeda-

beda. Setelah terbentuk kelompok ahli, guru memberikan kesempatan kepada

mereka berdiskusi. Setelah diskusi kelompok ini selesai, selanjutnya mereka

kembali ke kelompok asal, kemudian guru memberikan kesempatan kepada

mereka berdiskusi, kegiatan ini merupakan refleksi terhadap pengetahuan yang

telah mereka dapatkan dari hasil diskusi kelompok ahli. Sebelum pembelajaran

diakhiri, diskusi dengan seluruh kelas perlu dilakukan. Akhirnya, guru menutup

pembelajaran dengan memberikan review terhadap topik yang telah dipelajari.

Pada saat penutupan, siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran

hari ini dan guru mempersilahkan bertanya bagi siswa yang masih belum paham.

Selanjutnya refleksi dilakukan dengan merenungkan kembali betapa banyak

manfaat yang didapat dari adanya gaya gesek. Kemudian guru mengucapkan

salam pertanda pembelajaran telah selesai.

Penilaian dilakukan dengan menilai keaktifan siswa dalam melakukan

diskusi, keberanian siswa pada saat maju ke depan untuk mempresentasikan hasil

diskusi serta tugas dari diskusi tersebut.

Page 20: Hasil Penelitian PTK Jigsaw

72

b) Pertemuan II

Pertemuan ke II pada siklus ke 2 ini, peneliti mengadakan ulangan harian.

Hal ini bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran

PKn pada materi hubungan internasional yang selama ini sudah dipelajari.

Apersepsi dilakukan dengan peneliti memberi salam kepada siswa

dilanjutkan dengan mengabsen siswa. Kemudian pada kegiatan inti siswa diminta

untuk membaca ± 5 menit sebelum ulangan harian dilaksanakan. Selanjutnya

ulangan harian dilakukan dengan guru membagi soal ulangan beserta lembar

jawabannya kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan soal tersebut.

Setelah ulangan harian telah selesai dikerjakan, siswa diminta untuk

mengumpulkannya. Selanjutnya, guru menanyakankepada siswa apakah dalam

ulangan harian tadi ada kesulitan atau tidak. Sebagian besar siswa menjawab tidak

mengalami kesulitan dalam mengerjakannya.

Sebelum pembelajaran ditutup, terlebih dahulu peneliti meminta pendapat

siswa mengenai pembelajaran yang selama ini diterapkan oleh peneliti. Hal ini

dilakukan karena pertemuan peneliti dengan siswa kelas XI IS3 disini merupakan

pertemuan terakhir dalam penelitian tindakan kelas ini.

Banyak komentar dari siswa yang menyatakan bahwa metode dan

pendekatan yang selama ini dilakukan oleh peneliti merupakan hal yang

menyenangkan bagi mereka. Mereka mengaku bahwa mereka belum pernah

mendapatkan metode dan pendekatan yang selama ini dilakukan oleh peneliti

dalam pembelajaran PKn. Mereka juga mengaku selama ini dalam pembelajaran,

mereka hanya diterangkan saja kemudian diminta untuk mengerjakan soal. Salah

Page 21: Hasil Penelitian PTK Jigsaw

73

satu komentar siswa (merupakan siswa yang langganan juara I di kelasnya)

menyatakan ”Meskipun selama ini saya jadi juara kelas terus, saya tidak pernah

ngerti apa maksud hubungan internasional itu, karena selama ini tidak pernah

didiskusikan. Semenjak bu guru mengajar di sini saya senang dengan metode

yang bu guru gunakan, karena banyak diskusi-diskusinya yang menjadikan saya

lebih paham dan mengerti tentang hubungan internasional”.

Selanjutnya refleksi dilakukan dengan merenungkan kembali bahwa

betapa banyak manfaat dan kegunaan yang didapat dari berbagai macam

hubungan internasional yang bisa kita manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah itu peneliti beserta siswa berdo’a bersama sebelum pulang dan dilanjutkan

dengan salam penutup.

Observasi

Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus 2, dimana peneliti mengadakan

observasi saat pembelajaran berlangsung maupun di luar jam pelajaran. Dari dua

kali pertemuan, dapat dilihat hasil belajar siswa menunjuk angka 79,97 yang

mengindikasikan bahwa peningkatan hasil belajar siswa meningkat sebesar

5,36%. Penerapan model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw ternyata mampu

meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini bisa dilihat dari semangat siswa dalam

melakukan diskusi maupun dalam mengerjakan tugas-tugas yang telah dberikan

oleh peneliti. Raut wajah mereka juga menandakan kalau mereka itu belajar

dengan senang, tidak jenuh/tidak bosan dan juga tidak mengantuk pada saat

pembelajaran berlangsung.

Page 22: Hasil Penelitian PTK Jigsaw

74

Refleksi

Dari hasil observasi siklus 2 dapat diketahui bahwa adanya peningkatan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

Peningkatan tersebut bisa diamati pada lembar observasi dari siklus 1 ke siklus 2,

dengan peningkatan hasil belajar dari rata-rata 74,61 menjadi 79,97 yang berarti

mengalami peningkatan sebesar 5,36%.

Melalui pengamatan setiap siklus dapat ditarik benang merah bahwa

penerapan model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw terbukti dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn).. Pengamatan tersebut dilaksanakan secara bertahap pada

lembar hasil belajar yang menunjukkan adanya peningkatan dari siklus 1 ke siklus

2.

Hasil test siklus 2 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5Hasil Tes Akhir Siklus 2

No. Nama Siswa Nilai Ket. No. Nama Siswa Nilai Ket.1. Earl Klugh 77 Tuntas 18. Palda Rombeng 85 Tuntas2. Eka Susirawati 100 Tuntas 19. Pelni 77 Tuntas3. Fergie Aulin 77 Tuntas 20. Remchi Pricilia 80 Tuntas4. Fitrin 77 Tuntas 21. Reynaldo 95 Tuntas5. Hendra 80 Tuntas 22. Rizal Z. 70 Tdk tuntas6. Hendra Igoyanto 77 Tuntas 23. Rusdin 80 Tuntas7. Jelin Lisdayanti 70 Tdk tuntas 24. Selvia Reniwati 90 Tuntas8. Jerry 80 Tuntas 25. Sepryanto 85 Tuntas9. Juani 77 Tuntas 26. Sri Purwanti 80 Tuntas10. Mikail Omrin 80 Tuntas 27. Sri Wahyuni 80 Tuntas11. Moh. Afandi 90 Tuntas 28. Stephan Ryan 77 Tuntas12. Moh. Fadil 100 Tuntas 29. Stevanus 77 Tuntas13. Musdianto 80 Tuntas 30. Suharman 80 Ttuntas14. Nicodemus S. 80 Tuntas 31. Sultoni 77 Tuntas15. Nidi Pernando 77 Tuntas 32. Yuliani 50 Tdk tuntas16. Otniel Mangin 80 tuntas 33. Yulianti Astrid 77 Tuntas17. Ovan 77 Tuntas Jumlah 2.639

Rata-Rata 79,97

Page 23: Hasil Penelitian PTK Jigsaw

75

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dikemukakan nilai hasil tes akhir

siklus 1 adalah sebagai berikut:

- Hasil nilai test diperoleh rata-rata sebesar 79,97

- Siswa yang mendapat nilai ≥ 77 berjumlah = 30 orang

- Prosentase ketuntasan individidual ≥ 77 sebesar 30/33 x 100% = 90,91

Tabel 4.6Data Hasil Penelitian Siklus 2

No.Rata-rata Nilai

Tes Akhir

Persentasi Siswa yang mencapai

KKMKeterangan

1. 79,97 90,91% Berhasil

Data di atas menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan siklus 2 sudah

mencapai ketuntasan 90,91% KKM = 77, sedangkan rata-rata nilai sudah

mencapai 79,97 KKM = 77. Ketercapaian 90,91% dikatakan berhasil meskipun

masih ada siswa yang perolehan nilainya kurang dari KKM yang diharapkan.

Dari hasil observasi dan data empiris di lapangan menunjukkan bahwa

penggunaan model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw dapat meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di SMA Negeri 1 Palolo. Hasil test

menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa dari pra ke siklus 1 meningkat

sebesar 7,85%, dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat sebesar 5,36%.

Peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran

cooperative tipe Jigsaw dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut.

Page 24: Hasil Penelitian PTK Jigsaw

76

Tabel 4.7Rekapitulasi nilai rata-rata hasil belajar siswa dan ketuntasan hasil belajar

pada siklus 1 dan siklus 2

NO.

SIKLUSNILAI

RATA-RATA

KETUNTASAN

TUNTASTIDAK

TUNTAS1. 1 74,61 42,42 57,582. 2 79,97 90,91 9,09

PENINGKATAN 5,36 33,33

Mencermati hasil pencapaian pada Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa

hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi hubungan internasional

melalui penerapan model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw yang diperoleh

siswa dari siklus 1 ke siklus 2 memperlihatkan adanya peningkatan yang cukup

berarti yakni dari rata-rata hasil belajar siklus 1 sebesar 74,61 naik menjadi 79,97

pada siklus 2 atau naik sebesar 5,36. Akan halnya pada ketuntasan belajar secara

klasikal dari 42,42% pada siklus 1 meningkat menjadi 90,91% pada siklus 2 atau

mengalami peningkatan sebesar 33,33%.

Adanya siswa yang mengalami ketidaktuntasan pada akhir siklus 2 sebesar

9,09% atau 3 orang siswa dapat dilakukan perbaikan melalui proses remedial dan

pengayaan serta bimbingan khusus di luar kegiatan penelitian ini.

Hasil yang diperoleh tersebut telah memenuhi criteria ketuntasan belajar

siswa secara klasikal sebagaimana yang telah ditetapkan pada indicator penelitian

ini sebesar 85%.

Page 25: Hasil Penelitian PTK Jigsaw

77

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Fokus dalam penelitian ini adalah upaya meningkatkan hasil belajar siswa

dengan menggunakan penerapan model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw

pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di kelas XI IS3 SMA

Negeri 1 Palolo.

Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus. Mulai dari siklus 1 sampai

siklus 2 ada empat kali pertemuan yang masing-masing pada siklusnya terdapat

dua pertemuan.

Siklus 1 pada pertemuan pertama, peneliti melaksanakan pemeriksaan

lapangan dan melakukan pra siklus dengan strategi pembelajaran konvensional

yaitu menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dimana guru menjelaskan,

mendikte di depan kelas sedangkan siswa mendengarkandan menulis apa yang

diperintahkan oleh guru serta diselingi dengan tanya jawab.

Melalui pra siklus, dapat diketahui bahwa pembelajaran konvensional

dengan metode ceramah dan tanya jawab ternyata menjadikan siswa kurang

berperan aktif dan kurang semangat dalam mengikuti pelajaran PKn serta siswa

masih takut dalam mengungkapkan pendapat atau bertanya sehingga hal ini

mengakibatkan hasil belajar siswa tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Dapat dikatakan bahwa jika guru mengajar dengan banyak ceramah, siswa

akan mengingat hanya 20% dari apa yang telah dipelajarinya karena siswa hanya

mendengarkan saja. Sebaliknya jika guru meminta siswa melakukan sesuatu dan

melaporkannya maka mereka akan mengingat sebanyak 90%. Hal ini ada

kaitannya dengan pendapat Confusius dalam Murni (2008, 68) bahwa “apa yang

Page 26: Hasil Penelitian PTK Jigsaw

78

saya dengar, saya lupa; apa yang saya lihat, saya ingat; dan apa yang saya

lakukan, saya paham”.

Jadi sudah jelas bahwa metode ceramah dan tanya jawab sangat tidak

kondusif jika diterapkan dalam kegiatan pembelajaran yang cenderung

membutuhkan pemahaman mendalam seperti pelajaran PKn.

Dari hasil pra siklus dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa sebesar 66.

Berdasarkan data empiris dan hasil pra siklus, bahwa untuk meningkatkan hasil

belajar siswa dibutuhkan lingkungan belajar yang kondusif serta pendekatan dan

metode-metode yang sesuai dengan materi pembelajaran yang menjadikan siswa

lebih berperan aktif, tidak jenuh/bosan dan lebih bersemangat dalam mengikuti

pembelajaran serta menjadikan siswa untuk dapat berpikir ilmiah.

Salah satu cara menciptakan lingkungan belajar yangmenyenangkan dalam

pembelajaran PKn adalah dengan menerapkan model pembelajaran cooperative

tipe Jigsaw. Dimana pendekatan dan metode tersebut diharapkan mampu

menggugah semangat dan meningkatkan prestasi belajar siswa dalam

pembelajaran.

Menyikapi hasil pre test, pada pertemuan selanjutnya peneliti menerapkan

model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw. Dengan menggunakan pendekatan

dan metode ini diharapkan siswa mampu berperan aktif dalam mengikuti

pembelajaran PKn di kelas.

Dengan model ini peserta didik bekerja sama dengan sesame peserta didik

dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk

Page 27: Hasil Penelitian PTK Jigsaw

79

mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi (Lie,

2007:69).

Cooperative learning tipe jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran

kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai

materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Artinya, dalam

pembelajaran ini kegiatan aktif dengan pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa

untuk mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya (Slavin

dalam Isjoni, 2011:54).

Dengan menggunakan pendekatan dan metode tersebut dalam pertemuan

ke dua pada siklus 1 ini ternyata menjadikan siswa lebih berani mengungkapkan

pendapatnya dan lebih bersemangat dibanding dengan pertemuan sebelumnya.

Ada keinginan untuk belajar PKn yang ditunjukkan dengan mengungkapkan

pendapat dan bertanya walaupun sebagian besar masih didominasi oleh siswa

yang aktif.

Hasil observasi siklus 1 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar

walaupun masih belum memuaskan. Peningkatan tersebut dapat damati pada

lembar hasil test belajar siswa meningkat yang semula rata-ratanya 66 menjadi 74

atau meningkat sebesar 27,9%.

Pada siklus 2 pertemuan pertama dan kedua, peneliti menggunakan model

pembelajaran cooperative tipe Jigsaw dengan materi yang akan disampaikan yaitu

sarana-sarana hubungan internasional dan perjanjian internasional.

Pada pertemuan pertama dalam siklus 2 ini, dapat dilihat dari raut wajah

siswa yang tampak antusias dalam mengikuti pembelajaran. Apalagi saat-saat

Page 28: Hasil Penelitian PTK Jigsaw

80

siswa melakukan diskusi mengenai perjanjian internasional. Mereka menunjukkan

rasa senang dan bersemangat dalam melakukan diskusi. Selain itu, siswa juga

mulai tidak ragu-ragu lagi dalam mengungkapkan pendapatnya maupun dalam

bertanya. Mereka juga terlihat tidak jenuh dan mengantuk walaupun pembelajaran

ini dilakukan siang hari setelah istirahat.

Pada pertemuan terakhir siklus ini, peneliti mengadakan ulangan harian

yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman dan pengertian siswa secara

kuantitatif terhadap pembelajaran yang selama ini telah dipelajari. Dari hasil

ulangan harian tersebut, dapat diketahui prestasi belajar siswa selama ini.

Secara umum, hasil penelitian pada siklus 2 menunjukkan adanya

peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran PKn. Dari hasil test siswa terjadi

peningkatan dari rata-rata 74,61 menjadi 79,97 yang berarti meningkat sebesar

5,36%.

Berdasarkan data empiris dan hasil analisis dapat diambil sebuah

kesimpulan. Pertama, bentuk penerapan model pembelajaran cooperative tipe

Jigsaw yang efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Pkn

adalah membimbing dan memfasilitasi siswa dalam setiap diskusi. Kedua,

penggunaan model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw terbukti dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IS3 pada mata pelajaran PKn di SMA

Negeri 1 Palolo.

Adapun indikator keberhasilan penerapan model pembelajaran cooperative

tipe Jigsaw adalah sebagai berikut:

Page 29: Hasil Penelitian PTK Jigsaw

81

1) Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa terlihat lebih bersemangat,

tidak bosan/jenuh dan tidak mengantuk,

2) Dengan model pembelajaran cooperative tipe Jigsaw siswa lebih aktif

dengan berani mengungkapkan pendapatnya dan tidak takut bertanya atau

mengungkapkan ide,

3) Adanya peningkatan hasil belajar siswa sekurang-kurangnya 85% siswa

dapat mencapai ketuntasan belajar secara klasikal dengan nilai ketuntasan

hasil belajar individu minimal 77.