Hasil Dan Pembahasan

Embed Size (px)

Citation preview

2

HASIL DAN PEMBAHASAN

HasilKeragaan Wilayah (Profil)Letak geografis. Desa Tri Dharma Wirajaya merupakan salah salah satu dari 11 desa yang ada di Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung.Batas-batas Desa Tri Dharma Wirajaya Kecamatan Banjar Agung sebagai berikut: Sebelah utara berbatasan dengan Desa Suka Maju Kecamatan Banjar Margo Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tri Mukti Kecamatan Banjar Agung Sebelah barat berbatasan dengan Desa Ringin Sari Kecamatan Banjar Margo Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Gedung AjiSumber Daya Alam. Luas wilayah Desa Tri Dharma Wirajaya adalah 1.844 ha meliputi lahan sawah non irigasi 4, lahan peladangan 637, perumahan 1.173 dan lahan lainnya 30 ha (BPS Tulang Bawang, 2012). Jumlah ternak yang ada meliputi sapi 378 ekor, kambing/domba 1.472 ekor, itik 223 ekor dan ayam 2.086 ekor (BPS Tulang Bawang, 2012). Topografi Desa Tri Dharma Wirajaya adalah datar sedikit bergelombang dengan ketinggian 0-38% diatas permukaan laut. Kemiringan tanah 0-45% dengan jenis tanah Popsolik Merah Kuning dengan tingkat kesuburan yang cukup baik serta memiliki kisaran pH 4,5-5,5. Selain itu memiliki kategori iklim tipe C dengan bulan basah 9 bulan dan bulan kering rata-rata 3 bulan serta curah hujan 1.960 mm/tahun. Sumber Daya Manusia. Jumlah penduduk Desa Tri Dharma Wirajaya sebanyak 1.654 jiwa yang terdiri atas laki-laki sebanyak 808 orang, perempuan sebanyak 850 orang dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 481 KK (BPS Tulang Bawang, 2012).Kelembagaan Kelompoktani. Jumlah kelompok tani yang ada di Desa Tri Dharma Wirajaya adalah sebanyak 12 kelompok yang terdiri dari 10 kelompoktani dan 2 kelompok wanita tani dengan kelas kelompok pemula semua. Data nama-nama kelompoktani di Desa Tri Dharma Wirajaya dapat dilihat pada Tabel 2. Desa Tri Dharma Wirajaya juga sudah memiliki Gapoktan bernama Rukun Sejahtera yang berbadan hukum dan teregistrasi serta telah menerima dana bantuan PUAP (BP3K Kecamatan Banjar Agung, 2012).Tabel 2. Data Kelompoktani di Desa Tri Dharma Wirajaya Nama Kelompok TaniPengurus Kelompok TaniJumlah Anggota

KetuaBendaharaSekretaris

12345

1Sri Mukti IIwan RosidiHusinWahyudi29

2Sri Mukti IIKodir. AZSudarnoMarkuat40

3Karya BaruMulyonoMaksumSunaryo31

4Bina KaryaSardiPonimanKandar20

5Sri RejekiSatimanWiyotoParjono20

6Sumber Makmur IA. MahfudHaryonoSukardi15

7Sumber Makmur IIRohmadinSumarnoAdeng12

8Sumber Makmur IIISuwandiHolik. MSunarto13

9Sumber Makmur IVSugengPanjulJumali14

10Sumber Makmur VPatimKarsidiSolihin12

11Mekar TaniCucuk TarningsihSuparmiMusriyem22

12SrikandiSumiyatiEni HaryatiSiti Maryam23

Sumber : BP3K Kecamatan Banjar Agung (2012)Kelembagaan Penyuluhan. Adanya UU SP3K No 16 tahun 2006, kelembagaan penyuluhan dilaksanakan oleh Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Banjar Agung yang dibawahi oleh Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Tulang Bawang. BP3K Kecamatan Banjar Agung berlokasi di Desa Banjar Agung dengan wilayah kerja binaan 11 desa. Jumlah penyuluh pertanian yang ada di BP3K Kecamatan Banjar Agung hanya 2 orang PNS. Jumlah ini masih terlalu kurang untuk mewujudkan satu desa satu penyuluh (BP3K Kecamatan Banjar Agung, 2012). KajianUji Validitas. Sebelum kuisioner digunakan terlebih dahulu di uji validitasnya. Dari hasil pengukuran validitas terhadap 66 item pertanyaan, diperoleh 5 item yang tidak valid. Uji Reliabilitas. Setelah menguji validitas pada kuisioner dilanjutkan dengan uji reliabilitasnya dan di dapatkan hasil nilai cronbachs alpa 0,980. Dari hasil tersebut, maka instrument dinyatakan reliabel sehingga kuisioner dapat digunakan untuk mengukur dalam mengumpulkan data.Karakteristik responden dalam pelaksanaan tugas akhir di Desa Tri Dharma Wirajaya adalah sebagai berikut :a. Berdasarkan umurUmur responden 25-35 tahun berjumlah 7 orang, umur responden 36-45 tahun berjumlah 19 orang, umur responden 46-55 tahun berjumlah 3 orang dan umur responden 56-65 berjumlah 4 orang.b. Berdasarkan tingkat pendidikanSebagaimana hasil kajian didapat bahwa tingkat pendidikan responden yang telah lulus SD sebanyak 14 orang, SMP 11 orang, SMA/Sederajat 4 orang dan SI hanya 1 orang.Uji Kendalls W. Data jawaban hasil kuisioner dari 30 orang responden mengenai pemberdayaan fungsi kelompoktani dianalisis dengan uji Kendalls W menunjukan nilai mean rank dapat dilihat pada Tabel 3.Tabel 3. Hasil uji Kendall W fungsi kelompoktaniVariabelSub Variabel NilaiRangkingNilai WKeterangan

Fungsi KelompoktaniKelas BelajarWahana Kerja SamaUnit Produksi1,322,032,650,465

Masalah Fungsi Kelompoktani Sebagai Kelas Belajar

Sumber: Kendalls W Test (2013)Berdasarkan Tabel 3 diatas hasil kajian diatas menunjukan bahwa untuk aspek Kelompoktani fungsi kelompok tani dalam kelas belajar adalah 1,32, wahana kerja sama 2,03 dan unit produksi 2,65. Maka dari data hasil uji diatas dapat dinyatakan bahwa fungsi kelompok tani dalam kelas belajar dan pakan tambahan memiliki nilai yang terendah yaitu 1,32 dengan nilai W pada aspek fungsi kelompoktani sebesar 0,465.Mengenai aspek teknis dalam pemberian pakan setelah dianalisis dengan uji Kendalls W menunjukan nilai mean rank dapat dilihat pada Tabel 4.Tabel 4. Hasil uji Kendall W aspek teknis pakanVariabelSub Variabel NilaiRangkingNilai WKeterangan

PakanJenis Pakan HijauanPakan Tambahan

1,801,200,386Masalah Pemberian Pakan Tambahan

Sumber: Kendalls W Test (2013)Berdasarkan Tabel 4 diatas, aspek teknis pakan meliputi : jenis-jenis pakan hijauan memiliki nilai 1,80 dan pemberian pakan tambahan sebesar 1,20. Maka dari data hasil uji diatas dapat dinyatakan bahwa pakan tambahan memiliki nilai yang terendah yaitu 1,20 dengan nilai W pada aspek teknis pakan sebesar 0,368.PembahasanHasil uji validitas terhadap 66 item pertanyaan, diperoleh 5 item yang tidak valid, maka pertanyaan yang tidak valid tersebut tidak diikut sertakan dalam uji reliabilitas dan hanya 61 item yang digunakan dalam pengukuran responden. Semua item pertanyaan yang lain dianggap valid karena berkorelasi signifikan terhadap skor total item dengan nilai korelasi >0,5 dan nilai probabilitas korelasi >0,05. Sedangkan hasil uji reliabilitasnya di dapatkan hasil nilai cronbachs alpa 0,980. Dari hasil tersebut, maka instrument dinyatakan reliabel sehingga kuisioner dapat digunakan untuk mengukur dalam mengumpulkan data karena nilai cronbachs alpanya lebih dari 0,60. Jadi kuisioner yang akan digunakan untuk pengkajian dinyatakan valid dan reliabel.Berdasarkan hasil analisis Kendalls W dari aspek fungsi kelompoktani yang memiliki nilai tertinggi adalah fungsi kelompoktani sebagai unit produksi dengan nilai 2,65 karena penyusunan RDK dan RDKK pada kelompoktani Sri Mukti I dan Sri Mukti II sudah berjalan. Selanjutnya peringkat kedua pada fungsi wahana kerjasama memiliki nilai 2,03. Hal ini disebabkan oleh para pengurus dan anggota kelompoktani telah saling mengenal dan memiliki sifat yang terbuka. Selain itu kelompoktani tersebut telah bekerjasama dengan lembaga permodalan. Kemudian nilai terendah yaitu 1,32 dalam hal fungsi kelompoktani sebagai kelas belajar. Hal ini disebabkan karena kelompoktani Sri Mukti I dan Sri Mukti II banyak yang belum dapat merencanakan dan merumuskan keperluan belajar. Kelompoktani tersebut belum mempunyai rencana kerja kelompok karena belum tahu bagaimana cara menyusunnya. Disamping itu pemahaman tentang administrasi kelompoktani masih rendah dilihat dari catatan antara administrasi keuangan dan non keuangan masih menjadi satu. Selain itu, pertemuan kelompoktani belum berjalan secara maksimal karena sebagian besar anggota belum memahami manfaat pertemuan kelompoktani. Menurut Deptan (2012), Adapun cara menggali dan merumuskan keperluan belajar kelompok tani antara lain dengan menanyakan kepada anggota kelompoktani tentang kondisi dan masalah yang dihadapi dalam mengelola dan mengembangkan usahanya, membuat daftar dan masalah yang ditemui serta memilih kondisi dan masalah yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan anggota kelompoktani. Setelah disusun keperluan belajar kemudian menyusun rencana belajar kelompoktani dengan melibatkan semua pengurus dan anggota kelompoktani.Kurangnya penyelenggaraan diskusi yang dilakukan oleh kelompoktani yang hanya beberapa anggota saja yang aktif sehingga mengakibatkan keperluan/materi belajar tidak sesuai dengan yang diinginkan. Selain itu sumber-sumber informasi yang didapat hanya terbatas pada instansi pembina saja dan kelompoktani belum aktif mencari sumber-sumber informasi untuk belajar. Rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki anggota kelompoktani mempengaruhi tingkat pengetahuan dalam kegiatan belajar. Hal lainnya yaitu kelompoktani belum memiliki tempat pertemuan tetap yang dapat dijadikan sebagai saung meeting kelompok. Menurut Deptan (2007), bahwa kelompoktani diarahkan agar mempunyai kemampuan sebagai berikut : 1) Menggali dan merumuskan keperluan belajar, 2) Merencanakan dan mempersiapkan keperluan belajar 3) Menjalin kerja sama dengan sumber-sumber informasi yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang berasal dari sesama petani, instansi pembina maupun pihak-pihak lain. 4) Menciptakan iklim/lingkungan belajar yang sesuai 5) Berperan aktif dalam proses belajar-mengajar, termasuk mendatangi/konsultasi ke kelembagaan penyuluhan pertanian, dan sumber-sumber informasi lainnya. 6) Mengemukakan dan memahami keinginan, pendapatan maupun masalah yang dihadapi kelompoktani. 7) Merumuskan kesepakatan bersama, baik dalam memecahkan masalah maupun dalam melakukan berbagai kegiatan kelompoktani 8) Merencanakan dan melaksanakan pertemuan-pertemuan berkala baik didalam kelompok, antar kelompoktani atau dengan instansi/lembaga terkait. Untuk dapat meningkatkan fungsi kelompoktani sebagai kelas belajar maka perlu menambah kesadaran petani tentang belajar mengajar bagi anggota kelompoktani guna dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta dapat tumbuh dan berkembang kemandiriannya dan meningkatkan pendapatan.Hasil analisis mengenai aspek teknis nilai tertinggi 1.80 pada sub variabel pada jenis-jenis hijauan karena pada umumnya pengetahuan petani pada kelompoktani Sri Mukti I dan Sri Mukti II tentang menggunakan hijauan untuk pakan ternak sudah biasa dilakukan. Sedangkan pakan tambahan memiliki nilai terendah yaitu 1,20. Hal ini disebabkan hanya sebagian kecil anggota kelompoktani saja yang menggunakan pakan tambahan. Hal ini dikarenakan usaha ternak sapi potong yang dilakukan sebagian besar masih sebagai usaha sambilan. Menurut Abidin dan Soeprapto (2008), usaha peternakan yang masih bersifat tradisional dengan pengelolaan seadanya dan bersifat sambilan maka tidak akan didapatkan hasil yang maksimal. Ternak sapi potong yang dipelihara hanya sebagai tabungan yang hanya akan dijual sewaktu-waktu ketika peternak membutuhkan uang secara mendadak akan mengakibatkan harga yang rendah karena waktu penjualannya tidak direncanakan terlebih dahulu (Abidin dan Soeprapto, 2008). Kenyataan inilah yang terjadi pada kelompoktani Sri Mukti I dan Sri Mukti II dengan memelihara ternak sapi potong dalam jangka waktu yang lama dan bila ada kebutuhan mendesak baru akan dijual. Ditambahkan lagi dengan jumlah kepemilikan ternaknya pun berbeda-beda mulai dari 1-20 ekor/petani, maka sistem budidaya ternak sapi potong hanya dilakukan secara digembalakan saja di sekitar kebun dan lahan pertanian lainnya tanpa tahu kandungan pakan yang cukup untuk ternak tersebut yang menjadikan petani tidak memikirkan bagaimana memperoleh keuntungan dari hasil usahanya. Menurut Abidin dan Soeprapto (2008), bahwa usaha peternakan skala komersial dan semi komersial yang mempertimbangkan waktu pemeliharan yang singkat akan menekan jumlah biaya yang dikeluarkan maka keuntungan akan didapat dengan memberikan pakan hijauan sebagai pakan utama dan pakan tambahan konsentrat. Dengan pemberian bahan pakan tersebut maka pertumbuhan sapi diharapkan dapat dipacu lebih cepat. Santosa (2006) menyatakan pula bahwa pakan merupakan kebutuhan mutlak yang harus selalu di perhatikan dalam kelangsungan hidup pemeliharaan ternak, apalagi pada ternak ruminansia yang memerlukan sumber hijauan sebagai pakan utama dan pakan konsentrat. Pada kelompoktani Sri Mukti I dan II sebagian besar pemilik ternak hanya memberikan pakan hijauan saja yang berasal dari rumput lapang yang ada disekitar rumah atau pun di kebun mereka sendiri, hanya beberapa saja yang sudah memberikan pakan tambahan berupa konsentrat.Menurut Abidin (2008), Konsentrat adalah campuran dari beberapa bahan pakan untuk melengkapi kekurangan gizi dari hijauan makanan ternak. Terdiri dari bahan pakan dengan kandungan serat kasar rendah dan mudah dicerna barasal dari biji-bijian, hasil ikutan/limbah pertanian dan pabrik pengolahan hasil pertanian dan bahan berasal dari hewan seperti tepung ikan, tepung darah dan lain-lain. Menurut Ramadhan (2013), pakan konsentrat dibagi menjadi 2 yaitu :1. Sebagai sumber energi yakni semua bahan pakan ternak yang jumlah kandungan protein kasarnya kurang dari 20% dengan serat kasar dibawah 18%. seperti dedak, jagung, ampas tebu, kulit nanas dan onggok. Fungsinya yaitu menyediakan energi untuk bergerak, berproduksi, pertumbuhan dan untuk timbunan lemak. 2. Sebagai sumber protein yakni bahan pakan ternak yang jumlah kandungan protein kasarnya lebih dari 20%. Sumber protein asal hewani seperti tepung ikan, bekicot, keong air, keong mas, kepala udang, sisa-sisa rumah potong, tepung darah. Dapat pula berupa sumber protein nabati seperti bungkil kedelai, bungkil kelapa, kacang kedelai, dan biji lamtoro. Fungsi sebagai sumber protein untuk menyediakan zat untuk proses pertumbuhan daging dan memproduksi sel-sel baru bagi tubuh. Kecamatan Banjar Agung memiliki lahan pertanian dan perkebunan yang cukup luas didukung dengan adanya pabrik-pabrik yang menghasilkan limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan tambahan untuk ternak sapi potong seperti dedak, onggok, gaplek, ubi kayu daun lain-lain, atau dapat juga diberikan limbah industri seperti bungkil sawit, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, ampas tahu, molases dan lain-lain.Pada umumnya petani memberikan pakan terhadap ternaknya dengan cara menggembalakannya saja di pekarangan rumah atau tempat yang dinilai cukup memiliki rumput yang memadai. Keadaan inilah yang membuat petani belum dapat memberikan pakan tambahan konsentrat dan menganggap jika di beri rumput saja ternak sapi potong yang dipelihara sudah cukup. Dengan demikian penggemukan dengan pemberian hijauan saja tidak akan memberikan hasil yang optimal. Untuk mendapatkan pertambahan bobot badan yang lebih cepat, dan sesuai dengan target yang dikehendaki, maka sapi harus diimbangi dengan pemberian pakan tambahan konsentrat. Konsentrat diharapkan tersedia terus menerus, murah dan mudah didapat. Berdasarkan pakannya, sapi termasuk hewan herbivora yaitu pemakan tumbuhan. Seluruh pakannya berasal dari tumbuhan. Kebutuhan sapi akan hijauan adalah 10 % dari bobot badan dan pakan konsentrat 1% dari bobot badan. Zat yang terkandung dalam pakan diperlukan untuk pertumbuhan, pergerakan, perkembangbiakan serta untuk kebutuhan hidupnya. Pakan hendaknya tidak diberikan secara sekaligus dalam jumlah banyak dalam tiap harinya, melainkan menjadi beberapa bagian. Pada pagi hari diberikan sedikit hijauan dan setelah itu diberikan konsentrat bagian pertama dua jam kemudian diberikan hijauan kembali. Pada sore hari konsentrat bagian kedua di berikan kembali, setelah dua jam diberikan lagi pakan hijauan (Rianto dan Purbowati, 2010).Menurut Sudarmono dan Sugeng (2009), pakan tambahan bagi ternak sapi biasanya berupa vitamin, mineral, dan urea disebut feed-Suplement. Pakan tambahan ini dibutuhkan oleh sapi yang dipelihara secara intensif, yang hidupnya berada didalam kandang terus menerus. Vitamin yang dibutuhkan oleh sapi yang dipelihara vitamin A dan vitamin D, sedangkan mineral sebagai bahan pakan tambahan dibutuhkan untuk berproduksi terutama sumber kalsium dan posfor. Para petani masih kurang pengetahuan dan pemahaman mereka tentang pakan tambahan feed suplement yang dapat diberikan kepada ternak.Feed Suplement sebagai pakan pemacu pertumbuhan dan peningkatan populasi mikroba dalam rumen, sehingga dapat merangsang penambahan jumlah konsumsi serat kasar yang hasilnya akan meningkatkan produksi. Salah satu bahan pakan feed suplement yang diberikan dapat berupa Urea Molases Blok.Urea Molases Blok (UMB) adalah pakan tambahan yang terbuat dari bahan berupa urea, molases, mineral dan bahan lain dengan proses pemanasan. Urea sebagai pakan tambahan hanya bisa diberikan pada sapi dalam jumlah yang terbatas, yakni 2% dari seluruh ransum yang diberikan. Jika terlalu banyak, sapi bisa keracunan. Urea mengandung 45% N dengan bantuan mokroorganisme di dalam rumen N bisa diurai dan diikat menjadi protein bermanfaat (Sudarmono dan Sugeng, 2009). Selain Urea Molases Blok, ada beberapa macam feed suplement yang dapat diberikan kepada ternak sapi potong. Salah satu feed suplement yang dapat digunakan adalah Bioplus. Bioplus adalah salah satu bahan pakan tambahan yang memenuhi syarat sebagai bahan pakan tambahan; mengandung mikroba hidup, mampu meningkatkan produksi, memperbaiki konversi pakan, dan meningkatkan kesehatan hewan. Bioplus dikembangkan dari limbah rumah pemotongan hewan. Isi ruman sapi ditampung di tempat pemotongan diseleksi dan di fermentasi dengan diberi pakan jerami (Sujarwo, 2012). Aplikasi penggunaan Bioplus adalah dengan cara dicampur dedak padi dengan dosis 1 kg Bioplus untuk 400 kg dedak padi ditambah garam dapur. Bioplus ini mampu meningkatkan berat badan harian sapi sebesar 0,68 kg.Dalam hal menyediakan dan memberikan pakan pada ternak sapi potong dikelompoktani hanya mengandalkan rumput lapang dan pemberiannya hanya dengan perkiraan jika dinilai ternaknya sudah merasa kenyang serta belum semua petani memberikan pakan tambahan berupa konsentrat dan feed suplement. Dalam hal ini rendahnya tingkat pengetahuan petani yang dimiliki menjadi salah satu faktor penyebabnya. Selain itu, sulitnya mendapatkan informasi yang tepat mengenai budidaya ternak sapi potong yang baik karena kurangnya penyuluh dan ketiadaan penyuluh peternakan di Kecamatan Banjar Agung. Keadaan inilah yang sebenarnya menuntut petani harus lebih aktif dalam mencari sumber-sumber informasi tentang beternak sapi potong dan tidak hanya mengandalkan informasi dari penyuluh.

RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PENYULUHAN

Rancangan Kegiatan Penyuluhan Hasil KajianBerdasarkan hasil pengkajian dari pemberdayaan fungsi kelompoktani ternak sapi potong melalui pemberian pakan tambahan di Kecamatan Banjar Agung telah didapat hasil yang terlemah yang memerlukan pembinaan melalui penyuluhan.Fungsi kelompoktani sebagai kelas belajar memiliki kelemahan yang terbesar dibandingkan dengan fungsi kelompoktani sebagai wahana kerjasama dan unit produksi. Agar fungsi kelompoktani sebagai kelas belajar dapat berjalan dengan baik maka perlu diberikan pemahaman pentingnya pertemuan kelompok yang dapat menjadikan komunikasi antar anggota berjalan dengan baik dan dapat terjadi diskusi yang dapat menambah pengetahuan anggota kelompoktani. Selain itu kelompok diberikan pemahaman terhadap pengelolaan administrasi yang terdiri dari administrasi kegiatan dan admistrasi keuangan. Pada aspek teknis, pemberian pakan tambahan merupakan yang terlemah. Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang ada, maka beberapa materi yang dapat diberikan pada kegiatan penyuluhan meliputi:1. Fungsi kelompoktani sebagai kelas belajar2. Administrasi kelompoktani3. Manfaat pertemuan kelompoktani4. Pengenalan pemberian pakan tambahan berupa konsentrat dan feed supplementMedia yang digunakan dalam penyuluhan yaitu folder, handout, kertas dan alat tulis. Sedangkan metode yang digunakan dengan cara ceramah dan diskusi.Pelaksanaan Kegiatan PenyuluhanKegiatan penyuluhan merupakan salah satu tujuan dari pelaksanaan Penugasan Akhir ini. Kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan berdasarkan dari hasil analisis data yang diperoleh dari kuisioner yang telah diolah dengan bantuan SPSS Versi 17. Adapun penyuluhan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan kelompoktani disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan yang ada pada sasaran.Berikut ini beberapa kegiatan penyuluhan di kelompoktani yang ada di Desa Tri Dharma Wirajaya Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang yaitu:1. Kegiatan penyuluhan di Kelompoktani Sri Mukti I Desa Tri Dharma Wirajaya Kecamatan Banjar Agung.Materi: Fungsi kelompoktani sebagai kelas belajarSasaran: Pengurus dan anggota kelompoktaniWaktu: 23 April 2013Alat dan Bahan: Folder,handout, kertas dan alat tulisMetode: Ceramah dan diskusi2. Kegiatan penyuluhan di kelompoktani Sri Mukti II Desa Tri Dharma Wirajaya Kecamatan Banjar Agung.Materi: Manfaat pertemuan kelompok Administrasi kelompoktaniSasaran: Pengurus dan anggota kelompoktaniWaktu: 26 April 2013Alat dan Bahan: Folder, handout, kertas dan alat tulisMetode: Ceramah dan Diskusi3. Kegiatan penyuluhan di Kelompoktani Sri Mukti I Desa Tri Dharma Wirajaya Kecamatan Banjar Agung.Materi: Pengenalan pemberian pakan konsentrat dan feed suplementSasaran: Pengurus dan anggota kelompoktaniWaktu: 29 April 2013Alat dan Bahan: Folder, kertas dan alat tulisMetode: Ceramah dan diskusi4. Kegiatan penyuluhan di kelompoktani Sri Mukti II Desa Tri Dharma Wirajaya Kecamatan Banjar Agung.Materi: Pengenalan pemberian pakan tambahan konsentrat dan feed suplementSasaran: Pengurus dan anggota kelompoktaniWaktu: 1 Mei 2013Alat dan Bahan: Folder, kertas dan alat tulisMetode: Ceramah dan diskusi5. Kegiatan penyuluhan di Kelompoktani Sri Mukti I Desa Tri Dharma Wirajaya Kecamatan Banjar Agung.Materi: Manfaat pertemuan kelompoktani Administrasi kelompoktani Sasaran: Pengurus dan anggota kelompoktaniWaktu: 3 Mei 2013Alat dan Bahan: Folder,handout, kertas dan alat tulisMetode: Ceramah dan diskusi6. Kegiatan penyuluhan di kelompoktani Sri Mukti II Desa Tri Dharma Wirajaya Kecamatan Banjar Agung.Materi: Fungsi Kelompoktani sebagai kelas belajarSasaran: Pengurus dan anggota kelompoktaniWaktu: 6 Mei 2013Alat dan Bahan: Folder, handout, kertas dan alat tulisMetode: Ceramah dan diskusiEvaluasiEvaluasi kegiatan penyuluhan dengan menggunakan pretest (sebelum penyuluhan) dan post test (setelah penyuluhan) untuk menilai keberhasilan penyuluhan yang telah dilakukan. Dari hasil uji Kendalls W yang menunjukan bahwa nilai terendah berada pada fungsi kelompok sebagai kelas belajar dan pakan tambahan. Dengan demikian untuk mengukur keberhasilan dari pembinaan atau penyuluhan pada kelompok dilakukan dengan membagikan kuisioner pre test dan post test untuk mengetahui peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah pembinaan atau penyuluhan dilakukan serta hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.Tabel 5. Hasil perhitungan kuisioner pre test dan post testNoAspek yang dinilaiJumlah nilai Pre testJumlah nilai Post testPersentase peningkatan (%)Kriteria

1. Kelas belajar1,792,8927,50Cukup berhasil

2.Pakan Tambahan1,973,0827,75Cukup berhasil

Sumber: Data terolah (2013)Hasil evaluasi yang diperoleh dari pengatahuan fungsi kelompoktani sebagai kelas belajar meningkat dari rata-rata 1,79 menjadi rata-rata 2,89 berubah sebanyak 27,50% dengan kategori Cukup Berhasil. Sedangkan hasil evaluasi pada pengetahuan pemberian pakan tambahan berupa konsentrat dan feed suplement menunjukan perubahan dari rata-rata 1,97 menjadi rata-rata 3,08 berubah sebanyak 27,75% dengan kategori Cukup Berhasil. Pembinaan yang dilakukan dengan ceramah, anjang sana dan diskusi serta melihat langsung ke petani yang telah melakukan penggemukan sapi secara intensif. Para pengurus dan anggota kelompoktani sudah mulai menerapkan meteri penyuluhan yang telah diberikan walaupun belum semuanya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Berdasarkan hasil pelaksanaan Penugasan Akhir di Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang tanggal 17 Mei 2013 sampai 12 Mei 2013 dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil analisis pada aspek fungsi kelompoktani disimpulkan bahwa permasalahan yang paling utama adalah fungsi kelompoktani sebagai kelas belajar karena memiliki nilai paling rendah2. Permasalahan utama yang ada pada aspek teknis dalam pakan yaitu tentang pemberian pakan tambahan karena memiliki nilai yang paling rendah3. Hasil evaluasi kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan menunjukan adanya peningkatan fungsi kelompoktani sebagai kelas belajar dari rata-rata 1,79 menjadi rata-rata 2,89 berubah sebanyak 27,50% dengan kategori Cukup Berhasil. Sedangkan hasil evaluasi pada pemberian pakan tambahan menunjukan perubahan dari rata-rata 1,97 menjadi rata-rata 3,08 berubah sebanyak 27,75% dengan kategori Cukup Berhasil.SaranAdapun saran yang ingin disampaikan dalam kajian tentang pemberdayaan fungsi kelompoktani ternak sapi potong dalam pemberian pakan tambahan adalah sebagai berikut:1. Untuk meningkatkan pemberdayaan kelompok, peran penyuluh dan lembaga penyuluhan sangat diperlukan. Oleh karena itu, pembinaan dan pendampingan pada kelompoktani perlu dilaksanakan secara berkesinambungan2. Perlunya peningkatan kualitas dan kuantitas penyuluh yang diikuti dengan kegiatan penyuluhan yang lebih aktif, inovatif dan terus berkelanjutan3. Petani diharapkan dapat memanfatkan inovasi dan teknologi sesuai dengan keadaan wilayah yang ada4. Kajian pemberdayaan fungsi kelompoktani ternak sapi potong dalam pemberian pakan tambahan masih banyak memiliki kelemahan dan jauh dari sempurna. Apresiasi yang tinggi penyusun berikan kepada pihak-pihak yang ingin mendalami lebih lanjut.DAFTAR PUSTAKAAAK.1991. Petunjuk Ternak Sapi Potong dan Kerja.Yogjakarta. Kanisius.Abidin, Z.2008. Penggemukan Sapi Potong. Jakarta. Agromedia Pustaka.Abidin, Z dan Soeprapto H.2008. Cara Tepat Penggemukan Sapi Potong. Jakarta. Agromedia PustakaArikunto, S.1993. Prosedur Penelitan Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta.Rineka Cipta.[BP3K] Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Banjar Agung.2012. Programa BP3K Kecamatan Banjar Agung 2012. Banjar Agung. BP3K Kecamatan Banjar Agung.[BPS] Badan Pusat Statistik Tulang Bawang.2012. Tulang Bawang dalam Angka 2012. BPS Kabupaten Tulang Bawang.[Deptan] Departemen Pertanian.2006. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Jakarta. Departemen Pertanian.-------------- 2007. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 273/kpts/OT.160/2007 tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Kelompoktani dan Gabungan Kelompoktani. Jakarta. Departemen Pertanian.--------------- 2009. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Jakarta. Departemen Pertanian.--------------- 2012. Materi Penyuluhan Pertanian Penguatan Kelembagaan Petani Buku I Kelompoktani Sebagai Kelas Belajar. Jakarta. Sinar Tani.Ghozali, I.2002. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.Mardikanto, T.1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret. Surakarta. University Press.Padmowiharjo.1999. Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Jakarta. Universitas Terbuka.Pambudi, R dan Adhi AK.2002. Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Menuju Terwujudnya Masyarakat Madani. Jakarta. BPSDMP Pusat Pengembangan Penyuluhan Pertanian.Priyatno, D.2013. Mandiri Belajar Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta. Mediakom.Ramadhan, D.2013. Teknik dan Manajemen Usaha Ternak Potensial. Yogyakarta. Transidea Publishing. Rianto, E dan Purbowati E.2010. Panduan Lengkap Sapi Potong. Jakarta. Penebar Swadaya. Santosa,U.2006. Tatalaksana Pemeliharaan Ternak Sapi. Jakarta. Penebar Swadaya. Santosa,U.2010. Mengelola Peternakan sapi secara Profesional. Jakarta. Penebar Swadaya. Sarwono B dan Ariyanto H B. 2005. Penggemukan Sapi Secara Cepat. Jakarta. Penebar Swadaya.Siregar,B.S. 2008. Penggemukan Sapi. Jakarta. Penebar Swadaya Slamet, M.2003. Pemberdayaan Masyarakat dan Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. Bogor. IPB Press.Sudarmono, A.S. dan Sugeng B.2009. Sapi Potong. Jakarta. Penebar Swadaya.Sugeng, YB.2010. Sapi Potong. Kanisius. Yogyakarta.Sugiyono.1998. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfabeta.Sujarwo, E.2012. Cara Mudah Budidaya Sapi Potong. Yogyakarta. Genius Publisher.Suparyanto.2010. Uji Validitas Kuisioner Penelitian. http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/12/uji-validitas-kuesioner-penelitian.html. diakses 9 maret 2013.Utomo, R.2012. Bahan Pakan Berserat Untuk Sapi. Yogyakarta. PT. Citra Aji Parama. Van Den Ban, A.W. dan HS. Hawkins.1999. Penyuluhan Pertanian. Jakarta. Kanisius. Wahjuti, U.2006. Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian. Jakarta Universitas Terbuka.Yahya, MZ.2011. Pembinaan Kelompok Sapi Potong Sebagai Unit Produksi di gapoktan Cupak Sepakat Nagari Cupak Kecamatan Gedung Talang Kabupaten Solok Provinsi Sumatra Barat. [KIPA].Bogor. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian.

Lampiran 1. Jadwal pelaksanaan kegiatan penugasan akhir

NoJenis kegiatanBulan/minggu ke

MaretAprilMei

34123412

1a. Berangkat ke lokasi

b. Melapor ke instansi terkait

c. Konsultasi dengan pembimbing eksternal

d. Perkenalan

2a. Pengambilan data sekunder

b. Pengumpulan data primer

3a. Mengelola dan menganalisis data

b. Konsultasi dengan pembimbing eksternal

4a. Interprestasi data

b. Penerapan materi penyuluhan

- Persiapan alat dan bahan penyuluhan

- Penetapan waktu penyuluhan

5Kegiatan penyuluhan/ pemberdayaan petani

6a. Evaluasi

b. Konsultasi dengan bimbingan

c. Pembuatan laporan

d. Koordinasi dengan PPL

7Pembuatan laporan

Lampiran 2. Jurnal kegiatan penugasan akhirNo.Hari / TanggalKegiatan

1.Minggu,17-03-2013Berangkat dari STTP Bogor

Senin, 18-03-2013Istirahat

Selasa, 19-03-2013Tiba di lokasi penugasan akhir (PA)

Rabu, 20-03-2013Melapor ke kantor kesatuan bangsa (Kesbang) dan kantor BP4K

Kamis, 21-03-2013Melapor ke kantor Camat untuk izin lokasi penugasan akhir (PA)

Jumat, 22-03-2013Melakukan konsultasi dengan pembimbing eksternal

Sabtu, 23-03-2013Koordinasi dengan Kepala Desa Tri Dharma Wirajaya

2Senin, 25-03-2013Melapor dan koordinasi dengan Kepala BP3K Kecamatan Banjar Agung

Selasa, 26-03-2013Anjangsana ke rumah ketua kelompoktani Sri Mukti I tentang keadaan kelompoktani (Wawancara)

Rabu, 27-03-2013Pengisisan kuesioner ke petani di kelompoktani Sri Mukti I

Kamis, 28-03-2013Anjangsana ke rumah ketua kelompoktani Sri Mukti II tentang keadaan kelompoktani (Wawancara)

Jumat, 29-03-2013Anjang sana ke rumah PPL

Sabtu, 30-03-2013Pengisisan kuesioner ke petani di kelompoktani Sri Mukti II

3Senin, 1-04-2013Anjangsana ke rumah kelompoktani Sri Mukti I

Selasa, 2-04-2013Rekap data kuisioner

Rabu, 3-04-2013Rekap data kuesioner

Kamis, 4-04-2013Rekap data kuesioner

Jumat, 5-04-2013Konsultasi dengan pembimbing eksternal

Sabtu, 6-04-2013Rekap data kuisioner

4Senin, 8-04-2013Megikuti pendampingan kelompoktani Sri Mukti II untuk mengikuti supervisi penerimaan bantuan lumbung pakan ternak

Selasa, 9-04-2013Mengikuti pertemuan penyuluh di BP3K Kecamatan Banjar Agung

Rabu, 10-04-2013Persiapan alat dan bahan penyuluhan

Kamis, 11-04-2013Anjang Sana kerumah kelompoktani Sri Mukti II

Jumat, 12-04-2013Mengikuti pertemuan penyuluh di BP4K Kabupaten Tulang Bawang

Sabtu, 13-04-2013Penetapan waktu penyuluhan

5Senin, 15-04-2013Mengikuti pertemuan penyuluh di BP3K Kecamatan Banjar Agung

Selasa, 16-04-2013Konsultasi dengan pembimbing ekternal

Rabu, 17-04-2013Persiapan alat dan bahan penyuluhan

Kamis, 18-04-2013Penetapkan waktu penyuluhan

Jumat, 19-04-2013Jadwal supervisi

Sabtu, 20-04-2013Anjangsana kerumah Gapoktan Desa Tri Dharma Wirajaya

6Senin, 22-04-2013Pembagian kuisioner pre test kelompoktani dan Penyuluhan di kelompoktani Sri Mukti I

Selasa, 23-04-2013Pengolahan data

Rabu, 24-04-2013Konsultasi dengan pembimbing eksternal

Kamis, 25-04-2013Penyusunan laporan

Jumat, 26-04-2013Pembagian kuisioner pre test Kelompok Sri Mukti II dan Penyuluhan di kelompoktani Sri Mukti II

Sabtu, 27-04-2013Pengolahan data

7Senin, 29-04-2013Penyuluhan di kelompoktani Sri Mukti I

Selasa, 30-04-2013Konsultasi dengan pembimbing eksternal

Rabu, 1-05-2013Penyuluhan di kelompoktani Sri Mukti II

Kamis, 2-05-2013Penyusunan laporan

Jumat, 3-05-2013Penyuluhan di kelompoktani Sri Mukti I serta pembagian kuisioner post test

Sabtu, 4-05-2013Pengolahan data

8Senin, 6-05-2013Penyuluhan di kelompoktani Sri Mukti II serta pembagian kuisioner post test

Selasa, 7-05-2013Pengolahan data dan penyusunan laporan

Rabu, 8-05-2013Pamitan dengan Kepala Desa Tri Dharma Wirajaya Gapoktan dan Kelompoktani bahwa pelaksanaan praktek telah berakhir

Kamis, 9-05-2013Pamitan dengan pembimbing eksternal, Kepala BP3K dan PPL Kecamatan Banjar Agung,bahwa pelaksanaan praktek telah berakhir

Jumat, 10-05-2013Melapor ke kantor kesatuan bangsa (Kesbang) dan Kepala BP4K Kabupaten Tulang Bawang bahwa pelaksanaan praktek telah berakhir

Sabtu, 11-05-2013Istirahat

Minggu, 12-05-2013Kembali ke kampus STTP

Lampiran 3. Data responden uji validitas dan kajian NoNama Responden(Uji Validitas)Umur (Tahun)Pendidikan TerakhirKelompoktaniJumlah Ternak

1.Abu Wijaya45SDHarapan Makmur5

2.Darmulin65SDHarapan Makmur1

3.Misdar43SMPHarapan Makmur3

4.Suratmo39SMPHarapan Makmur2

5.Dedek S34SMAHarapan Makmur9

NoNama Responden(Kajian)Umur (Tahun)Pendidikan TerakhirKelompoktaniJumlah Ternak

1.Husin67SDSri Mukti I3

2.Naspi65SDSri Mukti I1

3.Ana Ujang43S1Sri Mukti I2

4.Wawan27SMPSri Mukti I2

5.Sukarno42SMPSri Mukti I3

6.Ateng38SMPSri Mukti I2

7.Ahyadi25SDSri Mukti I4

8.Asep25SMPSri Mukti I1

9.Kasmo60SDSri Mukti I3

10.Tasman63SDSri Mukti I5

11.Kirdimin47SMPSri Mukti I2

12.Romadin38SMPSri Mukti I5

13.Wahyudi38SMPSri Mukti I3

14.Saminem48SDSri Mukti I5

15.Ngatini27SMPSri Mukti I4

16.Dudung42SDSri Mukti II2

17.Margo43SDSri Mukti II1

18.Komsun42SMPSri Mukti II3

19.Samino22SDSri Mukti II5

20.Ruminta38SDSri Mukti II4

21.Sohari40SDSri Mukti II1

22.Satino23SMPSri Mukti II2

23.Sudaryanto50SDSri Mukti II1

24.Markuat37SMASri Mukti II1

25.Soimin32SDSri Mukti II3

26.Junaedi42SMPSri Mukti II2

27.Juanda43SDSri Mukti II5

28.Tatang40SMASri Mukti II4

29.Kodir AZ41SMASri Mukti II20

30.Sudarno43SMASri Mukti II13

Lampiran 4. KuisionerKUESIONER KAJIANJudul :Pemberdayaan Fungsi Kelompoktani Ternak Sapi Potong Dalam Pemberian Pakan Tambahan di Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung

PENGANTARAssallamualaikum Warahmatullahiwabarakatu,Pemberdayaan petani adalah suatu proses mengembangkan individu dan kelompoktani agar mempunyai kemauan, kemampuan, dan keterampilan untuk; a) mengidentifikasi potensi dan permasalahan mereka, menyusun prioritas, dan mencari pemecahan permasalahan mereka, b) berkemampuan kepemimpinan dalam masyarakatnya, dan mengembangkan kerjasama untuk membangun jaringan sosial dengan cara pendekatan partisipatif. Kumpulan para petani yang mempunyai persamaan dan kepentingan bersama, yang berfungsi sebagai kelas belajar, wahana kerjasama dan unit produksi.Sehubungan dengan hal tersebut, maka kesempatan Bapak/Ibu memberikan jawaban dalam kuesioner ini sangat bermanfaat untuk tujuan kajian ini dan mencari penyelesaian permasalahan tersebut melalui kajian yang akan dilakukan. Setiap jawaban Bapak/Ibu berikan akan terjaga kerahasiaanya. Petunjukan Pengisian Kuesioner :Kuesioner berikut memuat sejumlah pertanyaan dan atau pernyataan. Silahkan Bapak/Ibu tunjukan persetujuan/ketidaksetujuan atau tingkat kesesuaian/ketidaksesuaian pada setiap pertanyaan dengan memberikan tanda silang (X) pada pilihan jawaban (1,2,3,4) yang tersedia. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, dan beberapa pernyataan kadang terkesan memiliki arti yang hampir sama, hal ini tidak perlu dihiraukan. Bapak/Ibu cukup menjawab langsung sesuai apa yang muncul pertama kali dalam pikiran.Selamat mengisi !!