Author
nur-ulayatilmiladiyyah
View
133
Download
12
Embed Size (px)
LBM 3 THT
“ Dok, telinga anak saya sakit ”
STEP 1
1. Parasintesis : tindakan insisi pd pars tensa membrane timoani unt drainase pus dr telinga tengah ke telinga luar
2. bulging : edem pd mukosa cavum timpani shg terbentuk pus dan menyebabkan membrane timpani menonjol kea rah luar
3. otoskopi : pemeriksaan pd telinga dgn alat otoskop untuk melihat gendang telinga dan CAE
STEP 2
1. Mengapa di dapatkan nyeri pd telinga kanan disertai panas , nafsu makan turun dan tidak mau minum ?
2. Apakah hub batuk pilek yg diderita oleh anak sejak 5 hari yg lalu?3. Mengapa dilakukan px nyeri tarik auricula , nyeri tekan tragus , dan nyeri ketok
retroauricula dan jelaskan intrepretasinya ?4. Mngp anak sering terbangun dari tidur da n sering menangis?5. Bagaimana prosedur parasintesis ?6. Mengapa pada px otoskop ditemukan membrane timpani dextra hiperemis, merah
membara dan bulging + ?7. Apa saja penyebab dr kurangnya pendengaran ?8. Apa Klasifikasi gangguan pendengaran dan beserta penyebabnya ?9. Px apa saja untuk mendiaknosis pasien tsb ?10. Indikasi dilakukan parasintesis ?11. Mengapa pada anak ditemukan kurang dpt mendengar pd telinga kanan ?12. Apakah keluhan pada telinga kanan dapat merambat pd telinga kiri ?
STEP 3
1. Mengapa di dapatkan nyeri pd telinga kanan disertai panas , nafsu makan turun dan tidak mau minum ?Nafsu makan turun dan tidak mau minum : gejala batuk pilek dicurigai ISPA karena imunitas masih rendah Pusat nafsu makan ditekan karena adanya infeksi ada mediator perubahan thermostat pd hipotalamus (hipofisis) panas Nyeri telinga kanan : tuba eustachii menghub faring dgn telinga tengah infeksi bisa masuk ke telinga tengah Patologis infeksi bisa tembus sampai telinga tengah proses inflamasi trjd pembentukan pus edem cavitas timpani mendorong cavum timpani kedepan mendorong saraf nyeri
ISPA menyebar melalui telinga (tuba eustachii masih pendek ) dan m. stensor palatine belum bekerja scr baik IL 1 bisa menekan pd hipotalamus bisa menekan pusat haus dan bisa kenyang terus , saraf sensible infeksi nyeri
Fungsi tuba eustachi: A. Ventilasi B. Drainase secret dan C. menghalangi masuknya secret dr nasofaring ke telinga tengah
Pd anak tuba eustachii masih pendek, lebar , kedudukannya lebih horizontal , tuba terbuka saat ada perbedaan tekanan ( missal : menguap ) perbedaan tekanan 20-40 mmHg , > 90 cmHg sakit ditelinga
2. Apakah hub batuk pilek yg diderita oleh anak sejak 5 hari yg lalu?Batuk pilek (ISPA) , fungsi tuba eustachii untuk proteksi agar telinga tengah steril Bakteri mudah masuk ke telinga tengah peradangan terbentuk cairan / secret membrane timpani belum perforasi ( pd scenario ) Bakteri pnyebb OMA yg sering terjadi : streptococcus pneumoni , haemophillus influenza , moracella kataralis
3. Mengapa dilakukan px nyeri tarik auricula , nyeri tekan tragus , dan nyeri ketok retroauricula dan jelaskan intrepretasinya ?Harus ditentukan Telinga luar/tengah / dalam Anamnesis Px telinga luar dan dalam tidak ada trauma mekanik pd scenario Intrepretasi : untuk mengetahui ada trauma mekanik atau tidak / mengetahui DD
Px nyeri tarik auricular : ( + ) adanya perikondritis Nyeri tekan tragus : difus 2/3 bag dalam cirri khas nyeri tekan tragus , 1/3 bag luar tidak nyeri tragus Nyeri ketok ?
4. Mengapa anak sering terbangun dari tidur dan sering menangis?Karena anak kecil belum bisa bilang kalau lg sakit pd telinga dan badan panas
5. Mengapa pada px otoskop ditemukan membrane timpani dextra hiperemis, merah membara dan bulging + ?Terjadi pelebaran pembuluh darah pd membrane timpani stadium pre supuratifBulging terbentuk penonjolan akibat pus , lama kelamaan bisa pecah dan perforasi
Pelebaran pembuluh darah krn reaksi inflamasi dan pengeluaran mediator histamine, bradikinin dll adanya eksudasi makrofag di sub epitel bereaksi dgn bakteri yg masuk bakteri mengeluarkan enzim (biasanya pd streptococcus ) sel imun mati terbentuk pus rusak nya epitel kulit cairan pus keluar menuju cavum timpani penonjolan ( std supuratif )
6. Apa saja penyebab dr kurangnya pendengaran ?- Adanya ISPA : peradangan pd tuba eustacii masuk ke telinga tengah ada cairan (
tidak bisa bergeraknya maleus, incus dan stapes ) shg menyebabkan penurunan pendengaran
- Tuli ( tuli konduksi adanya hambatan suara masuk conth adanya seruman berlebih, pecahnya membrane timpani , tuli sensorineural gel suara sudah diteruskan sampai ke telinga )
- Kehilangan konduksi ( otitis media , serumen hantaran terputus )- Kehilangan sensori - Kehilangan campuran pendengaran scr fungsional bersifat in organic tdk dapat
mendeteksi suara yg masuk
Perbedaan frekuensi bunyi : - Infrasonic 0-16Hz ( gempa bumi - Daerah sonic 16-20rb Hz( orang- Ultrasonic >20rb Hz ( kelelawar yg bisa mendengar
Membrane timpani tidak bisa memaksimalkan suara yg menuju ke oval round berkurang suara yg bisa didengarkan berkurang
7. Px apa saja untuk mendiaknosis pasien tsb ?- Pf : otoskopi- Px pendengaran : rinne , webber , scwabach- Pemeriksaan penunjang : radiologi mastoid dan telinga tengah , CT scan , Pungsi
lumbal , mikro resisten kuman hun dgan terapi pakai antibiotik
8. Indikasi dilakukan parasintesis ?Jika di curigai adanya OMA / adanya pus di cavitas timpani
9. Bagaimana prosedur parasintesis ?- AnestesiDewasa dg pheol dan lidocain topicalAnak: anestesi umum
- Kepala dimiringkan sdkt kea rah berlawanan dg telinga yg akan diparasintesis- Operatif mikroskop focus ke MAE- Speculum dipasang di CAE- Serumen dibersihkan sampai membrane timpani kelihatan- Kuadran anteroposterior atau posteroinferior diinsisi dg pisau miringiotomi 3-5
mm- Selang 3,5,7 mm dimasukkan untuk mengeluarkan eksudat
10. Mengapa pada anak ditemukan kurang dpt mendengar pd telinga kanan ?- Adanya ISPA : peradangan pd tuba eustacii masuk ke telinga tengah ada cairan (
tidak bisa bergeraknya maleus, incus dan stapes ) shg menyebabkan penurunan pendengaran
- Tuli ( tuli konduksi adanya hambatan suara masuk conth adanya seruman berlebih, pecahnya membrane timpani , tuli sensorineural gel suara sudah diteruskan sampai ke telinga )
- Kehilangan konduksi ( otitis media , serumen hantaran terputus )- Kehilangan sensori - Kehilangan campuran pendengaran scr fungsional bersifat in organic tdk dapat
mendeteksi suara yg masuk
Perbedaan frekuensi bunyi : - Infrasonic 0-16Hz ( gempa bumi - Daerah sonic 16-20rb Hz( orang- Ultrasonic >20rb Hz ( kelelawar yg bisa mendengar
Membrane timpani tidak bisa memaksimalkan suara yg menuju ke oval round berkurang suara yg bisa didengarkan berkurang
11. Apakah keluhan pada telinga kanan dapat menjalar pd telinga kiri ?Tergantung ISPA nya , bisa salah satu telinga aja / dua2nya . jika ISPA nya blm sembuh yg kiri juga bisa kena
12. Apa Klasifikasi gangguan pendengaran dan nyeri beserta penyebabnya ( DD)?a. OTITIS MEDIA AKUT
Peradangan telinga tengah , timbul < 3mg , etiologi Stadium oklusi tuba eustachius gambaran retraksi membrane timpani , warna pucatStadium hiperemis/ pre supurasi pembuluh darah melebar pd membrane timpaniStadium supurasi edem hebat pd mukosa telinga tengah , eksudat purulent, bulging Stadium perforasi penanganan terlambat , virulensi terlalu tinggi , ada nanah yg keluarStadium revolusi membrane timpani utuh bisa kembali normal , jika perforasi akan tampak secret kering
13. Penatalaksanaan farmakoterapi dan non farmakoterapi?Penatalaksanaan di beri antibiotic pada semua stadiumStd 1 oklusi membuka tuba eustacius agar tek negative hilang , dikasih Hcl efedrin 0,5% kecil , >12th 1%, antibiotic amoksilin, eritromicin , analgesic unt nyeri parasetamol/ibuprofenStd perforasi cuci telinga dgn H202 3% + antibiotic , non farmakoterapi : parasintesis/myringotomiAntibiotic scr i.m , selama 7 hari
14. Komplikasi dari penyakit di scenario ?- Blm dikasih antibiotic :Abses sub periosteal bisa meningitis sampai abses otak - Sudah di beri antibiotic : OMSK ( otitis media supuratif kronis )- Paling sering bisa menyebabkan tuli konduktif
STEP 4
OMSKOMSAOMA
Otitis media
Terapi : farmakoterapi ( antibiotic ) dan non farmakoterapi ( miringotomi )
Px penunjang : tes garputala (rinne, webber , swacbach )
Gejala klinis : nyeri didalam telinga , suhu tubuh tinggi , riwayat batuk pilek
Factor resiko : balita, ISPA , imun turun
STEP 7
1. Mengapa di dapatkan nyeri pd telinga kanan disertai panas , nafsu makan turun dan tidak mau minum ?
ISPA sebagai pencetus OMA mengganggu tuba peradangan penumpukan sel
radang pada anak tuba terbuka saat menelan menguap, menghisap tuba anak lebh
horizontal, pendek, lebar shg memudahkan kuman masuk dalam telinga sering terjadi
peradangan.
Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT FK UI
2. Apakah hub batuk pilek yg diderita oleh anak sejak 5 hari yg lalu?
Terjadi infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. Saat bakteri melalui saluran Eustachius infeksi di saluran tersebut pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri terbentuklah nanah dalam telinga tengah.
Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga.
Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena tekanannya.
Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher edisi keenam. editor Dr.H.Efiaty Arsyad Soepardi, Sp.THTBOIES Buku Ajar Penyakit THT edisi 6 Adams , Boies , Higler
- Telinga tengah biasanya steril padahal banyak flora normal pada nasofaring dan faring
- Gabungan aksi fisiologis silia, enzim penghasil mucus dan antibody berfungsi sebagai mekanisme pertahanan bila telinga terpapar dengan mikroba kontaminan saat menelan
- Otitis media akut terjadi bila mekanisme fisiologis terganggu- Sebagai pelengkap mekanisme pertahanan di permukaan, suatu
kapiler sub epitel menyediakan faktor-faktor humoral , PMN, dan sel fagosit lainnya.
- Obstruksi tuba eustacius merupakan factor penyebab dasar dengan otitis media akut hilanglah SAWAR UTAMA terhadap invasi bakteri, dan spesies bakteri yang tidak biasanya patogenik, dapat berkolonisasi dalam telinga tengah menyerang jaringan dan menimbulkan infeksi.
- Pada anak semakin sesar resiko kena ISPA semakin besar terkena OMA
- Pada bayi mudah OMA KARENA TUBA PENDEK , LEBAR DAN AGAK HORIZONTAL
BOIES, Buku Ajar Penyakit THT ed. EGC dan Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher edisi keenam. editor Dr.H.Efiaty Arsyad
Soepardi,Sp.THT
Ini karena pada anak dan bayi, tuba lebih pendek, lebih lebar dan kedudukannya lebih horizontal dari tuba orang dewasa, sehingga infeksi saluran pernapasan atas lebih mudah menyebar ke telinga tengah. Selain itu, sistem pertahanan tubuh anak masih rendah sehingga mudah terkena ISPA lalu terinfeksi di telinga tengah. Adenoid merupakan salah satu organ di tenggorokan bagian atas yang berperan dalam kekebalan tubuh. Pada anak, adenoid relatif lebih besar dibanding orang dewasa. Posisi adenoid yang berdekatan dengan muara tuba Eustachius sehingga adenoid yang besar dapat mengganggu terbukanya tuba Eustachius. Selain itu, adenoid dapat terinfeksi akibat ISPA kemudian menyebar ke telinga tengah melalui tuba Eustachius (Kerschner, 2007).
3. Mengapa dilakukan px nyeri tarik auricula , nyeri tekan tragus , dan nyeri ketok retroauricula dan jelaskan intrepretasinya ?Harus ditentukan Telinga luar/tengah / dalam Anamnesis Px telinga luar dan dalam tidak ada trauma mekanik pd scenario Intrepretasi : untuk mengetahui ada trauma mekanik atau tidak / mengetahui DD Px nyeri tarik auricular : ( + ) adanya perikondritis Nyeri tekan tragus : difus 2/3 bag dalam cirri khas nyeri tekan tragus , 1/3 bag luar tidak nyeri tragus
Nyeri ketok ? dilakukan rangsangan berupa ketukan nyeri px untuk menyingkirkan diagnosis otitis externa ( + ) bila otitis media (-)
4. Mengapa anak sering terbangun dari tidur dan sering menangis?Karena anak kecil belum bisa bilang kalau lg sakit pd telinga dan badan panas
Stadium Supurasi
Stadium supurasi ditandai oleh terbentuknya sekret eksudat purulen atau bernanah di telinga tengah dan juga di sel-sel mastoid. Selain itu edema pada mukosa telinga tengah menjadi makin hebat dan sel epitel superfisial terhancur. Terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani menyebabkan membran timpani menonjol atau bulging ke arah liang telinga luar
Pada keadaan ini, pasien akan tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat. Pasien selalu gelisah dan tidak dapat tidur nyenyak. Dapat disertai dengan gangguan pendengaran konduktif. Pada bayi demam tinggi dapat disertai muntah dan kejang.
Stadium supurasi yang berlanjut dan tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan iskemia membran timpani, akibat timbulnya nekrosis mukosa dan submukosa membran timpani. Terjadi penumpukan nanah yang terus berlangsung di kavum timpani dan akibat tromboflebitis vena-vena kecil, sehingga tekanan kapiler membran timpani meningkat, lalu menimbulkan nekrosis. Daerah nekrosis terasa lebih lembek dan berwarna kekuningan atau yellow spot.
Keadaan stadium supurasi dapat ditangani dengan melakukan miringotomi. Bedah kecil ini kita lakukan dengan menjalankan insisi pada membran timpani sehingga nanah akan keluar dari telinga tengah menuju liang telinga luar. Luka insisi pada membran timpani akan menutup kembali, sedangkan apabila terjadi ruptur, lubang tempat perforasi lebih sulit menutup kembali. Membran timpani mungkin tidak menutup kembali jikanya tidak utuh lagi (Djaafar, 2007; Dhingra, 2007). Gambar 2.7. Membran Timpani Bulging dengan Pus Purulen
5. Mengapa pada px otoskop ditemukan membrane timpani dextra hiperemis, merah membara dan bulging + ?Membrane timpani normalnya keruh pucat; jadi bisa suram akibat adanya oklusi tuba
dengan gambaran retraksi membrane timpani akibat terjadinya tekanan negative
didalam telinga tengah karena adanya absorbsi udara.
Ilmu Penyakit THT FK UI
Hiperemis akibat adanya pelebaran pembuluh darah; bulging terbentuk akibat adanya
eksudat purulen pada cavum timpani yang mendesak membrane tympani ke arah luar.
Ilmu Penyakit THT FK UI
i. Gejala Stadium 1: Salphingitis ( radang Tuba Eustachii)
- telinga terasa tersumbat (oklusio tuba) - gembrebeg (tinitus low frequency) - ‹ dengar (tipe CHL) - otofoni (mendengar suara sendiri) - otoskopi → MT normal - otalgia (kadang)
Stadium 2 : Pre supuratif ( radang mukoperios telinga tengah) - gejala stadium 1 bertambah hebat - panas/otalgia - Membran timpani merah (vaskularisasi jelas) - manubrium malei ke perifer
Stadium 3 : Supurasi / pustulasi → perforasi - gejala stadium 1 lbh hebat lagi - anak-anak : sering rewel / kejang - Membran Timpani bullging (otalgia) - gejala mereda - keluar discharge purulen - Membran Timpani merah membara
Stadium 4: Resolusi ● MT utuh : - sakit/panas hilang - berlanjut menjadi OME
● MT perforasi : - dpt menutup kembali → sikatrik tanpa stratum fibrosum - menjadi OMK (otitis media kronik)Ilmu Penyakit THT FK UNDIP
Proses multitahap migrasi leukosit lewat pembuluh darah, yang terlihat di sini utnuk sel-sel neutrofil. Pertama-tama leukosit bergulir, kemudian (dalam rangkaian) diaktifkan dan melekat pada endotelium, berpindah lewat endotelium, menmbus membran basalis, dan bermigrasi. Molekul yang berbeda memainkan peranan yang dominan dalam tahap yang berbeda pada proses ini- selektin dalam tahap bergulir; kemokin dalam mengaktifkan sel-
sel neutrofil untuk meningkatkan aviditas integrin; integrin dalam adhesi yang kuat; dan CD31 (PECAM-1) dalam transmigrasi.
Sel radang (neutrofil, eosinofil, basofil, limfosit, dan sel plasma bermigrasi dari stroma konjungtiva melalui epitel permukaan. Selanjutnya, sel-sel tersebut bergabung dengan fibrin dan mukus sel gobletmembentuk eksudat konjungtiva yang mengakibatkan perlengketan tepian palpebra (terutama pagi hari).
Proses terbentuknya nanah ialah selama infeksi, makrofag melepaskan sitokin yang memicu neutrofil untuk mencari tempat infeksi oleh kemotaksis. Di bagian tersebut neutrofil menghancurkan bakteri dan bakteri menolak respon kekebalan tubuh dengan melepaskan racun yang disebut leukocidins (khas pada staphylococcus maupun streptococcus). Neutrofil yang mati karena terkena racun atau yang berusia singkat dihancurkan oleh makrofag dan cairan pencernaan leukosit yang mati ini akan mengubah seluruh masa mati menjadi pus.
JCB vol. 178 no. 4 549-556 The Rockefeller University Press, doi: 10.1083/jcb.200704061
Stadium OMA
OMA dalam perjalanan penyakitnya dibagi menjadi lima stadium,
bergantung pada perubahan pada mukosa telinga tengah, yaitu
stadium oklusi tuba Eustachius, stadium hiperemis atau stadium pre-
supurasi, stadium supurasi, stadium perforasi dan stadium resolusi
(Djaafar, 2007).
1. Stadium Oklusi Tuba Eustachius
Pada stadium ini, terdapat sumbatan tuba Eustachius yang ditandai
oleh retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan intratimpani
negatif di dalam telinga tengah, dengan adanya absorpsi
udara.Retraksi membran timpani terjadi dan posisi malleus menjadi
lebih horizontal, refleks cahaya juga berkurang.Edema yang terjadi
pada tubaEustachius juga menyebabkannya tersumbat.Selain retraksi,
membran timpani kadang-kadang tetap normal dan tidak ada kelainan,
atau hanya berwarna keruh pucat.Efusi mungkin telah terjadi tetapi
tidak dapat dideteksi.Stadium ini sulit dibedakan dengan tanda dari
otitis media serosa yang disebabkan oleh virus dan alergi.Tidak terjadi
demam pada stadium ini (Djaafar, 2007; Dhingra, 2007).
2. Stadium Hiperemis atau Stadium Pre-supurasi
Pada stadium ini, terjadi pelebaran pembuluh darah di membran
timpani, yang ditandai oleh membran timpani mengalami hiperemis,
edema mukosa dan adanya sekret eksudat serosa yang sulit
terlihat.Hiperemis disebabkan oleh oklusi tuba yang berpanjangan
sehingga terjadinya invasi oleh mikroorganisme piogenik. Proses
inflamasi berlaku di telinga tengah dan membran timpani menjadi
kongesti. Stadium ini merupakan tanda infeksi bakteri yang
menyebabkan pasien mengeluhkan otalgia, telinga rasa penuh dan
demam. Pendengaran mungkin masih normal atau terjadi gangguan
ringan, tergantung dari cepatnya proses hiperemis. Hal ini terjadi
karena terdapat tekanan udara yang meningkat di kavum timpani.
Gejala-gejala berkisar antara dua belas jam sampai dengan satu hari
(Djaafar, 2007; Dhingra, 2007).
Gambar 2.6. Membran Timpani Hiperemis
3. StadiumSupurasi
Stadium supurasi ditandai oleh terbentuknya sekret eksudat purulen
atau bernanah di telinga tengah dan juga di sel-sel mastoid.Selain itu
edema pada mukosa telinga tengah menjadi makin hebat dan sel
epitel superfisial terhancur. Terbentuknya eksudat yang purulen di
kavum timpani menyebabkan membran timpani menonjol atau bulging
ke arah liang telinga luarPada keadaan ini, pasien akan tampak sangat
sakit, nadi dan suhu meningkat serta rasa nyeri di telinga bertambah
hebat. Pasien selalu gelisah dan tidak dapat tidur nyenyak.Dapat
disertai dengan gangguan pendengaran konduktif.Pada bayi demam
tinggi dapat disertai muntah dan kejang.
Stadium supurasi yang berlanjut dan tidak ditangani dengan baik akan
menimbulkan iskemia membran timpani, akibat timbulnya nekrosis
mukosa dan submukosa membran timpani. Terjadi penumpukan nanah
yang terus berlangsung di kavum timpani dan akibat tromboflebitis
vena-vena kecil, sehingga tekanan kapiler membran timpani
meningkat, lalu menimbulkan nekrosis.Daerah nekrosis terasa lebih
lembek dan berwarna kekuningan atau yellow spot.
Keadaan stadium supurasi dapat ditangani dengan melakukan
miringotomi. Bedah kecil ini kita lakukan dengan menjalankan insisi
pada membran timpani sehingga nanah akan keluar dari telinga
tengah menuju liang telinga luar. Luka insisi pada membran timpani
akan menutup kembali, sedangkan apabila terjadi ruptur, lubang
tempat perforasi lebih sulit menutup kembali. Membran timpani
mungkin tidak menutup kembali jikanya tidak utuh lagi (Djaafar, 2007;
Dhingra, 2007).
Gambar 2.7. Membran Timpani Bulging dengan Pus Purulen
4. Stadium Perforasi
Stadium perforasi ditandai oleh ruptur membran timpani sehingga sekret berupa
nanah yang jumlahnya banyak akan mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar.
Kadang-kadang pengeluaran sekret bersifat pulsasi (berdenyut).Stadium ini sering
disebabkan oleh terlambatnya pemberian antibiotik dan tingginya virulensi
kuman.Setelah nanah keluar, anak berubah menjadi lebih tenang, suhu tubuh menurun
dan dapat tertidur nyenyak.
Jika mebran timpani tetap perforasi dan pengeluaran sekret atau nanah tetap
berlangsung melebihi tiga minggu, maka keadaan ini disebut otitis media supuratif
subakut.Jika kedua keadaan tersebut tetap berlangsung selama lebih satu setengah
sampai dengan dua bulan, maka keadaan itu disebut otitis media supuratif kronik
(Djaafar, 2007; Dhingra, 2007).
Gambar 2.8. Membran Timpani Peforasi
6. Apa saja penyebab dr kurangnya pendengaran ?• sistem pendengaran Perifer :
A. Sistem Konduksi : - Telinga Luar ( Aurikula , LTL ) - Telinga Tengah ( MT, TP ) B. Sistem Sensorineural : - Telinga Dalam ( Kochlea ) - N.VIII ( N.Kochlearis )
• 2. Sistem pendengaran Sentral : - Batang Otak - Otak
• Pembagian Kurang Pendengaran (KP) 1. Berdasar tipe/jenis (kualitas) a. KP tipe hantaran (CHL) b. KP tipe sensorineural/ perseptive (SNHL) c. KP tipe campuran (MHL) 2. Berdasar derajat (kuantitas) a. KP/HL ringan → 20 – 40 dB b. KP/HL sedang → 40 – 60 dB c. KP/HL berat → 60 – 80 dB d. KP/HL berat sekali → > 80 dBKP Tipe Hantaran atau CHL
SEBAB KPA. Berdasarkan Patologi :
Ciri/sifat CHL : 1. berderajat ringan –sedang 2. umumnya mengenai nada/freq.
rendah 3. correctable 4. dg ABD (hearing aid) → baik
● KP tipe sensorineural (SNHL) Berdasarkan letak lesi : a. SNHL tipe koklear b. SNHL tipe retrokoklear
Ciri/sifat SNHL : 1. derajat ringan sampai berat sekali 2. mengenai nada tinggi 3. umumnya un-correctable 4. ABD biasanya tak banyak
membantu
1. kongenital 2. trauma 3. radang 4. benda asing 5. neoplasma
B. Berdasarkan letak lesi : 1. TL → CHL 2. TT → CHL 3. TD → SNHL Cochlear 4. N.VIII → SNHL Retro Cochlear 5. Traktus serebri & serebrum → Sentral
7. Px apa saja untuk mendiaknosis pasien tsb ?
Diagnosis OMA harus memenuhi hal berikut
Penyakitnya muncul mendadak (akut)
Ditemukannya tanda efusi (efusi: pengumpulan cairan di suatu rongga tubuh) di
telinga tengah. Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda
berikut:
menggembungnya gendang telinga
terbatas/tidak adanya gerakan gendang telinga
adanya bayangan cairan di belakang gendang telinga
cairan yang keluar dari telinga
Adanya tanda/gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan dengan adanya
salah satu di antara tanda berikut:
o kemerahan pada gendang telinga
o nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas normal
Pemeriksaan
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Dengan Otoskopi : (melihat gendang telinga/MT)
merah muda→ merah membara (rubor)
bulging (adanya pustulasi)
bercak kuning (daerah nekrosis)→ perforasi
d. Pemeriksaan dg. garpu tala
Adanya tuli hantaran (CHL), jika :
Rinne : NEGATIF , BC > AC
Weber : lateralisasi lebih ke arah CHL
Scwabach : memanjang
Pemeriksaan Penunjang- Pemeriksaan rontgen mastoid : untuk melihat perluasan infeksi dari telinga tengah ke daerah
tulang mastoid, serta adanya gambaran kolesteatoma
- Pemeriksaan CT scan kepala : untuk melihat kelainan di intrakranial. Sebelum ada CT scan,
dilakukan pemeriksaan angiografi dan pemeriksaan ventrikulografi untuk mendiagnosis
kelainan intrakranial. Tetapi, pemeriksaan ini sangat infasif
- Pungsi lumbal : diperlukan untuk melihat adanya infeksi di likuor serebrospinal, susunan
kimiawi, dan peninggian tekanan likuor, serta untuk pemeriksaan mikroresistensi kuman.
Pungsi lumbal sebaiknya tidak dilakukan bila terdapat tanda tekanan intrakranial yang tinggi,
terutama bila terdapat sakit kepala yang hebat, serta kesadaran yang menurun. Pada keadaan
demikian harus dikonsulkan ke dokter ahli saraf
- Pemeriksaan mikroresistensi kuman yang diambil dari sekret telinga
( Panduan Penatalaksanaan Gawat Darurat Telinga Hidung Tenggorok, FKUI )
8. Indikasi dilakukan parasintesis ?
Terutama bila didapatkan indikasi adanya otitis media disertai efusi/supuratifDilakukan saat :
1. Stadium hiperemis (pre supurasi). Bisa kita lakukan bila terlihat
hiperemis difus.
2. Stadium supurasi. Lakukan jika membran timpani masih utuh.
Keuntungannya yaitu gejala klinik lebih cepat hilang dan ruptur
membran timpani dapat kita hindari.
9. Bagaimana prosedur parasintesis ?
Miringotomi
Salah satu penangan yang perlu dilakukan pada OMSA (terutama pada stadium
supurasi) adalah miringotomi.
Miringotomi adalah tindakan insisi pada pars tensa membran timpani, agar terjadi
drainase sekret dari telinga tengah ke telinga luar. Miringotomi merupakan tindakan
pembedahan kecil. Lokasi miringotomi adalah di kuadran postero-inferior. Untuk
tindakan ini haruslah memakai lampu kepala yang mempunyai sinar yang cukup
terang, memakai corong telinga yang sesuai dengan besar liang telinga, dan pisau
parasintesis yang digunakan berukuran kecil dan steril.
Bedakan miringotomi dengan parasintesis. Parasintesis merupakan punksi pada
membran timpani untuk mendapatkan sekret guna pemeriksaan mikrobiologik
(dengan semprit dan jarum khusus).
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah perdarahan akibat trauma pada liang telinga
luar, dislokasi tulang pendengaran, trauma pada fenestra rotundum, trauma pada n.
fasialis, trauma pada bulbus jugulare.
Sebagian ahli berpendapat bahwa miringotomi tidak perlu dilakukan apabila sudah
diberikan terapi yang adekuat (antibiotik yang tepat dan dosis yang cukup).
Adams Boies Higler, BOIES Buku AjarPenyakit THT edisi 6, Penerbit EGC, Jakarta, 1997.
- Pengertian:parasentesis adalah pungsi (usaha pengaspirasian cairan secret) pada membrane timpani/ gendang telinga dengan menggunakan syringe dan jarum khusus untuk mendapatkan secret.
Tujuan :- 1. Menghentikan infeksi permanen- 2. Memperbaiki fungsi pendengaran-- Indikasi:OMSK
Kontra Indikasi:1. Gangguan pada membran tympani.
- 2. perdarahan akibat trauma liang telinga lua- 3. Dislokasi tulang pendengaran- 4. Trauma pada fenestra rotundum- 5. Trauma nervus fasialis- 6. Trauma pada bulbus jugular
Peralatan:1. Syringe 1cc3. Needle no.234. Alcohol swab5. Xylocain spray
6. Aplikator kapas/ cotton Bud baby
7. Betadine cair
8. Gloves (sarung tangan)
9. Lampu kepala
Prosedur Kerja:1. Kumpulkan semua peralatan.2. Identifikasi pasien.3. Jelaskan prosedur tindakan pada pasien.4. Cuci tangan.5. Pakai sarung tangan bersih
- 6. Berikan pasien posisi duduk secara nyaman- 7.Anestesikan liang telinga pasien dengan menyemprotkan xylocain spray
pada liang telinga yg akan dilakukan parasentesis6. Disinfeksikan telinga dalam dan telinga luar dengan betadine7. Arahkan lampu sorot kearah liang telinga hingga Nampak gendang telinga8. Atur ketepatan syringe pada daerah yang akan ditusukkan lalu diaspirasikan hingga terdapat cairan secret.
9. Proses terakhir setelah ciran teraspirasi sepenuhnya, oleskan cairan betadine pada liang telinga yang baru saja dilakukan tindakan parasentesis
- 10. Rapihkan pasien beserta alat yang telah dipakai-
Tindak Lanjut:1. Kaji keberhasilan parasentesis2. Kaji rasa nyaman pasien.3. Bersihkan peralatan.
- Komplikasi meringotomi yang mungkin ialah perdarahan akibat trauma pada liang telinga luar, dislokasi tulang pendengaran, trauma padda fenestra rotundum, trauma pada n. Facialis, trauma pada bulbus jugulare (bila ada anatomi letak). Mengingat adanya komplikasi tersebut, maka dianjurkan untuk melakukan meringotomi dengan narkosis umum dan memakai mikroskop. Selain aman, dapat juga untuk menghisap sekret dari telinga tengah sebanyak-banyaknya. Hanya dengan cara ini biasanya akan lebih mahal.
- Bila terapi yang diberikan sudah adekuat, sebetulnya meringotomi tidak perlu dilakukan, kecuali bila jelas terdapat nanah di telinga tengah dewasa ini sebagian ahli berpendapat bahwa meringotomi tidak perlu dilakukan, apabila terapi yang adekuat dapat diberikan (antibiotika adekuat dan dengan dosis yang cukup). Komplikasi timpanosintesis kurang lebih sama dengan komplikasi meringotomi
- Panduan Penatalaksanaan Gawat Darurat Telinga Hidung Tenggorok, FKUI
10. Mengapa pada anak ditemukan kurang dpt mendengar pd telinga kanan ?
Terjadi akibat terganggunya faktor pertahanan tubuh yang bertugas menjaga kesterilan telinga tengah.Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius.Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran menyebabkan transudasi, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah.Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga.
Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas.Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus).Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri.Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena tekanannya.Sumber : Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT, FK UI
infeksi →MO masuk ke tuba eustachius→inflamasi pada tuba eustachius→edema tuba eustachius→ obstruksi tuba eustachius→gangguan drainase→↑ tekanan negatif di cavum timpani→ mudah terjadi infeksi cavum timpani →sel sel darah putih membunuh bakteri →terbentuk pus di cavum timpani → terbentuk eksudat yang purulen di cavum timpani →↓hantaran suara ke tulang pendengaran → gangguan pendengaran
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius.Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah.Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga.Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas.Dan yang paling berat,
cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena tekanannya.Sumber : Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT, FK UI
Gangguan telinga luar dan telinga tengah dapat menyebabkan tuli konduktif, sedangkan gangguan telinga dalam menyebabkan tuli saraf, yang terbagi atas tuli koklea dan tuli retrokoklea. Sumbatan tuba eustachius menyebabkan gangguan telinga tengah dan akan terdapat tuli konduktif. Gangguan pada vena jugulare berupa aneurisma akan menyebabkan telinga berbunyi sesuai dengan denyut jantung. Antara inkus dan maleus berjalan cabang n. fasialisis yang disebut korda timpani. Bila terdapat radang di telinga tengah atau trauma mungkin korda timpani terjepit, sehingga timbul gangguan pengecap. Di dalam telinga dalam terdapat alat keseimbangan dan alat pendengaran. Obat-obat dapat merusak stria vaskularis, sehingga saraf pendengaran rusak, dan terjadi tuli saraf. Setelah pemakaian obat ototoksik seperti streptomisin, akan terdapat gejala gangguan pendengaran berupa tuli saraf dan gangguan keseimbangan. Tuli dibagi atas tuli konduktif, tuli saraf (sensorineural deafness) serta tuli campur (mixed deafness). Pada tuli konduktif terdapat gangguan hantaran suara, disebabkan oleh kelainan atau penyakit di telinga luar atau di telinga tengah. Pada tuli saraf (perseptif, sensorineural) kelainan terdapat pada koklea (telinga dalam, nervus VIII atau di pusat pendengaran), sedangkan tuli campur, disebabkan oleh kom-binasi tuli konduktif dan tuli saraf. Tuli campur dapat merupakan satu penyakit, misalnya radang telinga tengah dengan komplikasi ketelinga dalam atau merupakan dua penyakit yang berlainan, misalnya tumor nervus VIII (tuli saraf) dengan radang telinga tengah (tuli konduktif). Jadi jenis ketulian sesuai dengan letak kelainan. Suara yang didengar dapat dibagi dalam bunyi, nada murni dan bising .. Bunyi (frekuensi 20 Hz . 18.000 Hz) merupakan frekuensi nada murni yang dapat didengar oleh telinga norma!.
Nada murni (pure tone), hanya satu frekuensi, misalnya dari garpu tala, piano. Bising (noise) dibedakan antara : NB (narrow band), terdiri atas beberapa frekuensi, spektrumnya terbatas dan WN (white noiise), yang terdiri dari banyak frekuensi. (Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT, FKUI)
11. Apakah keluhan pada telinga kanan dapat menjalar pd telinga kiri ?
Tidak ada hubungannya
12. Apa Klasifikasi gangguan pendengaran dan nyeri beserta penyebabnya ( DD)?
OTITIS MEDIA AKUT & KRONIS
otitis media akut (OMA)
Definisi
Ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius ,
antrum mastoid dan sel-sel mastoid
Etiologi
Sumbatan tuba eustachius, karena fungsi tuba eustachius terganggu, pencegahan
invasi kuman ke dalam telinga tengah juga terganggu, sehingga kuman masuk ke
dalam telinga tengah dan terjadi peradangan.
ISPA
Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT, FK UI
Stadium
1. Stadium Oklusi Tuba Eustachius
Tanda adanya oklusi tuba eustachius ialah adanya gambaran
retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan negative di
dalam telinga tengah, karena adanya absorpsi udara.
Kadang-kadang membrane timpani tampak normal (tidak ada
kelainan) atau berwarna keruh pucat.
2. Stadium Hiperemis (Stadium Presupurasi)
Tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau
seluruh membrane timpani tampak hiperemis serta edem.
Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang
serosa sehingga sukar terlihat.
3. Stadium Supurasi
Edem yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel
epitel superficial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di
kavum timpani, menyebabkan membran timpani menonjol
(bulging) kearah liang telinga luar.
Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu
meningkat, serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat.
Apabila tekanan nanah di kavum timpani tidak berkurang, maka
terjadi iskemia, akibat tekanan pada kapiler-kapiler, serta timul
pada tromboflebitis pada vena-vena kecil dan nekrosis mukosa dan
submukosa. Nekrosis ini pada membrane timpani terlihat sebagai
daerah yang lebih lembek dan berwarna kekuningan, ditempat
tersebut akan terjadi ruptur.
Dengan melakukan miringotomi, luka insisi akan menutup kembali,
sedangkan apabila terjadi ruptur, maka lubang tempat rupture
(perforasi) tidak mudah menutup kembali.
4. Stadium Perforasi
Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian
antibiotika atau virulensi kuman yang tinggi, maka dapat terjadi
rupture membrane timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga
tengah ke lian telinga luar.
Anak yang tadinya gelisah sekarang menjadi tenang, suhu badan
turun dan anak dapat tertidur nyenyak.
5. Stadium Resolusi
Bila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran
timpani perlahan-lahan akan normal kembali. Bila sudah terjadi
perforasi, maka secret akan bekurang dan akhirnya kering..
Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah, maka
resolusi dapat terjadi walaupun tanpa pengobatan.
Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT, FK UI
Gejala
Stadium 1:
Salphingitis ( radang Tuba Eustachii)
telinga terasa tersumbat (oklusio tuba)
gembrebeg (tinitus low frequency)
‹ dengar (tipe CHL)
otofoni (mendengar suara sendiri)
otoskopi → MT normal
otalgia (kadang)
Stadium 2 : Pre supuratif ( radang mukoperios telinga tengah)
gejala stadium 1 bertambah hebat
panas/otalgia
Membran timpani merah (vaskularisasi jelas)
manubrium malei ke perifer
Stadium3 :Supurasi / pustulasi → perforasi
gejala stadium 1 lbh hebat lagi
anak-anak : sering rewel / kejang
Membran Timpani bullging (otalgia)
gejala mereda
keluar discharge purulen
Membran Timpani merah membara
Stadium 4: Resolusi
1. MT utuh :
1. sakit/panas hilang
2. berlanjut menjadi OME
2. MT perforasi :
1. dpt menutup kembali → sikatrik
2. tanpa stratum fibrosum
3. menjadi OMK (otitis media kronik)
Ilmu Penyakit THT FK UNDIP
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS
Yang disebut Otitis Media Supuratif Kronis ialah infeksi kronis di telinga
tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari
telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer
atau kental, bening atau berupa nanah (>2bulan)
Perjalanan Penyakit
Otitis media akut dengan perforasi membran timpani menjadi Otitis
media supuratif kronis apabila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan. Bila
proses infeksi kurang dan 2 bulan, disebut otitis media supuratif subakut.
Beberapa faktor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK ialah :
1. terapi yang terhambat diberikan terapi yang tidak adekuat
2. virulensi kuman tinggi
3. daya tahan tubuh pasien rendah (gizi kurang) atau higmene
buruk.
Etiologi
Kuman penyebab biasanya gram positif aerob, sedangkan pada infeksi
yang telah berlangsung lama sering juga terdapat kuman gram negative
dan anaerob.
Jenis OMSK
OMSK dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu :
1. OMSK tipe benigna (tipe mukosa = tipe aman)
Proses peradangan pada OMSK tipe benigna terbatas pada
mukosa saja, dan biasanya tidak mengenai tulang. Perforasi
terletak di sentral Umumnya OMSK tipe benigna jarang
menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe
benigna tidak terdapat kolesteatom.
Prinsip terapinya adalah medicamentosa. Bila secret keluar terus,
diberikan obat cuci telinga yaitu larutan H2O2 3% selama 3-5 hari.
Setelah secret berkurang atau bila sudah tenang, dilanjutkan
dengan obat tetes telingga yang mengandung antibiotic dan
kortikosteroid, tidak lebih dari 1- 2 minggu karena obat bersifat
ototoksik.
2. OMSK tipe maligna (tipe tulang = tipe bahaya).
Yang dimaksud dengan OMSK tipe maligna ialah OMSK yang
disertai dengan kolesteatoma.
OMSK ini dikenal juga dengan OMSK tipe bahaya atau OMSK tipe
tulang
Perforasi pada OMSK tipe maligna letaknya marginal atau di atik,
kadang-kadang terdapat juga kolesteatoma pada OMSK dengan
perforasi subtotal. Sebagian besar komplikasi yang berbahaya
atau fatal timbul pada OMSK tipe maligna.
Sumber : Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT Kepala Leher FKUI 2001 ; Kapita
Selekta Kedokteran Jilid I
Otitis Ekstena
Otitis eksterna adalah peradangan telinga yang dapat timbul karena beberapa faktor predoposisi, antara lain: perubahan pH canalis, cuaca panas dan kelembaban tinggi, adanya mikrotrauma (misal karena mengorek-ngorek kuping, inifaktor predeposisi utama), alergi. pH telinga biasanya normal atau asam. Bila pH menjadi basa, proteksi terhadap infeksi menurun. Pada keadaan udara yang hangat dan lembab, kuman dan jamur dapat tumbuh.
Biasanya mengenai kulit liang duapertiga dalam. Tampak kulit liang telinga hiperemis dan edema yang tidak jelas batasnya. Otitis Eksterna Difus dapat terjadi sekunder pada OMSK atau OMA.
Otitis eksterna dibedakan menjadi dua jenis, yaitu otitis eksterna furunculosa (circumskripta) dan otitis eksterna difusa.
1. Otitis eksterna furunculosa/ sirkumskriptaTerjadi pada apparatus pilosebaseus, yaitu pada bagian telinga yang ditumbuhi rambut dan ada kelenjar minyaknya, yaitu di pars cartilaginea canalis (1/3 luar liang telinga). Kuman penyebabnya Staphylococus aureus atau staphylococcus albus. Gejala dan tanda pada otitis tipe ini termasuk otalgia (karena kulit liang telinga tidak mempunyai jaringan ikat di bawahnya, sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan perikondrium), rasa nyeri yang muncul spontan saat membuka mulut (sendi temporomadibula), adanya satu atau lebih furunkel pada pars kartilaginea canalis, gangguan pendengaran ringan, kemungkinan terjadi regional limfadenitis.
2. Otitis eksterna difusaMerupakan inflamasi auricularis eksterna dengan batas difus/tidak jelas, penyebaran dapat meyebar ke suluruh kulit pars kartilaginea dan pars ossea dan menimbulkan selluitis kulit canalis. Disebut juga:- Swimer’s ear karena sering ditemukan pada para perenang dimana telinga sering terendam air dan selalu lembab seahingga memudahkan kuman berkembang.- Hot weather ear dimana pada iklim yang panas menjadi banyak berkeringat termasuk kulit telinga sehingga telinga menjadi lembab.- Tropical ear dimana pada iklim yang panas menjadi banyak berkeringat termasuk kulit telinga sehingga telinga menjadi lembab, mirip dengan hot weather ear.
ETIOLOGIKuman penyebab biasanya golongan Pseudomonas. Kuman lain yang dapat sebagai penyebab ialah Staphylococcus albus, eschericia coli, enterobacter aerogenes dan sebagainya. Otitis eksterna difus dapat juga terjadi sekunder pada otistis media supuratif kronis.
MANIFESTASI KLINISGejalanya adalah nyeri tekan tragus, duapertiga dalam kulit liang telinga sangat sempit, hiperemis dan edema tanpa batas yang jela serta tidak ditemukan furunkel. Dapat disertai demam dan pembesaran kelenjar getah bening regional dan nyeri tekan. Terdapat sekret yang berbau. Sekret ini tidak mengandung lendir (musin) seperti secret yang ke luar dari kavum timpani pada otitis media karena pada auriculas eksterna tidak terdapat jaringan mukosa yang tidak ada mukusnya.Otalgia merupakan gejala yang sangat menonjol, terkadang tidak proporsional dengan kelainan klinis yang terlihat. Otalgia ini disebabkan karena edema yang terjadi menutup muara kelenjar sehingga menghambat pengeluaran serumen. Serumen yang terhambat pengeluarannya akhirnya menjepit saraf disekitarnya. Kulit yang melapisi canalis auditorius merupakan satu-satunya tempat di dalam tubuh dimana kulit langsung terletak di atas tulang tanpa adanya jaringan subcutan. Dengan demikian, daerah ini sangat peka, dan saat pembengkakan akan sangat nyeri karena tidak ada ruang untuk ekspansi. Otalgia sangat membuat gelisah pasien. Otalgia akan bertambah berat saat telinga ditarik ke cranial atau saat membuka mulut dimana ada pergerakan articulation temporomandibularis. Keduanya memperberat otalgia karena menyebabkan kulit yang edema tertekan.
PENATALAKSANAANPengobatannya dengan membersihkan liang teling, memasukkan tampon yang mengandung antibiotika ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang meradang. Dapat diberikan kompres rivanol 1/1.000 selama 2 hari.Dapat digunakan obat tetes telinga yang mengandung polimiksin B/kolistin, neomisin, dan hidrokortison atau kloramfenikol.Bila kasus berat, diperlukan antibiotik sistemik atau oral. Bila terjadi infeksi telinga tengah maka penyebabnya yang harus diobati.
13. Penatalaksanaan farmakoterapi dan non farmakoterapi? Stadium Oklusi
Pengobatan bertujuan untuk membuka kembali tuba eustachius, sehinggan tekanan
negative di telinga tengah hilang.
Maka diberikan :
HCL efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik untuk anak < 12 tahun
HCL efedrin 1% dalam larutan fisiologik untuk usia > 12 tahun
Stadium Presupurasi/Hiperemis
Antibiotika, tetes hidung dan analgetika.
Bila membran timpani sudah terlihat hiperemis difus, sebaiknya dilakukan
miringotomi.
Antibiotika yang dianjurkan adalah gologan penisilin atau ampisilin.
Terapi awal diberikan penisilin intramuskular agardidapatkan konsentrasi yang
adekuat di dalam darah, sehingga tidak terjadi mastoiditis yang terselubung,
gangguan pendengaran sebagai gejala sisa dan kekambuhan. Pemberian antibiotika
dianjurkan minimal 7 hari.
Bila pasien alergi penisilin, diberikan eritromisin.
Pada anak:
Ampisilin diberikan dengan dosis 50-100mg/BB per hari dibagi dalam 4 dosis.
Amoksisilin 40 mg/BB per hari dibagi dalam 3 dosis.
Eritromisin 40 mg/BB per hari
Stadium Supurasi
Antibiotika disertai dengan miringotomi, bila membran timpani masih utuh.
Stadium Perforasi
Obat cuci telinga H2O2 3% selama 3 hari disertai antiniotika.
Biasanya sekret akan hilang dan perforasi dapat menutup kembali dalam waktu 7-10
hari.
Stadium Resolusi
Membran timpani berangsur normal kembali, sekret tidak ada dan perforasi
membran timpani menutup.
Bila tidak terjadi resolusi tampak sekret mengalir di liang telinga luar melalui
perforasi di membran timpani, maka antibiotika dapat dilanjutkana sampai 3
minggu.
Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT, FK UI.
14. Komplikasi dari penyakit di scenario ?a. Sebelum ada antibiotika, OMA dapat menimbulkan komplikasi, yaitu abses subperiosteal
sampai komplikasi yang berat (meningitis dan abses otak).b. Sekarang setelah ada antibiotika, semua jenis komplikasi itu biasanya didapatkan sebagai
komplikasi dari OMSK.c. Gejala umum komplikasi OMSK/OMA
i. Keluar cairan di telinga/riwayatii. Sakit kepala (kadang sangat hebat)
iii. Demamiv. Mual dan muntahv. Kadang-kadang kejang
vi. Lesuvii. Kesadaran menurun (apatis/delir/stupor/koma)
Komplikasi di telinga tengah
Perforasi membran timpani persisten
Erosi tulang pendengaran
Paralisis nervus fasialis
Komplikasi di telinga dalam
Fistula labirin
Labirintis supuratif
Tuli sensorineural
Komplikasi ekstradural
Abses ekstradural
Thrombosis sinus lateralis
Petrositis
Komplikasi ke SSPusat
Meningitis
Abses otak
Hidrosefalus otitis
Sebelum ada antiboitika, OMA dapat menimbulkan komplikasi yaitu abses subperiosteal
sampai komplikasi yang berat ( meningitis dan abses otak)
Setelah ada antibiotika, semua jenis komplikasi biasanya didapatkan sebagai komplikasi
miringotomi.
Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT, FK UI
Prognosis
Sembuh setelah std. Resolusi
1. sembuh spontan tanpa perforasi
2. sembuh dg perforasi→ bila menutup → sikatrik
3. sembuh setelah parasentesis
TIDAK sembuh
1. tanpa perforasi → OME → sekret kental → Glue ear
2. dg. perforasi → OMK → bila sembuh dan tetap perforasi → Dry ear
Ilmu Penyakit THT FK UNDIP