3
HAM dalam perspektif pendidikan Islam Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada diri manusia sejak awal dilahirkan bahkan dalam janin yang berlaku seumur hidup dan tidak bisa diganggu gugat oleh siapa pun. Melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Hak Asasi Manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus permasalahan seputar Hak Asasi Manusia yaitu komnas HAM. Kasus pelanggaran HAM di Indonesia memang masih banyak yang belum terselesaikan hingga tuntas sehingga perkembangan HAM di Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih baik. Salah satu tokoh HAM di Indonesia adalah Munir yang meninggal dibunuh diatas pesawat udara saat menuju Belanda. Kisah nyata dalam perjuangan HAM tersebut menjadi contoh betapa beratnya menegakan HAM khususnya di Indonesia. Disini saya akan menjelaskan tentang HAM dalam perspektif pendidikan Islam dimana dalam pendidikan ini sering kita jumpai kekerasan fisik ataupun pendeskriminasian terhadap peserta didik. Sebagai seorang guru dengan adanya HAM ini ruang lingkupnya semakin sempit dan dibayang- bayangi HAM dimana saat murid melakukan kesalahan si Guru tidak biasa melakukan tindakan kekerasan baik fisik ataupun nonfisik karena itu melanggar Hak Asasi Manusia dan bisa jadi si guru dilaporkan pada komnas HAM. Sedangkan dalam Islam sendiri mendidik anak itu darus dengan beberapa metode yaitu salah satunya dengan kekerasan yaitu dengan memarahi si anak jika melakukan kesalahan dan jika terus berulangkali melakukan kesalahan maka guru boleh melakukan kekerasan fisik tapi itu semata-mata hanya untuk mendidik anak agar menjadi lebih baik dan tidak mengulangi kesalahan yang sama terus-menerus. Karena jika anak terus dibiarkan dalam kesalahan maka si gurunya pun ikut campur dan terbawa terhadap kesalahan yang dibuat si anak. Penangkalan dalam hal pendidikan ini masih menjadi diskurs intelektual dikarenakan HAM terlalu bersifat gelobal dan terlalu bebas sehingga hukum-hukum yang ada di Indonesia seperti yang bertentangan dengan HAM tersebut begitupun dengan Pendidikan Islam selain ada perbedaan juga ada persamaannya dampak dari menggelobalnya pengertian HAM tersebut.

HAM dalam perspektif pendidikan Islam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HAM dalam perspektif pendidikan Islam

HAM dalam perspektif pendidikan Islam

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada diri manusia sejak awal dilahirkan bahkan dalam janin yang berlaku seumur hidup dan tidak bisa diganggu gugat oleh siapa pun.

Melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Hak Asasi Manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus permasalahan seputar Hak Asasi Manusia yaitu komnas HAM. Kasus pelanggaran HAM di Indonesia memang masih banyak yang belum terselesaikan hingga tuntas sehingga perkembangan HAM di Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih baik. Salah satu tokoh HAM di Indonesia adalah Munir yang meninggal dibunuh diatas pesawat udara saat menuju Belanda.

Kisah nyata dalam perjuangan HAM tersebut menjadi contoh betapa beratnya menegakan HAM khususnya di Indonesia. Disini saya akan menjelaskan tentang HAM dalam perspektif pendidikan Islam dimana dalam pendidikan ini sering kita jumpai kekerasan fisik ataupun pendeskriminasian terhadap peserta didik. Sebagai seorang guru dengan adanya HAM ini ruang lingkupnya semakin sempit dan dibayang-bayangi HAM dimana saat murid melakukan kesalahan si Guru tidak biasa melakukan tindakan kekerasan baik fisik ataupun nonfisik karena itu melanggar Hak Asasi Manusia dan bisa jadi si guru dilaporkan pada komnas HAM. Sedangkan dalam Islam sendiri mendidik anak itu darus dengan beberapa metode yaitu salah satunya dengan kekerasan yaitu dengan memarahi si anak jika melakukan kesalahan dan jika terus berulangkali melakukan kesalahan maka guru boleh melakukan kekerasan fisik tapi itu semata-mata hanya untuk mendidik anak agar menjadi lebih baik dan tidak mengulangi kesalahan yang sama terus-menerus. Karena jika anak terus dibiarkan dalam kesalahan maka si gurunya pun ikut campur dan terbawa terhadap kesalahan yang dibuat si anak.

Penangkalan dalam hal pendidikan ini masih menjadi diskurs intelektual dikarenakan HAM terlalu bersifat gelobal dan terlalu bebas sehingga hukum-hukum yang ada di Indonesia seperti yang bertentangan dengan HAM tersebut begitupun dengan Pendidikan Islam selain ada perbedaan juga ada persamaannya dampak dari menggelobalnya pengertian HAM tersebut.

Terlalu gelobalnya pengertian HAM ini sehingga membuat benturan-benturan dengan Persfektif pendidikan Islam terutama masalah bagaimana cara mendidik yang baik?

Bentuk relevansi HAM dengan pendidikan islam salah satunya tertuang dalam Piagam Madinah yaitu tentang Ketuhanan Yang Maha Esa, Keadilan dan Kesejahteraan Bersama.

meskipun dalam mendidik anak Islam membolehkan dengan jalan kekerasan tapi kekerasan dalam perspektif untuk mendidik sianak dan kekerasan itu haruslah tanpa dilandasi dendam dari siGuru bersangkutan. memukulnyapun harus pelan dan tidak boleh berulang-ulang apalagi sampai murid berdarah-darah atau dengan cara menyiksa si anak karena islam pun melarang berbuat keras terhadap sesama muslim bahkan Nabi Muhamad pun tidak pernah melakukan kekerasan fisik apalagi memukul dengan perasaan dendam pada seseorang.

Nabi Muhamad sebagai Rasul terakhir tidak pernah mengajarkan kekerasan karena rasul adalah sang pengasih yang selalu mengasihi semua makhluk didunia ini.

dalam sebuah Hadits diceritakan:

Page 2: HAM dalam perspektif pendidikan Islam

“Dari Abi Hurairah (beliau berkata), sesungguhnya Aqra’ Bin Habis melihat Nabi saw. mengecup Hasan. Kemudian ia berkata: saya mempunyai sepuluh anak, dan tidak satu kalipun aku mengecup mereka. Lalu Nabi bersabda: orang yang tidak punya belas kasih, maka tidak akan mendapat belas kasih (dari yang lain)”. (HR. Muslim)

memang ada hadits yang seakan-akan memberi peluang untuk melakukan kekerasan tersebut, yakni sabda nabi SAW:

“Perintahkanlah anakmu untuk melakukan shalat ketika ia berusia tujuh tahun. Dan (jika masih belum shalat maka) ’pukullah’ (idhribu) mereka setelah berusia sepuluh tahun. Serta pisahkan mereka (laki-laki dan perempuan) dari tempat tidurnya”. (HR. Abu Daud)

walaupun demikian bukan berarti sipendidik bisa seenaknya melakukan kekerasan pada anak didik, sipendidik harusnya memberi pendidikan dulu samapi si anak paham dan jika si anak sudah paham tapi tidak merealisasikannya barulah sipendidik berhak memukul sianak dengan harapan sianak dapat menjadi terdidik dengan hal tersebut. tapi, walau demikian tetaplah si anak harus diberikan hak-haknya untuk melakukan pembelaan terhadap dirinya. karena, sianak ketika lahir terlahir dalam keadaan fitrah dan yang membuatnya seperti itu mungkin dikarenakan dalam mendidiknya terdapat kesalahan baik dalam pendidikan lingkungan keluraga ataupun sekolah. sebagai mana hadits Rasul:

“Setiap anak terlahir dalam keadaan suci-bersih, maka ayahnya yang akan menjadikan dia Yahudi, Nasrani atau Majusi”. (HR. Baihaqi)

Rudi Rusdiana Dosen STAI DR.KHERZ.MUTTAQIENS menyebutkan beberapa dampak negatif HAM dalam pendidikan. pertama,Guru menjadi tak mempunyai keleluasaan dalam mendidik anak karena terkekang kebebasanya oleh HAM. Kedua, Guru tidak bisa memarahi sianak jika melakukan kesalahan. ketiga, membuat sianak leluasa berbuat seenaknya dan guru tak mampuh membendungnya lagi dikarenakan takut terjerat HAM.

memngang dalam HAM dan persfektif pendidikan Isalm ini terdapat persamaan dan juga terdapat perbedaan dan memang harus begitu. perbedaan janganlah dijadikan beban yang membuat siguru malas dalm mendidik malahan harusnya menjadi pemacu semangat untuk mencari alternatif lain yang lebih baik karena, perbedaan memberikan kita banyak pilihan untuk memilah.