66
 HARAPAN MASA DEPANKU Aku seorang anak keciul yang masih belum cukup umur, untukbisa merasakan pahitnya penderitaan. Namaku Iswatul, sekarang aku berusia 12 tahun. Aku ingin berbagi cerita tentang kepedihan yang aku rasakan kepada kalian semua para sahabatku yang setia pada suara FM. Hal pertama yang akan aku ceritakan bahwa aku adalah anak yang periang dan inginpunya banyak teman. Aku juga mempunyai satu harapan yang ingin. Aku gapai untuk meniti masa depanku menjadi seorang yang berguna bagi nusa dan negara. Dan yang paling penting aku ingin membuat orang tuaku bahagia dengan melihat anaknya berhasil meraih cita-citanya menjadi seorang guru. Oleh karena itu aku selalu giat berlajar dan tidak mau mengecawakan kedua orang tuaku. Sampai pada saat itu, ketika umurku genap 9 tahun, terjadilah suatu musibah yang tidak pernah terlintas dibenakku. Entah aku masih belum mengerti apakah itu musibah atau mungkin ujian dari Tuhan yang diberikan untuk kami semua para penduduk di desa sirinig, porong dan sekitarnya. Tapi, kenyataannya musibah itu disebabkan karena ulah manusia yang kurang bertanggung jawab pada pekerjaannya. Saat itu akumasih ingat betul, ketika semburan lumpur panas PT. Lapindo Brantas mulai menenggelamkan sedikit demi sedikit semua rumah – rumah penduduk yang ada disekitarnya. Bukan hanya rumah-rumah saja melainkan seluruh berbagai acam bangunan pabrik-pabrik, gedung sekolahan, tokoh-tokoh bahkan persawahan para penduduk juga ikut di telannya tanpa tersisa. Aku dan keluargaku adalah salah satu diantaran ribuan orang yang menjadi korban bencana itu, hanya bisa meratapi nasib yang sudah menjadi takdir kami. Aku tetap harus bisa tersenyum di hadapan orang lain, walau dalam hati ini menangis. Apalagi kesedihan ini semakin bertambah di kala aku menyaksikan banyak orang-orang yang masih belum merelakan seluruh harta bendanya raib begitu saja. Mereka bahkan sampai menjadi sakit, ada juga yang menjadi gila, dan yang lebih parah lagi ada yang meninggal dunia akibat tidak kuat menghadapi kenyataan yang pahit ini. Namun, aku tetap bersukur karena masih beruntung bisa besama keluargaku yang sangat aku sayangi. Apapun yang terjadi aku sekeluarga harus bisa ikhlas dan tabah menghadapi semua ini. Walaupun aku sempat terpuruk dan kecewa dengan keadaan yang ada. Aku sesekali merasa kalau Tuhan tidak adil padaku. Aku merasa harapanku sudah redup, dan tidak tahu kemana akan kubawa harapanku ini. Aku ingin seperti anak-anak lain, yang nasibnya lebih beruntung dari pda aku. Andai aku bisa memutar waktu, akan kucegah musibah itu supaya jangan sampai terjadi.

Harapan Masa Depan

Embed Size (px)

Citation preview

  • HARAPAN MASA DEPANKU

    Aku seorang anak keciul yang masih belum cukup umur, untukbisa merasakan pahitnya penderitaan. Namaku Iswatul, sekarang aku berusia 12 tahun. Aku ingin berbagi cerita tentang kepedihan yang aku rasakan kepada kalian semua para sahabatku yang setia pada suara FM.

    Hal pertama yang akan aku ceritakan bahwa aku adalah anak yang periang dan inginpunya banyak teman. Aku juga mempunyai satu harapan yang ingin. Aku gapai untuk meniti masa depanku menjadi seorang yang berguna bagi nusa dan negara. Dan yang paling penting aku ingin membuat orang tuaku bahagia dengan melihat anaknya berhasil meraih cita-citanya menjadi seorang guru.

    Oleh karena itu aku selalu giat berlajar dan tidak mau mengecawakan kedua orang tuaku. Sampai pada saat itu, ketika umurku genap 9 tahun, terjadilah suatu musibah yang tidak pernah terlintas dibenakku. Entah aku masih belum mengerti apakah itu musibah atau mungkin ujian dari Tuhan yang diberikan untuk kami semua para penduduk di desa sirinig, porong dan sekitarnya.

    Tapi, kenyataannya musibah itu disebabkan karena ulah manusia yang kurang bertanggung jawab pada pekerjaannya. Saat itu akumasih ingat betul, ketika semburan lumpur panas PT. Lapindo Brantas mulai menenggelamkan sedikit demi sedikit semua rumah rumah penduduk yang ada disekitarnya. Bukan hanya rumah-rumah saja melainkan seluruh berbagai acam bangunan pabrik-pabrik, gedung sekolahan, tokoh-tokoh bahkan persawahan para penduduk juga ikut di telannya tanpa tersisa. Aku dan keluargaku adalah salah satu diantaran ribuan orang yang menjadi korban bencana itu, hanya bisa meratapi nasib yang sudah menjadi takdir kami.

    Aku tetap harus bisa tersenyum di hadapan orang lain, walau dalam hati ini menangis. Apalagi kesedihan ini semakin bertambah di kala aku menyaksikan banyak orang-orang yang masih belum merelakan seluruh harta bendanya raib begitu saja. Mereka bahkan sampai menjadi sakit, ada juga yang menjadi gila, dan yang lebih parah lagi ada yang meninggal dunia akibat tidak kuat menghadapi kenyataan yang pahit ini.

    Namun, aku tetap bersukur karena masih beruntung bisa besama keluargaku yang sangat aku sayangi. Apapun yang terjadi aku sekeluarga harus bisa ikhlas dan tabah menghadapi semua ini. Walaupun aku sempat terpuruk dan kecewa dengan keadaan yang ada. Aku sesekali merasa kalau Tuhan tidak adil padaku. Aku merasa harapanku sudah redup, dan tidak tahu kemana akan kubawa harapanku ini. Aku ingin seperti anak-anak lain, yang nasibnya lebih beruntung dari pda aku. Andai aku bisa memutar waktu, akan kucegah musibah itu supaya jangan sampai terjadi.

  • Namun, apalah daya nasi sudah menjadi bubur, inilah takdir yang harus kami jalani. Walaupun bantuan telah datang dan uang ganti rugi pun sudah diberikan kepada para korban dari pihak terkait, tapi aku rasa hal itu belum cukup, karena itu hanya menggantikan kerugian materiilsaja, sedangkan kepedihan batin kami tidak bisa tergantikan oleh apapun jua, tetap terpatri dalam lubuk hati ini.

    Sampai detik ini pun musibah itumasih belum reda, sudah hampir 3 tahun berganti bencana ini masih tetap membuat hati orang-orang takut dan bingung.

    Dan seiring dengan berjalannya waktu akupun bisa menjadi semakin lebih dewasa dalam menyikapi hidup ini. Aku tidak boleh terpuruk pada keadaan, aku harus tetap semangat dan giat belajar. Aku ingin membuktikan kalau aku bisa membuat bangga kedua orang tuaku juga bangsa dan negara. Aku akan tetap berjuang untuk menggantuingakn cita-citaku setinggi langit.

    Aku harus bisa membahagiakan keuda orang tuaku, karena akulah yang menjadi harapan mereka satu-satunya saat ini. Aku juga berharap supaya para pemerintah mau mendengarkan jeritan-jeritan hati kami dan sungguh-sungguh menepati janjinya pada rakyat. Jalan hidupku masih panjang, dan akan aku jadikan sebagai harapanku masa depanku.

    Itulah cerita hatiku teman-teman, dan terima kasih kalian sudah meluangkan waktu untuk mendengarkan ceritaku.

    Sampai jumpa lagi di lain kesempatan

    KARYA CIPTA

    Nama : ISWATUN VATIMAH Kelas : VI (Enam) Sekolah : MI Kholid bin Walid Alamat : Ked. Rocmad RT 11 Rw 06

  • TIGA TAHUN LUMPUR LAPINDO

    Sudah tiga tahun Lapindo melanda desaku yaitu desa Renokenongo. Aku masih ingat pada tahun 2006 PT Minarak Lapindo Brantas mengalami kebocoran pada pengeboran gas pertama kali yang keluar dari perut bumi itu lumpur keruh berwarna hitam dan bau lumpur yang menyengat dan yang tidak tahan dengan bau itu pasti pusing bahkan bisa muintah-muntah.

    Tidak hanya bau yang mengganggu bagi warga tapi lumpur juga memakan lahan dan tempat tinggal mereka. Bahkan jalur transportasi Malang Surabaya jadimacet. Tidak cukup disitu warga yang rumahnya kena lumpur Lapindo harus terpaksa mengungsi.

    Wagra Jatirejo ialah yang pertama kali mengungsi di pasar baru porong, karena desa jatirejo berdekatan dengan PT Minarak Lapindo Brantas. Untuk warga desa renokenongo diungsikan di balai desa renokenongo. Sedangkan warga yang rumahnya tidak kena lumpur mereka mengungsikan sebagian barang-barangnya supaya tidak tergesa-gesa saat tanggul jebol.

    Tanggul itu terbuat dari pasir untuk menahan lumpur supaya tidak menggenangi dan mengalir ketempat warga. Tapi tanggul hanya dari pasir jadi, tetap saja sewaktu-waktu jebol dan menenggelamkan rumah-rumah warga.

    Tidak hanya tanggul jebol tapiada kejadian yanglebih mengejutkan yaitu terjainya ledakan aku tidak tahu dimana tempat ledakan itu terjadi yang pasti di tanggul utama kejadiannya itu memakan beberapa korban

    Sejak saat itu semua warga Reno yang belum mengungsi ketakutan dan memilih tinggal di pasar baru porong karena warga Jatirejo sudah keluar dari pengungsian pasar baru porong karena mereka sudah memperoleh uangkontrak. Begitu juga warga yang mengungsi di balai desa juga sudah keluar. Dan mengontrak di tempat lain yang lebih aman.

    Tapi perlakuan yang diberikan pada warga yang mengungsi sekarang dengan yang dulu sangat berbeda, yang mengungsi sekarang atau warga makan jatah itu ikannya tetap aja tampa sayur. Bahkan mereka atau warga pengungsian pernah menggeakkan demo mogok makan itu warga lakukan agar hak mereka dipenuhi dan diperlakukan layak

    Suasana pasar yang ramai kadang membuat kami lupa dengan apa yang kami alami. Karena keramaian itulah yang bisa menghibur kesedihan kami. Tapi sebenarnya kami merindukan kampung kami dulu. Punya rumah sendiri, jalan tidakmacet, dan bisa melalkukan aktifitas seperti dulu. Tapi kini semua berubah kami yang sekarang ngontrak harus sosialisasi dengan tetangga baru, teman baru.

  • Sampai saat ini warga masih menungu sisa pembayaran yang dijanjikan PT Minarak Lpindo Brantas. Dan sebagai warga sudah banyak yang keluar dari pasar baru porong karena pasar akan dipakai untuk berdagang.

    KARYA CIPTA

    Nama : RATIH INDAH TITI SARI

    Kelas : V (Lima) Sekolah :

    Alamat :

  • GEDUNG SEKOLAHKU YANG TERENDAM

    Pada saat kitu hari senin, aku masuk sekolah sepeti bisa, setiap berangkat sekolah aku selalu menjemput sahabatku untuk berangkat bersama sesampainya disekolah aku dan sahabatku terkejut karena pada saat itu walimurid teman-temanku datang untuk menjemput mereka, aku dan sahabatku tidak tahu apa yang terjadi, tapi beberapa saat kemudian aku dan sahabatky mengetahui semuanya, karena pada saat itu ada pengumuman bahwa warga desa Jatirejo diharapkan segea mengungsi karena tanggulk sebelah utara sudah jebol.

    Tapi alhamdulillah saat itu Jatirejo belum tenggelam jadi, aku dan teman-teman masih bisa sekolah seperti biasa, hanya saja kita tidak konsentrasi karena pada saat pelajaran kita selalu saja mencium bau lumpur yang tak sedap.

    Teman-teman ku banyak yang mengungsi, tapi ada juga yang tidak mengungsi karena rumahnya belum tenggelam, teman-temanku kalau sekolah naik kendaraan dari pengungsian, mereka sangat sedih karena mereka harus tinggal di pengungsian yang kumuh, bau dan kotor.

    Hari berganti hari, minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan, lumopur mulai meluber terus menerus, air lumpur pun makin bertambah banyak adan pada akhirnya menenggelamkan jatirejo, sekolahku pun juga tenggelam aku dan teman-teman sangat sedih karena kita sudah tidak bisa sekolah di Jatirejo lagi, dan sejak lumpur itu menenggelamkan jatirejo dan gedung sekolah, teman-teman banyak yang pindah dari sekolah. Aku merasa sangat sedih karena harus berpisah dengan teman-teman.

    Sekarang murid-murid dikelasku hanya tinggal tujuh,rasanya sepi sekali tanpa teman-teman yang lainnya, andaisaja dulu tidak ada lumpur panas Lapindo pasti aku tidak akan kesepian tanpa teman-teman yang sudah pindah, aku merasa sangat kecewa karena harus kehilangan banyak teman, padahal dulu temanku sangat banyak sekarang malah cumah tujuh.

    Sekarang aku sekolah di Posko Gus Dur (Pasar Baru Porong) aku sangat kecewa sekali, aku kira aku akan mendapat tempat seperti yang dijatidejo, tapi ternyata aku akan dapat tempat yang suasanya sangat bising, tapi aku masih tetap bersyukur karena Allah masih memberikan aku tempat untuk menimba Ilmu, walaupun tidak selayak seperti yang ada di Jatirejo. Disini aku dan teman-teman menunggu kapan kita akan mendapat gedung sekolah baru, dengan fasilitas yang lengkap seperti di Jatirejo.

    Beberapa tahun lamanya aku menunggu kapan akan seperti dulu lagi, berkumpul dengan teman-teman yang sudah laam pindah dari sekolah, aku sangat merindukan teman-temanku yang dulu, tapi apa mereka juga merindukanku? Aku sangat kecewa pada orang yang telah merusak kebahagiaan serta ketentraman kami, tapi tak apalah kita harus bersabar

  • menghadapi cobaan dari Allah, mungkin suatusaat nanti Allah akan memberikan jalan kebahagiaan pada kami yang terkan musibah ini.

    Tapi aku masih belum rela pada mereka (PT. Lapindo) yang serakah dan ceroboh itu, mudah-mudahan Allah memberikan hidayah dan mudah-mudahan mereka (PT. Lapindo) cepat mengganti rugi sekolahku yang sudah hilang.

    Tapi saat sekian lama aku merasa kesepian, sekarang aku sudah tak pernah merasakannya lagi, karena sekarang aku berada di Pesantren yang bisa menghiburku, di pesantren itu aku merasa hari-hariku berwarna dan lebih berarti, tapi meskipun begitu, aku tetap merindukan teman-teman yang sudah lama pergi dari sisiku, setiap hari aku selaluberharap pada Allah SWT supaya aku dapat berkumpul dengan semua teman yang sudah lam sekali jauh dariku, agar kita dapat selalu bersama dan kita dapat menjalani persahabatan atau pertemanan yang abadi, dan satu hal lagi yang aku harapkan yait semoga Allah selalu memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga aku beserta teman-temanku dapat meraih cita-cita demi bekal masa depan yang cerah dan bahagia, dengan prestasi sekolah yang baik, serta ilmu yang bermanfaat agar suatu saat nanti aku beserta teman-temanku dapat mengamalkan ilmu itu kepada orang-orang yang membutuhkan.

    KARYA CIPTA

    Nama : IDA MAULIDA

    Kelas : VI (Enam) Sekolah : MI MAARIF JATIREJO

    Alamat : .

  • KONDISI RUMAH DAN TEMPAT PENGUNGSIAN YANG BERBEDA

    Didesa saya telah terjadi bencana. Jika sebelumnya gempa yang hanya terjadi beberapa saat saja. Ketika saya mau berangkat sekolah. Sekarang, bencana yang lain lumpur, ketika malam hari, saat saya ingin mencuci muka. Saya mencium bau yang tidak sedap, lalu saya mencari bau dimana itu ? ternyata baunya berasal dari air yang ada di kamar mandi. Saya pun mengira, bahwa lumpur telah datang di ruimah saya, setelah itu saya tridur kemali.

    Keesokan harinya, ketika saya sampai di sekolah. Tidak lama kemudian, semua wali murid teman saya dijemput. Saya tidak tahu, mengapa warga di desa saya sangat sibuk. Saya disuruh ibu untuk segera cepat-cepat mengemasi barang-barang saya. Setelah itu saya diajak ibu untuk naik mobil TNI. Saya tidak tahu apa yang terjadi. Waktu itu saya bertanya kepada ibu saya. Kata ibu saya lumpur akan segera datang di desa saya. Beberapa saat, warga di desa saya menangis.

    Karena kehilangan rumah mereka. Warga di desa saya ternyata akan diungsikan di Pasar Baru Porong. Setelah sampai tujuan beberapa saat warga di desa saya diatur ditempat pengungsian. Seperti tempat tidur, memasak, dan kamar mandi. Setelah selesai diatur tempat, saya dan warga didesa saya memilih tempat untuk beristirahan. Setelah selesai mendapatkan tempat, saya dan anggota keluarga saya merapikan tempat untuk istirahat.

    Ketika akan tidur, saya harus berdempetan. Kjarena tempatnya kecil. Rasanya tidak menyenangkan. Sebab kami semua harus berdempetan. Jika dirumah saya dulu tempatnya sangat luas dan nyaman. Jadi terpaksa orang laki-laki dewasa harus tidur diluar. Keesokan harinya, ketika saya mau mandi harus antri. Karena lebih banyak orang yang mengungsi dari pada tempat kamar mandidi pengungsian.

    Setelah selesai mandi saya berangkat sekolah tempat sekolah saya juga di pengungsian. Keadaannya berbeda sekali dengan sekolah saya yang dulu. Belajar pun rasanya tidak menyenangkan lagi sebab orang yang mengungsi bertambah banyak dan ramai jadi saya dan teman-teman saya tidak bisa berfikir. Setelah pulang sekolah saya merenung sejenak. Saya sangat sedih, rumah yang baru saja jadi. Sekarang diterjang lumpur. Apalagi saudara saya, baru saja membuat rumah.

    Setelah beberapa hari di pengungsian, saya mengunjungi rumah saya, karena sudah diberi tanggul untuk menahan lumpur agar tidak meluber. Ketika sampai ditujuan, baunya sangat tidak enak setelah saya berkeliling saya dan keluarga saya klembali ke pengungsian ketika makan siang, ibu saya tidak memasak seper biasanya karena sudah ada petugas yang memasak. Rasanya makan tidak enak, karena biasanya tidak sesuai keinginan. Pertama kali di pengungsian warga di desa saya diberi bantuan. Berupa obat-obatan, makanan dan

  • minuman. Peralatan dapur, dan juiga bantan buku tulis. Saya sangat senang sekali, karena masih ada yang peduli.

    Berhari-hari banyak orang-orang yang peduli memberikan bantuan kepada anak-anak yang masih duduk di bangku SD. Diberikan bantan tas, buku tulis, tempat pensil dan perlengkapan sekolah yang lain. Setelah berminggu-minggu berada di pengungsian, sekolah saya boleh di tempati lagi. Masuk sekolahnya siang jam sepuluh saya dan teman-teman saya berangkat kesekolah naik mobil TNI.

    Sudah beberapa bulan, warga didesa saya berada di pengungsian. Banyak sekali, media yang ingin mencari informasi kepada warga korban lumpur Lapindo. Satu minggu kemudian warga didesa saya pulang ke Jatirejo. Untuk mengambil baang-barang yang sekiranya bisa diambil. Semakin hari lumpur semakin banyak. Warga desa saya belum juga mendapatkan ganti rugi. Padahal warga desa saya bersabar yang dibilang hanyalah janji-janji palsu belaka. Warga desa saya, tepaksa melakuikan unjuk rasa.

    Untuk menuntut hak sudah sering warga desa saya melakukan unjuk rasa di Sidoarjo. Tetapi tidak ada hasilnya, lalu diadakanistighotsah bersama didekat tanggul bencana. Lumpurpun, kini telah meluberdi daerah desa lain. Seperti jatirejo, siring, reno kenongo, kedung bendo dan sekarang hampir mendekti desa mindi. Sekolah saya pun, dipindahkan dikedung boto. Masuknyatetap siang. Rasanya sangat tidak enak. Karena tidak bisa berfikir. Masuk sekolahnya siang, jadi agak sedikit mengantuk. Biasanya jika siang hari, waktunya saya untuk tidur siang.

    Beberapa bulan, keluarga saya mendapatkan uang untuk mengontrak rumah. Hampir dua tahun saya tinggal di tempat kontrakan. Akibatnya keluarga saya dan saudara-saudara saya terpisah satu sama lain. Hingga memasuki tahun 2008. setelah masa kontrakan habis. Saya dan keluarga saya pindah kontrakan. Keluarga saya mencari tempat kontrakan yang dekat sekolahan saya karena pada saat masa kontrakan saya habis, sekolah saya dipindahkan lagi, dipasar baru porong. Tempatnya di Posko Gus Dur.

    Hampir tiga tahun warga desa saya masih belum mendapatkan ganti rugi. Hingga warga didesa saya memutuskan untuk pergi ke Jakarta.Ibu dan adik saya pun juga ikut. Setelah kepulangan dari jakarta, belum juga mendapatkan hasilnmya. Saya hanya bisa berharap lumpur akan segera berakhir dan warga desa saya mendapatkan ganti rugi dari PT Minarak Lapindo Jaya yang Obral Janji palsu, sampai-sampai adik saya ketika dijakarta menyanyikan lagu untuk Minarak Lapindo Jaya waktu unjuk rasa didepan Istana dan disebelah monas. Nyanyiannya seperti ini :

  • MELAWAN LAPINDO

    Ayo maju ayo maju Kita lawan Lapindo

    Ayo maju ayo maju Kita lawan Lapindo

    Jangan Takut kawan

    Jangan takut kawan

    Lapindo harus di lawan Jangan Takut kawan

    Jangan takut kawan

    Lapindo harus di lawan

    KARYA CIPTA

    Nama : SAYYIDATUL KURNIATI Kelas : VI (Enam) Sekolah : MI MAARIF JATIREJO

  • RAKSASA DAN NENEK

    Pada zaman dahulu disebuah desa, tinggallah seorang nenek yang bernama nenek Fatma. Nenek Fatma tinggal bersama anaknya yang bernama Yuna. Yuna anak yang rajin setiap hari Yuna ikut nenek Fatma pergi mencari kayu. Suatu hari, Yuna dan nenek mencari kayu dihutan, tiba-tiba, dum-dum .. bumi berguncang ternyata itu adalah suara kaki Raksasa. Raksasa itu lapar seali. Tiba-tiba saja Yuna dikejar oleh raksasa, Yuna terus berlari sampai ujung hutan, tapi Yuna telah ditangkap oleh raksasa. Nenek Fatma mencari Raksasa itu sambil berteriak Yuna Yuna Yuna nenek Fatma mencari sampai ujung hutan. Akhirnya Raksasa yang telah menculik Yuna telah berjumpa dengan Nenek Fatma. Lalu nenek berteriak Heh Raksasa jelek, turunkan anakku cepat, tidak mau, dia kaan kujadikan makananku jawab raksasa. Kalau kau maukembali cepat carikan aku daging orang yang gemukcepat atau anakmu kumakan. Tidak mau, aku tidak mau membunuh orang jawab nenek. Apa ? kata raksasalebih baik aku yangkau makan dari pada anaku, kata nenek Fatma. Oke Jawab Raksasa. Lalu nenek Fatma berlari, raksasa terus mengejar lalu tiba-tiba eh nenek Fatma berhenti dan mengharap ke raksasa. Wah nih nenek tua-tua berani aja, kumakan kau oek silahkan kata nenek Fatma, tunggu kata Yuna.

    Eh mantan mangsaku he kamu jangan sembarangan kamu ngelarang-ngelarang kata raksasa. Lebih baik aku yang kau makan jangan ibuku kata Yuna ah ah kalian ini bisanya menyerahkan diri saja kumakan kalian berdua jangan ibuku. Aku sajalah jangan sayang biar ibu kata nenek lalu raksasa perutnya semakin keroncongan lalu Yunba dimakan saja lalu nenek Fatmaberteriak Tiiiidaaaaak Yuuuunaaa Yunaaa sambil menangis raksasa jahat pergi kau setelah nenek Fatma berkata seperti itu lalu sekejap raksasa tubuhnya tersorot ke bawah, tidaaaak tubuhku teriak raksasa. Kini nenekhidup sendiri kesepian sekali.

    Tamat

    KARYA CIPTA

    Nama : DANIA A.C Kelas : .

    Sekolah : . Alamat : Kesambi RT 5 RW 2

  • SI BUTA DAN SI BONGKOK

    Konon pada zaman dahulu ada dua orang cacat, yang seorang bongkok dan yang

    seorang bermata buta. Mereka sangat akab. Kemanapun pergi mereka selalu bersama. Di

    samping itu mereka juga saling membantu dalam segala hal. Hai bongkok kita pergi ke pasar, ajak si Buta Ayo, aku tidak kebeatan, jawab si Bongkok Kamu mau beli apa di pasar? aku mau beli barang keperluan sehari-hari

    Kamu lagi banyak duit ya?

    Tidak kebetulan saja kemarin aku diberi uang oleh saudaraku Barapa banyak?

    Coba htung, ini uangnya!

    Si Bongkok menghitung uang si Buta, setelah dihitung ternyata jumlah uang si Buta cukup banyak

    Wah, uangmu cukup banyak, akan kamu belanjakan apa uangmu itu? tanya si bongkok Aku ingin beli beras dan daging jawab si Buta Hebatsekali kamu membeli daging!

    Ya, sekali-kali kita makan daging, itu pun kalau unagku cukup

    O, tentu cukup

    Pada esok hari, ketika mentari mulai bersinar, si buta dan si Bongkok berangkat ke pasar,

    sepanjang jalan, dengan hati-hati Si Bongkok menuntun si Buta sampai di Pasar

    Si Bongkok lalu membeli beas berbagai kilogarm

    Setelah itu Ia menuntun si Buta ke Kios daging dan membeli setengah kilogram daging

    Uangmu masih sisaw, kata si Bongkok

    Berapa duit?Jawab si Bua. Ya lumayan banyak, kamu akan belikan apa lagi?

    Kalau masih cukup, belikan telor dan kerupuk.

    Wah , uang mu hnaya cukup untuk beli telor saja. ya belikan saja telor sehingga kita tidak pergi-pergi lagi ke pasar. Kalau begitu maumu, uangmu akan ku belanjakan setengah kilkogram telor setelah itu mereka bergegas pulang. Sampainya di rumah, merekadengan semangat memasak nasi dan

    daging. Tidak lama kemudian nasi dan daging pun matang.

  • Kalau sudah matang, ayo kita makan, ajak si Buta, si Buta mengambil sepiring nasi dan sepotong daging. Begitu pula si Bongkok mengikuti mengambil sepiring nasi dan sepotong

    daging mereka lalu makan bersama . si Buta makan dengan lahap. Tetapi daging yang ia

    makan amat keras, berkali-kali ia kunyah, daging itu tidak hancur. Ia lalu menelan daging

    itu dan menyangkut di tenggorokan.

    KARYA CIPTA

    Nama : WELMI DIAJENG NATALIA

    Kelas : III (Tiga) Sekolah : SDN Kesambi Alamat :

  • KASIH YANG TERTUNDA

    Aku anak pertama dari tiga bersaudara, selama ini kami hidup bahagia di dalam rengkuhan dan kehangatan ayah dan ibu meski kata orang hidup kami tidak berkecukupan tapi kami perasaazn bahagia

    Pada suatu hari tidak tahu mengapa aku dan adikku yang kedua di titipkan kepada saudara ayah, tidak tahu apa karena mereka mersa kurang mampu sehingga mereka lebih percaya kepada saudaranya untuk membimbing kami, tapi ayah ibu kami tidak mengurangi rasa kasih sayang mereka kepada kami walau kami jauh.

    Dengan berat hati perpisahan in kami jalani, dan kami percaya kepada Alah bahwa dia akan melindungi kami dari segala masalah dan memberi kekuatan kepada kami untuk bisa menerima cobaan ini dan akan memberi yang terbaik bagi kami, pertama kami ditempat Tante, suasana rumah sangat sepi karena tidak ada anak sebaya dengan kami dengan keadaan seperti ini kasih sayang mereka hanya diberikan kepada kami, apa yang kami inginkan semua dipenuhi, merekasnagat perhatian kepada kami bahkan kasih sayang mereka seakan-akan mengalahkan kasih sayang orang tua kami.

    Tapi sayang semua kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, semua itu berawal ketika Tante kami menikah, didaerah kamipunya tradisi bahwa seorang wanita apabila sudah menikah maka dia akan mengikuti suaminya dan sebagai pengganti mengasuh kami kakek, meski sudah tua tapi kakek kami masih kuat dan sehat.

    Untuk beberapa waktu kami merasa nyaman dalam rengkuhan kasih sayang kakek tapi lama kelamaan entah mengapa rasa kasih sayang kakek berkurang, tanpa sebab kakek sering marah, membentak-bentak bahkan sering memukul kami, karena kami merasa tersiksa dengan keadaan seperti ini tapi apa yang bisa kami lakukan selain berdoa kepada Allah agar Allah memberikan kekuatan kepada kami, dan segera mengembalikan kami kepada orang tua kami yang akan memberikanm kehangatan dan kasih sayang kepada kami.

    Sudah hampir satu tahun kami bertahan hidup tanpa kasih sayang orang tua kami tapi Allah memang maha mendengar dan mengetahui, Allah mengabulkan doa kami, tante kami pulang menjenguk kami dan memberi kabar kepada kami bahwa ayah dan ibu akan pulang berkumpul lagi bersama kami.

    Ternyata kabar yang dibawa tante kami bukan hanya isapan jempol belaka saaj, orang tua kami pulang dengan membawa bermacam-macam oleh-oleh, dari mulai makanan, mainan sampaibaju baru, ternyata selama ini orang tua kami pergi merantau untuk bekerja mencari uang dan menabungnya, sekarang setelah apa yang di cita-citakan terwujud mereka pulang, menjemput kami untuk diajak ke rumah baru yang baru saja dibeli oleh ayah dari hasil bekerja di Negeri orang.

  • Kini kami hidup bahagia bersama keluarga kami, ayah, ibu dan adik yang saling menyayangi dari semua kejadian ini saja dapat belajar bahwa semua masalah pasti memberikan hikmah, dari sini kami tahu bahwa kasih sayang orang tua kami yang tertunda dapat memberi pelajaran pada kami bahwa kasih sayang orang tua lebih dari segalanya dan tidak akan berhenti sampai kapanpun.

    KARYA CIPTA

    Nama : ALIF

    Kelas : III (Tiga) Sekolah : SDN Kesambi Alamat : ..

  • KORBAN LUMPUR LAPINDO

    Waktu pertama kali sebelum terjadinya luapan lumpur, disini telah terjadinya pengeboran. Dan saat itu terjadinya semburan jatuh pada tanggal 29 Mei 2006, Hari Senin Pukul 6 Pagi. Didesaku terjadi Bencana yang sangat mengejutkan warga sekitar, yaitu Bencana Semburan Lumpur. Betapa sedihnya hatiku sudah kehilangan tempat tinggal dan harta benda gara-gara semburan lumpur Lapindo yang sangat panas itu.

    Dan kasihan lagi melihat para nasib petani, sawah, ladang pun ikut terendam sudah. Masalah mata pencaharianm p[un sudah kocar-kacir; melihat pabrik-pabrik yang sudah terpendam lumpur. Sebenarnya kasihan melihat korban lumpur itu. Waktu aku dulu masih tinggal di desa itu aku merasa senang bisa berkumpul bersama keluarga dan sanak family dan teman-teman. Sekarang aku merasa sedih, karena meninggalkan deaku yang ku cinta dan tak akan kembali selam-lamanya.

    Selamat Tinggal Desaku yang Tercinta

    &

    Selamat Jalan Kehidupanku yang Baru

    Desaku yang TercintaDesaku yang TercintaDesaku yang TercintaDesaku yang Tercinta

    Desaku yang ku Cinta

    Pujaan hatiku

    Tempat Ayah dan Bunda

    Dan Handai Taulanku

    Tak Mudah Ku Lupakan

    Tak Mudah Bercerai

    Selalu Ku Rindukan

    Desaku yang Permai

    KARYA CIPTA

    Nama : WINDA APRILLIANTI

    Kelas : V (Lima) Sekolah : SDN RENO I Alamat : KLUDAN RT 02 RW

  • HACURNYA HIDUPKU

    Sungguh senang sekali hidup ku di masa yang lalu. Penuh tertawa, ceria, dan gembira. Tapi tiba-tiba perasaanku mengatakan? Dimana rumahku tempat aku dibesarkan hilang dalam sekejap saja? Tiada hujan, tiada petir datanglah lumpur saawh-sawah, ruimah, pohon, toko,itulah yag dihancurkan oleh lumpur. Kini hidup keluargaku sengsara dia tidak punya tempat tinggal untuk di tinggali. Tapi akusadar aku tidak akan berakhir disini karena aku masih punya kehidupan yang panjang.

    Hari demi hari kujalani untuk mencari tempat tinggal. Akhirnya aku mendapatkan tempat tinggal yaitu : Pasar Baru Porong. Kini hidupku merana, aku kehilangan teman yang aku butuhkan diwaktu seidh/sudah. Tapi sekarang aku sudah tidak punya tempat tinggal lagi atau rumah, karena rumahku sudah dihancurkan oleh lumpur. Aku juga kehilangan nenek yang aku butuhkan diwaktu kecil. Ya Tuhan kembalikanlah rumahku seperti dulu lagi Ya Tuhan, karena tempatnya sempit nyamuknya banyak dan aku tidak bisa tidur.

    Tapi gak papa aku akan selaluk semangat dan selalu belajar lebih giat lagi untuk sekolah dan aku dapat mencapai cita-cita yangaku inginkan. Tapi saya akan tetap minta ganti rugi oleh pemerintah?

    Aku tidak ingin berbuat kasar kepada orang tua Cuma gara-gara tinggal di pasar baru porong. Dan orang tuaku akan terus mencarikan nafkah hanya untuk anak-anaknya dan keluarga. Tapis ekarang keluargaku ingin hidup rukun seperti aku masih punya rumah.

    KARYA CIPTA

    Nama : FITRIYAH NINGSIH Kelas : V (Lima) Sekolah : SD RENOKENONGO I Alamat : Reno/Pasar baru Blok P.8

  • LAPINDO OH LAPINDO

    Namaku Mira Mutiara Syafira Bayu Ningtias. Aku biasa di panggil Fira. Aku lahir pada tangga 20 Juli 1998. Ayahku bernama Mustakim, Ibuku bernama Yuli Rahmawati. Aku mempunyai kakak perempuan bernama Alfina Deva Yuli Anggara. Aku dulku tinggal didesa Reno kenongo RT 01 RW 01 yang terkenal penduduknya sangat ramah, sebagian besar yang bermata pencaharian bertani dan pengrajin perak.

    Kami tinggal di rumah yang sederhana, nyaman dan damai. Di sebelah barat rumahku terentang sawah yang sangat luas. Disebelah rumahku ada jalan Tol yang panjang dan dibelakang rumahky ada pekarangan yang ditanami pohon pisang, jagung, singkong, phon jati, dan juga sayur-sayuran seperti kacang panjang, dan labu. Dibelakang rumah, didepan kamar mandi, ada pohon belimbing yang sangat lebat buahnya. Sungai kecil untuk pengariran sawah mengalir dibawah rimbunan rumpun bambu, sungguh pemandangan yang sangat indah

    Seperti baisanya pukul 05.30 pagi, aku bangun. Lalu aku rapikan tempat tidur. Ini biasanya aku lakukan untuk membantu ibuku yang berangkat kerja pukul 07.00. habis itu aku mandi dan bersiap-siap berangkat sekolah yang jaraknya kira-kira 500 m. aku sekolah naik sepeda berboncengan dengan kakakku.

    Pukul 12.15 aku pulang sekolah setelah makan siang aku dan kakakku bermain tapi didalam rumah, aku dan kakakku kadang-kadang tertidur. Aku jarang keluar rumah karena aku harus jaga rumah sementara ayah dan ibuku bekerja. Pukul 14.00 aku berangkat mengaji di TPA dan kakakku berangkat les yang tempatnya agak jauh dari rumah. Pulang ngaji dan les aku besih-bersih rumah. Ibuku pulang pukul 16.30 terkadang kalau lembur sampai pukul 19.00. Habis maghrib aku mengaji dan pulang dari mengaji aku belajar untuk mata pelajaran besok.

    Begitulah keseharian yang aku melakukan dirumah, tapi aku sangat senang melakukannya, bisa membantu ibuku dirumah karena aku tahu ia sangat lelah seharian kerja demi masa depan yang sangat kuimpikan, aku ingin menunjukkan rasa bakti aku kepada orang tua.

    Tapi setelah ada peristiwaluapan lumpur panas lapindo aku beserta keluarga harus tinggal di pengungsian pasar baru porong. Luapan lumpur panas Lapindo telah menenggelamkan rumah dan masa depanku. Aku tinggal ditempat yang suasan dan lingkungannya jauh berbeda tempat tinggalku dulu jauh dari teman-temanku yang sangat baik padaku. Ibuku juga tidak bekerja lagi. Pabrik tempat ibuku bekerja dekat dengan semburan lumpur, akibatnya ibu di PHK. Pabrik terancam tutup. Kalau dulu ada Ibu yang membantu ayah untuk mencari uang demi kami, anak-anaknya, kini hanyaayah yang membanting tulang sendiri. Sempat terbayang dipikirkan bagaimana masa depanku nanti?...

  • Kalau dulu aku punya rumah sendiri tapi sekarang aku harus tinggal di rumah kontrakan. Aku hanya berdoa semoga Tuhan memberi jalan supaya semburan lumpuran segera berhenti dan orang tuaku mendapat ganti rugi atas rumah kami yang tenggelam supaya kami dapat hidup normal seperti dulu.

    Aku berharap Bapak Presiden dapat membantu dan memperhatikan kami anak-anak korban lumpur sebagai generasi penerus bangsa kami ingin punya masa depan yang cerah,ingin mengabdi kepada orang tua, bangsa, negara dan juga agama . jangan hancurkan msa depan kami. Nsib dan masa depan kami menjadi tanggung jawab Bapak!

    Ya Allah . Dengarkan doa hamba ini. Jadikanlah cobaanmu ini menjadi awal yang lebih baik. Kau pencipta alam,; langit dan semua alam semesta, siang dan malam atyas kehendakmu, juga kapan semua derita kami bisa berakhir. Diatas langit kau berada melihat semua kejadian-kejadian, perbuatanm yang dilakukan dibawah kolong langit. Kau maha melihat berikan jalan keluar bagi kami. Kau tahu dan bagaimaan akhir.

    KARYA CIPTA

    Nama : MIRA MUTIARA SYAFIRA BAYU NINGTIAS Kelas : V (Lima) Sekolah : .. Alamat : Pengungsian Pasar Baru Porong

  • HANYA KEPADAMU AKU MENGADU

    Saat-saat aku meninggalkan rumahku untuk selamanya, aku sedih dan tak siap. Untuk meninggalkan semua kenangan yang ada di rumahku. Dan desaku. Dan saat itu pula aku mencoba membuka lembaran hidup baru di tempat tinggal aku yang baru aku tak tahu aku bisa apa tidak berada di tempat aku yang baru.

    Di pasar baru porong aku tinggal sekarang tempat yang tidak layak untuk tinggal dan berlindung dari panas, hujan, dan dinginnya malam. Tapi, aku mencoba untuk menerima semua yang terjadi. Namun sampai kapan aku harus tinggal disini? Tak ada yang peduli kan aku, bahagia atau tidak aku di sini? Mereka yang membuat ku jadi begini tak pernah merasa salah dan tidak punya tanggung jawab untuk memberikan tempat tionggal yang layak kepadaku dan orang-orang.

    Tapi aku sadar akan semua ini aku harus bisa menerima dengan lapang dada dan aku harus besabar dalam menghadapi semua cobaan ini, dan pasti ada hikmahnya atas semua ini. Namun aku tak pernah berhenti berdoa untu meminta agar aku diberikan kebahagiaan dan kesabaran dalam menghadapi cobaan ini., akju tau engkau memberikan cobaan ini sebagai tanda sayangmu kepada ku

    Aku juga tak tahu harus mengadu kepaa siapa lagi kalau bukan kepadamu ya Allah.!!!!!

    KARYA CIPTA

    Nama : SITI JUARIA

    Kelas : VI (Enam) Sekolah : SD RENOKENONGO I

    Alamat : Renokenongo

  • ASYIK BERMAIN DI SUNGAI

    Pada liburan kemarin aku diajak ayah dan ibu pergi kerumah kakek dan nenek didesa. Sudah lama aku tidak bertemu kakek nenek paman dan bibi juga Wildan putra paman, paman dan bibi tionggal serumah dengan kakek dan nenek didesa. Aku bahagia sekali bertemu mereka sehari di rumah kakek. Ayah dan ibu membantu paman memetik sayuran di sawah. Kebetulan saat itu paman sedang memanen cabai, ayah, ibu, paman dan bibi meetik cabai sejak pagi hingga siang hari. Beliau memperoleh lebih dari dua karung cabai aku dan wildan ikut membantu tetapi hanya membantu sebentar. Aku belum bisa memetik cabai dengan benar. Paman menyuruhku bermain dengan wilda. Aku senang bermain di sungai kebetulan sekali didekat sawah kakek ada sungai yang agak lebih airnya, jernih dan ada batu-batu besar ditengah sungai yang terlihat bersih. Pula aku dan wildan bermain disungai itu sambil melihat ikan-ikan kecil yang meloncat-loncat. Hai Wildan yuk kita ikan saja ajakku mana alatnya, kita kan tidak membawa alat pakai tangan saja kelihatannya ikannya jinak-jinak. Wildan dan tidak segera menjaawb dia justru tertawa mengapa tertawa tanyaku, kamu lucupuit masa menangkap ikan di sungai pakai tangan memangnya mudah seperti menangkap ikan di ember katanya masih sambil tertawa. Ikan itu kelihatannya saja jinak tetapi sesungguhnya amat gesit coba saja tangkap ikan yang kecil itu kalau kamu bisa benar kata wildan, setelah aku mencoba menangkapnya ternyata ikan itu ckup gesit begitu tanganku. Akhirnya aku cuma bermain-main saja disungai kata paman. Air sungai itu untuk mengisi sawah yang ada di sekitarnya sepanjang tahun air sungai itu tidak pernah kering jadi sawah-sawah didesa tempat kakek dan pamanku tinggal tiak pernah kekurangan air meski di sana bisa menanam tanaman padi maupun palawija sepanjang tahun.

    KARYA CIPTA

    Nama : MUTOHHIKIYAH

    Kelas : IV (Empat) Sekolah : SD RENOKENONGO I

    Alamat : Renokenongo

  • KEGEMARANKU

    Aku tidak tahu mengapa aku gemar melukis. Kegemaranku itu merupakan anugrah Tuhan. Aku pun bersyukur karena diberi anugrah menggemari seni lukis yang bagiuku sangat menguntungkan. Aku suka melukis sejak umur 6 tahun. Waktu itu aku kelas 1 SD. Awalnya sangat sederhana. Aku tertarik melihat temanku yang sedang belajar melukis. Setelah itu, aku diajadi oleh bapak dan ibu. Biasanya aku melukis berdasarkan pengalaman yang pernah atau baru aku alami. Aku melukis smabil mengkhayalsaja. Aku yang aku lukis , ya, apa yang aku suka saja. Misalnya aku melukis ayam jago yang sering berkeliaran disekitar rumah. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu lukisan juga tidak tentu, kadang hanya beberapa hari, kadang sampai berminggu-minggu. Aku melukis kapan saja aku mau. Jadi, tidak ada waktu khusus. Alkhamdulillah, prestasiku melukis sudah cukup banyak. Beberapa antaranya, tahun 2001 lukisanku terpilih salah satu karya terbaik dalam lomba lukis anak international di Latvia.

    Pada Desember 2001 lukisanku yang berjudul Penyelaman di laut yang Indah emndapat medali emas dari Yamaha jepang. Oleh panitia, Lukisan itu dijadikan parsel permainan. Terakhir saya ke SDN Mukhammadiyah untuk mengikuti lomba olimpiade sesudah saya mengikuti olimpiade saya melihat filem pedel pop Piarta, sesudah melihat dia yang dapat hadiah, seudah pertanyaan tadi kami semua pulang dan membawa sebuah tas, topi dan Ice Krim

    KARYA CIPTA

    Nama : Mega Putri Lia Anjani Kelas : IV (Empat) Sekolah : SD RENOKENONGO I

    Alamat : Renokenongo

  • LUMPUR LAPINDO

    Pada suatu hari aku bermain di halaman rumah, tiba-tiba datang bencana besa lumpur Lapindo. Dan semua orang pada ketakutan melihat benana itu. Rumah-rumah pun hancur dan barang-barang berharga yang tenggelam. Aku dan keluargaku terus berlari. Dan membawa barang yang berharga , tapi ada suatu barang yaitu foto keluargaku dan rumahku hancur, hatikupun sedih melihat bencana itu. Yang banyak menelankan korban jiwa. Dan setelah itu aku pindah dipengungsian aku sangat sedih, karena teman-teman ku tidak ada.

    Dan juga banyak orang setres memikirkan rumahnya. Sesungguhnya ini kehendak yang Maha Kuasa aku bersabar menghadapi segala cobaan. Meskipun aku tinggal. Di pengungsian. Aku tidak pernah putus asa. Dan aku harus semangat demia sekolah dan demi cita-citaku. Dan saya pun rela tinggal disana walaupun htiku sangat sedih dan kecewa. Apa boleh buat saya tinggal dipasar. Saya tidur pun tidak nyaman banyak nyamuknya. Dan mandinya aja antri. Dan aku ada dirumah saya yang dulu aja bahagia.

    KARYA CIPTA

    Nama : NURUL HIDAYATI

    Kelas : V (Lima) Sekolah : SD RENOKENONGO I

    Alamat : Porong

  • KISAH ANAK PENGUNGSI

    Namaku fida aku dulu berasal dari Renokenongo seaktu di reno aku dan ayah, ibu dan juga nenek, kakek hidup dengan tenang dan damai. Aku bisa bermain dengan teman-temanku tapi sejak ada lumpur hidupku dan juga keluargaku jadi berantakan. Semua barang-barang diungsikan kerumah semua semua saudara dan aku bersama keluargaku pergi mengungsi di pasar baru porong. Di pasar banyak nyamuk, mandinya juga antri, pokoknya aku sangat sedih apalagi aku sering dimarahi oleh ibu dan ayah. Tapi aku senang karena aku sekarang punya adik yang bernama Fia Rahmatika. Dia sangat lucu dan bisa kuajak bermain tapi teman-teman setelah ini aku pindah dari pasar baru porong, jadi hidupku jadi berantakan termasuk sekolah. Ya allah kuatkanlah imanku dari segala cobaan agar aku bisa hidup lebih tenang dan tentram. Karena aku juga masih punya cita-cita jadi orang yang lebih berguna bagi nusa dan bangsa. Jadi aku harus terus berjuang untuk menggapai cita-citaku itu. Karena tanpa berjuiang dan berusaha kita tidak akan berhasil.

    KARYA CIPTA

    Nama : MUFIADATUL UMAMI

    Kelas : 2 (Dua) Sekolah : SD RENOKENONGO I Alamat :

  • LUMPUR LAPINDO

    Pada tanggal 29 mei 2006, tepatnya hari senin ada peristiwa yangmengejutkan didesa saya, peristiwa uyang mengejutkan itu adalah meletusknyapabrik gas milik PT. Lapindo Brantas, saya dan keluarga saya serta semua tetangga-tetangga saya sangat kaget sekali dan

    kami semua lari kesana-kemari untuk mengungsi saya dan semua keluarga saya mengungsi

    dirumah nenek saya yang ada didesa Ngampel Sari selama 2 hari.

    Setelah 2 hari saya pulang kembali kerumah saya karena banyak yangbilang sudah

    aman, tapi setelah itu lumpurnya meluber kemana-mana. Akhirnya saya dan semua warga

    mengungsi lagi ke balai desa Renokenongo selama 3 bulan, disini saya sangat sedih sekali

    karena tempatnya sanbgat sempit dan juga di huni oleh banyak orang barang-barang saya punb banyak yang ketinggalan dirumah kecuali baju-baju. Tiap malam saya tidak bisa tidur karena banyak nyamuk dan juga kedinginan serta kepanasan.

    Mandi pun juga bergantian, aduuuuh, pokoknya gak enak bangets dech!!!!! Setelah 3 bulan menunggu di balai desa saya dan seua orang disitu diberi uang

    Kontrak. Akhirnya saya kontrak di perumtas satu. Disitu saya baru senang karena punya

    banyak teman, tapi itu berlangsung Cuma sebentar karena lumpurnya meluber kesitu juga, saya dan keluarga saya tambah sedih sekali karena baru saja punya tempat tinggal untuk berteduh akhirnya terkena luberan lagi.

    Jam 3 malam saya dan keluarga saya lari-lari untuk menyelamatkan diri dari kejaran lumpur Lapindo lagi. Akhrnya saya pun kembali mengungsi di rumah nenek saya didesa

    Ngampel Sari lagi, karena di sana cuman tinggal seorang nenek dan kakek yang sudah

    sangat tua. Awalnya disini sangat sepi sekali karena saya tidak punya teman lagi, setelah itu

    saya berkenalan dengan seorang anak dan akhirnyua saya punm mempunyai banyak teman,

    disni saya ikutan mengajki dan sekolah saya sangat jauh sekali dari rumah saya, saya sekoah di MI Kholid Bin Walid, tiap hari ibu saya mengantar jemput saya agar saya bisa tetap sekolah disana, saya sangat sedih sekali karena sekolah saya sangat jauh, dan saya juga kasihan sama ibu saya yang tiap hari mengantar jemput saya.

    Dan saya juga sangat sedih sekali melihat korban lumpur lainnya yang sekarang masih ada di tempat pengungsian pasar baru porong. Disini sekarang saya merasa senang

    karena saya mempunyai banyak teman yang sayang sama saya, tapi saya juga sangat sedih karena kepikiran tempat tinggal saya yang tenggelam oleh lumpur Lapindo itu, kadang-

  • kadang saya masih ingat waktu main sama teman-teman di rumah, yang lama, gara-gara

    Lapindo saya sekarang pisah sama teman-teman saya yang lama dulu.

    Alhamdulillah, sekarang rumah di bawayr, walaupun Cuma lima bels juta, ayah saya. Sudah membuat kan saya rumah baru. Di desa bangun sari saya mempunyai tetangga yang

    baru lagi. Sekian terima kasih kasih. Assalamualaikum.Wr.Wb.

    KARYA CIPTA

    Nama : TRI WULAN DARI

    Kelas : III (Tiga) Sekolah : SD RENOKENONGO I Alamat : Bumi Candi Asri Blok G No. 26

  • TRAGEDI TERJADINYA LUMPUR LAPINDO BERANTAS

    Pada tanggal 26 Mei 2006. petugas PT. Lapindo Berantas mengebor di daerah Reno tiba-tiba muncul gas bercampur lumpur yang keluar dari perut bumi yang baunya menyengat sekali sehingga yang ada disekitar sumur lumpur banyak orang yang sakit sesak napas.

    Tidak lama lagi, ada pipa yang didalam Bumi itu bergesek di dalam tanah yang sangat dalam, lalu itu meledak yang ada di dalam Bumi itu mengeluarkan api yang sangat besar yang merengut nyawa orang yang lagi bekerja yang ada di lapindo

    Lalu tidak lama lagi rumah-rumah yang ada didesa reno sedikit demi sedikit ia akan tenggelam. Rumahku juga tenggelam lalu tidak lam lagi piupa-pipa yang panjang yang berasal dari besi dan karet lalu lumpur-lumpur itu di buang di sungai porong.

    Berapa banyak yuang di kaluarkan untuk korban lumpur panas yuang ada di pengungsian akibat ada bencana lumpur panas lapindo. Lalau saya terpisah dari tetangga dan teman-teman saya lalu lapindo membuat tanggul-tanggul baru.

    KARYA CIPTA

    Nama : HENDRA HERMAWAN

    Kelas : VI (Enam) Sekolah : SD RENOKENONGO I Alamat : Macean

  • BERANI UNTUK JUJUR

    Datul!!! Panggil Bu Nadia. Hari ini dibagikan hasil ulangan tengah semester, Tepatnya Ulangan matematika. Saat aku maju untuk menerima hasil ulangan, Bu Nadia Wali Kelas ku menatapku dengan tajam

    Belajar yang rajin ay Tul, nilaimu Jatuh, Suaranya lembut tapi keras ditelingaku Benarlah, ketika ku buka kertas ulangan itu, nilaiku hanya 30 oh Tuhan ! Apa ini?

    Nilai 30 ! apa yang harus ku katakan pada ibu, bila ia bertanya nanti sepanjang pelajaan hari ini disekolah, aku tak bisa berkonsentrasi. Pikiranku melayang tak karuan.

    Saat pulang, aku langsung ke kamar, tak kuhiraukan panggilan Ibu untuk makan. Aku memutar otak untuk menutupi nilai jelekku. Ku tatap angak 30 itu lama sekali, sampai akhrnya ku temukan cara yang jitu. Mau tahu ?

    Ku ubah angka tiga itu menjadi delapan dan coretan pda angka yang salah ku beri pembetulan. Ah, ibu pasti tidak tahu. Pikiran ku bisa jahat juga, ya

    Mana hasil ulangannya Tul? Tanya Ibu saat aku makan. Deg. Sebentar ku ambilkan Bu, jawabku mencoba santai

    Bagus juga ya. Tapi kok banyak kesalahan yang di betulkan begini? Komentar Ibu Nggak tahu ya, Bu Guru juga yang koreksi, jawabku menghindar. Beruntung ibu

    tidak bertanya lagi. Namun hal itu sangat menyiksaku, bahkan sampai malam hari, saat aku pergi tidur. Apalagi saat ku dengar suara mesin jahit ibu. Selarut itu ia masih bekerja, kok tega aku membohonginya. Aku pun keluar kamar. Aku memeluk Ibu dari belakang dan meminta maaf atas kebohongan ku.

    Ibu senang akhirnya Datul mau jujur. Ibu sebenarnya sudah curiga. Jangan diulangi lagi ya sayang kata ibu.

    KARYA CIPTA

    Nama : DATUL

    Kelas : .

    Sekolah : SD RENOKENONGO I

    Alamat : Pasar Baru Porong

  • PENGALAMAN DI PENGUNGSIAN

    Pada saat itu aku mengerjakan PR tiba-tiba aku mendengar suara yang sangat keras dan aku tidak bisa belajar karena ada suara-suara yang sangat keras dan aku ingin bertemu dengan teman-teman yang dulu dan aku ingin ketemu, aku tidak mau berpisah dengan teman-teman. Aku mau teman-temanku dan aku tidak mau degan semua teman-temanku yang terkenak lumpur, aku mau kembali lagi dengan teman-teman dan aku mau sekolahku kembali lagi kayak dulu dan aki mau kembali ke rumah dan kesekolah yang aku gak mau belajar terganggu lagi dan aku mau semua teman-teman ku pun berpisah dengan teman-teman ku dan aku mau semua kembali kayak dulu lagi dan semua orang dan semua pun kembali kayak dulu lagi dan semua orang di pengungsian pun harus kembali kayak yang dirumah dulu dan semua pun kembali kayak dulu lagi dan aku kepingin kayak dulu lagi dan aku mau rumah yang kenak lumpur dan akui semua pun harus bersama kayak dulu lagi kalok semua bisa ganti yang baru dan aku mau tidak ada yang menderita dan aku bisa kembali di kayak dulu aku ingin punyak rumah. Tidak enak di pengungsian banyak nyamuk dan dingin, panas, belajar jadi terganggu disitu ramaitidak bisa konsentrasi. Jadi susah mikirnya dan teman-teman aku pun di dan gak enak ada nyamuk dan kalo mau mandi aku harus mengantri dulu. Karena aku harus mengantri kalo tidak mengantri dan aku kalo dan aku sekolah aku mandi mengantri kalo tiak bisa mengantri aku tidak bisa mandi aku harus tidak akan bisa sekolah dan belajar inilah pengalaman di pengungsian.

    KARYA CIPTA

    Nama : M. HIDAYANI

    Kelas : V (Lima) Sekolah : SD RENOKENONGO I

    Alamat : Macean

  • RUMAHKU YANG TERENDAM

    Pada tanggal 29 Mei 2006 pagi itu aku sekolah seperti biasa sebelum aku sekolah aku selalu berbelanja telebih dahulu. Waktu aku berbelanja aku merasa ada goncangan dan aku kira itu goncangan gempa ternyata dugaanku betul. Setelah aku berbelanja aku pulang dan aku mandi terus sekolah setelah sampai disekolah kami berbaris seperti biasa dan setelah itu kami masuk kelas, tapi sebelum kita masuk ke kelas wali murid teman-temanku datang buat jemput teman-temanku dan kebetulan dari musholla barat sekolahku mengumumkan bahwa warga desa Jatirejo diharap segea mengungsi, karena tanggul sebelah utara sudah Jebol.

    Lalu aki bergegas pulang, aku sangat sedih karena aku akan meninggalkan rumah dan aku kira itulah saat terakhirku melihat rumahku ternyata tidak. Setelah aku sampai dirumah aku, ibu dan ayah bergotong royong mengambil barang danri dalam rumah kami sangat tergopoh-gopoh sampai-sampai 3 almariku, 2 kasurku, 1 TV ku, 2 radioklu 1 meja belajarku dan lain-lain dan masih banyak lagi yang tertinggal disana.

    Hari berganti hari aku merasa hidupku tidak berarti lagi, aku merasa begitu putus asa menjalani hidup ini tapi orang tuaku guru-guruku dan teman-temanku tak henti-hentinya memberi semangat untuk ku, Ibuku bilang udahlah Richa gak usah terlalu difikirkan kamu berdoa saja dan kita bisa kembali lagi, lagi pula percuma kamu fikirin gak bisa kembaliseperti dulu lagi dan aku menjawab Amiin! Keesokan harinya aku memaksa ayah agar ayah mau mengajak aku ke Jatirejo lagi setelah cukup lama aku membujuk ayah akhirnya setelah lama aku bujuk ternyata ayah mau juga disana aku begitu puas walaupun ternyata ayah mau juga disana aku begitu puas walaupun aku disana Cuma sekitar 5 jam tapi rasa puas itu tak berlangsung lama.

    Setelah itu aku kembali ke pengungsian pa pukul 13.00 WIB. Lalu aku tidur dengan pulasnya. Lalu pada pukul 19.00 wib,. Ayah mengajak aku ke alun-alun dan sampai di paspor pada pukul 22.00 lalu aku tidur dengan pulasnya

    Setelah 1 2 minggu kemudian aku merasa sangat sedih aku mulai erasa tidak nyaman mulai dari tidur dan sekolah yang hanya beralas tikar didepan kamarku. Makan dan belajar aku juga merasa tidak begitu nyaman karena udah tempatnya kotor, bau dan ramai sekali. Aku begitu terganggu dengan situasi dan kondisi di pasar baru porong setelah lama aku disana tioba-tiba aku kangen lagi. Sama Jatirejo lalu aku ajak ayah, ternyataa ayah mau juga. Aku ajak setelah sampai disana aku menangis an aku menyuruh ayah agar ayah meninggalkanku sendiri. Setelah ayah ninggalin aku disitu aku berteriak Ya Allah tolonglah kembalikan rumahku, sekolahku dan pondokku apa salah dan dosa dosaku sehingga engkau membeirkan cobaan yang begitu berat bagiku tolong mudahkanlah cobaan

  • yang yang telah engkau berikan kepaaku dan tabahkanlah hatiku dalam menjalani cobaan yang telah kau berikan pada ku tiba-tiba dari belakangku ayah menjawab Amiin disini aku menemukan banyak harapan terutama harapan agar aku bisa pulang ke Jatirejo lagi.

    Tapi ternyata harapanku pudar begitu saja lumpur begitu cepat melanda desa jatirej sampai-sampai Pondok dan sekolah yang dulu aku kira gak akan tenggelam ternyata tenggelam juga. Memang di pasar baru porong aku merasa berkecukupan dengan banyaknya bantuan mulai dari makan, minum, snack, alat-alat sekolah dan yang lainnya, tapi itu tetap tidak bisa membuat hatiku sesenang di jatirejo yang lalu.

    Hari berganti hari, munggu berganti minggu dan bulan berganti bulan aku bukannya merasa sedikit nyaman,; tapi aku malah merasa kenyamanan itu hilang begitu saja, aku terus berdoa kepada Allah agar Allah memberikan aku tempat yang layak untuk belajar, agar aku bisa menggapai cita-citakju agar cita-cita yang dulu aku harapkan tidakpudar begitu saja agar aku bisa berkumpu dengan teman-temanku dan agar Lapindo Cepat mengganti rumah, sekolah dan pesantren yang telah dia tenggelamkan

    Semua siswa ingi mempunyai kelas sendiri, yang bersih, berbau harus dan tidak mendengar suara yang begitu keas, tapi aku disini tidak bisa merasa senang karena duduk tidak memakai bangku, kelasnya kotor, bau dan terdengar jeritan adik-adikku karena kelasku Cuma dibatasi dengan tabir yang tak begitu tebal, dan yang lebih parah dengan keadaan kami yang seperti ini, kami menjadi tak semangat belajar tapi, para dewan guru tetap mendukung kita dan menyuruh kita agar kita tetap tegar menghadapi bencana yang silih berganti

    Dan mulai sekarang hingga kapanpun aku tetap tidak bisa memaafkan orang-orang yang sudah ceroboh, yang sudah menenggelamkan rumah, sekolah dan pesantren. Mudah-mudahan Allah memberikan hidayah kepada mereka dan mudah-mudahan mere cepat mengganti rumah, sekolah dan pesantren!!!!!

    KARYA CIPTA

    Nama : Nur Farichatul Fitriah / Fitriah /Richa

    Kelas : .

    Sekolah : .

    Alamat : .

  • KISAH KASIH DI DESAKU DAN PASPOR

    Dahulu didesa ku sebelum ada lumpur lapindo aku tenang-tenang saja. Aku sangat ceria bermain bersama teman-temanku. Aku selalu masuk sekolah. Teman-temanku sekolah sangat banyak tapi semenjak ada lumpur Lapindo semua berubah. Aku kehilangan semua teman-temanku aku sangat sedih ditambah lagi rumah dan sekolahku tenggelam lumpur Lapindo semuanya tenggelam lumpur Lapindo aku sangat sedih sekali. Sekarang aku hidup bersama keluargaku di paspor kalau tidur gak enak banyak nyamuknya dan aku gak bisa tidur. Aku hidup disitu merasa kekurangan teman. Aku berpisah dengan teman-temanku sekolah. Kalau belajar gak bisa konsentrasi. Meskipun di paspor ramai tapi aku tetap seidh karena itu rumahku satu-satunya, dan aku tidak punya tempat tinggal lagi. Aku sangat ingin seklai punya rumah biar tidurnya bisa nyaman dan tidak ada nyamuknya dan aku bisa belajar dengan tenang sekarang aku sekolahnya nggak enak. Aku ingin sekolah di desaku sendiri. Kenapa kok bisa aku menjadi korban lumpur Lapindo dan sampai sekarang rumah ku masih tenggelam. Aku ingin sekali keluar dari pasar baru porong, aku sudah nggak betah tinggal dipasar baru porong, disini itu gak enak aku ingin sekali punya rumah sendiri, biar aku bisa rajin belajar lagi, dan sekolah yang nyaman, aku sangat merasa kekuangan teman-teman. Disini teman-temanku sedikit, dulu banyak sekali. Semoga nanti kalau aku punya rumah aku bisa ketemu teman-temanku yang dulu dan aku bisa ceria lagi, jangan sampai hal ini terjadi lagi. Ya Tuhan jangan sampai rumahku yang baru nanti tenggelam lumpur lapindo lagi. Aku berdoa agar Lumpur Lapindo cepat berhenti biar gak ada desa yang tenggelam lagi. Semua jadi senang dan bahagia and aku juga ikut senang. Semoga doa aku tercapai aku tutup dulu ya

    Wassalam Wr.Wb.

    KARYA CIPTA

    Nama : NUR AINIYAH

    Kelas : V (Lima) Sekolah : SD RENOKENONGO II Alamat :

  • PENGALAMAN SAYA WAKTU DI PENGUNGSIANG

    Pada waktu saya di pengungsian saya sangat tiadk suka sekali, akrena tempatnya

    sangat tidak enak, kalau tidur tidak ada tempat tidur, kalau mandi harus bergantian, akalu

    makan tidak sesuai dengan selera, begitu pula dengan sekolah dan mengaji tidak ada tempatnya, kalau malam cuacanya sangat panas dan banyak nyamuk, mau belajar terganggu dengan ramainya orang lewat penerangan kurang terang, pokoknya gak enak

    sekali segalanya sangat terganggu.

    Mengapa sih desa saya terendam lumpur, rumah terendam lumpur, semuanya serba

    teredam lumpur Lapindo . saya juga sedih karena tidak bisa tenag dalam kehidupan sehari-hari. Tapi saya tidak akan menyerah, saya serakan semua kepada Tuhan Yang Maha Esa,

    mungkin ini cobaan untuk warga Jatirejo. Semuanya warga Jatirejo rindu dengan desanya. Tempat sekolah saya sekarang sangat tidak nyaman karena tidak ada tempat untuk

    belajar, belajar komputer, senam, upacara, tempatnya juga tidak ada, sekarang ruangan sekolah tercampur baur hanya dikasih batas dengan triplek. Tempat duduk saya dibawah

    bersama teman-teman mejanya Cuma menggunakan meja yang bisa dilipat, guru menerangkan tidak terdengar karena ramainya kelas-kelas lain. Pokoknya tempat sekolah

    sekarang tidak enak, gak bisa konsentrasi dalam belajar. Pagi-pagi berangkat sekolah diantar oleh ayah, karena jauh dari tempat tinggal. Saya merasa sangat menyusahjkan kedua orang tua saya, karena setiap pagi diantar. Siangnya ibu saya menjemput saya, saya kasihan dengan ibu.

    Bermain di luar waktu istirahat juga tidak enak karena banyak mobil dan motor yang lewat yang berjualan Cuma sedikit, jadi tidak bisa memilih kue yang besih dan sehat. Aklau olah raga harus mengelilingi pengungsian kalau ujian/semester tidak bisa berkonsentrasi kalau dirumah mau main dengan teman-teman sekolah tidak bisa karena rumahnya

    berjauhan semua. Mau belajar atau bekerja kelompo bareng bersama teman tidak bisa pokoknya gak enak sekali.

    Aku tinggal di pengungsian selama hampir 3 bulan, sekarang aku tinggal di rumah

    kontrakan. Setiap masa kontrakan habis, orang tuaku bingung cari kontrakan lagi jadinya saya selalu berpindah-pindah ke sana ke sini. Tapi kalau sekolahanku tetap di pengungsian.

    Entah sampai kapan masalah ini berakhir. Hidup sekolah belajar seperti dulu lagi. Setiap hari aku selalu berdoa kepada Allah semoga diberikan yang terbaik dalam keluarga saya

    dan juga semua warga jatirejo Tapi alhamdulillah saya sudah punya rumah sendiri.

  • Ya . Allah ampunilah dosa-dosaku dan dosa kedua orang tuaku juga dosa-dosa semua warga jatirejo. Berilah kami kesehatan agar kami dapat menjalani cobaan yuang engkau berikan dengan hati ikhlas beri kami kehidupan yang sempurna, tentram dan damai

    dan semoga sekolah kami bisa tetap jaya. Ya .. Allah kabulkanlah doaku .. Amin Amin Amin Amin Amin Ya Robbal . alamin

    Itulah pengalaman saya waktu di pengungsian

    KARYA CIPTA

    Nama : Salma Nabila Kelas : IV (Empat) Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong Alamat :

  • KELUARGAKU BAHAGIA

    Ini semua cerita tentang keluarga yang bahagia saya tinggal bersama ayah, ibu dan satu adik kecil perempuan namanya Andini febrianti dia biasa dipanggil dini, sedang saya bernama nilil Fadila panggilanku nilil/ilil. Saya lahir 3 Oktober 1999, jadi umurku sekarang 9 tahun. Saya sekolah di MI maarif jatirejo kelas 3.

    Dulu saya dan keluarga saya tinggal di kampung halaman kami jatirejo sebelum bencana lumpur Lapindo menenggelamkannya. Ayahku bekerja sebagai Buruh Pabrik di desaku sedang ibuku di rumah mengurus dan mengantar aku sekolah. Aku sayang sama orang tuaku.

    Tapi suatu hari bencana terjadi sebuah tempat pengeboran gas yang letaknya bersebelahan edngan desaku meletus. Satu minggu kemudian deaku terkena dampaknya bisa menyesakkan dadaku, mengalir deras tanpa diundang. Semuanya terjadi dengan cepat Cuma dalam hitungan minggu keluargaku pindah ngungsi disebuah tempat pasar baru. Semuanya berubah, sekolah, lingkungan tempat tinggal, sampai aku tidurpun gerombol dan sama saudara-saudaraku, tapi aku tetap bahagia karena ayah dan ibuku pun tiba adik kecilku yang lucu lahir. Dialah Dini meskipun dia lahir dalam pengungsian tapi kami sangat bahagia.umurnya sekarang sudah 2 tahun. Dia adikku yang nakal, manja, tapi juga sangat manis. Aku sangat sayang banget sama dia.

    Sekarang kami sudah pindah di sebuah rumah kontrakan. Meskipun rumah kami kecil tapi kami selalu bersyukur. Bahkan aku dan adikku bisa bermain riang gembira tanpa harus memikirkan semburan lumpur Lapindo yang tak tau kapan berhentinya. Inilah keluargaku yang selalu bahagia. Kebahagiaan bisa kita raih bila kita selalu bersyukur atas apa yang diberikan Allah pada kita dan jangan pernah mengeluh.

    KARYA CIPTA

    Nama : NILIL FADILAH

    Kelas : III (Tiga) Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong Alamat :

  • BERKUNJUNG KE MUSIUM EMPU TANTULAR

    Bulan lalu aku dan teman-temanku berkunmjung ke musium empu tantular di Sidoarjo. Aku dan teman-teman snagat senang sekali. Sebelum aku berangka aku di rumah menyiapkan bekal makanan ringan dan minuman. Kami berangkat pukul 07.30 dari pasar Baru Porong atau atau depn sekolah. Aku berangkat naik mobil dengan teman-teman. Di dalam mobil aku bercanda ria dengan teman-teman. Aku melewati dasar kami yang dijadikan wisata lumpur. Didaerah Jatirejo sampai siring mobil kami terjebak macet. Jalan menuju musium sangat jauh sekali. Ada salah satu teman aku yang muntah karena perjalanannya jauh dan panas kami sampai di tempat tujuan pukul 09.30. aku dan teman-teman langsung masuk ke dalam musium, sebelum kami jalan-jalan di dalam musium dan melihat-lihat benda sejarah, kami melihat film sejarah musium ini dan candi-canri di Indonesia. Setelah itu kami jalan-jalan melihat-lihat benda sejarah seperti kain jaman duludan kapal seperti di Film Titanic. Aku masuk di ruangan fosil-fosil hewan purba itu seperti gading gajah, fosil badak dan sebagainya.

    Aku dan temanku masuk kelantai dua. Dilantai dua itu adalah ruangan fisika diruang itu banyak alat-alat fisika. Aku melihat tengkorak yang naik sepeda dan di jalankan secara otomatis terus aku main alat fisika lainnya. Setelah itu aku dan teman-temandisuruh turun dan berkumpul karena kami akan pulang, sebelum pulang kami makan-makan dan beli jajan diluar.

    Aku dan rombongan pulang kira-kira jam 12.00 kami terus naik mobil di dalam mobil kami becanda ria dan ditengah-tengah perjalanan ada salah satu aku muntah lagi karena di dalam mobil udaranya panas dan pengap, karena mobil itu di tempati banyak siswa dan didaerah siring kami terjebak macet lagi terus sama pak sopirnyua dilewatkan di daerah beringin, aku samai di sekolah udah banyak orang tua yang menunggu karena kata gurunya pulang jam 12.00. ternyata pulangnya jam 12.30 sesampainya di rumah aku langsung tidur aku kecapean.

    KARYA CIPTA

    Nama : DIMAS B.P Kelas : III (Tiga) Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong Alamat :

  • LIBURAN KE ANCOL

    Wawktu masih tinggal di jatirejo, saya diajak ibu ke Ancol, saya berangkat pukul 05.00 pagi naik bis. Waktu di perjalanan saya melihat lihat pemandangan, perjalanannya lama. Sekali akhirnya saya sampai pada pukul 09.00. Di sana saya main anting-antingan dan saya ke laut, disana banyak seklai orangnya kemudian saya main sepak bola pukul 01.00 siang saya makan siang sama ibu di Restoran Jakarta. Habis makan siang saya beli hamburger enak de. Lo ibu beli apa lah wah beli es krim rasa apa yan wah ternyata rasanya coklat. Ya suah bu ayuk kita lanjutkan bermain ya ayuk kita main anting? Saja ya akhirnya saya siap menaikinya sekarang sudah dimulai

    Wah. Enak sekali tapi lama-kelamaan kok kepala saya pusing akhirnya saya turun

    dari anting-anting terus saya muntah-muntah dan saya di pijat ibu wek.. wek.. aduh badan saya pegel-pegel akhrnya ibu membelikan obat pegal linu rasanya pahit hi pahit weh badan saya tidak pegal lagi rasanya segar bugar saya di ancol saya juga melihat macam-macam rumah adat dan Pakaian tradisional dari macam-macam daerah. Semunaya bagus-baguis saya bangga menjadi anak Indonesia karena Indonesia beragam kebudayaan dan itu harus dilestarikan dan dijaga. Demikian seribu pengalaman saya liburan ke ancol terima kasih.

    Wassalamualaikum Wr.Wb.

    KARYA CIPTA

    Nama : MOCH. IRFAK HIDAYAT

    Kelas : II (Dua) Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong Alamat :

  • MAKAN HAMBURGER

    Di suatu pagi tepatnya hari minggu tanggal 9 Nopember 2008 ayah mengajakku, 2 orang kakak laki-laki aku dan ibu, pergi ke Giant Sidoarjo. Di sana kami belanja untuk keperluan dirumah. Misalnya sabun cuci buat baju. Sabun cuci buat piring, kecap, mie goreng , sabun mandi.

    Disana aku dan kakak-kakakku juga pergi ke Time Zone untuk bermain disana banyak dan mengasyikkan. Ada pemainan memasukkan bola ke keranjang basket, tembak-tembakan balap sepeda, dinosaurus dan masih banyak lagi yang lainnya.

    Setelah capek bermain ayah mengajak aku, kakak-kakakku dan ibuku makan di Mekdi aku paling suka burger dan kentang goreng terus minumnya pepsi. Ibu kakak dan ayah juga makan burger pas sudah malam dan capek sekali, aku minta ayah untuk pulang tapi ayah tidak mau dan bilang akan menginap di hotel sebelah Giant. Aku dan kakak ku senang sekali mulai masuk kamar perutku tidak enak sekali dan ingin muntah-muntah aku bilang ke ibu kalau kepalaku juga pusing dan badanku panas, ibu juga pingin muntah dan perutnya sakit dan ibu sering beak-berak dan tidak bisa tidur nyenyak.

    Aku dan ibulemas dan periksa ke rumah askit Siti Hajar, kemudian diperiksa Dokter katanya aku dan ibu keracunan makanan setelah itu di suruh dokter opname tapi aku tidak mau aku pingin di rumah aja karena kalau di rumah sakit aku enggak bisa bebas, lalu dokter memberi resep obat aku dan ibu pulang kemudian minum obat dan tidur dengan nyenyak.

    KARYA CIPTA

    Nama : ALISA QOTRUN NADA Kelas : II (DUA) Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong Alamat :

  • DESAKU DITELAN LUMPUR LAPINDO

    Suasanan yang tentram tenah dan menyenangkan itulah yang terkenang dalam ingatanku tentang kampung halaman ku dulu. Tetapi kini semua telah lenyap ditelan lumpur lapindo. Masih terkenang dalam ingatan ku waktu di telan lumpur lapindo. Masih terkenang dalam ingatanku waktu itu tanggal 30 Mei 2006 pukul 09.00 pagi . ketika aku berada disekolah, bapak pamong didesaku memberikan informasi agar tidak menggunakan sumur untuk sementara waktu. Karena ada kebocoran dalam pengeboran minyak yang bertepatan di persawahan. Pada wilayah kampungku, waktu itu suasana terasa sedikit meresahkan warga, disana-sini banyak orang -orang dewasa yang memperbincangkan tentang kebocoran pengeboran didesaku, ketakutan akan merusak dan mencemari kampungku terus mengganggu pikiranku. Ternyata sampai sekarang semuanya telkah

    melenyapkan kenanganku, pada teman-temanku, saudaraku. Di pengungsian, tidak ada kata teratur, dalam pengungsian semuany serba seadanya.

    Tidur, makan, bersama-sama ada yang dibalai desa renokenongo dan ada jkuga yang dihalaman masjid didepan sekolahan ku,itulah yang terkenang dalam ingatanku tentang pengungsian. Benar-benar diluar bayanganku, kenyataan tentang korban bencana alam yang sering ku lihat di televisi ternyata kini benar-benar aku alami. Gimana tidak, sunggu tidak ku sangka rasanya tidur berdesakan satu RT, mandipun demikian harus mengantri berjam-jam sungguh benar-benar menguji kesabaranku, bahkan ada yang kejadian tidak mandi kalau kurang sabar untuk bergiliran. Tidak hanya mandi makanpun berdesakan untuk mengambil jatahnya, Ya Allah sungguh engkau telah menguji kesabaran untuk menghadapi enana ini, doa itulah yang temanku di masjid tempat aku mengungsi yang diwaktu itu dipandu oleh Guru ngaji yang sangat aku sukai karena ilmu yang disampaikan akmat menyentuh hati, juga sangat disukai teman-temanku, akrena suka bercanda. Itulah pelajaran yang kudapati di pengungsian dan dalam kenanganku memang penuh suka cita dan duka yang teringat sukanya shi waktu itu kalau mendapat beraneka ragam sumbangan tapi kalaui aku sebutkan rasanya tidak cukup satu halaman lemdaran ini mulai dari perlengkapan sekolah untuk anak-anak, perlengkapan ini mulai dari perlengkapan sekolah untuk anak-anak, perlengkapan mengaji makanan ringan sembako, perabot dapur perlengkapan tidur dan banyak lagi lainnya semoga saja amal kebaikan orang-orang yang rela menyumbang sebagian rezekinya diterima oleh Allah, yakni untuk sekedar menghibur dan membantu kami yang sedang mengalami bencana.

    Alkhamdulillah di rumah kontrakan aku ckup puas disana aku bisa hidup cukup senang karena teman-teman ku bermain mengaji bimbingan belajar sangat menyenangkan canda tawa mereka cukup menghiburku, rasanya aku sedikit terobati akan keluhan bencana yang menimpaku, aku bisa menikmati hidup layak seperti sendi kala waktu aku di rumah

  • yang tertimpa lumpur Lapindo. Meski aku tahu dari sanak saudara tapi aku bersyukur terkadang juga bisa ketemu mereka kalau kami saling besilaturrahmi

    Dirumah baruku bisa menemukan segalanya teman-teman bermain baru. Teman mengaji juga teman-teman sekolah memang dirumah baru aku hanya bisa berharap karena masih tinggal beberapa bulan rumah baruku bisa aku tempati. Doa ku semoga Tuhan mendengarnya dan mengabulkan semua harapan ku.

    KARYA CIPTA

    Nama : AYUNDA UMIROTUS SAKINA Kelas : IV (Empat) Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong Alamat : Jabon Karombang RW 13 RT 07

  • LUMPUR LAPINDO

    Pada saat aku bemain bersama teman-teman aku terdengar suara ledakan yang sangat keras. Aku dengan teman-teman belarian pulang ke rumah masing-masing semua orang berlarian untuk menyelamatkan barang-barang dan jiwanya dan orang-orang mengungsi ke tempat saudaranya yang jauh dari lumpur, aku dan teman-teman berharap untuk lapindo menggembalikan ruimah kami yang tenggelam lumpur. Aku tidak ingin berlama-lama ada di pengungsian karena pengungsian itu tidak enak karena banyak nyamuknya. Karena itu aku ingin keluar dari pengungsian. Aku tidak bisa belajar karena terdengar suara yang sangat ramai. Sekali aku tidak bisa berfikir. Apalagi sekarang aku mau ujian aku tidak bisa berfikir total ini ada alasannya inilah agar-agar lumpur Lapindo aku sekarang tidak tahu rumah teman-teman aku dulu aku berkata sama temanku tidak akan aku tinggalin walaupun aku sekarang tidak ketemu dengan teman aku. Teman-teman ku dulu tidak ingin berpisah dengan aku. Disaat lumpur meluber ke reno kenongo aku sangat tidak enak. Aku berfikir kalau nanti rumah aku kacak ini aku ingin sekolah aku seperti dulu. Kembali kebentuk semula. Aku tidak mau mempunyai teman baru lagi dan aku tidak mau seklah baru. Walaupun aku sudah dibayar sama Lapindo aku tidak akan melupakan teman-temanku dulu. Walaupun rumah aku sekarang sudah tenggelam aku tetap ingin kembali ke rumahku yang dulu, aku disaat cerita bersama teman aku yang baru. Aku terasa sangat menedihkan sekali. Sekarang aku tahu rumahnya teman aku yang dulu. Aku dan teman-temanku sekarang sudah ketemu semuanya.

    Inilah Nasib Seorang Korban Lumpur lapindo

    KARYA CIPTA

    Nama : DEVA MAITA S. Kelas : VI (Enam) Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong Alamat :

  • DESAKU SAYANG DESAKU MALANG

    Pada saat itu aku tinggal di suatu desa yang pemandangannya dan haawnya sangat

    sejuk. Teman-teman dan tetanggaku yang ramah. Boleh dibilang desaku desa yang permai, aman dan tentram. Didesaku terbentang luas sawah, ladang yang subur karena letak desaku

    tidak jauh dari kaki gunung penanggungan dan gunung arjuna dan banyak perusahaan yang kebanyakan orang desaku bekerja di perusahaan itu. Termasuk ayah dan ibuku.

    Selain menjadi karyawan perusahaan orang-rang desaku juga menjadi petani dengan kesuburan desaku dan sekitarnya ternyata di dalam bumi juga terkandung kekayaan alam misalnya Minyak bumi dan gas, dengan adanya kekayaan di dalam perut bumi desaku,

    pengusaha-pengusaha yang bergerak dalam bidang migas mulai menciumnya contoh salah

    satu yaitu PT Lapindo Brantas Inc. pada tahun 2006 mulai melakukan pengeboran uintuk

    memproses segala kekayaan yang terkandung dalam perut bumi desaku.

    Dan pengeboran sudah berjalan beberapa bulan hingga suatu saat terjadi kesalahan dalam prosedur yang mana pengeboran mencapai 3000 meter, kedalaan bumi harus di kasih

    pengaman, sehingga terjadi apa yang keluar bukan gas atau minyak akan tetapi lumpur panas yang tekanannya cukup keras sehingga tidak begitu lama hanya berselang

    beberapa minggu saja sudah menenggelamkan desaku dan sekitarnya, semua penduduk desaku sempat mengungsi di pasar baru porong selama kurang lebih 3 bulan. Kebetulan

    pasar baru tersebut belum ditempati oleh pedagang, sehingga bisa dimanfaatkan oleh

    Pemkab Sidoarjo untuk pengungsi korban luapan lumpur Lapindo. Dengan tenggelamnya desaku oleh lumpur Panas kini aku terpisah dengan tetangga

    dan teman-teman ku karena mereka harus mengikuti orang tuanya, dulu waktu aku sekolah

    didesaku teman sekelas ada 20 anak kini hanya tinggal 7 anak.

    Sekarang sekolahku pindah di Stand Ruko Pasar baru dimana satu unit ruko di

    tempati 6 kelas dari kelas satu sampai kelas enam hanya di skats dengan triplex. Aku tidak

    bisa konsentrasi menerima pelajaran karena ramai sekali salah satu seorang guru menerangkan dikelas 3 maka di kelas lain akan ikut kedengaran. Suasananya ramai,

    hawanya panas karena ruangannya sempit tidak nyaman apalagi aroma tidak sedap yang

    timbul dari selokan dan kaerna banyak sampah didalam selokannya

  • Setiap habis sholat aku selalu berdoa kepada Allah : Ya Allah berikanlah kekuatan

    hambamu ini semoga orang-orang yang menjadi korban luapan lumpur panas berikan rahmat dan hidayahmu. Allah Humma Ya Allah jadikanlah keluarga ku, keluarga sakinah. Amin..

    KARYA CIPTA

    Nama : M. RIANT FIRGIAWAN

    Kelas : ...

    Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong Alamat :

  • PENGALAMANKU WAKTU DI PEGUNGSIAN

    Nama ela dan aku tinggal di Desa jatiejo Porong RT 10 RW 02 Di desa itu aku merasa bahagia karena aku punya teman untuk diajak bermain dan bergurau. Aku merasa sangat bersyukur telah dilahirkan disana, tetapi pada suatu hari,tepatnya tahun 2006. Ternyata semuanya itu telah sirna dikarenakan desaku terendam oleh lumpur Lapindo.

    Pada saat itu aku dan seluruh keluargaku bahkan teman-temanku ngungsidipsar baru porong yang rencananya akan dibuat pertokoan baru. Waktu itu aku merasa terusir dan merasa sangat sedih sekali. Tapi selama aku dipasar baru porong aku merenung dan bersyukur karena keluargaku baik-baik saja.

    Sekian lama aku dipasar Porong aku juga banyak teman-teman baru dan teman-teman kulah yang dapat menghiburkuy tetapi setelah aku betah di sana meskipun kehidupan di sana tidak layak/ tidak enak. Orang tuaku mencari kontrakan kesana kemari dan orang tuaku telah berusaha. Aku kasihan dengan orang tuaku. Dan aku memohon kepada Allah SWT untuk memberi kemudahan kepada kedua orang tuaku Amin.. amin. Ya Robbal Alamin

    KARYA CIPTA

    Nama : LAILATUL ISTIQOMAH Kelas : IV (Empat) Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong Alamat :

  • RUMAHKU TERENDAM LUMPUR

    Pada suatu hari disebelah utara rumahku kira-kira satu meter ada pengeboran minyak PT Lapindo Brantas Inc. dimana pengeboran itu didesa Renokenongo terjadilah luapan lumpur panas yang tidak dapat dibendung dengan alat apapun termasuk alat pancang, lumpur terus keluar sedikit demi sedikit lama-lama menjadi besar sawah-sawah terendam lalu meluber ke pabrik-pabrik.

    Lama-kelamaan meluber ke desa Jatirejo, semua orang Jatirejo cemas edngan adanya lumpur Lapindo, Lumpur terus meluber sampai setengah meter, orang-orang Jatirejo belum juga mengungsi masih bertahan di rumahnya sendiri-sendiri, lalu ada tim evakuasi orang jatirejo baru mau dievakuasi barang-barangnya, juga barang yang tertinggal banyak sekali.

    Yang terendam lumpur rumahku, sekolahku, tempat mengajiku semua rata dengan lumpur, lalu saya mengungsi di pasar baru porong yang sangat tepaksa saya tidur di pasar, banyak nyamuknya, dan banyak sumbangan dari berbagai perusahaan yang terus itpun saya belum merasa senang karena rumah saya terendam lumpur

    Yang sangat menyedihakn lagi makanan basi diberikan pengungsi, waktu terus berjalan korban lumpur di janji-janji yang tidak pasti, di beri kontrakan, di beri jatah hidup, diberi dua puluh persen, janji-janji sepertinya pasti tetapi kenyataannya tinggal janji yang tak pasti, lalu orang korban lumpur lapindo berdemo di tanggul, dikabupatenbahkan sampai ke Jakarta, itupun tidak membuahkan hasil.

    Banyak masyarakat korban lumpur yang sakit-sakitan bahkan sampai meninggal dunia, karena memikirkan sudah tidak punya rumah janji tinggal janji, banyak yang meninggal dunia mengenaskan karena memikirkan nasibnya yang tidak pasti kapan di bayar dan kapan saya punya rumah seperti yang sedia kala seperti didesaku yang seperti dulu.

    Oh, ya nasib rumahku terendam, sekolahku terendam keluargaku berantakan, lari kesana kemari, kapan diganti rumahku seperti semula.

    KARYA CIPTA

    Nama : ANDY CHUZAIMI Kelas : VI (Enam) Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong Alamat :

  • SEKOLAHKU KEBANGGAANKU

    Aku siswa kelas VI MI Kholid Bin Walid di Renokenongo yang sampai saat ini

    dikenal dengan korban keganasan lumpur Lapindo. Sebelum adanya tragedi luapan lumpur

    panas Lapindo hidup kami tentram, damai dan sejahtera meski hanya seorang petani bapak kami sanggup memberikan apa yang kami cita-citakan. Demikian juga dengan sekolah kami. Walau sekolah kami tidak sebesar sekolah swasta lainnya kami bangga dapat

    menambah ilmu di sekolahini demikian juga dengan para pengajarnya walau bukan tenaha profesional tapi mereka dapat memberikan bekal yang terbaik untuk murid-muridnya dalam

    hal-hal yang behubungan dengan sekolah/pelajaran semua ini bisa kami buktikan dengan tampilnya siswa-siswi nya dalam segala lomba yang diadakan oleh Dinas Pendidikan atau

    dari Instansi lain.

    Fasilitas apapun sudah disediakan oleh sekolah, gedung sekolahpun kami tinggal

    menempi karena meski tidak besar sekolah kami sudah memiliki gedung sendiri.

    Tapi semua itu kini tinggal kenangan, kami terpisah dengan teman-teman kami,

    rumah kami bahkan sekolah kami pun hanya bisa dilihat dalam ingatan dengan meledaknya

    tragedi Luapan Lumpur Lapindo semua kebahagiaan dan keceriaan kami sirna seketika itu,

    kami kehilangan teman-teman kami, bahkan guru-guru tercinta kami pun jauh rumah-rumah kami sekampung dan berapa desa tetangga kaipun tenggelam dalam keghanasan

    lumpur Lapindo dengan tenggelamnya rumah rumah kami maa dengan terpaksa kami

    pergi mencari tempat perlindungan karena kami tidak bisa menyelamatkan barang-barang

    berharga kami, maka kami tidak bisa menempati rumah yang layak

    Sudah hampir 3 tahun kami menempati tempat pengungsian pasar baru porong, meski

    terlindungi tapi tidak senyaman tinggal di rumah kami sendiri, tapi apa yang bisa kami

    lakukan selain berdoa dan berdoa semoga semua ini akan cepat berakhir, yang lebih

    menyakitkan lagi setelah tenggelamnya sekolah kami, tempat belajar kami jadi berpindah-pindah meski tidak layak untuk ditempatibelajar kami, kami tetap senang karena bisa bermain dan berkumpul bersama dan berkumpu bersama teman-teman kami yang terpisah,

    kami bangga dengan sekolah kami karena tetap bertahan meski tempat belajar kami tidak tetap bahkan murid-murinya pun banyak yang pindah kesekolah lain walau sedikit kita

    tetap belajar untuk bisa mewujudkan cita-cita kami.

  • Dengan adanya cobaan ini kami siswanya hanya bisa bedoa semoga sekolah tetap

    berdiri tegak dan bertahan sampai kapanpun agar kami bisa berbangga dan bangga menjadi siswa sekolah ini.

    Sekian, Terima kasih

    KARYA CIPTA

    Nama : ROCHMATUL JANNAH

    Kelas : VI (Enam) Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong Alamat :

  • RINDU KAMPUNG HALAMAN

    Sudah dua tahun aku tinggal dipengungsian sejak bencana lumpur yang disebabkan sebuah pengeboran yang mengalami kegagalan sebuah proyek dan sekaligus menenggelamkan seluruh desaku dan semua kenang-kenangan yang ada didesaku.

    Kini kami harus jalani kehidupan yang jauh dari normal. Bagaimana layaknya waktu hidup di desaku dulu yang penuh dengan ketentraman. Meski kini aku sudah terbiasa dengan kehidupan penampungan sekarang, meskipun aku belum tau berapa lama lagi harus tinggal dan melewati ini semua.

    Dari awal aku dipenampungan ini selalu di bayangi rasa takut, apalagi diwaktu hujan deras dan angin kencang yang menerpa dan banyak hal lainnya yang harus aku jalani seperti saat mandi kita harus antri jadi aku harus bangun lebih pagi supaya tidak telat tiba di sekolah yang letaknya cukup jauh dari tempatku sekarang.

    Hari ini aku lebih takut mendengar kabar tempatku akan dipindahkan kelain desa lagi, gimana dengan kegiatanku sekolah, mengaji terpaksa aku harus adaptasi dengan lingkungan baru,; di sebuah rumah sementara, tapi aku bersyukur ibu bilang aku tidak perlu pindah sekolah karena kakaku tinggal satu semester jadi kita berangkat bersama, dan aku masih bisa berkumpul dengan teman-temanku

    Setiap hari selesai sholat aku selalu berdoa semoga musibah ini cepat berlalu dan kita bisa hidup seperti dulu lagi.. amin

    KARYA CIPTA

    Nama : NIDAROTUL ULMI

    Kelas : V (Lima) Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong Alamat :

  • WAKTU TERKENA LUMPUR

    Jam 02.00 malam tiba-tiba ada lumpur yang datang begitu saja, kami langsung lari dan kami mengungsi di saudara kami. Pas malamnya kami mengungsi di pasar porong. Tiba di pasar saya sedih banget. Di pasar saya tidak bisa tidur karena disitu banyak nyamuk dan ramai banget, mandinya juga antri, makannya menunggu antaran dari dapur, dan siangnya panass banget, malamnya dingin, kapan saya keluar dari sini ya Allah saya sudah tidak tahan lagi disini, belajarnya juga terganggu sampek-sampek saya tidak bisa konsentrasi belajarnya jadi susah mengerjakan Prnya, setelah belajar saya sholat dan berdoa saya memintak kepada Allah untuk mempercepatkan ganti rugi ini pas saya tidur tiba-tiba ada hujan turun ke seng dan kedengerannya keras sekali dan saya terus berkata kapan saya keluar dari sini Tuhan kapan, sudah cukup pendeitaan kami di pasar. Kami distu hampir 3 tahun. Saya kasian sama orang tua saya. Dia dulu bekerja di toko dan sekarang nganggur. Coba kalo dulu tidak ada lumpur, pasti keluarga saya tidak susah. Begini pertama kali mengungsi saya ada di los disitu panas dan dingin tapi sekarang saya ada di kios agak mendingan. Sekarang mandinya tidak bisa lama-lama. Kalo lama bisa di dok-dok sekarang mandinya 5 menit dulu dirumah sampek sepuasnya. Dulu pas sekolah saya naik bus jadi pagi banget kalo tidak pagi-pagi bisa ketinggalan busdan tidak bisa sekolah. Sekarang bukan hanya harta dan rumah saja sekolahan saja bisa terendam lumpur. Saya sekarang harus belajar yang sungguh-sungguh. Saya harus bisa mencapai cita-cita saya. Kalo begini caranya bagaimana bisa mencapai cita-cita belajar saja tidak bisa konsen. Kalo mnengerjakan PR saja susah. Tapi saya semangat mencapai cita-cita saya biar saya jadi orang yang sukses. Dulu sempat ada pipo yang meledakdan apinya besar sekali. Pas jam 08.00 piponya meledak kami langsung lari kemana saja. Saya berdoa begini ya Allah hambamu ijni bisa selamt atau tidak Ya Allah karena apinya sangat besar. Ada orang yang ingin membantu kami tapi orang itu terkena ledakan api sampek orang itu meninggal dunia.

    KARYA CIPTA

    Nama : MIFTAKHUL HIDAYATI

    Kelas : V (Lima) Sekolah : MI Maarif Jatirejo - Porong Alamat :

  • DESA YANG HILANG

    Sebelum ada sembuan lumpur desaku sangat ramai dan aman, jauh dari polusi-polusi. Meskipun ada semburan aku tetap menempati rumahku karena masih jauh dari semburan. Aku tak khawatir aku tetap bisa bermain, belajar, dengan tenag dan senang banyak canda dan tawa. Sekolahku tidak jauh dari rumah tetap belajr diseklahku masih aman-aman.

    Dari beberapa kemudian aku megalami ketakutan krena ada pipa gas yang meledak.

    Waktu itu aku belajar tia-tiba ada jeritan orang banyak dan aku keluar dari ruma bersama ibu dan adik aku takut seklai melihat api yang sangat besar dari pipa gas. Semua orang

    keluar dari desaku mencari tempat yang aman untuk berlindung. Keeseokan harinya aku

    kembali ke dumah dan kegiayatan belajarku tertnggal selama seminggu karena teman-temanku belum kembali ke desa semuanya pada mengungsi di sanak saudara dia mengira

    masih belum aman dan masih ketakutan dengan adanya korban yang banyak di lokasi

    kejadian. Aku dan keluarga mengungsi di rumah nenek karena aku trauma jangan-jangan pipa

    itu meledak lagi dan semburan semakin membesar dan melebar. Tak lama kemudian aku

    kembali kerumah karena takut belajr di sekolahku ketinggalan. Sekolahku kembali belajar mengajar dengan baik. Teman-teman dan keluarganya banyak yang sudah menempati rumahnya lagi, tetapi sebagian yang rumahnya sudah terendam lumpur lama-lama tanggul

    semakin tinggi lumpur tak henti-hentinya mengeluarkan asap putih yang banyak dan

    membesar. Tak lama kemudian sekolahku sudah tak nyaman lagi, karena tanggul sudah

    tidak bisa dibendung lagi. Sehari diperbaiki tak lama kemudian tanggul jebol lagi. Kemudian orng-orang didesaku disuruh mengungsi di pasr baru porong. Akan tetapi

    aku berat meninggalkan rumahku. Rumahku masih bisa di tempati belum kena lumpur, aku

    merasa tidak nyaman di rumah serba ketakuitan apa boleh buat orang tuaku masih belum

    bisa meninggalkan rumah yang nyaman. Meski di tetanggaku sudah mengungsi semua aku

    tetap tenang di rumah. Butuh banyak tyeman bermain, belajar bersama bercanda kini banyak yang meninggalkan rumah.

    Lambat laun akhirnya aku berusaha meninggalkan desaku. Rumahku sekolahku

    sudah tidak bisa dihuni lagi. Akhirnya aku cari yang lebih aman di pengungsian. Ternyata

    aku di pengungsian tidak bisa hidup yang layak belajarku teraganggu, istirahat tidak

  • nyaman, kini keceriaanku telah sirna kembali menjadi sedih dan sedih hidup di pengungsian. Entah apa yang bisa menjadi harapan yang baik.

    KARYA CIPTA

    Nama : INTA RIAFNA

    Kelas : V (Lima) Sekolah : Alamat :

  • PERASAAN YANG KUPENDAM BERTAHUN - TAHUN

    Semenjak luapan lumpur menggenangi rumahku kini aku tinggal di pasar baru porong desa yang telah aku cintai kini telah tinggal kenangan. Tiggal dipasar baru poirong sangat tidak nyaman jika tidur selalu banyak nyamuk jika belajar selalu tidak nyaman dan tidak bisa berkonsentasi

    Sekolah yang aku cintai pun telah lenyap karena luapan lumpur semoga semua ini cepat berakhir Bapak Presiden SBY tolong bayar semua rumah, tanah dan sawah kami. Kami tidak kuat untuk menerima semua ini, ya allah Ya Tuhan kami tolongakhiri semua cobaan ini. Sudah bertyahun-tahun aku memendam perasaan ini untuk mengharapkan rumah kami yang lenyap.

    Semoga perjuangan bapak Sunarto tidak sia-sia akupun tidak bisa apa-apa, tapi aku cuma bisa berdoa pada yang kuasa agar dapat memanggil hati yang sudah dibutuhkan AbuRisal bakrie agar dapat mengambil hak kamisemua. Cuma ini yang bisa aku katakan. Aku dan keluargaku hidup mendeita disini.

    Semua orang berjuang demi haknya genangan lumpur semakin meluap semakin banyak desa yang lenyap di pasar baru porong sangat panas jika malam dingin terkadang panas sungguh tak enak disana. Sebentar lagi semua orang akan diusir dari pasar baru porong semua orang bingung mau tinggal dimana mereka.

    Mencari uang pun sekarang susah tinggal dikontrakkan juga butuh uang untuk membayar kontrakannya palagi sekarang banyak orang pengganguran gara-gara lumpur Lapindo. Semua pabrik pun juga dilanda lumpur. Sekolah SMPN 2 porong tidak ada yang bisa diselamatkan

    Semoga bencana ini cepat ditangani kita semua akan berdoa untuk kita semua hanya perasaan ini yang aku pendam bertahun-tahun.

    KARYA CIPTA

    Nama : ANITA FAIRUZZAH

    Kelas : V (Lima) Sekolah : ...

    Alamat :

  • KEHILANGAN RUMAH DAN DESA

    Sudah tiga tahun aku kehilangan rumah dan desaku. Aku ingin sekali kerumahku yang didesa Reno RT 01 RW 01 dulu desa itu terkenal di kecamatan porong karena ketentramannya dan keramahannya. Karena desa itu terkena lumpur Lapindo. Dulunya ada pengeboran yang gagal lalu semua warga disuruh pemerintah untuk tionggal di pengungsian. Saya juga mempunyai kesulitan untuk mengambil air untuk masak dan aku mandi harus mengantri terlebih dahulu agar aku mendapatkan air yanglebih banyak kalau aku sekolah aku harus bangun pagi agar aku tidak mengantri dan agar aku tidak telat sekolah aku sekolah di SD Reno II karena sekolahku terkena lumpur Lapindo terpaksa kami semua harus menumpang sekolah di Juert kenongo terkadang aku teringat dengan rumahku aku sedih karena aku tidak punya rumah pada hari rabu aku telat sekolah karena aku bangun kesiangan aku ingin seklai tinggal di rumahku yang dulu agar aku bisa mandi tidak pakai mengantri agar aku tidak telat sekolah dan ibu lebih cepat mengambil air untuk masak aku setiap pulang sekolah aku selalu sholat setiap aku sholat aku selalu berdoa semoga musibah ini cepat berlalu dan kita bisa hidup seperti dulu lagi . Amin ya robbal alamin

    KARYA CIPTA

    Nama : SULFIANA

    Kelas : III (Tiga) Sekolah : SDN RENO II

    Alamat :

  • GARA-GARA LAPINDO

    Pada tahun 2006 desa kami tidak nyaman lagi bagi masyarakat. Gara-gara lumpur Lapindo desa kami kekurangan bahan makanan dan kekurangan air bersih. Semua warga desa kebingungan mencari makan pada tahun 2007 terjadi semburan api yang diakibatkan oleh pipa bocor dan warga panik.

    Untuk mencari tempat tinggal lain dan jauh dari semburan pada tahun 2008 semua warga meninggalkan desa agar terhindar dari bencana lumpur. Lapindo dan juga ada warga yang sudah dibayar 20% nya dan juga ada yang belum dibayar 20% sampai sekarang sampai 2009. Pembayaran ganti rugi atas tenggelamnya rumah kami juga belum lunas. Sekarang ada warga yang belum punya rumah karena mendapat uang ganti rugi Cuma buat beli tanah dan yang mempunyai rumah itu mendapat uang ganti rugi banyak atau sampai ratusan juta.

    Sekarang warga menunggu untuk pembayaran 80% agar segera punya rumah lagi dan berkumpul lagi bersama keluarga kerabat tetangga dan lain-lain dan sampai sekarang warga masih belum mendapat 80% dan warga juga belum berkumpul dengan tetangga keluarga dan kerabat dekat. Semoga pembayaran 80% segera dikeluarkan agar warga bisa berkumpul kembali dan mempunyai rumah kembali.

    Semoga temanku berkumpul lagi seperti dulku dan bermain lagi seperti dulu yang sangat gembira jika doaku terkabulkan aku pasti bahagia untuk selamanya. Aku diruma baruku tidak ssenang karena tidak mempunyai teman baru seperti dulu dan juga tidak ada teman bermain yang sangat gembira seperti dulu.

    KARYA CIPTA

    Nama : AINUN AULIYA

    Kelas : V (Lima) Sekolah : Alamat :

  • LUMPUR LAPINDO

    Peristiwa Lumpur Lapindo terjadi 3 tahun yang lalu tempatnya 26 mei 2006 sungguh tragis peristiwa tesebut banyak merenggut korban terutama harta yang tak sempat diselamatkan rumah satu-satuhnya harta yang dimiliki pun tak dapat dihuni karena lumpur semakin hari semakin meluas

    Aku dan keluargaku pun hanya bisa pasra dan berdoa pada Tuhan agar semua bencana ini ada hikmahnya saat pertama kali rumahku terendam lumpur hati aku terasa sangat sedih apa yang bisa ku lakukan untuk membantu pendeitaan kedua orang tuaku.

    Akhirnya aku dan keluargaku terpaksa menempati toko kecil di pasar baru porong penderitaan kamipun semakin sempurna saat aku ingin pergi mandi harus mengantri saat aku tidur berdesakan-desak sebagenya

    Suatu saat tiba saja tanggul yang dibuat untuk menampung air jebol semua orang berhambur-hamburan pergi menyelamatkan keluarga dan harta masing-masinig kini Luberan lumpur semakin meluas cara dilakukan dengan cara membuat tyanggul cincin dan memasukkan bola beton ke dalam pusat semburan hasilnya pun nol atau hilang.

    Dipasar baru porong aku masih mencium bau yang menjangat dar