30
1 P P P E E E N N N D D D A A A H H H U U U L L L U U U A A A N N N Selama ini Indonesia dikenal sebagai negara yang mengalami ketergantungan terhadap minyak bumi. Menurut data Automotive Diesel Oil konsumsi bahan bakar minyak di Indonesia sejak tahun 1995 telah melebihi produksi dalam negeri. Seperti diketahui bahwa jumlah pasokan dan cadangan minyak bumi makin lama semakin berkurang, diperkirakan dalam kurun waktu 10 – 15 tahun ke depan cadangan minyak bumi Indonesia akan habis. Dengan melonjaknya harga minyak bumi dunia, maka sudah saatnya kita harus mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi dan mengembangkan sumber energi alternatif antara lain yang berbahan baku campuran minyak jarak atau CPO (Crude Palm Oil) dengan solar atau disebut bio-fuel. Penggunaan bio-fuel ini merupakan solusi dalam menghadapi kelangkaan energi minyak bumi, di samping itu bio-fuel juga ramah lingkungan, dapat diperbaharui, dapat terurai, memiliki sifat pelumasan terhadap piston mesin, mampu mengeleminasi emisi gas buang dan efek rumah kaca, serta kontinuitas ketersediaan bahan baku terjamin. Untuk percepatan penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati atau biofuel, kebijakan tersebut diikuti dengan Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2006 sehingga Departemen Pertanian memiliki program aksi dan terus mengembangkan bahan tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar nabati tanpa mengganggu program pemantapan ketahanan

Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

1

PPPEEENNNDDDAAAHHHUUULLLUUUAAANNN

Selama ini Indonesia dikenal sebagai negara yang mengalami

ketergantungan terhadap minyak bumi. Menurut data Automotive Diesel

Oil konsumsi bahan bakar minyak di Indonesia sejak tahun 1995 telah

melebihi produksi dalam negeri. Seperti diketahui bahwa jumlah pasokan

dan cadangan minyak bumi makin lama semakin berkurang, diperkirakan

dalam kurun waktu 10 – 15 tahun ke depan cadangan minyak bumi

Indonesia akan habis. Dengan melonjaknya harga minyak bumi dunia,

maka sudah saatnya kita harus mengurangi ketergantungan terhadap

minyak bumi dan mengembangkan sumber energi alternatif antara lain

yang berbahan baku campuran minyak jarak atau CPO (Crude Palm Oil)

dengan solar atau disebut bio-fuel. Penggunaan bio-fuel ini merupakan

solusi dalam menghadapi kelangkaan energi minyak bumi, di samping itu

bio-fuel juga ramah lingkungan, dapat diperbaharui, dapat terurai,

memiliki sifat pelumasan terhadap piston mesin, mampu mengeleminasi

emisi gas buang dan efek rumah kaca, serta kontinuitas ketersediaan

bahan baku terjamin.

Untuk percepatan penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati atau

biofuel, kebijakan tersebut diikuti dengan Instruksi Presiden No. 1 Tahun

2006 sehingga Departemen Pertanian memiliki program aksi dan terus

mengembangkan bahan tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk bahan

bakar nabati tanpa mengganggu program pemantapan ketahanan

Page 2: Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

2

pangan nasional. Program ini juga sesuai dengan visi ke depan dalam

meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk pertanian guna

meningkatkan kesejahteraan petani serta sejalan dengan program

Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, serta Proyek Clean

Development Mechanism (CDM, mekanisme pembangunan bersih) dalam

rangka Protokol Kyoto.

Berbagai sumber minyak nabati yang sangat berpotensi untuk dapat

dimanfaatkan sebagai bahan baku bio-fuel adalah kelapa sawit, kelapa

dan biji jarak pagar (Jatropha curcas L.). Pemanfaatan tanaman jarak

pagar sebagai bahan baku bio-fuel tidak mengganggu penyediaan

kebutuhan minyak makan nasional, kebutuhan industri oleokimia, dan

ekspor CPO, karena tidak termasuk sebagai minyak makan (edible oil).

Tanaman jarak pagar merupakan tanaman tahunan yang tahan

kekeringan dan dapat beradaptasi dengan lahan dan agroklimat di

Indonesia terutama Indonesia

bagian Timur. Akan tetapi ada

permasalahan yang dihadapi, yaitu

belum adanya varietas unggul dan

teknik budidaya yang memadai

serta kemungkinan serangan

Organisme Pengganggu Tumbuhan

(OPT).

Biji jarak pagar

may

a

Page 3: Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

3

Banyak orang yang menganggap tanaman ini sebagai tanaman yang

beracun dan mempunyai sifat fungisidal, sehingga tidak perlu

mengkhawatirkan adanya serangan OPT, tetapi dari hasil laporan

diketahui ada beberapa hama dan penyakit yang menimbulkan kerusakan

secara ekonomi pada perkebunan jarak. Laporan tersebut harus

dijadikan peringatan yang perlu menjadi perhatian kita, sebelum hal

tersebut menimpa perkebunan jarak yang sedang dikembangkan.

Untuk mengurangi kerugian karena serangan OPT tersebut perlu

dilakukan usaha perlindungan yang efektif. Berdasarkan UU Nomor 12

Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman dan PP Nomor 6 tahun

1995 kegiatan perlindungan tanaman merupakan tanggung jawab

pemerintah dan masyarakat yang dilaksanakan dengan

mengimplementasikan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang aman

terhadap manusia dan lingkungan. Dalam mengimplementasikan PHT

ada 4 prinsip yang harus dilaksanakan, mulai dari budidaya tanaman

sehat, konservasi musuh alami, pengamatan berkala dan

berkesinambungan serta pemilik kebun / petani secara individu dan

berkelompok telah menjadi ahli PHT atau mandiri dalam mengambil

keputusan di dalam pengelolaan kebunnya.

Page 4: Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

4

BBBIIIOOOLLLOOOGGGIII TTTAAANNNAAAMMMAAANNN JJJAAARRRAAAKKK PPPAAAGGGAAARRR

Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) telah lama dikenal masyarakat

Indonesia, yaitu semasa penjajahan oleh bangsa Jepang pada tahun

1942. Pada masa itu masyarakat diperintahkan untuk menanam jarak

pagar di pekarangannya untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar

kendaraan perang bangsa Jepang. Oleh karena itu tidak mustahil kalau

tanaman jarak pagar memiliki beberapa nama daerah (lokal) antara lain

jarak budeg, jarak gundul, jarak cina (Jawa); baklawah, nawaih (NAD);

dulang (Batak); jarak kosta (Sunda); jarak kare (Timor); peleng kaliki

(Bugis); kalekhe paghar (Madura); jarak pager (Bali); lulu mau, paku

kase, jarak pageh (Nusa Tenggara); kuman nema (Alor); jarak kosta,

jarak wolanda, bindalo, bintalo, tondo utomene (Sulawesi); dan ai huwa

kamala, balacai, kadoto (Maluku).

Tanaman jarak pagar termasuk perdu dengan tinggi 1 – 7 m, bercabang

tidak teratur. Batangnya berkayu, silindris dan bila terluka akan

mengeluarkan getah. Klasifikasi tanaman jarak pagar yaitu:

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Euphorbiaceae

Genus : Jatropha

Spesies : Jatropha curcas Linn

Page 5: Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

5

Morfologi / Ciri-ciri tanaman jarak pagar

Daun

Tanaman jarak pagar berdaun tunggal,

berlekuk dan bersudut 3 atau 5. Daun

tersebar disepanjang batang. Permukaan

daun atas dan bawah berwarna hijau,

permukaan bawah warnanya lebih pucat

dibanding permukaan atasnya. Daun

lebar dan berbentuk jantung atau bulat

telur melebar dengan panjang antara 5 – 15 cm. Helai daun bertoreh,

berlekuk dan ujungnya meruncing. Tulang daun menjari dengan jumlah

5 – 7 tulang daun utama. Daunnya dihubungkan dengan tangkai daun,

panjang tangkai daun 4 – 15 cm.

Bunga

Bunga tanaman jarak pagar adalah bunga

majemuk berbentuk malai, berwarna

kuning kehijauan, berkelamin tunggal dan

berumah satu (putik dan benang sari dalam

satu tanaman). Bunga betina 4 – 5 kali

lebih banyak dari bunga jantan. Bunga

betina dan bunga jantan tersusun dalam Bunga jarak pagar

may

a

Daun jarak pagar

may

a

Page 6: Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

6

rangkaian berbentuk cawan yang tumbuh di ujang batang atau ketiak

daun. Bunga memiliki 5 kelopak berbentuk bulat telur dengan panjang

kurang lebih 4 mm. Benang sari mengumpul pada pangkal dan berwarna

kuning. Tangkai putik pendek berwarna hijau dan kepala putik

melengkung keluar berwarna kuning. Bunganya mempunyai 5 mahkota

berwarna keunguan. Setiap tandan terdapat lebih dari 15 bunga.

Tanaman jarak pagar termasuk tanaman monoecious dan bunganya

uniseksual. Kadangkala muncul hermaprodit yang berbentuk cawan

berwarna hijau kekuningan.

Buah

Buah jarak pagar berupa buah kotak berbentuk

bulat telur dengan diameter 2 – 4 cm. Panjang

buah 2 cm dengan ketebalan sekitar 1 cm.

Buah berwarna hijau ketika muda serta abu-abu

kecoklatan atau kehitaman ketika masak. Buah

jarak terbagi menjadi 3-5 ruang, masing-masing

berisi satu biji sehingga tiap buah terdapat 3-5

biji. Biji berbentuk bulat lonjong dan berwarna coklat kehitaman. Biji

inilah yang banyak mengandung minyak dengan rendemen mencapai

30% - 50% dan mengandung toksin sehingga tidak dapat dimakan.

may

a

Buah jarak pagar

Page 7: Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

7

Syarat Tumbuh

Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai

pada ketinggian 500 m dpl. Curah hujan yang sesuai untuk tanaman

jarak pagar adalah 625 mm/th, namun masih dapat tumbuh pada kisaran

curah hujan 300 mm – 2.380 mm/tahun. Sedang kisaran suhu yang

diperlukan adalah antara 20ºC - 26ºC, pada suhu ekstrim (dibawah 15ºC

atau diatas 35ºC) akan menghambat pertumbuhan serta mengurangi

kadar minyak dalam biji dan mengubah komposisinya.

Tanaman jarak pagar mempunyai sistem

perakaran yang mampu menahan air dan

tanah sehingga tahan terhadap kekeringan

serta berfungsi menahan erosi. Jarak pagar

dapat tumbuh pada berbagai ragam tekstur

dan jenis tanah dan mampu beradaptasi pada

tanah yang kurang subur atau tanah bergaram,

memiliki drainase yang baik, tidak tergenang

dan pH tanah 5,0-6,5.

may

a

Profil tanaman jarak pagar

Page 8: Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

8

PPPEEENNNGGGEEENNNAAALLLAAANNN OOOPPPTTT JJJAAARRRAAAKKK PPPAAAGGGAAARRR

Pada masa lalu serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tidak

pernah diperhatikan, karena umumnya tanaman jarak pagar hanya

ditanam sebagai tumpang sari dari tanaman lain. Tetapi dengan adanya

pengembangan secara besar-besaran, kemungkinan tanaman akan

ditanam dalam areal yang luas dan secara monokultur. Dengan demikian

akan timbul masalah baru. OPT yang semula tidak menimbulkan masalah

bisa menjadi masalah utama dan menimbulkan kerugian nyata.

Hama yang menyerang tanaman jarak pagar mulai dari perkecambahan

sampai tanaman produktif antara lain : Spodoptera litura (ulat grayak),

Scarabaeid (lundi, uret), Valanga spp. (belalang), Empoasca sp. (wereng

daun), Tetranychus sp. (tungau), , Selenithrips rubrocinctus (Thrips) dan

Ferrisia virgata (Kutu bertepung putih). Sedangkan hama yang

menyerang hanya pada tanaman produktif yaitu Chrysocoris javanus

(kepik penghisap cairan buah). Penyakit yang menyerang tanaman jarak

pagar adalah : Bercak daun Cercospora, Layu Fusarium, dan Bercak

daun bakteri. Gulma yang menyerang tanaman jarak pagar yaitu Suket

grinting (Cynodon dactylon), Jaringan ketul (Bidens pilosa), Jebungan

(Cyperus difformis), Bayam duri (Amaranthus spinosus), Babandotan

(Ageratum conyzoides).

Page 9: Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

9

Hama yang menyerang pada pembibitan, pertanaman muda dan

pertanaman produktif

Thrips (Famili Thripidae : Ordo Thysanoptera)

Pengenalan

Thrips (Selenithrips rubrocinctus Grd.)

ditemukan hanya di daerah tropis dan

suka sekali makan daun yang masih

muda. Karateristik dari spesies ini

adalah tiga segmen pertama dari

abdomen nimfa berwarna merah. Di

Indonesia banyak ditemukan pada

tanaman mangga, salam dan jambu mete. Di India banyak menyerang

tanaman kakao (Kalshoven, 1981).

Gejala serangan

Karena serangga ini menghisap cairan daun

yang masih muda, daun-daun jarak menjadi

keriting dan berkerut. Lama-kelamaan daun

menjadi kuning dan gugur.

zain

al m

ahm

ud

Thrips pada tanaman jarak pagar

Selenothrips rubricinctus

cabi

Page 10: Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

10

Tungau (Famili Eriophydae dan Famili Tarsonemidae : Ordo Acarina)

Pengenalan

Ada dua kelompok besar tungau yang ditemukan pada

tanaman jarak yaitu tungau bertungkai 2 pasang dari

famili Eriophydae dan tungau bertungkai 4 pasang dari

famili Tarsonemidae. Kerusakan yang ditimbulkan

oleh kedua jenis tungau ini sangat merugikan.

Tungau Tarsonemidae, berwarna kuning hijau bening,

tungau jantan lebih ramping dari tungau betinanya. Tungkai belakang

panjang dan kuat berfungsi untuk mengangkat dan memindahkan tungau

betina. Tungau ini menyebabkan tepi daun lebih bergelombang

dibandingkan tungau Eriophydae. Tungau Eriophydae berbentuk kecil

memanjang, berwarna kuning pada tungau dewasa dan bening pada

tungau pradewasa. Hidup pada permukaan bawah daun dan pucuk yang

masih muda, yang menyebabkan penebalan pada daun.

Tungau adalah hama yang paling berbahaya pada masa vegetatif karena

membawa virus dan serangannya kadang-kadang berat.

Gejala serangan

Gejala serangan daun menjadi

berwarna kekuning-kuningan kemudian

karat, kemudian daun mengeriput dan

kemerah-merahan lalu gugur dan pada

nura

ini

Gejala serangan tungau pada daun

Tungau pada daun

zain

al m

ahm

ud

Page 11: Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

11

akhirnya tanaman akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan. Daun

yang terserang menjadi salah bentuk atau tidak normal (malformasi)

Kutu bertepung putih (Ferrisia virgata Cockerell)

(Famili Pseudococcidae : Ordo Homoptera)

Pengenalan

Kutu F. virgata ini mempunyai panjang

hingga 4 mm, berbentuk oval, agak pipih,

beberapa dengan benjolan – benjolan

pendek di sepanjang sisi tubuh

badannya. Metamorfosa sederhana

yaitu telur – nimfa – dewasa. Kutu ini

menghasilkan sekresi lilin berwarna putih dalam tepung yang berguna

untuk perlindungan diri. Kutu bergerak cukup aktif. Penyebarannya

sangat dibantu oleh angin, hujan dan hewan lain seperti semut. Nimfa

dan kutu dewasa menghisap cairan pada bagian tanaman yang muda dan

zain

al m

ahm

ud

Gejala serangan tungau pada pucuk tanaman jarak pagar

cabi

Imago kutu Ferrisia

Page 12: Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

12

memproduksi embun madu yang disukai semut. Kutu dapat berfungsi

sebagai penyebar dan penularan virus tanaman.

Kutu N. viridis bersifat polifag. Nimfa betina dapat dibedakan dengan

melihat lapisan lilin di bagian dorsal berjumlah enam dan di bagian

abdomen berjumlah lima. Badan kutu berwarna ungu kegelapan. Nimfa

dan dewasa mengisap cairan pada bagian tanaman yang muda.

Gejala serangan

Jenis kutu menimbulkan kerusakan

dengan gejala awal keriputnya bagian

tanaman. Kemudian bagian tanaman

yang terserang tersebut menjadi

kering dan daunnya gugur. Kutu ini

juga berfungsi sebagai vektor virus

sehingga bagian tanaman juga dapat

menjadi keriting karena terserang virus.

may

a

Koloni kutu Ferrisia pada daun jarak pagar

Page 13: Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

13

Wereng daun (Empoasca sp.) (Famili : Cicadellidae dan Ordo : Homoptera)

Pengenalan

Merupakan salah satu hama utama di

daerah tropis dan sub tropis. Di

lapangan serangga ditemukan sepanjang

tahun, tetapi sangat berbahaya bila

menyerang lahan pembibitan. Betina

meletakkan telur dalam jaringan daun,

dekat dengan tulang daun di permukaan

bawah.

Gejala Serangan

Nimfa dan imago mengisap cairan dari permukaan bawah sehingga daun

berubah warna menjadi merah atau coklat, seringkali daun mengering

dan mati atau daun menggulung/mengeriting di bagian ujung.

cabi

Imago Empoasca

Page 14: Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

14

Ulat grayak (Spodoptera litura)

(Famili : Noctuidae dan Ordo : Lepidoptera)

Pengenalan

Larva memiliki warna hitam terang dengan garis kuning pada

abdomennya. Telur diletakkan berkelompok dalam berbagai ragam

bentuk dan ukuran kurang lebih sebanyak 350 butir dan ditutup dengan

bulu halus. Larva menetas setelah 3 – 5 hari dan hidup secara

berkelompok dan merusak permukaan daun. Larva dewasa dalam waktu

2 minggu dapat mencapai panjang 50 mm. Pada siang hari larva

bersembunyi di tempat teduh, sedang malam hari mereka menyerang

tanaman muda. Pupa berada di dalam tanah. Kupu-kupu hidupnya

pendek dan bertelur dalam 2 – 6 hari sebanyak 2.000 – 3.000 butir

Gejala Serangan

Penyebaran serangga ini termasuk sangat luas (kosmopolitan) terutama

di negara Asia, Pasifik dan Australia. Serangga termasuk polifag pada

berbagai jenis tanaman. Larva memakan daun tanaman, baik tanaman

muda maupun tanaman dewasa dan meninggalkan bekas gigitan, pada

serangan berat daun hanya tersisa tulang daunnya saja, bahkan

terkadang tanaman menjadi gundul.

Ngengat Spodoptera Telur Spodoptera Larva Spodoptera ca

bi

Page 15: Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

15

Belalang Daun (Famili Acrididae : Ordo Orthoptera)

Pengenalan

Belalang Valanga nigricornis berantena pendek, pronotum tidak

memanjang ke belakang, tarsi beruas tiga buah, femur kaki belakang

membesar, ovipositor pendek. Metamorfosa sederhana yaitu telur –

nimfa – dewasa. Induk meletakkan telur di tanah. Setelah menetas,

nimfa mulai merusak tanaman, biasanya menggigit daun dari tepi atau

bagian tengah. Kerusakan berat dapat terjadi jika belalang menyerang

tanaman yang masih muda.

Gejala serangan

Adanya bekas gerekan belalang pada daun atau bagian tanaman muda.

Selain itu juga terdapat kotoran belalang di sekitar tanaman.

Pembesaran dari gambar sebelah kiri

may

a

Belalang pada daun jarak pagar

Page 16: Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

16

Uret (Famili Scarabaeidae : Ordo Coleoptera)

Pengenalan

Siklus hidup hama uret ini 9 – 11 bulan.

Lama hidup imago 10 – 15 hari. Imago

betina membuat lubang di dalam tanah

saat akan bertelur. Telur diletakkan

secara berkelompok, seekor betina dapat

bertelur 15 – 60 butir selama hidupnya.

Telur akan menetas setelah 6 – 14 hari.

Larva yang baru keluar berwarna putih

kebiruan. Larva instar ketiga berwarna

kuning tua dengan bentuk tubuh seperti

huruf C. Pada instar akhir larva hampir

tidak berpindah tempat. Panjang instar

akhir dapat mencapai 45–50 mm. Stadia

larva sekitar 172 – 224 hari. Stadia pupa

terbentuk setelah melewati masa

prapupa selama 2–3 hari. Panjang pupa

25–35 mm dan diketemukan pada

kedalaman 20–30 cm atau lebih. Lama

stadia pupa 21–24 hari.

zain

al m

ahm

ud

Gejala serangan uret

cabi

Imago uret

Larva uret

cabi

zain

al m

ahm

ud

Larva uret

Page 17: Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

17

Gejala serangan

Stadia larva sangat berbahaya karena memakan akar tumbuhan inang

dan mematikan tumbuhan tersebut. Larva memakan akar tanaman

sehingga tanaman tampak layu seperti kekurangan air, daun berwarna

kuning, mengering dan akhirnya mati.

Hama yang hanya menyerang pada pertanaman produktif

Kepik Lembing (Chrysochoris javanus Westw)

(Famili Pentatomidae : Ordo Hemiptera)

Pengenalan

Kepik mempunyai panjang badan sekitar 20 mm. Antena beruas tiga,

lebih panjang dari kepala, berbentuk perisai yang khas. Scutellum

berkembang dengan baik. Tubuh berwarna jingga kemerahan dan

terdapat garis-garis hitam yang jelas. Metamorfosa sederhana yaitu telur

– nimfa – dewasa. Siklus hidup berkisar 60 – 80 hari. Nimfa dan kepik

dewasa gerakakannya lambat. Kepik lembing menyerang pada saat

pembungaan, menjelang pembentukan buah dan menghisap buah,

sehingga menimbulkan kerusakan pada kapsul buah yang sedang

berkembang.

Gejala serangan

Page 18: Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

18

Adanya bekas tusukan kepik pada bunga atau buah yang diserang.

Bunga atau buah menjadi coklat kehitaman. Bunga tidak bisa menjadi

buah, sedangkan pada buah menjadi rusak tidak bisa dipanen.

Kepik Lembing pada buah jarak pagarza

inal

mah

mud

Page 19: Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

19

Penyakit yang menyerang mulai dari pembibitan hingga

pertanaman

Penyakit Bercak Daun Coklat Penyebab penyakit Cercospora ricinella.

Gejala serangan

Gejala serangan pada daun ditandai dengan adanya titik hitam kecil atau

titik coklat yang dikelilingi cincin berwarna hijau pucat berbentuk bulat

atau agak bulat pada daun (berdiameter 1 – 3 mm). Sejumlah bercak

muncul secara sporadis di permukaan daun. Ketika bercak membesar

bagian tengah berwarna coklat pucat yang dikelilingi warna coklat tua.

Bercak-bercak yang sudah tua berubah warna menjadi hijau keabu-abuan

dengan kumpulan masa konidia di tengahnya. Beberapa bercak

bergabung menjadi bercak yang tidak beraturan, pada serangan lanjut

daun menjadi kering dan mudah jatuh.

may

a

Gejala serangan bercak daun coklat Pembesaran dari gambar sebelah kiri

Page 20: Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

20

Pembesaran dari gambar sebelah kiri

may

a

Gejala serangan penyakit bercak

Penyakit layu Fusarium. Penyebab penyakit Fusarium oxysporum.

Gejala serangan

Bagian tanaman yang diserang yaitu daun. Serangan dapat terjadi pada

bibit dan tanaman di lapangan. Serangan pada bibit menyebabkan daun-

daun berwarna hijau pudar dan layu akhirnya mati. Serangan di

lapangan menyebabkan daun-daun di bagian bawah rontok dan hanya

menyisakan daun-daun di bagian atas saja.

Penyakit Bercak Daun Bakteri

Penyebab penyakit Xanthomonas ricinicola. Penyakit ini menyerang

semua bagian tanaman pada semua stadia tanaman mulai dari

pembibitan.

Page 21: Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

21

Gejala serangan

Gejala yang ditimbulkan adalah berupa bercak bulat dan tidak beraturan

berwarna coklat gelap. Bakteri tumbuh dengan baik pada temperatur

31ºC. Gejala pada daun yaitu tampak bercak berwarna coklat kehitaman

dan agak basah. Apabila daun yang terserang tidak segera dipetik,

bercak akan menjalar ke batang dan dapat mematikan tanaman.

Gulma

Beberapa jenis gulma yang ditemui di pertanaman jarak pagar.

Suket grinting (Cynodon dactylon) Pembesaran dari gambar sebelah kiri

Jaringan ketul (Bidens pilosa) Pembesaran dari gambar sebelah kiri

may

a

may

a

pedo

man

gul

ma

pedo

man

gul

ma

Page 22: Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

22

Jebungan (Cyperus difformis) Pembesaran dari gambar sebelah kiri

Bayam eri (Amaranthus spinosus) Pembesaran dari gambar sebelah kiri

Babandotan (Ageratum conyzaiodes) Pembesaran dari gambar sebelah kiri

cabi

cabi

may

a

may

a

may

a

may

a

Page 23: Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

23

PPPEEENNNGGGAAAMMMAAATTTAAANNN OOOPPPTTT JJJAAARRRAAAKKK PPPAAAGGGAAARRR

Pengamatan adalah kegiatan pengumpulan informasi tentang keadaan

populasi atau tingkat serangan OPT dan faktor yang mempengaruhi,

pada waktu dan tempat tertentu.

Pengamatan dilaksanakan oleh petani/petugas di lokasi yang dipilih untuk

mewakili areal tertentu, dengan menggunakan metode tertentu agar

menghasilkan data yang representatif.

Pengamatan dilakukan secara berkala, sekali seminggu atau sekali

sebulan sesuai dengan fase rentan tanaman / saat mulai munculnya OPT

sebaran.

Pengamatan dapat menjadi dasar pengambilan keputusan perlu tidaknya

dilakukan tindakan pengendalian OPT. Keputusan pengendalian dilakukan

petani / kelompok tani untuk lahannya masing-masing. Petugas

perlindungan menjadi fasilitator dan pendamping petani dalam

pengambilan keputusan. Pengamatan juga bermanfaat dalam menilai

keberhasilan tindakan pengendalian yang dilaksanakan.

Page 24: Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

24

Aspek-aspek dalam kegiatan pengamatan :

Sasaran pengamatan

Sasaran pengamatan pada pohon contoh tanaman jarak pagar dibedakan

menurut organ tanaman, yaitu

a) akar

b) daun dan pucuk

c) buah

Jenis OPT yang diamati pada bagian akar adalah jenis Scarabaeid (lundi,

uret). Jenis OPT yang diamati pada bagian daun dan pucuk yaitu

Spodoptera litura (ulat grayak), Valanga spp. (belalang), Empoasca sp.

(wereng daun), Tetranychus sp. (tungau), Selenithrips rubrocinctus

(Thrips) dan Ferrisia virgata (Kutu bertepung putih). Jenis OPT yang

diamati pada bagian buah adalah Chrysochoris javanus (kepik lembing).

Pengambilan contoh

Untuk setiap kebun dipilih diambil 10 tanaman contoh untuk mewakili

kondisi kebun tersebut. Pemilihan tanaman contoh dapat dilakukan

mengikuti diagonal atau baris tanaman. Tanaman contoh dapat berupa

tanaman yang sama untuk setiap pengamatan (contoh tetap) atau selalu

berganti setiap pengamatan (contoh tidak tetap). Tanaman contoh tetap

biasanya digunakan untuk mengamati fluktuasi perkembangan OPT

tertentu sedangkan tanaman contoh tidak tetap digunakan untuk

mengetahui kehadiran OPT yang menyerang pertanaman. Untuk petani

Page 25: Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

25

dengan luas kepemilikan kebun yang terbatas sebaiknya pengamatan

dilaksanakan pada seluruh tanamannya.

Hasil pengamatan

Hasil pengamatan adalah populasi OPT sasaran atau tingkat serangannya.

Hasil pengamatan dicatat pada tabel seperti terdapat pada Lampiran 1.

Untuk kemanfaatan hasil pengamatan, sebaiknya pengamatan difokuskan

pada OPT utama di pertanaman jarak pagar setempat, misalnya

Chrysochoris javanus (kepik lembing) dan penyakit Layu Fusarium.

Pemilihan OPT yang akan diamati sepenuhnya tergantung pada kelompok

tani jarak pagar setempat.

Page 26: Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

26

PPPEEENNNGGGEEENNNDDDAAALLLIIIAAANNN OOOPPPTTT JJJAAARRRAAAKKK PPPAAAGGGAAARRR

Prioritas pengendalian OPT tanaman jarak pagar diutamakan pada

tindakan pencegahan yang dimulai dari pemilihan klon unggul dan tahan

terhadap OPT sasaran, menjaga kesehatan tanaman dengan mengatur

kelembaban kebun, sanitasi, pemupukan yang bijaksana. Jika tindakan

tersebut tidak berhasil menekan atau mempertahankan peningkatan

infestasi OPT sasaran, dapat dilaksanakan tindakan berikut :

Uret (Famili Scarabaeidae : Ordo Coleoptera)

Pengendalian secara kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif

cypermethrin, profenofos dan karbofuran. Pengendalian secara mekanis

dengan mengumpulkan uret dan memusnahkannya. Pengendalian hayati

dapat dilakukan dengan aplikasi cendawan Beauveria bassiana.

Thrips (Famili Thripidae : Ordo Thysanoptera)

Pengendalian secara kimiawi berbahan aktif fipronyl atau profenofos

dengan dosis 1 ml/liter atau ekstrak mimba dengan dosis 4 ml/liter.

Sanitasi di areal pertanaman dengan mengumpulkan daun terserang

kemudian dibakar.

Page 27: Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

27

Tungau (Famili Eriophydae dan famili Tarsonemidae : Ordo Acarina)

Pengendalian secara kimiawi menggunakan akarisida berbahan aktif

propargit dan amitras. Sanitasi di areal pertanaman dengan cara

mengumpulkan daun terserang kemudian dibakar.

Kutu bertepung putih (Ferrisia virgata Cockerell)

(Famili Pseudococcidae : Ordo Homoptera)

Pengendalian secara kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif

MIPC. Penggunaan insektisida masih kurang efektif karena telur, nimfa

dan kutu dewasa ditutupi lapisan lilin sehingga cairan insektisida sulit

menembus. Musuh alami kedua kutu ini antara lain : predator Curinus

coerulus dan Coccinella repanda. Sanitasi kebun dilakukan dengan

membuang dan membakar bagian tanaman yang terserang.

Wereng daun (Empoasca sp.) (Famili : Cicadellidae dan Ordo : Homoptera)

Varietas tanaman jarak pagar yang memiliki kandungan karoten rendah

lebih toleran atau memiliki lapisan lilin pada bunganya kurang disukai

wereng. Jadi penanaman varietas ini bisa mencegah serangan disamping

aplikasi insektisida yang mengandung imidaklorit, betasiflutrin dan

karbosulfan pada pembibitan atau penggunaan insektisida sistemik yang

direkomendasikan.

Page 28: Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

28

Ulat grayak (Spodoptera litura)

(Famili : Noctuidae dan Ordo : Lepidoptera)

Untuk mengatasi ulat grayak ini agak sulit karena seringkali serangan

terjadi secara mendadak dan tidak diduga sebelumnya. Namun

pengendalian dengan memadukan berbagai cara pengendalian, antara

lain pengendalian secara mekanis dengan mengumpulkan kelompok telur

dan larva instar awal, kemudian dimusnahkan; musuh alami yang ada di

lapangan, misalnya parasit telur Telenomus spodopterae, parasit larva

Microplitis manilae, predator dari Carabidae, pathogen NPV dan

Borrelinavirus ; Insektisida nabati dari serbuk biji nimba (SBM); bila

populasi tinggi dapat digunakan bio-pestisida yang berbahan aktif Bacillus

thuringiensis atau virus Spodoptera litura-NPV; atau insektisida sistemik

yang direkomendasikan.

Belalang Daun (Famili Acrididae : Ordo Orthoptera)

Pengendalian secara kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif

MIPC dan BPMC. Pengendalian secara hayati menggunakan cendawan

Metarhizium sp. atau Beauveria bassiana. Pengendalian secara mekanis

dengan mengumpulkan telur, nimfa dan imago kemudian dimusnahkan.

Pengendalian secara kultur teknis dengan tidak menanam tanaman inang

lain seperti jagung dan kacang-kacangan.

Page 29: Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

29

Kepik Lembing (Chrysochoris javanus Westw)

(Famili Pentatomidae : Ordo Hemiptera)

Pengendalian secara kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif

imidachlorpid dan MIPC. Pengendalian dengan pestisida nabati dapat

menggunakan ekstrak mimba. Pengendalian secara mekanis dilakukan

dengan mengumpulkan telur, nimfa dan imago kemudian dimusnahkan.

Pengendalian secara kultur teknis dengan tidak menanam tanaman inang

lain seperti padi, jagung, kacang-kacangan, jenis solanaceae di sekitar

areal pertanaman.

Penyakit Bercak Daun Coklat.

Menggunakan varietas tahan dan toleran. Pengendalian penyakit dapat

menggunakan fungisida berbahan aktif karbendazim atau mankozeb.

Sering melakukan sanitasi kebun dengan membuang dan memusnahkan

bagian tanaman terserang penyakit.

Penyakit layu Fusarium.

Untuk pencegahan pilih benih dan bibit yang sehat. Perlakuan benih

dengan merendam biji dalam larutan fungisida berbahan aktif

karbendazim. Penggunaan varietas tahan atau toleran, perbaikan saluran

drainase untuk mencegah penggenangan air di sekitar tanaman dan

membakar sampah atau bagian tanaman yang terinfeksi juga dapat

menekan perkembangan penyakit layu fusarium.

Page 30: Hama Penting Pada Tanaman Jarak Pagar

30

Untuk pengendalian di lapangan pengendalian dapat menggunakan

fungisida berbahan aktif karbendazim. Sanitasi kebun dilakukan dengan

cara membersihkan gulma, membuang dan membakar bagian tanaman

yang sakit.

Penyakit Bercak Daun Bakteri

Dikendalikan dengan sanitasi, perlakuan biji yang akan digunakan

sebagai bibit dan insektisida.

Gulma

Bibit jarak pagar peka terhadap persaingan dengan gulma selama awal

pertumbuhannya. Oleh karena itu pengendalian gulma baik secara

mekanis atau dengan herbisida dianjurkan selama fase awal penanaman.

Gulma yang berada dalam polybag perlu dibersihkan / dicabut dengan

interval 2 minggu sekali agar tidak mengganggu perakaran dan

pertumbuhan bibit.

Seperti halnya di pembibitan, tanaman jarak pagar yang masih muda

sangat peka terhadap pengaruh gulma di sekitar perakarannya. Untuk

itu penyiangan gulma perlu dilakukan pada 20 hari setelah tanam,

selanjutnya dilakukan sekali dalam 3-4 bulan.

Hasil pengendalian yang dilakukan dapat dicatat seperti pada tabel

seperti terdapat pada Lampiran 2.